Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 121 - 140 dari 185 ayat untuk pohon (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.25) (Why 6:5) (full: SEEKOR KUDA HITAM. )

Nas : Wahy 6:5

Kuda hitam dan penunggangnya itu melambangkan kelaparan yang besar (bd. Yer 4:26-28; Rat 4:8-9; 5:10). Kebutuhan-kebutuhan pokok bagi kehidupan akan langka dan harga-harga barang akan sangat tinggi; bala kelaparan akan menyebar ke seluruh dunia. Minyak dan anggur itu menunjuk kepada pohon zaitun dan pokok anggur, yang tidak mengalami kerusakan oleh musim kering sebanyak tumbuh-tumbuhan berbiji. Walaupun kelaparan telah terjadi sepanjang zaman gereja (Mat 24:7), bagian ini berkaitan dengan suatu kelaparan khusus selama masa kesengsaraan.

(0.25) (Why 11:4) (full: POHON ZAITUN ... KAKI DIAN. )

Nas : Wahy 11:4

Dengan cara menggunakan perkataan ini Yohanes mengatakan bahwa dua saksi itu akan diberi kuasa oleh Roh Kudus guna menyatakan terang atau kebenaran Allah

(lihat cat. --> Za 4:2;

lihat cat. --> Za 4:3;

lihat cat. --> Za 4:6;

lihat cat. --> Za 4:7;

lihat cat. --> Za 4:10).

[atau ref. Za 4:2-14]

(0.25) (Mzm 52:1) (sh: Meneladani kebingungan Daud (Kamis, 23 Agustus 2001))
Meneladani kebingungan Daud

Daud sedang dalam keadaan yang sangat genting (ayat 2 bdk. 1Sam. 22:9-10). Tindakan Doeg berpotensi untuk menghancurkan masa depan serta membahayakan keselamatan jiwa Daud. Namun ia tidak mengeluh. Sebaliknya ia justru bingung melihat Doeg yang bangga dengan kejahatannya terhadap orang yang dikasihi Allah (ayat 3-6) sebab tindakannya itu akan mendatangkan cemoohan serta kehancuran bagi diri Doeg (ayat 7-9).

Apa yang dapat dipelajari dari kebingungan Daud? Kebingungan Daud mendemonstrasikan keyakinannya yang tidak tergoyahkan dalam segala situasi tentang siapa dirinya dihadapan Allah dan siapa Allah bagi dirinya (ayat 3). Karena itu ia mampu untuk selalu berorientasi pada masa yang akan datang dimana Allah akan merobohkan ... Ia akan merebut ... (ayat 7). Kebingungan Daud juga memperlihatkan bahwa ia memahami realita kehidupan yaitu meskipun ia adalah seseorang yang dikasihi dan diurapi oleh Allah, ia tidak terbebas dari berbagai masalah maupun persoalan hidup.

Ia juga dengan yakin mengidentifikasikan dirinya sebagai pohon zaitun yang menghijau (ayat 10). Ini sangat mengagumkan. Pohon zaitun adalah pohon yang memerlukan waktu yang lama untuk bertumbuh. Pohon ini melambangkan keindahan, kekuatan, kedamaian, kelimpahan, bahkan berkat ilahi. Pengidentifikasiannya memperlihatkan kerohanian Daud yang dewasa dan kepribadiannya yang matang. Ia yakin tidak ada kekuatan apa pun yang akan mengubah rencana Allah bagi dirinya (ayat 10) namun ia tidak mengharapkan jalan pintas sebaliknya ia siap berjuang dan bekerja keras untuk merealisasikan rencana Allah bagi dirinya. Keyakinan yang luar biasa inilah yang mendorong Daud untuk bersyukur dan bersaksi akan kesetiaan dan kemuliaan Tuhan senantiasa tanpa tergantung pada situasi maupun keadaan (ayat 11).

Renungkan: Tekanan dan ancaman yang dialami oleh Daud mungkin sudah atau suatu saat akan kita alami. Namun hendaknya kita dapat bingung seperti Daud sebab bukankah kita adalah orang-orang yang dikasihi Allah, karena Ia sudah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal untuk kita. Tak ada satu kekuatan pun yang dapat menghancurkan kita atau rencana Allah bagi hidup kita, maka bersiaplah senantiasa dan berjuang bagi perealisasian rencana-Nya dalam kehidupan kita.

(0.23) (Yes 24:7) (jerusalem) Ini nyanyian mengenai "Kota yang kacau riuh" (harafiah: kota hampa) yang dihancurkan. Keruntuhan kota itulah yang menginspirasikan seluruh penglihatan tentang akhir zaman ini, bdk Yes 25:2; 26:5; 27:10-11. Kota itu sudah pasti kota suatu bangsa lain, yang dilawankan dengan kota Yerusalem, Yes 26:1-6. Pemusnahan kota itu melambangkan penghancuran sementara dunia. Mungkin "Kota yang kacau riuh" itu ialah kota Bebal yang dimusnahkan raja Ahasyweros (Xerxes) pada th 485 seb Mas, atau kota Tirus yang dihancurkan Aleksander Agung pada th 332 seb Mas, ataupun kota Samaria yang dipunahkan Yohanes Hirkanus pada th 110 seb Mas. Tetapi paling mungkin dimaksudkan salah satu kota negeri Moab. Sebab Moab disebut dalam Yes 25:10; 24:17-18 mengutip Yer 48:43-44, yaitu sebuah nubuat tentang Moab. Selebihnya Yes 24:7-9 berkata tentang pohon-pohon anggur dan ini mengingatkan kebun-kebun anggur Moab yang terkenal, bdk Yes 16:7-10. Maka yang dimaksudkan kiranya ibu kota Moab yang dimusnahkan entahlah kapan.
(0.23) (Mat 21:12) (sh: Berubahkah Yesus? (Kamis, 26 Maret 1998))
Berubahkah Yesus?

Agak sulit kita terima bahwa Yesus yang lemah lembut kini bertindak dengan garang. Yesus yang tadinya menunggang keledai dalam sikap yang menimbulkan kesan damai kini mengusir orang dari halaman Bait Allah, memutarbalikkan meja pedagang, mengutuk pohon ara. Berubahkah Yesus? Apa yang sebenarnya terjadi? Yesus tidak berubah! Kini, Ia sedang menyatakan siapa diri-Nya, segaris dengan sikap dan tindakan-Nya sebelumnya. Ia masih mengasihi orang lemah dan tak berdaya (ayat 14). Tetapi sebagai Yang Kudus, Ia bertindak membersihkan Bait-Nya dari penyimpangan.

Hak dan Kuasa Yesus. Sikap kebanyakan orang Yahudi waktu itu tercermin dalam sikap para pemimpin agama memperlakukan Bait Allah. Dengan mencemarkan Bait Allah sama juga mereka merendahkan Allah Bapa sendiri. Bila dalam Yohanes Ia menyebut "Rumah BapaKu" di sini ia menyebut "Rumah-Ku". Ini berarti Ia menyetarakan diri dengan Allah sendiri. Itu sebabnya Ia punya hak membersihkan Bait Allah itu dari kecemaran. Ia punya wewenang untuk menegur atau mengusir mereka yang salah. Ia punya hak untuk menghukum seperti yang dilambangkan dengan mengutuk pohon ara.

Renungkan: Waspadalah pada semangat dan bentuk ibadah yang berporoskan keinginan manusia dan bukan kehendak Allah.

(0.23) (Luk 12:54) (sh: Bukan performa tetapi buah (Minggu, 29 Februari 2004))
Bukan performa tetapi buah

Apa yang menjadi tanda meyakinkan bahwa seseorang itu milik Tuhan? Gaya hidupnya atau buahnya?

Yesus menegur orang banyak yang menyangka asal sudah menampilkan ‘gaya saleh’ hidupnya pun sudah saleh. Ia menyebut mereka orang-orang munafik, yang hanya tahu membedakan musim, tetapi tidak mengerti kebenaran, apalagi mengerti kalau kebenaran itu sudah diselewengkan (ayat 54-56). Yesus menegur kemunafikan mereka lebih lanjut dengan menunjukkan betapa mereka tidak memiliki kebenaran. Perlunya pemerintah ikut mengadili membuktikan bahwa mereka tidak memiliki kebenaran (ayat 57-59).

Ada lagi orang yang berpendapat bahwa orang yang mati karena korban kekerasan pastilah bukan orang benar. Yesus menjawab bahwa bukan cara kematiannya yang membuktikan seseorang berdosa atau tidak. Setiap orang yang tetap tinggal di dalam dosa akan mengalami hukuman kematian (ayat 13:1-5).

Rangkaian pengajaran ini ditutup dengan perumpamaan pohon ara yang sudah dipelihara namun tidak kunjung berbuah. Maka, pohon ara itu memang pantas untuk ditebang (ayat 13:6-9). Perumpamaan ini menyimpulkan pentingnya menghasilkan buah dan bukan sekadar performa.

Renungkan: Orang bisa menampilkan diri sebagai orang benar, saleh tetapi buah-buah perbuatannyalah yang pada akhirnya membuktikan siapa dia!

(0.23) (Rm 11:11) (sh: Kecemburuan yang menantang pertobatan. (Rabu, 10 Juni 1998))
Kecemburuan yang menantang pertobatan.

Ketidakpercayaan dan ketidaktaatan Israel telah membawa keselamatan bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi supaya Israel cemburu (ayat 11). Inilah bukti bahwa Allah tidak membuang umat-Nya. Ia tetap memperhatikan mereka. Kecemburuan yang dibangkitkan ini bertujuan untuk keselamatan (ayat 14). Orang-orang Yahudi cemburu ketika melihat berkat-berkat dilimpahkan kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi yang tidak layak (Kis. 13:45). Demikianlah kasih serta kemurahan Allah yang dilimpahkan kepada kita seyogyanya membuat orang-orang menolak keselamatan sadar dan bertobat.

Gambaran pohon Zaitun. Pohon zaitun menggambarkan berkat-berkat dan hak-hak istimewa Israel atas janji Allah. Daunnya yang selalu hijau menggambarkan perjanjian yang kekal yang telah dibuat oleh Allah dengan Abraham yang tak pernah gagal. Kenyataan menunjukkan bahwa ada cabang-cabang yang dipatahkan (ayat 20),. sebagai akibat pelanggaran (ketidakpercayaan) mereka. Meskipun Israel menjadi bangsa pilihan Allah, namun Allah tidak menyayangkan mereka (ayat 21). Inilah peringatan bagi kita agar sungguh-sungguh menghayati kemurahan-Nya sehingga tidak lengah (sembrono) dalam mengemban status sebagai umat pilihan Allah dalam Kristus.

Doa: Mampukan kami untuk menjadi saluran berkat bagi orang lain sebagai umat pilihan-Mu yang Engkau berkati.

(0.21) (1Raj 5:1) (sh: Menabur angin, menuai badai (Rabu, 2 Februari 2000))
Menabur angin, menuai badai

Persiapan pembangunan Bait Allah dilakukan secara teliti, cermat, dan dengan perhitungan yang matang. Untuk kayu dipilihlah kayu dari pohon aras yang terkenal sangat baik dan untuk dasar rumah dipilih pula batu-batu yang mahal. Untuk pekerja-pekerja utama dipilih orang-orang Sidon yang memang ahli menebang pohon. Persiapan ini juga melibatkan ratusan ribu pekerja termasuk di dalamnya 30.000 orang yang bekerja secara bergilir.

Tampaknya persiapan Salomo begitu sempurna sehingga segala sesuatu berjalan lancar, mulai dari pengadaan material yang dipakai sampai sumber daya manusia yang dibutuhkan. Namun bila kita amati dengan seksama, akan terlihat kekhilafan cukup fatal yang dilakukan Salomo. Untuk mendapatkan pohon aras dari raja Tirus, Salomo melakukan strategi pendekatan yang canggih terutama dalam soal pembayaran sehingga perjanjian kerja dapat disetujui dengan baik. Semua pihak disenangkan. Bahkan raja Hiram sampai memuji Tuhan sebagai pengakuan atas kehebatan Salomo. Sebaliknya ketika ia membutuhkan sumber daya manusia dari bangsanya sendiri, Salomo menggunakan pendekatan pemaksaan yaitu kerja rodi dengan sistem bergilir tanpa bayaran. Mereka tahu bahwa Bait Allah itu adalah untuk kepentingan kehidupan rohani mereka, namun demikian tak satu pun pujian keluar dari mulut bangsa Israel yang terlibat dalam kerja rodi, sebagai respons atas persiapan pembangunan Bait Allah.

Pembedaan dalam pendekatan ini menunjukkan keteledoran yang timbul dari sikap menganggap remeh dan semena-mena dari Salomo terhadap rakyat kecil. Walaupun konsekuensi secara langsung tidak dialami oleh Salomo, tindakannya itu bisa dianggap sebagai menabur suatu biji permasalahan yang nantinya akan berbuah yang menjadi pemicu perpecahan kerajaan Israel (1Raj. 12:4). Salomo sudah menabur suatu biji permasalahan yang tampaknya sepele, namun setelah kematiannya biji itu menjadi pemicu kesulitan besar dan perpecahan.

Renungkan: Dalam melaksanakan tugas pelayanan atau pekerjaan, terutama yang menyangkut manusia, pikirkan secara bijak dan untuk jangka panjang. Keteledoran sepele masa kini merupakan sebuah bom waktu yang sewaktu-waktu dapat meledak, sehingga mengakibatkan kehancuran pelayanan atau pekerjaan yang sedang kita tekuni. Apa yang kita tabur kini, akan kita tuai kelak.

(0.21) (Yeh 19:1) (sh: Jalankan peranmu (Senin, 3 September 2001))
Jalankan peranmu

Dalam ratapan pertama, para penguasa Yehuda digambarkan sebagai singa (ayat 1-9). Dalam ratapan kedua, sebagai cabang-cabang pohon anggur (ayat 10-14). Syair ini merupakan penyesalan karena apa yang terjadi atas bangsa Israel. Bangsa Israel sudah tidak menjadi sebuah bangsa yang diharapkan oleh Allah tetapi justru menjadi batu sandungan bagi bangsa-bangsa lain.

Yehezkiel memakai simbol singa untuk menggambarkan umat Israel, khususnya Yehuda (ayat 1-2), sedangkan singa muda menggambarkan Yoahas, yang dibelenggu oleh Firaun Nekho setelah Yoahas memerintah selama tiga bulan dan digiring ke Mesir pada tahun 608 sM (ayat 2Raj. 23:31-34). Anak singa lain yang dimaksudkan di sini adalah Yoyakim, adik Yoahas, menggantikannya naik takhta, tetapi kepemimpinannya tidak dibahas di sini karena dia mati sebelum berbuat banyak. Yoyakhin, anak Yoyakim sesudah tiga bulan menjadi raja, ia ditawan oleh Nebukadnezar ke Babel pada tahun 597 sM (ayat 2Raj 24:8-16). Syair ini meratapi bukan hanya induk singa yang dikurung tetapi juga pengeran-pangerannya yang dijadikan tontonan bagi kesenangan para raja Asyur dan khalayak ramai negeri itu (ayat 8-9).

Dari metafora singa, Yehezkiel beralih ke pohon anggur. Penguasa yang dimaksudkan berikut ini adalah Zedekia, yang dianggap bertanggungjawab terhadap keruntuhan kota Yerusalem, karena kota itu akan terhindar dari kemusnahan, sekiranya menyerahkan diri kepada bangsa Babel (Yer. 38:20-23). Akhirnya sejarah memuat kisah singa yang terpilih dan terlatih, telah dikurung dan ditawan ke Mesir. Pohon anggur yang tadinya amat subur dengan buahnya yang lebat telah layu, kering, bahkan dimakan api. Situasi ini sangat tepat menggambarkan krisis kepemimpinan umat Allah yang bobrok, mengakibatkan bangsa pilihan telah kehilangan kesaksian hidup.

Renungkan: Ratapan ini memberi peringatan kepada gereja agar tetap menjadi bangsa pilihan Allah yang tetap berperan sebagaimana ketetapan Allah. Dalam rancangan skenario Allah setiap kita baik pribadi maupun sebagai Gereja memiliki peran sebagai bangsa pilihan Allah. Wahai Kristen, marilah kita hidup sesuai dengan peran kita, supaya keluarga, tetangga, rekan kerja, dan semua orang mengakui identitas kita sebagai Kristen.

(0.21) (Yeh 41:5) (sh: Bangunan tambahan, dekorasi, dan perabotan Bait Suci (Jumat, 23 November 2001))
Bangunan tambahan, dekorasi, dan perabotan Bait Suci

Di sekeliling Bait Suci ada kamar-kamar tambahan, yang bertingkat tiga (ayat 5-11). Di ujung barat, di belakang Bait Suci, terdapat sebuah bangunan (ayat 12). Sayangnya tidak ada penjelasan mengenai kegunaan ruangan-ruangan ini. Mungkin ruangan di sekeliling Bait Suci digunakan untuk menyimpan perabotan Bait Suci dan benda-benda lainnya. Pada kuil-kuil di dunia kuno, kamar-kamar seperti ini digunakan untuk menyimpan harta benda hasil persembahan orang-orang yang beribadah ke kuil tersebut. Penjelasan tentang Bait Suci diakhiri dengan ukuran keseluruhannya: 100 hasta x 100 hasta untuk pelataran dalam dan untuk Bait Suci serta ruang-ruang di sampingnya (ayat 13-14). Bentuk bujur sangkar dan ukuran- ukuran simetris melambangkan kesempurnaan Allah.

Dinding-dinding Bait Suci didekorasi dengan ukiran-ukiran gambar kerub dan pohon kurma (ayat 17-20). Motif ukiran ini serupa dengan yang ada di dalam Bait Suci Salomo (ayat 1Raj. 6:29- 36). Ukiran pohon kurma telah dijumpai sejak orang masuk melalui pintu gerbang luar, hingga pada daun-daun pintu tempat mahakudus (ayat 25). Jelas fungsinya bukan untuk keindahan semata-mata, tetapi untuk melambangkan harapan hidup dan kemakmuran (pohon kurma) serta keamanan (kerub). Bagi umat Israel, Allah bersemayam di dalam Bait Suci adalah sumber dari dual hal ini.

Di dalam ruang besar terdapat sesuatu yang tampak seperti mezbah yang terbuat dari kayu (ayat 21-22). Malaikat pengantar Yehezkiel menyebut mezbah itu sebagai "meja yang ada di hadirat Tuhan". Mungkin ini menyerupai meja roti sajian (bdk. Kel. 25:23-30), yaitu persembahan yang bukan berupa kurban bakaran bagi Tuhan.

Menghampiri Allah yang kudus selain memang harus terlebih dulu menguduskan diri, juga harus dengan segala puji dan syukur. Kegunaan meja roti sajian adalah untuk menempatkan persembahan syukur untuk segala berkat Tuhan. Ibadah yang benar selalu berangkat dengan kegentaran akan kekudusan Tuhan, tetapi diteruskan dengan pengucapan syukur dan puji- pujian.

Renungkan: Yesus Kristus menyatakan kepada kita kekudusan Allah. Oleh karena Dia kita sekarang dapat mendekat pada Allah dan menaikkan puji-pujian serta ucapan syukur yang tiada hentinya.

(0.21) (Kej 3:22) (ende)

Dulu manusia hanjalah mengalami apa jang baik sadja, dan belum mempunjai gambaran tentang apakah kedjahatan itu (Kej 2:25). Tetapi sekarang dia telah berkenan dengan kedjahatan, jang dialaminja sebagai sesuatu jang merugikan baginja. Demikian dalam arti tertentu ia "menjerupai" Tuhan, karena mengenal hakekat kedjahatan.

Bahwa pintugerbang kearah pohon kehidupan telah ditutup, merupakan lukisan lebih landjut dari siksaan maut jang telah didjatuhkan atas diri manusia. Pengarang menjelesaikan tjeritanja setjara konkrit dengan menggunakan gambaran-gambaran jang sesuai dengan lukisan taman-bahagia: firdaus adalah tempat kehidupan kekal; kerub-kerub (a. 24)(#TB Kej 3:24) pendjaga pintu-gerbang taman-bahagia itu. Pada tjandi-tjandi dan istana-istana radja didunia timur djaman dahulu pintu-gerbang dihiasi dengan artja-artja batu (seperti pada tjandi-tjandi Hindu di Djawa, apa jang disebut "kala"). Disini para pendjaga-pintu adalah machluk- machluk hidup, hamba istana Tuhan.

(0.21) (Am 1:1) (full: )

Penulis : Amos

Tema : Keadilan, Kebenaran dan Hukuman Ilahi Karena Dosa

Tanggal Penulisan: + 760 - 755 SM

Latar Belakang

Amos adalah seorang nabi abad ke-8 SM, rekan sezaman Yesaya dan Mikha di Yehuda, dan Yunus serta Hosea di Israel. Ia menyatakan empat fakta penting tentang dirinya dalam Am 1:1.

  1. (1) Ia adalah seorang peternak (yang juga "pemungut buah ara hutan", lih. Am 7:14) dari Tekoa, sebuah desa Yehuda sekitar 19 km sebelah selatan Yerusalem.
  2. (2) Amos "melihat" beritanya (yaitu, ia mendapat beberapa penglihatan nubuat; bd. Am 7:1,4,7; Am 8:1-2; Am 9:1) mengenai Israel, kerajaan utara. Sekalipun dia orang awam tanpa status nabi yang resmi, Allah memberikan kepadanya beban dan pelayanan kenabian bagi Israel yang memberontak (bd. Am 7:14-15); namanya berarti "terbeban" atau "pemikul beban".
  3. (3) Pelayanan Amos kepada Israel terjadi ketika Uzia menjadi raja Yehuda dan Yerobeam II raja Israel. Masa pemerintahan kedua raja ini saling tumpang tindih pada tahun 767-753 SM. Sangat mungkin Amos melayani sekitar 760-755 SM.
  4. (4) Amos bernubuat dua tahun sebelum "gempa bumi".

Para ahli purbakala telah menemukan bukti terjadinya sebuah gempa bumi besar yang merusak dari waktu ini di beberapa tempat di Israel, termasuk ibukotanya Samaria. Zakharia juga menyebutkan gempa bumi yang sama (Za 14:5) lebih dari 200 tahun kemudian, serta menyatakan bahwa gempa itu sangat besar. Acuan oleh Amos menyinggung bahwa ia memandangnya sebagai pengesahan dari berita dan pelayanannya sebagai nabi kepada Israel (bd. Am 9:1).

Ketika Amos bernubuat kepada kerajaan utara pada pertengahan abad ke-8 SM, bangsa itu secara lahiriah berada di puncak perluasan wilayah, stabilitas politik dan kemakmuran nasional, tetapi secara batiniah sudah bobrok. Kemunafikan dan penyembahan berhala sudah merata, masyarakat hidup mewah secara berlebihan, kebejatan merajalela, sistem peradilan rusak dan penindasan orang miskin merupakan kebiasaan umum. Dalam rangka mengikuti panggilan Allah, Amos pergi ke Betel, tempat tinggal raja Yerobeam II dan pusat agama yang dibanjiri para penyembah. Di sanalah Amos dengan berani memberitakan berita keadilan, kebenaran dan hukuman ilahi karena dosa kepada umat yang tidak mau mendengarkan apa yang dikatakan Tuhan kepada mereka.

Tujuan

Kemakmuran Israel hanyalah memperdalam kebobrokan mereka. Ketika Allah dalam kemurahan-Nya mengutus Amos ke Betel untuk memberitakan amanat "bertobat atau mati", sang nabi diusir dari kota itu dan diperintahkan jangan bernubuat di situ lagi (bd. tanggapan Niniwe kepada berita Yunus). Pada waktu itu atau tidak lama sesudah itu, rupanya Amos pulang ke rumahnya di Yehuda dan menulis beritanya. Maksudnya melakukan itu adalah

  1. (1) menyampaikan sebuah salinan tertulis dari peringatan kenabiannya kepada Raja Yerobeam II, dan
  2. (2) menyebarluaskan berita di Israel (dan Yehuda) tentang kepastian hukuman Allah yang menjelang atas Israel dan bangsa-bangsa di sekitarnya kecuali mereka bertobat dari penyembahan berhala, kebejatan dan ketidakadilan. Kebinasaan Israel terjadi hanya 30 tahun kemudian.

Survai

Kitab ini dengan sendirinya terbagi ke dalam tiga bagian utama.

  1. (1) Dalam bagian pertama (Am 1:3--2:16), Amos pertama-tama mengalamatkan berita hukuman kepada tujuh bangsa di sekitar Israel, termasuk Yehuda. Setelah pada mulanya membujuk Israel hingga dengan senang hati menyetujui hukuman Allah atas bangsa-bangsa lain (Am 1:3--2:5), maka Amos dengan jelas menguraikan dosa-dosa Israel dan hukuman Allah atas mereka (Am 2:6-16). Bagian ini menentukan suasana untuk berita penghukuman kitab ini, yang menghasilkan kebinasaan dan pembuangan bangsa itu.
  2. (2) Bagian kedua (Am 3:1--6:14) mencatat tiga berita tegas, yang masing-masing dimulai dengan frase "Dengarlah firman ini" (Am 3:1; Am 4:1; Am 5:1). Dalam berita yang pertama, Allah menuduh Israel sebagai umat yang diistimewakan yang telah dibebaskan-Nya dari Mesir; "Hanya kamu yang Kukenal dari segala kaum di muka bumi, sebab itu Aku akan menghukum kamu karena segala kesalahanmu" (Am 3:2). Berita kedua diawali dengan menyapa wanita-wanita Israel yang makmur di Samaria sebagai "lembu-lembu Basan ... yang memeras orang lemah, yang menginjak orang miskin, yang mengatakan kepada tuan-tuanmu: 'bawalah ke mari, supaya kita minum-minum!' " (Am 4:1). Amos bernubuat bahwa mereka akan digiring kedalam tawanan dengan kait dan kail sebagai hukuman yang layak dari Allah (Am 4:2-3). Amos mempunyai kata-kata yang sama bagi pedagang yang tidak jujur, penguasa korup, pengacara dan hakim yang mencari untung, dan para imam dan nabi yang berkompromi. Berita ketiga (pasal 5-6; Am 5:1--6:14) mencatat dosa-dosa Israel yang menjijikkan, dan Amos mengimbau mereka untuk bertobat. "Celaka atas orang-orang yang merasa aman di Sion" (Am 6:1); kehancuran dahsyat dan hukuman atas dosa sedang datang.
  3. (3) Bagian utama terakhir (Am 7:1--9:10) mencatat lima penglihatan nubuat Amos mengenai hukuman Allah yang menjelang. Penglihatan keempat secara jelas sekali menggambarkan Israel sebagai keranjang dengan buah musim kemarau yang ranum, yang segera akan disingkapkan sebagai membusuk dalam panasnya hukuman Allah (Am 8:1-14). Penglihatan terakhir melihat Allah sedang berdiri dekat mezbah, siap memukul ibu kota Samaria dan kerajaan yang merosot itu (Am 9:1-10). Kitab ini ditutup dengan janji yang singkat tetapi mengesankan tentang pemulihan kaum sisa yang selamat di masa depan (Am 9:11-15).

Ciri-ciri Khas

Enam ciri utama menandai kitab Amos.

  1. (1) Kitab ini terutama merupakan seruan kenabian untuk keadilan dan kebenaran, berdasarkan sifat Allah. Sedangkan hati Hosea hancur oleh ketidaksetiaan Israel kepada Allah, Amos sangat marah atas pelanggaran Israel terhadap standar-standar keadilan dan kebenaran Allah bagi umat-Nya.
  2. (2) Kitab ini secara jelas melukiskan betapa jijiknya agama bagi Allah ketika dipisahkan dari perilaku yang benar dalam hidup sehari-hari.
  3. (3) Kitab ini bersifat konfrontasi yang tidak tanggung-tanggung dan penuh semangat. Konfrontasi Amos dengan imam Amazia (Am 7:10-17) merupakan adegan yang istimewa dalam nubuat Ibrani.
  4. (4) Gaya yang tegas dan penuh semangat mencerminkan kesetiaan sang nabi yang kuat dan kokoh kepada Allah dan standar-standar kebenaran-Nya bagi umat perjanjian itu.
  5. (5) Kitab ini menunjukkan kesediaan dan kesiapan Allah memakai orang-orang yang takut akan Allah, meskipun mereka tidak memiliki mandat kependetaan yang formal untuk memberitakan amanat-Nya pada zaman profesionalisme ini.
  6. (6) Kitab ini berisi banyak bagian terkenal, di antaranya ialah: Am 3:3,7; Am 4:6-12; Am 5:14-15,21-24; Am 6:1; Am 7:8; Am 8:11; Am 9:13.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Berita Amos adalah tampak dengan jelas sekali dalam ajaran Yesus dan kitab Yakobus. Yesus dan Yakobus keduanya menerapkan berita Amos bahwa ibadah yang sejati kepada Allah bukanlah pelaksanaan formal dari tatacara agama, tetapi "mendengar" dan "melaksanakan" kehendak Allah, yang ditunjukkan dengan perlakuan yang adil dan benar terhadap sesama manusia (mis. Mat 7:15-27; Mat 23:1-39; Yak 2:1-26). Juga, Amos dan Yakobus menekankan prinsip bahwa "agama yang sejati menuntut perilaku yang benar". Akhirnya, Yakobus mengutip Am 9:11-12 pada Sidang di Yerusalem (lih. Kis 15:16-18) dalam hubungan dengan penerimaan orang bukan Yahudi di dalam gereja.

(0.21) (Mat 24:29) (full: MATAHARI AKAN MENJADI GELAP. )

Nas : Mat 24:29

Segera setelah masa kesengsaraan besar akan tampak tanda-tanda alam yang luar biasa sebagai peringatan bahwa Kristus akan segera datang (ayat Mat 24:30). Kedatangan Kristus ke bumi dengan kuasa dan kemuliaan besar tidak akan mengejutkan orang percaya dari masa kesengsaraan besar yang tanggap terhadap Firman Allah dan mengamati terus tanda-tanda alam yang berkaitan dengan matahari, bulan, bintang-bintang dan goncangnya kuasa-kuasa langit (bd. Yes 13:6-13).

(0.21) (Why 22:19) (full: ALLAH AKAN MENGAMBIL. )

Nas : Wahy 22:19

Yohanes mengakhiri wahyu dari Yesus Kristus ini dengan suatu peringatan mengenai dahsyatnya kemungkinan bagi seseorang untuk kehilangan bagiannya dalam pohon kehidupan dan kota kudus itu. Kita tidak boleh mempunyai sikap yang tak peduli terhadap kitab ini atau bagian manapun dari Alkitab yang kudus ini. Sikap semacam ini dinyatakan jikalau kita memilih untuk mempercayai hanya beberapa bagian tertentu dari penyataan Allah dan menolak bagian-bagian lain yang tidak kita sukai, atau jika kita mengajarkan gagasan-gagasan kita sendiri seolah-olah itu merupakan bagian dari Firman Allah, (ayat Wahy 22:18). Seperti pada awal pengembaraan manusia di atas bumi ini, kegagalan untuk mengikuti Firman Allah dengan sungguh-sungguh merupakan soal yang menyangkut hidup dan mati (lih. Kej 3:3-4).

(0.21) (Hak 3:12) (jerusalem) Ceritera mengenai Ehud ini berlatar belakang sbb: Orang Moab sudah melangkahi anak sungai Arnon dan menduduki "dataran Moab". Mereka juga sudah menyeberangi sungai Yordan, sebab raja mereka berkediaman di Yerikho (Kota Pohon Korma). Dengan demikian orang Moab sudah berada di wilayah suku Benyamin. Perambatan Moab tsb berhubungan dengan kemerosotan suku Ruben pada awal zaman para Hakim. Penyusun kitab Hakim tidak banyak menambah pada ceritera asli. Tangannya terasa dalam Hak 3:12,15 dan Hak 3:30. Ia memakai sebuah ceritera yang mungkin beredar di Gilgal, Hak 3:19. Dengan senang hati dan tanpa penilaian moril ceritera ini mengisahkan akal yang dipakai Ehud, orang Benyamin. Hak 3:27-29 memperluas kegiatan Ehud sehingga merangkum seluruh Israel. Ini ditambah pada ceritera asli.
(0.21) (Hak 9:6) (jerusalem) Sajak yang dibawakan Yotam ini, Hak 9:7-15 berupa "fabel", ialah dongengan di mana makhluk-makhluk yang tidak beraksi (pohon, bintang dsb) berlaku sebagai manusia. Ini "fabel" pertama yang tercantum dalam Alkitab bdk 2Ra 14:9; Yeh 17:3-10, dan beberapa bagian dalam kitab Amsal. Jenis sastera "fabel" memang umum dipakai dan digemari (a.l. di Mesopotamia, Mesir, Yunani, dsb). Fabel yang dibawakan Yotam ini agaknya mula-mula beredar tersendiri dan terlepas, lalu dimanfaatkan dalam kisah tentang Gideon-Yerubaal dan Abimelekh ini.
(0.21) (Kid 4:13) (jerusalem: kebun) Kata Ibrani yang dipakai di sini (juga dalam Pengk 2:5 dan Neh 2:8 terj: taman raya), yaitu pardes sebenarnya sebuah kata dari bahasa Persia dan berarti: taman raya. Dalam bahasa Arab/Indonesia kata Persia itu menjadi: firdaus. Tumbuh-tumbuhan yang disebut dalam Kid 4:13-14 tidak dapat tumbuh bersama-sama. Kecuali pohon delima tumbuh-tumbuhan itu tidak terdapat di negeri Palestina. Taman yang digambarkan itu adalah buah khayal yang mengumpulkan wangi-wangian yang paling jarang dan mahal. Ini kerap kali terdapat dalam syair-syair Kid 1:2-3,12-14; 3:6; 5:5,13. Bdk Hikmat-kebijaksanaan yang dipuji-puji dalam Sir 24:12-21.
(0.20) (Kej 2:4) (sh: Bukan budak, tetapi juga tidak untuk bermanja-manja (Sabtu, 1 Februari 2003))
Bukan budak, tetapi juga tidak untuk bermanja-manja

Seperti kemarin, perbandingan antara wawasan dari narasi penciptaan di kitab Kejadian dengan wawasan-wawasan dunia menunjukkan keunikan dan keagungan Allah. Kisah-kisah penciptaan agama-agama politeistis purba menempatkan manusia sebagai diciptakan karena kebetulan, atau paling beruntung sengaja diciptakan untuk menjadi babu dari para dewa-dewi. Wawasan dunia modern masa kini menempatkan manusia sebagai sang Ubermensch, manusia super yang eksis demi kebahagiaan dan memanjakan dirnya sendiri tanpa perlu bertanggung jawab kepada otoritas luar lain selain dirinya sendiri.

Dalam nas ini, nyata bagaimana Allah menciptakan manusia bukan untuk menjadi budak-Nya tanpa kemampuan menikmati hidup, tetapi bukan juga untuk bermanja-manja. Memang taman di Eden itu sangat indah. Ada empat sungai yang mengelilingi taman itu; aliran sungai yang juga menjadi lambang kehidupan yang berkelanjutan di tempat tersebut. Allah juga menumbuhkan berbagai pohon yang buahnya menarik, jelas tidak hanya untuk dimakan manusia, tetapi untuk dinikmati oleh mereka. Tetapi, manusia itu ditempatkan di sana bukan untuk menjalani program pensiun dini Ilahi. Allah memberikan dua tanggung jawab spesifik kepada manusia: pertama, mengusahakan dan memelihara taman Eden yang diciptakan Allah itu (ayat 15, 8). Kedua, diserahi kepercayaan untuk tidak melanggar larangan memakan pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat. Kedua tanggung jawab ini tidak bersifat menindas, tetapi juga tidak memanjakan dan memberikan kemungkinan bagi pendewasaan manusia. Sayang manusia gagal untuk melakukannya.

Renungkan: Hidup hanya akan terasa lebih hidup bila disertai dengan arah hidup dan kesadaran akan tanggung jawab yang jelas. Arah hidup yang sejati itu hanya dapat ditemukan di dalam anugerah keselamatan Allah melalui Anak-Nya Yesus Kristus.

(0.20) (Yeh 24:1) (sh: Catat tanggal pelaksanaannya (Rabu, 12 September 2001))
Catat tanggal pelaksanaannya

Nabi Yehezkiel menerima berita ini pada hari yang sama dengan permulaan pengepungan Yerusalem oleh pasukan Babel. Serbuan ini berlangsung sekitar dua tahun dan mengakibatkan kebinasaan seluruh Yerusalem. Yerusalem akan menjadi seperti sebuah kuali dan penduduknya akan seperti potongan daging dan tulang pilihan. Daging dan tulang akan dimakan pasukan Babel, setelah isi kuali itu habis, kuali itu akan dimurnikan selanjutnya dengan api hukuman hingga tembaganya menjadi merah, kotorannya hancur, dan karatnya hilang (ayat 11). Karena Yerusalem menolak Allah membersihkannya dari segala kecemarannya, maka ia harus berhadapan dengan murka Allah yang hebat. Gambaran Allah yang jelas ini seharusnya membuat Kristen sadar bahwa sepanjang masa Allah tidak pernah berkompromi dengan dosa.

Allah berkali-kali mencurahkan isi hati-Nya dengan metafora sebagai Pengusaha pokok anggur yang bertindak menggunting daun-daun pohon anggur apabila tidak menghasilkan buah (Yoh. 15). Atau apabila menghasilkan buah yang asam akan ada tindakan yang terburuk, yakni mencabut pohon tersebut dan membuangnya. Terhadap pribadi-pribadi yang memiliki perasaan seperti Pencipta kita, Allah sering melukiskan diri-Nya sebagai Bapa yang rindu melihat anak-anak-Nya yang terhanyut di dalam lumpur dosa, mau menyambut uluran tangan- Nya yang menyelamatkan. Namun seringkali tanggapan kita begitu bertolakbelakang dari yang diharapkan Tuhan. Kita sering cepat- cepat menggerakkan kaki kita untuk melarikan diri dari pertolongan-Nya hingga hasilnya bukanlah pertobatan melainkan menolak Allah dengan tangan kita yang "kecil". Hal ini sungguh membuat hati Allah pedih. Namun ada saatnya Allah mengumumkan ketegasan-Nya menindak kita seperti Ia menindak Israel. Bila waktu itu sudah tiba, tidak ada seorang pun yang dapat meluputkan diri.

Renungkan: Hanya oleh hukuman Allah yang adil dunia kita dapat dibersihkan dari dosa (Why. 5-22). Tanggal penghakiman sudah ditentukan. Selagi pintu kesempatan masih terbuka, kita dapat mengoreksi dan menyesali segala ketidaktaatan kita, kemudian hidup dalam kebenaran dan kekudusan. Mengejar kekudusan hidup adalah pekerjaan sepanjang hayat kita di muka bumi ini.

(0.20) (Hos 10:1) (sh: Jangan mengecewakan Allah (Sabtu, 13 November 2004))
Jangan mengecewakan Allah

Allah kecewa terhadap Israel seperti ayah yang kecewa karena putra yang diharapkan akan menggantikan kedudukannya kelak, tetapi menolak mentah-mentah posisi itu. Apa yang akan dilakukan Allah terhadap umat yang seperti ini?

Hosea menggunakan ilustrasi pohon anggur untuk membicarakan Israel. Dalam ilustrasi itu, Israel adalah pohon anggur yang tumbuh subur dan berbuah lebat (ayat 1a). Ini melambangkan berkat yang melimpah dalam kehidupan umat yang dikasihi Tuhan. Ternyata semakin tambah diberkati, semakin Israel "berselingkuh" dengan ilah lain (ayat 1b). Allah sungguh kecewa. Israel adalah umat yang tidak tahu balas budi! Oleh karena itu, Israel diganjar dengan kehancuran diri. Mereka akan kehilangan sesembahan atau ilah mereka itu (ayat 2); kehilangan raja mereka (ayat 3); dan mereka akan ketakutan menghadapi murka Allah yang dinyatakan kepada mereka (ayat 8) (band. Why. 6:16). Semua gambaran ini melukiskan dahsyatnya penghukuman Allah berupa pembuangan Israel ke Asyur itu. Israel bukan hanya kehilangan segala kemakmuran dan kesejahteraan hidup, melainkan mereka juga telah mengabaikan iman. Bahkan jati diri sebagai bangsa pilihan pun telah hancur. Mengapa semua itu hilang? Karena dengan menolak menjadi saksi Allah, Israel telah kehilangan semua fasilitas yang diperlukan untuk menjadi saksi Allah.

Allah menjamin keselamatan anak-anak-Nya melalui anugerah Yesus Kristus. Allah juga menjanjikan pemeliharaan menyeluruh atas seluruh segi hidup kita di dunia ini. Akan tetapi, saat kita menolak untuk hidup benar menyaksikan kemuliaan dan kebaikan-Nya, kita mengecewakan Allah. Di samping itu, jika selama ini kita seringkali melukai hati-Nya dengan berpaling dari-Nya dan mencari ilah lain, berarti kita melepaskan hak istimewa untuk menikmati segala berkat-Nya. Setiap dosa, setiap perpalingan dari Allah selalu melukai hati Allah dan melukai diri kita sendiri.

Tekadku: Aku tidak mau mengecewakan Allah, sebagaimana aku pun tidak ingin mengalami kesakitan akibat dosa.



TIP #18: Centang "Hanya dalam TB" pada Pencarian Universal untuk pencarian teks alkitab hanya dalam versi TB [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA