Dalam Roma 9, Paulus mengungkapkan kesedihannya yang mendalam atas nasib bangsa Israel, yang meskipun telah menerima banyak berkat dari Allah, tidak semua dari mereka menjadi anak-anak Allah. Ia menekankan bahwa keturunan Abraham bukan hanya berdasarkan darah, tetapi berdasarkan janji dan panggilan Allah. Contoh yang diberikan adalah Ishak dan Ribka, di mana pemilihan Allah tidak didasarkan pada perbuatan, tetapi pada kehendak-Nya.

Paulus juga menjelaskan bahwa Allah memiliki hak penuh untuk menunjukkan belas kasihan atau mengeraskan hati sesuai dengan rencana-Nya. Ia menegaskan bahwa bangsa-bangsa lain yang tidak mengejar kebenaran justru memperoleh kebenaran melalui iman, sementara Israel, meskipun berusaha mengejar hukum, gagal karena tidak melakukannya dengan iman. Dengan demikian, Paulus menekankan pentingnya iman dalam memperoleh kebenaran dan keselamatan.

Berikut adalah penjelasan latar belakang dari Roma pasal 9 dalam konteks historis, budaya, literatur, dan teologis, serta ringkasan dari ayat-ayat sebelumnya.

Latar Belakang Roma Pasal 9

1. Konteks Historis:

   • Surat Roma ditulis oleh Rasul Paulus sekitar tahun 57 M, saat ia berada di Korintus. Pada waktu itu, gereja di Roma terdiri dari orang Yahudi dan non-Yahudi (Gentil) yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda.
   • Ada ketegangan antara orang Yahudi dan non-Yahudi dalam gereja, terutama mengenai status dan peran orang Yahudi dalam rencana keselamatan Allah.

2. Konteks Budaya:

   • Masyarakat Romawi sangat pluralistik, dengan berbagai kepercayaan dan praktik keagamaan. Ini menciptakan tantangan bagi orang Kristen yang berusaha mempertahankan identitas mereka di tengah budaya yang beragam.
   • Orang Yahudi memiliki tradisi yang kuat dan merasa terpilih oleh Allah, yang menjadi tema penting dalam pasal ini.

3. Konteks Literatur:

   • Pasal 9 merupakan bagian dari argumen yang lebih besar yang dimulai di pasal 1 dan berlanjut hingga pasal 11. Di sini, Paulus membahas tentang pemilihan Allah dan bagaimana hal itu berhubungan dengan keselamatan.
   • Dalam pasal ini, Paulus menggunakan contoh dari sejarah Israel untuk menjelaskan bagaimana Allah beroperasi dalam pemilihan dan rencana-Nya.

4. Konteks Teologis:

   • Teologi pemilihan dan anugerah menjadi tema sentral dalam pasal ini. Paulus menekankan bahwa keselamatan tidak hanya untuk orang Yahudi, tetapi juga untuk non-Yahudi, dan bahwa pemilihan Allah tidak selalu berdasarkan keturunan fisik.
   • Dia juga menyoroti kesedihan dan kerinduan hatinya terhadap bangsa Israel yang belum menerima Kristus.

Apa yang Terjadi dalam Ayat-Ayat Sebelumnya

Sebelum pasal 9, di pasal 8, Paulus berbicara tentang kemenangan dalam Kristus dan kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus. Dia menekankan bahwa tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah. Di akhir pasal 8, Paulus menyatakan keyakinan bahwa semua hal bekerja untuk kebaikan bagi mereka yang mengasihi Allah.

Pasal 9 dimulai dengan pernyataan emosional Paulus tentang kesedihan dan kesedihannya terhadap bangsa Israel yang tidak percaya, yang menjadi pengantar untuk membahas tema pemilihan dan anugerah Allah.

Dengan pemahaman ini, pembaca dapat lebih menghargai konteks dan pesan yang disampaikan oleh Paulus dalam Roma pasal 9.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Roma pasal 9 beserta penjelasan singkat dan referensi ayatnya:

• Kesedihan Paulus untuk Kaum Sebangsanya
  Paulus mengungkapkan dukacita yang mendalam karena banyak dari bangsanya, Israel, yang tidak menerima Kristus. (Roma 9:1-3)

• Identitas dan Keistimewaan Israel
  Israel memiliki posisi istimewa sebagai umat pilihan Allah, menerima perjanjian, hukum, dan janji-janji. (Roma 9:4-5)

• Anak-anak Perjanjian vs. Anak-anak Daging
  Tidak semua keturunan Abraham adalah anak-anak Allah; hanya mereka yang merupakan anak-anak perjanjian yang diakui. (Roma 9:6-8)

• Pemilihan Allah
  Allah memilih siapa yang akan menjadi keturunan-Nya berdasarkan rencana dan panggilan-Nya, bukan berdasarkan perbuatan manusia. (Roma 9:10-12)

• Keadilan dan Belas Kasihan Allah
  Allah menunjukkan belas kasihan kepada siapa yang Ia kehendaki dan mengeraskan hati siapa yang Ia kehendaki, menegaskan bahwa keadilan-Nya tidak dapat dipertanyakan. (Roma 9:14-18)

• Hak Allah sebagai Pencipta
  Sebagai pencipta, Allah memiliki hak untuk menentukan tujuan dari ciptaan-Nya, baik untuk kemuliaan maupun kebinasaan. (Roma 9:20-21)

• Kemurahan Allah kepada Bangsa-bangsa Lain
  Allah juga memanggil orang-orang dari bangsa-bangsa lain untuk menjadi umat-Nya, menunjukkan inklusivitas rencana keselamatan-Nya. (Roma 9:24-26)

• Sisa yang Diselamatkan
  Meskipun banyak dari Israel yang tidak diselamatkan, akan ada sisa yang akan diselamatkan sesuai dengan janji Allah. (Roma 9:27-29)

• Kebenaran Melalui Iman
  Bangsa-bangsa lain yang tidak mengejar kebenaran telah memperoleh kebenaran melalui iman, sementara Israel gagal karena mengejar hukum dengan cara yang salah. (Roma 9:30-32)

• Batu Sandungan
  Kristus menjadi batu sandungan bagi Israel, dan mereka yang percaya kepada-Nya tidak akan dipermalukan. (Roma 9:33)

Topik-topik ini mencerminkan tema besar tentang pemilihan, keadilan, dan kasih Allah dalam rencana keselamatan-Nya.

Nama Orang

• Kristus: Merujuk kepada Yesus Kristus, pusat iman Kristen.
• Saudara-saudara: Mengacu pada orang-orang Israel, kaum sebangsanya.
• Ishak: Bapa leluhur, anak Abraham.
• Ribka: Istri Ishak, ibu dari Esau dan Yakub.
• Yakub: Salah satu dari bapa leluhur Israel, yang dikasihi Allah.
• Esau: Saudara kembar Yakub, yang dibenci Allah.
• Musa: Tokoh Alkitab yang dipilih Allah untuk memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir.
• Firaun: Penguasa Mesir yang menentang Allah.
• Hosea: Nabi yang disebut dalam konteks pemulihan umat Allah.
• Yesaya: Nabi yang menyampaikan pesan Allah tentang Israel.

Nama Lokasi

• Sion: Tempat yang disebut dalam konteks iman dan kepercayaan kepada Allah.
• Tanah liat: Merujuk pada bahan yang digunakan oleh tukang periuk, sebagai metafora untuk penciptaan oleh Allah.

Berikut adalah analisis dan kata kunci dari Kitab Roma pasal 9:

1. Kebenaran dalam Kristus
   Menunjukkan kesaksian Paulus tentang kejujuran dan kesedihannya terhadap bangsanya.

2. Duka cita
   Menggambarkan perasaan mendalam Paulus terhadap orang Israel yang tidak menerima Kristus.

3. Anak-anak Allah
   Menekankan bahwa bukan semua keturunan fisik dari Abraham adalah anak-anak Allah, tetapi mereka yang sesuai dengan perjanjian.

4. Pemilihan Allah
   Menyatakan bahwa pemilihan Allah tidak berdasarkan perbuatan manusia, tetapi berdasarkan panggilan-Nya.

5. Belas kasihan dan kemurahan hati
   Menegaskan bahwa keselamatan tergantung pada belas kasihan Allah, bukan usaha manusia.

6. Kuasa Allah
   Menunjukkan bahwa Allah memiliki kuasa untuk membentuk dan menentukan nasib setiap individu.

7. Kesabaran Allah
   Allah menunjukkan kesabaran terhadap mereka yang ditentukan untuk kebinasaan, untuk memuliakan mereka yang diselamatkan.

8. Panggilan dari bangsa-bangsa lain
   Menyatakan bahwa keselamatan juga diberikan kepada bangsa-bangsa lain, bukan hanya kepada orang Yahudi.

9. Kebenaran karena iman
   Menekankan bahwa bangsa-bangsa lain yang tidak mengejar hukum telah memperoleh kebenaran melalui iman.

10. Batu sandungan
    Menggambarkan bagaimana Israel tersandung pada Kristus, yang menjadi batu sandungan bagi mereka yang tidak percaya.

11. Janji Allah
    Menyiratkan bahwa janji Allah akan digenapi, meskipun tidak semua orang Israel menerima-Nya.

12. Sisa yang diselamatkan
    Menyatakan bahwa hanya sisa dari Israel yang akan diselamatkan, sesuai dengan rencana Allah.

Kata kunci ini mencerminkan tema utama dalam pasal 9, yaitu pemilihan Allah, kedaulatan-Nya, dan hubungan antara iman dan keselamatan.

Kitab Roma pasal 9 adalah bagian yang sangat mendalam dan penuh makna. Berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan diskusi yang dapat membantu Anda menggali lebih dalam tentang pasal ini:

Pertanyaan Refleksi

1. Perasaan Paulus: Mengapa Paulus merasa sangat berdukacita dan bersedih hati atas nasib saudara-saudaranya, orang Israel? Apa yang bisa kita pelajari dari perasaan empati dan kasihnya terhadap orang lain?

2. Anak Perjanjian: Apa yang dimaksud dengan "anak-anak perjanjian" dalam konteks ayat 8? Bagaimana pemahaman ini mempengaruhi cara kita melihat hubungan kita dengan Allah?

3. Keadilan Allah: Dalam ayat 14, Paulus menegaskan bahwa Allah tidak adil. Bagaimana kita bisa memahami keadilan Allah dalam konteks pemilihan dan belas kasihan-Nya? Apa yang bisa kita pelajari tentang sifat Allah dari pernyataan ini?

4. Panggilan dan Pemilihan: Apa yang dimaksud dengan pemilihan Allah yang tidak bergantung pada perbuatan manusia? Bagaimana hal ini mempengaruhi pandangan kita tentang keselamatan dan iman?

5. Kesabaran Allah: Dalam ayat 22, Paulus berbicara tentang kesabaran Allah terhadap "benda-benda kemurkaan-Nya." Apa makna dari kesabaran Allah dalam konteks keselamatan dan penghakiman?

Pertanyaan Diskusi

1. Perbandingan antara Israel dan Bangsa Lain: Bagaimana perbandingan antara Israel dan bangsa-bangsa lain dalam hal pencarian kebenaran? Apa yang bisa kita pelajari tentang iman dan usaha dalam konteks ini?

2. Rencana Allah: Bagaimana kita memahami rencana Allah yang dinyatakan melalui pemilihan-Nya? Apakah ada contoh dalam hidup kita di mana kita merasakan bahwa Allah sedang bekerja meskipun kita tidak melihatnya?

3. Batu Sandungan: Apa yang dimaksud dengan "batu sandungan" dalam ayat 32? Bagaimana kita bisa menghindari tersandung pada batu sandungan dalam perjalanan iman kita?

4. Iman vs. Perbuatan: Dalam konteks pasal ini, bagaimana kita bisa menyeimbangkan antara iman dan perbuatan dalam kehidupan Kristen kita? Apa peran masing-masing dalam keselamatan?

5. Panggilan untuk Berbagi: Mengingat perasaan Paulus terhadap orang-orang yang belum mengenal Kristus, bagaimana kita bisa meneladani semangatnya dalam berbagi Injil kepada orang-orang di sekitar kita?

Hal-Hal Menarik

• Konteks Sejarah: Memahami latar belakang sejarah dan budaya orang Israel pada masa Paulus dapat memberikan wawasan lebih dalam tentang isi pasal ini.
• Perbandingan dengan Kitab Lain: Bandingkan tema pemilihan dan belas kasihan dalam Roma 9 dengan tema serupa dalam kitab-kitab lain, seperti Keluaran atau Yesaya.
• Aplikasi Pribadi: Renungkan bagaimana ajaran dalam pasal ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungan pribadi maupun dalam komunitas gereja.

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam menggali lebih dalam dan memahami Kitab Roma pasal 9!

Pasal 9 dari Kitab Roma adalah bagian yang sangat mendalam dan kaya akan teologi. Berikut adalah beberapa hal yang bisa dipelajari dan diterapkan dalam hidup kita, serta beberapa contoh doa yang relevan.

Pelajaran dan Aplikasi dari Roma 9

1. Kesedihan dan Kerinduan untuk Sesama:

   • Paulus menunjukkan betapa dalamnya rasa dukacita dan kerinduan untuk keselamatan saudara-saudaranya, orang Israel. Ini mengajarkan kita untuk memiliki kepedulian yang sama terhadap orang-orang di sekitar kita, terutama yang belum mengenal Kristus.
   • Aplikasi: Luangkan waktu untuk berdoa bagi teman, keluarga, atau orang-orang di sekitar kita yang belum mengenal Tuhan. Tunjukkan kasih dan perhatian kepada mereka.

2. Panggilan dan Pemilihan Allah:

   • Pasal ini menekankan bahwa pemilihan Allah tidak berdasarkan usaha atau perbuatan manusia, tetapi berdasarkan kasih dan rencana-Nya. Ini mengingatkan kita bahwa keselamatan adalah anugerah.
   • Aplikasi: Hiduplah dengan kesadaran bahwa kita diselamatkan bukan karena usaha kita, tetapi karena kasih karunia Allah. Ini seharusnya membuat kita lebih rendah hati dan bersyukur.

3. Kedaulatan Allah:

   • Allah memiliki hak untuk melakukan apa yang Dia kehendaki, termasuk dalam hal pemilihan dan belas kasihan. Kita diajarkan untuk mempercayai kedaulatan-Nya dalam segala hal.
   • Aplikasi: Ketika menghadapi kesulitan atau ketidakpastian, percayalah bahwa Allah memiliki rencana yang lebih besar dan baik. Berdoalah agar diberikan iman untuk percaya pada rencana-Nya.

4. Iman dan Kebenaran:

   • Pasal ini menunjukkan bahwa kebenaran datang melalui iman, bukan melalui usaha manusia. Ini mengajak kita untuk memahami bahwa iman adalah kunci untuk menerima kebenaran Allah.
   • Aplikasi: Tingkatkan iman kita melalui pembacaan Alkitab, doa, dan persekutuan dengan sesama orang percaya. Berusaha untuk hidup sesuai dengan kebenaran yang kita terima.

5. Panggilan untuk Semua Bangsa:

   • Allah tidak hanya memanggil orang Israel, tetapi juga bangsa-bangsa lain. Ini menunjukkan bahwa kasih Allah melampaui batasan etnis dan budaya.
   • Aplikasi: Terlibatlah dalam misi dan pelayanan yang menjangkau orang-orang dari berbagai latar belakang. Jadilah saluran kasih Allah bagi semua orang.

Contoh Doa Terkait Roma 9

1. Doa untuk Keselamatan: "Ya Tuhan, aku datang kepada-Mu dengan hati yang penuh kerinduan untuk saudara-saudaraku yang belum mengenal-Mu. Seperti Paulus, aku berdoa agar mereka dapat merasakan kasih dan anugerah-Mu. Bukalah hati mereka untuk menerima Injil-Mu. Amin."

2. Doa untuk Kedaulatan Allah: "Tuhan yang Maha Kuasa, aku bersyukur atas kedaulatan-Mu dalam hidupku. Ajari aku untuk percaya pada rencana-Mu, bahkan ketika aku tidak mengerti. Berikan aku ketenangan dan iman untuk mengikuti jalan-Mu. Amin."

3. Doa untuk Iman yang Kuat: "Ya Bapa, aku berdoa agar iman-ku semakin kuat. Bantu aku untuk tidak mengandalkan usaha sendiri, tetapi sepenuhnya bersandar pada kasih karunia-Mu. Ajar aku untuk hidup dalam kebenaran-Mu setiap hari. Amin."

4. Doa untuk Misi dan Pelayanan: "Tuhan, aku berdoa agar Engkau memimpin aku untuk menjadi saluran kasih-Mu bagi orang-orang di sekitarku. Berikan aku keberanian untuk berbagi Injil dan melayani mereka yang membutuhkan. Amin."

Semoga pelajaran dan doa ini dapat membantu Anda dalam pertumbuhan iman dan kehidupan sehari-hari. Tuhan memberkati!

Berikut adalah analisis Pasal 9 dari Kitab Roma menggunakan model 5W+2H:

1. What (Apa)

• Pasal ini membahas tentang pemilihan Allah, hubungan antara Israel dan bangsa-bangsa lain, serta konsep keadilan dan belas kasihan Allah. Paulus mengekspresikan kesedihan atas ketidakpercayaan bangsanya dan menjelaskan bahwa bukan semua keturunan Abraham adalah anak-anak Allah, melainkan mereka yang dipilih berdasarkan janji.

2. Who (Siapa)

• Penulis: Rasul Paulus.
• Subjek utama: Bangsa Israel dan keturunan Abraham.
• Tokoh yang disebut: Ishak, Ribka, Yakub, Esau, Musa, Firaun, Hosea, dan Yesaya.

3. Where (Di mana)

• Pasal ini ditulis dalam konteks surat Paulus kepada jemaat di Roma, yang merupakan pusat kekristenan awal dan beragam latar belakang budaya.

4. When (Kapan)

• Surat ini ditulis sekitar tahun 57 M, pada saat Paulus berada di Korintus, menjelang perjalanan misinya ke Yerusalem.

5. Why (Mengapa)

• Paulus ingin menjelaskan bahwa pemilihan Allah tidak bergantung pada keturunan fisik atau perbuatan manusia, tetapi pada panggilan dan belas kasihan Allah. Ia ingin menegaskan bahwa keselamatan juga tersedia bagi bangsa-bangsa lain, bukan hanya untuk Israel.

6. How (Bagaimana)

• Paulus menggunakan argumen teologis dan kutipan dari Kitab Suci untuk mendukung pandangannya. Ia menjelaskan bahwa Allah memiliki hak untuk memilih dan menaruh belas kasihan kepada siapa yang Ia kehendaki, serta menunjukkan bahwa iman, bukan perbuatan, adalah kunci untuk memperoleh kebenaran.

7. How Much (Seberapa)

• Pasal ini tidak memberikan angka atau ukuran, tetapi menekankan bahwa kasih dan belas kasihan Allah tidak terbatas. Keselamatan yang ditawarkan kepada semua orang, baik Yahudi maupun bukan Yahudi, menunjukkan betapa besar dan luasnya kasih Allah.

Semoga analisis ini membantu Anda dalam menggali lebih dalam tentang Pasal 9 dari Kitab Roma!

Dalam pasal ke-9 dari Kitab Roma, rasul Paulus menyatakan dukacitanya yang besar karena banyak orang Israel yang tidak percaya kepada Kristus. Meskipun mereka adalah keturunan Abraham dan memiliki janji-janji Allah, bukan semua orang Israel adalah milik Israel. Paulus menjelaskan bahwa anak-anak Allah adalah mereka yang dipilih oleh Allah melalui iman, bukan melalui perbuatan. Allah memiliki kuasa untuk memilih siapa yang akan menerima belas kasih-Nya. Paulus juga mengutip nubuat-nubuat dari kitab-kitab suci yang menunjukkan bahwa orang-orang bukan Yahudi juga dapat memperoleh kebenaran melalui iman. Bangsa Israel yang mencari kebenaran melalui hukum Taurat tidak berhasil karena mereka mencarinya dengan berdasarkan perbuatan, bukan iman.

Latar belakang dari pasal ke-9 dalam Kitab Roma adalah sebagai berikut:

Konteks Historis:
Kitab Roma ditulis oleh Rasul Paulus sekitar tahun 57-58 Masehi. Pada saat itu, Roma adalah ibu kota Kekaisaran Romawi yang luas dan beragam. Gereja di Roma terdiri dari orang-orang Yahudi dan non-Yahudi yang telah menerima iman Kristen.

Konteks Budaya:
Masyarakat Romawi pada waktu itu didominasi oleh budaya Romawi yang kuat. Mereka memiliki sistem hukum yang kompleks, hierarki sosial yang ketat, dan banyak dewa-dewa yang mereka sembah. Orang-orang Yahudi di Roma hidup dalam komunitas mereka sendiri dengan tradisi dan kepercayaan mereka.

Konteks Literatur:
Roma adalah salah satu karya terbesar dari Rasul Paulus dan merupakan surat yang ditujukan untuk mengajarkan dan memperkuat iman orang-orang Kristen di Roma. Surat ini berisi ajaran teologis yang mendalam dan praktis mengenai iman, kasih, dan hidup dalam Kristus.

Konteks Teologis:
Pasal 9 dalam Kitab Roma membahas tentang pilihan Allah dalam menyelamatkan orang-orang. Rasul Paulus menjelaskan bahwa Allah memiliki kuasa penuh untuk memilih siapa yang akan menerima kasih karunia-Nya. Ia menunjukkan bahwa keselamatan bukanlah hasil dari usaha manusia, tetapi semata-mata anugerah Allah.

Ayat-ayat sebelumnya:
Sebelum pasal 9, Rasul Paulus membahas tentang pentingnya iman dalam hidup orang percaya. Ia menjelaskan bahwa iman adalah cara untuk dibenarkan di hadapan Allah, bukan perbuatan baik atau kepatuhan hukum. Paulus juga mengajarkan tentang pentingnya hidup dalam Roh dan bukan dalam daging.

Dengan demikian, pasal 9 dalam Kitab Roma menghadirkan pemahaman tentang pilihan Allah dalam menyelamatkan orang-orang dan menekankan pentingnya iman dalam hidup orang percaya.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Roma pasal 9:

1. Kesedihan Paulus atas keadaan orang-orang Israel (ayat 1-5)
- Paulus mengungkapkan dukacitanya yang besar dan penderitaan yang tiada henti dalam hatinya karena orang-orang Israel.
- Ayat referensi: Roma 9:1-5

2. Keturunan Israel bukanlah semua orang Israel (ayat 6-8)
- Paulus menjelaskan bahwa tidak semua orang dari keturunan Israel adalah milik Israel.
- Ayat referensi: Roma 9:6-8

3. Anak-anak Allah adalah keturunan perjanjian (ayat 8-13)
- Paulus menjelaskan bahwa anak-anak Allah bukanlah anak-anak secara daging, tetapi anak-anak perjanjian.
- Ayat referensi: Roma 9:8-13

4. Allah memiliki kuasa untuk memilih (ayat 14-18)
- Paulus menjelaskan bahwa Allah memiliki kuasa untuk berbelas kasih kepada siapa yang Dia kehendaki dan mengeraskan hati siapa pun yang Dia kehendaki.
- Ayat referensi: Roma 9:14-18

5. Allah memiliki kuasa untuk menunjukkan kemuliaan-Nya (ayat 19-24)
- Paulus menjelaskan bahwa Allah memiliki kuasa untuk menunjukkan kemuliaan-Nya melalui alat-alat murka dan belas kasihan yang telah dipersiapkan sebelumnya.
- Ayat referensi: Roma 9:19-24

6. Orang bukan Yahudi juga dapat memperoleh kebenaran (ayat 25-33)
- Paulus menjelaskan bahwa bangsa-bangsa bukan Yahudi yang tidak mencari kebenaran telah memperoleh kebenaran melalui iman, sedangkan bangsa Israel yang mencari hukum Taurat tidak berhasil mencapai hukum Taurat itu.
- Ayat referensi: Roma 9:25-33

Orang-orang yang disebutkan dalam pasal ini:
- Kristus: Merujuk kepada Yesus Kristus, Mesias yang dijanjikan.
- Saudara-saudaraku: Merujuk kepada orang-orang Israel, kaum sebangsa Paulus secara jasmani.
- Orang-orang Israel: Merujuk kepada bangsa Israel, keturunan bapa-bapa leluhur, yang memiliki hak adopsi, kemuliaan, perjanjian-perjanjian, pemberian Hukum Taurat, ibadah, serta janji-janji.
- Abraham: Leluhur bangsa Israel, yang juga disebut sebagai bapa dari banyak bangsa.
- Ishak: Anak Abraham dan Sara, yang menjadi leluhur bangsa Israel.
- Yakub: Anak Ishak, yang juga dikenal sebagai Israel, dan menjadi leluhur dari suku-suku Israel.
- Esau: Saudara kembar Yakub, yang menjadi leluhur dari suku-suku bangsa lain di luar Israel.
- Musa: Nabi dan pemimpin bangsa Israel pada masa keluar dari perbudakan di Mesir.
- Firaun: Raja Mesir pada masa keluar dari perbudakan, yang menolak membebaskan bangsa Israel.
- Manusia: Merujuk kepada umat manusia secara umum.
- Tukang tembikar: Seorang pembuat tembikar yang menggunakan tanah liat untuk membuat berbagai macam bejana.
- Hosea: Nabi yang hidup pada zaman Kerajaan Israel Utara, yang menulis kitab yang juga bernama Hosea.
- Yesaya: Nabi yang hidup pada zaman Kerajaan Israel dan Kerajaan Yehuda, yang menulis kitab yang juga bernama Yesaya.

Lokasi yang disebutkan dalam pasal ini:
- Roma: Kota di Italia, tempat gereja yang dituju oleh surat ini.

Kata kunci dalam Kitab Roma pasal 9 adalah sebagai berikut:

1. Kebenaran dalam Kristus: Paulus menyatakan bahwa ia mengatakan kebenaran dalam Kristus, yang menunjukkan pentingnya iman dalam mencapai kebenaran.

2. Dukacita dan penderitaan: Paulus mengungkapkan bahwa hatinya penuh dengan dukacita dan penderitaan yang tiada henti karena keadaan orang-orang Israel.

3. Orang-orang Israel: Paulus menyebutkan bahwa orang-orang Israel memiliki hak adopsi, kemuliaan, perjanjian-perjanjian, pemberian Hukum Taurat, ibadah, serta janji-janji.

4. Anak-anak perjanjian: Paulus menjelaskan bahwa bukan anak-anak secara daging yang menjadi anak-anak Allah, melainkan anak-anak perjanjian saja yang terhitung sebagai keturunan.

5. Belas kasih Allah: Paulus menekankan bahwa belas kasih Allah tidak tergantung pada kehendak atau kerja keras manusia, melainkan pada Allah yang memiliki belas kasih.

6. Murka dan belas kasihan Allah: Paulus menggambarkan bahwa Allah menunjukkan murka-Nya dan menyatakan kuasa-Nya dengan kesabaran yang besar, tetapi juga menunjukkan belas kasihan-Nya kepada mereka yang dipanggil-Nya.

7. Bangsa-bangsa bukan Yahudi: Paulus menyatakan bahwa bangsa-bangsa bukan Yahudi yang tidak mencari kebenaran, telah memperoleh kebenaran oleh iman.

8. Bangsa Israel: Paulus menjelaskan bahwa bangsa Israel yang mencari Hukum Taurat tidak berhasil mencapai hukum Taurat itu karena mereka tidak mencarinya dengan iman, melainkan dengan berdasar pada perbuatan.

Pertanyaan refleksi:
1. Apa yang dapat kita pelajari dari perasaan dukacita dan penderitaan yang dirasakan oleh rasul Paulus dalam hatinya?
2. Mengapa Paulus merasa begitu berat hati dan berharap dirinya terkutuk demi keselamatan saudara-saudaranya yang merupakan orang Israel?
3. Apa yang dapat kita pelajari tentang hubungan antara keturunan Israel dan janji-janji Allah kepada mereka?
4. Mengapa Paulus mengutip pernyataan Allah kepada Musa dan Firaun untuk menjelaskan bahwa Allah memiliki kuasa dan belas kasih yang tidak tergantung pada kehendak manusia?
5. Bagaimana pengajaran Paulus tentang pilihan Allah dan belas kasih-Nya dapat mempengaruhi persepsi kita tentang keadilan Allah?

Pertanyaan diskusi:
1. Bagaimana pandanganmu tentang peran iman dan perbuatan dalam mencari kebenaran? Apakah ada bahaya dalam mencari kebenaran hanya berdasarkan perbuatan?
2. Bagaimana pengajaran Paulus tentang pilihan Allah dan belas kasih-Nya dapat mempengaruhi cara kita melihat orang-orang yang belum mengenal Kristus?
3. Bagaimana pengajaran Paulus tentang pilihan Allah dan belas kasih-Nya dapat memberikan penghiburan dan harapan bagi orang-orang yang merasa terabaikan atau tidak layak?
4. Bagaimana pengajaran Paulus tentang pilihan Allah dan belas kasih-Nya dapat mempengaruhi cara kita berdoa dan berinteraksi dengan orang-orang yang belum mengenal Kristus?
5. Bagaimana pengajaran Paulus tentang pilihan Allah dan belas kasih-Nya dapat mempengaruhi cara kita melihat dan merespons penderitaan dan kesulitan dalam hidup kita?

Hal menarik terkait Kitab Roma pasal 9:
1. Pasal 9 ini membahas tentang pilihan Allah terhadap bangsa Israel dan bagaimana hal ini berkaitan dengan rencana keselamatan-Nya.
2. Paulus menekankan bahwa bukan semua orang dari keturunan Israel adalah milik Israel, tetapi hanya mereka yang menjadi anak-anak perjanjian yang terhitung sebagai keturunan.
3. Paulus menggunakan contoh Ishak dan Esau untuk menunjukkan bahwa pilihan Allah tidak tergantung pada perbuatan manusia, tetapi pada panggilan-Nya.
4. Pengajaran Paulus tentang pilihan Allah dan belas kasih-Nya menunjukkan bahwa keselamatan bukanlah hasil dari usaha manusia, tetapi anugerah Allah yang diberikan melalui iman.
5. Pasal ini juga menunjukkan bahwa Allah memiliki kuasa penuh untuk menentukan siapa yang Dia kehendaki dan untuk menyatakan belas kasih-Nya kepada siapa yang Dia mau.

Dalam pasal 9 dari Kitab Roma, terdapat beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Kebenaran dalam Kristus: Paulus mengatakan bahwa ia mengatakan kebenaran dalam Kristus dan tidak berbohong. Kita juga harus hidup dalam kebenaran dan mengikuti ajaran Kristus dalam segala hal.

2. Dukacita dan penderitaan: Paulus mengungkapkan bahwa hatinya penuh dengan dukacita dan penderitaan yang tiada henti. Ini mengajarkan kita bahwa hidup sebagai orang percaya tidak selalu mudah, tetapi kita harus tetap teguh dalam iman dan mengandalkan Tuhan dalam segala situasi.

3. Anak-anak Allah: Paulus menjelaskan bahwa bukan semua orang dari keturunan Israel adalah milik Israel, tetapi hanya anak-anak perjanjian yang terhitung sebagai keturunan. Ini mengajarkan kita bahwa menjadi anak-anak Allah bukanlah hanya masalah keturunan fisik, tetapi melibatkan iman dan hubungan pribadi dengan Kristus.

4. Belas kasih Allah: Paulus menekankan bahwa belas kasih Allah tidak tergantung pada kehendak atau kerja keras manusia, tetapi pada Allah yang memiliki belas kasih. Ini mengajarkan kita bahwa keselamatan kita bukan karena usaha kita sendiri, tetapi karena anugerah dan belas kasih Allah semata.

5. Kehendak Allah: Paulus menegaskan bahwa kita sebagai manusia tidak memiliki hak untuk berbantah dengan Allah. Kita harus mengakui bahwa Allah adalah Sang Pencipta dan memiliki kuasa penuh atas hidup kita. Kita harus tunduk dan patuh kepada kehendak-Nya.

Doa terkait pasal ini dapat mencakup:

1. Memohon kepada Tuhan agar kita hidup dalam kebenaran dan tidak berbohong.

2. Memohon kepada Tuhan agar kita tetap teguh dalam iman dan mengandalkan-Nya dalam segala situasi dukacita dan penderitaan.

3. Memohon kepada Tuhan agar kita dapat mengerti dan mengalami hubungan pribadi dengan-Nya sebagai anak-anak-Nya.

4. Memohon kepada Tuhan agar kita selalu menghargai dan mengandalkan belas kasih-Nya yang tidak tergantung pada usaha kita sendiri.

5. Memohon kepada Tuhan agar kita tunduk dan patuh kepada kehendak-Nya dalam hidup kita.

Semoga ini dapat membantu dan memberkati hidupmu dalam memahami dan menerapkan ajaran dari pasal 9 Kitab Roma.

Analisis Roma 9 (5W+1H)

What (Apa): Pasal ini membahas tentang pilihan Allah dan kedaulatan-Nya dalam keselamatan, khususnya mengenai bangsa Israel dan bangsa-bangsa lain. Paulus menjelaskan bahwa tidak semua keturunan jasmani Abraham adalah bagian dari Israel rohani, melainkan hanya mereka yang dipilih Allah berdasarkan kasih karunia-Nya, bukan karena perbuatan mereka.

Who (Siapa): Penulisnya adalah Rasul Paulus, yang menulis surat ini kepada jemaat di Roma.

Whom (Kepada Siapa): Surat ini ditujukan kepada jemaat Kristen di Roma, yang terdiri dari orang Yahudi dan non-Yahudi.

When (Kapan): Surat Roma ditulis sekitar tahun 57 Masehi.

Where (Di mana): Paulus menulis surat ini kemungkinan besar dari Korintus.

How (Bagaimana): Paulus menjelaskan konsep pilihan Allah dengan:

• Mengungkapkan keprihatinannya yang mendalam bagi bangsa Israel (ayat 1-3). Ia sangat sedih karena banyak dari bangsanya yang menolak Yesus sebagai Mesias.
• Menjelaskan bahwa janji Allah tidak gagal (ayat 4-13). Allah selalu menepati janji-Nya, tetapi janji itu diberikan kepada Israel rohani, bukan hanya keturunan jasmani Abraham. Ia menggunakan contoh Ishak dan Yakub untuk menunjukkan bahwa Allah memilih berdasarkan kedaulatan-Nya, bukan karena perbuatan manusia.
• Mempertegas kedaulatan Allah dalam belas kasihan dan pengerasan hati (ayat 14-24). Allah berhak untuk memilih siapa yang akan Ia kasihani dan siapa yang akan Ia keraskan hatinya. Ia menggunakan contoh Firaun untuk menunjukkan bahwa Allah menggunakan orang-orang fasik untuk menggenapi rencana-Nya.
• Menunjukkan bahwa Allah memanggil orang Yahudi dan non-Yahudi untuk diselamatkan (ayat 25-29). Allah menawarkan keselamatan kepada semua orang yang percaya kepada Yesus, baik orang Yahudi maupun non-Yahudi. Ia mengutip nabi Hosea dan Yesaya untuk mendukung hal ini.
• Menjelaskan mengapa Israel gagal memperoleh kebenaran (ayat 30-33). Israel gagal karena mereka mencari kebenaran melalui Hukum Taurat, bukan melalui iman kepada Yesus.

Kesimpulan: Roma 9 adalah pasal yang kaya dan kompleks yang membahas topik penting tentang kedaulatan Allah, pilihan, dan keselamatan. Pasal ini mengingatkan kita bahwa keselamatan adalah anugerah Allah yang diberikan melalui iman kepada Yesus Kristus, bukan karena usaha atau perbuatan kita.