Kami menjadi cela bagi tetangga-tetangga kami, menjadi olok-olok dan cemooh bagi orang-orang sekeliling kami. ¹ 

Kami telah menjadi aib bagi sesama kami, ejekan dan celaan bagi orang-orang di sekeliling kami.

Bahwa kami telah menjadi suatu kecelaan kepada bangsa-bangsa yang duduk hampir dengan kami dan suatu sindiran dan kehinaan kepada orang yang mengelilingi kami.

Kami menjadi bahan ejekan bangsa-bangsa tetangga, mereka menertawakan dan mencemoohkan kami.

Kami telah menjadi aib bagi tetangga kami; celaan dan cemooh bagi mereka yang ada di sekeliling kami.

Kami telah menjadi bahan celaan bagi tetangga-tetangga kami, olok-olok dan cemoohan bagi orang-orang di sekeliling kami.

Kami telah menjadi bahan celaan negeri-negeri jiran, sasaran bagi cemuhan dan ejekan mereka yang di sekeliling kami.

Kami menjadi cela bagi tetangga-tetangga kami, menjadi olok-olok dan cemooh bagi orang-orang sekeliling kami. ¹ 

Kami menjadi cela ¹  bagi tetangga-tetangga kami, menjadi olok-olok ²  dan cemooh bagi orang-orang sekeliling kami.

Mzm 79:1-13 

Nas : Mazm 79:1-13

Di sini pemazmur menaikkan syafaat kepada Allah untuk mengampuni kemurtadan orang Israel (ayat Mazm 79:8-9) dan menghukum bangsa yang telah merusakkan Yerusalem dan Bait Allah (ayat Mazm 79:6-7; Yerusalem dibinasakan oleh tentara Babel pada tahun 586 SM). Ia mengakui bahwa bangsa-bangsa kafir itu menjadi alat murka Allah (ayat Mazm 79:5), namun apa yang telah mereka lakukan terhadap Israel dilaksanakan karena benci kepada Allah dan umat pilihan-Nya (ayat Mazm 79:1-7; bd. Yes 10:5-11; Yes 47:6-7). Pemazmur terdorong oleh perhatian akan kemuliaan Allah dan kemajuan nama-Nya di antara bangsa-bangsa yang tidak percaya (ayat Mazm 79:9-13).