Keluaran 22:25
Konteks22:25 Jika engkau meminjamkan uang 1 kepada salah seorang dari umat-Ku, orang yang miskin di antaramu, maka janganlah engkau berlaku sebagai seorang penagih hutang terhadap dia: janganlah kamu bebankan bunga uang c kepadanya.
Ulangan 23:19-20
KonteksNehemia 5:1-6
KonteksMazmur 15:5
Konteks15:5 yang tidak meminjamkan uangnya dengan makan riba c dan tidak menerima suap d melawan orang yang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian, tidak akan goyah e selama-lamanya.
[22:25] 1 Full Life : JIKA ENGKAU MEMINJAMKAN UANG.
Nas : Kel 22:25
Allah melarang minta bunga atas uang yang dipinjamkan kepada mereka yang kekurangan untuk menyediakan kebutuhan pokoknya (bd. Im 25:25,35,39,47). Allah ingin mencegah orang miskin diperas oleh golongan kaya. Akan tetapi, hukum ini tidak melarang peminjaman uang dengan bunga yang wajar kepada orang bukan Israel dengan tujuan komersial (bd. Ul 23:19-20; Hab 2:6; Mat 25:27; Luk 19:23).
[23:19] 2 Full Life : MEMBUNGAKAN.
Nas : Ul 23:19
Lihat cat. --> Kel 22:25.
[atau ref. Kel 22:25]
[5:1] 3 Full Life : KELUHAN YANG KERAS.
Nas : Neh 5:1
Pasal Neh 5:1-19 berbicara tentang ketidakadilan ekonomi di antara orang Yahudi.
- 1) Golongan kaya, yaitu bangsawan dan pejabat (ayat Neh 5:7), menindas kaum miskin dengan memaksa mereka menggadaikan tanah dan rumah mereka serta meminjam uang untuk membeli makanan. Dalam beberapa kasus tertentu golongan miskin dipaksa untuk menyerahkan anak-anak mereka sebagai budak agar mereka tidak mati kelaparan (ayat Neh 5:1-5). Dengan marah Nehemia menentang ketidakadilan ini (ayat Neh 5:6) dan memaksa para pelanggar untuk bertobat dan memperbaiki diri (ayat Neh 5:12-13).
- 2) Dosa keserakahan, yang membuat orang memeras sesamanya pada masa
kesulitan, menyatakan keburukan tabiat manusia yang mendalam. Allah akan
menghukum ketidakadilan demikian yang dilakukan di antara rakyat (bd.
Ams 28:27;
lihat cat. --> Kol 3:25;
[atau ref. Kol 3:25]
lihat art. PEMELIHARAAN ORANG MISKIN DAN MELARAT).
[5:6] 4 Full Life : SANGAT MARAHLAH.
Nas : Neh 5:6
Kemarahan Nehemia terhadap ketidakadilan dan kejahatan merupakan kemarahan yang saleh. Ketiadaan kemarahan semacam itu menunjukkan ketidakacuhan terhadap penderitaan orang tidak bersalah dan kekurangan
(lihat cat. --> Luk 19:45).
[atau ref. Luk 19:45]