Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 233 ayat untuk makin (0.000 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Yoh 8:16) (ende)

Jesus makin lama makin tegas menjatakan kesatuan dan kesamaanNja dengan BapaNja.

(0.87) (Kis 19:20) (jerusalem) Dalam naskah Aleksandria ayat ini berbunyi: Dengan jalan itu maka oleh kekuasaan Tuhan makin tersiarlah firman dan makin berkuasa.
(0.75) (1Sam 24:3) (ende)

Kandang chewan digurun seringkali terdiri atas ruangan tanpa atap, jang diberi dua tembok, jang makin lama makin saling mendekat dan jang berachir dalam sebuah gua.

(0.75) (Mat 13:33) (ende: Ragi)

Ini melambangkan daja resap adjaran dan rahmat Keradjaan Allah, jang makin lama makin lebih menjutjikan dan meluhurkan seluruh umat dan tiap-tiap anggota masing-masing.

(0.71) (2Kor 3:18) (ende)

Indjil mencerminkan kemuliaan, jaitu kekudusan Allah dalam segala adjaran, dalam tjara hidup dan seluruh kepribadian Jesus. Kalau kita dengan hati terbuka merenungi pernjataan kekudusan jang mahamulia itu dalam Indjil, kekudusan itu makin lama makin meresapi kita dan demikian kita makin lama makin sempurna mendekati kekudusan Allah jang mahamulia itu.

(0.71) (2Raj 3:24) (jerusalem: dan makin jauhlah... menerobos) Ini menurut terjemahan Yunani. Naskah Ibrani rusak.
(0.62) (Kej 24:2) (ende)

Ibrahim merasa, bahwa tidak lama lagi ia akan meninggal. Sekarang Ishaklah jang makin tampil kemuka selaku ahliwaris djandji-djandji.

(0.59) (Hos 10:1) (full: MAKIN BANYAK BUAHNYA. )

Nas : Hos 10:1

Makin makmur negeri Israel dan menghasilkan banyak buah, makin terlibat orang Israel dalam penyembahan berhala. Kemakmuran belum tentu merupakan berkat. Makin banyak uang yang dimiliki seorang, makin banyak yang mereka pakai untuk diri sendiri; mereka lupa Allah dan kebutuhan kerajaan-Nya, mereka berpusat pada diri sendiri dan bukan pada Allah.

(0.53) (Mzm 20:3) (ende: berkenan)

Perkataan Hibrani berarti: menganggap sebagai lemak.

Lemak itu adalah bagian kurban jang lebih penting; makna lemaknja makin baik kurban itu.

(0.53) (2Kor 4:15) (ende: Untuk kemuliaan Allah)

Paulus selalu sadar dan sering mengemukakan bahwa segala usaha dan sengsara harus ditudjukan kepada Allah, supaja Ia makin dimuliakan di bumi.

(0.53) (Hos 11:2) (endetn: Makin sering...Ku(panggil))

diperbaiki menurut terdjemahan Junani. Tertulis: "mereka memanggil".

(0.53) (Mzm 20:3) (jerusalem: disukaiNya) Kata Ibrani berarti: menganggap sebagai lemak. Adapun lemak adalah bagian korban yang paling penting. Maka makin banyak lemaknya, maka baik korbannya.
(0.50) (2Kor 4:10) (ende: Matinja Jesus)

Sengsara Paulus dalam segala penganiajaan menjerupai sengsara Jesus, dan seperti penganiajaan terhadap Jesus makin lama makin mendekatkanNja kepada kematian jang pasti, demikian nasib Paulus.

(0.44) (Kis 9:31) (jerusalem: jemaat) Menurut teks Aleksandria. Teks barat dan teks Antiokhia mengatakan: semua jemaat
(0.44) (2Kor 10:15) (jerusalem) Terjemahan lain: Kami tidak bermegah melampaui batas atas pekerjaan orang lain. Tetapi kami menaruh harapan bahwa dengan makin bertambahnya iman kamu di antara kamu, kami juga semakin besar menurut ukuran kami sendiri.
(0.44) (Ul 4:13) (ende)

Jang mendjadi bagi kode hukum Deuteronomium ialah Dekalog: jang disampaikan kepada Musa digunung Horeb. Dalam hubungannja dengan pemudjaan patung dewa-dewa: kerapkali dipandang sebagai patung-patung Jahwe:jang makin lama makin meluas pada djaman radja-radja: disini terutama ditekankan pada larangan terhadap patung. Jahwe tak mempunjai bentuk lahir: melainkan menjatakan Diri dengan sabdanja. (aj. 12,15)(Ula 4:12,15).

(0.44) (Mat 13:11) (ende)

Ajat-ajat ini dalam hubungan disini dapat diartikan seperti berikut: Semua orang jang mendengarkan pengadjaran Jesus, sebenarnja "dipanggil" (diberi rahmat) untuk mendjadi murid Jesus. Tetapi kebanjakan mereka kurang berminat. Sebab itu mereka tidak mendapat pengertian jang mendalam sehingga mereka kehilangan panggilannja pula. Tetapi mereka jang berminat benar, seperti para rasul jang telah meninggalkan semuanja untuk Keradjaan Allah, mereka ini diberi pendjelasan lebih landjut sehingga mendapat pengertian jang makin lama makin djelas meluas dan mendalam.

(0.44) (Yoh 6:52) (ende)

Pendengar-pendengar mengerti utjapan Jesus tadi dalam artinja jang wadjar dan sungguh, malah dalam arti jang serba djasmani. Salah paham tentang arti djasmani itu baru dibetulkan Jesus dalam Yoh 6:62 dan Yoh 6:63, tetapi isi dan maksud utjapanNja masih lagi diulangiNja beberapa kali dalam Yoh 6:53-59, tiap-tiap kali dengan perkataan jang makin tegas dan tekanan jang makin meningkat.

(0.41) (2Taw 28:1) (sh: Makin terdesak, makin berubah setia (Selasa, 2 Juli 2002))
Makin terdesak, makin berubah setia

Ahas membalikkan segala hal baik yang telah dilakukan oleh Yotam, ayahnya. Untuk semua tindakan tersebut hanya penilaian terburuk yang bisa diberikan penulis Tawarikh. Kehidupan Ahas, yang menghidupkan kembali pengurbanan manusia dan anak ala bangsa Kanaan (ayat 3), dipersamakan dengan "kelakuan raja-raja Israel" (ayat 2). Akibatnya, berturut-turut dan bergantian, Allah menyerahkan Yehuda ke tangan Aram (ayat 5a), Israel utara (ayat 5b), Edom dan Filistin (ayat 17-19). Bahkan Asyur yang dimintai bantuan pun malah "menyesakkan" Ahas (ayat 20). Bagi penulis Tawarikh, semua yang terjadi jelas merupakan akibat dari dosa Ahas dan Yehuda (ayat 6, juga 19). Pada masa inilah untuk pertama kali sebagian penduduk Yehuda harus mengalami pembuangan ke negeri lain (ayat 17-19). Para pembaca pertama kitab Tawarikh mengerti bahwa peristiwa pembuangan yang mereka alami bermula dari keadaan bangsa dan kerohanian yang seperti ini.

Semua penghukuman itu tidak juga menyebabkan Ahas berbalik dari kesalahan-kesalahannya. Ahas justru "malah semakin berubah setia kepada TUHAN" (ayat 22). Ahas mencari dewa sembahan baru (ayat 23), dan makin kehilangan rasa hormat terhadap Allah dan bait-Nya. Penghukuman yang dialami Ahas tidak membuatnya bertobat. Ahas malah makin menenggelamkan dirinya ke dalam dosa yang lebih keji dan konyol.

Kebejatan Ahas makin menonjol dengan ironi yang muncul pada pasal 28 ini. Tindakannya dipersamakan dengan kebejatan raja-raja Israel utara (ayat 2a). Namun, pada ayat 9-15, justru orang Israel Utara yang mau mendengar peringatan seorang nabi TUHAN (ayat 9), dan memberi respons yang tepat dengan mengakui keberdosaan mereka dan melakukan kehendak Allah. Mereka tidak seperti Ahas, anak Yotam, keturunan Daud "bapa leluhurnya" (ayat 1b), yang justru "menyakiti hati TUHAN, Allah nenek moyangnya" (ayat 25).

Renungkan: Orang yang berkeras hati tetap tinggal teguh di dalam dosa, menolak jauh-jauh ketetapan Allah, berarti juga menjauhi Allah. Padahal Allah sajalah satu-satunya sumber pertolongan terpercaya untuk hidup.

(0.38) (1Tim 1:12) (sh: Kasih karunia melahirkan syukur (Jumat, 7 Juni 2002))
Kasih karunia melahirkan syukur

Salah satu kualitas yang sering dijumpai pada tokoh-tokoh besar adalah kesadarannya yang tajam akan kelemahannya sendiri, dan tidak malu untuk mengakui kelemahan tersebut. Kualitas ini jugalah yang kita jumpai pada diri Paulus. Sebagai salah seorang rasul yang terkemuka, Paulus, yang dulunya bernama Saulus, mau mengakui latar belakang kelabunya. Ia pernah menjadi seorang ganas dan penganiaya jemaat Allah. Namun, Paulus tidak pernah berusaha menutup-nutupi hal ini. Nas ini hanyalah salah satu dari beberapa bagian suratnya, yang secara blak-blakan menyaksikan masa lalunya yang kelam (bdk. Gal. 1).

Namun, ada hal lain yang perlu disimak dan dicermati dengan lebih mendalam. Di dalam nas ini, Paulus terus mengedepankan Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamatnya. Pengakuan atas masa lalu yang kelam tidak diikuti dengan membanggakan diri atas perubahan yang telah terjadi. Paulus mengakui bahwa Kristus Yesuslah yang menguatkannya, yang menganggapnya setia, serta memberikannya kepercayaan untuk terlibat dalam kegiatan pelayanan (ayat 12). Paulus mengakui bahwa semua yang terjadi semata-mata karena kasih karunia Tuhan itu telah dikaruniakan dengan limpah (ayat 13). Paulus mengakui bahwa Yesus telah mengasihani dirinya sebagai orang yang paling berdosa, dan telah menunjukkan kesabarannya (ayat 16).

Ada ungkapan yang mengatakan: 'Gratia' (anugerah) selalu melahirkan 'Gratitude' (syukur). Inilah yang dilakukan Paulus. Setiap kali Paulus mengenang kembali jalan hidupnya, maka selalu akan timbul dalam hatinya penuh syukur, suatu doksologi/puji-pujian kepada Allah (ayat 17).

Renungkan: Makin lama seseorang menjadi Kristen, makin besar kemungkinan datangnya godaan untuk menganggap keselamatan dan kasih karunia Tuhan sebagai upah yang pantas atas kesediaan orang itu mengikut Tuhan. Anggapan ini adalah penghinaan bagi kasih karunia dan anugerah Tuhan. Seharusnya, rentang waktu itu membuat Kristen makin hari makin takjub, makin bersyukur dan makin bertekad untuk melayani Allahnya.



TIP #05: Coba klik dua kali sembarang kata untuk melakukan pencarian instan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA