Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 50 ayat untuk ikan (0.000 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Mzm 148:7) (ende: raksasa lautan)

adalah ikan2 besar, seperti ikan paus, hiu2 dsb.

(0.88) (Mzm 74:14) (jerusalem: penghuni padang belantara) Bdk Maz 72:9+. Mungkin kata Ibrani perlu diperbaiki menjadi ikan-ikan hiu.
(0.75) (Yun 1:17) (jerusalem) Dalam naskah Ibrani ayat ini membuka bab 2
(0.54) (Yun 1:17) (full: DATANGLAH SEEKOR IKAN BESAR MENELAN YUNUS. )

Nas : Yun 1:17

Allah menyediakan seekor ikan besar, mungkin ikan paus yang besar, untuk menyelamatkan nyawa Yunus. Secara ajaib Allah memelihara Yunus tetap hidup selama tiga hari dalam perut ikan.

  1. 1) Orang tidak percaya di dunia dan para guru palsu dalam gereja telah menolak mukjizat ini, dan menyebutnya khayalan. Akan tetapi, Yesus memandangnya sebagai fakta sejarah; Ia memakai peristiwa Yunus di dalam ikan itu untuk menggambarkan kematian, penguburan, dan kebangkitan-Nya sendiri (lih. Mat 12:39-41).
  2. 2) Dengan kata lain, Yesus menempatkan pengalaman Yunus dalam perut ikan besar itu dalam kategori yang sama dengan kematian dan kebangkitan-Nya. Yesus menerimanya sebagai mukjizat dari Allah yang terjadi sesuai dengan rencana-Nya dalam sejarah penebusan. Bagi semua orang percaya sejati, hal itu seharusnya menyelesaikan soal mengenai kebenaran peristiwa ini (juga

    lih. Pendahuluan kitab ini).

(0.54) (Mzm 104:26) (jerusalem: kapal-kapal) Allah juga mengurus macam-macam usaha dan kejuruan manusia. Sementara ahli berpendapat bahwa yang dimaksud bukannya kapal, tetapi binatang-binatang raksasa di laut
(0.53) (Yeh 29:4) (ende: sungai2 Nilmu)

Djamak dipakai untuk menundjuk anak2 sungai dan terusan pengairan.

(0.46) (Yun 2:10) (full: MEMUNTAHKAN YUNUS KE DARAT. )

Nas : Yun 2:10

Sejauh ini dalam kisah Yunus telah terjadi tujuh mukjizat: Allah

  1. (1) telah mengirim angin ribut (Yun 1:4);
  2. (2) mengatur undian sehingga kena Yunus (Yun 1:7);
  3. (3) menenangkan laut (Yun 1:15);
  4. (4) mengatur sehingga ikan besar menelan Yunus (Yun 1:17);
  5. (5) memelihara Yunus sehingga tetap hidup dalam perut ikan selama tiga hari (ayat Yun 2:6; 1:17);
  6. (6) membuat ikan itu membawa Yunus ke darat dan
  7. (7) memuntahkannya ke darat.
(0.44) (Yeh 32:3) (ende)

Seperti pemburu menangkap binatang dan nelajan menangkap ikan, demikian Jahwe menangkap Fare'o (Mesir). Bangsa2 lain (jakni Babel dan sekutu2nja) adalah alat ditangan Jahwe.

(0.44) (1Raj 4:33) (jerusalem: tentang ikan-ikan) Salomo dianggap yang pertama dari orang-orang berhikmat di Israel (Lihat Pengantar bagi Kitab-kitab Kebijaksanaan). Tidak dapat diragukan bahwa Salomo benar-benar berkarya di bidang kesusasteraan dan persanjakan, bdk 1Ra 8:12-13. Sebagian dari kitab Amsal barangkali berasal dari Salomo. Maz 72 dan Maz 127 dikatakan karangan Salomo dan juga kitab Pengkhotbah, Kidung Agung dan Kebijaksanaan.
(0.44) (Pkh 11:1) (jerusalem: Lemparkanlah rotimu...) Maksud ayat (peribahasa?) ini kurang jelas. Ada yang mengartikannya sehubungan dengan penangkapan ikan: melemparkan umpan ke dalam air, yang kembali berupa ikan yang ditangkap. Lain ahli menghubungkan dengan pelayanan: modal yang ditanam dalam perusahaan semacam itu kembali berupa untung. Nasehat untuk mengambil risiko itu menyatakan bahwa Pengkhotbah tidak bermaksud mematahkan semangat murid-muridnya. Tetapi ia mau memberi peringatan jangan-jangan murid-murid mengharapkan terlalu banyak; nanti akan kecewa saja.
(0.44) (Luk 5:1) (sh: Dijala sebelum menjadi penjala (Sabtu, 10 Januari 2004))
Dijala sebelum menjadi penjala

Pola rekruitmen yang paling sering dipakai karena terbukti keberhasilannya adalah brainwashing (=cuci otak). Seseorang akan dicekoki dengan ideologi tertentu. Biasanya orang tersebut akan menjadi fanatik, membabi buta dalam mempertahankan apa yang satu-satunya ia miliki. Namun, pola rekuritmen ini memiliki kelemahan mendasar, yaitu, hanya menghasilkan robot-robot tanpa hati nurani.

Ketika Yesus bermaksud menjadikan Petrus dan rekan-rekannya penjala manusia, Dia tidak menggunakan cara brainwashing. Tuhan Yesus memperkenalkan diri-Nya secara tidak frontal, karena Yesus mengikuti pola nalar Petrus sendiri. Petrus merasa dirinya paling tahu bagaimana dan kapan mencari ikan. Ia tahu dari pengalaman bernelayan bahwa ikan-ikan tidak akan muncul pada siang hari. Apalagi mungkin sekali saat itu musim ikan sudah selesai karena semalaman mencari ikan hasilnya nihil. Nalar Petrus mengatakan permintaan Tuhan Yesus untuk menjala ikan di siang hari adalah tidak masuk akal (ayat 5).

Hanya karena rasa hormat Petrus menebarkan jala. Akan tetapi, justru saat itu juga ikan-ikan memenuhi jalanya. Nalar Petrus bekerja keras. Hal yang tidak masuk akal terjadi. Itu hanya bisa berarti satu hal, yaitu Tuhan Yesus bukan guru biasa. Tuhan Yesus pasti berasal dari Allah. Maka Petrus pun tersungkur di kaki Yesus.

Dihadapkan kepada pengenalan akan keTuhanan Yesus, Petrus menyadari diri orang berdosa (ayat 8). Namun, justru pengenalan diri itu merupakan langkah maju untuk dirinya dapat dikuduskan Tuhan dan kemudian dipakai-Nya.

Renungkan: Sebelum Anda dipakai-Nya menjadi penjala manusia, Anda harus terlebih dahulu mengenal dan mengakui Yesus sebagai Tuhanmu.

(0.40) (Yoh 21:1) (sh: Yesus menampakkan diri dalam pekerjaan rutin (Rabu, 7 April 1999))
Yesus menampakkan diri dalam pekerjaan rutin

Yesus tidak saja menampakkan diri dalam persekutuan, tetapi juga menampakkan diri kepada murid-murid-Nya ketika sedang melakukan pekerjaan rutin; ketika sedang membanting tulang mencari nafkah, menebarkan jala mencari ikan. Yesus juga memberi petunjuk ke arah mana jala harus ditebarkan. Bukankah seringkali kita menganggap sepele semua yang rutin, semua yang kita kerjakan setiap hari, sehingga tidak ada waktu untuk mendengarkan suara Tuhan ketika Tuhan memberikan petunjuk, ke arah mana seharusnya kita "menebarkan jala" kita? Semua ini, karena kita menempatkan kedudukan Yesus hanya di tempat-tempat ibadah.

Yesus meminta ikan yang ditangkap. Karena keasyikan melakukan pekerjaan rutin sehari-hari, kita sering lupa memberikan kepada Yesus apa yang Ia minta dari kita. Bukankah yang kita peroleh semata-mata adalah berkat-Nya? Ketika Yesus mengatakan: "Bawalah beberapa ikan yang baru kamu tangkap" (10); sebenarnya Yesus sudah memiliki roti dan ikan yang sedang dibakar (9); tetapi Ia meminta apa yang ada pada kita. Apakah kita merasa berat karena harus memberikan beberapa ekor ikan hasil tangkapan kita?

Renungkan: Kepekaan akan kehadiran Tuhan hanya dapat dimiliki oleh seseorang yang menjadikan Tuhan Yesus sebagai pusat kehidupannya.

(0.38) (Yoh 21:3) (full: AKU PERGI MENANGKAP IKAN. )

Nas : Yoh 21:3

Rencana para murid untuk pergi menangkap ikan tidak berarti bahwa mereka telah meninggalkan komitmen mereka kepada Kristus serta panggilan mereka untuk memberitakan Injil. Mereka tahu bahwa Yesus telah bangkit, namun kini mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan. Mereka belum menerima perintah untuk menunggu di Yerusalem sehingga Roh Kudus turun atas mereka dengan kuasa (Kis 1:4-5). Pergi memancing adalah sesuatu yang diperlukan karena mereka masih harus mencari nafkah untuk diri mereka dan keluarga mereka.

(0.35) (Yoh 21:6) (jerusalem: Karena banyaknya ikan) Kelimpahan itu membuat orang berpikir kepada kelimpahan di Kana, Yoh 2:6, perbanyakan roti, Yoh 6:11 dst., air hidup Yoh 4:14; 7:37 dst., hidup yang diberi oleh Gembala yang baik, Yoh 10:10, kelimpahan Roh Kudus yang diberikan kepada Yesus, Yoh 3:34.
(0.35) (Yoh 21:11) (jerusalem: menghela jala itu ke darat) Dalam injil-injil sinoptik penangkapan ikan dengan jala melambangkan Kerajaan Sorga, Mat 13:47 dst., atau perutusan para rasul, Yoh 4:19 dsj. Dalam Yoh 21 kiranya juga melambangkan perutusan para rasul yang dipimpin oleh Petrus. Bdk Yoh 21:15-17.
(0.31) (Mat 14:19) (full: LIMA ROTI DAN DUA IKAN. )

Nas : Mat 14:19

Mukjizat lima roti dan dua ikan dicatat dalam keempat Injil (Mr 6:34-44; Luk 9:10-17; Yoh 6:1-14). Pentingnya mukjizat ini meliputi sebagai berikut:

  1. 1) Mukjizat ini menunjuk kepada Yesus sebagai roti hidup (bd. pasal Yoh 6:1-71), Dialah yang memelihara baik tubuh maupun jiwa.
  2. 2) Ini membuktikan kuasa Tuhan untuk mengadakan mukjizat.
  3. 3) Ini merupakan contoh dari belas kasihan Yesus terhadap kebutuhan orang yang memerlukan pertolongan (ayat Mat 14:14; bd. Kel 34:6; Mi 7:18).
  4. 4) Ini mengajarkan bahwa sedikit yang kita miliki, dapat dijadikan berkelimpahan apabila dipersembahkan kepada Tuhan dan diberkati oleh-Nya.
(0.27) (Yun 2:1) (sh: Kasih setia Tuhan (Minggu, 13 Juli 2003))
Kasih setia Tuhan

Bila kita hanya membaca pasal pertama, tentu kita berpikir bahwa kisah Yunus berakhir menyedihkan. Karena menolak kehendak Allah, ia harus menanggung risiko mati. Kita lalu menarik kesimpulan bahwa setiap orang yang berani menentang Tuhan harus siap berhadapan dengan risiko hidup berakhir tragis. Kita memang tidak boleh bermain-main dengan kehendak Allah. Kisah Yunus masih berlanjut karena rencana Allah masih harus dilakukannya. Ia tidak mati sebab Allah mengutus ikan besar untuk menelan Yunus kemudian memuntahkannya ke darat (ayat 2:10).

Di dalam perut ikan itu -- di dalam kondisi yang bila terjadi pada orang lain pasti merupakan pengalaman maut -- lahirlah doa pertobatan dan syukur (ayat 4-9). Itulah keajaiban kasih setia dan anugerah Allah. Di dalam kedalaman samudera raya dan kegelapan maut dalam perut ikan, hidup dari Allah bekerja. Pengalaman ini juga kelak dipakai oleh Tuhan Yesus untuk secara terbatas melukiskan pengalaman-Nya memasuki dunia maut demi untuk memberi hidup kita manusia-manusia pendosa.

Kekuatan hidup dalam kisah Yunus dan dalam kurban Kristus, adalah bukti nyata kasih Allah untuk orang berdosa. Kasih itu masih terus bergulir dalam tindakan-tindakan misioner sepanjang zaman.

Renungkan: Kasih Allah yang luar biasa yang kita alami tidak pernah berdiri lepas dari maksud kekal Allah mengasihi dunia ini. Jangan hanya berhenti pada menikmati, teruskan dengan berbagi kasih Allah dengan sesama.


Bacaan untuk Minggu ke-6 sesudah Pentakosta

2Raja-raja; 4:8-16; Roma 6:1-11; Matius 10:37-42; Mazmur 89:1-4,15-18

Lagu: Kidung Jemaat 370

(0.27) (Mat 14:13) (sh: Hati yang peka (Minggu, 6 Februari 2005))
Hati yang peka

Yesus peka akan keadaan orang banyak. Mereka kekurangan makanan. Timbullah belas kasihan Yesus. Jika pada Markus 6:34 belas kasihan Yesus timbul karena orang banyak seperti domba tanpa gembala, di sini belas kasihan Yesus muncul karena kebutuhan fisik. Orang banyak tidak mempunyai makanan. Yesus juga peka akan pendengar-pendengar-Nya. Meski jumlah mereka banyak, Ia masih memiliki waktu dan kesempatan untuk berbicara dan melayani mereka secara pribadi.

Siapa yang harus memberi mereka makan? Yesus melibatkan para murid. Yesus berhati peka, dan Ia ingin para murid-Nya pun peka bahkan sedia memberi. Murid-murid hanya memiliki lima roti dan dua ikan. Jelas tidak cukup untuk lebih lima ribu orang (ayat 21). Masih dibutuhkan sedikitnya 5000 roti dan 5000 ikan. Jumlah yang mustahil. Akan tetapi, di hadapan Yesus bukan jumlah yang membuat mustahil atau tidak. Segala hal yang dipersembahkan kepada-Nya, diterima-Nya, diberkati, dilipatgandakan. Hasilnya? Lima roti dan dua ikan yang telah diberkati Yesus itu membuat semua orang kenyang. Bahkan ada sisa 12 bakul.

Tidak cukup kita memiliki Yesus, kita harus juga membagi keberkatan dalam Yesus itu kepada sesama kita yang berkekurangan. Terlibat dalam berbagai pelayanan rohani memang baik, tetapi itu tidak boleh membuat kita beralasan untuk mengabaikan kebutuhan dalam hal materiil yang dialami banyak orang di sekitar kita. Krisis berkepanjangan di Indonesia menyebabkan banyak saudara-saudara kita kekurangan gizi dan nutrisi. Berilah mereka makan. Caranya? Salah satunya adalah dengan memberikan pelatihan yang memberdayakan mereka sehingga terbuka kesempatan untuk mencari makanan sendiri. Tanpa pemberdayaan ini mereka akan terus kelaparan.

Renungkan: Masihkah ada potensi dan milik yang Anda genggam sendiri dan tidak rela Anda serahkan untuk Yesus pakai memberkati orang lain?

(0.27) (Yun 2:1) (full: BERDOALAH YUNUS. )

Nas : Yun 2:1-10

Inilah doa Yunus mohon kelepasan dari kematian dan ucapan syukurnya sesudah itu.

  1. 1) Di dalam perut ikan, ternyata ia masih hidup lalu berseru kepada Tuhan. Sekalipun ia merasa bahwa dirinya secara praktis sudah mati (ayat Yun 2:6), Tuhan mendengar doanya dan menyelamatkan nyawanya.
  2. 2) Orang percaya hendaknya jangan putus asa dalam situasi yang sangat buruk pun. Seperti Yunus, kita harus berseru kepada Allah mohon kemurahan dan pertolongan-Nya serta menyerahkan hidup kita ke dalam tangan-Nya.
(0.27) (Yun 4:11) (jerusalem) Bab 4 ini berakhir dengan menekankan belas kasihan Allah yang merangkum semua orang. Tuhan telah menyayangi nabiNya yang tertelan oleh ikan, Yun 2:6 dan telah menyayangi kota Niniwe yang bertobat: Ia masih juga menyayangi Yunus yang kesal hati oleh karena hanya mementingkan dirinya. Jawaban Allah, Yun 4:10-11, secara halus dan manis mengecam: Kebaikan hati Allah bahkan merangkul binatang-binatang, apa pula manusia termasuk kanak-kanak di bawah umur "yang tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri". Begitulah kitab Yunus menyiapkan pernyataan Injil tentang Allah yang adalah kasih.


TIP #05: Coba klik dua kali sembarang kata untuk melakukan pencarian instan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA