Kitab Hakim-hakim adalah salah satu kitab dalam Alkitab yang menceritakan tentang periode setelah kematian Yosua, ketika bangsa Israel belum memiliki seorang raja dan diatur oleh para hakim yang dipilih oleh Allah. Pasal
8 dari Kitab Hakim-hakim mengisahkan tentang Gideon, salah satu hakim terkenal dalam sejarah Israel.
Dalam konteks historis, pasal ini terjadi setelah Gideon berhasil mengalahkan tentara Midian yang sangat besar dengan bantuan Allah. Setelah kemenangan ini, Gideon dan pasukannya sedang dalam pengejaran terhadap dua raja Midian yang melarikan diri.
Dalam konteks budaya, pada masa itu, perang dan pertempuran merupakan bagian penting dari kehidupan masyarakat. Konflik antara bangsa-bangsa dan suku-suku sering terjadi, dan pemimpin militer seperti Gideon dihormati dan dianggap sebagai pahlawan.
Dalam konteks literatur, pasal ini merupakan bagian dari narasi yang lebih besar tentang kehidupan dan pelayanan Gideon. Pasal-pasal sebelumnya menceritakan tentang panggilan Gideon oleh Allah, pengujian imannya, dan persiapan untuk pertempuran melawan Midian.
Dalam konteks teologis, pasal ini menunjukkan bagaimana Allah menggunakan Gideon sebagai alat-Nya untuk menyelamatkan bangsa Israel dari penindasan. Meskipun Gideon awalnya meragukan kemampuannya, Allah memberikan kekuatan dan bimbingan-Nya kepada Gideon untuk memimpin bangsa Israel.
Dalam ayat-ayat sebelumnya, Gideon dan pasukannya telah mengalahkan tentara Midian yang sangat besar dengan bantuan Allah. Setelah itu, bangsa Israel ingin mengangkat Gideon sebagai raja mereka, tetapi Gideon menolak dan mengatakan bahwa hanya Allah yang harus menjadi Raja mereka. Gideon juga meminta upeti emas dari tentara Midian yang dikalahkannya, dan dengan emas tersebut, ia membuat sebuah efod yang kemudian menjadi batu sandungan bagi bangsa Israel.
Demikianlah latar belakang dari pasal
8 Kitab Hakim-hakim, yang mencakup konteks historis, budaya, literatur, dan teologisnya, serta apa yang terjadi dalam ayat-ayat sebelumnya.