Maka kalau mereka hendak masuk dari pintu-pintu gerbang<n id="1" /> pelataran dalam, mereka harus mengenakan pakaian<x id="i" /> lenan; mereka tidak boleh memakai pakaian bulu domba waktu mereka bertugas di pintu-pintu gerbang pelataran dalam atau waktu menyelenggarakan kebaktian dalam Bait Suci.

Ia mendirikan tembok pelataran<x id="x" /> dalam dari tiga jajar<x id="y" /> batu pahat dan dari satu jajar balok kayu aras.

Kerub-kerub itu berdiri di sebelah selatan Bait Suci, waktu orang itu masuk ke tengah-tengah roda-rodanya; dan segumpal awan memenuhi pelataran dalam.

Imam-imam tidak boleh minum anggur, kalau mereka hendak masuk dalam pelataran dalam.<x id="q" />

Sekeliling pelataran besar ada tembok dari tiga jajar<x id="h" /> batu pahat dan satu jajar balok kayu aras; demikian juga sekeliling pelataran dalam rumah TUHAN dan balainya.

Di depan bilik-bilik itu ada gang menuju ke dalam yang lebarnya sepuluh hasta dan panjangnya seratus hasta dan pintu-pintu masuknya adalah di sebelah utara.<x id="y" />

dan pada hari ia masuk lagi ke tempat kudus,<x id="z" /> ke pelataran dalam, untuk menyelenggarakan kebaktian di tempat kudus, ia harus mempersembahkan korban penghapus dosanya,<x id="a" /> demikianlah firman Tuhan ALLAH.

Imam harus mengambil sedikit dari darah korban penghapus dosa dan membubuhnya pada tiang-tiang Bait Suci dan pada keempat sudut jalur<x id="i" /> keliling yang ada pada mezbah<x id="j" /> dan pada tiang-tiang pintu gerbang pelataran dalam.

Pada hari yang ketiga Ester mengenakan pakaian<x id="j" /> ratu, lalu berdirilah ia di pelataran dalam istana raja, tepat di depan istana raja.<x id="k" /> Raja bersemayam di atas takhta kerajaan di dalam istana, berhadapan dengan pintu istana itu.

Dia mengulurkan sesuatu yang berbentuk tangan<x id="b" /> dan dipegang-Nya jambul kepalaku. Lalu Roh itu mengangkat<x id="c" /> aku ke antara langit dan bumi dan membawa aku dalam penglihatan-penglihatan<x id="d" /> ilahi ke Yerusalem<n id="1" /> dekat pintu gerbang pelataran<x id="e" /> dalam yang menghadap ke utara, di mana terdapat berhala cemburuan,<x id="f" /> yang menimbulkan cemburu itu.

Kemudian dibawa-Nya aku ke pelataran<x id="v" /> dalam rumah TUHAN; sungguh, dekat jalan masuk ke bait TUHAN, di antara balai Bait Suci dan mezbah<x id="w" /> ada kira-kira dua puluh lima orang laki-laki, yang membelakangi bait TUHAN dan menghadap ke sebelah timur sambil sujud pada matahari<x id="x" /> di sebelah timur.<x id="y" />

Beginilah firman Tuhan ALLAH: Pintu gerbang pelataran<x id="t" /> dalam yang menghadap ke sebelah timur<x id="u" /> haruslah tertutup selama enam hari kerja, tetapi pada hari Sabat supaya dibuka; pada hari bulan baru<n id="1" /><x id="v" /> juga supaya dibuka.

"Semua pegawai raja serta penduduk daerah-daerah kerajaan mengetahui bahwa bagi setiap laki-laki atau perempuan, yang menghadap raja di pelataran dalam dengan tiada dipanggil,<x id="a" /> hanya berlaku satu undang-undang,<x id="b" /> yakni hukuman mati. Hanya orang yang kepadanya raja mengulurkan tongkat emas,<x id="c" /> yang akan tetap hidup. Dan aku selama tiga puluh hari ini tidak dipanggil menghadap raja."