Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 92 ayat untuk mengundang (0.001 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 5 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Yes 8:2) (endetn: undanglah)

diperbaiki menurut terdjemahan2 kuno. Tertulis: "aku mengundang".

(0.80) (2Sam 2:7) (ende)

Dawud disini diam2 mengundang penduduk Jabesj untuk mengakuinja sebagai radja.

(0.80) (1Sam 2:23) (endetn: membuat merana)

diperbaiki menurut kiraan. Tertulis: "mengundang"?*("jang lain"), ditambahkan menurut maknanja.

(0.70) (Kid 8:14) (ende)

Ajat ini, jang dipindjam dari Md.Ag.,merupakan djawaban Kebidjaksanaan jang mengundang si pengarang, supaja lekas datang kepadanja.

(0.60) (Rm 9:26) (jerusalem) Sejarah Israel yang kendati ketidaksetiaannya kembali dipanggil itu sendiri menjadi contoh panggilan percuma yang mengundang bangsa-bangsa lain pada pesta zaman Mesias.
(0.50) (Est 4:4) (ende)

Maksud Ester bukanlah menegur Mordekai oleh sebab ia berkabung, melainkan untuk mengundang dia masuk istana guna berbitjara dengannja. Orang jang sedang berkabung tidak boleh masuk (Est 4:2)

(0.40) (Yes 1:18) (ende)

Bahasa kiasan. Allah mengundang Jerusjalem untuk ber-sama2 menghadap hakim. Djika mau, maka tindakan itu mendjadi pengakuan kesalahannja dan permulaan pertobatan. Lalu dosa2 Jerusjalem akan diampuni, sekali pun pengampunan itu rupa2nja tak mungkin djuga, sebagaimana kain merah-ungu tidak dapat mendjadi putih.

(0.35) (Mzm 50:15) (full: BERSERULAH KEPADA-KU PADA WAKTU KESESAKAN. )

Nas : Mazm 50:15

Tuhan mengundang semua orang percaya yang setia untuk berseru kepada-Nya senantiasa pada waktu keperluan dan kesesakan. Allah ingin mendengarkan doa-doa kita, menolong kita dan membiarkan nama-Nya ditinggikan sebagai Allah yang membebaskan umat-Nya.

(0.35) (Why 22:17) (full: ROH DAN PENGANTIN PEREMPUAN ITU BERKATA, "MARILAH!" )

Nas : Wahy 22:17

Terakhir kali Roh Kudus disebut dalam Alkitab menunjukkan bahwa Ia mengilhami pengantin perempuan (yaitu, gereja) supaya mengundang semua yang ingin keselamatan untuk datang kepada Kristus. Sekarang, gereja dikaruniai kuasa Roh untuk menyelesaikan penginjilan dunia (Kis 1:5-8; 2:4).

(0.35) (Mat 9:9) (sh: Ikutlah Aku! (Kamis, 20 Januari 2005))
Ikutlah Aku!

Ada sebuah pujian yang bersyair "Alangkah indahnya hari itu, hari yang tak kulupa, setelah ku keliling dalam g'lap, ku dapat Juruselamat. Alangkah bahagia hatiku, ku dapat yang ku rindu...".

Seandainya Matius hidup pada zaman ini, kemungkinan besar lagu itu menjadi pujian yang akan dinyanyikannya ketika ia mengundang Tuhan Yesus untuk makan di rumahnya bersama dengan para rekannya, sesama orang berdosa yang menjadi cemoohan bangsanya sendiri. Hari itu dimulai ketika Tuhan Yesus "melihat" dia dan berkata "Ikutlah Aku"(ayat 9). Undangan ini merupakan undangan yang tidak ternilai keistimewaannya. Yesus, Sang Mesias, mengundang dan memanggil orang berdosa yang menurut pandangan orang lain tidak berharga (ayat 11)! Namun, panggilan itu sendiri bukanlah sebuah panggilan tanpa konsekuensi. Ketika Allah memanggil, Ia memberikan anugerah dan sekaligus tanggung jawab. Mengikut Tuhan Yesus berarti meninggalkan seluruh kehidupan yang lama, termasuk pekerjaan yang telah memberikan suatu jaminan dan kemakmuran. Dan, Matius melepaskan semuanya itu. Keputusannya ini akan menjadi sebuah tekad tanpa kemungkinan untuk kembali. Ia mencatat peristiwa pemanggilannya dengan kata-kata "Maka berdirilah Matius lalu mengikut dia" (ayat 9b). Ia sudah memilih apa yang paling bernilai dalam hidupnya.

Terhadap orang Farisi yang mengkritik sikap-Nya mengundang Matius, Tuhan Yesus balik mengkritik mereka. Mereka tidak mengerti hakikat undangan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus mengundang Matius karena Ia mengasihi orang berdosa dan ingin menyelamatkannya (ayat 13). Sikap orang Farisi ini menunjukkan bahwa mereka tidak merasa perlu mengikut Tuhan Yesus. Oleh karena itu, mereka tetap tinggal sebagai orang berdosa.

Renungkan: Apakah Anda seperti Matius yang menjawab panggilan-Nya mengikut Tuhan Yesus? Ataukah Anda seperti orang Farisi yang tidak merasa perlu mengikut Dia?

(0.30) (Mzm 103:1) (ende)

Lagu pudjian ini meluhurkan kebaikan dan belaskasihan Jahwe jang berbuat selaku bapa. Pengarangnja mengadjak diri sendiri (Maz 103:1), lalu memudji kebaikan Allah seperti nampak dalam hidupnja sendiri (Maz 103:3-5); kebaikanNja terhadap umat seluruhnja (Maz 103:6-10). Kemurahan dan kebaikan Jahwe ini melebihi semua dan tidak selaras dengan rapuhnja manusia (Maz 103:11-18). Maka itu pengarang mengundang machluk2 lainnjapun, agar merekapun ikut serta dalam pudjian Allah, Radja Jahwe (Maz 103:19-22).

(0.30) (Bil 10:29) (full: IKUTLAH BERSAMA-SAMA DENGAN KAMI. )

Nas : Bil 10:29

Musa mengundang saudara iparnya, seorang bukan Israel, untuk ikut bersama mereka dan menikmati hal-hal baik yang dijanjikan Allah kepada mereka. Pintu senantiasa terbuka bagi orang bukan Israel untuk bergabung dengan mereka, menjadikan Allah Israel Allah mereka, dan ikut menikmati janji-janji dan berkat-berkat Allah. Hobab tampaknya menolak ajakan tersebut (tetapi lih. Hak 1:16; 4:11); kemudian Rahab, Rut, dan banyak orang bukan Israel lainnya diterima dan diberkati oleh Tuhan dan umat-Nya.

(0.30) (Ams 19:14) (full: ISTRI YANG BERAKAL BUDI ADALAH KARUNIA TUHAN. )

Nas : Ams 19:14

Ketika mencari pasangan hidup, akal budi adalah jauh lebih penting daripada sekadar penampilan. Hikmat, bimbingan, dan berkat Allah adalah penting sekali jikalau kita ingin mempunyai pernikahan yang berbahagia. Orang percaya harus berusaha untuk menikahi seorang yang sungguh berserah kepada Tuhan Yesus, firman-Nya, dan standar-standar kerajaan-Nya. Menikah dengan seorang yang bersifat saleh adalah berkat khusus dari Allah (bd. Ams 18:22; Kej 24:14). Memasuki pernikahan tanpa bimbingan Allah berarti mengundang penderitaan, penyesalan, dan malapetaka.

(0.30) (Yes 45:22) (full: BIARKANLAH DIRIMU DISELAMATKAN, HAI UJUNG-UJUNG BUMI! )

Nas : Yes 45:22

Allah mengundang semua orang di bumi untuk bertobat dan berbalik kepada-Nya untuk menerima keselamatan. Injil Kristus berisi undangan yang sama, dan Allah telah memerintahkan gereja-Nya untuk membawa kabar baik ini ke seluruh dunia (Mat 28:19-20; Kis 1:8;

lihat cat. --> Yes 42:1).

[atau ref. Yes 42:1]

Tuhan menginginkan pertobatan semua orang (2Pet 3:9).

(0.30) (Mrk 14:12) (jerusalem) Menurut Matius Yesus memberitahukan keputusanNya itu kepada seorang penduduk Yerusalem yang sudah dikenalNya dan Ia mengundang diriNya. Sebaliknya, menurut Markus Yesus menentukan sebuah tanda yang akan memimpin murid-murid yang diutus itu untuk menemukan sebuah ruang yang sudah disiapkan. Mungkin tanda serta persiapan itu terlebih dahulu sudah disepakati oleh Yesus dan tuan rumah itu. Tetapi cerita Markus diinspirasikan oleh 1Sa 10:2-5, sehingga memberi kesan bahwa Yesus secara luar biasa tahu akan apa yang akan terjadi. Selebihnya perlu dicatat bahwa cara peristiwa itu diceritakan mengingatkan cara Yesus menyiapkan masukNya ke Yerusalem sebagai Mesias, Mar 11:1-6.
(0.26) (Yer 48:21) (sh: Keangkuhan mengundang penghukuman Allah (Selasa, 22 Mei 2001))
Keangkuhan mengundang penghukuman Allah

Moab adalah bangsa yang besar dan disegani oleh bangsa- bangsa di sekitarnya. Nama besar, kekuatan, dan kekuasaan Moab telah membuat mereka mabuk kesombongan sehingga membesarkan diri di hadapan Allah dan sesamanya (26, 29, 42). Itulah yang mengundang penghukuman Allah (30). Secara drastis dan tragis penghukuman Allah mengubah Moab yang kaya, kuat, dan gagah menjadi Moab yang miskin, lemah, dan menderita, sehingga menjadi bahan tertawaan bangsa-bangsa lain.

Hukuman Allah bagi kesombongan sangat fatal, lengkap, dan tuntas (38-39). Tidak ada lagi kota-kota kebanggaan yang berdiri kokoh (21-24) sebab Allah telah mematahkan tanduk kekuatan Moab dan memecahkan lengan kekuasaannya (25). Mereka tidak akan lagi tinggal di kota layaknya orang beradab namun tinggal di bukit batu seperti orang tidak beradab (28). Anggur yang merupakan sumber devisa mereka dilenyapkan oleh Allah (33b). Sungai Nimrim, sumber air mereka pun dijadikan kering (34). Tentara kebanggaan mereka menjadi tidak berdaya (41). Tidak satu pun dari bangsa Moab yang akan luput dari malapetaka karena penghukuman Allah (43-46). Betapa mengerikan penghukuman akibat kesombongan sehingga membuat Yeremia meratap. Ratapan Yeremia juga merupakan berita peringatan kepada bangsa-bangsa lain.

Kehancuran Moab tidak hanya meliputi kehidupan perdagangan dan masyarakatnya namun juga kehidupan beragama, sehingga mengakibatkan perkabungan dan ratapan yang sangat dalam diri mereka (35-39). Namun Allah yang menghukum bangsa-bangsa lain adalah Allah yang juga mengasihi bangsa-bangsa lain, sebab Ialah Allah yang berkuasa atas semua yang ada di seluruh dunia. Kesombongan berdampak penghukuman yang sangat mengerikan karena merupakan sikap yang mengagungkan, memuliakan, menghargai, dan menggantungkan diri kepada apa pun dan siapa pun selain Allah. Allah tidak lagi diakui sebagai sumber dari segala kekayaan, kejayaan, dan kebesaran manusia.

Renungkan: Berhati-hatilah sebab tanpa kita sadari kesombongan ada di dalam hati kita. Ketika uang di rekening kita bertambah banyak, ketika karier dan usaha semakin mapan, benarkah kita masih sungguh-sungguh bergantung kepada Allah? Ataukah sebetulnya kita lebih bergantung kepada kekayaan dan jabatan kita?

(0.25) (2Raj 8:16) (sh: Pergaulan yang mengundang hukuman Allah (Sabtu, 27 Mei 2000))
Pergaulan yang mengundang hukuman Allah

Paulus pernah menasihatkan jemaat Korintus bahwa pergaulan yang buruk merusakan kebiasaan yang baik (1Kor. 15:33). Rupanya Paulus melihat bahwa pergaulan itu mempunyai kekuatan konstruktif (bersifat membangun) dan sekaligus destruktif (bersifat merusak). Kekuatan konstruktif ada di dalam persekutuan (koinonia) anak-anak Allah sedangkan kekuatan destruktif ada di dalam pergaulan dimana norma-norma Kristiani tidak menjadi norma utama. Maka Paulus menasihatkan agar Kristen menghindari pergaulan yang demikian.

Yoram menantu Ahab serta anaknya Ahazia adalah contoh dari umat Allah yang hidup dan kariernya sebagai raja Israel digilas oleh kekuatan destruktif dari pergaulan buruk. Hubungan Yoram dan Ahazia dengan anak-anak Ahab bukan sekadar bersosialisasi dengan sesama manusia namun hubungan yang sudah disahkan oleh hukum dan norma-norma sosial masyarakat masing-masing pihak. Berarti dua dinasti Israel yang memerintah di Utara dan Selatan sudah dihubungkan oleh darah dan ideologi. Dalam kualitas dan tingkat kedekatan hubungan yang demikianlah maka pengadopsian norma dan etika oleh satu pihak atas pihak yang lain pasti terjadi, demi menjaga kelanggengan hubungan itu. Pengadopsian ini biasanya terjadi secara bertahap, dimulai dengan rasa sungkan dan solidaritas yang menghalalkan kompromi. Kemudian berkembang menjadi kebiasaan dan akhirnya tidak sekadar mengambil, namun juga menyetujui norma-norma dan etika pihak lain.

Buah yang dihasilkan sangat ironis. Seharusnya penggabungan dua dinasti itu akan menghasilkan kekuatan yang dahsyat dan berlipat ganda. Namun justru Edom dan Libna berani memberontak terhadap Yehuda. Ahazia pun tidak mampu menaklukkan Aram meskipun sudah dibantu oleh Yoram. Sebab kekuatan mereka adalah kekuatan destruktif yang akan menghancurkan diri sendiri. Allah di belakang semua itu sebab Ia menentang penggabungan mereka.

Renungkan: Keberadaan dan identitas Kristen dapat terimbas kekuatan destruktif dari sebuah jalinan hubungan yang salah. Kristen memang harus bersosialisasi dengan siapa saja namun juga harus selektif. Ini meliputi tidak hanya perkawinan, namun juga rekanan bisnis, asosiasi-asosiasi, dan klub-klub.

(0.25) (Ob 1:1) (sh: Firman yang menghukum (Senin, 17 Desember 2001))
Firman yang menghukum

Firman Tuhan datang dalam beragam bentuk: ada yang berupa penghiburan, nasihat, ada pula yang berupa hukuman. Obaja, yang berarti hamba Allah atau penyembah Allah, dipakai Tuhan untuk menyampaikan firman-Nya kepada bangsa Edom. Firman untuk Edom adalah hukuman yang akan Tuhan timpakan kepadanya, bukan firman yang enak untuk didengar.

Dosa keangkuhan Edom mengundang murka dan hukuman Tuhan. Edom melihat dirinya tinggi dan besar, berkuasa dan mapan; menganggap dirinya lebih mulia daripada bangsa-bangsa lain; merasa bahwa mereka lebih kuat dan bijaksana daripada bangsa- bangsa lain. Puncak keangkuhan yang berbuah dosa dan murka Allah adalah tatkala Edom menganggap diri tak tertandingi, bahkan oleh Tuhan sekalipun.

Dalam keangkuhannya, Edom tidak lagi menyembah Allah. Edom telah melupakan Allah Ishak dan Allah Abraham. Edom lupa bahwa Tuhan sanggup melumpuhkannya, dan itulah yang akan Tuhan lakukan kepada Edom.

Keangkuhan memang dapat menipu kita. Keangkuhan meyakinkan kita bahwa kita memang sehebat yang kita pikirkan. Keangkuhan membutakan mata untuk melihat kenyataan dengan tepat dan menulikan telinga untuk mendengar kebenaran tentang siapa kita. Dan hal yang paling parah ialah keangkuhan membuat kita menyembah diri sendiri, bukan Tuhan. Firman Tuhan memberi kita nasihat untuk melawan keangkuhan, yakni dengan mencontoh teladan Tuhan Yesus, "...yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri- Nya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba..." (Flp. 2:6- 7). Ada dua pelajaran penting yang tersirat di sini. Pertama, jangan pernah menganggap diri terlalu tinggi dan bertahan dalam ketinggian itu. Kedua, jangan pernah mendahulukan kepentingan pribadi. Sebaliknya, dahulukanlah kehendak Tuhan.

Renungkan: Jika kedua hal tersebut diabaikan, waspadalah, sebab itu adalah awal keangkuhan dan tanda bahwa Anda mengundang Allah memberlakukan murka-Nya.

(0.25) (Luk 5:27) (sh: Yesus datang untuk orang berdosa (Selasa, 13 Januari 2004))
Yesus datang untuk orang berdosa

Memang wajar kalau para ahli Taurat dan orang Farisi tidak bisa menerima fakta Yesus bertandang ke rumah Lewi si pemungut cukai dan makan bersamanya. Dalam tradisi orang Yahudi, makan adalah bentuk persekutuan. Bagaimana mungkin, orang benar, bahkan seorang rabi, bersekutu dengan orang-orang berdosa? Apa yang ditolak karena dianggap najis, justru itulah yang Yesus lakukan. Yesus dan para murid menghadiri perjamuan makan yang diadakan Lewi untuk diri-Nya. Bahkan Ia duduk semeja dengan mereka yang disebut orang berdosa oleh para ahli Taurat dan orang-orang Farisi (ayat 29).

Mengapa Lewi mengundang Yesus? Karena sebelumnya Yesus telah mengundang Lewi untuk mengikut-Nya. Bagi Lewi, undangan Yesus ini tidak hanya mengejutkannya, tetapi suatu kehormatan. Selama ini Lewi merasa dikucilkan dari pergaulan dengan sesama orang Yahudi, apalagi dengan para tokoh agama Yahudi seperti para ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Sekarang tokoh sesuci Yesus mau memilihnya untuk menjadi murid-Nya. Undangan Yesus inilah yang mendorong Lewi untuk menghormati Dia dengan perjamuan makan. Sekaligus, kesempatan itu digunakan untuk membawa teman-teman sejawatnya mengenal Yesus.

Bagi Yesus, yang penting dari undangan perjamuan makan adalah respons Lewi yang menerima kehadiran-Nya dalam hidupnya, dan kehadiran orang-orang ‘berdosa’ lainnya untuk mengenal dan menerima Dia seperti yang telah terjadi pada Lewi. Bagi Yesus, hidup-Nya jauh lebih berguna untuk mereka yang menyadari diri sebagai orang berdosa, daripada untuk mereka yang merasa diri orang benar dan tidak memerlukan Juruselamat.

Renungkan: Sebagaimana Yesus datang untuk menyelamatkan orang berdosa, demikianlah seharusnya hidup kita, orang-orang Kristen adalah untuk menjadi berkat untuk sesama kita, terutama mereka yang masih ‘orang berdosa.’

(0.25) (Luk 14:15) (sh: Kemunafikan menghalangi berkat (Kamis, 4 Maret 2004))
Kemunafikan menghalangi berkat

Melalui pendekatan kisah Lukas pada perikop ini, kita mendapatkan gambaran tentang ciri-ciri orang munafik. Di antaranya adalah mereka cepat puas diri. Selalu menganggap bahwa diri mereka cukup baik sehingga tidak pernah atau mau berpikir untuk mengevaluasi diri dan prioritas-prioritasnya dan menganggap bahwa setiap keputusan yang mereka ambil selalu tepat.

Di rumah orang Farisi yang mengundang Yesus, seorang tamu berseru, "Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah." Namun, segera Yesus menjawab dengan perumpamaan, yang intinya adalah tidak semua orang yang diundang akan dapat menikmati jamuan makan itu (ayat 16-23). Apa yang Tuhan Yesus maksudkan dengan perumpamaan ini? Pada masa itu bila seseorang mengadakan perjamuan besar dan mengundang tamu-tamu, maka pada hari H-nya tamu-tamu yang bersedia hadir akan dijemput oleh pelayan-pelayan dari tuan yang punya hajatan. Namun, ada tamu-tamu yang semula bersedia hadir ternyata membatalkan keinginan mereka untuk hadir karena ada keperluan lain yang mendesak yang dianggap lebih penting (ayat 18-20).

Melalui perumpamaan ini tersirat bahwa Yesus mengecam mereka yang pada saat-saat terakhir menolak untuk hadir. Sikap inilah yang Yesus maksudkan sebagai sifat munafik. Mereka puas karena diri mereka dianggap penting oleh orang lain sehingga diundang, tetapi mereka tidak mampu memberikan prioritas lebih lanjut atas kehormatan itu. Mereka memilih melakukan sesuatu bukan untuk kepentingan orang lain, tetapi untuk kepentingan diri sendiri, tanpa memperhitungkan akibat penolakan mereka bagi si pengundang.

Camkanlah!: Jika kita menganggap bahwa kita adalah milik Tuhan namun dalam kehidupan ternyata kita tidak memprioritaskan Tuhan, kita pun munafik!



TIP #25: Tekan Tombol pada halaman Studi Kamus untuk melihat bahan lain berbahasa inggris. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA