Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 15 dari 15 ayat untuk tanahnya [Pencarian Tepat] (0.000 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (2Raj 5:17) (bis: membawa pulang tanah)

membawa pulang tanah: Pada waktu itu orang percaya bahwa dewa atau ilah hanya mau disembah pada tanahnya sendiri.

(0.71) (Mzm 78:54) (jerusalem: ke tanahNya yang kudus) Negeri Kanaan adalah kudus oleh karena menjadi milik Allah yang khas, sebab tempat tinggalnya ada di gunung Sion, bdk Maz 2:6+.
(0.57) (Kej 23:1) (jerusalem) Ceritera mengenai makam para bapa bangsa ini dikatakan berasal dari tradisi Para Imam, tetapi memanfaatkan sebuah dokumen yang lebih tua usianya. Janji Allah bahwa keturunan Abraham akan diberi tanahnya, Kej 12:7; 13:15; 15:7, mulai terlaksana. Dengan memperoleh tanah penguburan Abraham mendapat hak milik dan hal kewarganegaraan di negeri Kanaan.
(0.57) (Mzm 10:16) (jerusalem: Bangsa-bangsa) Ialah bangsa-bangsa bukan Israel yang fasik dan menindas umat Allah
(0.43) (Kej 19:25) (jerusalem: di tanah) Berdasarkan nas ini dapat disimpulkan bahwa malapetaka yang disebut tadi (tanah longsor yang disertai keluarnya gas bumi?) terjadi di daerah di sebelah selatan laut Asin. Mengapa tumbung tanah yang terdapat di bagian selatan Laut Asin, ditinjau dari segi geologi, masih agak baru. Sampai di zaman modern daerah itu kurang mantap dan stabil tanahnya. Kecuali Sodom dan Gomora (Ams 4:11; Yes 1:9,10) Kitab Suci menyebutkan juga dua kota terkutuk lain, yaitu Adma dan Zeboim, Kej 14:8; Ula 29:23; Hos 11:8.
(0.43) (Pkh 5:9) (jerusalem: Suatu keuntungan...) Secara harafiah naskah Ibrani dapat diterjemahkan begini: Tetapi untung dari sebuah negeri (tanah) bagi (dalam) semuanya: raja dilayani wilayah. Maksud pepatah ini tidak jelas dan banyaklah tafsiran yang diberikan. Tafsiran yang dianut terjemahan Indonesia ini mungkin juga. Menurut tafsiran itu maka ayat ini membicarakan ketidakadilan yang dilakukan alat negara, Pengk 3:7, tetapi masih ada keuntungan sejauh alat negara yang korup mempertahankan tata tertib dalam masyarakat. Menurut tafsiran (dan terjemahan) lain ayat ini mengatakan bahwa perolehan orang miskin dari tanahnya dirampas orang dengan pura-pura taat kepada atasan. Tetapi ketidakadilan itu akhirnya bahkan merugikan para pembesar (raja)
(0.36) (2Raj 25:21) (full: YEHUDA DIANGKUT KE DALAM PEMBUANGAN DARI TANAHNYA. )

Nas : 2Raj 25:21

Ketika Yehuda dibawa sebagai tawanan, berakhirlah kerajaan politik duniawi Daud. Akan tetapi, sekalipun bangsa itu binasa, janji mengenai keturunan Daud tetap ada (lih. 2Sam 7:14-16;

lihat art. PERJANJIAN ALLAH DENGAN DAUD).

Allah melanjutkan persiapan-Nya bagi kedatangan Putra Daud, Kristus, yang kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan (Luk 1:33). Melalui keturunan Daud, yaitu Mesias, Allah akhirnya membentuk "bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri" (1Pet 2:9).

(0.29) (2Raj 14:26) (full: BETAPA PAHITNYA KESENGSARAAN ORANG ISRAEL ITU. )

Nas : 2Raj 14:26

Karena belas kasihan akan umat itu, Allah memakai Yerobeam untuk menolong Israel (ayat 2Raj 14:26-27).

  1. 1) Akan tetapi, kebaikan Allah ini tidak membawa pertobatan. Masa kemakmuran Israel juga menjadi masa korupsi rohani, moral, dan sosial. Baik Amos maupun Hosea

    (lihat cat. --> 2Raj 14:25)

    [atau ref. 2Raj 14:25]

    berbicara tentang umat yang sudah sangat rusak akhlaknya. Kemewahan, pesta pora, kebejatan, ketidakadilan, kekerasan, dan bermacam-macam penipuan menjadi cara hidup yang normal (Am 2:6-8; 3:9; 5:11-13; Am 6:4-7). Mengenai periode dalam sejarah Israel ini Hosea menulis, "Tidak ada kesetiaan dan tidak ada kasih, dan tidak ada pengenalan akan Allah di negeri ini. Hanya mengutuk, berbohong, membunuh, mencuri, berzinah, melakukan kekerasan, dan penumpahan darah menyusul penumpahan darah" (Hos 4:1-2).
  2. 2) Masa ini merupakan masa yang sangat mendukakan hati Allah dan para nabi-Nya (Hos 1:1-2; 3:1-5; 11:1-12:1). Para nabi berbicara, tetapi Israel tidak mau mendengar. Karena itu, Tuhan menyebabkan orang Israel "diangkut dari tanahnya ke Asyur ke dalam pembuangan" (2Raj 17:23).
(0.25) (Kej 21:22) (sh: Menjadi berkat bagi orang lain (Selasa, 11 Mei 2004))
Menjadi berkat bagi orang lain

Perjumpaan orang lain dengan kita, seharusnya menjadi perjumpaannya dengan Yesus yang kita sembah, dan akhirnya ia diberkati! Namun yang sering terjadi, perjumpaan orang lain dengan kita justru menjadi batu sandungan baginya untuk berjumpa dengan Yesus!

Perjumpaan Abimelekh dengan Abraham (betapapun Abraham tidak bijaksana pada waktu itu) pada perikop terdahulu, menyebabkan Abimelekh bertemu dengan Allah. Kini perjumpaan itu dilanjutkan dengan ikatan perjanjian di antara mereka. Hal itu diadakan untuk memastikan masing-masing pihak saling peduli dan saling mengindahkan satu sama lainnya.

Di satu sisi perjanjian itu meredam kemungkinan pertikaian, perebutan tempat, dll. Hal itu ditegaskan misalnya dengan masing-masing memberikan tanda ikatan. Abimelekh telah memberikan tanahnya untuk ditinggali Abraham sebagai orang asing, sebagai gantinya Abraham memberikan domba dan lembunya kepada Abimelekh (ayat 27). Perdebatan mengenai sumur juga diselesaikan dengan persembahan tujuh anak domba betina langsung kepada ta-ngan Abimelekh dari tangan Abraham (ayat 28-30).

Di sisi lain, persahabatan yang diikat melalui perjanjian itu akan berdampak positif bagi Abimelekh, karena ia dapat belajar banyak dari kehidupan dan ibadah Abraham. Pertanyaannya, apakah kehidupan dan ibadah Abraham bisa diteladani Abimelekh dan membuatnya semakin mengenal Allah? Hanya oleh anugerah Abraham bisa menjadi berkat. Demikian pun, anugerah-Nya saja menentukan apakah Abimelekh akhirnya mengenal Allah.

Pertanyaan sekarang ditujukan kepada Anda! Dapatkah orang lain yang dekat dengan Anda melihat buah-buah iman sejati sehingga mereka menjadi orang yang diberkati Allah melalui diri Anda?

Doa: Tuhan, mohon tunjukkan hal-hal dalam diriku yang harus kutinggalkan, atau yang harus kuubah supaya aku tidak menjadi batu sandungan buat orang lain.

(0.25) (Ul 4:25) (sh: Mengambil jarak (Selasa, 29 April 2003))
Mengambil jarak

Musa kini memperingatkan agar orang-orang Israel tidak lupa diri ketika mereka sudah enak tinggal di Tanah Kanaan. Karena kecenderungan Israel yang sering memberontak, Musa memperingatkan dengan keras agar mereka taat kepada Tuhan untuk tidak membuat patung dan menyembahnya, meskipun demi nama Yahweh. Langit dan bumi dipanggil menjadi saksi sebagai suatu pengesahan perjanjian bahwa bangsa Israel akan dihukum. Mereka di sini dikatakan akan disapu habis, tetapi ini adalah sebuah gaya bahasa yang keras -- dalam ayat 27, kita melihat bahwa tidak semua dari mereka akan dibasmi Allah karena ketidaktaatan. Menyembah patung itu sendiri adalah sebuah hukuman. Bila Israel tidak mau menyembah Allah, mereka hanya akan dapat menyembah patung yang bisu dan tuli.

Kesia-siaan menyembah patung itu seyogyanyalah akan membuat Israel kembali kepada Tuhan. Allah yang dikatakan sebagai pencemburu dan tidak sabar (ayat 24) di sini disebutkan sebagai Allah yang penuh belas kasih. Dalam budaya Timur Dekat purba, jika seorang raja menganugerahkan tanah kepada seorang hamba dan keturunannya, tanah itu tidak akan beralih meskipun ada keturunan hamba itu yang berbuat salah. Hanya orang yang berbuat salah itu yang akan dihukum -- tanahnya tetap menjadi milik keturuan mereka. Ketika Allah berjanji kepada Abraham bahwa Ia akan memberikan tanah perjanjian kepada keturunannya, janji itu juga tak pernah dibatalkan (ayat 31), hanya mereka yang bersalah akan dihukum.

Allah adalah satu-satunya Allah yang layak untuk disembah. Allah adalah Allah yang begitu mengasihi bapa-bapa leluhur Israel. Ia sendiri (harfiah: dengan wajah-Nya) yang membebaskan mereka dari Mesir (ayat 38), tanpa memakai perantaraan malaikat.

Renungkan: Ambillah "jarak" dari situasi Anda agar Anda mengingat siapa diri Anda dan siapa Tuhan yang Anda sembah.

(0.25) (2Raj 2:19) (sh: Pelayanan Allah dalam pelayanan Elisa (Selasa, 16 Mei 2000))
Pelayanan Allah dalam pelayanan Elisa

Seringkali di kalangan aktivis gereja muncul pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut. Apa hakikat pelayanan Kristen? Atau berita apa yang seharusnya kita sampaikan melalui pelayanan Kristen? Dua pertanyaan itu sebetulnya mengarah kepada karakteristik pelayanan yang sejalan dengan pelayanan Allah. Melalui 2 mukjizat yang dilakukan dalam pelayanan pertamanya, Elisa memperlihatkan karakteristik pelayanan yang sesuai dengan-Nya.

Karakteristik pelayanan Elisa yang pertama tergambar jelas ketika ia menyehatkan air di Yerikho. Kota Yerikho memang sudah dibangun kembali oleh Ahab (1Raj. 16:34), namun tetap menjadi kota yang tidak produktif. Nampaknya kota ini masih terikat oleh hukuman yang pernah dijatuhkan Allah melalui Yosua (Yos. 6:26), sehingga penduduk dan tanahnya mengalami penderitaan. Mukjizat yang dilakukan Elisa membebaskan kota dan penduduk Yerikho dari penghukuman dan membawa mereka pada era yang baru. Dengan kata lain, karakteristik pertama pelayanan Elisa adalah menyatakan anugerah Allah kepada manusia yang membutuhkannya. Sedangkan karakteristik kedua pelayanan Elisa berbanding terbalik dengan yang pertama. Karakteristik kedua ini bersifat menyatakan penghukuman bagi mereka yang tidak hormat kepada Allah. Ini nampak dari peristiwa dimana Elisa mengutuk anak-anak yang mengolok-olok dirinya. Anak-anak ini tidak sekadar menghina Elisa namun sesungguhnya mereka telah menghina Allah yang diwakilinya di depan umum. Penghukuman ini merupakan peringatan kepada seluruh bangsa Israel yang tidak taat dan percaya kepada-Nya bahwa penghujatan terhadap nama Allah tidak bisa ditolerir.

Kedua karakteristik pelayanan Elisa merupakan satu koin dengan 2 sisi yang tidak dapat dipisahkan. Bukankah ini juga merupakan karakteristik pelayanan Allah. Di satu sisi Allah memberikan anugerah-Nya kepada umat-Nya, namun di sisi lain Allah juga menyatakan penghukuman kepada mereka yang menolak anugerah-Nya.

Renungkan: Demikian pula seharusnya Kristen di dalam setiap aktivitas pelayanannya. Apakah itu pelayanan diakonia, koinonia, maupun marturia, anugerah Allah yang membebaskan manusia dari hukuman kekal harus terus dikumandangkan dan penghukuman Allah kepada mereka yang menolak anugerah-Nya pun harus ditegaskan.

(0.25) (Hos 9:1) (sh: Akibat penghukuman (Kamis, 11 November 2004))
Akibat penghukuman

Di dalam anugerah Tuhan sebenarnya Israel bisa menikmati berkat-berkat Allah yaitu panen yang melimpah. Akan tetapi, ketika Israel berdosa, mereka harus dihukum. Salah satu bentuk penghukuman Allah itu adalah hilangnya kesejahteraan yang Israel alami sehingga akan mengalami kemelaratan dan kelaparan.

Ilustrasi panen yang gagal itu dipakai oleh Hosea untuk menggambarkan hukuman dosa pembuangan yang akan dialami Israel. Berada di tempat pembuangan menyebabkan semua jaminan pemeliharaan Tuhan dan berkat pun tak lagi diperoleh (ayat 1-3). Lenyaplah segala sukacita penuaian itu. Semua itu disebabkan oleh karena Israel telah menajiskan tempat pengirikan gandum dan pemerasan anggur dengan persundalan (ayat 4-6). Dampaknya, Tuhan akan mengusir mereka dari tanah-Nya yang suci oleh karena kenajisan mereka. Tanpa Tuhan, Israel dinubuatkan akan berlari kepada Mesir dan Asyur yang selama ini diandalkan. Inilah hukuman yang dijatuhkan Allah kepada Israel sebagai balasan terhadap dosa mereka karena telah mempermainkan nabi Allah yang memberitakan kebenaran. Penolakan terhadap pemberitaan nabi itu sama dengan menghina Allah yang mengutus nabi itu (ayat 7-9).

Zaman ini sikap orang terhadap dosa semakin permisif, semakin longgar, semakin "boleh-boleh saja." Bahkan di antara orang Kristen pun sikap sedemikian semakin terjangkit luas. Firman ini memperingatkan kita dengan keras bahwa akan ada konsekuensi fatal dari dosa. Akibat buruk dosa bukan saja akan berlaku secara alami, tetapi Allah sendiri akan melawan, menghakimi, menghukum orang-orang yang berdosa. Untuk mencegah langkah kita dari mengikut bujuk rayu dosa ingatlah bahwa selangkah sesudah dosa adalah ratap tangis, aib, kehancuran, dan akhirnya kebinasaan. Insyaf dan hancur hatilah sebelum dihajar Allah, daripada menunggu sampai Allah menghajar.

Renungkan: Dua hal penting untuk mencegah kita kompromi dengan dosa. Pertama, sadari sedalam-dalamnya bahwa sukacita dan makna hidup sejati hanya ada dalam kesucian. Kedua, bayangkan akibat-akibat total dosa!

(0.25) (Mat 21:28) (sh: Menganggap diri 'benar' justru akan kehilangan kebenaran (Kamis, 1 Maret 2001))
Menganggap diri 'benar' justru akan kehilangan kebenaran

Seorang pengembara asing begitu yakin dengan pengamatannya sendiri yang dianggapnya paling benar, sehingga ia tidak lagi mempedulikan nasihat orang-orang yang mengatakan bahwa ada seekor singa yang telah menelan banyak korban dalam hutan tersebut. Betapa terkejutnya ketika ia benar-benar berhadapan dengan seekor singa, suatu kebenaran yang tidak pernah dianggapnya benar. Selama ini ia mengandalkan kebenarannya sendiri, sehingga ia tidak mempercayai kebenaran yang sesungguhnya benar.

Perumpamaan dua orang anak (28-32) menggambarkan perbedaan sikap anak sulung (orang Yahudi) dan anak bungsu (orang tersisih) dalam menyambut Yesus. Orang Yahudi menganggap bahwa ritual agama yang dipertahankan sudah cukup membawa mereka kepada kebenaran. Inilah kebenaran yang mereka pertahankan sehingga mereka tidak percaya dan tidak mau menyambut Sang Kebenaran, yakni Yesus Kristus. Berbeda dengan orang-orang yang tersisih di mata orang beragama, karena mereka menyadari ketidakbenaran diri dan akhirnya menyambut kebenaran itu. Sesungguhnya orang yang merasa diri benar justru kehilangan kebenaran sejati dan orang yang merasa salah akan bertemu Kristus karena menyesali dan menyatakan kebutuhannya akan kebenaran.

Perumpamaan kedua tentang sikap para penggarap terhadap para utusan tuan tanah (33-48) menunjukkan betapa tertutupnya mereka terhadap segala cara pendekatan yang diusahakan tuan tanah, sampai anak kandung tuan tanahnya pun menjadi korban pembunuhan. Semua cara tidak dapat menembus kekerasan dan kebebalan hati mereka terhadap kebenaran. Mereka menganggap apa yang mereka lakukan adalah benar dan tidak perlu menanggapi pendekatan tuan tanah. Pilihan mereka menolak kebenaran berakibat fatal (43). Di akhir bacaan, kita melihat betapa ironisnya ketika para pemuka agama yang mengerti perumpamaan ini, namun mereka tetap pada kebenaran sendiri dan berusaha membungkam kebenaran (45-46).

Renungkan: Kebenaran yang terus diperdengarkan akan singgah dan menetap di hati yang penuh penyesalan dosa dan mau menyatakan kerinduan hadirnya Sang Kebenaran dalam hidupnya. Sudah saatnya menganggap sampah kebenaran diri yang berakibat hancur dan binasa.

(0.21) (2Taw 6:3) (sh: Janji yang istimewa (Senin, 13 Mei 2002))
Janji yang istimewa

Allah telah hadir di dalam bait-Nya yang kudus di dalam awan kemuliaan. Dalam bagian ini, Salomo berbicara kepada seluruh jemaah Israel yang berkumpul di kompleks bait Allah. Kemudian setelah memberkati mereka, ia berbicara (ayat 4-11). Isi perkataan Salomo dapat dibagi ke dalam 3 bagian.

Pertama, pujian karena tergenapinya janji Allah bagi Daud (ayat 4-6). Fokus dari bagian pujian ini adalah bahwa Allah menggenapi yang Ia janjikan kepada Daud. Penulis Tawarikh sekali lagi mengaitkan Daud dan Salomo secara erat. Salomo tidak bertindak atas inisiatif sendiri, tetapi mewujudkan janji Allah kepada Daud. Salomo juga digambarkan sebagai raja yang sangat mengerti karya Allah di dalam pembangunan bait Allah. Meskipun ia yang berupaya keras untuk menyelesaikan bait Allah, ia mengakui bahwa Allah terlibat secara penuh melalui janji dan tindakan tangan-Nya (ayat 4). Bait Allah itu dimaksudkan menjadi tempat kediaman nama Allah (ayat 5-6). Nama menunjukkan kehadiran Allah di tengah umat-Nya.

Kedua, penjelasan tentang peranan Salomo (ayat 7-9). Salomo berhenti sejenak dari pujiannya dan menjelaskan mengapa bukan Daud sendiri yang membangun bait Allah. Komunitas pascapembuangan mungkin mengira bahwa bait Allah adalah proyek Daud yang gagal dilakukan. Salomo menjelaskan bahwa Allah memandang maksud Daud baik untuk mendirikan bait Allah. Namun demikian, Daud adalah raja yang berperang, sedangkan bait Allah akan dibangun ketika Israel telah mendapatkan tanahnya dengan damai. Tiga tema dalam bagian pertama muncul lagi: kaitan erat antara Daud dan Salomo, keterlibatan Allah dalam menentukan siapa yang membangun bait-Nya, dan tentang nama-Nya.

Ketiga, pujian karena janji Allah kepada Daud dipelihara (ayat 10-11). Salomo kembali pada pujiannya. Di sini muncul lagi 3 tema di atas. Salomo menyebut Daud sebagai bapanya, dan ia penerus takhta ayahnya. Juga, persetujuan Allah atas pekerjaan Salomo menunjukkan campur tangan Ilahi. Terakhir, nama Allah kembali dimunculkan.

Renungkan: Janji Allah teguh selamanya. Ia campur tangan dalam kehidupan kita dan hadir dalam kasih-Nya di tengah umat-Nya.

(0.21) (Yeh 47:13) (sh: Perbatasan baru bagi tanah Israel (Senin, 3 Desember 2001))
Perbatasan baru bagi tanah Israel

Pasal 47:13-48:29 merupakan penjabaran rinci dari instruksi dalam pasal 45:1-8. Bagi umat Israel, tanah selalu dikaitkan dengan perjanjian (covenant) antara Allah dengan Abraham (ayat 14; Kej. 12:1). Tanah negeri perjanjian adalah pemberian Allah (Ul. 5:31). Dialah pemilik sesungguhnya tanah itu (Im. 25:23). Dalam sejarah Israel, tanah bertindak selaku barometer bagi hubungan umat itu dengan Allah; kondisi tanah mencerminkan berkat bagi ketaatan dan kutuk bagi ketidaktaatan (Ul. 11:8-28).

Tanah itu harus dibagi di antara kedua belas suku Israel (ayat 13, 21). Mungkinkah ini? Ratusan tahun sebelumnya, kerajaan Israel telah terbagi dua dan kini keduanya telah tercerai- berai dalam pembuangan (bdk. Yeh. 37:11). Namun, Yehezkiel seolah mendengarkan janji Allah, bahwa kutuk tersebut akan diangkat. Inilah puncak pemulihan Israel, kedua belas suku akan kembali ke negeri perjanjian, dan akan dipersatukan kembali sebagai bangsa. Shalom antara Allah, umat, dan tanahnya telah pulih sepenuhnya.

Batas luar seluruh negeri (ayat 15-20; bdk. Bil. 34:1-2) bukan berupa garis, melainkan daftar kota atau daerah yang terletak "paling luar". Perbatasan ini menggarisbawahi lagi pemulihan menyeluruh dari umat Allah. Tanah perjanjian akan kembali menjadi milik mereka lagi, sesuai janji Allah (ayat 28:25).

"Orang-orang asing" tidak dilupakan (ayat 21-25). Dianggap "kaum marginal" dalam masyarakat Israel, mereka sering ditindas dan diperlakukan semena-mena. Mereka tidak memiliki tanah, tetapi Taurat Musa melindungi mereka (Im. 19:33-34). Di dalam masyarakat Israel baru, orang asing yang tinggal dan menyembah Allah Israel ikut mendapatkan tanah sebagai milik pusaka (ayat 22). Dengan menerima tanah, bukan saja persamaan sosial mereka diakui, tetapi juga semua hak rohani mereka sebagai anggota umat Allah dijamin. Inilah perwujudan nyata nubuat nabi Yesaya, bahwa "keselamatan adalah bagi segala bangsa" (Yes. 56:3-8).

Renungkan: Yesus Kristus telah merobohkan semua tembok perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani, hamba atau orang merdeka, laki-laki atau perempuan. Doakanlah agar kesatuan ini terwujud dengan indah di dalam gereja Tuhan.

PA 4: Yehezkiel 47:1-12

Pengharapan yang dinyatakan Allah melalui Yehezkiel memang berbicara mengenai pembangunan kembali Bait Allah di Yerusalem. Namun demikian, pemulihan yang sejati juga seharusnya mencakup pemulihan seluruh kehidupan umat Allah di tanah mereka. Pentingnya Bait Allah sebagai pusat kerohanian bangsa Israel memang telah diketahui. Di dalam perikop ini, sekali lagi ditegaskan bagaimana Bait Allah akan memberikan faedah yang besar kepada tanah Israel dan mereka yang tinggal di sana. Gambaran yang diberikan merupakan suatu nubuat di masa yang akan datang, dan diluaskan kemudian oleh Yohanes dalam Wahyu 22:1-2. Pada akhir zaman, akan ada sungai anugerah yang mengalirkan air kehidupan!

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Siapakah "ia" di dalam ayat 1 (ayat 40:3-4)? Jelaskan sekali lagi rute aliran air dalam ayat 1-2 (catatan: "sebelah selatan" di ayat 2 berarti sebelah selatan pintu gerbang timur)! Apakah ada kaitan antara arah aliran keluar air dengan arah masuknya Yahweh ke bait-Nya yang kudus (ayat 43:1-5)? Jelaskan jawaban Anda bila dikaitkan dengan masalah sumber air tersebut!

2. Kesan apa yang ingin disampaikan "orang itu" kepada Yehezkiel dengan memintanya sampai 4 kali untuk masuk ke dalam air yang meninggi (ayat 3-5)? Bila melihat ayat 6b-12, apakah kira- kira jawaban Yehezkiel terhadap pertanyaan dalam ayat 6a? Mengapa demikian?

3. Ayat 6b-7 merupakan klimaks (bdk. ayat 12). Apa kaitan antara sungai, tanah, dan pohon?

4. Pengaruh apa yang diberikan air tersebut (ayat 8-9): [1] Terhadap Laut Mati dan [2] Terhadap makhluk-makhluk hidup (catatan: komposisi air Laut Mati mengandung 25% mineral yang mematikan)? Bagaimana dampak sungai tersebut kepada manusia (ayat 13)?

5. Berikan kesan Anda ketika membaca ayat 12! Kesimpulan apa yang Anda dapatkan bila mengaitkan sumber, proses mengalirnya, dan pengaruh air tersebut?

Terapkan kebenaran firman Allah ini ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia, serta ke dalam kehidupan rohani Anda secara kongkret!



TIP #14: Gunakan Boks Temuan untuk melakukan penyelidikan lebih jauh terhadap kata dan ayat yang Anda cari. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA