Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 141 - 160 dari 273 ayat untuk penghukuman (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.20) (Ul 3:12) (sh: Ketika maksud hati tak sampai (Minggu, 27 April 2003))
Ketika maksud hati tak sampai

Dalam perjalanan bangsa Israel di padang gurun, kita sudah melihat bahwa keinginan mereka untuk "lebih baik kami mati" (Bil. 20:3) telah diizinkan Allah terjadi. Generasi padang gurun telah hancur lenyap dari muka bumi. Kita juga melihat bahwa kehendak hati bangsa Israel yang terus-menerus melawan Allah memang terpenuhi, tetapi itu semua merupakan tragedi yang membawa penghukuman belaka.

Setelah wilayah-wilayah taklukkan dari Sihon dan Og didaftarkan, mulailah dilakukan pembagian wilayah-wilayah tersebut di antara dua dan setengah suku Israel, yaitu Ruben dan Gad dan setengah suku Manasye. Namun demikian, ada syarat yang perlu dipenuhi oleh suku-suku itu agar mereka bisa tetap tinggal di sebelah timur Sungai Yordan (ayat 18-20), yaitu semua yang gagah perkasa haruslah ikut berperang.

Musa berbicara kepada Yosua, memberikan semangat kepadanya agar jangan takut dan maju berperang. Yosua telah melihat pekerjaan Allah dengan matanya sendiri -- tidak ada keraguan, dan ia menerima penyertaan yang sama dari Allah. Musa juga berbicara kepada Allah (ayat 23-26a). Ia meminta kepada Allah agar diizinkan menyeberangi Sungai Yordan. Namun, keputusan Allah bulat. Musa tidak mendapatkannya. Sebuah tragedi? Tidak. Kehendak Tuhan tidak pernah merupakan tragedi. Itulah yang terbaik bagi manusia! Dengan ketaatan kepada Tuhan, Musa menjadi teladan bagi seluruh bangsa Israel.

Renungkan: "Jadilah kehendak-Mu, di bumi seperti di surga" (Mat. 6:10).

(0.20) (2Sam 12:15) (sh: Hukuman Tuhan pasti terjadi. (Sabtu, 27 Juni 1998))
Hukuman Tuhan pasti terjadi.

Karena Daud menyesali dosanya maka Tuhan tidak menghukumnya berat dengan menimpakan malapetaka kepadanya dan keturunannya, tapi Tuhan tetap menghukum dia. Anak hasil perzinahannya dengan Batsyeba mati. Daud memang betul-betul menyesali perbuatannya. Dia berdoa dan berpuasa memohon agar Tuhan mau menyelamatkan anak itu. Tetapi Tuhan tak bergeming dari keputusan-Nya. Itulah kasih yang sejati. Kasih Tuhan tegas kepada Daud dinyatakan dengan cara menghukum Daud. Hukuman itu bertujuan membuat Daud bertanggungjawab dan didisiplin.

Hukuman Tuhan adalah yang terbaik. Agak aneh Daud yang sebelum anaknya meninggal begitu bersedih, setelah si anak meninggal seolah bersukacita. Setelah mendengar berita kematian anaknya Daud berurap, berganti pakaian bagus dan makan minum. Bagi Daud, kehendak Tuhan, walaupun itu penghukuman, adalah yang terbaik. Jalan Tuhan terasa tidak enak, bahkan membuat menderita. Ini terbukti dengan kemenangan yang diberikan Tuhan atas bani Amon. Tetapi Daud sadar dan dalam pertobatan menerima hukuman Tuhan dengan sukacita.

Renungkan: Hukuman Tuhan seperti hukuman orang tua yang sangat mengasihi anaknya.

Doakan: Orang yang sedang menerima hukuman Tuhan.

(0.20) (2Sam 23:1) (sh: Daud orang penting? (Senin, 20 Juli 1998))
Daud orang penting?

Ia adalah anak Isai, yang masa mudanya banyak dihabiskan di padang menjaga domba. Tuhan telah mengangkat tinggi Daud, mengurapinya sebagai raja, dan membawa banyak kemajuan bagi umat Tuhan. Di samping itu ternyata Daud adalah seorang pemazmur yang handal. Tulisannya dibaca dan disukai banyak orang, bukan hanya pada zamannya saja, tetapi sampai selama-lamanya, sebab Tuhan telah berfirman melalui Mazmur Daud. Ketika Daud menyampaikan kata-kata terakhirnya, Roh Tuhanlah yang berbicara dengan perantaraannya dan firman Tuhan ada di lidahnya. Tuhan membuatnya menjadi penting karena ia hidup untuk kepentingan Tuhan.

Bagaimana memerintah yang benar? Allah Israel berkata kepada Daud, kepada seluruh umat, dan kini kepada kita, bahwa sifat adil dan takut akan Allah dasar utama pemerintahan yang benar. Artinya bahwa unsur terpenting yang harus dipastikan ada dalam tiap pemerintahan adalah menegakkan keadilan dan mengutamakan Tuhan. Bila prinsip itu tidak lagi menjadi prioritas pemerintah, segala kemajuan dan kemakmuran yang tercapai akan rapuh. Bagaikan bangunan megah yang lemah dasarnya dan keropos strukturnya, pemerintah macam itu akan tumbang dalam proses penghukuman Allah sendiri.

(0.20) (2Raj 25:22) (sh: Penghukuman dan kasih berjalan beriringan (Sabtu, 22 Juli 2000))
Penghukuman dan kasih berjalan beriringan

Seorang anak berusia hampir 4 tahun bersikeras tidak mau membereskan mainannya. Maka dengan terpaksa sang ayah memukul bagian pantatnya. Tiga kali pukulan membuat sang anak menangis namun akhirnya membereskan mainannya. Melihat sang anak menangis dan kesakitan, sang ayah menjadi iba. Anak itu dipeluk dan digendongnya. Untuk menghibur sang anak, sang ayah segera mengajaknya pergi ke warung dekat rumah untuk membeli permen kesukaan sang anak. Anak itu masih harus menanggung akibat hukuman karena pantatnya masih sakit, namun ia sekaligus mendapatkan kasih ayahnya yang begitu besar.

Meskipun tidak persis sama, cerita di atas dapat dikatakan sebagai versi lain dari babak akhir kisah kerajaan Yehuda. Yehuda yang sudah hancur lebur masih mendapat perhatian dari raja Babel. Raja Babel mengangkat seseorang menjadi pemimpin bagi mereka yaitu Gedalya. Sebab ia adalah seorang yang tepat untuk jabatan itu. Nabi Yeremia mencatat bahwa Gedalya adalah seorang pribadi yang sangat mengagumkan meskipun naif (Yer. 40). Latar belakangnya juga mengesankan karena ia adalah cucu dari salah seorang penasihat Yosia sang pembaharu (22:3). Karena reputasinya itulah, para gerombolan pemberontak yang masih berkeliaran mau tunduk secara suka rela kepadanya dan meletakkan senjata mereka untuk kembali bekerja menggarap tanah. Tetapi kasih Allah yang dinyatakan melalui raja Babel itu dihalangi oleh segelintir orang yang tidak bertanggung jawab (26).

Namun kasih Allah tidak dapat dihalangi oleh siapapun. Jika kasih kepada Yehuda yang dinyatakan di wilayah Yehuda sendiri mendapatkan halangan yang cukup berarti. Maka lazimnya kasih itu tidak akan pernah dapat dinyatakan di wilayah Babel, musuh Yehuda, apalagi di istana raja Babel. Namun kenyataannya lain bukan (27-30)? Mengapa? Itu semua memperlihatkan bahwa kedaulatan Allah tidak hanya berlaku atas penghukuman yang dijatuhkan bagi Yehuda lewat tangan Babel, namun juga berlaku atas kasih-Nya yang dicurahkan kepada umat pilihan-Nya.

Renungkan: Kasih dan penghukuman-Nya berjalan beriringan ditopang oleh kedaulatan-Nya. Ini adalah berita kesukaan karena ini semua bukan teori tapi dapat menjadi kenyataan, karena jika seorang ayah mampu melakukan itu, tentu saja Allah jauh lebih mampu.

**Pengantar Amsal 10-20**

Amsal berbentuk tulisan-tulisan yang ringkas, sangat praktis, dan dapat dibaca dengan 2 cara. Pertama, membaca beberapa ayat sekaligus untuk mendapatkan beberapa topik pengajaran. Kedua, memfokuskan beberapa topik yang sama dan serupa untuk mendapatkan pengajaran tentang satu topik yang mendalam dan luas cakupan. Uraian Amsal dalam edisi ini didasarkan pada cara membaca yang kedua.

Tema-tema Amsal 10-20 Ada 2 tema dasar yang hampir selalu mewarnai kitab Amsal yaitu sebab-akibat (retribusi) dan 2 jalan (orang benar dan orang fasik). Selain itu Amsal 10-20 juga mempunyai 2 tema utama praktis yang sangat penting dan relevan bagi kehidupan di zaman modern ini yaitu:

Disiplin. Orang bijak akan menerima disiplin baik dalam bentuk hardikan maupun pukulan (13:1; 20:30) sebagai sesuatu yang sangat berharga. Penerimaan atau penolakan disiplin menentukan keberhasilan hidup seseorang (15:10; 19:25; 10:17).

Keluarga. Amsal seringkali berbicara tentang hubungan antar manusia di dalam sebuah keluarga. Isinya antara lain berupa peringatan tentang perangkap sebuah keluarga adalah istri yang suka bertengkar (19:13). Seorang perempuan bijak akan menjamin kesuksesan sebuah keluarga, namun perempuan yang bodoh menyebabkan kehancuran (14:1). Istri yang bijak merupakan tanda bahwa seseorang dikenan dan dianugerahi oleh Allah (18:22; 19:14). Hubungan orang-tua dan anak merupakan salah satu hal yang terbaik dalam hidup (17:6). Beberapa amsal menyatakan bahwa ketidaktaatan kepada orang-tua merupakan kesalahan yang serius dan akan berakibat fatal (20:20; 17:2). Konsekuensi juga akan jatuh atas orang tuanya jika anak-anaknya jahat (17:21,25; 19:26). Kegagalan mendidik anak menunjukkan kasih orang-tua yang kurang (13:24). Orang-tua yang hidup benar memberikan jaminan bagi anak-anaknya untuk menerima warisan yang baik (13:22). Orang-tua yang mendisiplin anaknya sejak muda, akan menjamin kebahagian orang-tua di masa mendatang (19:18).

Penulis dan waktu penulisan. Ditulis oleh raja Salomo yang memerintah dari 970-930 sM. Beberapa amsal merupakan koleksi Salomo. Beberapa yang lain ditambahkan oleh orang lain (22:17). Hampir dapat dipastikan bahwa penyusunan koleksi amsal ini selesai pada zaman raja Hizkia (715-686 sM).

(0.20) (Mzm 17:1) (sh: Doa mohon perlindungan (Minggu, 12 Januari 2003))
Doa mohon perlindungan

Dalam zaman yang chaos ini, apa yang dapat dilakukan orang benar? Mazmur ini memberikan kita model doa di tengah pergumulan sedemikian. Ada tiga inti kebenaran penting kita temukan dalam doa pemazmur.

Pertama, ia mendasari doanya atas pengujian Allah sendiri tentang ketidakbersalahannya (ayat 1-5). Memiliki hati nurani murni dan kesadaran tentang kehidupan kudus seperti yang disaksikan Roh dalam hati, tidak sama dengan merasa diri benar. Doa semacam ini lahir dari iman yang hidup yang kesungguhannya terwujud di dalam ketaatan kepada Allah.

Kedua, pemazmur memusatkan doanya kepada serangan pihak yang memusuhinya. Ia meminta tiga hal, agar Allah mendengar doanya, menyatakan diri-Nya untuk memberi pembebasan, dan melindungi pemazmur (ayat 6-8). Ia kini menggunakan lukisan mesra tentang sifat perlakuan yang diharapkannya dari Tuhan (ayat 8). Jelas bahwa ia mampu mengucapkan kata-kata demikian sebab ia memperhitungkan kasih setia Allah dan hubungan perjanjian Allah dengan umat-Nya.

Ketiga, ia meminta kelepasan bagi dirinya (umat Tuhan) dan penghukuman terhadap para pelaku kejahatan (ayat 13-15). Ada Tuhan yang akan menyatakan "hamba-Ku yang setia" kepada setiap orang yang bertahan dalam kehidupan yang benar, walaupun semua orang melawannya.

Renungkan: Manakah lebih berarti bagi Anda, sesuai dengan dunia meski melawan Tuhan atau serasi dengan Tuhan meski sedunia menentang?

(0.20) (Mzm 105:1) (sh: Sumber pujian (Senin, 29 Maret 1999))
Sumber pujian

Seringkali manusia kehabisan akal dan semangat memuji Tuhan. Yang ada justru menggerutu dan menggugat Tuhan, karena sulit menerima keadaan yang dialaminya, yang tidak sesuai dengan harapan. Sebenarnya tak ada alasan bagi umat Tuhan untuk tidak memuji Dia. Betapa tidak, perbuatan agung dan ajaib Allah di masa lampau telah membangunkan kesadaran umat manusia, bahwa Dialah Tuhan sejati. Selain itu pengalaman beriman yang ditampilkan oleh para pendahulu kita dalam arak-arakan orang beriman, merupakan rambu-rambu dan bukti kasih setia Tuhan. Karena itu seluruh karya keagungan-Nya merupakan sumber pujian utama umat manusia.

Umat yang memuji. Bersumber pada karya keagungan Allah maka layaklah bila pujian yang kita naikkan adalah pujian dalam pengertian dan kesadaran penuh. Bukan dalam kemabukan emosi yang bersumber pada kenikmatan syaraf dan indra tubuh kita sendiri. Iman yang mengerti bahwa Allah akbar, perbuatan-Nya ajaib, sifat-Nya kudus dan setia, penghukuman-Nya pasti, perjanjian-Nya kekal, mengalirkan pujian rohani yang benar.

Renungkan: Kesukaan dan kegembiraan dalam pujian itu pasti ada, tetapi sumbernya, suasananya dan tujuannya harus diarahkan pada Allah, Sang Sumber Pujian.

(0.20) (Mzm 119:1) (sh: Taurat Tuhan sumber kebahagiaan (Minggu, 26 Mei 2002))
Taurat Tuhan sumber kebahagiaan

Karena tidak taat terhadap Taurat Tuhan, umat harus menjalani penghukuman dan dibuang ke Babel. Di sana mereka menyadari getirnya kehidupan tanpa Taurat (ayat 6). Kesadaran itu menuntun pemazmur untuk melihat bahwa kebahagiaan yang sempurna hanya diperoleh dari kehidupan yang taat kepada Taurat Tuhan (ayat 1,2)Mengapa Taurat menjadi sumber kebahagiaan? Sebab Taurat dan ketetapan Tuhan merupakan jalan-jalan Allah yang tidak membuat malu siapa pun yang menaatinya (ayat 5), yang membuat hidup seseorang bersih (ayat 9). Karenanya, hukum-hukum dan ketetapan Taurat jangan dilihat sebagai daftar ketetapan moral, melainkan dilihat sebagai pernyataan keadilan Allah (ayat 7) yang membawa damai sejahtera (syalom). Kata-kata “hukum-hukum-Mu yang adil”, jika dilihat dari akar bahasa Ibraninya dapat juga berarti “hukum-hukum-Mu yang benar”. Dengan demikian, hukum itu berakar pada keb enara n Allah sebagai fondasi kerajaan Allah yang merupakan sumber kebenaran yang membahagiakan.

Berbagai hukum dan ketetapan Taurat dalam Alkitab adalah bentuk-bentuk konkret dari kebenaran Allah yang hakiki yang dari konteks satu ke konteks lain bisa mengambil bentuk berbeda, namun sepenuhnya berakar pada kebenaran hakiki yang kekal dari Allah.

Renungkan: Untuk berpegang pada Taurat Tuhan, kesadaran saja tidaklah cukup. Dibutuhkan komitmen untuk tekun dan setia mengerti Taurat dan mengenal Tuhan (ayat 8,15,16), komitmen untuk belajar Taurat Tuhan dan bersedia menerima ajaran-Nya (ayat 12), komitmen untuk merenungkan (ayat 15), menggemarinya, (ayat 16) lalu kemudian membagikannya.

(0.20) (Yes 4:2) (sh: Tunas pembaharuan. (Minggu, 20 September 1998))
Tunas pembaharuan.

Penghakiman Tuhan itu sempurna, membawa kemuliaan (ayat 2), menciptakan kekudusan dan kehidupan (ayat 3), membuat umat Tuhan kembali menjadi tempat kehadiran Allah (ayat 5). Ibarat mesin penggilas yang meratakan tonjolan batu-batu pada ruas jalan, demikianlah penghukuman Allah melindas kekerasan dan keangkuhan hati manusia. Kasih setia Tuhan itu besar penuh kuasa. Seperti tunas yang tumbuh di sela-sela bebatuan, nampak kecil dan lembut, namun ia akan bertumbuh besar. Perlahan tapi pasti, ia tetap bertumbuh bahkan menggulingkan batu di atasnya.

Demikianlah kasih Tuhan yang membaharui umat. Karunia Allah semesta. Karunia keselamatan yang dialami umat adalah semata-mata tindakan Allah. Keselamatan dari Allah itu hanya dapat diterima. Tidak semua orang menerimanya, hanya orang-orang yang kepada mereka Allah berkenan saja, yang dapat menerimanya. Bahkan orang yang nampak tekun dalam ibadah pun belum tentu menjadi orang yang dipilih Allah. Allah justru membenci orang munafik yang tekun beribadah, namun perbuatannya penuh kejahatan (ayat 1:13-14). Orang yang diperkenan Allah akan tampak dari kesungguhannya meresponi panggilan Allah dalam iman dan pertobatan. Merekalah yang akan hidup sejahtera di bawah perlindungan Tuhan.

Doa: Jangan biarkan dosa memba-wa kami kepada penghakiman-Mu, tetapi berilah Roh-Mu agar kami diperbarui dan beroleh selamat.

(0.20) (Yes 10:20) (sh: Kemurahan Allah. (Rabu, 30 September 1998))
Kemurahan Allah.

Tuhan menghukum umat-Nya bukan supaya umat itu binasa, tetapi untuk membuka mata mereka agar melihat pengharapan baru yang Tuhan sendiri sediakan. Karena itu, masa penghukuman akan berakhir dan diganti dengan keselamatan (ayat 20-24). Sisa Israel yang akan selamat itu, bukanlah akibat ketangguhan umat melawan serbuan Asyur, tetapi semata-mata karena Allah sendiri menghendakinya (ayat " context="true" vsf="TB">25-27a). Kancah politik yang berlangsung waktu itu dikontrol oleh Allah untuk tujuan-Nya (ayat 10:32-34" context="true">32-34).

Pertobatan adalah bagian dari keselamatan. Keselamatan bukan hanya hal luput dari pembinasaan, tetapi juga termasuk perubahan sikap. Perubahan sikap dalam kehidupan sisa umat adalah mutlak menjadi salah satu ciri keselamatan. Sisa yang diselamatkan akan mengalami perubahan, yaitu sikap yang tadinya berharap kepada manusia menjadi sikap yang berharap hanya kepada Tuhan Yang Mahakuasa (ayat 20-21). Hal itu akan menjadi kekuatan bagi umat ketika mengalami pukulan dari Asyur (ayat 24).

Renungkan: Sebagai umat yang telah diselamatkan oleh pengampunan Allah melalui kematian dan kebangkitan Kristus, adakah pembaharuan hidup dan pertobatan menjadi ciri kehidupan kita?

(0.20) (Yes 13:1) (sh: Allah mengatur bangsa-bangsa. (Sabtu, 03 Oktober 1998))
Allah mengatur bangsa-bangsa.

Pasal 13-23 adalah ucapan ilahi gelombang pertama tentang bangsa-bangsa bukan Israel. Karena apa yang dikumandangkan ini dari Tuhan, semuanya benar terjadi. Karena itu pula kita patut mempercayai dan menyimak maknanya. Orang yang dipakai menjadi alat Tuhan untuk menggenapi nubuat ini, Raja Koresy dari Kerajaan Media, Persia, disebut alat yang dikuduskan (ayat 17). Bila ia yang tak kenal Tuhan disebut alat yang dikuduskan, lebih lagi kita kini harus hidup dalam proses pengudusan dari Tuhan Yesus.

Hari Tuhan. Hari Tuhan di sini dapat diartikan sebagai saat penghukuman Tuhan atas Babel yang telah menindas umat Tuhan. Dalam arti lebih luas Hari Tuhan selalu menunjuk pada hukuman Tuhan atas dosa umat manusia. Kalau pada pasal-pasal sebelumnya Tuhan digambarkan sebagai Raja Damai yang datang memberi kelepasan, bagi orang-orang durhaka, Hari Tuhan adalah hari penghakiman yang sangat dahsyat. Karena kasih-Nya, maka Allah bersedia mengampuni setiap orang yang bertobat dan percaya kepada anak-Nya. Karena keadilan-Nya Allah akan menghukum setiap orang berdosa yang tidak mau bertobat.

Doa: Datanglah segera ya Tuhan. Aku siap menantikan-Mu.

(0.20) (Yes 17:1) (sh: Status beda diperlakukan sama. (Kamis, 08 Oktober 1998))
Status beda diperlakukan sama.

Ucapan ilahi terhadap bangsa-bangsa tertindas, sekaligus penindasnya terangkum dalam pasal ini. Damsyik dan Asyur, lenyap karena Tuhan semesta alam berkuasa melakukannya (ayat 3b, 13). Allah juga menghukum dan menelanjangi dosa Refaim (Israel Utara) yang telah berbalik menyembah berhala dan melupakan Allah. Sebenarnya Israel berbeda status dari bangsa-bangsa kafir. Namun kini mereka diperlakukan sama dengan bangsa-bangsa kafir, karena selama ini mereka sendiri bertindak seolah-olah bangsa kafir yang tidak kenal Allah.

Penghukuman dan pengharapan. Hajaran Tuhan meruntuhkan kesombongan dan kebanggaan Israel yang bergantung pada kekuatan sendiri. Tetapi hajaran Tuhan itu bertujuan lebih jauh, yaitu membuat beberapa dari mereka ingat kembali akan Tuhan Allah Perjanjian. Hajaran itu menghasilkan beberapa dari mereka yang bertobat dan dimurnikan (ayat 4-8). Dalam perhitungan manusia, bagaimana mungkin kelompok kecil itu mampu menahan kegaduhan yang ditimbulkan bangsa-bangsa di sekitarnya (ayat 12-14)? Namun semua itu hanya tahan sekejap di depan Allah (ayat 14).

Renungkan: "Andaikan Yesus Kau bukan milikku, dan tak Kau b'rikan darah-Mu bagiku, ke mana aku mohon pengampunan dan perlindungan?"

Doa: Ya Tuhan terima kasih, penghajaran-Mu menyucikan hidup kami.

(0.20) (Yes 25:6) (sh: Janji penyelamatan bangsa-bangsa. (Senin, 16 November 1998))
Janji penyelamatan bangsa-bangsa.

Nubuatan Yesaya kepada bangsa-bangsa tentang janji pengharapan pembebasan dan penyelamatan, diwarnai penghakiman dan penghukuman Tuhan. Hal itu tepat dikatakan semacam saringan yang nantinya mampu menghasilkan suatu bangsa yang kuat dan memuliakan Allah, bangsa yang menyadari kelemahannya. Inilah gambaran suatu bangsa dan umat yang sejati di hadapan Allah.

Gereja harus dinamis dan optimis. Gereja Yesus Kristus merupakan perwujudan nubuatan Yesaya. Sepatutnyalah gereja melaksanakan tugas panggilannya, pantang mundur untuk mencapai sasaran isi dunia ini, supaya bangsa-bangsa memuliakan Allah. Tantangan harus dihadapi dengan sikap antusias dan percaya penuh kepada Tuhan. Dengan demikian kemenangan pasti dikaruniakan Allah dalam hidup gereja (ayat 9-10). Selain pertobatan terjadi, nubuatan firman Tuhan itu diberitakan dan diperdengarkan sepanjang sejarah, berjalan dalam sejarah dan menggenapi sejarah itu.

Renungkan: Persyaratan agar terhisab dalam kewargaan umat sejati jelas, yaitu bertobat dan beriman kepada Yesus Kristus. Tingkah polah hidup kita di dunia ini, menunjukkan sejati atau semukah iman percaya kita.

(0.20) (Yes 28:1) (sh: Efek negatif kemakmuran. (Kamis, 19 November 1998))
Efek negatif kemakmuran.

Akhir-akhir ini berita surat kabar dan media elektronik membuat hati cemas dan putus asa. Kemunafikan, dusta, mabuk harta, perkosaan, perampokan, pemutarbalikkan fakta, dll. mewarnai kehidupan bangsa kita. Menyedihkan! Dulu semua perbuatan itu dilarang, bahkan dibicarakan saja tabu! Namun, zaman berubah. Etika yang menjunjung tinggi moralitas, seolah tak mampu menghadang perubahan yang memporak-porandakan kualitas rohani manusia. Di katakan bahwa sekarang adalah zaman penuaian kemakmuran. Benarkah? Apa yang dituai? Kebobrokan moral? Perhatikanlah bahwa kondisi sekarang ini tidak jauh berbeda dari bangsa Samaria (Israel) di masa jayanya (ayat 1, 3-4). Dampaknya adalah kehancuran bangsa: kehidupan imoral dan berakhir pada penghukuman Tuhan.

Pemimpin gereja. Karena tak mengindahkan peringatan Yesaya, bangsa yang seharusnya menjadi berkat, akhirnya tertawan. Pemimpin yang seharusnya menjadi panutan, malah berperan sebaliknya. Karena itu Allah akan menghancurkan segala kebanggaan mereka. Belajar dari kepemimpinan di Samaria, sepatutnyalah pemimpin gereja sekarang tidak bersembunyi di balik kepentingan diri. Mereka adalah alat Tuhan yang dipercayai dan diberi wewenang untuk membina umat-Nya, dalam mengemban penggembalaan.

(0.20) (Yes 39:1) (sh: Hukuman karena tidak setia. (Selasa, 8 Desember 1998))
Hukuman karena tidak setia.

Karya Allah nyata dalam kehidupan bangsa Israel, umumnya, dan hidup raja Hizkia, khususnya. Bayangkan, tindakan setia Allah melepaskan mereka dari kepungan tentara Asyur, dengan cara yang sangat ajaib; bahkan Allah menunda kematian Hizkia 15 belas tahun lagi, diresponi dengan sangat memalukan. Tidakkah ini suatu anugerah yang luar biasa, yang Allah berikan kepadanya? Bukan saja anugerah pengampunan, tetapi anugerah kehidupan.

Pemanfaatan kesempatan. Hizkia telah salah memanfaatkan kesempatan yang Allah berikan kepadanya. Ia mulai menjalin persahabatan dengan bangsa Babel, dan berharap memperoleh perlindungan. Ia bahkan memamerkan dan bermegah atas kekayaannya dan kekayaan Bait Allah. Akibatnya, Allah menghukum kesombongan raja Hizkia. Babel yang diharapkan mampu memberikan pertolongan justru sebaliknya, menjadi alat penghukuman Allah. Keturunan raja Hizkia akan dibuang ke Babel, dan lebih menyedihkan lagi, kekayaan yang pernah Hizkia pamerkan, diangkut tanpa sisa ke Babel. Peringatan buat segenap orang percaya bahwa pertobatan yang tidak diikuti oleh kesetiaan kepada Allah, akan mendatangkan hukuman.

Doa: Tuhan, jauhkanlah kesombongan yang mendukakan Engkau.

(0.20) (Yes 40:1) (sh: Berita Pembebasan. (Kamis, 17 Desember 1998))
Berita Pembebasan.

Berita yang paling ditunggu-tunggu oleh seorang narapidana adalah berita bebas tanpa syarat. Apalagi bila masa hukuman tersebut dianggap sangat menyiksa. Setelah 70 tahun Yehuda mengalami masa penawanan di Babel (bdk. Yer. 25), berita kebebasan itu pun menghampiri mereka. Dosa Yehuda begitu besar; dan atas keadilan Tuhan "kesalahannya telah diampuni". Berita pembebasan sudah diwartakan jauh sebelum penghukuman dialami. Berita yang sama juga dibawa oleh Yesus. Setiap orang yang datang kepada-Nya dengan kesungguhan akan dibebaskan dari dosa dan beroleh hidup kekal.

Pembawa kebebasan. Kedatangan Yohanes Pembaptis untuk mempersiapkan umat menyambut Kristus pun telah dinubuatkan (ayat 3, bdk. ">Mrk. 1:1-3). Dikatakan, bahwa hati yang gersang dan kosong kini diisi dengan semarak kabar pembebasan "persiapkanlah jalan untuk Tuhan" (ayat 1:3" context="true">3). Akan datang waktunya, setiap orang mengalami pembaruan total pembebasan yang sejati dalam pribadi Yesus Kristus. Namun masih banyak orang Yahudi menolak Yesus. Bagaimana dengan kita, sudah siapkah menyambut kehadiran-Nya? Atau masih banyakkah lembah duka, bukit kesombongan dan kebencian menghantui kita? Ratakanlah itu, maka kemuliaan Allah akan dinyatakan.

Doa: Terima kasih Tuhan untuk berita pembebasan-Mu.

(0.20) (Yes 41:1) (sh: Kekuatan dari timur. (Senin, 21 Desember 1998))
Kekuatan dari timur.

Beragam cara dan tindakan-tindakan tak terduga seringkali Allah gunakan dalam rangka memulihkan umat pilihan-Nya. Setelah 70 tahun masa penawanan umat Yehuda di Babel (sebagai ganjaran akan dosa Yehuda), maka atas belas kasihan Allah, Yehuda diberikan janji pelepasan. Uniknya, dalam proses pembebasan itu Allah menggunakan kekuatan dari timur (ayat 2), melalui bangsa kafir, Persia. Koresy, raja bangsa Persia itu Allah pakai untuk mengembalikan umat-Nya ke Yerusalem (bdk. ">Ezr. 1:1-2; Yer. 25:11; 29:10). Allah adalah penguasa atas sejarah umat manusia. Pernyataan "Aku, Tuhan yang terdahulu, dan bagi mereka yang terkemudian Aku tetap Dia juga" (ayat 29:4" context="true">4), adalah suatu pernyataan bahwa Tuhan itu tetap dan kekal, begitu pun kasih-Nya.

Hukuman dan janji. Sifat Allah yang tidak kompromi terhadap dosa membuat-Nya tegas untuk menjatuhkan hukuman terhadap bangsa Yehuda karena dosa-dosa mereka. Namun di tengah-tengah penghukuman Allah, ternyata ada pemulihan. Umat diberikan kesempatan menyadari dan mengakui dosanya di hadapan Allah, artinya janji pemulihan Allah bagi anak-anak-Nya yang kembali bertobat pada-Nya adalah pasti.

Doa: Tuhan, tuntun jalan hidup kami untuk selalu dekat dengan-Mu.

(0.20) (Yes 51:1) (sh: Tuhan menghibur (Senin, 22 Februari 1999))
Tuhan menghibur

Masa lalu, masa kini, dan masa depan bukanlah sekadar urutan waktu, tetapi faktor-faktor yang saling berpengaruh dalam penghayatan hidup seseorang. Orang beriman khususnya harus mampu melihat dan menilai ketiganya secara tepat dan seimbang. Kekuatiran umat terhadap ancaman terusir, sebenarnya tidak beralasan; sebab mereka beriman pada Allah yang telah menyatakan perbuatan-perbuatan-Nya yang agung dan mulia. Namun untuk meneguhkan hati mereka, Tuhan mengingatkan bahwa berkat Abraham tetap berlaku. Itu berarti Tuhan setia pada janji-Nya.

Pandang masa depan dengan optimis. Dalam kekinian, oleh iman kita dapat memandang dan menantikan masa depan dengan sikap dan cara yang tak dapat dimiliki oleh orang tak beriman. Masa depan bukan rahasia yang gelap, tetapi penggenapan rencana-rencana Allah yang pasti. Jika kita memperhatikan suara-Nya dan menerima pengajaran serta hukum-hukum-Nya, maka masa depan cerah berada di pihak kita, tetapi bila tidak, penghukuman Tuhan menjadi bagian kita. Isilah masa kini kita dengan penuh kesungguhan karena kita tahu bahwa sejarah ada di tangan-Nya.

Doa: Ya Tuhan Yesus, sumber penghiburan kami, bukakanlah pintu hati kami bagi keteguhan iman kepada-Mu.

(0.20) (Hos 11:1) (sh: Kasih yang melampaui kuasa dosa (Minggu, 14 November 2004))
Kasih yang melampaui kuasa dosa

Seorang selebritis digugat ayah kandungnya yang menuduhnya anak durhaka. Menurut hukum Taurat anak seperti itu patutlah dihukum mati.

Israel dilambangkan sebagai anak-anak Allah yang sejak "kecil" ditebus, dikasihi, dan dididik dengan kasih setia (ayat 1,2,4). Dulu nenek moyang mereka diperbudak di Mesir. Namun, kasih Allah menyelamatkan Israel dan mengikatkan diri-Nya kepada mereka melalui ikatan Perjanjian Sinai. Ternyata Israel tidak tahu balas budi. Mereka justru memilih untuk berbakti kepada Baal (ayat 2, 7) seakan-akan Baallah yang telah berjasa bagi hidup mereka. Itulah sebabnya, Israel dihukum (ayat 5-6). Akan tetapi, Allah Bapa tidak berhenti mengasihi Israel. Kasih-Nya tetap nyata sekalipun Israel berbuat sebaliknya. Setelah penghukuman dahsyat ditimpakan, Allah kembali menyelamatkan mereka (ayat 8-9). Tujuan Allah menghukum Israel adalah supaya mereka bertobat, kapok akan dosa mereka, dan berbalik setia mengikut Dia. Jika Israel mau bertobat, maka kedudukan mereka akan dikembalikan dari pembuangan dan dipulihkan seperti keadaan semula (ayat 10-11).

Kasih yang melampaui kuasa dosa inilah yang dinyatakan Allah melalui kematian Yesus Kristus. Bukan hanya melebihi kuasa dosa saja, kasih Allah bahkan melampaui kekuatan maut yang menguasai kita. Kasih Allah membawa kita menuju kemuliaan sorgawi.

Renungkan: Keadilan Allah pasti menghakimi dosa. Ini harus membuat kita menjauhi dosa. Kasih Allah pasti mengampuni orang yang bertobat. Ini harus mendorong kita segera bertobat ketika jatuh.

(0.20) (Mal 2:1) (sh: Berkat menjadi kutuk. (Jumat, 11 Desember 1998))
Berkat menjadi kutuk.

Tuhan tidak menginginkan manusia ciptaan-Nya binasa (">2Ptr. 3:9). Tetapi sikap tidak menghormati kemuliaan Tuhan semesta alam, tidak menutup kemungkinan merupakan alasan penghukuman Allah. Para imam yang seharusnya bertanggungjawab penuh memelihara pengetahuan dan pengajaran yang benar, telah menyelewengkan makna ibadah, merusak perjanjian anugerah Allah. Mereka yang seharusnya melayani, menuntut untuk dilayani. Jika para "imam" di masa sekarang ini berlaku sama, maka seluruh umat Tuhan sedang menuju kehancuran total. Fungsi saluran berkat berubah menjadi saluran kutuk.

Pola hidup pemimpin rohani. Para imam bertanggungjawab penuh terhadap kegiatan ibadah umat kepada Allah. Bila terjadi cara dan pemahaman konsep ibadah, merekalah yang paling berisiko terhadap kutukan Allah. Jika demikian, bagaimana pola hidup pemimpin rohani yang berkenan di hadapan Allah? (ayat 3:1" context="true">1) tidak menyimpang dari jalan Tuhan; (ayat 2) takut akan Tuhan, dan gentar akan nama-Nya; (ayat 3) mengajar dengan benar; (ayat 4) jujur meresponi panggilan Allah.

Renungkan: Orang yang tidak menghormati Tuhan, sangat rentan terhadap hukuman Allah; sebaliknya mereka yang mengikuti perintah Tuhan merupakan sumber inspirasi sesama.

(0.20) (Mat 27:32) (sh: Pertarungan dahsyat. (Jumat, 10 April 1998))
Pertarungan dahsyat.

Sesungguhnya tak seorang pun mampu menyelami betapa dahsyat penderitaan dan pertarungan yang Yesus tanggung. Sesudah pergumulan semalam suntuk di Getsemani, kini ia digiring ke bukit tengkorak, Golgota, tempat penghukuman terkeji yang pernah dikenal sejarah manusia. Seraya tersiksa, ia diolok dan disakiti dengan diberi anggur empedu. Ia dihina dengan ditelanjangi, dan jubah ungu-Nya diundi para prajurit. Tetapi lebih dari itu, semua orang menyuarakan suara terakhir Iblis, yang mengolok Dia agar turun menyelamatkan diri-Nya.

Ditolak Allah. Sepanjang hidup-Nya Yesus selalu disertai Allah. Sikap dan tindakan-Nya selalu berkenan kepada Allah, sebab Ia taat penuh kepada kehendak dan firman-firman-Nya. Bila demikian, mengapa ketika Ia mati, Allah meninggalkan Dia? Berbagai kejadian yang orang Yahudi artikan sebagai akhir zaman terjadi waktu itu: gempa bumi, bukit batu terbelah, gelap gulita, kubur terbuka, orang mati bangkit. Apa gerangan yang terjadi? Bukan kematian biasa yang terjadi. Kematian yang seharusnya dialami pada hari penghakiman akhir kelak, itulah yang sedang Yesus tanggung. Untuk kita!

Renungkan: Iblis telah berusaha kuat menghalangi Yesus menerima salib, kini pun merintangi manusia memeluk iman salib Yesus.



TIP #28: Arahkan mouse pada tautan catatan yang terdapat pada teks alkitab untuk melihat catatan ayat tersebut dalam popup. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA