Statistik	10 pasal, 280 ayat, 7.441 kata
Penulis	Ezra
Tema	Pemulihan Kaum Sisa; Kedudukan dan kuasa Firman; Allah dalam hidup umatNya.
Waktu	450-420 SM
Tempat	Babel, Yerusalem di Yehuda
Kata Kunci	Pemulihan.
Kristus Di Alkitab	Dialah yang membangun kembali tembok yang runtuh dalam kehidupan manusia

Kitab Ezra adalah bagian dari sejarah yang berkesinambungan dari orang Yahudi yang ditulis setelah masa pembuangan, terdiri atas 1 dan 2 Tawarikh, Ezra, dan Nehemia. Dalam PL Ibrani, Ezra dan Nehemia semulanya satu kitab sebagaimana halnya 1 dan 2 Tawarikh. Para ahli Alkitab pada umumnya beranggapan bahwa sejarah yang disajikan dalam kitab-kitab ini pertama-tama merupakan karya yang terilham dari seorang pengarang pada masa pascapembuangan. Sekalipun penulisnya tidak pernah disebutkan dalam Alkitab, tetapi hampir semua sumber Yahudi dan Kristen, serta juga banyak ahli modern, percaya bahwa pengarangnya adalah Ezra, imam dan ahli Taurat itu. Untuk keterangan lebih terinci mengenai peran Ezra sebagai pengarang, Lihat "PENDAHULUAN 1TAWARIKH" 08053.

Menurut tradisi, Ezralah yang mengumpulkan semua kitab PL menjadi satu unit, memulai bentuk ibadah yang dipakai di sinagoge dan mendirikan Sinagoge Besar di Yerusalem di mana kanon PL akhirnya ditetapkan. Ezra adalah seorang pemimpin saleh dengan kesetiaan yang kokoh dan kasih yang mendalam kepada Firman Allah. Sejarahnya yang tertulis dalam 1 dan 2 Tawarikh serta Ezra dan Nehemia menekankan tema pengharapan, kebangunan, pembaharuan, dan pemulihan umat Allah. Seluruh sejarah ini ditulis pada parohan kedua abad ke-5 SM.

Kitab Ezra mencatat bagaimana Allah menggenapi janji nubuat-Nya melalui Yeremia (Ezr 29:10-14) untuk memulihkan orang Yahudi setelah 70 tahun pembuangan dengan membawa mereka kembali ke tanah air mereka (Ezr 1:1). Keruntuhan Yehuda dan pembuangan mereka ke Babel terjadi dalam tiga tahap. Pada tahap pertama (605 SM), kalangan bangsawan muda Yehuda, termasuk Daniel, dibuang ke Babel; pada tahap kedua (597 SM) ada sekitar 11.000 orang buangan lagi, termasuk Yehezkiel; dan pada tahap ketiga (586 SM) penduduk Yehuda yang tersisa, kecuali Yeremia dan rakyat yang paling miskin, diangkut. Demikian pula, pemulihan kaum sisa buangan, sebagai penggenapan nubuat Yeremia, terjadi dalam tiga tahap. Pada tahap pertama (538 SM) 50.000 orang kembali di bawah pimpinan Zerubabel dan Yesua (bd. Ezr 2:1-70); pada tahap kedua (457 SM) lebih dari 1.700 orang laki-laki (tambah wanita dan anak-anak, berjumlah 5.000-10.000 orang Yahudi) berangkat pulang di bawah pimpinan Ezra (bd. Ezr 8:1-14,18-21); dan pada tahap ketiga (444 SM) Nehemia memimpin kelompok lain lagi (bd. Neh 2:1-10). Perhatikan bahwa rombongan pertama pada tahun 538 kembali ke Yerusalem sekitar 70 tahun setelah pengangkutan pertama ke dalam pembuangan.

Sekitar dua tahun setelah kerajaan Babel dikalahkan dan diganti kerajaan Persia (539 SM), dimulailah pengembalian orang Yahudi ke tanah air mereka. Kitab Ezra mencatat tahap pertama dan kedua dari pemulihan itu, yang melibatkan tiga raja Persia (Koresy, Darius, dan Artahsasta) dan lima pemimpin rohani yang terkemuka:

1. (1) Zerubabel, yang memimpin rombongan pertama untuk mendirikan kembali Yerusalem dan membangun kembali Bait Suci;
2. (2) Yesua, seorang imam besar saleh yang membantu Zerubabel;
3. (3) Hagai dan
4. (4) Zakharia, dua nabi Allah yang menasihatkan umat itu untuk menyelesaikan pembangunan Bait Suci; dan
5. (5) Ezra, yang memimpin rombongan kedua ke Yerusalem dan yang dipakai Allah untuk memulihkan kerohanian dan moralitas umat itu.

Jikalau Ezra adalah penulis kitab ini, sesuatu yang sangat mungkin, ia menyusun catatan sejarah ini di bawah ilham Roh Kudus dengan merujuk kepada aneka dokumen dan surat yang resmi (mis. Ezr 1:2-4; Ezr 4:11-22; Ezr 5:7-17; Ezr 6:1-12), daftar keturunan (mis. Ezr 2:1-70), dan catatan pribadi (mis Ezr 7:27--9:15). Kitab ini ditulis dalam bahasa Ibrani, kecuali Ezr 4:8--6:18 dan Ezr 7:12-26 yang ditulis dalam bahasa Aram, bahasa resmi kaum buangan.

1. I. Rombongan Pertama Orang Buangan yang Kembali ke Yerusalem
   (Ezr 1:1-6:22)
   
1. A. Pengumuman dan Persediaan dari Koresy
   (Ezr 1:1-11)
   
2. B. Daftar Orang Buangan yang Kembali
   (Ezr 2:1-70)
   
3. C. Pemugaran Bait Suci Dimulai
   (Ezr 3:1-13)
   
1. 1. Persembahan Korban Dimulai Kembali
   (Ezr 3:1-6)
   
2. 2. Pembangunan Bait Suci Dimulai
   (Ezr 3:7-13)
   
4. D. Pembangunan Bait Suci Terhenti Karena Perlawanan
   (Ezr 4:1-24)
   
5. E. Pembangunan Bait Suci Dimulai Lagi dan Diselesaikan
   (Ezr 5:1-6:18)
   
1. 1. Dorongan dari Para Nabi
   (Ezr 5:1-2)
   
2. 2. Protes dari Bupati Tatnai
   (Ezr 5:3-17)
   
3. 3. Darius Mengesahkan Pembangunan Bait Suci
   (Ezr 6:1-12)
   
4. 4. Bait Suci Selesai Dibangun Lalu Ditahbiskan
   (Ezr 6:13-18)
   
6. F. Perayaan Paskah
   (Ezr 6:19-22)
   
2. II. Rombongan Kedua Orang Buangan Kembali ke Yerusalem di Bawah Pimpinan Ezra
   (Ezr 7:1-10:44)
   
1. A. Misi Ezra Disahkan oleh Artahsasta
   (Ezr 7:1-28)
   
2. B. Perjalanan Ezra dan Orang-Orang yang Menyertainya
   (Ezr 8:1-36)
   
3. C. Berbagai Pembaharuan oleh Ezra di Yerusalem
   (Ezr 9:1-10:44)
   
1. 1. Pengutukan Nikah Campur Dengan Orang Kafir
   (Ezr 9:1-4)
   
2. 2. Pengakuan Dosa Ezra dan Syafaatnya bagi Umat Itu
   (Ezr 9:5-15)
   
3. 3. Pertobatan dan Pembaharuan Umum
   (Ezr 10:1-44)
   

Kitab ini ditulis untuk menunjukkan pemeliharaan dan kesetiaan Allah dalam memulihkan kaum sisa Yahudi dari pembuangan mereka di Babel

1. (1) dengan menggerakkan hati tiga raja Persia yang berbeda-beda agar membantu umat Allah untuk kembali ke negeri mereka, menetap kembali di Yerusalem dan membangun kembali Bait Suci; dan
2. (2) dengan menyediakan para pemimpin yang saleh dan andal untuk memimpin kaum sisa yang kembali dalam suatu kebangunan ibadah, komitmen kepada firman Allah, dan pertobatan dari ketidaksetiaan kepada Allah.

Sejumlah tema dalam kitab Ezra mengundang orang Kristen untuk meninjau hubungan mereka dengan Allah.

1. Pengalaman Kristiani
Ezra menyadari bahwa Allah bekerja dalam hidupnya dan memimpin setiap langkahnya. Camkanlah khususnya ungkapan ini, "tangan Tuhan Allahnya berada di atasnya" (Ezr 7:6,9,28; 8:22,31). Pada saat-saat apa Anda merasakan kuasa Allah dalam hidup Anda?

2. Ambisi Kristiani
Kerinduan terbesar dalam kehidupan Ezra adalah firman Allah (Ezr 7:10). Ia mempelajarinya; menaati dan mengajarkannya. Belajar dan ketaatan seharusnya berjalan berdampingan. Lihatlah betapa erat hubungannya dengan Mazmur 119. Dengan cara bagaimana mempelajari Alkitab mempengaruhi hidup Anda?

3. Memberi secara Kristiani
Cara Anda menggunakan harta milik Anda merupakan suatu indikasi keadaan rohani Anda. Bangsa Yahudi yang baru kembali dari pembuangan memberi dengan spontan kepada Allah (Ezr 2:68,69). Tinjaulah kembali apa yang Anda berikan kepada Allah di bawah terang pengajaran yang terdapat dalam 2Korintus 8 dan 2Korintus 9, dan 1Korintus 16:2.

4. Kemurnian Kristiani
Tinjaulah hidup Anda dengan maksud untuk menemukan titik-titik rawan tempat Anda cenderung mengadakan kompromi dengan iman Anda. Langkah-langkah praktis apa saja yang dapat Anda ambil untuk memastikan bahwa Anda tidak mengadakan kompromi.

5. Kegagalan Kristiani
Pada waktu Anda mengalami kegagalan seperti yang dialami oleh bangsa Yahudi, apa yang telah Anda lakukan? Sebagian orang mencoba untuk melupakannya, tetapi Ezra (Ezr 9:1-10:44) mengajarkan bahwa kegagalan harus dihadapi, diakui, disesali dan diluruskan. Dengan jalan demikian pengampunan sejati dapat dirasakan.

6. Iman Kristiani
Tindakan Ezra untuk kembali ke Yerusalem tanpa dikawal oleh pasukan bersenjata merupakan tindakan yang sangat berani (Ezr 8:21-23). Mengapakah ia melakukan hal itu? Melalui perbuatan iman, baik kecil maupun besar, apakah Allah telah memanggil Anda dalam kehidupan kekristenan Anda? Sampai di mana pertumbuhan rohani bergantung pada perbuatan iman seperti itu.

Ke-10 pasal kitab ini dengan sendirinya terbagi menjadi dua bagian:

1. (1) Bagian pertama (pasal 1-6; Ezr 1:1--6:22) mencatat kembalinya rombongan pertama orang buangan Yahudi ke Yerusalem dan pembangunan kembali Bait Suci;
2. (2) Bagian kedua (pasal 7-10; Ezr 7:1--10:443) menguraikan kembalinya rombongan kedua di bawah Ezra dan pembaharuan rohani yang mengikutinya.
3. (1) Bagian pertama mulai di mana 2 Tawarikh berakhir -- dengan penahanan orang Yahudi dan pengumuman Raja Koresy dari Persia (538 SM) yang mengizinkan orang Yahudi kembali ke tanah air mereka (Ezr 1:1-11); pasal 2; Ezr 2:1-70 mencatat nama orang-orang yang ikut rombongan pertama. Pentinglah bahwa hanya sekitar 50.000 orang Yahudi di antara sejuta atau lebih yang terbuang berada dalam rombongan pertama yang kembali (Ezr 1:5; Ezr 2:64-65). Dalam pasal 3 (Ezr 3:1-13), Zerubabel (seorang keturunan Daud) dan Yesua (sang imam besar) mengerahkan umat itu untuk memulai pembangunan kembali Bait Suci yang rusak. Musuh-musuh yang lihai dari Yehuda mempergunakan sarana-sarana politik untuk menghentikan proyek ini selama beberapa waktu (pasal 4; Ezr 4:1-24), tetapi akhirnya pekerjaan dimulaikan kembali dan Bait Suci diselesaikan pada tahun 516 SM (pasal 5-6; Ezr 5:1--6:22).
4. (2) Kesenjangan selama 60 tahun memisahkan pasal 6 (Ezr 6:1-22) dengan pasal 7 (Ezr 7:1-36). Selama itu Ester berkuasa sebagai ratu di Persia dengan Ahasyweros I. Ester menjadi ratu sekitar 478 SM (Lihat "PENDAHULUAN ESTER" 08069). Pasal 7-8 (Ezr 7:1--8:36) mencatat berbagai peristiwa sekitar 20 tahun kemudian ketika rombongan yang lebih kecil kembali dari Persia ke Yerusalem di bawah pimpinan Ezra. Sedangkan rombongan pertama berhasil membangun kembali rumah Allah, Ezra berusaha memulihkan Hukum Allah di dalam hati umat itu (bd. Neh 8:1-8). Ezra menjumpai kemerosotan rohani dan moral yang luas antara kaum pria Yehuda, yang tampak dari nikah campur dengan wanita kafir. Dengan kesedihan yang mendalam, Ezra mengakui dosa-dosa mereka kepada Allah dan mengadakan syafaat demi mereka (pasal 9; Ezr 9:1-15). Kitab ini berakhir dengan peristiwa Ezra memimpin para pria dalam pertobatan di depan umum dan pembatalan ikatan pernikahan dengan wanita kafir (pasal 10; Ezr 10:1-44).

Empat ciri utama menandai kitab ini.

1. (1) Ezra-Nehemia adalah satu-satunya catatan sejarah dalam Alkitab mengenai pengembalian orang Yahudia pada masa pascapembuangan di Palestina.
2. (2) Ciri yang menonjol dari kitab ini ialah bahwa di antara dua bagian utamanya (pasal 1-6, 7-10; Ezr 1:1--6:22; Ezr 7:1--10:44) terdapat kesenjangan sejarah sekitar 60 tahun. Seluruh kitab ini meliput sekitar 80 tahun.
3. (3) Ezra menunjukkan dengan jelas bagaimana Allah menjaga firman-Nya sehingga pasti digenapi (bd. Yer 1:12; Yer 29:10); Allah mengarahkan hati para raja Persia bagaikan mengatur aliran sungai supaya mengembalikan umat-Nya ke negeri mereka (Ezr 1:1; Ezr 7:11-28; bd. Ams 21:1);
4. (4) Tindakan Ezra terhadap para wanita kafir yang tidak percaya yang telah dinikahi laki-laki Yahudi (termasuk imam-imam) dengan melanggar perintah-perintah Allah melukiskan dengan nyata bagaimana Allah
1. (a) menuntut agar umat-Nya hidup terpisah dari dunia kafir, dan
2. (b) kadang-kadang memakai pembedahan radikal supaya menangani kompromi yang berbahaya dan rawan di antara umat-Nya. Tindakan Ezra dengan tegas mengingatkan umat perjanjian akan panggilan utama mereka untuk menjadi "kerajaan imam dan bangsa yang kudus" (Kel 19:6), bukan sekedar suatu kesatuan nasional campuran lainnya.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Kembalinya kaum sisa Yahudi ke negeri mereka dan pembangunan kembali bait suci menyatakan bahwa Allah senantiasa ingin memulihkan umat-Nya yang menyeleweng. Jalan-jalan-Nya mencakup bukan saja hukuman karena kemurtadan, tetapi juga pemulihan dan harapan bagi kaum sisa yang percaya, yang melaluinya Allah mengarahkan aliran penebusan pada jalan akhirnya. Prinsip ini dilihat dalam PB, di mana suatu kaum sisa Yahudi yang percaya menerima Yesus sebagai Tuhan dan Mesias mereka, sedangkan arus utama penebusan disalurkan kembali dari orang Yahudi yang tidak percaya kepada orang bukan Yahudi di gereja mula-mula.

Ratapan Ezra

Pemisahan dipulihkan. Istri-istri asing diserahkan.

10:1 Ezra mendorong mereka untuk memperbaiki perilaku perkawinan campur.
10:6 Ezra mengumpulkan orang-orang.
10:9 Orang Israel menyesal, dan berjanji untuk berubah.
10:15 Perhatian yang sungguh-sungguh untuk melakukannya.
10:18 Nama orang-orang yang menikahi perempuan-perempuan asing.

Tindakan Ezra terhadap perkawinan campuran (10:1-44)

Allah, Ezra, Sekhanya, Yohanan.

Abdi, Adaya, Adna, Allah, Altai, Amarya, Amram, Asael, Azareel, Aziza, Bani, Bebai, Bedeya, Benaya, Benyamin, Bezaleel, Binui, Elam, Elasa, Eleazar, Elia, Eliezer, Elifelet, Elyasib, Elyoenai, Ezra, Gedalya, Hanani, Hananya, Harim, Hasum, Imer, Ismael, Israel, Kelal, Kelaya, Kelita, Keluhu, Lewi, Maadai, Maaseya, Makhnadbai, Malkia, Malukh, Manasye, Matania, Matanya, Matata, Matica, Matnai, Meremot, Mesulam, Miyamin, Natan, Nebo, Netaneel, Pahat-Moab, Paros, Pasyhur, Petahya, Ramya, Sabetai, Salum, Sarai, Sasai, Seal, Sekhanya, Selemya, Semarya, Semaya, Simei, Simeon, Taurat, Telem, Tikwa, TUHAN, Uel, Uri, Uzia, Wanya, Yaasai, Yadai, Yahzeya, Yarib, Yasub, Yehiel, Yehuda, Yeiel, Yeramot, Yeremai, Yeremot, Yerusalem, Yesua, Yezia, Yisia, Yoel, Yohanan, Yonatan, Yozabad, Yozadak, Yuda, Yusuf, Zabad, Zabai, Zakharia, Zatu, Zebaja, Zebina

Ada pengharapan berkenaan dengan orang-orang jika mereka percaya bukan saja bahwa adalah baik untuk memisahkan diri dari dosa mereka, namun sangat perlu dilakukan agar mereka tidak binasa.

ay. 19. Satu-satunya cara untuk mendapatkan pengampunan atas dosa adalah mencarinya di pelataran pengorbanan Kristus, yang adalah korban penghapus dosa kita, yang begitu menanggung kesalahan kita dan darah-Nya adalah yang menghapuskan noda dan kesalahan dosa.

Pada pasal ke-10 Kitab Ezra, Ezra berdoa dan membuat pengakuan di hadapan Bait Allah. Orang Israel berkumpul kepadanya dalam jumlah yang besar dan mereka menangis dengan suara keras. Sekhanya, seorang keturunan Elam, mengatakan kepada Ezra bahwa mereka telah berbuat tidak setia kepada Allah dengan mengawini perempuan asing. Mereka sepakat untuk mengusir istri-istri asing tersebut sesuai dengan Hukum Taurat. Ezra meminta semua orang buangan untuk berkumpul di Yerusalem dalam waktu tiga hari. Jika tidak datang, mereka akan dikucilkan. Setelah tiga hari, semua laki-laki Yehuda dan Benyamin berkumpul di Yerusalem. Ezra meminta mereka untuk membuat pengakuan kepada TUHAN dan berpisah dari perempuan asing. Beberapa orang menentang, tetapi akhirnya mereka sepakat untuk menceraikan istri-istri asing mereka. Mereka juga mempersembahkan korban sebagai tanda penyesalan atas pelanggaran mereka. Pasal ini juga mencantumkan daftar orang-orang yang telah kawin dengan perempuan-perempuan asing.

Latar belakang dari pasal ke-10 dari Kitab Ezra adalah sebagai berikut:

Konteks Historis:
Pasal ke-10 dari Kitab Ezra terjadi setelah bangsa Israel kembali dari pembuangan di Babel dan kembali ke tanah Israel. Pada masa itu, mereka sedang berusaha untuk membangun kembali Yerusalem dan memulihkan ibadah di Bait Suci.

Konteks Budaya:
Pada masa itu, bangsa Israel sedang menghadapi tantangan dalam mempertahankan identitas mereka sebagai umat pilihan Allah. Mereka telah terpengaruh oleh budaya dan agama bangsa-bangsa di sekitar mereka, yang menyebabkan mereka melanggar hukum-hukum Allah.

Konteks Literatur:
Kitab Ezra adalah bagian dari Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristen. Kitab ini berisi catatan sejarah tentang kembalinya bangsa Israel dari pembuangan di Babel dan upaya mereka untuk membangun kembali Yerusalem.

Konteks Teologis:
Tujuan utama dari Kitab Ezra adalah untuk menunjukkan pentingnya taat kepada hukum-hukum Allah dan pemulihan hubungan dengan-Nya. Kitab ini juga menekankan pentingnya menjaga kesucian dan kekudusan umat Allah.

Dalam ayat-ayat sebelumnya, terutama pada pasal 9, Ezra, seorang imam dan ahli Taurat, menyadari bahwa bangsa Israel telah melanggar hukum-hukum Allah dengan menikahi perempuan-perempuan asing yang menyembah dewa-dewa lain. Ezra sangat terguncang oleh pelanggaran ini dan berdoa kepada Allah dengan pengakuan dosa dan permohonan pengampunan.

Dalam pasal 10, bangsa Israel merespons seruan Ezra dengan menyesali perbuatan mereka dan berjanji untuk menceraikan istri-istri asing mereka. Mereka mengadakan pertemuan di Yerusalem dan mengambil tindakan untuk memulihkan kesucian dan kekudusan umat Allah.

Dengan demikian, pasal ke-10 dari Kitab Ezra menunjukkan upaya bangsa Israel untuk memperbaiki kesalahan mereka dan kembali kepada Allah dengan taat kepada hukum-hukum-Nya.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Ezra pasal 10:

1. Pengakuan dan pertobatan umat Israel (ayat 1-2)
- Ezra berdoa, membuat pengakuan, dan menangis di hadapan Bait Allah.
- Orang Israel berkumpul dan menangis dengan suara keras.

2. Pengakuan dosa berhubungan dengan perkawinan campur (ayat 2-3)
- Sekhanya, anak Yehiel, mengakui bahwa umat Israel telah berbuat tidak setia kepada Allah dengan menikahi perempuan asing.
- Sekhanya mengusulkan untuk mengikat perjanjian dengan Allah untuk mengusir istri-istri asing.

3. Kesepakatan untuk menceraikan istri-istri asing (ayat 3-5)
- Ezra menyuruh para imam kepala, orang-orang Lewi, dan semua orang Israel bersumpah untuk menceraikan istri-istri asing.
- Mereka berjanji untuk melakukannya sesuai dengan Hukum Taurat.

4. Ezra berduka dan berpuasa atas dosa umat Israel (ayat 6)
- Ezra tidak makan roti dan tidak minum air karena berkabung atas pengkhianatan umat Israel.

5. Pengumuman untuk berkumpul di Yerusalem (ayat 7-8)
- Pengumuman disiarkan kepada semua orang buangan untuk berkumpul di Yerusalem.
- Orang yang tidak datang dalam waktu tiga hari akan menghadapi konsekuensi.

6. Pertemuan untuk membahas perkara ini (ayat 9-14)
- Pada hari pertama bulan kesepuluh, para pemimpin dan orang-orang Israel berkumpul untuk membahas perkara ini.
- Mereka menyelesaikan urusan dengan semua laki-laki yang mengawini perempuan asing.

7. Daftar imam dan orang-orang Israel yang menceraikan istri-istri asing (ayat 15-44)
- Daftar keturunan imam dan orang-orang Israel yang menceraikan istri-istri asing disebutkan.

Referensi: Ezra 10:1-44

Orang-orang yang disebutkan dalam pasal ini:
- Ezra: Seorang imam dan ahli Taurat yang memimpin umat Israel dalam mengatasi masalah perkawinan campuran dengan perempuan asing.
- Sekhanya: Anak Yehiel, keturunan Elam, yang memberikan nasihat kepada Ezra tentang mengusir istri-istri asing.
- Yohanan: Anak Elyasib, yang memiliki kamar di mana Ezra tinggal dan berkabung.
- Yonatan: Anak Asael, yang berdiri menentang perkawinan campuran dengan perempuan asing.
- Yahzeya: Anak Tikwa, yang juga berdiri menentang perkawinan campuran dengan perempuan asing.
- Mesulam: Orang Lewi yang membantu Yonatan dan Yahzeya dalam menentang perkawinan campuran.
- Sabetai: Orang Lewi yang juga membantu Yonatan dan Yahzeya dalam menentang perkawinan campuran.
- Para imam kepala: Para pemimpin imam yang dipilih oleh Ezra untuk membantu dalam menyelesaikan masalah perkawinan campuran.
- Orang-orang Lewi: Orang-orang dari suku Lewi yang juga berjanji untuk menceraikan istri-istri mereka yang merupakan perempuan asing.
- Para penyanyi: Orang-orang yang bertugas sebagai penyanyi dalam ibadah di Bait Allah.
- Para penjaga pintu gerbang: Orang-orang yang bertugas menjaga pintu gerbang Bait Allah.
- Orang-orang Israel: Seluruh umat Israel yang berkumpul di Yerusalem untuk membahas masalah perkawinan campuran.

Lokasi yang disebutkan dalam pasal ini:
- Bait Allah: Tempat ibadah utama umat Israel di Yerusalem.
- Yerusalem: Kota di mana umat Israel berkumpul untuk membahas masalah perkawinan campuran.
- Kamar Yohanan: Tempat di mana Ezra tinggal dan berkabung.
- Yehuda: Daerah di mana umat Israel berkumpul untuk berkumpul di Yerusalem.
- Yerusalem: Kota di mana umat Israel berkumpul dalam tiga hari.
- Halaman Bait Allah: Tempat di mana umat Israel duduk dan mendengarkan Ezra berbicara.
- Kota-kota lain: Tempat-tempat di mana orang-orang Israel yang menikahi perempuan asing harus datang untuk menghadiri pertemuan dengan para pemimpin dan hakim.

Kata kunci dalam Kitab "Ezra" pasal "10" adalah sebagai berikut:

1. Ezra: Tokoh utama dalam pasal ini, seorang imam dan ahli Taurat.
2. Doa dan Pengakuan: Ezra berdoa dan membuat pengakuan atas dosa-dosa umat Israel.
3. Perkawinan dengan Perempuan Asing: Orang Israel telah berbuat tidak setia kepada Allah dengan mengawini perempuan asing dari bangsa-bangsa negeri.
4. Perjanjian dengan Allah: Sekhanya mengusulkan untuk mengikat perjanjian dengan Allah untuk mengusir istri-istri asing dan anak-anak mereka.
5. Hukum Taurat: Ezra menyuruh umat Israel untuk melaksanakan perintah Allah sesuai dengan Hukum Taurat.
6. Pengumpulan Umat: Orang Israel berkumpul di Yerusalem dalam waktu tiga hari sesuai perintah para pemimpin dan tua-tua.
7. Pembuatan Pengakuan: Umat Israel membuat pengakuan kepada TUHAN dan berjanji untuk berpisah dari bangsa-bangsa negeri dan istri-istri asing.
8. Penyimpangan dari Perintah: Hanya beberapa orang yang menentang perkara ini, namun mayoritas umat Israel setuju untuk melaksanakannya.
9. Pembagian Keluarga: Ezra memilih beberapa orang kepala kaum keluarga untuk membahas perkara ini.
10. Penceraian dan Persembahan: Beberapa imam dan orang Lewi yang telah kawin dengan perempuan asing berjanji untuk menceraikan istri-istri mereka dan mempersembahkan persembahan untuk pelanggaran mereka.

Pertanyaan refleksi:
1. Apa yang dapat kita pelajari dari sikap Ezra dalam pasal ini? Bagaimana sikapnya mempengaruhi orang-orang Israel?
2. Mengapa Ezra merasa perlu untuk berdoa, membuat pengakuan, dan menangis di hadapan Bait Allah? Apa yang dapat kita pelajari dari sikapnya ini?
3. Mengapa orang-orang Israel menangis dengan suara keras? Apa yang menyebabkan mereka merasa bersalah?
4. Mengapa Sekhanya mengusulkan untuk mengikat perjanjian dengan Allah untuk mengusir istri-istri asing? Apakah ini tindakan yang tepat?
5. Bagaimana reaksi orang-orang Israel terhadap usulan Sekhanya? Mengapa ada yang setuju dan ada yang menentang?

Pertanyaan diskusi:
1. Apa yang dapat kita pelajari dari contoh Ezra dalam menghadapi dosa dan kesalahan umat Allah?
2. Bagaimana kita dapat menerapkan prinsip-prinsip yang ditemukan dalam pasal ini dalam kehidupan kita sehari-hari?
3. Bagaimana kita dapat mengidentifikasi dan mengatasi dosa dan kesalahan yang ada dalam kehidupan kita?
4. Apa yang dapat kita pelajari dari reaksi orang-orang Israel terhadap panggilan Ezra untuk bertobat? Bagaimana hal ini dapat diterapkan dalam konteks gereja dan komunitas Kristen saat ini?
5. Bagaimana kita dapat mendukung dan memperkuat satu sama lain dalam perjalanan kita menuju pertobatan dan hidup yang benar di hadapan Allah?

Hal menarik terkait Kitab Ezra pasal 10:
1. Pasal ini menggambarkan pentingnya pertobatan dan pemisahan diri dari dosa dalam kehidupan umat Allah.
2. Ezra menunjukkan contoh kepemimpinan yang kuat dan berani dalam menghadapi dosa dan kesalahan umat Allah.
3. Pasal ini juga menyoroti pentingnya kesatuan dan kerjasama dalam menghadapi dosa dan kesalahan sebagai komunitas iman.
4. Pengakuan dan penyesalan yang tulus merupakan langkah awal yang penting dalam proses pertobatan.
5. Pasal ini menunjukkan bahwa pertobatan bukanlah perkara yang mudah dan membutuhkan waktu serta komitmen yang sungguh-sungguh.

Dari pasal 10 Kitab Ezra, ada beberapa hal yang dapat dipelajari dan diterapkan dalam hidup kita:

1. Mengakui dosa dan berdoa dengan tulus: Ezra membuat pengakuan dan berdoa dengan sungguh-sungguh di hadapan Bait Allah. Kita juga perlu mengakui dosa-dosa kita dan berdoa dengan tulus kepada Tuhan.

2. Menyesali dosa dan menunjukkan tindakan nyata: Orang Israel menangis dan menunjukkan penyesalan yang nyata atas dosa mereka. Mereka juga bersedia mengambil tindakan untuk memperbaiki kesalahan mereka. Kita juga harus menunjukkan penyesalan yang nyata atas dosa-dosa kita dan mengambil tindakan konkret untuk memperbaiki hidup kita.

3. Mengikat perjanjian dengan Tuhan: Orang Israel mengikat perjanjian dengan Tuhan untuk mengusir istri-istri asing mereka sesuai dengan Hukum Taurat. Kita juga perlu mengikat perjanjian dengan Tuhan untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya dan menghindari dosa.

4. Mendapatkan dukungan dan bimbingan dari sesama percaya: Ezra mendapatkan dukungan dan bimbingan dari Sekhanya dan orang-orang Israel lainnya. Kita juga perlu mencari dukungan dan bimbingan dari sesama percaya dalam hidup kita.

Doa terkait pasal ini dapat mencakup:

1. Memohon pengampunan atas dosa-dosa kita dan meminta pertolongan Tuhan untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
2. Memohon kekuatan dan ketekunan untuk mengatasi godaan dan menghindari dosa.
3. Memohon bimbingan dan hikmat Tuhan dalam mengambil keputusan yang benar.
4. Memohon dukungan dan persatuan dalam persekutuan dengan sesama percaya.

Tuhan, kami mengakui dosa-dosa kami di hadapan-Mu. Kami menyesali dosa-dosa kami dan memohon pengampunan-Mu. Bantu kami untuk hidup sesuai dengan kehendak-Mu dan menghindari dosa. Berikanlah kami kekuatan dan ketekunan untuk mengatasi godaan dan tetap setia kepada-Mu. Bimbinglah kami dalam mengambil keputusan yang benar dan berikanlah kami dukungan dan persatuan dalam persekutuan dengan sesama percaya. Dalam nama Yesus kami berdoa, Amin.