mukaku merah karena menangis,<x id="q" /> dan bulu mataku<x id="r" /> ditudungi kelam pekat,

(30-6) Sebab sesaat<x id="g" /> saja Ia murka,<x id="h" /> tetapi seumur hidup<x id="i" /> Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan,<x id="j" /> menjelang pagi<x id="k" /> terdengar sorak-sorai.

Aku akan bersorak-sorak<x id="r" /> karena Yerusalem, dan bergirang<x id="s" /> karena umat-Ku; di dalamnya tidak akan kedengaran lagi bunyi tangisan<x id="t" /> dan bunyi erangpun tidak.

Orang Israel menangisi Musa di dataran Moab<x id="z" /> tiga puluh hari<x id="a" /> lamanya. Maka berakhirlah hari-hari tangis perkabungan<x id="b" /> karena Musa itu.

Ketika bangsa itu datang ke Betel dan tinggal di situ di hadapan Allah sampai petang, maka merekapun menyaringkan suaranya menangis dengan sangat keras,

Baru saja ia habis berkata, datanglah anak-anak raja itu. Mereka menangis dengan suara nyaring. Juga raja dan semua pegawainya menangis dengan amat keras<n id="1" />.

"Ah TUHAN, ingatlah kiranya,<x id="d" /> bahwa aku telah hidup<x id="e" /> di hadapan-Mu dengan setia<x id="f" /> dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mata-Mu." Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat.

Orang tidak dapat lagi membedakan mana bunyi sorak-sorai kegirangan<x id="x" /> dan mana bunyi tangis rakyat, karena rakyat bersorak-sorai dengan suara yang nyaring, sehingga bunyinya kedengaran sampai jauh.

Dengar! Di atas bukit-bukit<x id="m" /> gundul kedengaran tangis<x id="n" /> memohon-mohon dari anak-anak Israel, sebab mereka telah memilih jalan yang sesat, dan telah melupakan<x id="o" /> TUHAN, Allah mereka.

Sungguh, orang mendaki pendakian Luhit<x id="j" /> sambil menangis. Sungguh, di jalan turun ke Horonaim<x id="k" /> orang mendengar teriak karena ditimpa bencana.

Dan inilah yang kedua yang kamu lakukan: Kamu menutupi mezbah TUHAN dengan air mata,<x id="h" /> dengan tangisan dan rintihan,<x id="i" /> oleh karena Ia tidak lagi berpaling<x id="j" /> kepada persembahan dan tidak berkenan menerimanya dari tanganmu.<x id="k" />

Ia berkata: "Ah TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup<x id="q" /> di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati<x id="r" /> dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mata-Mu.<x id="s" />" Kemudian menangislah<x id="t" /> Hizkia dengan sangat.

Menangis dan merintihlah karena gunung-gunung, dan merataplah karena padang rumput di gurun,<x id="g" /> sebab semuanya sudah tandus sampai tidak ada orang yang melintasinya, dan orang tidak mendengar lagi suara ternak; baik burung-burung di udara<x id="h" /> maupun binatang-binatang, semuanya telah lari dan sudah lenyap.

Beginilah firman TUHAN: Dengar! Di Rama<x id="l" /> terdengar ratapan, tangisan yang pahit pedih: Rahel menangisi<n id="1" /> anak-anaknya, ia tidak mau dihibur<x id="m" /> karena anak-anaknya, sebab mereka tidak ada lagi.<x id="n" />