Dalam Matius 12, Yesus menghadapi kritik dari orang-orang Farisi ketika murid-murid-Nya memetik bulir gandum pada hari Sabat. Yesus menjelaskan bahwa belas kasihan lebih penting daripada ritual, dan Ia menegaskan bahwa Dia adalah Tuhan atas hari Sabat. Selanjutnya, Yesus menyembuhkan seorang yang tangannya mati sebelah pada hari Sabat, yang semakin memicu kemarahan orang Farisi yang bersekongkol untuk membunuh-Nya. Yesus juga mengingatkan mereka bahwa jika Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, maka hal itu tidak mungkin, dan menegaskan bahwa hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni.

Yesus kemudian berbicara tentang pentingnya buah yang baik sebagai cerminan dari hati yang baik, dan menanggapi permintaan ahli Taurat dan Farisi untuk tanda dengan menyatakan bahwa hanya tanda nabi Yunus yang akan diberikan. Ia memperingatkan bahwa roh jahat yang kembali ke dalam diri seseorang dapat membuat keadaan lebih buruk. Di akhir pasal, ketika ibu dan saudara-saudara-Nya ingin menemui-Nya, Yesus menyatakan bahwa siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Nya di sorga adalah keluarga-Nya, menekankan pentingnya hubungan spiritual di atas hubungan darah.

Berikut adalah latar belakang dari Matius 12 dalam konteks historis, budaya, literatur, dan teologis, serta ringkasan dari ayat-ayat sebelumnya.

Latar Belakang Matius 12

1. Konteks Historis:

   • Kitab Matius ditulis sekitar tahun 70-80 M, setelah kehancuran Bait Suci di Yerusalem. Penulis, yang diyakini adalah Matius, seorang mantan pemungut cukai dan salah satu rasul Yesus, menulis untuk komunitas Yahudi yang percaya kepada Yesus sebagai Mesias.
   • Pada masa itu, ada ketegangan antara Yesus dan pemimpin agama Yahudi, terutama mengenai interpretasi hukum Taurat.

2. Konteks Budaya:

   • Masyarakat Yahudi sangat menghormati hukum dan tradisi. Yesus sering kali menantang pemahaman tradisional ini, yang menyebabkan konflik dengan para Farisi dan ahli Taurat.
   • Praktik sabat sangat dijunjung tinggi, dan pelanggaran terhadapnya dianggap serius.

3. Konteks Literatur:

   • Matius 12 berisi beberapa peristiwa penting, termasuk penyembuhan pada hari Sabat dan pengusiran setan. Ini menunjukkan otoritas Yesus dan misi-Nya untuk membawa pemulihan.
   • Pasal ini juga berisi pengajaran Yesus tentang sifat kerajaan Allah dan peringatan terhadap penolakan terhadap-Nya.

4. Konteks Teologis:

   • Teologis, pasal ini menekankan bahwa Yesus adalah pemenuhan nubuat Mesianik dan menunjukkan bahwa kasih dan belas kasihan lebih penting daripada ritual hukum.
   • Yesus mengajarkan bahwa Dia adalah Tuhan atas Sabat, menekankan bahwa tujuan Sabat adalah untuk kebaikan manusia.

Apa yang Terjadi dalam Ayat-Ayat Sebelumnya

Sebelum Matius 12, dalam Matius 11, Yesus mengajak orang-orang untuk datang kepada-Nya dan menemukan perhentian. Dia juga mengutuk kota-kota yang tidak bertobat meskipun telah melihat mujizat-Nya. Ini menunjukkan bahwa meskipun Yesus melakukan banyak hal yang luar biasa, ada penolakan dari banyak orang, termasuk pemimpin agama.

Kesimpulan

Matius 12 adalah bagian penting yang menunjukkan konflik antara Yesus dan pemimpin agama, serta penekanan pada kasih dan belas kasihan di atas hukum. Ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang misi Yesus dan tantangan yang dihadapi-Nya dalam konteks budaya dan religius pada masa itu.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Matius pasal 12 beserta penjelasan singkat dan referensi ayatnya:

• Pelanggaran Hukum Sabat
  Yesus dan murid-murid-Nya memetik bulir gandum pada hari Sabat, yang dianggap melanggar hukum oleh orang Farisi. Yesus menjelaskan bahwa kebutuhan manusia lebih penting daripada aturan yang kaku. (Matius 12:1-8)

• Penyembuhan pada Hari Sabat
  Yesus menyembuhkan seorang yang mati sebelah tangannya pada hari Sabat, menunjukkan bahwa berbuat baik tidak terikat oleh hukum Sabat. (Matius 12:9-14)

• Identitas Yesus sebagai Hamba Allah
  Yesus menggenapi nubuat nabi Yesaya tentang Hamba Allah yang dipilih, yang akan membawa keadilan dan harapan bagi bangsa-bangsa. (Matius 12:15-21)

• Tuduhan dari Orang Farisi
  Orang Farisi menuduh Yesus mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, yang menunjukkan penolakan mereka terhadap otoritas dan kuasa Yesus. (Matius 12:22-24)

• Kuasa Yesus atas Iblis
  Yesus menjelaskan bahwa jika Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, maka kerajaan Iblis akan terpecah. Ia menegaskan bahwa kuasa-Nya berasal dari Roh Allah. (Matius 12:25-28)

• Hujatan terhadap Roh Kudus
  Yesus memperingatkan bahwa hujatan terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni, menekankan pentingnya sikap hati terhadap pekerjaan Roh Kudus. (Matius 12:31-32)

• Buah dari Perbuatan
  Yesus mengajarkan bahwa tindakan seseorang mencerminkan keadaan hatinya, dan setiap kata yang diucapkan akan dipertanggungjawabkan pada hari penghakiman. (Matius 12:33-37)

• Tanda dari Yesus
  Yesus menolak permintaan orang Farisi untuk menunjukkan tanda, dan menyatakan bahwa tanda yang akan diberikan adalah tanda nabi Yunus. (Matius 12:38-40)

• Peringatan tentang Roh Jahat
  Yesus menggambarkan bahaya ketika roh jahat kembali ke dalam seseorang yang telah dibersihkan, menunjukkan pentingnya pengisian dengan Roh Kudus. (Matius 12:43-45)

• Keluarga Yesus
  Yesus mendefinisikan hubungan keluarga spiritual berdasarkan ketaatan kepada kehendak Bapa-Nya, bukan hanya hubungan darah. (Matius 12:46-50)

Setiap topik ini mencerminkan ajaran dan tindakan Yesus yang menantang pemahaman tradisional serta menekankan pentingnya belas kasihan, kuasa Allah, dan hubungan spiritual.

Nama Orang

• Yesus: Tokoh utama yang melakukan penyembuhan dan mengajarkan tentang hukum.
• Murid-murid Yesus: Pengikut Yesus yang memetik bulir gandum.
• Orang-orang Farisi: Kelompok religius yang mengkritik tindakan Yesus dan murid-murid-Nya.
• Daud: Raja Israel yang dicontohkan oleh Yesus dalam diskusi tentang hukum.
• Imam-imam: Pemimpin agama yang diizinkan untuk makan roti sajian.
• Orang yang mati sebelah tangannya: Individu yang disembuhkan oleh Yesus di rumah ibadat.
• Orang yang kerasukan setan: Individu buta dan bisu yang disembuhkan oleh Yesus.
• Ahli Taurat: Kelompok yang meminta tanda dari Yesus.
• Ratu dari Selatan: Tokoh yang datang untuk mendengar hikmat Salomo.
• Ibu Yesus: Ibu biologis Yesus yang berusaha menemui-Nya.
• Saudara-saudara Yesus: Anggota keluarga Yesus yang berdiri di luar untuk menemui-Nya.

Nama Lokasi

• Ladang gandum: Tempat di mana Yesus dan murid-murid-Nya memetik bulir gandum.
• Rumah Allah: Tempat yang disebutkan di mana Daud dan pengikutnya makan roti sajian.
• Bait Allah: Tempat di mana imam-imam melanggar hukum Sabat.
• Rumah ibadat: Tempat di mana Yesus menyembuhkan orang yang mati sebelah tangannya.

Berikut adalah analisis dan kata kunci dari Kitab Matius pasal 12:

1. Hari Sabat

   • Menunjukkan pentingnya hukum Sabat dan perdebatan mengenai pelanggarannya.

2. Murid-murid Yesus

   • Menunjukkan tindakan murid-murid yang memetik bulir gandum, yang dianggap melanggar hukum Sabat oleh orang Farisi.

3. Belas Kasihan

   • Yesus menekankan bahwa belas kasihan lebih penting daripada persembahan ritual.

4. Hamba Allah

   • Mengacu pada nubuat tentang Mesias yang akan datang, menunjukkan identitas Yesus sebagai Hamba yang dipilih.

5. Penyembuhan

   • Yesus menyembuhkan seorang yang mati sebelah tangannya, menunjukkan kuasa-Nya atas penyakit dan hukum.

6. Orang Farisi

   • Kelompok yang sering berkonflik dengan Yesus, berusaha mencari kesalahan-Nya.

7. Beelzebul

   • Tuduhan bahwa Yesus mengusir setan dengan kuasa setan, menunjukkan penolakan mereka terhadap kuasa-Nya.

8. Kerajaan Allah

   • Yesus mengajarkan bahwa kehadiran-Nya adalah tanda datangnya Kerajaan Allah.

9. Roh Kudus

   • Menyebutkan bahwa hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni, menekankan pentingnya pengakuan terhadap kuasa Allah.

10. Buah dari Pohon

    • Menggambarkan bahwa tindakan seseorang mencerminkan keadaan hati mereka.

11. Tanda Yunus

    • Yesus menyatakan bahwa tanda yang diberikan kepada generasi yang jahat adalah tanda Yunus, merujuk pada kematian dan kebangkitan-Nya.

12. Keluarga Yesus

    • Menunjukkan bahwa hubungan spiritual lebih penting daripada hubungan darah, dengan menekankan siapa yang melakukan kehendak Bapa-Nya.

Kata kunci ini mencerminkan tema utama dalam pasal ini, termasuk konflik antara Yesus dan pemimpin agama, pengajaran tentang hukum, dan identitas-Nya sebagai Mesias.

Berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan diskusi yang dapat membantu Anda menggali lebih dalam mengenai Matius pasal 12:

Pertanyaan Refleksi

1. Makna Hari Sabat: Apa yang Yesus ajarkan tentang makna hari Sabat dalam konteks belas kasihan dan kebutuhan manusia? Bagaimana hal ini relevan dengan kehidupan kita saat ini?

2. Belas Kasihan vs. Persembahan: Dalam ayat 7, Yesus mengutip Hosea 6:6, "Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan." Apa arti belas kasihan dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai pengikut Kristus?

3. Kuasa Yesus: Bagaimana tindakan Yesus dalam menyembuhkan orang yang sakit pada hari Sabat menunjukkan otoritas-Nya sebagai Tuhan? Apa yang bisa kita pelajari tentang iman dan kuasa Tuhan dari peristiwa ini?

4. Pentingnya Hati: Yesus menekankan bahwa "yang diucapkan mulut meluap dari hati." Apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga hati kita agar tetap bersih dan penuh dengan hal-hal baik?

5. Tanda dari Tuhan: Mengapa Yesus menolak untuk memberikan tanda kepada orang-orang Farisi? Apa yang bisa kita pelajari tentang iman dan kepercayaan dari sikap ini?

Pertanyaan Diskusi

1. Persepsi Orang Farisi: Mengapa orang Farisi begitu terfokus pada hukum dan tradisi, sehingga mereka tidak dapat melihat kebaikan yang dilakukan Yesus? Apa yang bisa kita lakukan untuk menghindari sikap serupa dalam komunitas kita?

2. Roh Kudus: Yesus berbicara tentang hujat terhadap Roh Kudus yang tidak akan diampuni. Apa pemahaman Anda tentang hal ini, dan bagaimana kita bisa memastikan bahwa kita tidak jatuh ke dalam dosa ini?

3. Perbandingan dengan Yunus dan Salomo: Apa yang Yesus maksud dengan menyebutkan Yunus dan Salomo? Bagaimana perbandingan ini membantu kita memahami misi-Nya?

4. Keluarga Spiritual: Yesus menyatakan bahwa siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Nya adalah keluarga-Nya. Bagaimana kita bisa membangun komunitas yang mencerminkan keluarga spiritual ini?

5. Perubahan Hidup: Dalam perumpamaan tentang roh jahat yang kembali, apa yang bisa kita pelajari tentang pentingnya pengisian diri dengan hal-hal baik setelah kita mengalami perubahan? Bagaimana kita bisa menjaga diri kita agar tetap terisi dengan Roh Kudus?

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam menggali lebih dalam makna dan aplikasi dari Matius pasal 12 dalam kehidupan Anda!

Pasal 12 dari Kitab Matius mengandung banyak pelajaran berharga yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa hal yang bisa kita pelajari dan terapkan, serta doa yang relevan.

Pelajaran dari Matius 12

1. Belas Kasihan di Atas Hukum:

   • Yesus mengajarkan bahwa belas kasihan lebih penting daripada ritual atau hukum. Kita diajak untuk menunjukkan kasih dan kepedulian kepada sesama, terutama dalam situasi yang membutuhkan pertolongan.
   • Aplikasi: Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus lebih peka terhadap kebutuhan orang lain dan berusaha untuk membantu mereka, meskipun itu mungkin tidak sesuai dengan norma atau aturan yang ada.

2. Kekuatan dan Otoritas Yesus:

   • Yesus menunjukkan bahwa Dia memiliki kuasa atas hari Sabat dan segala sesuatu. Ini mengingatkan kita bahwa Dia adalah Tuhan yang berkuasa atas segala aspek kehidupan kita.
   • Aplikasi: Kita perlu mengakui otoritas Yesus dalam hidup kita dan menyerahkan segala hal kepada-Nya.

3. Pentingnya Hati yang Baik:

   • Yesus menekankan bahwa apa yang keluar dari mulut mencerminkan keadaan hati. Kita harus menjaga hati kita agar tetap bersih dan penuh dengan hal-hal baik.
   • Aplikasi: Berlatihlah untuk berbicara dengan bijak dan penuh kasih, serta menghindari kata-kata yang menyakiti orang lain.

4. Tanda dan Pertobatan:

   • Yesus menolak permintaan tanda dari orang Farisi dan menunjukkan bahwa pertobatan adalah hal yang lebih penting. Kita diajak untuk tidak hanya mencari tanda, tetapi juga untuk bertobat dan hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.
   • Aplikasi: Renungkan hidup kita dan cari area di mana kita perlu bertobat dan memperbaiki diri.

5. Keluarga Spiritual:

   • Yesus mengajarkan bahwa hubungan spiritual lebih penting daripada hubungan darah. Siapa pun yang melakukan kehendak Bapa adalah saudara dan ibu-Nya.
   • Aplikasi: Bangunlah hubungan yang kuat dengan komunitas iman dan dukung satu sama lain dalam melakukan kehendak Tuhan.

Doa Terkait Matius 12

1. Doa untuk Belas Kasihan: "Tuhan Yesus, ajar aku untuk memiliki hati yang penuh belas kasihan. Bantu aku untuk melihat kebutuhan orang lain dan memberikan pertolongan yang mereka perlukan. Amin."

2. Doa untuk Mengakui Otoritas Yesus: "Ya Bapa, aku mengakui bahwa Engkau adalah Tuhan atas hidupku. Ajar aku untuk menyerahkan segala hal kepada-Mu dan mengikuti petunjuk-Mu. Amin."

3. Doa untuk Hati yang Baik: "Tuhan, bersihkan hatiku dari segala yang jahat. Bantu aku untuk mengeluarkan kata-kata yang baik dan membangun, serta menjauhkan diri dari ucapan yang menyakiti. Amin."

4. Doa untuk Pertobatan: "Ya Tuhan, aku datang kepada-Mu dengan hati yang hancur. Ampuni aku atas segala kesalahan dan bantu aku untuk bertobat dan hidup sesuai dengan kehendak-Mu. Amin."

5. Doa untuk Keluarga Spiritual: "Bapa di surga, terima kasih untuk keluarga iman yang Engkau berikan. Bantu kami untuk saling mendukung dan melakukan kehendak-Mu bersama-sama. Amin."

Semoga pelajaran dan doa ini dapat membantu Anda dalam pertumbuhan iman dan kehidupan sehari-hari.

Berikut adalah analisis menggunakan model 5W+2H dari Kitab Matius pasal 12:

1. What (Apa)

• Yesus dan murid-murid-Nya berjalan di ladang gandum pada hari Sabat.
• Murid-murid-Nya memetik bulir gandum karena lapar.
• Yesus menyembuhkan seorang yang mati sebelah tangannya di rumah ibadat.
• Yesus mengusir setan dari seorang yang buta dan bisu.
• Yesus berbicara tentang tanda yang akan diberikan kepada angkatan yang jahat.

2. Who (Siapa)

• Yesus: Tokoh utama yang melakukan penyembuhan dan mengajarkan tentang hukum.
• Murid-murid Yesus: Mereka yang mengikuti Yesus dan terlibat dalam peristiwa di ladang gandum.
• Orang Farisi: Mereka yang mempertanyakan tindakan Yesus dan murid-murid-Nya.
• Ahli Taurat: Mereka yang meminta tanda dari Yesus.
• Orang yang disembuhkan: Seorang yang mati sebelah tangannya dan seorang yang kerasukan setan.

3. Where (Di mana)

• Ladang gandum: Tempat di mana Yesus dan murid-murid-Nya memetik bulir gandum.
• Rumah ibadat: Tempat di mana Yesus menyembuhkan orang yang mati sebelah tangannya dan berbicara dengan orang banyak.

4. When (Kapan)

• Hari Sabat: Waktu ketika peristiwa di ladang gandum dan penyembuhan terjadi.
• Saat Yesus berbicara dengan orang banyak: Ketika ibu dan saudara-saudara Yesus ingin menemui-Nya.

5. Why (Mengapa)

• Yesus ingin menunjukkan bahwa belas kasihan lebih penting daripada ritual hukum.
• Dia mengajarkan bahwa melakukan kebaikan pada hari Sabat adalah diperbolehkan.
• Yesus ingin mengungkapkan bahwa Dia adalah Tuhan atas hari Sabat dan bahwa Kerajaan Allah sudah datang.

6. How (Bagaimana)

• Yesus menjawab pertanyaan orang Farisi dengan mengacu pada tindakan Daud dan hukum Taurat.
• Dia menyembuhkan orang yang mati sebelah tangannya dengan perintah-Nya.
• Yesus menjelaskan bahwa mengusir setan adalah bukti kuasa Allah dan bukan kuasa Iblis.
• Dia menekankan pentingnya hati yang baik dan ucapan yang benar.

7. How Much (Seberapa)

• Tidak ada pengukuran kuantitatif yang jelas dalam pasal ini, tetapi Yesus menekankan bahwa setiap kata yang diucapkan akan dipertanggungjawabkan pada hari penghakiman, menunjukkan pentingnya setiap tindakan dan ucapan.

Analisis ini memberikan gambaran yang lebih dalam tentang Matius pasal 12, membantu untuk memahami konteks dan ajaran yang terkandung di dalamnya. Semoga ini bermanfaat untuk studi Alkitab Anda!

Pada pasal 12 dari Kitab Matius, Yesus menghadapi pertentangan dengan orang-orang Farisi terkait pelanggaran hari Sabat. Yesus menjelaskan bahwa kebaikan dan belas kasihan lebih penting daripada aturan-aturan formal. Dia juga menyembuhkan seorang laki-laki yang lumpuh pada hari Sabat, yang membuat orang-orang Farisi semakin marah dan bersekongkol melawannya. Yesus juga mengingatkan bahwa hujatan terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. Selain itu, Yesus menegaskan bahwa buah-buah yang baik berasal dari hati yang baik, dan Dia menolak memberikan tanda-tanda kepada orang-orang yang tidak percaya. Dia juga menunjukkan bahwa hubungan dengan-Nya lebih penting daripada hubungan keluarga.

Latar belakang dari pasal 12 dalam Kitab Matius adalah sebagai berikut:

Konteks Historis:
Pasal ini terjadi pada masa pelayanan Yesus di bumi, sekitar tahun 30 Masehi. Pada saat itu, Yesus sedang mengajar dan melakukan mujizat di Galilea dan sekitarnya. Ia telah menarik perhatian banyak orang dan juga menimbulkan kontroversi di antara pemimpin agama Yahudi.

Konteks Budaya:
Masyarakat pada saat itu sangat dipengaruhi oleh agama Yahudi dan hukum Taurat. Mereka memiliki tradisi dan aturan yang ketat terkait dengan hari Sabat dan pengajaran agama. Pemimpin agama Yahudi, seperti orang Farisi, sangat menjaga kepatuhan terhadap hukum-hukum ini.

Konteks Literatur:
Kitab Matius adalah salah satu dari empat Injil dalam Perjanjian Baru. Injil ini ditulis oleh Matius, salah satu dari dua belas murid Yesus. Tujuan utama Matius dalam menulis Injil ini adalah untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias yang telah lama dijanjikan dalam kitab-kitab suci Yahudi.

Konteks Teologis:
Dalam pasal-pasal sebelumnya, Yesus telah melakukan banyak mujizat, mengajar tentang Kerajaan Allah, dan menunjukkan kuasa-Nya sebagai Anak Manusia. Namun, pemimpin agama Yahudi menentang-Nya dan mencoba mencari kesalahan-Nya untuk menuduh-Nya.

Dalam ayat-ayat sebelumnya, Yesus dan murid-murid-Nya berjalan di ladang pada hari Sabat. Murid-murid-Nya merampas bulir-bulir gandum dan memakannya, yang dianggap melanggar hukum-hukum Sabat oleh pemimpin agama Yahudi. Yesus membela tindakan murid-murid-Nya dengan mengutip contoh-contoh dari Alkitab dan mengajarkan bahwa Sabat adalah untuk kebaikan dan bukan untuk membatasi kasih dan belas kasihan.

Dalam konteks ini, pasal 12 melanjutkan perdebatan antara Yesus dan pemimpin agama Yahudi tentang hukum-hukum Sabat dan otoritas-Nya sebagai Mesias. Yesus mengajarkan tentang pentingnya belas kasihan dan memberikan tanda-tanda mujizat-Nya sebagai bukti kuasa-Nya.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Matius pasal 12:

1. Kontroversi mengenai hari Sabat (Matius 12:1-14)
- Yesus memperdebatkan hukum-hukum Sabat dengan orang-orang Farisi.
- Yesus menunjukkan bahwa belas kasihan lebih penting daripada peraturan-peraturan Sabat.

2. Yesus sebagai Anak Manusia yang lebih besar daripada Bait Allah (Matius 12:1-8)
- Yesus mengklaim bahwa Dia adalah Tuhan atas hari Sabat.
- Yesus mengutip contoh Daud yang memakan roti persembahan di Bait Allah.

3. Yesus menyembuhkan pada hari Sabat (Matius 12:9-14)
- Yesus menyembuhkan seorang laki-laki yang lumpuh pada hari Sabat.
- Orang-orang Farisi marah dan bersekongkol melawan Yesus.

4. Yesus mengusir roh jahat (Matius 12:22-32)
- Yesus menyembuhkan seorang yang kerasukan roh jahat yang buta dan bisu.
- Orang-orang Farisi menuduh Yesus mengusir roh-roh jahat dengan kuasa Beelzebul.

5. Perkataan dan pertanggungjawaban (Matius 12:33-37)
- Yesus mengajarkan bahwa perkataan manusia mencerminkan keadaan hati mereka.
- Manusia akan mempertanggungjawabkan setiap perkataan mereka pada hari penghakiman.

6. Permintaan tanda dari Yesus (Matius 12:38-42)
- Beberapa ahli Taurat dan orang Farisi meminta Yesus untuk memberikan tanda.
- Yesus menolak memberikan tanda kecuali tanda Nabi Yunus dan mengkritik generasi yang tidak percaya.

7. Keluarga Yesus (Matius 12:46-50)
- Ibunda dan saudara-saudara Yesus datang mencari-Nya.
- Yesus mengajarkan bahwa siapa saja yang melakukan kehendak Bapa-Nya adalah keluarga-Nya.

Catatan: Ayat-ayat referensi yang diberikan hanya mencakup rentang ayat dalam pasal tersebut.

Orang-orang:
- Yesus
- Murid-murid Yesus
- Orang-orang Farisi
- Daud
- Orang-orang yang bersama dengan Daud
- Para imam
- Orang yang lumpuh sebelah tangannya
- Orang yang kerasukan roh jahat
- Beelzebul
- Ahli Taurat
- Ratu dari selatan
- Orang-orang Niniwe
- Generasi yang jahat dan berzina
- Ibu dan saudara-saudara Yesus

Lokasi:
- Ladang gandum
- Rumah Allah
- Bait Allah
- Sinagoge
- Tempat-tempat yang tidak berair
- Rumah orang yang kosong, sudah disapu, dan teratur

Analisis dan kata kunci dalam Kitab Matius Pasal 12:

1. Sabat: Yesus berbicara tentang hukum-hukum Sabat dan menunjukkan bahwa belas kasihan lebih penting daripada peraturan-peraturan Sabat.

2. Farisi: Orang-orang Farisi menentang Yesus dan mencoba menyalahkan-Nya karena melanggar hukum-hukum Sabat.

3. Daud: Yesus mengutip kisah Daud untuk menunjukkan bahwa ada pengecualian dalam hukum-hukum Sabat.

4. Bait Allah: Yesus mengatakan bahwa yang lebih besar daripada Bait Allah ada di sini, yaitu diri-Nya sendiri.

5. Lumpuh: Yesus menyembuhkan seorang laki-laki yang lumpuh pada hari Sabat, yang menimbulkan kemarahan orang-orang Farisi.

6. Roh jahat: Yesus mengusir roh jahat dan menyembuhkan orang yang buta dan bisu.

7. Beelzebul: Orang-orang Farisi menuduh Yesus mengusir roh-roh jahat dengan kuasa Beelzebul, pemimpin roh-roh jahat.

8. Roh Kudus: Yesus mengatakan bahwa hujatan terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni.

9. Buah: Yesus mengajarkan bahwa pohon dikenal dari buahnya, dan perkataan manusia akan mempertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.

10. Tanda: Orang-orang meminta Yesus untuk memberikan tanda, tetapi Yesus mengatakan bahwa tidak akan ada tanda selain tanda Nabi Yunus.

11. Keluarga: Yesus mengajarkan bahwa siapa saja yang melakukan kehendak Bapa-Nya adalah keluarga-Nya.

Pertanyaan Refleksi:
1. Apa pesan utama yang ingin disampaikan oleh Yesus dalam pasal ini?
2. Bagaimana sikap Yesus terhadap hukum-hukum Sabat yang ditetapkan oleh orang-orang Farisi?
3. Mengapa Yesus mengutip kisah Daud dan para imam melanggar Sabat? Apa yang ingin Dia sampaikan dengan hal ini?
4. Apa yang dapat kita pelajari dari penyembuhan orang yang lumpuh pada hari Sabat?
5. Mengapa orang-orang Farisi marah dan bersekongkol melawan Yesus setelah Dia menyembuhkan orang yang lumpuh?

Pertanyaan Diskusi:
1. Bagaimana kita dapat memahami pernyataan Yesus bahwa "Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat"?
2. Bagaimana kita dapat mengaplikasikan prinsip Yesus tentang belas kasihan dan kebaikan pada hari Sabat dalam kehidupan kita sehari-hari?
3. Bagaimana kita dapat memahami pernyataan Yesus bahwa setiap dosa dan hujatan manusia akan diampuni, tetapi hujatan terhadap Roh tidak akan diampuni?
4. Mengapa orang-orang Farisi meminta tanda dari Yesus? Apa yang ingin mereka sampaikan dengan permintaan ini?
5. Bagaimana kita dapat menghindari menjadi seperti generasi yang jahat yang Yesus sebutkan dalam pasal ini?

Hal Menarik Terkait Kitab Matius Pasal 12:
1. Pasal ini menunjukkan konflik antara Yesus dan orang-orang Farisi terkait pemahaman mereka tentang hukum-hukum Sabat.
2. Yesus menunjukkan bahwa belas kasihan dan kebaikan lebih penting daripada aturan-aturan formal.
3. Yesus mengutip kisah Daud dan para imam untuk menunjukkan bahwa ada keadaan di mana melanggar hukum Sabat dapat dibenarkan.
4. Yesus menyembuhkan orang yang lumpuh pada hari Sabat, menunjukkan bahwa tindakan penyembuhan adalah sesuatu yang baik dan diperbolehkan pada hari Sabat.
5. Orang-orang Farisi marah dan bersekongkol melawan Yesus karena mereka merasa terancam oleh pengajaran dan kuasa-Nya.

Dari pasal 12 Kitab Matius, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Yesus mengajarkan tentang pentingnya belas kasihan dan kebaikan pada hari Sabat. Dia menunjukkan bahwa kebaikan dan belas kasihan lebih penting daripada aturan-aturan formal. Kita juga harus mengutamakan belas kasihan dan kebaikan dalam hidup kita, bahkan jika itu berarti melanggar aturan-aturan yang tidak bermakna.

2. Yesus menunjukkan bahwa Dia adalah Tuhan atas hari Sabat. Dia memiliki otoritas untuk menentukan apa yang benar dan apa yang tidak benar pada hari Sabat. Kita harus mengakui dan menghormati otoritas Yesus dalam hidup kita.

3. Yesus menyembuhkan orang yang lumpuh pada hari Sabat. Ini menunjukkan bahwa kasih dan belas kasihan harus menjadi prioritas kita, bahkan jika itu berarti melanggar tradisi atau aturan yang tidak bermakna. Kita harus siap untuk melakukan kebaikan dan membantu orang lain, tanpa memandang waktu atau situasi.

4. Yesus mengingatkan kita tentang pentingnya mengenal dan menghormati Roh Kudus. Hujatan terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. Kita harus berhati-hati dalam perkataan dan tindakan kita, dan menghormati pekerjaan Roh Kudus dalam hidup kita.

Doa terkait pasal ini dapat mencakup permohonan untuk:

1. Memiliki hati yang penuh belas kasihan dan kebaikan, seperti Yesus.
2. Mengakui dan menghormati otoritas Yesus dalam hidup kita.
3. Memiliki keberanian untuk melakukan kebaikan dan membantu orang lain, tanpa memandang waktu atau situasi.
4. Menghormati dan mengenal pekerjaan Roh Kudus dalam hidup kita, serta berhati-hati dalam perkataan dan tindakan kita.

Doa ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi pribadi masing-masing.

Analisis Matius 12 (5W+1H)

What (Apa): Pasal ini menceritakan beberapa konflik antara Yesus dan orang-orang Farisi, terutama mengenai hukum Sabat. Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat dan murid-murid-Nya memetik gandum untuk dimakan, yang dianggap melanggar hukum Sabat oleh orang Farisi. Yesus juga mengusir roh jahat dan menghadapi tuduhan bahwa Ia melakukannya dengan kuasa Beelzebul.

Who (Siapa): Tokoh utama dalam pasal ini adalah Yesus, murid-murid-Nya, orang-orang Farisi, ahli-ahli Taurat, dan orang banyak.

When (Kapan): Pasal ini tidak menyebutkan waktu spesifik, tetapi terjadi selama pelayanan Yesus di bumi.

Where (Di mana): Peristiwa dalam pasal ini terjadi di ladang gandum, sinagoge, dan di depan orang banyak.

Why (Mengapa): Konflik terjadi karena perbedaan pandangan mengenai hukum Sabat. Orang Farisi menafsirkan hukum Sabat secara kaku, sementara Yesus menekankan belas kasihan dan kebaikan. Yesus juga ingin menunjukkan bahwa Ia memiliki otoritas atas hukum Sabat sebagai Anak Manusia dan Tuhan atas hari Sabat.

How (Bagaimana): Yesus menanggapi tuduhan orang Farisi dengan:

• Menggunakan contoh dari Kitab Suci: Ia merujuk pada Daud yang makan roti persembahan dan para imam yang bekerja di Bait Allah pada hari Sabat.
• Mengajukan pertanyaan retoris: Ia bertanya apakah mereka akan menolong domba yang jatuh ke dalam lubang pada hari Sabat.
• Menyatakan otoritas-Nya: Ia menyatakan bahwa Ia lebih besar dari Bait Allah dan adalah Tuhan atas hari Sabat.
• Menjelaskan tentang Kerajaan Allah: Ia menunjukkan bahwa mengusir roh jahat dengan kuasa Roh Kudus adalah bukti datangnya Kerajaan Allah.

Kesimpulan: Matius 12 menunjukkan bahwa Yesus adalah Tuhan atas hari Sabat dan mengutamakan belas kasihan dan kebaikan daripada hukum yang kaku. Pasal ini juga menunjukkan otoritas Yesus atas roh jahat dan menegaskan bahwa Kerajaan Allah telah datang.