Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 181 - 200 dari 1237 ayat untuk memberikan (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.19) (Luk 20:1) (sh: Awas! Penyalahgunaan kekuasaan dalam Gereja. (Senin, 10 April 2000))
Awas! Penyalahgunaan kekuasaan dalam Gereja.

Tindakan pengusiran para pedagang dari rumah ibadah yang dilakukan oleh    Yesus membuka aib para imam kepala, ahli Taurat, serta para    pemuka bangsa Israel. Selama ini merekalah yang berkuasa atas    seluruh aktifitas dan penggunaan bait Allah. Karena itulah dalam    usahanya untuk memberikan serangan balasan, mereka mengajukan    pertanyaan: "Siapa yang memberimu kuasa untuk melakukan semua    itu?" (20:2) Menurut pandangan mereka Yesus tidak mempunyai    kekuasaan yang resmi. Jika Ia mengakui, maka mudah bagi mereka    untuk menangkap Yesus.

Pertanyaan mereka itu mengungkapkan konsep kekuasan mereka yang    salah, yaitu mereka lebih menghargai kekuasaan lembaga.    Pertanyaan yang ditujukan kepada Yesus seharusnya adalah:    "Apakah tindakan penyucian bait Allah secara moral dan rohani    benar?; dan "Apakah tindakan-Nya berdasarkan firman-Nya?"    (19:46; Yes. 56:7) Yesus menjawab mereka dengan sebuah    pertanyaan yang berhubungan dengan baptisan Yohanes. Karena    tidak mau memberikan jawaban yang sebenarnya, mereka mengatakan    tidak tahu (ayat 5-7). Sekarang jika benar mereka tidak mempunyai    kemampuan secara moral dan rohani untuk memutuskan perkara yang    sangat penting (baptisan Yohanes), berarti mereka tidak    mempunyai kualifikasi untuk memimpin. Namun ketidaktahuan mereka    hanyalah pura-pura, dan ini berarti mereka mengingkari secara    sengaja tugas suci sebagai pemuka agama yang resmi. Pertimbangan    mereka hanyalah untuk mempertahankan kedudukan dan kekuasaannya.    Agama hanya dijadikan kendaraan politik.

Yesus meresponi kepura-puraan mereka dengan sebuah perumpamaan    (ayat 9-19). Inti perumpamaan Yesus mengingatkan masyarakat Yahudi    bahwa pemimpin mereka mulai melakukan penyalahgunaan    kekuasaannya, dengan mengatakan bahwa penggarap yang diberikan    wewenang untuk mengolah tanah justru sepakat untuk    menyalahgunakan kekuasaannya demi mendapatkan kekuasaan yang    lebih tinggi dengan membunuh anak pemilik kebun anggur sendiri.

Renungkan: Wewenang yang kita miliki baik di dalam gereja    maupun dalam lembaga lain haruslah memberikan kita kebebasan    untuk menyatakan kebenaran berdasarkan firman-Nya. Jika tidak,    maka telah terjadi penyalahgunaan kekuasaan.

(0.19) (Kis 9:19) (sh: Dampak masa lampau yang hitam (Rabu, 2 Juli 2003))
Dampak masa lampau yang hitam

Salah satu hambatan yang sangat berat buat pelayanan Paulus ialah masa lampaunya sendiri. Orang-orang Yahudi tidak bisa melupakan apa yang dibuatnya oleh sebab itu mereka sama sekali tidak percaya kalau Paulus sekarang berkhotbah tentang Yesus. Masakan orang bisa berubah seratus delapan puluh derajat hanya dalam waktu yang singkat? Masakan musuh kekristenan yang paling wahid, bisa berubah menjadi anak domba? Oleh sebab itu mereka mau mencelakakan Paulus. Tidak ada orang yang mau percaya kepada Paulus karena masa lampaunya yang hitam. Dengan perkataan lain masa lampaunya sendiri yang menentang pelayanannya. Bahkan di antara orang Kristen, Paulus juga tidak mendapat tempat. Sekali langsung ke ujian, seumur hidup orang tidak percaya.

Itulah yang terjadi saat ini. Ketika perubahan radikal terjadi dalam kehidupan seseorang, orang lain selalu menanggapinya dengan ragu- ragu atau tanda tanya. Apalagi orang yang masa lampaunya sangat hitam. Manusia takut kalau orang seperti itu akan melanjutkan karya masa lampau yang mengerikan itu. Akibatnya orang itu tidak akan pernah diberikan kesempatan. Hanya orang bodoh yang mau jatuh atau terantuk lagi pada batu yang sama untuk kedua kalinya. Siapakah yang mau memberikan kepercayaan kepada orang yang kesetiaannya sudah dapat diukur? Siapakah yang mau memberikan kepercayaan kepada orang yang kredibilitasnya diragukan? Tentu saja manusia harus berhati-hati, sebab semakin sulit kehilangan seorang yang sangat potensial karena kita tidak pernah memberikan kesempatan kepadanya

Renungkan: Banyak sekali kesempatan-kesempatan berharga, panggilan yang menentukan, karya-karya besar yang tidak pernah terjadi karena kita jauh dari pengampunan dan lebih banyak hidup dalam kecurigaan berlebihan dan tidak percaya terhadap orang lain.

(0.19) (1Kor 13:1) (sh: Kasihlah yang terutama! (Rabu, 24 September 2003))
Kasihlah yang terutama!

Di balik setiap tindakan yang manusia lakukan, pasti ada motivasi. Tentu saja masing-masing orang bertindak dengan motivasi yang berbeda-beda. Namun, dalam kehidupan kekristenan, setiap tindakan orang harus didasari oleh motivasi yang sama, yaitu kasih. Mengapa? Paulus menjelaskan bahwa dalam kehidupan orang Kristen kasih bukan sekadar identitas atau ciri kekristenan tetapi jiwa dan jati diri Kristen dan kekristenan. Dengan demikian, kasih adalah sesuatu yang mutlak ada dalam kehidupan orang Kristen. Penjelasan Paulus tidak berhenti sampai di situ. Selanjutnya ia mengatakan bahwa semua karunia yang orang Kristen miliki, tidak berarti apa-apa jika tidak didasari oleh kasih. Paulus memberikan suatu pengajaran yang sangat keras kepada orang Kristen karena menyangkut keberadaan mereka sebagai milik Kristus, dan hidup di dalam Kristus.

Penekanan Paulus tentang kasih sebagai jiwa dan jati diri kekristenan kepada orang-orang Kristen di Korintus saat itu merupakan salah satu bentuk ungkapan yang memprihatinkan dirinya. Jemaat Korintus yang merasa dirinya memiliki karunia dari Tuhan, menjadi sombong dan mulai menganggap bahwa diri mereka lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan jemaat yang tidak memiliki karunia tersebut. Karena itu Paulus memberikan ketegasan bahwa kepandaian berbicara, bernubuat, memiliki hikmat dan pengetahuan manusia jika tidak disertai kasih hanya akan menciptakan kegaduhan, dan membuat dirinya tidak berharga (ayat 1,2,3). Penekanan Paulus ini memberikan pelajaran penting untuk kita, orang-orang Kristen masa kini, yaitu bahwa kita adalah orang yang dihidupkan oleh Kristus dan bagi Kristus. Karena itu kitalah orang-orang yang akan memiliki dan menyatakan kasih Kristus itu dalam segala aspek kehidupan kita.

Renungkan: Lakukan dan landasilah segala aktivitas hidup kekristenan Anda dengan kasih yang dari Kristus asalnya.

(0.19) (1Tes 4:13) (sh: Kedatangan Tuhan (Selasa, 28 Oktober 2003))
Kedatangan Tuhan

Gereja perdana memiliki keyakinan yang tidak tergoyahkan dan pasti, bahwa sebentar lagi Kristus segera akan kembali. Bahkan ada yang berkeyakinan sebelum mereka meninggal dunia Kristus sudah datang kembali. Pengharapan ini: [1] membuat mereka kuat dan tegar dalam masa-masa penganiayaan; [2] mewarnai semangat dan keberanian mereka dalam bersaksi dan melayani; [3] mendorong dan menyegarkan kehidupan mereka, sehingga mereka memiliki iman yang teguh di tengah badai.

Namun jemaat Tesalonika mempunyai pertanyaan mengenai nasib saudara- saudara mereka yang telah meninggal lebih dahulu. Mereka berduka karena mengira saudara-saudara mereka itu tidak akan bertemu dengan Kristus lagi (ayat 13). Paulus menjawab pertanyaan mereka dengan mengatakan bahwa baik yang sudah lebih dahulu meninggal maupun yang masih hidup ketika Kristus datang, kedua-duanya akan bertemu dengan-Nya dan tinggal bersama-Nya selama-lamanya (ayat 14-17). Tersirat dari teks ini bahwa Paulus memberikan penghiburan dan kekuatan kepada jemaat Tesalonika, bahwa tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus, mati atau hidup semuanya kita alami karena Kristus, dengan Kristus, melalui Kristus dan bersama-sama Kristus.

Agama Kristen adalah agama pengharapan. Itulah sebabnya Kristen penuh dengan optimisme Injil. Ia memproklamirkan nilai-nilai yang kreatif dan positif. Kekristenan menekankan anugerah bukan dosa, pengampunan bukan hukuman, kasih sayang bukan penghakiman, kemenangan bukan kekalahan, hal-hal yang abadi bukan yang temporal. Pusat dari semua pengharapan ini adalah Kristus yang bangkit. Ia hidup sekarang, memberikan inspirasi, membebaskan dan menyelamatkan.

Renungkan: Yesus Kristus sudah bangkit untuk selama-lamanya. Itulah Injil pengharapan, tentang Yesus yang hidup, yang selalu memberikan kita kekuatan.

(0.19) (1Ptr 4:7) (sh: Semakin giat dalam melayani (Sabtu, 23 Oktober 2004))
Semakin giat dalam melayani

Hidup melayani Tuhan tanpa pengharapan dalam iman adalah hidup yang kurang bergairah. Dengan adanya pengharapan dalam iman ini, kita hidup dengan tujuan yang jelas yaitu pengharapan menantikan kedatangan Kristus yang kedua kalinya.

Seruan Petrus ini mengadopsi tradisi orang Yahudi. Orang Yahudi memiliki pemahaman bahwa kesudahan dari segala sesuatu diawali dengan periode penderitaan yang hebat, dan kesengsaraan yang tiada akhir. Oleh karena itu, Petrus menasihati jemaat untuk senantiasa tenang dan berdoa (ayat 7). Petrus mendorong supaya jemaat tetap siap sedia menantikan kedatangan Tuhan. Kedatangan Tuhan kedua kali yang digambarkan "dekat" bukan berarti kita hanya tinggal menanti dan tidak melakukan kegiatan apa pun baik pelayanan maupun pekerjaan sehari-hari. Sebaliknya, justru Petrus mendorong jemaat untuk: Pertama, tetap memiliki kasih yang "bertumbuh" baik kepada Tuhan maupun kepada sesama manusia (ayat 8). Kedua, memberikan tumpangan kepada orang lain dengan tidak bersungut-sungut (ayat 9). Kedua hal ini sulit dilakukan karena memberikan tumpangan kepada orang lain bukanlah suatu hal yang lazim pada saat itu. Tumpangan hanya berlaku untuk sanak saudara saja. Demikian juga kasih secara manusiawi terbatas hanya pada orang dan dalam hubungan khusus. Namun, kasih Tuhan membuat jemaat menjadi satu keluarga sehingga bisa memberikan tumpangan kepada orang lain yang bukan saudara. Ketiga, agar jemaat saling melayani satu sama lain sesuai dengan karunia yang mereka miliki sehingga Tuhan dimuliakan (ayat 10-11).

Kesadaran atau pengharapan tentang kedatangan Tuhan Yesus kedua kali memang akan berdampak konkret pada kehidupan dan pelayanan kita. Kerinduan berjumpa Dia dalam keadaan layak mendorong kita mengusahakan yang terbaik dalam segala hal.

Renungkan: Menantikan kedatangan Tuhan yang kedua kali seharusnya membuat kita semakin giat melayani bukannya memudar.

(0.19) (1Ptr 5:1) (sh: Tugas penatua gereja (Senin, 25 Oktober 2004))
Tugas penatua gereja

Jabatan tertentu di kantor swasta/instansi pemerintah sering menjadi rebutan karena jabatan tersebut biasanya disertai berbagai fasilitas yang menarik dan menjanjikan keuntungan materi. Namun, apakah rebutan ini berlaku bagi jabatan penatua di gereja? Jawabannya bisa ya dan tidak. Jawabannya ya bila sang penatua salah mengartikan makna jabatan penatua itu. Sebaliknya tidak bila ia memahami arti jabatan penatua. Oleh karena itu, mari kita mempelajari tulisan Petrus dalam nas ini.

Jabatan sebagai penatua berarti ia melakukan pengawasan dalam kegiatan gereja, memberikan perintah untuk kepentingan jemaat dan menjadi teladan bagi jemaat dalam hidup kudus. Gereja mula-mula menggangap jabatan penatua adalah posisi yang agung, sehingga mereka memberikan penghargaan kepada penatua yang dianggap bijaksana dan dilanjutkan oleh beberapa gereja pada masa kini. Dengan demikian, seorang penatua memiliki tanggungjawab yang besar terhadap Tuhan dan jemaat, dan diharapkan menjadi contoh yang baik. Petrus memberikan nasihat tentang dua ciri khas penatua yang bijaksana (ayat 1), sbb.: Pertama, mereka menyadari bahwa yang "digembalakan" adalah "domba-domba" milik Tuhan dan bukan milik mereka sendiri sehingga mereka melakukan tugasnya dengan sukarela dan bukan karena terpaksa (ayat 2b). Kedua, mereka harus memfokuskan diri kepada apa yang bisa mereka berikan kepada jemaat dan bukan mencari keuntungan diri sendiri (ayat 3). Itulah sebabnya, penatua harus menjadi teladan bagi para pemimpin Kristen lainnya, menunjukkan wewenang yang didasarkan atas pelayanan kepada Tuhan dan bukan karena keinginan untuk berkuasa. Penghargaan penatua dalam kesetiaan pelayanannya ini dinyatakan kelak oleh Yesus Kristus (ayat 4).

Jika Tuhan dan jemaat memercayakan jabatan kepemimpinan di gereja bagi Anda, itu berarti kesempatan untuk memberi yang terbaik kepada Tuhan dan orang percaya.

Renungkan: Jadilah pemimpin yang menyenangkan Tuhan dan bukan untuk mencari pujian dari manusia.

(0.19) (Why 7:1) (sh: Allah memberikan jaminan (Sabtu, 2 November 2002))
Allah memberikan jaminan

Sebelum meterai ketujuh dibuka, suatu sisipan penglihatan dibentangkan. Disebut sisipan, karena sangat mungkin itu merupakan kontras bagi apa yang dialami oleh mereka yang memusuhi Kristus dan para pengikut setia-Nya. Sementara bagi para penganiaya, kengerian murka Anak Dombalah yang bakal mereka terima. Pasal 7 ini menerangkan tentang kedudukan orang Kristen selama pelaksanaan penghakiman. Penglihatan Yohanes yang penuh penghiburan mengenai gereja ini merupakan penglihatan yang disisipkan di antara penglihatan-penglihatan tentang hukuman Allah. Pertama, orang Kristen, umat Allah, tetap akan mengalami berbagai penderitaan, namun persekutuan umat dengan Kristus yang terjalin dalam iman menjadi jaminan keselamatan kekal mereka. Kedua, Allah mengenal siapa umat-Nya. Pengenalan inilah yang membuat Allah memberikan perlindungan kepada umat-Nya (ayat 2-3; bdk. Ef. 1:13; 2Ptr. 2:9).

Dalam pasal ini kita juga membaca tentang 144.000 orang berjubah putih. Mengenai siapa mereka masih menimbulkan perbedaan pendapat. Ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ke-12 suku bukanlah sebutan untuk keturunan Israel yang sebenarnya, melainkan untuk seluruh gereja Kristen. Ada juga yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan 144.000 orang itu adalah orang-orang dari keturunan Yahudi. Penting untuk kita ketahui—terlepas dari perbedaan pendapat tersebut—bahwa 144.000 orang itu terdiri dari suatu kumpulan besar orang dari segala bangsa, suku, kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta Anak Domba Allah. Mereka adalah Israel sejati, semua umat Tuhan yang hidup di zaman Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang telah ditebus Kristus dengan darah-Nya sendiri. Semua yang telah diselamatkan-Nya adalah hamba-hamba-Nya yang mengabdikan segenap hidup untuk melayani Dia. Darah Kristus bukan saja telah meluputkan umat-Nya dari dosa tetapi juga menjaga mereka tetap kudus saat umat-Nya harus melalui ancaman dunia ini.

Renungkan:
Sebagaimana kita kelak di surga akan cemerlang dalam hadirat- Nya, kini di bumi kita patut hidup dalam terang.

(0.19) (Why 22:6) (sh: Kekudusan (Jumat, 22 November 2002))
Kekudusan

Sampailah kita ke epilog dari kitab Wahyu (ayat 22:6-21). Sebagaimana dalam pendahuluan kitab ini, di sini kita menemukan pernyataan bahwa Yohanes adalah saksi yang mendapatkan penglihatan dari Allah. Namun, dalam bagian penutup ini lebih ditekankan kutuk yang akan menimpa semua orang yang tidak menaati pesan-pesan wahyu. Kekudusan adalah unsur yang terus- menerus ditekankan dalam bagian ini.Pertama, dalam ayat 6-7 ada penegasan mengenai perkataan yang dapat dipercaya dan sahih. Allah dinyatakan sebagai yang memberikan roh pewahyuan, sama seperti Ia memberikan kata-kata-Nya kepada para nabi. Allah yang sama itu pula yang memberikan penglihatan kepada Yohanes bahwa kedatangan Kristus akan segera tiba.

Kedua, Yohanes menyatakan bahwa dirinya adalah saksi, yang mendengar dan melihat penglihatan-penglihatan dalam kitab Wahyu (ayat 8- 10). Ia tidak boleh menyimpan wahyu itu untuk dirinya sendiri, tidak boleh menyembah malaikat yang ada di hadapannya (bdk. 19:10). Yohanes hanya boleh menyembah Allah.

Ketiga, mereka yang tidak kudus akan dihukum (ayat 11-12). Perkataan "siapa yang cemar, biarlah ia terus cemar" tidak dimaksudkan bahwa kecemaran diperbolehkan, namun di sini menunjukkan bahwa jikalau seseorang terus keras hati dan tidak mau mendengarkan kebenaran, biarlah ia terus berada dalam keadaannya itu sesuai dengan keputusannya—ini adalah hukuman dari Allah. Kristus akan datang segera, bahkan mungkin tiba-tiba. Ia akan membalaskan kebenaran dengan keselamatan dan kejahatan dengan hukuman. Ini tidak berarti bahwa keselamatan dapat diperoleh dengan perbuatan baik. Tidak ada perbuatan baik di luar Kristus—keselamatan adalah anugerah semata.

Keempat, Kristus akan menyertai orang-orang yang percaya kepada-Nya (ayat 13-17). Sedangkan bagi mereka yang sesat muncul peringatan akan hukuman (ayat 15). Kristus adalah tunas dan terang fajar yang sejati—Dialah pengharapan umat manusia.

Renungkan:
Pertahankan jubah pembaruan hidup Anda bersih dan beresponslah terhadap panggilan-Nya untuk senantiasa murni.

(0.19) (Kel 2:10) (ende)

Nama "Musa" (hibr: "Mosjeh") kiranja berasal dari bahasa Mesir, seperti dapat diperkirakan pula dari ajat ini. Artinja: anak, Putera (bandingkan dengan nama-nama radja Mesir: Tutmoses, Ahmoses). Selain itu teks memberikan arti hibrani berpangkal pada kata hibrani "masjak" = menarik (dari air). Ialah jang pertama-tama diselamatkan dari kekuasaan Mesir. Adalah tugasnja pula, menjelamatkan seluruh umat Israel dengan menjeberangi air-laut.

Disini Musa masih nampak sebagai seseorang jang terdorong perasaan manusiawi belaskasihan dan kemarahan. Tetapi umat Israel sendiri sudah begitu lemah sikap-semangatnja, sehingga hanja takut sadja, kalau-kalau tindakan-tindakan Musa malahan mengakibatkan penindasan jang lebih kedjam lagi.

(0.19) (Kel 10:10) (ende)

Ajat ini agak sukar penterdjemahannja. Lazimnja ditafsirkan seperti diatas dengan arti, bahwa Parao menandaskan tidak akan memberikan izin kepada rakjat seluruhnja. Bunji teks tepat menurut kata-kata: "Jahwe beserta kamu seperti, (sedjauh) aku mengizinkan..." Mungkin djuga maksudnja: Kamu tidak akan berhenti mendesak atas nama Jahwe sampai saat aku mengizinkan... ; atau: Pernjataanmu bahwa Jahwe adalah besertamu itu tidak lain maksudnja daripada: mendapat izin untuk pergi. D.k.l. motif keagamaan jang kamu kemukakan itu hanjalah dalih untuk dapat pergi semuanja; tetapi maksud kamu jang sebenarnja adalah djahat

(0.19) (Kel 24:12) (ende)

Ini suatu tradisi jang berlainan dengan aj. 9 (Kel 24:9) jang menjebutkan bahwa Musa telah mendaki gunung. Ketika itu dokumen-dokumen penting dipahat dalam batu, misalnja di Mesopotamia (Kitab hukum Hammurabi) dan di Mesir.

Hukum dianugerahkan atas nama Tuhan. Tradisi merumuskan ini setjara konkrit: Tuhan sendiri memberikan loh batu kepada Musa, memuat Hukum (lihat Kel 31:18; 32:16; 34:1 dsl.). Hukum mentjantum kesepuluh perintah (Ula 4:13; 5:22). Sebelum tuhan menulis firman-firmanNja menggunakan Musa, seperti Ia bersabda pula dengan perantaraannja (lihat aj. 4 (Kel 24:4) dan Kel 34:28).

(0.19) (Ul 10:17) (ende)

Ajat ini memberikan polemik dengan dewa-dewa asing, jang samasekali tidak boleh dipandang sedjadjar dengan Jahwe. Disamping Dia tak ada dewa lain (bdk. #TB Ula 5:7). Dewa-dewa suku-suku bangsa adalah kekuatan-kekuatan jang penuh dengan kemauan sendiri-sendiri, penuh dengan perasaan nafsu dan murka jang dapat dipengaruhi dengan kurban dan persembahan Jahwe adalah Allah jang adil setjara mutlak, jang tertarik kepada nasib kaum miskin dan jang berkekurangan. Disini kita lihat adanja perkembangan kesadaran religius kearah perasaan jang makin besar terhadap kemanusiaan. Orang asing disini ialah orang jang bukan bangsa Israel, jang tinggal dengan tenteram diwilajah Israel.

(0.19) (Ul 21:1) (ende)

Pembunuhan mendatangkan kesalahan dan kutuk bagi umat: sehingga tidak pantas lagi melakukan ibadat karenanja. Kutuk ini akan hilang kalau jang bersalah telah dihukum mati. Akan tetapi apabila sipembunuh tidak dikenal: maka diadakan upatjara pembersihan seperti jang dilukiskan disini. Upatjara itu rupanja sudah sangat kuno dan dikenal pula diluar Israel.

Disini hukum-pengganti itu dilaksanakan ditempat jang sunji-senjap. Barangkali air jang mengalir menggambarkan pembersihan. Pada bangsa Israel upatjara itu sendiri tidak memberikan pengampunan: melainkan merupakan sematjam upatjara tobat: jang dimaksudkan untuk mohon dan mengharapkan agar Jahwe memulihkan keadaan jang besar dan membersihkan umat lagi (aj.8)(Ula 21:8).

(0.19) (Kej 2:7) (full: MAKHLUK YANG HIDUP. )

Nas : Kej 2:7

Pemberian hidup kepada manusia dilukiskan sebagai akibat dari tindakan Allah yang khusus, berbeda dengan penciptaan makhluk hidup lainnya. Allah secara khusus memberikan hidup dan nafas kepada manusia pertama, yang menunjukkan bahwa hidup manusia lebih tinggi dan berhakikat lain daripada bentuk kehidupan lain dan bahwa ada hubungan unik antara hidup ilahi dengan hidup manusia (bd. Kej 1:26-27). Allah merupakan sumber pokok dari hidup umat manusia.

(0.19) (Kej 7:23) (full: DIHAPUSKAN ALLAH SEGALA YANG ADA ... HANYA NUH YANG TINGGAL HIDUP. )

Nas : Kej 7:23

Kisah air bah berbicara mengenai hukuman dan keselamatan.

  1. 1) Air bah itu yang membinasakan semua kehidupan manusia di luar bahtera perlu untuk menghapus korupsi moral yang ekstrem dan untuk memberikan kesempatan baru kepada manusia untuk bersekutu dengan Allah.
  2. 2) Rasul Petrus menyatakan bahwa baptisan Kristen dapat disamakan dengan keselamatan Nuh dari bencana air bah

    (lihat cat. --> 1Pet 3:21).

    [atau ref. 1Pet 3:21]

(0.19) (Kej 25:5) (full: ABRAHAM MEMBERIKAN SEGALA HARTA MILIKNYA KEPADA ISHAK. )

Nas : Kej 25:5

Tindakan Abraham yang terakhir adalah memastikan bahwa janji perjanjian Allah akan disampaikan kepada Ishak. Perhatian dan tindakannya menjadi teladan bagi semua kepala keluarga dan pemimpin gereja, yang harus mengarahkan seluruh kemampuan mereka untuk memastikan bahwa seluruh realitas persekutuan orang percaya dengan Allah di dalam kebenaran, kemurnian, kuasa, dan berkat disalurkan kepada angkatan berikutnya. Membiarkan umat Allah secara perlahan hanyut ke dalam keduniawian dan makin menjauh dari jalan Allah merupakan puncak kegagalan kepemimpinan rohani (lih. Ef 4:11-13;

lihat art. KARUNIA-KARUNIA PELAYANAN GEREJA)

(0.19) (Kej 37:6) (full: COBA DENGARKAN MIMPI ... INI. )

Nas : Kej 37:6

Yusuf menunjukkan ketidakpekaan dan ketidakdewasaan ketika menceritakan mimpi ini kepada kakak-kakaknya. Maksud mimpi itu ialah memberikan penyataan dan iman untuk masa depannya yang sulit, dan bukan memberinya kesempatan untuk meninggikan diri atas saudara-saudaranya. Allah mungkin memilih Yusuf untuk tugas melindungi keluarga Yakub di Mesir karena standar-standar moral dan pengabdiannya kepada Allah dan hukum-hukum-Nya jelas lebih tinggi dari saudara-saudaranya (lih. 2Tim 2:20-21).

(0.19) (Kel 3:22) (full: MEMINTA ... MERAMPASI ORANG MESIR ITU. )

Nas : Kel 3:22

Bangsa Israel telah diundang ke Gosyen dan dengan tidak adil dijadikan budak. Mereka berhak atas upah, tetapi mereka tidak diperkenankan mengambil sesuatu dengan paksa. Allah akan memberikan sikap yang baik kepada bangsa Mesir sehingga ketika orang Israel meminta perak, emas, dan pakaian, orang Mesir akan memberi dengan berlimpah-limpah. Jadi, daripada menyelinap pergi seperti budak yang melarikan diri, orang Israel akan berangkat dengan penuh kemenangan, bagaikan pasukan perang yang membawa hasil-hasil kemenangannya.

(0.19) (Kel 32:6) (full: BANGUNLAH MEREKA DAN BERSUKARIA. )

Nas : Kel 32:6

Umat itu mulai melakukan tari-tarian berhawa nafsu dan kebejatan seksual. Ayat Kel 32:25 yang mengatakan bahwa mereka "seperti kuda terlepas dari kandang," memberikan kesan bahwa mereka mungkin telanjang. Jadi, dosa bangsa Israel mungkin meliputi penyingkapan ketelanjangan orang lain untuk permainan dan kesenangan seksual, sesuatu yang sangat dilarang oleh hukum Allah (Im 18:6-30; 20:11,17,19-21;

lihat art. NORMA-NORMA MORALITAS SEKSUAL).

(0.19) (Yos 4:6) (full: ANAK-ANAKMU. )

Nas : Yos 4:6

Allah menginginkan agar umat-Nya senantiasa memperhatikan iman anak-anak mereka

(lihat cat. --> Ul 6:7).

[atau ref. Ul 6:7]

Batu-batu peringatan yang didirikan di tepi Sungai Yordan memberikan kesempatan bagi orang-tua untuk mengajar anak-anak mereka mengenai kuasa dan kesetiaan Allah. Melalui pengajaran semacam itu diharapkan agar "mereka selalu takut akan Tuhan, Allahmu" (ayat Yos 4:24;

lihat art. TAKUT AKAN TUHAN).



TIP #10: Klik ikon untuk merubah tampilan teks alkitab menjadi per baris atau paragraf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.08 detik
dipersembahkan oleh YLSA