Teks -- Roma 1:16 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Rm 1:16
Full Life: Rm 1:16 - MENYELAMATKAN.
Nas : Rom 1:16
Untuk pembahasan mengenai arti kata "keselamatan", bersama dua kata
lain yang dipakai Alkitab untuk keselamatan,
lihat ar...
Nas : Rom 1:16
Untuk pembahasan mengenai arti kata "keselamatan", bersama dua kata lain yang dipakai Alkitab untuk keselamatan,
lihat art. KATA-KATA ALKITABIAH UNTUK KESELAMATAN.
Jerusalem: Rm 1:16 - setiap orang yang percaya Kepercayaan adalah perbuatan yang dengan itu manusia menyerahkan dirinya kepada Allah, yang adalah kebenaran dan kebaikan, sebagai kepada sumber tungg...
Kepercayaan adalah perbuatan yang dengan itu manusia menyerahkan dirinya kepada Allah, yang adalah kebenaran dan kebaikan, sebagai kepada sumber tunggal keselamatan. Kepercayaan itu bersandar pada sifat Allah yang berkata benar dan pada kesetiaanNya akan janji-janjiNya (Rom 3:3 dst; 1Te 5:24; 2Ti 2:13; Ibr 10:23; 11:19) dan pada kuasa Allah yang mampu menepati janji-janjiNya (Rom 4:17-21; Ibr 11:19). Sesudah persiapan lama dalam Perjanjian Lama(Ibr 11) maka setelah Allah berfirman melalui AnakNya (Ibr 1:1) orang harus percaya kepada AnakNya itu (bdk Mat 8:10+; Yoh 3:11+) dan kepada pemberitaan (kerigma: Rom 10:8-17; 1Ko 1:21; 15:11,14; bdk Kis 2:22+) Injil (Rom 1:6; 1Kor 15:1-2; Fili 1:27; Efe 1:13) yang diwartakan oleh para rasul (Rom 1:5; 1Ko 3:5; bdk Yoh 17:20) dan yang isinya ialah: Allah telah membangkitkan Yesus dari alam maut dan menjadikanNya Kyrios (Tuhan: Rom 4:24 dst; Rom 10:9; Kis 17:31; 1Pe 1:21; bdk 1Ko 15:14,17) dan melalui Dia Allah menawarkan hidup kepada semua yang percaya kepadaNya (Rom 6:8-11; 2Ko 4:13 dst; Efe 1:19 dst; Kol 2:12; 1Te 4:14). Dengan demikian kepercayaan kepada (nama) Yesus (Rom 3:26; 10:13 bdk Yoh 1:12; Kis 3:16; 1Yo 3:23), kepada Kristus (Gal 2:16; bdk Kis 24:24; 1Yo 5:1), Tuhan (Rom 10:9; 1Ko 12:3; Fili 2:11; bdk Kis 16:31) dan Anak Allah (Gal 2:20; bdk Yoh 20:31; 1Yo 5:5; Kis 8:37; 9:20), menjadi syarat mutlak bagi keselamatan (Rom 10:9-13; 1Ko 1:21; Gal 3:22; bdk Yes 7:9; Kis 4:12; 16:31; Ibr 11:6; Yoh 3:15-18). Kepercayaan itu bukan hanya dengan akal menerima kebenaran, tetapi juga mengandalkan dan mentaati (Rom 1:5; 6:17; 10:16; 16:26; bdk Kis 6:7) kebenaran yang memberi hidup (2Te 2:12 dst) dan yang mengikut sertakan seluruh manusia dalam persatuan dengan Kristus (2Ko 13:5; Gal 2:6,20; Efe 3:17) serta memberi mereka Roh (Gal 3:2,5,14; bdk Yoh 7:38 dst; Kis 11:17) anak-anak Allah (Gal 3:26; bdk Yoh 1:12). Oleh karena hanya percaya kepada Allah, maka kepercayaan sejati tidak mengizinkan kepercayaan kepada dirinya (Rom 3:27; Efe 2:9) dan bertentangan dengan tata hukum Taurat (Rom 7:7+) yang dengan percuma saja (Rom 10:3; Fili 3:9)
Jerusalem: Rm 1:16 - mengejar suatu pembenaran yang berupa ganjaran pekerjaan-pekerjaan manusia (Rom 3:20,28; 9:31 dst; Gal 2:16; 3:11 dst); hanya kepercayaan memperoleh pembenaran...
suatu pembenaran yang berupa ganjaran pekerjaan-pekerjaan manusia (Rom 3:20,28; 9:31 dst; Gal 2:16; 3:11 dst); hanya kepercayaan memperoleh pembenaran sejati ialah Kebenaran Allah yang menyelamatkan (Rom 1:17+; Rom 3:21-26) yang oleh manusia diterima sebagai karunia belaka (Rom 3:24; 4:16; 5:17; Efe 2:8; bdk Kis 15:11). Dengan demikian maka kepercayaan itu berpautan dengan janji-janji yang dikaruniakan kepada Abraham (Rom 4; Gal 3:6-18) dan membuka keselamatan bagi semua orang, termasuk orang bukan Yahudi (Rom 1:5,16; 3:29 dst; Rom 9:30; 10:11 dst Rom 16:26; Gal 3:8). Kepercayaan itu disertai baptisan (Rom 6:4+) dan terungkap dalam suatu pengakuan iman di depan umum (Rom 10:10; 1Ti 6:12), sementara diramalkan dalam kasih (Gal 5:6; bdk Yak 2:14+). Kepercayaan yang masih terselubung (2Ko 5:7; Ibr 11:1; bdk Yoh 20:29) dan disertai pengharapan (Rom 5:2+) itu harus bertambah (2Ko 10:15; 1Te 3:10; 2Te 1:3) dalam perjuangan dan kesengsaraan (Fili 1:29; Efe 6:16; 1Te 3:2-8; 2Te 1:4; Ibr 12:2; 1Pe 5:9), dalam keteguhan (1Ko 16:13; Kol 1:23; 2:5,7), dan kesetiaan (2Ti 4:7; bdk Rom 1:14; 1Ti 6:20), hingga hati orang memandang dan memiliki apa yang dipercaya (1Ko 13:12; bdk 1Yo 3:2)
Jerusalem: Rm 1:16 - pertama-tama orang Yahudi Orang-orang Yahudi adalah yang pertama dalam tata penyelamatan yang berupa sejarah, baik sehubungan dengan kemuliaan maupun sehubungan dengan kebinasa...
Ende -> Rm 1:16
Ende: Rm 1:16 - Kekuatan Allah Indjil, Kabar-gembira itu, bukan sadja menjampaikan
pengetahuan, melainkan kekuatan hati djuga, untuk memeluk kepertjajaan dan tetap
mentaatinja. Keku...
Indjil, Kabar-gembira itu, bukan sadja menjampaikan pengetahuan, melainkan kekuatan hati djuga, untuk memeluk kepertjajaan dan tetap mentaatinja. Kekuatan Indjil menjatakan diri djuga dengan memberi kejakinan dan semangat, lagipun kurnia-kurnia adjaib dan kuasa untuk mengadakan mukdjizat-mukdjizat atas nama Allah.
Ref. Silang FULL -> Rm 1:16
Ref. Silang FULL: Rm 1:16 - dalam Injil // kekuatan Allah // yang percaya // orang Yahudi // orang Yunani · dalam Injil: 2Tim 1:8
· kekuatan Allah: 1Kor 1:18
· yang percaya: Yoh 3:15; Yoh 3:15
· orang Yahudi: Kis 3:26; 13:46
&mi...
· dalam Injil: 2Tim 1:8
· kekuatan Allah: 1Kor 1:18
· yang percaya: Yoh 3:15; [Lihat FULL. Yoh 3:15]
· orang Yahudi: Kis 3:26; 13:46
· orang Yunani: Kis 13:46; [Lihat FULL. Kis 13:46]; Rom 2:9,10
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Hagelberg -> Rm 1:16-17; Rm 1:1-17
Hagelberg: Rm 1:16-17 - -- C. Tema Surat 1:16-1:17
Sebab aku tidak malu terhadap Injil Kristus, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya...
C. Tema Surat 1:16-1:17
Sebab aku tidak malu terhadap Injil Kristus, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalamnya kebenaran Allah sedang dinyatakan, yang bertolak dari iman dan memimpin pada iman, seperti ada tertulis: "Orang yang benar karena iman akan hidup."
Suatu kehidupan yang dari Allah disedikan bagi setiap orang yang dibenarkan karena iman.
Dengan memperkenalkan dirinya kepada mereka dalam nada yang agak lebih akrab, Paulus kembali lagi berbicara mengenai Injil Kristus, dan dengan ini perkenalan Paulus sudah mencapai puncaknya. Di dalam Injil Kristus kebenaran Allah dinyatakan, sehingga Dia dapat menyelamatkan orang yang percaya dari murkaNya. Inilah tema Surat Roma.
1:16 Sebab aku tidak malu terhadap Injil Kristus, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.
Ini sebabnya dia rindu untuk datang dan memberitakan Injil kepada mereka. Sebenarnya dalam bahasa aslinya Paulus berkata, Sebab aku tidak malu54 terhadap Injil Kristus, dan bukan bahwa dia "mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil." Memang Paulus sadar bahwa orang percaya selalu tetap digoda untuk malu terhadap Injil Kristus. Dari segi pandangan manusia, Injil Kristus tidak membanggakan. Raja kita dibunuh dengan sebuah salib, suatu kematian yang amat hina. Kita memberitakan kasih Allah, suatu berita yang mudah dicemoohkan.55
...karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya...
Dia yakin bahwa Injil adalah kekuatan Allah, maka dia tidak malu memberitakannya di Roma.
Keselamatan yang diceritakan di sini adalah keselamatan dari murka Allah, menurut pasal 5:9. Mulai dengan pasal 1:18, murka56 Allah diceritakan. Oleh karena murka itu adalah suatu murka yang sekarang dinyatakan atas segala macam kejahatan manusia, maka kita boleh mengerti bahwa kuasa Allah ini menyelamatkan orang dari hukuman dosa yang dialami sekarang (sesuai dengan penjelasan dari murka Allah, 1:18 dst.)
1:17 Sebab di dalamnya kebenaran Allah sedang dinyatakan, yang bertolak dari iman dan memimpin pada iman, seperti ada tertulis: "Orang yang benar karena iman akan hidup."
Bagaimana Injil merupakan kekuatan Allah yang menyelamatkan orang percaya? Injil itu adalah kuasa Allah karena di dalamnya kebenaran Allah sedang dinyatakan57. Tetapi maksudnya di sini masih kurang jelas. Kebenaran yang mana? Di dalam pasal 1:18 dst. Paulus menjelaskan bahwa Allah benar atau adil kalau Dia memurkai manusia yang berdosa. Manusia yang berdosa memang layak dimurkai. Tetapi apakah Allah benar kalau Dia meluputkan orang-orang tertentu dari murka itu? Ya! KebenaranNya itu dinyatakan di dalam Injil. Karena Yesus sudah disalibkan menjadi korban manusia yang percaya maka kebenaran Allah tidak menghalangi keselamatan orang. Dengan Injil Kristus, Allah yang benar dapat meniadakan murka yang sebenarnya layak untuk diterima.
Dalam bahasa Indonesia satu kata, "kebenaran," dipakai untuk menterjemahkan dua kata yang berbeda dalam bahasa Yunani. Kata kebenaran58 di sini berarti "benar," seperti "adil," atau "just," dan bukan "benar" dengan arti "tidak keliru," atau "true." Istilah yang dipakai di dalam diskusi ini menunjuk pada keadilan Allah.
Kata benda "kebenaran," kata sifat "benar," dan kata kerja "membenarkan," dipakai kira-kira 56 kali di dalam surat ini, dan sudah menimbulkan banyak diskusi dari penafsir-penafsir Alkitab. Cranfield59 menjelaskan bahwa dalam bahasa Yunani yang sekular, kata sifatnya berarti "sesuai dengan kewajiban dari adat istiadat" atau "adil." Di dalam Septuaginta (terjemahah PL dalam bahasa Yunani) kata ini dipakai dengan arti "menuruti kewajiban situasi atau hubungan yang tertentu," misalnya hubungan Allah dengan manusia yang diatur dengan perjanjian-perjanjian Allah dengan Israel.
Cranfield60 juga menjelaskan bahwa kata kerja "membenarkan" sudah berabad-abad didiskusikan oleh sarjana Kristen dan Katolik. Pada umumnya, sarjana Katolik berpendapat bahwa "membenarkan" berarti "memberi status benar dan juga membawa suatu perubahan batin di mana orang itu sungguh menjadi lebih baik." Tetapi sarjana Kristen pada umumnya berkata bahwa maksud kata ini adalah bahwa orangnya hanya diberi status benar tanpa membawa suatu perubahan batin di mana perilaku atau sifat orang itu menjadi lebih baik. Cranfield menjelaskan bahwa baik pemakaian kata ini di luar surat ini maupun pemakaian kata ini di dalam Surat Roma mendukung pengertian sarjana Kristen. "Membenarkan" berarti memberi status "benar!" kepada orang, tanpa perubahan apa-apa di dalam hati atau perilaku orang itu.
Kata kerja dinyatakan memakai Present Tense (Bentuk Masa Kini), dan Cranfield61 berkata bahwa Present Tense ini dipakai karena kebenaran Allah sedang dinyatakan melalui pemberitaan Injil sekarang ini, tetapi mungkin bukan saja melalui pemberitaan Injil, tetapi juga di dalam kehidupan dan pengalaman orang yang beriman. Setiap kali kita diluputkan dari murka Allah yang Dia nyatakan atas kefasikan kita, kebenaran Allah dinyatakan lagi.
... yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman...
Secara harafiah ini boleh diterjemahkan, "dari iman pada iman." Pernyataan ini singkat, dan maksudnya agak kurang jelas bagi kita zaman ini. Cranfield62 mencatat sebelas kemungkinan yang pernah diusulkan oleh Tertulianus, Ambrosiaster, Augustinus, dan para penafsir modern. Hodges63 menegaskan bahwa anak kalimat ini harus ditafsirkan sesuai dengan anak kalimat yang lain yang mempunyai struktur yang sama, misalnya, II Korintus 2:15-16 ("dari maut pada maut... dari hidup pada hidup"), dan II Korintus 3:18 ("dari kemuliaan pada kemuliaan"). Kesejajaran dari struktur tiga nats ini menerangkan arti dari Roma 1:17. Kebenaran Allah yang dikaruniakan kepada setiap orang yang percaya dimaksudkan untuk mendorong dia pada iman yang lebih dalam. Tepatlah, terjemahan yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman. Karena iman maka kita diselamatkan dari hukuman Allah yang kekal, kita dibenarkan (sebagai suatu status yang dikaruniakan). Dan semua ini dimaksudkan untuk membawa kita kepada iman, sehingga kita boleh mengalami kekuatan Allah yang juga meluputkan kita dari murka Allah yang sekarang dinyatakan atas segala kefasikan manusia. Kebenaran Allah dinyatakan di dalam Injil Kristus, mulai saat orang percaya kepada Kristus (dan dia mengalami kekuatan Allah karena dia diberi kebenaran Allah, dan diselamatkan dari neraka.) Dan kebenaran Allah dinyatakan lagi di dalam Injil Kristus, karena orang itu diharapkan untuk mengembangkan imannya kepada Kristus (sehingga dia mengalami kekuatan Allah karena dia menghayati kebenaran Allah, dan dia diluputkan dari akibat dosa dalam kehidupan manusia.) Semua pikiran ini diringkaskan dengan tepat oleh Habakuk 2:4.
"Orang yang benar karena iman akan hidup."
Terjemahan kutipan ini diperdebatkan oleh para penafsir. Terjemahan LAI, "Orang benar akan hidup oleh iman" tidak mempertimbangkan konteks ayat ini, di mana orang yang benar karena iman diceritakan dalam pasal 1:18-4:24. Kemudian dalam pasal 5-8 Paulus menguraikan bagaimana dia akan hidup. Dia akan hidup bebas dari murka Allah (pasal 5), bebas dari kuasa dosa (pasal 6), bebas dari hukum Taurat (pasal 7), dan bebas dari kuasa maut (pasal 8). Dia akan hidup. Kalau keseluruhan pasal 1 sampai dengan pasal 8 sudah diamati dan diartikan, maka sudah nyata bahwa kalimat ini, "Orang yang benar karena iman akan hidup" adalah dasar garis besar Surat Roma.64
Di sini dapat diamati bahwa terjemahan LAI untuk kutipan dari Habakuk sebenarnya tidak jauh berbeda dari ajaran agama-agama yang lain. Apakah ada agama yang menolak bahwa orang yang benar akan mengatur kehidupan mereka menurut iman mereka pada Allah (atau pada dewa-dewi mereka)? Tetapi berita yang diberitakan oleh Rasul Paulus jauh berbeda dari ajaran agama-agama yang lain. Paulus memberitakan bahwa orang yang benar karena iman akan hidup, manusia yang dikaruniai kebenaran Allah (hanya karena mereka percaya) diajak untuk menikmati hidup dalam Kerajaan Allah.
Orang benar itu sudah menjadi benar dihadapan Allah karena iman; dan orang benar itu akan hidup. Mereka dipindahkan dari kuasa dan kerajaan maut pada kuasa dan kerajaan Allah. Mereka tidak lagi di bawah orde maut, karena mereka sudah berada di bawah orde hidup kekal. Mereka tidak lagi di dalam aiwn/aion Adam karena mereka sekarang ada di dalam aiwn/aion Kristus, seperti diuraikan dalam Roma 5:12-21.
Pasal 1:16-17 menyatakan apa yang diuraikan di dalam seluruh surat ini. Injil Kristus berarti bahwa 1) orang percaya selamat dari hukuman kekal, dan juga 2) orang yang mengembangkan iman akan selamat dari hukuman dosa dalam kehidupan ini. Dengan kata lain, mereka akan sungguh hidup.
I. Pendahuluan 1:1-1:17
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Rm 1:16-18
Matthew Henry: Rm 1:16-18 - Penjelasan Paulus tentang Ajaran Pembenaran Penjelasan Paulus tentang Ajaran Pembenaran (Roma 1:16-18)
Di sini Paulus memasuki perbincangan panjang tentang ajaran pembenaran. Di bagian terak...
Penjelasan Paulus tentang Ajaran Pembenaran (Roma 1:16-18)
- Di sini Paulus memasuki perbincangan panjang tentang ajaran pembenaran. Di bagian terakhir dari pasal ini ia memaparkan pandangannya, dan, untuk membuktikan ajaran itu, ia menggambarkan keadaan yang menyedihkan pada bangsa-bangsa bukan Yahudi. Caranya mengalihkan pokok pembicaraan sangat mulus, dan itu dilakukannya seperti seorang ahli pidato. Ia siap memberitakan Injil di Roma, meskipun itu adalah tempat di mana Injil diinjak-injak oleh mereka yang menyebut diri sebagai kaum cerdik pandai. Sebab, tegasnya, aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil (ay. 16, KJV: Aku tidak malu akan Injil – pen.). Ada banyak hal di dalam Injil yang bisa membuat orang seperti Paulus tergoda untuk merasa malu, terutama bahwa Dia yang diberitakan oleh Injil adalah orang yang mati digantung di atas kayu salib. Atau, bahwa ajarannya sederhana, tidak banyak bisa menarik perhatian kaum cendekiawan, dan bahwa para pemeluknya adalah orang-orang yang rendah dan hina, dan mendapat perlawanan di mana-mana. Namun, Paulus tidak malu mengakuinya. Bagi saya pribadi, yang saya anggap sebagai orang Kristen sejati adalah orang yang tidak malu akan Injil, dan tidak pula memalukan Injil. Alasan untuk pengakuan yang berani ini, yang didasarkan atas hakikat dan keunggulan Injil, mengantarkan apa yang ingin dipaparkannya.
- I. Perkara yang diajukan (ay. 16-17). Keunggulan Injil terdapat pada hal ini, bahwa Injil menyingkapkan kepada kita,
- 1. Keselamatan orang-orang percaya sebagai tujuannya: Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan. Paulus tidak malu akan Injil, betapapun tampak hina dan rendahnya Injil di mata manusia duniawi. Sebab kekuatan Allah bekerja melaluinya untuk menyelamatkan setiap orang yang percaya. Injil menunjukkan kepada kita jalan kepada keselamatan (Kis. 16:17), dan merupakan piagam yang melaluinya keselamatan disampaikan dan diserahkan kepada kita. Akan tetapi,
- (1) Itu terjadi melalui kekuatan Allah. Tanpa kekuatan Allah, Injil hanyalah huruf mati. Pewahyuan Injil adalah pewahyuan tangan kekuasaan TUHAN (Yes. 53:1), karena kuasa menyertai firman Kristus untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
- (2) Injil adalah untuk mereka, dan hanya mereka, yang percaya. Dengan percaya, kita mempunyai kepentingan di dalam keselamatan Injil. Bagi yang lain, Injil tersembunyi. Obat yang sudah dipersiapkan tidak akan menyembuhkan pasien jika tidak diminum. Pertama-tama orang Yahudi. Domba-domba yang hilang dari umat Israel diberikan tawaran terlebih dahulu, baik oleh Kristus maupun para rasul-Nya. Bagi kamulah pertama-tama (Kis. 3:26). Tetapi setelah mereka menolak, para rasul berpaling kepada bangsa-bangsa lain (Kis. 13:46). Orang-orang Yahudi dan orang-orang bukan Yahudi sekarang berdiri sama tinggi, kedua-duanya sama-sama menyedihkan tanpa Juruselamat, dan kedua-duanya sama-sama diundang untuk datang kepada Juruselamat (Kol. 3:11). Ajaran seperti ini mengejutkan orang-orang Yahudi, yang hingga saat itu menjadi umat istimewa, dan memandang rendah bangsa-bangsa bukan Yahudi. Tetapi ternyata Mesias yang lama dinanti-nantikan adalah terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan juga menjadi kemuliaan bagi umat-Nya, Israel.
- 2. Pembenaran orang-orang percaya sebagai jalannya (ay. 17): Sebab di dalamnya, yaitu di dalam Injil ini, yang begitu dime gahkan Paulus, nyata kebenaran Allah. Karena kesengsaraan dan kehancuran kita merupakan hasil dan akibat dari pelanggaran kita, maka apa yang akan menunjukkan kepada kita jalan keselamatan haruslah juga menunjukkan kepada kita jalan pembenaran. Dan inilah yang dilakukan Injil. Injil menyatakan suatu kebenaran. Allah itu adil dan kudus, sementara kita adalah para pendosa yang bersalah, maka penting bagi kita untuk dibenarkan dalam menghadap Dia. Dan, terpujilah Allah, kebenaran seperti itu dibawa oleh Mesias Sang Raja (Dan. 9:24) dan dinyatakan di dalam Injil. Suatu kebenaran, maksudnya, sebuah jalan pendamaian dan penerimaan yang penuh rahmat, kendati dengan keberdosaan kita. Kebenaran Injili ini,
- (1) Disebut kebenaran Allah. Kebenaran itu ditetapkan oleh Allah, disetujui dan diterima oleh Allah. Kebenaran itu disebut demikian untuk menghindari segala macam kesombongan bahwa kebenaran yang kita peroleh adalah hasil dari jasa dan usaha-usaha kita sendiri. Kebenaran itu kebenaran Kristus, yang adalah Allah, yang dihasilkan dari korban penebusan yang tak terhingga nilainya.
- (2) Kebenaran Injil ini dikatakan bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, bertolak dari kesetiaan Allah yang memberi wahyu dan memimpin kepada iman manusia yang menerimanya (begitu menurut sebagian orang). Bertolak dari iman yang bergantung pada Allah, dan berurusan dengan-Nya secara langsung, seperti Adam sebelum jatuh ke dalam dosa, dan memimpin kepada iman yang bergantung pada Pengantara, dan berurusan dengan Allah melalui Pengantara (begitu menurut sebagian yang lain). Bertolak dari iman yang pertama, yang dengannya kita ditempatkan dalam keadaan yang dibenarkan, dan memimpin kepada iman selanjutnya, yang dengannya kita hidup, dan tetap dalam keadaan yang dibenarkan. Iman yang membenarkan kita itu tidak kurang dari Kristus yang kita terima sebagai Juruselamat kita. Dan dengan iman itu kita menjadi orang-orang Kristen sejati, sesuai dengan maksud dan tujuan kovenan baptisan. Bertolak dari iman yang mencangkokkan kita ke dalam Kristus, dan memimpin kepada iman yang mendapat kekuatan dari Dia sebagai Akar kita. Kedua-duanya tersirat dalam apa yang dikatakan selanjutnya, orang benar akan hidup oleh iman. Benar oleh iman, jadi ada iman yang membenarkan kita. Hidup oleh iman, jadi ada iman yang mempertahankan hidup kita. Dan dengan demikian ada kebenaran yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman. Iman itu segala-galanya di dalam segala hal, baik di awal maupun di tengah perkembangan kehidupan kristiani. Bukan bertolak dari iman dan memimpin kepada perbuatan, seolah-olah iman membawa kita pada keadaan yang dibenarkan, lalu perbuatan menjaga dan mempertahankan kita di dalam keadaan itu. Sebaliknya, sejak awal bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti dalam 2 Korintus 3:18, dalam kemuliaan yang semakin besar (KJV: bertolak dari kemuliaan dan memimpin kepada kemuliaan – pen.). Iman itu bertumbuh, berkembang, bertahan terus. Iman yang maju ke depan dan menaklukkan ketidakpercayaan. Untuk menunjukkan bahwa ini bukanlah ajaran baru, ia mengutip nas Perjanjian Lama yang terkenal itu, yang begitu sering disebutkan dalam Perjanjian Baru (Hab. 2:4): Orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya. Karena dibenarkan oleh iman atau percayanya, maka dengan iman ia akan menjalani baik itu hidup anugerah maupun hidup mulia. Dalam ayat yang dikutip itu Nabi Habakuk sedang berdiri tegak di atas menara jaga, menantikan apa yang akan difirmankan Allah kepadanya (Hab. 2:1), dan yang difirmankan itu ternyata adalah kepastian munculnya Mesias yang dijanjikan dalam kegenapan waktu, kendati tampak ditunda-tunda. Dalam ayat itu, kemunculan Mesias ini disebut sebagai penglihatan, untuk mengungkapkan sesuatu yang luar biasa, seperti di tempat lain disebut sebagai janji. Dan sambil menunggu datangnya waktu itu, seperti juga apabila waktu itu sudah datang, orang yang benar akan hidup oleh percayanya. Demikianlah, kebenaran Injili bertolak dari iman dan memimpin kepada iman. Bertolak dari iman Perjanjian Lama kepada Kristus yang akan datang, dan memimpin kepada iman Perjanjian Baru kepada Kristus yang sudah datang.
- II. Bukti dari perkara yang diajukan ini, bahwa baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi memerlukan kebenaran dalam menghadap Allah, dan bahwa yang satu maupun yang lain tidak mempunyai kebenaran sendiri untuk ditunjukkan. Pembenaran haruslah entah oleh iman atau perbuatan. Tetapi tidak mungkin oleh perbuatan, yang dibuktikan Paulus secara panjang lebar dengan menggambarkan perbuatan-perbuatan orang Yahudi dan orang bukan Yahudi. Dan oleh sebab itu, ia menyimpulkan pasti lah oleh iman (3:20, 28). Rasul Paulus, seperti seorang ahli bedah yang terampil, sebelum menggunakan pembalut luka, terlebih dahulu mengorek-orek lukanya. Ia berusaha terlebih dulu meyakinkan mereka mengenai kesalahan mereka dan murka Allah, baru kemudian menunjukkan jalan keselamatan. Ini membuat Injil semakin dirindukan. Kita harus terlebih dulu melihat kebenaran Allah dalam mengutuk, barulah kemudian kebenaran Allah dalam membenarkan akan tampak patut diterima sepenuhnya. Secara umum (ay. 18), murka Allah nyata. Terang alam dan terang hukum menyingkapkan murka Allah, yang bertolak dari dosa yang satu dan memimpin kepada dosa yang lain. Sungguh baik bagi kita bahwa Injil menyingkapkan kebenaran Allah yang membenarkan, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman. Keadaan yang berlawanan dengan hal ini dapat diamati sebagai berikut. Inilah,
- 1. Keberdosaan manusia digambarkan. Paulus meringkasnya menjadi dua pokok, kefasikan dan kelaliman. Kefasikan berarti melawan hukum-hukum pada loh batu yang pertama, dan kelaliman pada loh batu yang kedua.
- 2. Penyebab dari keberdosaan itu, menindas kebenaran dengan kelaliman. Pada mereka ada sedikit banyak communes notitæ, gagasan umum tentang keberadaan Allah, dan tentang perbedaan antara yang baik dan yang buruk. Akan tetapi, mereka menindasnya dengan kelaliman, yakni, mereka tahu dan mengakuinya, namun mereka tetap hidup fasik. Mereka menahan kebenaran sebagai sandera atau tahanan, supaya kebenaran itu tidak mengubah perilaku mereka sebagaimana mestinya. Hati yang tidak benar dan fasik adalah lobang di mana banyak kebenaran yang baik dipendam dan dikubur. Memegang segala sesuatu yang telah didengar dalam iman dan kasih adalah akar dari agama (2Tim. 1:13), tetapi menindasnya dengan kelaliman adalah akar dari semua dosa.
- 3. Tidak berkenannya Allah terhadap kefasikan dan kelaliman itu: Murka Allah nyata dari sorga, bukan hanya dalam kata-kata tertulis, yang diberikan melalui ilham Allah (ini tidak dimiliki bangsa-bangsa bukan Yahudi), melainkan juga dalam pemeliharaan-pemeliharaan Allah, dalam penghakiman-penghakiman-Nya yang terlaksana atas para pendosa, yang tidak timbul dari debu tanah, atau jatuh begitu saja karena kebetulan, tidak juga karena penyebab-penyebab alamiah, melainkan suatu pewahyuan dari sorga. Atau, murka nyata dari sorga. Ini bukan murka manusia seperti kita, melainkan murka dari sorga, dan oleh sebab itu lebih mengerikan dan lebih tak terhindarkan.
SH: Rm 1:16-17 - Kekuatan Injil. (Minggu, 10 Mei 1998) Kekuatan Injil.
Injil adalah kebenaran dan perbuatan Allah yang layak diyakini kokoh oleh siapa pun. Injil memberi hidup dan berkuasa. Inti Injil ial...
Kekuatan Injil.
Injil adalah kebenaran dan perbuatan Allah yang layak diyakini kokoh oleh siapa pun. Injil memberi hidup dan berkuasa. Inti Injil ialah Yesus Kristus. Injil bukan spekulasi manusia bukan pula ajaran agar manusia berupaya memperbaiki diri sendiri dengan kekuatan moralnya sendiri. Injil adalah kekuatan Allah sendiri. Karena itu Injil mampu menyelamatkan siapa saja yang mempercayakan diri kepada kebenaran Injil (ayat 16). Apa keistimewaan Injil dibandingkan ajaran atau paham lain? Keistimewaannya ialah bahwa di dalamnya nyata kebenaran Allah (ayat 17).
Hanya oleh Iman. Justru hidup di tengah peradaban kota semaju sehebat Roma itulah orang melihat kebangkrutan manusia. Berhikmat namun melakukan hal-hal yang biadab. Berkuasa menaklukkan orang lain namun tak berkuasa mengendalikan nafsu dan ambisi sendiri. Mewah dan terpandang menurut ukuran manusia tetapi intinya keji dan cemat di mata Allah. Dosa dan kehidupan manusia menuju kebinasaan tak dapat diperbaiki oleh apa pun kecuali kekuatan Allah sendiri.
Renungkan: Hidup benar hanya terjadi bila Allah sendiri merintisnya, meneruskan, merampungkannya di dalam kita.
Doa: Mantapkanlah iman kami, gerejaMu di Indonesia masa kini, Tuhan. KekuatanMu sendiri meluputkan kami dari kegoyahan iman karena tantangan dan ancaman dari luar.
SH: Rm 1:16-17 - Jangan sampai ketinggalan berita (Senin, 4 Mei 2009) Jangan sampai ketinggalan berita
Dalam era informasi seperti sekarang, informasi adalah komoditi yang
memiliki nilai jual. Siapa saja yang memil...
Jangan sampai ketinggalan berita
Dalam era informasi seperti sekarang, informasi adalah komoditi yang memiliki nilai jual. Siapa saja yang memiliki informasi yang punya nilai jual, akan dengan segera memberitakannya. Sebaliknya tak seorang pun yang ingin disebut ketinggalan berita karena ada begitu banyak media yang bisa dimanfaatkan untuk menggali setiap informasi.
Injil adalah berita tentang kasih dan kebenaran Allah. Hidup manusia berdosa akan berujung pada kebinasaan karena dosa membuat manusia berada di bawah murka Allah. Siapakah yang dapat menyelamatkan? Tak ada! Allah sendi-rilah, yang dalam kasih karunia-Nya kemudian mengutus Anak Tunggal-Nya untuk menyelamatkan manusia. Hanya bila manusia mau beriman kepada Anak-Nya itu, barulah manusia bisa diselamatkan. Inilah yang dinyatakan Injil. Jadi Injil adalah kabar baik karena memimpin setiap orang ke dalam persekutuan yang benar dengan Allah. Mereka yang termasuk di dalamnya adalah mereka yang mau mengimani tindakan penyelamatan Allah melalui Kristus (band. 1Yoh. 2:2). Tak ada batas ras, tak ada batasan wilayah. Semua orang yang mau beriman kepada Kristus, akan menerima status dibenarkan dan akan hidup.
Berita itulah yang disampaikan Paulus kepada jemaat di Roma dengan hasrat yang begitu dalam (ayat 15). Ia memang telah dipanggil untuk itu (ayat 1). Namun di sisi lain, hasrat itu didorong oleh keyakinannya yang kokoh akan Injil bahwa Injil adalah kuasa Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya (ayat 16).
Bagaimana dengan kita? Jika kita tahu bahwa Injil berkuasa menyelamatkan orang, tidakkah hati kita tergerak untuk memberitakannya agar orang lain pun diselamatkan? Bila kita berdiam diri saja dan tidak mau berbagi berita sukacita itu, berarti kita telah mencuri kesempatan orang lain untuk mendengar kabar baik itu dan kemudian menerima keselamatan dari Allah. Karena itu jangan biarkan seorang pun ketinggalan berita. Kabarkanlah!
SH: Rm 1:16-17 - Injil: kekuatan Allah (Rabu, 11 April 2012) Injil: kekuatan Allah
Perikop hari ini yang dimulai dengan kata sambung "sebab" perlu dipahami dalam hubungannya dengan ay. 14-15 yang kita baca kema...
Injil: kekuatan Allah
Perikop hari ini yang dimulai dengan kata sambung "sebab" perlu dipahami dalam hubungannya dengan ay. 14-15 yang kita baca kemarin. Alkitab TB2 (LAI, 1997) mengatakan, "Sebab aku tidak malu terhadap Injil." Sebagai seorang hamba Kristus, Paulus merasa dirinya berutang untuk memberitakan Injil kepada orang dari segala kalangan, "baik kepada orang terpelajar, maupun kepada orang tidak terpelajar." Dalam konteks inilah kita bisa memahami kenapa Paulus sampai perlu mengatakan bahwa ia tidak malu untuk tetap memberitakan Injil.
Di tengah tantangan kehidupan dunia sehari-hari ada kalanya saat kita perlu menunjukkan identitas sebagai orang Kristen kita merasa rendah diri dengan iman kita dan dengan pengetahuan kita sementara ketika melihat orang lain kita merasa mereka lebih pintar, terpelajar, dan berbudaya. "Layakkah saya menyampaikan Injil ini? Jangan-jangan saya akan didebat habis-habisan oleh mereka dan malah hanya menjadi bahan tertawaan."
Paulus mengatakan bahwa poin penting dari pemberitaan Injil bukanlah pada perbandingan siapa kita yang memberitakan dan siapa mereka yang hendak kita Injili. Yang penting adalah Injil itu sendiri. Sebagaimana Paulus melihat dirinya sebagai hamba Kristus (1) sehingga ia tidak punya pilihan lain selain memberitakan Injil, begitu pula setiap Kristen. Jika kita adalah hamba Kristus, maka segala kelemahan yang nampak pada diri kita dan segala kelebihan yang nampak pada diri orang yang menjadi sasaran Injil menjadi tidak relevan. Bukan diri kita yang kuat tetapi Allah yang kuat dan wujud dari kekuatan itu adalah Injil. Injil itu yang menyelamatkan semua orang, baik orang Yahudi maupun "orang Yunani" (juga orang Indonesia dan semua bangsa di dunia, seperti nyata dalam Surat Roma ini).
Di dalam Injil nyata pembenaran yang Allah kerjakan untuk manusia. Selama kita setia kepada berita Injil dan setia kepada natur serta tujuan dari Injil itu sendiri, tidak ada alasan untuk ragu, malu, ataupun rendah diri atas Injil ini karena di dalamnyalah ada keselamatan bagi kita dan bagi siapa pun yang menerimanya.
SH: Rm 1:16-17 - Kekuatan Injil Kristus (Sabtu, 8 Oktober 2016) Kekuatan Injil Kristus
Injil adalah kebenaran dan perbuatan Allah yang layak diyakini siapa pun. Dalam Injil terdapat anugerah Allah yang memberikan ...
Kekuatan Injil Kristus
Injil adalah kebenaran dan perbuatan Allah yang layak diyakini siapa pun. Dalam Injil terdapat anugerah Allah yang memberikan hidup kekal bagi mereka yang memercayai-Nya. Inti Injil adalah Yesus Kristus.
Bagi Paulus, Injil bukan spekulasi pengetahuan dan akal budi manusia. Injil juga bukan ajaran moral dan etika agar manusia memperbaiki perilaku berdasarkan kekuatannya. Injil adalah kekuatan Allah yang mampu menyelamatkan dan mendamaikan manusia berdosa dengan Allah (16). Karena itu, Paulus tidak merasa harus malu untuk memberitakan Kristus yang tersalib dan bangkit.
Kata "epaischynomai" diterjemahkan sebagai keyakinan yang kukuh. Padahal menurut bahasa Yunaninya, kata tersebut lebih tepat diterjemahkan sebagai tidak merasa malu. Pada zaman itu, memberitakan Injil Yesus memiliki dua risiko, yaitu: Pertama, berkomplotan dengan kaum pemberontak. Saat Yesus disalib, Ia diapit oleh dua penjahat. Hal itu memberi kesan Yesus adalah kriminal kelas kakap (bdk. Yes. 53:12; Luk. 22:37). Kedua, dianggap sebagai anggota sektarian. Bagi orang-orang Yahudi, mereka yang mengabarkan kebangkitan Yesus digolongkan sebagai tindakan penistaan agama (bdk. Kis. 7:58, 8:1-3. 9:1-2). Bagi orang-orang Yunani, berita kebangkitan Yesus adalah suatu kebohongan (bdk. Kis. 17:32). Pengalaman Paulus bertemu dengan Kristus yang bangkit membuatnya berani memberitakan Injil walau harus ditolak dan dianiaya (bdk. Kis. 9:3-5; 2Kor. 4:8-11).
Apa keistimewaan Injil yang diberitakan Paulus? Dalam Kristus, kebenaran Allah menjadi nyata (17). Artinya, peralihan orang berdosa menjadi orang benar hanya dimungkinkan terjadi melalui iman kepada Kristus. Melalui Kristus, orang berdosa mendapat pembenaran Allah. Karena itu, iman bukan usaha manusia, melainkan anugerah Allah. Dalam rahmat-Nya, manusia berdosa dimampukan hidup dalam iman.
Selama kita setia kepada berita Injil Kristus, tidak ada alasan untuk ragu, malu, atau pun rendah diri. Karena dalam Injil Kristus ada keselamatan bagi kita dan siapa pun yang menerimanya. [SH]
Baca Gali Alkitab 6
Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan. Keselamatan itu untuk semua orang, baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi. Dalam Injil, kebenaran Allah dinyatakan. Kalau pun manusia menerima keselamatan, semuanya adalah karya Allah yang menganugerahkan benih iman dalam hati mereka.
Apa saja yang Anda baca?
1. Apa keyakinan Paulus mengenai Injil (16)?
2. Mengapa Injil diberitakan terlebih dahulu kepada orang-orang Yahudi (16)?
3. Apa kekuatan sejati dari Injil (16)?
4. Apa yang dimaksud dengan "dari iman dan memimpin kepada iman' (17)?
5. Apa artinya kalimat "Orang benar akan hidup oleh iman" (17)?
6. Mengapa iman sangat penting bagi orang percaya (17)?
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Dapatkah seseorang beriman kepada Allah tanpa mengetahui kebenaran Allah?
2. Siapakah kebenaran sejati dari Allah?
Apa respons Anda?
1. Saat Anda menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, apa tekad Anda untuk hidup bagi-Nya?
2. Apa bentuk ucapan syukur yang Anda berikan kepada Allah atas anugerah keselamatan-Nya?
Pokok Doa:
Memohon agar Allah memberikan kerinduan untuk memberitakan Kabar Baik kepada sesama.
SH: Rm 1:16-17 - Bangga Akan Injil (Minggu, 19 Juni 2022) Bangga Akan Injil
Pemberitaan Injil di Roma menjadi sesuatu yang sangat sulit dan menakutkan bagi orang-orang Kristen saat itu.
Injil diidentifikasi...
Bangga Akan Injil
Pemberitaan Injil di Roma menjadi sesuatu yang sangat sulit dan menakutkan bagi orang-orang Kristen saat itu.
Injil diidentifikasikan dengan seorang tukang kayu Yahudi yang miskin dan mati tersalib, sedangkan bangsa Romawi tidak pernah menghargai bangsa Yahudi dan penyaliban merupakan hukuman mati yang paling hina untuk penjahat pada masa itu. Oleh sebab itu, berita Injil sangat diremehkan, dan hal ini menciutkan nyali orang-orang Kristen untuk memberitakan Injil.
Melalui suratnya, Paulus mengingatkan dan menguatkan jemaat untuk tidak malu memberitakan Injil. Mengapa?
Pertama, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan (16). Orang Roma sangat sombong akan kelebihan mereka. Tetapi, apa yang dianggap membanggakan bagi mereka tidak dapat menyelamatkan mereka.
Kedua, karena Injil menyatakan kebenaran Allah (17a). Kehebatan orang Roma tidak dapat menolong mereka untuk hidup benar, tetapi sebaliknya mereka makin terjerumus dalam dosa dan tidak dapat lepas darinya. Sedangkan
Injil bukan hanya menuntun orang kepada keselamatan, melainkan juga menuntun orang untuk hidup dalam kebenaran.
Ketiga, karena perbuatan baik sebanyak apa pun tidak dapat menyelamatkan mereka. Hanya mereka yang beriman kepada Kristus-yang adalah pusat pemberitaan Injil-dapat hidup benar dan diselamatkan (17b). Betapa berharganya Injil sehingga kita tidak perlu malu untuk memberitakannya.
Bagaimana kita memandang Injil hari ini? Apakah kita menganggapnya sebagai sesuatu yang berharga atau memalukan? Jika orang Roma saat itu mengagungkan kaisar sehingga perkataannya didengarkan dan didengungkan dengan segera, bukankah kita seharusnya lebih menghargai Injil dan bersemangat untuk menyampaikannya kepada sesama kita? Sebab, perkataan yang kita dengar, baca, dan pelajari datang dari Tuhan dan lebih berkuasa dari pemimpin dunia ini. Perkataan Allah adalah benar dan memberikan hidup yang kekal. Oleh sebab itu, mari kita bersyukur untuk Injil yang telah kita terima dan tidak malu untuk memberitakannya. [STG]
SH: Rm 1:8-17 - Berhutang Injil (Rabu, 24 Mei 2006) Berhutang Injil
Kerinduan Paulus untuk pergi ke Roma dan mengunjungi umat Tuhan di
sana sangat nyata (ayat 10, 13). Hal itu cukup mengherankan, me...
Berhutang Injil
Kerinduan Paulus untuk pergi ke Roma dan mengunjungi umat Tuhan di sana sangat nyata (ayat 10, 13). Hal itu cukup mengherankan, melihat gereja di Roma bukan Paulus yang mendirikannya. Lebih mengagumkan lagi, Paulus bisa mengucap syukur atas kemajuan iman dari para anggota gereja Roma (ayat 8) bahkan sebelumnya ia telah mendoakan mereka (ayat 9). Sikap Paulus ini patut diteladani oleh hamba-hamba Tuhan lainnya karena Paulus tidak terjebak kepada persaingan dalam mendirikan gereja. Mengapa Paulus bersikap begitu mulia?
Paulus tahu yang penting dalam panggilannya sebagai rasul Allah bukan hanya mendirikan gereja agar ia dipuji atau namanya dikenal. Bagi Paulus yang penting adalah Injil Tuhan Yesus diberitakan dan banyak orang bertobat dan diselamatkan lalu dipersekutukan dalam gereja. Paulus berhutang Injil kepada semua orang (ayat 14). Pertama, Paulus tahu bahwa Tuhan mengasihi semua orang tanpa membedakan bangsa, status, dll. Dengan berkesempatan berkunjung ke Roma, Paulus bisa bertemu dengan banyak orang dari berbagai bangsa di dunia waktu itu. Anggota gereja Roma sendiri banyak orang bukan Yahudi (ayat 13b). Kedua, Paulus tahu bahwa hanya Injil Yesus Kristus yang bisa menyelamatkan orang berdosa (ayat 16) karena Injil menyatakan kebenaran Allah bahwa hanya dengan beriman kepada Yesuslah orang berdosa dibenarkan (ayat 17). Sekali lagi Paulus sadar bahwa baik orang Yahudi yang memiliki firman Tuhan Perjanjian Lama maupun orang-orang yang berkebangsaan nonYahudi sama-sama membutuhkan Injil Yesus Kristus.
Apa motivasi kita melayani Tuhan? Seharusnya hanya satu saja, yaitu berhutang Injil. Kita sudah diselamatkan melalui pemberitaan Injil orang lain kepada kita, maka sekarang kita harus menjadi alat anugerah Allah agar orang mengenal Kristus melalui hidup kita.
Camkan: Setiap kesempatan yang kita buang dengan tidak menyaksikan Kristus menambah catatan hutang kepada Injil!
Utley -> Rm 1:16-17
Utley: Rm 1:16-17 - --NASKAH NASB (UPDATED): Rom 1:16-1716 Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setia...
NASKAH NASB (UPDATED): Rom 1:16-17
16 Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. 17 Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "ORANG BENAR AKAN HIDUP OLEH IMAN."
Rom 1:16-17 Ayat Rom 1:16-17 adalah tema dari keseluruhan buku. Tema ini diperdalam dan diringkas dalam Rom 3:21-31.
- NASB NRSV "Aku tidak malu karena Injil"
- NKJV "Aku tidak malu karena injil Kristus"
- TEV "Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil" JB "Aku tidak malu karena Kabar Baik:"
Paulus mungkin mengutip kata-kata Yesus dalam Mr 8:38 dan Luk 9:26. Ia tidak malu terhadap isi dari injil maupun penganiayaan yang diakibatkannya (2Tim 1:12,16,18).
Dalam 1Kor 1:23 Orang Yahudi malu terhadap Injil karena peneguhannya tentang Mesias yang menderita, juga terhadap orang Yunani karena Injil mengajarkan kebangkitan tubuh.
□ "keselamatan" Dalam PL, Kata Ibrani (yasho ) terutama berkenaan dengan pembebasan fisik (lih. Yak 5:15), namun dalam PB kata Yunani (sōzō ) lebih menunjuk kepada pembebasan rohani (lih. 1Kor 1:18,21). Lihat Robert B. Girdlestone, Sinonim-sinonim dari Perjanjian Lama , hal 124-126.
- NASB "kepada setiap orang yang percaya"
- NKJV "bagi setiap orang yang percaya"
- NRSV "kepada setiap orang yang memiliki iman"
- TEV "semua yang percaya"
- JB "semua yang punya iman"
Injil adalah untuk semua manusia (Oh, betapa saya suka kata-kata "setiap orang", "barang siapa", "semua"), namun percaya adalah salah satu syarat untuk penerimaan (lih. Kis 16:30-31). Syarat lain adalah pertobatan (lih. Mr 1:15; Kis 3:16,19; 20:21). Allah menghadapi manusia dengan cara membuat perjanjian. Ia selalu mengambil inisiatif dan menetapkan agenda (lih. Yoh 6:44,65). Namun ada beberapa syarat-syarat balasannya, lihat catatan pada Rom 1:5.
Kata Yunani, yang disini diterjemahkan sebagai "percaya", dapat juga diterjemahkan menjadi "iman" dan "kepercayaan (trust)". Kata-kata Yunani memiliki konotasi yang lebih luas dibanding kata apapun dalam bahasa Inggris. Perhatikan, bentuk kata ini adalah PRESENT PARTICIPLE. Iman yang menyelamatkan adalah iman yang bersifat terus menerus (lih. 1Kor 1:18; 15:2; 2Kor 2:15; 1Tes 4:14)!
Aslinya kata Ibrani yang berhubungan dibalik kata Yunani "iman" berarti suatu kuda-kuda yang stabil, seorang laki-laki dengan posisi kaki yang terbuka sehingga tak mudah digeser. Lawan kata dari penggambaran PL adalah "kakiku ada dalam lumpur rawa" (Mazm 40:3), sedikit lagi kakiku terpeleset" (Mazm 73:2). Akar kata Ibrani tersebut adalah emun , emunah , aman , dipakai untuk menggambarkan seseorang yang bisa dipercaya, loyal dan dapat diandalkan. Iman yang menyelamatkan tidak mencerminkan kemampuna manusia yang telah jatuh untuk berlaku setia, namun mencerminkan kesetiaan Allah! Pengharapan orang-orang percaya tidak terletak pada kemampuan mereka, namun dalam karakter dan janji-janji Allah. Ini adalah kebisa-dipercayaanNya, kesetianNya, dan janjiNya!
□ "pertama-tama orang Yahudi" Alasan dari hal ini didiskusikan secara singkat dalam Rom 2:9-10,3 dan akan dikembangkan sepenuhnya dalam pasal Rom 9; 10; 11. Ini mengikuti pernyataan yesus dalam Mat 10:6; 15:24; Mr 7:27.
Ini mungkin berkaitan dengan kecemburuan antara Orang percaya Yahudi dan Non Yahudi di gereja Roma.
Rom 1:17 "kebenaran Allah" Frasa ini dalam konteks menunjuk pada (1) karakter Allah, dan (2) bagaimana Ia memberikan karakter tersebut pada manusia berdosa. Terjemahan Jerusalem Bible menulis "ini adalah yang mengungkapkan keadilan Allah". Walau hal ini menunjuk pada gaya hidup moral dari orang-orang percaya, namun tekanan utamanya adalah status hokum mereka dihadapan Hakim yang Benar. Penganugerahan Kebenaran Allah kepada manusia yang sudah jatuh dan berdosa, sejak Reformasi, telah dikarakteristikkan sebagai "pembenaran oleh iman" (lih. 2Kor 5:21; Fili 3:9). Inilah ayat yang telah mengubahkan kehidupan dan teologi dari Martin Luther! Namun demikian, sasaran dari pembenaran adalah penyucian, keserupaan dengan Kristus, atau karakter kebenaran Allah (lih. Rom 8:28-29; Ef 1:4; 2:10; Gal 4:19). Kebenaran bukan hanya suatu pernyataan hukum, hal ini adalah panggilan kepada kehidupan yang kudus; gambar Allah dama manusia harus secara fungsional dipulihkan (2Kor 5:21).
- NASB, NKJV "dari iman kepada iman"
- NRSV "melalui iman untuk iman"
- TEV "melalui iman dari awal sampai akhir"
- JB "menunjukkan bagaimana iman memimpin kepada iman"
Frasa ini memiliki dua PREPOSISI, ek dan eis , yang menekankan pada transisi atau pembangunan. Ia menggunakan struktur yang sama dalam 2Kor 2:16 dan apo dan eis dalam 2Kor 3:18. Kekristenan adalah anugerah yang diharapkan akan menjadi karakteristik dan gaya hidup.
Ada beberapa kemungkinan dalam penterjemahan frasa ini. PB dari Williams menterjemahkannya sebagai "Jalan dari iman yang memimpin kepada iman yang lebih besar". Titik teologis utama disini adalah: (1) iman datang dari Allah ("dinyatakan"); (2) manusia harus menanggapi dan terus menanggapi; dan (3) iman harus menghasilkan kehidupan kudus.
Satu hal yang pasti, "iman" dalam Kristus adalah sangat penting (lih. Rom 5:1, Fili 3:9). Penawaran Allah akan keselamatan tergantung daripada tanggapan iman (Mr 1:15; Yoh 1:12; 3:16; Kis 3:16,19; 20:21).
- NASB "Namun orang benar akan hidup oleh iman"
- NKJV "Orang yang adil akan hidup oleh iman"
- NRSV "orang yang benar akan hidup oleh iman"
- TEV "Orang yang dibenarkan Allah melalui iman akan hidup" JB "Orang jujur menemukan hidup melalui iman"
Ini adalah kutipan dari Hab 2:4, namun bukan dari Naskah Masoratis atau Septuaginta. Dalam PL "iman" memiliki arti penggambaran yang lebih luas yaitu "kebisa-dipercayaan", kesetiaan", atau "loyal kepada". Iman yang menyelamatkan didasari oleh kesetiaan Allah ( lih. Rom 3:5,21,22,25,26). Bagaimanapun kesetiaan manusia adalah suatu bukti bahwa seseorang telah mempercayai syarat-syarat Allah. Teks PL yang sama dikutip dalam Hab 3:11 dan Ibr 10:38. Unit tulisan yang berikut, Rom 1:18-3:20, mengungkapkan lawan dari kesetiaan Allah.
Barangkali akan sangat membantu, bila kita mendaftar bagaimana beberapa komentator modern memahami bagian akhir dari frasa ini:
- 1. Vaughan: "mulai dalam iman dan berakhir dalam iman"
- 2. Hodge: "oleh iman saja"
- 3. Barrett: "hanya atas dasar saja"
- 4. Knox: "iman pertama dan terakhir"
- 5. Stagg: "orang jujur dari iman akan hidup"
Topik Teologia -> Rm 1:16
Topik Teologia: Rm 1:16 - -- Yesus Kristus
Keilahian Kristus
Klaim Perjanjian Baru atas Keilahian Yesus
Yesus Disejajarkan dengan Allah
Injil adalah ...
- Yesus Kristus
- Wahyu Allah
- Wahyu Khusus
- Kuasa Ilahi Kitab Suci
- Tujuan Alkitab
- Kitab Suci adalah untuk Keselamatan
- Dosa
- Sikap Allah Terhadap Dosa
- Secara Positif, Sikap Allah: Menebus
- Kel 15:2 Maz 19:15 Maz 27:1 Maz 31:6 Maz 34:23 Maz 62:2 Maz 98:2-3 Maz 111:9 Maz 130:7 Yes 12:2 Yes 41:14 Yes 63:16 Yer 30:17 Yeh 37:23 Luk 2:38 Yoh 3:16-17 Yoh 6:39 Kis 20:28 Rom 1:16 Rom 3:22-26 Rom 6:23 1Ko 1:30 1Ko 7:23 2Ko 5:18 Gal 1:3-4 Gal 2:20 Gal 4:4-5 Efe 1:3-7 Efe 4:30 Efe 5:1-2 Kol 1:19-22 1Te 5:9 2Te 2:13,16 1Ti 2:3-6 2Ti 1:8-9 Tit 1:2-3 Tit 2:11,13-14 Ibr 9:11-15 1Pe 1:18-21 1Yo 4:9-10 1Yo 5:11 Wah 5:9-10 Wah 7:10 Wah 9:1
- Keselamatan
- Keselamatan Secara Umum
- Pesan Injil yang Diberitakan adalah Sarana dari Iman yang Menyelamatkan
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Tugas Terhadap Orang Lain Pada Umumnya atau Terhadap Orang Kristen
- Memberitakan Injil Melalui Kata dan Perbuatan
- Bagaimanakah Injil Harus Diberitakan
- Sebagai Tugas dari Allah
TFTWMS -> Rm 1:16-17
TFTWMS: Rm 1:16-17 - Pernyataan Tesis: Injil Menyelamatkan Orang Yahudi Dan Juga Bukan Yahudi PERNYATAAN TESIS: INJIL MENYELAMATKAN ORANG YAHUDI DAN JUGA BUKAN YAHUDI (Roma 1:16, 17)
Roma 1:16, 17 berisi segmen terakhir kata pengantar Paulus. ...
PERNYATAAN TESIS: INJIL MENYELAMATKAN ORANG YAHUDI DAN JUGA BUKAN YAHUDI (Roma 1:16, 17)
Roma 1:16, 17 berisi segmen terakhir kata pengantar Paulus. Dengan mengikuti bentuk korespondensi zaman itu, surat itu dimulai dengan (1) nama penulis (1:1), (2) sebutan para penerima surat (1:7a), (3) salam (1:7b), dan (4) ungkapan ucapan syukur (1:8). Paulus punya satu hal lagi untuk dilakukan sebelum ia memulai isi suratnya: penulisan tentang pernyataan tesis. 16 Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam injil, karena injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. 17 Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman."
Ayat 16. Pernyataan tesis berfungsi sebagai jembatan antara pembukaan dan isi surat. Mengenai pembukaan, partikel Yunani yang diterjemahkan sebab (ga÷r, gar) mengaitkan ayat 16 dengan ayat-ayat sebelumnya. Paulus telah memberitahu para pembacanya bahwa ia ingin pergi ke Roma; sekarang ia menjelaskan mengapa memberitakan injil di sana adalah penting. Mengenai isi surat, ayat-ayat ini juga memberi pijakan bagi semua hal yang Paulus hendak katakan.
Ayat 14, 15, dan 16 mengetengahkan tiga pernyataan "Aku." Dalam ayat 14 Paulus berkata, "Aku berhutang budi." Dalam ayat 15 ia berkata, "Aku ingin." Sekarang, dalam ayat 16, ia berkata, aku tidak malu terhadap injil (NASB). Orang Kristen diejek karena mereka menyembah orang yang telah disalibkan. Paulus menyesalkan fakta bahwa salib tidak masuk akal banyak orang yang ia coba untuk gapai dengan injil. Ia menulis, "Tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan" (1 Kor. 1:23). Everett Ferguson menggambarkan penolakan Kristus oleh bangsa-bangsa bukan Yahudi dengan cara ini:
Ejekan terkenal terhadap agama Kristen … terlihat dalam goresan grafiti pada batu di ruang jaga di Bukit Palatine dekat Circus Maximus di Roma. Sosok seorang pria dengan kepala keledai diperlihatkan tergantung di kayu salib. Di dekatnya pria lain mengangkat tangannya sebagai tanda kekaguman, dan ada tulisannya berbunyi, "Alexamenos menyembah ilahnya." Orang Yahudi selama ini didakwa menyembah keledai; di sini fitnah [tuduhan palsu] itu dialihkan kepada Yesus. Meski gambaran itu sangat menjijikkan bagi orang Kristen sekarang ini, namun gambaran itu secara kuat menyatakan betapa hinanya gagasan Tuhan tersalib bagi pemikiran orang kafir.38
Jenis ejekan ini mungkin telah menyebabkan beberapa orang Kristen merasa malu, tetapi Paulus tidak. Ia dengan berani memberitakan "injil"—kisah salib—di mana-mana.
Seperti sudah ditulis sebelumnya, kata yang diterjemahkan "injil" (euangelion) adalah kata majemuk Yunani yang pada dasarnya berarti "berita baik" atau "berita gembira" (lihat komentar tentang 1:1). Selama bertahun-tahun, kata euangelion telah digunakan dalam berbagai cara,39tetapi pada zaman Paulus, kata itu memiliki arti umum "berita baik." Kata itu digunakan dalam percakapan sehari-hari untuk mengacukan berita baik apa saja, tapi dalam Perjanjian Baru, kata itu digunakan secara eksklusif untuk berita baik dari Allah. Dalam Kisah injil, kedatangan Mesias disebut "injil," atau "berita baik" (Mrk. 1:1). Yesus dan yang lainnya memberitakan "injil Kerajaan" (Mat. 4:23; 9:35): berita baik bahwa Mesias akan mendirikan kerajaan-Nya (gereja). Orang-orang diberitahu tentang "berita baik" itu bahwa ada harapan bagi masalah mereka (lihat Luk. 4:18).
Dalam surat-surat kiriman, "injil" adalah berita baik bahwa Kristus telah mati untuk dosa-dosa kita. Robert Mounce menyatakannya seperti ini: injil adalah "proklamasi penuh sukacita tentang aktivitas penebusan oleh Allah dalam Yesus Kristus atas nama manusia yang diperbudak oleh dosa."40"Berita baik" ini memiliki dua aspek . "Aspek historis" menampilkan fakta-fakta fisik kematian, penguburan, dan kebangkitan Kristus. Paulus menyurati jemaat Korintus, Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu--kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya. Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci (1 Kor. 15:1-4).
Jika kita memberitakan apa yang manusia perlu lakukan untuk diselamatkan tetapi mengabaikan kematian, penguburan, dan kebangkitan Yesus, maka kita belum memberitakan injil.
Injil juga memiliki "aspek doktrin." Beberapa orang mengira bahwa injil hanya berisi kisah salib, tetapi beberapa kali Perjanjian Baru bicara tentang menaati injil (2 Tes. 1:8; 1 Pet. 4:17; lihat Rom. 10:16; KJV)—menyiratkan bahwa injil juga berisi perintah.
Aspek doktrin injil berpusat dalam makna rohani berita baik. Injil memberitahu kita bagaimana kita bisa mendapatkan keuntungan dari apa yang Allah telah lakukan bagi kita. Injil juga menekankan efek yang harus ada di dalam kehidupan kita (lihat Flp. 1:27). Para pengkhotbah awal meringkas injil dengan cara berikut:
Fakta untuk dipercaya : khususnya, kematian, penguburan, dan kebangkitan Yesus (lihat 1 Kor. 15:1-4).
Perintah untuk ditaati : termasuk iman, pertobatan, dan baptisan (6:3-6, 17, 18).
Janji untuk dinikmati : di antaranya, pengampunan dosa, karunia Roh Kudus, dan janji sorga (lihat Kisah 2:38; Kol. 1:21-23; Tit. 1:2).
Paulus tidak malu terhadap injil karena injil adalah kekuatan Allah. Kata Yunani yang diterjemahkan "kekuatan" (du÷namiß, dunamis) berada di belakang istilah bahasa Indonesia "dinamo," "dinamis," dan "dinamit."
Satu kata yang akan melambangkan pemerintahan Romawi adalah kekuatan. Kekaisaran Romawi yang perkasa tampaknya akan bertahan selamanya, dan bala tentaranya tampaknya tak terkalahkan. Mereka yang tinggal di Roma terus-menerus diingatkan tentang kekuatan Roma, dengan para jenderal yang berparade melalui jalan-jalan untuk merayakan kemenangan mereka, ribuan laki-laki dan perempuan dari negeri-negeri yang ditaklukkan melayani sebagai budak, dan para kaisar menuntut untuk disembah. Ke dalam [latar belakang] inilah, Paulus mengirimkan pesan kedaulatan Allah.41
Bangsa Romawi mungkin membanggakan diri mereka pada kekuatan yang mereka miliki, tetapi mereka tidak memiliki kekuatan untuk menghentikan kebusukan moral yang telah menghancurkan kerajaan mereka. Mereka tidak memiliki kekuatan untuk merubah seorang laki-laki yang bersikap kasar kepada keluarganya dan menjadikan dia suami dan ayah yang penuh kasih.42Hanya Allah yang memiliki kekuatan itu.
Injil adalah kekuatan Allah untuk keselamatan. Kata yang diterjemahkan "keselamatan" (swthri÷a, soteria) pada dasarnya berarti "pembebasan." Kata itu digunakan untuk mengacukan kemenangan militer atau penyembuhan medis. Seperti yang digunakan oleh Paulus, kata itu mengacu kepada pembebasan dari rasa bersalah, praktik, kekuasaan, dan pelbagai akibat kekal dosa.
Allah ingin kekuatan ini tersedia bagi setiap orang yang percaya. Paulus menekankan keuniversalan injil dalam kata-kata pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. "Yunani" ( ¢Ellhn, Hellēn) di sini mewakili dunia bukan Yahudi yang berbahasa Yunani. Yahudi ditambah bukan Yahudi sama dengan semua orang. Memang, injil adalah untuk semua orang (lihat Mat. 28:18-20; Mrk. 16:15, 16; Kisah 1:8).
Dengan menyebut orang Yahudi "pertama-tama," Paulus tidak sedang menyiratkan bahwa Allah menganggap orang Yahudi lebih baik atau lebih penting daripada orang bukan Yahudi. Ia menggunakan ungkapan dasar yang sama dua kali dalam pasal berikutnya (2:9, 10), dan kemudian segera menekankan bahwa "Allah tidak memandang bulu" (2:11). Dalam 10:12, ia mengatakan bahwa "Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang."
Pernyataan Paulus itu mencerminkan beberapa fakta sejarah. Bangsa Yahudi adalah bangsa istimewa yang melalui siapa Allah berkarya untuk membawa Mesias ke dalam dunia. Mesias (Kristus) adalah orang Yahudi, dan Ia hidup dan mati di wilayah Yahudi di Palestina. Oleh karena hubungan selama berabad-abad antara Allah dan bangsa Yahudi, maka bangsa Yahudi diberi kesempatan pertama untuk menerima atau menolak Mesias dan kerajaan-Nya. Kerajaannya (gereja) didirikan di ibukota dunia Yahudi—Yerusalem—dan pelajaran injil pertama dikhotbahkan kepada bangsa Yahudi. Bahkan ketika injil menyebar dari Palestina ke dunia bukan Yahudi, injil itu umumnya diberitakan pertama-tama kepada orang-orang Yahudi di daerah tertentu, dan kemudian kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi. Paulus memberitahu orang-orang Yahudi di Antiokhia Pisidia, "Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu, tetapi kamu menolaknya, … karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi" (Kisah 13:46).
Perkataan "pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani" (dan ungkapan serupa lainnya yang ditemukan di seluruh surat itu) menunjukkan bahwa Paulus ingin mendamaikan hubungan antara dua unsur ini di dalam gereja di Roma. Setelah diusir oleh Kaisar Klaudius (49 M.), orang-orang Yahudi—termasuk Yahudi Kristen — kembali lagi ke Roma (54 M.). Kembalinya mereka terjadi hanya beberapa tahun sebelum Paulus menulis surat ini (57 atau 58 M.). Rupanya, orang Yahudi Kristen tidak bergaul baik dengan orang-orang percaya bukan Yahudi.
Coy Roper menyejajarkan dua frasa itu: "'Kepada orang Yahudi pertama-tama': Paulus ingin bangsa bukan Yahudi mengetahui bahwa bangsa Yahudi memiliki peran khusus dalam rencana Allah. 'Dan juga kepada orang Yunani': Paulus ingin bangsa Yahudi mengetahui bahwa Allah menyertakan bangsa Yunani, bangsa bukan Yahudi, dalam rencana-Nya bagi keselamatan manusia."43Di gereja, tidak ada tempat untuk menyombongkan diri tentang latar belakang etnis atau menampilkan sikap superioritas (2:1, 17; 3:9, 27, 29; 11:13, 18, 25; 14:10). Sebaliknya, masing-masing kelompok harus menerima satu sama lain dalam kasih (12:3-5, 10, 16; 14:1, 13; 15:7).
Ayat 17. Paulus melanjutkan merobohkan penghalang antara orang Kristen Yahudi dan bukan Yahudi dengan menekankan dasar bagi keselamatan bersama mereka: Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman." Kedua kelompok itu diselamatkan oleh iman mereka kepada Kristus, bukan oleh ketaatan mereka kepada hukum Musa atau oleh kesempurnaan moral mereka sendiri.
Dalam ayat ini, kata "kebenaran" mengacu kepada penetapan Allah yang menganggap orang yang diselamatkan seolah-olah benar. "Kebenaran" ini disebut "kebenaran Allah" karena berasal dari Dia. Teksnya menekankan bahwa kebenaran itu "dinyatakan" di dalam injil: Satu-satunya cara kita mengetahui kebenaran ini adalah melalui pemberitaan injil.
Sebagai hasil dari mendengar berita baik ini, iman dihasilkan di hati manusia (10:17). Dengan cara ini, kebenaran Allah dinyatakan "dari iman kepada iman." Teks Yunaninya bisa juga diterjemahkan "dari [ejk, ek] iman ke dalam [eijß, eis] iman." Halaman-halaman buku telah dipenuhi dengan pelbagai komentar tentang kalimat ini, tapi tampaknya membuat daftar variasi yang banyak itu manfaatnya tidak banyak. Pikiran utama Paulus terlihat sederhana. Kita diselamatkan atas dasar iman. Menjadi "benar dengan Allah," kemudian, dapat dikatakan sebagai "dari" (hasil) iman. Pada saat yang sama, Paulus tidak ingin para pembacanya mengira bahwa iman tidak lagi penting begitu orang sudah menjadi Kristen. Iman yang menyelamatkan harus memimpin orang "ke dalam iman," yaitu, ke dalam gaya hidup yang didasarkan pada dan dihasilkan dari iman (lihat 2 Kor. 5: 7). Alkitab NIV mengungkapkan gagasan itu seperti ini: "kebenaran yang oleh iman dari awal sampai akhir" (huruf miring oleh saya).
Untuk memperkuat pemikirannya, Paulus mengutip nas Perjanjian Lama: "Seperti ada tertulis: 'Orang benar akan hidup oleh iman.'" Kutipan ini dari Habakuk 2:4. Sekali lagi, para sarjana berbeda dalam penafsiran mereka tentang kutipan itu seperti yang Paulus gunakan. Apakah kata-kata itu berarti bahwa orang percaya akan memiliki kehidupan (rohani), atau apakah perkataan itu berarti bahwa orang Kristen harus menjalani kehidupan iman? Kebingungan atas pertanyaan ini diilustrasikan oleh Alkitab RSV dan NRSV. Para penerjemah Alkitab RSV menyatakan bagian terakhir ayat 17 seperti ini: "Orang yang melalui iman adalah benar akan hidup." Para penerjemah yang memperbarui versi itu merubah nas itu sehingga terbaca, "Orang benar akan hidup oleh iman."
Cara kita umumnya menggunakan kata-kata "akan hidup oleh iman" untuk mendukung gagasan yang ada di dalam pikiran Paulus yaitu gaya hidup berbasis iman. Namun begitu, nas dalam Habakuk dan penekanan umum di kitab Roma mendukung posisi bahwa Paulus sedang menggarisbawahi pokok pikiran bahwa orang yang percaya akan memiliki hidup—rohani dan kehidupan kekal (lihat 6:23).
Nas dalam Habakuk berkata, "Sesungguhnya, seperti untuk sombong, jiwanya tidak benar dalam dirinya; tetapi orang benar akan hidup oleh iman"(Hab, 2:4). Tema Kitab Habakuk adalah penghancuran Kasdim (Babel). Allah memberitahu Habakuk bahwa Ia akan membangkitkan orang Kasdim untuk menghukum Yehuda. Habakuk bertanya-tanya mengapa bisa terjadi begini pada hal orang Kasdim lebih jahat daripada orang Israel. Allah meyakinkan Habakuk bahwa Ia akan menghancurkan bangsa Kasdim dan, pada dasarnya, memberitahu nabi itu, "Jangan khawatir tentang hal itu. Percayalah kepada-Ku." Dalam konteksnya, bagian terakhir 2:4 berarti," Orang benar akan percaya kepada-Ku bahkan ketika banyak hal terlihat buruk (mengenai Kasdim), dan Aku akan mengupahi dia dengan menjaga dia tetap aman." W. J. Deane menerjemahkan 2:4 seperti ini: "Ketika kerajaan yang sombong, serakah akan sudah tenggelam dalam kehancuran, orang-orang beriman akan hidup secara aman."44Paulus pastinya mengetahui tujuan asli ayat tersebut; tapi, di bawah bimbingan Roh, ia "juga melihat ada makna yang lebih dalam di dalamnya."45Iman telah memastikan kehidupan jasmani di zaman Habakuk, dan itu akan menghasilkan kehidupan rohani di zaman Paulus.
Setelah mempertimbangkan dua arti yang memungkinkan tentang "orang benar akan hidup oleh iman," apakah sekarang perlu bahwa kita berfokus pada satu arti dengan mengesampingkan arti yang lain? Mungkin tidak. Karena Paulus baru saja menyatakan bahwa kehidupan Kristen dimulai dengan iman dan berlanjut dengan iman, mungkin ia memaksudkan kutipan itu untuk meningkatkan kedua pokok pikiran itu. Hal penting bagi kita untuk diketahui adalah bahwa "rencana Allah untuk memberikan kebenaran" adalah "suatu proses yang dimulai dan dilanjutkan oleh iman [kita] (1:17; Phillips); "dari awal sampai akhir hal itu melalui percaya" (1:17; CJB).
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Roma (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Kebenaran Allah telah Dinyatakan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 57
Latar Belakang
Surat Roma ini mer...
Penulis : Paulus
Tema : Kebenaran Allah telah Dinyatakan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 57
Latar Belakang
Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini diletakkan di depan ketiga belas suratnya yang lain. Paulus menulis surat ini dalam rangka pelayanan rasulinya kepada dunia bukan Yahudi. Bertentangan dengan tradisi gereja Katolik-Roma, jemaat di Roma tidak didirikan oleh Petrus atau rasul yang lain. Jemaat di Roma ini mungkin didirikan oleh orang dari Makedonia dan Asia yang bertobat di bawah pelayanan Paulus, mungkin juga oleh orang-orang Yahudi yang bertobat pada hari Pentakosta (Kis 2:10). Paulus tidak memandang Roma sebagai wilayah khusus dari rasul lain (Rom 15:20).
Di surat Roma Paulus meyakinkan orang percaya di Roma bahwa dia sudah berkali-kali merencanakan untuk memberitakan Injil kepada mereka, namun hingga saat itu kedatangannya masih dihalangi (Rom 1:13-15; Rom 15:22). Dia menegaskan kerinduan yang sungguh untuk mengunjungi mereka sehingga menyatakan rencananya untuk datang dengan segera (Rom 15:23-32).
Ketika menulis surat ini, menjelang akhir perjalanan misioner yang ketiga (bd. Rom 15:25-26; Kis 20:2-3; 1Kor 16:5-6), Paulus berada di Korintus di rumah Gayus (Rom 16:23; 1Kor 1:14). Sementara menulis surat ini melalui pembantunya Tertius (Rom 16:22), dia sedang merencanakan kembali keYerusalem untuk hari Pentakosta (Kis 20:16; sekitar musim semi tahun 57 atau 58) untuk menyampaikan secara pribadi persembahan dari gereja-gereja non-Yahudi kepada orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem (Rom 15:25-27). Segera setelah itu, Paulus mengharapkan dapat pergi ke Spanyol untuk menginjil dan mengunjungi gereja di Roma pada perjalanannya untuk memperoleh bantuan dari mereka bila makin ke barat (Rom 15:24,28).
Tujuan
Paulus menulis surat ini untuk mempersiapkan jalan bagi pelayanannya di Roma serta rencana pelayanan ke Spanyol. Tujuannya lipat dua.
- (1) Karena jemaat Roma rupanya mendengar kabar angin yang diputarbalikkan mengenai berita dan ajaran Paulus (mis. Rom 3:8; Rom 6:1-2,15), Paulus merasa perlu untuk menulis Injil yang telah diberitakannya selama dua puluh lima tahun.
- (2) Dia berusaha untuk memperbaiki beberapa persoalan yang terjadi di dalam gereja karena sikap salah orang Yahudi terhadap mereka yang bukan Yahudi (mis. Rom 2:1-29; Rom 3:1,9) dan orang bukan Yahudi terhadap orang Yahudi (mis. Rom 11:11-36).
Survai
Tema Surat Roma diketengahkan dalam Rom 1:16-17, yaitu bahwa di dalam Tuhan Yesus dinyatakan kebenaran Allah sebagai jawaban terhadap murka-Nya kepada dosa. Kemudian Paulus menguraikan kebenaran-kebenaran dasar dari Injil. Pertama, Paulus menekankan bahwa persoalan dosa dan kebutuhan manusia akan kebenaran adalah umum (Rom 1:18--3:20). Karena baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi berada di bawah dosa dan karena itu di bawah murka Allah, tidak ada seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah terlepas dari karunia kebenaran melalui iman kepada Yesus Kristus (Rom 3:21--4:25).
Setelah dibenarkan secara cuma-cuma oleh kasih karunia melalui iman dan setelah mendapatkan keyakinan akan keselamatan kita (pasal 5; Rom 5:1-21), karunia kebenaran Allah itu dinyatakan dalam kematian kita bagi dosa dengan Kristus (pasal 6; Rom 6:1-23), pembebasan kita dari pergumulan untuk mencapai kebenaran menurut hukum Taurat (pasal 7; Rom 7:1-26), pengangkatan kita sebagai anak-anak Allah dan hidup baru kita "melalui Roh" yang menuntun kita kepada kemuliaan (pasal 8; Rom 8:1-39). Allah sedang mengerjakan rencana penebusan-Nya kendatipun ketidakpercayaan Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36).
Akhirnya, Paulus menyatakan bahwa kehidupan yang diubah dalam Kristus mengakibatkan penerapan kebenaran dan kasih pada semua bidang kelakuan -- sosial, sipil, dan moral (pasal 12-14; Rom 12:1--14:23). Paulus mengakhiri Surat Roma dengan keterangan tentang rencananya pribadi (pasal 15; Rom 15:1-33) dan ucapan salam pribadi yang panjang, nasihat terakhir, dan sebuah kidung pujian (pasal 16; Rom 16:1-27).
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat Roma merupakan surat Paulus yang paling sistematis, surat teologis yang paling hebat dalam PB.
- (2) Paulus menulis dengan gaya tanya-jawab atau gaya diskusi (mis. Rom 3:1,4-6,9,31).
- (3) Paulus memakai PL secara luas sebagai kekuasaan alkitabiah dalam menyampaikan sifat sesungguhnya dari Injil.
- (4) Paulus menyampaikan "kebenaran Allah" sebagai inti penyataan Injil (Rom 1:16-17): Allah membereskan segala sesuatu di dalam dan melalui Yesus Kristus.
- (5) Paulus memusatkan perhatian kepada sifat rangkap dari dosa bersama dengan persediaan Allah di dalam Kristus untuk masing-masing aspek:
- (a) dosa sebagai pelanggaran pribadi (Rom 1:1--5:11), dan
- (b) prinsip "dosa" (Yun. _he hamartia_), yaitu kecenderungan bawaan yang alami untuk berbuat dosa yang tinggal dalam hati setiap orang sejak kejatuhan Adam (Rom 5:12--8:39).
- (6) Roma 8 (Rom 8:1-39) adalah uraian yang paling luas dalam Alkitab mengenai peranan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.
- (7) Surat Roma berisi pembahasan yang paling berbobot mengenai penolakan Kristus oleh orang Yahudi (terkecuali suatu golongan sisa), dan tentang rencana penebusan Allah yang bermula dari Israel dan akhirnya menuju kembali kepada Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36).
Full Life: Roma (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Rom 1:1-17)
I. Kebutuhan Mendesak Manusia Akan Kebenaran
(Rom 1:18-3:20)
A. Kebutuhan Or...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Rom 1:1-17) - I. Kebutuhan Mendesak Manusia Akan Kebenaran
(Rom 1:18-3:20) - A. Kebutuhan Orang Bukan Yahudi
(Rom 1:18-32) - B. Kebutuhan Orang Yahudi
(Rom 2:1-3:8) - C. Kebutuhan Semua Orang
(Rom 3:9-20) - II. Penyediaan Kebenaran yang Mulia oleh Allah
(Rom 3:21-5:21) - A. Pembenaran oleh Iman Diringkaskan
(Rom 3:21-31) - B. Pembenaran oleh Iman Digambarkan Dalam Abraham
(Rom 4:1-25) - C. Berkat dan Keyakinan yang Menyertai Pembenaran
(Rom 5:1-11) - D. Adam dan Kristus Dibandingkan
(Rom 5:12-21) - 1. Adam/Dosa/Penjatuhan Hukuman/Kematian
- 2. Kristus/Kasih Karunia/Pembenaran/Hidup
- III.Kebenaran Berkarya Melalui Iman
(Rom 6:1-8:39) - A. Kebebasan dari Perbudakan Dosa
(Rom 6:1-23) - 1. Mati Bersama Kristus terhadap Dosa
(Rom 6:1-14) - 2. Hidup Bersama Kristus sebagai Hamba Kebenaran
(Rom 6:15-23) - B. Kebebasan dari Pertentangan di Bawah Hukum Taurat
(Rom 7:1-25) - C. Kebebasan Melalui Hukum Roh Kehidupan
(Rom 8:1-39) - IV. Kebenaran oleh Iman Berkaitan dengan Israel
(Rom 9:1-11:36) - A. Persoalan Penolakan Israel
(Rom 9:1-10:21) - B. Kemenangan Rencana Allah
(Rom 11:1-36) - V. Penerapan Praktis dari Kebenaran oleh Iman
(Rom 12:1-15:13) - A. Orang Percaya dan Penyerahan Diri
(Rom 12:1-2) - B. Orang Percaya dan Masyarakat
(Rom 12:3-21) - C. Orang Percaya dan Pemerintah
(Rom 13:1-7) - D. Orang Percaya dan Hukum Kasih
(Rom 13:8-15:13) - Penutup
(Rom 15:14-16:27)
Matthew Henry: Roma (Pendahuluan Kitab)
Jika kita boleh membandingkan satu kitab dengan kitab lainnya dan meminta pendapat dari beberapa orang beriman dan saleh, akan disimpulk...
- Jika kita boleh membandingkan satu kitab dengan kitab lainnya dan meminta pendapat dari beberapa orang beriman dan saleh, akan disimpulkan bahwa mazmur-mazmur Daud di dalam Perjanjian Lama dan surat-surat penggembalaan Rasul Paulus di dalam Perjanjian Baru merupakan bintang-bintang yang paling terang, yang berbeda dari bintang-bintang lainnya di dalam kemuliaan. Kitab Suci secara keseluruhan memang merupakan surat penggembalaan dari sorga kepada dunia ini, tetapi di dalamnya ada penjelasan atas beberapa surat kerasulan tertentu. Di dalamnya terdapat lebih banyak surat-surat Paulus dibandingkan dengan surat rasul-rasul lainnya, sebab ia adalah rasul utama dari antara mereka. Ia bekerja lebih keras dibandingkan mereka semua. Tidak diragukan lagi, bakat alamiahnya sangat luar biasa. Pengertiannya akan suatu hal cepat dan tajam, ungkapan-ungkapannya lancar dan kaya. Ke mana pun ia pergi, kasih sayangnya sangat hangat dan bersemangat, dan keteguhan hatinya sangat tegas dan berani. Hal ini membuat ia menjadi seorang penganiaya yang sangat keras dan sengit sebelum ia bertobat. Namun ketika orang kuat yang bersenjata lengkap ini dilucuti, dan orang yang lebih kuat dari padanya datang menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan membagi-bagikan rampasannya dan menguduskan kecakapan-kecakapan ini, ia pun menjadi pemberita firman yang paling mahir dan bersemangat. Tidak ada yang lebih baik dari padanya untuk memenangkan jiwa, dan juga tidak ada yang lebih berhasil dari padanya. Empat belas surat penggembalaannya terdapat di dalam kanon Kitab Suci kita. Besar kemungkinan masih ada lebih banyak lagi surat yang ia tulis selama masa pelayanannya, yang mungkin cukup baik untuk mengajar, menegur, dan seterusnya tetapi karena surat-surat itu tidak diilhami oleh Allah, maka surat-surat tersebut tidak diterima sebagai kitab kanonik, dan juga tidak diturunkan kepada kita. Beberapa penulis kuno mengatakan bahwa ada enam pucuk surat ditulis oleh Paulus kepada Seneca (ahli filsafat dan negarawan Romawi abad pertama – pen.), dan delapan surat dari Seneca kepadanya [Sixt. Senens. Biblioth. Sanct. lib.2], dan yang masih ada sampai sekarang ini. Namun, sekali pandang saja tampaknya naskah-naskah itu tidak asli dan palsu.
- Surat penggembalaan kepada jemaat Roma ini ditempatkan sebagai surat yang pertama, bukan karena urutan waktu penulisannya yang lebih awal, melainkan karena keunggulannya yang tinggi. Surat ini adalah surat yang terpanjang dan terlengkap dibandingkan surat-surat penggembalaan lainnya, dan mungkin juga karena kewibawaan dari tempat yang menjadi tujuan surat ini ditulis. Dikatakan bahwa Krisostom, salah seorang bapa gereja, meminta supaya surat ini dibacakan untuknya dua kali dalam seminggu. Surat ini merupakan kumpulan dari beberapa bagian tulisan dari surat tersebut yang ditulis pada tahun 56 Masehi, dari kota Korintus, ketika Paulus tinggal di situ sebentar dalam perjalanannya menuju Troas (Kis. 20:5-6). Ia menitipkan surat ini kepada Febe, orang Romawi itu, seorang pelayan jemaat di Kengkrea (pasal 16), yang berada di wilayah Korintus. Di dalam surat itu ia menyebut Gayus sebagai tuan rumahnya, atau orang yang memberi tumpangan kepadanya (16:23). Gayus yang dimaksud adalah orang Korintus, berbeda dengan Gayus dari Derbe, yang disebut di dalam Kisah Para Rasul 20. Pada saat itu, Rasul Paulus sedang dalam perjalanan menuju Yerusalem dengan membawa uang yang akan diberikan kepada orang-orang kudus miskin yang ada di sana. Hal itu ia sebutkan di dalam Roma 15:26. Rahasia-rahasia besar perlu dibahas di dalam surat ini, seperti juga dalam tulisan-tulisan Rasul Paulus lainnya, karena banyak hal masih gelap dan sukar dipahami (2Ptr. 3:16). Cara penulisan surat ini (sama seperti beberapa surat penggembalaan lainnya) dapat diamati. Bagian terdepan berisikan pengajaran, yaitu di dalam sebelas pasal pertama. Bagian terakhir adalah bagian penerapan, yaitu di dalam lima pasal terakhir, yang memberitahukan tentang penghakiman dan cara memperbaiki hidup. Cara terbaik untuk memahami kebenaran-kebenaran yang dijelaskan di bagian awal adalah dengan menaati dan melakukan kewajiban-kewajiban yang diuraikan di bagian akhir. Sebab, barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan mengetahui pengajaran itu (Yoh. 7:17).
- I. Bagian pengajaran dari surat kerasulan itu mengajarkan kepada kita,
- 1. Mengenai jalan keselamatan,
- (1) Dasar keselamatan itu adalah pembenaran oleh Allah, dan bukan karena perbuatan manusia (pasal 1). Juga bukan karena melakukan hukum Taurat bangsa Yahudi (pasal 2-3), sebab baik orang Yahudi maupun bangsa-bangsa lain harus bertanggung jawab terhadap kutuk itu. Sebaliknya, keselamatan itu hanya diperoleh melalui iman di dalam Yesus Kristus (Roma 3:21 dan seterusnya; pasal 4).
- (2) Langkah-langkah menuju keselamatan ini adalah,
- 2. Mengenai orang-orang yang diselamatkan, seperti halnya mereka yang masuk menurut pilihan kasih karunia (pasal 9), bangsa-bangsa lain dan bangsa Yahudi (pasal 10-11). Dari sini tampak bahwa pokok yang ia bicarakan adalah kebenaran-kebenaran yang sebenarnya telah diketahui, seperti yang dikatakan oleh Rasul Petrus (2Ptr. 1:12). Dua hal yang menjadi batu sandungan bagi bangsa Yahudi, yaitu pembenaran oleh iman tanpa melakukan hukum Taurat, dan penerimaan bangsa-bangsa lain ke dalam jemaat. Itulah sebabnya Rasul Paulus berusaha menjelaskan dan membereskan kedua hal ini.
- II. Bagian penerapan yang mengikuti, yang di dalamnya kita temukan,
- 1. Beberapa nasihat umum yang cocok bagi semua orang Kristen (pasal 12).
- 2. Petunjuk-petunjuk bagaimana kita berperilaku sebagai anggota masyarakat yang beradab (pasal 13).
- 3. Aturan-aturan yang mengatur tingkah laku orang-orang Kristen satu sama lain, sebagai sesama anggota jemaat Kristen (pasal 14 dan pasal 15:1-14).
- III. Ketika mendekati bagian penutup, Rasul Paulus menjelaskan dasar-dasar tulisannya kepada mereka (15:14-16), memberikan penjelasan mengenai dirinya sendiri dan urusan-urusannya (ay. 17-21), berjanji untuk mengunjungi mereka (ay. 22-29), meminta dukungan doa mereka (ay. 30-32), mengirimkan salam khusus kepada banyak sahabat di sana (Roma 16:1-16), memperingatkan mereka terhadap orang-orang yang menimbulkan perpecahan (ay. 17-20), menambahkan salam dari sahabat-sahabat yang ada bersamanya (ay. 21-23), dan mengakhirinya dengan sebuah doa berkat dan pujian kepada Allah (ay. 24-27).
Jerusalem: Roma (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Roma (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT ROMA
KATA PENGANTAR
Menurut pendapat paling umum, surat kepada umat Roma ini ditulis oleh Paulus.
di Korintus pada awal...
SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT ROMA
KATA PENGANTAR
Menurut pendapat paling umum, surat kepada umat Roma ini ditulis oleh Paulus. di Korintus pada awal tahun 58, mendjelang berangkatnja ke Jerusalem, guna menjampaikan hasil pendermaan dari umat-umat di Achaja dan Masedonia, bagi orang-orang miskin didalam umat induk disitu. Ia bermaksud, segera sesudah penjerahan resmi derma-derma tersebut, pergi ke Barat pula dan meluaskan wilajah kerajanja sampai ke Spanjol. Pada perdjalanan ke Spanjol itu ia bermaksud singgah di Roma dan hal ini mendjadi alasan tertulisnja surat ini. Ia hendak memberitahukan niatnja itu dan memperkenalkan diri dan maksud kundjungannja terlebih dahulu, sebab ia masih agak asing bagi umat itu, belum pernah berhubungan denganja, ketjuali dengan beberapa tokoh, jang dahulu mendjadi pembantu, kawan atau muridnja dilain-lain tempat. Bdl. 16:3-16. Umat itu dewasa itu sudah sangat besar dan menurut perkataan Paulus sendiri dalam 1:8 semangat imannja terkenal "diseluruh dunia". Lagi pula kedudukan umat ini teristimewa penting sebagai umat ibu-kota seluruh kekaiseran Roma, pusat pemerintahan dan kebudajaan Romawi. Sudah sewadjarnja semua itu menarik minat seorang rasul seperti Paulus. dan sebab itu sudah lama menimbulkan kerinduan untuk berkenalan dengan umat itu. Malahan ia merasa bertugas terhadapnja djuga. Umat itu bagian terbesar terdiri dari orang Romawi asli bekas penjembah dewa-dewa, dan bukankah ia. chususnja bertugas sebagai rasul terhadap segala bangsa-bangsa "kafir"? Untuk itu ia ditetapkan langsung oleh Kristus sendiri (Kis. Ras. 9:15), dan dengan resmi pula oleh umat Antiochia atas ilham Roh Kudus (Kis. Ras. 13:2-3), dan achirnja oleh persetudjuan dengan "tiang-tiang agung" Geredja, ialah Petrus, Joanes dan Jakobus (Gal. 2:7-10). Oleh sebab itu ia tidak mau datang dengan tangan kosong, melainkan dengan kepenuhan berkat Kristus (15:29), dan sekedar membagikan iman mereka (1-11). Namun demikian ia tidak mau membangunkan. diatas dasar jang diletakkan oleh orang lain (15:20-22), artinja ia tidak mau tjampur- tangan dalam urusan-urusan umat. Dan memang dasar umat itu sudah teguh berdiri. Siapakah jang meletakkan dasar itu tidak terang. Ada hanja beberapa berita bersifat riwajat lisan jang sebagian amat kabur. Mungkin pangkal mula umat ialah orang-orang jang didalam Kis. Ras. 2.10 disebut "orang Jahudi dan proselit dari Roma", jang turut menjaksikan peristiwa Pentekosta di Jerusalem. Tetapi perkembangan pesat dan keteguhan iman membuktikan, bahwa pendiri dan pemimpin umat itu tentu seorang rasul unggul dan ada hal-hal dan berita-berita jang menundjuk kepada Petrus. Menurut berita-berita purba jang agak kabur, Petrus sudah bekerdja disitu waktu pemerintahan kaiser Klaudius antara. 42 dan 49, dan datang kesana langsung atau tak langsung, sesudah ,pergi kesuatu tempat lain" (Kis. Ras. 12:17). Memang diwaktu itu umat sudah besar, tentu terutama diantara orang Jahudi, jang golongannja di Roma dewasa itu beberapa ribu orang. Hal itu terkesan oleh berita Suetonius, periwajat hidup Klaudius, jang menulis, bahwa dimasa itu terdjadi suatu pergolakan diantara orang-orang Jahudi, disebabkan oleh seorang bernama Chrestos dan mengakibatkan Klaudius mengusir semua orang Jahudi dari Roma. Bdl. Kis. Ras. 18:2. Berita-berita bahwa Petrus kemudian bekerdja di Roma dan mati sebagai martir disitu tidak dapat disangkal kebenarannja. Diantaranja misalnja berita, bahwa Markus menulis Indjilnja di Roma, berdasarkan pengadjaran Petrus disitu dan atas permintaan orang Roma. la dinamakan djuru-bahasa Petrus.
Bahwa diwaktu Paulus menulis surat ini, dan datang, sebagai tahanan ke Roma, umat disitu besar dan teguh imanja, njata dibuktikan beberapa tahun kemudian, dalam pengedjaran Nero terhadap mereka. Penulis sedjarah Romawi, Tasitus, menulis, bahwa orang-orang jang disebut "Chrestiani", sedjumlah teramat besar (ingens multitudo) ditangkap dan disiksakan (dibunuh) sebengis-bengisnja oleh kaisar Nero, bukannja seolah-olah mereka bersalah, sebagaimana tertuduh, melainkan karena kebentjian rakjat terhadap mereka dan kekedjaman satu orang (Nero).
Paulus hendak mengundjungi umat Roma sebab bertugas sebagai rasul bagi bangsa-bangsa penjembah dewa-dewa. Demikian menurut 1:5-7. Dan dalam membatja surat ini kita memang mendapat kesan-kesan, bahwa surat ini chususnja ditudjukan kepada orang-orang bekas penjembah dewa-dewa. Tentu sadja ada segolongan bangsa Jahudi djuga dalam umat Roma, jang tidak diabaikan oleh Paulus. Tetapi kalau ia didalam surat, misalnja dalam bab 2, langsung menjapa orang Jahudi, hal itu bukan berarti, bahwa uraian bersangkutan chusus ditudjukan kepada mereka. Isinja sama penting bagi segala anggota umat. Metodos Paulus disini, memberi pengertian djelas dengan mempertahankan kebenaran Indjil dengan salah paham Jahudi. Dan kalau dalam pada itu menjapa orang Jahudi, itu dapat dan harus ditafsirkan sebagai akal suatu gajabahasa setperti terdapat dalam Rom. 7,7-25. Mengenai tudjuan surat untuk menjatakan niat mengundjungi umat dan memperkenalkan diri serta maksud kedatangannja, tentu sadja tjukup suatu surat pendek, jang misalnja meliputi isi 1:1-15 dan 15:22-29. Tetapi dalam kegiatan kerasulannja Paulus tidak dapat mentjukupkan diri dengan suatu berita pendek itu. Disini sudah ia tidak mau datang dengan tangan kosong. Dan sjukurlah bagi seluruh Geredja untuk segala abad, ia mendapat ilham dalam menulis surat ini untuk terdahulu memaparkan isi "Indjil"nja, jang akan dibitjarakan setjara lisan pada perkundjungannja. Kita sudah tahu apakah arti "Indjil"nja itu, jaitu Indjil Kristus dengan menondjolkan apa jang chususnja mendjadi kabar gembira bagi bangsa-bangsa bukan Jahudi, jaitu bahwa Kristus sebagai Penebus telah datang untuk menjelamatkan seluruh bangsa manusia, baik Jahudi, maupun bangsa-bangsa jang masih disebut "kafir". Paulus menerangkan djalan, sjarat-sjarat dan hakekat penjelamatan itu. Djalan pikiran Paulus dalam surat ini dalam garis-garis besarnja adalah seperti berikut:
Seluruh umat manusia, turunan Adam meringkuk dalam perhambaan kepada dosa. Dosa itu pada hakekatnja terletak dalam terputusnja hubungan tjinta dengan Allah dan disebut djuga "murka" Allah. Akibatnja keruntuhan achlak jang mengerikan dan achirnja kebinasaan abadi. Tak seorang manusiapun mampu membebaskan diri dari perhambaan itu, dan dari sendirinja mendekati Allah.
Dalam kerahimanNja Allah dari kekal sudah merentjanakan menjelamatkan manusia dari keadaan itu. PenjelenggaraanNja telah didjandjikanNja kepada Abraham dan para turunannja dan makin lama makin djelas disediakanNja didalam Perdjandjian Lama.
Rentjana dan djandji itu sudah dilaksanakan oleh dan dalam Kristus. Ia telah menebus dosa manusia dengan darahnja dan memperdamaikan bangsa manusia dengan Allah Pula.
Keadaan manusia tertebus dinamakan Paulus "dikaiosine", artinja kebenaran.Manusia 'jang "pertjaja akan Kristus", "dibenarkan" oleh Allah, artinja dosanja dihapus dan Allah memberinja suatu hidup baru, jang berwudjud mempunjai bagian dalam hidup Allah sendiri dan diangkat mendjadi anak Allah sedjati dan ahliwaris kemuliaanNja. Dengan setegas-tegasnja Paulus menekankan, bahwa kebenaran itu diberikan sebagai anugerah, melulu berdasarkan kerahiman Allah dan tjintaNja jang semata-mata bebas, Manusia sendiri tidak mampu memperolehnja dengan djasanja sendiri, seperti dengan mengamalkan hukum taurat menurut salah paham orang Jahudi. Jang dituntut dari si manusia, ialah hanja kepertjajaan akan Kristus. Mengenai pengertian "kepertjajaan" dalam bahasa Paulus, batjalah kata pendahuluan II, hal. 538 (tjetakan V 1968).
Dalam menekankan, bahwa pengamalan hukum taurat samasekali tidak diperhitungkan Allah dalam membedakan manusia, Paulus tiba Pula ditengah-tengah perdjuangan dengan salah paham orang Jahudi tersebut, jang sudah kita kenal dari suratnja kepada umat-umat di Galatia. Tetapi apa jang dipergunakan Paulus dengan semangat dalam surat itu, didalam surat ini diuraikannja dengan tenang dan lebih landjut dan mendalam.
Itu memberi pula kepadanja suatu kesempatan, untuk mendjelaskan pokok sikap kaum Jahudi, dan nasibnja jang diperhitungkan Allah dalam rentjana penjelenggaraannja. Achirnja mereka akan insjaf, sehingga djandji Allah kepada Abraham dan bangsa Jahudi umumnja, dapat ditepati oleh Allah bagi bangsa Israel dalam keseluruhannja. Mulai bab 12 Paulus memberi pengadjaran praktis, bagaimana umat harus hidup sesuai dengan martabat baru dalam kesusilaan sempurna chususnja dengan mengamalkan tjinta-kasih.
Hagelberg: Roma (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN
Pendahuluan
Keunikan Surat Roma
Surat Roma adalah satu-satunya surat yang ditulis oleh Paulus kepada jemaat yang belum dikenalnya. Oleh k...
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Keunikan Surat Roma
Surat Roma adalah satu-satunya surat yang ditulis oleh Paulus kepada jemaat yang belum dikenalnya. Oleh karena itu, Surat Roma tidak banyak dipengaruhi dengan situasi dan kondisi jemaat Roma, sehingga surat ini lebih bersifat obyektif. Sifat Injil Kristus diuraikan secara lengkap dan teratur.1
Kata-Kata Kunci dalam Surat Roma
Ada beberapa kata yang menonjol sebagai kata kunci untuk memahami Surat Roma secara tepat. Kata-kata yang berikut ini layak dipelajari:
aiwn/aion
"Sampai aiwn lepas aiwn" diterjemahkan "selama-lamanya," dan aiwn sendiri diterjemahkan "dunia," karena istilah ini mengandung unsur "zaman" dan juga "dunia."
Roma 1:25, 9:5, 11:36, 12:2, 16:27
aiwniov/aionios
"kekal," "abadi," "berabad-abad"
Roma 2:7, 5:21, 6:22, 6:23, 16:25, 16:26
dikaiov/dikaios
Istilah ini berarti "benar," atau "adil."
Roma 1:17, 2:13, 3:10, 3:26, 5:7, 5:19, dan 7:12.
dikaiosunh/dikaiosune
Istilah ini berarti "kebenaran," atau "keadilan."
Roma 1:17, 3:5, 3:21, 3:25, 3:26, 4:3, 4:5, 4:6, 4:9, 4:11, dst.
pisteuw/pisteuo
Roma 1:16, 3:2, 3:22, 4:3, 4:5, 4:11, 4:17, 4:18, 4:24, 6:8, 9:33, dst.
Kata kerja ini berarti "percaya."
pistiv/pistis
Roma 1:5, 1:8, 1:12, 1:17, 1:17, 3:3, 3:22, 3:25, 3:26, 3:27, 3:28, dst.
Istilah ini berarti "iman."2
Penulis Surat Roma
Memang pernah ada perdebatan mengenai identitas penulis Surat Roma. Sarjana liberal berusaha untuk meyakinkan pendapat mereka bahwa Paulus tidak menulis Surat Roma. Tetapi perdebatan tersebut sudah dapat diatasi, dan hampir semua mengakui Rasul Paulus sebagai penulis Surat Roma. Paulus disebut sebagai penulis di dalam pasal 1:1, dan banyak yang dikatakan oleh penulis surat ini cocok dengan apa yang dikatakan mengenai Rasul Paulus di dalam KPR dan surat-surat lain. Bandingkanlah Roma 15:25-27 dengan KPR 19:21, 20:1-5, 21:15-19, I Korintus 16:1-5, II Korintus 8:1-12, dan 9:1-5 mengenai perjalanan Paulus ke Yerusalem dengan persembahan dari Makedonia. Menurut Roma 11:1 dan Filipi 3:5 dia berasal dari suku Benyamin. Menurut Roma 16:3 dan KPR 18:2-3, 18-19 dia mengenal Priska dan Akwila. Menurut Roma 1:10-15, 15:22-32, dan KPR 19:21 Paulus rindu mengunjungi mereka di Roma. Kesamaan-kesamaan ini menjadi bukti yang kuat pada apa yang telah dinyatakan oleh Roma 1:1, yaitu bahwa Rasul Paulus adalah pengarang dari surat ini!
Penerima Surat Roma
Asal-usul dari jemaat pembaca pertama ini tidak diketahui dengan pasti. Mungkin jemaat pertama di Roma didirikan oleh "pendatang-pendatang dari Roma" yang percaya kepada Kristus di Bait Allah pada Hari Pentakosta (KPR 2:10), setelah mereka pulang ke Roma. Mungkin juga orang-orang yang diinjili oleh Pauluslah yang mendirikan jemaat-jemaat Roma. Paulus menyebut 24 orang di Roma, termasuk orang-orang yang memimpin jemaat di rumah mereka masing-masing.
Menurut tradisi Katolik, jemaat Roma didirikan oleh Petrus pada tahun 42. Tetapi menurut KPR 15, Petrus berada di Yerusalem pada waktu Sidang Yerusalem diadakan (tahun 49), dan menurut konteks itu setelah sidang itu dia menetap di Yerusalem. Juga, kalau seandainya Petrus berada di Roma, aneh sekali bahwa dia tidak disebut-sebut oleh Paulus, apa lagi kalau di dalam II Petrus 3:15 Petrus menyebut Paulus sebagai "saudara kita yang kekasih." Karena Petrus tidak disebut-sebut dalam surat-surat Paulus yang ditulis di Roma, adalah janggal, jikalau Petrus ada di Roma.
Dalam jemaat-jemaat di Roma ada orang Yahudi. Menurut KPR 18:2 Akwila, yang disebut dalam Roma 16:5, adalah orang Yahudi, dan menurut Roma 16:7 dan 11 Andronikus, Yunias, dan Herodion adalah "temanku sebangsa." Selain itu, kita tahu bahwa di Roma ada orang-orang Yahudi yang diusir dari Roma waktu "kaisar Klaudius memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma" (KPR 18:2). Rupanya orang-orang Yahudi sudah diperbolehkan untuk datang kembali sebelum Surat Roma ditulis. Kota Roma adalah ibu kota dari Kekaisaran Romawi, sehingga banyak orang dari seluruh daerah kekaisaran berminat untuk pindah ke sana.
Kalau diamati kelihatan bahwa Surat Roma dimaksudkan untuk orang Yahudi (2:17 dan 4:1) dan juga untuk orang yang bukan Yahudi (11:13 "Aku berkata kepada kamu, hai bangsa-bangsa bukan Yahudi"). Bahkan pasal-pasal 1:5-6, 1:13, 11:17-31, dan 15:14-16 memberi kesan bahwa banyak dari para pembacanya adalah orang bukan Yahudi. Cranfield3 menegaskan bahwapara pembacanya tidak bisa dikatakan mayoritas Yahudi, atau mayoritas bukan Yahudi. Singkatnya, ada banyak orang bukan Yahudi dan Yahudi di dalam jemaat-jemaat Kristen di Roma.
Tempat dan Tahun Penulisan Surat Roma
Dari Roma 15:25 kita tahu bahwa waktu surat ini ditulis, Paulus "sedang dalam perjalanan ke Yerusalem untuk mengantarkan bantuan kepada orang-orang kudus." Saat itu dia mau mengakhiri salah satu dari ketiga perjalanannya.
Dari Roma 15:23 kita tahu bahwa dia "tidak lagi mempunyai tempat kerja di daerah ini," dan dari pasal 15:19 kita mengerti bahwa maksudnya dengan "daerah ini" adalah "dari Yerusalem sampai ke Ilirikum." Ini berarti bahwa perjalanan yang diakhiri adalah perjalanan yang ketiga, karena sebelum perjalanannya yang ketiga dia tidak akan menyatakan bahwa pelayanannya sudah selesai.
Dalam Roma 16:1-2, "Aku meminta perhatianmu terhadap Febe, saudara kita yang melayani jemaat di Kengkrea... sebab ia sendiri telah memberikan bantuan kepada banyak orang, juga kepadaku sendiri" Surat Roma dikaitkan dengan "Kengkrea", yaitu pelabuhan sebelah barat dari kota Korintus.
Ada satu kaitan lagi dengan kota Korintus dalam pasal 16:23, di mana Gayus, "yang memberi tumpangan kepadaku," memberi salam kepada mereka di Roma. Mungkin Gayus ini adalah orang Korintus yang disebut di dalam I Korintus 1:14.
Menurut KPR 20:3 Paulus berada di tanah Yunani selama tiga bulan. Barangkali pada waktu itu dia di Korintus (ibu kota propinsi) atau Kengkrea, dan di situ dia menyusun Surat Roma.
Tahun penulisannya masih agak sulit ditentukan. Menurut Cranfield,4 surat ini pasti ditulis di antara akhir tahun 54 sampai awal tahun 59, dan kemungkinan besar di antara akhir tahun 55 sampai awal tahun 57.
Kesatuan Surat Roma
Beberapa naskah kuno dari Surat Roma tidak memuat pasal 15-16, dan beberapa bapa-bapa gereja tidak mengutip dari Roma 15-16. Juga, dalam beberapa naskah kuno, pujian yang mengakhiri Surat Roma, yaitu 16:25-27, diletakkan pada akhir pasal 14, atau pada akhir pasal 15, atau pada akhir pasal 14 dan pasal 16. Dua naskah tidak menyebut kata "Roma" di dalam 1:7 dan 1:15, sehingga kota Roma sama sekali tidak disebut di dalam dua naskah itu.
Walaupun hanya beberapa naskah yang memiliki perbedaan tersebut, tetapi perbedaan-perbedaan itu sempat menjadi bahan pemikiran dan dialog para sarjana. Mengapa terjadi demikian, sehingga ada naskah surat yang seolah-olah tidak dikirim ke Roma? Jawabannya banyak.
Ada sarjana yang berkata bahwa Paulus lebih dahulu menulis 1:1-14:23 sebagai surat edaran bagi jemaat-jemaat lain, kemudian menambahkan pasal 15-16 pada surat edaran itu.
Ada sarjana lain yang berkata bahwa Paulus lebih dahulu menulis 1:1-15:33 kepada jemaat-jemaat Roma, lalu setelah itu, dia mengirimkan surat itu dengan suatu tambahan (pasal 15-16) kepada jemaat lain.
Tetapi setelah Cranfield5 mempertimbangkan semua ini, dia mengambil kesimpulan bahwa seluruh surat ini, pasal 1 sampai dengan pasal 16, dikirim oleh Paulus kepada jemaat-jemaat Roma, dan perbedaan-perbedaan antara naskah muncul karena surat ini disalin di Roma, dan pasal 15 dan pasal 16 tidak selalu disalin karena dianggap ditujukan khusus untuk mereka di kota Roma.
Surat Roma memiliki kesatuan. Beberapa naskah kuno yang tidak lengkap tidak menyangkal kesatuan itu.
Maksud dan Tujuan Surat Roma
Maksud tujuan pertama dari Surat Roma sudah jelas dari pasal 15:22-25 di mana Paulus memberitahu kepada mereka bahwa dia mau mengunjungi mereka di Roma. 15:24 menceritakan satu maksud tujuan yang lain lagi. Dia mau mendapatkan pertolongan dari mereka. Dia mau melayani di Spanyol, dan dia berharap mereka akan memperlancar perjalanannya. Dia akan mencari dukungan bagi pelayanannya di sana. Pasal 15:30-32 menjelaskan bahwa dia juga minta dukungan doa mereka untuk perjalanannya ke Yerusalem, di mana dia akan menghadapi bahaya dari orang-orang Yahudi yang tidak percaya, dan di mana dia akan menyerahkan suatu persembahan.
Untuk memperoleh hasil yang telah disebut di atas, maka Rasul Paulus mau menguraikan Injil Kristus, karena dengan sungguh mengerti baik murka Allah yang mengancam manusia maupun kebenaran Allah yang dianugerahkan guna penyelamatan setiap orang yang percaya, mereka di Roma diharapkan menjadi terbeban untuk menolong dan mendukung Paulus serta ikut terlibat dengan kerinduan Paulus untuk menjangkau orang Spanyol dengan Injil Kristus.
Pola Berpikir Surat Roma6
Dalam Surat Roma Rasul Paulus menyatakan suatu pola berpikir yang penting bagi tafsiran surat ini. Bagi dia, eksistensi manusia dibagi dua. Ada dua aion/aion bagi manusia. Satu aion/aion yang dikepalai Adam, dan satu yang dikepalai Kristus. Orang yang tidak memiliki kebenaran Allah berada dalam aion/aion Adam di mana Maut berkuasa. Tetapi Kristus telah membawa aion/aion Kehidupan Kekal yang boleh dialami oleh setiap orang yang berada dalam Kristus. Perlu dimengerti juga bahwa istilah aion/aion itu lain daripada kata zaman. Aion/Aion Kehidupan sudah muncul, tetapi aion/aion Maut masih ada juga. Masa kini ada hubungan yang erat antara aion/aion Kristus dan Kerajaan Allah. Dua-duanya sudah ada, dan masih akan datang dengan segala kepenuhannya. Kerajaan Allah dilawan dengan kerajaan Iblis, dan aion/aion Kristus dilawan dengan aion/aion Adam. Baik aion/aion Kristus maupun Kerajaan Allah hanya dapat dialami oleh orang yang benar, yaitu orang yang memiliki kebenaran Kristus.
Pentingnya hal aion/aion baru dan aion/aion lama menjadi nyata kalau garis besar Surat Roma diselidiki. Hidup orang yang sudah dibenarkan karena iman adalah tema Surat Roma, sedangkan dua aion/aion tersebut di atas mewarnai kerangka Surat Roma.
Hagelberg: Roma (Garis Besar) GARIS BESAR
roma
I. Pendahuluan 1:1-1:17
A. Salam 1:1-1:7
B. Perkenalan 1:8-1:15
C. Tema Surat 1:16...
GARIS BESAR
roma
- I. Pendahuluan 1:1-1:17
- A. Salam 1:1-1:7
- B. Perkenalan 1:8-1:15
- C. Tema Surat 1:16-1:17
- II. Injil 1:18-15:13
- A. Orang yang Dibenarkan karena Iman 1:18-4:25
- 1. Murka Allah Dinyatakan melawan... 1:18-3:20 (aion/aion kematian)
- a. ...Manusia tanpa Kebenaran 1:18-1:32
- b. ...Manusia yang Mengusahakan Kebenaran dari Hukum Taurat 2:1-3:8
- c. ...Semua Manusia 3:9-20
- 2. Kebenaran Allah Dinyatakan 3:21-4:25 (aion/aion hidup)
- a. Kebenaran Allah Dinyatakan melalui Kristus 3:21-3:31
- b. Kebenaran Allah Disaksikan melalui Kehidupan Abraham 4:1-4:25
- B. Dia yang Dibenarkan karena Iman akan Hidup 5:1-8:39
- 1. Dia akan Hidup Bebas dari Murka 5:1-5:11
- a. Kita memiliki damai terhadap Allah 5:1-4
- b. Keadaan kita berdasarkan kasih Allah 5:5-8
- c. Kasih Allah meluputkan kita dari murkaNya 5:9-11
- 2. Dia akan Hidup Bebas dari Dosa 6:1-6:23
- a. Melalui Baptisan Rohani Kita Bebas dari Dosa 6:1-14
- b. Kita yang Dibebaskan, Menjadi Hamba Kebenaran 6:15-23
- 3. Dia akan Hidup Bebas dari Hukum Taurat 7:1-7:25
- a. Dalam Kristus Kita Mati Terhadap Hukum Taurat 7:1-6
- b. Hukum Taurat Dapat Membangkitkan Dosa 7:7-13
- c. Hukum Taurat Tidak Dapat Membangkitkan Yang Baik 7:14-25
- 4. Dia akan Hidup Bebas dari Maut 8:1-8:39
- a. Melalui Roh Allah Kita Dapat Mengenal Kristus dan Kuasa KebangkitanNya, Sehingga Kita Bebas 8:1-8:13
- b. Kita Dapat Mengenal Kristus dan Persekutuan dalam PenderitaanNya, Sehingga Kita Bebas 8:14-8:30
- c. Kesimpulan dari Pasal 5-8: Kita Dapat Menang dalam Kesusahan 8:31-8:39
- C. Pembenaran karena Iman tidak Meniadakan Janji Allah kepada Israel 9-11
- 1. Israel, yang Diberkati Allah, Merupakan Beban yang Berat bagi Paulus 9:1-5
- 2. Allah yang Berdaulat Telah Memberi Janji Hanya kepada Mereka yang Percaya 9:6-29
- 3. Israel Sendiri Bertanggung Jawab atas Penolakannya 9:30-10:21
- a. Ringkasan Bagian Ini: Batu Sandungan, Batu Sentuhan 9:30-33
- b. Israel Rajin tapi Keliru, karena tidak Mencari Kristus yang adalah Tujuan Hukum Taurat 10:1-4
- c. Melalui Iman, Kebenaran dan Pertolongan Dekat, Tidak Jauh Seperti Melalui Hukum Taurat 10:5-13
- d. Firman Iman Sudah Diberitakan kepada Israel, tapi Israel Melanggar dan Menyangkal 10:14-21
- 4. Israel Tidak Ditolak untuk Selama-lamanya 11:1-36
- D. Perilaku Orang yang Dibenarkan karena Iman 12:1-15:13
- 1. Penyesuaian pada Aion/Aion Baru 12:1-13:14
- a. Ringkasan dari pasal 5-8, 12:1-2
- b. Supaya Cita-Cita yang Layak Ditentukan 12:3-8
- c. Supaya mengasihi 12:9-21
- d. Supaya Tunduk pada Kuasa Pemerintah 13:1-7
- e. Sikap Kasih 13:8-10
- f. Waktunya Mendesak 13:11-14
- 2. Penerapan Khusus: yang Lemah dan yang Kuat 14:1-15:13
- a. Masalah yang Dihadapi: Tantangan bagi "yang Lemah" 14:1-12
- b. Tanggung Jawab bagi "yang Kuat" 14:13-23
- c. Kristus Sebagai Teladan 15:1-6
- d. Ringkasan: Yahudi dan Bukan Yahudi Sehati Sepikir Memuji Tuhan 15:7-12
- e. Berkat yang Meringkas Seluruh Surat Roma 15:13
- III. Penutup 15:14-16:27
- A. Paulus Menulis Surat Roma Karena Dia Rasul Kepada Bangsa-Bangsa Bukan Yahudi 15:14-21
- B. Rencana Paulus untuk Mengunjungi Mereka 15:22-33
- C. Salam kepada Individu dan Kelompok yang Tertentu 16:1-16
- D. Peringatan mengenai Orang yang Menimbulkan Perpecahan 16:17-20
- E. Salam dari Saudara-saudara Seiman 16:21-24
- F. Pujian 16:25-27
Hagelberg: Roma DAFTAR PUSTAKA
roma
Daftar Kepustakaan
Barclay, William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Roma, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, hak cipta 1983.
Bruce, F....
DAFTAR PUSTAKA
roma
Daftar Kepustakaan
Barclay, William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Roma, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, hak cipta 1983.
Bruce, F. F., The Epistle of Paul to the Romans, Tyndale New Testament Commentaries, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1963.
Cranfield, C.E.B., A Critical and Exegetical Commentary on The Epistle to the Romans, The International Critical Commentary, T. & T. Clark Limited, Edinburgh, 1975.
Dunn, James D. G., Word Biblical Commentary Volume 38A: Romans 1-8, Word Books, Dallas, hak cipta 1988.
Dunn, James D. G., Word Biblical Commentary Volume 38B: Romans 9-16, Word Books, Dallas, hak cipta 1988.
Hodge, Charles, Commentary on the Epistle to the Romans, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1886.
Hodges, Zane, Absolutely Free!, Academie Books, Zondervan Publishing House, Grand Rapids, 1989.
Hodges, Zane, catatan dari Surat Roma, tanpa tahun.
Hoehner, Harold, bahan kuliah dari 206 Eksegesis Roma, Dallas Theological Seminary, 1981.
Liddell, Henry George dan Scott, Robert, A Greek-English Lexicon, Oxford University Press, Oxford, edisi ke 9, 1940.
Moulton, James Hope dan Milligan, George, The Vocabulary of the Greek New Testament, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, hak cipta 1930.
Murray, John, The Epistle to the Romans, The New International Commentary on the New Testament, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, hak cipta 1959, edisi dalam satu jilid 1968.
Newell, William R., Romans Verse by Verse, Word Bible Publishers Inc., Iowa Falls, hak cipta 1938.
Nygren, Anders, Commentary on Romans, Fortress Press, Philadelphia, hak cipta 1949.
Wigram, George, The Englishman's Greek Concordance, London, 1844.
Witmer, John A. "Romans," dalam The Bible Knowledge Commentary. Wheaton: Victor Books, 1983.
Lyall, Francis, Slaves, Citizens, Sons, Zondervan Publishing House, Grand Rapids, 1984.
Lightfoot, John, A Commentary on the New Testament from the Talmud and Hebraica: Matthew- 1 Corinthians, vol. 4, Hendrickson Publishers, 1989.
Denny, James, "Saint Paul's Epistle to the Romans", dalam The Expositor's Greek Testament, 2, halaman 555-725. Robertson Nicoll, redaksi, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids.
Guthrie, Donald, New Testament Introduction, Intervarsity Press, Downers Grove, 1970.
Knox, John, dan Cragg, Gerald R., "The Epistle to the Romans", dalam The Interpreter's Bible, vol. 9, Abington-Cokesbury Press, New York, hak cipta 1954.
Stifler, James, The Epistle to the Romans, Moody Press, Chicago, hak cipta 1960.
TFTWMS: Roma (Pendahuluan Kitab) Pernyataan "Aku" Paulus (Roma 1:14-16)
Lihatlah kepada pernyataan "Aku" yang "bisa dikhotbahkan" dan "bisa diajark...
Pernyataan "Aku" Paulus (Roma 1:14-16)
Lihatlah kepada pernyataan "Aku" yang "bisa dikhotbahkan" dan "bisa diajarkan" yang ditemukan dalam 1:14-16. Paulus menyatakannya sebagai berikut:
"Aku berhutang [kepada semua orang]" (1:14). "Aku ingin memberitakan injil" (1:15).
"Aku tidak malu terhadap injil" (1:16; NASB).
TFTWMS: Roma (Pendahuluan Kitab) Injil (Roma 1:16, 17)
Warren W. Wiersbe mengusulkan garis besar berikut ini untuk ayat-ayat itu:
Asal injil : Itu Adalah Injil Kristus (1:16a). Oper...
Injil (Roma 1:16, 17)
Warren W. Wiersbe mengusulkan garis besar berikut ini untuk ayat-ayat itu:
Asal injil : Itu Adalah Injil Kristus (1:16a). Operasi injil : Itu Adalah Kekuatan Allah (1:16b).
Hasil injil : Itu Adalah Kekuatan Allah Kepada Keselamatan (1:16c). Jangkauan injil : Itu Untuk Setiap Orang Yang Percaya (1:16d, 17).1
Injil Yang Sangat Diperlukan (Roma 1:16, 17)
Jenis pesan apakah yang Paulus sajikan di dalam kitab ini. Apakah itu pembicaraan Rabu malam yang tenang, meyakinkan atau apakah itu diskusi hidup atau mati? Kata penting yang muncul ke permukaan dan meminta perhatian adalah "sangat diperlukan."
Obat Yang Sangat Diperlukan : Injil (1:16, 17). Syarat Yang Sangat Diperlukan : Iman (1:16b, 17). Hasil Yang Sangat Diperlukan : Kebenaran (1:17).
TFTWMS: Roma (Pendahuluan Kitab) Kekuatan Injil (Roma 1:16)
Roma itu gila kekuatan, begitu juga dunia sekarang ini. Kita ingin menjadi lebih kuat, lebih cepat, dan membangun lebih be...
Kekuatan Injil (Roma 1:16)
Roma itu gila kekuatan, begitu juga dunia sekarang ini. Kita ingin menjadi lebih kuat, lebih cepat, dan membangun lebih besar—tapi bahkan setelah hampir dua ribu tahun, tidak ada kekuatan yang sebanding dengan injil. Kisah salib masih menjadi "kekuatan Allah dan hikmat Allah" (1 Kor. 1:24). James Meadows mengacukannya sebagai "dinamit Allah untuk meledakkan dosa, tradisi, paganisme, dan ketidakberdayaan dari hati manusia."2
Injil itu bukan hanya kekuatan Allah untuk pengampunan; injil juga adalah kekuatan Allah yang menggagahi/memaksa. Yesus berkata, "Dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku." (Yoh. 12:32). Selanjutnya, injil adalah kekuatan Allah untuk pembuatan ulang. Beribu-ribu nyawa telah diubah ketika kaum laki-laki dan kaum perempuan merespon kisah kasih Allah (lihat 2 Kor. 5:17). Ada kisah tentang seorang laki-laki yang hidupnya sangat berubah sehingga salah satu karyawannya berpendapat, "Ia bukan orang yang dulu! Tubuhnya tetap sama, tapi isinya orang baru!"3
Injil itu sangat penting sehingga kita tidak berani "mengabaikannya, mengacuhkannya, mengubahnya, menodainya, … atau menolak untuk mendengarkannya." Yang terpenting, kita yang adalah orang Kristen jangan berani "berhenti memberitakannya."4Injil masih merupakan kekuatan Allah—satu-satunya kekuatan-Nya— kepada keselamatan. Sekarang ini, beberapa orang disibukkan dengan mencari cara-cara baru "untuk menarik orang ke gereja." Coy Roper menegaskan, "Apapun yang menarik orang ke gereja, tidak satu orang pun akan diselamatkan sampai dan kecuali kita memberitakan injil dan mereka mematuhinya."5Injil itu masih menjadi obat Allah bagi orang yang sakit dosa. Jika kita tidak membagi injil dengan semua orang yang kita kenal, mereka akan sesat!
Apakah mungkin bahwa, tidak seperti Paulus, kita malu terhadap injil? Sebagian besar dari kita tidak akan pernah mengaku malu terhadap injil, tapi apakah kita malu untuk memberitahu teman-teman kita tentang iman kita kepada Yesus? Apakah kita takut untuk mencoba mengajar mereka karena kita bisa kehilangan mereka sebagai teman? Alkitab CEV mengungkapkan Roma 1:16 seperti ini: "Saya bangga dengan berita baik itu!" (huruf miring ditambahkan). Semoga Allah menolong kita untuk selalu bangga dengan berita baik itu—dan bertindak seperti itu!
Dinamit Allah (Roma 1:16)
Richard C. Halverson menulis, Kekuatan.
Itu adalah kata zaman kini!
Itu jelas dalam apa saja yang budaya kita ambil secara serius.
Apakah kekuatan itu berupa teknologi, sosial, politik, militer, keuangan, administrasi, agama, atau pribadi, kekuatan itu diasumsikan sebagai kunci … pencapaian, pemenuhan, takdir manusia.6
Sayangnya, selama bertahun-tahun, manusia telah menyalahgunakan kekuatan yang ditempatkan dalam tangannya.
Terima kasih Allah, untuk sesuatu yang lebih kuat dari apa saja yang mungkin manusia rancang, yang Paulus acukan sebagai "dinamit" Allah: "Sebab aku tidak malu terhadap injil, sebab injil adalah kekuatan Allah untuk keselamatan bagi setiap orang yang percaya, pertama-tama untuk orang Yahudi dan juga untuk orang Yunani" (1:16; NASB). Kata Yunani yang diterjemahkan "kekuatan" adalah du÷namiß (dunamis), kata yang darinya kita mendapatkan "dinamis," "dinamo," dan "dinamit." Injil adalah dinamit Allah untuk keselamatan!
Perlu dicatat bahwa kata sandang pasti "the" tidak ditemukan sebelum kata "kekuatan" di dalam teks aslinya.7Paulus secara harfiah mengatakan bahwa injil adalah "kekuatan Allah untuk keselamatan." Kekuatan Allah dimanifestasikan di alam; saksikanlah angin badai yang menakjubkan dan angin topan yang perkasa. Di zaman Perjanjian Baru, kekuatan-Nya dinyatakan dalam pelbagai mujizat. Namun begitu, mengenai soal keselamatan, kekuatan Allah ditemukan di dalam injil.
Injil: Rencananya. Ketika Yesus memberikan Amanat Agung, Ia menekankan bahwa injil adalah untuk semua orang: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk" (Mrk. 16:15). Sekali lagi, Ia berkata, "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku" (Mat. 28:19). Dengan kata lain, Ia berkata, "Jangan diam saja di tempatmu, tetapi pergilah ke utara, selatan, timur, dan barat, dan sebarkanlah injil."
Segera sebelum kenaikan Yesus, Ia memberitahu murid-murid-Nya, "Kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi" (Kisah 1:8). Mereka harus memulai di Yerusalem dan kemudian menyebar ke segala arah. Setelah pembentukan kerajaan/gereja, para pengikut Kristus melaksanakan petunjuk-Nya: Murid-murid itu "pergi kemana saja memberitakan injil" (Kisah 8:4; KJV). Sida-sida Etiopia berjalan ke selatan setelah ia mendengar dan menaati pesan injil (Kisah 8). Paulus pergi ke utara ke pelbagai wilayah Galatia dan ke barat ke Yunani dan Roma (dan mungkin bahkan ke Spanyol).
Seraya murid-murid itu berjalan ke utara, selatan, timur, dan barat, mereka menghadapi perlawanan, tetapi mereka juga menemukan banyak orang yang ingin mendengarkan pesan mereka, laki-laki dan perempuan yang bersukacita mendengar injil diberitakan. Mengapa? Apakah injil itu sebenarnya?
"Injil" adalah terjemahan dari kata Yunani euagge÷lion (euangelion), yang menggabungkan awalan "baik" (eu, eu) dengan kata "pesan" (ajggeli÷a, angelia). Kata Yunani itu secara harfiah berarti "kabar baik."
Kata Inggris "gospel" berasal dari dua kata, "God" dan "spell", dan pada dasarnya berarti sama dengan euangelion: Itu adalah kabar baik yang diucapkan oleh Allah sendiri!
Dunia lapar akan berita baik. Beberapa tahun yang lalu seseorang memutuskan untuk mencetak surat kabar di mana isinya berita baik saja. Tidak lama kemudian muncullah pengumuman ini tentang pelayanan berita itu: "Surat kabar berita baik di California baru-baru ini gulung tikar karena tidak punya cukup berita baik untuk diberitakan. Surat kabar itu tidak bisa mencetak obituarinya sendiri karena, tentu saja, itu adalah berita buruk."
Seorang pengkhotbah bernama William Taylor memahami kelaparan dunia akan berita baik. Sewaktu demam emas California, ia tiba di kota tenda yang adalah San Francisco. Karena tidak ada gedung gereja, Taylor memutuskan bahwa kumpulan orang pencari kekayaan akan menjadi jemaatnya. Setiap Minggu pagi ia akan berdiri di atas tong di sudut jalan yang sibuk dan berteriak, "Ada kabar apa?" Ketika orang banyak berkumpul, ia akan berkata, "Saudara-saudara, bersyukurlah kepada Allah, saya punya berita baik untuk Anda pagi ini!"
Dengan melihat ke depan kepada injil Yesus, Yesaya menulis, "Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita baik, yang mengabarkan berita damai; yang membawa kabar sukacita tentang hal-hal yang baik, yang mengabarkan keselamatan; yang berkata kepada Sion: 'Allahmu memerintah!'" (Yesaya 52:7; NKJV). Kisah keselamatan merupakan bahan berita utama. Berbeda dengan spanduk-spanduk ngeri yang disiarkan di seluruh koran-koran metropolitan kita, bayangkanlah bagaimana kisah injil—berita baik—kemungkinan disiarkan.
Edisi pertama mungkin menceritakan nasib menyedihkan umat manusia: "Manusia Sesat Dalam Dosa—Tidak Ada Harapan Untuk Pemulihan." Pemazmur berkata, "Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak" (Maz. 14:3). Yehezkiel memberitahukan konsekuensi menyedihkan: "Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati" (Yeh. 18:20). Kisah hidup dalam bahaya punya kekuatan untuk menyentuh hati suatu bangsa: seorang anak yang terjatuh ke dalam sumur, penambang yang terperangkap di dalam terowongan, pendaki yang terdampar di lereng gunung berhutan. Berapa banyak lagi kita harus tersentuh oleh pikiran dari dunia yang sesat dalam dosa tanpa punya harapan pemulihan!
Ke dalam situasi yang menyedihkan ini, secercah harapan datang: Seorang Mesias—seorang Juruselamat—dijanjikan. Spanduk edisi kedua mungkin terbaca seperti ini: "Mesias Sudah Datang—Keselamatan Memungkinkan." Allah melihat manusia dalam kondisinya yang tragis dan mengasihi dia sampai sejauh Ia memberikan Anak-Nya agar manusia bisa diselamatkan (Yoh. 3:16). Apakah Anda mulai melihat mengapa ini adalah berita baik, mengapa berita itu dengan penuh gairah sangat diterima oleh jiwa-jiwa yang lapar? Umat Kristen mula-mula tidak pergi berkeliling dengan mengatakan, "Lihatlah dunia apa yang akan datang," melainkan, "Lihatlah Siapa yang sudah datang ke dalam dunia!"
Akhirnya, Mesias—Yesus Kristus—mati di kayu salib di Kalvari bagi dosa-dosa seluruh dunia (1 Kor. 15:1-4). Setelah kebangkitan-Nya, Ia mengungkapkan syarat sederhana yang dengannya manusia bisa memperoleh keuntungan dari pengorbanan-Nya (Mat. 28:18-20; Mrk. 16:15, 16). Edisi terakhir, oleh karena itu, mungkin memiliki judul utama "Semua Manusia Bisa Diselamatkan! Syarat Sederhana Diungkapkan." Yesus mati bagi kita masing-masing dan memungkinkan kita semua untuk mendapat keuntungan dari kematian-Nya. Ini adalah berita yang harus digemakan ke seluruh dunia!
Injil: Bagian-bagiannya. Kata "injil" kadang-kadang digunakan di dalam Alkitab dalam pengertian umum, untuk mengacu kepada berita baik apa saja dari Allah.8
Ketika kata itu digunakan dalam arti yang lebih spesifik, kata itu berpusat pada kisah kematian, penguburan, dan kebangkitan Yesus (1 Kor. 15:1-4)—dan dapat dipecah menjadi beberapa bagian komponen. Beberapa tahun yang lalu, saya mendengar cerita yang memberikan ringkasan sederhana:
Seorang pengkhotbah sedang berpergian dari kota ke kota, memberitakan injil. Ia diizinkan untuk menggunakan gedung sekolah, kemudian berjalan berkeliling memberitahukan orang-orang bahwa akan ada khotbah pada malam itu. Suatu hari ia bertemu seorang anak laki-laki di jalan.
"Hai," kata anak itu. "Kamu siapa?"
"Saya seorang pemberita injil," kata orang itu. "Pulanglah dan beritahukan ibumu bahwa kita akan mengadakan pemberitaan injil malam ini di gedung sekolah."
Anak itu tampak bingung. "Pemberitaan injil? Apakah injil itu?"
Pengkhotbah itu mengacungkan tiga jarinya. "Injil itu terdiri dari tiga bagian." Ia mengetuk tiga jarinya itu satu demi satu: "fakta-fakta yang harus dipercayai, perintah-perintah yang harus ditaati, dan janji-janji untuk dinikmati." Ia selanjutnya mengemukakan, "Ada tiga fakta yang harus dipercaya:"—ia mengetuk lagi jari-jarinya— "kematian, penguburan, dan kebangkitan Yesus." Ketika ia melanjutkan bicaranya, ia terus menggunakan tiga jarinya itu: "Ada tiga perintah yang harus ditaati: percaya, bertobat, dan dibaptis. Dan ada tiga janji untuk dinikmati: pengampunan dosa, karunia Roh Kudus, dan janji memperoleh sorga."
Dengan semangat, anak itu berlari pulang. "Ibu," katanya, "Saya baru saja bertemu seorang pemberita injil, dan ia mengatakan akan ada pemberitaan injil di gedung sekolah malam ini!"
Sang ibu bingung. "Apa itu pemberita injil?"
"Baiklah," anak itu mulai, mengacungkan tiga jari kecilnya. Ia mulai mengetuk ujung jarinya: "injil memiliki tiga bagian … dan kemudian ada tiga lagi … dan kemudian tiga lagi.…" Akhirnya, ia menyerah dan berkata, "Saya pikir seorang pemberita injil adalah orang yang membicarakan jari-jarinya," katanya.
Ringkasan yang diberikan oleh pengkhotbah itu memang terlalu menyedehanakan semua fakta yang tercakup di dalam injil, tetapi itu dapat membantu pemahaman kita tentang berita baik yang telah menggairahkan hati banyak orang selama berabad-abad.
1. Fakta-Fakta Yang Harus Dipercaya. Dalam 1 Korintus 15:1-4, Paulus bicara tentang tiga fakta utama:
Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu--kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya. Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci (huruf miring ditambahkan).
Injil ini berkisar di seputar kematian, penguburan, dan kebangkitan Yesus. Itu adalah pusat iman kita dan pondasi yang di atasnya semua ajaran Perjanjian Baru berdiri.
2. Perintah-Perintah Yang Harus Ditaati. Banyak orang tahu bahwa injil memiliki fakta-fakta yang harus dipercaya, tetapi tidak sadar bahwa injil itu juga berisi perintah-perintah untuk ditaati.Pertimbangkanlah ayat-ayat ini yang bicara tentang menaati injil:
… pada waktu Tuhan Yesus dari dalam sorga menyatakan diri-Nya bersama-sama dengan malaikat-malaikat-Nya, dalam kuasa-Nya, di dalam api yang bernyala-nyala, dan mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau mengenal Allah dan tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan kita (2 Tes. 1:7, 8; huruf miring ditambahkan).
Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah? (1 Pet. 4:17; huruf miring ditambahkan).
Karena fakta-fakta tidak bisa dipatuhi, maka secara jelas injil itu juga memiliki perintah-perintah. Lalu timbul pertanyaan: Jika injil itu utamanya berisi kisah kematian, penguburan, dan kebangkitan Kristus, bagaimanakah orang mematuhi itu? Roma 6:17, 18 berkata, "… Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati [bentuk; NASB] pengajaran yang telah diteruskan kepadamu. Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran" (huruf miring ditambahkan). Umat Kristen di Roma tidak berpartisipasi dalam kematian, penguburan, dan kebangkitan literal Yesus, namun mereka telah mentaati "bentuk" pengajaran itu. Bagaimanakah mereka melakukan hal itu? Ayat-ayat sebelumnya dalam pasal itu memberitahu kita caranya:
Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru (6:3, 4; huruf miring ditambahkan).
Orang-orang Kristen itu telah mematuhi "bentuk" injil itu dengan dibaptiskan (diselamkan dalam air) sebagai orang percaya yang menyesali dosa mereka.
Kita dapat meringkas perintah-perintah injil di bawah judul ini: (1) Kita harus mengimani fakta-fakta injil, dan bersedia untuk mengakui iman itu (10:9, 10). (2) Kita harus bertobat dari dosa-dosa kita, dan dengan demikian menyalibkan "manusia lama" yang berdosa (Luk. 13:3). (3) Kita harus dikubur dalam baptisan sehingga dosa-dosa kita dapat disucikan (Mrk. 16:16; Kisah 2:38; 22:16). Setelah muncul dari kuburan air itu, kita harus menjalani kehidupan baru sesuai dengan segala ajaran Firman Allah.
3. Janji-Janji Yang Akan Dinikmati. Akhirnya, injil adalah berita baik karena dikemas dengan janji-janji untuk dinikmati. Misalnya, Paulus menyebut injil itu "injil damai sejahtera" (Efe. 6:15).
Dua dari janji-janji khusus dari injil itu terkait langsung dengan "perintah-perintah yang harus ditaati." Ketika orang-orang itu "tertusuk hatinya" oleh khotbah Petrus tentang Yesus (Kisah 2:36, 37), mereka berseru, "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?" (Kisah 2:37). Petrus berkata, "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus"(Kisah 2:38; huruf miring ditambahkan). Dosa-dosa masa lalu kita akan diampuni, dan Roh Allah akan membantu kita untuk menjalani kehidupan Kristen—betapa janji yang mengagumkan!
Janji paling indah dari injil ditemukan dalam 1 Yohanes 2:25: "Dan inilah janji yang telah dijanjikan-Nya sendiri kepada kita, yaitu hidup yang kekal" (huruf miring ditambahkan). Jika kita terus "hidup dalam hidup yang baru," pada akhirnya kita akan bersama dengan Allah di sorga!
Ini adalah garis besar sederhana dari cerita paling indah yang pernah diceritakan dan kebenaran paling kuat yang pernah diungkapkan. Garis besar itu mungkin saja sederhana, namun konsepnya dashyat, karena di sinilah terletak inti kekuatan Allah kepada keselamatan!
Injil: Kekuatan. Sewaktu Tembok Berlin masih berdiri, satu truk penuh Alkitab yang berlabel untuk Berlin Timur dihentikan di perbatasan dan tidak diizinkan untuk melanjutkan perjalanan. Pihak berwenang memutuskan bahwa Kitab Suci itu adalah "propaganda subversif." Meski tidak berniat untuk memberi kesaksian, namun tindakan mereka itu memberikan kesaksian tentang kekuatan injil.
Sebagian besar dari kita mengakui bahwa kata atau firman yang Tuhan ucapkan memiliki kekuatan. Pada mulanya, Ia berucap untuk mewujudkan dunia. "Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada" (Mzm. 33:9). Ketika Yesus berada di bumi, firman yang Ia ucapkan memiliki kuasa: "Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: 'Diam! Tenanglah!' Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali"(Mrk. 4:39). "Berserulah Ia dengan suara keras: 'Lazarus, marilah ke luar!'" (Yoh. 11:43), dan Lazarus keluar dari kubur. Firman Allah yang tertulis tidak kurang kuasanya, untuk segala tujuannya, daripada firman yang diucapkan-Nya. Di zaman kini kita menganggap perkataan tertulis seseorang—dokumen bertandatangan—bahkan lebih mengikat daripada kata-kata yang diucapkan. Dalam cara yang sama, tulisan berita baik memiliki kekuatan injil lisan yang melekat.
- 1. Kekuatan Yang Mengungkapkan. Kekuatan apakah yang injil miliki? Injil memiliki kekuatan pengungkap. Setelah Paulus bicara tentang injil sebagai "kekuatan Allah," ia kemudian menulis bahwa "di dalamnya kebenaran Allah diungkapkan dari iman kepada iman; seperti ada tertulis, 'Orang benar akan hidup oleh iman'" (1:16, 17; NASB). Mengenai rencana Allah untuk menganggap kita sebagai orang benar, Ia tidak mengungkapkan kehendak-Nya dengan cara lain apa saja.
- 2. Kekuatan Yang Menyelamatkan. Kita telah menekankan bahwa injil memiliki kekuatan yang menyelamatkan "Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani" (1:16). Ketika Paulus menyurati jemaat Korintus, ia bicara tentang "Injil yang aku beritakan kepadamu … Oleh Injil itu kamu diselamatkan" (1 Kor. 15:1, 2).
- 3. Kekuatan Yang Merubah. Injil juga memiliki kekuatan yang merubah. Manifestasi terbesar kuasa ilahi9pada hari Pentakosta bukanlah "bunyi seperti tiupan angin keras" atau "lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran" (Kisah 2:2, 3), tetapi perubahan yang terjadi pada ribuan jiwa ketika injil diberitakan (Kisah 2:6-47). Tidak ada orang yang pernah bisa sama lagi setelah mendengar pesan injil. Paulus menantang kita semua: "Hendaklah hidupmu berpadanan dengan injil Kristus" (Flp. 1:27).
- 4. Kekuatan Yang Bertumbuh. Injil itu tidak hanya mengubah kita dengan segera ketika kita mendengar dan meresponnya, tetapi injil juga terus-menerus mengubah kita. Secara bertahap, injil mengubah kita menjadi gambar Tuhan yang mulia "dalam kemuliaan yang semakin besar" (2 Kor. 3:18). Injil adalah inti Firman yang mampu membangun kita (Kisah 20:32). Kita harus "merindukan" firman itu, "supaya olehnya [kita] bertumbuh" (1 Pet 2:2; huruf miring ditambahkan).
- 5. Kekuatan Yang Menghibur (dan Menopang). Firman yang berpusat pada injil juga memiliki kekuatan untuk menghibur kita (1 Tes. 4:18) dan menopang kita. Paulus mengingatkan jemaat Korintus tentang "Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri" (1 Kor 15:1; huruf miring ditambahkan). "Pengharapan injil" (Kol. 1:23) membantu kita melalui masa-masa sulit.
- 6. Kekuatan Yang Menghakimi. Kita harus memahami bahwa injil Kristus juga memiliki kekuatan yang menghakimi. Yesus berkata, "Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman" (Yoh. 12:48). Napoleon berkata, mengenai Alkitab, "Ini bukan sekedar kitab, tetapi makhluk hidup, dengan kekuatan yang mengalahkan semua yang menentangnya." Mendengar injil dan menolaknya adalah bunuh diri rohani!
Kesimpulan. Saya berharap Anda mau memberi kekuatan injil kesempatan untuk mengubah hidup Anda. Saya berdoa agar Anda mau mempercayai fakta-fakta, mematuhi perintah-perintah, dan dengan demikian dapat menikmati janji-janji.
Anda harus termotivasi menaati Tuhan untuk berbagai alasan. Tentunya, Anda ingin menerima segala berkat yang Ia telah janjikan. Tidak diragukan lagi Anda terkesan oleh kesederhanaan perintah yang meminta Anda untuk taat. Di atas semua itu, saya berharap bahwa Anda akan digerakkan oleh kasih untuk Pribadi yang telah mati bagi Anda, telah dikuburkan, dan telah dibangkitkan lagi!
Kita akan mengakhiri dengan dua nas yang berkaitan dengan injil: pertanyaan terilham dan jawaban terilham. Inilah pertanyaannya: "Akan seperti apakah hasilnya bagi mereka yang tidak mematuhi injil Allah?" (1 Pet. 4:17). Jawabannya diberikan dalam 2 Tesalonika 1:7, 8: Yesus akan melakukan pembalasan "terhadap mereka yang tidak mau mengenal Allah dan tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan kita." Jika Anda perlu mematuhi injil, jangan tunggu hari esok!
TFTWMS: Roma (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Beberapa terjemahan moderen membagi kalimat itu menjadi beberapa kalimat pendek, tapi dalam teks Yunani itu merupakan satu kalimat...
Catatan Akhir:
- 1 Beberapa terjemahan moderen membagi kalimat itu menjadi beberapa kalimat pendek, tapi dalam teks Yunani itu merupakan satu kalimat.
- 2 W. E. Vine, Merrill F. Unger, and William White, Jr., Vine's Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1985), 30.
- 3 John R. W. Stott, The Message of Romans: God's Good News for the World, The Bible Speaks Today (Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press, 1994), 47.
- 4 Anders Nygren, Commentary on Romans (Philadelphia: Fortress Press, 1949), 45-46.
- 5 Douglas J. Moo, Romans, The NIV Application Commentary (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 2000), 36.
- 6 Larry Deason, "The Righteousness of God": An In-depth Study of Romans, rev. ed. (Clifton Park, N.Y.: Life Communications, 1989), 40, n. 2.
- 7 James Burton Coffman, Commentary on Romans (Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1973), 7.
- 8 Teks Yunaninya secara harfiah bermakna "kebangkitan (orang-orang) mati." Karena itu beberapa orang berpikir bahwa nas itu mengacu kepada Yesus membangkitkan orang mati sebagai bukti bahwa Ia adalah ilahi. Namun begitu, bahasa yang sama digunakan dalam Kisah 26:23, di mana konteksnya menunjukkan bahwa kebangkitan Yesus sendirilah yang sedang dipikirkan. Selanjutnya, penekanan di seluruh kitab Roma adalah pada kebangkitan Yesus sendiri (lihat 6:4, 5, 9; 7:4; 8:11, 34; 10:9).
- 9 F. F. Bruce, The Letter of Paul to the Romans, 2d ed., The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1985), 69.
- 10 D. Stuart Briscoe, Romans, The Communicator's Commentary (Waco, Tex.: Word Books, 1982), 26.
- 11 The Analytical Greek Lexicon (London: Samuel Bagster & Sons, 1971), 414.
- 12 Moo, Romans, 38.
- 13 Briscoe, 27.
- 14 Moo, Romans, 42.
- 15 Leslie C. Allen, "Romans," in New International Bible Commentary, ed. F. F. Bruce (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1979), 1317.
- 16 Charles R. Swindoll, Coming to Terms with Sin: A Study of Romans 1-5 (Anaheim, Calif.: Insight for Living, 1999), 11.
- 17 William Barclay, The Letter to the Romans, rev. ed., The Daily Study Bible (Philadelphia: Westminster Press, 1975), 15.
- 18 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick W. Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 410.
- 19 Stott, 56.
- 20 Vine, 376.
- 21 Jack Cottrell, Romans, vol. 1, College Press NIV Commentary (Joplin, Mo.: College Press Publishing Co., 1996), 93.
- 22 Leon Morris, The Epistle to the Romans (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1988), 60.
- 23 Cottrell, 93.
- 24 Charles Hodge, Romans, The Crossway Classic Commentaries (Wheaton, Ill.: Crossway Books, 1993), 25.
- 25 John Murray, The Epistle to the Romans, vol. 1, The New International Commentary on the New Testament (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1968), 22.
- 26 Douglas J. Moo, The Epistle to the Romans, The New International Commentary on the New Testament (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1996), 59. Dalam Alkitab-Alkitab bahasa Inggris, ungkapan "karunia-karunia rohani" ditemukan dalam 1 Korintus 12:1; 14:1, tetapi kata "karunia=karunia" diberi huruf miring. "Karunia-karunia" tidak terdapat dalam teks Yunani; kata itu dipasok oleh para penerjemah.
- 27 John MacArthur, Jr., Romans 1-8, The MacArthur New Testament Commentary (Chicago: Moody Press, 1991), 43.
- 28 Stott, 57.
- 29 Vine, 206.
- 30 James Macknight, A New Literal Translation, from the Original Greek of All the Apostolical Epistles with a Commentary and Notes (N.p.: n.d.; reprint, Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1984), 57.
- 31 Stott, 57.
- 32 Ibid.
- 33 Bruce, 73.
- 34 Vine, 150.
- 35 Ibid., 508.
- 36 Briscoe, 34.
- 37 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary, vol. 1 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 516.
- 38 Everett Ferguson, Backgrounds of Early Christianity, 2d ed. (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1993), 559-61.
- 39 Gerhard Friedrich, "euangelízomai," in Theological Dictionary of the New Testament, ed. Gerhard Kittel and Gerhard Friedrich, trans. and abr. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1985), 269 - 70.
- 40 Robert H. Mounce, "Gospel," in Evangelical Dictionary of Theology, ed. Walter A. Elwell (Grand Rapids, Mich.: Baker Books, 1984), 472.
- 41 Bruce Barton, David Veerman, and Neil Wilson, Romans, Life Application Bible Commentary (Wheaton, Ill.: Tyndale House Publishers, 1992), xxiii.
- 42 Chris Bullard, "Romans: How God Accepts People Like Us" (N.p., n.d.), kaset.
- 43 Coy Roper, "The Gospel," pelajaran yang dikhotbahkan di Walnut Grove church of Christ, Savannah, Tennessee, 13 August 2000.
- 44 W. J. Deane, "Habakkuk," in The Pulpit Commentary, vol. 14, Amos to Malachi, ed. H. D. M. Spence and Joseph S. Exell (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1950), 23.
- 45 Nygren, 88.
- 46 Stott, 69.
- 47 Vine, 651.
- 48 Ibid., 653.
- 49 Ada yang namanya "marah benar" melawan dosa, namun sebagian besar marah kita sifatnya egois.
- 50 Bauer, 582.
- 51 Dave Miller, "The Meaning of Romans (3)," pelajaran yang disajikan pada program televisi Truth in Love, Fort Worth, Texas, 16 January 2002.
- 52 Morris, 76.
- 53 Briscoe, 40.
- 54 Stott, 72.
- 55 Teks itu mengatakan bahwa "Allah membuat jelas hal itu." Penekanan Paulus adalah pada fakta bahwa Allah menyatakan diri-Nya sendiri, bukan bahwa manusia "menemukan" Allah dengan melihat kepada alam (seperti yang diasumsikan oleh "teologi natural").
- 56 Coffman, 32-38.
- 57 Halford E. Luccock, Preaching Values in the Epistles of Paul, vol. 1, Romans and First Corinthians (New York: Harper & Brothers, 1959), 23. Beberapa orang percaya bahwa Paulus sedang mengatakan bahwa, meski bangsa -bangsa bukan Yahudi "memegang" kebenaran itu, mereka tidak hidup dengan kebenaran itu, dan dengan begitu tidak konsisten. Namun begitu, penekanan dalam konteks itu adalah tentang kebodohan (kebodohan yang disengaja) ketimbang tentang ketidakkonsistenan.
- 58 The Analytical Greek Lexicon , 208.
- 59 Morris, 82.
- 60 Vine, 178-79. Theiotēs harus dibedakan dari qeo÷thß (theotēs), yang ditemukan dalam Kolose 2:9. Dalam Roma 1 dan Kolose 2, Alkitab KJV menerjemahkan kedua kata itu sebagai "ke-Allahan"; tapi kata yang pertama mengacu kepada sifat-sifat ilah, sementara kata yang kedua mengacu kepada esensi ilah. "Ke-Allahan/Godhead" berasal dari kata Inggris Kuno yang artinya "God-hood atau karakter/kondisi ilahi."
- 61 Barton, Veerman, and Wilson, 28.
- 62 Vine, 657. Alkitab KJV menulis "sia-sia," yang aslinya bermakna "kosong" atau "tidak berguna."
- 63 Ibid., 246.
- 64 Dalam bahasa Latin, homo artinya "manusia," dan sapiens artinya "bijak."
- 65 Coffman, 41.
- 66 Chester Warren Quimby, The Great Redemption (New York: Macmillan Co., 1950), 45-46.
- 67 F. Buschel, "dídōmi," in Theological Dictionary of the New Testament, 166.
- 68 The Analytical Greek Lexicon , 302.
- 69 Contoh, banyak penulis menekankan fakta bahwa Allah tidak pasif dalam "menyerahkan mereka," tetapi aktif.
- 70 Briscoe, 48.
- 71 J. D. Thomas, Class Notes, Romans, Abilene Christian College (1955).
- 72 Richard Rogers, Paid in Full: A Commentary on Romans (Lubbock, Tex.: Sunset Institute Press, 2002), 33.
- 73 Barton, Veerman, and Wilson, 31.
- 74 C. S. Lewis, The Problem of Pain (Oxford: N.p., 1940; reprint, New York: Macmillan Co., 1962), 127-28.
- 75 Vine, 384.
- 76 Beragam penggunaan dijelaskan dalam Friedrich Hauck, "katharós," dalam Theological Dictionary of the New Testament , 381-82.
- 77 Istilah "perkawinan yang direstui Allah" dan "perkawinan yang Alkitabiah" telah digunakan untuk menekankan bahwa beberapa perkawinan tidak direstui oleh Allah (lihat Mrk. 10:11).
- 78 Alkitab NASB menulis "berhubungan dengan," tetapi "bersetubuh" adalah terjemahan harfiah.
- 79 "Percabulan" dan "perzinahan" kadang-kadang digunakan sebagai istilah yang komprehensif untuk semua dosa seks. Ketika digunakan dalam konteks yang sama, "percabulan" umumnya mengacu kepada hubungan seks antara orang-orang yang belum menikah, sementara "perzinahan" melibatkan setidaknya satu orang yang menikah.
- 80 J. W. McGarvey and Philip Y. Pendleton, Thessalonians, Corinthians, Galatians and Romans, The Standard Bible Commentary (Cincinnati: Standard Publishing, n.d.), 305.
- 81 Vine, 16.
- 82 Ibid., 660, 567.
- 83 Teks Yunani menggunakan bentuk tunggal di sini, artinya "perempuan," tapi itu jelas bahwa "perempuan" itu mengacu kepada kaum wanita sebagai satu grup. Oleh sebab itu, sebagian besar terjemahan menulis "perempuan-perempuan" secara jamak.
- 84 Morris, 92.
- 85 The Analytical Greek Lexicon , 62.
- 86 J. Schneider, "schḗma," in Theological Dictionary of the New Testament, 1129.
- 87 Vine, 205.
- 88 Moo, Romans, 66-67.
- 89 Ibid., 62.
- 90 Stott, 78.
- 91 Barclay, 25.
- 92 Charles Swindoll, "Sinnerama in Panorama" (Part 2) (Anaheim, Calif.: Insight for Living, 1976), cassette.
- 93 F. LaGard Smith, "The Gay-is-Good Sales Pitch Is a Rip-Off," Gospel Advocate (2 March 1978): 132.
- 94 Barton, Veerman, and Wilson, 36.
- 95 Dikutip dalam Jim Townsend, Romans: Let Justice Roll Down (Elgin, Ill.: David C. Cook Publishing Co., 1988), 16.
- 96 Swindoll, "Sinnerama in Panorama," cassette.
- 97 Barton, Veerman, and Wilson, 36.
- 98 Jim McGuiggan, The Book of Romans, Looking Into The Bible Series (Lubbock, Tex.: Montex Publishing Co., 1982), 88.
- 99 Vine, 526-27.
- 100 Stott, 78 (huruf miring ditambahkan).
- 101 Morris, 94.
- 102 Ibid.
- 103 Fyodor Dostoevsky, The Brothers Karamazov; as quoted in Jeff Hood, "What About Homosexuality?" (tract) (Oklahoma City: By the author, n.d.), 2.
- 104 The Analytical Greek Lexicon , 186, 207.
- 105 Ibid., 207.
- 106 Berdasarkan variasi teks dalam beberapa naskah kuno Yunani, Alkitab KJV menyisipkan "percabulan" antara "kelaliman" dan "kejahatan." Sebagian besar "daftar kejahatan" Perjanjian Baru berawal dengan "percabulan" (kemesuman seksual). Contoh, lihat Galatia 5:19-21. Namun begitu, dalam kasus ini, Paulus sudah meliput kemesuman seksual (1:24-27).
- 107 Vine, 675; G. Harder, "pone¯rós," in Theological Dictionary of the New Testament, 913.
- 108 McGarvey and Pendleton, 305-6.
- 109 The Analytical Greek Lexicon , 210.
- 110 W. J. Conybeare and J. S. Howson, The Life and Epistles of St. Paul (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1980), 501.
- 111 Morris, 96.
- 112 Luccock, 27.
- 113 Ibid., 28.
- 114 The Analytical Greek Lexicon , 105.
- 115 Morris, 96.
- 116 Vine, 388.
- 117 Macknight, 60.
- 118 Vine, 388.
- 119 Moses E. Lard, Commentary on Paul's Letter to Romans (Lexington, Ky.: N.p., 1875; reprint, Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., n.d.), 64-65.
- 120 Ibid., 65.
- 121 The Analytical Greek Lexicon , 193.
- 122 Morris, 97.
- 123 Barclay, 37.
- 124 The Analytical Greek Lexicon , 412.
- 125 Barclay, 37.
- 126 Theophrastus; quoted in Barclay, 37.
- 127 Vine, 71.
- 128 Morris, 98; Barclay, 38.
- 129 Townsend, 17. Thomas Alva Edison (1847-1931) telah dijuluki sebagai penemu terbesar dalam sejarah. Ia mematenkan lebih dari 1.100 penemuan dalam enam puluh tahun.
- 130 Vine, 173.
- 131 Ibid., 246.
- 132 The Analytical Greek Lexicon , 57, 404.
- 133 Morris, 99, n. 313.
- 134 Vine, 16.
- 135 Barclay, 39.
- 136 Berdasarkan variasi teks, Alkitab KJV menyisipkan "tidak pengampun" antara "tidak penyayang" dan "tidak berbelas kasihan." Kegagalan mengampuni adalah cerminan dari tidak penyayang dan tidak berbelas kasihan, dan dengan begitu tercakup dalam istilah-istilah itu.
- 137 Barclay, 39.
- 138 Stott, 78.
- 139 Hodge, 41.
- 140 Morris, 99.
- 141 Ibid.
- 142 Hodge, 42.
- 143 Briscoe, 52.
- 144 R. C. Bell, Studies in Romans (Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1957), 16.
- 145 Pistis adalah kata benda, pisteu ō adalah kata kerja, dan pistos adalah kata sifat.
- 146 Perlu dicatat bahwa pistis kadang-kadang diterjemahkan "kesetiaan" (lihat komentar tentang 3:3). Selanjutnya, pistis kadang-kadang mengacu kepada isi pengajaran yang berpusat pada iman kepada Yesus Kristus. Ketika ini terjadi, pistis sering didahului oleh sebuah kata sandang pasti ("the " dalam bahasa Inggris). Tidak ada contoh yang jelas tentang penggunaan pistis ini dalam kitab Roma.
- 147 Meski mereka tidak menggunakan terminologi yang sama, penulis lain mengenali sifat lipat tiga iman yang menyelamatkan. Lihat Vine, 222; Swindoll, Coming to Terms with Sin, xiii.
- 148 Vine, 61.
- 149 Rudolf Bultmann, " pisteúō," dalam Theological Dictionary of the New Testament, 854-55.
- 150 Misalnya, Yohanes 3:36 mengatakan, "Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya." (huruf miring oleh saya). Juga, bandingkan Ibrani 3:19 dan 4:6.
- 151 Vine, 222.
- 152 Bultmann, 854.
- 153 Ibid.
- 154 The Analytical Greek Lexicon, 102.
- 155 A. W. Tozer, The Knowledge of the Holy (San Francisco: Harper & Row, 1961), 86.
- 156 Vine, 535.
- 157 Kalimat ini mengacu kepada orang yang punya hubungan yang benar dengan Allah. Alkitab tidak akan pernah mengacukan orang ti dak percaya sebagai orang "benar," tidak peduli berapa tinggi standar moral orang itu.
- 158 Beberapa orang percaya bahwa Yesus hanya mengetuk pintu dan seseorang menyilakan Dia masuk. Cara masuk biasa seperti itu tidak akan menimbulkan reaksi yang disebutkan dalam Lukas 24:36, 37.
- 159 Bauer, 546.
- 160 Homer Hailey, That You May Believe: Studies in the Gospel of John (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1973), 145.
- 161 John Franklin Carter, A Layman's Harmony of the Gospels (Nashville: Broadman Press, 1961), 341.
- 162 Ibid.
- 163 Ibid.
- 164 "Eskatologi" adalah "pelajaran tentang akhirat"- yaitu, pelajaran tentang akhir dunia, penghakiman, sorga dan neraka, dan sebagainya. Tubuh "eskatologis" adalah jenis tubuh yang kita akan terima "pada akhirnya," ketika Kristus datang kembali.
- 165 Robert Duncan Culver, The Life of Christ (Grand Rapids, Mich .: Baker Book House, 1976), 267.
- 166 Carter, 341.
- 167 Rupanya, roh kita perlu diberi "pakaian" dengan tubuh rohani untuk berfungsi sepenuhnya dan untuk memenuhi tujuan kekal mereka.
- 168 Lukas 24:39 dalam Alkitab LB berbunyi, "Sentuhlah Aku dan pastikan bahwa Aku bukan hantu! Sebab hantu tidak memiliki tubuh, seperti yang kamu lihat Aku miliki!"
- 169 Ketika Yesus menetapkan Perjamuan Tuhan, Ia menekankan bahwa perjamuan itu memberitakan kematian-Nya (1 Kor. 11:23 -26); tetapi ada juga hubungan yang erat antara Perjamuan Tuhan dan kebangkitan. Karena Yesus bangkit pada hari pertama pada minggu itu (Mat. 28:1 -6), gereja berhimpun pada hari pertama itu -khususnya untuk tujuan perayaan Perjamuan Tuhan (Kisah 20:7; lihat 1 Kor. 16:1, 2).
- 170 Orang yang bersama Petrus diidentifikasi sebagai "murid yang dikasihi Yesus" (Yoh. 20:2), yang sebagian besar orang percaya bahwa itu adalah cara Yohanes menyebut dirinya sendiri (lihat Yoh. 13:23; 19:26; 21:7, 20).
- 171 "Melihat" diterjemahkan dari bentuk oJra÷w (hora ō). Kata Yunani ini menunjukkan lebih daripada sekedar melihat; ini menunjukkan pemahaman.
- 172 172 Beberapa orang telah membuat klaim ini (Mat. 28:11 -15; Yoh. 20:2).
- 173 Salah satu cara Kitab Suci menunjukkan hal ini adalah dengan kata yang tidak familiar bagi banyak orang: "pendamaian" (1 Yoh. 2:2; 4:10). Istilah ini berarti "yang memenuhi keadilan Allah."
- 174 Baik hari Sabat maupun hari pertama disucikan oleh peristiwa yang dimulai dengan "res ": Hari Sabat disucikan oleh Allah yang res ting [beristirahat] pada hari ketujuh. Hari pertama disucikan oleh res urrection [kebangkitan] Yesus.
- 175 Ilustrasi ini diadaptasi dari Dick Marcear, Dick Marcear, "It's Time to Take a Stand," Hilltop Reflections, bulletin of the Central church of Christ in Amarillo, Texas, 13 April 1986.
- 176 Alasan-alasan ini disadur dari Deason, 51-52.
- 177 Dikutip dalam David F. Burgess, comp., Encyclopedia of Sermon Illustrations (Saint Louis: Concordia Publishing House, 1988), 67.
- 178 Disadur dari Roger Lovette, in Illustrating Paul's Letter to the Romans, comp. James E. Hightower (Nashville: Broadman Press, 1984), 10.
- 179 Disadur dari Ray F. Chester, "The Powerful Gospel," Abilene Christian College Annual Bible Lectures (1959), 41 -42.
- 1 Wiersbe, 516-17.
- 2 James Meadows, Class Notes, Romans, East Tennessee School of Preaching and Missions, Knoxville (2003), 5.
- 3 Disadur dari Brian Harbour, in Illustrating Paul's Letter to the Romans,12.
- 4 Coy Roper (khotbah).
- 5 Ibid. (huruf miring ditambahkan).
- 6 Richard C. Halverson, No Greater Power. Quoted in The Answer edition of the New Century Version (Dallas: Word Bibles, 1993), 1248.
- 7 Untuk menekankan bahwa kita diselamatkan oleh injil dan bukan oleh "merasa lebih baik dirasakan daripada dikatakan," para pengkhotbah kadang-kadang menempatkan penekanan pada kata sandang "the [Ind.: satu-satunya]": "Itu [injil itu] adalah satu-satunya kuasa Allah untuk keselamatan." Nas ini sungguh mengajarkan bahwa sekarang ini injil adalah sarana Allah untuk menyelamatkan jiwa manusia (dan karena itu" operasi langsung "Roh Kudus tidak diperlukan), tetapi tidak dengan memberi penekanan pada kata "the [Ind.: satu-satunya]." Seperti disebutkan di atas, kata "the" tidak terdapat dalam teks aslinya.
- 8 Misalnya, sungguh kabar baik bahwa kerajaan/gereja "sudah dekat" (Mrk. 1:14, 15) dan bahwa ketentuan Allah itu untuk semua orang (Mat. 11:5).
- 9 Kadang-kadang pengkhotbah berkata, "Mujizat terbesar yang terjadi pada hari Pentakosta adalah bukan … tapai …." Kebanyakan orang yang mengatakan gagasan itu dengan cara ini menggunakan "mujizat" dalam pengertian akomodatif dengan makna "manifestasi ilahi yang luar biasa." Sebagai orang yang telah sering membahas pertanyaan apakah sekarang ini kita masih memiliki mukjizat atau tidak, keyakinan saya adalah bahwa lebih baik jangan menggunakan kata "mujizat" dalam pengertian ini.
- 10 Diadaptasi dari berbagai sumber, termasuk Morris, 73; dan Swindoll, Coming to Terms with Sin, 16.
- 11 Diadaptasi dari Alton H. McEachern, dalam Illustrating Paul's Letter to the Romans, 20-21.
- 12 Diadaptasi dari Bill Bruster, dalam Illustrating Paul's Letter to the Romans, 20.
- 13 McGuiggan menunjukkan bahwa kita bahkan tidak dapat membuktikan monoteisme dari alam saja. (McGuiggan, 76-77). Hanya ada satu Allah, tetapi di sini Paulus sedang membahas masalah lain.
- 14 Dikutip dalam Townsend, 14.
- 15 Dunia kita pada dasarnya adalah dunia yang Teratur dan Terancang. Sementara orang percaya harus berurusan dengan "masalah kejahatan," orang tidak percaya memiliki tantangan yang lebih berat: menjelaskan "masalah kebaikan."
- 16 Saya sadar bahwa ada teori "siklus" tentang alam semesta yang secara berkala memperbaharui dirinya, tetapi pada saat ini itu masih merupakan teori yang tidak ada dasarnya yang bertentangan dengan fakta-fakta ilmu pengetahuan yang diketahui.
- 17 Salah satu penulis di The Evidence of God menulis bahwa pengertian kita bahwa segala sesuatu harus dibuat adalah alami, bukan dipelajari. Setiap anak bertanya, "Dari manakah itu datangnya? Siapa yang membuatnya?"
- 18 Sebuah program televisi pernah menunjukkan suatu perangkat seharga ratusan ribu dolar. Diperlukan banyak pelatihan dan keahlian untuk mengoperasikannya. Perangkat itu memiliki satu tujuan: untuk mengambil dan memindahkan kontainer-kontainer rapuh yang berisi material yang mengandung radio aktif. Dengan kata lain, perangkat itu bisa melakukan salah satu kemampuan tangan manusia.
- 19 Alkitab memberitahu kita bahwa dunia ini adalah tempat perhentian dalam perjalanan menuju kekekalan; tapi kenyataannya tidak berubah bahwa selagi kita di sini, Alkitab memberi kita "hidup yang berkelimpahan."
- 20 Di banyak negara-negara ini, Alkitab tidak lagi memiliki banyak pengaruh. Namun begitu, karena Alkitab sudah berpengaruh di zaman-zaman sebelumnya, ketika filosofi-filosofi kehidupan dibentuk dan arah kebangsaan ditetapkan, pernyataan itu tetap benar.
- 21 Pertimbangkanlah orang-orang yang menempatkan makanan dan barang-barang lainnya di kuburan untuk digunakan oleh orang mati dalam kehidupan berikutnya.
- 22 Glen Pace, pelajaran yang dikhotbahkan di gereja Kristus Judsonia, Judsonia, Arkansas, 5 Januari 2003.
- 23 Diadaptasi dari David Roper, "The Day Christ Came (Again)" and Other Sermons (Dallas: Christian Publishing Co., n.d.), 64-65.
- 24 Ide "tidak menghormati tubuh" mungkin memiliki penerapan khusus mengenai homoseksualitas, yang dibahas Paulus berikutnya (1:26, 27). Namun, beberapa komentar umum tentang bagaimana hubungan seks yang tidak Alkitabiah tidak menghormati tubuh adalah tepat.
- 25 "Morality and Homosexuality," Wall Street Journal (24 February 1994): A18.
- 26 Bobby Dockery, "Homosexuality" (tract) (N.p.: Gospel Tracts International, n.d.).
- 27 Swindoll, Coming to Terms with Sin, 26.
- 28 Ibid., 6.
- 29 Barton, Veerman, and Wilson, 36.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2016 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Roma (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI ROMA
PENGANTAR
Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma ditulis untuk mempersiapkan mereka
terhadap kunjungannya kepada mere
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI ROMA
PENGANTAR
Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma ditulis untuk mempersiapkan mereka terhadap kunjungannya kepada mereka. Menurut rencana, Paulus akan bekerja sementara waktu di antara orang-orang Kristen di sana, kemudian dengan bantuan mereka, ia ingin pergi ke Spanyol. Paulus menulis surat ini untuk menjelaskan pengertiannya tentang agama Kristen dan tuntutan-tuntutannya yang praktis untuk kehidupan orang-orang Kristen.
Setelah menyampaikan salamnya kepada orang-orang dalam jemaat di Roma, dan memberitahukan kepada mereka tentang doanya bagi mereka, Paulus mengemukakan tema suratnya ini: "Dengan Kabar Baik itu Allah menunjukkan bagaimana caranya hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali; caranya ialah dengan percaya kepada Allah, dari mula sampai akhir" (Rom 1:17).
Setelah itu Paulus menguraikan temanya itu. Semua orang --baik Yahudi maupun bukan Yahudi -- perlu diperbaiki hubungannya dengan Allah, sebab semuanya sama-sama berada dalam kekuasaan dosa. Hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali kalau manusia percaya kepada Yesus Kristus. Kemudian Paulus menguraikan tentang hidup baru yang dialami oleh manusia kalau bersatu dengan Kristus. Hidup baru itu tumbuh karena adanya hubungan yang baru dengan Allah. Orang yang sudah percaya kepada Yesus, hidup damai dengan Allah, dan Roh Allah membebaskan dia dari kekuasaan dosa dan kematian. Dalam pasal 5-8 (Rom 5:1-8:39) Paulus menjelaskan juga tujuan Hukum-hukum Allah dan kuasa Roh Allah di dalam kehidupan orang percaya. Kemudian Paulus menjelaskan bahwa orang Yahudi dan bukan Yahudi termasuk dalam rencana Allah untuk umat manusia. Paulus menyimpulkan bahwa penolakan Yesus oleh orang Yahudi sudah termasuk dalam rencana Allah untuk menolong manusia berdasarkan rahmat-Nya melalui Yesus Kristus. Paulus yakin bahwa orang Yahudi tidak selalu akan menolak Yesus. Akhirnya Paulus menulis tentang bagaimana orang harus hidup sebagai orang Kristen, terutama sekali tentang caranya mempraktekkan kasih dalam hubungan dengan orang-orang lain. Untuk itu Paulus memilih pokok-pokok seperti berikut ini: melayani Allah, kewajiban orang Kristen terhadap negara dan sesama orang Kristen, dan berbagai-bagai persoalan yang menyangkut hati nurani. Paulus menutup suratnya ini dengan pesan-pesan pribadi dan puji-pujian kepada Allah.
Isi
- Pendahuluan dan tema
Roma 1:1-17 - Kebutuhan manusia akan keselamatan
Roma 1:18-3:20 - Jalan keselamatan dari Allah
Roma 3:21-4:25 - Hidup baru karena bersatu dengan Kristus
Roma 5:1-8:39 - Israel dalam rencana Allah
Roma 9:1-11:36 - Kelakuan Kristen
Roma 12:1-15:13 - Penutup dan salam pribadi
Roma 15:14-16:27
Ajaran: Roma (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran utama Kitab Roma dan yakin
bahwa manusia diselamatkan hanya oleh iman kepada Tuhan Yesus Kr
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran utama Kitab Roma dan yakin bahwa manusia diselamatkan hanya oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus (Rom 1:1).
Tahun : Sekitar tahun 58 sesudah Masehi, dari kota Korintus.
Penerima : Orang-orang Kristen di kota Roma (dan juga setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Roma terbagi atas 16 pasal. Dalam kitab ini Rasul Paulus menjelaskan tentang cara manusia yang berdosa diselamatkan, yaitu melalui iman saja kepada Tuhan Yesus. Dan juga tentang cara hidup orang-orang yang telah diselamatkan tersebut.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Roma
Pasal 1-11 (Rom 1:1-11:36).
Pengajaran tentang Injil merupakan kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap manusia
Pada bagian ini dijelaskan bahwa semua manusia telah berbuat dosa dan sudah tidak mengenal Allah. Karena itu manusia berdosa sudah berada dalam penghukuman Allah, yaitu kematian. Keselamatan dari kematian akibat dosa tidak dapat diperoleh melalui usaha manusia atau melalui melakukan Hukum Taurat. Keselamatan itu hanya dapat diperoleh dalam anugerah Allah yang ada pada Tuhan Yesus. Ini berarti keselamatan manusia hanya dapat diperoleh melalui iman kepada anugerah Allah yang ada di dalam Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Berdasarkan pasal Rom 1:21-25,28-31. Apakah yang dilakukan manusia di dunia?
- Bacalah pasal Rom 3:23; 6:23. _Tanyakan_: Berapa banyakkah manusia yang berdosa? Apakah akibat dari dosa?
- Bacalah pasal Rom 10:9-13. _Tanyakan_: Bagaimanakah caranya manusia diselamatkan?
Pasal 12-16 (Rom 12:1-16:27).
Pengajaran tentang kehidupan orang Kristen setiap hari
Pada bagian ini, dijelaskan bagaimana seharusnya kehidupan dari setiap orang yang sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat-Nya.
Pendalaman
- Bacalah pasal Rom 12:1-2. _Tanyakan_: Apakah ibadah orang Kristen yang sejati dan berkena di hadapan Allah?
- Bacalah pasal Rom 12:6-8. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap kehidupan seorang pelayan Firma Allah?
- Bacalah pasal Rom 12:9-21. _Tanyakan_: Bagaimanakah cara hidup orang percaya/Kristen dala masyarakat?
- Bacalah pasal Rom 13:1. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap orang Kristen terhadap pemerintah?
- Bacalah pasal Rom 15:1. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap orang Kristen terhadap orang yan lemah?
- Bacalah pasal Rom 16:17-18. _Tanyakan_: Apakah peringatan Rasul Paulus terhadap orang percaya?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Roma jelaslah bahwa Allah mengatakan bahwa semua orang telah berbuat dosa, dan mengalami penghukuman, yaitu kematian. Allah juga dengan tegas menyatakan bahwa semua usaha manusia untuk menyelamatkan diri dari kematian itu sia-sia. Allah menyatakan bahwa manusia memperoleh keselamatan hanya melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Roma?
- Mengapakah semua manusia berada dalam penghukuman Allah?
- Mengapakah orang Kristen perlu menguduskan diri?
- Bagaimanakah cara hidup orang Kristen?
Intisari: Roma (Pendahuluan Kitab) Inti InjilMENGAPA ROMA?Dalam Kisah para Rasul kita saksikan Paulus memulai gereja-gereja di tempat-tempat yang sekarang kita kenal sebagai Turki dan Y
Inti Injil
MENGAPA ROMA?
Dalam Kisah para Rasul kita saksikan Paulus memulai gereja-gereja di tempat-tempat yang sekarang kita kenal sebagai Turki dan Yunani. Tetapi, ia mempunyai suatu rencana jangka panjang untuk menginjili lebih jauh ke barat, yaitu ke Roma dan kemudian lebih jauh lagi. Namun demikian ada hal-hal lain yang perlu dikerjakan terlebih dahulu. Ia harus kembali ke Yerusalem untuk mengambil bantuan yang telah dikumpulkan oleh orang-orang Kristen bukan Yahudi bagi orang-orang miskin yang percaya di sana. Setelah itu ia dapat dengan leluasa mencurahkan perhatiannya ke ibu kota tersebut, dan setelah itu ia mengarahkan pandangannya ke Spanyol (15:22-29). Alasan Paulus ialah ia selalu ingin merintis daerah baru dan memberitakan Injil di tempat Injil belum pernah didengar. Ini sedikit menjelaskan mengapa surat ini ditulis - sebuah gereja sudah dibangun di Roma, karena itu Paulus tidak menganggap kunjungan ke Roma sebagai prioritas utama (15:18-21). Kita tidak tahu kapan gereja itu didirikan, tetapi jika kita melihat daftar para peziarah di Hari Pentakosta, kita akan melihat bahwa di antara mereka terdapat orang-orang Roma (Kis. 2: 10). Dari nama-nama pada akhir surat ini, rupa-rupanya Paulus sudah mengenal sejumlah besar anggota jemaat di sana (16:3-15), hal ini dapat dimengerti karena banyak jalan menuju Roma. Banyak orang melakukan perjalanan di daerah kekaisaran Roma terutama para pedagang, dan banyak dari mereka akhirnya menetap di ibu kota.
MENGAPA SURAT INI DITULIS?
Tampaknya Paulus sedang mempersiapkan kunjungannya dengan menjelaskan Injil bagi mereka. Mungkin ada orang yang mengritik ajarannya dan ia ingin meluruskan hal itu. Pada waktu yang bersamaan penulisan surat ke Roma merupakan kesempatan untuk menulis intisari kabar baik tentang Kristus secara lebih terinci dibandingkan dengan yang terdapat dalam kitab Perjanjian Baru yang lain. Surat Roma merupakan salah satu tulisan Paulus yang paling teratur, oleh karenanya surat ini telah menjadi buku sumber bagi orang Kristen sejak ia mendiktekannya kepada kawannya, Tertius, di Korintus sekitar tahun 57.
PAULUS DI ROMA.
Rencana Paulus tidak berjalan sesuai dengan apa yang diinginkannya. Kita tahu dari Kisah para Rasul bahwa ketika tiba di Yerusalem ia ditangkap, dan setelah beberapa saat di penjara, ia memohon, seperti lazimnya warga negara Romawi, supaya kasusnya dapat didengar oleh Kaisar. Oleh karena itu, ia dibawa ke Roma sebagai tawanan. Rupa-rupanya ia dibebaskan dan melanjutkan pekerjaan pelayanannya sebelum akhirnya dibunuh di Roma.
ORANG ROMAWI DAN GEREJA.
Ketika orang Kristen menemukan kembali surat-surat seperti surat Roma pada waktu Reformasi, hal ini mengubah gereja secara besar-besaran. Mereka menyadari bahwa mereka tidak dapat memperoleh keselamatan dari apa yang mereka lakukan. Allah telah melakukan keselamatan itu bagi mereka, dalam cara yang memungkinkan Ia dapat membenarkan orang-orang berdosa. Rahasianya tentu terdapat pada salib.
Pesan
1. Kita semua perlu dibenarkan di hadapan Allah (pasal 1-3)o Bagi orang bukan Yahudi, cukup banyak yang dapat diketahui tentang Dia
- dalam alam semesta. Rom 1:19-20
- dalam kenyataan kita sebagai ciptaan. Rom 2:14-15
o Untuk orang Yahudi, lebih dari cukup - dalam firman-Nya. Rom 2:12, 17-24;3:1-2
o Semua orang jatuh di dalam dosa. Rom 3:9-20, 23
o Tidak seorang pun
- boleh menghakimi orang lain. Rom 2:1-3
- boleh bermegah diri. Rom 3:27
- dapat berdalih. Rom 1:20; 2:1; 3:19
- dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Rom 3:20, 23
2. Allah melakukan semua itu (pasal 3-5)
o Kematian Kristus membayar semua hutang
- Ia mati menggantikan kita. Rom 3:24-25
- pada waktu kita masih berdosa. Rom 5:6-8
- kita dapat dibenarkan. Rom 3:24
o Abraham mempercayai firman Allah
- kita pun harus beriman. Rom 3:25; 4:16-25; 5:1
o Adam melakukan sesuatu yang berakibat pada kita sampai sekarang
- demikian pula apa yang dilakukan Kristus di kayu salib. Rom 5:12-19
3. Cara hidup yang berbeda (pasal 6-8)
o Masalahnya ialah sifat dosa manusia
- yang tidak dapat menjadi baik. Rom 7:18
- yang berseteru terhadap Allah. Rom 8:7
- yang tidak memperkenan Allah. Rom 8:8
o Kuasa datang dari Roh Kudus
- yang diam di dalam kita. Rom 8:9-11
- yang menimbulkan pertentangan. Rom 7:13-23
- yang menyediakan kemenangan. Rom 7:24-25
o Kita harus bekerja sama dengan Dia
- menolak dosa. Rom 6:13, 16, 19; 8:13
- menaati Kristus. Rom 6:13, 16-19, lihat Rom 12:1
o Kita bisa
- memperoleh kemenangan. Rom 6:14
- menerima kehidupan. Rom 8:11
- menjadi anak-anak Allah. Rom 8:14-17
- mengalami pertolongan-Nya. Rom 8:26-27
- menjadi seperti Kristus. Rom 8:28-30, lihat Rom 12:2
- merasa pasti bahwa kita adalah milikNya. Rom 8:31-39
4. Allah tahu apa yang sedang dilakukanNya (pasal 9-11)
o Allah tahu bagaimana mengendalikan umat-Nya
- terhadap orang Yahudi yang tidak taat sekalipun. Rom 9:1-33
- Ia mempunyai rencana induk. Rom 11:1-32
o Kita tetap harus memberikan tanggapan
- dalam iman yang taat. Rom 10:5-21
5. Kita diselamatkan bersama (pasal 12-1)
o Kita adalah anggota dari satu tubuh
- saling memiliki. Rom 12:3-8
- saling mengasihi. Rom 12:9-21; 13:8-10
- saling menerima. Rom 14:1-15:7
- saling menghayati gaya hidup yang baru. Rom 13:1-7, 11-14
Penerapan
1. Tawaran itu cuma-cuma(untuk dibenarkan di hadapan Allah)
o Karena keberadaan kita, itu harus terjadi
o Itu dapat terjadi karena Kristus telah
melakukannya
o Ini berarti
- kita tidak dapat memperolehnya sendiri
- kita harus menerimanya dengan iman
2. Kuasa itu ada
(untuk hidup sebagai orang Kristen)
o Oleh karena kita tidak mampu melakukannya sendiri
o Oleh karena Roh Kudus hidup di dalam kita
o Ini berarti
- membuang sifat-sifat dosa kita
- menaati Yesus Kristus
3. Persekutuan Itu milik kita
(bersama dengan sesama Kristen)
o Oleh karena kita saling memiliki
o Oleh karena kita sekarang tahu bagai
mana mengasihi
o Ini berarti
- kita harus menumbuhkan dan menghargainya
- kita tidak boleh menyalahgunakan atau memandang enteng persekutuan Kristen
Tema-tema Kunci
1. Anugerah.
Kebenaran yang berkali-kali ditanamkan ialah bahwa jika kita dapat menjadi Kristen, Allah yang harus melakukannya. Anugerah Allah itu diberikan dengan cuma-cuma, kita tidak dapat melakukan sendiri. Namun demikian, kita tidak boleh juga menganggap hal itu sepele. Telusurilah tema ini dalam seluruh surat Roma: Rom 1:7; 2:4; 3:24, 27; 4:16; 5:15, 17, 21; 6:1, 15; 11: 5-6.
2. Iman.
Kita mendapat anugerah cuma-cuma dari Allah oleh iman kepada Kristus. Pada saat yang sama, tidak berarti kita hanya semata-mata percaya tentang Dia, tetapi menerima firman Allah, menaati-Nya dan mengakui Kristus. Perhatikan bagaimana Paulus menekankan tentang iman dalam surat ini, dan juga bagaimana ia mendefinisikannya. Apakah iman kita cukup besar? 1:5 (lihat 15:18); Rom 1:16-17; 3:22, 26-31; 4:1-25; 5:1; 10:8-11; 10:17.
3. Pembebasan (atau Pembenaran).
Kata di atas diambil dari istilah yang ada dalam sidang pengadilan. Allah membebaskan - atau 'membenarkan' - pendosa, menyatakannya'benar', oleh karena apa yang telah Yesus lakukan sebagai penggantinya. Lihat bagaimana Paulus mengaitkan ini dalam kematian Kristus dan iman: Rom 1:17; 3:21-26; 4:1-25; 5:8-11, 15-21; 10:1-10.
4. Kebersamaan.
Perhatikan apa yang Paulus katakan bahwa kita semua berdosa dan kita diselamatkan bersama-sama. Ia menggunakan gambaran tentang tubuh ketika ia ingin menunjukkan bagaimana kita harus bekerja sama satu dengan yang lain. Walaupun hal-hal yang mengganggu dan memecah belah Kristen pada zaman Paulus berbeda dengan masa kini, apakah ia memberikan pedoman yang dapat kita terapkan saat ini? Khususnya lihat 14:1-15:7.
5. Allah adalah Raja.
Kita mendapat kesan yang jelas bahwa walaupun manusia tidak percaya, Allah tetap mengendalikan dunia, sebagaimana Ia mengatur kehidupan Kristen. Hal ini menjadi jaminan yang sangat berarti bagi mereka yang percaya, walaupun kita tidak dapat mengerti bagaimana Ia melakukannya. Bacalah seluruh pasal 9 dan 10 sekali lagi. Bagaimana keduanya saling mengisi?
Garis Besar Intisari: Roma (Pendahuluan Kitab) [1] 'MENGAPA SAYA MENULIS...' Rom 1:1-7
Rom 1:1-17Semua tentang Yesus Kristus
Rom 1:8-15Saya mempunyai sesuatu untuk dibagikan
Rom 1:16-17Berit
[1] 'MENGAPA SAYA MENULIS...' Rom 1:1-7
Rom 1:1-17 | Semua tentang Yesus Kristus |
Rom 1:8-15 | Saya mempunyai sesuatu untuk dibagikan |
Rom 1:16-17 | Berita secara ringkas |
[2] 'KITA SEMUA ADALAH ORANG BERDOSA' Rom 1:18-3:20
Rom 1:18-32 | Mereka yang tidak memiliki Alkitab |
Rom 2:1-11 | Menghakimi orang lain? |
Rom 2:12-16 | Allah akan menghakimi kita semua |
Rom 2:17-3:20 | Lebih baikkah orang Yahudi? |
[3] 'ALLAH MEMPUNYAI JALAN' Rom 3:21-5:21
Rom 3:21-26 | Apa yang dilakukan oleh salib |
Rom 3:27-31 | Siapa yang boleh bermegah? |
Rom 4:1-25 | Abraham percaya lebih dulu |
Rom 5:1-5 | Sukacita - walaupun dalam kesusahan |
Rom 5:6-11 | Ketika kita tidak berdaya |
Rom 5:12-21 | Kristus dan Adam |
[4] 'HIDUP BARU' Rom 6:1-8:39
Rom 6:1-14 | Dosa dapat dikalahkan |
Rom 6:15-23 | Pergantian pemilik |
Rom 7:1-6 | Pergantian pasangan |
Rom 7:7-25 | Peperangan dalam hati |
Rom 8:1-11 | Roh memberi hidup |
Rom 8:12-17 | Anak-anak Allah! |
Rom 8:18-25 | Dan banyak lagi yang lain |
Rom 8:26-27 | Doa |
Rom 8:28-30 | Tujuan |
Rom 8:31-39 | Apa lagi yang dapat saya katakan? |
[5] 'TETAPI BAGAIMANA HALNYA DENGAN ORANG YAHUDI?' Rom 9:1-11:36
Rom 9:1-5 | Hak-hak istimewa mereka |
Rom 9:6-33 | Maksud Allah |
Rom 10:1-21 | Iman menyelamatkan |
Rom 11:1-36 | Rencana yang aneh |
[6] 'HAYATILAH!' Rom 12:1-15:13
Rom 12:1-2 | Kehidupan yang dipersembahkan |
Rom 12:3-21 | Kehidupan di dalam satu tubuh |
Rom 13:1-7 | Hidup dalam masyarakat |
Rom 13:8-10 | Hidup dalam kasih |
Rom 13:11-14 | Bangun dan hiduplah! |
Rom 14:1-15:13 | Hidup bersama dengan sesama |
[7] 'RENCANA HARI DEPANKU' Rom 15:14-33
Rom 15:14-21 | Pelayanan saya |
Rom 15:22-33 | Ambisi saya |
[8] 'SANGAT BANYAK KAWAN DI ROMA' Rom 16:1-27
Allah memberkati kalian semuaBank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi