Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 10 dari 10 ayat untuk kembar (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Kis 28:11) (jerusalem: Dioskuri) ialah bintang kembar Pastor dan Poluks.
(0.50) (Yoh 11:16) (ende: Didimus)

Ini nama Rasul Tomas dalam bahasa Junani,sebagai terdjemahan lurus dari kata "tomas" dalam bahasa Aramea, jang berarti anak-kembar.

(0.42) (Kis 28:11) (ende: Dioskuroi)

Demikian nama kedua putera kembar Jupiter, jaitu Kastor dan Poluks. Mereka dihormati oleh kaum pelaut sebagai pelindungnja.

Tentu artinja terpahat pada udjung haluan kapal dan kapal sendiri djuga dinamai

(0.42) (Ibr 9:2) (ende: Kaki pelita)

jaitu kaki emas bertjabang 7 dengan 7 pelita.

(0.29) (Kej 31:43) (jerusalem) Rupanya dalam ceritera ini tercampur tradisi Yahwista dan tradisi Elohista. Ada beberapa unsur: 1) Sebuah perjanjian politik yang menentukan batas antara wilayah Laban dan wilayah Yakub, Kej 31:52; artinya: antara wilayah bangsa Aram dan wilayah bangsa Israel; diberi juga penjelasan nama Galed, artinya: timbunan batu; 2) sebuah perjanjian perorangan mengenai anak-anak perempuan Laban yang diperisterikan kepada Yakub, Kej 31:50; diberi penjelasan atas nama Mizpa, artinya: penjaga, Kej 31:49, tempat didirikan sebuah tugu (masebah). Tetapi mungkin juga bahwa tidak ada dua tradisi, melainkan dua penjelasan atas nama kembar yang oleh tradisi dihubungkan dengan nama kembar yang oleh tradisi dihubungkan dengan nama majemuk: Mizpa-Galed, artinya: Penjaga Galed sebuah nama tempat yang disebut dalam Hak 11:29. Tempat itu terletak di daerah di seberang sungai Yordan di sebelah selatan anak sungai Yabok. Ke dalam teks masih menyusup beberapa sisipan juga.
(0.25) (Yer 49:7) (full: EDOM. )

Nas : Yer 49:7

Bangsa Edom adalah keturunan saudara kembar Yakub, Esau (Kej 36:1). Mereka tinggal di wilayah pegunungan bagian selatan Laut Mati, dan mempunyai sejarah permusuhan dan pertentangan dengan Israel. Dosa-dosa Edom yang besar ialah kesombongan (ayat Yer 49:16) dan kebencian keras mereka terhadap Israel (bd. Ob 1:3,10-14).

(0.21) (Kid 7:1) (jerusalem) Puji-pujian untuk mempelai perempuan ini agak sejalan dengan yang tercantum dalam Kid 4:1-6. Ada beberapa unsur yang sama: anak kembar kijang, menara. Tetapi puji-pujian kedua ini lebih bernafsu dan merangsang. Urutannyapun terbalik. Pujian kedua mulai dengan bagian bawah badan, lalu naik sampai ke kepala. Titik-titik perbandingan agak ganjil rasanya: kalung, cawan, timbangan gandum, anak kijang, menara, lalu nama beberapa tempat/gunung. Salahlah tafsir yang mengartikan bahasa kiasan itu seolah-olah mengenai Tanah Suci. Kalau demikian muncul keganjilan: maka mempelai perempuan (Tanah Suci) diletakkan di daerah seberang sungai Yordan (Hesybon); hidupnya berada di gunung Libanon dan kepalanya di gunung Karmel. Bahasa kiasan itu sebenarnya mengungkapkan rasa kagum mempelai laki-laki melihat kecantikan bakal isterinya.
(0.17) (1Kor 14:37) (sh: Karunia bernubuat. (Kamis, 11 September 1997))
Karunia bernubuat.

Dalam Perjanjian Lama, nabi adalah hamba Allah yang menyampaikan firman Allah baik menyangkut zamannya maupun zaman Mesias dan akhir zaman. Fungsi nabi agaknya masih berlanjut dalam jemaat mula-mula yaitu pada orang yang menerima pesan khusus Allah untuk disampaikan kepada jemaat. Rupanya ada beberapa nabi tertentu dalam jemaat Korintus yang cenderung untuk meninggikan diri. Paulus kini mengingatkan bahwa bagaimanapun pentingnya nabi, nabi sendiri harus tunduk kepada prinsip firman tentang ibadah. Jadi nabi pun harus bernubuat dengan tertib. Nabi yang tidak tertib tidak perlu didengar. Siapa pun yang melayani Tuhan harus tertib!

Keterbukaan dalam pelayanan. Aturan rohani yang Paulus berikan itu bisa disimpulkan secara ekstrim. Karena itu Paulus menegaskan bahwa tertib yang dimaksudkannya tidak sama dengan anti pelaksanaan karunia-karunia atau sikap tertutup terhadap karunia-karunia rohani. Aturan dan ketertiban ibadah itu dimaksudkan untuk memberi arah yang membuat setiap warga gereja terlibat aktif secara benar.

Renungkan: Kebebasan dan keteraturan dalam ibadah bukanlah musuh tetapi saudara kembar.

Doa: Alirkanlah berkat dari kemuliaanMu kepada ibadah kami.

(0.12) (2Yoh 1:4) (sh: Tinggal di dalam ajaran Kristus (Jumat, 7 Desember 2001))
Tinggal di dalam ajaran Kristus

Yohanes mengawali isi suratnya dengan ungkapan sukacita (ayat 4) karena sebagian jemaat tetap hidup dalam kebenaran. Dari ayat ini dapat disimpulkan bahwa sebagian dari jemaat tidak lagi hidup dalam kebenaran. Sangat mungkin mereka terpengaruh oleh ajaran sesat dan telah meninggalkan jemaat (bdk. 1Yoh. 4:1-3). Keadaan ini memprihatinkan, namun Yohanes tetap bersukacita karena masih ada yang setia. Tema kembar "kebenaran" dan "kasih" tampil kembali di sini. Kedua unsur inilah yang membedakan antara anggota jemaat yang setia pada ajaran Kristus dan yang tidak.

Ajaran sesat yang ditentang Yohanes adalah "docetisme" (dari Yun. dokeo, "seakan-akan"). Menurut ajaran ini, Kristus tidak sungguh-sungguh datang sebagai manusia dalam daging (ayat 1Yoh. 4:2,3; 2Yoh. 7). Ia tidak memiliki tubuh fisik, jadi Ia hanya seakan-akan mati. Oleh karena itu, Kristus bukan Juruselamat yang mati bagi orang berdosa. Terhadap ajaran yang menyangkal Kristus inilah, yang penyebarnya telah "pergi ke seluruh dunia", Yohanes memperingatkan jemaat, agar waspada dan tetap tinggal di dalam ajaran Kristus (ayat 8, 9). Tinggal di dalam ajaran Kristus berarti tinggal di dalam Kristus sendiri (ayat 1Yoh. 2:6). Juga, dapat berarti bertekun dalam ajaran tentang Kristus, yang diwariskan oleh para rasul, yang telah didengar dan dilihat "sejak semula" (ayat 1Yoh. 1:1; 2Yoh. 5). Para penyesat tidak membawa ajaran Kristus (ayat 10).

Menyadari seriusnya bahaya ajaran sesat, yang dapat menghancurkan iman pada Kristus serta karya penebusan-Nya, Yohanes memberikan peringatan kedua, yaitu agar jemaat jangan menerima, bahkan jangan menyalami mereka yang membawa ajaran tersebut (ayat 10). Dalam budaya Yahudi, memberikan salam (bahasa Ibrani shalom, "damai") bukan sekadar formalitas, tapi juga memberkati yang disalami (bdk. Mat. 10:13; Luk. 10:6) dan menjalin persekutuan dengan orang tersebut. Yohanes memperingatkan bahwa menyalami penyesat berarti "mendapatkan bagian dalam perbuatannya yang jahat" (ayat 11).

Renungkan: Hidup dalam kebenaran dan dalam kasih, dengan tinggal di dalam ajaran Kristus, itulah senjata gereja Tuhan dalam segala zaman untuk menghadapi lawan-lawan imannya.

(0.12) (3Yoh 1:1) (sh: Dukacita seorang gembala jemaat (Sabtu, 8 Desember 2001))
Dukacita seorang gembala jemaat

Ajaran sesat mengakibatkan perpecahan dalam jemaat. Ini dialami oleh jemaat penerima surat 2 dan 3 Yohanes. Meskipun demikian, sang penatua bersukacita karena mendengar bahwa dalam kondisi memprihatinkan ini, ada anggota-anggota jemaat yang setia pada kebenaran dan hidup dalam kebenaran. Gayus adalah salah satu dari mereka.

Siapakah Gayus? Perjanjian Baru menyebutkan tiga orang bernama Gayus: (a) Gayus dari Korintus, yang dibaptis oleh Paulus (Rm. 16:23; 1Kor. 1:14) dan menurut tradisi menjadi Uskup (Penilik Jemaat) Tesalonika yang pertama; (b) Gayus dari Makedonia, teman seperjalanan Paulus yang ditangkap dalam kerusuhan di Efesus (Kis. 19:29); (c) Gayus dari Derbe, yang mengikuti Paulus dalam perjalanannya terakhir melalui Makedonia (Kis. 20:4). Karena tidak ada kepastian Gayus yang mana yang menerima surat ini, maka disimpulkan bahwa Gayus di sini adalah seorang pemimpin di salah satu jemaat asuhan Yohanes.

Dalam ungkapan sukacitanya, sang penatua menyebutkan kata "sukacita" dua kali (ayat 3, 4). Beberapa saudara, yang mungkin baru kembali dari kunjungan ke jemaat Gayus, memberikan kesaksian bahwa Gayus "hidup dalam kebenaran" (ayat 3). Maksudnya, Gayus setia pada kebenaran yang dikenalnya dalam Kristus. Bentuk kata kerja yang dipakai di sini menyatakan kesinambungan: Gayus "selalu hidup dalam kebenaran". Penulis mengasihi Gayus (dan jemaat) juga "dalam kebenaran" (ayat 1). Tema kembar ini saling melengkapi: mengenal kebenaran dibuktikan dengan saling mengasihi, dan saling mengasihi dimungkinkan karena mengenal kebenaran. Dua tema ini sangat menonjol dalam surat-surat Yohanes. Mendengar bahwa "anak-anakku hidup dalam kebenaran" membawa sukacita besar bagi sang Penatua (ayat 4). Istilah "anak-anakku" mengungkapkan kasih kebapaan Yohanes terhadap anak-anak rohaninya dan hubungan yang dekat diantara mereka.

Renungkan: Dalam berbagai krisis yang harus dihadapi seorang pemimpin Kristen, kesaksian iman dari mereka yang dipimpin menjadi sumber sukacita yang menyejukkan hati. Bagikanlah kesaksian iman Anda.

agar pemerintah kita selalu sadar akan sumber kekuasaan mereka, sehingga mereka bisa menjalankan roda pemerintahan berlandaskan takut akan Tuhan.



TIP #24: Gunakan Studi Kamus untuk mempelajari dan menyelidiki segala aspek dari 20,000+ istilah/kata. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA