Teks -- 1 Raja-raja 2:14 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> 1Raj 1:1--2:46
Bab 1-2 ini melanjutkan kisah yang tercantum dalam 2Sa 13-20.
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 1Raj 2:12-25
Matthew Henry: 1Raj 2:12-25 - Permintaan Adonia yang Lancang; Adonia Dihukum Mati Permintaan Adonia yang Lancang; Adonia Dihukum Mati (2:12-25)
Dalam perikop ini diceritakan,
I. Salomo naik takhta (ay. 12). Ia sampai ke at...
Permintaan Adonia yang Lancang; Adonia Dihukum Mati (2:12-25)
- Dalam perikop ini diceritakan,
- I. Salomo naik takhta (ay. 12). Ia sampai ke atas takhta dengan jauh lebih mudah dan lebih damai daripada Daud, dan melihat pemerintahannya kokoh dengan jauh lebih cepat. Berbahagialah kerajaan jika akhir dari satu masa pemerintahan yang baik merupakan awal dari pemerintahan baik berikutnya, seperti yang terjadi di sini.
- II. Salomo menyingkirkan Adonia, saingannya, dengan adil, dan hal itu memang perlu untuk mengokohkan takhtanya. Adonia telah menuntut mahkota dengan lancang, tetapi segera saja terpaksa menggugurkan tuntutannya itu dan menyerahkan diri ke dalam belas kasihan Salomo. Salomo kemudian melepaskan dia karena perilakunya yang baik, dan, seandainya Adonia tidak macam-macam, tentulah ia aman. Namun, di sini kita mendapati dia membahayakan dirinya sendiri ke dalam tangan keadilan Salomo, dan tewas olehnya, sebab Allah yang adil membiarkan dia berbuat sesuka hatinya, supaya ia dihukum atas pengkhianatannya yang dulu dan supaya takhta Salomo dikokohkan. Banyak orang mencelakakan diri sendiri seperti itu, karena mereka tidak tahu diri, atau tidak menghargai perlakuan baik yang ditunjukkan terhadap diri mereka. Dan orang-orang berdosa, dengan menyalahgunakan kesabaran Allah, menimbun murka bagi diri mereka sendiri. Sekarang amatilah,
- 1. Rancangan pengkhianatan Adonia, yaitu dengan menikahi Abisag, gundik Daud, bukan karena ia jatuh cinta kepadanya, melainkan karena melalui perempuan yang bisa membantunya itu, Adonia berharap dapat kembali menuntut mahkota. Atau karena pada waktu itu, memiliki isteri-isteri tuan yang terdahulu dianggap sebagai bagian dari kekuasaan (2Sam. 12:8). Absalom berpikir bahwa tuntutannya akan sangat diperkuat dengan meniduri gundik-gundik ayahnya. Adonia membuai diri bahwa jika ia bisa menggantikan Daud di atas tempat tidurnya, terutama dengan istri terbaiknya, maka lewat jalan itu ia dapat mengambil langkah untuk menggantikan dia di atas takhtanya. Jiwa yang gelisah dan bergejolak ingin mencapai tempat yang tinggi. Tampaknya itu hanya permainan kecil untuk dilakukan, namun Adonia berharap menjadikannya permainan tambahan untuk meraih kerajaan, dan sekarang ia hendak memperolehnya melalui seorang istri, yang tidak bisa ia peroleh melalui paksaan.
- 2. Cara yang digunakan Adonia untuk mencapai tujuan. Ia tidak berani langsung meminang Abisag karena Adonia tahu bahwa perempuan itu tunduk pada perintah Salomo, dan Salomo dengan wajar akan tersinggung jika ia tidak lebih dahulu dimintai izin, seperti yang bahkan dirasakan Isyboset, dalam kasus serupa (2Sam. 3:7). Adonia sendiri juga tidak berani langsung meminta kepada Salomo, karena tahu bahwa raja itu tidak berkenan kepadanya. Jadi, Adonia merangkul Batsyeba untuk berpihak kepadanya dalam perkara ini, sebab Batsyeba tentu akan menganggapnya sebagai perkara cinta, dan tidak cenderung mencurigainya sebagai perkara perebutan kekuasaan. Batsyeba terkejut melihat Adonia muncul di tempat tinggalnya, lalu bertanya apakah ia datang tanpa maksud berbuat jahat kepadanya, sebab Batsyeba telah ikut andil dalam menggagalkan upaya Adonia belum lama ini. “Tidak,” jawab Adonia, “Aku datang dengan damai (ay. 13), dan untuk mengajukan suatu permohonan” (ay. 14), yaitu supaya Batsyeba mau menggunakan pengaruh besarnya terhadap putranya untuk mengizinkan Adonia menikahi Abisag (ay. 16-17). Dan, jika bisa mendapatkan izin itu saja, Adonia akan menerimanya dengan penuh syukur,
- (1) Sebagai pengganti kehilangan hak atas kerajaan. Ia menyindir (ay. 15), “Engkau sendiri tahu bahwa akulah yang berhak atas kedudukan raja, sebagai anak tertua ayahku, yang masih hidup pada saat kematiannya, dan bahwa seluruh Israel mengharapkan, supaya aku menjadi raja.” Hal ini tidak benar. Hanya sedikit orang yang berpihak pada Adonia. Namun, demikianlah ia hendak menggambarkan dirinya sebagai orang yang harus dikasihani, yang telah dirampas mahkotanya, sehingga patut disenangkan dengan hadiah seorang istri. Jika ia tidak boleh mewarisi takhta ayahnya, setidak-tidaknya biarkan dia memiliki sesuatu yang berharga yang dulu dimiliki ayahnya, untuk dia pelihara demi ayahnya, dan biarlah itu adalah Abisag.
- (2) Sebagai upah atas kesediaannya menerima kehilangan itu. Dia mengakui hak Salomo untuk menjadi raja. “Dari TUHANlah ia mendapatkannya. Aku bertindak bodoh dengan berusaha menentangnya. Dan karena sekarang hak itu telah dikembalikan kepadanya, aku pun puas.” Demikianlah Adonia berpura-pura senang dengan kenaikan Salomo ke atas takhta, padahal ia sedang berusaha sedapat mungkin untuk mengusiknya. Mulutnya lebih licin dari mentega, tetapi ia berniat menyerang.
- 3. Batsyeba datang menghadap Salomo atas nama Adonia. Batsyeba telah berjanji untuk berbicara kepada raja bagi Adonia (ay. 18), dan ia menepati janjinya (ay. 19). Salomo menyambut Batsyeba dengan segala hormat yang selayaknya diberikan kepada seorang ibu, meskipun ia sendiri adalah raja. Bangkitlah raja mendapatkannya serta tunduk menyembah kepadanya, lalu ia membuat perempuan itu duduk di sebelah kanannya, sesuai dengan perintah Allah yang kelima. Anak-anak harus menghormati orangtua mereka, serta berbakti dan menjunjung tinggi orangtua mereka, bukan hanya ketika mereka sudah tumbuh dewasa, melainkan juga ketika mereka sudah menjadi orang besar. Janganlah menghina ibumu kalau ia sudah tua. Sebagai bentuk penghormatan lebih jauh yang diberikan Salomo kepada hikmat dan wewenang ibunya, ketika tahu bahwa ibunya mempunyai permintaan yang hendak diajukan, ia berjanji untuk tidak menolaknya, janji yang mereka berdua pahami memiliki batasan yang perlu ini, yaitu asalkan permintaan itu adil, masuk akal, dan patut dikabulkan. Akan tetapi, jika sebaliknya, maka ia pasti akan meyakinkan ibunya bahwa permintaan itu tidak baik, dan dengan begitu ibunya akan menarik kembali permintaan itu. Batsyeba pun pada akhirnya memberitahukan keperluannya kepada Salomo (ay. 21): Biarlah Abisag, gadis Sunem itu, diberikan kepada kakakmu Adonia menjadi isterinya. Sungguh aneh bahwa Batsyeba tidak mencurigai adanya pengkhianatan, tetapi lebih aneh lagi bahwa ia tidak membenci pernikahan dengan sesama anggota keluarga, yang terkandung dalam permintaan itu. Namun, entah Batsyeba tidak menganggap Abisag sebagai istri Daud, karena pernikahan mereka tidak disempurnakan dengan hubungan suami istri, atau ia berpikir hal itu bisa dikesampingkan untuk menyenangkan Adonia, dengan menimbang sikapnya yang mau tunduk kepada Salomo. Inilah kelemahan dan kebodohan Batsyeba. Untungnya ia tidak memegang jabatan sebagai wakil raja. Perhatikanlah, apabila orang bisa membuat raja dan pembesar mendengarkan perkataan mereka, maka berhikmatlah bagi mereka untuk tidak terlalu mendahulukan kepentingan mereka sendiri, dan wajiblah bagi mereka untuk tidak menggunakannya demi mendukung perbuatan dosa ataupun memajukan suatu rancangan jahat. Janganlah meminta kepada raja hal-hal yang tidak boleh dikabulkannya. Tidak sepatutnya orang baik mengabulkan permintaan yang buruk atau tampil membela perkara yang jahat.
- 4. Salomo menolak permintaan itu dengan adil dan bijaksana. Meskipun ibunya sendiri yang mengajukan permintaan itu, serta menyebutnya sebagai permintaan kecil, dan mungkin itu juga merupakan permintaan pertama yang dibebankan Batsyeba kepadanya sejak ia menjadi raja, namun Salomo menolaknya, tanpa melanggar janji umum yang telah dia ucapkan (ay. 20). Seandainya tidak pernah terlintas dalam benak Herodes untuk memenggal kepala Yohanes Pembaptis, maka ia tidak akan merasa harus melakukannya hanya karena sebuah janji yang bersifat umum, seperti janji ini, yang telah dibuatnya kepada Herodias. Sahabat terbaik yang kita miliki di dunia tidak boleh mempunyai pengaruh yang begitu besar terhadap diri kita, hingga dapat membuat kita melakukan hal yang keliru, baik itu yang bersifat tidak adil maupun tidak bijak.
- (1) Salomo meyakinkan ibunya bahwa permintaan itu tidak masuk akal, dan menunjukkan apa akibat dari permintaan itu, yang sebelumnya tidak disadari Batsyeba. Jawaban Salomo cukup ketus: “Minta jugalah untuknya kedudukan raja! (ay. 22). Meminta supaya Adonia menjadi pengganti raja di atas ranjangnya, pada dasarnya, sama saja dengan meminta supaya Adonia menggantikan raja di atas takhtanya. Sebab itulah tujuan Adonia.” Mungkin Salomo mendapat kabar, atau mempunyai alasan kuat untuk curiga, bahwa Adonia bersekongkol dengan Yoab dan Abyatar untuk mengusiknya, sehingga ia menangkap maksud ini di balik permintaan Adonia.
- (2) Salomo mengutuk Adonia dan menyatakan dia bersalah atas keinginannya itu, dan keduanya dilakukan Salomo dengan sumpah. Salomo menyatakan Adonia bersalah berdasarkan perkataan mulutnya sendiri (ay. 23). Ucapannya sendiri akan menimpa dia, dan orang tidak perlu ditimpa beban yang lebih berat daripada ucapannya sendiri. Batsyeba mungkin bisa diperdaya, tetapi Salomo tidak. Ia melihat dengan jelas tujuan Adonia, dan memutuskan, “Adonia harus membayarkan nyawanya dengan permintaan ini! Ia terjerat dalam ucapan bibirnya sendiri. Sekarang Adonia menunjukkan di mana ia sebenarnya ingin berada.” Salomo menjatuhkan hukuman mati kepada Adonia dengan segera: Pada hari ini juga Adonia harus dibunuh (ay. 24). Allah sendiri telah menyatakan dengan sumpah bahwa Ia akan menegakkan takhta Daud (Mzm. 89:36-37), dan karena itu Salomo mengikrarkan kepastian yang sama untuk menjamin tegaknya takhta itu, dengan memberantas musuh-musuhnya. “Demi Allah yang hidup, yang menegakkan pemerintahan ini, Adonia yang hendak menggoyahkannya harus mati.” Demikian pula kehancuran musuh-musuh kerajaan Kristus itu pasti sepasti tegaknya kerajaan-Nya, dan kedua hal tersebut pasti sepasti keberadaan dan hidup Allah, sang Pendirinya. Perintah untuk menghukum mati Adonia langsung disahkan, dan tidak kurang dari seorang Benaya bin Yoyada, sang panglima pasukan, diperintahkan untuk melaksanakan hukuman mati itu (ay. 25). Sungguh aneh bahwa Adonia tidak diberi kesempatan untuk membela diri. Namun, hikmat Salomo tidak memandang perlu untuk memeriksa perkara itu lebih lanjut. Sudah cukup jelas bahwa Adonia bermaksud merebut mahkota, dan Salomo tidak akan aman selama Adonia masih hidup. Jiwa yang resah dan penuh hasrat untuk berkuasa biasanya mempersiapkan alat kematian bagi dirinya sendiri. Banyak orang kehilangan kepalanya karena berusaha meraih mahkota.
SH: 1Raj 2:13-27 - Singkirkan perasaan, emosi, dan rasa sungkan (Kamis, 27 Januari 2000) Singkirkan perasaan, emosi, dan rasa sungkan
Keterlibatan orang yang kita kasihi atau orang yang pernah
berjasa dan mempunyai kedudukan penting ...
Singkirkan perasaan, emosi, dan rasa sungkan
Keterlibatan orang yang kita kasihi atau orang yang pernah berjasa dan mempunyai kedudukan penting di masyarakat, sering menghalangi kita untuk bersikap tegas menolak dan memberantas hal-hal yang tidak benar.
Dalam perikop ini Salomo hampir terjebak dalam situasi seperti
di atas ketika menghadapi Adonia dan Abyatar. Adonia memakai
segala cara dan akal untuk menduduki takhta Daud, walaupun ia
tahu bahwa Salomo menjadi raja karena kehendak Allah. Ia
mengetahui bahwa salah satu penyebab kegagalan manuvernya
adalah peran serta Batsyeba, istri yang paling dikasihi oleh
Daud. Karena itu ia berpikir tentunya Salomo merasa berhutang
budi kepada ibunya dan akan mengabulkan permintaannya seperti
yang dilakukan oleh Daud. Namun hasilnya adalah Salomo dengan
tegas menolak permintaan ibunya., karena ia tahu bahwa Adonia
ingin mendapatkan legitimasi/pengesahan untuk kedudukannya
dengan cara memperistri Abisag. Menurut tradisi zaman itu,
memperistri istri raja sama dengan menduduki takhta raja (
Demikian juga terhadap Abyatar, Salomo memecat dan mengusirnya, walaupun ia pernah berjasa terhadap Daud. Alasan Salomo adalah mencegah preseden/contoh yang buruk bagi kelanjutan perjalanan bangsa Israel. Sebagai seorang imam, pastilah ia mempunyai pengaruh yang besar bagi masyarakat. Siapa pun, jika menentang kehendak Allah dan membahayakan stabilitas masyarakat harus ditindak tegas. Salomo memberikan teladan yang indah. Ia bertindak tidak berdasarkan perasaan, emosi, atau rasa sungkan, karena ia mampu melihat dengan jelas dan obyektif setiap permasalahan dan menempatkannya pada proporsinya.
Renungkan: Dalam menghadapi situasi seperti Salomo, Kristen seringkali menjadi lemah, berkompromi., dan cenderung mengorbankan masyarakat luas daripada menindaktegas orang-orang tertentu yang jelas bersalah. Melihat segala sesuatu secara obyektif, meletakkan setiap permasalahan pada porsinya dan berani bertindak tegas adalah tiga hal utama yang perlu ditumbuhkembangkan dalam masyarakat kita.
SH: 1Raj 2:13-46 - Ancaman dari dalam (Senin, 26 Juli 2004) Ancaman dari dalam
Ancaman roboh bagi sebuah rumah tidak hanya dari faktor luar,
seperti bencana alam. Ancaman yang tidak kalah bahayanya adalah...
Ancaman dari dalam
Ancaman roboh bagi sebuah rumah tidak hanya dari faktor luar, seperti bencana alam. Ancaman yang tidak kalah bahayanya adalah ancaman dari dalam yang tidak disadari, misalnya rayap.
Adonia menghadap Batsyeba dan meminta agar Batsyeba memohonkan kepada Salomo agar Abisag diperbolehkan menjadi istrinya. Permintaan Adonia disampaikan oleh Batsyeba ke Salomo. Reaksi Salomo adalah menghukum Adonia dengan menyerahkannya kepada Benaya bin Yoyada agar Adonia di pancung hingga mati (ayat 22-25). Mengapa Salomo menghukum mati Adonia?
Permohonan Adonia agar Abisag menjadi istrinya sama saja mengklaim takhta kerajaan. Ini suatu ancaman yang sangat serius yang dapat menggoyahkan takhta Salomo. Berarti sudah dua kali Adonia berupaya mengkudeta raja. Tidak hanya itu, Salomo juga melihat ancaman yang datang dari musuh-musuh yang ingin menggoyahkan takhtanya. Sehingga ia menghukum mati Yoab yang memihak kepada Adonia (ayat 28-34), Simei yang melanggar perintahnya (ayat 46) serta mengangkat imam Zadok menggantikan imam Abyatar (ayat 35). Salomo menegakkan keadilan untuk mencapai kedamaian dengan menyelesaikan pemberontakan di dalam kerajaannya. Dengan bertindak demikian Salomo juga memperbaiki beberapa kegagalan Daud (lihat renungan kemarin).
Seperti halnya Salomo menghadapi ancaman dari dalam yang membahayakan kestabilan kerajaan Israel yang dipimpinnya, demikian juga ancaman yang ingin menghancurkan relasi kita dengan Tuhan tidak saja dari luar, tapi juga dari dalam diri kita sendiri. Misalnya, berbagai kelemahan pribadi, keinginan jahat dan perasaan negatif (iri hati, sombong, dengki) itu semua adalah ancaman dari dalam yang menghancurkan relasi kita dengan Tuhan.
Renungkan: Serangan iblis terhadap kita tidak selalu dari luar diri kita sendiri, tapi iblis dapat menggunakan hal yang hanya diketahui oleh Allah dan kita. Oleh karena itu waspadalah terhadap ancaman dari dalam diri kita.
SH: 1Raj 2:13-46 - Bertindak adil dan sesuai hukum (Kamis, 25 Juni 2015) Bertindak adil dan sesuai hukum
Ketika terjadi pergantian pemimpin di suatu institusi, pemimpin baru bisa saja melakukan pembersihan atas pejabat-pej...
Bertindak adil dan sesuai hukum
Ketika terjadi pergantian pemimpin di suatu institusi, pemimpin baru bisa saja melakukan pembersihan atas pejabat-pejabat yang dekat dengan pemimpin sebelumnya. Terlepas dari pro dan kontra atas tindakan itu, ada dua hal yang patut dicermati. Pertama, apakah pribadi yang ‘dibersihkan' memang bermasalah, dalam arti catatan kariernya tidak bersih. Kedua, apakah cara ‘pembersihan'nya itu tidak cacat hukum.
Tindakan Adonia meminta Abisag sebagai istrinya merupakan tindakan yang menjurus pada makar. Tersirat, Adonia masih mengklaim bahwa dirinyalah yang berhak atas takhta Daud (15). Terhadap tindakan makar itu, tidak kelirulah keputusan Salomo untuk menghukum mati Adonia sesuai dengan hukum yang berlaku saat itu. Begitu juga dengan tindakan melepaskan jabatan imam besar dari Abyatar serta menghukum mati Yoab. Dapat dipastikan, kedua orang ini bersekongkol mendukung Adonia (26-27, 28) untuk merebut kembali takhta yang menurut mereka milik junjungan mereka! Dengan demikian, tindakan Salomo tepat. Sungguh bahaya kalau orang-orang seperti itu dibiarkan bebas karena berpotensi merongrong keamanan dan kestabilan negara. Lagi pula Yoab memiliki catatan kriminal masa lalu, yang belum sempat diperkarakan oleh Daud karena satu dan lain hal. Kita juga dapat melihat bahwa tindakan Salomo terhadap Simei pun tepat. Simei yang merupakan keturunan jauh dari Saul, telah menunjukkan gelagat makar dari suku Benyamin yang dapat membahayakan keamanan bangsa. Tindakan Salomo dengan mengenakan tahanan kota terhadap Simei ternyata dilanggarnya. Sekali lagi, bisa saja orang menuduh Salomo membersihkan para musuhnya karena dendam pribadi (mereka adalah musuh-musuh ayahnya, Daud), atau demi keselamatan pribadi. Yang jelas, tindakannya berdasarkan hukum saat itu dan dalam rangka menegakkan keadilan.
Mari kita doakan para pemimpin kita agar bertindak bijaksana dan sesuai hukum terhadap lawan politik yang membahayakan bangsa dan negara.
SH: 1Raj 2:13-46 - Menjalankan Wasiat Orang Tua (Sabtu, 13 Februari 2021) Menjalankan Wasiat Orang Tua
Tentulah tak mudah bagi Salomo untuk menjalankan nasihat orang tuanya. Meski raja, dia tak begitu saja bisa membunuh Yoa...
Menjalankan Wasiat Orang Tua
Tentulah tak mudah bagi Salomo untuk menjalankan nasihat orang tuanya. Meski raja, dia tak begitu saja bisa membunuh Yoab dan Simei atas kesalahan mereka pada masa lalu--Yoab telah membunuh Abner tanpa alasan dan Simei telah mengutuki Daud. Menarik disimak, dalam perikop ini, Allah sendiri yang membuka jalan untuk semuanya itu.
Adonia memohon kepada raja melalui Batsyeba untuk menjadikan Abisag, gadis Sunem itu, sebagai istri. Abisag adalah salah seorang istri Raja Daud. Salomo melihat rencana itu sebagai usaha Adonia yang didukung Yoab untuk menjadi raja yang sah. Pada masa itu, siapa pun yang menikahi istri raja dianggap mewarisi takhtanya. Salomo yang peka akan muslihat itu langsung memerintahkan Benaya untuk membunuh Adonia.
Hukuman raja membuat Yoab kelimpungan. Yoab lari ke Kemah Tuhan dan memegang tanduk-tanduk mazbah. Karena seluruh mazbah kudus, orang yang memegang sudutnya saja dianggap terlindung dari pembunuhan. Namun demikian, Yoab melakukan blunder ketika menolak keluar dari kemah Tuhan sembari berkata, "Tidak, sebab di sinilah aku mau mati" (30). Perkataan itu malah menjadi alasan sah bagi Salomo untuk menuntaskan wasiat Daud.
Berkait wasiat orang tuanya tentang Simei, Salomo mendapat kesempatan ketika Simei melanggar janji yang diucapkannya sendiri di hadapan Salomo. Simei yang telah berjanji tidak akan keluar dari Yerusalem, ternyata meninggalkan Yerusalem untuk mengambil kembali dua orang hambanya yang melarikan diri. Bisa jadi Simei lupa akan janjinya atau dia merasa Salomo tak akan mempermasalahkannya. Melanggar janji kepada raja adalah kesalahan dan hukumannya adalah mati. Dengan terbunuhnya Simei, kutukan Simei terhadap Daud diakhiri.
Apa yang bisa kita pelajari dari perikop ini? Dalam beberapa kasus, agaknya kita tak perlu berencana macam-macam. Jika memang itu kehendak Allah, Dia akan menyediakan jalan untuk kita lalui. Percayalah! [YMI]
Baca Gali Alkitab 7
Menjelang kematiannya, Raja Daud berpesan kepada Salomo. Ada empat poin utama yang menjadi pesan Raja Daud kepada Salomo. Pertama, pesan Raja Daud tersebut sama seperti firman Allah kepada Yosua ketika hendak memimpin bangsa Israel memasuki Tanah Perjanjian (lih. Yos. 1:5-7). Kedua, Salomo harus menunjukkan kewibawaannya sebagai laki-laki, yaitu mencerminkan citra Allah. Ketiga, Salomo harus menaati firman Allah yang tertulis di dalam hukum-hukum Musa (lih. Yos. 1:7-8). Keempat, Salomo harus hidup menurut jalan yang ditunjukkan Allah supaya keturunannya tidak terputus dari takhta Israel, sesuai janji Tuhan kepada Raja Daud (lih. 2Sam. 7:12-14).
Ada juga pesan Daud yang bersifat politik, yaitu terkait dengan: 1) Yoab yang membunuh kedua panglima Israel di masa damai; 2) anak-anak Barzilai yang menyambut Raja Daud ketika melarikan diri dari Absalom; 3) Simei yang mengutuki Raja Daud ketika pergi ke Mahanaim. Raja Daud memerintah Israel selama 40 tahun.
Apa saja yang Anda baca?
1. Kepada siapa Raja Daud berpesan sebelum ia meninggal dunia? (1)
2. Apa isi pesan terakhir Raja Daud tentang cara hidup yang harus dijalani oleh Salomo? (2-4)
3. Apa isi pesan terakhir Raja Daud kepada Salomo terkait dengan musuh-musuh politiknya? (5-9)
4. Di mana Raja Daud dikuburkan, berapa lama dia memerintah Kerajaan Israel, dan siapa penggantinya? (10-12)
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Apakah Anda mengingat dan melakukan pesan orang tua yang menyuruh Anda untuk menghayati firman Allah? Jelaskanlah!
Apa respons Anda?
1. Bagaimanakah seharusnya Anda bersikap terhadap firman Allah yang telah Anda terima melalui orang tua Anda?
Pokok Doa:
Permohonan untuk diberi hikmat dan kesabaran menerima pesan firman Allah yang diberikan melalui orang tua kita.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 1 Raja-raja (Pendahuluan Kitab) Penulis : Tidak dikenal
Tema : Raja-raja Israel dan Yehuda
Tanggal Penulisan: Sekitar 560-550 SM
Latar Belakang
1 dan 2 Raja-R...
Penulis : Tidak dikenal
Tema : Raja-raja Israel dan Yehuda
Tanggal Penulisan: Sekitar 560-550 SM
Latar Belakang
1 dan 2 Raja-Raja langsung melanjutkan sejarah yang tercatat dalam 1 dan 2 Samuel. Keempat kitab ini secara selektif meliput seluruh sejarah para raja Israel dan Yehuda (sekitar tahun 1050-586 SM). 1 dan 2 Raja-Raja secara kronologis meliput empat abad sejarah tersebut -- sejak masa Raja Salomo (970 SM) hingga masa pembuangan di Babel (586 SM); 1 Raja-Raja sendiri meliput sekitar 120 tahun -- masa pemerintahan Salomo selama 40 tahun (970-930 SM), dan sekitar 80 tahun sejarah kerajaan yang terpecah (sekitar 930-852 SM).
1 dan 2 Raja-Raja bermula menjadi satu kitab dalam PL Ibrani; oleh karena itu masalah kepenulisan berkaitan dengan keduanya sebagai satu kitab. Peristiwa terakhir yang tercatat (2Raj 25:27) ialah pembebasan Raja Yoyakhin dari penjara Babel (sekitar 560 SM). Oleh karena itu 1 dan 2 Raja-Raja secara lengkap mungkin tertulis dalam dasawarsa 560-550 SM. Sekalipun penulisnya tidak disebutkan, jelaslah dia seorang nabi merangkap sejarawan yang terilhamkan untuk menafsirkan pemerintahan semua raja Israel dan Yehuda dipandang dari sudut perjanjian Allah dengan bangsa Ibrani. Jelas pula bahwa penulis mempergunakan beberapa sumber masukan:
- (1) "kitab riwayat Salomo" (1Raj 11:41),
- (2) "kitab sejarah raja-raja Israel" (mis. 1Raj 14:19),
- (3) "kitab sejarah raja-raja Yehuda" (mis. 1Raj 14:29).
Sumber-sumber tertulis ini mungkin adalah catatan-catatan yang dibuat oleh para nabi dan bukan dokumen negara yang resmi; mungkin juga penulis memeriksa tulisan nabi-nabi lain seperti yang tercantum dalam 1Taw 29:29. Untuk mendapat gambaran ikhtisar tentang raja-raja Israel dan Yehuda lih. tabel RAJA-RAJA ISRAEL DAN YEHUDA, 08957.
Tujuan
1 dan 2 Raja-Raja ditulis untuk memberikan kepada orang Ibrani dalam pembuangan di Babel suatu penafsiran yang bersifat nubuat tentang sejarah mereka supaya dapat memahami mengapa bangsa itu terpecah pada tahun 930 SM, mengapa kerajaan Israel di utara jatuh pada tahun 722 SM, dan mengapa kerajaan Daud dan Yerusalem jatuh pada tahun 586 SM. Penulis menekankan bahwa perpecahan kerajaan serta keruntuhan Israel dan Yehuda adalah akibat langsung yang tidak dapat dielakkan dari penyembahan berhala dan ketidakbenaran para raja dan bangsa itu secara keseluruhan; mengingat itu penulis mengevaluasi keberhasilan atau kegagalan setiap raja sesuai dengan kesetiaan atau ketidaksetiaannya terhadap Allah dan perjanjian. Apa pun juga keberhasilan politik atau ekonomi yang telah dicapai seorang raja, ia dinyatakan gagal apabila ia tidak mendukung perjanjian itu. Pemahaman yang bersifat nubuat ini disajikan agar semua orang buangan untuk selamanya akan meninggalkan penyembahan berhala, berbalik kepada Allah, dan menaati perintah-perintah-Nya hingga angkatan-angkatan selanjutnya.
Survai
1 Raja-Raja terbagi atas dua bagian utama.
- (1) Bagian Pertama menguraikan masa pemerintahan Raja Salomo (pasal 1-11; 1Raj 1:1--11:43). Pasal-pasal yang pertama menerangkan situasi ketika Salomo dinobatkan menjadi raja (pasal 1-2; 1Raj 1:1--2:46) dan permohonannya akan hikmat yang dengannya ia dapat memerintah bangsa itu (pasal 3; 1Raj 3:1-28). Tujuh pasal selanjutnya menguraikan perkembangan Salomo sampai menjadi tokoh dunia dan puncak kemakmuran, kedamaian, kekuasaan, dan kemuliaan Israel -- semuanya selama 20 tahun pertama dari masa pemerintahan Salomo. Dalam kurun waktu ini Salomo mendirikan dan menahbiskan Bait Suci di Yerusalem (pasal 6,8; 1Raj 6:1-38; 1Raj 8:1-66). Pasal 11 (1Raj 11:1-43) menguraikan 20 tahun kedua pemerintahan Salomo -- tahun-tahun pemuasan menurut suka hatinya, poligami yang menyolok, penyembahan berhala, dan pengikisan dasar-dasar bangsa tersebut. Pada saat kematiannya, bibit-bibit perpecahan dan kemerosotan kerajaan itu telah ditaburkan.
- (2) Bagian Kedua menguraikan perpecahan kerajaan di bawah pemerintahan putra Salomo, Rehabeam, dan masa 80 tahun berikutnya dengan kemunduran rohani dan politik kedua kerajaan di bawah pemerintahan dinasti rajanya sendiri-sendiri (pasal 12-22; 1Raj 12:1--22:54). Tokoh-tokoh utama di bagian kedua ini ialah Raja Rehabeam dari selatan dan Yerobeam dari kerajaan utara, Raja Ahab dan istrinya yang jahat Izebel (utara), dan nabi Elia (utara).
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai kitab ini.
- (1) Kitab ini memperkenalkan para nabi sebagai wakil dan juru bicara Allah kepada raja-raja Israel dan Yehuda -- misalnya, Ahia (1Raj 11:29-40; 1Raj 4:5-18), Semaya (1Raj 12:22-24), Mikha (1Raj 22:8-28), dan khususnya Elia (pasal 17-19; 1Raj 17:1--19:21).
- (2) Kitab ini menekankan nubuat dan penggenapannya di dalam sejarah para raja. Berkali-kali nubuat tertentu yang tertulis dinyatakan sebagai sudah tergenapi (mis. 2Sam 7:13 dengan 1Raj 8:20; 1Raj 11:29-39 dan 1Raj 12:15; 1Raj 13:1-34 dengan 2Raj 23:16-18).
- (3) Kitab ini berisi banyak kisah Alkitab yang terkenal -- mis. hikmat Salomo (pasal 3-4; 1Raj 3:1--4:34), penahbisan Bait Suci (pasal 8; 1Raj 8:1-66), kunjungan ratu Syeba ke Yerusalem (pasal 10; 1Raj 10:1-13), pelayanan Elia, khususnya bentrokannya dengan Baalisme di Gunung Karmel (pasal 18; 1Raj 18:1-46).
- (4) Kitab ini mencakup data kronologis yang banyak mengenai raja-raja Israel dan Yehuda yang sering kali sulit diserentakkan. Akan tetapi, sebagian besar persoalan dipecahkan dengan memuaskan bila mengerti ada kemungkinan terjadinya tumpang tindih masa pemerintahan, masa pemerintahan bersama seorang putra dengan ayahnya, dan cara yang berbeda untuk menentukan awal pemerintahan seorang raja.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
PB mencatat bahwa Yesus menyatakan kepada angkatan-Nya bahwa pentingnya hidup dan kerajaan-Nya jauh melampaui hikmat, kekuasaan, kemuliaan, dan kemegahan Salomo dan masa pemerintahannya; "sesungguhnya yang ada di sini lebih daripada Salomo" (Mat 12:42). Apalagi, kemuliaan Allah yang memenuhi bait Salomo ketika ditahbiskan kini tinggal di antara umat manusia di dalam diri Yesus, Anak Tunggal Bapa (Yoh 1:14).
Full Life: 1 Raja-raja (Garis Besar) Garis Besar
I. Masa Pemerintahan Salomo
(1Raj 1:1-11:43)
A. Salomo Menggantikan Daud Sebagai Raja
(1...
Garis Besar
- I. Masa Pemerintahan Salomo
(1Raj 1:1-11:43) - A. Salomo Menggantikan Daud Sebagai Raja
(1Raj 1:1-2:11) - B. Salomo Memperkuat Kedudukannya Sebagai Raja
(1Raj 2:12-46) - C. Hikmat dan Pemerintahan Salomo
(1Raj 3:1-4:34) - D. Keberhasilan dan Ketenaran Salomo
(1Raj 5:1-10:29) - 1. Persiapan Pembangunan Bait Suci
(1Raj 5:1-18) - 2. Pembangunan Bait Suci
(1Raj 6:1-38) - 3. Pembangunan Istana Salomo
(1Raj 7:1-12) - 4. Perabotan Bait Suci
(1Raj 7:13-51) - 5. Penahbisan Bait Suci
(1Raj 8:1-66) - 6. Pengesahan Perjanjian Daud
(1Raj 9:1-9) - 7. Berbagai Kegiatan Salomo dan Ketenarannya
(1Raj 9:10-10:29) - E. Kejatuhan dan Kematian Salomo
(1Raj 11:1-43) - 1. Poligami dan Penyembahan Berhala Menyolok yang Dilakukan Salomo
(1Raj 11:1-8) - 2. Hukuman Perpecahan Kerajaan Dinubuatkan Allah
(1Raj 11:9-13) - 3. Allah Membangkitkan Musuh-Musuh Melawan Salomo
(1Raj 11:14-28) - 4. Nubuat Ahia
(1Raj 11:29-40) - 5. Kematian Salomo
(1Raj 11:41-43) - II. Perpecahan Kerajaan: Israel dan Yehuda
(1Raj 12:1-22:53) - A. Hukuman Perpecahan Kerajaan Terjadi
(1Raj 12:1-24) - B. Pemerintahan Yerobeam (Israel)
(1Raj 12:25-14:20) - C. Pemerintahan Rehabeam (Yehuda)
(1Raj 14:21-31) - D. Pemerintahan Abiam (Yehuda)
(1Raj 15:1-8) - E. Pemerintahan Asa (Yehuda)
(1Raj 15:9-24) - F. Pemerintahan Nadab (Israel)
(1Raj 15:25-31) - G. Pemerintahan Baesa (Israel)
(1Raj 15:32-16:7) - H. Pemerintahan Ela (Israel)
(1Raj 16:8-14) - I. Pemerintahan Zimri (Israel)
(1Raj 16:15-20) - J. Pemerintahan Omri (Israel)
(1Raj 16:21-28) - K. Pemerintahan Ahab (Israel)
(1Raj 16:29-22:40) - 1. Permulaan Pemerintahan Ahab
(1Raj 16:29-34) - 2. Ahab dan Nabi Elia
(1Raj 17:1-19:21) - 3. Ahab Berperang dengan Aram
(1Raj 20:1-43) - 4. Ahab dan Kebun Anggur Nabot
(1Raj 21:1-29) - 5. Peperangan Fatal Ahab dengan Aram
(1Raj 22:1-40) - L. Pemerintahan Yosafat (Yehuda)
(1Raj 22:41-51) - M. Pemerintahan Ahazia (Israel)
(1Raj 22:52-53)
Matthew Henry: 1 Raja-raja (Pendahuluan Kitab)
Begitu banyak sejarah terkandung di dalam Kitab Raja-raja dan pemerintahan mereka, yang mengisahkan secara singkat segenap perkara yang terjadi di ...
- Begitu banyak sejarah terkandung di dalam Kitab Raja-raja dan pemerintahan mereka, yang mengisahkan secara singkat segenap perkara yang terjadi di dalam kerajaan mereka. Ini merupakan sebuah bentuk penghormatan yang pada umumnya diberikan kepada kepala-kepala yang bermahkota. Kitab Suci merupakan sejarah kerajaan Allah di antara manusia, dalam sejumlah cara penyelenggaraannya. Akan tetapi, di dalam kerajaan ini hanya ada satu Raja, dan nama-Nya hanya satu. Sejarah khusus yang kini terhampar di hadapan kita mengisahkan segala perkara di dalam kerajaan Yehuda dan Israel, tetapi dengan perhatian khusus terhadap kerajaan Allah di tengah-tengahnya. Sebab sejarah kerajaan Yehuda dan Israel tetaplah sebuah sejarah yang kudus, yang jauh lebih memberikan pengajaran dan tidak kurang menarik daripada sejarah raja-raja lain di bumi. Apalagi sejarah kerajaan Yehuda dan Israel itu mendahului sejarah raja-raja lain yang sudah terbukti dengan pasti keberadaannya. Sebab meskipun sudah ada raja-raja di Edom sebelum ada seorang raja di Israel (Kej. 36:31), karena bangsa-bangsa asing lebih dahulu menciptakan kerajaan, namun riwayat raja-raja Israel tetap hidup, dan akan terus hidup, di dalam Kitab Suci, hingga akhir dunia, sementara riwayat raja-raja Edom sudah sejak lama terkubur dan terlupakan. Sebab kehormatan yang berasal dari Allah akan bertahan lama, sementara kehormatan yang datangnya dari dunia menyerupai jamur, yang tumbuh dalam semalam dan binasa dalam semalam. Alkitab dimulai dengan kisah bapa-bapa leluhur, lalu nabi-nabi, kemudian hakim-hakim, orang-orang yang dapat dengan lebih langsung bercakap-cakap dengan sorga. Catatan mengenai kisah ini menguatkan iman kita, tetapi tidak begitu mudah diterapkan pada keadaan kita, sebab kini kita tidak lagi mengharapkan penglihatan-penglihatan, karena sejarah tentang perkara-perkara yang terjadi kemudian, seperti yang terjadi pada kita sekarang ini, berada di bawah pimpinan penyelenggaraan Allah yang sifatnya biasa. Dan di dalam kitab ini, meskipun tidak ada banyak perlambang dan bayangan akan Mesias, kita menjumpai adanya harapan-harapan besar akan diri-Nya, karena bukan hanya para nabi, melainkan juga para raja, berkeinginan untuk melihat rahasia-rahasia Injil yang agung (Luk. 10:24). Kedua Kitab Samuel merupakan pendahuluan bagi kedua Kitab Raja-raja, karena kedua Kitab Samuel itu menceritakan asal mula pemerintahan kerajaan dalam diri Saul dan asal mula keluarga kerajaan dalam diri Daud. Kedua Kitab Raja-raja ini mengisahkan kepada kita penerus takhta Daud, yakni Salomo, terbaginya kerajaannya, dan pergantian sejumlah raja Yehuda dan Israel, beserta garis besar sejarah mereka hingga masa penawanan. Dan sama seperti dari Kitab Kejadian kita dapat menarik sejumlah peraturan ekonomi yang sungguh baik, untuk mengatur urusan rumah tangga, demikian pula dari Kitab Raja-raja ini kita dapat menarik sejumlah peraturan politik, untuk menangani urusan-urusan masyarakat. Di dalam kitab ini, ada perhatian khusus yang diberikan terhadap kaum keluarga dan garis keturunan Daud, yang darinya Kristus berasal. Sebagian dari anak-anak Daud berjalan mengikuti jejaknya, sementara sebagian yang lain tidak. Watak raja-raja Yehuda dengan demikian dapat digambarkan secara singkat sebagai berikut: Daud yang taat beribadah, Salomo yang bijaksana, Rehabeam yang belum berpengalaman, Abia yang pemberani, Asa yang lurus hati, Yosafat yang saleh, Yoram yang biadab, Ahazia yang berlaku fasik, Yoas yang murtad, Amazia yang gegabah, Uzia yang perkasa, Yotam yang penuh damai, Ahas sang penyembah berhala, Hizkia sang pembaharu, Manasye sang petobat, Amon yang tidak termasyhur, Yosia yang berhati lembut, Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin, Zedekia, semuanya berlaku jahat dan dengan cepat membawa kehancuran bagi diri mereka sendiri serta kerajaan mereka. Jumlah raja-raja yang baik dan yang jahat hampir sebanding, tetapi pemerintahan raja-raja yang baik pada umumnya berlangsung lama, sementara yang jahat berlangsung singkat. Dengan mempertimbangkan hal ini, keadaan Israel tidaklah begitu buruk pada rentang waktu ini, seperti yang terkesan pada awalnya. Di dalam kitab pertama ini kita mendapati,
- I. Kematian Daud (ps. 1-2).
- II. Pemerintahan Salomo yang mulia, dan pembangunan Bait Allah olehnya (ps. 3-10), namun juga awan gelap yang menenggelamkan suryanya (ps. 11).
- III. Terbaginya kerajaan pada masa Rehabeam, dan juga pemerintahannya serta pemerintahan Yerobeam (ps. 12-14).
- IV. Pemerintahan Abia dan Asa atas Yehuda, serta Baesa dan Omri atas Israel (ps. 15-16).
- V. Mujizat-mujizat Elia (ps. 17-19).
- VI. Keberhasilan Ahab melawan Benhadad, serta kejahatan dan kejatuhan Ahab (ps. 20-22). Dan di dalam segenap sejarah ini, tampak bahwa raja-raja, meskipun layaknya dewa-dewa bagi kita, tetaplah manusia di hadapan Allah, yang fana dan harus mempertanggungjawabkan perbuatan mereka.
Ende: 1 Raja-raja (Pendahuluan Kitab) KITAB RADJA2
PENDAHULUAN
Kedua Kitab Radja2 (dalam terdjemahan Junani: III dan IV Keradjaan2; dalam
terdjemahan Latin III dan IV Radja2) sesungguhnja ...
KITAB RADJA2
PENDAHULUAN
Kedua Kitab Radja2 (dalam terdjemahan Junani: III dan IV Keradjaan2; dalam terdjemahan Latin III dan IV Radja2) sesungguhnja menurut bentuk serta isinja hanja merupakan satu karja besar. Tjorak buat2an dari pembagian itu tampak dari kenjataaan, bahwasanja pembagian itu djatuh di-tengah2 pemerintahan radja Ahazjahu. Hanja dua pasal permulaan sadjalah jang dipandang dari sudut kesusasteraan serta sedjarah termasuk dalam kisah pandjang-lebar wangsa Dawud, seperti jang terdapat dalam II Sjemuel 9-20, jang dilandjutkan dalam pasal2 ini sebagai pengantar bagi pemerintahan Sualaiman.
Kisah Kitab Radja2, jang melandjutkan kisah I dan II Sjemuel, melingkupi djaman sedjarah Israil, mulai dari penobatan Sulaiman (l.k 970) sampai dengan hantjurnja kota Jerusalem dalam tahun 587. Dipandang dari segi politik djaman ini merupakan sedjarah jang bergolak; dan meskipun kitab Radja2 tidak bermaksud memberikan sedjarah politik se-mata2, namun bagi pengertian jang tepat diperlukan pengetahuan ringkas tentang latar belakang politiknja.
Berkat situasi politik jang menguntungkan, maka Dawud berhasil mendirikan keradjaan jang tjukup kuat, dengan serangkaian negeri2 taklukan dikelilingnja. Karena terus lemahnja keradjaan2 Asyria-Babel dan Mesir, maka Sulaiman mendapat kesmepatan jang leluasa untuk mengkonsolidir warisan dari ajahnja. Setelah naik tachta dikala Dawud masih hidup, maka tindakan per-tama2 jang diambilnja sebagai penguasa penuh sesuai dengan kebiasaan masa itu, ialah menumpas segala orang, jang mendjadi lawan atau jang mungkin akan mendjadi lawannja, dan segala saingan bagi tachtanja. Kemudian dibentuknja angkatan perang jang diperlengkapi dengan sendjata2 jang modern diwaktu itu; dan untuk mengembangkan kemuliaan serta kedjajaan keradjaannja diadakannja pembangunan setjara besar2an, dengan baitullah Jerusjalem sebagai puntjak kemuliaannja. Mengingat pekerdjaan tadi tidak mungkin tanpa bantuan luarnegeri dalam bentuk bahan2 dan ahli2 tehnik, maka rentjana besar itu mengharuskan dia untuk mengadakan hubungan persahabatan dengan Tyrus, kota berdaulat jang djuga mendjadi pusat perdagangan. Untuk menutup beaja segala kebesaran itu, maka selain menggunakan daja-upaja klasik, jaitu padjak tinggi dan rodi, Sulaiman djuga menggali sumber penghasilan, jang sama sekali baru bagi Israil, jaitu perdagangan transito jang giat. Untuk maksud itu Sulaiman mengadakan armada niaga di Laut Merah, djuga dengan bantuan Tyrus. Dengan mengadakan perkawinan politik dengan puteri radja Mesir, ditjapainja hubungan persahabatan dengan keradjaan besar itu. Memang, pemerintahan Sulaiman adalah sungguh masa djaja; dan kebidjaksanaan serta kekajaannja lekas termasjhur. Tetapi sebaliknja tampak djuga segi buruknja, jang mengandung benih keruntuhan. Rodi jang menekan dan padjak jang berat mendjengkelkan rakjat jang meng-hidup2kan lagi persaingan lama antara Juda dan kesepuluh suku lainnja diutara. Tambahan pila diutara muntjul suatu keradjaan jang kemudian menjebabkan banjak kesulitan. Negara Aram Damsjik jang ditaklukkan Dawud berhasil memerdekakan dirinja dan mentjaplok negeri2 ketjil sekitarnja. Negeri taklukkan lain, jakni Edom, djuga memberontak dan berhasil memperoleh kebebasan jang tjukup besar, sehinggga sangat merugikan perdagangan. Achirnja Mesir muntjul wangsa baru jang menentang wangsa jang dahulu dan oleh karenanja memutuskan hubungan persahabatan dengan Israil dan memberikan suaka kepada para pemberontak.
Ketika Sulaiman mangkat, keadaan agak genting dan karena tindakan serampangan dari penggantinja, jaitu Reha'beam (931-913), keradjaan petjah mendjadi dua negeri jang berdaulat. Kesepuluh suku diutara mempermaklumkan Jerobe'am (931- 910) djadi radja, sedangkan Rehabe'am hanja diakui hak2nja oleh Juda dan leh sebagian suku Benjamin. Keradjaan Israil diutara lebih kaja dan lebih besar, tetapi tidak merupakan kesatuan jang kokoh kedalam. Juda diselatan adalah keradjaan jang kerdil dan miskin, tetapi karena stabilnja wangsa Dawud tidak begitu diganggu oleh kekatjauan2 dalam negeri. Semendjak itu kedua keradjaan mempunjai sedjarahnja tersendiri, tetapi dengan banjak titik persamaan jang kuat. Mula2 sangat bermusuhan, kemudian hubungan mereka bertambah baik dan bersahabat, tetapi achirnja bermusuhan lagi.
Pengganti Jerobe'am I di Israil ialah Nadab (910-109), orang jang tiada artinja samasekali. Ketika peperangan berketjamuk lawan orang2 Felesjet, ia disingkirkan oleh suatu permufakatan dan digantikan oleh pemimpin komplotan itu jaitu Ba'sja (909-886). Ba'sja melandjutkan permusuhan dengan Juda, tetapi dipaksa menghentikan operasi militernja oleh Ben-Hadad II dari Damsjik, jang disuapi radja Juda. Putera Ba'sja dibunuh Zimri, ketika pasukan sedang bertempur. Tetapi Zimri tidak diakui sebagai radja, dan rakjat mempermaklumkan panglimanja, jakni 'Omri djadi radja Israil (885-874). Mula2 timbul kesulitan dengan saingan2 lainnja mengenai tachta keradjaan, tetapi kemudian pemerintahan radja ini merupakan masa djaja jang mulia, sehingga luar negeri, lama setelah wangsa keempat ini lenjap, masih berbitjara tentang wangsa 'Omri', kalau maksudnja Israil. 'Omri berhasil meluaskan wilajahnja, dengan menaklukkan Moab lagi; sementara itu ia djuga berhasil memperoleh bantuan Tyrus, dengan mengawinkan Ahab, puteranja, dengan Izebel, puteri radja Tyrus. Keradjaannja jang makmur itu diberinja ibukota jang lajak, dengan mendirikan Sjomron, jang indah lagi megah, ditempat jang sungguh amat strategis. Mungkin untuk dapat bertahan terhadap Aram dari Damsjik, maka diperbaikinja hubungan dengan saudara-saudaranja diselatan, jakni Juda. Pemerintahan Ahab puteranja (874-853) pada umumnja djuga lantjar. Hubungan2 jang baik dengan Juda mendjadi persahabatan jang baik berkat perkawinan 'Ataljahu, puteri Ahab, dengan Joram, pangeran Juda. Tetapi Damsjik tetap mendatangkan kesulitan2. Bahkan Ben-Hadad II mengepung Sjomron. Ia dipukul mundur, tetapi dalam tahun berikutnja ia datang dengan pasukan jang lebih besar. Ia dikalahkan malahan ditangkap. Ahab memperlakukan dia sangat baik, bukan tanpa alasan. Diufuk utara mulai tampak bajang2 Asyria, jang hidup kembali dan merupakan antjaman. Nah Damsjik dapat dipakai sebagai negeri perisai, asal sadja tidak mendjadi terlalu lemah.
Sjalmaneser III, radja Asjur, merebut dalam tahun 875 Karkemisj di Syria utara dengan maksud terang2an untuk meluaskan wilajahnja. negeri2 Aram, termasuk djuga Israil dan Damsjik, merupakan persekutuan terhadap bahaja itu. Dalam tahun 953 terdjadilah pertempuran hebat di Karkar, jang berachir tanpa hasil jang definitif; tetapi bagi ahab sangat djelaslah bahaja itu. Ketika tekanan dari Asyrian berkurang sedjenak, timbulah kembali permusuhan lama antara Aram dan israil. Bersama2 dengan Josjafat, radja Juda, Ahab mengadakan peperangan jang berachir dengan kekalahan dan gugurnja Ahab. Dibawah pemerintahan Ahazjahu, penggantinja jang berpenjakitan (853-852) Moab memberontak, tetapi ditindas oleh Joram, putera lain dari Ahab (853-841), dengan bantuan Juda. Terdesak oleh Damsjik, Joram menggunakan revolusi istana, jang menempatkan Hazael diatas tachta Aram, untuk merebut kembali daerah2 jang lepas dari genggamannja. Dalam pada itu ia mendapat bantuan lagi dari Ahazjahu, radja Juda. Tetapi waktu mengepung Ramot di Gi'lead, Joram terluka dan tak lama kemudian dibunuh oelh Jehu panglimanja, di Jizre'el. Sementara itu Asyrian mendesak madju dan mengantjam lagi. Dalam tahun 841 Sjalmaneser III memasuki wilajah Hazael, tanpa merebut Damsjik. Hanja beberapa negeri tetangga sadja jang ditaklukannja.
Jehu (841-814), pendiri wangsa kelima di Israil, berubah politik dan mentjari persahabatan dengan Asyria lawan Aram. Persahabatan itu sebenarnja berarti tergantung, sehingga Jehu, jang dalam soal2 dalam negeri bertindak dengan kekedjaman ala Asyria, toh dengan setia membajar upeti kepada tuannja di Ninive. Politik itu memantjing balas dendam dari pihak Damsjik atas Jehu. Maka Aram merebut sebahagian dari Israil. Jehu tidak dapat mengharapkan bantuan dari Juda. Sebab didalam pemberontakannja Jehu tidak hanja menumpas wangsa Ahab, jang ada hubungan kekeluargaan dengan Juda, tetapi djuga membunuh radja Juda serta sebagain dari keluarganja. Joahaz (814-798), pengganti Jehu, ditekan Damsjik begitu rupa, sehingga Israil selama beberapa waktu kehilangan hampir seluruh kedaulatannja. Didalam pemerintahan Joasj (798-783), puteranja serta penggantinja, Israil bangun kembali, sehingga radja itu mengadakan peperangan dengan Ben-Hadad III dan merebut kembali daerah2 jang hilang. Didalam peperangan, jang dipantjing oleh Amasja, radja Juda, berhasillah Joasj menawan Amasja dan merebut kota Jerusalem. Dibawah pemerintahan Jerobe'am II (783-743) Israil mentjapai masa djajanja jang kedua dan terachir. Ini dimungkinkan pula oleh keadaan Asyiria, jang mengalami masa kemumduran dan terlalu sibuk ditimur, sehingga tidak dapat memikirkan Palestina. Dibawah pemerintahan Jerobe'am II itu Juda hampir seluruhnja bergantung daripada Israil, dan djaman Sulaiman se-akan2 kembali lagi.
Sesudah Jerobe'am mangkat, kemunduran datang dengan tjepatnja. Tenaga di- habis2kan dengan perebutan tachta, sampai dalam tempo satu tahun ada tiga radja jang naik tachta, jakni Zekarja, Sjalum dan Menahem. Menahem (743-738) dapat bertahan, dengan menggunakan kekedjaman jang tak kenal ampun terhadap lawan2nja didalam negeri, tetapi ia terpaksa mengakui kembali kekuasaan Asyria dalam diri Tiglat-peleser III (Pul) dan membajar upeti jang berat. Sesudah Menahem mangkat, timbul lagi kekatjauan, sehingga pemerintahan Pekahnja, putera Menahem (738-737) beralih ketangan Pekah (737-732). Sebagai anggota serikat negara2 anti-Asyiria dibawah pimpinan Damsjik ia memberontak lawan tuannja. Bersama dengan Rason dari Damsjik ia mengadakan peperangan dengan Juda, untuk mamaksa Juda masuk dalam koalisi itu. Ahaz, radja Juda, minta bantuan Asyiria, jang segera datang, sehingga pengepungan kota Jerusjalem diputuskan. Dalam tahun 732 Damsjik direbut oleh Tiglet-Pelezer III. Rason sendiri tewas. Penduduknja diangkut, dan Aram mendjadi propinsi Asyria. Israilpun kalah dan didjadikan keradjaan kerdil dengan kedaulatan jang hanja semu sadja. Pekah dibunuh dan digantikan oleh pembunuhnja, jakni Hosjea' (732-724) dibawah lindungan Asyria. Tetapi golongan anti-Asyria, jang mengandalkan bantuan Mesir, berhasil menjeret radja itu kedalam pemberontakan jang tiada harapannja sama sekali. Hosjea' ditawan Sjalmaneser V dan turun dari tachtanja. Namun demikian, peperangan dilandjutkan djuga di Sjomron, jang baru direbut oleh Sargon II sesudah dikepung tiga tahun lamanja (724-721). Menurut tjara jang lazim di Asyria, maka sebagian besar dari penduduk diangkut dan lambat-laun diganti dengan bangsa2 lain jang djuga dedeportir. Dengan itu berachirlah setjara definitif sedjarah keradjaan diutara.
Sedjadjar dengan sedjarah Israil pula djalannja sedjarah Juda, jang tak dapat tidak menudju kekeruntuhan. Radja jang pertama, jakni Rehabe'am (931-913) gagal dalam usahanja, untuk memulihkan hak2nja di Israil dan segera harus menghadapi serbuan Mesir. Hanja dengan upeti jang sangat besar sekali ia dapat menjelamatkan ibukotanja dari penghantjuran. Abia penggantinja (913-911) mengadakan pertjobaan lagi dengan bantuan Aram, untuk merebut israil, tetapi kendati kemenangan jang diperolehnja, pertjobaan itu toh tidak berhasil. Pemerintahan Asa jang berlangsung lama (911-870) melandjutkan peperangan dengan bantuan Aram lawan Israil. Ia berhasil menangkis serangan baru dari Mesir, dengan mendatangkan rugi besar kepada pihak musuh, sehingga aman tenteramlah diselatan selama waktu jang pandjang. Pada achir pemerintahan hubungan dengan Israil bertambah baik dan mendjadi persahabatan dengan ketaklukan dibawah pengganti Asa, jakni Josjafat (870-848). Josjafat ikut serta dalam peperangan Israil lawan Aram dan Moab. Atas usahanja sendiri iapun melakukan peperangan lawan suku2 Arab dan orang2 Felesjet. usahanja untuk melantjarkan kembali perdagangan didjaman Sulaiman, dengan membangun armada di Laut Merah menemui kegagalan, a.l. djuga karena kurangnja tenaga2 ahli. Joram (848-841), puteranja jang dilahirkan dari 'Ataljahu, puteri Izebel, melandjutkan persekutuan dengan Israil dan menjokong gabungan Aram lawan antjaman2 serangan Sjalmaneser III (859-824). Ia tidak berhasil mamatahkan pemberontakan Edom, sehingga negeri itu mendjadi merdeka untuk seterusnja. Orang2 Felesjet menjebabkan kesulitan2 besar, dengan serangan mereka setjara besar2an jang berhasil terhadap Jerusjalem. Joram digantikan oleh Ahazjahu (841), puteranja, jang ikut-serta dalam peperangan Ahab lawan Damsjik. Ber-sama2 dengan Joram dari Israil ia dibunuh oleh Jehu. Pemerintahan lalu dipegang ibu suri, 'Ataljahu (841-835). Tindakannja jang pertama ialah menumpas seluruh keluarga keradjaan. Hanja satu kanak2, jakni Joasj, diselamatkan dan diasuh dengan sembunji2 oleh para imam Jerusjalem. Ketika kanak2 itu berumur tudjuh tahun, maka diadakan permufakatan dibawah pimpinan imam-agung Jojada'. 'Ataljahu dibunuh dan Joasj dipermaklumkan djadi radja (835-796). Hanja sedikit sadja jang diketahui dari pemerintahannja jang berlangsung lama itu. Serangan Aram atas Israil, jang praktis menaklukan keradjaan itu, meluas pula sampai Juda, tetapi ditebus Joasj dengan upeti jang berat. Joasj dibunuh oleh beberapa pendjawatnja dan digantikan oleh Amas-ja (796-781), puteranja. Suatu serangan jang dilantjarkan terhadap Edom menghasilkan suatu perluasan daerah, tetapi peperangan jang dipantjingnja dengan Israil mendatangkan kekalahan besar, sehingga duduknja diatas tachta itu hanjalah berkat kemurahan radja Israil sadja. Pemerintahan 'Azarja, penggantinja, jang disebut dengan 'Uzia (781-740) adalah masa tjemerlang, kendati penjakit radja itu. Karena perhubungan persahabatan dengan Israil, maka ia berhasil merebut daerah dari Edom dengan suatu pelabuhan dipantai Laut Merah. Terhadap suku2 Arab ia kurang berhasil. Peperangan lawan Aram dan Israil, jang hendak memaksa juda masuk gabungan anti-Asyria, petjah didalam pemerintah Ahaz, penggati Azarja (736-716). Ahaz terpaksa mentjari bantuan dari Asyria, tetapi hal itu berarti ketaklukan kepadanja. Ahaz harus membajar upeti dan membiarkan daerah2 jang sudah direbut Tiglat-pelezer III tetap ditangan Asyria. Juda makin tak berdaja lagi, dengan djatuhnja Damsjik dalam tahun 732 dan Sjomron dalam tahun 721, Juda berhadapan sendirian dengan raksasa Asyria, dan tetap berdirinja adalah berkat kemurahan Asyria se-mata2, selama hal itu diperkenankan Sri Baginda.
Didalam keadaan itu Hizkia (716-687) naik tachta. Pada galibnja ketaklukkan kepda Asyria itu bukanlah dengan ichlas hati. Seperti bangsa2 taklukan lainja, demikianpun Hizkia mulai mengadakan pembaharuan nasional dan persiapan2 militer, untuk se-lekas2nja melemparkan beban Asyria dari atas pundaknja. Dengan sendirinja ia lalu mentjari hubungan dengan saingan berat Asyria, jaitu Mesir. Terhadap gabungan rahasia negeri2 tetangga Hizkia mengambil sikap netral jang murah hati. Ini mendjadi untungnja. Gabungan itu takluk, ketika kota Asjdod dihantjurkan. Karena hubungannja itu Hizkita ber-gegas2 menjatakan ketaklukkanja kepada Sargon dengan membajar upeti jang luar-biasa. Karena perebutan tachta di Ninive, jang membuat Sanherib mendapat kekuasaan, maka bangsa2 terdjadjah memberanikan diri dan memulai gerakannja kembali. Merodak-baladan, pemberontak Babel, berusaha mendirikan keradjaan tersendiri dan mencari bantuan dari Hizkia pula. Tetapi setelah Babel djatuh, ia terpaksa melarikan diri lagi. Kemudian Sanherib memasuki Palestina; dengan perang kilat, jang sebetulnja ditudjukan terhadap Mesir, ia mematahkan segala perlawanan dengan amat tjepatnja. Hanja 'Ekron dan Jerusalemlah jang bertahan terhadap pengepungan. Hizkia berusaha menjelamatkan diri dengan membajar upeti; tetapi pengepungan diteruskan djuga. Mesir tengah bergerak madju dengan balatentaranja, ketika perkemahan Asyria didepan Jerusjalem ditimpa malapetaka; makanja Asyria terpaksa menghentikan pengepungan itu. Selandjutnya Sanherip sangat sibuk ditimur, chususnja degan Babel, sehingga ia tak dapat menaruh perhatiannja lagi kepada Palestina, walaupun Juda tetap mendjadi negeri taklukan dari Asyria. Demikianlah keadaan Juda, ketika Manasje (687-642) naik tachta. Rupa2nja ia tersangkut pula dalam pemberontakan Babel jang kesekian kalinja terhadap Asyrian, dengan memberikan bantuan kepada Babel. Maka ia diangkut ke Asyria sebagai tawanan; tetapi beberapa waktu kemudian ia dikembalikan lagi ke tachtanja. Amon, putera Menasje, hanja memerintah selama dua th. (642-640); ia mati terbunuh. Ia digantikan oleh puteranja jang belum dewasa, Josjijahu (640-609). Asyria menghadapi pindahan besar2an bangsa Skit, jang membandjiri keradjaan, malahan melintasi Palestina; dalam pada itu orang Media membangun keradjaan jang besar. Dengan mangkatnja Asjuribanipal (621) runtuhlah keradjaan Asyria samasekali. Ninive direbut dalam tahun 621 oleh Babel, jang sudah berdiri kembali, bersama2 dengan orang Media. Fare'o Nekao dari Mesir hendak menjelamatkannja Asyria, dan melintasi Palestina dengan pasukan besar, untuk menolong Asyria. Josjijahu jang tidak suka melihat, Asyria ditegakkan kembali, mentjoba tjegah Fare'o, tetapi dialahkan dan gugur. Nekao mengangkat pilihannja sendiri djadi radja, jakni Jojakim (609-598), untuk menggantikan Joahaz, putera mahkota jang ditjabut haknja. Dalam tahun 605 sisa terachir dari kekuasaan Asyiria dan balabantuan Mesir ditumpas Babel. Karena kesulitan2 dalam negeri maka Nebukadnezar I tidak segera dapat memaksakan kehendaknja. Baru dalam tahun 601 ia muntjul; maka segala bangsa ketjil, termasuk pula Juda, segera menjatakan diri takluk kepadanja. Agaknja Jojakim ditawan sedjenak, dan harta-benda baitullah dirampas. Seterusnja Jojakim setjara stjara lahiriah berlaku sebagai taklukan yang patuh, tetapi dengan sembunji2 ia mengadakan hubungan dengan Mesir; tetapi ia ditentang oleh golongan anti Mesir jang kuat, jang dipelopori nabi Jeremia. Dalam tahun 599 ia memberontak setjara terang2ana. Nebukadnezar, jang masih sibuk, di tempat lain hanya mengirimkan pelbagai gerombolan penjarah ke Juda. Beberapa bulan kemudian ia datang sendiri. Ketika ia mendekati Jerusalem, Jojakim mangkat dan digantikan oleh Joakin (598). Jojakin menjerahkan diri dengan sukarela kepada Nebukadnezar dan diangkut ke Babel ber-sama2 dengan sebagian dari rakjat. Nebukadnezar mengangkat pama Jojakin djadi radja dan mengubah namanya mendjadi Sedekia (598-587). Radja Juda jang terachir ini adalah orang jang lemah, dan tidak berdaja menghadapi keadaan jang amat sulit. Ia mendjadi main2an golongan pro-Mesir. Mesir sendiri sementara tidak sanggup memberikan bantuan kepada pemberontakan manapun. Sedekia ketahuan mengadakan hubungan rahasia dengan negeri2 ketjil lainnja jang hendak memberontak. Maka untuk mentjutji tangannja, ia sendiri datang menghadap Nebukadnezar, tetapi ini hanja siasat sadja, jang hampir2 tidak merubah politik rahasianja. Ketika dalam tahun 588 Fare'o jang baru mulai bertindak tegas terhadap Asyria, tjukup besarlah kemungkinan bagi permufakatan di Jerusjalem untuk memulai aksi pembalasannja. Ia mengepung Tyrus, tempat kedudukan Mesir, dan djuga Jerusjalem. Setahun lamanja kota itu dipertahankan dengan mati2an. Lalu datanglah pasukan pembebas Mesir, sehingga Nebukadnezar menghentikan pengepungan Jerusjalem, untuk dapat menghadapi bahaja itu dengan hasil jang baik. Sebulan kemudian ia sudah kembali lagi. enam bulan lamanja koa Jerusjalem dipertahankan dengan gigihnja, kendati patjeklik jang hebat. Dalam bulan Agustus 587 tembok kota Jerusjalem didobrak dan pasukan Babel memasuki kota itu; Sedekia mentjoba larikan diri, tetapi ia djatuh kedalam tangan musuh. Putera2nja dibunuh didepan matanja, dan ia sendiri ditjukil matanja, lalu diangkut ke Babel. Kota di-djarah2 dan sebagian besar penduduk diasingkan. Sisanja diperintah seorang gubernur dalam diri Godaljahu, jang beberapa bulan kmeudian dibunuh oleh sekelompok orang fanatik atar asutan radja 'Amon. Karena takut akan tindakan pembalasan, maka banjaklah jang lari ke Mesir, dan mereka membawa sertanja nabi Jeremia. Kemudian diadakan deportasi2 lagi ke Babel. Keradjaan Juda runtuh. Tetapi dengan diampuninja bekas-radja Jojakin di Babel mulai tampaklah fadjar pemulihannja.
Dalam ichtisar sedjarah ini digunakan suatu chronologi, jang tidak berdasarkan kitab radja2. Kelihatannja sadja karya ini memberikan segala bahan jang diperlukan, karena sangat saksama dalam menjebutkan masa pemerintahan radja masing2. Tetapi sesungguhnja keterangan2 itu malahan menghadapkan para ahli dengan suatu teka-teki jang tak terdjawab. Sebab keterangan2 itu tidak bersesuaian satu sama lain dan tidak tjotjok pula dengan keterangan2 tertentu lainnja dari sedjarah. Orang mentjari pemetjahan persoalan ini dalam salah-salin para penjalin, dalam penggunaan beberapa tarich sekaligus, dalam djatuh samanja sebagian dari pemerintahan dua radja ber-turut2. Tetapi kesmeuanjan itu tidak memberikan djawaban jang memuaskan karena chronologi, betapapun bagus nampaknja, selalu hanjalah perkiraan sadja.
Pengarang kitab Radja2 tidak mengindahkan sedjarah politik, melainkan lebih mengutamakan sedjarah keigaman, jang toh tak terpisahkan djuga dari sedjarah keradjaan2 itu. Didjaman jang dibitjarakan didalamnja, sedjarah keigaman itu seluruhnja ditandai dengan pergulatan mati2an antara agama murni Jahwe dan syncretisme kafir. Sudah lama pergulatan itu berketjamuk, tetapi didalam djaman itu mentjapai fase terachir.
Untuk ibadah Jahwe, Allah Israil, oleh Sulaiman telah diadakan pusat nasionalnja jang besar dalam baitullah Jerusjalem. Dipusat tersebut ada ketjondongan jang kuat, untuk memusatkan se-gala2nja dalam baitullah, sebagai tempat ibadah satu2nja jang sah. Tetapi sebelum idam2an itu tertjapai, harus ditempuh dahulu masa jang lama lagi pahit. Disamping pusat itu ada dan tetap ada djuga banjak tempat sutji setempat, jang disebut 'bukit2 angkar', jang sering bersandarkan tradisi sampai kedjaman para bapa bangsa. Pengarang kitab Radja2 beranggapan, bahwa Bait Allah Sulaiman merupakan achir dari perkembangan itu, dan tak laind an tak bukan ia hanja mengutuk tempat2 sutji itu. Tetapi ini adalah pendapat jang diprojektir kebelakang, dan jang selama seluruh djaman, jang dibitjarakan dedalam kitab itu, se-kali-2 bukanlah pendapat jang ortodoks. Kuil2 setempat itu dibenarkan dan Jerusjalem hanjalah merupakan jang utama. Radja2 merangkap pula djadi pemimpin ibadah Jahwe, tetapi karena mereka, sering dengan alasan2 politik serta pribadi, sangat tjondong kepada syncretisme keigamaan, maka sukarlah mereka dipandang sebagai pendukung aseli dari agama. Djuga para rohaniwan tidak dapat dipandang demikian, karena mereka umumnja hanja mendjadi pendjilat radja sadja. Pendukung dari agama jang murni haruslah ditjari dikalangan para nabi. Didalam kitab Radja2 tampil sedjumlah nabi, jang tidak djarang bersengketa dengan istana, dan djuga ada nabi2, jang lebih mendjilat radja daripada tampil sebagai djurubitjara Jahwe. Tojoh2 jang utama ialah elija, Elisja' dan Jesaja. Dapat ditambahkan pula nabi2 jang tidak disebutkan namanja, jakni Jeremia, Amos, Hosjea dan Micha. Tokoh2 besar ini muntjul pada saat2 jang gawat, dan mereka sangat berpengaruh, pul dibidang politik. Nabi2 ini tampil dikeradjaan utara maupun diselatan, untuk memurnikan dan membela agama Jahwe. Usaha mereka dirintangi dengan tidak kurang hebatnja dikalangan Jahweisme itu sendiri, oleh tindakan Jero'beam. Dengan alasan2 politik, jakni guna mengimbangi gaja-pusaran baitullah Sulaiman, didirikan tempat2 sutji nasional bagi Israil, jaitu di Betel dan Dan. Maksudnja bukanlah pemudjaan berhala. Kedua patung lembu djantan itu dipandang sebagai sematjam singgasana bagi Jahwe, jang roh adanja dan tidak kelihatan. Tetapi ada bahajanja, bahwa orang lalu memandang patung2 itu sebagai patung Jahwe dan oleh karenanja mendjadjarkan Jahwe dengan Ba'al jang djiga digambarkan dalam bentuk lembu djantan. Demikian terbukalah djalan bagi syncretisme, jang selalu mengantjam itu.
Ba'al setempat dengan Asjera, pasangannja, adalah dewa-dewi kesuburan Kena'an, dan sudah sedjak dahulukala ada ketjondongan untuk memuja dewa-dewi itu disamping Jahwe di-kuil2nja jang kuno, di-bukit2 angkar. Didjaman radja2 ditambah pula dengan pengaruh dari luarnegeri. Sebab sesuai dengan tabiat djaman itu, disamping dewanja sendiri orang djuga memudja dewa2 bangsa2 lain, jang mendjadi sahabatnja atau jang mendjadi tuannja. Dan didjaman radja2 hubungan itu banjak diadakan. Bahaja bagi semua adalah sebab musababnja para nabi menentang keras segala hubungan dengan luar negeri. Hal itu sudah dimulai didjaman Sulaiman, jang karena pengaruh isteri2nja jang banjak djumlahnja dari luarnegeri, memudja dewa2 mereka dan membangun kuil2 chusus bagi dewa2 itu di Jerusjalem. Selama pemerintahan Ahab dikeradjaan utara kekafiran bersimaharadjalela hampir2 dengan penuhnja. Karena pengaruh Izebel, isterinja dari Tyrus, maka pemujaan Ba'al Tyrus, jakni Melkart, dengan Asjtoret, pasangannja, kira2 mendjadi agama keradjaan jang resmi; bahka begitu rupa, sehingga para penganut Jahwe di-kedjar2 dengan hebatnja, sedang para nabi serta imam Ba'al mempunjai pengaruh mutlak diistana. Lawan terbesar dari Ahab ialah nabi Elija. Didalam pemerintahan pengganti2 Ahab, terutama didalam pemerintahan Joram, pengaruh kafir sangat berkurang berkat kegiatan Elija dan Elisja', muridnja. Malahan Elisja' agak baik hubungannja dengan istana. Jahweisme dapat menarik napas pandjang lagi. Dengan muntjulnja Jehu timbullah reaksi jang hebat dan berbaliklah nasibnja. Kekafiran di-kedjar2. Dalam hal itu Jehu lebih didorong oleh alasan2 politik daripada oleh sifat keigamaannja sendiri. Para pendahulunja telah melindungi kekafiran, dan lagi ia sendiri berhasil merebut kekuasaan antara lain djuga berkat dukungan para penganut Jahwe.
Tetapi sementara itu syncretisme bersimaharadjalela di Juda. Hubungan antara Juda dan Israil achir2 itu baik adanja, dan 'Ataljahu, puteri Izebel, mempunjai tabiat ibunja dan membawa tjara hidup istana Ahab ke Jerusjalem. Joram sangat dipengaruhi isterinja jang kafir itu. Ba'al berdjaja di Jerusjalem dan para penganut Jahwe menghadapi masa jang buruk, lebih2 ketika 'Ataljahu mendjadi Ratu jang berkuasa mutlak. Dengan sendirinja Joasj, jang diasuh para imam Jahwe, merupakan reaksi jang hebat terhadapnja. Maka gantilah Ba'al setempat serta asing menghadapi masa buruk, meskipun tidak lenjap samasekali dari hati rakjat. Baitullah dipulihkan se-dapat2nja, setelah kemerosotannja didjaman 'Ataljahu.
Didjaman pengganti2 Jehu status quo antara Ba'al dan Jahwe dipelihara di Israil, namun dengan kemunduran lambat-laun bagi Jahwe. Makin lama makin meresaplah syncretisme didalam ibadah Jahwe di Betel dan Dan. Belum lagi disebutkan tempat sutji Jahwe, jang ada disamping kuil2 Baal dan Asjera.
Ketika Juda mendjadi taklukan Asyira, maka sebagai keharusan psikologis dewa2 Asyriapun mesti dipudja oleh bangsa taklukkan itu serta radjanja. Lebih2 radja Ahaz sangat bersemangat syncretistis, sehingga dewa2 asing, chusunja dari Asyria, dimasukkan kedalam bait Jahwe. Kebangunan nasional didalam pemerintahan Hiskia pada hakekatnja berarti pula pembaharuan keigamaan. Dalam pembaharuan itu nabi Jesaja dan nabi Micha memainkan peranan jang penting. Djatuhnja Sjomron meninggalkan kesan jang dalam, karena hal itu sungguh merupakan bukti jang djelas bagi dalil para panganut Jahwe. Hizkia mengadakan pembersihan sekalian dewa, jang mendapat tempatnja di Juda dan Jerusjalem. Bahkan ia menghapus kuil2 Jahwe setempat, sehingga pemusatan ibadah Jahwe di Jerusjalem mendjadi suatu kenjataan. Tetapi agama, jang dipulihkan lebih bersandarkan alasan nasional daripada alasan keigamaan itu, salah-berkembang mendjadi formalisme lahiriah dan mundur dalam tempo jang singkat. Malapetakan datang didalam pemerintahan Menasje, seornag syncretis jang tak kenal malu, malahan seorang kafir tulen. Segala sesuatu jang asing dimasukkan ke Jerusjalem, dengan praktik2nja jang kadang2 mesum dan berdarah, bahkan diberi tempat didalam bait Jahwe; hal ini tentu sadja merugikan bagi ibadah Jahwe. Dimanapun djua muntjul patung2 Ba'al dan Asjtarte, dan dewa2 perbintangan Asyriapun dipudja2. Kekafiran Menasje begitu hebatnja, sehingga ia melantjarkan penghambatan terhadap para penganut Jahwe jang radjin. Tetapi Amon, puteranja, mengikuti langkah bapaknja sebelum bertobat. Reaksi terhadapnja timbul didalam pemerintahan Josjijahu, sehingga nama radja ini tidak terpisahkan dari pembaharuan keigamaan jang mendalam. Dimulainya pembersihan baitullah kota dan negeri dari segala anasir jang asing dan menentang Jahwe. Kegiatan ini menimba kekuatan baru dari kitab, jang diketemukan kembali dalam pekerdjaan2 perbaikan baitullah, dan jang hilang serta terlupakan selama pemerintahan Menasje. Kitab tersebut memuat per-undang2an mengenai baitullah Jerusjalem dan dengan sendirinja merupakan pembelaan bagi baitullah sebagai satu2nja bait Jahwe jang sjah. Isi kitab tersebut lebih kurang sama dengan bagian per-undang2an Kitab Ulangtutur. Pembaharuan dilaksanakan menurut asas2 dan dalil2 kitab tadi, tidak hanja diwilajahnja sendiri tetapi djuga di bekas keradjaan Israil. Dimasa itupun timbul pula nabi Jeremia. Walaupun namanja samasekali tidak disebutkan didalam kitab Radja2 namun agaknja ia merupakan salah satu tokoh besar dibelakang lajar. Tetapi ia melihat lebih djauh; dalam mengadakan pembaharuan itu, seisi istana didorong oleh alasan2 politik maupun keigamaan. Jeremia lebih tahu, bahwa pembaharuan itu bertjorak formalitas dan bahwa ibadah Jahwe dipandang dan djuga dilakukan setjara magis. Kegembiraan keigamaan jang tjetek itu mendapa tudjian jang hebat, ketika radja jang saleh itu, diluar dugaan samasekali dialahkanoleh Mesir dan gugur. Segera setelah kematiannja, timbul lagi syncretisme. Hal itu tidak mengherankan, mengingat pembaharuan jang setengah dipaksakan pemerintah itu. Alasan2 politik, chususnja hubungan dengan Mesir, memainkan peranannja djuga dalam hal ini. Pemudjaan hewan di Mesir dimasukkan ke Jerusjalem. Didalam pemerintahan Jojakim agama Jahwe jang aseli dihambat lagi, karena hakikatnja agama itu selalu anti- Mesir. Adapun Jeremia tidak begitu terpandang di Jerusjalem. Ini berlangsung hingga achir. Sedekia sendiri boleh djadi baik hatinja, tetapi ia terlalu lemah wataknja untuk bertindak tegas. Demikianlah kehantjuran Jerusjalem mendapati Jeremia, pembela Jahweisme jang besar itu, didalam pendjara, dan sedjumlah dewa2 asing didalam baitullah disamping Jahwe. Kitanja api pembuangan perlulah untuk membakar habis syncretisme jang sudah berakar dalam itu, sampai Israil dalam praktikpun sungguh mengakui Allah jang benar sebagai satu2nja Allah. Hingga waktu itu praktisnja hanja suatu kelompok orang pilihan sadjalah jang mengakuiNja.
Kebanjakan keterangan tentang sedjarah-politik-keigamaan jang dilukiskan diatas itu didapat dari kitab Radja2. Tetapi kesemuanja itu tertjantum didalamnja dalam bentuk jang agak aneh dan tak begitu setimbang. Pengarang memberikan laporan jang pandjang-lebar tentang kenaikan tachta Sulaiman serta pemerintahannja (I Rdj.1-2.3-11). Kemudian disadjikannja setjara sedjadjar sedjarah kedua keradjaan jang berdiri sendiri itu (I Rdj. 11-II Rdj. 17). Tjara kerdjanja begini: mulai dengan Jerobe'am diutarakannja pemerintahan seorang radja dari keradjaan jang satu itu selengkapnja; dan kemudian diutarakannja pemerintahan satu dua radja dari keradjaan jang lain, jang berkuasa selama djangka waktu jang sama. Setelah mengutarakan pemerintahan dari jang terachir ini seluruhnja, ia kembali lagi kekeradjaan jang satu itu, untuk mengutarakan pemerintahan radja2 jang semasa. Keterangan2 tentang radja2 tadi disusun didalam rangka tertentu, kadang2 agak dipaksakan. Rangka ini tidak selalu persis sama, tetapi perbedaanja toh hanja ketjil. Di dalam rumus pendahuluan jang tetap disebutkan tahun naik tachta, dihitung menurut masa pemerintahan radja dari keradjaan jang paralel, dan dihitung menurut masa pemerintahan radja dari keradjaan jang paralel, dan lagi umur waktu naik tachta (hanja dari radja2 Juda), lamanja memerintah, nama dan asal-usul ibunja (hanja dari Juda); achirnja suaut penilaian kesusilaan radja jang bersangkutan, hal mana senantiasa buruk djatuhnja bagi radja2 Israil. Kemudian berikutlah keterangan2 chusus, djika ada. Dan disudahi dengan rumus penutup jang lebih landjut dan lebih terperintji, dan menjebutkan kematian serta pemakaman radja jang bersangkutan dan penggantinja jang sjah. Tetapi adakalanja pula si pengarang memuat bahan2 jang melampui batas2 rangkanja dan mengenai beberapa radja (IRdj 17 - II Rdj 2-13). Sesudah sedjarah kedua keradjaan itu, lalu dilandjutkan dengan kisah Juda setelah djatuhnja Sjomron (18-25,21), tetapi si pengarang tidak lagi mengikuti rangka jang dipilihnja. Achirnja disadjikannja dua tambahan tentang masa setelah djatuhnja Jerusjalem. (II Rdj 25,22-26.27-29).
Si pengarang menimba bahan2nja dari pelbagai sumber, jang sebagian berasal dari Juda dan sebagian lagi dari Israil. Bolej djadi sumber2 dari Israil sesudah djatuhnja Sjomron, dibawa para penganut Jahwe jang setiawan ke Jerusjalem. Ia sendiri menundjuk dengan djelas akan tiga karya, jakni "Riwajat hidup Sulaiman", "Kitab Tawarich Radja2 Israil", dan "kitab Tawarich Radja2 Juda. Tawarich ini kiranja bukan buku peristiwa @ penting keradjaan atau arsip keradjaan, melainkan hendaknja lebih dipandang sebagai karya perseorangan tak-resmi, jang dapat dibatja umum. Disamping buku2 tadi bagi si pengarang masih tersedia banjak sumber lainnja. Kedua pasal permulaan tentang kenaikan tachta Sulaiman (I Rdj 1- 2) diambil dari naskah jang djuga mendjadi sumber bagi II Sjem 9-20. Kisah jan gagak pandjang tentang Elia (IRdj. 17-19. 21; II Rdj. 1,2-17 Elisja. (II Rdj. 2,1-25; 3,4-8, 23: 13,12-14,13) diambil dari kumpulan kisah, jang berasal dari kalangan "tjanterik nabi". Tjoraknja sangat populer dan menjatupadukan pelbagai pandangan serta tafsiran, tentang tokoh2 raksasa itu, jang sebagaimana lazimnja dengan oknum2 sebesar itu, memberikan banjak bahan untuk chajalan keigamaan dan mengambil-alih tjeritera2 lainnja. Kisah2 peperangan dengan Aram (I Rdj. 20.22) diambil dari sumber lain lagi. Suatu kisah nabi terdapat djuga dalam I Rdj. 13, 1-34; 14, 1-18, sedang II Rdj. 18, 4-20, 19 diambil dari serangkaian kisah tentang nabi Jesaja, jang djiga dimuat dalam kitabnja sendiri. Mengenai uraian tentang bangunan serta susunan baitullah, perbaikannja dan hartabenda jang disimpan didalamnja, - hal2 mana mendapat perhatian chusus si pengarang, - kiranja diambil dari arsip baitullah. Kadang2 laporan singkat tentang karya bangunan radja2 dan tjatatan singkat tentang kegiatan militer mengingatkan kita akan inskripsi, seperti jang biasanja merupakan penginggalan radja2. Sungguhpun sering sulit menentukan sumber2 itu setjara terperintji, namun djelaslah kiranja, bahwa dalam kitab Radja2 itu digunakan sedjumlah sumber. Dan sumber2 itu amat berlainan asalnja, hal mana lebih2 pentingnja dalam menentukan nilainja sebagai sumber sedjarah jang objektif. Tetapi pada umumnja kitab Radja2 dalam hal ini sangat boleh dipertjaja; dan pada bangsa2 lain didjaman itu tiada terdapat karya historis satupun jang senilai dengannja.
Pengarang Kitab Radja2 memilih bahannja dan menjusunnja dengan maksud tertentu. Maksud ini tampak dengan djelasnja dalam pertimbangan2 pribadi jang singkat atau pandjang, jang terdjalin dalam kisahnja. Teranglah bahwa maksudnja per-tama2 bukannja untuk mendjadikan sedjarah profan. Peristiwa2 politik jang penting sering hanja disebutkan setjara singkat sadja, malahan adakalanja tidak disinggung samasekali; dan radja2pun se-kali2 tidak dipertimbangkan menurut ketjakapan politiknja. Tetapi segala sesuatu jang penting dalam bidang keigamaan dilukiskan dan dilaporkan dengan pandjang lebar. jang disadjikan si pengarang bukanlah per-tama2 sedjarah, melainkan lebih2 theologi mengenai sedjarah. Allah adalah Tuhan dari Sedjarah, jang akhirnja mengatur se-gala2nja menurut kehendakNja. Faktor2 insani, jang djuga memainkan peranannja, sedikit banjak dilalaikan. Lebih2 ini ternjata dari muntjulnja pelbagai nabi dilapangan politik. Atas firman Jahwe mereka menundjuk radja2 atau menubuatkan djatuh dan binasanja, bahkan diluar Israil. Allah memilih radja2Nja, untuk melaksanakan rentjana2Nya; dan itulah tugas mereka. Djika mereka tidak melakukan tugas itu, maka mereka ditolak dan digantikan oleh orang lain. Adapun tjorak tetap wangsa Dawud adalah berkat djandji Jahwe kepada Dawud, jang berulang-ulang disebutkan. Djandji itu mempengaruhi seluruh sedjarah wangsa Dawud dan oleh karenanja djuga sedjarah keradjaannja. Tetapi djandji kepada Dawud itu sesungguhnja tak lain dan tak bukan ialah perintjian lebih landjut dari djandji kepada seluruh bangsa itu, jaitu perdjandjian. Pada hemat pengarang, setelah pemisahannja, kedua bagian dari keradjaan semula itu sama besar kemungkinannja, tetapi ke-dua2nja me- njia2kan kemungkinan itu. Jahwe selalu setia akan djandjiNya, tetapi umat tidak memenuhi sjarat, sehingga tak dapat tidak binasa djadinja. Si pengarang, jang sependapat dengan kitab Ulangtutur, memandang bail Sulaiman sebagai lambang perdjandjian itu. Maka itu radja2 Israil, jang tidak menerima lambang tadi, tetapi memelihara dua saingan (jakni Betel dan Dan) ditjelanja setjara kolektif. Radja2 Juda meski saleh sekalipun, ditjela djuga karena mereka diluar baitullah masih membiarkan adanja tempat2 sutji Jahwe lainnja. Gagasan2 dan pendapat2 itu semuanja hanjalah segi2 dari satu gagasan besar jang menguasai se-gala2nja, jakni gagasan akan perdjandjian dan pilihan tertjantum didalamnja. Perdjandjian itu mempunjai tuntunan2nja kepada umat Allah serta radja2, jang mewakili umat. Kesetiaan kepada perdjadjian digandjar dengan kemakmuran serta kesedjahteraan, sedang ketidak -setiaan dan penjelewengan. Melihat kesudahannja, memang tidak dapat tidak kedua keradjaan itu djatuh binasa. Dalil ini menerangkan seluruh sedjarah jang tjelaka dari umat Allah itu.
Mengingat dalil itu, djelas pulalah, bahwa kitab Radja2 dalam bentuknja jang sekarang ini ditulis paling tidak sesudah tersiarnja kitab Ulangtutur (th.621). Ada beberapa ahli jang berpendapat, bahwa kitab ini diterbitkan beberapa kali. Pertama kalinja sesudah pembaharuan Josjijahu dan sebelum kematiannja (609). Kabar tentang kematiannja serta kedjadian2 sesudahnja ditambahkan pada penerbitan kedua. Tetapi kiranja itu bukan pendapat jang dapat diterima. Seluruh ketjenderungan kitab ini djustru terarah kepada djatuhnja Jerusjalem, sehingga karya itu tentunja disusun sesudahnja, dari bahan2 jang biasanja lebih kuno. Kabar terachir tentang pengampunan Jojakin di Babel menjarankan kepada kita untuk menentukan tanggal seluruh kitab itu sampai sesuadah tahun 562. Teranglah kitab itu sudah selesai, sebelum ada ketentuan tentang pengembalian dari Bebel (536). Bahwasanja kemungkinan masih ada beberapa imbuhan ketjil jang ditambahkan padanja (I Rdj. 8, 44-51; II Rdj. 13,4-6; 17, 7-33), adalah djelas pula, karena teks2 itu ditulis sesudah masa pembuangan. Lagipula perbedaan antara terdjemahan Junani kuno dan naskah Hibrani sekarang menundjukkan, bahwa kitab itu lama se-akan2 masih terbuka dan belum merupakan suatu keseluruhan jang genap.
Dahulu lazimnja dianggap, bahwa pengarang kitab itu nabi Jeremia, tetapi dewasa ini anggapan itu umumnja ditolak. Namun demikian, diterima djuga, bahwa si pengarang berasal dari lingkungan nabi Jeremia, mengingat adanja kesamaan gagasan. Pengarang, jang amat besar perhatiannja kepada ibadah dan baitullah, sudah barang tentu termasuk golongan para imam; dan karena kesukaannja akan Jerusjalem, maka kediamannja harus ditjari didalam kota itu atau paling tidak di Juda.
Djelaslah kiranja, bahwa kitab ini masih mempunjai arti keigamaannja pula bagi umat Serani, sebab Allah masih senantiasa mendjadi Tuhan dari sedjarah, dan umat Allah dalam Perdjandjian Barupun masih diingatkan pula untuk tetap setia kepada Perdjanjian ini. Meskipun itu sudah mendjadi perdjandjian abadi dan tak terputuskan, namun perdjandjian itu mempunjai tuntunan2nja kepada manusia, untuk tetap menganggapi kepulihannja. Itulah peladjaran besar, jang tetap bergema dari sedjarah Israil.
BIS: 1 Raja-raja (Pendahuluan Kitab) I RAJA-RAJA
PENGANTAR
Buku I Raja-raja merupakan lanjutan dari buku Samuel tentang sejarah
pemerintahan raja-raja Israel. Sejarah yang dimuat dalam
I RAJA-RAJA
PENGANTAR
Buku I Raja-raja merupakan lanjutan dari buku Samuel tentang sejarah pemerintahan raja-raja Israel. Sejarah yang dimuat dalam buku ini dapat dibagi dalam tiga bagian:
- (1) Wafatnya Raja Daud dan pengangkatan Salomo menjadi raja atas Israel dan Yehuda menggantikan Daud.
- (2) Pemerintahan Salomo dan hasil-hasil usahanya, khususnya dalam membangun Rumah TUHAN di Yerusalem.
- (3) Bangsa Israel terpecah menjadi kerajaan utara dan kerajaan selatan, dan sejarah raja-raja yang memerintah kedua kerajaan tersebut sampai pertengahan abad kesembilan Sebelum Masehi.
Di dalam kedua buku Raja-raja, setiap raja dinilai berdasarkan kesetiaannya kepada Tuhan; dan keberhasilan bangsa adalah akibat dari kesetiaan tersebut. Sebaliknya, penyembahan berhala dan ketidaktaatan mengakibatkan bencana. Berdasarkan penilaian tersebut raja-raja kerajaan utara semuanya gagal, sedangkan raja Yehuda ada yang gagal, ada pula yang tidak.
Yang penting dalam I Raja-raja ialah nabi-nabi Tuhan. Mereka adalah juru bicara Allah yang berani-berani. Mereka memperingatkan raja dan bangsa Israel supaya tidak menyembah berhala dan tidak meremehkan perintah-perintah Allah. Yang menonjol ialah Elia, dan kisah tentang pertarungannya dengan imam-imam Baal (pasal 18 1Raj 18:1-15).
Isi
- Akhir pemerintahan Daud
1Raj 1:1-2:12 - Salomo menjadi raja
1Raj 2:13-46 - Pemerintahan Salomo
1Raj 3:1-11:43 - a. Tahun-tahun permulaan
1Raj 3:1-4:34 - b. Pembangunan Rumah TUHAN
1Raj 5:1-8:66 - c. Tahun-tahun terakhir
1Raj 9:1-11:43 - Kerajaan yang terpecah
1Raj 12:1-22:53 - a. Pemberontakan suku-suku utara
1Raj 12:1-14:20 - b. Raja-raja Yehuda dan Israel
1Raj 14:21-16:34 - c. Nabi Elia
1Raj 17:1-19:21 - d. Ahab, raja Israel
1Raj 20:1-22:40 - e. Yosafat raja Yehuda dan Ahazia raja Israel
1Raj 22:41-53
Ajaran: 1 Raja-raja (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengetahui isi Kitab I dan II Raja-raja, orang-orang Kristen dapat
mengerti bahwa kebahagiaan suatu bangsa atau umat Allah berg
Tujuan
Supaya dengan mengetahui isi Kitab I dan II Raja-raja, orang-orang Kristen dapat mengerti bahwa kebahagiaan suatu bangsa atau umat Allah bergantung pada kesetiaannya terhadap janji Allah.
Pendahuluan
Penulis : Penulis Kitab I dan II Raja-raja tidak jelas disebutkan dalam Kitab ini, tetapi banyak ahli mengatakan bahwa penulisnya adalah Yeremia (nabi).
Isi Kitab: Isi kedua Kitab ini sesuai dengan namanya, menceritakan tentang kehidupan raja-raja Israel.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab I dan II Raja-raja
Pasal 1-11 (1Raj 1:1-11:43).
Pemerintahan Raja Salomo
Dalam bagian ini dijelaskan, Salomo naik takhta dan memerintah. Ia menuruti pesan Daud, yaitu bertindak seperti seorang laki-laki dan tetap berhubungan dengan Tuhan. Salomo diberi hikmat oleh Tuhan karena sikapnya yang beribadah terhadap Tuhan dan menetapkan pemerintahannya yang bersifat damai dan sejahtera. Salomo juga membangun rumah Tuhan dan istana serta mentahbiskan rumah Tuhan sehingga ia diberkati secara luar biasa, yaitu kepandaian, kemasyhuran dan kekayaan yang bertambah-tambah. Tetapi Salomo terpengaruh oleh istri-istrinya dan ia menyembah berhala sehingga Tuhan marah kepadanya dan menghancurkan kerajaan itu, akhir pasal 11; 1Raj 11:41-43menyebutkan wafatnya Salomo.
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Raj 1:32-40.
- Bacalah pasal 1Raj 2:1-4. Apakah nasehat-nasehat Raja Daud yang jug bermanfaat bagi saudara?
- Bacalah pasal 1Raj 3:3-9. Apakah yang sering saudara minta dalam doa?
- Bacalah pasal 1Raj 7:1,51. Tempat apa sajakah yang dibangun Salomo?
- Bacalah pasal 1Raj 11:1-13, 41-43. Apakah yang terjadi dengan Salomo pada akhir hidupnya Da mengapa demikian?
Pasal I Raja-raja 12 sampai II Raja-raja 17 (1Raj 12:1-2Raj 17:29).
Kerajaan yang terpecah Setelah Salomo meninggal, kerajaan Israel terpecah lagi, dan mulai diperintah oleh raja-raja yang memerintah secara jahat, oleh karena itu selalu mengalami kekacauan dan menerima hukuman dari Tuhan. Tetapi karena cinta kasih Tuhan maka manusia selalu diberi peringatan melalui nabi-nabi supaya bertobat.
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Raj 12:1-11. Kelompok dibawah pimpinan siapakah yang datang menghada Rehabeam? Dan apakah permintaannya? Apakah usah Rehabeam untuk menjawab permintaan Jerobeam?
- Bacalah pasal 1Raj 12:12-20. Nasihat siapakah yang diikuti oleh raja Rehabeam? Dan apakah akibatnya? (kerajaan terpecah menjadi dua 2Raj 12:20).
- Bacalah 2Raj 2:1-14. Siapakah dua orang nabi besar yang melayani di Israel? Apakah nabi Elia mati?
- Bacalah pasal 2Raj 17:7-23. Ini adalah kehancuran kerajaan Israel. Mengapa terjadi hal itu?
- Bacalah pasal 2Raj 24:18-25:7. Ini adalah kehancuran kerajaan Yehuda. Mengapakah terjadi hal ini?
II. Kesimpulan/penerapan
Dalam keadaan jaman yang sesat, Allah selalu memberi jalan kepada umat- Nya untuk bertobat.
Apabila kejahatan terjadi secara luar biasa maka Allah juga memperlihatkan keadilan-Nya dengan hukuman yang luar biasa.
Allah selalu memberkati orang-orang atau bangsa yang takut akan Dia.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Sebutkan apakah yang diminta raja Salomo didalam doanya!
- Siapakah yang mendirikan bait Allah yang pertama?
- Siapakah nama nabi yang bertempur melawan nabi-nabi Baal?
- Pelajaran rohani apakah yang saudara dapatkan dar Kitab I dan II Raja-raja ini?
Intisari: 1 Raja-raja (Pendahuluan Kitab) Kerajaan Israel bersatu dan terpecah
ISI KITABI Raja-raja merupakan bagian pertama dari kisah yang pada mulanya merupakan satu kitab yang menceritaka
Kerajaan Israel bersatu dan terpecah
ISI KITAB
I Raja-raja merupakan bagian pertama dari kisah yang pada mulanya merupakan satu kitab yang menceritakan mengenai kehidupan bangsa Israel selama empat abad sesudah kematian Daud dan pembuangan bangsa Israel ke Babel. Kitab itu menceritakan bagaimana suatu negara yang kuat dan bersatu terpecah menjadi dua; bagaimana kerajaan utara yang lebih besar yang terus menerus berpaling dari Allah akhirnya dimusnahkan; bagaimana Yehuda juga gagal untuk memelihara perjanjian dengan Allah dan bagaimana negeri itu juga dilanda bencana, yang mencapai puncaknya pada penghancuran Yerusalem dan pembuangan besar-besaran ke Babel. I Raja-raja merangkum 120 tahun pertama dari kisah yang lengkap.
SIAPA PENULISNYA?
Kitab ini mungkin ditulis oleh seorang nabi atau sejumlah nabi yang menulis di Babel selama masa pembuangan, sekitar tahun 550 SM. Bahan tulisan diambil dari berbagai sumber, seperti catatan resmi pemerintah atau kumpulan kisah-kisah tentang para nabi yang kemudian disatukan sedemikian rupa untuk memberikan tekanan pada pokok-pokok yang ingin diungkapkan oleh si penulis.
TUJUAN PENULISAN
Dalam I dan II Raja-raja penulis tidak ingin mencoba untuk memberikan suatu kisah yang lengkap dari seluruh peristiwa yang terjadi pada masa itu. Ia menceritakan dengan panjang lebar mengenai peristiwa dan tokoh-tokoh yang dianggapnya penting seperti Salomo atau Elia, tetapi tokoh lainnya hanya diceritakan secara sepintas. Raja-raja hanya menulis mengenai pentingnya peristiwa yang terjadi dalam hubungannya dengan perkembangan kehidupan rohani manusia.
PANDANGAN PENULIS
Masalah yang ditunjukkan oleh penulis ialah betapa pentingnya bagi umat Allah untuk menjaga perjanjian mereka dengan-Nya. Manusia dan bangsa-bangsa keduanya dinilai sampai seberapa jauh mereka mencari dan mengikuti kehendak Allah. Jika mereka mengasihi Allah dan patuh pada perintah-perintah-Nya, maka Allah akan memberkati mereka; jika mereka berpaling dari-Nya, maka bencara akan menimpa mereka. Dalam banyak hal sikap seorang raja dianggap sebagai gambaran dari sikap bangsa itu secara keseluruhan; dalam satu segi seorang raja merupakan wakil dari rakyatnya.
METODE PENULISAN
Kisah mengenai kedua bangsa Israel dan Yehuda mudah diikuti jika kita tahu metode penulisan yang dipakai. Kita selalu diberi kisah baru mengenai setiap negeri secara berurutan. Sebagai contoh, gambaran peristiwa yang terjadi dalam kehidupan seorang raja Israel diikuti oleh kisah raja-raja Yehuda yang naik takhta selama pemerintahannya dan seterusnya.
Pesan
1. Allah adalah Tuhan yang berkuasa sepanjang sejaraho Rehabeam mencoba untuk tidak mengikutsertakan Allah, dan itu tidak mungkin terjadi. Sebenarnya penghakiman Allahlah yang menyebabkan ia kehilangan sepuluh suku dan bukan disebabkan oleh pemberontakan rakyatnya. Bahkan, sebelum Salomo mangkat Yerobeam telah diangkat oleh Allah untuk memerintah Israel. 1Ra 11:26-12:24
o Ahab telah menyaksikan suatu peragaan kekuasaan Allah pada waktu nabi-nabi Baal dikalahkan di Gunung Karmel. Walaupun demikian, dalam perang Siria, Ahab mencoba untuk menghindari kehendak Allah dengan jalan menyamar; tetapi ia mati seperti apa yang dikatakan Allah. 1Ra 18:1-46; 22:5-40
2. Hanya bekerja untuk Allahlah yang berarti
o Salomo kaya raya, bijaksana dan berkuasa, selama bertahun-tahun ia mengasihi dan melayani Allah, tetapi itu tidak berarti ia dapat berlaku sewenang-wenang. Pada waktu ia berdosa, Allah juga menghukumnya seperti kepada orang lain. 1Ra 3:1-11:43
o Omri adalah seorang raja yang sangat berhasil. Ia memberi Israel sebuah ibukota yang baru dan menempatkan Israel pada peta perdagangan, tetapi Kitab Raja-raja memberikan komentar bahwa ia juga berdosa terhadap Allah. 1Ra 16:15-28
3. Allah dapat dipercaya
o Tuhan memberikan sebuah kerajaan kepada Yerobeam, tetapi ia tidak percaya bahwa Allah dapat menghentikan pelarian bangsanya kembali ke Yehuda. Sebaliknya, ia melanggar perintah Allah dengan membangun sebuah patung emas. Ia mendapati bahwa Allah selalu memenuhi janji-janji-Nya, yaitu memberkati dan menghukum! 1Ra 12:25-14:20
o Apabila Tuhan memberikan suatu tugas, Dia juga akan menyediakan sarana untuk melaksanakannya. Tuhan mencukupi kebutuhan Elia sepanjang musim kering dan menunjukkan kepadanya bagaimana caranya untuk mengalahkan penyembahan kepada Baal. 1Ra 17:1-18:46
4. Allah tidak begitu saja membinasakan umat-Nya
o Tidak taat kepada Tuhan dan menerima hukuman-Nya tidak selalu berarti bahwa kita tidak lagi dapat melayani Dia. Bangsa Yehuda menyadari hal ini setelah kerajaan itu terpecah. Tuhan telah menghukum mereka, tetapi Dia masih tetap Allah mereka dan masih berbicara kepada mereka. 1Ra 12:1-24
o Tidak satu pun dari ketujuh raja Israel pertama yang melayani Tuhan, tetapi Allah masih belum berputus asa terhadap bangsa itu. Dia masih menginginkan penyembahan mereka, dan di atas Gunung Karmel kembali Allah menunjukkan kepada mereka suatu peragaan kuasa-Nya yang besar. 1Ra 18:1-46
Penerapan
I Raja-raja mengajar kita tentang:
1. Hamba TuhanElia menunjukkan kepada kita ciri-ciri seorang hamba Tuhan yang baik:
o Ia mendengarkan perkataan Allah (1Ra 17:1,2,8).
o Ia menantikan waktu Tuhan yang tepat (1Ra 18:1).
o Ia bertindak dengan berani (1Ra 18:7-40).
o Ia berbicara dengan jelas (1Ra 18:21).
o Ia mempunyai kepercayaan penuh terhadap Allah (1Ra 18:30-38).
o Ia sangat patuh kepada perintah Allah (1Ra 18:36).
o Ia gigih (1Ra 18:41-45).
2. Pelayanan Tuhan
o Tuhan tidak selalu memakai alat-alat bantu yang kita inginkan -- Ia memilih seorang janda untuk menolong Elia (1Ra 17:8-16).
o Membantu hamba Tuhan merupakan suatu pelayanan kepada-Nya dan Tuhan menganugerahi pelayanan (1Ra 17:17-24; 18:3-15).
o Tuhan memulihkan hamba-hamba-Nya pada waktu mereka terjatuh (1Ra 19:4-8).
o Satu tugas terselesaikan tidak berarti akan menghadapi hari depan yang sia-sia (1Ra 19:14-18).
3. Rumah Allah
o Dibangun berdasarkan janji Allah. (1Ra 8:15-21).
o Tempat untuk beribadah (1Ra 8:22-26).
o Tidak dapat membatasi Allah (1Ra 8:27).
o Tempat untuk berdoa (1Ra 8:28-40).
o Harus terbuka bagi semua orang dari berbagai negeri (1Ra 8:41-43).
Tema-tema Kunci
1. Kedaulatan Allah
Tema ini bergema dalam keseluruhan isi kitab yang menceritakan bagaimana Allah terlibat dalam sejarah umat manusia. Bacalah 1Ra 8:14-61; 19:9-18; 20:1-30. Apa yang diceritakan oleh pasal-pasal ini mengenai Allah dan kedaulatannya?
2. Kebenaran
Allah mengharapkan umat-Nya taat dan setia. Setelah negeri itu terpecah, I Raja-raja menggambarkan mengenai pemerintahan delapan raja Israel dan empat raja Yehuda. Buatlah daftar raja-raja ini. Berapa orang dari mereka yang melayani Tuhan? Berdasarkan atas apa penulis kitab Raja-raja membuat penilaian terhadap mereka?
o I Raja-raja tidak pernah mencoba untuk memberikan kepada kita gambaran yang sempurna mengenai hamba-hamba Allah. Kita melihat keburukan maupun kebaikan mereka dan Allah menerima serta memakai mereka seperti apa adanya.
Pelajari 1Ra 1:1-3:1; 11:1-13; 19:1-21. Kelemahan apa saja yang dapat Anda temukan dalam diri Daud, Salomo dan Elia?
o Bacalah kisah Raja Ahab dalam 1Ra 18:1-22:40. Dalam 1Ra 21:27-29 kita membaca bahwa ia bertobat, dan oleh sebab itulah maka Allah memperingan hukuman terhadapnya. Menurut Anda mengapa I Raja-raja menggambarkan Raja Ahab sebagai orang jahat dan bukan hanya sebagai orang lemah?
Garis Besar Intisari: 1 Raja-raja (Pendahuluan Kitab) [1] HARI-HARI TERAKHIR DAUD 1Ra 1:1-2:11
1Ra 1:1-4Abisag, jururawat bagi Daud yang sudah tua
1Ra 1:5-53Adonia dan Salomo
1Ra 2:1-9Pesan-pesan Dau
[1] HARI-HARI TERAKHIR DAUD 1Ra 1:1-2:11
1Ra 1:1-4 | Abisag, jururawat bagi Daud yang sudah tua |
1Ra 1:5-53 | Adonia dan Salomo |
1Ra 2:1-9 | Pesan-pesan Daud terakhir |
1Ra 2:10-11 | Wafatnya seorang raja yang besar |
[2] SALOMO: TAHUN-TAHUN PENUH KEMASYHURAN 1Ra 2:12-10:29
1Ra 2:12-46 | Pemerintahan raja Salomo terbentuk |
1Ra 3:1 | Persekutuan dengan Mesir melalui perkawinan |
1Ra 3:2-28 | Allah menganugerahkan kebijakan dan kekayaan |
1Ra 4:1-28 | Pembenahan perekonomian |
1Ra 4:29-34 | Salomo si penyair |
1Ra 5:1-7:51 | Rencana pembangunan yang megah |
1Ra 8:1-66 | Peresmian Rumah Tuhan |
1Ra 9:1-9 | Janji dan peringatan Tuhan |
1Ra 9:10-28 | Hubungan dengan luar negeri dan masalah tenaga kerja |
1Ra 10:1-13 | Kunjungan kenegaraan Ratu negeri Syeba |
1Ra 10:14-29 | Kekayaan Raja Salomo |
[3] PERTENTANGAN, PEMBERONTAKAN, PERPECAHAN 1Ra 11:1-12:24
1Ra 11:1-8 | Perzinahan dan imoralitas Salomo |
1Ra 11:9-13 | Penghakiman Allah dinyatakan |
1Ra 11:14-25 | Musuh dari luar yaitu Edom |
1Ra 11:26-40 | Ancaman dari Yerobeam |
1Ra 11:41-43 | Kematian Salomo |
1Ra 12:1-15 | Yerobeam menolak untuk berunding |
1Ra 12:16-24 | Bangsa Israel menyatakan kemerdekaannya |
[4] DUA NEGERI BARU -- DUA PERMULAAN YANG BURUK 1Ra 12:25-15:24
1Ra 12:25-33 | Yerobeam membangun mezbahnya sendiri |
1Ra 13:1-34 | Ia mendapat peringatan keras |
1Ra 14:1-20 | Kematian Yerobeam dan putranya |
1Ra 14:21-31 | Pemerintahan Rehabeam yang keji atas Yehuda |
1Ra 15:1-8 | Abiam -- sama seperti ayahnya |
1Ra 15:9-24 | Asa mengembalikan Yehuda pada jalan yang benar |
[5] ISRAEL -- SEBUAH NEGARA BERKEMBANG 1Ra 15:25-16:34
1Ra 15:25-31 | Garis keturunan Yerobeam berakhir pada Nadab |
1Ra 15:32-16:7 | Baesa membawa bangsa Israel ke dalam dosa |
1Ra 16:8-14 | Pemerintahan Ela berakhir dengan adanya kudeta Zimri |
1Ra 16:15-28 | Pemerintahan Omri -- makmur tetapi jahat |
1Ra 16:29-34 | Memperkenalkan Ahab dan Izebel |
[6] ELIA -- SEORANG HAMBA ALLAH 1Ra 17:1-19:21
1Ra 17:1-24 | Musim kering: Elia diselamatkan |
1Ra 18:1-16 | Obaja mengatur pertemuan |
1Ra 18:17-40 | Duel antara Elia dan nabi-nabi Baal |
1Ra 18:41-46 | Berakhirnya musim kering |
1Ra 19:1-18 | Bagaimana Allah menghadapi hambanya yang tertekan |
1Ra 19:19-21 | Elia bergabung dengan Elisa |
[7] AHAB -- SEORANG PENGUASA YANG LEMAH DAN SERAKAH 1Ra 20:1-21:29
1Ra 20:1-34 | Allah memberi kemenangan kepada Ahab |
1Ra 20:35-43 | Seorang nabi memperingatkan Ahab |
1Ra 21:1-26 | Ahab menipu Nabot |
1Ra 21:27-29 | Ahab bertobat |
[8] PEPERANGAN DENGAN SIRIA BERKELANJUTAN 1Ra 22:1-53
1Ra 22:1-4 | Ahab meminta bantuan Yehuda |
1Ra 22:5-28 | Nabi-nabi asli dan palsu saling bertentangan |
1Ra 22:29-36 | Mereka pergi berperang |
1Ra 22:37-40 | Ahab terbunuh |
1Ra 22:41-50 | Yosafat -- raja Yehuda yang baik |
1Ra 22:51-53 | Ahazia -- raja Israel yang jahat |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi