Teks -- Kisah Para Rasul 26:29 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Kis 26:24-32
Matthew Henry: Kis 26:24-32 - Pembelaan Paulus yang Kelima Pembelaan Paulus yang Kelima ( Kis 26:24-32)
Kita memiliki cukup alasan untuk beranggapan bahwa Paulus masih mempunyai banyak hal lagi untuk dikata...
Pembelaan Paulus yang Kelima ( Kis 26:24-32)
- Kita memiliki cukup alasan untuk beranggapan bahwa Paulus masih mempunyai banyak hal lagi untuk dikatakan demi mempertahankan Injil yang ia beritakan. Juga demi menghormati Injil dan menganjurkannya kepada sidang yang mulia ini. Ia baru saja sampai kepada jiwa penggerak dari perkara ini, yaitu kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Di sinilah semangatnya tampak berkobar-kobar. Ia menjadi lebih hangat dari pada sebelumnya, mulutnya terbuka terhadap mereka, dan hatinya dilegakan. Keadaan ini membawanya kepada pokok persoalan dan membuat dia terus melanjutkan penjelasannya. Dia tidak pernah tahu kapan dia harus mengakhiri, sebab kuasa kematian Kristus dan persekutuan dengan penderitaan-Nya, membuat dia tidak mengenal lelah. Sangat disayangkan apabila ia lalu harus disela seperti halnya di sini. Walaupun diperbolehkan membela diri sendiri (ay. Kis 26:1), ia dilarang mengatakan semua yang ia rencanakan. Hal itu sangat menyakitkan hatinya dan juga membuat kecewa kita yang membaca pembelaannya dengan penuh semangat. Namun, tampaknya tidak ada jalan keluar lagi. Sidang menganggap sudah saatnya untuk lanjut dan memutuskan perkaranya.
- I. Festus, wali negeri Romawi, berpendapat bahwa orang yang malang ini gila, dan bahwa rumah sakit jiwa merupakan tempat yang cocok bagi dia. Ia yakin bahwa Paulus bukanlah seorang penjahat, bukan orang jahat yang harus dihukum. Namun, ia beranggapan bahwa orang ini gila, seorang yang terganggu pikirannya, yang harus dikasihani dan pada saat yang sama juga tidak perlu diperhatikan. Tidak sepatah kata pun yang sudah dikatakannya patut diperhitungkan. Dengan demikian Festus menemukan sebuah jalan yang bijaksana untuk membebaskan dirinya dari menghukum Paulus sebagai seorang tahanan dan dari mempercayainya sebagai seorang pemberita Injil. Sebab jika Paulus tidak compos mentis – berada dalam keadaan akal yang sehat, ia tidak boleh dihukum atau dihargai. Nah, amatilah di sini,
- 1. Apa yang dikatakan Festus tentang Paulus (ay. Kis 26:24): ia berkata dengan suara keras. Ia tidak berbisik-bisik kepada orang yang duduk di sebelahnya. Seandainya demikian, hal ini akan lebih mudah dimaafkan. Namun ia berlaku sebaliknya (tanpa berunding dengan Agripa, yang pertimbangannya tampak sangat ia hormati, 25:26), dengan suara keras ia berkata, supaya menghentikan Paulus berbicara, dan supaya ia mengalihkan perhatian para pemeriksa perkara dari masalah itu, “Engkau gila, Paulus! engkau berbicara seperti orang gila, seperti orang yang terganggu otaknya. Engkau tidak tahu apa yang kaukatakan.” Namun, Festus tidak beranggapan bahwa rasa bersalah Paulus telah mengganggu akal sehatnya. Bukan pula bahwa penderitaannya dan amarah musuh-musuhnya terhadap dirinya telah membuat pikirannya terguncang. Sebaliknya, Festus mengemukakan alasan yang cerdas yang menyebabkan kegilaan Paulus: Ilmumu yang banyak itu telah membuat engkau gila, engkau telah merusak otakmu dengan banyak belajar. Ia tidak mengatakan hal ini dengan nada marah, cemoohan atau penghinaan. Ia tidak memahami apa yang dikatakan Paulus. Semuanya berada di luar kemampuannya. Semua menjadi teka-teki baginya, dan itulah sebabnya ia menghubungkan perkataan Paulus dengan khayalan yang kacau. Si non vis intelligi, debes negligi – jika engkau tidak mau dimengerti, engkau harus diabaikan.
- (1) Festus mengakui Paulus sebagai seorang yang pandai dan terpelajar, karena dengan cepat ia dapat menghubungkan perkaranya dengan ayat-ayat yang ditulis oleh Musa dan para nabi, buku-buku yang begitu asing baginya. Hal ini bahkan membuat dia menyalahkan Paulus. Rasul-rasul lainnya yang adalah kaum nelayan, dipandang rendah karena mereka tidak terdidik. Sebaliknya, Paulus yang mengenyam pendidikan tinggi dan dididik sebagai seorang Farisi, juga dipandang rendah karena terlampau banyak belajar, sehingga lebih merusak daripada mendatangkan kebaikan kepadanya. Dengan demikian musuh-musuh hamba-hamba Kristus selalu memiliki alasan atau hal lainnya untuk mencela mereka.
- (2) Festus mencela Paulus sebagai orang gila. Nabi-nabi Perjanjian Lama juga dicap jelek seperti itu untuk membuat orang berprasangka terhadap mereka dengan cara merusak nama baik mereka: Mengapa orang gila ini datang kepadamu? kata pemimpin nabi itu (2Raj. 9:11; Hos. 9:7). Yohanes Pembaptis dan Kristus dianggap kerasukan setan, sebagai orang gila. Mungkin juga karena Paulus sekarang berbicara dengan lebih bersemangat dan bersungguh-sungguh daripada yang ia lakukan pada awal pembelaannya. Ia juga menggunakan lebih banyak sikap tubuh yang mengungkapkan semangatnya. Itulah sebabnya Festus memberikan cap yang menyakitkan hati ini kepadanya. Sesuatu yang mungkin tidak terpikirkan oleh seorang pun yang hadir di dalam sidang ini, selain dirinya. Tidaklah begitu berbahaya untuk menyebut orang-orang yang terlalu bersemangat dalam hidup keagamaan mereka sebagai orang-orang gila.
- 2. Bagaimana Paulus membersihkan diri dari tuduhan yang menyakitkan hati ini. Tidak jelas apakah ia pernah mengalami hal serupa sebelumnya. Tampaknya, mereka yang pernah berkata begitu tentang dirinya adalah rasul-rasul palsu, sebab ia melanjutkan begini (2Kor. 5:13, TL), karena jikalau kami kehilangan akal, seperti yang mereka katakan, maka kepada Allahlah hal itu ditujukan. Tetapi ia belum pernah dituduh seperti itu di hadapan seorang wali negeri Romawi. Itulah sebabnya ia harus mengatakan sesuatu mengenai hal ini.
- (1) Paulus menolak tuduhan itu. Tentunya dengan penuh rasa hormat kepada wali negeri, tetapi juga dengan keadilan bagi dirinya, ia menyangkal bahwa tuduhan itu tidak berdasar dan juga tidak ada alasan (ay. Kis 26:25): “Aku tidak gila, Festus yang mulia, juga tidak pernah sebelumnya, juga tidak pernah ada kejadian semacam itu. Akal sehatku, puji syukur kepada Allah, masih berjalan dengan baik sepanjang hidupku, dan saat ini pun aku tidak berbicara melantur, tetapi mengatakan kebenaran dengan pikiran yang sehat. Dan aku sadar dengan apa yang kukatakan.” Amatilah, meskipun Festus mengeluarkan kata-kata yang menghina dan merendahkan, yang menunjukkan bahwa dirinya bukanlah seorang pria terhormat, apa lagi seorang hakim, Paulus sama sekali tidak merasa tersinggung dan terhasut oleh kata-kata itu. Ia memberikan seluruh rasa hormat sebisa mungkin kepadanya, memberikan pujian dengan gelar kehormatannya, Festus yang mulia. Sikap ini mengajar kita untuk tidak membalas caci maki dengan caci maki, juga cap yang menyakitkan dengan cap lain. Sebaliknya, kita harus berbicara dengan sopan kepada mereka yang merendahkan kita. Alangkah baiknya apabila dalam setiap keadaan kita menyatakan kebenaran dengan pikiran yang sehat, dan sesudah itu kita bisa memandang rendah kecaman tidak adil dari orang-orang lain.
- (2) Paulus memohon dukungan kepada Agripa mengenai apa yang ia katakan (ay. Kis 26:26): sebab Raja juga tahu tentang segala perkara ini, yaitu mengenai Kristus, kematian-Nya, dan kebangkitan-Nya, serta nubuat-nubuat Perjanjian Lama yang semuanya telah digenapi di dalamnya. Itulah sebabnya ia berani berbicara terus terang kepada Agripa, yang tahu bahwa semua itu bukanlah khayalan, melainkan kenyataan yang sebenarnya. Agripa mengetahui sedikit, dan karena itu ingin mengetahui lebih banyak lagi: Aku yakin, bahwa tidak ada sesuatu pun dari semuanya ini yang belum didengarnya. Tidak, juga tidak yang berkaitan mengenai pertobatannya sendiri dan pengutusan yang telah ia terima untuk memberitakan Injil. Agripa pasti juga sudah mendengar hal itu, sebab sudah begitu lama ia mengetahui dengan baik segala sesuatu tentang orang-orang Yahudi. Karena perkara ini tidak terjadi di tempat yang terpencil. Di seluruh penjuru negeri orang membicarakan hal itu, dan setiap orang Yahudi dapat bersaksi untuknya bahwa mereka telah sering mendengar hal itu dari orang-orang lain. Itulah sebabnya sangat tidak beralasan untuk menuduh Paulus sebagai orang yang terganggu pikirannya karena mengemukakan hal-hal itu, terlebih lagi karena ia berbicara mengenai kematian dan kebangkitan Kristus, yang dibicarakan orang di mana-mana. Petrus memberi tahu Kornelius dan sahabat-sahabatnya (10:37), Kamu tahu tentang segala sesuatu yang terjadi di seluruh tanah Yudea mengenai Kristus. Itulah sebabnya mustahil Agripa tidak mengetahui hal-hal itu, dan sungguh sangat memalukan bagi Festus bila ia tidak mengetahui hal itu.
- II. Jauh dari pikiran Agripa bahwa Paulus adalah orang gila. Ia belum pernah mendengar orang yang mampu berdebat memberikan alasan dengan begitu kuat dan juga berbicara sesuai dengan maksudnya.
- 1. Paulus langsung menyentuh hati nurani Agripa. Beberapa orang berpendapat bahwa Festus merasa tidak senang karena Paulus selalu memberikan perhatian kepada Agripa dan mengarahkan pembicaraan hanya kepadanya. Itulah sebabnya ia menyela pembicaraan itu (ay. Kis 26:24). Namun, jika benar hal itu menyinggung perasaannya, Paulus tidak menganggapnya seperti itu, sebab ia akan berbicara kepada mereka yang dapat memahami dirinya, dan kepada orang yang ia anggap dapat menerima pembicaraannya. Itulah sebabnya ia tetap menyapa Agripa. Dan karena sebelumnya ia telah menyebut Musa dan nabi-nabi untuk memperkuat Injil yang ia beritakan, ia menunjuk sekali lagi kepada Agripa mengenai hal itu (ay. Kis 26:27): “Percayakah engkau, raja Agripa, kepada para nabi? Apakah engkau menerima kitab-kitab suci dalam Perjanjian Lama sebagai wahyu ilahi, dan mengakuinya sebagai nubuat mengenai hal-hal baik yang akan datang?” Paulus tidak menunggu jawaban, tetapi sebagai pujian kepada Agripa, ia berkata bahwa sudah dengan sendirinya Aku tahu, bahwa engkau percaya. Sebab setiap orang tahu Agripa memeluk agama Yahudi, sebagaimana yang dilakukan oleh nenek moyangnya. Oleh karena itu keluarganya semua tahu tentang tulisan-tulisan para nabi dan menghormatinya. Perhatikanlah, sungguh baik untuk berurusan dengan orang yang mengenal Kitab Suci dan mempercayainya, sebab orang seperti itu memiliki sesuatu sebagai pegangan.
- 2. Agripa mengaku ada sangat banyak alasan di dalam apa yang dikatakan Paulus (ay. Kis 26:28): Hampir-hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang Kristen. Beberapa orang menafsirkan hal ini sebagai perkataan dengan maksud yang bertolak belakang, dan dengan demikian harus dibaca seperti ini, Dapatkah engkau dalam waktu yang singkat ini meyakinkan aku menjadi orang Kristen? Namun, bila memang demikian halnya, itu adalah sebuah pengakuan bahwa apa yang Paulus bicarakan itu sungguh kena dengan tujuannya, dan tak peduli apa pun yang ditafsirkan orang, perkataan Paulus itu sangat penuh dengan kuasa untuk meyakinkan orang. “Paulus, engkau terlampau gegabah, engkau tidak dapat mengubah aku dalam sekejap.” Sebagian orang menafsirkan bahwa kata-kata Agripa diucapkan dengan bersungguh-sungguh, dan juga sebagai pengakuan bahwa ia agak diyakinkan bahwa Kristus adalah Mesias. Ia tidak dapat menyangkal bahwa ia sering kali berpikir seperti itu di dalam hatinya, bahwa nubuat-nubuat di dalam Perjanjian Lama telah digenapi di dalam Dia. Dan sekarang, ketika hal itu ditekankan dengan lembut kepadanya, ia siap untuk menyerah kepada keyakinan itu. Ia mulai mempertimbangkan di dalam hatinya dan berpikir untuk menyerah. Ia hampir-hampir dapat diyakinkan untuk percaya kepada Kristus. Sama seperti Feliks, ketika ia mulai gemetar karena harus meninggalkan dosa-dosanya: ia melihat sangat banyak alasan untuk menerima Kekristenan. Ia mengakui bahwa bukti-bukti yang diajukan sangat kuat, sehingga ia tidak dapat menjawab. Sanggahan terhadap kebenaran itu sangat lemah, sehingga ia merasa malu untuk memaksakan pendapatnya. Jadi, seandainya bukan karena kewajibannya terhadap upacara simbolis itu dan rasa hormat kepada agama nenek moyangnya dan negerinya, atau berkaitan dengan martabatnya sebagai seorang raja dan kepentingan-kepentingan duniawinya, ia akan segera berbalik memeluk Kekristenan. Perhatikanlah, banyak orang yang hampir-hampir diyakinkan untuk menjadi saleh, ternyata kemudian tidak dapat diyakinkan. Mereka diinsafkan akan kewajiban untuk beribadah kepada Allah dan disadarkan akan kemuliaan jalan-jalan Allah, namun keyakinan mereka dikalahkan oleh bujukan-bujukan dari luar dan tidak menanggapi keyakinan mereka itu.
- 3. Paulus yang tidak diperbolehkan melanjutkan pembelaannya, mengakhirinya dengan sebuah pujian, atau tepatnya sebuah harapan yang saleh bahwa kiranya semua yang mendengarkannya menjadi Kristen. Harapannya ini berubah menjadi sebuah doa: euxaimēn an tō Theō – aku berdoa kepada Allah untuk itu (ay. Kis 26:29). Menjadi keinginan hatinya dan doanya kepada Tuhan supaya mereka semua diselamatkan (Rm. 10:1). Bahwa bukan hanya engkau saja, tetapi semua orang lain yang mendengarkan aku hari ini (sebab ia memiliki maksud yang sama bagi mereka semua) menjadi sama seperti aku, kecuali belenggu-belenggu ini. Dengan ini,
- (1) Paulus menyatakan keputusannya untuk tetap berpegang teguh pada agamanya, yang telah memuaskan dirinya sepenuhnya, dan bertekad untuk hidup dan mati dengan agama itu. Dalam harapannya supaya orang-orang yang hadir menjadi seperti dia, ia sebenarnya menyatakan tidak suka bahwa ia pernah seperti mereka, baik orang-orang Yahudi maupun bangsa-bangsa lain, walaupun hal itu dapat menjadi keuntungan duniawinya. Ia taat terhadap perintah Allah yang diberikan kepada nabi Yeremia (Yer. 15:19), Biarpun mereka akan kembali kepadamu, namun engkau tidak perlu kembali kepada mereka.
- (2) Paulus menunjukkan kepuasannya tidak saja dalam kebenaran itu, tetapi demi kepentingan dan keuntungan Kekristenan. Ia telah menerima banyak penghiburan dalam agamanya itu pada saat kehidupan ini, dan ia begitu yakin bahwa hal itu akan berujung di dalam kebahagiaannya yang kekal, sehingga ia tidak dapat mengharapkan hal yang lebih baik lagi bagi sahabatnya di dunia ini selain bahwa mereka juga menjadi seperti dia, sebagai murid Yesus Kristus yang setia dan bersemangat. Biarlah musuhku menjadi seperti orang fasik, kata Ayub (Ayb. 27:7). Biarlah sahabatku menjadi seperti orang Kristen, kata Paulus.
- (3) Paulus menunjukkan kesedihan dan keprihatinannya karena Agripa tidak maju lebih lanjut lagi daripada sekadar menjadi orang yang hampir-hampir diyakinkan, tetapi tidak sepenuhnya menjadi orang Kristen. Sebab ia berharap agar Agripa dan orang-orang selebihnya tidak saja hampir-hampir diyakinkan (apa baiknya hal seperti itu?) tetapi lebih dari itu menjadi sama seperti dia, menjadi orang-orang Kristen yang sepenuhnya melangkah dengan bersungguh-sungguh.
- (4) Paulus menunjukkan bahwa itulah yang menjadi keprihatinannya. Akan menjadi suatu kebahagiaan yang tidak terkatakan bagi setiap orang di antara mereka untuk menjadi orang-orang Kristen yang sejati. Ada cukup tersedia kasih karunia di dalam Kristus bagi semua orang, seberapa pun jumlah mereka. Ada cukup untuk masing-masing orang, seberapa pun mereka menginginkannya.
- (5) Paulus menunjukkan maksud baik yang sangat ingin ia berikan kepada mereka semua. Ia mengharapkan,
- [1] Sebagaimana ia berharap bagi jiwanya sendiri, supaya mereka berbahagia di dalam Kristus sama seperti dirinya.
- [2] Mereka menjadi lebih baik daripada keadaannya sekarang bila dilihat dari keadaan lahiriahnya. Sebab kecuali belenggu-belenggu itu, ia berharap supaya mereka semua menjadi orang-orang Kristen yang dihiburkan seperti dirinya, tidak menjadi orang Kristen yang teraniaya seperti dia. Supaya mereka dapat merasakan keuntungan agama sebanyak yang telah ia terima, tetapi tidak sebanyak beban salib yang harus ditanggungnya. Mereka memandang ringan keadaannya yang terpenjara dan tidak memperhatikannya. Feliks membiarkan Paulus tetap dalam penjara untuk mengambil hati orang Yahudi. Hal ini bisa saja menggoda banyak orang untuk berharap supaya mereka semua merasakan belenggunya, supaya mereka tahu bagaimana rasanya dipenjara, dan kemudian dapat lebih mengetahui cara mengasihaninya. Namun, sungguh jauh dari hatinya untuk berbuat seperti itu. Ketika Paulus berharap mereka terbelenggu kepada Kristus, ia ingin agar mereka tidak pernah terbelenggu bagi Kristus. Tidak ada lagi yang dapat dikatakan dengan lebih lembut dan juga tidak dengan kasih karunia yang lebih baik.
- III. Mereka semua sepakat bahwa Paulus adalah orang yang tidak bersalah dan didakwa secara tidak adil.
- 1. Sidang berakhir dengan sedikit tergesa-gesa (ay. Kis 26:30): Ketika ia selesai mengatakan kata yang mendesak itu (ay. Kis 26:29), yang berhasil menggerakkan hati mereka semua, raja merasa takut. Seandainya Paulus diperbolehkan melanjutkan pembelaannya, ia akan mengatakan hal-hal yang menggerakkan hati orang, yang mungkin dapat bekerja di dalam hati beberapa orang untuk berpihak kepadanya, lebih dari yang seharusnya, dan yang mungkin dapat membuat mereka berbalik menjadi orang-orang Kristen. Raja sendiri mendapati hatinya mulai menyerah, dan tidak berani mempercayai dirinya sendiri untuk mendengarkan lebih lanjut. Namun, sama seperti Feliks, ia menghentikan pembelaan Paulus kali ini. Secara adil, mereka seharusnya menanyakan kepada tahanan itu apakah masih ada lagi yang ingin ia sampaikan sebagai pembelaannya. Sebaliknya, mereka beranggapan bahwa sudah cukup banyak yang ia katakan. Itulah sebabnya raja bangkit beserta wali negeri dan Bernike kemudian diikuti semua orang yang duduk bersama-sama mereka. Mereka menyimpulkan bahwa perkara ini sudah cukup jelas, dan dengan kesimpulan ini, mereka sebenarnya memuaskan diri, ketika Paulus masih ingin berkata lebih banyak lagi untuk lebih memperjelas perkaranya.
- 2. Mereka semua sepakat dan berpendapat bahwa Paulus tidak bersalah (ay. Kis 26:31). Sidang dihentikan untuk merundingkan perkara itu, untuk mengetahui pendapat masing-masing mengenai hal itu. Mereka berkata seorang kepada yang lain, semuanya mengakui hal yang sama, bahwa orang ini tidak melakukan sesuatu yang setimpal dengan hukuman penjara. Ia bukanlah orang yang berbahaya, sampai harus dipenjarakan. Sesudah peristiwa ini, Nero membuat sebuah hukum untuk menghukum mati orang-orang yang memeluk agama Kristen. Namun, pada waktu itu belum ada hukum seperti itu di antara orang-orang Roma. Itulah sebabnya tidak ada pelanggaran yang dapat dituduhkan kepadanya. Penghakiman mereka ini menjadi kesaksian melawan hukum kejam Nero yang dibuat tidak lama setelah sidang ini, sehingga Paulus, orang Kristen paling giat dan bersemangat yang pernah ada, dijatuhi hukuman. Bahkan orang-orang yang bukan sahabatnya dalam perkara ini pun berpendapat bahwa ia tidak melakukan sesuatu yang setimpal dengan hukuman mati atau hukuman penjara. Seperti itulah dirinya dalam hati nurani orang-orang yang sekarang belum mau menerima pengajarannya. Dan tuntutan yang membahana dari orang-orang Yahudi yang pemberang itu, yang berseru-seru, Enyahkan orang ini dari muka bumi! Ia tidak layak hidup, dipermalukan oleh keputusan sidang pengadilan ini.
- 3. Agripa memberikan penilaiannya bahwa ia sebenarnya sudah dapat dibebaskan sekiranya ia tidak naik banding kepada Kaisar (ay. Kis 26:32). Tetapi dengan upaya naik banding itu, Paulus justru menghalangi pintu bagi kebebasannya sendiri. Beberapa orang berpendapat bahwa hal ini memang benar menurut hukum Romawi, bahwa ketika seorang tahanan naik banding kepada pengadilan yang lebih tinggi, maka pengadilan yang lebih rendah tidak dapat lagi membebaskannya selain menghukumnya. Dan kami berpendapat bahwa hukum itu memang begitu, jika para pendakwanya turut mengikuti persidangan perkara itu dan menyetujui upaya banding tersebut. Tetapi dalam perkara Paulus ini, para pendakwanya sepertinya tidak berbuat demikian. Ia terpaksa melakukan upaya itu untuk melindungi diri dari amarah mereka, ketika ia melihat wali negeri tampak tidak peduli untuk melindungi dirinya. Itulah sebabnya mengapa ada juga yang berpendapat bahwa Agripa dan Festus tidak mau menyakiti hati orang-orang Yahudi dengan membebaskan Paulus, dan menggunakan alasan ini untuk membiarkannya tetap di dalam penjara, meskipun mereka tahu bahwa mereka memiliki alasan untuk membebaskan dia. Agripa yang hampir-hampir diyakinkan untuk menjadi seorang Kristen telah berbuat sesuatu yang tidak lebih baik jika seandainya ia sama sekali tidak pernah hampir diyakinkan. Dan sekarang saya tidak dapat mengatakan,
- (1) Apakah Paulus merasa menyesal telah mengajukan upaya naik banding kepada Kaisar, dan berharap ia tidak pernah melakukan upaya itu, menyalahkan diri sendiri karena hal yang gegabah itu, dan sekarang melihat bahwa hal itu menjadi satu-satunya halangan bagi pembebasannya. Mungkin ia memiliki alasan untuk merenungkannya dengan penuh penyesalan, menyalahkan diri karena tidak berpikir panjang dan tidak sabar dalam keputusannya, serta sejumlah keraguan terhadap perlindungan ilahi. Sebenarnya, ia lebih baik naik banding kepada Allah dari pada kepada Kaisar. Hal ini menegaskan apa yang pernah dikatakan Salomo (Pkh. 6:12), Karena siapakah yang mengetahui apa yang baik bagi manusia di dalam hidupnya? Apa yang kita pikirkan untuk kesejahteraan kita sering terbukti malah menjadi suatu perangkap. Kita adalah makhluk yang begitu rabun jauh, dan begitu buruk dalam membuat pertimbangan saat bersandar pada pengertian sendiri, seperti yang biasa kita lakukan. Atau,
- (2) Bagaimanapun, dengan adanya hal ini, ia merasa puas dengan apa yang telah ia lakukan dan dapat merenungkannya dengan lapang dada. Upaya naik bandingnya kepada kaisar adalah sah menurut hukum dan kedudukannya sebagai warga negara Roma, serta akan sangat membantu supaya perkaranya dipertimbangkan. Dan karena baginya hasil yang dicapai dalam perkara ini sepertinya adalah yang terbaik, walaupun kemudian keadaan tampak sebaliknya, Paulus tidak menyiksa diri dengan menyalahkan diri sendiri mengenai hal ini. Ia yakin ada pengaturan penyelenggaraan ilahi di dalamnya, dan pada akhirnya semua akan berjalan baik. Dan di samping itu, melalui sebuah penglihatan ia telah diberi tahu bahwa ia harus pergi bersaksi tentang Kristus di Roma ( Kis 23:11). Baginya sama saja apakah ia pergi ke sana sebagai seorang tahanan atau orang bebas. Ia tahu bahwa keputusan TUHAN-lah yang terlaksana, dan berkata, Biarlah itu terlaksana, jadilah kehendak Tuhan.
SH: Kis 26:19-32 - Aliran Injil dalam hidup (Minggu, 16 September 2007) Aliran Injil dalam hidup
Paulus kemudian menjelaskan konsekuensi pertobatan dan misinya.
Pertemuan dengan Yesus yang telah bangkit membawa perub...
Aliran Injil dalam hidup
Paulus kemudian menjelaskan konsekuensi pertobatan dan misinya. Pertemuan dengan Yesus yang telah bangkit membawa perubahan radikal dalam hidupnya. Ia tidak lagi menjadi penganiaya jemaat melainkan pemberita kabar bahwa Yesus adalah Mesias yang dinanti-nantikan oleh Israel. Injil telah memenuhi hidup Paulus. Pertobatan dan panggilannya untuk bersaksi tentang Kristus, telah mendasari gerak hidupnya kemudian. Dulu ia taat perintah manusia, kini ia taat pada Kristus yang sudah menampakkan diri (19).
Pertobatan dan misinya itulah yang membuat Paulus dianggap sebagai pengkhianat oleh orang-orang Yahudi. Seperti ia pernah mengejar-ngejar pengikut Kristus, begitulah ia kemudian dikejar-kejar oleh orang Yahudi karena telah mengikut Kristus. Mereka menginginkan kematiannya (20-21). Imannya bahwa Kristuslah yang menggenapi harapan orang Israel akan Mesias, membuat ia menjadi musuh masyarakat Yahudi nomor satu. Itulah sebabnya dia berdiri di hadapan para pemimpin itu, yaitu karena ia melaksanakan panggilannya untuk memberi kesaksian tentang Kristus (22-23). Namun pemberitaan Injil tidak berhenti sampai di situ saja. Harus disertai dorongan agar orang merespons Injil yang telah didengarnya. Itulah juga yang dilakukan oleh Paulus. Meski berstatus sebagai tahanan, ia memanggil mereka untuk percaya dan bertobat. Bahkan ia juga mau mendoakan mereka untuk hal ini (29).
Dengan menceritakan siapa dirinya sebelum dan sesudah pertobatannya, Paulus memperlihatkan kuasa Injil dalam menyelamatkan dan mengubah manusia. Begitulah seharusnya upaya pengabaran Injil, yakni dilakukan bukan semata-mata sebagai sebuah program. Melainkan lahir karena luapan sukacita hidup yang telah mengalami transformasi Injil. Bagaimana dengan kita? Sudahkah hidup kita mengalami transformasi karena kuasa Injil yang bekerja di dalamnya? Bila sudah, bagikan pengalaman itu kepada orang lain agar mereka juga mengalami keajaiban kuasa Injil!
SH: Kis 26:24-32 - Ancaman menyebarluaskan Injil (Jumat, 18 Agustus 2000) Ancaman menyebarluaskan Injil
Kekerasan dan ancaman bagi Kekristenan di Indonesia harus
dipahami sebagai salah satu bentuk respons masyarakat te...
Ancaman menyebarluaskan Injil
Kekerasan dan ancaman bagi Kekristenan di Indonesia harus dipahami sebagai salah satu bentuk respons masyarakat terhadap keberadaan dan misi Kristen di bumi Indonesia. Kristen harus memberikan respons-balik yang tepat dan benar agar melalui peristiwa-peristiwa yang nampaknya merugikan Kekristenan, Injil justru semakin berkembang dan tersebar.
Selama ini respons yang seringkali diberikan adalah respons yang bersifat reaktif seperti misalnya ketika gereja-gereja di suatu daerah dibakar maka beberapa hamba Tuhan bergabung untuk menulis sebuah surat protes yang ditujukan kepada kepala negara dengan tembusan ke kedutaan negara-negara tetangga. Respons yang demikian tidak memberikan dampak yang positif terhadap Injil, justru sebaliknya semakin menciptakan ketegangan dan jarak antara gereja dengan masyarakat sekitar, sehingga Injil semakin tidak mempunyai tempat untuk ditaburkan.
Kita belajar dari Paulus bagaimana ia meresponi-balik respons Festus dan Agripa atas pembelaan diri Paulus yang sangat meyakinkan. Ketika dikatakan gila, Paulus menjawab bahwa apa yang ia jelaskan adalah kebenaran yang masuk akal karena berdasarkan fakta historis yang obyektif. Ini berarti Paulus mengundang Festus untuk meneliti segala sesuatu yang telah ia jabarkan, sebab iman kristen dibangun berdasarkan fakta sejarah. Undangan Paulus tidak menciptakan ketegangan antara dia dan Festus (11). Hubungan antara manusia yang baik merupakan sarana yang efektif bagi pemberitaan Injil. Terhadap respons Agripa, Paulus menanggapi secara serius dan tulus (28-29). Ia melihat bahwa mata kail Injil sudah terkait dalam pikiran Agripa. Paulus tidak mau melepaskan begitu saja. Kerinduan Paulus adalah keselamatan jiwa Agripa dan semua yang telah mendengarkan Paulus. Respons Paulus selalu bertujuan agar orang mempunyai kesempatan lebih banyak untuk mendengarkan dan memahami Injil sehingga pada akhirnya mereka akan menerima keselamatan.
Renungkan: Mereka boleh mereka-reka untuk menghancurkan Kekristenan dengan jalan membakar dan menghancurkan gereja atau bahkan membunuh Kristen. Tapi Kristen dengan kekuatan Roh Kudus harus dapat mereka-rekakan 'bencana' kekristenan itu sebagai kekuatan yang dahsyat bagi bertumbuhkembangnya Injil di Indonesia.
SH: Kis 26:24-32 - Menggunakan tiap kesempatan (Rabu, 13 Agustus 2014) Menggunakan tiap kesempatan
Meski Injil adalah kebenaran Allah, tetapi tidak semua orang dapat memberi respons positif. Ini tampak pada diri kedua or...
Menggunakan tiap kesempatan
Meski Injil adalah kebenaran Allah, tetapi tidak semua orang dapat memberi respons positif. Ini tampak pada diri kedua orang pemimpin Romawi ini, Festus dan Agripa.
Setelah mendengar pemaparan Paulus, Festus menganggap Paulus gila (24). Benarlah perkataan Paulus, "... pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa..." (1Kor. 1:18). Menjawab respons Festus, Paulus menyatakan bahwa dirinya tidak gila karena ia mengatakan kebenaran dengan pikiran yang sehat (25). Allah, yang Paulus beritakan, memang kadangkala bertindak melampaui akal, tetapi bukan bertentangan dengan akal sehat.
Lalu bagaimana dengan Agripa? Ia tersudut. Jika ia menyetujui perkataan Paulus, ia akan kehilangan muka di hadapan Festus dan orang-orang Romawi lainnya. Namun jika ia berkata bahwa ia tidak percaya kepada para nabi, pengaruhnya atas orang Yahudi akan berakhir. Dengan cerdik Agripa berkata, "Hampir-hampir saja kau yakinkan aku menjadi orang Kristen!" (28).
Hampir menjadi Kristen berarti hampir diselamatkan dari hukuman dosa, yaitu maut. Maka, kata "hampir" tidaklah cukup untuk menyatakan iman Kristen sebab "hampir" masih menyatakan penolakan.
Meski demikian, Paulus pantang menyerah. Ia tidak mundur sedikit pun demi Injil. Ia tahu betapa pentingnya keselamatan bagi Agripa dan bagi semua orang yang ada di situ, tidak peduli apakah mereka orang-orang yang berkuasa dan memiliki pengaruh besar. Oleh karena itu, ia berdoa agar mereka yang ada di situ bisa sama seperti dia (29).
Walau kesempatan itu adalah kesempatan untuk meyakinkan para penguasa serta para hadirin bahwa dirinya tidak bersalah, Paulus memakai kesempatan itu untuk sesuatu yang lebih besar, yaitu untuk memberitakan Kristus. Meneladani Paulus, kiranya kita pun belajar untuk menggunakan tiap kesempatan yang ada untuk berbicara tentang Kristus, agar orang mengetahui bahwa Kristus saja satu-satunya jalan menuju keselamatan kekal. Apa pun respons mereka, yang penting kita telah melaksanakan tugas kita.
SH: Kis 26:24-32 - Kekuatan Anugerah (Minggu, 10 Maret 2019) Kekuatan Anugerah
Menjadi percaya bukanlah perkara mudah. Ketersediaan fakta, bukti, dan argumentasi tidak menjadi jaminan seseorang akan langsung pe...
Kekuatan Anugerah
Menjadi percaya bukanlah perkara mudah. Ketersediaan fakta, bukti, dan argumentasi tidak menjadi jaminan seseorang akan langsung percaya pada sesuatu. Ada satu mekanisme misterius yang bekerja dalam proses seseorang bisa menjadi percaya.
Paulus mengungkapkan fakta-fakta perjumpaannya dengan Yesus. Beberapa orang bereaksi tidak percaya. Festus menginterupsi dengan berkata, "Paulus engkau gila!" (24). Raja Agripa berseru, "Hampir-hampir saja kau yakinkan aku menjadi Kristen!" (27). Banyak orang di ruang persidangan mendengar, namun mereka diam.
Dari kisah ini, kita kembali disadarkan bahwa memercayai Yesus merupakan sebuah anugerah. Itu adalah pemberian karena kemurahan-Nya, bukan usaha kita. Sejuta fakta dan segudang bukti tidak akan menjamin seseorang menjadi percaya kalau tiada anugerah.
Paulus sendiri bisa menjadi percaya karena sebuah perjumpaan dengan Yesus. Apakah ia mengusahakan peristiwa itu? Apakah ia yang menghendaki mengalami momen itu? Tidak! Itu semua terjadi karena Tuhan memberinya anugerah. Yesus menampakkan diri kepada Paulus karena kasih karunia semata. Itu terjadi bukan karena prestasi Paulus.
Yesus adalah tokoh penting dan pusat sejarah dunia. Pusparagam wacana pun muncul atas-Nya sehingga ada beragam cara meresponsnya. Festus, misalnya, berteriak dan mencela. Raja Agripa meragu. Orang banyak bungkam. Paulus percaya dan memberitakan kesaksian tentang Yesus. Lalu, bagaimana dengan Anda?
Pada akhirnya, semua kembali pada kasih karunia. Anugerah bekerja dengan melampai akal. Ia mengatasi-bukan melawan-hukum-hukum logika kita yang terbatas. Inilah mekanisme misterius itu; sesuatu yang tak bisa terjelaskan lewat kata dan bahasa. Semua yang sudah merasakan anugerah itu harus segera menaikkan syukur kepada-Nya, Sang Pemberi Anugerah.
Doa: Tuhan, anugerah-Mu indah karena Engkau sendiri sudah mempertemukan kami dengan Anak-Mu, Yesus Kristus. [PUR]
SH: Kis 26:1-32 - Baca Gali Alkitab 6 (Selasa, 12 Agustus 2014) Baca Gali Alkitab 6
Apa saja yang Anda baca?
2. Mengapa Paulus bersukacita ada di hadapan Agripa, padahal saat itu bangsa Yahudi mengajukan dirinya ...
Baca Gali Alkitab 6
2. Mengapa Paulus bersukacita ada di hadapan Agripa, padahal saat itu bangsa Yahudi mengajukan dirinya sebagai terdakwa? (2)
3. Bagaimana kisah hidup Paulus sebelum bertobat? (4-11)
4. Apa yang dia alami setelah pertobatannya? (12-20)
5. Apa tanggapan Agripa terhadap pembelaan Paulus? Bagaimana Paulus merespons hal itu? (24-26)
6. Menurut Paulus, apa isu sesungguhnya yang merupakan sumber konfliknya dengan para pemimpin Yahudi? (6-8, lihat Kis. 24:21; 26:6-8)
7. Apa kesimpulan Agripa tentang Paulus di akhir persidangan itu? (30-32)
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Menurut Anda apa makna “hampir menjadi Kristen” seperti yang dikatakan Agripa?
2. Apa bedanya dengan “menjadi Kristen” dalam arti sesungguhnya?
Apa respons Anda?
1. Jika Anda berada di ruang persidangan itu, bagaimana kesan Anda tentang Paulus saat ia menyampaikan pembelaannya?
2. Dalam hal apa Anda pernah mengalami konflik dengan orang lain oleh karena nama Yesus, yang kita imani?
Pokok Doa:
Agar Tuhan menjamah orang-orang yang masih meragukan kebenaran di dalam Kristus
Utley -> Kis 26:24-29
Utley: Kis 26:24-29 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kis 26:24-2924 Sementara Paulus mengemukakan semuanya itu untuk mempertanggungjawabkan pekerjaannya, berkatalah Festus dengan s...
NASKAH NASB (UPDATED): Kis 26:24-29
24 Sementara Paulus mengemukakan semuanya itu untuk mempertanggungjawabkan pekerjaannya, berkatalah Festus dengan suara keras: "Engkau gila, Paulus! Ilmumu yang banyak itu membuat engkau gila." 25 Tetapi Paulus menjawab: "Aku tidak gila, Festus yang mulia! Aku mengatakan kebenaran dengan pikiran yang sehat! 26 Raja juga tahu tentang segala perkara ini, sebab itu aku berani berbicara terus terang kepadanya. Aku yakin, bahwa tidak ada sesuatupun dari semuanya ini yang belum didengarnya, karena perkara ini tidak terjadi di tempat yang terpencil. 27 Percayakah engkau, raja Agripa, kepada para nabi? Aku tahu, bahwa engkau percaya kepada mereka." 28 Jawab Agripa: "Hampir-hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang Kristen!" 29 Kata Paulus: "Aku mau berdoa kepada Allah, supaya segera atau lama-kelamaan bukan hanya engkau saja, tetapi semua orang lain yang hadir di sini dan yang mendengarkan perkataanku menjadi sama seperti aku, kecuali belenggu-belenggu ini."
Kis 26:24 "berkatalah Festus dengan suara keras" Perkataan Paulus luar biasa baginya. Pandangan nya terhadap dunia dan budaya, pendidikan, dan posisi membuat bias kemampuannya untuk mengerti.
□ "Ilmumu yang banyak itu membuat engkau gila" Secara tidak langsung ini menunjukkan pembelaan diri Paulus yang dalam, jelas dan persuasif.
Kis 26:25 "mengatakan kebenaran" Istilah Yunani s∩phrosun berasal dari dua kata Yunani "suara" dan "pikiran" . Berarti sebuah pendekatan yang seimbang untuk hidup dan berpikir. Ini adalah antonim dari "gila" dan "tidak waras" (lih. Ay. Kis 26:24).
□ "Kebenaran" Lihat Topik Khusus berikut.
Kis 26:26-28 "Raja juga tahu tentang segala perkara ini" Ada banyak diskusi tentang ayat-ayat ini. Rupanya Paulus ingin menggunakan Agripa II untuk mengkonfirmasi kesaksiannya dan jika mungkin membawa dia untuk penerimaan kebenarannya. Ayat Kis 26:28 dapat diterjemahkan, "Apakah kau ingin aku menjadi saksi Kristen?"
Kis 26:26 "aku berani berbicara terus terang kepadanya" Lukas sering menggunakan istilah ini dalam Kisah Para Rasul, selalu terhubung dengan Paulus (lih. Kis 9:27,28; 13:46; 14:3; 18:26; 19:8 ). Biasanya diterjemahkan "berbicara dengan penuh keberanian" (lih. 1Tes 2:2). Ini adalah salah satu manifestasi jika dipenuhi oleh Roh Kudus. Itu adalah obyek permintaan doa Paulus dalam Ef 6:20. Pemberitaan Injil dengan penuh keberanian adalah tujuan Roh Kudus untuk setiap orang percaya.
□ "karena perkara ini tidak terjadi di tempat yang terpencil" Petrus membuat pernyataan yang sama lagi dan lagi kepada para pendengar pertamanya di Yerusalem (lih. Kis 2:22,33). Fakta-fakta bahwa Injil itu dapat diverifikasi dan bersejarah.
Kis 27:27 Paulus tahu bahwa Agripa adalah memiliki pengetahuan tentang Perjanjian Lama. Paulus mengklaim bahwa pemberitaan injil yang dia lakukan jelas dapat dipahami dari Kitab Suci PL. Bukan sesuatu yang "baru" atau pemberitaan yang "inovatif"! Itu adalah penggenapan nubuatan.
- NASB "Hampir-hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang Kristen"
- NKJV "Hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang Kristen"
- NRSV "Begitu cepat engkau meyakinkan aku menjadi orang Kristen?"
- TEV "Kaukira gampang membuat aku menjadi orang Kristen dalam waktu yang singkat ini?""
- NJB "Sedikit lagi, dan argumentasimu akan membuatku menjadi orang Kristen"
Ada pilihan leksikal mengenai bagaimana memahami olig∩ (berarti kecil atau sedikit), "dalam waktu singkat" (NASB, NRSV, TEV), atau "dengan sedikit usaha" (NKJV, NJB). Kebingungan yang sama ini juga ada dalam ay. 29.
Ada juga varian tekstual yang berkaitan dengan frasa ini: " melakukan" atau "menjadi" (poie∩) dalam naskah P74, A, atau "membuat menjadi dalam MS E" dan dalam Vulgata maupun terjemahan Peshitta. Arti dalam konteks besar ini jelas. Paulus ingin memberitakan Injil sedemikian rupa sehingga orang-orang yang tahu dan menegaskan Perjanjian Lama (Agripa) akan diyakinkan atau sekurang-kurangnya, menegaskan relevansi nubuatan PL ini.
□ "Orang Kristen" Pengikut "Jalan Tuhan" (pengikut Kristus) dipanggil pertama kali sebagai orang Kristen adalah di Antiokhia di Siria (lih. Kis 11:26). Satu-satunya tempat lain dimana nama ini muncul dalam Kisah Para Rasul adalah di bibir Agrippa II, yang berarti nama itu dikenal secara luas.
Kis 26:29 "Aku mau berdoa kepada Allah" Ayat Kis 26:29 adalah sebuah kalimat parsial FOURTH CLASS CONDITIONAL (dengan OPTATIVE MOOD), yang menyatakan keinginan yang bisa menjadi kenyataan. Ini biasanya sebuah doa atau permohonan. Paulus berharap semua pendengarnya, Romawi dan Yahudi, akan datang kepada iman dalam Kristus sama seperti dirinya.
TFTWMS -> Kis 26:24-32
TFTWMS: Kis 26:24-32 - Kelanjutannya KELANJUTANNYA (Kis 26:24-32)
Selama ini Festus tidak terlihat sejak ia menyerahkan persidangkan itu kepada Agripa di awal pasal ini. Namun begitu, ke...
KELANJUTANNYA (Kis 26:24-32)
Selama ini Festus tidak terlihat sejak ia menyerahkan persidangkan itu kepada Agripa di awal pasal ini. Namun begitu, ketika ceramah Paulus berlanjut ia tampaknya menjadi bertambah tergoncang. Setelah melihat Paulus berkali-kali meyodok tamu kehormatan itu, gubernur itu lalu memutuskan bahwa inilah saatnya untuk memanggil LRPKA (Lembaga Romawi untuk Pencegahan Kekejaman terhadap Agripa).46"Sementara Paulus mengemukakan semuanya itu untuk mempertanggungjawabkan pekerjaannya, berkatalah Festus dengan suara keras: 'Engkau gila, Paulus! Ilmumu yang banyak itu47membuat engkau gila'" (ay. 24).
Ledakan kemarahan Festus membuat kita terperangah, namun perkataannya itu tidak mengejutkan kita. Seorang yang begitu dangkal wawasannya sehingga sanggup menolak kebenaran teragung di segala zaman sebagai suatu "[per]selisih[an] paham ... tentang seorang bernama Yesus, yang sudah mati, sedangkan Paulus katakan dengan pasti, bahwa Ia hidup" (25:19) tidak akan berbeban untuk menolak pembela terbesar kebenaran itu sebagai orang gila.
Orang yang bersikap seperti orang gila adalah Festus. Dengan tenang Paulus menjawab: "Aku tidak gila, Festus yang mulia!48Aku mengatakan kebenaran dengan pikiran yang sehat!" (26:25). Paulus memang pernah gila sebelum ia menerima Yesus (ay. 11 49), namun kini ia "sudah waras" (Markus 5:15).
Rasul itu berpaling kembali kepada Agripa: "Raja juga tahu tentang segala perkara ini, sebab itu aku berani berbicara terus terang kepadanya. Aku yakin, bahwa tidak ada sesuatupun dari semuanya ini yang belum didengarnya, karena perkara ini tidak terjadi di tempat yang terpencil" (ay. 26). Agama Kristen bukanlah sebuah orde rahasia; injil telah diserukan dari atas atap rumah (Matius 10:27).
Kelahiran Agripa kebetulan sama dengan awal pelayanan pribadi Yesus; selama ini, selain diberi makanan bayi, ia juga diberi makanan pelbagai kisah tentang Yesus dan para rasul. Ia bisa mensyahkan semua perkataan Paulus. Namun begitu, bila ia melakukan hal itu ia akan berada dalam posisi sulit sebagai mendukung tawanan melawan tuan rumah. Oleh sebab itu ia tetap membisu.
Jika Agripa mengira kebisuannya bisa mencegah Paulus, ia pasti salah. Rasul itu mendesak dia: "Percayakah engkau, raja Agripa, kepada para nabi? Aku tahu, bahwa engkau percaya kepada mereka" (ay. 27). Jika penguasa muda itu menjawab tidak mempercayai para nabi, ia akan kehilangan rasa hormat dan dukungan dari bangsa Yahudi. Jika ia menjawab percaya kepada para nabi, pertanyaan Paulus selanjutnya tentunya akan berupa "Jika begitu bersediakah paduka menerima fakta bahwa Yesus adalah Orang yang dikatakan oleh para nabi itu?" Agripa harus mengatakan sesuatu; setiap orang dalam ruangan itu menunggu jawabannya. Akhirnya ia bicara: "Hampir-hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang Kristen!"50(ay. 28).
Jika bisa saya ingin mengetahui cara Agripa mengucapkan perkataan itu: nada suaranya, raut wajahnya, sikap tubuhnya. Teks aslinya bisa diterjemahkan dalam beragam cara,51seperti terlihat dari pelbagai terjemahan yang berbeda. Beberapa orang percaya bahwa Agripa bersikap sungguh-sungguh (seperti KJV); yang lain menganggap bahwa meskipun raja itu bersikap simpatik terhadap posisi Paulus, namun ia belum yakin sepenuhnya (NIV); yang lainnya lagi yakin bahwa Agripa sedang bersikap sinis (RSV).52Karena Agripa dengan baik hati cenderung memihak Paulus sebelum, sepanjang, dan bahkan setelah ceramah Paulus (25:24; 26:1, 32), maka kita mungkin bisa membuang sikap sinisnya itu sebagai sebuah pilihan. Kita tidak akan pernah tahu dengan tepat seberapa dekatkah raja itu hampir-hampir menjadi orang Kristen.
Apapun maksud Agripa itu, Paulus menerima perkataannya itu apa adanya 53dan memakai perkataan itu sebagai permohonan yang paling kuat dan mengesankan yang terdapat dalam Kisah:
Aku mau berdoa kepada Allah, supaya segera atau lama-kelamaan bukan hanya engkau saja, tetapi semua orang lain yang hadir di sini [lihatlah Paulus menyapu dengan tangannya untuk mengikut-sertakan Bernike, Festus, para tamu, bahkan para prajurit] dan yang mendengarkan perkataanku menjadi sama seperti aku,54kecuali belenggu-belenggu ini55(26:29).
Jelas sekali Agripa menganggap dirinya sudah banyak berbicara. Dengan tiba-tiba "bangkitlah raja dan wali negeri serta Bernike dan semua orang yang duduk bersama-sama mereka" (ay. 30). Dari waktu ke waktu, saya sudah banyak berbicara dengan orang-orang terkemuka. Ketika mereka berdiri, Anda harus tahu bahwa wawancara sudah selesai!
Begitu Festus dan para tamunya lepas dari pandangan Paulus yang memohon, "... mereka berkata seorang kepada yang lain" (ay. 31a) tentang dia. Keputusan bulatnya adalah "Orang itu tidak melakukan sesuatu yang setimpal dengan hukuman mati atau hukuman penjara" (ay. 31b). Itu merupakan kemenangan bagi Paulus, namun bukan kemenangan yang ia inginkan. Ia ingin membersihkan nama Yesus; sebaliknya ia malah membersihkan namanya sendiri. Ia ingin memenangkan banyak jiwa; sebaliknya ia memenangkan kebaikan hati mereka. 56
Namun begitu, Festus masih jauh dari selesai dalam menulis suratnya kepada Roma; ia masih belum punya dakwaan terhadap Paulus! Apapun yang akhirnya gubernur itu tulis, kita bisa yakin bahwa Festus melemparkan kesalahan apa saja atas kasus penganiayaan ini ke setiap orang kecuali dirinya sendiri! Isi laporan itu kelihatannya juga mendukung Paulus, sebab ia diperlakukan dengan baik selama perjalanan maupun di Roma sendiri (28:16, 30, 31).
Pasal 26 punya catatan akhir—sebuah kejadian yang hampir tidak bisa dipercaya. Seorang Herodes tentunya tidak akan pernah memuji seorang pengikut Yesus. Seorang pemimpin Yahudi yang sejalan dengan imam besar tidak bisa dibayangkan bicara manis tentang Paulus; namun demikian Herodes Agripa II, yang telah memilih imam besar yang punya obsesi ingin membunuh Paulus, melakukan kedua-duanya! "Kata Agripa kepada Festus:
`Orang itu sebenarnya sudah dapat dibebaskan sekiranya ia tidak naik banding kepada Kaisar'"57(ay. 32). "Herodes terakhir" sudah dibuat terkesan oleh Paulus dan pemberitaannya! Kita dibiarkan bertanya-tanya tentang apa yang mungkin sudah terjadi. Kita tidak akan pernah tahu.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh Kudus
Tanggal Penulis...
Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh KudusTanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.
Latar Belakang
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).
Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --
- (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
- (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.
Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang diilhami.
Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-mula gereja.
Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:
- (1) keempat Injil dan
- (2) surat-surat Paulus.
Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis 16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.
Tujuan
Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.
- (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
- (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.
Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.
Survai
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya
- (1) "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60),
- (2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan
- (3) "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31).
Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai surat ini.
- (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
- (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
- (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab PB lainnya.
- (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
- (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
- (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
- (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
- (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejani.
- (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.
Prinsip Hermeneutis
Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"). [atau ref. Kis 7:44]
Full Life: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Kis 1:1-11)
I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41)
A. Persiapan untuk Perjanjian
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Kis 1:1-11) - I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41) - A. Persiapan untuk Perjanjian
(Kis 1:12-26) - B. Hari Pentakosta
(Kis 2:1-41) - II. Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem
(Kis 2:42-8:1a) - A. Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus
(Kis 2:42-47) - B. Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya
(Kis 3:1-4:31) - C. Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi
(Kis 4:32-5:11) - D. Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para Pemimpin Agama
(Kis 5:12-42) - E. Pemilihan Tujuh Diaken
(Kis 6:1-7) - F. Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama
(Kis 6:8-8:1) - III.Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan
(Kis 8:1-9:31) - A. Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria
(Kis 8:1-4) - B. Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil
(Kis 8:5-40) - C. Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya
(Kis 9:1-31) - IV. Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi
(Kis 9:32-12:25) - A. Pelayanan Petrus di Lida dan Yope
(Kis 9:32-43) - B. Pelayanan Petrus di Kaisarea
(Kis 10:1-48) - C. Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui
(Kis 11:1-18) - D. Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama
(Kis 11:19-30) - E. Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I
(Kis 12:1-23) - F. Ringkasan Perkembangan Gereja
(Kis 12:24-25) - V. Perjalanan Misi Pertama Paulus
(Kis 13:1-14:28) - A. Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia
(Kis 13:1-3) - B. Wilayah Tertentu Diinjili
(Kis 13:4-14:28) - VI. Sidang di Yerusalem
(Kis 15:1-35) - VII.Perjalanan Misi Kedua Paulus
(Kis 15:36-18:22) - A. Pertentangan Paulus dengan Barnabas
(Kis 15:36-40) - B. Wilayah Lama Dikunjungi Kembali
(Kis 15:41-16:5) - C. Penginjilan Wilayah Baru
(Kis 16:6-18:21) - D. Kembali ke Antiokhia di Siria
(Kis 18:22) - VIII.Perjalanan Misi Ketiga Paulus
(Kis 18:23-21:16) - A. Dalam Perjalanan ke Efesus
(Kis 18:23)
Sisipan: Pelayanan Apolos
(Kis 18:24-28) - B. Pelayanan yang Panjang di Efesus
(Kis 19:1-41) - C. Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia
(Kis 20:1-5) - D. Kembali ke Yerusalem
(Kis 20:6-21:16) - IX. Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara
(Kis 21:17-28:31) - A. Di Yerusalem
(Kis 21:17-23:35) - B. Di Kaisarea
(Kis 24:1-26:32) - C. Menuju ke Roma
(Kis 27:1-28:15) - D. Di Roma
(Kis 28:16-31)
Matthew Henry: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita ...
- Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita yang terberkati itu, yang adalah Sang Pendiri Agung dari agama kita itu. Sejarah itu disampaikan dan dicatat oleh empat penulis yang diilhami Roh Kudus, yang semuanya setuju dengan kebenaran yang suci ini dan bukti-buktinya yang tak terbantahkan, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang hidup. Di atas batu karang inilah jemaat Kristen dibangun. Bagaimana jemaat itu mulai dibangun di atas batu karang ini, itulah yang selanjutnya akan disampaikan dalam kitab ini, yang ada di hadapan kita sekarang. Dan mengenai hal ini kita hanya mempunyai kesaksian dari satu saksi. Sebab kejadian-kejadian nyata tentang Kristus jauh lebih penting untuk disampaikan dan dibuktikan secara penuh daripada kejadian-kejadian nyata tentang para rasul. Seandainya Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya baik, mungkin kita akan mempunyai Kitab Kisah Para Rasul dalam jumlah yang sama banyak dengan Kitab-kitab Injil yang kita miliki. Bahkan, mungkin kita akan mempunyai lebih banyak lagi kitab Injil. Akan tetapi, karena takut akan terlalu membebani dunia (Yoh. 21:25), maka apa yang ada pada kita sudah cukup untuk memenuhi tujuan, kalau kita mau memanfaatkannya. Sejarah kitab ini (yang selalu diterima sebagai bagian dari kanon suci) dapat dipandang,
- I. Sebagai tindakan menengok ke belakang pada kitab-kitab Injil sebelumnya, dengan menerangkannya, dan membantu meneguhkan iman kita padanya. Janji-janji yang ada di sana kita dapati di sini sedang ditepati, terutama janji-janji agung tentang turunnya Roh Kudus, dan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan, baik pada diri para rasul maupun dengan para rasul. Di sini dalam beberapa hari kita mendapati para rasul sudah menjadi orang-orang yang sangat berbeda dibandingkan ketika mereka terakhir kali diceritakan dalam Injil. Tidak lagi mereka lemah otak dan kecut hati, tetapi sanggup mengatakan apa yang sebelumnya tidak sanggup mereka tanggung (Yoh. 16:12). Mereka kini berani seperti singa dalam menghadapi kesusahan-kesusahan yang sebelumnya untuk membayangkannya saja mereka sudah gemetar seperti domba. Para rasul membuat firman sanggup meruntuhkan benteng-benteng Iblis, padahal sebelumnya firman itu seakan-akan diberitakan dengan sia-sia. Mandat yang di dalam Injil diberikan kepada para rasul, di sini kita dapati sedang dijalankan. Dan kuasa-kuasa yang di sana dikaruniakan kepada mereka, di sini kita dapati sedang dikerahkan dalam mujizat-mujizat yang diadakan pada tubuh orang. Ada mujizat belas kasihan, yang memulihkan tubuh orang sakit menjadi sehat, dan tubuh yang mati menjadi hidup. Ada mujizat penghakiman, yang membuat para pemberontak menjadi buta atau mati. Dan ada mujizat-mujizat jauh lebih besar yang dilakukan terhadap pikiran orang, dengan memberi mereka karunia-karunia rohani, baik untuk memahami maupun menyampaikan. Dan semua ini untuk memenuhi tujuan-tujuan Kristus, dan melaksanakan janji-janji-Nya, yang kita dapati di dalam Injil. Bukti-bukti kebangkitan Kristus yang ada pada bagian akhir kitab-kitab Injil, di sini diteguhkan dengan melimpah, bukan hanya melalui kesaksian yang tetap dan tak gentar dari orang-orang yang berjumpa dengan-Nya sesudah Ia bangkit, melainkan juga melalui pekerjaan Roh bersama kesaksian itu untuk mempertobatkan banyak orang supaya beriman kepada Kristus. Sebelumnya semua murid Kristus meninggalkan Dia, dan salah satunya mengkhianati Dia. Dan kalau bukan karena kebangkitan-Nya, mereka tidak akan berkumpul bersama-sama lagi, tetapi pasti akan terpencar untuk seterusnya. Namun oleh kebangkitan itu mereka dimampukan untuk mengakui Dia dengan ketetapan hati yang lebih lagi daripada sebelum-sebelumnya, dengan menantang belenggu dan maut. Dan pekerjaan Roh bersama kesaksian itu, yang mempertobatkan banyak orang, adalah sesuai dengan perkataan Kristus sendiri, bahwa kebangkitan-Nya, tanda Nabi Yunus itu, yang disimpan untuk saat terakhir, akan menjadi bukti yang paling meyakinkan bahwa tugas perutusan-Nya sungguh berasal dari Allah. Kristus sudah memberi tahu para murid-Nya bahwa mereka harus menjadi saksi-saksi-Nya, dan kitab ini menggambarkan mereka yang tengah bersaksi bagi-Nya, bahwa mereka harus menjadi penjala manusia, dan di sini kita mendapati mereka menjaring banyak orang dalam jala Injil. Juga bahwa mereka harus menjadi terang dunia, dan di sini kita mendapati dunia diterangi oleh mereka. Tetapi hari itu, kuasa dari tempat tinggi yang penampakan pertamanya kita ketahui dalam Injil, di sini kita dapati bersinar semakin terang. Biji gandum, yang di sana jatuh ke tanah, di sini tumbuh dan berbuah banyak. Biji sesawi di sana sudah menjadi pohon besar di sini. Dan Kerajaan Sorga, yang di sana sudah dekat, di sini didirikan. Nubuatan-nubuatan Kristus tentang penganiayaan besar-besaran yang akan menimpa para pemberita Injil (walaupun tidak dapat dibayangkan bahwa ajaran yang begitu patut diterima sepenuhnya justru menjumpai banyak perlawanan) kita dapati di sini digenapi secara melimpah. Juga bahwa kepastian-kepastian yang Dia berikan kepada mereka bahwa mereka akan mendapat dukungan dan penghiburan yang luar biasa dalam penderitaan mereka. Bagian akhir dari sejarah Perjanjian Lama meneguhkan janji-janji yang dibuat kepada para bapa leluhur di bagian awalnya (seperti yang tampak dari pengakuan Salomo yang terkenal dan khidmat itu, yang terdengar seperti tanda terima lunas, 1Raj. 8:56, dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi). Demikian pula halnya, bagian akhir dari sejarah Perjanjian Baru ini secara persis menggenapi perkataan Kristus di bagian awalnya. Dan dengan begitu, kedua perjanjian itu meneguhkan dan menggambarkan satu sama lain.
- II. Sejarah Kitab Para Rasul ini juga dapat dipandang sebagai tindakan menatap ke depan pada surat-surat kerasulan sesudahnya, yang merupakan penjelasan Injil, dan membukakan rahasia-rahasia kematian dan kebangkitan Kristus, yang sejarahnya kita dapati dalam kitab-kitab Injil. Kitab Kisah Para Rasul ini merupakan pengantar pada surat-surat kerasulan itu, dan merupakan kunci untuknya, seperti sejarah Daud merupakan kunci untuk mazmur-mazmurnya. Kita adalah anggota-anggota jemaat Kristen, kemah Allah yang ada di tengah-tengah manusia itu, dan merupakan kehormatan dan hak istimewa bagi kita bahwa kita termasuk anggota-anggotanya. Nah, kitab ini memberi kita penjelasan tentang dibangunnya dan berdirinya kemah itu. Keempat kitab Injil menunjukkan kepada kita bagaimana dasar dari rumah itu diletakkan, sementara kitab ini menunjukkan kepada kita bagaimana bangunan atasnya mulai didirikan,
- 1. Di antara orang-orang Yahudi dan Samaria, yang kisahnya kita dapati di bagian awal kitab ini.
- 2. Di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang kisahnya kita dapati di bagian akhir kitab ini. Dari situ, dan untuk seterusnya sampai ke zaman kita, kita mendapati jemaat Kristen hidup dalam pengakuan iman kepada Kristus sebagai Anak Allah dan Juruselamat dunia. Pengakuan itu dapat dilihat semua orang, dan dibuat oleh murid-murid-Nya yang sudah dibaptis. Mereka ini bergabung dalam persekutuan-persekutuan Kristen, mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah secara teratur, mendengarkan ajaran para rasul, dan berkumpul bersama-sama untuk berdoa dan memecahkan roti, di bawah bimbingan dan pimpinan orang-orang yang memberi diri untuk berdoa dan melayani firman. Dan mereka mengadakan persekutuan-persekutuan rohani dengan semua orang di segala tempat yang melakukan hal serupa. Dalam tubuh inilah kita sekarang berada di dunia ini, sebagai anggota-anggotanya. Dan, bagi kepuasan dan kehormatan kita yang besar, dalam kitab ini kita mendapati kemunculan dan asal-usul jemaat Kristen, yang sangat jauh berbeda dari jemaat Yahudi, dan didirikan di atas kehancurannya. Tetapi tak dapat disangkal bahwa jemaat itu berasal dari Allah, dan bukan dari manusia. Betapa dengan yakin dan terhibur kita bisa melanjutkan pengakuan iman Kristen kita, dan berpegang teguh padanya, sejauh kita mendapatinya sesuai dengan contoh di atas gunung ini, yang harus kita jadikan teladan dan batasan dalam hidup beriman!
- Ada dua hal lagi yang harus dicermati mengenai kitab ini:
- (1) Penulisnya. Kitab ini ditulis oleh Lukas, yang menulis kitab ketiga dari empat kitab Injil, yang disebut dengan namanya. Dan Lukas juga (seperti yang ditunjukkan oleh cendekiawan Dr. Whitby) besar kemungkinan merupakan salah satu dari tujuh puluh murid, yang diberi tugas (Luk. 10:1, dst.) yang sedikit lebih rendah daripada tugas kedua belas rasul. Lukas ini adalah kawan setia Rasul Paulus dalam segala pelayanan dan penderitaannya. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Kita bisa mengetahui hal ini berdasarkan gaya penulisannya di bagian akhir kitab ini ketika dia sedang bersama Paulus. Sebab di situ ia menulis, kami ber buat ini dan itu, seperti pada pasal Kisah 16:10 dan 20:6, dan seterusnya sampai akhir kitab. Ia ada bersama Rasul Paulus dalam perjalanannya yang berbahaya ke Roma, ketika Rasul Paulus dibawa ke sana sebagai tahanan. Ia ada bersama Rasul Paulus ketika dari penjaranya di sana Rasul Paulus menulis surat-suratnya kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon, yang dalam keduanya nama Timotius disebutkan. Dan tampak bahwa Lukas menulis sejarah ini ketika ia masih ada bersama Rasul Paulus di Roma, selama Rasul Paulus menjadi tahanan di sana, dan membantu dia. Sebab sejarah ini ditutup dengan Rasul Paulus yang memberitakan Injil di sana dalam rumah yang disewanya sendiri.
- (2) Judulnya: Kisah Para Rasul (KJV: Tindakan Para Rasul – pen.). Tindakan Para Rasul yang kudus, begitu judulnya dalam kitab-kitab berbahasa Yunani pada umumnya, dan itulah sebutan mereka, bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai rasul-rasul yang kudus (Why. 18:20, KJV). Ada satu naskah yang memberinya judul, Tindakan Para Rasul oleh Lukas Penulis Injil.
- [1] Kitab ini adalah sejarah para rasul. Tetapi di dalamnya ada juga sejarah Stefanus, Barnabas, dan beberapa orang lain yang bisa dipandang sebagai rasul, yang walaupun bukan termasuk salah satu dari kedua belas rasul, namun dikaruniai Roh yang sama, dan mengerjakan pekerjaan yang sama. Dan, dari antara mereka yang merupakan para rasul, hanya sejarah Petrus dan Paulus yang dicatat di sini (dan Paulus sekarang termasuk dua belas rasul). Petrus adalah rasul untuk orang-orang bersunat, dan Paulus rasul untuk bangsa-bangsa bukan-Yahudi (Gal. 2:7). Tetapi ini sudah cukup untuk menjadi contoh dari apa yang dilakukan mereka yang lain di tempat-tempat lain, dalam menjalankan mandat mereka, sebab tak seorang pun dari mereka hanya berpangku tangan. Dan seperti halnya kita harus memandang apa yang disampaikan dalam kitab-kitab Injil mengenai Kristus itu sudah cukup, karena Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya demikian, begitu pula halnya di sini mengenai apa yang disampaikan tentang para rasul dan pekerjaan mereka. Sebab hal-hal lain yang dikatakan kepada kita dari tradisi tentang berbagai pekerjaan dan penderitaan para rasul, dan jemaat-jemaat yang mereka tanam, secara keseluruhan masih meragukan dan tidak pasti, dan menurut saya sama sekali tidak bisa kita jadikan dasar yang memuaskan untuk membangun apa pun. Yang berasal dari Kitab Suci dasarnya adalah emas, perak, dan batu permata, sedangkan yang berasal dari tradisi dasarnya adalah kayu, rumput kering, jerami.
- [2] Kitab ini disebut tindakan atau perbuatan para rasul. Gesta apostolorum, hal-hal yang dilakukan para rasul, begitu menurut sebagian orang. Praxeis – penerapan mereka terhadap pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan kepada mereka oleh Guru mereka. Para rasul adalah orang-orang yang giat. Dan walaupun mujizat-mujizat yang mereka adakan dilakukan dengan kata-kata, namun itu pantas disebut sebagai tindakan mereka. Mereka berkata-kata, atau lebih tepatnya Roh berfirman melalui mereka, maka semuanya jadi. Sejarah ini dipenuhi dengan berbagai khotbah dan penderitaan mereka. Tetapi begitu kerasnya mereka bekerja memberitakan firman, dan betapa dengan rela mereka membuka diri pada penderitaan, dan begitu besar apa yang mereka capai melalui khotbah dan penderitaan itu, sehingga semuanya itu dengan baik dapat disebut sebagai tindakan-tindakan mereka.
Jerusalem: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "...
KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "Sejarah awal mula agama Kristen". Sekitar th. 150 Mas. umat kristen menghendaki keempat injil dikumpulkan menjadi satu buah Kitab. Maka karya asli satu itu dibagikan dan dipisahkan menjadi dua. Boleh jadi judul "Kisah Para Rasul" atau "Kisah Beberapa Rasul" ditambahkan, sesuai dengan kelaziman dalam kesusasteraan Ke-Yunanian di zaman itu. Terkenallah di masa itu "Kisah (Yunaninya: perbuatan-perbuatan) Hanibal" atau "Kisah (perbuatan-perbuatan) Aleksander" dsb. Hubungan asli antara kedua Kitab Perjanjian Baru tersebut ditampilkan oleh prakata kedua kitab itu dan oleh persamaan sasteranya. Baik prakata Kisah Para Rasul maupun prakata injil ketiga ditunjukan kepada seseorang yang bernama Teofilus (bdk Luk 1:1-4 dan Kis 1:1), sedangkan prakata Kis menyebutkan injil ketiga itu sebagai "buku yang pertama" dan melanjutkan pokok cerita injil dengan meringkaskan kejadian-kejadian yang terakhir (penampakan-penampakan Kristus yang telah dibangkitkan serta pengangkatanNya ke sorga), yang digabungkan dengan sambungan cerita selanjutnya. Bahasanyapun erat-erat menghubungkan Kis dengan Luk. Tidak hanya ciri-ciri bahasanya (perbendaharaan kata, tata bahasa dan gaya bahasa) ditemukan dalam seluruh Kis, sehingga merupakan sebuah kesatuan literer, tetapi juga dalam injil ketiga. Maka tidak dapat diragukan bahwa pengarang yang sama menggubah kedua kitab tersebut.
Tradisi Gereja sepakat dalam menyebutkan nama pengarang itu sebagai Lukas. Baik dahulu maupun sekarang belum juga dapat secara sungguh-sungguh disebutkan nama orang lain selain dari Lukas. Sudah sekitar th. 175 Mas. semua jemaat sependapat dalam hal ini, sebagaimana dibuktikan oleh sebuah dokumen dari Roma yang disebut sebagai "Kanon Muratorius, oleh kesaksian yang diberikan dalam Prakata Anti- Markos, dalam karya Ireneus, Klemens, Origenes dari Aleksandria dan Tertualinus. Semua sehati dalam menyebutkan nama Lukas sebagai pengarang kitab Kis. Pendapat tersebut dikuatkan oleh petunjuk-petunjuk yang diketemukan dalam kitab Kis dan Luk sendiri. Ternyata pengarangnya seorang Kristen dari zaman para rasul, seorang Yahudi yang berkebudayaan ke-Yunanian atau bahkan seorang Yunani berpendidikan, yang mengetahui cukup banyak mengenai ilmu kedokteran dan mengenal Kitab Suci dalam terjemahan Yunaninya, yakni Septuaginta serta adat- kebiasaan Yahudi. Pengarang terutama nampak sebagai teman seperjalanan Paulus. Hal ini dibuktikan oleh cerita-cerita yang termuat dalam bagian kedua Kis. Di sana pengarang menggunakan kata ganti diri pertama jamak (kami), sehingga kelihatan ikut serta dalam hal ihwal yang diceritakannya. Kesemuanya itu hanya sesuai dengan Lukas dari antara semua teman seperjalanan Paulus: menurut tradisi lama 4:10-14); diperkenalkan oleh Paulus sebagai seorang teman yang karib yang menyertainya selama kedua penahanannya di Roma (Kol 4:14; Flm 24; 2Tim 4:11). Lukas kiranya menemani Paulus dalam perjalanan yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:6 dst; barangkali juga 2Kor 8:18); kalau Lukas tidak turut disebutkan dalam daftar-daftar nama, seperti yang termuat dalam Kis 20:4, maka sebabnya kiranya ialah: Lukas sendirilah yang menuliskannya.
Dalam tradisi lama tidak ditemukan petunjuk-petunjuk pasti sehubungan dengan waktu dan tempat Lukas menuliskan karyanya (di negeri Yunani selatan setelah Paulus meninggal? di kota Roma, sebelum perkara Paulus diselesaikan oleh pengadilan?). Maka kita harus bersandar pada isi karya itu sendiri. Karya Lukas berakhir dengan penahanan Paulus di Roma tahun 61-63. Sehubungan dengan itu dalam Kis 28:30+ disebutkan jangka waktu dua tahun. Ini merupakan jangka waktu yang ditentukan oleh hukum, sehingga habis waktu itu sebuah perkara pengadilan dihentikan, bila tidak ada sesuatu bukti yang mendukung tuduhan yang diajukan. Maka boleh jadi bagian Kis ini ditulis setelah Paulus dibebaskan dalam th. 63. Ini rupanya harus diterima atas dasar pertimbangan sebagai berikut: umumnya disetujui bahwa injil Mrk dikarang sekitar tahun 64; Injil Lukas apa lagi Kis pasti dikarang sesudah Mrk; maka haruslah Luk dan Kis dikarang sesudah tahun 64. Ada sejumlah ahli yang mengemukakan tahun 80-100 sebagai waktu Luk dan Kis dikarang. Hal ini memanglah tidak mustahil juga. Hanya sudah diaktan bahwa tidak ada petunjuk pasti yang memaksa kita menunda waktu dituliskannya Luk sampai sesudah tahun 70 Mas. Dan hal yang sama harus dikatakan sehubungan dengan Kis.
Tetapi menentukan waktu tepat merupakan hal yang kurang penting. Sebab nilai utama Kis terletak dalam kenyataan bahwa kitab ini dikarang oleh seseorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan sebagian besar dari peristiwa yang diceritakannya; sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak disaksikannya sendiri, pengarang menimba dari sumber-sumber lain yang melimpah. Lukas dengan teliti mengumpulkan bahan yang melimpah dari berbagai sumber yang cukup luas dan terperinci. Ini sudah dinyatakan dalam prakata untuk seluruh karyanya (Luk 1:1-4). Penyelidikan karyanya hanya meneguhkan keterangan Lukas itu. Meskipun Lukas dengan saksama mengolah bahannya, hingga di mana-mana nampak kepribadiannya sendiri dan karyanya sungguh sebuah kesatuan juga ditinjau dari segi sastra, namun toh penggunaan sumber-sumber (tertulis) dengan mudah dapat ditunjuk. Ajaran yang disajikan berubah-ubah sesuai dengan situasi-situasi kongkrit dan kadang-kadang memberikan kesan ketuaannya. Kecuali itu bahasa sendiri berubah- ubah: ada bahasa Yunani yang baik sekali; yakni bilamana Lukas sendiri menulis hanya bergantung pada dirinya sendiri atua mengambil bahannya dari buku catatannya sendiri mengenai perjalanannya; tetapi bahasa Yunaninya menjadi berbau bahasa Semit, kurang lancar dan bahkan salah, bila Lukas menceritakan tentang awal-mula jemaat di Yerusalem. Boleh jadi dalam hal ini Lukas dengan sengaja meniru bahasa suci dari Septuaginta, tetapi lebih sering ia mau menghormati berita-berita yang disampaikan kepadanya dalam bahasa Aram, sehingga sesedikit mungkin merubahnya. Ini jelas nampak dalam injil Lukas kalau dibandingkan dengan sumber-sumber yang dipergunakan, yakni injil Markus, dan sumber-sumber yang dipakai baik oleh Lukas maupun oleh Matius. Yang sama kiranya terjadi dalam Kis, meskipun di sini orang tidak dapat membandingkan tulisan Lukas dengan sumber-sumbernya. Namun demikian orang sudah berusaha merekonstruksikan sumber-sumber Kis. Sementara ahli membayangkan sebuah teks menyeluruh dalam bahasa Aram, atas dasar penyelidikan seluruh bagian pertama Kis (1-15:35). Hipotesa ini terlalu kaku, oleh karena tidak memperhatikan kerja Lukas sendiri dalam mengolah sumber-sumbernya, sebagai yang nampak dalam bab-bab Kis tersebut. Sumber-sumber Lukas sebenarnya bermacam-macam dan berkeping- keping. Bahkan tidak pasti juga, kalau-kalau sumber-sumber itu berupa tulisan, meskipun kadang-kadang kiranya mesti diterima. Bagaimanapun juga halnya dengan pembedaan terperinci yang selalu sukar dan tidak pasti, orang dengan mudah dapat menggali beberapa tradisi utama yang dikumpulkan Lukas. Ada sejumlah tradisi mengenai jemaat purba di kota Yerusalem (1-5), kemudian transaksi yang bercerita tentang karya beberapa tokoh khusus, seperti Petrus (TB Kis 9:32-11:18; 12) dan Filipus (TB Kis 8:4-40). Yang terakhir ini mungkin sendiri memberikan informasi kepada Lukas yang berjumpa dengan Filipus di kota Kaisarea (TB Kis 21:8). Jemaat di kota Antiokia kiranya menjadi asal-usul cerita-cerita yang mengisahkan bagaimana pendirian jemaat itu disiapkan dan diwujudkan oleh gerakan orang-orang Yahudi yang berbudaya Yunani (TB Kis 6:1-8:3; 11:19-30; 13:1-3).
Sudah barang tentu Paulus sendiri memberitahu Lukas tentang pertobatannya dan perjalanannya untuk mewartakan Injil kepada orang bukan Yahudi (TB Kis 9:1- 30; 13:4-14:28; 15:36 dst). Sehubungan dengan perjalanan- perjalanan Paulus yang terakhir Lukas juga menggunakan catatan-catatan pribadinya. Mungkin sekali ia hanya menyalin catatan-catatan itu di bagian Kis, tempat ia berkata "kami" dan tempat paling padat ditemukan ciri-ciri bahasa yang bercirikan khas bahasa Lukas (Kis 11:28; 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16). Bahan melimpah yang dikumpulkan itu oleh Lukas disusun dengan mahirnya menjadi kesatuan yang menderetkan macam-macam unsur yang dihubungkan dengan pertolongan semacam "pengulangan" karya ciptaan Lukas sendiri, misalnya Kis 6:7; 9:31; 12:24 dll.
Kesegaran sumbernya dan rasa hormat yang dipakai Lukas mengolah bahannya menjamin nilai historis Kis. Sudah barang tentu usaha yang sukar untuk menghubungkan sutu sama lain unsur-unsur sumber yang bermacam-ragam mengakibatkan, bahwa kadang-kadang apa yang terjadi kemudian ditempatkan dahulu dan peristiwa-peristiwa yang sama diceritakan sampai dua kali atau peristiwa- peristiwa yang aslinya tersendiri dijadikan satu. Misalnya apa yang dikisahkan dalam bab 12 pasti terjadi sebelum Barnabas dan Paulus mengunjungi kota Yerusalem, seperti diceritakan dalam 11:30 dan 12:25, seandainya kunjungan itu tidak harus disamakan dengan yang diceritakan dalam bab 15. Tidak mustahil juga bahwa "konsili di Yerusalem (15) sesunggguhnya mempersatukan perdebatan tersendiri (bdk catatan). Tetapi perubah dan pengolahan kecil tersebut tidak mengurangi nilai keseluruhan Misalnya: sangat mengherankan bahwa Lukas tanpa menggunakan surat-surat Paulus mengisahkan kegiatan Paulus dalam mewartakan Injil begitu rupa, sehingga menurut garis-garis besarnya sesuai dengan apa yang dikatakan Paulus sendiri, bahkan dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia, asal diperhatikan juga apa yang dikatakan di muka. Sehubungan dengan peristiwa- peristiwa yang lebih dahulu memanglah kita tidak dapat membandingkannya dengan berita-berita lain. Tetapi kejadian-kejadian yang dikisahkan adalah wajar sekali, sedangkan Lukas ternyata mempunyai rasa hormat yang besar terhadap sumber-sumbernya. Maka juga cerita-cerita itu menyajikan hal-hal terperinci dan segar, yang sesuai dengan keadaan. Terutama orang ragu-ragu mengenai wejangan- wejangan yang tercantum dalam Kis. Ada yang mengatakan bahwa wejangan-wejangan itu adalah ciptaan Lukas sendiri, meskipun dibawakan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam kisahnya. Cara semacam itu sangat lazim di antara sejarawan zaman itu. Tetapi betapa besarpun bakat Lukas, sukarlah menerima bahwa seseorang yang berkebudayaan Yunani sesudah empat puluh tahun masih mampu menciptakan pidato- pidato yang begitu berbau ketuaan dan Yahudi, seperti misalnya wejangan-wejangan Petrus atau Stefanus. Tidak dapat tidak Lukas mempunyai mempunyai bahan-bahan yang sudah tersedia. Ini tidak mengherankan sedikitpun mengingat bahwa pewartaan purba terdiri atas beberapa pokok utama yang didukung dengan argumen yang sudah menjadi tradisionil dan yang dengan rumusan tetap dihafalkan. Ada kumpulan ayat- ayat Kitab Suci untuk orang-orang Yahudi; pemikiran-pemikiran filsafat populer bagi orang-orang Yunani; dan untuk semua ada pewartaan hakiki (kerygma) mengenai Kristus, yang wafat dan bangkit, disertai dengan ajakan untuk bertobat dan menerima baptis. Lukas kiranya baik melalui tradisi maupun melalui pengalaman pribadi mengenal kerangka pewartaan Kristen semula. Dan atas dasar ini dan dengan perasaan halusnya ia dapat menyusunnya dalam wejangan-wejangan tersebut suatu ajaran yang nilainya tinggi dan unggul kepentingannya.
Kebenaran obyektip Kis diserang oleh pihak lain lagi. Orang mempersoalkan maksud-tujuan Kis. Pengikut-pengikut F.Ch. Baur berpendapat bahwa Kis merupakan sebuah tulisan yang dikarang dalam abad 2 dengan maksud memperdamaikan dua aliran yang sulit bertentangan. Aliran satu ialah pengikut-pengikut Petrus, sedangkan yang lain menganut Paulus. Hanya saja hipotesa ini terlalu menunda waktu dituliskannya Kis. Kecuali itu hipotesa itu berdasar pada sebuah filsafat tentang sejarah, yakni filsafat Hegel, dan bukanlah pada penafsiran Kitab Suci. Memanglah dewasa ini hipotesa yang radikal itu tidak mendapat pendukung lagi. Tetapi masih sering kali dikatakan bahwa Kis sesungguhnya berupa sebuah pembelaan, sehingga pasti membengkokkan dan memalsukan kejadian-kejadian dan kebenaran. Lukas, menurut pendapat tersebut mau membela Paulus di hadapan para pejabat Roma untuk meyakinkan mereka bahwa Paulus tidak beruat salah sedikitpun terhadap negara. Ini sesungguhnya hanya satu segi dari kitab Kis dan orang tidak boleh menganggap sebagai maksud kurang jujur apa-apa yang sebenarnya merupakan keyakinan tulus-ikhlas dan yang berdasar. Memanglah Lukas menekankan bahwa pertentangan antara Paulus dan orang-orang Yahudi bersifat keagamaan belaka, dan iapun menonjolkan kesetiaan dan ketaatan Paulus terhadap negara Roma serta kewibawaannya. Tetapi inipun seluruhnya sesuai dengan kebenaran historis dan Lukas sepenuh-penuhnya berhak menarik pengajaran itu dari kejadian-kejadian. Kecuali itu perlu diulangi lagi, bahwa maksud khusus itu bukan seluruh maksud- tujuan karya Lukas. Karya itu sekali-kali bukan sebuah pembelaan yang ingin diajukan kepada pengadilan Roma. Maksud utama Kis ialah mengisahkan awal-mula agama kristen demi sejarah itu sendiri.
Untuk meyakinkan diri tentang itu cukuplah orang menyelidiki susunan Kis. Maka nampaklah bahwa kitab itu hanya memperlihatkan bagaimana perkataan Yesus yang ditempatkan pada awal kisah terlaksana. Sabda Yesus: "Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan samapi ke ujung bumi" (TB Kis 1:8). Mula-mula kepercayaan Kristen berakat kuat-kuat di Yerusalem, tempat jemaat pertama bertambah karunia dan jumlahnya (1-5). Tidak lama kemudian kepercayaan itu mulai merambat, hal mana dipersiapkan oleh semangat universalis yang menjiwai orang-orang Yahudi berbudaya Yunani yang masuk Kristen dan oleh pengusiran mereka setelah Stefanus mati sahid (TB Kis 6:1-8:3). Iman Kristen sampai di daerah Samaria (TB Kis 8:4-25) dan juga di daerah di sebelah selatan dan timur Yerusalem hingga ke pantai dan kota Kaisarea (TB Kis 8:26-40; 9:32-11:18). Dalam pada itu cerita tentang pertobatan Paulus memberitahu kita bahwa di kota Damsyik sudah ada orang-orang Kristen dan begitu pewartaan Injil di daerah Kilikia sudah dipersiapkan juga (TB Kis 9:1-30). Ulangan seperti tercantum dalam 9:31 (yang masih menyebutkan daerah Galilea) menonjolkan bagaimana iman Kristen meluas. Kemudian kota Antiokhialah yang menerima Kabar Gembira (TB Kis 11:19-26). Selanjutnya kota itu menjadi pusat pewartaan sementara memupuk hubungan baik dengan Yerusalem, tempat dimusyawarahkan soal-soal utama mengenai pewartaan injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi (TB Kis 11:27-30; 15:1-35). Sebab memanglah sudah tiba saatnya Injil dibawa juga kepada mereka. Setelah Kornelius masuk menjadi Kristen dan Petrus dipenjarakan di Yerusalem, maka rasul itu berangkat entah kemana (12). Selanjutnya Pauluslah yang memainkan peranan penting dalam kisah Lukas. Sebelum konsili di Yerusalem Paulus sudah pergi ke pulau Siprus dan ke daratan Asia Kecil (13-14). Sesudahnya Paulus berlayar ke daerah Makedonia dan Yunani (15:36 - 18:22; 18:23-21:17). Paulus selalu kembali ke Yerusalem dan penahananya di kota itu, lalu penahanannya di kota Kaisarea (TB Kis 21:18-26:32) memberi Paulus kesempatan membiarkan diri sebagai tawanan, meskipun tetap sebagai pewarta Injil lalu dibawa ke Roma tempat ia dengan terbelenggu mewartakan Kristus (27-28). Dilihat dari Yerusalem maka ibu kota kerajaan Roma itu sungguh-sungguh merupakan "ujung bumi". Maka Lukas boleh mengakhiri kitabnya.
Boleh jadi orang menyesal, bahwa Lukas tidak menceritakan apa-apa tentang karya rasul-rasul lain dan tidak pula tentang pendirian beberapa jemaat penting, seperti misalnya di kota Aleksandria, atau malahan di kota Roma sendiri. Sudah pasti bahwa di kota itu iman Kristen sudah tertanam sebelum Paulus tiba (lihat surat kepada jemaat di Roma, yang ditulis Paulus selama perjalanannya yang ketiga). Juga tentang karya Petrus di luar Palestina tidak dikatakan apa-apa. Pauluslah yang menduduki tempat yang menyolok dalam kisah Lukas, sehingga dalam bagian kedua Kis hanya Paulus saja yang masih berperan. Tetapi justru oleh karena Lukas berdiam diri dan meninggalkan banyak soal, maka kita mendapat jaminan yang paling baik bagi apa yang dikisahkannya. Ia tidak menceritakan apa- apa, kecuali kalau ia mengetahuinya baik oleh karena menyaksikan sendiri maupun karena mendapat dari sumber-sumber yang nilainya dapat diawasi. Kecuali itu Kis bukanlah sebuah kitab ilmu sejarah yang utuh lengkap, melainkan sebuah penjelasan mengenai daya perambat rohani yang terkandung dalam agama Kristen. Serta ajaran teologis yang dapat ditarik Lukas dari kejadian-kejadian yang diketahuinya mempunyai nilai universil yang tidak dapat diganti dan yang membuat karyanya berharga tinggi.
Sumbangan di bidang ajaran adalah berganda. Iman akan Kristus yang menjadi dasar pewartaan rasuli disajikan dengan pemerincian yang semakin tumbuh. Mula-mula iman akan Kristus itu berpusatkan pada kejayaan manusia Yesus yang telah menjadi Kurios berkat kebangkitanNya (TB Kis 2:22-36), kemudian oleh Paulus Yesus diberi gelar "Anak Allah" (TB Kis 9:20). Berkat wejangan-wejangan yang tercantum dalam Kis kita mengenal ayat-ayat utama dari Kitab Suci yang digunakan umat berkat pimpinan Roh Kudus sebagai sarana untuk merumuskan ajaran mengenai Kristus dan sebagai pembuktian bagi orang-orang Yahudi. Baiklah diperhatikan khususnya apa yang dikatakan tentang Yesus sebagai Hamba Allah (TB Kis 3:13, 26; 4:27, 30; 8:32-33) dan sebagai Musa yang baru (3:22 dst; 7:20 dst). Kebangkitan Yesus dibuktikan dengan Mzm 16:8-11 (Kis 2:24-32; 13:34-37). Sejarah umat terpilih menjadi peringatan bagi orang-orang Yahudi, supaya jangan menentang kasih karunia Allah (7:2-53; 13:16-41). Di hadapan orang-orang bukan Yahudi disodorkan dalil-dalil yang diambil dari ajaran tentang Allah yang lebih umum (TB Kis 14:15-17; 17:22-31). Tetapi para rasul pertama-tama "saksi" (TB Kis 1:8+) dan Lukas meringkas pemberitaan mereka (TB Kis 2:22+) dan bercerita tentang "tanda-tanda" ajaib yang mereka lakukan. Persoalan paling gawat bagi Gereja yang baru lahir ini ialah: bagaimana orang-orang bukan Yahudi dapat menolong keselamatan. Tentang persoalan itu Kis memberi keterangan yang jitu: para saudara di Yerusalem terpimpin oleh Yakobus tetap setia pada hukum Taurat Yahudi (TB Kis 15:1, 5; 21:20) dst. Sebaliknya, orang-orang "ke-Yunanian" yang juru bicaranya yalah Stefanus merasa perlu melepaskan ibadat dalam Bait Allah. Petrus dan terutama Paulus dalam konsili di Yerusalem memenangkan asas bahwa hanya iman akan Kristus menyelamatkan, sehingga tak perlu orang-orang bukan Yahudi menepati hukum Taurat dan bersunat. Namun demikian tetap benar bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi, sebagaimana dinyatakan oleh Lukas juga. Paulus selalu terlebih dahulu menghadapi orang-orang Yahudi. Baru setelah ditolak oleh kaum sebangsanya ia pergi kepada orang-orang bukan Yahudi (TB Kis 13:5+). Mengenai cara hidup jemaat-jemaat purba Kis juga memberi informasi yang sangat berharga: tentang jemaat muda di Yerusalem yang bersembahyang dan yang yang angggota-anggotanya membagi-bagikan harta miliknya; tentang caranya orang dibaptis dan tentang baptisan dalam Roh Kudus (TB Kis 1:5+); tentang Ekaristi yang dirayakan (TB Kis 2:42+); permulaan penyusunan sebuah jemaat sebagai organisasi, yang mempunyai nabi-nabi" dan "pengajar-pengajar" (TB Kis 13:1+), ataupun "penatua" yang mengepalai jemaat di Yeruslem (TB Kis 11:30) dan yang oleh Paulus diangkat pada semua jemaat yang didirikannya (TB Kis 14:23). Kesemuanya itu dinaungi, dibimbing dan dijiwai oleh embusan tak kelihatan dari Roh Kudus. Dalam injilnya Lukas sudah menekankan peranan Roh Kudus itu (Luk 4:1+) dan dalam Kis ia terus memperlihatkan bahwa Roh Kudus itulah yang berkarya dalam perambatan Gereja (Kis 1:8+), sehingga Kis dapat diberi judul "Injil Roh Kudus". Itulah sebabnya maka karya Lukas itu penuh dengan kegembiraan rohani dan gejala-gejala adikodrati yang hanya mengherankan mereka yang tidak sampai memahami peristiwa tunggal itu, ialah lahirnya agama Kristen. Pada kekayaan ajaran tersebut masih perlu ditambahkan berita-berita tentang sekian banyak kejadian kongkrit yang hanya kita ketahui berkat Kis: kehalusan budi dan jiwa, yang digunakan Lukas untuk menggambarkan tokoh-tokoh kisahnya: adegan-adegan lucu dan menarik hati seperti pidato Paulus di hadapan raja Agripa (26) dan bagian-bagian yang mengharukan hati seperti pidato perpisahan Paulus kepada para penatua jemaat di Efesus (TB Kis 20:17-38). Mengingat kesemuanya itu niscaya orang sependapat dalam menilai kitab yang jenisnya tunggal dalam Perjanjian Baru ini sebagai sebuah karangan yang penuh harta kekayaan. Seandainya tidak ada, maka pengetahuan kita tentang awal-mula agama Kristen sangat kurang.
Sama dengan teks seluruh Perjanjian Baru, teks Kis juga sampai kepada kita dengan macam-macam varian mengenai hal-hal kecil-kecil. Tetapi dalam teks Kis terdapat lebih banyak kelainan dalam apa yang disebutkan sebagai "teks Barat" (dalam naskah Bezae, dalam terjemahan kuno ke dalam bahasa Latin dan Siria dan pada beberapa pujangga Gereja dahulu). Dan varian-varian itu layak diberi perhatian. Di samping sejumlah kerusakan yang mudah menyusup ke dalam sebuah teks populer yang kurang bersih dari resensi Aleksandria, terdapatlah dalam teks Barat tersebut sejumlah tambahan konkrit dan khas yang barangkali asli juga. Varian-varian teks Barat yang paling penting dimuat dalam catatan-catatan terjemahan ini.
Ende: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini
be...
KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini beredar sebagai satu dengannja. Baru pada pertengahan abad kedua, ketika keempat karangan Indjil digabungkan mendjadi satu buku, karangan ini dipisahkan dari padanja dan diberi djudul tersendiri.
Djudul itu ialah: "Perbuatan-perbuatan Para Rasul", jang kemudian mendapat bentuk "Kisah Rasul-rasul" djuga, seperti jang kita pakai. Tetapi hanja dua Rasul jang dikisahkan "perbuatan-perbuatannja" dan itupun djauh dari lengkap. Rasul-rasul jang lain hanja disebut namanja, atau seperti mengenai Joanes dan Jakobus terdapat satu dua tjatatan sadja, sedangkan ada pembantu-pembantu Rasul- rasul jang agak luas diberitakan peranannja.
Dalam bagian pertama bab 1-12, Petrus adalah tokoh utama dan dalam bagian kedua, bab 13-28 Paulus. Dalam bagian kedua ini kita hanja satu kali lagi bertemu dengan Petrus, jaitu dalam bab 15 sebagai ketua sidang Rasul-rasul di Jerusalem.
Lukas bukan bermaksud menulis suatu riwajat hidup atau djasa-djasa kedua Rasul itu, dan bukan pula suatu buku sedjarah jang agak lengkap, teliti dan teratur, melainkan hanja sekedar menggambarkan perkembangan pesat umat Kristus jang ia kenal dan jang perkembangannja sebagian disaksikannja sendiri. Umat Kristus jang dikenalnja, ialah umat induk di Jerusalem dan sekitarnja, dan terutama perkembangan diantara kaum penjembah dewa-dewa dikota Antiochia di Siria, tempat asalnja, dan kearah Barat sampai ke Roma, jang mendjadi wilajah kerdjanja sendiri. Dan untuk menggambarkan itu Lukas memilih dari bahan-bahan jang tersedia baginja, hanja beberapa kedjadian dan kenjataan jang terasa penting olehnja atau jang dialaminja sendiri. Kita berterima kasih kepada Lukas, dan bersjukur kepada Rob Kudus jang mengilhaminja, atas pemilihan bahan itu dan usaha menjusunnja. Biarpun gambarannja tidak utuh, tetapi tjukup bersisi sebagai pokok perenungan bagi kita, sehingga dengan djalan penjelidikan dan perenungan, kita dapat membentuk suatu pandangan jang lebih utuh bagi diri kita sendiri. Dan itu dapat ditjapai lebih sempuma, kalau kita serentak dengan Kis. Ras. membatja dan membahas surat-surat Paulus dan Rasul-rasul jang lain.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan tahap terachir dari djalan penjelamatan
Tahap terachir dari djalan penjelamatan, ialah perwudjudan keselamatan abadi dalam seluruh umat manusia. Kis. Ras. memang hanja dapat memberitakan permulaan perwudjudan itu, sebab sedjarah penjelamatan itu masih berdjalan dan akan berdjalan sampai pada acbir zaman.
Perwudjudan itu tersendiri bagi seluruh umat manusia oleh Kurban Jesus disalib. Oleh darah Jesus dosa pokok terhapus, perdamaian Allah dengan bangsa manusia terpulih, djalan untuk mendekati Allah terbuka. Dengan Kurban Jesus disalib itu dan kebangkitannja djalan penjelamatan sudah pada puntjaknja: keselamatan abadi sudah terwudjud sampai semua manusia dapat memperoleh bagian dalamnja. Tetapi untuk memperoleh bagian dalamnja, perlu tiap-tiap manusia menempuh djalan penjelamatan sendiri. la harus memenuhi sjarat-sjarat tertentu untuk mendapat pengampunan dosa dan untuk dianugerahi hidup abadi itu. Perlu Pula ada orang Jang berwenang untuk menerangkan apakah arti dan hakekatnja hidup abadi itu, dan menundjukkan djalan penjelamatan kepadanja, lagipun memimpinnja pada djalan itu. Tugas memperkenalkan hidup abadi dan djalan kearahnja, serta melaksanakan pemimpinan itu, lagi kuasa untuk menjampaikan hidup abadi itu, diserahkan oleh Jesus kepada Para RasulNja dan kepada seluruh umat sebagaimana tersimpul dalam amanat Jesus terachir :"KepadaKu diserahkan segala kuasa disurga dan dibumi, maka pergilah kamu dan buatlah segala bangsa mendjadi muridku, dengan mempermandikan mereka pada nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepada kamu. Mt. 28:19-20.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan pelaksanaan amanat Jesus jang terachir kepada para RasulNja
Buatlah segala bangsa mendjadi muridKu. Tentu sadja pertama-tama dengan pemakluman Indjil. Tetapi untuk mentjapai "segala bangsa" sampai keudjung bumi (Kis. Ras. 1:8), perlu organisasi jang luas sekali dan teratur rapih. Jesus sendiri mendasarkannja dengan membentuk satu umat ketjil, terdiri dari keduabelas Rasul dan sekelompok murid-murid, dengan Petrus sebagai pemimpinnja. memang ketjil sebagai bidji sesawi, tetapi jang akan subur bertumbuh mendjadi pohon jang dahan-dahan dan ranting-rantingnja menaungi seluruh dunia. Dan segera sesudah Pentekosta umat ketjil mulai berkembang pesat, Rasul-rasul pergi bertebaran kesegala djurusan; dan muntjul pengadjar-pengadjar Indjil dan nabi- nabi, jang diilhami dan didorong oleh Roh Kudus, untuk pergi kemana-mana sebagai pembantu-pembantu para Rasul. Selain kedjurusan Timur dan Selatan, jang tidak diberitakan dalam karangan ini, dalam waktu 30 tahun, kearah Utara dan Barat, Indjil telah tersebar disegala kota jang agak besar, diseluruh Asia-Ketjil, Masedonia dan Achaja, sampai di Roma.
Dengan mempermandikan mereka. Baru dengan menerima Permandian para tjalon mendjadi murid Jesus jang sedjati, jaitu dibersihkan dari dosa (Kis, Ras. 12:16; lbr. 10:22; 1 Kor. 6:11; Rom. 6:1-14); lahir baru (Jo. 3:5), mendjadi anak Allah dan menjerupai Kristus (Gal. 3:26-27), dipersatukan dengan Kristus (Rom. 6:3), diresapi dengan Roh Kudus (I Kor. 12:13) dan dikuduskan (I Kor. 6:11; Ef. 5:26). Dengan ringkas; didalam dan oleh Permandian, keselamatan abadi atau hidup abadi itu diperwudjudkan dalam masing-masing manusia jang pertjaja. Lazim dikatakan bahwa semua itu terdjadi setjara sakramentil. Artinja ada upatjara tertentu jang pada pokoknja ditetapkan oleh Jesus sendiri dengan djaminan, bahwa ketika upatjara itu dilangsungkan pada seorang jang pertjaja, dosanja dihapus dan hidup abadi dianugerahkan kepadanja oleh Allah. Karena upatjara jang kelihatan itu, berhubung dengan djaminan tersebut diatas, orang jang dipermandikan dapat pertjaja dengan penuh kejakinan, bahwa mereka mempunjai keadaan jang baru itu. Dan karena keadaan jang baru itu terdjamin, maka iapun diterima sebagai anggota umat, jaitu masuk Keradjaan Allah jang kelihatan.
Dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepadamu. "Murid-murid" Jesus jang baru dipermandikan belum segera adalah pengikut Jesus jang sempurna. Hidup baru itu harus dipelihara dan bertumbuh, pengetahuan akan adjaran-adjaran Jesus harus diperluas dan pengertian diperdalam; mereka harus beladjar mewudjudkan tjita-tjita Indjil.
Pesan"adjarkanlah mereka" merangkum petugasan jang luas dan berat. Dapat
dikatakan tugas itu merupakan penggembalaan jang dimaksud Jesus dalam Jo.
Ada upatjara-upatjara lain lagi jang berwudjud sakramentil. Dengan penumpangan tangan alas orang jang telah dipermandikan, Rasul-rasul menurunkan Roh Kudus atas mereka setjara njata. (8:17-19; 9:12,17; 19:6). Disini kita ingat akan Sakramen Krisma (Penguat).
Dengan penumpangan tangannja pula, Rasul-rasul (atau pengganti mereka) memberi kekuasaan jang tertentu kepada para "diakon" (6:6) dan orang tua-tua (presbiter, episkopos): II Tim. 1:6; 1 Tim. 4:14; 5:22; Kis. Ras. 13:3. Apakah penumpangan tangan ini merupakan Sakramen Imamat, tidak djelas. Tetapi djika tidak, siapakah jang "Memetjahkan Roti" bagi umat-umat jang djarang sekali dikundjungi seorang Rasul? Dari I Kor. 11:17-34 terang pula bahwa di Korintus Ekaristi biasa dirajakan djuga kalau Paulus tidak ada.
Bahwa orang tua-tua mempunjai kuasa memberi Sakramen-sokramen tjukup njata pula dari Jak. 5:14-16. Dan disitu terang djuga, bahwa dewasa itu Sakramen urapan orang-orang sakit sudah lazim.
Supaja penggembalaan lantjar, Rasul-rasul mengatur pemimpinan umat-umat dengan mengadakan suatu hirarki. Rasul-rasul tetap memegang putjuk pimpinan. Petrus selalu bertindak dan diakui sebagai ketua Para Rasul dan kepala Geredja. Dalam tiap-tiap umat, Rasul-rasul menentukan suatu badan pimpinan, jang anggota- nggotanja disebut orang tua-tua, para presbiter atau episkopos. Terdapat Pula pengadjar-pengadjar resmi dalam umat-umat. Ketudjuh "diakon" (6:6) kemudian kita temui sebagai pengadjar.
Umat Kisah Rasul-rasul adalah umat Kristus
Rasul-rasul jang disebut namanja dalam 1:13 dan sedang menunggu kedatangan Roh Kudus, lagi sesudah menerimaNja segera mulai memaklumkan Indjil, adalah jang sama dengan mereka jang mula-mula dipilih oleh Jesus dan dua tiga tahun setjara istimewa dididik olehnja. Inti pemakluman mereka tetap peri hal Jesus: bahwa la sungguh Mesias sebab segala nubuat para nabi ditepati padanja, bahwa Ia disalibkan dan dibangkitkan kembali menurut rentjana Allah jang njata dalam Kitab Kudus, dan bahwa la satu-satunja penjelamat bagi semua orang. Dan jang mereka kerdjakan tak lain selain memenuhi amanat Jesus, sebagaimana telah dipaparkan diatas tadi. Mereka selalu insjaf bahwa mereka bekerdja melulu sebagai petugas Jesus, memaklumkan Indjil Jesus Kristus (5:12; 8:5; 11:2 dll), menjembuhkan orang-orang sakit dengan nama Jesus (3:6; 4:10), mempermandikan orang masuk umat atas nama Jesus (2:38 dan lain-lain). Mereka dilarang mengadjar ,dengan" nama Jesus (4:18). Mereka gembira sebab didera demi nama Jesus (5:41). Jesus kadang-kadang sendiri djuga bertindak seperti dalam peristiwa bertobatnja Paulus dan dengan mengangkat dia mendjadi Rasul. Dan diluar Palestina Para anggota umat oleh orang-orang Junani disebut "kristianoi", artinja penganut Kristus.
Umat dipimpin oleh Roh Kudus
Umat tahu, bahwa Jesus jang duduk dalam kemuliaannja disebelah kanan Allah tetap kepala umat, dan tetap ada serta dengan mereka (Mt. 28:20) sebagai penjelenggara utama. Sebab itu mereka gemar menamakannja "Tuhan kita". Tetapi umat tahu djuga bahwa Jesus telah menjerahkan pelaksanaan penjelenggaraan itu kepada Roh Kudus, dan bahwa pelahsanaan itu didjalankan dalam kesatuan paham dan kehendak jang sempurna dengan Jesus. Mereka mengetahui itu dari sabda Jesus dalam Jo. 14:26 dan 15:26-27, dan kepentingan penjelenggaraan Roh Kudus, mereka chususnja mengerti dari Jo. 16:7-15, dimana Jesus bersabda: Baik bagimu Aku pergi, sebab kalau Aku tidak pergi, Penolong itu (Roh Kudus) tidak datang kepadamu". Umat ketjil jang dibentuk Jesus sendiri disuruh menantikan kedatangan Roh Kudus di Jerusalem. Sabda Jesus: Kamu akan menerima kekuatan Roh Kudus jang akan turun atas kamu, supaja kamu akan memberi kesaksian tentang Aku di Jerusalem, diseluruh Judea dan Samaria, dan sampai diudjung bumi" (Kis. Ras. 1:8).
Dan pada pagi hari Pentekosta Roh Kudus tiba-tiba turun atas mereka. la menampakkan kedatangannja dengan tanda-tanda jang njata. Dengan njala-njala api jang mela.mbangkan penerangan akal-budi, pemurnian hati dari unsur-unsur jang tidak tulen, dan pengobaran semangat; lagi dengan deru badai jang hebat sebagai lambang kekuatan, jang dirasakan tetapi tidak kelihatan. Dan semua jang duduk dalam ruangan itu "dipenuhi" dengan Roh Kudus, jaitu dengan pengertian, kekuatan dan semangat jang njata. Rasul-rasul bukan lagi murid jang ragu-ragu, melainkan jang sudah dewasa dengan kedewasaan Kristus, penuh pengertian tentang hakekat dan tudjuan Keradjaan Allah, insjaf akan tugas dan tanggung-djawabnja, penuh semangat tanpa takut-takut dan berani mengurbankan dirinja. Adjaib Pula bagaimana dalam waktu jang singkat sekali, tiga ribu orang mendapat pengertian dan digerakkan hatinja sampai dapat dipermandikan. Segala jang terdjadi pada hari Pentekosta itu kita namakan: Mukdjizat Pentekosta.
Dan mukdjizat Pentekosta itu dilandjutkan. Umumnja setjara batiniah. Terus- menerus Roh Kudus memberi ilham, menggerakkan hati, memperkuat kehendak, memberi pimpinan, terutama kepada Para Rasul dan pembantu-pembantu mereka, tetapi djuga kepada para beriman pribadi. Tetapi supaja mereka lebih insjaf dan untuk memperkuat kejakinannja, Roh Kudus sering bertindak setjara njata djuga. Kalau dikatakan bahwa Petrus, Stefanus, Barnabas dan Paulus berbitjara "penuh dengan Roh Kudus", hal itu berarti bahwa kepenuhan itu tampak dalam isi dan gaja pembitjaraannja (4:8; 7:55; 11:22; 15:9). Demikian djuga dimana diberitakan, bahwa umat sedang berkumpul dan berdoa tiba-tiba dipenuhi Roh Kudus (14:31;10:44; 15:52). Roh Kudus memimpin setjara njata. Roh Kudus "berkata" kepada Pilipus (8:29). Pilipus dilenjapkan oleh Roh Kudus (8:59). Agabus didorong oleh Roh Kudus (11:28). Roh Kudus bersabda kepada Petrus (10:19). Roh Kudus berkata: "Sendirikanlah Barnabas dan Saulus untuk tugas jang telah Kutentukan baginja"(15:2). Mereka berangkat atas suruhan Roh Kudus (13:4). Paulus dihalangi oleh Roh Kudus pergi ke Asia (16:6) dan tidak diizinkan ke Bitinia (16:7). Keinsjafan akan peranan Roh Kudus jang mutlak itu terang pula, dimana Petrus berkata kepada Ananias dan Safira, bahwa mereka bukan membohongi dan mentjobai manusia melainkan Roh Kudus (5:3,9). Kesadaran akan kesatuan kerdja antara Rasul-rasul dan Roh Kudus djelas Pula dalam utjapan 5:32 jakni: "kami adalah saksi bersama dengan Roh Kudus". Lebih lagi dan setjara resmi, dalam rumusan surat Sidang Rasul-rasul di Jerusalem kepada umat di Antiochia: ,Roh Kudus dan kami telah memutuskan...." (15:28).
Suatu kesimpulan
Kisah Rasul-rasul bersifat buku sedjarah, jang terlebih bermaksud meriwajatkan dan menggambarkan perkembangan lahiriah umat dan berhubungan dengan itu penjelenggaraan Roh Kudus jang njata. Tetapi didalam umat muda, dan terus sampai pada hari ini, terdapat Pula penjelenggaraan Roh Kudus jang tidak njata, dan lebih hakiki dan penting lagi, jaitu penjelenggaraan kehidupan Ilahi didalam batin tiap-tiap anak Allah. Roh Kuduslah jang mentjiptakan kehidupan itu didalam Para anak Allah, lalu tetap hidup didalam mereka. la memelihara, menumbuhkan, memperkuat dan menjuburkan hidup itu dalam kerdja sama bersama anak Allah itu sendiri. Demikian dihasilkan buah-buah untuk kehidupan abadi.
Penjelenggaraan Roh Kudus jang serba batiniah ini chususnja dinjatakan dan dibitjarakan oleh Paulus dalam surat-suratnja. Dalam surat-surat Paulus itu kita saksikan djuga perkembangan pengertian dan praktek hidup keagamaan, jaitu hidup rohani dalam umat-umat, sebagai perwudjudan adjaran-adjaran Indjil. Sebab itu Kisah Rasul-rasul dan surat-surat Paulus, beserta surat-surat Rasul-rasul jang lain dan Wahju Joanes saling melengkapi, dan bersama-sama memberi gambaran jang tjukup utuh dari perwudjudan dan perkembangan "Geredja" purba.
Nilai-nilai Kisah Rasul-rasul bagi kita pribadi
1. Bagi pembatja-pembatja surat-surat Paulus, Kis. Ras. penting sebagai merupakan latar belakang surat-surat itu. Banjak bahagian didalam surat-surat itu sukar dimengerti tanpa riwajat dan gambaran-gambaran jang terdapat dalam karangan Lukas itu.
2. Kisah Rasul-rasul sanggup Pula meneguhkan kejakinan dan memperkuat serta
menghidupkan iman kita. Kita diperingatkan didalamnja, bagaimana djalan
penjelamatan jang mulai dengan terpanggilnja Abraham, lalu makin lama makin naik
tinggi sepandjang Perdjandjian Lama, dan mentjapai puntjaknja dalam Indjil dan
chususnja dalam Kurban Jesus disalib serta kebangkitannja, lalu pada tingkatan
itu langsung diteruskan dalam umat purba sampai dizaman kita. Dalam membatja
Kis. Ras. kita saksikan, bahwa Geredja kita benar-benar dibangunkan diatas
"dasar Rasul-rasul dan Para Nabi, sedangkan Jesus adalah batu sendinja". (
Kita lihat djuga bahwa unsur-unsur hakiki agama kita, pokok hirarki dan suasana keagamaan sebagai perwudjudan Indjil, jang sekarang kita hajati pada taraf perkembangan jang lebih tinggi dan utuh, sudah ada dan hidup dalam umat purba itu.
3. Dan jang paling penting ialah: Kisah Rasul-rasul sebagai karangan jang diilhamkan oleh Roh Kudus dimaksudkan mendjadi buku renungan bagi Geredja dikemudian hari, djuga bagi kita masing-masing, untuk menginsjafkan kita, bahwa pengaruh Roh Kudus didalam Geredja Kudus dimasa ini masih ada djuga. Chususnja kenjataan-kenjataan peristiwa Pentekosta, tetapi djuga seluruh penjelenggaraan Roh Kudus jang njata dizaman Rasul-rasul, dapat dan harus mejakinkan kita, bahwa dan bagaimana Roh Kudus memimpin dan mendjiwai Geredja sekarang djuga. Kita mengerti, bahwa tanda-tanda jang njata perlu bagi umat muda untuk membina dan meneguhkan iman, jang bukan segera mendjadi darah daging mereka; tetapi kemudian tidak perlu lagi, sebab iman telah tjukup didasarkan pada pernjataan Kitab Kudus, mengenai hal ini chususnja pada pernjataan-pernjataan Kisah Rasul-rasul bersama surat-surat Paulus dan surat-surat para Rasul-rasul jang lain. Sebab itu penting sekali kitapun memperteguhkan dan menghidupkan iman kita dengan merenungkan apa jang ditulis bagi kita dalam Kisah Rasul-rasul dan Surat-surat Rasul-rasul itu, sampai kita jakin dan isnjaf benar-benar akan pimpinan agung Roh Kudus dalam Geredja, sehingga kita pertjaja akan kebenaran urusan-urusan dan keputusan-keputusan resmi dari pimpinan Geredja dan menerimanja tanpa sjarat serta melaksanakannja dengan rendah hati. Lagi pula supaja kita tetap insjaf, bahwa Roh Kudus hidup dalam batin kita masing-masing sebagai pokok dan pentjipta hidup atas kodrati (hidup abadi) kita. Kalau kita saksikan dan renungkan, bagaimana Roh Kudus mendjiwai setjara njata orang-orang beriman dimasa purba, maka dapat kita bajangkan bagaimana Roh Kudus djuga mendjiwai kita, setjara tidak njata kepada pantjaindera, tetapi tjukup njata bagi mata kepertjajaan jang berintuisi. Perenungan jang demikian tentu mempererat dan menghidupkan hubungan kita dengan Roh Kudus dalam beribadat kepadanja dan berdoa meminta pengertian, kekuatan hati dan pimpinan. Hal itu memang mahapenting bagi kita.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) PERLAWANAN YANG SIA-SIA(25:13-26:32)
Ketika Tuhan menampakkan diri kepada Paulus di jalan ke Damaskus, Ia berkata, "Sukar bagimu menendang ke ga...
PERLAWANAN YANG SIA-SIA(25:13-26:32)
Ketika Tuhan menampakkan diri kepada Paulus di jalan ke Damaskus, Ia berkata, "Sukar bagimu menendang ke galah rangsang [perlawananmu sia-sia saja]" (26:14d). Yesus memakai sebuah perumpamaan pertanian yang dikenal baik di zaman itu, dan masih dikenal baik oleh para petani di zaman kini.1Galah itu berupa tongkat sepanjang kira-kira 2 sampai 2.5 meter, yang salah satu ujungnya runcing. Ketika petani membajak dengan alat bajak berkemudi tunggal, galah itu ia pegang dengan salah satu tangannya. Dengan galah itu ia bisa membuat lembu bajaknya bergerak cepat atau berbelok dari satu sisi ke sisi lainnya. Kadang-kadang, seekor lembu yang sukar dikendalikan akan mendepak petani itu, namun yang didapat lembu itu atas polahnya itu adalah lecutan tambahan—lebih keras daripada sebelumnya. Memang sulit melawan galah rangsang!
Orang-orang Yunani dan Latin memakai ungkapan "menendang galah rangsang" untuk mengacu kepada perlawanan terhadap kehendak "dewa-dewa" mereka. Bagi Paulus, perkataan itu merupakan dakwaan bahwa selama ini ia melawan kehendak Allah sejati. Yehovah punya arah lain untuk Paulus lewati, namun selama ini ia menentang rencana Allah untuk hidupnya—dan hal itu sulit ia lakukan!
Sekarang kita akan melihat cerita Paulus tentang bagaimana Allah "melecut"2dia dengan tujuan yang tidak ia duga—dan bagaimana Paulus memakai kisah itu untuk "menggiring" seorang pendengar rajani untuk menghadapi pelbagai kenyataan rohani. Simaklah baik-baik saat Anda membaca kisah ini: Tuhan mungkin memakai pelajaran ini untuk menggiring Anda ke tujuan yang tidak Anda harapkan (tujuan yang menggairahkan namun berbahaya )!
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 25:13-26:32)
Seraya kita melihat Paulus yang kecewa digiring kembali ke dalam selnya, kita mungkin tergoda untuk berkata, "Itu t...
KESIMPULAN (KIS 25:13-26:32)
Seraya kita melihat Paulus yang kecewa digiring kembali ke dalam selnya, kita mungkin tergoda untuk berkata, "Itu tadi buang-buang waktu saja! Itu tadi salah satu pelajaran terbaik yang pernah dikhotbahkan Paulus, namun tidak seorangpun berhasil dikristenkan!" Dalam perenungan kita sadar bahwa itu tadi bukanlah buang-buang waktu: terang telah diperlihatkan kepada Agripa dan yang lainnya yang hadir di situ; itu bukan kesalahan Paulus jika mereka menutup mata mereka. Agripa dan yang lainnya telah ditunjukkan jalan menuju kebebasan; Paulus tidak bisa disalahkan jika mereka tetap menjadi hamba dosa. Paulus sudah memberitakan Yesus kepada mereka, mereka kini tidak punya alasan.
Selagi Anda mempelajari ayat-ayat ini, saya berharap Anda menempatkan diri Anda dalam posisi Agripa. Saya berharap Anda merasakan tohokan-tohokan galah Tuhan ketika melalui Firman-Nya Ia berusaha merubah arah hidup Anda. 58Seperti Paulus, saya memohon "kepada Allah, supaya ... bukan hanya engkau saja, tetapi semua orang lain yang hadir di sini dan yang mendengarkan perkataanku menjadi sama seperti aku"—orang Kristen, pengikut Yesus (Kisah 26:29). Pada akhirnya Anda harus memutuskan apakah Anda akan atau tidak akan menjawab Tuhan. Anda bisa menjadi seperti Paulus, yang "kepada penglihatan yang dari sorga itu" tidak pernah "tidak taat" (ay. 19b), atau Anda bisa menjadi seperti Agripa, yang bangkit berdiri dan berjalan menjauh. Yang manakah pilihan Anda?
CATATAN ALAT BANTU PERAGA
Carilah tongkat yang panjangnya 2 atau 2,5 meter, dan agar menjadi sebuah galah rangsang runcingkanlah salah satu ujungnya. Tunjukkanlah bagaimana cara memegang galah itu—horizontal terhadap tanah, kira-kira sepinggang tingginya. Janganlah jauh dari galah itu selama pelajaran, dan ketika Anda menyebut salah satu tohokan bagus Paulus kepada Agripa, perjelaslah pemikiran itu dengan menohok udara dengan galah rangsang Anda itu.
Jika Anda memutuskan untuk menekankan konsep "hampir" (lihat "Catatan Khotbah" di bawah), mulailah dengan menuliskan beberapa soal di papan tulis: Pertama, tulislah sebuah penjumlahan yang salah. Selanjutnya, tulislah dengan satu huruf yang salah sebuah nama atau kata yang familiar. Akhirnya, gambarlah sebuah orang-orangan yang berusaha untuk meloncati sebuah celah (dan tidak berhasil). Sebagai contoh: 14 + 17 = 32 Buah Durion Tanyakanlah, "Apakah persamaan dari kedua ilustrasi itu?" Semuanya "hampir." Penjumlahan itu hampir benar; ejaan nama itu hampir tepat; orang yang meloncat itu hampir berhasil. Meskipun setiap soal itu nyaris benar, namun tetap tidak benar. Penjumlahan itu bukan 97 persen benar; penjumlahan itu 100 persen salah. Ejaan nama itu bukan 90 persen benar; ejaan itu 100 persen salah (ejan yang benar: Alip Djoehaeri). Orang itu tidak mencapai 7/8 dari jarak celah itu; ia tidak berhasil! "Hampir" tidak bisa menyelesaikan pekerjaan!
CATATAN KHOTBAH
Kisah tentang Agripa yang tidak mau merubah hidupnya merupakan kisah terakhir dalam serial pelbagai perubahan hidup yang disajikan pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian I." Jika Anda mengkhotbahkan serial itu, Anda bisa memakai pelajaran ini, atau Anda mungkin lebih menyukai salah satu gagasan berikut ini.
Pendekatan klasik terhadap non-perubahan hidup ini merupakan sebuah pelajaran tentang "Hampir Diyakinkan" atau "Hampir—Namun Sesat" (dengan memakai ungkapan 26:28 dalam KJV atau NKJV dan lagu terkenal "Almost Persuaded"). Anda bisa menemukan pelbagai ilustrasi menyedihkan tentang "hampir" dalam bimbingan belajar Charles Swindoll, The Strength of an Exacting Passion (halaman 125), dan buku karya Clovis Chappel, Values That Last (halaman 20 dan 21). Paul Rogers punya sebuah pelajaran berjudul "Hampir Diyakinkan" di halaman 26 pada edisi bulan Mei 1985, The Preacher's Periodical (kini Truth for Today). Inilah sebuah gagasan yang bisa Anda gunakan: "Ada dua macam manusia: 'hampir' Kristen dan 'benar-benar Kristen.'" (Jika Anda tidak memakai materi tentang "hampir" dengan teks ini, materi itu bisa dipakai dalam pelajaran tentang "Tidak Jauh Dari Kerajaan" [Markus 12:34].)
(Dalam bimbingan belajar yang disebut di atas, dari kisah ini Charles Swindoll juga membuat usulan tentang sebuah serial "bagaimana bicara tentang Yesus kepada teman non-Kristen" [halaman 132 dan 133].)
Satu cara belajar tentang Agripa adalah berupa khotbah tentang "Orang Muda Yang Kaya," dengan membandingkan Agripa dengan orang muda yang kaya dalam Matius 19, Markus 10, dan Lukas 18. Dalam beberapa hal mereka serupa, dan dalam beberapa hal mereka berbeda, namun pada akhirnya keduanya kehilangan kesempatan paling besar atas hidup mereka.
Inti kisah ini merupakan kisah ketiga tentang perubahan hidup Paulus. Karena pada edisi sebelumnya kita sudah mempelajari perubahan hidup ini secara menyeluruh, maka penekanan saya pada pelajaran kita tentang Kisah 26 ini adalah tentang bagaimana Paulus memakai kisah itu dalam usahanya mengkristenkan Agripa. Anda mungkin lebih suka menekankan perubahan hidup itu sendiri. Dalam kaitannya dengan cerita dalam Kisah 26, Mark Clairday menekankan semangat yang ditunjukkan oleh Saulus/Paulus—baik sebelum dan sesudah perubahan hidupnya. Ia bicara tentang "semangat salah arah" Paulus (ketika ia menganiaya umat Kristen), "pengarahan kembali semangat" Paulus (sebagai akibat dari penampakan Tuhan), dan "semangat penginjilan" Paulus (saat ia berusaha mengkristenkan Agripa).
Ketika Rick Atchley berkhotbah tentang Kisah 26, ia tidak melakukan kajian ayat demi ayat, namun dalam khotbahnya itu ia menekankan penekanan Paulus tentang Kristus: Kenyataan Kristus, Kebangkitan Kristus, Pewahyuan Kristus, Penggapaian Kristus (bahkan ke bangsa non-Yahudi), Respon kepada Kristus. (Dari pelajaran yang berjudul "Menghindari Kenyataan.")
Saya menyorotkan lampu sorot ke Agripa, namun Festus juga patut diperhatikan. Sebuah pelajaran tentang "Orang Bebal—dan Kebanggaannya" dapat pula dikhotbahkan. Teksnya bisa dari 26:24, dimana Festus dengan nada putus asa bicara tentang Paulus yang "berilmu banyak." (1) Festus tidak tahu perbedaan antara Yudaisme dan agama Kristen (25:19a). (Sekarang ini beberapa orang tidak membedakan antara Perjanjian Lama dan Baru.) (2) Ia tidak tahu tentang kebangkitan Kristus (25:19b). (Sekarang ini banyak orang tidak mengenali pentingnya kebangkitan tubuh Yesus.) (3) Ia tidak tahu tentang pelayan Allah (25:24—"orang ini"): Siapa dia, apa yang ia bela, apa yang ia ajarkan. (Banyak orang tidak tahu isi Alkitab dan pelbagai ajarannya.) (4) Ia tidak tahu tentang nilai-nilai rohani (26:24). (Ini memang benar terhadap dunia kita yang materialistis.) (5) Ia tidak tahu tentang tanggung jawab pribadi (25:14, 24; 26:32). (Kebanyakan dari kita suka melemparkan kesalahan kepada orang lain atas dosa-dosa kita.) Anda bisa tambahkan (6) Ia tidak tahu tentang pelbagai akibat dari kegagalannya merespon, dll. (Pelajaran ini bisa disebut "Orang Yang Bingung" [25:20]: bingung tentang perbedaan antara Perjanjian Lama dan Baru, dll.)
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Beberapa petani kini memiliki "hotshot" (pecut metal yang mengalirkan kejutan listrik), namun kebanyakan tetap memakai-s...
Catatan Akhir:
- 1 Beberapa petani kini memiliki "hotshot" (pecut metal yang mengalirkan kejutan listrik), namun kebanyakan tetap memakai-setidaknya kadang-kadang-tongkat untuk menggesa dan menggiring binatang.
- 2 Dalam pemakaian pertama saya atas kata-kata "lecut (prod)" dan "galah (goad)" pada aplikasi saya ini, saya menempatkan kata-kata itu dalam tanda kutip sebab di zaman kini kata-kata [Inggris] itu kadang kala punya konotasi negatif. Namun begitu, saya akan memakai kata-kata itu dalam pengertian positif untuk mendorong atau merangsang timbulnya perbuatan. Demikianlah di sisa pelajaran ini kata-kata itu muncul tanpa tanda kutip.
- 3 Dalam sejarah, raja Agripa dikenal sebagai Herodes Agripa II. Ayahnya, Herodes Agripa I, adalah Herodes dalam Kisah 12 yang membunuh Yakobus dan berusaha untuk membunuh Petrus. Kakek buyutnya adalah Herodes yang Agung, yang menggerakkan misi cari dan bunuh bayi Yesus. Agripa ini merupakan dinasti Herodes yang terakhir; kadang-kadang ia disebut "Herodes yang terakhir." Untuk informasi lebih jauh tentang Herodes Agripa II, lihat halaman 178 pada edisi ini dan pelajaran tentang "Orang Yang Menyangka Dirinya Allah" mulai dari halaman 59 pada edisi "Kisah Para Rasul, Bagian III."
- 4 Henry E. Dosker, "Herod," dalam The International Standard Bible Encyclopedia, ed. James Orr (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdman's Publishing Co., 1960), 3:1383.
- 5 Paman ini (Herodes dari Khalsis) tidak disebut dalam Alkitab dan tidak terdapat dalam bagan di halaman 78 pada edisi "Kisah Para Rasul, Bagian III." Dalam dinasti Herodes sering terjadi perkawinan antara paman dan kemenakan perempuannya dalam jumlah yang luar biasa banyaknya.
- 6 Dalam beberapa prasasti kuno, Bernike dijuluki sebagai "ratu."
- 7 Belakangan, ketika [Kaisar] Titus tiba di Yudea untuk memadamkan pemberontakan bangsa Yahudi, Bernike terlibat hubungan asmara dengan dia dan akan sudah menikahi dia jika tidak ditentang oleh banyak warganegara Roma.
- 8 J.W. McGarvey, New Commentary on Acts of Apostles, vol. 2 (Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., n.d.), 248-49.
- 9 Festus memakai kata non-generik untuk kata "semua [laki-laki]" meskipun kaum wanita hadir di situ, termasuk Bernike. Karena tentunya ia tidak bermaksud untuk menghina salah satu tamu kerajaannya, maka ini mungkin cara resmi untuk menyapa pertemuan itu.
- 10 Festus jatuh ke perangkap yang sama yang banyak dari kita jatuh ke dalamnya. Semua orang Yahudi yang pernah ia ajak bicara telah mencela Paulus, jadi ia berkata, "Semua orang Yahudi." Betapa mudahnya menyatakan, "Setiap orang mengira ini atau itu!"
- 11 Festus selalu berhati-hati dalam melemparkan kesalahan atas dilema itu kepada orang lain: kepada Feliks (25:14), kepada orang Yahudi (25:24), kepada Paulus (26:32), kepada siapa saja kecuali dirinya sendiri.
- 12 Sebenarnya, ia tidak punya keputusan untuk dibuat-naik banding Paulus merenggut persoalan itu dari tangannya-namun ia ingin terlihat meyakinkan.
- 13 Pengakuan Festus di muka umum bahwa Paulus tidak bersalah datangnya terlalu terlambat untuk bisa menolong dia, namun pengakuan itu sudah pasti bermanfaat bagi para anggota gereja lainnya di daerah itu.
- 14 Paulus sering melambaikan tangannya saat ia memulai pelajarannya. Namun begitu, beberapa orang mengira bahwa cara itu mungkin merupakan sikap hormatnya kepada gubernur dan raja.
- 15 Pembelaan Paulus di hadapan sidang pendengar yang terhormat itu merupakan yang terpanjang dan paling dipoles dalam susunan dan bahasanya.
- 16 Mungkin yang Paulus pikirkan adalah pertikaian di seputar bangsa Yahudi mengenai Yesus.
- 17 Paulus, tidak seperti Tertulus, tidak mengaku akan bicara singkat (lihat 24:4). Pasal 26 bisa dibaca dengan lantang kurang dari lima menit-bukti lagi bahwa Lukas memberi kita sari pelajaran terilham yang ia catat.
- 18 Ia jelas menganggap Festus sebagai tidak punya dasar (Matius 7:6). Dalam ceramah itu Paulus menyertakan semua pendengarnya sebanyak dua kali (26:8, 29), namun yang ia tuju adalah Agripa.
- 19 Lihat 7:58.
- 20 Ini merupakan saduran dari lima poin Warren W. Wiersbe dalam The Bible Exposition Commentary, vol. 1 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 504-6.
- 21 Ada kemungkinan bahwa "di tengah-tengah bangsaku" mengacu kepada masyarakat Yahudi di Tarsus, kata itu lebih mungkin mengacu kepada masyarakat Yahudi di Yudea.
- 22 Untuk catatan tentang hidup Paulus mula-mula, lihat halaman 132 dan 133 pada edisi "Kisah Para Rasul, Bagian II."
- 23 Simaklah ungkapan "kedua belas suku." Mitos tentang "sepuluh suku yang hilang" telah menelurkan beraneka ragam doktrin palsu. I. Howard Marshall berkata, "Gagasan bahwa yang membentuk orang-orang Yahudi Perjanjian Baru hanyalah suku Yehuda dan Benyamin yang kembali dari pembuangan (kerajaan selatan) adalah mitos yang sulit lenyap (sebagai contoh lihatlah Lukas 2:36)" (The Acts of the Apostles, The Tyndale New Testament Commentaries, gen. ed., R.V.G. Tasker [Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1980], 392). Warren W. Wiersbe berkata, "Meskipun memang benar bahwa sepuluh suku utara (Israel) ditaklukkan oleh Asyur pada 722 S. M., dan untuk tingkat tertentu berasimilasi, namun tidaklah benar bahwa kesepuluh suku ini 'hilang' atau lenyap. Yesus bicara tentang dua belas suku (Matius 19:28) dan begitu juga Yakobus (Yakobus 1:1) dan Rasul Yohanes (Wahyu 7:4-8; 21:21)" (Wiersbe, 504). F.F. Bruce berkomentar, " Mitos hilangnya sepuluh suku tidak punya peranan dalam catatan kitab suci" (The Book of Acts, The New International Commentary on the New Testament, rev. ed. [Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1988], 463).
- 24 Lihat "Mesias" dan "Kristus" dalam Daftar Kata pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian I."
- 25 Untuk penjelasan bagaimana pengharapan ini berkembang, lihat William Barclay, The Letters to the Corinthians, The Daily Study Bible Series, rev. ed. (Philadelphia: Westminster Press, 1975), 139-40. 26.
- 26 Lihat juga Ayub 19:25-27; Mazmur 16:10; Yesaya 26:19; Hosea 6:2. Terhadap nas-nas seperti ini haruslah ditambahkan pelbagai contoh tentang mereka yang telah dibangkitkan dari antara orang mati dalam era Perjanjian Lama (1Raja-raja 17:23; 2Raja-raja 4:35; 13:21).
- 27 Kelompok Saduki yang tidak percaya kepada kebangkitan orang mati, mengimani lima kitab Taurat namun menolak kitab para Nabi.
- 28 Bruce, 463.
- 29 Teks Yunani hanya menulis "kamu" (lihat KJV), namun kata ganti orang itu berbentuk jamak, ini menunjukkan bahwa Paulus untuk sejenak menyapa seluruh orang banyak itu daripada hanya Agripa seorang. NASB mencoba menyampaikan maksud ini dengan menambahkan kata "orang-orang."
- 30 Nama "Yesus" mengacu kepada segala hal tentang Dia dan segala hal yang Ia ajarkan. 31Lihat "Orang Kudus" dalam Daftar Kata pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian II." Pemakaian kata itu oleh Paulus dalam konteks ini menunjukkan bahwa kini ia sadar bahwa mereka tidak bersalah atas pelbagai dakwaan yang membuat mereka dipenjarakan.
- 32 Perkataan Paulus mungkin bisa berarti bahwa ia menyebabkan umat Kristen mengaku bahwa Yesus adalah ilahi, yang bagi seorang Yahudi merupakan penghujatan (Lihat "Penghujatan" dalam Daftar Kata pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian II".) Namun begitu, fakta bahwa ia harus memaksa mereka adalah sangat cocok dengan gagasan yang ia upayakan untuk membuat mereka menyangkal Yesus, yang bagi seorang Kristen merupakan penghujatan. Keterangan waktu kata kerja imperfect yang dipakai di sini oleh NASB diterjemahkan sebagai "aku berusaha memaksa mereka ...." Dengan demikian Paulus mengakui bahwa ia kurang berhasil dalam usahanya itu- yang mungkin membuat dia bertambah memusuhi umat Kristen.
- 33 Ini membuka kisah ketiga perubahan hidup Paulus yang terdapat dalam kitab Kisah. Pandanglah pelbagai pelajaran itu sebagai komentar tambahan atas kisah di pasal 26.
- 34 McGarvey, 252-53.
- 35 Paulus memakai kata "galah" dalam bentuk jamak. Sebab Tuhan sering menyodok dia.
- 36 Dalam pelajaran sebelumnya kita catat bahwa Paulus belum pernah disodok oleh hati nurani yang gelisah (23:1). Beberapa pokok pikiran dari diskusi sebelumnya bisa disertakan dalam pelajaran ini.
- 37 Persinggungan dinasti Herodes dengan Yesus dan para pengikutnya selama bertahun-tahun telah memberi mereka kesempatan unik untuk mengenal Tuhan dan mengikut Dia-hanya jika mereka mempunyai hati yang jujur (Lukas 8:15).
- 38 Kata Yunani yang diterjemahkan "pelayan" bukanlah kata yang umum (diakonos), sebaliknya sebuah kata yang artinya "pendayung-bawah." "Pendayung-bawah" adalah seorang pelayan rendahan di dapur kapal.
- 39 Yesus menampakkan diri kepada Paulus untuk membuat dia memenuhi syarat menjadi seorang rasul.
- 40 Kata Yunani yang diterjemahkan "mengasingkan" bisa juga diterjemahkan "menyelamatkan" (lihat NIV). Di sepanjang pelayanan Paulus, Tuhan ikut terlibat dalam serial "misi penyelamatan" yang berkelanjutan.
- 41 Teks Yunani hanya menulis "orang-orang," namun istilah ini sering dipakai untuk mengatakan tentang orang-orang Yahudi, seperti yang terjadi dalam konteks ini.
- 42 Pokok pikiran ini bisa dikembangkan bila diperlukan.
- 43 Paulus tidak menginjil "di seluruh tanah Yudea" selama perjalanan pertamanya ke Yerusalem (Galatia 1:18, 22-24). Namun begitu, ia punya kesempatan lain lagi ketika melakukan berkali-kali perjalanan ke Yerusalem (12:25; 15:2-4; dll.).
- 44 Makna dan pentingnya pertobatan mungkin perlu dijelaskan di sini. Penjelasan ini bisa mencakup perkataan dari ayat 18: "supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang" Lihat "Pertobatan" dalam Daftar Kata pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian I."
- 45 KJV menulis "Agar Kristus ... menjadi orang pertama yang harus bangkit dari antara orang mati," membuat nas ini serupa dengan Kolose 1:18 dan 1Korintus 15:20. Yesus tentunya bukan orang pertama yang pernah dibangkitkan dari antara orang mati, namun Ia memang orang pertama yang dibangkitkan dengan tubuh kebangkitan, yang tidak pernah mati lagi. Dalam teks aslinya, kata "pertama" itu tidak jelas untuk membatasi kata apa. NASB memakai kata itu untuk proklamasi injil.
- 46 Negeri Inggris dan negara-negara lainnya memiliki RSPCA (Royal Society for the Prevention of Cruelty to Animals [Lembaga Kerajaan untuk Pencegahan Kekejaman terhadap Binatang]) sementara Amerika punya ASPCA (American Society for the Prevention of Cruelty to Animals [Lembaga Amerika untuk Pencegahan Kekejaman terhadap Binatang]). Permainan kata-kata ini boleh dipakai hanya jika dipahami oleh para pendengar setempat.
- 47 Festus mungkin telah mempelajari pendidikan kerabian Paulus. Mungkin ia pernah melihat Paulus tidak pernah berhenti mempelajari kitab-kitabnya di dalam selnya (lihat 2Timotius 4:13). Mungkin ia sekedar terkesan oleh kemahiran Paulus berbicara dalam ceramah itu.
- 48 Bandingkanlah hal ini dengan Lukas 1:3; Kisah 23:26; 24:3. Ini merupakan contoh lain tentang menghormati jabatan ketika kita tidak bisa menghormati pejabatnya.
- 49 Meskipun dalam bahasa Inggris [dan Indonesia] tidak jelas, kata Yunani "amarah yang meluap-luap" (ay. 11), "engkau gila" (ay. 24), "gila" (ay. 24), dan "aku gila" (ay. 25) semuanya merupakan variasi kata Yunani manei-kata yang darinya kita dapatkan kata "maniak," "manik," dan "mania."
- 50 Ini merupakan kali keduanya istilah "Kristen" muncul dalam kitab Kisah. Jelaslah, istilah itu merupakan julukan yang biasa dipakai untuk pengikut Yesus. Tidak ada petunjuk bahwa Agripa memakai kata itu dengan nada menghina. Lihat catatan tentang Kisah 11:26.
- 51 Terjemahan kasar dari bahasa aslinya bisa seperti ini "Dalam sedikit, engkau meyakinkan aku untuk membuat seorang Kristen." Kata Yunani untuk "membuat" bisa juga diterjemahkan "sikap." "Sedikit" bisa mengacu kepada waktu atau sarana (sedikit usaha atau sedikit bujukan). Tanpa mengetahui bagaimana Agripa mengatakan perkataan itu, kita tidak bisa tahu apakah ia tulus atau tidak.
- 52 Tiga kata yang ditekankan dengan awal huruf "S" ini disadur dari Jimmy Allen, Survey of Acts, vol. 2 (Searcy, Ark.: By the Author, 1986), 138.
- 53 Fakta bahwa Paulus kelihatannya menanggapi Agripa secara serius kemungkinan merupakan argument paling kuat untuk percaya bahwa Agripa bersungguh-sungguh dalam perkataannya itu.
- 54 Amatilah bahwa Agripa bicara tentang menjadi "seorang Kristen" sementara Paulus bicara tentang menjadi "sama seperti aku." Kehidupan Paulus menjabarkan bagaimana kehidupan orang Kristen seharusnya.
- 55 Tiga puluh tahun sebelumnya atau lebih, Paulus tidak ragu-ragu untuk membelenggu baik kaum pria dan wanita (9:2; 26:10), namun kini ia ingin belenggu itu tidak membelenggu siapa saja!
- 56 Lukas terus menghimpun pernyataan pejabat itu tentang ketidak-bersalahan Paulus.
- 57 Sekali Paulus naik banding kepada Kaisar, satu-satunya pilihan gubernur itu adalah mengirim dia kepada Kaisar.
- 58 Penerapan bisa juga diterapkan ke atas mereka yang sudah menjadi orang Kristen: Allah mungkin saja sedang berusaha untuk "menyodok" mereka ke dalam kehidupan melayani yang lebih besar-menjadi lebih seperti Paulus.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh
Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah
KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah menguraikan mengenai bagaimana pengikut-pengikut Yesus - dengan pimpinan Roh Allah - menyebarkan Kabar Baik tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8). Buku ini adalah cerita tentang pergerakan Kristen yang dimulai di antara orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu agama untuk seluruh dunia. Penulis buku ini merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif terhadap kerajaan Roma, tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama Yahudi.
Kisah Rasul-rasul bisa dibagi dalam tiga bagian. Di dalam ketiga bagian itu nampak meluasnya wilayah di mana Kabar Baik tentang Yesus disiarkan dan gereja didirikan:
- (1) permulaan pergerakan Kristen di Yerusalem setelah Yesus terangkat naik ke surga;
- (2) perluasan ke daerah-daerah lain di Palestina; dan
- (3) perluasan yang lebih besar lagi ke negeri-negeri di sekitar Laut Tengah sampai sejauh Roma.
Satu hal yang khas dan penting dalam buku Kisah Rasul-rasul ini ialah pekerjaan Roh Allah yang datang dengan kuasa ke atas orang-orang percaya di Yerusalem pada hari Pentakosta. Di dalam seluruh peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam buku ini nyatalah bahwa Roh Allah itu terus-menerus memimpin dan menguatkan gereja beserta pemimpin-pemimpinnya. Berita yang diajarkan oleh agama Kristen pada masa-masa permulaan ini diringkaskan dalam sejumlah khotbah. Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam buku ini menunjukkan pula betapa berkuasanya berita itu di dalam kehidupan orang-orang Kristen dan di dalam ikatan persaudaraan gereja.
Isi
- Persiapan untuk pemberitaan
Kis 1:1-26 - a. Perintah yang terakhir dan janji dari Tuhan Yesus
Kis 1:1-14 - b. Pengganti Yudas
Kis 1:15-26 - Pemberitaan di Yerusalem
Kis 2:1-8:3 - Pemberitaan di Yudea dan Samaria
Kis 8:4-12:25 - Pelayanan Paulus
Kis 13:1-28:31 - a. Perjalanan pertama untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 13:1-14:28 - b. Musyawarah di Yerusalem
Kis 15:1-35 - c. Perjalanan kedua untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 15:36-18:22 - d. Perjalanan ketiga untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 18:23-21:16 - e. Paulus sebagai tahanan di Yerusalem, Kaisarea, dan Roma
Kis 21:17-28:31
Ajaran: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya
di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-bangsa di dunia.
Pendahuluan
Penulis : Lukas.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Seorang yang bernama Theofilus (Kis 1:1). (Dan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Para Rasul terbagi atas 28 pasal. Di dalam Kitab ini terdapat sejarah berdirinya Gereja Kristen, khotbah-khotbah para Rasul, penganiayaan terhadap umat Kristen, penginjilan kepada bangsa-bangsa lain, serta permulaan adanya sebutan Kristen.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Kisah Para Rasul
Pasal 1-5 (Kis 1:1-5:42).
Pengajaran tentang kelahiran gereja Tuhan Yesus pertama kali
Bagian ini menceritakan tentang amanat Tuhan Yesus yang diberikan kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Sorga. Dan tentang orang-orang percaya setelah mendengar khotbah Rasul Petrus yang dikuasai oleh Roh Kudus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 1:8; 2:1-3,36-41. Nats ini menyatakan perkataan Tuhan Yesus bahwa murid-murid-Nya akan menerima kuasa setelah menerima Roh Kudus, dan perkataan Tuhan Yesus itu digenapi ketika Para Rasul berkumpul di Yerusalem. _Tanyakan_: Apakah saudara yakin sudah menerima Roh Kudus dan memiliki kuasa-Nya? Kalau sudah apakah yang harus saudara perbuat?
- Bacalah pasal Kis 2:41-47; 4:32-37.
Nats ini menceritakan kehidupan orang-orang percaya pada abad pertama penuh dengan kasih terhadap sesama dan ketekunan dalam beribadah kepada Allah. _Tanyakan_: Bagaimanakah sifat saudara terhadap anggota gereja yang lain? Apakah saudara rajin ke Gereja, baca Alkitab dan berdoa?
Pasal 6-12 (Kis 6:1-12:25).
Pengajaran tentang perkembangan gereja yang berada dalam penganiayaan terhadap orang-orang percaya
Orang-orang percaya di kota Yerusalem mengalami penganiayaan dari orang- orang Yahudi, sehingga mereka melarikan diri ke penjuru dunia. Tetapi di dalam segala penderitaan dan penganiayaan itu mereka tetap memberitakan Injil Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 7:54-60; 8:1-4. Nats-nats ini menceritakan bagaimana beratnya penderitaan dan aniaya yang dialami oleh orang-orang percaya, tetapi walaupun di dalam penderitaan dan aniaya itu mereka tetap setia beribadah dan memberitakan Injil. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap saudara kalau saudara diancam setelah masuk Kristen?
- Bacalah pasal Kis 9:1-22. Nats ini menceritakan tentang Saulus (Paulus) yang adalah seorang penganiaya orang-orang percaya, mengalami pertobatan dan akhirnya menjadi Rasul. Ini mengajarkan bahwa kuasa Tuhan Yesus dapat mengubah kehidupan seseorang yang sangat jahat sekalipun. _Tanyakan_: Sudahkah kehidupan saudara diubah oleh Tuhan Yesus menjadi kehidupan yang benar?
Pasal 13-15 (Kis 13:1-15:41).
Pengajaran tentang jemaat (gereja) setempat yang menginjil
Bagian ini menjelaskan tentang kehidupan orang-orang percaya di kota Antiokhia, dan sebutan Kristen pertama kali diberikan kepada murid-murid Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 11:23-26. _Tanyakan_: Mengapa orang-orang percaya di Antiokhia disebut Kristen?
- Bacalah pasal Kis 13:1-6.
Nats ini menceritakan tentang jemaat Antiokhia, yang mengirimkan penginjil-penginjil kepada bangsa-bangsa lain karena taat pada Roh Kudus. Ini mengajarkan pada setiap gereja untuk mempunyai beban penginjilan pada setiap orang yang belum mengenal Tuhan Yesus.
_Tanyakan_: Apakah di gereja saudara mempunyai beban penginjilan?
Pasal 16-28 (Kis 16:1-28:31).
Pengajaran tentang nama Tuhan Yesus diberitakan ke seluruh dunia
Dalam bagian ini, dijelaskan bagaimana Kasih Karunia Allah yang ada dalam Tuhan Yesus, diberitakan pada setiap suku bangsa, baik yang menjadi rakyat biasa, maupun yang menjadi tentara dan orang-orang istana.
Pendalaman
Bacalah pasal Kis 23:11. Ayat ini menyatakan tentang perkataan Tuhan Yesus kepada Paulus untuk bersaksi dengan penuh keberanian di kota Roma. Ini juga mengajarkan pada setiap orang Kristen tetap mempunyai keberanian untuk bersaksi kepada setiap orang.
_Tanyakan_: Sudahkah saudara bersaksi dengan berani kepada setiap orang?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Kisah Para Rasul dapatlah diketahui bahwa perkembangan Gereja Tuhan Yesus dan Kasih Karunia Allah yang diberikan pada setiap bangsa mendapat tantangan dari kuasa dunia dan orang-orang yang tidak mau mengenal Allah. Tetapi melalui Kemahakuasaan-Nya, Tuhan Yesus mengalahkan semua kuasa dunia itu, dan Gereja tetap bertumbuh.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Kisah Para Rasul?
- Dengan kuasa apakah Rasul Paulus berkhotbah Yerusalem?
- Bagaimanakah kehidupan orang percaya pada abad pertama?
- Bagaimanakah beban penginjilan di jemaat Antiokhia?
- Dari manakah datangnya keberanian Rasul Paulus untuk bersaksi?
Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Ku
Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?
Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Kudus, karena menceritakan apa yang terjadi setelah Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Lukas, satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang bukan orang Yahudi, menulis Kisah para Rasul sebagai kelanjutan dari tulisan sebelumnya yakni Injil yang memakai namanya.
APAKAH ISI KITAB INI?
12 pasal pertama terutama meliput kegiatan rasul Petrus, sementara pasal-pasal selanjutnya sebagian besar tentang pekerjaan rasul Paulus. Yesus telah mengatakan kepada para murid-Nya bahwa apabila Roh Kudus turun ke atas mereka, mereka akan menjadi saksi-saksi-Nya. Kitab Kisah para Rasul memperlihatkan bagaimana hal ini digenapi. Dari kitab Kisah para Rasul, kita banyak sekali belajar tentang gereja mula-mula, suka dan dukanya, kemenangan dan kesusahannya, tetapi yang terpenting ialah perkembangan gereja yang dalam jangka waktu beberapa tahun sudah dibangun di seluruh dunia yang telah beradab. Kita tahu bahwa tabib Lukas adalah seorang sejarawan yang cermat dan kita boleh yakin bahwa dalam kitab ini kita memperoleh catatan yang benar tentang kekristenan yang mula-mula.
APA CIRI-CIRI UTAMANYA?
Kata 'saksi' dipakai lebih dari 30 kali, mengingatkan kita bahwa gereja yang sejati adalah gereja yang bersaksi dan setiap Kristen dipanggil untuk menjadi saksi. Sungguh menakjubkan bahwa hanya dalam satu generasi, orang-orang Kristen mula-mula ini telah mengabarkan Injil ke seluruh dunia yang sudah beradab. Kisah para Rasul merupakan buku pedoman misi yang terbaik yang pernah ditulis. Kisah para Rasul berakhir dengan tiba-tiba - seolah-olah tidak selesai. Suatu cara mengakhiri yang tepat, karena gereja yang bersaksi harus terus maju sampai Kristus datang kembali. Kitab-kitab Injil memperlihatkan apa yang mulai dilakukan oleh Kristus ketika Ia ada di dunia dan Kisah para Rasul menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selanjutnya oleh Roh-Nya yang kudus melalui murid-murid-Nya. Kitab ini dimulai dengan pemberitaan Injil di Yerusalem, ibu kota agama bangsa Yahudi; diakhiri dengan pemberitaan Injil di kota Roma, ibu kota dari dunia yang beradab pada waktu itu.
KAPAN KITAB INI DITULIS?
Hampir dapat dipastikan bahwa tabib Lukas menulis Kisah para Rasul pada awal atau pertengahan tahun enam puluhan abad pertama - pada akhir masa dua tahun hukuman penjara rasul Paulus di Roma. Kitab itu mencakup masa dari pendirian gereja di Yerusalem sampai masa hukuman penjara rasul Paulus di Roma - yaitu kurang lebih tiga puluh tahun
Pesan
1. Gereja menanti dan menerIma kuasa Roh Kudus.o Amanat agung diulangi. Kis 1:8
o Tuhan yang bangkit naik ke surga. Kis 1:9
o Para rasul berdoa. Kis 1:14
o Roh yang dijanjikan diberikan. Kis 2:4
o Disusul dengan khotbah yang penuh kuasa. Kis 2:37
2. Gereja mempertunjukkan persekutuan Kristen.
o Dalam kehidupan bersama. Kis 2:44; 4:32
o Dalam ibadah bersama. Kis 2:46
3. Gereja segera mengalami baik kemenangan maupun kesusahan.
o Penyembuhan orang lumpuh. Kis 3:2
o Penipuan Ananias dan Safira. Kis 5:1
4. Gereja mengangkat 'para pejabat' yang pertama -'Kelompok Tujuh Orang' (Kis 6:3).
5. Martir pertama gereja - Stefanus (Kis 7:60).
6. Gereja menerima seorang petobat baru yang luar biasa - Saulus dari Tarsus (Kis 9:1-19).
7. Gereja membuktikan kuasa doa.
o Persekutuan doa yang membuka pintu penjara. Kis 12:5
8. Gereja mengadakan sidangnya yang pertama yang di dalamnya kebebasan orang
bukan Yahudi dilindungi (Kis 15:19).
Penerapan
1.Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita apa yang harus dilaksanakan oleh gereja Perjanjian Baru:
o Pengajaran
o Persekutuan
o Pemecahan roti
o Kebaktian (doa-doa)
2. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya persekutuan Kristen itu:
o Saling berbagi hidup dan memperhatikan
3. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya pekerjaan misi dilaksanakan:
o Oleh setiap orang yang dipanggil oleh Allah - bukan suatu golongan elit tertentu
o Di bawah pimpinan Roh Kudus
o Mengunjungi tempat-tempat yang strategis
4. Kisah para Rasul mengingatkan kita bahwa Kristen yang sungguh-sungguh sekalipun, kadang-kadang berbeda pendapat dan berpisah.
o Paulus dan Barnabas mengambil sikap yang berbeda terhadap Yohanes Markus ketika ia meninggalkan mereka, tetapi perbedaan ini kemudian dipulihkan.
5. Kisah para Rasul memperkenalkan kita kepada para pemimpin pertama yang diangkat dalam gereja Kristen dan memberitahukan kepada kita apa persyaratan mereka.
Tema-tema Kunci
1. Bersaksi.Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi 'saksi' berhubungan dengan kata 'martir'.
Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita betapa tinggi harga yang harus dibayar
dalam bersaksi - Stefanus harus membayar dengan nyawanya dan kesaksian Petrus
dan Paulus menyebabkan mereka dipenjarakan.
Carilah ayat-ayat lain yang mengandung kata' saksi'. Bandingkan siksaan yang
diterima oleh Stefanus dengan kematian Kristus di kayu salib (Luk. 23:34; Kis. 7:60).
2. Pertobatan.
Kisah para Rasul mencatat sejumlah peristiwa pertobatan yang unik. Keempat
contoh di bawah ini memperlihatkan bagaimana Allah membawa laki-laki dan
perempuan kepadaNya dengan berbagai cara: O Sida-sida dari Etiopia yang dibawa
kepada Kristus melalui pembacaan Kitab Suci (Kis 8:30).
o Saulus dari Tarsus, yang hidupnya berubah secara tiba-tiba dan dramatis (Kis 9:1-19).
o Lidia, wanita yang taat beribadah, yang telah siap menerima Injil (Kis 16:14).
o Kepala penjara Filipi yang mencari keselamatan karena didorong oleh rasa takut
(Kis 16:29, 30).
Carilah ayat-ayat yang berhubungan dengan keempat pertobatan di atas serta
bandingkanlah cara-cara yang Allah pakai waktu itu dan sekarang untuk membawa
orang kepada-Nya.
3.Tim penginjilan.
Kita melihat di dalam Kisah para Rasul pola kerja misionaris. Paulus tidak saja
menetapkan tempat-tempat yang strategis dan berusaha menyebarkan kabar baik di
daerah sekelilingnya, tetapi ia juga mempunyai rekan penolong.
Perhatikanlah kampanye Paulus yang berbeda-beda dalam perjalanan misionarisnya
yang tercatat dalam Kisah para Rasul.
Garis Besar Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) [1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11Janji tentang Roh Kudus
Kis 1:12-14Para murid yang menanti
Kis 1:15-2
[1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11 | Janji tentang Roh Kudus |
Kis 1:12-14 | Para murid yang menanti |
Kis 1:15-26 | Penggantian Yudas |
[2] BERSAKSI DI YERUSALEM Kis 2:1-7:60
Kis 2:1-47 | Kuasa diberikan dan khotbah penuh kuasa |
Kis 3:1-26 | Mukjizat pertama yang dicatat dalam gereja mula-mula |
Kis 4:1-31 | Timbulnya kaum oposisi |
Kis 4:32-5:16 | Berkat dan cela |
Kis 5:17-42 | Lebih menaati Allah daripada manusia |
Kis 6:1-7:60 | Martir Kristen pertama |
[3] BERSAKSI DI SAMARIA Kis 8
[4] BERSAKSI DI TEMPAT YANG LEBIH JAUH Kis 9:1-13:3
Kis 9 | Pertobatan yang luar biasa |
Kis 10:1-11:30 | Mata Petrus terbuka |
Kis 12:1-2 | 5 Petrus ditangkap |
Kis 13:1-3 | Paulus dan Barnabas diutus |
[5] BERSAKSI SAMPAI KE UJUNG DUNIA Kis 13:4-28:31
Kis 13:4-15:35 | Perjalanan misionaris yang pertama |
o Siprus (Kis 13:4-12)
o Perga (Kis 13:13)
o Pisidia Antiokhia (Kis 13:14-52)
o Ikonium (Kis 14:1-6)
o Listra (Kis 14:6-20)
o Derbe (Kis 14:20-21)
o Sidang di Yerusalem (Kis 15:1-35)
Kis 15:36-18:22 | Perjalanan misionaris yang kedua |
o Paulus dan Barnabas berpisah (Kis 15:36-41)
o Paulus mengunjungi Listra (Kis 16:1-3)
o Berbagai kota di Asia Kecil (Kis 16:4-11)
o Filipi (Kis 16:12-40)
o Tesalonika (Kis 17:1-9)
o Berea (Kis 17:10-14)
o Atena(Kis 17:15-34)
o Korintus (Kis 18:1-17)
o Kembali ke Antiokhia
Kis 18:23-21:17 | Perjalanan misionaris yang ketiga |
o Paulus mengunjungi Efesus (Kis 18:23-19:40)
o Berangkat ke Yerusalem (Kis 20:1-16)
o Berpidato di depan para penatua di Efesus (Kis 20:17-38)
o dan akhirnya tiba di Yerusalem (Kis 21:1-17)
Kis 21:18-28:3 | Paulus berhadapan dengan para penguasa |
o Didakwa dan ditangkap (Kis 21:18-40)
o Membela diri (Kis 22-26)
o Dalam perjalanan ke Roma (Kis 27:1-28:15)
o Paulus masih berkhotbah (Kis 28:16-31)
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi