Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Ende -> Ams 6:1-19
Pepatah2 ini memutuskan djalan pikiran, jang diteruskan Ams 6:20.
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Ams 6:1-5
Matthew Henry: Ams 6:1-5 - --
Dalam pasal ini kita mendapati,
I. Peringatan mengenai pertanggungan yang dibuat dengan gegabah (ay. 1-5).
II. Teguran terhadap kemalasan (ay. ...
- Dalam pasal ini kita mendapati,
- I. Peringatan mengenai pertanggungan yang dibuat dengan gegabah (ay. 1-5).
- II. Teguran terhadap kemalasan (ay. 6-11).
- III. Sifat dan hukuman bagi orang yang penuh kebencian dan kejahatan (ay. 12-15).
- IV. Uraian tentang tujuh hal yang dibenci Allah (ay. 16-19).
- V. Nasihat untuk menjadikan firman Allah akrab bagi kita (ay. 20-23).
- VI. Peringatan yang diulang kembali mengenai akibat-akibat yang merusak dari dosa persundalan (ay. 24-35).
- Dalam pasal ini, kita diminta untuk menjauhkan diri dari dosa dengan memakai alasan-alasan yang diambil berdasarkan kepentingan-kepentingan duniawi kita, sebab dosa digambarkan sebagai sesuatu yang tidak hanya mengutuk kita di dunia lain, tetapi juga yang memiskinkan kita di dunia ini.
Peringatan-peringatan mengenai Tanggungan (6:1-5)
- Adalah keunggulan dari firman Allah bahwa firman itu mengajarkan kepada kita bukan hanya hikmat ilahi untuk dunia lain, melainkan juga kebijaksanaan manusiawi untuk dunia ini, agar kita dapat mengatur urusan-urusan kita dengan bijak. Dan inilah salah satu aturan yang baik, yaitu jangan coba-coba menjadi penanggung, karena melaluinya kemiskinan dan kehancuran sering kali menimpa banyak keluarga. Kemiskinan dan kehancuran itu merampas kenyamanan hubungan-hubungan persaudaraan yang sudah disarankan Salomo dalam pasal sebelumnya.
- 1. Kita harus melihat tanggungan sebagai jerat dan karena itu harus menolaknya (ay. 1-2). “Sudah cukup berbahaya bagi orang untuk menjadi tanggungan bagi temannya, meskipun ia mengenal betul keadaan temannya itu, dan yakin betul akan kemampuannya, tetapi jauh lebih berbahaya lagi untuk membuat persetujuan dengan orang lain, untuk menjadi tanggungan bagi orang yang tidak kauketahui kemampuan atau kejujurannya.” Atau yang dimaksudkan dengan orang lain (kjv: orang asing – pen.) di sini, yang dengannya persetujuan dibuat, adalah si pemberi utang, “si tukang riba yang kepadanya engkau menjadi tanggungan, namun yang bagimu ia adalah orang asing, maksudnya, engkau tidak berutang apa-apa kepadanya, dan juga tidak pernah berurusan dengannya. Jika engkau sudah terlanjur membuat persetujuan-persetujuan seperti itu karena terburu-buru, entah karena termakan bujukan atau karena engkau berharap orang lain akan berbuat kebaikan yang sama kepadamu di lain waktu, ketahuilah bahwa engkau terjerat dalam perkataan mulutmu. Ini mudah saja dilakukan, hanya dengan satu perkataan. Hanya dengan menulis di atas kertas, surat tanggungan pun dimeteraikan dan diserahkan, dan jadilah perjanjian penjaminan itu dibuat. Tetapi itu tidak akan mudah dilepaskan begitu saja. Engkau sudah terjerat lebih daripada yang engkau sadari. “Lihatlah betapa kita tidak boleh memandang remeh dosa-dosa lidah dengan alasan apa pun. Jika dengan satu perkataan mulut kita bisa berutang kepada sesama manusia, dan membiarkan mereka dapat berbuat apa saja kepada kita, maka dengan banyak perkataan mulut kita akan diperhadapkan pada keadilan Allah, dan meskipun demikian kita mungkin akan terjerat. Keliru jika orang mengira bahwa kata-kata itu hanyalah angin. Sering kali kata-kata menjadi jerat.
- 2. Jika kita sudah terseret ke dalam jerat ini, maka kita berhikmat jika dengan segala sarana, dan dengan secepat mungkin, kita berusaha untuk keluar darinya (ay. 3-5). Jerat itu tampak tidur sekarang. Kita tidak mendengar apa-apa tentangnya. Utang tidak ditagih. Si penanggung atau penjamin berkata, “Jangan takut, kita akan menanganinya.” Tetapi tetap saja tanggungan itu berlaku, bunganya terus berjalan, si penanggung bisa menagihmu kapan saja dia mau, dan mungkin dengan mendesak-desak dan memaksa. Si pemilik uang itu bisa saja ternyata menipu atau bangkrut. Lalu engkau pun harus merampas barang milik istri dan anak-anakmu, dan menghancurkan keluargamu, untuk membayar apa yang sama sekali tidak engkau makan atau minum. Oleh sebab itu lepaskanlah dirimu. Janganlah duduk tenang sebelum si pemberi utang melepaskan tanggungan atau si penanggung atau penjamin memberimu jaminan yang seimbang. Ketika engkau telah jatuh ke dalam genggaman sesamamu, dan dia memiliki keuntungan untuk melawanmu, maka bukanlah saatnya untuk mengancam atau berkata-kata kasar kepadanya (itu hanya akan memancing amarahnya dan membuat masalahmu menjadi lebih buruk), tetapi berlututlah, memohon dan mintalah agar engkau dilepaskan dari utang-utangmu, berlututlah di hadapannya, dan ucapkanlah kata-kata yang baik yang dapat kauucapkan kepadanya. Mintalah teman-temanmu untuk berbicara bagimu. Jangan biarkan satu batu pun tergeletak sebelum engkau mendapat kesepakatan dengan musuhmu dan merundingkan permasalahannya, sehingga tanggunganmu tidak akan berbalik melawan dirimu atau segala milikmu. Permasalahan ini dapat mengganggu tidurmu, tetapi biarlah demikian adanya sampai engkau dapat melewatinya. “Janganlah membiarkan matamu tidur sampai engkau berhasil melepaskan dirimu. Berupaya dan berjuanglah habis-habisan, dan bergegaslah secepat mungkin, seperti kijang atau burung melepaskan diri dari jerat tangan pemikat atau pemburu. Menunda-nunda waktu itu berbahaya, dan upaya-upaya yang lemah tidak akan berguna.” Lihatlah bagaimana Allah, dalam firman-Nya, sudah ambil peduli untuk menjadikan manusia sebagai pengelola-pengelola yang baik bagi harta benda mereka, dan untuk mengajarkan kepada mereka kebijaksanaan dalam mengaturnya. Kesalehan mempunyai aturan-aturan, dan juga janji-janji, yang berkenaan dengan kehidupan sekarang ini.
- Tetapi bagaimanakah kita harus memahami hal ini? Kita tidak diajar untuk berpikir bahwa menjadi penanggung, atau penjamin, bagi orang lain itu dilarang dalam keadaan apa saja. Menjadi penanggung bisa merupakan perbuatan yang menunjukkan perbuatan keadilan atau amal. Orang yang mempunyai teman akan melihat bahwa menjadi penanggung bagi temannya bisa menunjukkan bukti bahwa ia setia kawan, dan mungkin itu bukan perbuatan yang gebabah. Paulus menjadi penanggung bagi Onesimus (Flm. 1:19). Kita dapat membantu seorang anak muda untuk menjalankan usahanya jika kita tahu bahwa ia orang yang jujur dan rajin, dan mengusahakan pinjaman untuknya melalui kata-kata kita yang baik tentang dia, dan dengan demikian melakukan kebaikan yang besar baginya tanpa kita sendiri menjadi rugi. Tetapi,
- 1. Adalah hikmat bagi setiap orang untuk sedapat mungkin menjauhkan diri dari utang, sebab utang itu menjadi kewajiban baginya, menjeratnya di dunia ini, menjerumuskannya ke dalam bahaya berbuat salah atau menanggung penderitaan yang tidak perlu.Yang berhutang menjadi budak dari yang menghutangi, dan menjadikan dirinya seperti layaknya hamba bagi dunia ini. Oleh sebab itu, orang-orang Kristen, yang telah dibeli dengan harga yang telah lunas dibayar, tidak boleh dan tidak perlu menjadikan diri mereka sebagai hamba manusia (1Kor. 7:23).
- 2. Adalah kebodohan yang besar jika kita menjerat diri dengan orang-orang yang berkekurangan, dan menjadi penanggung utang-utang mereka. Dari waktu ke waktu mereka terus mengambil uang, dan mengangkat muatan, seperti yang kita katakan, dari satu lubang dan memasukkannya ke lubang lain. Utang itu akan terus bertambah, dan, pada akhirnya, kita sebagai penanggung harus mempertanggungjawabkannya. Janganlah pernah kita menjadi penanggung untuk utang yang tidak mampu dan tidak mau kita bayar, dan yang tidak sanggup kita bayar tanpa menyusahkan keluarga kita, kalau-kalau si pemilik uang bangkrut, sebab kita harus melihatnya sebagai utang kita sendiri. Sirakh 8:13, jangan menjadi penanggung melebihi kemampuanmu, dan jika sudah terjadi, anggaplah dirimu wajib membayar.
- 3. Jika karena kebodohan kita sendiri kita terlanjur terjerat utang, maka sudah sepatutnya kita berusaha untuk keluar dari jerat itu secepat mungkin, untuk tidak membuang-buang waktu, tidak menyayangkan tenaga, dan tidak berlindung pada siapa pun untuk membuat diri kita aman dan tenang, dan segera membereskan permasalahan-permasalahan kita. Lebih baik merendahkan diri untuk mendapatkan kemudahan daripada menghancurkan diri kita sendiri karena kebebalan dan keangkuhan kita. Desaklah sesamamu itu (kjv: yakinkanlah temanmu itu – pen.) dengan melepaskan dirimu dari ikatan-ikatannya. Sebab, tanggungan yang dibuat dengan gegabah itu merupakan penghancur bagi persahabatan, seperti halnya tanggungan yang dibuat dengan bijak kadang-kadang merupakan pengikat persahabatan. Marilah kita berjaga-jaga agar kita dengan cara apa pun tidak membuat diri kita bersalah atas dosa-dosa orang lain terhadap Allah (1Tim. 5:22), sebab itu lebih buruk, dan jauh lebih berbahaya, daripada menjadi penanggung bagi utang-utang orang lain. Dan, jika dalam semua ini kita harus berupaya untuk menghapuskan utang-utang kita kepada sesama manusia, maka terlebih lagi kita harus berupaya untuk berdamai dengan Allah. “Rendahkanlah dirimu kepada-Nya. Pastikanlah bahwa Kristus adalah temanmu, untuk menjadi Pengantara bagimu. Berdoalah dengan sungguh-sungguh agar dosa-dosamu diampuni, dan engkau tidak dibiarkan terjerumus ke dalam lubang kebinasaan. Dan doamu itu tidak akan sia-sia. Janganlah membiarkan matamu tidur, dan kelopak matamu mengantuk, sampai semua ini dilakukan.
SH: Ams 6:1-19 - Kerja adalah karunia Tuhan (Kamis, 29 Juli 1999) Kerja adalah karunia Tuhan
Tak dapat dibayangkan betapa membosankan hidup ini, apabila
berada di antara manusia-manusia yang tak berkarya alias ...
Kerja adalah karunia Tuhan
Tak dapat dibayangkan betapa membosankan hidup ini, apabila berada di antara manusia-manusia yang tak berkarya alias malas! Sifat malas ini mengakibatkan pikiran menjadi sempit, mudah tersinggung dan emosional. Bila diperhatikan dengan saksama, berbagai bentuk keonaran dan kerusuhan yang sering terjadi, kebanyakan melibatkan manusia-manusia yang tak bekerja! Kemiskinan bukan saja menjadi bagian hidup orang yang tidak mendapatkan kesempatan bekerja, tetapi juga sebagai akibat orang yang malas bekerja. Kehidupan yang mapan sejahtera tidak hadir begitu saja, tetapi diusahakan dan dikelola dengan bijaksana.
Hal-hal yang dibenci Tuhan. Menurut Anda, hal-hal apa sajakah yang merupakan dosa "kebencian" di mata Tuhan? Sesuaikah anggapan Anda tersebut dengan daftar dosa yang dibenci Tuhan menurut penulis Amsal dalam ayat 12-19? Adakah hal-hal tersebut yang Anda anggap lumrah, ringan dan biasa-biasa saja? Hal-hal yang dipaparkan Amsal sebagai perkara yang dibenci Tuhan, selain menghancurkan hubungan dengan sesama, juga akan merugikan sesama.
Renungkan: Begitu banyak perkara yang dilakukan oleh manusia, yang bertentangan dengan kehendak Tuhan, dan itu sangat dibenci oleh Tuhan.
SH: Ams 6:1-19 - Tujuh dosa bukan daftar dosa yang menyeluruh (Senin, 24 November 2003) Tujuh dosa bukan daftar dosa yang menyeluruh
C. S. Lewis, seorang penulis Kristen, menjuluki keangkuhan
sebagai dosa yang paling berbahaya karen...
Tujuh dosa bukan daftar dosa yang menyeluruh
C. S. Lewis, seorang penulis Kristen, menjuluki keangkuhan sebagai dosa yang paling berbahaya karena sewaktu kita terjatuh ke dalamnya, kita tidak menyadarinya. Keangkuhan bisa berbentuk tindak penghinaan terhadap orang namun keangkuhan dapat pula berwujud kekerasan hati untuk mengakui kesalahan. Keangkuhan adalah satu-satunya dosa yang dapat menutup mata kita untuk melihat dosa lain dalam hidup kita. Keangkuhan merupakan dosa yang menghalangi kita meminta pengampunan atas dosa lainnya.Lidah yang berdusta dan saksi dusta yang menyemburkan kebohongan adalah dosa kebohongan yang biasanya kita lakukan dengan cara membengkokkan atau menutupi kebenaran demi keuntungan pribadi. Tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah adalah dosa kekejaman. Kekejaman umumnya berawal dari hilangnya rasa keadilan serta rasa belas kasihan, dan berakhir dengan tindak kekejaman. Hati yang membuat rencana jahat dan kaki yang segera lari menuju kejahatan adalah dosa kejahatan. Dosa ini biasanya berakar dari banyaknya keinginan dan sedikitnya kendali atas keinginan-keinginan itu. Akibatnya, muncullah pelbagai tindakan untuk mewujudkan hasrat tanpa memedulikan kehendak Tuhan. Menimbulkan pertengkaran di antara saudara adalah dosa kemarahan. Begitu marahnya kita, sehingga tidak senang melihat orang hidup dalam kerukunan. Kemarahan itu akhirnya kita lampiaskan dengan cara menciptakan pertentangan di antara kita. Orang yang mempunyai masalah dengan dosa kemarahan akan senantiasa mencari-cari bahan atau alasan untuk marah. Orang ini tidak bisa hidup berlama-lama tanpa pertengkaran.
Renungkan: “Selidikilah aku, ya Allah dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah apakah jalanku serong dan tuntunlah aku di jalan yang kekal”! (Mzm. 139:23-24).
SH: Ams 6:1-19 - Hidup selaras firman (Senin, 19 September 2011) Hidup selaras firman
Kehidupan manusia mencakup banyak aspek. Teks hari ini berisi nasihat untuk setiap aspek yang berbeda.
Jangan menjadi penjamin ...
Hidup selaras firman
Kehidupan manusia mencakup banyak aspek. Teks hari ini berisi nasihat untuk setiap aspek yang berbeda.
Jangan menjadi penjamin hutang orang lain karena jika orang itu tidak membayar hutang maka yang menjamin berkewajiban membayar. Jika terperangkap perkataan sendiri, harus diselesaikan secepat mungkin karena keadaan akan menjadi genting, seperti kijang atau burung yang telah terperangkap (1-5).
Kemalasan merupakan salah satu sebab mengapa orang menjadi miskin. Sebab itu harus belajar dari semut yang rajin supaya kita menjadi bijak. Semut bukanlah binatang yang memiliki kekuatan (30:25), tetapi karena ketekunannya semut bekerja pada musim panas guna mempersiapkan makanan untuk persediaan musim dingin (8). Secara kontras, orang malas yang menghabiskan waktu dengan tidur, akan menjadi miskin dan menderita kekurangan (9-11). Si pemalas berkata bahwa ia hanya ingin "tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi". Lalu tidurnya jadi berkepanjangan dan kerja pun terlupkan (10), hingga kemiskinan datang menyerbu dia. Terlihat bahwa kemiskinan dapat datang dengan tiba-tiba dan memiliki potensi untuk menghancurkan (11).
Teks diakhiri dengan tujuh perkara yang dibenci Tuhan (16-19). Mata yang sombong (i) menunjukkan sikap yang sombong, yaitu orang yang tidak mau belajar serta dikoreksi dan karena itu akan terus melakukan perbuatan yang buruk. Lidah dusta adalah lidah yang menyebarkan kebohongan (ii & vi). Lidah sulit dikuasai, tetapi kita harus belajar mengontrolnya (bnd. Yak. 3:1-12). Tuhan juga membenci orang yang melakukan kejahatan, seperti tangan yang menumpahkan darah, hati yang merencanakan perkara jahat, dan kaki yang melakukan kejahatan (iii-v). Perkara yang terakhir (vii) adalah orang yang menimbulkan pertengkaran saudara.
Cukup banyak aspek yang harus kita perhatikan dalam hidup kita, yang memerlukan sentuhan firman Tuhan. Maka teruslah bercermin pada firman Tuhan agar kita tahu bagaimana setiap aspek itu harus selaras dengan firman-Nya.
SH: Ams 6:1-19 - Kaum Rebahan (Sabtu, 6 Agustus 2022) Kaum Rebahan
Kaum rebahan merupakan istilah masa kini yang menggambarkan aktivitas anak muda yang kerjaannya berbaring sepanjang hari. Istilah kaum r...
Kaum Rebahan
Kaum rebahan merupakan istilah masa kini yang menggambarkan aktivitas anak muda yang kerjaannya berbaring sepanjang hari. Istilah kaum rebahan makin populer pada masa kini seiring dengan kemajuan media sosial dan juga banyaknya game online di gawai mereka masing-masing.
Namun, aktivitas rebahan ternyata tidak hanya populer pada masa kini. Sejak zaman Perjanjian Lama, aktivitas rebahan sudah menjadi kebiasaan anak-anak muda. Penulis Amsal mengatakan aktivitas rebahan sebagai bentuk kemalasan. Penulis menggambarkannya dengan beberapa sindiran yang menohok, antara lain menyuruh pemalas untuk belajar kepada semut (6); berbaring terus, setelah bangun kembali mengantuk (9-10).
Selain menyindir kaum rebahan, penulis Amsal juga menuliskan konsekuensi yang akan menimpa kehidupan anak muda jika kemalasan itu terus berlanjut. Pertama, anak muda yang malas akan menjadi miskin (11). Kemiskinan itulah yang menjadi sumber persoalan kehidupan anak muda. Kedua, anak muda bisa saja terjerat hutang dan menjadi seorang budak bagi sesamanya. Belum lagi, kemiskinan yang diakibatkan kemalasan juga akan merembet pada dosa-dosa yang lainnya (12-19). Oleh karena itulah, penulis Amsal menasihati anak muda dengan nada geram, agar anak muda jangan sampai hidup dalam kemalasan.
Kemalasan masih relevan dengan persoalan kita pada masa kini. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa persoalan ekonomi menjadi sumber konflik antar keluarga, teman, dan sesama manusia. Oleh karena itu, kemiskinan harus dicegah sedini mungkin. Pencegahan dapat dimulai dengan membuang kemalasan.
Kemiskinan berkorelasi dengan kemalasan. Penulis Amsal memerintahkan kita untuk belajar dari semut, yang meskipun lemah, tetapi tidak pernah malas bekerja. Nasihat itu mengajak kita untuk mengasah perikemanusiaan. Kemiskinan membuat kita rentan terhadap kekerasan, baik sebagai korban maupun pelaku. Karena itu, ikuti Amsal, buanglah kebiasaan rebahan. [YGM]
Baca Gali Alkitab 6
Kita melihat sang ayah dalam teks ini menasihati anaknya untuk menghindari perempuan jalang yang dapat menghancurkan keluarganya. Kembali sang ayah meminta anaknya untuk memerhatikan hikmatnya, yaitu hikmat yang dia dapat dari Allah. Sang ayah menginginkan anaknya berpegang pada kebijaksanaan dan bibirnya memelihara pengetahuan. Maksudnya, supaya sang anak dapat bertindak bijaksana. Walaupun biasanya bibir mengacu pada perkataan dan bukan pada perbuatan, tetapi bibir dapat dipakai juga untuk mencium, dan dengan sengaja dikaitkan dengan bibir perempuan jalang.
Namun, apa yang kelihatan begitu menggiurkan ternyata mematikan. Karena bibir yang meneteskan madu kemudian terasa pahit seperti empedu, dan justru mematikan karena tajam seperti pedang bermata dua. Perlu kita ketahui bahwa relasi dengan perempuan jalang akan membawa kematian, karena ia tidak mengetahui jalan kehidupan.
Apa saja yang Anda baca?
1. Mengapa kita perlu memerhatikan hikmat? (1, 2)
2. Apa sajakah yang tertulis mengenai perempuan jalang? (3-6)
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Adakah perintah dari Tuhan yang berkaitan dengan kesetiaan terhadap pasangan hidup tetap Anda taati sampai hari ini? Apa saja alasan Anda menaati perintah Tuhan tersebut?
2. Adakah peringatan yang diberikan penulis amsal juga berlaku bagi Anda? Apa sajakah itu?
Apa respons Anda?
1. Adakah Anda mengalami pergumulan dalam hal kesetiaan terhadap pasangan hidup? Jika ya, maukah Anda berdoa dan menjadi bijak dalam mencari solusinya di dalam Tuhan?
2. Bagaimana cara Anda membangun tekad untuk tetap setia terhadap pasangan hidup Anda?
Pokok Doa:
Mendoakan keutuhan keluarga, kebahagiaan, kesejahteraan, keharmonisan, dan kedamaian keluarga.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Amsal (Pendahuluan Kitab) Penulis : Salomo dan Orang Lain
Tema : Hikmat untuk Hidup dengan Benar
Tanggal Penulisan: Sekitar 970-700 SM
Latar Belakang
PL...
Penulis : Salomo dan Orang Lain
Tema : Hikmat untuk Hidup dengan Benar
Tanggal Penulisan: Sekitar 970-700 SM
Latar Belakang
PL Ibrani secara khusus terbagi atas tiga bagian: Hukum, Kitab Para Nabi, dan Tulisan-Tulisan (bd. Luk 24:44). Termasuk dalam bagian ketiga ialah kitab-kitab Syair dan Hikmat seperti Ayub, Mazmur, Amsal, dan Pengkhotbah. Demikian pula, Israel kuno mempunyai tiga golongan hamba Tuhan: para imam, para nabi, dan para bijak ("orang berhikmat"). Kelompok orang bijak khususnya dikaruniai hikmat dan nasihat ilahi mengenai masalah-masalah kehidupan yang praktis dan filosofis. Amsal merupakan hikmat para bijak yang terilhamkan.
Istilah Ibrani _mashal_, yang diterjemahkan "amsal", bisa berarti "ucapan" orang bijak, "perumpamaan", atau "peribahasa berhikmat". Karena itu ada beberapa ajaran (ucapan orang bijak) yang agak panjang dalam kitab ini (mis. Ams 1:20-33; Ams 2:1-22; Ams 5:1-14), dan juga aneka pernyataan ringkas yang menggugah berisi hikmat untuk hidup dengan bijaksana dan benar. Sedangkan kitab Amsal menyajikan suatu bentuk pengajaran berupa amsal yang umum dipakai di Timur Dekat zaman dahulu, hikmatnya itu khusus karena disajikan dalam konteks Allah dan semua standar kebenaran-Nya bagi umat perjanjian Allah. Alasan-alasan popularitas pengajaran berupa amsal pada zaman kuno ialah kejelasannya dan sifat mudah dihafalkan dan disampaikan kepada angkatan berikutnya.
Sebagaimana Daud menjadi sumber tradisi bermazmur di Israel, demikian Salomo menjadi sumber tradisi hikmat (lih. Ams 1:1; Ams 10:1; Ams 25:1). Menurut 1Raj 4:32, Salomo menghasilkan 3000 amsal dan 1005 kidung semasa hidupnya. Penulis lain yang disebutkan dalam Amsal adalah Agur (Ams 30:1-33) dan Raja Lemuel (Ams 31:1-9), keduanya tidak kita kenal. Penulis-penulis lain disebut secara tak langsung dalam Ams 22:17 dan Ams 24:23. Sekalipun sebagian besar Amsal ini digubah pada abad ke-10 SM, waktu terdini yang mungkin bagi selesainya penyusunan kitab ini adalah masa pemerintahan Hizkia (yaitu sekitar 700 SM). Keterlibatan para pegawai Hizkia dalam menyusun amsal-amsal Salomo (Ams 25:1--29:27) dapat diberi tanggal tahun 715-686 SM sementara masa kebangunan rohani yang dipimpin raja yang takut akan Allah ini. Sangat mungkin amsal-amsal gubahan Agur, Lemuel, dan "amsal-amsal dari orang bijak" lainnya terkumpul juga pada waktu itu.
Tujuan
Tujuan kitab ini dinyatakan dengan jelas dalam Ams 1:2-7: memberi hikmat dan pengertian mengenai perilaku yang bijak, kebenaran, keadilan, dan kejujuran (Ams 1:2-3) sehingga
- (1) orang yang tidak berpengalaman dapat menjadi orang bijak (Ams 1:4),
- (2) kaum muda dapat memperoleh pengetahuan dan kebijaksanaan (Ams 1:4), dan
- (3) orang bijak bisa menjadi lebih bijak lagi (Ams 1:5-6).
Sekalipun Amsal pada hakikatnya adalah buku pedoman hikmat untuk hidup dengan benar dan bijaksana, landasan yang diperlukan oleh hikmat tersebut dinyatakan dengan jelas sebagai "takut akan Tuhan" (Ams 1:7).
Survai
Tema yang mempersatukan kitab ini ialah "hikmat untuk hidup dengan benar", sebuah hikmat yang berawal dari tunduk dengan rendah hati kepada Allah dan kemudian mengalir kepada semua bidang kehidupan. Hikmat dalam Amsal ini
- (1) memberi nasihat mengenai keluarga, kaum muda, kemurnian seksual, kesetiaan hubungan pernikahan, kejujuran, kerja keras, kemurahan, persahabatan, keadilan, kebenaran, dan disiplin;
- (2) memperingatkan mengenai bodohnya dosa, pertengkaran, bahaya lidah, kebebalan, minuman keras, kerakusan, nafsu, kebejatan, kebohongan, kemalasan, teman-teman yang tidak baik;
- (3) membandingkan kebijaksanaan dengan kebodohan, orang benar dengan orang fasik, kesombongan dengan kerendahan hati, kemalasan dengan kerajinan, kemiskinan dan kekayaan, kasih dan hawa nafsu, benar dan salah, serta kematian dan kehidupan.
Walaupun kitab ini, seperti Mazmur, tidak dapat diringkas dengan mudah seperti kitab lainnya dalam Alkitab, terdapat struktur yang jelas (lih. Garis Besar); secara khusus hal ini berlaku dalam pasal 1-9 (Ams 1:1--9:18) yang berisi 13 ajaran sebagaimana akan diberikan oleh seorang ayah kepada putranya bila memasuki usia remaja. Terkecuali tiga ajaran (lih. Ams 1:30; Ams 8:1; Ams 9:1), masing-masing diawali dengan "hai, anakku" atau "hai, anak-anakku." Ke-13 ajaran ini berisi banyak titah hikmat yang penting bagi kaum muda. Mulai dengan pasal 10 (Ams 10:1-32) Amsal berisi pengarahan penting mengenai hubungan keluarga (mis. Ams 10:1; Ams 12:4; Ams 17:21,25; Ams 18:22; Ams 19:14,26; Ams 20:7; Ams 21:9,19; Ams 22:6,28; Ams 23:13-14,22,24-25; Ams 25:24; Ams 27:15-16; Ams 29:15-17; Ams 30:11; Ams 31:10-31). Sekalipun Amsal adalah kitab yang isinya sangat praktis, kitab ini juga berisi pandangan yang dalam tentang Allah. Allah adalah perwujudan hikmat (mis. Ams 8:22-31) dan Pencipta (mis. Ams 3:19-20; Ams 8:22-31; Ams 14:31; Ams 22:2); Allah digambarkan sebagai mahatahu (mis. Ams 5:21; Ams 15:3,11; Ams 21:2), adil (mis. Ams 11:1; Ams 15:25-27,29; Ams 19:17; Ams 21:2-3), dan berdaulat (mis Ams 16:9,33; Ams 19:21; Ams 21:1). Amsal ditutup dengan sebuah pujian mengesankan bagi seorang istri yang berbudi luhur (Ams 31:10-31).
Ciri-ciri Khas
Delapan ciri utama menandai kitab ini.
- (1) Hikmat, bukannya dikaitkan dengan kepandaian atau pengetahuan yang luas, tetapi dihubungkan langsung dengan "takut akan Tuhan" (Ams 1:7); jadi orang berhikmat adalah mereka yang mengenal Allah dan menaati perintah-perintah-Nya. Takut akan Tuhan ditekankan berulang-ulang dalam kitab ini (Ams 1:7,29; Ams 2:5; Ams 3:7; Ams 8:13; Ams 9:10; Ams 10:27; Ams 14:26-27; Ams 15:16,33; Ams 16:6; Ams 19:23; Ams 22:4; Ams 23:17; Ams 24:21).
- (2) Sebagian besar nasihat bijaksana dalam Amsal ini adalah dalam bentuk nasihat seorang ayah yang saleh kepada anak atau anak-anaknya.
- (3) Inilah kitab yang paling praktis dalam PL karena menyentuh lingkup prinsip-prinsip dasar yang luas untuk hubungan dan perilaku hidup sehari-hari yang benar -- prinsip-prinsip yang dapat diterapkan kepada semua angkatan dan kebudayaan.
- (4) Hikmat praktis, ajaran saleh, dan prinsip-prinsip hidup mendasar disajikan dalam bentuk pernyataan singkat dan mengesankan yang mudah dihafalkan dan diingat oleh kaum muda sebagai garis pedoman bagi hidup mereka.
- (5) Keluarga menduduki tempat penting yang menentukan dalam Amsal, bahkan seperti dalam perjanjian Allah dengan Israel (bd. Kel 20:12,14,17; Ul 6:1-9). Dosa-dosa yang melanggar maksud Allah bagi keluarga disingkapan secara khusus dan diberi peringatan.
- (6) Ciri sastra yang menonjol dalam amsal-amsal ialah banyak menggunakan bahasa kiasan yang hidup (mis. simile dan metafora), perbandingan dan perbedaan, ajaran singkat, dan pengulangan.
- (7) Istri dan ibu bijaksana yang digambarkan pada akhir kitab (pasal 31; Ams 31:1-31) adalah unik dalam sastra kuno karena
pandangannya yang tinggi dan mulia tentang seorang wanita bijak.
- (8) Nasihat berhikmat dalam Amsal merupakan pendahulu PL bagi banyak nasihat praktis yang terdapat dalam surat-surat PB.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Hikmat diwujudkan dalam pasal 8 (Ams 8:1-36) dengan cara yang mirip dengan perwujudan _logos_ ("Firman") dalam kitab Yohanes (Yoh 1:1-18). Hikmat itu
- (1) ikut terlibat dalam penciptaan (Ams 3:19-20; Ams 8:22-31),
- (2) terkait dengan asal-usul kehidupan biologis dan rohani (Ams 3:19; Ams 8:35),
- (3) dapat diterapkan pada hidup yang benar dan bermoral (Ams 8:8-9), dan
- (4) tersedia bagi mereka yang mencarinya (Ams 2:1-10; Ams 3:13-18; Ams 4:7-9; Ams 8:35-36). Hikmat Amsal diungkapkan dengan sempurna dalam Yesus Kristus, yang "lebih daripada Salomo" (Luk 11:31), yang "telah menjadi hikmat bagi kita" (1Kor 1:30) dan yang "di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan" (Kol 2:3).
Full Life: Amsal (Garis Besar) Garis Besar
I. Prolog: Maksud dan Tema-Tema Amsal
(Ams 1:1-7)
II. Tiga Belas Ajaran Hikmat bagi Kaum Muda
(Ams 1...
Garis Besar
- I. Prolog: Maksud dan Tema-Tema Amsal
(Ams 1:1-7) - II. Tiga Belas Ajaran Hikmat bagi Kaum Muda
(Ams 1:8-9:18) - A. Hormatilah Orang-Tua dan Perhatikan Nasihat Mereka
(Ams 1:8-9) - B. Katakan "Tidak" kepada Semua Bujukan Orang Berdosa
(Ams 1:10-19) - C. Tunduklah pada Hikmat dan Takut akan Tuhan
(Ams 1:20-33) - D. Carilah Hikmat dengan Pengertian dan Kebajikannya
(Ams 2:1-22) - E. Ciri-Ciri Khas dan Manfaat Hikmat Sejati
(Ams 3:1-35) - F. Hikmat Sebagai Harta Keluarga
(Ams 4:1-13,20-27) - G. Hikmat dan Dua Jalan Hidup Ini
(Ams 4:14-19) - H. Bujukan dan Kebodohan Kebejatan Seksual
(Ams 5:1-14) - I. Nasihat Mengenai Kesetiaan Dalam Pernikahan
(Ams 5:15-23) - J. Hindari Tanggungan Utang Orang Lain, Kemalasan dan Penipuan
(Ams 6:1-19) - K. Kebodohan yang Sangat dari Semua Bentuk Kebejatan Seksual
(Ams 6:20-7:27) - L. Imbauan Hikmat
(Ams 8:1-36) - M. Hikmat dan Kebebalan Diperbandingkan
(Ams 9:1-18) - III.Himpunan Utama Amsal-Amsal Salomo
(Ams 10:1-22:16) - A. Amsal-Amsal yang Membandingkan Orang Benar dengan Orang Fasik
(Ams 10:1-15:33) - B. Amsal-Amsal yang Mendorong Hidup Benar
(Ams 16:1-22:16) - IV. Perkataan Tambahan Orang Bijak
(Ams 22:17-24:34) - V. Amsal-Amsal Salomo yang Dikumpulkan Para Pegawai Hizkia
(Ams 25:1-29:27) - A. Amsal-Amsal Tentang Bermacam-Macam Orang
(Ams 25:1-26:28) - B. Amsal-Amsal Tentang Berbagai Kegiatan
(Ams 27:1-29:27) - VI. Kata-Kata Hikmat Terakhir
(Ams 30:1-31:31) - A. Oleh Agur
(Ams 30:1-33) - B. Oleh Lemuel
(Ams 31:1-9) - C. Mengenai Istri yang Bersifat Mulia
(Ams 31:10-31)
Matthew Henry: Amsal (Pendahuluan Kitab)
Di hadapan kita sekarang kita dapati,
I. Seorang penulis baru, atau lebih tepatnya seorang juru tulis, atau sebuah pena (kalau Anda mau mengataka...
- Di hadapan kita sekarang kita dapati,
- I. Seorang penulis baru, atau lebih tepatnya seorang juru tulis, atau sebuah pena (kalau Anda mau mengatakan demikian) yang dipakai oleh Roh Kudus untuk mengungkapkan pikiran Allah kepada kita, yang menulis sebagaimana ia digerakkan oleh tangan Allah (begitulah Roh Allah disebut). Orang ini adalah Salomo. Melalui tangannya jadilah kitab suci ini dan dua kitab yang mengikutinya, Pengkhotbah dan Kidung Agung, sebuah khotbah dan sebuah kidung. Menurut pendapat sebagian orang, Salomo menulis Kidung Agung ketika masih sangat muda, Amsal ketika paruh baya, dan Pengkhotbah ketika sudah tua. Dalam judul Kidung Agungnya, ia hanya menyebut dirinya sebagai Salomo, mungkin karena ia menulisnya sebelum naik takhta, ketika dipenuhi oleh Roh Kudus pada waktu muda. Dalam judul Amsalnya, ia menyebut dirinya sebagai Salomo bin Daud, raja Israel, sebab pada waktu itu ia memerintah atas seluruh Israel. Dalam judul Pengkhotbahnya, ia menyebut dirinya sebagai anak Daud, raja di Yerusalem, karena mungkin pada waktu itu pengaruhnya atas suku-suku yang jauh sudah berkurang, dan pemerintahannya terbatas di sekitar Yerusalem. Mengenai penulis ini, kita dapat mengamati,
- 1. Bahwa ia adalah seorang raja, dan anak raja. Sebagian besar penulis kitab suci, sampai sejauh ini, merupakan orang-orang yang berkedudukan tinggi di dunia, seperti Musa dan Yosua, Samuel dan Daud, dan sekarang Salomo. Namun, sesudahnya, penulis-penulis yang penuh ilham pada umumnya adalah nabi-nabi yang miskin, orang-orang yang tidak terpandang di dunia, karena pembabakan baru yang kian mendekat. Dalam pembabakan ini Allah akan memilih apa yang lemah dan bodoh bagi dunia untuk memalukan orang-orang yang berhikmat dan yang kuat, dan orang miskin harus dipekerjakan untuk memberitakan Injil. Salomo adalah seorang raja yang kaya raya, dan kekuasaannya sangatlah luas, raja nomor wahid. Namun demikian, ia bergemar dalam mempelajari perkara-perkara ilahi, dan merupakan seorang nabi dan anak nabi. Bukanlah suatu penghinaan bagi raja-raja dan penguasa-penguasa besar di dunia untuk mengajarkan agama dan hukum-hukumnya kepada orang-orang di sekitar mereka.
- 2. Bahwa ia adalah seorang yang dikaruniai Allah dengan hikmat dan pengetahuan yang luar biasa, sebagai jawaban atas doa-doanya pada waktu ia naik takhta. Doanya itu patut dicontoh: “Berilah aku hikmat dan pengertian.” Jawaban untuk doa itu membesarkan hati: ia mendapatkan apa yang diinginkanya dan semua hal lain ditambahkan kepadanya. Sekarang di sini kita mendapati bagaimana ia memanfaatkan dengan baik hikmat yang telah diberikan Allah kepadanya. Ia tidak hanya mengatur dirinya sendiri dan kerajaannya dengan hikmat itu, tetapi memberikan aturan-aturan hikmat kepada orang lain juga, dan meneruskannya kepada angkatan berikutnya. Demikian pulalah kita harus mengembangkan talenta-talenta yang dipercayakan kepada kita, sesuai dengan apa talenta-talenta itu.
- 3. Bahwa ia adalah orang yang tidak luput dari kesalahan, dan menjelang akhir hidupnya berpaling dari jalan-jalan Allah yang baik itu, yang kepadanya dia mengarahkan orang lain dalam kitab ini. Kita bisa membaca kisahnya dalam 1 Raja-raja 11, dan sungguh merupakan kisah yang sedih, bahwa penulis kitab seperti ini sampai murtad seperti yang diperbuatnya. Janganlah kabarkan itu di Gat. Tetapi biarlah dari sini orang-orang penting yang tersohor berjaga-jaga agar tidak sombong atau merasa aman-aman. Biarlah kita semua belajar untuk tidak menganggap buruk ajaran-ajaran yang baik meskipun kita mendapatkannya dari orang-orang yang hidupnya tidak sepenuhnya sesuai dengan apa yang mereka ajarkan sendiri.
- II. Cara menulis yang baru, yang di dalamnya hikmat ilahi diajarkan kepada kita melalui amsal-amsal, atau kalimat-kalimat pendek, yang memuat seluruh maknanya secara sendiri-sendiri dalam setiap kalimat dan tidak berhubungan satu sama lain. Sebelumnya kita sudah mendapati hukum-hukum, sejarah-sejarah, dan nyanyian-nyanyian ilahi, dan sekarang amsal-amsal ilahi. Seperti itulah beragam cara yang telah dipakai oleh Hikmat Tak Terbatas untuk mengajar kita, supaya, karena tidak satu pun batu yang tidak dibalik untuk membawa kebaikan bagi kita, kita tidak dapat berdalih jika kita binasa dalam kebodohan kita. Mengajar dengan amsal merupakan,
- 1. Cara mengajar di zaman kuno. Ini merupakan cara yang paling kuno di antara orang-orang Yunani. Setiap orang dari tujuh orang bijak Yunani mempunyai semacam satu pepatah yang di dalamnya terkandung nilai mengenai dirinya sendiri, dan yang membuatnya tersohor. Pepatah-pepatah itu digoreskan pada tiang-tiang, dan dipuja-puja dengan begitu rupa sampai orang mengatakannya turun dari sorga. A cœlo descendit, Gnothi seauton – Kenalilah dirimu sendiri adalah perintah yang turun dari sorga.
- 2. Cara mengajar yang jelas dan mudah, yang tidak membutuhkan banyak usaha besar dari guru maupun murid, dan juga tidak memeras otak serta ingatan mereka. Ungkapan-ungkapan yang panjang dan argumentasi-argumentasi yang sukar harus menguras pikiran yang menyusunnya maupun yang harus memahaminya, sedangkan sebuah amsal, yang menyampaikan pengertian sekaligus buktinya dalam kalimat singkat, cepat ditangkap dan diikuti, dan mudah diingat. Baik ibadah-ibadah Daud maupun ajaran-ajaran Salomo singkat tetapi padat. Cara pengungkapan seperti ini dapat dicontoh oleh orang-orang yang melayani perkara-perkara kudus, baik dalam berdoa maupun berkhotbah.
- 3. Cara mengajar yang bermanfaat, dan secara menakjubkan memenuhi apa yang ingin dicapai. Kata mashal, yang di sini digunakan untuk amsal, berasal dari kata yang berarti memerintah atau mempunyai kekuasaan, karena kekuatan dan pengaruh yang berkuasa yang dimiliki pepatah-pepatah bijak dan berbobot atas anak-anak manusia. Barangsiapa mengajar dengan peribahasa berarti dominatur in concionibus – menguasai para pendengarnya. Mudah untuk mengamati bagaimana dunia diatur oleh amsal. Perkataan seperti peribahasa orang tua-tua (1Sam. 24:14), atau (sebagaimana yang biasa kita katakan) seperti kata pepatah, amat berpengaruh dalam membentuk gagasan-gagasan kebanyakan orang dan membulatkan tekad-tekad mereka. Banyak dari hikmat orang-orang zaman dulu diteruskan kepada keturunan mereka melalui amsal. Sebagian orang berpendapat bahwa kita bisa menilai sifat dan tabiat sebuah bangsa melalui ciri-ciri peribahasa rakyatnya. Amsal dalam percakapan adalah seperti aksioma (pernyataan yang dianggap benar – pen.) dalam filsafat, seperti maksim (kebenaran umum – pen.) dalam hukum, dan dalil dalam matematika, yang tidak dibantah siapa pun, tetapi yang berusaha diuraikan semua orang agar hal-hal tersebut berpihak kepada mereka. Namun, ada banyak amsal yang bobrok, yang cenderung merusak pikiran manusia dan mengeraskan mereka di dalam dosa. Iblis mempunyai pepatah-pepatahnya sendiri, dan dunia serta kedagingan juga mempunyai pepatah-pepatah mereka sendiri, yang mencerminkan penghinaan terhadap Allah dan agama (seperti dalam Yehezkiel 12:22; 18:2). Agar kita waspada terhadap pengaruh-pengaruh jahatnya, Allah juga mempunyai pepatah-pepatah-Nya sendiri, yang kesemuanya bijak dan baik, dan bertujuan menjadikan kita demikian. Amsal-amsal Salomo ini bukanlah sekadar kumpulan kata-kata bijak yang sudah disampaikan sebelumnya, sebagaimana sebagian orang menyangkanya, melainkan apa yang diungkapkan oleh Roh Allah kepada Salomo. Yang pertama-tama dari amsal ini (1:7) selaras dengan apa yang sudah difirmankan Allah kepada manusia pada mulanya (Ayb. 28:28, sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat). Karena itu, walaupun Salomo orang besar, dan namanya merupakan jaminan mutu bagi tulisan-tulisannya seperti nama orang-orang besar lain, namun, sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo. Allahlah, melalui Salomo, yang di sini berbicara kepada kita. Saya katakan, kepada kita. Sebab amsal-amsal ini ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, dan, ketika Salomo berbicara kepada anaknya, nasihat itu dikatakan berbicara kepada kita seperti kepada anak-anak (Ibr. 12:5). Sama seperti tidak ada kitab yang begitu bermanfaat bagi ibadah-ibadah kita seperti mazmur-mazmur Daud, demikian pula tidak ada kitab yang begitu bermanfaat untuk mengatur segala perilaku kita dengan benar seperti amsal-amsal Salomo. Seperti yang dikatakan Daud tentang perintah-perintah Allah, amsal-amsal Salomo itu teramat sangat luas. Dalam kalimat-kalimat pendek, amsal-amsalnya berisi kumpulan lengkap perkara-perkara ilahi yang berkaitan dengan etika, politik, dan ekonomi, dengan menyingkapkan setiap kejahatan, memuji setiap kebaikan, dan menyarankan pedoman-pedoman untuk mengatur diri kita dalam setiap hubungan dan keadaan, dan dalam setiap alur pembicaraan. Uskup Hall, seorang cendekiawan, menarik sebuah ajaran filsafat moral dari Amsal dan Pengkhotbah Salomo ini. Sembilan pasal pertama dari kitab Amsal ini dianggap sebagai pendahuluan, yang menasihati kita agar mempelajari dan melaksanakan aturan-aturan hikmat, dan memperingatkan kita terhadap perkara-perkara yang akan menghalang-halangi kita dalam melakukannya. Jadi, di sini kita mendapati jilid pertama dari amsal-amsal Salomo dalam pasal Amsal 10-24. Setelah itu jilid kedua, pasal 25-29. Kemudian nubuatan Agur, pasal 30, dan nubuatan Lemuel, pasal 31. Maksud dari kesemuanya ini satu dan sama, untuk mengarahkan kita agar mengatur perilaku hidup kita dengan baik sehingga pada akhirnya kita dapat melihat keselamatan yang datang dari Tuhan. Komentar terbaik untuk aturan-aturan ini adalah dengan diatur olehnya.