Dalam Pasal 37 Kitab Yesaya, setelah mendengar ancaman dari raja Asyur, Hizkia, raja Yehuda, merasakan ketakutan dan berkabung dengan mengenakan kain kabung. Ia mengirimkan utusan kepada nabi Yesaya untuk meminta doa dan petunjuk dari Tuhan, mengingat situasi yang genting di mana raja Asyur mencela Allah yang hidup. Yesaya menyampaikan pesan Tuhan bahwa Hizkia tidak perlu takut, karena Tuhan akan mengatasi raja Asyur dan menyelamatkan Yerusalem.

Hizkia kemudian berdoa kepada Tuhan, mengakui kekuasaan-Nya dan meminta perlindungan dari ancaman Asyur. Tuhan menjawab doanya melalui Yesaya, menjanjikan bahwa raja Asyur tidak akan memasuki kota Yerusalem. Sebagai tanda, Tuhan menyatakan bahwa dalam waktu dekat, orang-orang Yehuda akan kembali menanam dan menuai. Pada akhirnya, Tuhan mengirimkan malaikat-Nya untuk membunuh 185.000 prajurit Asyur, sehingga Sanherib, raja Asyur, terpaksa kembali ke Niniwe dan akhirnya dibunuh oleh anak-anaknya.

Berikut adalah penjelasan latar belakang dari Yesaya pasal 37:

Latar Belakang Historis

Kitab Yesaya ditulis pada abad ke-8 SM, pada masa pemerintahan Raja Uzia, Yotam, Ahaz, dan Hizkia di Kerajaan Yehuda. Pasal 37 terjadi dalam konteks ancaman dari Asyur, yang merupakan kekuatan besar pada waktu itu. Raja Sanherib dari Asyur menyerang Yerusalem dan mengancam untuk menaklukkan kota tersebut.

Latar Belakang Budaya

Budaya pada masa itu sangat dipengaruhi oleh kepercayaan kepada banyak dewa dan praktik penyembahan yang beragam. Yehuda, meskipun memiliki tradisi penyembahan kepada Tuhan yang benar, sering kali terpengaruh oleh praktik-praktik pagan dari bangsa-bangsa di sekitarnya. Dalam konteks ini, kepercayaan kepada Tuhan dan ketergantungan kepada-Nya menjadi tema sentral.

Latar Belakang Literatur

Pasal 37 merupakan bagian dari narasi yang lebih besar yang mencakup peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Yehuda. Ini termasuk penghiburan dan janji Tuhan kepada umat-Nya di tengah ancaman. Gaya penulisan Yesaya sering kali mencakup puisi dan prosa, dengan banyak penggunaan simbolisme dan metafora.

Latar Belakang Teologis

Teologi dalam pasal ini menekankan kekuasaan Tuhan atas bangsa-bangsa dan keyakinan bahwa Tuhan akan melindungi umat-Nya. Ini juga menunjukkan pentingnya iman dan doa, seperti yang dilakukan oleh Raja Hizkia ketika menghadapi ancaman.

Apa yang Terjadi dalam Ayat-Ayat Sebelumnya

Sebelum pasal 37, dalam pasal 36, kita melihat kedatangan utusan Sanherib yang mengancam Yerusalem dan mencoba menggoyahkan iman rakyat Yehuda. Utusan tersebut bahkan merendahkan Tuhan dan menantang Hizkia untuk mengandalkan kekuatan Tuhan. Ini menciptakan ketegangan yang memuncak dalam pasal 37, di mana Hizkia berdoa kepada Tuhan untuk meminta pertolongan.

Dengan memahami konteks ini, pembaca dapat lebih menghargai pesan dan makna dari Yesaya pasal 37.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Yesaya pasal 37 beserta penjelasan singkat dan referensi ayatnya:

• Kesedihan dan Doa Hizkia
  Hizkia menunjukkan sikap rendah hati dan ketergantungan kepada Tuhan dengan merobek pakaiannya dan berdoa di hadapan Tuhan setelah menerima ancaman dari raja Asyur. (Yesaya 37:1-2)

• Janji Perlindungan dari Tuhan
  Tuhan memberikan jaminan kepada Hizkia bahwa ia tidak perlu takut terhadap ancaman raja Asyur, dan Tuhan akan melindungi Yerusalem. (Yesaya 37:6-7)

• Penghujatan Raja Asyur
  Raja Asyur, Sanherib, mencela Tuhan dan meragukan kuasa-Nya, menunjukkan sikap sombong dan tidak mengenal Allah yang hidup. (Yesaya 37:10-13)

• Tuhan sebagai Pencipta dan Penyelamat
  Hizkia mengakui Tuhan sebagai satu-satunya Allah yang berkuasa atas segala kerajaan di bumi dan meminta pertolongan-Nya untuk menyelamatkan Yerusalem. (Yesaya 37:16-20)

• Nubuat tentang Kemenangan atas Asyur
  Tuhan menyatakan bahwa raja Asyur tidak akan berhasil menyerang Yerusalem dan akan kembali ke negerinya dengan kekalahan. (Yesaya 37:33-35)

• Intervensi Ilahi
  Tuhan mengirimkan malaikat-Nya untuk membunuh 185.000 prajurit Asyur, menunjukkan kuasa-Nya dalam melindungi umat-Nya. (Yesaya 37:36)

• Kehancuran Raja Asyur
  Sanherib, raja Asyur, akhirnya dibunuh oleh anak-anaknya sendiri, menandakan akhir dari ancaman yang ditimbulkannya. (Yesaya 37:38)

Topik-topik ini mencerminkan tema besar tentang ketergantungan kepada Tuhan, kuasa-Nya dalam melindungi umat-Nya, dan konsekuensi dari penghujatan terhadap-Nya.

Nama Orang

• Hizkia: Raja Yehuda yang berdoa kepada Tuhan untuk meminta pertolongan.
• Elyakim: Kepala istana Hizkia yang diutus untuk menemui nabi Yesaya.
• Sebna: Panitera negara yang juga diutus oleh Hizkia.
• Yesaya: Nabi yang menerima pesan dari Hizkia dan menyampaikan firman Tuhan.
• Sanherib: Raja Asyur yang mengancam Hizkia dan Yerusalem.
• Tirhaka: Raja Etiopia yang berperang melawan Sanherib.
• Adramelekh: Salah satu anak Sanherib yang membunuh ayahnya.
• Sarezer: Anak Sanherib yang melarikan diri setelah membunuh ayahnya.
• Esarhadon: Anak Sanherib yang menjadi raja setelah kematian ayahnya.

Nama Lokasi

• Yerusalem: Kota yang menjadi fokus ancaman Sanherib dan tempat Hizkia berdoa.
• Asyur: Kerajaan yang dipimpin oleh Sanherib.
• Libna: Lokasi di mana Sanherib berperang.
• Lakhis: Kota yang sebelumnya diserang oleh Sanherib.
• Gozan: Salah satu negeri yang ditaklukkan oleh raja-raja Asyur.
• Haran: Lokasi lain yang ditaklukkan oleh raja-raja Asyur.
• Rezef: Salah satu negeri yang disebutkan dalam konteks penaklukan.
• Telasar: Lokasi yang juga ditaklukkan oleh raja-raja Asyur.
• Hamat: Kota yang disebutkan dalam konteks penaklukan.
• Arpad: Kota lain yang disebutkan dalam konteks penaklukan.
• Sefarwaim: Kota yang disebutkan dalam konteks penaklukan.
• Hena: Lokasi yang disebutkan dalam konteks penaklukan.
• Iwa: Lokasi yang disebutkan dalam konteks penaklukan.
• Niniwe: Kota tempat Sanherib tinggal setelah kembali dari Yerusalem.
• Ararat: Tanah tempat Adramelekh dan Sarezer melarikan diri setelah membunuh Sanherib.

Berikut adalah analisis dan kata kunci dari Kitab Yesaya pasal 37:

1. Raja Hizkia

   • Tokoh utama yang menghadapi ancaman dari raja Asyur, menunjukkan kepemimpinan dan ketergantungan pada Tuhan.

2. Kain Kabung

   • Simbol penyesalan dan kesedihan, menunjukkan respons Hizkia terhadap ancaman yang dihadapi.

3. Doa

   • Hizkia berdoa kepada Tuhan, mengekspresikan iman dan permohonan untuk pertolongan.

4. Sanherib

   • Raja Asyur yang mengancam Yerusalem, menjadi simbol penentangan terhadap Tuhan.

5. Pencelaan terhadap Allah

   • Sanherib mencela Tuhan, menunjukkan tantangan terhadap kekuasaan dan otoritas Allah.

6. Tanda

   • Janji Tuhan kepada Hizkia tentang masa depan, menunjukkan harapan dan pemulihan.

7. Penyelamatan

   • Janji Tuhan untuk melindungi Yerusalem dari serangan Asyur, menegaskan kuasa-Nya.

8. Malaikat Tuhan

   • Menghancurkan tentara Asyur, menunjukkan intervensi ilahi dalam situasi kritis.

9. Kota Yerusalem

   • Tempat yang dilindungi Tuhan, menjadi simbol keselamatan dan kehadiran Allah.

10. Esarhadon

    • Anak Sanherib yang menjadi raja setelah kematian ayahnya, menunjukkan kelanjutan sejarah bangsa Asyur.

Kata kunci ini mencerminkan tema utama dari pasal ini, yaitu ketergantungan pada Tuhan dalam menghadapi ancaman, serta kuasa dan perlindungan Allah terhadap umat-Nya.

Berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan diskusi yang dapat membantu Anda menggali lebih dalam mengenai Kitab Yesaya pasal 37:

Pertanyaan Refleksi

1. Keberanian Hizkia: Apa yang dapat kita pelajari dari sikap Hizkia ketika menghadapi ancaman dari raja Asyur? Bagaimana kita dapat menerapkan keberanian dan ketergantungan kepada Tuhan dalam situasi sulit dalam hidup kita?

2. Doa sebagai Respons: Hizkia berdoa dengan sungguh-sungguh di hadapan Tuhan. Apa makna doa dalam hidup Anda? Bagaimana Anda bisa lebih mendalam dalam kehidupan doa Anda?

3. Pengakuan akan Kedaulatan Tuhan: Dalam doanya, Hizkia mengakui bahwa hanya Tuhan yang berkuasa atas segala kerajaan di bumi. Bagaimana pengakuan ini mempengaruhi cara Anda melihat tantangan dan kesulitan dalam hidup?

4. Tanda dari Tuhan: Tuhan memberikan tanda kepada Hizkia tentang pemulihan yang akan datang. Apa tanda-tanda yang Anda lihat dalam hidup Anda yang menunjukkan bahwa Tuhan bekerja, meskipun dalam situasi sulit?

5. Kepastian Janji Tuhan: Tuhan berjanji bahwa raja Asyur tidak akan masuk ke Yerusalem. Bagaimana Anda memahami janji-janji Tuhan dalam hidup Anda? Apakah ada janji tertentu yang Anda pegang teguh saat ini?

Pertanyaan Diskusi

1. Perbandingan dengan Raja Asyur: Apa yang bisa kita pelajari dari sikap raja Asyur yang menghujat Tuhan? Bagaimana sikap sombong dan meremehkan Tuhan dapat berdampak pada kehidupan seseorang?

2. Peran Nabi Yesaya: Bagaimana peran Yesaya sebagai nabi dalam konteks ini? Apa yang bisa kita pelajari tentang pentingnya mendengarkan suara Tuhan melalui para pemimpin rohani di sekitar kita?

3. Tindakan Tuhan: Dalam pasal ini, kita melihat tindakan Tuhan yang langsung mengintervensi situasi. Bagaimana Anda memahami intervensi Tuhan dalam kehidupan sehari-hari? Apakah Anda pernah mengalami momen di mana Anda merasakan campur tangan Tuhan?

4. Konteks Sejarah: Bagaimana konteks sejarah dan budaya pada masa Hizkia dan raja Asyur mempengaruhi pemahaman kita tentang teks ini? Apa yang bisa kita pelajari tentang ketahanan iman di tengah ancaman?

5. Relevansi untuk Masa Kini: Bagaimana pesan dari Yesaya pasal 37 relevan dengan tantangan yang dihadapi oleh orang Kristen saat ini? Apa yang bisa kita ambil sebagai pelajaran untuk menghadapi tantangan zaman modern?

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam menggali lebih dalam dan merenungkan makna dari Kitab Yesaya pasal 37!

Pasal 37 dari Kitab Yesaya mengandung banyak pelajaran berharga yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa hal yang bisa kita pelajari dan terapkan, serta contoh doa yang relevan.

Pelajaran dari Yesaya Pasal 37

1. Ketergantungan kepada Tuhan:

   • Hizkia menunjukkan ketergantungan yang mendalam kepada Tuhan ketika menghadapi ancaman dari raja Asyur. Ini mengajarkan kita untuk selalu mengandalkan Tuhan dalam situasi sulit dan tidak mengandalkan kekuatan atau pemahaman kita sendiri.

2. Pentingnya Doa:

   • Hizkia berdoa dengan sungguh-sungguh di hadapan Tuhan, membentangkan masalahnya dan meminta pertolongan. Ini mengingatkan kita akan kekuatan doa dan pentingnya berdoa dalam setiap aspek kehidupan kita.

3. Keberanian dalam Menghadapi Ancaman:

   • Meskipun ada ancaman besar, Hizkia tidak membiarkan ketakutan menguasai dirinya. Sebaliknya, ia mencari Tuhan dan berdoa. Kita juga harus berani menghadapi tantangan dan tidak membiarkan ketakutan menghalangi kita.

4. Tuhan yang Mendengar dan Menjawab Doa:

   • Tuhan mendengar doa Hizkia dan memberikan jawaban yang jelas. Ini menunjukkan bahwa Tuhan peduli dan responsif terhadap kebutuhan kita. Kita harus percaya bahwa Tuhan mendengar setiap doa kita.

5. Kedaulatan Tuhan:

   • Tuhan menunjukkan bahwa Dia berkuasa atas segala sesuatu, termasuk raja Asyur. Ini mengingatkan kita bahwa tidak ada yang lebih besar dari Tuhan, dan Dia memiliki rencana yang lebih besar untuk hidup kita.

6. Pentingnya Mengingat Sejarah:

   • Hizkia mengingatkan Tuhan tentang apa yang telah dilakukan oleh raja-raja Asyur terhadap bangsa-bangsa lain. Ini mengajarkan kita untuk mengingat bagaimana Tuhan telah bekerja dalam hidup kita dan dalam sejarah umat-Nya.

Contoh Doa Terkait Pasal Yesaya 37

1. Doa untuk Ketergantungan kepada Tuhan: "Ya Tuhan, aku datang kepada-Mu dengan hati yang penuh ketergantungan. Dalam setiap tantangan yang aku hadapi, ajar aku untuk selalu mencari wajah-Mu dan mengandalkan kekuatan-Mu. Amin."

2. Doa untuk Kekuatan dalam Doa: "Tuhan yang Maha Kuasa, ajar aku untuk berdoa dengan sungguh-sungguh seperti Hizkia. Bantu aku untuk tidak ragu dalam mengangkat segala permohonanku kepada-Mu. Amin."

3. Doa untuk Keberanian: "Ya Tuhan, ketika aku menghadapi ketakutan dan ancaman dalam hidupku, berikanlah aku keberanian untuk tetap percaya kepada-Mu. Biarkan aku tidak terpengaruh oleh situasi di sekitarku, tetapi tetap fokus pada janji-janji-Mu. Amin."

4. Doa untuk Mendengar dan Menjawab: "Tuhan, aku percaya bahwa Engkau mendengar doaku. Aku mohon agar Engkau menjawab setiap permohonanku sesuai dengan kehendak-Mu. Ajar aku untuk bersabar dan percaya pada waktu-Mu. Amin."

5. Doa untuk Mengingat Kedaulatan Tuhan: "Ya Tuhan, ingatkan aku akan kedaulatan-Mu dalam hidupku. Ketika aku merasa tertekan atau putus asa, bantu aku untuk melihat bahwa Engkau adalah Tuhan yang berkuasa atas segala sesuatu. Amin."

Dengan merenungkan pelajaran dari Yesaya 37 dan mengamalkan doa-doa ini, kita dapat lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan memperkuat iman kita dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.

Berikut adalah analisis dari Kitab Yesaya pasal 37 menggunakan model 5W+2H:

1. What (Apa)

• Isi Pasal: Pasal ini menceritakan tentang raja Hizkia yang menerima ancaman dari raja Asyur, Sanherib. Hizkia berdoa kepada Tuhan untuk meminta pertolongan dan Tuhan menjawab doanya dengan janji perlindungan. Tuhan juga mengutus malaikat-Nya untuk membunuh tentara Asyur, sehingga Sanherib terpaksa mundur.

2. Who (Siapa)

• Tokoh Utama:
  • Raja Hizkia: Raja Yehuda yang menghadapi ancaman dari raja Asyur.
  • Sanherib: Raja Asyur yang mengancam Yehuda.
  • Nabi Yesaya: Utusan Tuhan yang memberikan pesan dan penghiburan kepada Hizkia.
  • Elyakim dan Sebna: Pejabat yang diutus oleh Hizkia untuk menemui Yesaya.

3. Where (Di mana)

• Lokasi:
  • Yerusalem: Tempat di mana Hizkia berdoa dan menerima pesan dari Tuhan.
  • Kuil: Tempat Hizkia membentangkan surat ancaman Sanherib di hadapan Tuhan.

4. When (Kapan)

• Waktu:
  • Pasal ini terjadi pada masa pemerintahan raja Hizkia, ketika raja Asyur, Sanherib, sedang menyerang negeri-negeri di sekitarnya dan mengancam Yehuda.

5. Why (Mengapa)

• Alasan:
  • Sanherib mengancam Hizkia dan Yehuda untuk menunjukkan kekuatan dan menakut-nakuti mereka agar menyerah. Hizkia berdoa kepada Tuhan karena merasa tertekan dan tidak berdaya menghadapi ancaman tersebut.

6. How (Bagaimana)

• Proses:
  • Hizkia merobek pakaiannya dan mengenakan kain kabung sebagai tanda penyesalan dan permohonan kepada Tuhan.
  • Ia mengutus pejabatnya untuk meminta doa dari nabi Yesaya.
  • Yesaya menyampaikan firman Tuhan yang menegaskan bahwa Sanherib tidak akan berhasil menyerang Yerusalem.
  • Tuhan mengirimkan malaikat-Nya untuk membunuh 185.000 tentara Asyur sebagai tanda kuasa-Nya.

7. How Much (Seberapa banyak)

• Jumlah:
  • 185.000 tentara Asyur yang dibunuh oleh malaikat Tuhan dalam satu malam, menunjukkan kuasa Tuhan yang besar dalam melindungi umat-Nya.

Analisis ini memberikan gambaran yang jelas tentang konteks, tokoh, dan pesan yang terkandung dalam Yesaya pasal 37. Semoga ini membantu Anda dalam menggali lebih dalam tentang Alkitab!

Dalam pasal 37 Kitab Yesaya, Raja Hizkia mendengar ancaman dari raja Asyur dan pergi ke Bait TUHAN untuk meminta pertolongan. Nabi Yesaya memberitahu Hizkia bahwa TUHAN akan melawan raja Asyur dan membinasakannya. Kemudian, raja Asyur mendengar kabar bahwa raja Etiopia sedang berperang melawan mereka, sehingga mereka meninggalkan Yerusalem. Hizkia berdoa kepada TUHAN dan TUHAN menjawab doanya dengan mengirim malaikat-Nya untuk membunuh 185.000 tentara Asyur. Raja Asyur sendiri kemudian dibunuh oleh anak-anaknya. Esarhadon menjadi raja menggantikan ayahnya.

Kitab Yesaya adalah salah satu kitab nabi dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama. Pasal 37 dari Kitab Yesaya terjadi pada masa pemerintahan Raja Hizkia di Kerajaan Yehuda sekitar abad ke-8 SM. Pada saat itu, Kerajaan Asyur sedang mengancam untuk menyerang Yerusalem.

Dalam ayat-ayat sebelumnya, Raja Hizkia mendapat kabar bahwa Raja Asyur, Sennacherib, telah menaklukkan banyak kota di sekitar Yehuda dan sekarang mengancam untuk menyerang Yerusalem. Hizkia sangat terguncang oleh berita ini dan pergi ke Bait Suci untuk berdoa kepada TUHAN.

Hizkia mengirim utusan kepada nabi Yesaya untuk meminta bantuan dan petunjuk dari TUHAN. Yesaya memberikan pesan dari TUHAN kepada Hizkia bahwa TUHAN akan melindungi Yerusalem dan mengalahkan Raja Asyur. Yesaya juga memberikan tanda kepada Hizkia bahwa TUHAN akan menepati janji-Nya.

Dalam pasal 37, Hizkia menerima surat dari Raja Asyur yang menghina TUHAN dan mengancam untuk menaklukkan Yerusalem. Hizkia membawa surat itu ke Bait Suci dan berdoa kepada TUHAN. Hizkia memohon kepada TUHAN untuk menyelamatkan Yerusalem dari serangan Asyur dan memuliakan nama-Nya.

TUHAN mendengar doa Hizkia dan melalui nabi Yesaya, TUHAN memberikan jawaban-Nya. TUHAN berjanji untuk melindungi Yerusalem dan mengalahkan Raja Asyur. Pada malam itu, malaikat TUHAN membunuh 185.000 tentara Asyur dan Raja Sennacherib terpaksa meninggalkan Yerusalem dan kembali ke negerinya.

Dalam konteks teologis, pasal ini menunjukkan kuasa dan perlindungan TUHAN terhadap umat-Nya yang setia. Hizkia adalah seorang pemimpin yang percaya kepada TUHAN dan berharap pada-Nya dalam situasi yang sulit. Pasal ini juga menegaskan bahwa TUHAN adalah satu-satunya Allah yang berkuasa atas segala sesuatu dan dapat melindungi umat-Nya dari ancaman musuh.

Dengan demikian, pasal 37 dari Kitab Yesaya memberikan pengajaran tentang pentingnya percaya dan berharap kepada TUHAN dalam segala situasi, serta kekuasaan dan perlindungan-Nya yang tak terbatas.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Yesaya pasal 37:

1. Hizkia menghadapi ancaman dari raja Asyur (ayat 1-7)
- Hizkia merobek pakaiannya dan meminta bantuan dari Nabi Yesaya (ayat 1-2)
- Hizkia mengirim pesan kepada Yesaya untuk memohon doa (ayat 4-5)
- Yesaya memberikan firman TUHAN bahwa raja Asyur akan dikalahkan (ayat 6-7)

2. Raja Asyur mengancam dan mencemooh TUHAN (ayat 8-13)
- Raja Asyur mengirim pesan kepada Hizkia untuk menakut-nakuti dan mencemooh TUHAN (ayat 10-13)

3. Hizkia berdoa kepada TUHAN (ayat 14-20)
- Hizkia membawa surat dari raja Asyur ke Bait TUHAN dan berdoa kepada TUHAN (ayat 14-20)

4. Firman TUHAN tentang Sanherib, raja Asyur (ayat 21-29)
- TUHAN menyampaikan firman-Nya tentang Sanherib yang mencemooh dan menghina TUHAN (ayat 22-24)
- TUHAN menyatakan bahwa Dia akan melindungi Yerusalem dan menghancurkan musuh-musuhnya (ayat 28-29)

5. Janji keselamatan bagi Yehuda (ayat 30-35)
- TUHAN menjanjikan bahwa Yehuda akan bertahan dan berbuah (ayat 30-31)
- TUHAN akan melindungi Yerusalem dan menghancurkan musuh-musuhnya (ayat 33-35)

6. Kematian Sanherib dan penerusnya (ayat 36-38)
- Malaikat TUHAN membunuh 185.000 orang dalam perkemahan Asyur (ayat 36)
- Sanherib dibunuh oleh anak-anaknya dan Esarhadon menjadi raja (ayat 37-38)

Referensi: Yesaya 37:1-38

Orang-orang yang tercantum dalam pasal tersebut:
- Raja Hizkia
- Elyakim
- Sebna
- Para tua-tua dari para imam
- Nabi Yesaya, anak Amos
- Pelayan-pelayan Raja Hizkia
- Raja Asyur
- Tirhaka, raja Etiopia
- Raja Hamat
- Raja Arpad
- Raja kota Sefarwaim
- Hena
- Iwa
- Sanherib, raja Asyur
- Putri Sion
- Putri Yerusalem
- Yesaya, anak Amos
- Adramelekh
- Sarezer
- Esarhadon, anak Sanherib

Lokasi yang tercantum dalam pasal tersebut:
- Rumah TUHAN
- Istana
- Bait TUHAN
- Lakhis
- Yerusalem
- Lebanon
- Mesir
- Kota-kota berbenteng
- Yerusalem
- Gunung Sion
- Niniwe
- Kuil Nisrokh
- Ararat

Kata kunci dalam Kitab "Yesaya" pasal 37 adalah sebagai berikut:

1. Raja Hizkia: Raja Yehuda pada saat itu, yang merespons ancaman dari raja Asyur dengan mencari pertolongan dari TUHAN.
2. Elyakim, Sebna, dan para tua-tua: Utusan yang dikirim oleh Raja Hizkia kepada Nabi Yesaya.
3. Nabi Yesaya: Nabi yang menerima pesan dari Raja Hizkia dan menyampaikan firman TUHAN kepada raja.
4. Raja Asyur: Raja yang mengancam Yerusalem dan menghina Allah yang hidup.
5. Doa: Permohonan kepada TUHAN untuk menyelamatkan umat-Nya dari ancaman musuh.
6. Firman TUHAN: Pesan yang disampaikan oleh TUHAN melalui Nabi Yesaya kepada Raja Hizkia.
7. Sanherib: Raja Asyur yang mengancam Yerusalem, tetapi akhirnya dibunuh oleh anak-anaknya sendiri.
8. Malaikat TUHAN: Malaikat yang membunuh 185.000 orang dalam perkemahan Asyur sebagai tindakan perlindungan TUHAN terhadap Yerusalem.
9. Esarhadon: Anak Sanherib yang menjadi raja Asyur setelah kematian ayahnya.

Pertanyaan refleksi:
1. Apa yang dapat kita pelajari dari reaksi Raja Hizkia ketika mendengar ancaman dari raja Asyur?
2. Bagaimana doa Hizkia menunjukkan kepercayaan dan ketergantungan yang kuat kepada Allah?
3. Apa yang dapat kita pelajari dari sikap Sanherib, raja Asyur, terhadap Allah yang hidup?
4. Bagaimana Allah menunjukkan kuasa-Nya dalam melindungi dan menyelamatkan umat-Nya?

Pertanyaan diskusi:
1. Bagaimana kita dapat mengaplikasikan kepercayaan dan ketergantungan yang sama kepada Allah dalam menghadapi tantangan dan ancaman dalam hidup kita?
2. Apa yang dapat kita pelajari dari contoh Hizkia dalam menghadapi situasi yang tampaknya tidak mungkin?
3. Bagaimana kita dapat menghindari kesombongan dan penghinaan terhadap Allah dalam kehidupan sehari-hari?
4. Bagaimana kita dapat menguatkan iman kita melalui pengenalan dan pemahaman yang lebih dalam terhadap karakter Allah seperti yang terungkap dalam kisah ini?

Hal-hal menarik terkait Kitab Yesaya pasal 37:
1. Pasal ini menggambarkan bagaimana Allah melindungi dan menyelamatkan umat-Nya dari ancaman musuh.
2. Doa Hizkia menunjukkan kepercayaan yang kuat kepada Allah dan keyakinan bahwa hanya Allah yang dapat menyelamatkan.
3. Kisah ini juga menunjukkan betapa pentingnya memiliki iman yang teguh dan tidak tergoyahkan dalam menghadapi tantangan hidup.
4. Kejadian pembunuhan Sanherib oleh anak-anaknya menunjukkan bahwa Allah adalah hakim yang adil dan bahwa Dia akan menghakimi orang-orang yang mencemooh dan menghina-Nya.
5. Pasal ini juga menekankan pentingnya mengandalkan Allah dan bukan pada kekuatan manusia atau dewa-dewa palsu.

Dari pasal 37 Kitab Yesaya, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Menghadapi kesulitan dengan doa: Ketika Raja Hizkia mendengar ancaman dari raja Asyur, dia merobek pakaiannya, mengenakan kain kabung, dan masuk ke dalam rumah TUHAN. Ini mengajarkan kita untuk menghadapi kesulitan dengan doa dan mencari pertolongan dari Tuhan.

2. Percaya pada kuasa Tuhan: Yesaya memberitahu Hizkia bahwa Tuhan akan menegur raja Asyur dan membuatnya roboh oleh pedang di negerinya sendiri. Ini mengajarkan kita untuk percaya bahwa Tuhan memiliki kuasa untuk melindungi dan menyelamatkan kita dari ancaman dan kesulitan.

3. Berdoa dengan penuh keyakinan: Hizkia pergi ke Bait TUHAN, membentangkan surat dari raja Asyur di hadapan Tuhan, dan berdoa dengan keyakinan bahwa Tuhan adalah Allah yang berkuasa atas seluruh kerajaan di bumi. Ini mengajarkan kita untuk berdoa dengan keyakinan bahwa Tuhan mendengar dan mampu menjawab doa kita.

4. Menghormati dan memuliakan Tuhan: Hizkia menegaskan bahwa raja Asyur telah mencela Allah yang hidup dan menghina Tuhan. Ini mengajarkan kita untuk menghormati dan memuliakan Tuhan dalam segala hal yang kita lakukan dan menghindari mencela atau menghina-Nya.

Doa terkait pasal ini dapat mencakup:

1. Doa untuk kekuatan dan pertolongan Tuhan dalam menghadapi kesulitan dan ancaman yang kita hadapi.
2. Doa untuk percaya pada kuasa Tuhan dan mempercayakan segala sesuatu kepada-Nya.
3. Doa untuk keberanian dan kebijaksanaan dalam menghadapi tantangan hidup.
4. Doa untuk menghormati dan memuliakan Tuhan dalam segala hal yang kita lakukan.

Tuhan, kami datang kepada-Mu dengan hati yang penuh keyakinan dan pengharapan. Kami menghadapi kesulitan dan ancaman dalam hidup ini, tetapi kami percaya bahwa Engkau adalah Allah yang berkuasa atas segala sesuatu. Kami memohon kekuatan dan pertolongan-Mu dalam menghadapi tantangan ini. Bimbinglah kami dengan hikmat-Mu dan berikan kami keberanian untuk menghadapi segala sesuatu dengan iman yang teguh. Kami berjanji untuk menghormati dan memuliakan-Mu dalam segala hal yang kami lakukan. Terima kasih karena Engkau adalah Allah yang setia dan berkuasa. Dalam nama Yesus kami berdoa, amin.

Analisis Pasal 37 Kitab Yesaya (5W+1H)

What (Apa): Pasal ini menceritakan tentang ancaman Raja Asyur, Sanherib, terhadap Yerusalem dan bagaimana Raja Hizkia, dengan iman kepada Tuhan, menghadapi ancaman tersebut.

Who (Siapa): Tokoh utama dalam pasal ini adalah:

• Hizkia: Raja Yehuda yang saleh dan percaya kepada Tuhan.
• Yesaya: Nabi Tuhan yang menyampaikan pesan dan janji Tuhan kepada Hizkia.
• Sanherib: Raja Asyur yang arogan dan menghina Tuhan.
• Rabshakeh: Kepala juru minuman Sanherib yang menyampaikan pesan ancaman kepada Hizkia.
• Elyakim, Sebna, dan para tua-tua imam: Utusan Hizkia kepada Yesaya.

When (Kapan): Pasal ini tidak menyebutkan waktu secara spesifik, tetapi terjadi pada masa pemerintahan Hizkia di Yehuda dan Sanherib di Asyur.

Where (Di mana): Peristiwa dalam pasal ini terjadi di:

• Yerusalem: Ibukota Yehuda, tempat Hizkia memerintah.
• Niniwe: Ibukota Asyur, tempat Sanherib memerintah.
• Lakhis dan Libna: Kota-kota yang diserang oleh Sanherib.

Why (Mengapa):

• Sanherib menyerang Yerusalem: Untuk memperluas kekuasaannya dan menghancurkan bangsa-bangsa yang tidak tunduk kepadanya.
• Hizkia berdoa kepada Tuhan: Karena ia percaya hanya Tuhan yang dapat menyelamatkan Yerusalem dari ancaman Sanherib.
• Tuhan menyelamatkan Yerusalem: Untuk menunjukkan kuasa dan kesetiaan-Nya kepada umat-Nya, dan untuk menghukum kesombongan Sanherib.

How (Bagaimana):

• Sanherib mengancam Hizkia: Melalui surat dan perkataan Rabshakeh, ia mencoba menghancurkan semangat juang Hizkia dan rakyatnya.
• Hizkia merespon ancaman Sanherib: Dengan berdoa kepada Tuhan dan meminta nasihat dari Nabi Yesaya.
• Tuhan menyelamatkan Yerusalem: Dengan mengirimkan malaikat-Nya untuk membunuh 185.000 tentara Asyur. Sanherib akhirnya dikalahkan dan dibunuh oleh anak-anaknya sendiri.

Kesimpulan: Pasal 37 Kitab Yesaya menunjukkan bahwa iman kepada Tuhan dan penyerahan kepada kehendak-Nya adalah kunci kemenangan atas segala macam ancaman dan tantangan. Meskipun menghadapi musuh yang kuat dan arogan, Hizkia tetap teguh dalam imannya dan akhirnya menerima pertolongan Tuhan.