(0.37) | (Mzm 104:19) |
(sh: Allah, sang penopang dan pemelihara semesta (Sabtu, 20 April 2002)) Allah, sang penopang dan pemelihara semestaDalam semua agama purba, terdapat kecenderungan untuk menyembah
benda-benda alam yang dianggap menentukan kehidupan. Dua yang
terpenting dari antaranya adalah matahari dan bulan. Selain
penting bagi kehidupan makhluk, matahari dan bulan adalah
kekuatan yang mengatur jalannya waktu: siang dan malam. Kini
pemazmur memuji Allah karena melihat bahwa tidak saja Allah
mengaruniakan bagi manusia semua kebutuhannya dan demi kesukaan
hidupnya (ayat memuji-muji&tab=notes&page=2" ver="">14-18), Allah juga menjadikan matahari dan bulan
pelayan-pelayan-Nya untuk memelihara kehidupan (ayat memuji-muji&tab=notes&page=2" ver="">19-23).
Dengan demikian, sama halnya dengan kisah penciptaan dalam
Kejadian 1, mazmur ini berfungsi menolak penyembahan terhadap
benda-benda langit. Bila dalam Kejadian 1, hal itu diungkapkan
dengan menempatkan matahari dan benda-benda langit bukan pada
urutan sebab dari tanaman di bumi, tetapi sesudah semuanya ada,
mazmur ini mengungkapkannya dalam uraian yang berbeda (ayat Dalam ayat memuji-muji&tab=notes&page=2" ver="">24 dst., pemazmur seperti masuk ke dalam puncak luapan pujiannya. Bagian ini menyimpulkan seluruh perenungannya di bagian sebelumnya. Segala sesuatu berasal dari Allah: langit, bumi, tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia  Allah menciptakan semua itu dan semua menjadi saksi tentang hikmat Allah. Karya penciptaan Allah sekaligus menunjukkan Allah seperti seorang pembangun dan seniman. Kekuasaan dan hikmat Allah sekaligus tampil mencengangkan dalam setiap wujud dan bangun benda dan makhluk ciptaan-Nya. Sekali lagi di sini kepercayaan salah bangsa-bangsa sekitar Israel dikritik. Waktu itu ada kecenderungan melihat laut sebagai sumber kekacauan dan lewiatan sebagai monster yang mengancam kehidupan di bumi. Tetapi, pemazmur melihat lain. Laut tidak akan dapat menjadi ancaman atau melahirkan kekuatan yang menghabisi hidup sebab Allah mengendalikannya penuh (ayat memuji-muji&tab=notes&page=2" ver="">25-26). Bahkan seluruh irama hidup dalam alam semesta ini Allah yang mengaturnya. Karena itu, tidak saja semuanya bergantung penuh kepada-Nya, tetapi semua makhluk berbudi patut memuji-muji Allah (ayat 33-35). Renungkan: Kebangkitan Yesus dan pencurahan Roh Kudus tidak saja menegaskan pentingnya umat Tuhan bagi Tuhan, namun juga maksud Tuhan untuk menopang dan memelihara ciptaan-Nya dengan setia. |