Alkitab SABDA
alkitab.sabda.org

Kedua perempuan itu menimbulkan kepedihan hati bagi Ishak dan bagi Ribka.

dan dengan hati pedih ia berdoa kepada TUHAN sambil menangis tersedu-sedu.

Hati mengenal kepedihannya sendiri, dan orang lain tidak dapat turut merasakan kesenangannya.

Sesudah Esau mendengar perkataan ayahnya itu, meraung-raunglah ia dengan sangat keras dalam kepedihan hatinya serta berkata kepada ayahnya: "Berkatilah aku ini juga, ya bapa!"

Dan tidak akan ada lagi bagi kaum Israel dari semua tetangganya yang menghina mereka, menjadi duri yang menusuk atau onak yang memedihkan. Dan mereka akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan ALLAH.

Setelah Mordekhai mengetahui segala yang terjadi itu, ia mengoyakkan pakaiannya, lalu memakai kain kabung dan abu, kemudian keluar berjalan di tengah-tengah kota, sambil melolong-lolong dengan nyaring dan pedih.

Tidak tersembuhkan kedukaan yang menimpa diriku, hatiku sakit pedih.

Anak yang bebal menyakiti hati ayahnya, dan memedihkan hati ibunya.

Mataku terasa pedih oleh sebab keadaan puteri-puteri kotaku.

Celakalah aku karena penyakitku, lukaku tidak tersembuhkan! Aku berpikir: "Ah, inilah suatu kepedihan yang harus kutanggung!"

"Demi Allah yang hidup, yang tidak memberi keadilan kepadaku, dan demi Yang Mahakuasa, yang memedihkan hatiku,

Mengapa terang diberikan kepada yang bersusah-susah, dan hidup kepada yang pedih hati;

Lihat, orang-orang Ariel menjerit di jalan, utusan-utusan yang mencari damai menangis dengan pedih.

Mataku menjadi kabur karena pedih hati, segala anggota tubuhku seperti bayang-bayang.

Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat.

Oleh sebab itu akupun tidak akan menahan mulutku, aku akan berbicara dalam kesesakan jiwaku, mengeluh dalam kepedihan hatiku.

sesungguhnya, hamba-hamba-Ku akan bersorak-sorai karena gembira hatinya, tetapi kamu akan mengerang karena sedih hati, dan kamu akan menangis karena patah semangat.

Mengapakah penderitaanku tidak berkesudahan, dan lukaku sangat payah, sukar disembuhkan? Sungguh, Engkau seperti sungai yang curang bagiku, air yang tidak dapat dipercayai.

Hai puteri bangsaku, kenakanlah kain kabung, dan berguling-gulinglah dalam debu! Berkabunglah seperti menangisi seorang anak tunggal, merataplah dengan pahit pedih! Sebab sekonyong-konyong akan datang si pembinasa menyerangmu.

Mengapakah engkau berteriak karena penyakitmu, karena kepedihanmu sangat payah? Karena kesalahanmu banyak, dosamu berjumlah besar, maka Aku telah melakukan semuanya ini kepadamu.