Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 21 - 40 dari 273 ayat untuk penghukuman (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.43) (Yeh 5:1) (sh: Anugerah tidak meniadakan keadilan (Jumat, 20 Juli 2001))
Anugerah tidak meniadakan keadilan

Pertama kalinya Allah memerintahkan Yehezkiel untuk menyampaikan berita secara lisan mengikuti lakon teater yang terakhir (ayat 1-8). Berita yang harus dikatakan sebetulnya tidak berkenaan secara langsung dengan kehidupan bangsa Israel yang berada dalam pembuangan bersama-sama Yehezkiel. Karena itu dapat dikatakan bahwa berita itu merupakan penjelasan mengapa Allah menjatuhkan penghukuman yang begitu mengerikan atas Yerusalem.

Apa yang akan mereka alami? Tidak dapat disangkal bahwa penderitaan yang akan dialami oleh mereka yang masih tinggal di Yerusalem sangat mengerikan. Mereka akan dikepung selama 18 bulan, setelah itu kematian demi kematian akan terjadi secara sadis (ayat 10). Setiap bangunan penting akan dirobohkan, demikian pula tembok Yerusalem. Mereka yang luput dari malapetaka akan dibawa ke dalam pembuangan. Allah tidak menjatuhkan penghukuman secara semena- mena. Ia mempunyai alasan yang kuat yaitu bangsa Israel telah memberontak kepada Allah, melakukan kekejian melebihi bangsa- bangsa yang tidak mengenal Allah, menyembah berhala dalam Bait Allah, serta menajiskan tempat kudus-Nya (ayat 6, 9, 11). Bahkan yang lebih jahat lagi, mereka telah menggantikan perintah Allah dengan peraturan-peraturan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah (ayat 7). Namun di balik awan penghukuman yang gelap terdapat secercah pengharapan karena kemurahan dan anugerah Allah, yaitu tidak selama-lamanya Allah marah (ayat 13); penghukuman atas Yerusalem tidak akan dijatuhkan lagi (ayat 9); walaupun sedikit, tetap akan ada orang-orang sisa yang akan selamat karena pemeliharaan Allah (ayat 3).

Renungkan: Kristen tidak boleh menutup telinganya terhadap berita penghukuman Allah dan kemudian berlindung di bawah keyakinan keselamatan yang Allah berikan, yang memang indah dan memerdekakan jiwa. Allah kita adalah Allah yang murah hati namun juga Allah yang keras (lih. Rm. 11:22). Kebenaran ini mengajak kita untuk memperhatikan peringatan tentang penghukuman Allah secara serius baik bagi diri kita maupun bagi dunia sekeliling kita yang memberontak dan belum percaya kepada Allah. Bagaimanakah kehidupan yang tidak mengenal kemurahan Allah? Bagaimanakah jadinya kehidupan yang tidak mengenal kekerasan Allah?

(0.40) (Ul 22:5) (ende)

Ini merupakan sesuatu jang ternjata terdjadi di Kanaan. Penghukuman berat sebagai kekedjian terhadap Jahwe: menundjukkan bahwa perbuatan itu tidak hanja merupakan perkosaan terhadap kesopanan sadja: melainkan ada hubungannja djuga dengan kultus orang-orang kafir. Kita ketahui bahwa pergantian sematjam itu terdjadi pula pada kultus Astarte.

(0.40) (Im 10:3) (jerusalem: Inilah yang difirmankan TUHAN) Firman yang berupa sajak ini tidak terdapat dalam Alkitab. "Orang yang karib" itu ialah para imam yang mengambil bagian dalam kekudusan Allah, bdk Ima 19:2; kemudian Tuhan, bdk Kel 24:16, melalui api penghukuman menyatakan diri kepada seluruh umat.
(0.40) (Yes 7:3) (jerusalem: Syear Yasyub) Nama itu berupa nubuat, bdk Yes 1:26+. Arti nama itu ialah: sebuah sisa akan berbalik, maksudnya kembali kepada Tuhan, bertobat. Begitu sisa itu terluput dari penghukuman, Yes 4:3+; Yes 10:20-23
(0.40) (Yak 2:13) (jerusalem: penghakiman) Di sini artinya: penghukuman. Penghakiman adalah hak istimewa Allah yang memberi hukum, Yak 4:11-12; 5:9; bdk Maz 9:9; 98:9; 96:13. Ia menjaga pelaksanaan hukum, Yak 1:25; 2:8, yang tersimpul dalam belas-kasihan.
(0.40) (Why 6:12) (jerusalem) Kejadian-kejadian di jagat raya semacam itu lazimnya dipakai para nabi untuk menggambarkan "Hari Yahwe", Amo 8:8-9; Yes 2:10; Yer 4:23-24, dll, yaitu hari penghakiman dan hari penghukuman. Gejala-gejala itu melambangkan murka Allah yang berkecamuk, bdk Mat 24:1+.
(0.40) (Why 20:2) (jerusalem) Setelah kedua binatang serta pasukannya dimusnahkan, tibalah giliran kepala mereka, yaitu si Naga
(0.40) (Yer 48:21) (sh: Keangkuhan mengundang penghukuman Allah (Selasa, 22 Mei 2001))
Keangkuhan mengundang penghukuman Allah

Moab adalah bangsa yang besar dan disegani oleh bangsa- bangsa di sekitarnya. Nama besar, kekuatan, dan kekuasaan Moab telah membuat mereka mabuk kesombongan sehingga membesarkan diri di hadapan Allah dan sesamanya (26, 29, 42). Itulah yang mengundang penghukuman Allah (30). Secara drastis dan tragis penghukuman Allah mengubah Moab yang kaya, kuat, dan gagah menjadi Moab yang miskin, lemah, dan menderita, sehingga menjadi bahan tertawaan bangsa-bangsa lain.

Hukuman Allah bagi kesombongan sangat fatal, lengkap, dan tuntas (38-39). Tidak ada lagi kota-kota kebanggaan yang berdiri kokoh (21-24) sebab Allah telah mematahkan tanduk kekuatan Moab dan memecahkan lengan kekuasaannya (25). Mereka tidak akan lagi tinggal di kota layaknya orang beradab namun tinggal di bukit batu seperti orang tidak beradab (28). Anggur yang merupakan sumber devisa mereka dilenyapkan oleh Allah (33b). Sungai Nimrim, sumber air mereka pun dijadikan kering (34). Tentara kebanggaan mereka menjadi tidak berdaya (41). Tidak satu pun dari bangsa Moab yang akan luput dari malapetaka karena penghukuman Allah (43-46). Betapa mengerikan penghukuman akibat kesombongan sehingga membuat Yeremia meratap. Ratapan Yeremia juga merupakan berita peringatan kepada bangsa-bangsa lain.

Kehancuran Moab tidak hanya meliputi kehidupan perdagangan dan masyarakatnya namun juga kehidupan beragama, sehingga mengakibatkan perkabungan dan ratapan yang sangat dalam diri mereka (35-39). Namun Allah yang menghukum bangsa-bangsa lain adalah Allah yang juga mengasihi bangsa-bangsa lain, sebab Ialah Allah yang berkuasa atas semua yang ada di seluruh dunia. Kesombongan berdampak penghukuman yang sangat mengerikan karena merupakan sikap yang mengagungkan, memuliakan, menghargai, dan menggantungkan diri kepada apa pun dan siapa pun selain Allah. Allah tidak lagi diakui sebagai sumber dari segala kekayaan, kejayaan, dan kebesaran manusia.

Renungkan: Berhati-hatilah sebab tanpa kita sadari kesombongan ada di dalam hati kita. Ketika uang di rekening kita bertambah banyak, ketika karier dan usaha semakin mapan, benarkah kita masih sungguh-sungguh bergantung kepada Allah? Ataukah sebetulnya kita lebih bergantung kepada kekayaan dan jabatan kita?

(0.39) (2Raj 2:19) (sh: Pelayanan Allah dalam pelayanan Elisa (Selasa, 16 Mei 2000))
Pelayanan Allah dalam pelayanan Elisa

Seringkali di kalangan aktivis gereja muncul pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut. Apa hakikat pelayanan Kristen? Atau berita apa yang seharusnya kita sampaikan melalui pelayanan Kristen? Dua pertanyaan itu sebetulnya mengarah kepada karakteristik pelayanan yang sejalan dengan pelayanan Allah. Melalui 2 mukjizat yang dilakukan dalam pelayanan pertamanya, Elisa memperlihatkan karakteristik pelayanan yang sesuai dengan-Nya.

Karakteristik pelayanan Elisa yang pertama tergambar jelas ketika ia menyehatkan air di Yerikho. Kota Yerikho memang sudah dibangun kembali oleh Ahab (1Raj. 16:34), namun tetap menjadi kota yang tidak produktif. Nampaknya kota ini masih terikat oleh hukuman yang pernah dijatuhkan Allah melalui Yosua (Yos. 6:26), sehingga penduduk dan tanahnya mengalami penderitaan. Mukjizat yang dilakukan Elisa membebaskan kota dan penduduk Yerikho dari penghukuman dan membawa mereka pada era yang baru. Dengan kata lain, karakteristik pertama pelayanan Elisa adalah menyatakan anugerah Allah kepada manusia yang membutuhkannya. Sedangkan karakteristik kedua pelayanan Elisa berbanding terbalik dengan yang pertama. Karakteristik kedua ini bersifat menyatakan penghukuman bagi mereka yang tidak hormat kepada Allah. Ini nampak dari peristiwa dimana Elisa mengutuk anak-anak yang mengolok-olok dirinya. Anak-anak ini tidak sekadar menghina Elisa namun sesungguhnya mereka telah menghina Allah yang diwakilinya di depan umum. Penghukuman ini merupakan peringatan kepada seluruh bangsa Israel yang tidak taat dan percaya kepada-Nya bahwa penghujatan terhadap nama Allah tidak bisa ditolerir.

Kedua karakteristik pelayanan Elisa merupakan satu koin dengan 2 sisi yang tidak dapat dipisahkan. Bukankah ini juga merupakan karakteristik pelayanan Allah. Di satu sisi Allah memberikan anugerah-Nya kepada umat-Nya, namun di sisi lain Allah juga menyatakan penghukuman kepada mereka yang menolak anugerah-Nya.

Renungkan: Demikian pula seharusnya Kristen di dalam setiap aktivitas pelayanannya. Apakah itu pelayanan diakonia, koinonia, maupun marturia, anugerah Allah yang membebaskan manusia dari hukuman kekal harus terus dikumandangkan dan penghukuman Allah kepada mereka yang menolak anugerah-Nya pun harus ditegaskan.

(0.39) (2Taw 33:1) (sh: Belajar dari masa lalu (Rabu, 10 Juli 2002))
Belajar dari masa lalu

Dapat dikatakan bahwa judul ini meringkaskan tujuan yang ingin dicapai penulis Tawarikh bagi para pembacanya, komunitas Yehuda pascapembuangan. Penulis Tawarikh menggunakan kesejajaran-kesejajaran yang tampak antara sejarah beberapa tokoh raja tertentu dengan pengalaman mereka.

Kesejajaran ini juga tampak pada catatan tentang raja Manasye. Raja Manasye telah berdosa dan "melakukan apa yang jahat di mata TUHAN" (ayat 2). Kemudian, sebagai penghukuman Tuhan, Manasye dibuang dan dibawa tentara Asyur ke Babel (ibu kota taklukkan Asyur lainnya waktu itu) dalam cara yang sangat mempermalukan Manasye, dengan hidung ditusuk kaitan yang disambungkan ke rantai dan kaki serta tangan terbelenggu (ayat 11). Penghukuman ini membuat Manasye merendahkan diri di hadapan Allah dan berdoa kepada-Nya (ayat 12). Pertobatan Manasye itu pun mewujud secara nyata melalui tindakan penyingkiran ibadah-ibadah penyembahan berhala (ayat 14-17). Allah pun menjawab dengan memulangkan Manasye, dan memulihkan kedudukan Manasye (ayat 13).

Rangkaian peristiwa dosa, penghukuman melalui pembuangan, pertobatan, pemulangan/pemulihan ini juga telah dialami oleh orang-orang Yehuda pascapembuangan. Melalui kisah raja Manasye, tampil janji Tuhan bahwa jika mereka mau bertobat dan tetap setia seperti Manasye, maka Tuhan akan memberkati kehidupan bangsa mereka. Tetapi, pelajaran sebaliknya hadir dalam kisah raja Amon (ayat 21-25). Walaupun Yehuda telah bertobat pada zaman Manasye, tetapi kemurtadan Amon membuat Allah kembali menghukum Yehuda. Dari sudut pandang penulis Tawarikh, penghukuman ini terlihat dalam peristiwa pembunuhan Amon yang menyebabkan singkatnya masa pemerintahannya (ayat 21,24-25). Pelajaran bagi orang Yehuda adalah, walaupun mereka sudah dikembalikan ke tanah perjanjian dan dipulihkan, penghukuman tetap akan datang bila mereka kembali berbuat dosa di hadapan Tuhan.

Renungkan: Hukuman Allah atas dosa umat-Nya bertujuan agar umat bertobat, dan kembali hidup dalam kekudusan, sukacita dan damai sejahtera Allah. Kebenaran ini adalah peringatan sekaligus janji bagi tiap-tiap kita orang percaya.

(0.39) (Yes 17:1) (sh: Penghukuman yang adil (Kamis, 2 September 2004))
Penghukuman yang adil

Setelah Nabi Yesaya menyatakan nubuat penghukuman Allah terhadap Damsyik (ayat 1-3), ia mengarahkan nubuatnya kepada Israel. Ini merupakan sesuatu yang tidak lazim, karena nubuat mengenai Israel ini disisipkan di tengah kumpulan nubuat Nabi Yesaya terhadap bangsa-bangsa lain (ayat 4). Berarti di hadapan Allah Yang Mahakudus, Israel dan bangsa-bangsa lain tidaklah berbeda. Maksudnya bila Israel bersalah, mereka juga akan merasakan penghukuman Allah seperti yang dialami oleh bangsa-bangsa lain.

Saat hukuman Allah dinyatakan, Israel akan kehilangan kemuliaannya. Seiring dengan hukuman Allah itu, kesejahteraan mereka akan memudar. Hukuman Allah ini begitu dahsyat sehingga gambaran yang dipakai adalah Israel akan menjadi seperti sisa-sisa panen, yang tertinggal setelah musim penuaian selesai (ayat 5-6). Dalam keadaan ini, rupanya Israel akan teringat kepada Allah mereka sendiri, Yang Mahakudus (ayat 7-8). Mereka menyadari bahwa mereka tidak dapat berharap kepada para ilah palsu. Oleh karena itu, mereka menyadari keistimewaan Allah dan mengakui Dia sebagai Yang Mahakudus. Namun, konsekuensi dosa harus tetap dialami Israel (ayat 9-11). Semua ini terjadi supaya Israel sungguh-sungguh menyadari bahwa mereka tidak dapat mempermainkan Yang Mahakudus, Allah Israel. Kemudian Allah akan memulihkan mereka. Ayat 12-14 menyatakan penghukuman Allah terhadap Asyur sebagai akibat memusuhi Israel, umat-Nya.

Perikop hari ini mengingatkan kita untuk tidak mempermainkan anugerah Tuhan, ataupun menganggap status kita sebagai anak Tuhan merupakan kesempatan untuk bersikap bebas tidak sopan dan hidup berdosa seperti orang yang belum percaya. Tuhan akan menghukum anak-anak Tuhan yang hidup seperti itu, karena Ia ingin mereka hidup benar dan bukan menjadi penghalang bagi orang yang belum percaya untuk datang mengenal Tuhan dan memperoleh keselamatan.

Camkanlah: Anak Tuhan yang hidupnya sama seperti orang berdosa, bukan hanya tidak layak di hadapan-Nya, tetapi juga membuat orang lain tidak tertarik untuk percaya kepada-Nya.

(0.37) (Yeh 6:1) (sh: Allah nomor satu (Sabtu, 21 Juli 2001))
Allah nomor satu

Bangsa Israel yang hidup sezaman dengan Yehezkiel adalah bangsa yang religius. Namun itu adalah masalah utama mereka. Selama berabad-abad mereka senantisa tertarik kepada bentuk penyembahan asing yang mereka temukan di dataran tinggi tanah Israel. Karena itulah firman Tuhan yang disampaikan dalam pasal ini berpusat kepada gunung-gunung Israel, dataran tinggi dimana sumber perzinahan rohani bangsa Israel terletak. Berita penghukuman atas Israel beserta seluruh bukit pengorbanan dan berhala-berhala menggunakan kata-kata menegaskan tidak ada kompromi sama sekali bagi mereka yang berzinah rohani (ayat 3-8, 11-12, 14). Kebenaran ini menegaskan bahwa Allah sangat menuntut kemurnian dan kekudusan umat yang menyembah-Nya. Tidak ada tempat bagi Baal di dalam rumah Allah dan di dalam kehidupan umat-Nya.

Menarik untuk diperhatikan bahwa setiap pemberitaan penghukuman yang mengerikan selalu diakhiri dengan kata-kata `mereka akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN' (ayat 7, 10, 13, 14). Penghukuman Allah atas dosa bukan akhir dari segala-galanya. Namun penghukuman dimaksudkan untuk memberikan kesaksian akan keadilan dan kekudusan Allah. Penghukuman dimaksudkan untuk memimpin umat-Nya kembali kepada pengenalan dan pengakuan bahwa Allahlah yang utama dalam hidupnya. Dalam zaman dimana banyak orang memandang peristiwa- peristiwa hanya sebagai rentetan peristiwa yang terisolasi dan terputus dari yang lain dan mereka menemukan kebebasan untuk melakukan apa pun yang menjadi kesukaannya, kesaksian tentang tatanan moral Allah harus dinyatakan dengan lantang yaitu Allah harus selalu menjadi nomor satu dalam kehidupan manusia. Setiap tindakan yang menomorduakan Allah akan mendapatkan penghukuman- Nya.

Renungkan: Kristen harus mewartakan kesaksian ini tidak hanya dengan suara tapi juga dengan kehidupan sehari-hari yang menyatakan bahwa Allah yang nomor satu dalam hidupnya. Daftarkan hal-hal yang cenderung dinomorsatukan manusia sehingga menggeser kedudukan Allah. Lalu periksalah dalam urutan keberapakah hal-hal tersebut dalam hidup Anda. Jika menempati urutan pertama bertobatlah, jika kedua berdoalah mohon kekuatan-Nya. Jika nomor terakhir bersyukurlah untuk pimpinan dan bimbingan Tuhan dalam hidup Anda.

(0.35) (Rat 5:1) (full: INGATLAH, YA TUHAN. )

Nas : Rat 5:1-22

Pasal terakhir Kitab Ratapan ini menjadi sebuah doa syafaat yang dalamnya Yeremia mengakui bahwa sekalipun Allah bertanggung jawab atas penghukuman dan musibah Yerusalem, Dia masih akan mendengar seruan mereka, menerima pengakuan dosa mereka yang sungguh-sungguh, dan menanggapinya dengan pengampunan dan kemurahan.

(0.35) (Za 14:1) (full: AKAN DATANG HARI ... TUHAN. )

Nas : Za 14:1

"Hari Tuhan" adalah hari penghukuman dan pemulihan. Di sini hari itu menunjuk kepada saat ketika Kristus akan datang kembali untuk menghakimi bangsa-bangsa dan mendirikan pemerintahan-Nya di bumi.

(0.35) (Kel 32:20) (jerusalem: ke atas air dan disuruhnya diminum oleh orang Israel) Dengan jalan itu air itu menjadi "air yang mendatangkan kutuk", bdk Bil 5:11-31. Tetapi dalam kitab Keluaran upacara itu tidak dimaksudkan sebagai sebuah alat ilahi untuk menentukan siapa yang bersalah. Sebab memang seluruh bangsa dianggap bersalah. Dalam tradisi asli penghukuman itu agaknya dilakukan Allah sendiri dan bukan kaum Lewi seperti dikatakan dalam ceritera Keluaran ini, Kel 32:25 dst. Ula 9:21 menceritakan kejadian itu dengan cara yang berbeda.
(0.35) (Ayb 24:1) (jerusalem: Yang Mahakuasa) Bdk Ayu 5:17+
(0.35) (Yes 10:20) (jerusalem) Nubuat ini merupakan semacam komentar atas nama yang diberikan Yesaya kepada anaknya yang pertama, yaitu: Syear-Yasyub. Yes 7:3+. Di sini diuraikan teologi Yesaya mengenai "sisa Israel", Yes 4:3+; kedua seginya disoroti: diberitahukan penghukuman yang hanya membiarkan sisa kecil terluput, Yes 10:22-23; ancaman itu disertai janji bahwa sisa itu akan kembali (yasyub), artinya: bertobat, lalu dosanya diampuni dan mereka kembali diberkati Tuhan, Yes 10:20-21.
(0.35) (Mi 5:7) (jerusalem) Ini sebuah nubuat tersendiri. Ia terdiri atas dua bait yang sejalan. Dinubuatkanlah peranan yang akan dipegang sisa Israel, bdk Yes 4:3+ dalam penyelamatan bangsa-bangsa lain (bdk Mik 5:1-4; 7:12) dan dalam penghukuman mereka (Mik 4:13; 5:8,14). Gagasan pertama di akhir masa pembuangan barulah muncul, sehingga nubuat Mik 5:6-7 ini agaknya tidak berasal dari nabi Mikha.
(0.35) (1Raj 11:26) (sh: Hikmat Allah dalam penghukuman-Nya (Selasa, 10 Agustus 2004))
Hikmat Allah dalam penghukuman-Nya

Seorang majelis di suatu gereja dijatuhkan oleh lawan bisnisnya melalui cara keji, sehingga ia harus masuk ke penjara dan kehilangan bisnisnya. Tetapi, justru kejadian itu membawa pertobatan sejati bagi majelis ini, karena sebenarnya ia menjalankan bisnisnya secara kotor (= tidak jujur). Terkadang Tuhan bekerja dengan cara yang sulit kita mengerti. Terutama ketika Ia memperingatkan anak-anak-Nya yang jatuh dalam dosa melalui penghukuman.

Dalam bacaan hari ini, kita membaca bahwa Allah membangkitkan Yerobeam sebagai lawan Salomo. Yerobeam mendapatkan janji Allah untuk memimpin sepuluh suku yang akan dipecahkan Tuhan dari kerajaan Salomo (ayat 31-37). Bahkan ia mendapatkan janji yang sama seperti yang diperoleh Daud. Allah menjanjikan akan membuat dinasti Yerobeam berlangsung langgeng seperti yang pernah Allah rencanakan bagi keturunan Daud. Tentu dengan syarat Yerobeam berlaku seperti Daud, yaitu setia kepada Allah, tidak melakukan kesalahan yang sama seperti Salomo, dan membawa kembali umat-Nya menyembah kepada Allah Israel (ayat 38).

Ada dua tujuan di balik pemilihan Yerobeam sebagai raja. Pertama, supaya melalui Yerobeam, suku-suku Israel lainnya bisa beribadah kepada Allah secara benar dan kudus. Kedua, supaya melalui penghukuman kepada keturunan Salomo, bangsa Israel bertobat sehingga dinasti Daud tetap dipelihara. Hal kedua ini dimungkinkan terjadi, bila kerajaan yang akan dipimpin Yerobeam benar-benar setia kepada Allah. Sehingga berkat Allah karena kesetiaan Yerobeam menyebabkan rasa iri dari kerajaan Salomo yang kecil itu dan mereka akhirnya berpaling kepada Tuhan (Ayat 39, "Aku akan merendahkan keturunan Daud, tetapi bukan untuk selamanya").

Jika Tuhan menghukum perbuatan dosa anak-anak-Nya, pasti karena Ia menginginkan pertobatan. Tuhan dapat memakai cara yang unik untuk mencapai tujuan-Nya itu!

Renungkan: Tuhan bertindak tegas melawan dosa karena Ia mengasihi kita dan ingin membimbing kita kepada pertobatan.

(0.35) (2Raj 9:1) (sh: Penghukuman Allah dinyatakan! (Senin, 20 Juni 2005))
Penghukuman Allah dinyatakan!


Pada sistem kerajaan, ahli waris takhta adalah keturunan dari raja yang berkuasa. Namun, biasanya bukan cuma takhta saja, melainkan tradisi, dan kepercayaan dari raja yang berkuasa pun akan diteruskan oleh penggantinya.

Demikian juga yang terjadi pada keluarga Raja Ahab. Alkitab mencatat perbuatan jahatnya yang menyebabkan umat-Nya menyembah ilah lain. Bukan hanya umatnya, keluarganya pun turut menyembah berhala. Kesempatan yang diberikan Allah kepada Ahab tidak dipakainya untuk bertobat. Itu sebabnya, nubuat penghukuman Allah kepada Ahab yang pernah diucapkan Elia akan tergenapi pada zaman Elisa dan Yoram (Lihat 1Raj. 21:21-24,29). Pada nas ini, Yoram telah naik takhta sebagai raja Israel menggantikan Ahab. Keadaan ini tepat sebagaimana firman-Nya. Bagaimana cara Ia menggenapinya diungkapkan pada II Raja pasal 9 dan sebagian pasal 10. Pemunahan keluarga Ahab telah ditetapkan-Nya dan tidak ada seorang pun sanggup membatalkan firman-Nya!

Allah memakai Elisa dan seorang nabi muda untuk menubuatkan Yehu menjadi raja Israel (ayat 2Raj. 9:1-10). Pada waktu itu, integritas Elisa sebagai nabi Allah bangsa Israel semakin diketahui banyak orang termasuk para panglima tentara Ahab. Mereka sadar dan percaya bahwa nubuat Elisa berasal dari Allah dan pasti digenapi. Inilah yang membuat mereka mau membantu usaha Yehu untuk mengudeta keluarga Ahab (ayat 11-15).

Allah tidak dapat dipermainkan! Jika orang fasik belum dihukum, itu karena Allah menunggu pertobatan mereka. Keadilan Allah akan menghukum perbuatan mereka yang menyia-nyiakan kasih-Nya. Tugas anak-anak Tuhan adalah menjadi alat-Nya, bukan sebagai alat penghukuman melainkan untuk menyatakan kasih-Nya. Siapkan diri Anda menjadi kesaksian bagi kasih-Nya kepada mereka.

Doaku: Tuhan, teguhkanlah imanku agar aku dapat mengikut Engkau sepenuh hati dan sepanjang hidup.



TIP #22: Untuk membuka tautan pada Boks Temuan di jendela baru, gunakan klik kanan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA