Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> Mzm 9:1--10:18
Jerusalem: Mzm 9:1--10:18 - Allah, Pelindung orang-orang saleh Mula-mula Maz 9 dan Maz 10 hanya satu nyanyian saja (dan begitu tetap halnya dalam terjemahan Yunani dan Latin dan beberapa naskah Ibrani). Kesatuan a...
Mula-mula Maz 9 dan Maz 10 hanya satu nyanyian saja (dan begitu tetap halnya dalam terjemahan Yunani dan Latin dan beberapa naskah Ibrani). Kesatuan aseli itu terasa juga dalam kenyataan bahwa Maz 9:1-10:18 tersusun menurut abjad Ibrani, bdk Ams 31:10+, sehingga tiap-tiap ayat mulai dengan huruf abjad yang berikut. Hanya huruf Daled, He, Mem, Samekh dan Tsade tidak ada, hal mana memperlihatkan berapa rusaknya naskah Ibrani. Jalan pikiran dalam mazmur itu tidak berturut-turut tetapi pikiran yang berbeda-beda dideretkan saja. Pencipta mazmur ini adalah juru bicara "orang yang rendah hati", "kaum miskin", bdk Zef 2:3+, yaitu umat Allah yang tertindas dan dianiaya. Dalam sebuah kidung, Maz 9, digambarkan dan dalam sebuah doa, Maz 10 diminta penghakiman Allah yang kiranya menimpa kaum fasik, para penindas umat Allah, baik kaum kafir maupun orang sebangsa. Memang Allah, Raja dunia semesta, Maz 9:8-9; 10:16, tidak membiarkan satupun kejahatan lolos dari hukuman dan membela orang tertindas, kaum miskin.
Ende -> Mzm 9:1--10:18
Ende: Mzm 9:1--10:18 - -- Mazmur 9 (Maz 9) dan Maz 10 adalah satu lagu sadja,
sebagaimana dianggap djuga oleh terdjemahan Junani dan Latin serta beberapa
naskah Hibrani. Tambah...
Mazmur 9 (Maz 9) dan Maz 10 adalah satu lagu sadja, sebagaimana dianggap djuga oleh terdjemahan Junani dan Latin serta beberapa naskah Hibrani. Tambahan pula mazmur ini (Maz 9:1-10:18) tersusun menurut abdjad Hibrani, hingga tiap2 ajat mulai dengan huruf abdjad jang berikut (tiada huruf Daled, He, Mem, Nun, Samek dan Sade). Pikiran dalam lagu ini tiada ber-turut2. Pengarang merupakan seorang wakil untuk "kaum hina-dina", ialah orang2 bersahadja, tertindas, miskin, tetapi mursjid, saleh dan setia kepada Allah, pun jang menaruh seluruh kepertjajaannja pada Jahwe. Mazmur ini adalah lagu pudjian (Maz 9) dan doa permohonan (Maz 10).
"Mut Labben", makna perkataan ini tiada diketahui.
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Mzm 9:1-10
Matthew Henry: Mzm 9:1-10 - Pengakuan yang Tulus
Di dalam mazmur ini,
I. Daud memuji-muji Allah karena membela perkaranya dan memberinya kemenangan atas musuh-musuhnya dan musuh-musuh bangsanya ...
Di dalam mazmur ini,
- I. Daud memuji-muji Allah karena membela perkaranya dan memberinya kemenangan atas musuh-musuhnya dan musuh-musuh bangsanya (ay. 2-7). Ia mengajak orang-orang lain untuk bergabung bersamanya dalam menyanyikan lagu-lagu pujiannya ini (ay. 12-13).
- II. Ia berdoa kepada Allah supaya boleh memperoleh kesempatan lagi untuk memuji-Nya, demi keselamatannya sendiri maupun demi kekacauan lawan-lawannya (ay. 14-15, 20-21).
- III. Ia bersorak dalam keyakinannya akan penghakiman Allah atas dunia (ay. 8-9), akan perlindungan-Nya terhadap umat-Nya yang tertindas (ay. 10-11, 19), dan akan pembinasaan terhadap musuh-musuh Allah dan musuh bangsanya (ay. 16-18). Hal ini sungguh tepat dikatakan perihal kerajaan Mesias, karena sebagian musuh-musuh-Nya telah dibinasakan dan akan semakin banyak lagi yang akan mengalami nasib yang sama, sampai mereka semua dijadikan tumpuan kaki-Nya. Kita sangat yakin hal ini, dan Allah akan dimuliakan, serta kita dihiburkan.
- I. Daud bersukaria dan larut dalam pujiannya kepada Allah, karena rahmat dan hal-hal luar biasa yang baru saja diperbuat-Nya bagi dia dan pemerintahannya (ay. 2-3).
- Perhatikanlah:
- 1. Allah mengharap-harapkan puji-pujian yang sudah selayaknya dari orang-orang yang telah menerima kejadian-kejadian luar biasa yang dikerjakan-Nya bagi mereka.
- 2. Supaya puji-pujian kita diterima oleh Allah, kita harus memuji Dia dengan segala ketulusan, dengan hati, dan bukan sekadar dengan bibir. Kita harus memuji Dia dengan hati yang hidup, penuh kesungguhan, dan dengan segenap hati.
- 3. Pada waktu menaikkan syukur atas rahmat tertentu, kita harus menyempatkan diri untuk mengingat-ingat rahmat-rahmat sebelumnya, supaya kita dapat menceritakan segala perbuatan-Nya yang ajaib.
- 4. Sukacita yang kudus merupakan inti dari pujian yang penuh ucapan syukur, karena ucapan syukur merupakan bahasa dari sukacita kudus itu: Aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau.
- 5. Apa pun yang membuat kita senang, sukacita kita harus lebih dari rasa senang saja. Lebih dari itu, kita harus bersukacita di dalam Allah saja: Aku akan bersukacita dan bersukaria karena Engkau, bukan karena pemberian itu ataupun karena pemberinya.
- 6. Sukacita dan pujian sangat tepat diungkapkan dengan menyanyikan mazmur.
- 7. Bila Allah telah menunjukkan bahwa Ia mengatasi musuh-musuh gereja yang congkak itu, maka kita harus mengambil kesempatan untuk memberikan kemuliaan kepada-Nya sebagai Yang Mahatinggi.
- 8. Sorak kemenangan Sang Penebus sudah sepatutnya menjadi sorak kemenangan orang-orang yang telah ditebus pula (Why. 12:10; 19:5; 15:3-4).
- II. Ia mengakui kuasa Allah yang Mahakuasa, yang tidak tertandingi dan tidak mampu dihadapi oleh musuh-musuhnya yang paling kuat dan perkasa sekalipun (ay. 4).
- Sebaliknya:
- 1. Mereka terpaksa mundur kembali. Siasat dan keberanian mereka ternyata gagal, sehingga mereka tidak mampu dan tidak berani maju terus dengan usaha mereka, tetapi mundur dan terhempas.
- 2. Begitu mundur, mereka pun jatuh dan binasa. Bahkan dengan mundur sekalipun mereka akan binasa, dan mereka tidak mampu menyelamatkan diri lagi, baik dengan melarikan diri maupun dengan bertempur. Ketika Haman mulai jatuh di depan Mordekhai, ia sudah kalah dan tidak akan sanggup menang lagi (Est. 6:13).
- 3. Kehadiran Tuhan dan kemuliaan kuasa-Nya sudah cukup untuk membinasakan musuh-musuh-Nya dan musuh-musuh umat-Nya. Dengan kehadiran-Nya manusia mudah melakukan apa pun. Dengan kehadiran-Nya, Allah mengacaukan musuh-musuh-Nya. Begitu dahsyat kehadiran-Nya itu. Hal ini digenapi ketika Yesus Tuhan kita dengan satu perkataan, Akulah Dia, membuat musuh-musuh-Nya mundur dan jatuh ke tanah (Yoh. 18:6). Ia juga mampu membinasakan mereka pada saat yang sama.
- 4. Ketika musuh-musuh jemaat Allah dibuat kebingungan, kita harus mengakui bahwa keadaan mereka itu disebabkan oleh kuasa Allah. Bukan oleh alat-alat bantu apa pun, melainkan oleh kehadiran-Nya. Karena itu, kita harus memberikan kemuliaan bagi Dia semata.
- III. Ia memberikan kemuliaan kepada Allah atas keadilan-Nya, yakni karena Allah telah tampil membela dia (ay. 5): “Engkau membela perkaraku dan hakku, yaitu perkaraku yang benar. Ketika hal itu terjadi, sebagai Hakim yang adil Engkau duduk di atas takhta.”
- Amatilah:
- 1. Allah duduk di atas kursi pengadilan. Ia berhak mengambil keputusan dalam percekcokan, menentukan mana yang benar dan mana yang salah, membalas dendam bagi mereka yang terluka, dan menghukum mereka yang gemar menyakiti. Sebab Ia telah berkata, “Pembalasan itu adalah hak-Ku.”
- 2. Kita yakin bahwa penghakiman Allah itu sesuai dengan kebenaran dan bersama Dia tidak ada ketidakadilan. Sekali-kali Ia tidak akan melencengkan keadilan. Seandainya pun kita merasa seakan terdapat ketidakberesan di dalam keputusan Sang Pemelihara pada masa kini, hal ini hendaknya tidak menggoyahkan percaya kita terhadap keadilan Allah, tetapi justru menguatkan keyakinan kita akan penghakiman yang akan datang itu, yang akan meluruskan segalanya menjadi benar.
- 3. Orang boleh tidak peduli dan mengabaikan begitu saja suatu perkara benar yang ditindas, tetapi kita boleh yakin bahwa Allah yang adil akan mengurus dan membela perkara itu dengan rasa cemburu. Ia tidak akan pernah membiarkan suatu perkara benar diinjak-injak.
- IV. Dengan sukacita ia mencatat sorak-sorai kemenangan Allah di sorga atas segala kuasa di neraka, dan dengan puji-pujiannya ia mengiringi sorak-sorai kemenangan itu (ay. 6). Melalui tiga langkah, kuasa dan keadilan Allah mengadili orang-orang kafir dan orang-orang fasik, yang menjadi musuh raja yang baru saja ditempatkan Allah di atas bukit Sion yang suci.
- 1. Ia mengecam mereka: “Engkau telah menghardik bangsa-bangsa, telah menunjukkan bukti-bukti nyata perihal kegusaran-Mu terhadap mereka.” Inilah yang dilakukan-Nya sebelum membinasakan mereka, supaya mereka dapat mengindahkan peringatan melalui kecaman Sang Pemelihara dan dengan demikian mencegah kehancuran mereka sendiri.
- 2. Ia mengenyahkan mereka: Engkau telah membinasakan orang-orang fasik. Orang fasik memang ditentukan untuk dibinasakan, dan beberapa dari mereka dibuat menjadi batu peringatan di dunia ini akan keadilan Allah yang penuh pembalasan dan akan kuasa-Nya yang membinasakan.
- 3. Ia telah menguburkan mereka hingga terlupakan dan dilucuti hak-haknya untuk selamanya. Ia mencoret nama mereka sampai selamanya, supaya mereka tidak akan pernah lagi dikenang dengan rasa hormat.
- V. Ia bersorak atas musuh-musuh yang dilawan oleh Allah (ay. 7): Kota-kota telah Kauruntuhkan. Ini artinya, “Ya musuh, kota-kota kami telah kauruntuhkan, setidaknya dalam rencana atau bayanganmu,” atau, “Ya Allah, kota-kota mereka telah Kauruntuhkan dengan membawa kehancuran ke atas negeri mereka.” Kedua kemungkinan ini bisa sama-sama diterima, sebab sang pemazmur mau agar musuh tahu,
- 1. Bahwa penghancuran yang menimpa mereka itu adil, dan bahwa Allah membuat perhitungan dengan mereka atas semua kesesakan yang telah mereka akibatkan dan rencanakan ke atas umat-Nya. Bangsa-bangsa tetangga Israel yang jahat dan menjengkelkan seperti orang Filistin, Moab, Amon, Edom, dan Aram, telah menyerang mereka (ketika tidak ada raja di Israel yang dapat memimpin pertempuran), dan meruntuhkan kota-kota mereka serta berusaha sekuat tenaga menghapus bangsa Israel dari ingatan orang. Tetapi sekarang keadaan telah berbalik. Usaha penghancuran mereka atas Israel telah berakhir selamanya. Sekarang mereka tidak mampu merusak lagi dan sebaliknya mereka sendiri yang harus mengalami perusakan (Yes. 33:1).
- 2. Penghancuran ini menimpa mereka secara menyeluruh sampai sehabis-habisnya, dan ini akan menjadi akhir bagi mereka sampai selama-lamanya, sehingga kenangan atas kota-kota mereka juga turut binasa dan terhapus bersama mereka. Waktu begitu mudah menelan, dan pembinasaan akibat penghakiman Allah yang adil seperti ini ke atas orang-orang berdosa masih akan terjadi lagi, dan kota-kota besar dengan penduduk yang padat pun akan berkurang menjadi puing-puingnya saja, dan ingatan kepada mereka lenyap. Bahkan orang-orang yang berusaha mencari kota-kota itu pun tidak berhasil menemukan letaknya. Namun, berbalik dengan mereka, kita mencari kota yang memiliki fondasi yang lebih kuat.
- VI. Ia menghibur dirinya dan orang lain di dalam Allah, dan menyenangkan hatinya dengan perenungan-perenungan tentang Dia,
- 1. Dengan renungan tentang kekekalan-Nya. Di dunia ini kita tidak dapat melihat apa pun yang bersifat abadi, bahkan kota-kota kuat pun terkubur di tanah dan dilupakan orang, tetapi TUHAN bersemayam untuk selama-lamanya (ay. 8). Tidak ada perubahan pada keberadaan-Nya. Kebahagiaan, kuasa, dan kesempurnaan-Nya tidak terjangkau oleh kekuatan neraka dan bumi yang digabungkan sekalipun. Gabungan kekuatan neraka dan bumi ini bisa saja merampas kebebasan, hak istimewa, dan hidup kita, tetapi Allah kita tetap sama dan bahkan bersemayam di atas air bah, tak tergoyahkan dan tidak terganggu (29:10; 93:2).
- 2. Dengan renungan tentang kedaulatan-Nya, baik dalam pemerintahan maupun penghakiman: Takhta-Nya didirikan-Nya. Ia telah menetapkannya dengan hikmat-Nya yang tidak terbatas dan rencana-Nya yang tidak dapat berubah. Ketika kekuatan musuh gereja sedang mengancam dan urusan yang dihadapi terasa menyedihkan serta membingungkan, orang-orang baik boleh merasa mendapat dukungan dan penghiburan yang besar, bahwa Allah sekarang memerintah dunia dan tidak lama lagi akan menghakimi dunia.
- 3. Dengan renungan tentang keadilan dan kebenaran-Nya dalam seluruh pengelolaan pemerintahan-Nya. Ia mengerjakan segala sesuatu setiap hari, dan Ia akan melakukan semuanya pada hari terakhir itu, sesuai dengan peraturan keadilan yang abadi dan tidak dapat diubah (ay. 9): Dia akan menghakimi dunia, semua orang dan semua persengketaan. Ia akan mengadili bangsa-bangsa (Ia akan menentukan nasib mereka, baik dalam keadaan sekarang ini maupun yang akan datang) dengan keadilan dan dengan kebenaran, tanpa pengecualian sedikit pun.
- 4. Dengan renungan akan perkenan khusus yang diberikan-Nya kepada umat-Nya dan perlindungan istimewa-Nya atas umat-Nya. Tuhan, yang kekal sampai selamanya, adalah kekuatan dan perlindungan kekal mereka. Dia yang menghakimi dunia itu pasti akan menghakimi bagi mereka pada waktu mereka terinjak atau tertekan (ay. 10): TUHAN adalah tempat perlindungan bagi orang yang terinjak, tempat yang tinggi dan kokoh bagi mereka yang tertindas, tempat perlindungan pada waktu kesesakan. Sudah menjadi nasib umat Allah untuk ditindas di dunia ini dan mengalami masa kesesakan yang ditentukan bagi mereka. Boleh jadi Allah tidak segera tampil sebagai Penyelamat dan Penuntut balas bagi mereka, tetapi di tengah kesesakan, mereka dapat berlari dengan iman kepada Dia sebagai perlindungan mereka dan dapat bergantung pada kuasa dan janji-Nya untuk keamanan mereka, sehingga tidak akan terlampau dicelakakan.
- 5. Dengan renungan akan kepuasan manis dan ketenteraman pikiran yang dialami orang-orang yang menjadikan Allah sebagai tempat perlindungan mereka (ay. 11): “Orang yang mengenal nama-Mu percaya kepada-Mu, seperti yang telah kulakukan” (sebab anugerah Allah juga berlaku bagi semua orang kudus), “dan setelah itu mereka akan mendapati, sama seperti diriku, bahwa Engkau tidak meninggalkan orang-orang yang mencari Engkau,” sebab perkenan Allah berlaku juga bagi semua orang kudus.
- Perhatikanlah:
- (1) Semakin orang mengenal Allah, semakin mudah orang mempercayakan diri kepada-Nya. Orang-orang yang mengenal Dia sebagai Allah yang memiliki hikmat yang tak terbatas, akan percaya kepada-Nya walaupun tidak dapat melihat Dia (Ayb. 35:14). Orang-orang yang mengenal Dia sebagai Allah yang Mahakuasa akan percaya kepada-Nya di saat mereka tidak dapat mengandalkan manusia lagi dan tidak ada apa-apa lagi yang dapat mereka percayai (2 Taw. 20:12). Orang-orang yang mengenal Dia sebagai Allah yang anugerah dan kebaikan-Nya tak terbatas, akan tetap percaya kepada-Nya seandainya pun Ia hendak membunuh mereka (Ayb. 13:15). Orang-orang yang mengenal Dia sebagai Allah yang kebenaran dan kesetiaan-Nya tidak dapat diganggu gugat akan bergembira di dalam kata-kata janji-Nya. Mereka akan tetap berpegang pada janji-Nya itu, meskipun penggenapannya tertunda dan pemeliharaan-Nya selama masa penantian akan janji itu tampak bertolak belakang. Orang-orang yang mengenal Dia sebagai Bapa segala roh, dan sebagai Bapa yang kekal, akan mempercayai Dia dengan segenap jiwa mereka. Mereka percaya kepada-Nya sepanjang waktu, bahkan sampai pada kesudahan.
- (2) Semakin Allah dipercayai, semakin Dia dicari. Jika kita mempercayai Allah, kita akan terus mencari-Nya dengan doa yang penuh iman dan bersungguh-sungguh, dengan senantiasa berupaya agar kita berkenan kepada-Nya dalam segenap perilaku kita.
- (3) Allah tidak pernah dan tidak akan pernah menolak atau meninggalkan siapa saja yang mencari dan percaya kepada-Nya dengan sungguh-sungguh. Walaupun Ia membiarkan mereka menderita, Ia tidak akan meninggalkan mereka tanpa penghiburan. Walaupun Ia sepertinya mencampakkan mereka untuk beberapa waktu, Ia akan menghimpun mereka dengan rahmat yang kekal.
Pengakuan yang Tulus (9:1-11)
Judul mazmur ini sama sekali tidak menjelaskan kejadian apa yang mendorong Daud untuk menulisnya. Mazmur ini ditulis menurut lagu Mut-Laben, yang oleh sebagian orang dikaitkan dengan kematian Goliat. Ada juga yang mengaitkannya dengan kematian Nabal, dan masih ada pula yang menghubungkannya dengan kematian Absalom. Tetapi saya cenderung berpendapat bahwa kata ini hanyalah mengartikan suatu nada atau alat musik, yang dimaksudkan untuk menyanyikan mazmur ini. Sedangkan musuh-musuh yang dikalahkan Daud, yang membuatnya bersorak di sini adalah orang-orang Filistin dan bangsa-bangsa lain di sekitarnya yang menentang pengangkatan Daud sebagai raja. Mereka inilah yang ditentang dan dikalahkan Daud di awal pemerintahannya (2 Sam. 5:8). Dalam ayat-ayat ini:SH: Mzm 9:1-20 - Keyakinan harus terus ada sebab masalah selalu ada (Minggu, 7 Januari 2001) Keyakinan harus terus ada sebab masalah selalu ada
Daud seakan-akan ingin menyaingi apa yang telah
Allah perbuat baginya dengan cara mengungkapkan
...
Keyakinan harus terus ada sebab masalah selalu ada
Daud seakan-akan ingin menyaingi apa yang telah Allah perbuat baginya dengan cara mengungkapkan ucapan syukur kepada-Nya dalam berbagai cara (ayat 2-3). Ia melakukannya karena menyaksikan betapa luar biasanya perbuatan Allah baginya, yaitu masalah, kesulitan, dan penderitaan yang bertumpuk, satu- persatu dibereskan oleh Allah. Musuh-musuhnya dibuat Allah mundur, jatuh, dan binasa di hadapan-Nya (ayat 4). Ia juga melihat bagaimana Allah membela haknya secara adil (ayat 5). Lalu Daud mengenang kemenangan demi kemenangan yang diberikan Allah, sehingga ia berhasil memperluas wilayah kekuasaan dan pengaruhnya (ayat 6-7).
Namun ia kembali mengalami kesulitan, bahkan kali ini penderitaan yang ia alami lebih hebat sebab ia hampir masuk ke dalam maut dalam waktu yang panjang (ayat 14, 19). Bagaimana pemazmur menghadapi ini semua? Ia kembali berteriak minta tolong kepada Allah. Ia tetap yakin bahwa Allah akan menolongnya kembali. Mengapa ia tetap yakin? Sebab ia mempunyai pengenalan yang benar yaitu Allah yang adil dan penuh belas kasihan. Baginya Allah adalah tetap Allah yang akan menumpas bangsa- bangsa (ayat 16, 6); Allah yang menghakimi (ayat 17, 8-9) dan Allah yang tidak akan melupakan orang miskin dan sengsara (ayat 19, 5). Bahkan kini keyakinannya semakin bertumbuh, yakni agar manusia mengenal Allah yang benar dan takut kepada-Nya.
Renungkan: Apa yang Allah sudah lakukan bagi Anda? Mintalah kepada-Nya untuk membukakan mata rohani Anda agar Anda mengenal Dia dengan lebih dalam dan lebih benar. Pengenalan yang akan menumbuhkan keyakinan penting bagi Anda untuk melangkah dalam kehidupan ini dengan tetap tegar dan setia kepada- Nya, sebab seperti yang dialami oleh pemazmur persoalan, kesulitan, dan penderitaan akan terus membayangi kita.
Bacaan untuk Minggu Epifania 1
Lagu: Kidung Jemaat 409
PA 1 Matius 5:27-48
Masyarakat Indonesia saat ini sudah bosan dengan orasi- orasi berisi wejangan moral yang indah. Mereka membutuhkan contoh kehidupan yang menjunjung tinggi moralitas, yakni moralitas yang tidak relatif namun berdasarkan standar Allah. Melalui PA hari ini kita akan belajar bahwa Kristen harus memperlihatkan kualitas moral yang tinggi dalam bidang-bidang kehidupan, yang oleh sebagian masyarakat standarnya sudah jauh diturunkan.
Pertanyaan-pertanyaan pengarah:
1. Perhatikan kata 'Kamu telah mendengar' pada ayat
2. Apa perbedaan antara konsep berzinah yang sudah dikenal dengan konsep yang diajarkan oleh Yesus (ayat 27)? Apa yang mendasari konsep Yesus? Karena itu bagaimana Kristen harus menggunakan anggota tubuhnya (ayat 29-30)? Prinsip apa yang ingin dikatakan oleh Yesus melalui perintah-Nya (ayat 29-30) yang sangat keras?
3. Bagaimana pandangan Yesus tentang pernikahan (ayat
4. Bagaimanakah seharusnya kejujuran Kristen dalam perkataan? Mengapa Yesus melarang Kristen untuk bersumpah? Mengapa masyarakat Yahudi menghendaki sumpah? Apa yang harus Kristen lakukan agar perkataannya dapat dipercayai?
5. Apakah cukup bagi Kristen untuk tetap diam dan tidak membenci orang yang menyakitinya (ayat 39-42; 44)? Jika tidak, apa yang seharusnya Kristen lakukan? Mengapa Kristen dituntut sedemikian tinggi (ayat 45-48)?
6. Bagaimanakah konsep perzinahan, pernikahan, kejujuran, dan kasih dalam masyarakat saat ini? Hal-hal apa yang akan menghalangi dan mempersulit Anda untuk menjalankan perintah Yesus khususnya hal perzinahan, pernikahan, kejujuran, dan kasih kepada sesama? Bagaimana Anda mengatasinya? Bagaimana Anda mengajarkan prinsip-prinsip ini kepada anak-anak Anda ataupun anak-anak Sekolah Minggu?
SH: Mzm 9:1--10:18 - Menyaksikan keadilan Allah (Senin, 17 Februari 2003) Menyaksikan keadilan Allah
Dalam diri orang benar, setiap kali menyaksikan keadaan dirinya
dan sekelilingnya, sering kali muncul tanda tanya. Ha...
Menyaksikan keadilan Allah
Dalam diri orang benar, setiap kali menyaksikan keadaan dirinya dan sekelilingnya, sering kali muncul tanda tanya. Hal yang dipertanyakan adalah: "Kalau Allah adil, mengapa hidupku sengsara, dan justru oleh perbuatan orang yang tidak mengenal Allah?" Orang fasik sebaliknya, merasa aman-aman saja melakukan kejahatan; Tuhan toh tidak peduli atau bahkan Dia tidak pernah ada. Paling tidak pengalaman hidup sehari-hari acap kali membawa kita pada kesimpulan tersebut. Benarkah demikian?
Pemazmur pun sempat mempertanyakan di mana keadilan Tuhan ketika melihat pengalaman sengasaranya sendiri (ayat 9:14), dan mengapa Tuhan begitu jauh darinya (ayat 10:1). Padahal, orang fasik justru bersombong-ria di dalam kejahatan mereka, bahkan merasa tidak ada yang dapat menggagalkan rencana-rencana jahat mereka, termasuk Tuhan tidak dapat menghalangi mereka (ayat 10:2-11). Namun, di dalam pertanyaan dan pergumulannya, si pemazmur tidak kehilangan iman. Ia meyakini bahwa Tuhan tetap adil dan tetap melindungi orang benar (ayat 9:5) karena Dia hakim yang adil (ayat 9:8-11; 10:16-18). Dia yang akan membalaskan orang jahat dengan keadilan-Nya (ayat 9:6-7, 16-19). Oleh sebab itu, si pemazmur menutup doa pengucapan syukurnya (ayat 9:2-3) dengan permohonan sekali lagi supaya keadilan Tuhan ditegakkan, orang fasik dibinasakan (ayat 10:12-15).
Boleh-boleh saja kita seperti si pemazmur berseru mempertanyakan keadilan Tuhan. Namun, seruan tersebut harus juga disertai iman, bahkan ucapan syukur bahwa Tuhan memang adil. Keadilan-Nya akan dinyatakan di dalam hidup ini, terhadap orang benar pembelaan dan terhadap orang fasik pembalasan.
Renungkan: Kapan terakhir Anda mengucap syukur justru pada saat ketidakadilan sepertinya berjaya atas hidup Anda. Ucapkan syukur dan naikkan doa permohonan penuh iman supaya Tuhan bertindak dan menyatakan keadilan-Nya segera!
SH: Mzm 9:1-20 - Keadilan Tuhan (Rabu, 9 Januari 2008) Keadilan Tuhan
Dilihat dari strukturnya yang berupa puisi akrostik (setiap bait
dimulai dengan abjad Ibrani secara berurutan), Mazmur 9 dan 10
...
Keadilan Tuhan
Dilihat dari strukturnya yang berupa puisi akrostik (setiap bait dimulai dengan abjad Ibrani secara berurutan), Mazmur 9 dan 10 sangat mungkin merupakan satu gubahan. Dalam bagian pertama (ayat 9:2-13), pemazmur mulai dengan menaikkan syukur karena perbuatan tangan Tuhan pada masa lampau. Sejarah Israel adalah kesaksian hidup dan nyata betapa Tuhan adalah hakim yang adil atas bangsa-bangsa. Tuhan menyelamatkan Israel dari bangsa jahat yang memperbudak mereka (Kel. 1-15), dan kemudian memakai Israel sebagai alat penghukuman bagi bangsa-bangsa Kanaan yang fasik dengan penyembahan berhala yang memakai ritual najis (lih. Kitab Yosua).
Konflik antara baik dan jahat kita alami bukan saja dalam lingkup perorangan, tetapi juga dalam lingkup sosial dan internasional. Seperti halnya mazmur ini memperlihatkan pergumulan umat Tuhan PL, ia juga menjadi bayang-bayang dari pergumulan gereja di zaman sekarang ini. Hanya satu sebab agar umat Tuhan dari zaman ke zaman dapat bertahan dan tetap mengukir sejarah, yaitu fakta bahwa Tuhan Allah memerintah sejarah (ayat 8) serta aktif melindungi umat-Nya (ayat 11). Di Indonesia kini pun gereja dan orang Kristen bergumul untuk dapat hadir secara terhormat dan dengan hak penuh. Andaikan kondisi ideal tersebut sewaktu-waktu terganggu, merupakan penghiburan dan kekuatan bagi kita untuk menatap kepada Tuhan agar Ia menunjukkan keadilan-Nya.
Tangan Tuhan berdaulat atas jalannya sejarah. Tidak ada bangsa yang jahat yang tetap tinggal berjaya. Satu kali kelak mereka akan dihukum oleh karena kefasikan mereka, terutama karena melawan Tuhan dan umat-Nya. Kita perlu berdoa agar apa pun yang Tuhan akan perlakukan atas bangsa kita, akhirnya rakyat dan pemimpin bangsa kita akan mengetahui bahwa mereka adalah manusia biasa (ayat 21) yang harus tunduk kepada Allah, taat, dan menyesuaikan pola sikap dan kelakuan mereka, termasuk kepada orang Kristen, sesuai dengan kebenaran Allah sendiri.
SH: Mzm 9:1-10 - Pembela umat tertindas (Minggu, 27 Februari 2011) Pembela umat tertindas
Penindasan bisa terjadi di mana-mana. Yang ditindas biasanya rakyat kecil, yang miskin, tidak berdaya, dan dianggap hina. Siap...
Pembela umat tertindas
Penindasan bisa terjadi di mana-mana. Yang ditindas biasanya rakyat kecil, yang miskin, tidak berdaya, dan dianggap hina. Siapa yang bisa mengatasi masalah sosial seperti ini? Seharusnya pemerintah yang menegakkan hukum dan keadilan. Namun kalau oknum pemerintah bertindak menindas, apa yang harus kita lakukan?
Mazmur 9 dan 10 sebenarnya merupakan satu mazmur. Mazmur 10 tidak memiliki judul, tidak seperti mazmur-mazmur Daud lainnya. Kedua mazmur ini memiliki tema yang menyambung, yaitu Allah sebagai pembela dan pelindung orang yang tertindas.
Bagian pertama mazmur ini (9:1-11) adalah pernyataan syukur atas karya Allah bagi umat-Nya. Di sini pemazmur mewakili bangsanya. Apa yang dialami bangsanya, baik penindasan musuh maupun perlindungan Allah, dia akui sebagai pengalaman pribadinya (9:4-5). Pemazmur merasakan kepedulian Allah terhadap masalah yang menimpa umatnya. Ayat-ayat 9:13, 19, 10:18 menjelaskan masalah tersebut sebagai penindasan atas orang lemah, miskin, dan tak berdaya. Bagi pemazmur, Allah adalah hakim yang adil yang membela perkara umatnya (9:5, 8-9). Bangsa-bangsa yang jahat dan orang-orang yang fasik akan menerima penghukuman dari Allah yang berdaulat.
Bukan hanya anak-anak Tuhan yang bisa mengalami penindasan karena iman mereka, tetapi semua orang yang berada pada posisi rendah, tidak berdaya secara status sosial, dan yang lemah juga bisa mengalaminya. Maka panggilan kita untuk berjuang menegakkan keadilan dan kebenaran seharusnya bukan hanya ditujukan untuk saudara seiman saja, tetapi juga untuk masyarakat tertindas yang belum mengenal Kristus. Ingat, kita sendiri pernah ditolong Allah dari penindasan dosa. Waktu kita berjuang demi mereka yang tertindas, kita mengharapkan Allah bertindak dengan kuasa-Nya. Di situlah kesaksian Kristen kita menjadi nyata dan relevan.
SH: Mzm 9:1-20 - Syukur untuk pertolongan Tuhan (Minggu, 1 Maret 2015) Syukur untuk pertolongan Tuhan
Sebagian penafsir menerima Mazmur 9 dan 10 sebagai satu mazmur karena beberapa naskah salinan kuno menyatukannya.Tema ...
Syukur untuk pertolongan Tuhan
Sebagian penafsir menerima Mazmur 9 dan 10 sebagai satu mazmur karena beberapa naskah salinan kuno menyatukannya.Tema yang diangkat memiliki kesamaan, yaitu mengenai pergumulan orang benar menghadapi orang-orang fasik yang merajalela. Mazmur ini mulai dengan ucapan syukur (9:2-11) dan pujian (9:12-13) serta permohonan dan keyakinan (9:14-21), dilanjutkan dengan keluhan (10:1-11), dan ditutup oleh permohonan serta keyakinan pula (10:12-18).
Pemazmur bersyukur karena pertolongan Tuhan pada masa lampau.Tuhan telah mengalahkan musuh-musuhnya(4-7).Pemazmur yakin Tuhan bertindak adil (8-9) sehingga orang benar dapat bersandar pada-Nya (10-11). Dari syukur lahirlah pujian (12-13). Namun, pemazmur hidup dalam kenyataan, bahwa musuh-musuh masa kini sama ganasnya serta berniat membinasakan umat-Nya (14, 16). Oleh karena itu, pemazmur menaikkan permohonannya agar Tuhan sendiri yang akan menghukum orang fasik, serta membela umat-Nya (20-21). Pemazmur tetap yakin dan berharap bahwa kelak, ia akan dapat menceritakan kebaikan Tuhan sekali lagi (15-19).
Realitas hidup memang tidak selalu mulus. Ada masa, semuanya lancar, tidak ada masalah, tidak ada musuh. Situasi bisa sewaktu-waktu berubah. Musibah, musuh, penyakit, bisa menyerang kapanpun. Akan tetapi buat anak-anak Tuhan ada jaminan bahwa Tuhan tetap dapat diandalkan. Sebagaimana pengalaman masa lalu pemazmur, membuat ia tetap berpengharapan untuk masa kini dan masa depan, demikian juga seharusnya kita. Saat Anda sedang susah karena tekanan hidup saat ini, ingat pertolongan Tuhan pada masa lalu, naikkan syukur serta pujian. Dengan penuh keyakinan dan pengharapan, arahkan mata hati Anda kepada Tuhan. Ia pasti menolong.
SH: Mzm 9:1-20 - Sudahkah Anda Bersyukur Hari ini? (Sabtu, 7 April 2018) Sudahkah Anda Bersyukur Hari ini?
Bersyukur adalah kunci di dunia dan akhirat. Bersyukur merupakan wujud ungkapan perasaan terima kasih kepada Tuhan ...
Sudahkah Anda Bersyukur Hari ini?
Bersyukur adalah kunci di dunia dan akhirat. Bersyukur merupakan wujud ungkapan perasaan terima kasih kepada Tuhan atas semua kenikmatan dan anugerah yang setiap hari kita rasakan. Namun, tidak jarang kita semua luput dan lupa untuk bersyukur, apalagi ketika kita sedang mendapatkan masalah dan cobaan yang berat.
Kadang kala juga ketika kita sudah melewati cobaan tersebut, kita justru sering lupa siapa yang selama ini menolong dan melindungi kita.
Pemazmur sangat bersyukur. Dia juga tahu kepada siapa dia harus bersyukur: "Aku bersyukur kepadaMu ya Tuhan." Ungkapan syukur ini tidak selalu hanya diwujudkan dalam kata-kata. Namun, juga harus terimplementasi dalam tindakan sehingga benar-benar bermakna dan meresap hingga relung hati (2-3).
Pemazmur sangat mensyukuri keadaannya. Karena kekuatan Tuhan: musuhnya mundur, Tuhan membela perkara dan haknya. Tuhan menghardik bangsa-bangsa dan membinasakan orang fasik, musuh telah habis binasa (4-7).
Pemazmur juga besyukur bahwa Takhta Tuhan bersemayam sampai selamanya, Tuhan adalah hakim, tempat perlindungan, ingat kepada orang-orang tertindas, mengasihi dan melihat kesengsaraanya, mengangkatnya dari pintu gerbang maut, keselamatan yang dari pada-Nya, Ia memperkenalkan diri-Nya, orang miskin dan orang sengsara tidak dilupakanNya (8-19).
Rasanya ungkapan syukur itu memang tidak ada habisnya. Pemazmur bersyukur karena pengharapan akan bangkitnya Tuhan, dan ketakutan serta kekalahan manusia yang selama ini merajarela, pengharapan akan terjadi kehancuran kekuatan manusia/duniawi oleh karena kekutan ilahi yang kekal (20-21).
Marilah kita merenungkan dua nasihat ini. Pertama, janganlah lupa untuk bersyukur. Bagaimanapun, keadaan kita, sejatinya semua itu adalah karunia Tuhan semata.
Kedua, jangan selalu melihat ke atas, sesekali lihatlah ke bawah. Masih banyak orang yang lebih menderita dari kita. [IGM]
Baca Gali Alkitab 5
Salah satu penyebab penderitaan dalam hidup ini adalah dosa. Saat seseorang berjalan dalam ketidakbenaran, ia akan mengalami sendiri akibatnya. Bagi anak-anak Tuhan penderitaan seperti ini harus disikapi secara positif, yakni bahwa Tuhan mengasihi dia. Tuhan mengizinkan penderitaan agar anak-anak-Nya sadar akan dosa mereka dan berpaling mohon pengampunan-Nya. Oleh karena itu, saat kita sadar sudah berdosa kepada Tuhan, kita boleh memanjatkan permohonan agar Tuhan berbelas kasih dan melepaskan kita dari dahsyatnya hukuman. Apalagi kita sudah ditebus oleh darah Kristus. Mazmur ini boleh menjadi doa pengharapan kita..
Apa saja yang Anda baca?
1. Apa seruan pemazmur kepada Tuhan (2)?
2. Mengapa pemazmur begitu merasa sengsara (3-4)?
3. Apa permintaan pemazmur pada Tuhan (5)?
4. Apa alasan pemazmur (6-8)?
5. Apa yang pemazmur yakini dari Tuhan (9-11)?
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Dalam Mazmur ini, penderitaan seperti apa yang bisa dialami oleh anak Tuhan?
2. Apa yang boleh anak Tuhan yakini ketika sedang mengalami penderitaan semacam ini?
Apa respons Anda?
1. Apakah yang kita bisa syukuri saat kita menderita karena kesalahan kita?
2. Apakah yang akan kita lakukan saat kita harus mengalami penderitaan semacam ini?
Pokok Doa:
Agar banyak orang dapat mengenal kasih Tuhan melalui pengurbanan Kristus di kayu Salib.
SH: Mzm 9:1-9 - Mengenal Nama Tuhan yang Sakral (Rabu, 9 Maret 2022) Mengenal Nama Tuhan yang Sakral
Siapakah nama Tuhan? Pertanyaan ini menjadi menarik karena dua hal.
Pertama, dalam Perjanjian Lama, nama Tuhan tidak...
Mengenal Nama Tuhan yang Sakral
Siapakah nama Tuhan? Pertanyaan ini menjadi menarik karena dua hal.
Pertama, dalam Perjanjian Lama, nama Tuhan tidak mudah untuk dikenali. Mengapa bisa demikian? Karena nama Tuhan itu sakral. Kepada Musa, misalnya, Tuhan memperkenalkan diri sebagai ehye asyer ehye (YHWH) -yang diterjemahkan menjadi "AKU ADALAH AKU" (Kel. 3.14). Orang Israel memandang nama YHWH ini tidak boleh disebut sembarangan. Tidak heran bila YHWH kemudian digantikan dengan Adonai.
Kedua, dalam kesakralan nama-Nya tersebut, Tuhan berkehendak dikenali umat-Nya. Inilah daya tariknya. Manusia harus mengenal nama Tuhan yang sakral. Mengapa mengenal nama Tuhan sedemikian penting? Hanya dengan mengenal nama Tuhan, kita bisa percaya kepada-Nya. Masalahnya adalah dengan cara bagaimana kita bisa mengenal nama Tuhan yang sakral itu?
Mazmur 9 memberi petunjuk bagaimana kita bisa mengenal nama Tuhan. Pertama-tama adalah dengan bahasa hati, tentunya hati yang melimpah dengan rasa syukur. Hati yang bersyukur adalah pintu masuk untuk mengenal nama Tuhan. Inilah alasan pemazmur bermazmur: "Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku, ..." (2).
Dengan rasa syukurnya, pemazmur kemudian menceritakan segala perbuatan Tuhan yang ajaib. Perbuatan-Nya hanya bisa dikenali melalui pengalaman hidup. Di sini dapat dibayangkan bahwa pemazmur adalah pribadi yang gemar merenung. Dari perenungannya pemazmur dapat melihat karya Tuhan yang ajaib untuk diceritakan. Dengan merenung, pemazmur menggunakan bahasa hati, bahasa batin yang terdalam yang tampak dalam suasana diam dan hening.
Dalam keheningan, pemazmur berkomunikasi dengan Tuhan. Buah komunikasi ini diungkapkan dalam bait-bait mazmur yang dijiwai oleh hati yang bersyukur. Begitulah cara pemazmur mengenal nama Tuhan yang sakral, nama yang membuat pemazmur percaya kepada Tuhan sebagai tempat perlindungan. Sudahkah kita juga mengenal nama Tuhan? [SZR]
SH: Mzm 9:1-20 - Allah Berpihak kepada Orang Benar (Jumat, 5 April 2024) Allah Berpihak kepada Orang Benar
Penindasan menjadi problematika abadi yang dihadapi oleh manusia. Sejak zaman dahulu, manusia saling menindas dan m...
Allah Berpihak kepada Orang Benar
Penindasan menjadi problematika abadi yang dihadapi oleh manusia. Sejak zaman dahulu, manusia saling menindas dan menekan sesamanya, tidak terkecuali orang terdekat atau bahkan saudara sendiri.
Tuhan yang digambarkan oleh pemazmur dalam mazmur ini adalah Allah yang maha tinggi dan mahakuasa, yang mencintai keadilan. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran (9). Siapakah yang akan dihukum-Nya? Orang-orang fasik yang menginjak-injak sesamanya. Maka dari itulah, Tuhan menjadi sumber perlindungan bagi mereka yang terinjak-injak dan mengalami kesesakan (10).
Penghakiman Tuhan berlaku bagi semua bangsa. Mereka yang menindas sesamanya tidak akan didiamkan-Nya, karena Tuhan mendengar jeritan orang yang tertindas (13).
Atas kenyataan iman yang demikianlah, pemazmur mengajak segenap umat untuk berbalik kepada-Nya. Jikalau umat tetap menjadi orang benar, meskipun ia berada di tengah penindasan, ia akan mengalami perlindungan-Nya yang begitu nyata. Tuhan tidak pernah meninggalkan orang yang dengan segenap hati mengenal dan mencari-Nya (11). Bersyukurlah dan bermazmurlah senantiasa karena Tuhan selalu bertindak bagi mereka yang benar.
Dalam keadilan Tuhan yang demikianlah, seharusnya orang percaya juga disadarkan dalam kehidupan-Nya. Jika Tuhan yang kita sembah adalah sosok yang maha adil dan mencintai kebenaran, sudah sepantasnya apabila kita juga senantiasa mengupayakan keadilan bagi mereka yang tertindas.
Pada sisi yang lain, firman yang kita refleksikan saat ini juga menjadi kekuatan bagi kita yang mungkin saat ini tengah mengalami penindasan serta ketidakadilan. Teguhlah di dalam Tuhan karena Ia mendengarkan tangisan dan harapan kita.
Marilah kita senantiasa bersyukur dan bermazmur bagi-Nya karena Tuhan adalah sumber pertolongan kita. Satu hal yang terpenting adalah kita tetap berada di jalan yang Tuhan kehendaki, karena Ia berada di sisi orang-orang benar. [WDN]
Utley -> Mzm 9:3-6
Utley: Mzm 9:3-6 - --NASKAH NASB (UPDATED): Mazm 9:3-63(9-4)sebab musuhku mundur. tersandung jatuh dan binasa di hadapan-Mu. 4(9-5)Sebab Engkau membela perkaraku dan hakku...
NASKAH NASB (UPDATED): Mazm 9:3-6
3(9-4)sebab musuhku mundur. tersandung jatuh dan binasa di hadapan-Mu. 4(9-5)Sebab Engkau membela perkaraku dan hakku, sebagai Hakim yang adil Engkau duduk di atas takhta. 5(9-6)Engkau telah menghardik bangsa-bangsa, telah membinasakan orang-orang fasik; nama mereka telah Kauhapuskan untuk seterusnya dan selama-lamanya; 6(9-7)musuh telah habis binasa, menjadi timbunan puing senantiasa. kota-kota telah Kauruntuhkan; lenyaplah ingatan kepadanya.
Mazm 9:3-6 ini bait memuja YHWH sebagai Hakim yang Benar (lih. Mazm 9:4b). Perhatikan tindakan-Nya terhadap musuh.
- 1. musuh mundur, ay. Mazm 9:3a - BDB 996, KB 1427, Qal INFINITIVE CONSTRUCT (yaitu, dalam pertempuran)
- 2. musuh tersandung, ay. Mazm 9:3b - BDB 505, KB 502, Niphal IMPERFECT
- 3. musuh binasa, ay. Mazm 9:3b - BDB 1, KB 2, Qal IMPERFECT
- 4. telah meghardik bangsa-bangsa, ay. Mazm 9:5a - BDB 172, KB 199, Qal PERFECT (Alkitab NET melihat ini sebagai merujuk pada "seruan perang," hal 858, # 19)
- 5. telah membinasakan orang fasik ay. Mazm 9:5a - BDB 1, KB 2, Piel PERFECT
- 6. telah menghapuskan nama mereka, ay. Mazm 9:5b - BDB 562, KB 567, Qal PERFECT (yaitu, tewas dalam pertempuran)
- 7. telah meruntuhkan kota musuh, ay. Mazm 9:6 - BDB 684, KB 737, Qal PERFECT
Perhatikan bagaimana YHWH ditandai.
- 1. Engkau membela perkaraku dan hakku,
- 2. sebagai Hakim yang adil Engkau duduk di atas takhta.
- 3. lih. Mazm 9:7-8 (penekanan yang diulang dalam bait berikutnya)
Ada kemungkinan bahwa "hakku" tersebut adalah YHWH menetapkan si pemazmur sebagai Raja dari umat perjanjian-Nya.
Mazm 9:3 "binasa di hadapan-Mu" Perhatikan KATA KERJA ini (BDB 1, KB 2) diulang dalam ay. 5,6,18. Hal ini digunakan untuk
- 1. musuh-musush secara individu
- 2. bangsa-bangsa
- 3. orang yang menderita (dinegasikan)
Ini dengan jelas merujuk pada kehidupan fisik dan juga keberadaan kekal (lih. ay. Mazm 9:6, ungkapan Ibrani). Menentang Tuhan dan umat-Nya adalah aktivitas berbahaya dengan konsekuensi temporal dan eskatologis.
Mazm 9:5 "bangsa-bangsa" Pergeseran yang sama dari individu kepada "bangsa-bangsa" (lih. Mazm 9:17-20) terjadi di Mazm 7:6-7. Banyak mazmur yang ditulis oleh individu-individu menjadi kebersamaan kelompok dalam liturgi ibadah.
Juga catat bahwa YHWH sebagai Hakim dinyatakan dalam Mazm 7:7 (lih. Mazm 9:4-6,7-8).
□ "nama mereka telah Kauhapuskan untuk seterusnya dan selama-lamanya" Perhatikan bagaimana tema penghakiman "permanen" ini diulang (lih. Mazm 69:28).
- 1. menghapuskan, ay. Mazm 9:5 (Qal PERFECT, lih. Mazm 69:28; juga catat Bil 5:23; Ul 9:14; 25:19; 29:20)
- 2. selama-lamanya, ay. Mazm 9:5 (lihat Topik Khusus: Selamanya di bawah ini)
- 3. timbunan puing senantiasa, ay. Mazm 9:6 (Piel PERFECT, lih. Yer 25:9; 49:13)
- 4. lenyaplah ingatan kepadanya, ay. Mazm 9:6 (Qal PERFECT, lih. Mazm 34:16; 109:15)
Ayat 5-6 mengingatkan saya tentang dialog pembukaan dalam Mal 1, di mana keberadaan Israel yang sama ini dikontraskan dengan keruntuhan penuh dari Edom sebagai bukti kasih perjanjian YHWH. Dimanakah bangsa-bangsa kuno di sekitarnya? Mereka hilang dari sejarah, namun bukan Israel.
KATA KERJA "menghapuskan" (# 1) dapat merujuk pada kitab kehidupan.
Topik Teologia -> Mzm 9:3
Topik Teologia: Mzm 9:3 - -- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Memuji Allah untuk Pelepasan-Nya Terhadap Musuh
Kej 14:20 Kel 18:10 Hak 16:2...
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Memuji Allah untuk Pelepasan-Nya Terhadap Musuh
- Kej 14:20 Kel 18:10 Hak 16:24 Maz 9:2-4 Maz 18:47-50 Maz 30:2 Maz 41:12-14 Maz 43:1,4 Maz 44:8-9 Maz 57:4-9 Maz 71:10-11,14,22-24 Maz 124:1-8 Wah 19:1-3
- Orang-orang Percaya Bersukacita karena Allah Menjaga Mereka dengan Pemeliharaan-Nya
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Mazmur (Pendahuluan Kitab) Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang...
Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang
Judul Ibrani untuk kitab Mazmur adalah _tehillim_, yang berarti "puji-pujian"; judul dalam Septuaginta (PL dalam bahasa Yunani, dikerjakan sekitar 200 SM) ialah _psalmoi_, yang berarti "nyanyian yang diiringi alat musik gesek atau petik".
Musik memainkan peranan penting dalam ibadah Israel (1Taw 15:16-22; bd.Mazm 149:1--150:6); mazmur-mazmur menjadi nyanyian pujian Israel. Berbeda dengan sebagian besar syair dan nyanyian di dunia Barat yang ditulis dengan sajak dan irama, syair dan nyanyian PL didasarkan pada kesejajaran pemikiran di mana baris(-baris) kedua (atau yang berikutnya) pada hakikatnya menyatakan ulang (kesejajaran sinonim), memperlihatkan kontras (kesejajaran antitetikal), atau secara progresif melengkapi baris yang pertama (kesejajaran sintetik). Ketiga bentuk kesejajaran ini dipakai dalam Mazmur. Mazmur terdini yang diketahui digubah oleh Musa pada abad ke-15 SM (Mazm 90:1-17); sedangkan yang paling akhir adalah dari abad ke-6 sampai ke-5 SM (mis. Mazm 137:1-9). Akan tetapi, sebagian besar dari mazmur ditulis pada abad ke-10 SM semasa zaman keemasan puisi Israel.
Judul-judul atau kalimat pembukaan pada permulaan sebagian besar mazmur (dalam Alkitab Indonesia menjadi bagian dari mazmur), sekalipun bukan bagian asli dan terilham dari mazmur, sudah berusia tua (sebelum Septuaginta) dan penting. Isi dari kalimat pembukaan itu berbeda-beda, meliputi kategori seperti
- (1) nama penulis (mis. Mazm 47:1-10, "Dari bani Korah"),
- (2) bentuk mazmur (mis. Mazm 32:1-11, "nyanyian pengajaran" [bah. Inggris "maskil"] syair hasil renungan atau bertujuan mengajar),
- (3) istilah-istilah musik (mis. Mazm 4:1-9, "Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi"),
- (4) catatan liturgis (mis. Mazm 45:1-18, "Nyanyian kasih" [versi Inggris NIV -- nyanyian pernikahan]), dan
- (5) catatan sejarah singkat (mis. Mazm 3:1-9, "Mazmur Daud ketika ia lari dari Absalom, anaknya").
Mengenai penulis mazmur-mazmur ini, kalimat pembukaan menyebutkan Daud selaku penggubah 73 mazmur, Asaf 12 (seorang Lewi yang berkarunia musik dan nubuat, lih. 1Taw 15:16-19; 2Taw 29:30), bani Korah 10 (keluarga dengan karunia musik), Salomo 2, dan masing-masing satu oleh Heman, Etan, dan Musa. Kecuali Musa, Daud, dan Salomo, semua penggubah lainnya adalah imam atau orang Lewi dengan karunia musik dan tanggung jawab dalam ibadah kudus pada masa pemerintahan Daud. Lima puluh mazmur tidak diketahui penggubahnya. Acuan-acuan alkitabiah dan sejarah memberi kesan bahwa Daud (bd. 1Taw 15:16-22), Hizkia (Ams 25:1; bd. 2Taw 29:25-30), dan Ezra (bd. Neh 10:39; Neh 11:22; Neh 12:27-36,45-47) terlibat pada waktu yang berlainan dalam memilih mazmur-mazmur untuk dipakai bersama di Yerusalem. Penyusunan kitab ini yang terakhir mungkin dilakukan pada masa Ezra dan Nehemia (450-400 SM).
Tujuan
Kitab Mazmur, sebagai doa dan pujian yang diilhamkan Roh, ditulis, secara umum, untuk mengungkapkan perasaan mendalam hati sanubari manusia dalam hubungan dengan Allah.
- (1) Banyak yang ditulis sebagai doa kepada Allah, mengungkapkan
- (a) kepercayaan, kasih, penyembahan, ucapan syukur, pujian, dan kerinduan akan persekutuan erat;
- (b) kekecewaan, kesesakan mendalam, ketakutan, kekhawatiran, penghinaan dan seruan untuk pembebasan, kesembuhan, atau pembenaran.
- (2) Yang lain ditulis sebagai nyanyian yang mengungkapkan pujian, ucapan syukur, dan pemujaan kepada Allah dan hal-hal besar yang telah dilakukan-Nya.
- (3) Beberapa mazmur berisi bagian-bagian penting berhubungan dengan Mesias.
Survai
Selaku suatu kumpulan dari 150 mazmur, kitab ini meliput bermacam-macam pokok, termasuk penyataan tentang Allah, ciptaan, umat manusia, keselamatan, dosa dan kejahatan, keadilan dan kebenaran, penyembahan dan pujian, doa dan hukuman. Allah dipandang dengan beraneka ragam cara: sebuah benteng perlindungan, batu karang, perisai, gembala, tentara, pencipta, penguasa, hakim penebus, pemelihara, penyembuh, dan penuntut balas; Ia mengungkapkan kasih, kemarahan, dan belas kasihan, dan Ia ada di mana-mana, mengetahui segala sesuatu dan mahakuasa. Umat Allah juga dilukiskan dengan aneka cara: biji mata, domba, orang kudus, orang jujur dan benar yang diangkat-Nya dari sumur berlumpur, menempatkan kakinya pada batu karang, dan menaruh nyanyian baru di dalam mulut mereka. Allah mengarahkan langkah-langkah mereka, memuaskan kerinduan rohani mereka, mengampuni semua dosa mereka, menyembuhkan segala penyakit mereka dan menyediakan tempat tinggal kekal bagi mereka.
Salah satu cara yang bermanfaat untuk meninjau kitab ini ialah dengan berbagai kategori umum yang dipakai untuk menggolongkan mazmur-mazmur ini (dengan agak bertumpang-tindih).
- (1) _Nyanyian Haleluya atau pujian_ : mazmur-mazmur ini membesarkan nama, kemegahan, kebaikan, kebesaran, dan keselamatan Allah (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 21:1-13; Mazm 33:1--34:22; Mazm 103:1--106:48; Mazm 111:1--113:9; Mazm 115:1--117:2; Mazm 135:1-21; Mazm 145:1--150:6).
- (2) _Nyanyian Ucapan Syukur_ : Mazmur-mazmur ini mengakui pertolongan Allah dalam menyelamatkan dan membebaskan seseorang atau Israel selaku bangsa (mis. Mazm 18:1-50; Mazm 30:1-12; Mazm 34:1-22; Mazm 41:1-13; Mazm 66:1-20; Mazm 92:1-15; Mazm 100:1-5; Mazm 106:1-48; Mazm 116:1-19; Mazm 118:1-29; Mazm 124:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 136:1-26; Mazm 138:1-8).
- (3) _Mazmur Doa dan Permohonan_ : Tercakup mazmur-mazmur ratapan dan permohonan kepada Allah, kerinduan akan Allah, dan syafaat bagi umat Allah (mis. Mazm 3:1--6:10; Mazm 13:1-6; Mazm 43:1-5; Mazm 54:1-7; Mazm 67:1-7; Mazm 69:1--70:5; Mazm 79:1--80:19; Mazm 85:1--86:17; Mazm 88:1-52; Mazm 90:1-17; Mazm 102:1-28; Mazm 141:1--143:12).
- (4) _Mazmur Pengakuan Dosa_ : Berfokus pada pengakuan dosa (mis. Mazm 32:1-11; Mazm 38:1-22; Mazm 51:1-19; Mazm 130:1-8).
- (5) _Nanyian Sejarah Kudus_ : Mengisahkan kembali urusan Allah dengan Israel sebagai bangsa (mis. Mazm 78:1-72; Mazm 105:1--106:48; Mazm 108:1-13; Mazm 114:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 137:1-9).
- (6) _Mazmur Pemahkotaan Tuhan_ : Mazmur-mazmur ini dengan tegas menyatakan bahwa "Tuhan adalah Raja" (mis. Mazm 24:1-10; Mazm 47:1-9; Mazm 93:1-5; Mazm 96:1--99:1-99:9).
- (7) _Nyanyian Liturgis_ : Mazmur-mazmur ini digubah untuk perayaan atau kebaktian khusus (mis. Mazm 15:1-5; Mazm 24:1-10; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 113:1--118:29; keenam mazmur terakhir ini dipergunakan dalam perayaan Paskah setiap tahun).
- (8) _Mazmur Kepercayaan dan Pengabdian_ : Mazmur-mazmur ini mengungkapkan:
- (a) kepercayaan seseorang akan integritas Allah dan pertolongan kehadiran-Nya, dan
- (b) pengabdian hati kepada Allah (mis. Mazm 11:1-8; Mazm 16:1-11; Mazm 23:1-6; Mazm 27:1-14; Mazm 31:1--32:11; Mazm 40:1-17; Mazm 46:1-11; Mazm 56:1-13; Mazm 62:1--63:11; Mazm 91:1-16; Mazm 119:1-176; Mazm 130:1--131:3; Mazm 139:1-24).
- (9) _Nyanyian Ziarah_ : Juga disebut "Nyanyian-nyanyian Zion" atau "Nyanyian-nyanyian Pendakian" yang dinyanyikan oleh para peziarah sepanjang perjalanan mereka ke Yerusalem untuk perayaan Paskah, Pentakosta, atau Pondok Daun setiap tahun (mis. Mazm 43:1-5; Mazm 46:1-11; Mazm 48:1-14; Mazm 76:1-12; Mazm 84:1-12; Mazm 87:1-7; Mazm 120:1--134:3).
- (10) _Nyanyian Penciptaan_ : Mazmur-mazmur ini mengakui hasil perbuatan Allah di sorga dan di bumi (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 19:1-14; Mazm 29:1-11; Mazm 33:1-22; Mazm 65:1-13; Mazm 104:1-35).
- (11) _Mazmur-mazmur Hikmat dan Pendidikan_ : Mazmur-mazmur ini merenungkan cara-cara Allah dan mendidik kita mengenai kebenaran (mis. Mazm 1:1-6; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 73:1-28; Mazm 112:1-8; Mazm 119:1-176; Mazm 133:1-3).
- (12) _Mazmur Kerajaan atau Mesias_ : Mazmur-mazmur ini melukiskan beberapa pengalaman Raja Daud atau Raja Salomo yang mempunyai makna nubuat dan yang akhirnya digenapi dalam kedatangan Mesias, Yesus Kristus (mis. Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1--41:13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1--69:36; Mazm 72:1-20; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 110:1-7; Mazm 118:1-29).
- (13) _Mazmur Bernada Kutukan_ : Mazmur-mazmur ini mengundang kutukan atau hukuman Allah atas orang fasik (mis. Mazm 7:1-17; Mazm 35:1-28; Mazm 55:1-23; Mazm 58:1-11; Mazm 59:1-17; Mazm 69:1-36; Mazm 109:1-31; Mazm 137:1-9; Mazm 139:19-22). Karena banyak orang Kristen bingung oleh mazmur-mazmur ini, perlu diperhatikan bahwa mazmur kutukan ini digubah selaku ungkapan semangat demi nama Allah, keadilan, dan kebenaran-Nya, dan dari kebencian kuat terhadap kejahatan dan bukan karena perasaan dendam yang picik. Pada hakikatnya mazmur-mazmur ini berseru kepada Allah agar meninggikan orang benar dan merendahkan orang fasik.
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai kitab Mazmur ini.
- (1) Merupakan kitab terpanjang dalam Alkitab dan berisi pasal yang terpanjang (Mazm 119:1-176), yang terpendek (Mazm 117:1-2) dan ayat tengah (Mazm 118:8).
- (2) Sebagai kitab nyanyian dan ibadah Ibrani, kerohaniannya yang dalam dan luas itu menjadikan kitab ini bagian PL yang paling digemari dan dibaca oleh orang percaya.
- (3) "_Haleluya_" (pujilah Tuhan), istilah Ibrani yang diakui secara universal di kalangan orang percaya, dipakai 28 kali dalam Alkitab, 24 di antaranya dalam kitab ini. Di dalam Mazm 150 pujian kepada Tuhan mencapai puncaknya dan menyampaikan pujian yang utuh dan sempurna kepada Tuhan.
- (4) Tidak ada kitab lain di Alkitab yang demikian terang-terangan mengungkapkan perasaan dan kebutuhan manusia dalam hubungan dengan Allah dan kehidupan ini. Nyanyian pujian dan pengabdian mengalir dari gunung-gunung tertinggi, dan seruan-seruan keputusasaannya timbul dari lembah-lembah terdalam.
- (5) Sekitar separuh mazmur mencakup doa iman di tengah kesengsaraan.
- (6) Inilah kitab yang paling banyak dikutip di PB.
- (7) Berisi banyak "pasal kesayangan" seperti pasal Mazm 1:1-6; Mazm 23:1-6; Mazm 24:1-10; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 84:1-12; Mazm 91:1-16; Mazm 103:1-22; Mazm 119:1-176; Mazm 121:1-8; Mazm 139:1-24; dan Mazm 150:1-6.
- (8) Mazmur 119 (Mazm 119:1-176) adalah unik dalam Alkitab karena
- (a) panjangnya (176 ayat),
- (b) kasihnya yang agung kepada Firman Allah, dan
- (c) susunan sastranya yang mencakup 22 stanza dengan masing-masing delapan ayat, dan setiap stanza mengawali setiap ayatnya dengan huruf yang sama, juga setiap stanza memakai huruf yang berturut-turut dari abjad Ibrani sebagai bantuan untuk mengingat (yaitu, suatu akrostik).
- (9) Ciri sastranya yang paling menonjol adalah gaya syair yang disebut paralelisme, mencakup irama pemikiran dan bukan irama sajak atau matra; ciri khas ini menjadikan beritanya dapat diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain tanpa terlalu banyak kesulitan.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Ada 186 kutipan dari kitab Mazmur dalam PB, jauh lebih banyak daripada kitab PL lainnya. Jelaslah bahwa mazmur-mazmur begitu meresap dalam hati Yesus dan penulis kitab PB lainnya dan bahwa Roh Kudus sering memakai mazmur di dalam ajaran Yesus dan ayat-ayat lain di mana Yesus menggenapi Alkitab selaku Mesias yang dinubuatkan. Misalnya, Mazm 110:1-7 yang singkat (7 ayat) dikutip lebih banyak dalam PB daripada pasal PL lainnya; mazmur ini berisi nubuat tentang Yesus sebagai Mesias, sebagai Anak Allah dan sebagai imam abadi menurut peraturan Melkisedek. Mazmur Mesias lainnya yang dikenakan kepada Yesus dalam PB adalah:Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1-17; Mazm 41:1-13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 69:1-36; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 109:1-31; dan Mazm 118:1-29. Mazmur ini dikenakan kepada
- (1) Yesus selaku nabi, imam, dan raja;
- (2) kedua kedatangan-Nya;
- (3) kedudukan sebagai Anak dan sifat-Nya;
- (4) penderitaan dan kematian-Nya yang mendamaikan; dan
- (5) kebangkitan-Nya. Ringkasnya, Mazmur termasuk kitab PL dengan nubuat paling terinci tentang Kristus dan tertanam sangat dalam di seluruh amanat para penulis PB.
Full Life: Mazmur (Garis Besar) Garis Besar
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!:...
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!: Mazmur 42-72
(Mazm 42:1-72:19)
III. Kitab 3 !!: Mazmur 73-89
(Mazm 73:1-89:52)
IV. Kitab 4 !!: Mazmur 90-106
(Mazm 90:1-106:48)
V. Kitab 5 !!: Mazmur 107-150
(Mazm 107:1-150:1-6)
Matthew Henry: Mazmur (Pendahuluan Kitab)
Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena beg...
- Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena begitu banyaknya terdapat hal-hal mengenai Kristus dan Injil-Nya, dan juga tentang Allah dan hukum-Nya di dalamnya, sehingga kitab ini disebut sebagai intisari atau ringkasan dari kedua Perjanjian. Sejarah Israel yang banyak tersedia bagi kita, memungkinkan kita untuk mengikuti dan mempelajarinya, dan di sana disajikan dan diajarkan kepada kita pengetahuan tentang Allah. Kitab Ayub membawa kita memasuki proses belajar mengajar, serta memberikan kita berbagai pemikiran dan debat berguna tentang Allah dan pemeliharaan-Nya. Tetapi, kitab ini membawa kita masuk ke dalam ruang mahakudus, menjauhkan kita dari pergaulan sehari-hari dengan sesama, dengan para politisi, ahli filsafat, atau para pembantah dunia ini, dan mengarahkan kita memasuki persekutuan dengan Allah, dengan menghibur jiwa kita dan membawanya beristirahat di dalam Dia, dengan mengangkat dan membuat hati kita berserah kepada-Nya. Dengan demikian kita dapat berada di atas gunung bersama Allah. Dan kalau sudah begini, kita sungguh tidak tahu apa yang menjadi keuntungan kita bila kita tidak berkata, “Betapa bahagianya berada di tempat ini.” Mari kita selidiki:
- I. Judul kitab ini.
- 1. Kitab ini disebut Mazmur. Judul ini yang dirujuk di dalam Lukas 24:44. Orang Ibrani menyebutnya Tehillim, yang dengan tepat menunjukkan Mazmur-mazmur Pujian, karena banyak di mazmur di dalam kitab tersebut yang bercorak seperti itu. Namun, Mazmur merupakan sebuah kata yang lebih umum maknanya, yang berarti semua gubahan apa saja yang punya susunan tertentu yang cocok untuk dinyanyikan, dan isinya bisa bersifat sejarah, pengajaran, permohonan, maupun puji-pujian. Meskipun bernyanyi itu selayaknya menyuarakan rasa sukacita, namun tujuan nyanyian lebih luas maksudnya. Nyanyian itu membantu kita untuk mengingat sesuatu, dan untuk mengungkapkan maupun menggairahkan semua perasaan lain seperti halnya perasaan sukacita ini. Imam-imam memiliki nyanyian ratapan maupun sukacita. Dengan demikian, menyanyikan mazmur sudah merupakan ibadah bagi kita dan maksudnya yang luas, karena kita bukan hanya diarahkan untuk memuji Allah, tetapi juga untuk mengajar dan menegur seorang akan yang lain di dalam mazmur, dan puji-pujian, dan nyanyian rohani (Kol. 3:16).
- 2. Kitab ini disebut Kitab Mazmur. Begitulah yang disebut oleh Petrus dalam Kisah Para Rasul 1:20. Kitab ini merupakan kumpulan mazmur-mazmur, yaitu semua mazmur yang diilhamkan secara ilahi. Meskipun mazmur-mazmur ini digubah dalam berbagai masa dan berbagai kesempatan, semuanya dikumpulkan bersama-sama di dalam kitab ini tanpa rujukan atau ketergantungan satu sama lain. Dengan demikian semua mazmur ini terpelihara dari kemungkinan tercecer atau hilang, dan siap digunakan bagi kebaktian jemaat. Lihatlah, betapa baiknya Tuan yang kita layani, betapa menyenangkannya jalan-jalan hikmat yang disediakan-Nya, sehingga saat kita diperintahkan untuk bernyanyi, yang cukup membuat kita menjadi sibuk, mulut kita pun dipenuhi-Nya dengan kata-kata dan tangan kita disediakan dengan nyanyian-nyanyian.
- II. Penulis kitab ini. Tidak diragukan lagi bahwa pada mulanya semua mazmur ini berasal dari Roh yang mulia. Mazmur adalah nyanyian rohani, firman yang diajarkan oleh Roh Kudus. Penulis sebagian besar mazmur ini adalah Daud, anak Isai, yang karena itu ia diberi gelar sebagai pemazmur yang disenangi di Israel (2Sam. 23:1). Beberapa mazmur yang tidak mencantumkan namanya di dalam judul, dengan jelas dianggap berasal dari dia di tempat lain dalam Alkitab, seperti Mazmur 2 (Kis. 4:25), Mazmur 96 dan 105 (1Taw. 16). Satu mazmur dinyatakan dengan jelas sebagai doa Musa (Mzm. 90). Beberapa mazmur diisyaratkan ditulis oleh Asaf (2Taw. 29:30), di mana dikatakan bahwa orang-orang Lewi menyanyikan puji-pujian untuk Tuhan dengan kata-kata Daud dan Asaf. Di situ dikatakan bahwa Asaf adalah seorang pelihat atau nabi. Beberapa mazmur tampaknya ditulis kemudian pada masa yang jauh setelah itu, misalnya Mazmur 137, yang ditulis ketika masa pembuangan di Babel. Namun, dapat dipastikan bahwa sebagian besar mazmur ditulis oleh Daud sendiri, yang sangat mahir dalam hal puisi dan musik. Daud memang ditetapkan, memenuhi syarat, dan digerakkan untuk menegakkan ibadah bermazmur di dalam jemaat Allah, seperti halnya Musa dan Harun di zaman mereka, yang menegakkan ibadah korban. Ibadah yang ditegakkan oleh Musa dan Harun sudah digantikan, tetapi yang ditegakkan Daud tetap ada, dan akan tetap ada sampai akhir zaman, ketika ditelan oleh nyanyian-nyanyian kekekalan. Di sini Daud menjadi gambaran dari Kristus, yang adalah keturunannya, bukan keturunan Musa, karena Ia datang untuk mengambil alih korban sembelihan (keluarga Musa segera hilang dan punah setelah itu), selain juga untuk menegakkan dan mengabadikan sukacita dan pujian. Sebab keturunan Daud di dalam Kristus tidak akan pernah berakhir.
- III. Tujuan kitab ini. Maksud dan tujuannya jelas.
- 1. Untuk membantu apa yang telah dipraktikkan dalam agama alamiah dan untuk menyalakan perasaan saleh dalam jiwa manusia yang harus kita baktikan kepada Allah sebagai pencipta, pemilik, pengatur, dan pelindung kita. Kitab Ayub membantu membuktikan dasar-dasar mengenai kesempurnaan dan penyelenggaraan ilahi. Namun, kitab ini membantu kita untuk mengungkapkan dan membuktikan kepercayaan kita akan dasar-dasar yang kita yakini itu di dalam doa dan pujian, dalam pengakuan akan hasrat hati kita akan Dia, ketergantungan kita kepada-Nya, serta seluruh ibadah dan penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya. Di dalam bagian lain dalam Kitab Suci ditunjukkan bahwa Allah itu tak terbatas mengatasi manusia dan bahwa Dia itu Tuhan yang berdaulat di atas segalanya. Namun demikian, Kitab Mazmur ini menunjukkan kepada kita bahwa kita yang seperti binatang menjalar di bumi ini boleh bergaul dengan Dia. Selain itu, kalau bukan karena salah kita sendiri, ada banyak cara di mana kita bisa tetap bersekutu dengan Dia dalam rupa-rupa keadaan hidup kita sebagai manusia.
- 2. Untuk mempromosikan dan memajukan keunggulan agama wahyu, dan dengan cara yang paling menyenangkan menganjurkannya kepada dunia. Sedikit saja, atau tidak ada hukum seremonial (yang hanya bersifat upacara saja) yang muncul di seluruh Kitab Mazmur. Meskipun korban sembelihan dan korban sajian tetap berlanjut selama berabad-abad, namun di sini kedua hal itu digambarkan sebagai hal yang tidak berkenan kepada Allah (Mzm. 40:7; 51:19), sebagai hal yang kurang bermakna, yang pada saatnya nanti akan lenyap. Namun, firman dan hukum Allah, khususnya bagian-bagian yang berbicara tentang akhlak dan kewajiban yang kekal, ada tertulis di sini untuk diagungkan dan dihormati, lebih daripada yang tertulis di mana pun juga. Dan Kristus yang menjadi puncak dan pusat agama wahyu, yang menjadi dasar, batu penjuru, dan batu utama dari bangunan yang dimuliakan itu, dibicarakan dengan jelas dalam kitab ini dalam bentuk pelambangan dan nubuat. Di sini dibicarakan semua penderitaan-Nya dan kemuliaan yang mengikutinya, serta kerajaan yang hendak dibangun-Nya di dunia ini. Di dalam kerajaan inilah kovenan Allah dengan Daud mengenai kerajaannya digenapi. Betapa tingginya nilai yang diberikan kitab ini terhadap firman Allah, terhadap segala ketetapan dan penghakiman-Nya, serta terhadap kovenan dan janji-janji agung dan mulia-Nya untuk menepati kovenan-Nya itu. Karena itu, betapa kitab ini sangat menganjurkan kita untuk menggunakan firman-Nya, ketetapan dan penghakiman-Nya serta kovenan dan janji-janji-Nya itu sebagai pedoman dan jangkar kita, serta sebagai warisan kita sampai selama-lamanya!
- IV. Manfaat kitab ini. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk menanamkan terang ilahi ke dalam pemahaman kita. Namun, manfaat kitab ini terutama sangat unggul dalam menanamkan kehidupan dan kuasa ilahi, serta kehangatan yang kudus ke dalam perasaan kita. Tidak ada satu pun tulisan dalam Alkitab yang lebih bermanfaat dalam membantu ibadah renungan orang-orang kudus dibandingkan kitab ini. Manfaat tersebut telah dinikmati oleh jemaat segala zaman, sejak mazmur ini ditulis dan beberapa bagiannya dikirimkan kepada pemimpin biduan untuk keperluan kebaktian jemaat.
- 1. Mazmur ini bermanfaat untuk dinyanyikan. Untuk menyanyikan lagu himne dan nyanyian rohani, kita boleh mencari di luar mazmur-mazmur Daud, tetapi kita tidak perlu itu. Aturan persajakan dalam bahasa Ibrani tidak jelas, bahkan oleh orang-orang terpelajar sekalipun. Namun demikian, mazmur-mazmur ini seyogyanya dibawakan sesuai dengan aturan persajakan setiap bahasa, setidaknya supaya dapat dinyanyikan untuk mendidik jemaat. Menurut saya, sangatlah menghibur kita, bila kita menyanyikan mazmur Daud, karena kita mempersembahkan puji-pujian kepada Allah yang persis sama seperti yang dipersembahkan kepada-Nya pada masa Daud dan raja-raja Yehuda yang saleh lainnya. Begitu kaya dan indah gubahan puisi-puisi ilahi ini, sehingga tidak akan pernah menjemukan dan lekang karena waktu.
- 2. Kitab mazmur ini bermanfaat untuk dibacakan dan dinyatakan oleh para pelayan Kristus, karena mazmur ini mengandung kebenaran-kebenaran yang agung dan mulia, serta peraturan mengenai baik dan jahat. Tuhan kita Yesus menjelaskan mazmur-mazmur kepada murid-murid-Nya, mazmur-mazmur Injil, dan Ia membukakan pemahaman mereka (karena Ia memegang kunci Daud) untuk memahaminya (Luk. 24:44).
- 3. Mazmur ini bermanfaat untuk dibaca dan direnungkan oleh semua orang baik. Mazmur ini menjadi sumber melimpah yang darinya semua orang akan menimba air dengan kegirangan.
- (1) Pengalaman pemazmur sangat bermanfaat untuk membimbing, memperingatkan, dan menguatkan kita. Pemazmur sering memberi tahu kita tentang apa yang terjadi antara Allah dan jiwanya. Ia memberi tahu kita apa yang dapat kita harapkan dari Allah dan apa yang Ia harapkan serta kehendaki dari kita sehingga Ia berkenan kepada kita. Daud adalah orang yang memiliki hati Allah. Oleh karena itu, orang-orang yang sedikit banyak memiliki hati seperti Daud bolehlah berharap bahwa mereka juga diperbarui oleh anugerah Allah sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Banyak orang sangat merasa terhibur saat hati nurani mereka menyaksikan kebenaran mazmur-mazmur ini, sehingga dengan segenap hati mereka dapat berkata, “Amin” atas doa-doa dan puji-pujian Daud.
- (2) Bahkan ungkapan-ungkapan yang digunakan pemazmur juga sangat bermanfaat. Melalui ungkapan ini Roh Kudus akan membantu kita dalam kelemahan doa-doa kita, sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa kepada Allah. Kapan saja kita mendekati Allah, dan juga saat kita kembali kepada Dia untuk pertama kalinya, kita dibimbing untuk membawa serta kata-kata penyesalan (Hos. 14:3), kata-kata ini, yang diajarkan oleh Roh Kudus. Jika kita membuat mazmur-mazmur Daud ini akrab dengan kita seperti yang seharusnya kita lakukan, maka saat kita menghampiri takhta anugerah, untuk maksud apa saja, untuk membuat pengakuan, permohonan, atau ucapan syukur, kita akan terbantu karenanya. Apa pun perasaan saleh yang bekerja di dalam diri kita, hasrat atau pengharapan, kepedihan atau sukacita yang kudus, kita akan menemukan di sana kata-kata yang tepat yang dapat kita ungkapkan, perkataan benar yang tidak dapat disalahkan. Akan sangat baik bila kita mengumpulkan dari Kitab Mazmur ini ungkapan-ungkapan peribadatan dan renungan yang paling sesuai dan paling menggerakkan hati, dan kemudian mengatur dan mengelompokkannya menurut beberapa topik doa, supaya lebih mudah bagi kita untuk menggunakannya. Bisa juga, sekali-sekali kita pilih mazmur tertentu yang berbeda-beda dan berdoa memakai mazmur pilihan itu. Ketika kita berdoa dengan cara ini, kita mencerna ayat-ayatnya dalam pikiran kita dan mempersembahkan hasil renungan itu kepada Allah. Cendekiawan Dr. Hammond (Theolog Inggris, 1605-1660), menulis dalam kata pengantar buku tafsirannya atas Kitab Mazmur (bagian 29) sebagai berikut, “Bahwa merenungkan beberapa bagian mazmur sampai hati kita dipengaruhi, digerakkan dan diteguhkan oleh hidup dan daya yang ada dalam ayat-ayat mazmur itu sungguh lebih baik daripada sekadar mengucapkannya mengikuti sang pemazmur itu, sebab dalam ibadah-ibadah, tidak ada yang harus dihindari selain daripada tindakan-tindakan pengulangan yang tidak membangkitkan perasaan apa-apa di dalam hati.” Seperti yang dinasihatkan oleh Augustinus (354-430, theolog dan filsuf Kristen – pen.), “Jika kita membangun roh kita dengan perasaan yang dikandung dalam mazmur, maka kita boleh yakin akan perkenanan Allah saat kita menggunakan perkataan yang dipakai dalam Mazmur itu.” Mazmur ini bukan hanya dapat membantu kita untuk merenung dan membangkitkan perasaan kita untuk menyembah, memuji dan memuliakan Allah, tetapi juga menjadi petunjuk bagi kita untuk melakukan apa yang harus kita lakukan dalam kehidupan kita, serta mengajar kita cara untuk jujur di jalan kita, sehingga pada akhirnya kita akan melihat keselamatan yang dari Allah (Mzm. 50:23). Kitab Mazmur ini bukan hanya sangat bermanfaat bagi jemaat Perjanjian Lama, tetapi lebih-lebih lagi bagi kita orang-orang Kristen, kitab mazmur ini lebih bermanfaat dibandingkan dengan jemaat yang hidup sebelum kedatangan Kristus. Karena sama seperti korban-korban Musa, demikian jugalah nyanyian-nyanyian Daud dibuat menjadi jelas dan terpahami oleh Injil Kristus yang membawa kita memasuki selubung itu. Demikianlah, dengan doa-doa dan puji-pujian Daud, semua doa Rasul Paulus dalam surat-suratnya, serta nyanyian-nyanyian baru dalam Kitab Wahyu, kita akan diperlengkapi untuk perbuatan baik ini, karena semua tulisan itu membuat manusia kepunyaan Allah itu sempurna.
- Mengenai pembagian kitab ini, kita tidak perlu sampai begitu cermat. Tidak ada (atau sangat jarang ada) hubungan antara satu mazmur dengan mazmur lainnya, juga tidak ada alasan tertentu dalam pengurutan mazmur yang satu sesudah yang lainnya seperti yang ada sekarang. Walaupun demikian, tampaknya mazmur yang ditempatkan pertama itu berasal dari masa kuno, karena mazmur yang kedua sekarang berasal dari zaman para rasul (Kis. 13:33). Salinan bahasa Latin kuno yang kasar (bukan klasik) menggabungkan pasal kesembilan dan kesepuluh. Semua penulis Katolik Roma mengikuti pembagian itu. Oleh karena itu pencantuman nomor pasal di seluruh Kitab Mazmur mereka selalu kurang satu dibandingkan salinan kita (yang bukan Katolik – pen.). Kita mencantumkan pasal 11, mereka pasal 10, kita menulis pasal 119, mereka mencantumkan pasal 118. Namun, mereka membagi pasal 147 menjadi dua pasal, sehingga jumlah seluruh pasal mencapai 150. Beberapa orang berusaha mengurangi jumlah pasal tersebut dengan mengelompokkannya di bawah beberapa judul yang sesuai menurut pokok masalah yang dibicarakan dalam mazmur-mazmur itu. Namun, sering didapati banyak keragaman pokok pembicaraan dalam satu mazmur yang sama, sehingga penggabungan tersebut tidak dapat dibuat dengan pasti. Namun, tujuh Mazmur penyesalan dosa dengan cara tertentu telah disatukan sebagai ibadah oleh banyak orang. Mazmur-mazmur tersebut adalah pasal 6, 32, 38, 51, 102, 130, dan 143. Kitab Mazmur dibagi menjadi lima kitab yang masing-masing diakhiri dengan kata Amin, ya Amin, atau Haleluya. Kitab pertama di akhiri oleh pasal 41, yang kedua oleh pasal 72, yang ketiga oleh pasal 89, yang keempat oleh pasal 106, dan yang kelima oleh pasal 150. Sebagian orang lagi membagi Kitab Mazmur ini menjadi tiga bagian besar yang masing-masing memuat lima puluh pasal. Sebagian lain lagi membagi menjadi enam puluh bagian, dua bagian untuk setiap hari, pagi dan petang, selama sebulan. Biarlah setiap orang Kristen yang baik membagi kitab ini untuk mereka masing-masing, sehingga mereka dapat meningkatkan pengenalan mereka akan isi dan maksud tulisan ini dengan cara yang paling baik dan sesuai. Dengan demikian, dalam setiap kesempatan apa saja mereka dapat menyanyikan mazmur ini di dalam roh dan dengan pengertian yang penuh.