Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 26 ayat untuk takjub (0.001 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Mrk 1:21) (sh: Hanya sekadar takjub? (Kamis, 16 Januari 2003))
Hanya sekadar takjub?

Sudah merupakan kebiasaan Yesus -- seperti orang Yahudi lainnya -- untuk beribadat di sinagoge atau rumah    ibadat. Di rumah ibadat ada suatu tradisi yang dikembangkan, yaitu siapa    saja yang hadir dalam ibadah saat itu, boleh berkhotbah.    Kesempatan ini dimanfaatkan Yesus untuk mengajar. Mengenai apa    yang diajarkan-Nya, tidak dicatat oleh Markus. Tetapi, Markus    memberi catatan detail tentang pengaruh khotbah-Nya terhadap    para pendengar-Nya.

Markus mencatat dua pengaruh yang dirasakan langsung dari khotbah    Yesus. Pertama, orang banyak takjub mendengar khotbah-Nya (ayat    22). Takjub karena -- secara mencolok -- ajaran Yesus berbeda    dengan apa yang selama ini mereka dengar. Khotbah Yesus berbeda    dengan khotbah para pemimpin agama Yahudi yang selama ini mereka    dengar. Meski fakta ini nyata, namun tidak ada tanda-tanda yang    jelas bahwa orang banyak yang takjub itu menjadi percaya pada    Yesus. Mereka hanya sekadar takjub, tidak lebih.

Kedua, roh jahat yang biasanya dengan tenang turut beribadah di    sinagoge, menjadi terganggu dan terancam (ayat 24). Menarik    untuk diperhatikan bahwa roh jahat juga beribadah dengan tenang    di rumah ibadat. Namun, kehadiran Yesus mengungkapkan kehadiran    roh jahat tersebut. Roh jahat tidak dapat bertahan di depan mata    Yesus karena tidak tahan melihat kesucian Yesus. Ketika orang    banyak melihat bahwa roh-roh jahat taat kepada Yesus, mereka    semua menjadi takjub. Dalam hidup sehari-hari, kita sering    melihat dan menjumpai demonstrasi kuasa roh-roh jahat di dalam    hidup manusia. Akibatnya banyak sekali orang takut terhadap roh-    roh jahat. Bacaan Alkitab hari ini mengajarkan dengan jelas    bahwa Yesus jauh lebih berkuasa dari roh-roh jahat.

Renungkan:    Jika kita percaya kepada Yesus, kita tidak perlu takut kepada    roh-roh jahat. Sebaliknya, takut atau tunduk pada roh-roh jahat    membuktikan bahwa kita tidak percaya pada Yesus.

(0.46) (1Taw 17:16) (sh: Takjub akan keajaiban janji setia Tuhan (Rabu, 13 Februari 2002))
Takjub akan keajaiban janji setia Tuhan

Tidak mudah bagi seseorang yang sudah memiliki kedudukan penting mau mendengarkan masukan dari pihak lain, meski dari Tuhan sekalipun. Tetapi, lain halnya dengan Daud. Kebesaran dan kekuasaannya tidak membuat ia tertutup terhadap nasihat, teguran, dan peringatan dari Allah.

Setelah juru bicara Allah, yakni nabi Natan, menyampaikan bahwa rencana Daud diterima dalam arti ditempatkan di dalam rencana Allah dan di dalam prinsip keberadaan Allah dan melalui cara Allah, maka Daud meresponinya dengan memanjatkan doa syukur (ayat 1-22). Pertama, Daud hanyut dalam kesadaran akan diri Allah dan kerendahan dirinya di hadapan Allah. "Siapakah aku, . dan siapakah keluargaku, ya Allah," itulah respons yang selalu akan lahir dari hati orang-orang yang berhadapan dengan kemuliaan Allah dan rencana-Nya. Kedua, arus pujian dan penyembahan mengalir dari hati Daud kepada Allah. Kebesaran Allah sesungguhnya tak terlukiskan, namun Allah sudi menyatakan di dalam karya-karya besar-Nya dalam perjalanan sejarah umat Allah. Bahkan Allah berjanji sedia mengungkapkan perkara besar dari-Nya dalam hidup dan keturunan Daud. Dari membicarakan rencana hatinya sendiri untuk Allah yang semula tampak sedemikian mulia, kini Daud ganti berbicara tentang kebesaran Allah dan rencana besar-Nya bagi Daud dan berkat kekal-Nya bagi dunia.

Pengalaman Daud ini mengajarkan kita beberapa hal dasar tentang bagaimana kita melayani Allah. Sebenarnya tak ada sumbangsih apa pun dari kita kepada Allah apabila kita melayani Dia. Sebaliknya adalah karena kebesaran anugerah Allah kita diikutsertakan dalam pelayanan Allah untuk dunia ini. Karena itu, semua pelayanan yang benar harus berawal dari gerakan Allah sendiri, berjalan di dalam cara-cara Allah dan bersasaran pada penggenapan rencana Allah.

Renungkan: Dalam sudut pandang Alkitab, penyembahan dan karya sehari-hari harus padu dalam prinsip dan makna. Semua pekerjaan yang benar, entah yang dilakukan dalam bidang kerohanian ataupun yang dilakukan dalam bidang hidup di samping yang rohani, harus serasi dengan kehendak Allah. Itu hanya dapat terjadi apabila suasana penyembahan menapasi seluruh gerak hidup kita.

(0.43) (Mzm 50:1) (sh: Allah adalah Tuhan. (Kamis, 26 Februari 1998))
Allah adalah Tuhan.

Allah mengatur bumi dan segenap isinya demi kebaikan. Kehadiran-Nya menggentarkan, sebab Ia kudus, tiada duanya, dibandingkan raja yang paling berkuasa sekali pun (ayat 3). Daya cipta-Nya nyata, oleh kemuliaan-Nya segala sesuatu dijadikan dari tidak ada. Kedahsyatan Allah, tak mungkin dilukiskan dengan kata-kata, sebab tak seorang pun sanggup menatap Allah dalam hakikat diri-Nya. Respons kita hanyalah gentar, takjub, dan sembah.

Ibadah yang tak menghormati Allah. Israel terbiasa dengan peraturan korban. Sepertinya Allah perlu korban-korban itu, dan Israel berjasa di hadapan Allah. Kini Allah menentang dan menolak ide salah itu. Semua adalah milik Tuhan, tak satu pun merupakan pemberian manusia kepada Allah. Allah bukanlah manusia yang tubuhnya perlu istirahat, dan butuh makanan. Ibadah yang benar ialah perbuatan kebenaran dan keadilan, sikap hati tulus dan jujur, serta hubungan kemanusia yang suci dan saling membangun.

Renungkan: Persembahan tidak menutupi dosa pencurian harta maupun perampasan hak orang lain. Pujian merdu tak dapat menutupi ketidaksetiaan, perzinahan dan ingkar janji kita. Tetapi bagi yang telah melakukan semua ini, Allah yang Maha Kasih masih membuka jalan keselamatan dalam Kristus Yesus.

(0.43) (Mzm 90:1) (sh: Semua karena Allah. (Rabu, 4 November 1998))
Semua karena Allah.

Setiap orang takjub bila mendengarkan pengalaman Musa membawa keluar bangsa Israel di bawah pimpinan Allah. Pada akhirnya semua akan berkesimpulan sama: kalau bukan karena kemahakuasaan Allah, perbudakan takkan pernah lepas dari hidup bangsa Israel generasi ke generasi; kalau bukan karena Allah, bangsa Israel akan dihancurmusnahkan tentara Firaun yang kejam, terlatih dan tangkas; kalau bukan karena pemeliharaan Allah, bangsa Israel takkan lepas dari bahaya kelaparan dan kehausan; kalau bukan karena kedaulatan Allah, takkan mampu Musa menyanyikan pengalamannya yang maha besar itu.

Allah tempat perlindungan. Musa menyanyikan kuasa Allah yang maha besar yang dapat mengalahkan segala bentuk ancaman. Pengalaman perjalanan hidupnya telah memperlihatkan dan mengajarkan bahwa sekalipun kasih dan kedaulatan Allah itu dahsyat dan menggelegar, namun Ia berkenan menjadi tempat berlindung.

Mengaku kelemahan diri. Nyanyian yang dimulai dengan pujian dan pernyataan kasih Allah, diikuti ungkapan kesadaran Musa akan lemah dan piciknya pikiran manusia. Mazmur ini mengingatkan bahwa Tuhan Yesus Kristus menghampiri dan membebaskan kita dari kehinaan dan perbudakan dosa.

(0.43) (Dan 2:31) (sh: Kuasa yang mengubah (Senin, 19 April 1999))
Kuasa yang mengubah

Dengan hikmat dari Tuhan, Daniel mulai memaparkan mimpi raja Nebukadnezar. Secara keseluruhan mimpi itu menunjuk kepada keadaan sejarah sejak dari pemerintahan Nebukadnezar sampai kedatangan Kerajaan Allah. Ada rasa takut dan takjub luar biasa pada kebesaran Allah dalam diri Nebukadnezar ketika Daniel memaparkan mimpi dan menjelaskan maknanya. Begitu besarnya rasa takut itu sampai-sampai ia merendahkan dirinya menyembah Daniel. Dan, dalam penyembahannya itu keluar suatu pengakuan dari mulutnya bahwa Allah yang Daniel sembah adalah Allah yang mengatasi segala allah, Allah yang berkuasa atas segala raja, dan Allah yang mampu menyingkapkan segala yang tersembunyi. Bukankah Allah Daniel, Allah kita juga?

Rendah hati dan tidak mementingkan diri. Ketakjuban dan kekaguman raja terhadap Daniel, diwujudkan dengan mengangkat Daniel sebagai penguasa atas seluruh wilayah Babel dan kepala atas semua orang bijaksana di Babel. Suatu penghargaan yang luar biasa. Tetapi, Daniel bukanlah tipe orang yang suka mementingkan diri sendiri, sombong dan kemaruk harta. Ia mengingat juga peran teman-teman, yang telah bersama-sama berdoa, memohon pertolongan dan kasih sayang Tuhan.

Doa: Tuhan, tolong saya untuk dapat meneladani Daniel.

(0.43) (Dan 3:1) (sh: Pengakuan semu (Selasa, 20 April 1999))
Pengakuan semu

Pengakuan yang tercetus karena kekaguman bukanlah jaminan bahwa pengakuan itu akan terus diingat dan dilaksanakan. Kekaguman dan pengakuan Nebukadnezar akan kebesaran Allah Daniel, ternyata semu dan tak berakar. Buktinya, ia kemudian mendirikan patung yang harus disembah oleh semua orang pada waktu-waktu yang ditentukan. Jika melanggar, perapian yang menyala-nyala menunggu. Namun Sadrakh, Mesakh, dan Abednego memilih binasa dalam api daripada harus melanggar hukum Allah.

Bertahan demi kebenaran. Banyak Kristen meninggalkan imannya karena terancam melarat, aniaya, tidak memiliki kedudukan, dlsb. Yang perlu kita ketahui ialah bahwa pengakuan kita, bukan keluar dari sekadar rasa kagum dan takjub, melainkan dari rasa malu, tak berdaya, hina, dan terbuang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini pun, tidak jarang mengubah perilaku manusia. Sebab itu, apa pun yang dunia tawarkan, jika kita harus melepaskan pengakuan iman Kristen kita Yesus Kristus adalah Juruselamat tinggalkan segera! Yang paling utama harus kita taati adalah kebenaran Allah.

Renungkan: Demi mempertahankan kebenaran, dan secara konsisten menjaga pengakuan akan kebesaran dan keagungan Allah, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego bersedia menanggung segala risiko. Bagaimana dengan Anda?

(0.43) (Kis 3:11) (sh: Kemuliaan hanya bagi Allah (Kamis, 27 Mei 1999))
Kemuliaan hanya bagi Allah

Si lumpuh yang sudah mampu berjalan sendiri itu mengikuti Petrus dan Yohanes. Demikianlah orang yang sudah mengalami anugerah Allah tidak akan lagi menjauhkan diri dari persekutuan umat-Nya. Peristiwa ini mengundang keheranan dan rasa takjub banyak orang. Kemudian, Petrus dengan tegas mengatakan bahwa Yesus Kristus yang telah mereka tolak dan bunuh itulah yang telah memberikan kesembuhan kepada si lumpuh itu. Petrus tidak mau "mencuri" keharuman nama di balik kuasa Yesus yang telah bangkit dari antara orang mati.

Ajakan pertobatan. Ada dua kelompok orang di sekitar Kekristenan kita. Pertama, orang-orang yang bekerja untuk Allah tetapi demi kemuliaan dan kepentingan dirinya. Kedua, orang-orang yang buta matanya untuk melihat bahwa itu adalah pekerjaan Allah. Bagi kedua kelompok manusia inilah Petrus mengarahkan tudingan dan kesaksiannya tentang karya besar dan agung Allah. Petrus mengajak mereka untuk sadar dan bertobat. Selain merupakan suatu tindakan aktif manusia sebagai respons terhadap kebaikan Allah, pertobatan juga berarti kesadaran diri meninggalkan segala kejahatan.

Renungkan: Hanya orang yang telah mengalami anugerah Allah yang tidak akan menjauhkan diri dari persekutuan umat-Nya.

(0.43) (Kis 6:8) (sh: Stefanus yang mengagumkan (Jumat, 4 Juni 1999))
Stefanus yang mengagumkan

Kualitas pelayanan yang dilakukan oleh Stefanus sangat mengagumkan (8). Bila dalam pasal-pasal sebelumnya mukjizat dan tanda-tanda nampaknya hanya terbatas dilakukan oleh para rasul, pada pasal ini pembatasan tersebut tidak mutlak. Namun pelayanan Stefanus yang mengundang takjub sebagian orang, ternyata membangkitkan amarah yang besar dari kelompok lain.

Dari teologi ke kekerasan. Teologi yang diyakini oleh Stefanus membawanya pada kematian yang sadis. Hal ini bisa dipahami melalui perdebatan teologi yang sengit antara Stefanus dan orang-orang Yahudi (9b dan 10). Mereka tidak mampu mengalahkan pendapat Stefanus yang penuh urapan Roh. Kemudian, mereka melancarkan tuduhan palsu; dan menghasut para tua-tua dan ahli Taurat untuk menyeretnya ke pengadilan (11-12). Akhirnya Stefanus dibawa ke hadapan Mahkamah Agama (13-15). Pola ini berulang-ulang terjadi di dalam kehidupan dan perkembangan gereja mula-mula. Gereja masa kini pun harus waspada, sebab pola yang demikian masih terjadi. Gereja difitnah, masyarakat sekitar dihasut untuk melakukan kekerasan terhadap gereja.

Renungkan: (1) Gereja harus senantiasa berada di bawah kuasa Roh agar mampu bertahan; (2) Gereja harus seperti Stefanus, walaupun dibawa ke Mahkamah Agama, wajahnya tetap bersinar seperti malaikat.

(0.43) (Rm 11:25) (sh: Rahasia rencana keselamatan. (Kamis, 11 Juni 1998))
Rahasia rencana keselamatan.

Untuk mencegah kesombongan orang-orang Kristen bukan Yahudi terhadap orang Yahudi, Rasul Paulus menganggap penting untuk menyingkapkan rahasia tentang rencana keselamatan bagi orang Yahudi dan bukan Yahudi (ayat 25). Setelah bangsa-bangsa lain diselamatkan bangsa Israel pun diselamatkan (ayat 26-27). Keselamatan diperoleh semata-mata karena kemurahan Allah (ayat 30-31), dan disambut dengan iman. Keselamatan hanya di dalam Yesus Kristus. Jadi Paulus tidak bicara tentang dua jalan keselamatan, tetapi dua pihak yang sama berdosa dan tidak layak, oleh iman dalam Yesus Kristus boleh diselamatkan.

Puji-pujian dari Paulus. Sebelas pasal panjang telah Paulus pakai untuk memaparkan keajaiban kasih karunia Allah untuk orang berdosa. Ia memaparkan hal-hal penting dari pembenaran, pemilihan, panggilan, pengudusan, eskatologi, sampai pemuliaan Gereja kelak. Kini ia "kehabisan nafas". Ia berseru, ia bertanya, ia menegaskan dan ia akhirnya meninggikan Tuhan Allah. Semua kita pun tidak bisa lagi menyombongkan diri. Di hadapan keajaiban diri Allah, hikmat dan kasih karunia-Nya, karya-karya-Nya yang ajaib, kita hanya dapat tunduk bersyukur, tengadah memuliakan Allah.

Renungkan: Jangan berhenti hanya sampai memikirkan Yesus, teruskan ke konsekuensinya menyembah dan mengagumi Allah di dalam Dia dan melalui Dia!

Doa: Bapa, puji-pujian Rasul Paulus juga menjadi puji-pujian kami disertai hati yang takjub dan meyembah.

(0.43) (Rm 12:9) (sh: Kasih: tulus, aktif timbal balik. (Senin, 27 Juli 1998))
Kasih: tulus, aktif timbal balik.

Kasih tak boleh pura-pura, sebab bila demikian kita menipu diri sendiri, mendustai orang yang kita kasihi. Hal itu ditolak Tuhan, sebab mengasihi sesama adalah perintah Tuhan yang harus ditaati. Di dalam Tubuh Kristus, kasih harus aktif timbal balik. Kasih yang sudah kita terima dari Tuhan, dan yang menjadi teladan bagi kita mempersatukan kita dalam suatu persekutuan kasih yaitu Gereja-Nya. Sikap Kristen, baik dalam kalangan sendiri, dan terlebih lagi keluar adalah aktif pro kasih.

Bantulah orang-orang kudus. Membantu para hamba Tuhan dalam kebutuhan hidup mereka, terutama yang sedang kekurangan berarti turut serta menunjang pekerjaan Tuhan. Sikap dan tindakan kasih itu pasti sangat diperhatikan oleh Tuhan sebab mengandung nilai sebagai persembahan kepada Tuhan sendiri (Mat. 25:40).

Balaslah kejahatan dengan kebaikan. Lakukan kebaikan, utamakan hidup damai dan berilah tempat kepada murka Allah. Dengan hati lembut, kita bawa permasalahan dalam doa kepada Tuhan. Biar Tuhan yang akan mengadili dengan kebijaksanaan-Nya yang dalam itu. Bila musuh yang lapar kita beri makan, dan yang haus kita beri minum, mereka akan takjub diperhadapkan dengan sifat-sifat Allah sendiri.

Doa: Tuhan, tolonglah, kasihku masih sangat kecil, jauh dari cukup.

(0.43) (2Kor 1:3) (sh: Ucapan syukur. (Senin, 31 Agustus 1998))
Ucapan syukur.

Setiap kali kita membaca tulisan Paulus, pasti hati kita pun akan tersentuh. Ucapan syukurnya bukan berdasarkan fasilitas yang dimilikinya. Tetapi atas kasih karunia Tuhan Yesus Kristus (ayat 3). Paulus mampu menjalani segala penderitaan (ayat 4). Di dalam belas kasih Allah, Paulus telah menemukan rahasia pelayanan berkemenangan. Allah sendiri menjadi sumber penghiburannya. Di dalam kuasa kemuliaan Allah itulah, penderitaan tidak berakibat buruk melainkan mampu membuat Paulus malah berdampak positif, menghibur jemaat Tuhan. Bukankah dampak anugerah sedemikian membuat dunia takjub akan Injil Kristus?

Mukjizat dalam penderitaan. Biasanya kita mengartikan dan mengharapkan mukjizat dalam arti berubahnya kondisi tidak baik menjadi baik. Misalnya, penyakit hilang, orang menjadi sembuh. Masalah disingkirkan, orang percaya luput dari persoalan. Mukjizat yang Paulus alami adalah mukjizat besar menurut prinsip yang Tuhan Yesus sendiri alami. Penderitaan tetap harus dipikul, masalah tetap harus dihadapi, aniaya tetap harus dirasakan menghantam tubuh dan jiwa Paulus, namun demikian kekuatan anugerah Allah bekerja dengan diam di dalam dirinya menghasilkan kesabaran, ketahanan, kesukaan, kesaksian hidup. Begitukah sikap kita menghadapi berbagai penderitaan yang kini mengancam?

Doa: Tuhan, ajar kami untuk mensyukuri rencana-Mu. Amin.

(0.38) (Mat 12:22) (sh: Yesus melucuti kebobrokan sang penjebak (Jumat, 2 Februari 2001))
Yesus melucuti kebobrokan sang penjebak

Mukjizat penyembuhan orang buta dan bisu yang kerasukan setan mengundang dua macam respons dari dua golongan yang berbeda. Pertama, respons takjub dari orang banyak yang menyaksikan bagaimana Yesus menyembuhkan orang tersebut, sehingga muncul pernyataan bahwa sepertinya Yesus adalah Anak Daud. Pernyataan ini mengandung makna bahwa Yesus sepertinya adalah Mesias yang dinantikan. Sebaliknya respons kedua datang dari orang Farisi. Mereka mengatakan bahwa Yesus mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan. Orang Farisi yang seharusnya lebih tahu bahwa setan hanya dapat diusir dalam nama Tuhan, justru tidak melihatnya seperti orang banyak.

Yesus tahu apa yang dipikirkan orang Farisi dan segera memberikan jawaban melalui beberapa ilustrasi yang logis untuk menyatakan siapa Diri- Nya dan siapa orang Farisi. (ayat 1) Ia memakai ilustrasi tentang kerajaan, kota, dan rumah tangga yang terpecah-pecah pasti akan hancur (ayat 25- 27). Demikian pula bila mereka mengatakan bahwa Ia mengusir setan dengan kuasa setan pula, berarti kerajaan setan terpecah-pecah dan akan hancur. Kemudian Yesus menanyakan apakah mereka juga ingin mengatakan bahwa pengikut mereka juga mengusir setan dengan kuasa setan? Pasti mereka akan menjawabnya tidak. Dengan demikian hanya tinggal satu kemungkinan, yakni kuasa Roh Allah, karena hanya ada dua kerajaan yakni kerajaan setan dan Kerajaan Allah. (ayat 2) Ilustrasi kedua artinya Yesus lebih berkuasa dari setan, karena Ia sanggup mengalahkannya, sekuat apa pun kuasa setan (ayat 29). Dan (ayat 3), ilustrasi pohon dan buahnya menggambarkan bagaimana perkataan dan perbuatan orang Farisi telah menyatakan siapa diri mereka sesungguhnya, yang mulut dan hatinya jahat. Pada awalnya orang Farisi berada di atas angin untuk menjatuhkan nama Yesus, namun tidak berhasil, justru sebaliknya kebobrokan mereka dilucuti oleh Yesus.

Menyaksikan keajaiban dan keagungan perbuatan Yesus dapat menghantar seseorang kepada dua respons: pertama, menolak dan salah tafsir; kedua, semakin mengenal Yesus dan mengalami persekutuan yang indah dengan Dia.

Renungkan: Ketika seseorang mencobai-Nya, justru kebobrokan dirinya sendiri yang akan ditelanjangi.

(0.38) (Mat 13:53) (sh: Penolakan (Jumat, 4 Februari 2005))
Penolakan

Nubuat Yesaya yang dikutip Yesus (Mat. 13:14-15) kini digenapi secara ironis dalam penolakan terhadap Yesus di Nazaret. Meski Kapernaum pusat pelayanan-Nya, Yesus tetap menganggap Nazaret kota asal-Nya. Yesus masuk ke kota asal-Nya. Awalnya Ia disambut hangat, bahkan diundang berkhotbah di sinagoge di tempat asal-Nya. Jemaat yang mendengar khotbah Yesus bahkan sangat takjub oleh perkataan-Nya. Khotbah Yesus disebut sebagai sangat berhikmat (ayat 54). Jikalau khotbah Yesus begitu memukau mengapa mereka menolak Yesus?

Penduduk Nazaret mengenal keluarga Yesus. Mereka mengenal Yusuf, ayah-Nya seorang tukang kayu (ayat 54-56). Ibu Yesus mereka kenal, bahkan adik-adik Yesus semuanya mereka kenal. Keluarga Yesus mereka kenal secara baik dan intim. Karena latar belakang keluarga Yesus yang bersahaja dan bukan dari keturunan rohaniwan zaman itu, sulit bagi mereka memahami asal usul ajaran Yesus. Mereka berpendapat bahwa orang biasa tidak mungkin mampu berkhotbah dengan hikmat sedemikian. Ajaran yang demikian berhikmat pastilah berasal dari Allah. Mengakui Yesus sebagai nabi saja sulit apalagi menerima-Nya sebagai Anak Allah.

Sikap penolakan penduduk Nazaret terhadap Yesus terutama bukan dalam bentuk menolak Yesus secara fisik, tetapi menolak untuk percaya pada Yesus. Faktor yang membuat mereka sulit menerima diri dan pelayanan Yesus adalah bahwa Allah menyatakan kemuliaan-Nya di dalam kesahajaan manusia Yesus. Yesus tidak datang dengan kekuatan militer untuk menggempur musuh-musuh-Nya. Faktor ini juga yang menjadi batu sandungan dari zaman ke zaman, yaitu bahwa kuasa keselamatan Allah datang melalui kematian Yesus di salib. Bagi dunia kayu salib merupakan lambang kekalahan.

Camkan: Bersiaplah menerima respons negatif orang tatkala Anda menyaksikan bahwa Yesus yang tersalib adalah jalan keselamatan dari Allah untuk manusia.

(0.38) (Mat 22:34) (sh: Ketika Tuhannya Daud berbicara (Kamis, 3 Maret 2005))
Ketika Tuhannya Daud berbicara


Semakin kita menelusuri kisah-kisah Yesus, semakin kita takjub terhadap-Nya. Orang Farisi tampil lagi untuk mencoba mengukur ortodoksi iman Yesus. Lagi-lagi jawaban Yesus semakin membuat diri Yesus cemerlang di hadapan mereka dan orang banyak.

Tentang hukum terbesar dalam Taurat Yesus merangkumkan Sepuluh Perintah Allah ke dalam dua hukum kasih, mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama (ayat 37-40; Ul. 6:5; Im. 19:18). Ajaran Yesus selaras dengan Perjanjian Lama. Jawaban Yesus sebenarnya tidak hanya memaparkan kebenaran, tetapi juga menelanjangi kejahatan mereka. Apabila Yesus Putra Allah, mereka sudah melanggar hukum pertama sebab mereka tidak mengasihi, tetapi mencobai Yesus. Apabila Yesus hanya manusia biasa, mereka sudah melanggar hukum kedua sebab tujuan mereka bertanya adalah untuk menjatuhkan.

Kini Yesus mengambil prakarsa membalikkan posisi dan status-Nya. Dari ditanya dan mempertahankan diri, kini Ia berbalik menanya dan mendesak mereka (ayat 42). Pertanyaan-Nya sederhana, yaitu siapa Mesias menurut mereka. Jawab menurut iman ortodoks dan tradisi Farisi, Mesias adalah anak Daud. Muatan di dalamnya bernuansa politis. Lalu Yesus makin menyudutkan mereka. Bagaimana mungkin Daud memanggil Mesias sebagai Tuan jika Mesias hanya anaknya, manusia biasa! Artinya, pengharapan mereka tentang siapa dan apa karya Mesias salah, jika hanya di sekitar konsep manusia belaka. Mesias dan karyanya pastilah ilahi sebab Daud menuankan Mesias jauh di atasnya (ayat 45).

Jangan kita ulangi kesalahan Farisi itu, iman ortodoks dan doktrin tanpa tunduk pada Tuhan tidaklah cukup. Bila iman hanya sebatas persetujuan akali, rohani kita menjadi dangkal dan buta.

Renungkan: Mengasihi Tuhan dan sesama, mempertuhankan Yesus dalam hidup bukan soal teori tetapi soal gerak-gerik dan kelakuan sehari-hari.

(0.38) (Mrk 4:35) (sh: Anda mengenal Kristus? (Selasa, 4 Maret 2003))
Anda mengenal Kristus?

Bagi beberapa orang murid yang berprofesi    sebagai nelayan, menghadapi topan adalah hal biasa. Tetapi kali ini mereka berhadapan dengan topan yang teramat    dahsyat. Mereka dicekam rasa takut. Saat itu Yesus ada bersama    sama dengan mereka di dalam perahu. Apakah Yesus memahami    ketakutan mereka dan tidak peduli ? Masalahnya bukan Yesus tidak    peduli, tetapi karena para murid tidak menyadari bahwa Yesus    bersama mereka.

Dalam persahabatan atau dalam hubungan keluarga, orang selalu    mengalami proses pertumbuhan pengenalan. Demikian juga halnya    dalam hubungan para murid dengan Yesus, pun kita dengan Yesus.    Meski sudah cukup lama mereka mengikut Yesus, ternyata mereka    belum mengenal siapa Yesus yang sesungguhnya. Baru setelah Yesus    bertindak mereka berseru takjub (ayat 41).

Pertumbuhan rohani dan pengenalan kita akan Yesus memang tidak jadi    dengan sekejap mata. Ketika Tuhan seolah surut tak terlibat,    kita diuji untuk menghayati nyata bahwa sesungguhnya Dia peduli    dan terlibat penuh. Seandainya Tuhan tidak tidur, tetapi    langsung bertindak menolong setiap masalah yang dialami para    pengikut-Nya, apa dampaknya pada pembentukan iman mereka? Jika    Dia surut sesaat, di saat itulah kita memiliki dua kesempatan:    [1] kesempatan untuk menyadari pentingnya Dia bagi kita, [2]    kesempatan bagi kita untuk mengungkapkan ketergantungan kita    kepada-Nya.

Untuk mewujudkan kesempatan tersebut ada anugerah Tuhan yang akan    membimbing kita melangkahi tahap-tahap pengenalan kita akan    Tuhan, dan tersedianya berbagai alat pembentukan Tuhan bagi kita    yang harus siap kita terima dan responi. Inilah saat bagi kita    untuk bertumbuh dalam iman!

Renungkan:    Dia yang berkuasa atas angin dan laut adalah Yesus yang sama,    yang mau dan bersedia menolong kita.

(0.38) (Luk 5:17) (sh: Tuhan Yesus tahu isi hati kita (Senin, 12 Januari 2004))
Tuhan Yesus tahu isi hati kita

Seorang selebriti yang sedang ngetop ditanyai wartawan tentang bagaimana perasaannya menjadi sorotan publik. Selebriti itu mengatakan bahwa dia harus semakin mawas diri, karena sadar bahwa banyak orang tidak menyukai kesuksesannya. Nampaknya, artis ini tahu isi hati sesama selebriti, karena mungkin saja ia pun akan bersikap serupa terhadap orang lain yang lebih sukses daripada dirinya.

Bacaan kita hari ini memperlihatkan Yesus yang oleh kuasa Allah tidak hanya dapat melakukan mukjizat kesembuhan kepada orang-orang yang sakit tetapi juga berkuasa untuk mengetahui isi hati orang-orang yang dengki dan iri kepada-Nya (ayat 22). Yesus mengetahui hal tersebut bukan karena Ia tidak beda dengan mereka yang mendengkinya. Tuhan Yesus mengetahui dan menyadari bahwa kedengkian dan iri hati para ahli Taurat dan orang Farisi kepada-Nya disebabkan oleh kebebalan hati mereka sendiri. Hati mereka bebal oleh karena tidak dapat melihat kuasa Allah yang sedang bekerja (ayat 21).

Untuk membuktikan bahwa diri-Nya memiliki kuasa ilahi bahkan kuasa untuk mengampuni, Yesus menyembuhkan orang lumpuh itu. Dengan bukti itu, seharusnya para ahli Taurat dan orang Farisi segera sadar dan bertobat. Lukas tidak mencatat apa reaksi mereka. Namun, Lukas mencatat bahwa semua orang (yang menyaksikan penyembuhan itu) takjub, lalu memuliakan Allah, dan mereka sangat takut. Mereka ini adalah orang-orang yang menyadari kuasa Allah dalam diri Yesus (ayat 26). Yesus bisa melihat isi hati mereka; Yesus tahu isi hati mereka itu tulus atau tidak.

Renungkan: Tuhan Yesus tahu isi hati kita, tulus dan percaya atau bebal dan penuh kedengkian. Oleh karena Dia Allah yang berkuasa, tidak seorang pun yang dapat menutupi isi hatinya dari pengetahuan-Nya. Apakah Anda masih menyimpan dosa atau kedengkian dalam hatimu?

(0.38) (Luk 9:37) (sh: Yesus turun tangan (Selasa, 3 Februari 2004))
Yesus turun tangan

Seorang pelukis berkebangsaan Italia pernah menghasilkan suatu karya seni yang luar biasa indah. Rafael, nama pelukis itu, menuangkan peristiwa pemuliaan di atas gunung sekaligus dengan tindakan Yesus menyembuhkan seorang anak yang kerasukan roh jahat. Lukisan itu dibagi dalam tiga bagian. Bagian paling atas adalah bagian yang penuh dengan cahaya (ayat 29-31). Bagian tengah menampilkan keadaan tiga orang murid yang sedang tidur (ayat 32). Bagian paling bawah diberi warna agak gelap. Dalam bagian yang gelap itu ada seorang ayah dan anaknya yang sedang sakit (ayat 38) dan murid-murid lainnya bersama dengan orang banyak. Banyak yang menilai bahwa lukisan ini dibuat sesuai dengan maksud Lukas.

Lukisan ini memaparkan tentang suatu keadaan yang berbeda antara dunia ilahi, dunia penuh kemuliaan yang dialami Kristus di atas gunung, dengan dunia manusia. Teguran keras Yesus sebenarnya merupakan cetusan hati yang merasa bahwa diri-Nya seorang diri menghadapi kesengsaraan dan keputusasaan, ketakutan dan kebingungan, ketidakkuasaan dan ketidakpercayaan dunia manusia. Tidak ada seorang murid pun yang turut merasakan beban penderitaan yang harus ditanggung-Nya.

Namun, kita menarik pelajaran penting dari sikap Yesus, yaitu bahwa keadaan tersebut tidak lantas menumpulkan kepekaan hati-Nya terhadap penderitaan orang lain. Ia peka terhadap kebutuhan seorang ayah yang menginginkan kesembuhan anak tunggalnya. Dalam “kesendirian” Yesus menyembuhkan anak yang kemasukan roh jahat dengan perkataan-Nya yang penuh dengan kekuatan yang dikaruniakan Allah kepada-Nya. Semua yang menyaksikan karya agung Allah itu serentak memuji kebesaran Allah.

Renungkan: Peringatan buat kita, apakah rasa kagum dan takjub pada kuasa Allah baru timbul setelah kita menyaksikan kuasa-Nya dengan mata kepala sendiri?

(0.38) (Yoh 9:1) (sh: Yesus menjawab masalah penderitaan (Minggu, 20 Januari 2002))
Yesus menjawab masalah penderitaan

Tuhan Yesus dan murid-murid melihat orang buta sejak lahirnya. Masyarakat melihat bahwa orang ini menjadi buta karena dosa (ayat 2-4). Masyarakat menganggap bahwa penderitaan adalah akibat dosa. Ini bisa benar. Namun, penderitaan dapat juga tidak ada hubungannya dengan dosa. Kedua hal ini merupakan ajaran Kitab Suci.

Tuhan Yesus melihat penderitaan yang dialami oleh orang buta ini bukanlah disebabkan oleh dosa. Tuhan Yesus melihat rencana yang lebih besar. Penderitaan orang buta sejak lahir akan menjadi sarana untuk menyatakan pekerjaan Allah (ayat 3). Maka, Yesus meludah ke tanah, dan adukan tanah bercampur ludah disapukan pada mata orang buta (ayat 6). Lalu Tuhan Yesus memerintahkan orang buta ini pergi ke kolam Siloam untuk membersihkannya (ayat 7). Jelas bukan air kolam Siloam yang mencelikkan mata orang buta ini, melainkan perkataan Tuhan Yesus. Ini menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah.

Ketika matanya dicelikkan, orang buta ini segera pulang ke rumahnya (ayat 7). Kelihatannya ia lupa mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yesus yang telah menyembuhkannya. Mungkin ia terlalu takjub melihat bentuk orang, matahari, rumah, dsb. yang belum pernah dilihatnya. Ketika tiba di rumahnya, tetangga-tetangganya bukannya memberinya suatu pesta ucapan syukur, malah meragukannya (ayat 8-9). Bahkan mereka membawanya ke hadapan para pemimpin agama karena peristiwa celik matanya terjadi pada hari Sabat (ayat 13,14).

Renungkan: Yesus menghentikan rantai masalah penderitaan dengan memasukkannya ke dalam konteks rencana Allah yang agung. Namun, mengalami pekerjaan Allah tidak secara otomatis membawa orang kepada iman dalam Yesus. Tetapi, iman kepada Yesus akan membawa orang untuk mengalami pekerjaan Allah.

(0.38) (Kis 3:1) (sh: Pemberian terbaik (Kamis, 12 Juni 2003))
Pemberian terbaik

Apa hal terbaik yang pernah Anda berikan kepada orang-orang yang Anda kasihi? Orang paling malang di dunia adalah orang yang menjawab pertanyaan ini dengan serangkaian daftar benda-benda. Padahal, hal-hal yang berkesan biasa justru adalah yang paling berharga, misal teguran penuh kasih, kasih sayang dalam berbagai ekspresinya, dll.

Si orang lumpuh mendapatkan suatu pemberian yang lebih dari yang ia harapkan. Bukan uang sedekah dari Petrus dan Yohanes, tetapi kesembuhan dari kelumpuhannya dalam kuasa Yesus Kristus, dan yang terpenting kesempatan untuk mendengar berita Injil serta memuliakan Allah. Kisah penyembuhan dirinya menjadi satu batu loncatan bagi rangkaian peristiwa berikutnya: pemberitaan Injil dan pertambahan jumlah orang percaya, penghambatan dan peneguhan yang menguatkan dari Allah (Kis. 3:1-4:31). Menjadi bagian dari rangkaian peristiwa ini jelas lebih berharga daripada mendapatkan nafkah sehari.

Beberapa hal yang dilakukan oleh si orang lumpuh patut kita jadikan teladan. Pertama, hal pertama yang ia lakukan adalah memuji-muji Allah bahkan dalam cara yang sangat ekspresif, karena kesembuhan yang ia alami (ayat 8). Kedua, ucapan syukur dan luapan kegembiraan yang diekspresikannya itu dilakukannya di depan banyak orang. Hal ini adalah sesuatu yang positif karena sangat banyak orang menyaksikan ini dan menjadi takjub karenanya (ayat 9-10). Semua ini layak kita teladani, karena kita telah menerima dari Allah sesuatu yang lebih besar, lebih indah, dan lebih membahayakan dari yang dapat kita bayangkan sebelumnya: keselamatan di dalam Anak-Nya Tuhan Yesus Kristus.

Renungkan: Keselamatan dan panggilan pelayanan kita adalah pemberian Allah paling berharga yang tidak pernah kita harapkan sebelumnya. Nyatakan syukur Anda melalui tindakan selalu bersaksi dan bersaksi.



TIP #18: Centang "Hanya dalam TB" pada Pencarian Universal untuk pencarian teks alkitab hanya dalam versi TB [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA