Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 11 dari 11 ayat untuk menyelesaikannya (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Mzm 57:3) (jerusalem: utusan) Kata ini oleh terjemahan ditambahkan. Utusan itu memperorangkan pertolongan Allah, bukti kasih setia, bdk Maz 5:8+, dan kebenaranNya artinya: ketabahan dan tekad Allah dalam melaksanakan janjiNya.
(1.00) (Mzm 138:8) (jerusalem: menyelesaikannya) Artinya: Tuhan akan meneruskan sampai penghabisan pertolongan bagi pemazmur, bdk Maz 57:3+
(0.42) (Ezr 5:1) (full: BERNUBUAT TERHADAP ORANG-ORANG YAHUDI. )

Nas : Ezr 5:1

Pekerjaan membangun Bait Suci dilanjutkan dan diselesaikan karena pelayanan nabi Hagai dan Zakharia (lih. Hag 1:9-11). Nubuat-nubuat mereka mencakup

  1. (1) perintah langsung (Hag 1:8),
  2. (2) peringatan dan teguran (Hag 1:9-11),
  3. (3) nasihat (Hag 2:5), dan
  4. (4) pengobaran semangat dengan menjanjikan berkat-berkat di masa depan

    (lihat cat. --> Hag 2:7-10;

    lihat cat. --> Za 8:3).

    [atau ref. Hag 2:7-10; Za 8:3]

    Firman Allah melalui Yeremia telah menggerakkan awal pembangunan kembali Bait Suci (Ezr 1:1); demikian pula firman Tuhan melalui Hagai dan Zakharia kini memberi semangant untuk menyelesaikannya (Ezr 6:14).
(0.42) (Bil 25:1) (sh: Serangan yang efektif (Jumat, 12 November 1999))
Serangan yang efektif

Setelah tidak berhasil mengutuk, Bileam memakai strategi lain untuk menghancurkan Israel, yaitu perzinahan jasmani dan perzinahan rohani. Gadis-gadis Moab yang kafir itu berhasil menggoda para pria Israel, sehingga bukan saja berzinah, tetapi mereka juga melakukan penyembahan berhala. Dosa yang terjadi di dalam komunitas Ilahi, akan mendatangkan murka Allah dan mengakibatkan kehancuran.

Tuntaskan segera! Dosa harus segera diberantas, apabila tidak semakin lama akan semakin menggerogoti umat. Jika tidak ada inisiatif dari umat untuk mengakui, menyelesaikan, dan meninggalkan dosa-dosa tersebut, maka Allah sendiri yang akan segera bertindak untuk menuntaskan.

Tanggung jawab Pinehas. Sebagai imam, Pinehas bertanggungjawab untuk menjaga kekudusan, kesucian, dan rasa hormat umat kepada Allah. Kita semua terpanggil melakukan tugas yang sama, yaitu bertindak jika ada dosa yang dilakukan saudara seiman. Kita harus membenci dosa dan siap menyelesaikannya.

Renungkan: Berbagai cara digunakan untuk merusak/menghancurkan kekudusan Kristen. Tetaplah waspada dan katakan "tidak" terhadap dosa!

(0.29) (Kel 16:9) (sh: Percaya dan harta (Kamis, 8 September 2005))
Percaya dan harta

Banyak orang merasa khawatir akan kehidupannya. Khawatir sebenarnya menunjukkan ketidakpercayaan kita kepada Tuhan. Entah kita merasa Tuhan tidak mengerti dan tidak peduli akan kebutuhan kita, atau bahkan kita tidak yakin Dia mampu menolong kita. Akibatnya, kita tidak mampu taat kepada firman-Nya.

Kondisi seperti itu yang dihadapi oleh umat Israel. Ketika mereka bersungut-sungut karena kekurangan makanan, Allah menjawab mereka dalam kepedulian dan kemaha-kuasaan-Nya (ayat 12-14). Ia menyediakan manna yang langsung dikirim-Nya dari langit. Ia secara ajaib memelihara mereka. Allah mengirimkan pula burung puyuh agar mereka bisa menikmati daging. Allah memakai alam mencukupi kebutuhan umat-Nya. Tindakan Allah ini menunjukkan kesetiaan sekaligus kemahakuasaan-Nya terhadap umat yang berseru kepada-Nya. Seharusnya mereka percaya kepada Allah. Namun, umat Israel tidak sepenuhnya percaya akan pemeli-haraan Tuhan. Itu membuat mereka khawatir tentang kebutuhan jasmani mereka. Akibatnya mereka tidak taat ketika diperintahkan untuk hanya mengumpulkan manna sesuai kebutuhan keluarga mereka (ayat 19-20).

Pernyataan iman kita terbukti melalui sikap dan tindakan nyata kita. Tidak cukup hanya mengaku percaya bahwa Allah Mahakuasa dan Mahakasih. Ungkapan kepercayaan tersebut seringkali hanya di bibir saja sebab tatkala diperhadapkan masalah, kita memilih menyelesaikannya dengan kekuatan sendiri. Hal itu membuktikan bahwa sebenarnya kita meragukan Allah. Cara kita mendapatkan nafkah dan bagaimana kita menggunakannya adalah ungkapan iman kita sesunguhnya. Kekhawatiran dan keserakahan adalah tanda ketidakpercayaan. Kepercayaan akan terwujud dalam kesahajaan, kemurahan terhadap sesama, serta ucapan syukur yang berlimpah.

Renungkan: Percaya sejati selalu mewujudkan ketaatan melakukan firman Tuhan.

(0.29) (2Raj 1:1) (sh: Akibat bersandar pada yang bukan Tuhan (Minggu, 1 Mei 2005))
Akibat bersandar pada yang bukan Tuhan


Tuhan tak henti-hentinya mengasihi Israel. Melalui Elia, hamba-Nya Tuhan mengingatkan dan menegur berbagai dosa yang dilakukan umat-Nya. Namun, umat Tuhan tetap tidak mau berpaling pada-Nya bahkan semakin tenggelam dalam dosa yang justru dipimpin oleh para raja yang tidak takut akan Tuhan.

Ahazia adalah raja yang tidak takut akan Tuhan. Ia hidup dalam dosa penyembahan berhala dan berbagai tindakan lain yang mendukakan hati Tuhan seperti yang diperbuat orangtuanya Ahab dan Izebel (ayat 1Raj. 22:52-54). Ia menolak beribadah kepada Tuhan Allah Israel meski ia mengenal Elia, hamba Allah. Ahazia pasti mengenal Elia dari kisah kemenangannya melawan 450 nabi Baal pendukung Izebel di Gunung Karmel (ayat 18:20-46).

Hati Ahazia yang tidak mengandalkan Tuhan, Allah Israel ditunjukkan melalui perbuatannya meminta petunjuk kepada Baal-Zebub ketika ia sakit (ayat 2Raj. 1:2). Dengan berbuat begitu, Ahazia menganggap hanya Baal-Zebub saja yang sanggup menyembuhkan penyakitnya. Sikap Ahazia ini menunjukkan: Pertama, tidak setia kepada Allah dengan menyembah ilah lain. Kedua, tidak menghormati-Nya karena lebih memilih petunjuk Baal-Zebub tentang masa depannya (ayat 3,6,16). Ketiga, tidak mau merendahkan diri mencari petunjuk-Nya melalui hamba-Nya sebaliknya ia mengirim pasukan mencari Elia (ayat 9-14). Sikap sama ditunjukkan oleh anak buahnya yang dengan angkuh memerintah Elia untuk menghadap raja (ayat 9-12). Akibat sikap Ahazia ini, Tuhan menghukumnya dengan kematian (ayat 17).

Sikap seperti Ahazia ini banyak ditunjukkan oleh orang Kristen. Saat kesulitan datang kita mengandalkan akal kita sendiri untuk menyelesaikannya, atau bahkan mencari petunjuk pada orang pintar. Sikap demikian adalah pengkhianatan terhadap Tuhan dan akan menuai murka-Nya.

Camkan: Mencari pertolongan di luar Tuhan sebagai sumber hidup, sama dengan menolak kehidupan itu sendiri.

(0.29) (2Raj 11:21) (sh: Ikut Dia sampai akhir hidup (Sabtu, 25 Juni 2005))
Ikut Dia sampai akhir hidup


Keadaan hidup yang menyenangkan dapat membuat seseorang melupakan Tuhan. Pada saat situasi genting, ia cenderung mempertahankan kedudukan, harta, dan kekuasaannya lebih daripada mencari Tuhan.

Alkitab mencatat Yoas sebagai raja yang takut akan Tuhan selama 40 tahun ia berkuasa (ayat 12:1-2). Ia banyak melakukan hal baik semasa pemerintahannya. Salah satunya adalah upayanya merenovasi rumah Tuhan yang sudah rusak (ayat 4-5). Mula-mula ia memercayakannya kepada para imam. Namun, kemungkinan praktik korupsi terjadi di antara mereka sehingga renovasi rumah Tuhan terabaikan! (ayat 6-8). Akhirnya Raja Yoas dan Imam Yoyada sendiri yang menangani pengaturan untuk mengumpulkan uang persembahan rakyat dan kemudian memperbaiki rumah Tuhan (ayat 9-15). Perbuatan berhikmat Yoas juga terlihat pada ayat 16, yaitu bagaimana ia mengatur uang persembahan. Uang bagi renovasi diberikan kepada para pekerja, sedangkan bagian para imam tetap diserahkan kepada mereka.

Sayang, ketaatan Yoas tidak utuh. Ia masih membiarkan umat Tuhan beribadah di bukit-bukit pengurbanan (ayat 3). Ia juga tidak bersandar kepada Tuhan ketika Yerusalem menghadapi penyerbuan Hazael, raja Aram. Raja Yoas menyogok Hazael dengan harta dari bait Allah dan istananya agar Hazael tidak menyerang Yerusalem (ayat 17-18). Akhir hidup Raja Yoas tidak menyenangkan, ia dibunuh oleh para pegawainya sendiri (ayat 19-21). Yoas memulai pemerintahannya dengan benar, tetapi tidak menyelesaikannya dengan baik.

Permulaan yang benar tidak menjamin akhir yang baik. Oleh karena itu, kita harus terus menerus menjaga diri untuk tetap setia sampai akhir. Dengan penuh kerendahan hati, kita bersandar pada Tuhan dalam doa, disertai dengan ketaatan melakukan firman-Nya.

Renungkan: Kapal memerlukan nakhoda yang andal agar sampai ke pelabuhan. Kita membutuhkan Tuhan agar dapat mengakhiri hidup ini dengan baik.

(0.29) (2Raj 17:1) (sh: Amputasi rohani (Senin, 4 Juli 2005))
Amputasi rohani

Dosa yang tidak segera dibereskan akan menimbulkan dosa lainnya. Seperti pepatah yang berbunyi: Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit, demikianlah penimbunan dosa yang dibiarkan akan menjadi suatu borok parah yang hanya bisa dibereskan dengan `amputasi rohani'.

Kehancuran yang terjadi pada kerajaan Israel adalah akibat yang tak terelakkan dari menimbun dosa tanpa upaya menyelesaikannya dengan benar. Raja Hosea menutup rangkaian raja-raja yang memerintah Israel sejak Yerobeam bin Nebat (1Raj. 12:20). Pada masa pemerintahannya, Raja Salmaneser dari Asyur menaklukkan dan menghancurkan Samaria serta membawa orang-orang Israel ke Asyur, negeri pembuangan (2Raj. 17:5-6, 23b). Penulis II Raja-raja dengan jelas memaparkan segala dosa yang telah dilakukan oleh umat Israel kepada Allah, yang menyebabkan Dia tidak lagi dapat mengampuni mereka. Inti dari semua dosa itu adalah mereka telah melanggar Perjanjian Sinai yang diadakan antara Allah dengan nenek moyang mereka (ayat 15). Mereka telah melanggar perjanjian itu dengan cara menyembah allah-allah lain; berhala-berhala; patung lembu emas yang didiri-kan oleh Yerobeam bin Nebat (ayat 21-22) serta hidup menurut adat istiadat bangsa-bangsa kafir dalam menyembah allah-allah tersebut (ayat 7-17). Padahal Tuhan telah berulangkali memperingatkan mereka untuk bertobat dan meninggalkan dosa-dosa mereka melalui para hamba-Nya (ayat 13). Yehuda pun sebenarnya tidak lebih baik daripada Israel (ayat 19).

Hari ini gereja mengemban tugas berat menyampaikan suara kenabian bahwa suatu hari kelak Tuhan akan menghukum dunia ini. Hukuman bagi dunia ini belum tiba, namun pasti akan tiba. Karena itu kesempatan untuk bertobat masih ada. Gereja tidak boleh melalaikan kesempatan ini untuk mengabarkan Injil.

Renungkan: Sebelum hukuman fatal dan final dijatuhkan kepada orang-orang berdosa, gereja harus bertindak merebut mereka dari belenggu Si Jahat.

(0.29) (Mzm 51:1) (sh: Bukan korban tetapi pengakuan (Sabtu, 5 Juni 2004))
Bukan korban tetapi pengakuan

Tidak sedikit orang Kristen berpendapat bahwa kalau seseorang jatuh ke dalam dosa, di samping mengaku dosa maka ia harus semakin berusaha untuk hidup kudus. Caranya adalah dengan sering berpuasa, rajin ke gereja, baca Alkitab, dan sebagainya. Namun ironisnya, semakin ia berusaha untuk melakukan yang baik ternyata semakin ia frustrasi. Mengapa? Karena ternyata kebanyakan usahanya itu gagal. Akhirnya, ia berkesimpulan bahwa usaha yang dilakukannya sia-sia. Semakin banyak ia jatuh bangun semakin frustasi dirinya.

Latar belakang mazmur ini adalah kejatuhan Daud ke dalam dosa dengan Batsyeba (ayat 2 Samuel 11). Dosa Daud tidak berhenti sampai di situ. Ia bahkan membunuh Uria, suami Batsyeba untuk menutupi perzinahannya. Namun, Tuhan tidak membiarkan Daud berkanjang dalam dosanya. Melalui Nabi Natan, Tuhan menegurnya (ayat 2 Samuel 12:1-15). Hati Daud hancur. Ia datang ke hadapan Allah dengan pengakuan dan penyesalan yang dalam. Kehancuran hati Daud ini dipandang Allah sebagai korban sembelihan yang berkenan pada-Nya (ayat 18-19) dan sekaligus merupakan tanda bahwa Daud telah mendapat pengampunan dari Allah.

Selanjutnya Daud berdoa agar Allah bermurah-hati dengan membangun kembali "tembok-tembok Yerusalem" (ayat 20). Hal ini menandakan bahwa mazmur ini dituliskan ulang oleh penerus Daud pada saat Bait Suci telah dihancurkan dan karenanya umat TUHAN tidak bisa lagi mempersembahkan korban. Bagi umat, tiadanya persembahan korban berarti TUHAN telah jauh dari umat-Nya. Namun pengalaman Daud ini pastilah menjadi suatu penghiburan bagi umat ketika dibacakan kepada mereka. Karena ternyata bukan korban persembahan yang utama bagi TUHAN tetapi pengakuan dan penyesalan atas dosa.

Renungkan: Jika kita jatuh ke dalam dosa, jangan mencoba menyelesaikannya sendiri. Akuilah dosamu di hadapan TUHAN dengan penyesalan yang dalam dan Ia akan mengampuni!

(0.29) (1Kor 6:1) (sh: Menyelesaikan konflik internal (Senin, 8 September 2003))
Menyelesaikan konflik internal

Menyelaraskan ide dalam sebuah komunitas ternyata tidak mudah. Setiap orang akan berusaha mempertahankan pendapatnya bahkan dengan cara apa pun sehingga teman jadi lawan. Akibatnya pertentangan dan perselisihan terus menerus terjadi. Imbauan agar jemaat Tuhan saling mengasihi, saling merendahkan hati, saling tunduk dan hormat satu dengan lainnya, hanya angin lalu. Bahkan perselisihan ini bisa berujung di meja hijau karena saling menuduh dan saling merasa paling benar tidak terselesaikan.

Keadaan ini akhirnya membuat Paulus menegur jemaat yang menyelesaikan perselisihan di meja hijau atau pengadilan. Menurut Paulus, hal ini tidak akan terjadi seandainya masalah itu diselesaikan secara internal, seperti yang Tuhan Yesus ajarkan (lih. Mat. 18:15-17). Teguran Paulus ini didasarkan pada dua hal: [1] bahwa adanya masalah "perselisihan" dalam jemaat sebenarnya menunjukkan "kekalahan" karena jemaat Kristen tidak berhasil hidup dalam kasih dan pengampunan; [2] sikap merasa diri paling benar, membuat jemaat Kristen "rela" melakukan ketidakadilan dan merugikan orang lain. Teguran Paulus ini sebenarnya bukan mengajarkan jemaat untuk tidak percaya pada pengadilan dunia dan memberontak terhadap peraturan negara. Paulus menggarisbawahi bahwa saling mengampuni, menghargai, merendahkan diri, dan berlaku adil lebih baik daripada menyelesaikannya di meja pengadilan (bdk. Luk. 12:58).

Orang Kristen yang lebih memilih meja hijau dalam menyelesaikan masalah internal sebenarnya menunjukkan bahwa secara moral jemaat kalah. Ini merupakan tanda bahwa orang Kristen hanya bisa bicara tanpa dapat mengendalikan dirinya dan mengampuni saudaranya.

Renungkan: Perselisihan di antara orang Kristen hanya akan mendatangkan sikap tidak simpatik dan membuat orang semakin alergi terhadap kekristenan.

(0.21) (Tit 1:5) (jerusalem) Paulus biasanya hanya meletakkan dasar penginjilan, lalu menyerahkan kepada orang lain tugas menyelesaikannya, bdk 1Kor 1:17; 3:6, 10; Kol 1:7+; Rom 15:23+


TIP #08: Klik ikon untuk memisahkan teks alkitab dan catatan secara horisontal atau vertikal. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA