Teks -- Mazmur 51:5 (TB)

51:5 (#51-#7) Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)

Full Life: Mzm 51:1-19 - KASIHANILAH AKU.

Nas : Mazm 51:3-21

Semua orang yang telah berbuat dosa besar dan dikuasai oleh rasa bersalah dapat menerima pengampunan, penyucian dosa, dan pemulihan dengan Allah jikalau mereka menghampiri Dia dalam sikap dan kata-kata mazmur ini. Permohonan Daud untuk pengampunan dan pemulihan berdasarkan kasih karunia, kemurnian, kasih yang tidak pernah gagal dan belas kasihan Allah (ayat Mazm 51:3), hati yang benar-benar hancur dan bertobat (ayat Mazm 51:19), dan akhirnya pada kematian Kristus yang mendamaikan karena dosa kita (1Yoh 2:1-2).

Full Life: Mzm 51:5 - DALAM KESALAHAN AKU DIPERANAKKAN.

Nas : Mazm 51:7

Daud mengakui bahwa sejak bayi dia memiliki kecenderungan bawaan untuk berdosa; dengan kata lain, ia mengambil tanggung jawab penuh atas sifatnya yang berdosa. Setiap orang tercemar sejak lahir dengan suatu kecenderungan untuk mengikuti kesenangan dan keinginan diri sendiri, bahkan jikalau itu menyebabkan sakit atau penderitaan bagi orang lain

(lihat cat. --> Rom 5:12).

[atau ref. Rom 5:12]

Kecenderungan ini dapat dibersihkan dari kehidupan kita melalui penebusan di dalam Kristus saja dan dengan Roh Kudus yang mendiami kita

(lihat art. PEMBAHARUAN).

Jerusalem: Mzm 51:1-19 - Pengakuan dosa

Doa tobat, bdk Maz 51:6+, yang paling indah dalam Perjanjian Lama ini mirip dengan tulisan-tulisan para nabi, khususnya dengan (Yes 1:18; 57:15 dst; Yes 59:2,12; 66:2) dan Yeh (6:9; 11:19; 18:31; 33:11; 36:25 dst). Dengan hangat dan rendah hati pemazmur memohonkan ampun, Maz 51:3-4, dan setelah dengan terus mengaku kedosaannya, Maz 51:5-9, kembali meminta pembaharuan hati, Maz 51:9-14. Ia berjanji akan mengajar orang lain, supaya merekapun menyesal, lalu memuliakan dan memuji Tuhan, Maz 51:15-19. Maz 51:19 agaknya tambahan yang sesudah masa pembuangan ditambahkan untuk keperluan ibadat. Dalam mazmur ini dosa nampak sebagai penghinaan Allah sendiri.

Jerusalem: Mzm 51:5 - dalam dosa aku dikandung

Yang dimaksud ayat ini ialah: manusia secara wajar "tidak bersih" tetapi cenderung kepada yang jahat, Ayu 4:17; 14:4; 15:14; 25:4; Ams 20:9; 1Ra 8:46; Kej 8:21. Pesajak yakin bahwa Tuhan mesti memperhitungkan keadaan wajar manusia itu sebagai sesuatu yang meringankan pertanggunganjawabnya, bdk 1Ra 8:46. Ajaran tentang dosa terdapat dalam ayat ini. Tetapi pikiran sudah mulai menjurus ke situ.

Ende: Mzm 51:1-19

Doa tobat ini adalah jang terindah dalam Perdjandjian Lama, hingga sudah mendekati Perdjandjian Baru. Dosa disini nampak se-mata² sebagai penghinaan Allah. Dengan terus terang pengarang mengakui kedjahatannja (Maz 51:5-8), minta pengampunan dan pembaharuan batinnja (Maz 51:3-4,9-14). Lalu ia berdjandji ia akan mengadjar kepada orang² lain jang menjesal dan, dengan memakai kurban², akan memuliakan dan memudji Tuhan dengan hati murni dan bersih (Maz 51:15-19). Ajat² 20-21(Maz 51:18-19) boleh dianggap sebagai tambahan untuk keperluan ibadat.

Ende: Mzm 51:5

Maknanja: Karena kodrat dan sifatnja, manusia tjenderung kepada jang djahat. Tiada dikatakan, bahwa perkawinan itu adalah djahat. Adjaran mengenai dosa asal belum nampak disini, namun sudah disediakan. Ketjenderungan djahat itu mendjadi alas belaskasih Tuhan.

Ref. Silang FULL: Mzm 51:5 - dalam kesalahan // aku diperanakkan

· dalam kesalahan: Im 5:2; [Lihat FULL. Im 5:2]

· aku diperanakkan: Ayub 5:7; [Lihat FULL. Ayub 5:7]

Defender (ID): Mzm 51:5 - mengandung

Tidak ada dosa dalam tindakan konsepsi itu sendiri ketika dilakukan dalam ikatan pernikahan (Ibr 13:4). Kesaksian ini lebih mengacu pada "dosa asal" yang merupakan sifat dosa yang diwarisi dari Adam dan Hawa.

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)

Gill (ID): Mzm 51:5 - Lihatlah, aku dibentuk dalam kejahatan // dan dalam dosa ibuku mengandung aku.

Ketahuilah, aku dibentuk dalam kejahatan,.... Ini tidak bisa dipahami sebagai kejahatan pribadi dari orang tuanya yang langsung; karena ini berhubungan dengan pembentukan luar biasanya di dalam rahim, di mana baik dia maupun mereka sepenuhnya pasif, seperti kata yang digunakan di sini memiliki bentuk itu; dan merupakan karya ajaib dari Tuhan sendiri, yang sangat dikagumi oleh pemazmur, Mzm 139:13; dan tidak bisa dimaksudkan sebagai dosa yang kemudian dicemarkan kepadanya oleh Penciptanya, karena Tuhan tidak bisa menjadi penulis dosa; melainkan dosa asal dan korupsi, yang diturunkan kepadanya melalui kelahiran alami: dan maknanya adalah, bahwa begitu saja massa kodrat manusia dibentuk dan dihidupkan, atau begitu saja jiwa dan tubuh bersatu, dosa ada dalam dirinya, dan dia berada dalam dosa, atau menjadi makhluk pendosa;

dan dalam dosa ibuku mengandung aku; yang tidak dapat dimaksudkan sebagai Hawa; karena meskipun dia adalah ibu dari semua yang hidup, dan jadi dari Daud, namun tidak bisa, dengan cara yang tepat, dikatakan mengandungnya: ini hanya bisa dikatakan tentang orang tuanya yang langsung, bukan bahkan tentang neneknya yang terdekat, apalagi Hawa, yang sudah hampir tiga ribu tahun jaraknya. Dan dosa di mana dia dikandung tidak dimaksudkan sebagai dosa orang tuanya, dalam memperanakkan dan mengandungnya, berada dalam ikatan sah; yang tindakan ini tidak bisa berdosa, karena pewarisan spesies manusia melalui kelahiran alami adalah prinsip alam yang ditanamkan oleh Tuhan sendiri; dan sesuai dengan hukum alam pertama, yang diberikan kepada manusia dalam keadaan tak bercela, "bertambah dan melipatgandakan", Kej 1:28. Pernikahan adalah institusi Tuhan di surga; dan di segala usia telah dianggap "terhormat dalam segala hal, ketika tempat tidur tidak terdefilasi", Ibr 13:4. Nor menyebutkan bahwa dia dikandung ketika ibunya dalam "profluviis", yang tidak ada buktinya, dan merupakan imajinasi belaka, dan tidak dapat memenuhi tujuan apa pun; apalagi bahwa dia dikandung dalam perzinaan, seperti yang secara luas dinyatakan oleh para pembela kemurnian kodrat manusia; yang menunjukkan betapa banyak mereka dipersalahkan oleh teks ini, untuk memberikan interpretasi seperti itu, dengan mengorbankan karakter orang yang tak bersalah, di mana tidak ada saran sedikit pun tentang hal ini dalam Kitab Suci; tetapi sebaliknya, dia digambarkan sebagai wanita yang saleh, dan Daud menghargai dirinya karena hubungannya dengannya sebagai demikian, Mzm 86:16. Selain itu, seandainya ini benar, karena Daud akan menjadi anak haram, dia tidak akan diizinkan untuk masuk ke dalam perkumpulan Tuhan, sesuai dengan hukum di Ul 23:2; sedangkan dia sering melakukannya dengan sangat senang, Mzm 42:4. Selain itu, tidak ada tujuan dan maksudnya untuk mengekspos dosa orang lain, apalagi orang tuanya sendiri, sementara dia sedang mengakui dan meratapi kejahatannya sendiri: dan untuk apa dia harus menyebutkan dosa mereka, terutama jika dia sendiri tidak terpengaruh oleh mereka, dan tidak mewarisi kodrat yang korup dari mereka? Dan dosa yang dia bicarakan bukanlah dosa aktual dari dirinya sendiri, dan karena itu dia tidak menyebutnya, seperti sebelumnya, "kejahatanku" dan "dosaku"; meskipun begitu, dia telah berdosa dalam Adam, dan ini ada dalam kodratnya; tetapi "kejahatan" dan "dosa", itu adalah umum baginya dengan semua umat manusia. Dari sini kita belajar tentang diniya korupsi kodrat; sesegera manusia dikandung dan dibentuk; dan bahwa itu diwariskan dari satu ke yang lainnya melalui kelahiran alami; dan itu adalah keadaan semua manusia: karena jika ini adalah keadaan Daud, yang lahir dari orang tua yang saleh, terkenal karena kesalehannya yang awal, dan dari benihnyalah Mesias lahir, maka dapat disimpulkan bahwa ini adalah keadaan semua. Dan korupsi kodrat ini adalah sumber, asal, dan mata air dari semua dosa, tersembunyi dan terbuka, pribadi dan publik; dan disebutkan di sini bukan sebagai pengurang dari pelanggaran aktual David, tetapi sebagai penguatannya; dia yang telah, sejak konsepsi dan pembentukannya, tidak lain hanyalah massa dosa, gumpalan kejahatan; dan, dalam pertobatan injilnya atas mereka, dia dibawa untuk memperhatikan dan meratapi korupsi kodratnya, dari mana semuanya bermula. Para heathens sendiri mengakui, bahwa tidak ada manusia yang lahir tanpa dosa ^c.