Statistik	10 pasal, 280 ayat, 7.441 kata
Penulis	Ezra
Tema	Pemulihan Kaum Sisa; Kedudukan dan kuasa Firman; Allah dalam hidup umatNya.
Waktu	450-420 SM
Tempat	Babel, Yerusalem di Yehuda
Kata Kunci	Pemulihan.
Kristus Di Alkitab	Dialah yang membangun kembali tembok yang runtuh dalam kehidupan manusia

Kitab Ezra adalah bagian dari sejarah yang berkesinambungan dari orang Yahudi yang ditulis setelah masa pembuangan, terdiri atas 1 dan 2 Tawarikh, Ezra, dan Nehemia. Dalam PL Ibrani, Ezra dan Nehemia semulanya satu kitab sebagaimana halnya 1 dan 2 Tawarikh. Para ahli Alkitab pada umumnya beranggapan bahwa sejarah yang disajikan dalam kitab-kitab ini pertama-tama merupakan karya yang terilham dari seorang pengarang pada masa pascapembuangan. Sekalipun penulisnya tidak pernah disebutkan dalam Alkitab, tetapi hampir semua sumber Yahudi dan Kristen, serta juga banyak ahli modern, percaya bahwa pengarangnya adalah Ezra, imam dan ahli Taurat itu. Untuk keterangan lebih terinci mengenai peran Ezra sebagai pengarang, Lihat "PENDAHULUAN 1TAWARIKH" 08053.

Menurut tradisi, Ezralah yang mengumpulkan semua kitab PL menjadi satu unit, memulai bentuk ibadah yang dipakai di sinagoge dan mendirikan Sinagoge Besar di Yerusalem di mana kanon PL akhirnya ditetapkan. Ezra adalah seorang pemimpin saleh dengan kesetiaan yang kokoh dan kasih yang mendalam kepada Firman Allah. Sejarahnya yang tertulis dalam 1 dan 2 Tawarikh serta Ezra dan Nehemia menekankan tema pengharapan, kebangunan, pembaharuan, dan pemulihan umat Allah. Seluruh sejarah ini ditulis pada parohan kedua abad ke-5 SM.

Kitab Ezra mencatat bagaimana Allah menggenapi janji nubuat-Nya melalui Yeremia (Ezr 29:10-14) untuk memulihkan orang Yahudi setelah 70 tahun pembuangan dengan membawa mereka kembali ke tanah air mereka (Ezr 1:1). Keruntuhan Yehuda dan pembuangan mereka ke Babel terjadi dalam tiga tahap. Pada tahap pertama (605 SM), kalangan bangsawan muda Yehuda, termasuk Daniel, dibuang ke Babel; pada tahap kedua (597 SM) ada sekitar 11.000 orang buangan lagi, termasuk Yehezkiel; dan pada tahap ketiga (586 SM) penduduk Yehuda yang tersisa, kecuali Yeremia dan rakyat yang paling miskin, diangkut. Demikian pula, pemulihan kaum sisa buangan, sebagai penggenapan nubuat Yeremia, terjadi dalam tiga tahap. Pada tahap pertama (538 SM) 50.000 orang kembali di bawah pimpinan Zerubabel dan Yesua (bd. Ezr 2:1-70); pada tahap kedua (457 SM) lebih dari 1.700 orang laki-laki (tambah wanita dan anak-anak, berjumlah 5.000-10.000 orang Yahudi) berangkat pulang di bawah pimpinan Ezra (bd. Ezr 8:1-14,18-21); dan pada tahap ketiga (444 SM) Nehemia memimpin kelompok lain lagi (bd. Neh 2:1-10). Perhatikan bahwa rombongan pertama pada tahun 538 kembali ke Yerusalem sekitar 70 tahun setelah pengangkutan pertama ke dalam pembuangan.

Sekitar dua tahun setelah kerajaan Babel dikalahkan dan diganti kerajaan Persia (539 SM), dimulailah pengembalian orang Yahudi ke tanah air mereka. Kitab Ezra mencatat tahap pertama dan kedua dari pemulihan itu, yang melibatkan tiga raja Persia (Koresy, Darius, dan Artahsasta) dan lima pemimpin rohani yang terkemuka:

1. (1) Zerubabel, yang memimpin rombongan pertama untuk mendirikan kembali Yerusalem dan membangun kembali Bait Suci;
2. (2) Yesua, seorang imam besar saleh yang membantu Zerubabel;
3. (3) Hagai dan
4. (4) Zakharia, dua nabi Allah yang menasihatkan umat itu untuk menyelesaikan pembangunan Bait Suci; dan
5. (5) Ezra, yang memimpin rombongan kedua ke Yerusalem dan yang dipakai Allah untuk memulihkan kerohanian dan moralitas umat itu.

Jikalau Ezra adalah penulis kitab ini, sesuatu yang sangat mungkin, ia menyusun catatan sejarah ini di bawah ilham Roh Kudus dengan merujuk kepada aneka dokumen dan surat yang resmi (mis. Ezr 1:2-4; Ezr 4:11-22; Ezr 5:7-17; Ezr 6:1-12), daftar keturunan (mis. Ezr 2:1-70), dan catatan pribadi (mis Ezr 7:27--9:15). Kitab ini ditulis dalam bahasa Ibrani, kecuali Ezr 4:8--6:18 dan Ezr 7:12-26 yang ditulis dalam bahasa Aram, bahasa resmi kaum buangan.

1. I. Rombongan Pertama Orang Buangan yang Kembali ke Yerusalem
   (Ezr 1:1-6:22)
   
1. A. Pengumuman dan Persediaan dari Koresy
   (Ezr 1:1-11)
   
2. B. Daftar Orang Buangan yang Kembali
   (Ezr 2:1-70)
   
3. C. Pemugaran Bait Suci Dimulai
   (Ezr 3:1-13)
   
1. 1. Persembahan Korban Dimulai Kembali
   (Ezr 3:1-6)
   
2. 2. Pembangunan Bait Suci Dimulai
   (Ezr 3:7-13)
   
4. D. Pembangunan Bait Suci Terhenti Karena Perlawanan
   (Ezr 4:1-24)
   
5. E. Pembangunan Bait Suci Dimulai Lagi dan Diselesaikan
   (Ezr 5:1-6:18)
   
1. 1. Dorongan dari Para Nabi
   (Ezr 5:1-2)
   
2. 2. Protes dari Bupati Tatnai
   (Ezr 5:3-17)
   
3. 3. Darius Mengesahkan Pembangunan Bait Suci
   (Ezr 6:1-12)
   
4. 4. Bait Suci Selesai Dibangun Lalu Ditahbiskan
   (Ezr 6:13-18)
   
6. F. Perayaan Paskah
   (Ezr 6:19-22)
   
2. II. Rombongan Kedua Orang Buangan Kembali ke Yerusalem di Bawah Pimpinan Ezra
   (Ezr 7:1-10:44)
   
1. A. Misi Ezra Disahkan oleh Artahsasta
   (Ezr 7:1-28)
   
2. B. Perjalanan Ezra dan Orang-Orang yang Menyertainya
   (Ezr 8:1-36)
   
3. C. Berbagai Pembaharuan oleh Ezra di Yerusalem
   (Ezr 9:1-10:44)
   
1. 1. Pengutukan Nikah Campur Dengan Orang Kafir
   (Ezr 9:1-4)
   
2. 2. Pengakuan Dosa Ezra dan Syafaatnya bagi Umat Itu
   (Ezr 9:5-15)
   
3. 3. Pertobatan dan Pembaharuan Umum
   (Ezr 10:1-44)
   

Kitab ini ditulis untuk menunjukkan pemeliharaan dan kesetiaan Allah dalam memulihkan kaum sisa Yahudi dari pembuangan mereka di Babel

1. (1) dengan menggerakkan hati tiga raja Persia yang berbeda-beda agar membantu umat Allah untuk kembali ke negeri mereka, menetap kembali di Yerusalem dan membangun kembali Bait Suci; dan
2. (2) dengan menyediakan para pemimpin yang saleh dan andal untuk memimpin kaum sisa yang kembali dalam suatu kebangunan ibadah, komitmen kepada firman Allah, dan pertobatan dari ketidaksetiaan kepada Allah.

Sejumlah tema dalam kitab Ezra mengundang orang Kristen untuk meninjau hubungan mereka dengan Allah.

1. Pengalaman Kristiani
Ezra menyadari bahwa Allah bekerja dalam hidupnya dan memimpin setiap langkahnya. Camkanlah khususnya ungkapan ini, "tangan Tuhan Allahnya berada di atasnya" (Ezr 7:6,9,28; 8:22,31). Pada saat-saat apa Anda merasakan kuasa Allah dalam hidup Anda?

2. Ambisi Kristiani
Kerinduan terbesar dalam kehidupan Ezra adalah firman Allah (Ezr 7:10). Ia mempelajarinya; menaati dan mengajarkannya. Belajar dan ketaatan seharusnya berjalan berdampingan. Lihatlah betapa erat hubungannya dengan Mazmur 119. Dengan cara bagaimana mempelajari Alkitab mempengaruhi hidup Anda?

3. Memberi secara Kristiani
Cara Anda menggunakan harta milik Anda merupakan suatu indikasi keadaan rohani Anda. Bangsa Yahudi yang baru kembali dari pembuangan memberi dengan spontan kepada Allah (Ezr 2:68,69). Tinjaulah kembali apa yang Anda berikan kepada Allah di bawah terang pengajaran yang terdapat dalam 2Korintus 8 dan 2Korintus 9, dan 1Korintus 16:2.

4. Kemurnian Kristiani
Tinjaulah hidup Anda dengan maksud untuk menemukan titik-titik rawan tempat Anda cenderung mengadakan kompromi dengan iman Anda. Langkah-langkah praktis apa saja yang dapat Anda ambil untuk memastikan bahwa Anda tidak mengadakan kompromi.

5. Kegagalan Kristiani
Pada waktu Anda mengalami kegagalan seperti yang dialami oleh bangsa Yahudi, apa yang telah Anda lakukan? Sebagian orang mencoba untuk melupakannya, tetapi Ezra (Ezr 9:1-10:44) mengajarkan bahwa kegagalan harus dihadapi, diakui, disesali dan diluruskan. Dengan jalan demikian pengampunan sejati dapat dirasakan.

6. Iman Kristiani
Tindakan Ezra untuk kembali ke Yerusalem tanpa dikawal oleh pasukan bersenjata merupakan tindakan yang sangat berani (Ezr 8:21-23). Mengapakah ia melakukan hal itu? Melalui perbuatan iman, baik kecil maupun besar, apakah Allah telah memanggil Anda dalam kehidupan kekristenan Anda? Sampai di mana pertumbuhan rohani bergantung pada perbuatan iman seperti itu.

Ke-10 pasal kitab ini dengan sendirinya terbagi menjadi dua bagian:

1. (1) Bagian pertama (pasal 1-6; Ezr 1:1--6:22) mencatat kembalinya rombongan pertama orang buangan Yahudi ke Yerusalem dan pembangunan kembali Bait Suci;
2. (2) Bagian kedua (pasal 7-10; Ezr 7:1--10:443) menguraikan kembalinya rombongan kedua di bawah Ezra dan pembaharuan rohani yang mengikutinya.
3. (1) Bagian pertama mulai di mana 2 Tawarikh berakhir -- dengan penahanan orang Yahudi dan pengumuman Raja Koresy dari Persia (538 SM) yang mengizinkan orang Yahudi kembali ke tanah air mereka (Ezr 1:1-11); pasal 2; Ezr 2:1-70 mencatat nama orang-orang yang ikut rombongan pertama. Pentinglah bahwa hanya sekitar 50.000 orang Yahudi di antara sejuta atau lebih yang terbuang berada dalam rombongan pertama yang kembali (Ezr 1:5; Ezr 2:64-65). Dalam pasal 3 (Ezr 3:1-13), Zerubabel (seorang keturunan Daud) dan Yesua (sang imam besar) mengerahkan umat itu untuk memulai pembangunan kembali Bait Suci yang rusak. Musuh-musuh yang lihai dari Yehuda mempergunakan sarana-sarana politik untuk menghentikan proyek ini selama beberapa waktu (pasal 4; Ezr 4:1-24), tetapi akhirnya pekerjaan dimulaikan kembali dan Bait Suci diselesaikan pada tahun 516 SM (pasal 5-6; Ezr 5:1--6:22).
4. (2) Kesenjangan selama 60 tahun memisahkan pasal 6 (Ezr 6:1-22) dengan pasal 7 (Ezr 7:1-36). Selama itu Ester berkuasa sebagai ratu di Persia dengan Ahasyweros I. Ester menjadi ratu sekitar 478 SM (Lihat "PENDAHULUAN ESTER" 08069). Pasal 7-8 (Ezr 7:1--8:36) mencatat berbagai peristiwa sekitar 20 tahun kemudian ketika rombongan yang lebih kecil kembali dari Persia ke Yerusalem di bawah pimpinan Ezra. Sedangkan rombongan pertama berhasil membangun kembali rumah Allah, Ezra berusaha memulihkan Hukum Allah di dalam hati umat itu (bd. Neh 8:1-8). Ezra menjumpai kemerosotan rohani dan moral yang luas antara kaum pria Yehuda, yang tampak dari nikah campur dengan wanita kafir. Dengan kesedihan yang mendalam, Ezra mengakui dosa-dosa mereka kepada Allah dan mengadakan syafaat demi mereka (pasal 9; Ezr 9:1-15). Kitab ini berakhir dengan peristiwa Ezra memimpin para pria dalam pertobatan di depan umum dan pembatalan ikatan pernikahan dengan wanita kafir (pasal 10; Ezr 10:1-44).

Empat ciri utama menandai kitab ini.

1. (1) Ezra-Nehemia adalah satu-satunya catatan sejarah dalam Alkitab mengenai pengembalian orang Yahudia pada masa pascapembuangan di Palestina.
2. (2) Ciri yang menonjol dari kitab ini ialah bahwa di antara dua bagian utamanya (pasal 1-6, 7-10; Ezr 1:1--6:22; Ezr 7:1--10:44) terdapat kesenjangan sejarah sekitar 60 tahun. Seluruh kitab ini meliput sekitar 80 tahun.
3. (3) Ezra menunjukkan dengan jelas bagaimana Allah menjaga firman-Nya sehingga pasti digenapi (bd. Yer 1:12; Yer 29:10); Allah mengarahkan hati para raja Persia bagaikan mengatur aliran sungai supaya mengembalikan umat-Nya ke negeri mereka (Ezr 1:1; Ezr 7:11-28; bd. Ams 21:1);
4. (4) Tindakan Ezra terhadap para wanita kafir yang tidak percaya yang telah dinikahi laki-laki Yahudi (termasuk imam-imam) dengan melanggar perintah-perintah Allah melukiskan dengan nyata bagaimana Allah
1. (a) menuntut agar umat-Nya hidup terpisah dari dunia kafir, dan
2. (b) kadang-kadang memakai pembedahan radikal supaya menangani kompromi yang berbahaya dan rawan di antara umat-Nya. Tindakan Ezra dengan tegas mengingatkan umat perjanjian akan panggilan utama mereka untuk menjadi "kerajaan imam dan bangsa yang kudus" (Kel 19:6), bukan sekedar suatu kesatuan nasional campuran lainnya.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Kembalinya kaum sisa Yahudi ke negeri mereka dan pembangunan kembali bait suci menyatakan bahwa Allah senantiasa ingin memulihkan umat-Nya yang menyeleweng. Jalan-jalan-Nya mencakup bukan saja hukuman karena kemurtadan, tetapi juga pemulihan dan harapan bagi kaum sisa yang percaya, yang melaluinya Allah mengarahkan aliran penebusan pada jalan akhirnya. Prinsip ini dilihat dalam PB, di mana suatu kaum sisa Yahudi yang percaya menerima Yesus sebagai Tuhan dan Mesias mereka, sedangkan arus utama penebusan disalurkan kembali dari orang Yahudi yang tidak percaya kepada orang bukan Yahudi di gereja mula-mula.

Doa Ezra

Orang-orang yang dari pembuangan tidak memisahkan diri. Doa dan pengakuan dosa Ezra.

9:1 Ezra berkabung atas persekutun orang Israel dengan orang asing.
9:5 Dia berdoa kepada TUHAN, dan mengakui dosa-dosa.

Ezra mengaku dosa orang-orang Israel dalam doa (9:1-15)

Allah, Ezra.

Allah, Amon, Amori, Feris, Het, Israel, Kanaan, Lewi, Mesir, Moab, Persia, TUHAN, Yebus, Yehuda, Yerusalem

Kiranya ini menjadi penghiburan bagi petobat yang sejati bahwa meskipun dosa mereka bertumpuk sampai ke surga, belas kasihan Allah ada di langit dan jika kita mengakui dosa kita, percaya kepada Dia yang dipersembahkan sebagai korban, Allah itu setia dan adil untuk mengampuni, dan akan menyucikan dari segala ketidakbenaran.

ay. 5. Korban petang adalah gambaran dari perdamaian Anak Domba Allah, yang di waktu petang di bumi, menghapus dosa dengan korban diri-Nya sendiri. Dengan mata iman yang terus memandang korban itu kita boleh mengakui dosa kita dan mengharapkan penyucian yang utuh.

Pada pasal 9 Kitab Ezra, para pemimpin datang kepada Ezra dan mengungkapkan bahwa orang Israel, imam-imam, dan orang Lewi tidak memisahkan diri mereka dari bangsa-bangsa di sekitar mereka. Mereka telah mengambil istri dari bangsa-bangsa tersebut, yang bertentangan dengan perintah Allah. Mendengar hal ini, Ezra merobek pakaiannya, mencabut rambutnya, dan merasa malu. Ia berdoa kepada Allah, mengakui dosa-dosa bangsanya dan memohon pengampunan. Ezra mengakui bahwa mereka telah melanggar perintah Allah dan memohon agar Allah tidak menghancurkan mereka sepenuhnya.

Kitab Ezra terdiri dari dua bagian, yaitu Ezra 1-6 dan Ezra 7-10. Pasal 9 terletak di bagian kedua, yaitu Ezra 7-10.

Latar belakang historis dari pasal ini adalah setelah bangsa Israel kembali dari pembuangan di Babel dan berhasil membangun kembali Bait Suci di Yerusalem. Ezra adalah seorang imam dan ahli Taurat yang dikirim oleh raja Persia, Artahsasta, untuk mengajar hukum Allah kepada umat Israel di Yerusalem.

Latar belakang budaya dari pasal ini adalah bahwa bangsa Israel saat itu sedang menghadapi tantangan untuk mempertahankan identitas mereka sebagai umat pilihan Allah di tengah budaya yang berbeda. Mereka dihadapkan pada masalah campur baur dengan bangsa-bangsa lain dan pernikahan campuran yang melanggar hukum Allah.

Latar belakang literatur dari pasal ini adalah bahwa Kitab Ezra adalah bagian dari Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristen. Kitab ini ditulis dalam bahasa Ibrani dan menggunakan gaya naratif sejarah.

Latar belakang teologis dari pasal ini adalah bahwa Ezra mengajarkan umat Israel untuk kembali kepada hukum Allah dan memperbaiki kesalahan mereka. Tujuan utama Ezra adalah untuk memulihkan hubungan antara umat Israel dan Allah, serta membangun kembali fondasi iman mereka.

Dalam ayat-ayat sebelumnya, terutama di pasal 9, Ezra mengetahui bahwa beberapa orang Israel, termasuk para imam dan orang-orang Lewi, telah melakukan pernikahan campuran dengan bangsa-bangsa asing. Hal ini melanggar hukum Allah yang melarang pernikahan dengan bangsa-bangsa yang menyembah dewa-dewa lain. Ezra sangat terguncang oleh hal ini dan merasa bahwa umat Israel telah berdosa dan melanggar perjanjian dengan Allah.

Dalam pasal 9, Ezra sangat sedih dan berdoa kepada Allah, mengakui dosa-dosa umat Israel dan memohon pengampunan. Ia menyadari bahwa dosa-dosa ini dapat menyebabkan murka Allah dan menghancurkan umat Israel. Ezra juga menyadari bahwa mereka harus bertobat dan memperbaiki kesalahan mereka agar dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah.

Dengan demikian, pasal 9 dari Kitab Ezra menggambarkan situasi moral dan spiritual yang dihadapi oleh umat Israel pada saat itu, serta upaya Ezra untuk memulihkan hubungan mereka dengan Allah.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Ezra pasal 9:

1. Perkawinan campur dengan bangsa-bangsa kafir (Ezra 9:1-2)
- Para pemimpin Israel tidak memisahkan diri dari bangsa-bangsa kafir dengan kekejian mereka.
- Mereka mengambil anak perempuan dari bangsa-bangsa kafir sebagai istri, sehingga benih yang kudus bercampur dengan bangsa-bangsa tersebut.

2. Kesedihan dan pertobatan Ezra (Ezra 9:3-5)
- Ezra merasa sangat malu dan segan karena dosa-dosa bangsa Israel.
- Ia merobek pakaian dan jubahnya, mencabut rambut di kepala dan janggutnya, serta duduk tercengang karena ketidaksetiaan bangsa Israel.

3. Pengakuan dosa dan permohonan pengampunan (Ezra 9:6-15)
- Ezra mengakui dosa-dosa bangsa Israel yang sangat besar.
- Ia memohon kepada Allah untuk mengampuni dan memberikan anugerah kepada mereka.
- Ezra mengakui bahwa mereka telah melanggar perintah Allah dengan melakukan perkawinan campur dengan bangsa-bangsa kafir.

4. Kasih setia Allah kepada bangsa Israel (Ezra 9:8-9, 13-15)
- Meskipun bangsa Israel berdosa, Allah tidak meninggalkan mereka.
- Allah memberikan kasih setia-Nya dengan memberikan kelegaan dalam perbudakan dan memperbesar kasih setia-Nya di hadapan raja-raja Persia.
- Allah memberikan mereka kesempatan untuk membangun kembali Bait Allah dan memberikan perlindungan di Yehuda dan Yerusalem.

5. Pertobatan dan kesetiaan bangsa Israel (Ezra 9:10-12)
- Ezra mengakui bahwa mereka telah meninggalkan perintah Allah.
- Ia berjanji untuk tidak melanggar perintah tersebut lagi dan tidak melakukan perkawinan campur dengan bangsa-bangsa kafir.
- Ezra memohon kepada Allah agar tidak menghancurkan mereka sepenuhnya.

6. Pengakuan dosa dan kesalahan bangsa Israel (Ezra 9:15)
- Ezra mengakui bahwa mereka berdiri di hadapan Allah dengan kesalahan mereka.
- Ia menyadari bahwa mereka tidak layak berdiri di hadapan Allah karena dosa-dosa mereka.

Referensi: Ezra 9:1-15

Orang-orang yang disebutkan dalam pasal ini:
- Para pemimpin
- Orang Israel
- Imam-imam
- Orang Lewi
- Orang Kanaan
- Het
- Feris
- Yebus
- Amon
- Moab
- Mesir
- Amori
- Para pemimpin dan penguasa

Lokasi yang disebutkan dalam pasal ini:
- Negeri ini
- Negeri itu
- Yehuda
- Yerusalem
- Bait Allah

Kata kunci dalam Kitab "Ezra" pasal 9 adalah:

1. Kekejian: Orang Israel, imam-imam, dan orang Lewi tidak memisahkan diri mereka dari orang-orang negeri ini dengan kekejiannya, yaitu orang Kanaan, Het, Feris, Yebus, Amon, Moab, Mesir, dan Amori.
2. Pelanggaran: Tangan para pemimpin dan penguasa telah lebih dahulu melakukan pelanggaran ini.
3. Ketidaksetiaan: Setiap orang yang gemetar terhadap firman Allah berkumpul karena ketidaksetiaan orang-orang buangan itu.
4. Malu dan segan: Ezra merasa sangat malu dan segan untuk mengangkat wajahnya kepada Allah.
5. Kesalahan: Kesalahan-kesalahan mereka lebih tinggi daripada kepala mereka, dan pelanggaran-pelanggaran mereka sudah bertumpuk-tumpuk sampai ke langit.
6. Anugerah: Meskipun kesalahan mereka, Allah memberikan anugerah kepada mereka dengan meninggalkan orang yang terluput dan memberi mereka tempat yang kukuh di tempat kudus-Nya.
7. Kasih setia: Allah memperbesar kasih setia-Nya kepada mereka dengan memberi kelegaan dalam perbudakan mereka dan membangun kembali Bait Allah.
8. Perintah: Mereka telah meninggalkan perintah Allah untuk tidak mengambil anak perempuan dari orang-orang kafir sebagai istri.
9. Kelepasan: Allah memberikan kelepasan kepada mereka meskipun kesalahan-kesalahan mereka yang besar.
10. Benar: Ezra mengakui bahwa Allah adalah benar dan mereka adalah orang-orang yang terluput karena dibiarkan hidup saat ini.

Pertanyaan refleksi:
1. Apa yang membuat Ezra merasa tercengang dan merobek pakaiannya ketika mendengar tentang ketidaksetiaan orang-orang buangan?
2. Bagaimana Ezra menunjukkan penyesalannya atas dosa-dosa bangsa Israel?
3. Mengapa Ezra mengakui bahwa mereka pantas menerima hukuman yang lebih berat daripada yang mereka terima?
4. Apa yang membuat Ezra bersyukur kepada Allah meskipun mereka berada dalam perbudakan?
5. Bagaimana Ezra berkomitmen untuk tidak melanggar perintah-perintah Allah lagi?

Pertanyaan diskusi:
1. Mengapa Ezra merasa begitu terkejut dan terpukul oleh ketidaksetiaan orang-orang buangan?
2. Apa yang bisa kita pelajari dari reaksi Ezra terhadap dosa-dosa bangsa Israel?
3. Bagaimana kita dapat menunjukkan penyesalan dan memohon pengampunan kepada Allah ketika kita melakukan dosa?
4. Apa yang dapat kita pelajari dari kesyukuran Ezra kepada Allah dalam situasi sulit?
5. Bagaimana kita dapat memastikan bahwa kita tidak melanggar perintah-perintah Allah dalam kehidupan kita sehari-hari?

Hal-hal menarik terkait Kitab Ezra pasal 9:
1. Ezra sangat terkejut dan terpukul oleh ketidaksetiaan orang-orang buangan yang menikahi perempuan dari bangsa-bangsa yang tidak menyembah Allah.
2. Ezra merasa malu dan segan untuk menghadap Allah karena dosa-dosa bangsa Israel.
3. Meskipun mereka berada dalam perbudakan, Ezra bersyukur kepada Allah karena anugerah-Nya dan kasih setia-Nya.
4. Ezra mengakui bahwa semua penderitaan yang mereka alami adalah akibat dari dosa-dosa mereka sendiri.
5. Ezra berkomitmen untuk tidak melanggar perintah-perintah Allah lagi dan memisahkan diri dari bangsa-bangsa yang tidak menyembah Allah.

Dari pasal 9 Kitab Ezra, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Pentingnya menjaga kesucian dan pemisahan diri dari dosa: Pasal ini mengungkapkan bahwa orang Israel, imam-imam, dan orang Lewi telah melanggar perintah Allah dengan menikahi perempuan dari bangsa-bangsa yang tidak menyembah Allah. Kita perlu menjaga kesucian hidup kita dan menjauhi dosa agar tidak mencemarkan hubungan kita dengan Allah.

2. Mengakui dosa dan merendahkan diri di hadapan Allah: Ezra merobek pakaian dan jubahnya, mencabut rambut di kepala dan janggutnya sebagai tanda penyesalan dan kerendahan hati. Kita juga perlu mengakui dosa-dosa kita dengan tulus di hadapan Allah dan merendahkan diri kita di hadapan-Nya.

3. Mengandalkan anugerah dan kasih setia Allah: Meskipun umat Israel telah melanggar perintah Allah, Allah tetap memberikan anugerah dan kasih setia-Nya. Kita juga dapat mengandalkan anugerah dan kasih setia Allah dalam hidup kita, meskipun kita berdosa.

4. Berdoa dengan kerendahan hati dan penyesalan: Doa Ezra dalam pasal ini adalah contoh doa yang penuh kerendahan hati dan penyesalan. Kita dapat belajar untuk berdoa dengan cara yang sama, mengakui dosa-dosa kita, memohon pengampunan, dan mencari kehendak Allah dalam hidup kita.

Doa terkait pasal ini dapat mencakup:

1. Memohon pengampunan atas dosa-dosa kita: "Ya Allah, kami mengakui dosa-dosa kami dan memohon pengampunan-Mu. Ampunilah kami karena telah melanggar perintah-perintah-Mu dan mencemarkan hubungan kami dengan-Mu."

2. Memohon bimbingan dan kekuatan untuk hidup yang kudus: "Ya Tuhan, tolonglah kami untuk hidup yang kudus dan menjauhi dosa. Berikanlah kami bimbingan dan kekuatan untuk hidup sesuai dengan kehendak-Mu."

3. Memohon anugerah dan kasih setia Allah: "Ya Allah, kami bersyukur atas anugerah dan kasih setia-Mu yang tak terhingga. Berikanlah kami anugerah-Mu agar kami dapat hidup sesuai dengan kehendak-Mu."

4. Memohon pertolongan dan perlindungan Allah: "Ya Tuhan, kami memohon pertolongan dan perlindungan-Mu dalam menghadapi godaan dan pencobaan dosa. Bantulah kami untuk tetap setia kepada-Mu."

Semoga kita dapat belajar dari pasal ini untuk hidup yang kudus dan taat kepada Allah, serta berdoa dengan kerendahan hati dan penyesalan atas dosa-dosa kita.