ialah melihat dengan gembira keruntuhan musuh.

ialah keruntuhan bangsa dalam pembuangan.

Busur merupakan lambang kekuatan militer Israil. Keruntuhan wangsa Jehu adalah awal-mula keruntuhan Israil seluruhnja.

Keruntuhan wangsa Jehu disindir oleh ajat ini.

Nabi sendiri mengutjap isi hatinja dengan menjaksikan keruntuhan bangsanja.

Israil berbitjara: keruntuhan Babel menjatakan kedjudjuran Israil jang dibela Jahwe.

Ajat ini menjindir keruntuhan Sjomron.

Tjampur-tangan Allah digambarkan sebagai keruntuhan semesta alam.

Bahasa penghebat jang berarti: orang tidak dapat lari dari keruntuhan.

Satu perkataan ditinggalkan: "akan keruntuhan, taufan(?)".

Israil tidak dapat dibebaskan tanpa keruntuhan (politik) (Yer 30:8) musuh² jang membuangnja itu. Keruntuhan itu disini dilukiskan dengan bahasa penghebat.

Sekali lagi keruntuhan Ninive digambarkan. Tetapi sekarang dikatakan, bahwa keruntuhan itu merupakan hukuman atas kelaliman kota dan Asjur dan hukuman itu ditimpakan Jahwe.

Jeremia diedjek, karena menubuatkan keruntuhan Jerusjalem jang tak terpenuhi (sampai masa itu).

Lantai pengirikan disediakan (dipadatkan), waktu musim penebahan sampai. Panen mengibaratkan hukuman, keruntuhan Babel.

Djawaban mereka jang ketjil hati. tapi keruntuhan Babel pasti akan datang (Yer 51:52-57).

Golongan jang chusus bertanggung djawab atas keruntuhan Jerusjalem ialah pemimpin-pemimpin agama.

Raba ialah ibu-kota Aram.

Untuk pertama kalinja Asjur (Assyria) muntjul disini. Negara raksasa itu tengah berkembang. Pengaruhnja terus bertambah sampai membawa keruntuhan Israil.

Keruntuhan Jerusjalem tidak dapat dielakkan oleh sendjata manusia. Lalu (Yer 33:6-15) pemulihan dan kebahagiaan didjandjikan.

Kabar Jeheskiel adalah kabar jang menjedihkan. Ia kan menubuatkan keruntuhan umat Jahwe. Tapi bagian terachir kitabnja memuat kabar gembira.

ialah radja² lain jang sudah runtuh (turun kepratala). Mereka terhibur oleh keruntuhan radja Mesir.