Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 21 - 40 dari 57 ayat untuk ibunya (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.27) (Kid 3:11) (full: KELUARLAH DAN TENGOKLAH RAJA SALOMO. )

Nas : Kid 3:11

Akibat syafaat Batsyeba, ibu Salomo, dan nabi Natan, Salomo ditampilkan dan ditahbiskan sebagai raja di hadapan umum (1Raj 1:22-40). Rupanya ketika ditahbiskan menjadi raja, Salomo sudah menikah dan memakai mahkota yang dikenakan kepadanya oleh ibunya. Juga tercantum janji-janji perjanjian Allah (2Sam 7:13-16;

lihat art. PERJANJIAN ALLAH DENGAN DAUD).

(0.27) (Yoh 19:27) (jerusalem: Inilah ibumu) Perkataan ini ditempatkan dalam rangka berbagai kutipan dari Perjanjian Lama (Yoh 19:24,28,36,37). Tegur sapa yang ganjil "Wanita" (terj.: ibu, bdk Yoh 2:4+) mengingatkan "wanita" pertama. Maka dari itu penginjil kiranya menganggap tindakan Yesus di kayu salib sebagai suatu yang lain dari sikap baik seorang anak terhadap ibunya. Ia mengerti perkataan Yesus sebagai pemakluman tentang keibuan rohani Maria, Hawa yang baru; ia menjadi ibu sekalian orang beriman, yang dilambangkan oleh murid yang dikasihi Yesus, bdk Yoh 15:10-15.
(0.22) (Kej 3:15) (jerusalem: permusuhan) Ayat ini menyatakan adanya permusuhan antara keturunan ular dan keturunan perempuan. Dengan demikian manusia dilawankan dengan Iblis serta "keturunannya". Secara samar-samar ayat ini juga berbicara tentang kemenangan terakhir yang akan diperoleh manusia. Ini sinar pertama dari keselamatan mendatang, Pra-Injil. Dalam terjemahan Yunani anak kalimat: engkau akan meremukkan tumitnya, mulai dengan kata ganti diri: dia, yang mengenai seorang laki-laki. Menurut terjemahan itu kemenangan terakhir tidak akan diperoleh oleh keturunan perempuan (umat manusia) pada umumnya, melainkan oleh salah seorang keturunannya. Terjemahan itu menjadi dasar tafsiran yang langsung menghubungkan ayat ini dengan Mesias. Tafsiran itu sangat digemari para pujangga Gereja. Mesias tidak dapat dipisahkan dari ibuNya. Ini terungkap dalam terjemahan Latin yang berbunyi: ipsa conteret (Ia - seorang perempuan - akan meremukkan), sehingga ayat ini dihubungkan dengan Maria. Tafsiran yang terkandung dalam terjemahan Latin itu menjadi tradisionil dalam Gereja katolik.
(0.22) (Kid 3:1) (jerusalem) Ayat-ayat ini merupakan sebuah kesatuan. Padanya ditambah, Kid 3:5, sebuah ulangan yang terdapat pula dalam Kid 2:7 dan Kid 8:4. Bagian ini dapat dibubuhi dengan judul: Kekasih yang hilang, tetapi ditemukan kembali. Jadi temanya sama dengan tema dalam Kid 1:7-8; 5:2-8: mempelai perempuan mencari kekasihnya. Adegan Kid 3:1-4 ini terjadi di dalam kota di waktu malam hari. Seorang gadis yang di tengah malam berkeliling di kota dan yang nekat membawa kekasihnya kepada ibunya, tentu saja tidak sesuai dengan adat-istiadat bangsa Ibrani. Maka ada, misalnya penterjemah Indonesia, yang berkata bahwa apa yang dimaksud ialah sebuah mimpi gadis itu. Tetapi baik para pesajak maupun orang yang jatuh cinta suka mengkhayal hal yang tidak masuk akal. Nekatnya dalam mencari kekasih dan tidak maunya melepaskannya lagi sebenarnya cinta yang berkobar-kobar.
(0.22) (Luk 1:15) (jerusalem) Ayat ini diinspirasikan oleh beberapa ayat dari perjanjian lama khususnya ayat-ayat yang berbicara tentang "kenaziran", bdk Bil 6:1, ialah keadaan orang yang dengan sebuah nazar menguduskan diri kepada Allah. Selama nazar itu berlaku orang itu tidak boleh memangkas rambutnya, tidak boleh minum minuman beragi dan tidak boleh minum mendekati mayat, bdk Hak 13:4,5
(0.22) (2Taw 22:1) (sh: "Like father like son" -- Seperti bapaknya begitulah anaknya (Rabu, 26 Juni 2002))
"Like father like son" -- Seperti bapaknya begitulah anaknya

Peribahasa ini hendak mengatakan bahwa kerap kali suatu generasi penerus mewarisi prinsip, sikap, dan gaya hidup para pendahulunya. Peribahasa ini tepat sekali bagi Ahazia. Semua yang buruk dan jahat pada diri dan kelakuan Yoram ada padanya. Sama seperti ayahnya, ia juga berada di bawah bayang-bayang ibunya, Atalya, yang begitu kuat mendominasi kehidupan keluarga raja Yosafat. Praktik penyembahan dewa-dewa asing makin marak dan subur di seluruh Yudea. Ibadah tersebut adalah ibadah kesuburan yang dipercaya bisa memberikan berkat kepada para penyembahnya. Kita tidak tahu persis perbuatan-perbuatan tak bermoral apa yang dilakukannya, tetapi bahwa "ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN sama seperti keluarga Ahab" sudah menolong kita untuk dapat memperkirakan perilaku kehidupannya.

Ia juga suka melakukan petualangan politik dengan mencoba memanfaatkan kondisi melemahnya kekuatan negara-negara besar di sekitar mereka seperti Mesir, Aram, dan Asyur. Ia bersekutu dengan Yoram bin Ahab menyerbu Aram. Kelemahan-kelemahan pribadi Ahazia semakin diperparah oleh para penasihat yang tak lebih adalah para penjilat pencari keuntungan yang tidak mempedulikan nasib seluruh bangsa dan nasib raja. Tidak banyak catatan yang bisa kita peroleh tentang Ahazia karena masa pemerintahannya hanya setahun. Masa yang singkat yang tidak dipergunakan dengan baik oleh Ahazia, mungkin karena dominasi ibunya sedemikian mencengkeramnya sehingga ia tidak bisa lepas. Jadi, pepatah yang lebih tepat adalah "seperti bapa, seperti ibu, seperti itu pula anak." Tidak ada pembaruan hidup terjadi jika seseorang tidak bertaut erat dengan Tuhan. Secara resmi Ahazia adalah seorang raja dari negara yang teokratis, tetapi pada kenyataannya ia sama sekali tidak mengindahkan apa pun yang Tuhan keh endak i.

Renungkan: Lingkungan berpengaruh besar membentuk hidup. Namun, sikap dan kelakuan seseorang adalah pilihannya sendiri, lingkungan tidak bisa dikambinghitamkan. Kesalahan yang kita warisi adalah kesalahan yang kita ambil bagi diri sendiri. Tentang hal itu kita harus bertanggung gugat di hadapan Allah.

(0.22) (Ayb 23:1) (sh: Di manakah Allah pembelaku? (Sabtu, 18 Desember 2004))
Di manakah Allah pembelaku?

Seorang anak diejek teman-temannya sebagai anak haram. Ia pulang ke rumah sambil menangis. Ia bertanya kepada ibunya. Sang ibu menjawab, "Nak, ucapan teman-temanmu tidak benar. Ayahmu memang telah tiada tetapi ibu ada di sisimu."

Pada pasal ini, perasaan Ayub mirip dengan perasaan anak tersebut yaitu membutuhkan kepastian. Ayub sepertinya tidak tahu harus bagaimana lagi menjawab dakwaan Elifas. Ia merasa tidak ada gunanya berbantah-bantah lagi dengan sahabatnya itu, yang tidak lagi mendukungnya. Oleh karena itu, Ayub mengarahkan pengharapannya kepada Allah. Ayub mengharapkan Allah bersedia mendengarkan pembelaan dirinya, bahkan berkenan pula menjawabnya (ayat 3-7). Ayub yakin bahwa ia tidak bersalah. Ayub juga yakin kalau Allah memeriksanya, maka Allah pun akan menemukan demikian (ayat 10-12). Persoalan yang muncul di sini adalah adanya perbedaan kepastian antara Ayub dengan anak tersebut. Kalau anak itu mendapatkan jawaban pasti dan langsung dari kata penghiburan ibunya, maka Ayub meragukan dapatkah ia bertemu dengan Allah (ayat 8-9)? Apakah Allah mau menerima semua pertanyaannya? Kalau Allah memang sudah menetapkan bahwa ia patut menerima dan mengalami penderitaan itu. Apakah mungkin Allah mau berubah pikiran (ayat 13-17)? Mungkinkah Allah menjadi pembelanya? Berbagai pikiran dan harapan itu berkecamuk menyedot Ayub ke dalam pusaran kecemasan.

Bergumul dengan penderitaan baik secara fisik maupun rohani memang tidak mudah. Penderitaan ini bertambah berat kalau orang-orang terdekat tidak bersimpati dengan penderitaan kita, malahan melontarkan berbagai gosip dan fitnah yang salah. Apalagi kalau yang tidak bersimpati itu adalah keluarga sendiri. Saat Anda merasa sendiri di tengah penderitaan, lebih baik Anda mencari Allah sebagai pembela. Meskipun mungkin Anda sempat meragukan kesediaan Allah membela, ingatlah bahwa Allah tidak pernah meninggalkan Anda.

Bersyukur: Syukur kepada Allah, sebagai anak Tuhan kita memiliki Yesus yang akan membela perkara kita di hadapan Allah.

(0.22) (Ams 31:1) (sh: Nasihat ibu bagi seorang raja (Kamis, 9 November 2000))
Nasihat ibu bagi seorang raja

Seorang pemimpin yang bijaksana, adil, arif, dan benar menjadi dambaan setiap orang yang dipimpinnya. Kehidupan seorang pemimpin yang demikian tak lepas dari berbagai pengaruh, pembentukan, nasihat dari orang-orang di sekitarnya. Demikian pula dengan Lemuel, raja Masa yang menjadi tumpuan harapan ibunya dan rakyat yang dipimpinnya. Oleh karena itu ibunya berpesan beberapa hal penting bagi Lemuel, dan selayaknya juga menjadi perhatian bagi setiap pemimpin segala zaman.

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan seorang pemimpin yang ingin berhasil adalah: Pertama, jangan dikuasai perempuan. Beberapa pemimpin yang dahulunya berhasil, kemudian rusak namanya karena seorang `perempuan' yang hadir dalam hidupnya, sehingga beritanya tersiar kemana-mana dan mempermalukan dirinya, keluarganya, dan orang-orang yang dipimpinnya. Menghadirkan seorang `perempuan' biasanya juga menjadi strategi seorang musuh yang paling jitu untuk menjatuhkan kedudukan lawannya. Waspadalah! Kedua, jangan dikuasai anggur, minuman keras, dan narkoba. Kecanduan membuat hilang pikiran sehat, mudah dipengaruhi, dan berumur pendek. Betapa ironisnya bila seorang pemimpin meninggal bukan karena memperjuangkan nama bangsa dan negaranya, namun karena berjuang mengatasi kecanduan dirinya sendiri terhadap obat-obatan dan minuman keras. Bagaimana ia dapat memimpin orang lain dengan baik bila gagal memimpin dirinya sendiri. Ketiga, adil terhadap yang tertindas. Hal ini biasanya diabaikan seorang pemimpin yang telah mendapatkan banyak dukungan. Ia melupakan hak orang lemah, orang miskin, dan orang tertindas. Mereka yang diabaikan haknya tidak akan tinggal diam, mereka mungkin mengadakan pemberontakan untuk menuntut keadilan.

Di negara kita banyak terjadi pemberontakan arus bawah yang diabaikan haknya, sehingga mereka mengadakan aksi menuntut keadilan. Hal ini pun dapat menggoyahkan pemerintahan seorang pemimpin. Namun seorang pemimpin yang berhasil adalah yang mampu mengendalikan dirinya terhadap segala godaan yang mengancam kedudukannya.

Renungkan: Mewaspadai diri dari segala godaan yang menghancurkan, adalah sikap pemimpin sejati.

(0.22) (Yer 20:7) (sh: Teladan Yeremia (Minggu, 1 Oktober 2000))
Teladan Yeremia

Sepintas Yeremia nampak seperti orang yang tidak menyenangkan karena selalu cemberut, selalu mengeluh, dan selalu memberitakan penghukuman. Ketika kita membaca kata-kata Yeremia kepada Allah setelah ia dipasung oleh imam Pasyur, hampir selalu terdengar sungut-sungut atau keluhan di dalam perkataannya. Puncak keluhan Yeremia terjadi ketika ia mengharapkan ibunya melakukan aborsi saat ia masih dalam kandungan (17) dan menyesali mengapa ia keluar dari kandungan ibunya hidup-hidup (18).

Harus diakui bahwa kehadiran orang yang selalu mengeluh akan membuat kita lelah dan jengkel. Namun demikian dari keluhan-keluhan Yeremia kita bisa mendapatkan 2 pengajaran. Pertama, segala sesuatu yang dikeluhkan berdasarkan kenyataan. Dia sungguh-sungguh kesakitan dan didera berbagai kesulitan. Bila dibandingkan dengan kehidupan Yeremia, kehidupan kita bagaikan kebun bunga mawar. Seandainya kita berada dalam posisi Yeremia, kita pun pasti melakukan apa yang ia lakukan. Yeremia memberikan teladan yang indah buat kita yaitu meskipun banyak mengeluh karena sering mengalami depresi dan tekanan mental, ia tetap setia kepada Allah. Ia tetap memberitakan firman-Nya meskipun ia tahu bahwa mereka tidak akan mendengarkan, bahkan akan semakin mengalami kesulitan dan kesakitan. Yeremia tetap berkomitmen kepada Allah walaupun masalah menggunung. Kedua, ketika Yeremia mengeluh, Allah mendengarkan. Allah tidak menjadi marah atau kehilangan kesabaran sehingga menganggap sepi keluhannya.

Renungkan: Situasi dan kondisi bangsa kita berpotensi untuk menyebabkan Kristen mengalami apa yang dialami oleh Yeremia. Karena itu, ketika kita mengalami kepedihan dan kesakitan carilah telinga Allah. Ketika sesama kita yang mengalami kepedihan dan kesakitan,

jadilah telinga Allah bagi mereka.

Bacaan untuk Minggu ke-16 sesudah Pentakosta Yehezkiel 33:7-9 Roma 13:8-10 Matius 18:15-20 Mazmur 119:33-40 Lagu: Kidung Jemaat 438

(0.22) (1Yoh 2:18) (sh: Tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran (Rabu, 6 Desember 2000))
Tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran

Suatu malam seorang gadis cilik sedang berada di kamar tamu, tiba- tiba ia memecahkan pajangan porselen yang ditempatkan di sebuah rak. Ia sangat ketakutan dan segera menyelinap ke luar sebelum seorang pun memergokinya. Ketika ia bermaksud menyembunyikan kesalahannya, ia teringat ajaran ibunya bahwa dusta adalah dosa. Setelah ia merenungkannya, ia menceritakan semua kejadian itu kepada ibunya.

Dusta bukan sekadar perkataan tidak jujur seperti perenungan gadis cilik di atas, namun dusta adalah segala bentuk penyangkalan terhadap kebenaran, karena itu pendusta adalah musuh Allah. Di dalam dirinya tidak ada kebenaran dan segala tindakannya melawan kebenaran, inilah yang disebut antikristus. Mereka menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus dan berarti mereka pun menyangkal Allah Bapa yang mengutus-Nya (12-13). Kapan antikristus mulai muncul? Sebelum surat Yohanes ditulis pun sudah banyak antikristus (18). Sepintas mereka tidak dapat dibedakan dari orang benar, karena mereka termasuk `jemaat' (19). Mereka mungkin beribadah, melayani, mengajar, dan berdoa bersama-sama orang benar. Tetapi sesungguhnya mereka tidak sungguh-sungguh orang benar. Mereka menentang Kristus, menyesatkan dengan pengajaran yang menyimpang dari kebenaran, dan mereka adalah pendusta.

Apakah antikristus dapat dibedakan dari orang benar? Orang yang mengetahui kebenaran dapat membedakan mana kebenaran dan mana pendusta (21). Setelah kita mengetahui, kita dapat bersikap waspada terhadap ajarannya. Pengajar kita hanyalah satu yaitu Yesus Kristus yang telah nyata kebenaran-Nya dalam firman-Nya. Kita harus tetap berpegang kepada kebenaran firman Tuhan dan kuasa Roh Kudus, sehingga kita tidak disesatkan oleh berbagai pengajaran yang tidak benar. Dengan tetap tinggal di dalam firman, berarti kita tinggal di dalam Yesus, dan kita akan memiliki hidup yang kekal.

Renungkan: Kristen yang sungguh-sungguh belajar firman Tuhan dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari tidak akan tergoyahkan oleh ajaran- ajaran yang menyesatkan, karena ia dapat membedakan dusta dan kebenaran. Jadilah Kristen yang profesional, yang sungguh-sungguh mengerti mengapa Anda menjadi Kristen!

(0.19) (1Raj 2:13) (sh: Singkirkan perasaan, emosi, dan rasa sungkan (Kamis, 27 Januari 2000))
Singkirkan perasaan, emosi, dan rasa sungkan

Keterlibatan orang yang kita kasihi atau orang yang pernah berjasa dan mempunyai kedudukan penting di masyarakat, sering menghalangi kita untuk bersikap tegas menolak dan memberantas hal-hal yang tidak benar.

Dalam perikop ini Salomo hampir terjebak dalam situasi seperti di atas ketika menghadapi Adonia dan Abyatar. Adonia memakai segala cara dan akal untuk menduduki takhta Daud, walaupun ia tahu bahwa Salomo menjadi raja karena kehendak Allah. Ia mengetahui bahwa salah satu penyebab kegagalan manuvernya adalah peran serta Batsyeba, istri yang paling dikasihi oleh Daud. Karena itu ia berpikir tentunya Salomo merasa berhutang budi kepada ibunya dan akan mengabulkan permintaannya seperti yang dilakukan oleh Daud. Namun hasilnya adalah Salomo dengan tegas menolak permintaan ibunya., karena ia tahu bahwa Adonia ingin mendapatkan legitimasi/pengesahan untuk kedudukannya dengan cara memperistri Abisag. Menurut tradisi zaman itu, memperistri istri raja sama dengan menduduki takhta raja (2Sam. 6:21-23). Karena itulah Salomo dengan tegas menolak, bahkan membunuh Adonia. Sebab tidak hanya kedudukan Salomo terancam, Adonia pun sudah meremehkan kemurahan Salomo dan menentang kehendak Allah. Hal yang demikian bila dibiarkan akan menimbulkan masalah yang lebih besar karena ia adalah orang besar.

Demikian juga terhadap Abyatar, Salomo memecat dan mengusirnya, walaupun ia pernah berjasa terhadap Daud. Alasan Salomo adalah mencegah preseden/contoh yang buruk bagi kelanjutan perjalanan bangsa Israel. Sebagai seorang imam, pastilah ia mempunyai pengaruh yang besar bagi masyarakat. Siapa pun, jika menentang kehendak Allah dan membahayakan stabilitas masyarakat harus ditindak tegas. Salomo memberikan teladan yang indah. Ia bertindak tidak berdasarkan perasaan, emosi, atau rasa sungkan, karena ia mampu melihat dengan jelas dan obyektif setiap permasalahan dan menempatkannya pada proporsinya.

Renungkan: Dalam menghadapi situasi seperti Salomo, Kristen seringkali menjadi lemah, berkompromi., dan cenderung mengorbankan masyarakat luas daripada menindaktegas orang-orang tertentu yang jelas bersalah. Melihat segala sesuatu secara obyektif, meletakkan setiap permasalahan pada porsinya dan berani bertindak tegas adalah tiga hal utama yang perlu ditumbuhkembangkan dalam masyarakat kita.

(0.19) (Mzm 71:1) (sh: Tempat perlindungan yang teduh (Jumat, 19 Oktober 2001))
Tempat perlindungan yang teduh

Kesusahan dan malapetaka tidaklah akan menghancurkan kehidupan umat Tuhan, karena di balik semuanya itu, Tuhan sedang berkarya dan membalikkan keadaan umat-Nya. Demikianlah kesaksian dari mazmur ini.

Mazmur ini secara umum merupakan doa permohonan yang menegaskan bahwa mereka yang berlindung kepada Tuhan tidak akan mendapat malu, karena mereka akan senantiasa mengalami penyertaan Tuhan di sepanjang umur hidupnya (ayat 1, 13, 24). Allah ada dekat mereka sejak dalam kandungan ibunya hingga keluar dari perut ibunya (ayat 6), sejak masa kanak-kanak hingga bertumbuh menjadi seorang pemuda (ayat 5, 17). Dan kasih setia-Nya akan terus berlangsung hingga masa tuanya, ketika kekuatan mereka telah memudar dan rambutnya memutih (ayat 9, 18).

Tuhan tidak akan membiarkan mereka yang berlindung pada-Nya terus tenggelam ke dalam berbagai kesulitan yang mereka hadapi. Tuhan akan menjadi pengharapan dan kepercayaan mereka (ayat 5) di tengah berbagai ancaman, cengkeraman, dan rancangan jahat orang-orang fasik yang mengikhtiarkan kecelakaan mereka, mengincar nyawa, serta memusuhi jiwa mereka (ayat 4, 10, 13). Tuhan adalah gunung batu yang menjadi tempat perlindungan dan pertahanan yang teduh dan kuat bagi mereka (ayat 3, 4, 7). Hal seperti ini tidaklah dialami oleh orang fasik. Tuhan akan membuat mereka malu, tersipu- sipu, berselubung cela dan noda, hingga akhirnya habis lenyap (ayat 13, 24). Sebab Tuhanlah sumber keadilan (ayat 2, 19).

Respons mereka atas perlindungan dan keadilan Tuhan adalah: [1] memuji-Nya dengan sorak-sorai dan nyanyian syukur (ayat 6, 8, 22- 23); [2] menceritakan dan memberitakan keadilan, keselamatan, kuasa, keperkasaan, dan perbuatan Tuhan yang ajaib sepanjang kehidupan mereka (ayat 15-18, 24).

Renungkan: Tuhan tidak akan membiarkan kita terus tenggelam dalam problematika kehidupan. Ia akan mengangkat kita dari sana. Ia akan menghiburkan, memberikan keadilan, dan membuat kita menjadi semakin besar dan kuat melalui semuanya itu. Ia adalah tempat perlindungan yang teduh. Dasar rasa aman kita yang sejati tidaklah dibangun di atas harta, pendidikan, prestasi, relasi atau segala upaya kita, melainkan pada Tuhan yang melindungi dan memberikan keadilan.

(0.19) (Ams 23:17) (sh: Berontak dan anggur, penghancur masa depan (Sabtu, 28 Oktober 2000))
Berontak dan anggur, penghancur masa depan

Zaman kini semakin sulit kita menemukan anak yang patuh dan hormat pada orang-tua. Berbeda dengan puluhan tahun lalu, dimana seorang anak tak punya hak berpendapat atau menolak kemauan orang-tuanya. Orang-tua memiliki otoritas penuh terhadap anak-anaknya. Sekarang terjadi sebaliknya, orang-tua tidak memiliki keberanian menolak permintaan anaknya sekalipun permintaan tersebut akan mencelakakan jiwa anaknya atau membawa aib buat keluarganya.

Dalam bagian ini penulis Amsal lebih banyak menujukan nasihatnya kepada anak-anak. Anak-anak harus mendengarkan didikan ayahnya dan menghormati ibunya, agar ayah dan ibunya bersukacita karena mereka. Tak ada kebahagiaan lain bagi orang-tua kecuali melihat anak-anaknya hidup benar dan bijak. Namun mengapa terlebih sering dijumpai anak yang mengecewakan orang-tuanya? Mereka memberontak dan memilih jalannya sendiri. Mereka menganggap apa yang mereka pilih lebih modern, lebih asyik, lebih heboh, lebih menantang, dll. Mereka berpendapat bahwa pandangan orang-tua tidak lagi sesuai dengan dunia mereka sekarang. Itulah sebabnya mereka tidak lagi menghargai dan menghormati orang-tua. Padahal pemberontakan adalah penghancur masa depan mereka. Oleh karena itu anak-anak perlu menyadari betapa berharganya didikan orang tua untuk mengetahui jalan yang benar dan tepat bagi mereka. Bila anak-anak hidup takut akan Tuhan maka masa depannya pasti dipimpin Tuhan.

Anggur pun penghancur masa depan seseorang. Warnanya yang menggiurkan dan rasanya yang nikmat menjerumuskan orang-orang ke dalam kenikmatan palsu yang menyesatkan. Sesaat mereka melupakan masalah dan pergumulan hidup, terbuai dalam lamunan kosong tiada isi. Matanya melihat hal-hal yang aneh dan hatinya mengucapkan kata-kata yang kacau (33). Mereka tidak lagi menyadari apa yang terjadi pada dirinya, karena dia sedang menipu dirinya sendiri (34-35). Dalam keadaan seperti ini mereka tidak lagi berpikir sehat dan bekerja dengan baik, karena pikiran dan hati yang mengontrol hidup mereka telah kosong.

Renungkan: Berontak dan anggur adalah bahaya besar bagi generasi muda bangsa kita, karena akan menghancurkan masa depan mereka. Marilah bersama kita perangi keduanya!

(0.19) (Mat 20:1) (sh: Anugerah bukanlah upah (Sabtu, 24 Februari 2001))
Anugerah bukanlah upah

Seorang anak asuh yang biasanya malas membantu orang-tuanya, tiba-tiba menjadi sangat rajin dan bersemangat membersihkan rumah. Di akhir minggu itu ibunya menemukan secarik kertas bertuliskan jumlah jam kerja dan sejumlah upah yang seharusnya diterima anaknya. Esok harinya anaknya terkejut karena menemukan balasan surat ibunya yang berisi daftar seluruh kebutuhan hidupnya sejak ia berusia 1 tahun: susu, makan, pakaian, uang jajan, sepatu, sekolah, tas, buku, dll. Anak ini tidak menyadari bahwa kesempatan menjadi anak dalam keluarga tersebut adalah anugerah, yang tidak dapat dibandingkan dengan upah sebesar apa pun.

Perumpamaan orang-orang upahan di kebun anggur pun mengajak kita berpikir tentang anugerah yang tidak dapat diperhitungkan seperti upah. Dikisahkan bahwa tuan rumah itu mencari pekerja untuk kebun anggurnya, menjelaskan bahwa dia sebagai pemilik kebun anggur dan dia yang berinisiatif mencari pekerja-pekerja, maka berapa pun upah yang diberikan kepada para pekerja sepenuhnya berdasarkan keputusannya. Kepada sekelompok pekerja pertama yang bekerja dari pagi hingga malam, ia sepakat memberi upah sedinar sehari. Kemudian ia berulang kali mendapati orang-orang yang menganggur dan ia meminta mereka bekerja di kebunnya. Mereka pasti tidak akan mendapatkan upah bila menganggur sepanjang hari, jadi kesempatan bekerja adalah anugerah. Ketika malam tiba, tuan rumah tersebut memberikan upah kepada setiap pekerja mulai dari yang terakhir sampai yang bekerja dari pagi. Para pekerja yang bekerja dari pagi sampai malam protes atas tindakan tuan tersebut karena memberikan upah yang sama kepada semua pekerja. Tuan rumah itu mengatakan bahwa mereka telah menerima sesuai kesepakatan, jadi protes mereka tidak beralasan. Jika yang mereka permasalahkan adalah upah yang diberikan kepada para pekerja lainnya, maka sepenuhnya itu adalah hak tuan tersebut, jadi ini pun tidak beralasan.

Renungkan: Demikianlah Allah yang murah hati, yang memberikan anugerah kepada siapa Dia mau memberikannya. Tak seorang pun memiliki hak untuk mempertanyakan keadilan-Nya, karena hidup kekal yang dimilikinya pun adalah anugerah-Nya. Masih adakah upah yang layak kita minta sebagai hasil pelayanan kita, bila kita menyadari bahwa kesempatan hidup dan melayani-Nya pun adalah anugerah-Nya?

(0.18) (1Sam 12:23) (full: JAUHLAH DARIPADAKU UNTUK BERDOSA ... DENGAN BERHENTI MENDOAKAN KAMU. )

Nas : 1Sam 12:23

Samuel adalah orang yang senantiasa berdoa.

  1. 1) Ia lahir sebagai jawaban atas doa permohonan ibunya (1Sam 1:10-20); ia berdoa bagi umat Allah dan melalui doa ia melihat Israel dibebaskan dari musuh mereka (1Sam 7:5-14); ia berdoa ketika Israel menolak Allah (1Sam 8:6); ia senantiasa berdoa agar umat Allah takut akan Tuhan dan melayani Dia dengan setia (1Sam 12:23-24).
  2. 2) Ayat Mazm 99:6 menyatakan bahwa ia termasuk "di antara orang-orang yang menyerukan nama-Nya." Yer 15:1 menunjukkan bahwa selaku juru syafaat, kedudukan Samuel setara dengan Musa di hadapan Allah.
  3. 3) Samuel demikian memahami sifat, kepentingan, dan kuasa dari doa syafaat sehingga ia menganggapnya dosa apabila ia berhenti memanjatkan doa syafaat

    (lihat art. DOA SYAFAAT).

(0.18) (Mzm 137:9) (full: MEMECAHKAN ANAK-ANAKMU PADA BUKIT BATU. )

Nas : Mazm 137:9

Ketika orang Babel merebut Yerusalem pada tahun 586 SM, mereka mengambil bayi-bayi yang tidak berdaya dari ibunya serta membanting mereka ke tembok. Allah akan menghukum kekejaman mereka dengan membuat mereka menuai apa yang telah mereka taburkan (lih. Yes 13:16; Yer 23:2). Kekerasan kejam yang mereka lakukan kepada orang lain kini akan berbalik menimpa mereka sendiri. Perhatikan dua hal mengenai seruan untuk pembalasan setimpal ini:

  1. 1) Pembalasan ilahi akan lebih banyak menimpa orang dewasa yang kejam; merekalah yang akan paling menderita. Anak-anak tidak bersalah yang mati ketika perang atau hukuman ilahi akan diterima oleh Allah dan tidak akan dihukum. Dosa seseorang tidak diperhitungkan Allah hingga orang tersebut menolak hukum Allah yang tertulis di dalam hati manusia atau di Alkitab

    (lihat cat. --> 1Sam 15:3;

    lihat cat. --> Rom 5:12;

    lihat cat. --> Rom 5:14;

    lihat cat. --> Rom 7:9-11).

    [atau ref. 1Sam 15:3; Rom 5:12,14; Rom 7:9-11]

  2. 2) Sekalipun PB menekankan hal mengampuni musuh serta mendoakan keselamatan mereka (Mat 5:43-48), akan tiba saatnya pada akhir sejarah ketika Roh Kudus akan memimpin umat-Nya untuk berdoa memohon pembalasan ilahi atas orang fasik yang sombong, tidak mau bertobat dan tidak beriman (lih. Wahy 6:10).
(0.18) (Bil 6:1) (jerusalem) Seorang nazir ialah orang yang dikuduskan bagi Tuhan. Selama nazarnya berlaku si nazir tidak boleh memotong rambutnya, tidak boleh minum minuman keras dan tidak boleh mendekati mayat. Kewajiban pertama tsb menyatakan pengudusannya kepada Allah: ia membiarkan daya ilahi berkarya di dalam dirinya (bdk Kej 49:26; Ula 33:16, tempat Yusuf diberi gelar nazir); kewajiban kedua tsb menyatakan bahwa si nazir menolak hidup gampang (seperti kaum Rekhab menolaknya, Yer 35:5-8); kewajiban ketiga tsb menyatakan bahwa si nazir adalah milik khas Allah (bdk para imam, Ima 21:1-2,10-11; Ams 2:11-12; nazar untuk sementara waktu yang dijumpai dalam Kis 18:18; 21:23-26). Sedangkan anak dapat dibebani dengan kewajiban nazir oleh ibunya (tanpa jangka waktu yang ditentukan): Simson, Hak 13:5-7,14; 16:17, Samuel, 1Sa 1:11 (tidak ada larangan minum-minuman keras), Yohanes Pembaptis, Luk 1:15 (tidak ada larangan memotong rambut).
(0.18) (Hak 13:1) (jerusalem) Kisah mengenai Simson ini berbeda coraknya dengan kisah-kisah lain yang tercantum dalam kitab Hakim. Diceritakan riwayat hidup seorang pahlawan setempat, mulai dengan kelahirannya sampai dengan meninggalnya. Pahlawan itu perkasa bagaikan raksasa, tetapi ia sekalipun lemah laksana seorang kanak-kanak. Ia membujuk perempuan-perempuan, tetapi sendiri tertipu oleh mereka. Berulang kali ia dapat mempermainkan orang Filistin, tetapi tidak berhasil membebaskan negerinya dari genggaman mereka. Kisah ini merupakan sebuah ceritera rakyat penuh lelucon pedas. Dengannya rakyat yang tidak berdaya membalas dendam kepada penindasnya yang ditertawakan. Berlawanan sedikit dengan ciri-ciri kerakyatan profan tsb kisah Simson memperkenalkan pahlawannya sebagai seseorang yang sejak kandungan ibunya dikuduskan kepada Tuhan dan justru kenazirannya itulah yang menjadi sumber kekuatannya. Sifat karismatis itu yang menjadi sebabnya mengapa riwayat hidup Simson dicantumkan di tengah-tengah riwayat-riwayat lain. Kisah Simson berupa kumpulan ceritera-ceritera pendek: Kelahiran Simson, Hak 13:2-25; perkawinannya dan teka tekinya, Hak 14:1-20; Simson dan orang Filistin, Hak 15:1-8,9-19; kata penutup pertama, Hak 13:20; Simson di kota Gaza, Hak 16:1-3; Simson dan Delila, Hak 16:4-21; Simson ditangkap dan mati, Hak 16:22-30; kata penutup kedua, Hak 16:31.
(0.18) (1Sam 2:11) (sh: Anak-anak Imam Allah. (Sabtu, 22 November 1997))
Anak-anak Imam Allah.

Hofni dan Pinehas, anak-anak Eli sangat jahat. Hidup mereka dikatakan tidak mengenal Allah (ayat 12 terjemahan literal). Imam Eli gagal membimbing anak-anaknya untuk hidup takut akan Yahwe. Mereka suka korupsi persembahan korban sembelihan (ayat 13-16). Dengan demikian mereka menghina Tuhan yang telah mengatur bagaimana korban harus dipersembahkan dan dimakan (ayat 17). Mereka berzinah (ayat 22). Mengapa bisa terjadi di dalam keluarga yang seharusnya menjadi panutan umat Allah? Karena Eli sendiri tamak dan lebih menyayangi anak-anaknya daripada menghormati Tuhan Allah (ayat 29).

Kesalehan Samuel. Samuel tidak terpengaruh teladan buruk tersebut. Ia tumbuh dalam kesalehan dan memiliki hati yang teguh. Di samping nasihat dan petunjuk Eli, pastilah perhatian dan kesalehan ibunya berpengaruh besar pada dirinya (ayat 19). Kesalehan adalah hal yang penting dan berpengaruh dalam perjalanan hidup manusia. Keluarga Eli hancur karena ketidaksalehan. Demikian juga sejarah umat Israel menurun drastis ketika mereka hidup jahat di hadapan Allah.

Renungkan: Hamba Tuhan harus menerapkan firman lebih dulu dalam hidupnya dan keluarganya, barulah mengajar umat Tuhan.

Doa: Aku dan keluargaku ingin taat dan mengabdi Engkau, o Tuhan.



TIP #02: Coba gunakan wildcards "*" atau "?" untuk hasil pencarian yang leb?h bai*. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA