Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 26 ayat untuk kalaupun [Pencarian Tepat] (0.001 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.99958762711864) (1Kor 6:11) (jerusalem: dalam nama...) Perhatikanlah bahwa ketiga diri ilahi disebut di sini, kalaupun belum "Allah Tritunggal", bdk 2Ko 13:13+.
(0.57119293220339) (1Raj 13:18) (jerusalem: berbohong kepadanya) Yaitu dengan maksud menguji "abdi Allah" itu. Ceritera berikutnya mempunyai nada kerakyatan yang kentara. Ia mengandung ajaran ini: Manusia secara mutlak mesti mentaati perintah Allah. Abdi Allah itu salah dengan meragu-ragukan perintah yang telah diterimanya. Kalaupun seorang malaikat memberi perintah lain, ia tidak boleh menyisihkan perintah Allah, bdk Gal 1:8.
(0.57119293220339) (2Raj 10:29) (jerusalem: Hanya Yehu...) Ayat ini memuat penilaian terhadap Yehu dari pihak penyusun kitab Raja-raja. Sumber yang dipakainya hanya memuji-muji Yehu, 2Ra 10:30, karena semangatnya bagi agama Tuhan yang murni, kalaupun Yehu agak fanatik dan ganas. Dengan menumpas pemuja-pemuja Baal Yehu kiranya juga bermaksud melenyapkan pendukung-pendukung terakhir bagi keluarga raja Ahab.
(0.57119293220339) (Yes 62:1) (jerusalem) Ini sebuah sajak baru mengenai kemuliaan Yerusalem, kalaupun agak serupa dengan bab 60. Hanya gagasan yang paling menyolok dalam sajak ini ialah: pernikahan Tuhan dengan Sion. Kejayaan Yerusalem justru terletak dalam: menjadi isteri Tuhan. Bdk Yes 50:1; 54:6-7; 49:14-15.
(0.49979383050847) (Kis 16:21) (jerusalem: Adat istiadat) Yang dimaksudkan ialah adat istiadat Yahudi, bdk Kis 6:14; 15:1; 21:21; 26:3; 28:17; Yoh 19:40; para penuduh tidak membedakan orang-orang Kristen dengan orang Yahudi. Tuduhannya mengenai justru "proselitismus": kalaupun orang-orang Yahudi berhak menghayati agamanya sendiri, namun mereka tidak berhak menarik orang-orang Roma. Maka propaganda Kristen dianggap melawan hukum.
(0.49979383050847) (Ibr 13:8) (jerusalem) Sehubungan dengan firman Allah yang disebut dalam Ibr 13:7, pengarang mengetengahkan keterangan ini. Ia menonjolkan pokok utama pewartaan para pemimpin jemaat. Kalaupun pemimpin-pemimpin lenyap atau diganti, Kristus tetap tinggal. Dan orang mesti melekat pada Dia. Ayat-ayat yang menyusul sekali lagi mengemukakan pokok-pokok yang dibicarakan dalam surat ini. Kehadiran Kristus yang hidup dan kemantapan kaum beriman yang penuh kepercayaan ditonjolkan.
(0.35699557627119) (2Taw 19:4) (jerusalem) Kitab Raja-raja tidak berkata apa-apa tentang pembaharuan tata kehakiman yang diadakan raja Yosafat ini. Namun berita ini dapat dipercaya, kalaupun ceriteranya terpengaruh oleh tradisi Ulangan dan keadaan nyata pada masa si Muwarikh sendiri. Di samping pengadilan-pengadilan setempat diciptakan pengadilan pusat, Mahkamah Agung. Begitu bukannya raja lagi yang menjadi hakim tertinggi, meskipun dahulu justru itulah tugas utamanya. Pembaharuan yang diadakan Yosafat itu barangkali mempengaruhi ceritera mengenai Musa yang mengambil tindakan yang serupa, bdk Kel 18:13+. Pembaharuan itu juga menjadi landasan untuk hukum-hukum yang termaktub dalam Ula 16:18-20; 17:8-13. Tindakan di bidang kehakiman itu termasuk ke dalam pembaharuan di bidang agama, 2Ta 19:4; para hakim memang memutuskan hukum atas nama Tuhan, 2Ta 19:6,8 dan berwewenang dalam perkara agama, 2Ta 19:10-11
(0.35699557627119) (Ayb 5:1) (jerusalem: orang-orang yang kudus) Ialah malaikat-malaikat, bdk Ayu 15:15 serta Ayu 4:18; Zak 14:5; Dan 4:13,17,23. Juga dalam Ayu 33:23-24, bdk Zak 1:12; Tob 12:12, malaikat-malaikat dikatakan penengah dan perantara. Pertanyaan Elifas bernada ironi; kalau malaikat-malaikat sendiri dihakimi Allah, Ayu 4:18, maka sama sekali tidak ada gunanya meminta pertolongan mereka terhadap Allah. Tetapi pertanyaan kalaupun berupa ironi itu sendiri menyatakan bahwa orang sudah bisa meminta perantaraan malaikat-malaikat. Kebiasaan itu mungkin mula-mula berlatar belakang politeisme: dewa pribadi masing-masing orang dalam sidang para dewa tampil ke depan sebagai pembicara baik guna orang lindungannya.
(0.35699557627119) (Yes 41:8) (jerusalem: hambaKu) Di sini untuk pertama kalinya Deutero-yesaya menyuguhkan tema "Hamba Tuhan" yang berperan besar dalam pemberitaannya. Tema "Hamba Tuhan" erat bersangkutan dengan tema kepilihan, bdk Yes 43:10,20; 44:1,2; 45:4. Dan tema kepilihan itu terkait pada panggilan Abraham. Israel-Yakub, keturunan Abraham, telah dipilih Tuhan menjadi saksiNya, Yes 43:10 kalaupun Israel dahulu tidak setia, Yes 42:19. Dosanya diampuni Allah yang menyelamatkan umatNya, Yes 44:1-5; 48:20. Adapun gagasan "hamba tidak mengungkapkan hubungan: budak-majikan, tetapi hubungan yang mencakup kepercayaan dan kasih. mengenai "Nyanyian-nyanyian Hamba Tuhan", bdk Pengantar.
(0.35699557627119) (Hab 1:2) (jerusalem: Berapa lama lagi) Atas nama umat, bdk Yer 10:23-25; 14:2-9,19-22; Yes 59:9-14, nabi mengeluh pada Tuhan, Hab 1:2-4,12-17, oleh karena kemalangan yang melanda umat. Keluhuran itu agak serupa dengan mazmur-mazmur ratapan dan beberapa bagian kitab Yeremia. Kalau diambil dari konteksnya keluhan pertama dapat berhubungan dengan pergolakan dalam masyarakat Yahudi sendiri. Tetapi mengingat Hab 1:12-17 jelaslah nabi berpikir kepada penindasan umat Allah oleh orang Kasdim (Babel). Soal nabi ialah: Bagaimana Allah yang adil dan baik hati (serta kudus, Hab 1:13) dapat membiarkan orang fasik menjadi jaya/ Sebab seorang kafirlah yang berkuasa sedangkan bangsa Yehuda, kalaupun berdosa, tetap "benar' oleh karena mengenal Allah sejati. Masalah itu hendaklah dipecahkan oleh Tuhan sendiri, bdk Hab 2:1.
(0.35699557627119) (1Kor 13:13) (jerusalem: ketiga hal ini) Juga dalam 1Te 1:3 iman, pengharapan dan kasih disebut bersama-sama. Paulus dalam hal ini kiranya mempunyai pendahulu-pendahulu. Dalam surat-suratnya Paulus masih sering menyebutkan iman, pengharapan dan kasih bersama-sama, kalaupun urutannya tidak selalu sama: 1Te 5:8; 1Ko 13:7,13; Gal 5:5 dst; Rom 5:1-5; 12:6-12; Kol 1:4-5; Efe 1:15-18; 4:2-5; 1Ti 6:11; Tit 2:2; bdk Ibr 6:10-12; 10:22-24; 1Pe 1:3-9,21 dst. Ada kalanya iman dan kasih disebutkan bersama-sama, 1Te 3:6; 2Te 1:3; File 5; atau ketabahan dan iman, 2Te 1:4, atau kasih dan ketabahan, 2Te 3:5. Bdk 2Ko 13:13.
(0.28559645762712) (Mat 8:20) (jerusalem: Anak Manusia) Sebutan ini, Yoh 3:14+, hanya terdapat dalam keempat Injil, kalau Kis 7:56 dan Wah 1:13; Wah 14:14 dikecualikan. Sudah pasti bahwa Yesus sendiri sungguh-sungguh mengetrapkan sebutan itu pada diriNya dan mengutamakannya dari gelar-gelar yang lain. Ada kalanya Yesus menggunakan sebutan Anak Manusia dalam membicarakan perendahanNya, Mat 8:20; Mat 11:19; Mat 20:28, khususnya sengsaraNya, Mat 17:22, dll., dan juga dalam menggambarkan kemenanganNya yang akhir, yaitu kebangkitanNya, Mat 17:9, kedatanganNya yang mulia, Mat 24:30, dan penghakiman, Mat 25:31. Sebutan itu diambil dari bahasa Aram di mana dipakai sehubungan dengan Penyelamat, sedangkan aslinya hanya berarti "manusia", Yeh 2:1. Sebutan yang sedikit ganjil itu menarik perhatian orang kepada kerendahan dan sifat manusiawi Yesus. Tetapi sebutan itu oleh Dan 7:13 dan kesusasteraan Apokaliptik Yahudi (buku Henokh) selanjutnya diterapkan juga pada seorang tokoh ilahi dan sorgawi yang menerima dari Allah pemerintahan (kerajaan) ilahi di akhir zaman. Maka sebutan Anak Manusia dengan cukup jelas kalaupun samar-samar, bdk Mat 13:13+; Mar 1:34+, menyarankan ciri hakiki martabat Yesus sebagai Mesias. Keterangan tegas di hadapan Mahkamah Agama, Mat 26:64+, menghilangkan segala kegelapan dan keraguan dari sebutan itu.
(0.28559645762712) (Ams 1:8) (sh: Jalan pintas (Minggu, 16 November 2003))
Jalan pintas

Jalan pintas. “Jalan pintas” seringkali menjadi solusi bagi orang-orang yang ingin cepat memperoleh hasil atas usahanya. Misalnya, kaya dalam waktu singkat, menjadi juara dengan usaha minimal, cantik dengan perombakan sekejap, dan lain sebagainya. Jalan pintas tidak selalu merupakan jalan dosa; namun mentalitas jalan pintas berpotensi besar membawa orang ke jalan dosa. Loba atau tamak adalah salah satu buah mentalitas jalan pintas. Orang yang loba mudah terpeleset jatuh ke lubang dosa. Ia menghalalkan segala cara demi hasil yang memuaskan. Ia tidak segan mengorbankan kepentingan bahkan nyawa orang lain guna mencapai tujuannya (ayat 11-14).Firman Tuhan mengajarkan bahwa sebenarnya orang yang menempuh jalan pintas sedang “menghadang darahnya sendiri dan mengintai nyawanya sendiri.” (ayat 18) Artinya, orang ini tengah berjalan menuju kematian. Ia lupa bahwa Tuhan melihat dan mencatat perbuatannya. Suatu hari kelak, Tuhan akan membuat perhitungan dengannya. Kalaupun sekarang Tuhan belum bertindak, itu dikarenakan Tuhan sabar dan sedang memberinya kesempatan untuk bertobat. Hitler adalah orang yang tamak akan kekuasaan, ingin menguasai seluruh dunia dalam genggaman tangannya. Akan tetapi bagaimana akhir hidup Hitler? Bunuh diri dan semua hasil usahanya lepas dari genggaman tangannya. Orang yang bijak adalah orang yang menerima porsi yang Tuhan tentukan baginya.

Renungkan: Jika jalan pintas terbuka, bertanyalah kepada Tuhan, “Apakah ini jalan-Mu”? Jika bukan, tinggalkanlah jalan itu.

(0.28559645762712) (Yes 33:7) (sh: Mempengaruhi dan mengubah. (Senin, 30 November 1998))
Mempengaruhi dan mengubah.

Mempengaruhi dan mengubah.
Intervensi (campur tangan) Allah atas dunia ini tidak terbatas pada musuh-musuh umat-Nya, tetapi juga terhadap segala bentuk kejahatan. Api Tuhan menyeleksi yang murni dan yang palsu. Siapa yang tahan terhadap api Tuhan? (ayat 14) Bukan pemeras, penindas, koruptor, pembunuh, melainkan umat yang hidup dalam kebenaran, jujur, setia, taat dan bertanggung jawab (ayat 15, lihat Mat. 3:10-17). Kebenaran dan keadilan Allah ditegakkan, kelaliman, keculasan dimusnahkan! Kuasa dan kedaulatan-Nya tidak saja mampu mempengaruhi dunia, tetapi juga mampu mengubah dunia ini secara radikal.

Menjawab tantangan. Allah telah membumihanguskan segala bentuk kejahatan melalui Anak-Nya, Yesus Kristus. Kalaupun di zaman sekarang ini berbagai ragam kejahatan kembali hadir, berarti umat telah kembali mempersilakan kejahatan hadir dalam kehidupan mereka. Tak adakah respons aktif orang percaya menghadapi situasi ini? Ataukah justru mereka terlibat di dalamnya? Kejahatan telah mempecundangi harkat kemanusiaan orang percaya. Tidakkah kita tertantang untuk mengatasinya? Responilah secara terbuka, jujur dan penuh syukur uluran tangan Tuhan. Hanya dengan cara inilah, orang percaya mampu melahirkan karakter unggul dalam ungkapan-ungkapan kelakuan yang benar.

(0.24989691525424) (Kej 6:1) (sh: Akibat melampaui batas (Sabtu, 8 Februari 2003))
Akibat melampaui batas

Akibat melampaui batas. Seluruh perikop ini sulit kita mengerti dengan jelas, khususnya ayat 1-4. Beberapa penafsir berpendapat bahwa istilah "anak-anak Allah" mengacu pada orang-orang saleh, yang pada waktu itu menikah dengan perempuan dari keturunan orang-orang yang tidak beribadah. Dalam hal ini, para penafsir menekankan bahwa manusia telah melakukan penyelewengan terhadap Allah. Pernikahan yang berhakikatkan kesatuan dari Allah, kini menjadi persatuan dengan pihak yang melawan Allah. Di mata Allah, perbuatan manusia selain telah melampaui batas-batas tatanan yang diciptakan Allah (ayat 3), juga jahat (ayat 5,11), hingga Tuhan harus menyesal telah menjadikan manusia (ayat 6).

Dosa tidak hanya melanggar hukum-hukum Allah, tetapi juga mengesampingkan Allah. Dosa tidak berhenti setelah korban berjatuhan. Dosa merajalela, dengan buas mengacungkan tinju menantang Allah; juga menyarangkan belati ke tubuh sesama manusia. Keinginan menyamai Allah beriringan dengan keinginan merampas dan merusak karya-karya indah Allah juga.

Allah tidak membiarkan; Allah memutuskan untuk melakukan dua hal. Pertama, hidup manusia dibatasi. Usia manusia hanya 120 tahun saja (ayat 3). Kedua, akan ada penghukuman, sekaligus pemusnahan (ayat 7,13)! Allah bertindak demikian agar manusia mengetahui sekaligus mengingat dan menyadari bahwa otoritas tertinggi adalah Allah dan manusia itu fana belaka. Kedaulatan ada pada Allah, bukan manusia, karena itu Allah berdaulat untuk menghukum manusia. Kalaupun Allah memakai Nuh -- karena hanya dia yang didapati tetap setia kepada Allah, itu semata-mata karena anugerah dan inisiatif Allah (ayat 8,13a).

Renungkan: Baik penyelamatan maupun penghukuman sama menegaskan dan meninggikan Allah. Sambutlah penyelamatan-Nya sebab itu menyukakan Allah dan sebab itu berarti Anda memilih hidup dalam Allah, bukan maut.

(0.24989691525424) (Bil 26:35) (sh: Adil dan merata (Minggu, 14 November 1999))
Adil dan merata

Adil dan merata Cacah jiwa tidak hanya penting dari segi militer, tetapi juga untuk masalah pembagian tanah. Dengan perhitungan jiwa yang tepat, luas tanah dapat dibagi secara adil dan merata. Tanpa keadilan tak mungkin tercapai kebahagiaan dan kemakmuran. Keadilan terlaksana bila hak, kepentingan, dan tanggung jawab diperhatikan, seimbang, dan merata. Kita pun tidak cukup hanya memperhatikan masalah kerohanian. Kita dapat mulai menjalankan keadilan dari memperhatikan hal-hal kecil di sekitar kita. Itulah kualitas berkat yang akan dicurahkan oleh Allah di tanah perjanjian.

Ketaatan adalah kunci. Kasih karunia Allah yang melimpah dalam kehidupan bangsa Israel tidak bisa diartikan bahwa mereka boleh bertindak semena-mena atas limpahan berkat Allah. Ketaatan tetap merupakan tuntutan. Bahkan ketaatan merupakan kunci dalam keberlangsungan perjalanan hidup mereka. Kalaupun pada akhirnya Allah tidak memperkenankan bangsa Israel dari generasi Mesir - kecuali Yosua dan Kaleb - masuk Kanaan, adalah karena kebebalan dan ketidaktaatan mereka kepada Allah. Hal inilah yang membedakan bangsa Israel secara keseluruhan dengan Yosua dan Kaleb. Ketaatan kepada Allah tidak hanya berlaku dalam perjalanan hidup bangsa Israel, tetapi juga berlaku dalam kehidupan orang beriman. Orang beriman dipanggil untuk melihat kehidupan ini secara keseluruhan dalam terang kesetiaan Allah.

Firman Allah pasti. "Tak lekang dimakan waktu, tak habis dimakan usia". Walaupun memerlukan waktu 40 tahun, namun janji yang difirmankan Allah kepada bangsa Israel tentang kebebasan dan kemakmuran pasti tergenapi. Dan firman Allah bahwa generasi Mesir tidak akan memasuki tanah perjanjian, kecuali Yosua dan Kaleb, itu pun terlaksana. Kita yang hidup di zaman Perjanjian Baru ini pun diyakinkan tentang kepastian firman Tuhan tersebut.

Renungkan: Mesias yang telah dinubuatkan kedatangan-Nya di zaman Perjanjian Lama, yang dikatakan sebagai Juruselamat umat manusia, dibuktikan kepastian kehadiran-Nya dalam Perjanjian Baru.

(0.24989691525424) (Mzm 49:1) (sh: Kebahagiaan yang sia-sia (Jumat, 13 Februari 2004))
Kebahagiaan yang sia-sia

Kebahagiaan yang sia-sia. Seringkali kita sebagai orang Kristen merasa rendah diri di hadapan orang yang kaya, atau yang memiliki kuasa, sehingga kita tidak berani memberitakan Injil kepada orang-orang sedemikian. Padahal kita sama-sama manusia ciptaan Allah, yang tidak memiliki apa-apapun yang dapat dibanggakan di hadapan Allah. Lebih lagi kita sebagai anak-anak Tuhan, dengan tetap rendah hati dapat mengatakan bahwa kita memiliki kebahagiaan sejati. Jangan lupa, orang-orang kaya dan atau berkuasa kalau tidak memiliki Kristus di dalam hati, belum tentu bahagia. Kebahagiaan mereka kalaupun ada tidak hakiki.

Pemazmur di dalam hikmat Tuhan mengajak kita merenungkan kembali kebenaran ini: kekayaan, hikmat dan kuasa tidak dapat membeli kehidupan. Semua hal tersebut yang menjadi pegangan selama ini tidak dapat menolong mencegah kematian datang (ayat 6-15).

Persoalannya adalah banyak orang tertipu oleh apa yang di tangannya. Mereka merasa yakin bahwa dengan apa yang mereka miliki, kekayaan, hikmat, ataupun kekuasaan dapat menyelamatkan dirinya, pemazmur mengajar di dalam “hikmat Ilahi” bahwa hanya Tuhan saja yang mampu membebaskan seseorang dari kebinasaan. Paling tidak itulah pengalaman si pemazmur (ayat 16).

Maka sekarang ia mengajak kita semua untuk tidak usah minder terhadap mereka yang membanggakan kekayaannya, atau hikmatnya, atau kekuasaannya (ayat 17). Kita memiliki sesuatu yang lebih daripada semua hal tersebut. Kita dimiliki Allah pemilik hidup. Maka dari itu, justru kita harus berani untuk berkata-kata, menegur dalam kasih orang-orang yang terlalu percaya diri tersebut. Mereka akan binasa bila hanya mengandalkan apa yang mereka miliki. Mereka harus menjadi milik Allah. Tugas kita adalah memberitakan kebenaran itu.

Renungkan: Kapan terakhir kali Anda berkata kepada orang kaya, bahwa mereka membutuhkan Kristus untuk keselamatan mereka?

(0.24989691525424) (Mat 16:1) (sh: Buta karena ketidakpercayaan (Kamis, 10 Februari 2005))
Buta karena ketidakpercayaan

Buta karena ketidakpercayaan. Orang yang tidak percaya karena tidak mengerti bisa ditolong dengan membuat mereka mengerti. Akan tetapi, kalau ketidakpercayaan itu disebabkan oleh ketidakmauan untuk menerima kebenaran, tidak ada yang bisa menolong. Hal itu sama dengan sengaja membutakan diri.

Orang Farisi dan Saduki sangat berbeda dalam pandangan teologi dan politik mereka (lihat artikel di hal. 39,40). Hanya dalam satu hal mereka sama, yaitu tidak percaya Tuhan Yesus. Sebenarnya mereka sudah mengikuti Tuhan Yesus sejak lama dan melihat tanda-tanda ajaib yang dilakukan-Nya. Di depan mereka terpampang bukti-bukti ke-Mesiasan-Nya. Sayang, mereka membutakan mata supaya tidak perlu percaya dan menerima Dia. Jadi, permintaan mereka kepada Tuhan Yesus akan tanda bukanlah permintaan tulus. Kalaupun tanda diberikan, mereka tetap tidak akan percaya. Oleh sebab itu, Tuhan Yesus menjawab dengan keras. Mereka tahu membaca tanda-tanda alam, tetapi buta terhadap tanda-tanda zaman. Tuhan menyebut mereka angkatan yang jahat dan tidak setia. Maksudnya adalah mereka sengaja menolak percaya walaupun tanda-tanda untuk itu sangat jelas. Tuhan Yesus berkata bahwa mereka hanya akan mendapatkan satu tanda, yaitu tanda Yunus!

Itu sebabnya juga, Tuhan Yesus mengingatkan para murid-Nya supaya waspada kepada pengajaran orang Farisi dan Saduki (ayat 12). Walaupun mereka pengajar-pengajar agama Yahudi, kebenaran tidak ada pada mereka karena mereka menolak percaya kepada Sumber Kebenaran.

Masa kini, orang lebih suka memilih hal-hal yang menyenangkan hati, bukan kebenaran yang menyelamatkan dan mengubah hidup. Berpegang pada kebenaran tidak saja membuat kita menolak kompromi, tetapi juga berani menegor kekerasan hati sesama kita.

Renungkan: Kita perlu memupuk kasih kita kepada Tuhan dan firman-Nya agar kehidupan kita jernih memancarkan kemuliaan Tuhan.

(0.24989691525424) (Mrk 14:66) (sh: Harapan dan motivasi (Rabu, 16 April 2003))
Harapan dan motivasi

Harapan dan motivasi. Masih hangat di hati kita ucapan Petrus "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau" (Mrk. 14:31). Tetapi pada malam yang sama, hanya selang beberapa jam, di hadapan pengadilan agama Yahudi Petrus menyangkal bahkan bersumpah bahwa ia sama sekali tidak mengenal Yesus. Petrus memilih untuk menyelamatkan dirinya sendiri daripada menderita bersama Kristus.

Petrus tidak siap untuk menerima kenyataan bahwa Yesus harus menderita. Selain itu, sikap Yesus menyerahkan diri tanpa suatu perlawanan apa pun membuat Petrus yang dijuluki batu karang itu hancur berantakan. Petrus yang gagah berani itu tiba-tiba menjadi seorang penakut. Kokok ayam mengingatkan Petrus akan perkataan Yesus, ia menangis. Suatu tangisan penyesalan.

Mungkin kita mengatakan bahwa Petrus tidak memiliki pendirian yang teguh. Ia mudah berubah-ubah. Perubahan sikap yang demikian tidak hanya dialami oleh Petrus tetapi juga dialami oleh orang beriman dalam perjalanan mengikut Yesus. Ada orang yang mengikut Yesus dengan pemahaman yang keliru. Ada orang yang mengikut Yesus dengan harapan bahwa hidupnya senang dan selalu sukses. Kedua hal tersebut merupakan pemicu bagi ketidak-siapan umat Tuhan mengalami penderitaan. Artinya, orang dengan pemahaman seperti itu melupakan konsekuensi menjadi pengikut Yesus yaitu bukan hanya senang tetapi juga harus rela menderita. Tuhan menghendaki agar umat-Nya memiliki sikap iman yang teguh dalam menghadapi berbagai tantangan, pencobaan dan penderitaan. Kalaupun karena kelemahan umat Tuhan jatuh, Ia mengangkat umat- Nya dari kejatuhan sebab tangan Tuhan selalu terulur untuk mengangkat umat-Nya kembali.

Renungkan: Menjadi seorang murid harus memiliki pendirian dan iman yang teguh, apalagi dalam menghadapi tantangan dan cobaan.



TIP #02: Coba gunakan wildcards "*" atau "?" untuk hasil pencarian yang leb?h bai*. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA