(0.09) | (Yeh 42:1) |
(sh: Bilik-bilik bagi para imam (Sabtu, 24 November 2001)) Bilik-bilik bagi para imamSekali lagi Yehezkiel dibawa ke pelataran luar sebelah utara, kali ini ke dekat bangunan di ujung barat (ayat 1-9a). Berhadapan dengan bangunan di lapangan tertutup di sebelah barat (ayat 41:12) dan dengan bilik-bilik tempat umat yang beribadah memakan persembahan kurban, terdapat bilik-bilik bagi para imam. Bilik-bilik yang simetris letaknya juga terdapat di bagian selatan dari pelataran luar (ayat 9b-12). Bilik-bilik ini kudus (ayat 13), dan di sinilah para imam memakan jatah mereka dari persembahan-persembahan mahakudus. Di bilik ini pula para imam harus menanggalkan pakaian upacara mereka saat akan meninggalkan pelataran untuk masuk ke pelataran luar (ayat 14). Seperti dalam laporan-laporan sebelumnya, di sini pun perbedaan antara imam dan awam, antara yang kudus dan tidak kudus ditegaskan, guna menjaga dan memelihara kesucian wilayah kudus. Selesai mengukur bagian dalam, malaikat lalu membawa Yehezkiel keluar, ke pintu gerbang timur, dan mulai mengukur Bait Suci dari luar (ayat 15-20). Keempat sisi tembok luar Bait Suci berbentuk bujur sangkar berukuran 500 hasta x 500 hasta. Kini fungsi tembok Bait Suci dijelaskan, yakni "untuk memisahkan yang kudus dari yang tidak kudus" (ayat 20). Dengan demikian, selesailah pengukuran dan pengamatan seluruh kompleks Bait Suci yang dilihat Yehezkiel. Beberapa hal dari penglihatan ini memang sulit diuraikan, dan penjelasannya sulit diikuti. Tetapi, ada beberapa hal yang bisa kita renungkan: (a) Kompleks Bait Suci menggambarkan wilayah kesucian milik Tuhan yang dipisahkan dari yang tidak kudus; (b) Dari luar ke dalam ada gradasi kekudusan: bagian luar untuk orang awam yang beribadah, pelataran dalam untuk imam-imam yang melayani, dan paling dalam adalah Bait Suci dengan ruang mahakudus. Renungkan: Penglihatan mengenai bangunan Bait Suci serta ukuran- ukurannya mengajar kita 2 hal: (ayat 1) Dalam ibadah, siapa pun tidak boleh sembarangan menghampiri Allah, melainkan selalu harus mengikuti ketentuan dan peraturan yang sudah ditetapkan-Nya; (ayat 2) Kita harus senantiasa menjaga diri dari pencemaran oleh dosa. Tentu ini berlaku bukan hanya dalam ibadah, tapi juga dalam seluruh aspek kehidupan. |
(0.09) | (Mat 21:12) |
(sh: Kegagalan rohani: hidup tapi mati! (Selasa, 27 Februari 2001)) Kegagalan rohani: hidup tapi mati!Di sebuah gereja, ada pemudi Kristen yang sangat rajin beribadah dan melayani Tuhan, sepertinya tidak sedikit pun noda dalam pelayanannya. Banyak orang mengira bahwa ia adalah seorang Kristen yang dekat dengan Tuhan. Ternyata apa yang nampak di luar tidak selalu mencerminkan apa yang ada di dalam. Baginya terlebih penting melayani daripada persekutuan pribadi dengan Tuhan. Sekian tahun ia melayani, tetapi mengalami kegagalan rohani, karena ia hanya melayani dirinya sendiri. Dua perikop yang kita baca mencerminkan betapa kerasnya Yesus menegur segala macam bentuk kegagalan rohani. Pertama, Bait Allah, tempat umat- Nya berdoa dan bertemu Allah, telah mereka jadikan tempat perdagangan yang menghasilkan untung. Mereka bukan sekadar menyalahgunakan fungsi Bait Allah sebagai tempat berdagang, tetapi kemarahan- Nya yang sedemikian meluap dikarenakan umat-Nya yang seharusnya menjaga kekudusan dan kekhidmatan rumah Allah telah menggeser: tujuan bagi Allah menjadi tujuan bagi manusia. Bait Allah adalah rumah yang disediakan bagi umat untuk memprioritaskan Allah, tetapi mereka telah menjadikan tempat untuk memprioritaskan materi. Dua respons yang bertolakbelakang: respons orang buta dan orang timpang, dan respons imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat (ayat 14-16) mencerminkan bagaimana keadaan saleh tampak luar tidak menjamin kemurnian hati mereka meresponi pekerjaan Allah. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat hidup dalam kebenaran mereka sendiri, sehingga hati mereka dipenuhi kejengkelan menyaksikan mukjizat Allah. Hal yang kedua, Yesus mengutuk pohon ara yang hanya menghasilkan daun-daun dan tidak menghasilkan buah. Apa gunanya daun tanpa buah? Manakah yang dinikmati orang: daun atau buah? Yesus menggunakan contoh ini untuk menegur orang-orang Yahudi yang mengaku sebagai umat Tuhan tetapi tidak mengalami persekutuan dengan Tuhan. Apa gunanya nampak saleh jikalau rohaninya mati? Jikalau Tuhan berkunjung ke rumah Kristen, ke gereja, ke kantor dimana Kristen berada, adakah Ia pun kecewa karena hanya menemukan daun dan bukan buah? Renungkan: Kristen yang tidak memprioritaskan persekutuan dengan Tuhan akan mengalami kegagalan rohani, walaupun nampaknya hidup, pada hakikatnya mati. |
(0.09) | (Luk 2:21) |
(sh: Makin mengenal-Nya dalam ketaatan (Jumat, 27 Desember 2002)) Makin mengenal-Nya dalam ketaatanAyat 33 seharusnya membuat para pembaca terkejut. Setelah segala peristiwa dan pemberitaan sebelumnya, masih ada lagi hal tentang Yesus yang mampu membuat Yusuf dan Maria "amat heran"! Ini menandakan bahwa keduanya masih terus dalam proses mengenali siapa Yesus Kristus dan misi-Nya, salah satunya seperti yang disampaikan Simeon. Yesus adalah Sang Mesias (ayat 26), yang menjadi kelepasan bagi Israel (ayat 25,38), dan memenuhi nubuat PL (ayat 32, bdk. Yes. 42:6, 49:6; 34, bdk. Yes. 8:14). Yang penting untuk diperhatikan adalah bahwa pengenalan yang lebih mendalam tersebut berlangsung dalam konteks ketaatan dan kesalehan.Ketaatan itu tampak dari tokoh Simeon dan Hana. Simeon adalah seorang yang benar dan saleh (ayat 25), dan taat kepada Roh Kudus (ayat 25b-27). Demikian juga Hana, yang rutin melayani di Bait Allah dan beribadah dengan berpuasa dan berdoa (ayat 37). Kedua orang ini dipakai Allah untuk menegaskan dan meneguhkan jati diri Yesus, tidak hanya di hadapan Yusuf dan Maria, tetapi, seperti yang dilakukan oleh Hana, juga di hadapan banyak orang yang masih setia berharap kepada Allah (ayat 38). Ketaatan itu juga tampak dari apa yang dilakukan Yusuf dan Maria. Mereka menamai Yesus sesuai dengan perintah malaikat (ayat 21). Maria taat untuk mentahirkan dirinya (ayat 22). Mereka membawa Yesus ke Yerusalem dan menyerahkan-Nya kepada Tuhan (ayat 22-23) untuk mempersembahkan kurban (ayat 24), serta menyelesaikan semuanya sesuai dengan hukum Taurat (ayat 39). Peristiwa yang dicatat Lukas dalam bentuk khiastik (gaya penulisan dimana bagian-bagian subnas yang bertema mirip disusun berurut menjadi seperti ini: a-b-c-d-c’-b’-a’) ini memberikan teladan kepada kita, tentang betapa indahnya karya Allah yang dinyatakan melalui orang-orang yang taat beribadah kepada-Nya dan saleh kehidupannya.
Renungkan: |
(0.09) | (Luk 11:14) |
(sh: Mereka yang berpihak kepada Yesus. (Kamis, 23 Maret 2000)) Mereka yang berpihak kepada Yesus.Mukjizat dalam perikop ini sesungguhnya untuk mendemonstrasikan eksistensi Allah dan Kerajaan-Nya. Juga untuk memberitakan bahwa Allah sudah datang untuk membebaskan manusia dari ikatan belenggu kuasa Setan. Terompet peperangan sudah ditiup dan peperangan rohani sudah dimulai. Sikap netral sangat mustahil dalam peperangan ini. Seperti mereka yang sudah menyaksikan penyataan kuasa Roh Kudus yang langsung dan nyata, kemudian mereka dituntut untuk menentukan sikap terhadap Kerajaan-Nya (ayat 23). Demikian juga setiap pengikut- Nya. Untuk itu apa yang harus dialami oleh mereka yang berada di pihak-Nya? Mereka harus mengalami pembaharuan total di mana Roh Kudus tinggal dalam hidupnya. Tidak seperti keadaan orang yang didatangi kembali roh-roh lain yang lebih jahat karena hidupnya dibiarkan kosong (ayat 24-26). Di samping itu mereka harus juga mempunyai hubungan rohani secara pribadi dengan Kristus bukan hubungan secara fisik karena menjadi ibu dari Yesus (ayat 27). Dan hubungan ini harus dipelihara dengan jalan senantiasa mendengarkan dan memelihara firman-Nya (ayat 28). Selain itu ada hal-hal yang harus dihindari oleh pengikut-Nya, di dalam menjalani kehidupan beribadahnya selama di dunia. Mereka tidak boleh menekankan simbol-simbol dan ritual agama, sehingga mengabaikan realita dan kewajiban moral yang dinyatakan oleh simbol-simbol keagamaan (ayat 38). Mereka juga tidak boleh menggantikan moralitas kehidupan dengan ketaatan terhadap tata ibadah lahiriah. Hal ini seperti orang farisi yang yakin kekudusan hidupnya karena mencuci cawan dan pinggannya (ayat 39). Dalam menaati perintah-perintah-Nya haruslah seimbang. Janganlah melakukan satu hal yang kecil dengan ekstrimnya, namun justru mengabaikan perintah-perintah yang lebih hakiki (ayat 42). Orang percaya tidak boleh menjalankan kehidupan agamanya hanya untuk mendapatkan kemuliaan dirinya, kecuali untuk kemuliaan-Nya (ayat 43). Renungkan: Karena itu dalam peperangan rohani zaman ini, mereka yang berpihak kepada-Nya adalah orang-orang yang hidup dipimpin oleh Roh Kudus, yang hidup mengagungkan dan menjalankan firman-Nya. Dan semua itu dimanifestasikan dalam kehidupan moral yang sesuai dengan standar Allah, bukan standar pribadi ataupun standar masyarakat. |
(0.09) | (1Yoh 5:13) |
(sh: Kepastian hidup yang kekal (Selasa, 12 Desember 2000)) Kepastian hidup yang kekalSeorang sales pasti menjamin bahwa barang yang ditawarkan bermutu tinggi, harga bersaing, dan tahan lama. Namun banyak realita yang ternyata tidak seperti yang dijanjikan. Seorang sales menjamin barang tersebut bukan karena ia tahu benar kualitas barang tersebut, tetapi ia memang harus menjualnya untuk mendapatkan bonus. Berbeda halnya dengan jaminan yang diberikan oleh sang pembuat produk itu, ia dapat menyatakan dengan pasti kualitas produknya. Jadi kepastian jaminan bukan terletak pada kata- katanya, tetapi siapa yang mengatakannya. Kepastian kehidupan kekal bagi anak-anak Allah hanya dapat dipercaya kebenarannya di dalam Yesus Kristus, karena Dialah sumber kehidupan kekal. Sebagai anak-Nya kita percaya bahwa Ia telah memberikan segala-galanya kepada kita, dan yang terbesar adalah diri-Nya sendiri bagi hidup kita. Bila yang terbesar telah dinyatakan-Nya bagi kita, maka hal-hal yang lain pun akan menjadi bagian kita, artinya sebelum kita memintanya pun, hal itu telah disediakan-Nya bagi kita, yaitu segala sesuatu menurut rencana- Nya; inilah iman (15). Semakin kita dekat dengan Dia, permintaan kita akan semakin sesuai dengan rencana-Nya, karena kita tidak lagi meminta apa yang berkenan bagi diri sendiri tetapi yang berkenan bagi-Nya. Kepastian jaminan lain yang diberikan Allah adalah bahwa Ia akan melindungi anak-anak Allah dari kuasa si jahat. Tak ada kuasa apa pun atau siapa pun yang dapat merampas kita dari genggaman tangan Allah yang Maha Kuasa. Memang benar bahwa selama kita masih di dunia, kita akan mengalami banyak tantangan dari si jahat, namun ketika jatuh dalam dosa, tidak membawa kita kepada maut. Penulis mengatakan ada dosa yang membawa maut dan ada dosa yang tidak membawa maut (16). Kalimat ini tidak bermaksud membedakan dosa, karena kejahatan apa pun tetap dosa (17). Orang percaya yang sungguh-sungguh menjaga kekudusan hidupnya, namun suatu kali berdosa tidak membawanya kepada kematian kekal, karena ia tetap memiliki hidup kekal. Yang menjamin kehidupan kekal bukan dirinya sendiri, tetapi Yesus Kristus yang ada di dalamnya. Renungkan: Kegagalan, pergumulan, dan tantangan, seringkali membuat kita kecewa dan lelah dalam perjuangan iman. Namun ingatlah bahwa Allah sendiri yang menjamin kepastian kehidupan kekal! Pengantar Kitab Mikha Latar belakang. Mikha hidup sezaman dengan Yesaya, ia menjadi nabi pada pemerintahan Yotam (750-735 sM); Ahaz (735-715 sM); dan Hizkia (715-686 sM). Saat itu Asyur mulai melakukan ekspansi dan menaklukkan kerajaan- kerajaan di sekitarnya. Israel ditaklukkan oleh raja Salmaneser dari Asyur (722 sM). Ahaz raja Yehuda menjadi sekutu Asyur dan mengadopsi dewa-dewanya (2Raj. 16:7-18). Kemudian Hizkia, anak Ahaz, memberontak terhadap Asyur (2Raj. 18:17-19:37). Allah membangkitkan Asyur untuk menghukum umat-Nya (Yes. 10:5-11). Seperti dinubuatkan oleh Mikha (1:2-7), Samaria dihancurkan oleh Asyur. Bangsa Yehuda sudah dapat merasakan dahsyatnya penghukuman itu ketika Sanherib bergerak menuju pintu gerbang Yerusalem seperti yang dinubuatkan oleh Mikha (1:8-16).
Karakteristik dan tema utama.
Mikha merangkai 19 nubuatnya menjadi 3 seri. Masing-masing seri
dimulai dengan nubuat penghukuman (1:2; 3:1; 6:1) dan berakhir
dengan nubuat keselamatan. Sang nabi menyatakan bahwa Allah yang
kudus dan adil tidak dapat mentolerir dosa umat-Nya (1:3). Mereka
berdosa dalam hal penyembahan berhala (5:12-14), penipuan, dan
kecurangan (6:10, 11). Namun Mikha secara khusus mengutuk mereka
yang menindas orang miskin dengan cara merampas tanah yang
diberikan Allah (2:1-5; Bil. 27:1-11). Pemimpin politik dan agama
Yehuda dikutuk karena mereka pun menindas orang-orang miskin dan
tidak mengindahkan keadilan dan kebenaran (3). Yang sangat
fundamental dalam pemberitaan Mikha adalah masalah perjanjian
antara Allah dan umat-Nya. Allah tetap setia kepada perjanjian-
Nya namun umat-Nya mengkhianati perjanjian itu, sehingga mereka
akan menerima penghukuman yang sudah terkandung dalam perjanjian
itu (6:13-16). Mikha juga menyuarakan pemulihan dan berkat di
masa yang akan datang berdasarkan perjanjian. Allah akan
menggenapi janji kepada nenek moyang Israel (7:20) dengan
memelihara umat-Nya yang tersisa (2:12; 4:7; 5:3,7,8) dan akan
membangkitkan Seorang Pemerintah dari Betlehem - sang Mesias ( Penulis Mikha 1:1 mengidentifikasikan dengan jelas bahwa Mikha dari Moresyet adalah penulis kitab ini. |
(0.08) | (Rm 3:25) |
(full: DARAH-NYA.
) Nas : Rom 3:25 PB menekankan beberapa kebenaran mengenai kematian Kristus.
|