(0.42) | (Bil 14:11) |
(full: TIDAK MAU PERCAYA KEPADA-KU.
) Nas : Bil 14:11 Inti pemberontakan Israel ialah ketidakpercayaan yang tumbuh dari kegagalan mereka untuk mengingat kesetiaan Allah pada waktu lalu, mempercayainya sebagai Tuhan dan mempercayai firman-Nya. Menurut cara berpikir mereka, mereka tidak bisa lagi bersandar kepada Tuhan dalam segala keadaan.
|
(0.42) | (Yoh 8:28) | (jerusalem: bahwa Akulah Dia) Dalam Perjanjian Lama ungkapan "kamu (akan tahu) bahwa Akulah Dia, atau: bahwa Akulah Tuhan (Yahwe)" menekankan kekuasaan ilahi bdk Yoh 8:24+, atau memberitahukan turun tangan Tuhan yang hebat bdk Kel 10:2; Yeh 6:7,10,3 dst, dll Yes 43:10 (ayat ini sangat serupa dengan Yohanes). Dalam Yoh 8:28 ini diberitahukan pemuliaan Yesus melalui "peninggianNya" di kayu salib, Yoh 12:32+. Peninggian itu akan menanggapi pertanyaan orang-orang Yahudi, dalam Yoh 8:25, tetapi berupa penghukuman atas ketidakpercayaan mereka. Bdk Yoh 19:37; Wah 1:7; Mat 26:64 dsj; 1Ko 2:8. |
(0.41) | (Kel 16:9) |
(sh: Percaya dan harta (Kamis, 8 September 2005)) Percaya dan hartaBanyak orang merasa khawatir akan kehidupannya. Khawatir sebenarnya menunjukkan ketidakpercayaan kita kepada Tuhan. Entah kita merasa Tuhan tidak mengerti dan tidak peduli akan kebutuhan kita, atau bahkan kita tidak yakin Dia mampu menolong kita. Akibatnya, kita tidak mampu taat kepada firman-Nya. Kondisi seperti itu yang dihadapi oleh umat Israel. Ketika mereka bersungut-sungut karena kekurangan makanan, Allah menjawab mereka dalam kepedulian dan kemaha-kuasaan-Nya (ayat 12-14). Ia menyediakan manna yang langsung dikirim-Nya dari langit. Ia secara ajaib memelihara mereka. Allah mengirimkan pula burung puyuh agar mereka bisa menikmati daging. Allah memakai alam mencukupi kebutuhan umat-Nya. Tindakan Allah ini menunjukkan kesetiaan sekaligus kemahakuasaan-Nya terhadap umat yang berseru kepada-Nya. Seharusnya mereka percaya kepada Allah. Namun, umat Israel tidak sepenuhnya percaya akan pemeli-haraan Tuhan. Itu membuat mereka khawatir tentang kebutuhan jasmani mereka. Akibatnya mereka tidak taat ketika diperintahkan untuk hanya mengumpulkan manna sesuai kebutuhan keluarga mereka (ayat 19-20). Pernyataan iman kita terbukti melalui sikap dan tindakan nyata kita. Tidak cukup hanya mengaku percaya bahwa Allah Mahakuasa dan Mahakasih. Ungkapan kepercayaan tersebut seringkali hanya di bibir saja sebab tatkala diperhadapkan masalah, kita memilih menyelesaikannya dengan kekuatan sendiri. Hal itu membuktikan bahwa sebenarnya kita meragukan Allah. Cara kita mendapatkan nafkah dan bagaimana kita menggunakannya adalah ungkapan iman kita sesunguhnya. Kekhawatiran dan keserakahan adalah tanda ketidakpercayaan. Kepercayaan akan terwujud dalam kesahajaan, kemurahan terhadap sesama, serta ucapan syukur yang berlimpah. Renungkan: Percaya sejati selalu mewujudkan ketaatan melakukan firman Tuhan. |
(0.41) | (Mrk 16:9) |
(sh: Kesan dan pesan (Senin, 21 April 2003)) Kesan dan pesanBagaimana respons para murid mendengar kabar tentang kebangkitan Yesus yang dibawa oleh para perempuan yang baru kembali dari kubur Yesus, dan dari dua orang murid ketika dalam perjalanan menuju Emaus? Mereka tidak mempercayai berita tersebut. Karena ketidakpercayaan itulah maka Yesus menampakkan diri kepada mereka, dan mencela ketidak-percayaan dan kedegilan hati mereka. Jika kita melihat kedekatan dan kebersamaan para murid dengan Yesus, rasanya mustahil jika mereka tidak mempercayai kebangkitan-Nya. Apa alasan mereka? Menurut Markus hal ini disebabkan oleh perbedaan persepsi tentang model mesias yang mereka nantikan. Murid-murid menantikan Mesias yang memiliki kekuasaan politis yang mampu mengenyahkan musuh-musuh Israel secara politis, dan membangun suatu negara yang damai dan makmur. Persepsi ini membuat mereka tidak siap menerima fakta bahwa Yesus Kristus, sang Mesias harus menderita dan mati. Sebaliknya, konsep Mesias menurut Yesus harus menderita (Mrk. 8:34). Model kemesiasan inilah yang tidak dimengerti oleh murid-murid. Walau demikian melalui penampakkan itu mereka diyakinkan. Lalu Yesus mengutus mereka ke seluruh dunia, untuk memberitakan Injil kepada segala makhluk. Mereka juga diberikan kuasa untuk melakukan tanda-tanda mujizat. Menarik untuk diperhatikan adalah bahwa kabar sukacita bukan hanya ditujukan kepada manusia, tetapi juga kepada semua makhluk ciptaan-Nya. Pertanyaan yang timbul adalah bagaimana mereka mengalami Injil? Eksploitasi lingkungan secara tidak bertanggung jawab, pembakaran hutan, pembuangan limbah beracun, dlsb. menunjukkan bahwa berita sukacita itu tidak manusia sampaikan kepada mereka. Renungkan: Berita Injil semakin samar terdengar. Keadaan ini seharusnya mendorong gereja untuk makin giat memberitakan Injil. |
(0.33) | (Hak 3:7) |
(full: ORANG ISRAEL MELAKUKAN APA YANG JAHAT.
) Nas : Hak 3:7 Kitab Hakim-Hakim mencatat bahwa Israel mengalami enam siklus kemurtadan, perbudakan, berseru kepada Allah, pembebasan oleh Allah, dan kemudian terjatuh kembali (lihat cat. --> Hak 2:10). [atau ref. Hak 2:10] Peristiwa-peristiwa sejarah ini mengungkap beberapa kebenaran mendasar:
|
(0.33) | (Dan 9:24) |
(full: TUJUH PULUH KALI TUJUH MASA.
) Nas : Dan 9:24 Di sini nubuat Daniel tentang Israel dan kota kudus sangat penting bagi hari-hari terakhir zaman ini. Kata yang diterjemahkan "tujuh masa" di sini berarti kesatuan tujuh tahun; jadi, "tujuh puluh kali tujuh masa" adalah periode 490 tahun. Enam hal khusus akan terlaksana bagi Irael selama 490 tahun.
|
(0.33) | (Ibr 3:7) |
(full: SEPERTI YANG DIKATAKAN ROH KUDUS.
) Nas : Ibr 3:7 Bersama dengan penulis kitab-kitab PB lainnya, penulis surat Ibrani menganggap Alkitab dalam pengertian yang dasar dan sesungguh-sungguhnya sebagai perkataan Roh Kudus sendiri dan bukan sekadar ucapan manusia (bd. Ibr 9:8; 10:15; 2Tim 3:16; 2Pet 1:21; lihat art. PENGILHAMAN DAN KEKUASAAN ALKITAB). Ketika kita membaca Alkitab, janganlah kita berpikir bahwa kita hanya membaca pendapat Matius, Paulus, Petrus, Yohanes, dan lain-lain, melainkan perkataan Roh Kudus sendiri yang menyatakan kehendak Allah bagi gereja dan bagi kehidupan kita. |
(0.33) | (Bil 5:11) |
(sh: Kesetian dan kepercayaan yang teruji (Jumat, 13 Agustus 1999)) Kesetian dan kepercayaan yang terujiKasih antara suami isteri dalam sebuah pernikahan dirasakan kurang lengkap apabila tidak disertai sikap saling setia dan saling percaya. Perselingkuhan adalah salah satu wujud ketidaksetiaan yang lahir dari kasih yang tidak benar. Hasil dari kasih yang tidak benar dan ketidaksetiaan ini adalah ketidakpercayaan. Bagian firman Tuhan ini memberikan contoh tentang murka Allah atas isteri yang tidak setia, hal ini tentu saja tidak berarti bahwa suami akan luput dari murka Allah apabila mereka melakukan perselingkuhan. Bagaimana supaya kita memiliki kesetiaan dan kepercayaan yang teruji? Hidup setia di hadapan Allah. Pencobaan untuk berselingkuh tak dapat dihindari dari kehidupan suami isteri. Namun, tidak berarti bahwa kita harus menyerahkan diri pada pencobaan itu. Alasan Yusuf untuk tidak jatuh ke dalam pencobaan dari isteri Potifar adalah karena ia takut melakukan perbuatan dosa kepada Allah. Yusuf menyadari bahwa ia hidup di hadapan Allah dan untuk Allah, bukan di hadapan Potifar dan untuk Potifar. Kunci keberhasilan Yusuf keluar dari cobaan adalah tetap mempertahankan kesetiaan pada Allah yang hidup. Doa: Tuhan Yesus, tolonglah aku untuk hidup benar di hadapan-Mu dan hidup bagi-Mu; supaya aku tidak membiarkan pencobaan menghancurkan hidupku. |
(0.33) | (Bil 11:1) |
(sh: Bersungut-sungut dahulu (Selasa, 19 Oktober 1999)) Bersungut-sungut dahuluItulah yang sering dilakukan oleh bangsa Israel ketika menghadapi kesulitan hidup. Mereka tidak segera mencari wajah Tuhan untuk berdoa memohon bimbingan, petunjuk, dan pimpinan-Nya untuk mengatasi segala kesulitan. Sunggut-sungut adalah satu bentuk pemberontakan terhadap Allah, karena merupakan bentuk ekspresi menyalahkan dan menuduh Allah sebagai penyebab dari semua "nasib buruk" (ayat 2) dan menuntut pertanggungjawaban Allah. Yang paling buruk, sikap ini juga menandakan ketidakpercayaan dan ketidaktaatan kepada Allah mereka. Apakah kita seperti mereka? Serba spontan. Allah murka dan langsung mendatangkan hukuman yaitu api Allah yang akan menghanguskan mereka. Respons spontan atas nasib buruk juga diikuti dengan respons spontan atas hukuman Allah (ayat 2). Begitulah pola umum cara orang Israel berdosa dan bertobat. Serba spontan namun tidak bertahan lama. Serba spontan namun tidak memiliki kesungguhan. Ini dibuktikan dari peristiwa-peristiwa selanjutnya. Pola inilah (tindakan dan pertobatan) yang masih dianut Kristen kini. Begitu cepat melangkahkan kaki untuk berbuat dosa dan begitu cepat bertobat. Perlu dipertanyakan apakah pertobatan ini didasari suatu penyesalan dan pengakuan yang sungguh, yang dilanjutkan dengan tekad baru? Kerjakanlah keselamatanmu dengan sungguh-sungguh. |
(0.33) | (Bil 21:1) |
(sh: Tujuan Allah (Jumat, 5 November 1999)) Tujuan AllahBetapa sukar maju dalam Tuhan. Untuk sesaat Israel berhasil mengalami kemajuan ketika doa dan tekad mereka menumpas bangsa Arad dikabulkan Tuhan. Namun perjalanan panjang yang meletihkan dan membosankan itu kembali membangkitkan keluh-kesah mereka. Konsekuensi bagi semua orang yang menentang kehendak Allah adalah hukuman. Kini ular berbisa dikirim Tuhan untuk menghukum mereka. Penumpasan sampai binasa melambangkan murka Tuhan atas bangsa yang tak bermoral dan tak tahu berterimakasih. Allah adalah Allah atas sejarah, membenci dosa, dan tetap menyatakan kekudusan-Nya. Allah tidak hanya menghukum. Dosa akibat ketidaktaatan dan ketidakpercayaan umat Israel kepada Allah harus dibayar dengan harga mahal: kematian. Jalan keluar dari dosa hanya satu yaitu bertobat, berbalik dari dosa, dan percaya kepada Allah. Pertobatan mereka diterima Tuhan hanya ketika mereka memandang ular tembaga, tanpa mengusir ular-ular lain. Allah tidak main-main, tetapi bertindak tegas menghukum umat yang memberontak. Renungkan: Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan oleh umat pilihan-Nya, apalagi disertai dengan sikap meremehkan dan tidak menyembah-Nya. |
(0.33) | (Bil 33:1) |
(sh: Melihat ke belakang, itu perlu! (Rabu, 24 November 1999)) Melihat ke belakang, itu perlu!Allah sudah membawa Israel dari Mesir sampai ke perbatasan tanah perjanjian. Meskipun diwarnai dengan kegagalan di pihak Israel, kekurangan air dan makanan, bahaya yang ditimbulkan oleh musuh; Allah tetap setia. Melihat ke belakang membuat kita dimampukan untuk belajar. Melihat ke belakang berarti ada keberanian untuk melihat kegagalan-kegagalan, kekurangan, dan kesalahan kita. Namun yang lebih penting dari itu semua adalah bahwa dengan melihat ke belakang, kita dimampukan untuk melihat juga karya besar Allah yang sudah membawa dan memimpin kita melalui saat-saat itu hingga sekarang. Melihat ke belakang, melompat ke depan. Sebenarnya perjalanan yang harus ditempuh secara normal oleh bangsa Israel menuju tanah perjanjian tidak sampai memakan waktu 40 tahun. Bila kita melihat kembali hal-hal yang terjadi selama masa perjalanan tersebut; maka dapat disimpulkan bahwa Allah menghukum umat karena kebebalan dan ketidakpercayaan umat kepada Allah. Namun dengan melihat ulang dan memahami semua yang telah Allah lakukan bagi umat Israel, kita seharusnya menyadari dan mengakui kesetiaan Allah. Renungkan: Kesetiaan Allah di masa lampau menguatkan kita untuk menatap masa depan yang penuh tantangan dan pergumulan. |
(0.33) | (Yes 42:18) |
(sh: Buta dan tuli (Kamis, 04 Februari 1999)) Buta dan tuliSekalipun bangsa Israel adalah umat Allah, namun banyak di antara mereka yang menutup mata dan telinga mereka terhadap firman Tuhan. Ketidakpercayaan dan kekerasan hati telah mengaburkan iman mereka. "Siapakah yang buta seperti suruhan-Ku dan tuli seperti hamba Tuhan?" (19c, d). Sungguh sangat menyedihkan bila hamba-hamba Tuhan yang dipakai Tuhan namun mereka sendiri tidak melihat perbuatan Tuhan. Awal penolakan terhadap Tuhan. Buta dan tuli rohani merupakan awal penolakan terhadap Tuhan. Akibatnya sangat fatal. Hukuman yang dialami Israel merupakan tindakan Tuhan agar mereka mau menyadari kesalahannya. Mereka harus mengakui bahwa mereka telah berdosa, tidak mengikuti jalan yang ditunjukkan-Nya dan tidak mendengarkan pengajaran-Nya. Bagaimana keadaan mata dan telinga rohani kita? Perhatikanlah bahwa Tuhan marah karena ketidaktaatan. Adakah perbuatan kita yang akan membuat Tuhan murka? Seberapa jauh kita mengindahkan atau menyepelekan tindakan Tuhan dalam hidup kita? Bukalah mata dan telinga, agar nyata penyelamatan Tuhan dalam hidup Anda. Doa: Tuhan, ampunilah aku bila selama ini kurang memperhatikan Engkau. Tolonglah agar telinga, mata serta hatiku selalu terbuka pada-Mu. |
(0.33) | (Yoh 12:37) |
(sh: Pilihan bebas manusia (Sabtu, 27 Februari 1999)) Pilihan bebas manusia"Tetap tidak percaya sekalipun telah melihat banyak mukjizat!" Kutipan Yesaya 6:10, seolah-olah menimbulkan kesan bahwa Allah sendirilah yang merencanakan pemberontakan dan penolakan percaya kepada-Nya. Benarkah demikian? Pada bagian ini dikatakan bahwa ketidakpercayaan manusia merupakan bagian dari rencana keselamatan Allah. Namun hal ini terjadi bukan karena kesalahan atau kegagalan Allah melainkan karena manusia sendiri yang memilih untuk tidak percaya. Manusia lebih memilih dan menjunjung kehormatannya, daripada kehormatan Allah (43). Percaya atau tidak percaya. Setelah mendengar, memahami dan meyakini segala perkataan dan perbuatan Yesus dalam pasal-pasal sebelumnya, Kristen saat ini, diperhadapkan pilihan, percaya kepada Yesus yang diutus oleh Allah atau tidak percaya. Firman Tuhan jelas menyatakan bahwa percaya kepada Kristus adalah jaminan memperoleh hidup kekal. Sebaliknya, tidak percaya kepada Kristus membawa kita pada penghakiman, dan kebinasaan kekal. Renungkan: Bila hati nurani Anda meyakini kepastian percaya kepada Kristus, itulah pilihan Anda, pegang teguh, jangan goyah! Doa: Tuhan Yesus, terima kasih bahwa Engkau menciptakan kami dengan baik dan sempurna. Tolong kami untuk senantiasa berjalan dengan-Mu. |
(0.33) | (Ibr 3:7) |
(sh: Peringatan kedua (Selasa, 5 Oktober 1999)) Peringatan keduaInti dari peringatan kedua adalah firman Tuhan sudah diberitakan lewat Musa. Sikap Israel terhadap kepemimpinan dan petunjuk Musa, dengan sendirinya adalah sikap mereka terhadap Allah sendiri. Menolak firman yang disampaikan Musa berarti menolak firman Allah. Sikap menolak dan mengeraskan hati akan berakibat fatal. Ketidakpercayaan dan ketidaktaatan mengarah pada akibat tragis! Karena Kristus lebih tinggi dan lebih mulia daripada Musa, maka menolak beriman dan taat kepada-Nya merupakan pemberontakan yang tidak dapat ditolerir. Sebab menolak dan menyimpang dari keselamatan yang Kristus anugerahkan, adalah murtad yang menghasilkan kebinasaan. Percaya dan taat. Dua hal inilah yang harus Kristen lakukan. Hidup selalu dalam iman dan ketaatan sebagai respons kepada firman keselamatan. Salah satu tugas Gereja yang sangat penting adalah menyediakan atau membangun persekutuan di mana ada nasihat, dorongan, dan dukungan dari satu kepada yang lain. Inilah cara yang paling efektif dan penting untuk mencegah terjadinya penolakan dan sikap mengeraskan hati terhadap firman Tuhan. Doa: Lembutkanlah hatiku menerima kebenaran firman-Mu. Ampunilah aku yang sering berontak terhadap Engkau. Berikanlah hati yang taat dan percaya penuh kepada kedaulatan-Mu. Amin. |
(0.29) | (Bil 14:29) |
(full: BANGKAI-BANGKAIMU AKAN BERHANTARAN.
) Nas : Bil 14:29 PB dengan jelas menyatakan bahwa Allah bermaksud agar hukuman-Nya atas orang Israel karena ketidaktaatan dan ketidakpercayaan mereka menjadi peringatan bagi semua orang percaya (1Kor 10:11).
|
(0.29) | (Kej 17:15) |
(sh: Respons iman dan ketaatan (Selasa, 4 Mei 2004)) Respons iman dan ketaatanApakah tertawanya Abraham adalah tertawa ketidakpercayaan, sikap mencemooh janji Al-lah? Ataukah sikap kebingungan akan bagaimana mungkin dua orang uzur bisa menghasilkan keturunan (ayat 17-18)? Yang jelas, Allah tidak menegur Abraham. Allah hanya mempertegas bahwa garis keturunan Abraham adalah melalui Sara (ayat 19-21). Kita boleh saja menduga Abraham di sini kurang beriman. Ada bukti kuat di sini, yaitu Abraham menawarkan Ismael sebagai penggenap janji Allah tersebut (ayat 18). Yang jelas, sikap Allah terhadap Abraham tidak menjadi berubah. Allah tahu pergumulan Abraham sebagai manusia biasa yang terus menerus berharap, namun tak kunjung menerima. Ada saat-saat iman itu goyah. Allah mengerti kelemahan Abraham, sebab itu Ia datang untuk menguatkan dan menghibur. Akibat dari dorongan dan peneguhan Allah, Abraham bangkit dari kelemahannya dan dengan taat mengumpulkan semua anggota keluarganya untuk disunatkan. Bukan hanya seluruh anggota keluarga, tetapi juga seisi rumah tangga Abraham (ayat 23-27). Respons Abraham adalah iman dan ketaatan. Allah juga mengerti kelemahan-kelemahan kita di dalam mem-percayakan diri kepada Dia. Kadang iman kita menjadi tawar oleh karena penantian yang tak kunjung selesai. Kita sudah mulai menyerah. Namun, Dia cukup sabar untuk mendorong dan menguatkan kita melalui firman-Nya, sehingga kita tetap secara aktif dapat mengerjakan bagian kita. Puji Tuhan! Sekarang waktunya kita bangkit dan mengerjakan panggilan kita dengan semangat, karena Allah percaya kepada ketulusan kita untuk mempercayai Dia. Untuk dilakukan: Karena Allah percaya bahwa aku tetap setia pada-Nya dan percaya kepada janji-Nya, maka aku pun harus membuktikannya dengan perbuatanku. |
(0.29) | (Kel 4:1) |
(sh: Tidak bisa atau tidak percaya? (Jumat, 1 April 2005)) Tidak bisa atau tidak percaya?
Mengapa Musa menolak pengutusan Allah? Pertama, Musa tidak yakin umat Israel masih memercayai bahwa TUHAN peduli kepada mereka. Mungkin Israel telah lupa siapa Allah mereka, sehingga jika Musa berani menyatakan bahwa Allah Israel telah menampakkan diri kepada Musa dan mengutusnya pasti dianggap sebagai gurauan belaka (ayat 1b, 3:13). Karena itu, Tuhan menyertakan tanda-tanda ajaib kepada Musa sebagai bukti pengutusan-Nya (ayat 2-9). Kedua, Musa tidak yakin akan kemampuan diri sendiri memimpin umat yang begitu besar. Perasaan tidak mampu ini menghalangi Musa untuk melihat kuasa Allah bahkan boleh dikata ia meremehkan Allah (ayat 10-12). Di balik perasaan itu sebenarnya Musa tidak memercayai Allah. Oleh sebab itu, Allah marah karena alasan-alasan yang dibuat-buat itu. Namun, Allah masih memberikan tanda penyertaan-Nya melalui Harun yang akan menjadi juru bicara Musa (ayat 10-17). Kita seringkali gagal memercayai Tuhan karena pandangan-pandangan orang lain mempengaruhi kita. Kita kuatir mendengar pandangan mereka terhadap Tuhan lebih logis dan realistis daripada iman kita. Masalahnya adalah kita tidak rela berkorban. Maka, kita perlu mengingat pengurbanan Kristus untuk keselamatan kita, supaya kita didorong untuk membalas kasih-Nya melalui melayani Dia. Kita juga gagal melihat kuasa Allah bahkan cenderung meremehkannya karena kita terlalu berfokus pada keterbatasan dan kekurangan kita. Masalahnya adalah kita tidak percaya kepada Dia. Padahal penyertaan Allah jelas dan tidak perlu diragukan. Camkan: Mengatakan tidak bisa kepada Allah yang mengutus kita adalah pernyataan ketidakmauan dan ketidakpercayaan kita. |
(0.29) | (Kel 7:14) |
(sh: Lepaskan umat-Ku pergi! (Kamis, 7 April 2005)) Lepaskan umat-Ku pergi!
Tujuan Allah jelas, yaitu: "Biarkan umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku." Sayang, hati Firaun menolak. Tak dihiraukannya keadaan rakyatnya yang panik mencari air untuk diminum (ayat 19,24) dan Sungai Nil yang mengeluarkan bau busuk akibat ikan yang mati (ayat 18). Allah kembali mengutus Musa dan Harun menghadap Firaun untuk menyampaikan perintah Allah. Jika Firaun tetap menolak maka tulah katak akan datang dan memenuhi seluruh Mesir (ayat 8:1-2,5). Dampak tulah katak dari sungai Nil ini menyebabkan semua kegiatan sehari-hari di Mesir terhenti (ayat 3). Allah menyatakan kuasa-Nya supaya Firaun sadar bahwa tidak ada ilah Mesir yang setara dengan-Nya (ayat 8:10). Ternyata para ahli Mesir mampu membuat hal serupa dengan ilmu dan mantera mereka (ayat 7:22-23; 8:7). Hal ini semakin menyebabkan Firaun tetap berpikir bahwa Allah Israel tidak berkuasa. Namun, katak-katak jelmaan para ahli Mesir itu justru menambah kacau. Kekacauan ini menyebabkan Firaun terpaksa memohon Musa dan Harun berdoa kepada Allah (ayat 8:8-9), namun ia juga yang mengingkari perkataannya (ayat 15). Permohonan Firaun kepada Allah hanya bersifat semu saja. Ia tidak sungguh-sungguh percaya. Ketidakpercayaan Firaun menjadikan penghalang untuk melepaskan umat Allah pergi beribadah. Renungkan: Ketika Anda menjalani kehendak Allah, bersetialah menghadapi rintangan. Berharaplah juga mengalami kejutan campur tangan Allah lebih besar! |
(0.29) | (Kel 17:1) |
(sh: Andalkan kasih setia Tuhan! (Sabtu, 10 September 2005)) Andalkan kasih setia Tuhan!Tantangan dan persoalan dalam kehidupan manusia adalah wajar bagaikan kerikil-kerikil yang mengganggu langkah-langkah perjalanan hidup. Ketidakpercayaan kepada Allah dapat membuat kita memandang perintang-perintang kecil itu seolah-olah batu-batu besar. Israel yang berada di padang gurun Masa dan Meriba, sedang mengalami kekurangan air minum dan mereka juga harus menghadapi bangsa Amalek. Ketiadaan air minum merupakan masalah "kecil" di hadapan Allah. Namun, menurut Israel, hal ini bagaikan batu besar karena mereka kurang percaya. Israel tidak mengingat perbuatan besar yang Allah telah perbuat bagi mereka, yakni membebaskan mereka dari perbudakan Mesir dan menyertai perjalanan mereka bahkan mencukupi kebutuhan jasmani mereka selama berada di padang gurun (ayat 5-6). Kendati demikian, Allah terus menunjukkan kasih setia-Nya. Ia tetap menyertai Israel ketika mereka berperang melawan bangsa Amalek (ayat 8-12). Allah berperang melawan musuh umat-Nya, bahkan Ia membuat bangsa Amalek terhapus dari muka bumi (ayat 13-14). Kemenangan ini bukan disebabkan oleh kekuatan atau persenjataan Israel melainkan semata-mata karena kuasa Allah. Indahnya kemenangan yang Allah berikan terlihat dari ketaatan Israel pada firman-Nya dan kerja sama mereka yang saling menopang. Yosua yang memimpin Israel berperang melawan Amalek, sementara Musa dibantu dan ditopang oleh Harun dan Hur berdoa dengan tekun dan bersehati. Kita orang beriman pun bagaikan musafir-musafir yang sedang menuju pengenapan janji-janji Tuhan. Berbagai kesulitan fisik serta tantangan mental-spiritual Ia izinkan menghadang. Maksud Tuhan adalah agar kita beroleh kesempatan membuktikan bahwa Ia adalah Allah yang patut sepenuhnya kita andalkan dan percayai. Responsku: Aku akan memahsyurkan Allah karena kesetiaan dan karya-Nya dalam hidupku. |
(0.29) | (Ul 1:41) |
(sh: Menggunakan kekuatan (Kamis, 24 April 2003)) Menggunakan kekuatanSeperti seorang anak muda yang baru belajar mengendarai mobil, yang tidak bisa mengendalikan gas dengan baik, demikian pula manusia tidak bisa mengendalikan kekuasaan yang dimilikinya. Ialah yang dikendalikan oleh kekuasaan itu. Itu pula yang terjadi dengan bangsa Israel. Mereka telah dihukum Tuhan karena pengeluhan, ketidakpercayaan, dan kekhawatiran mereka. Akhirnya mereka menjadi berani, mereka kini merasa bahwa mereka siap. Mereka merasa telah memiliki kekuatan, kekuasaan untuk menghancurkan musuh. Sayang sekali, mereka sekali lagi menunjukkan pemberontakan dengan cara yang terbalik. Tuhan tidak hadir beserta mereka, mereka pasti akan kalah. Namun, mereka tidak mendengarkan Tuhan, mungkin karena menyesal telah melawan Tuhan. Sayang sekali, dengan melakukan penyerangan itu, mereka kembali melawan Tuhan. Akhirnya mereka hancur, kalah, dan mereka menangis. Mulai 2:2, setelah tiga puluh delapan tahun, mereka akhirnya diizinkan Tuhan untuk berangkat ke utara, ke sebelah timur Sungai Yordan. Kini mereka harus melewati 5 bangsa. Tiga yang pertama, Edom, Moab, dan Amon akan mereka lewati dengan damai. Ini juga menjadi satu janji bahwa jikalau Tuhan memberikan tanah kepada bangsa-bangsa lain, maka bangsa Israel pun akan mendapatkan tanah miliknya. Hanya, mereka tidak boleh menggunakan kekuatan dan kekuasaan mereka melebihi hak mereka. Dalam 2:18, suatu era baru tiba, era ketika generasi yang lama telah mati (ayat 14-15). Kematian mereka jelas bukan hanya karena usia, tetapi sebagian dari mereka mendapatkan hukuman Tuhan. Akhir yang mengenaskan. Renungkan: Batas segala sesuatu dalam kehidupan manusia adalah kehendak Allah. Gunakan kekuatan dan kekuasaan Anda dengan bertanggung jawab. |