Teks -- Kisah Para Rasul 28:3 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Kis 28:1-10
Matthew Henry: Kis 28:1-10 - Paulus Mengibaskan Ular; Paulus Menyembuhkan Ayah Publius
Patut bagi kita untuk memperhatikan dan memanfaatkan apa yang telah dicatat di sini perihal Rasul Paulus yang terberkati itu. Karena setelah kisah...
- Patut bagi kita untuk memperhatikan dan memanfaatkan apa yang telah dicatat di sini perihal Rasul Paulus yang terberkati itu. Karena setelah kisah dalam pasal ini, kita tidak lagi mendengar apa-apa tentang dia di dalam sejarah kudus, walaupun kita banyak berurusan dengan dia dalam surat-surat penggembalaannya. Kita telah mengikutinya melalui beberapa pasal di dalam kitab ini, dari satu kursi pengadilan ke kursi pengadilan lainnya, sehingga rasanya akan lebih senang jika kita dapat meninggalkannya dalam keadaan bebas. Namun, di dalam pasal ini kita harus turut berdukacita bersamanya, sekaligus mengucapkan selamat kepadanya.
- I. Kita berdukacita bersamanya sebagai penumpang malang dari kapal yang pecah terkandas, dan yang kehilangan semua miliknya. Namun kita harus mengucapkan selamat kepadanya,
- 1. Sebagai satu-satunya orang yang dibela Allahnya dalam bahaya yang sedang mengancamnya dengan cara melindungi dirinya dari gigitan seekor ular beludak yang melilit tangannya (ay. Kis 28:1-6), serta bagaimana ia dijadikan alat yang sangat berguna di pulau tempat mereka terdampar untuk menyembuhkan banyak orang sakit, khususnya ayah Publius, gubernur pulau itu (ay. Kis 28:7-9).
- 2. Sebagai orang yang sangat dihormati oleh orang-orang yang ada di sana (ay. Kis 28:10).
- II. Kita berdukacita bersamanya sebagai seorang tahanan terbelenggu yang malang, dibawa ke Roma dengan dugaan melakukan tindak kejahatan terhadap perintah dan dihadapkan di depan pengadilan atau “habeas corpus” (ay. Kis 28:11-16). Namun, kita harus mengucapkan selamat kepadanya,
- 1. Atas rasa hormat yang ditunjukkan oleh orang-orang Kristen di kota Roma, yang datang dari jauh untuk berjumpa dengannya (ay. Kis 28:15).
- 2. Atas kebaikan yang ditunjukkan oleh perwira pengawal yang bertugas untuk menerima tahanan, dan yang kemudian memperbolehkannya tinggal dalam rumah sendiri, dan tidak menempatkannya di penjara umum (ay. Kis 28:16).
- 3. Atas kebebasan yang diberikan untuk berbicara dengan orang-orang Yahudi di kota Roma, baik mengenai persoalannya sendiri (ay. Kis 28:17-22), maupun mengenai iman Kristen pada umumnya (ay. Kis 28:23). Hasilnya adalah Allah dimuliakan, banyak orang yang dibangun, selebihnya dibiarkan tak termaafkan, dan rasul-rasul dibenarkan untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa lain (ay. Kis 28:24-29).
- 4. Atas kebebasan yang tidak terganggu untuk memberitakan Injil kepada semua orang yang datang ke rumahnya sendiri selama dua tahun penuh (ay. Kis 28:30-31)
Paulus Mengibaskan Ular; Paulus Menyembuhkan Ayah Publius ( Kis 28:1-10)
- Kita mendapati betapa sangat beragamnya tempat-tempat dan keadaan yang dijumpai Paulus! Ia adalah ibarat sebuah planet, dan bukan sebuah bintang yang diam tidak bergerak. Di sini kita membaca bagaimana ia berada di suatu pulau yang kemungkinan besar tidak akan pernah dikunjunginya, seandainya ia tidak dihempas oleh badai ke tempat ini. Namun, tampaknya Allah memiliki pekerjaan baginya di sini. Bahkan angin badai pun dapat memenuhi rencana Allah. Angin yang berbahaya memang tidak akan membawa kebaikan, tetapi angin yang berbahaya ini membawa kebaikan bagi Pulau Malta. Sebab angin ini mengharuskan Paulus tinggal selama tiga bulan bersama penduduk pulau itu. Ia yang menjadi berkat bagi setiap tempat yang ia datangi. Pulau ini dinamakan Malta, yang terletak di antara Pulau Sisilia dan Benua Afrika. Panjang pulau ini sekitar tiga puluh dua kilometer, dengan lebar sekitar dua puluh kilometer. Pulau ini adalah pulau terjauh dari benua Eropa dibandingkan dengan pulau-pulau lainnya di Mediterania, jaraknya sekitar sembilan puluh tujuh kilometer dari Pulau Sisilia. Pulau ini menjadi terkenal sejak para kesatria Malta mempertahankan pulau ini dengan gagah berani terhadap serangan orang-orang Turki yang berusaha menyerang wilayah umat Kristen di sana, dan berhasil menghentikan kemajuan pasukan mereka.
- I. Sambutan ramah yang diberikan penduduk pulau ini kepada orang-orang asing yang sedang menderita kesusahan akibat kapal mereka pecah terkandas di pantai pulau itu (ay. Kis 28:2), Penduduk pulau itu sangat ramah terhadap kami. Allah telah berjanji bahwa tidak seorang pun yang akan binasa, sebab bagi Allah, pekerjaan-Nya sempurna. Walaupun mereka telah selamat dari laut, dan kemudian sampai dengan selamat di pantai, semuanya akan binasa karena cuaca dingin atau kelaparan. Oleh karena itu Allah melanjutkan pemeliharaan-Nya atas mereka. Dan keuntungan apa pun yang kita terima melalui tangan orang lain haruslah kita anggap sebagai datang dari tangan Allah sendiri. Karena setiap makhluk adalah bagi kita, dan tidak lebih dari itu, sesuai dengan maksud-Nya dalam menjadikannya seperti itu. Dan jika Ia berkenan, sebagaimana Ia sanggup membuat musuh-musuh berdamai dengan kita, begitu jugalah Ia sanggup membuat orang-orang asing menjadi sahabat-sahabat kita, sahabat saat kita sangat membutuhkan. Merekalah sahabat-sahabat yang sejati. Sahabat-sahabat dalam kemalangan, dan itulah saat menjadi seorang saudara dalam kesukaran. Amatilah,
- 1. Bagaimana dicatat di sini kebaikan hati penduduk Malta kepada Rasul Paulus dan rombongannya. Mereka disebut orang-orang tidak beradab, karena mereka tidak menggunakan bahasa dan kebiasaan seperti orang-orang Yunani atau Roma yang memandang (dengan cukup angkuh) semua bangsa lain sebagai bangsa biadab, walaupun sebenarnya bangsa-bangsa lain itu cukup beradab, dan bahkan dalam beberapa hal lebih beradab daripada mereka. Namun, ternyata orang-orang yang mereka sebut biadab itu penuh dengan rasa kemanusiaan yang tinggi. Mereka sangat ramah terhadap kami. Jauh dari pikiran mereka untuk menjadikan orang-orang yang mengalami kecelakaan kapal ini sebagai mangsa, yang saya khawatirkan, biasa dilakukan banyak orang yang disebut Kristen. Mereka justru menjadikan kecelakaan ini sebagai peluang untuk menunjukkan belas kasihan. Orang Samaria itu telah menjadi sesama yang lebih baik bagi orang malang yang terluka itu dibandingkan dengan imam atau orang Lewi. Sesungguhnya kita tidak menemukan rasa kemanusiaan yang besar di antara orang-orang Yunani, Roma, atau orang Kristen, dibandingkan dengan apa yang ada di antara bangsa tak beradab ini. Hal ini dituliskan bagi kita untuk dijadikan teladan, supaya dengan kejadian ini kita dapat belajar berbelas kasihan kepada orang-orang yang tengah ditimpa kesukaran dan kesengsaraan, serta meringankan dan membantu sekuat tenaga kita, seperti mereka yang mengetahui bahwa kita sendiri juga masih hidup di dunia ini. Kita harus selalu siap menjamu orang-orang asing seperti yang dilakukan oleh Abraham ketika ia sedang duduk di pintu kemahnya dan mengundang mereka masuk (Ibr. 13:2), khususnya orang-orang asing yang sedang dalam kesukaran seperti orang-orang ini. Hormatilah semua orang. Jika Sang Pemelihara telah menetapkan batas-batas kediaman kita, sehingga kita memperoleh lebih banyak kesempatan menjadi berguna bagi orang-orang yang mengalami kesusahan, janganlah kita menganggap hal ini sebagai nasib yang tidak menyenangkan. Sebaliknya kita harus menganggapnya sebagai suatu keuntungan, karena lebih berbahagia memberi dari pada menerima. Siapa yang tahu bahwa orang-orang biadab yang ditakdirkan tinggal di pulau ini disiapkan untuk menghadapi saat-saat seperti ini!
- 2. Sebuah contoh khusus mengenai kebaikan hati mereka. Mereka menyalakan api yang besar, di dalam beberapa ruangan besar atau sejenis itu, dan mengajak kami semua ke situ. mereka menyediakan ruang bagi kami di sekeliling api itu dan menyambut kami semua tanpa menanyakan dari negeri mana kami berasal atau dari agama apa. Dalam berenang menuju pantai atau dengan mengapung menggunakan papan dan pecahan-pecahan kapal, dapat kita perkirakan bahwa mereka menjadi basah kuyup, sehingga tidak ada selembar benang pun yang kering melekat di atas tubuh mereka. Seolah-olah semua itu belum cukup, maka untuk melengkapi air bah itu, air dari langit pun turun dan bertemu dengan air yang sudah ada di bawah. Hujan turun begitu lebat sehingga membuat mereka kedinginan sampai di bawah kulit. Dikatakan bahwa telah mulai hujan dan hawanya dingin, sehingga mereka tidak mengingini apa-apa lagi selain kehangatan api (sebab sebelumnya mereka telah makan kenyang di atas kapal). Dan inilah yang sekarang diberikan oleh penduduk pulau itu, menghangatkan mereka dan mengeringkan pakaian mereka. Kadang-kadang kebaikan hati yang tepat untuk diberikan kepada keluarga-keluarga miskin adalah memberikan bahan bakar dan juga makanan atau pakaian kepada mereka. Kenakanlah kain panas, sama perlunya seperti, makanlah sampai kenyang. Ketika kita terlindung dari kedahsyatan musim dan cuaca yang sangat buruk, karena tinggal di dalam rumah serta memiliki tempat tidur, pakaian dan perapian yang hangat, patutlah kita berpikir betapa banyaknya orang-orang lain yang sedang terpapar oleh hujan yang sedang turun dan hawa yang dingin, dan mengasihani mereka serta berdoa untuk mereka, dan juga menolong mereka bila kita mampu.
- II. Bahaya berikutnya yang dihadapi Rasul Paulus dari seekor ular beludak yang menggigit dan melilit tangannya, serta pandangan yang salah mengenai kejadian itu dari orang-orang yang ada di sana. Rasul Paulus berada di antara orang-orang asing, dan ia tampak sebagai orang yang sangat buruk dan hina dari kumpulan itu. Karena itulah Allah membuatnya menjadi terkenal dan segera menjadi pusat perhatian.
- 1. Ketika api itu mulai dinyalakan dan dikobarkan supaya banyak orang dapat dihangatkan, Paulus turut sibuk bersama mereka mengumpulkan ranting-ranting kayu (ay. Kis 28:3). Walaupun ia bebas dari segalanya dan lebih terpandang dari semua orang dalam rombongan itu, namun ia menjadikan dirinya pelayan dari semuanya. Rasul Paulus adalah seorang yang giat dan rajin. Ia suka melakukan apa yang harus dilakukan dan tidak pernah berpikir untuk mencari senang sendiri. Rasul Paulus adalah seorang yang rendah hati serta sangat menyangkal diri, dan ia akan menundukkan diri kepada segala sesuatu yang memerlukan pelayanannya, sampai-sampai ia ikut mengumpulkan ranting-ranting kayu untuk menyalakan api. Kita harus menganggap tidak ada yang rendah bagi kita selain dosa, dan jika ada kesempatan, selalu siap sedia untuk merendahkan diri dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang paling hina demi kebaikan saudara-saudara kita. Penduduk pulau itu siap menolong mereka, namun Paulus, dalam keadaan basah dan kedinginan, tidak mau berpangku tangan dan membebankan semuanya ke atas mereka, tetapi ikut membantu sendiri. Orang-orang yang memperoleh manfaat dari kehangatan api itu harus membantu membawa bahan bakar ke sana.
- 2. Ranting-ranting kayu itu telah menjadi sampah kering, dan rupanya ada seekor ular beludak di dalamnya. Ular itu tetap diam seperti sudah mati sampai ia merasakan kehangatan api, dan menjadi terbangun. Atau, mungkin tinggal diam sampai merasakan jilatan api, dan merasa terganggu, dan langsung menyerang Paulus yang kemudian tanpa sadar mengibaskannya ke dalam api, dan terpaut pada tangannya (ay. Kis 28:3). Ular dan makhluk-makhluk berbisa seperti itu umumnya tinggal di antara ranting-ranting. Oleh karena itu kita membaca mengenai orang yang bertopang dengan tangannya ke dinding dan seekor ular memagut dia (Am. 5:19). Itulah sebabnya orang merasa takut untuk mendobrak tembok (Pkh. 10:8), barang siapa mendobrak tembok akan dipagut ular. Sebagaimana ular ada di bawah rerumputan hijau, sering juga ular tinggal di bawah dedaunan kering. Lihatlah betapa rentannya kehidupan manusia terhadap bahaya. Alangkah banyaknya bahaya yang harus kita hadapi dari makhluk-makhluk lain yang lebih rendah, yang banyak di antaranya menjadi musuh manusia sejak manusia memberontak terhadap Allah. Lihatlah juga betapa besarnya belas kasihan Allah sehingga kita terpelihara dari binatang-binatang itu. Sering kita berjumpa dengan binatang berbahaya yang kita sangka dapat mendatangkan manfaat. Begitu pula banyak orang yang disakiti walaupun mereka jujur bekerja dan sedang menjalankan tugas.
- 3. Orang-orang biadab itu berpikir bahwa karena Paulus itu seorang tahanan, pastilah ia seorang pembunuh. Juga bahwa ia naik banding menghadap pengadilan Kaisar di Roma karena mau melarikan diri dari pengadilan di negerinya sendiri. Dan sekarang ular beludak itu dikirim oleh keadilan ilahi untuk menuntut balas. Seandainya mereka tidak menyadari bahwa ia adalah seorang tahanan, mungkin mereka tetap mengira dia sedang melarikan diri. Dan ketika mereka melihat binatang berbisa ini terpaut pada tangannya, serta melihat Paulus tidak dapat atau tidak mau segera mengibaskannya, tetapi membiarkannya beberapa saat tetap tergantung di tangannya, mereka menyimpulkan, “Orang ini sudah pasti seorang pembunuh, yang telah menumpahkan darah orang yang tidak berdosa, dan karena itu, meskipun ia telah luput dari laut, namun pembalasan ilahi tetap mengejarnya, dan sekarang ular itu terpaut pada tangannya, ia tidak dibiarkan hidup.” Nah, kita dapat melihat di sini,
- (1) Beberapa pengungkapan dari terang alamiah. Mereka itu adalah orang-orang tidak beradab, mereka tidak memiliki buku dan juga pernah bersekolah, namun mereka mengetahui secara alamiah,
- [1] Bahwa ada Allah yang mengendalikan dunia ini dan ada suatu kuasa pemeliharaan yang mengatur semua yang terjadi. Bahwa tidak ada peristiwa yang terjadi secara kebetulan, termasuk kejadian sekarang ini, tetapi oleh pengaturan ilahi.
- [2] Bahwa kejahatan mengejar orang-orang berdosa. Bahwa Allah akan memberi upah atas perbuatan-perbuatan baik, dan perbuatan jahat akan dihukum. Ada suatu nemesis ilahi – pembalasan ilahi, yang cepat atau lambat akan diperhitungkan sebagai pembalasan atas kejahatan-kejahatan besar. Mereka tidak hanya percaya bahwa ada Allah, tetapi bahwa Allah ini telah berfirman, pembalasan itu adalah hakku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, bahkan sampai pada kematian.
- [3] Bahwa membunuh adalah tindakan kejahatan yang mengerikan, dan tidak akan dibiarkan lama tanpa dihukum. Bahwa siapa yang menumpahkan darah manusia, maka jika darahnya tidak ditumpahkan oleh manusia lain (oleh pemerintah, begitulah seharusnya), darahnya akan ditumpahkan oleh Hakim langit dan bumi yang adil, yaitu Dia yang adalah pembalas kejahatan. Orang-Orang yang mengira dapat hidup tanpa dihukum di jalan kejahatan mereka akan dihakimi oleh mulut orang-orang biadab ini. Walaupun tidak memiliki buku mereka akan berkata, Celakalah orang fasik! Malapetaka akan menimpanya, sebab mereka akan diperlakukan menurut perbuatannya sendiri. Orang-orang yang merasa aman karena berhasil melarikan diri dari berbagai penghakiman akan berkata, Kami akan selamat, walaupun kami berlaku degil, dan karena hati mereka penuh dengan niat untuk berbuat jahat karena hukuman terhadap perbuatan jahat tidak segera dilaksanakan, dapat belajar dari orang-orang yang tidak terpelajar ini bahwa meskipun penjahat itu luput dari pembalasan laut, namun tidak akan ia dibiarkan hidup oleh keadilan ilahi. Pada zaman Ayub kita dapat bertanya-tanya kepada orang-orang yang lewat di jalan, bertanya kepada orang berikutnya yang kita jumpai, dan mereka akan menjawab bahwa orang jahat terlindung sampai pada hari kebinasaan.
- (2) Beberapa kesalahan terang alamiah, yang perlu diralat oleh pewahyuan ilahi. Pengetahuan mereka cacat dalam dua hal:
- [1] Bahwa mereka mengira semua orang jahat akan dihukum di dalam kehidupan ini. Bahwa pembalasan ilahi tidak akan pernah membiarkan orang-orang berdosa yang telah melakukan dosa besar dan terkenal, seperti para pembunuh, untuk berumur panjang. Bahwa jika mereka naik dari pelubang akan tertangkap di dalam jerat (Yer. 48:43-44), jika seseorang yang lari terhadap singa, seekor beruang mendatangi dia (Am. 5:19). Jika mereka lepas dari bahaya tenggelam, seekor ular beludak akan memagutnya. Padahal tidak demikian adanya. Orang-orang jahat, bahkan para pembunuh, kadang-kadang tetap hidup, menjadi tua, bahkan menjadi bertambah kuat. Sebab pembalasan masih akan terjadi di kehidupan yang akan datang, pada hari kemurkaan. Meskipun beberapa di antaranya dijadikan contoh dalam dunia ini untuk membuktikan bahwa Allah itu ada dan ada pengaturan penyelenggaraan. Namun, banyak juga yang dibiarkan tanpa dihukum, untuk membuktikan bahwa ada penghakiman yang akan datang.
- [2] Bahwa semua orang yang menderita kemalangan luar biasa dalam kehidupan ini adalah orang-orang jahat. Bahwa jika tangan seseorang itu dililit dan dipagut seekor ular berbisa, maka dia langsung dihakimi sebagai seorang pembunuh. Sama seperti orang-orang yang mati ditimpa menara dekat Siloam disangka mempunyai dosa yang lebih besar daripada kesalahan semua orang yang diam di Yerusalem. Kesalahan seperti ini diperbuat oleh sahabat-sahabat Ayub ketika mereka menilai kesusahan yang menimpa Ayub. Namun, pewahyuan ilahi meralat kesalahan ini dalam terang yang sejati, yaitu bahwa segala sesuatu sama bagi sekalian, bahwa orang benar sering kali mengalami kemalangan dalam kehidupan ini, untuk melatih dan meningkatkan iman dan kesabaran mereka.
- 4. Ketika Rasul Paulus mengibaskan ular itu dari tangannya, orang-orang itu tetap menunggu-nunggu bahwa pembalasan ilahi akan membenarkan celaan mereka kepadanya. Mereka mengira bahwa tidak lama lagi tubuh Paulus akan bengkak dan pecah karena daya racun yang mematikan, atau bahwa ia akan mati rebah seketika itu juga. Lihatlah betapa mudahnya orang membuat penilaian. Begitu mereka mempunyai pendapat yang salah mengenai seseorang, walaupun penilaian mereka itu tidak adil, mereka tetap memegang pandangan itu dan mengira bahwa Allah perlu menegaskan dan membenarkan hukuman mereka yang cepat dan tidak berdasar itu. Untungnya mereka tidak lalu merobohkan dia ketika melihat ia tidak menjadi bengkak dan rebah, tetapi dengan bijaksana membiarkan Allah bekerja dan mengikuti tanda penyelenggaraan-Nya.
- III. Penyelamatan Paulus dari bahaya gigitan ular dan dari pikiran orang-orang yang tidak berdasar ini. Ular yang terpaut pada tangan Paulus merupakan ujian bagi imannya. Ujian itu menghasilkan pujian, kehormatan, dan kemuliaan, sebab,
- 1. Tampaknya kejadian itu sama sekali tidak membuat Paulus ketakutan atau kebingungan. Ia tidak menjerit atau terkejut, atau langsung mengebaskannya dengan rasa ngeri, seperti yang biasanya akan kita lakukan. Ia justru membiarkan ular itu tergantung cukup lama, sehingga orang-orang yang melihat mempunyai cukup waktu untuk memperhatikan hal itu dan mengatakan sesuatu. Betapa hebatnya keyakinan pikiran yang dimilikinya, betapa tenangnya ia, yang tidak dapat dimiliki oleh seseorang dalam keadaan yang mengejutkan seperti itu kalau bukan oleh suatu pertolongan kasih karunia ilahi yang khusus, dan oleh keyakinan dan perhatian penuh terhadap firman Kristus mengenai murid-murid-Nya (Mrk. 16:18), bahwa mereka akan memegang ular. Inilah yang dimaksud dengan hatinya tetap, penuh kepercayaan kepada Allah.
- 2. Dengan santai Paulus mengibaskan ular itu ke dalam api, tanpa kesulitan, tanpa meminta bantuan, atau cara-cara lain untuk melepaskannya dari belitan ular itu. Mungkin ular itu mati terpanggang di dalam api. Demikianlah, di dalam kekuatan kasih karunia Kristus, orang-orang percaya dapat mengibaskan godaan-godaan Iblis dengan sebuah tekad kudus, sambil berkata seperti Kristus, Enyahlah Iblis, kiranya Tuhan menghardik engkau! Dan dengan demikian mereka menjaga diri mereka sendiri, sehingga si jahat tidak dapat menjamah mereka (1Yoh. 5:18). Ketika dengan hati nurani yang murni kita merendahkan kecaman dan celaan orang lain dan memandangnya dengan rasa tidak suka yang kudus, maka saat itulah kita melakukan seperti yang dilakukan oleh Paulus di sini, mengibaskan ular itu ke dalam api. Hal itu tidak akan membahayakan kita, kecuali kita merasa jengkel dengan celaan mereka atau merasa terhalang dari pelayanan kita, atau terpancing untuk membalas caci maki dengan caci maki.
- 3. Rasul Paulus bukanlah seburuk yang disangka. Orang-orang yang menyangka bahwa hal itu akan mendatangkan kematiannya, lama menanti-nanti, tetapi mereka melihat bahwa tidak ada apa-apa yang terjadi padanya. Dengan ini Allah bermaksud menjadikannya luar biasa di antara orang-orang tidak beradab ini, dan dengan demikian membuka jalan untuk pemberitaan Injil di antara mereka. Dilaporkan bahwa sesudah kejadian ini tidak ada lagi makhluk berbisa yang hidup di pulau itu, tidak ada lagi, sama seperti keadaan di Irlandia. Namun saya tidak menemukan adanya penegasan mengenai kenyataan ini, walaupun para penulis dari kalangan gereja tertentu membicarakan hal itu dengan penuh keyakinan.
- 4. Kemudian para penduduk pulau itu meninggikan Paulus, seperti halnya mereka sangat menjelek-jelekkan dia sebelumnya. Sebaliknya mereka berpendapat bahwa ia adalah seorang dewa, dewa yang tidak bisa mati. Sebab mereka berpendapat mustahil seorang manusia yang dapat mati mampu membiarkan seekor ular beludak bergantung begitu lama di tangannya dan tidak ada apa-apa yang buruk terjadi pada dirinya. Lihatlah ketidakpastian pendapat orang banyak, bagaimana pendapat itu dapat berbalik bersama bertiupnya angin, dan betapa mudahnya mereka bergerak di antara dua hal yang bertolak belakang, dari mempersembahkan korban kepada Paulus dan Barnabas dan kemudian melempari mereka dengan batu, dan sekarang di sini dari menyatakan dia sebagai seorang pembunuh, dan kemudian menganggapnya sebagai dewa.
- IV. Penyembuhan secara mujizat seorang tua terhormat yang sakit demam, serta orang-orang lain yang sakit oleh Rasul Paulus. Dengan adanya peneguhan ini terhadap ajaran Kristus ini, maka tidak diragukan lagi pekabaran ajaran Kristus menjadi semakin bertambah. Amatilah,
- 1. Penerimaan yang ramah dari Publius, orang terkemuka di pulau itu terhadap orang-orang asing yang sedang mengalami kesukaran ini. Ia memiliki tanah yang sangat luas di pulau itu, dan sebagian orang menduga ia gubernur. Ia menyambut mereka dan menjamu mereka dengan ramahnya selama tiga hari. Sangat membahagiakan ketika Allah memberikan hati yang lapang kepada orang-orang yang Ia anugerahi dengan harta yang banyak. Sangat baik bila ia yang menjadi orang terkemuka di pulau itu adalah seorang yang paling ramah dan murah hati. Selain seorang yang paling kaya, ia juga kaya dalam perbuatan-perbuatan baik.
- 2. Penyakit ayah Publius. Ia terbaring karena sakit demam dan disentri, yang sering terjadi bersamaan. Umumnya penyakit ini sangat mematikan jika terjadi bersamaan seperti itu. Sang Pemelihara mengatur sedemikian rupa sehingga ia harus sakit pada saat ini, supaya penyembuhannya dapat menjadi semacam hadiah untuk membalas kebaikan Publius. Selain itu, penyembuhannya melalui mujizat juga menjadi suatu balasan atas kebaikannya kepada Paulus, yang telah ia sambut sebagai seorang nabi, sehingga ia menerima upah nabi.
- 3. Penyembuhannya. Paulus menaruh perhatian atas masalah ini, dan walaupun kita tidak menemukan bahwa ia dimintai tolong untuk menyembuhkan orang sakit itu, sebab mereka tidak mengira ia bisa, ia bersedia melakukannya. Bukan sebagai seorang dokter untuk menyembuhkan dengan obat-obatan, melainkan sebagai seorang rasul yang akan menyembuhkannya melalui mujizat. Paulus pun berdoa kepada Allah, di dalam nama Kristus, untuk kesembuhannya, lalu menumpangkan tangan ke atasnya, dan dengan segera ayah Publius menjadi sembuh dengan sempurna. Walaupun sebenarnya sudah cukup umurnya, namun kesehatannya dipulihkan. Perpanjangan umurnya merupakan belas kasihan baginya.
- 4. Penyembuhan banyak orang lain yang tertarik oleh penyembuhan yang dilakukan Paulus ini. Jika ia dapat menyembuhkan penyakit dengan begitu mudah, dengan begitu manjur, akan cukup banyak orang sakit yang datang kepadanya. Maka ia menyambut mereka semua dan menyuruh mereka pulang sesuai dengan tujuan mereka datang kepadanya. Ia tidak berdalih bahwa ia adalah seorang asing di situ, yang secara tidak sengaja terdampar di antara mereka, tidak memiliki kewajiban kepada mereka, serta hanya menunggu untuk pergi pada kesempatan pertama, sehingga cukup banyak alasan untuk menolak permintaan mereka. Tidak, sama sekali tidak, seorang yang baik akan selalu berusaha berbuat baik di mana pun pengaturan penyelenggaraan Allah membawa dia. Paulus menganggap dirinya sebagai orang yang berutang. Tidak saja kepada orang-orang Yunani, tetapi juga kepada orang-orang tidak beradab. Ia bersyukur kepada Allah atas kesempatan untuk berbuat baik bagi mereka. Bahkan, secara khusus ia berutang kepada penduduk Malta atas tempat berlindung yang layak dan perbekalan yang mereka berikan kepadanya. Dengan ini pula ia telah melunasi biaya untuk tempat tinggalnya di Malta itu. Hal ini harus dapat mendorong kita untuk memberi tumpangan kepada orang asing, sebab dengan berbuat demikian tanpa diketahui kita telah menjamu malaikat-malaikat. Allah tidak akan pernah terlambat untuk menunjukkan kebaikan kepada umat-Nya yang sedang dalam kesukaran. Kita memiliki cukup banyak alasan untuk percaya bahwa dengan semua penyembuhan ini, Paulus juga memberitakan Injil kepada mereka, dan Injil pun diterima oleh mereka dengan adanya peneguhan itu. Jika benar demikian, maka tidak ada orang yang begitu dibuat menjadi kaya oleh kecelakaan kapal yang terkandas di pantai seperti orang-orang Malta ini.
- V. Ungkapan terima kasih yang disampaikan bahkan oleh orang-orang biadab ini atas kebaikan Paulus kepada mereka dalam memberitakan Kristus kepada mereka. Mereka bersikap sopan kepadanya serta kepada pelayan-pelayan Tuhan lain yang menyertainya, yang mungkin turut membantu dia memberitakan firman di antara mereka (ay. Kis 28:10).
- 1. Mereka sangat menghormati kami. Mereka menunjukkan semua rasa hormat yang sebesar-besarnya kepada rombongan Paulus. Mereka telah melihat Allah meninggikan orang-orang itu, karena itu mereka menganggap pantas untuk menghormati orang-orang itu, dan menganggap tidak berlebihan untuk menunjukkan rasa hormat kepada mereka. Mungkin mereka membiarkan orang-orang itu bebas tinggal di pulau itu dengan menjadikan mereka warga pulau itu, dan mengakui mereka sebagai saudara mereka. Para pemberita Injil yang setia layak mendapat penghormatan dua kali ganda, khususnya ketika mereka berhasil dalam jerih payah pelayanan mereka.
- 2. Ketika kami bertolak, mereka menyediakan segala sesuatu yang kami perlukan. Atau dengan perkataan lain mereka memuat ke atas kapal segala sesuatu yang kami minta. Paulus tidak dapat bekerja dengan tangannya di sini, sebab tidak ada yang perlu dikerjakan. Itulah sebabnya ia menerima kebaikan dari orang-orang Malta yang baik hati ini, bukan sebagai upah atas kesembuhan yang ia lakukan (ia telah menerimanya dengan cuma-cuma, karena itu ia pun memberikannya dengan cuma-cuma), melainkan sebagai pertolongan atas kebutuhannya serta orang-orang yang bersamanya. Lagi pula, sesudah menuai hal-hal yang rohaniah, sangat adil jika mereka membalasnya (1Kor. 9:11).
SH: Kis 28:1-10 - Kepedulian Allah kepada kesehatan (Selasa, 22 Agustus 2000) Kepedulian Allah kepada kesehatan
Allah tidak hanya mampu menyembuhkan penyakit namun juga peduli
dan menjaga kesehatan manusia dengan cara-cara...
Kepedulian Allah kepada kesehatan
Allah tidak hanya mampu menyembuhkan penyakit namun juga peduli dan menjaga kesehatan manusia dengan cara-cara yang mungkin tidak kita sadari. Apa yang terjadi terhadap Paulus, teman seperjalanan, dan penduduk asli, merupakan bukti bahwa Allah memang peduli kepada kesehatan manusia.
Paulus dan teman-teman berhasil mencapai daratan pulau Malta yang kecil dan terpencil dengan selamat. Walau demikian, masih ada kemungkinan mereka akan menghadapi kematian atau perbudakan jika mereka bertemu dengan penduduk asli yang mungkin masih primitif dan menganut kepercayaan animisme (4-6), dan bahaya lainnya karena keganasan alam. Namun ternyata penduduk primitif itu sangat ramah terhadap mereka. Bahkan ketika hujan mulai turun dan hawa dingin mulai menyerang, mereka memanggil Paulus dan teman-teman untuk berteduh di dekat api yang besar yang sengaja mereka nyalakan untuk menghangatkan badan. Besar kemungkinan mereka juga menyediakan makanan dan minuman buat mereka. Inilah salah satu bukti kepedulian Allah akan keselamatan dan kesehatan mereka.
Kepeduliaan Allah terus berlanjut. Ketika Paulus digigit ular beludak, ia tidak menderita kesakitan sedikit pun seperti sangkaan penduduk setempat (4-6). Kepedulian Allah ini merupakan kesaksian yang berkuasa (4-6). Allah pun sangat peduli kepada kesehatan penduduk setempat yang belum mengenal Kristus. Ketika ayah Publius menderita demam dan disentri, melalui Paulus Allah menyembuhkannya. Bahkan akhirnya penduduk setempat juga merasakan kepedulian Allah melalui pelayanan Paulus. Pelayanan Allah melalui Paulus ini menghasilkan hubungan antar manusia yang saling menghormati, menghargai, dan membantu dengan sangat tulus walaupun mereka baru saling mengenal selama 3 hari (10). Hubungan yang demikian merupakan kesempatan yang indah untuk menaburkan benih Injil.
Renungkan: Kristen perlu mengevaluasi bagaimanakah selama ini pelayanan kesehatan kepada masyarakat dikerjakan: apakah sudah menyatakan Allah yang peduli kepada setiap manusia atau sebaliknya Allah hanya peduli jika sang pasien punya uang cukup? Salah satu ujiannya adalah apakah pelayanan kesehatan yang kita lakukan berbuahkan hubungan antar manusia yang harmonis?
SH: Kis 28:1-16 - Allah berkarya juga di Malta (Kamis, 20 September 2007) Allah berkarya juga di Malta
Allah kembali menyatakan campur tangan-Nya. Paulus yang terkena
gigitan ular beludak, ternyata tetap hidup dan seha...
Allah berkarya juga di Malta
Allah kembali menyatakan campur tangan-Nya. Paulus yang terkena gigitan ular beludak, ternyata tetap hidup dan sehat seperti sediakala (3-5). Mungkin bagi pengikut Kristus hal ini tidak mengherankan, karena Yesus pernah berjanji: "Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: ..., mereka akan memegang ular, dan sekali pun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka ..." (Mrk. 16:17-18). Di dalam Injil Lukas, Yesus berjanji: "... Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking ..." (Luk. 10:19). Namun lepasnya Paulus dari maut mengejutkan penduduk pulau Malta, hingga mereka menyimpulkan bahwa Paulus adalah dewa (5-6). Padahal sebelumnya mereka mengira Paulus adalah penjahat yang tidak akan lolos dari kejaran Dewi Keadilan (4).
Dengan kejadian itu, Tuhan membuka jalan bagi pekabaran Injil kepada orang-orang nonYahudi. Ini akan merupakan kesaksian bagi mereka yang melihat kuasa Allah yang bekerja di dalam diri Paulus. Terlebih setelah Tuhan menyatakan kuasa-Nya melalui Paulus dalam peristiwa penyembuhan ayah Publius, gubernur pulau Malta (8). Peristiwa ini kemudian berlanjut pada penyembuhan orang-orang sakit di pulau itu (9). Penduduk Malta tentu sangat bersukacita atas kehadiran Paulus (10). Mereka yang semula berdatangan ke pantai untuk menolong Paulus dan penumpang kapal lainnya, kemudian mendatangi Paulus karena ingin meminta pertolongannya.
Betapa ajaib karya Allah! Ia yang berdaulat berkarya juga di pulau Malta. Orang-orang sakit yang kemudian sembuh oleh mukjizat penyembuhan yang Allah lakukan melalui Paulus, adalah bukti nyata. Allah memang selalu berkarya bagi kebaikan manusia dan terlebih penting lagi bagi pengembangan Injil dan penggenapan maksud Allah. Kita yang percaya kepada Allah seharusnya terlibat dalam karya itu sehingga Injil dapat disebarluaskan dan maksud Allah dinyatakan.
SH: Kis 28:1-10 - Berkaryalah bagi Dia (Sabtu, 16 Agustus 2014) Berkaryalah bagi Dia
Yesus pernah berkata, "Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, m...
Berkaryalah bagi Dia
Yesus pernah berkata, "Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." (Mrk. 16:17-18). Perkataan Yesus ini tergenapi ketika Paulus berada di pulau Malta.
Insiden yang terjadi saat penumpang kapal berdiang di sekitar api ungun, di mana Paulus digigit ular beludak tetapi tidak mati (2-6), merupakan bukti bahwa Tuhan menyertai Paulus dengan kuasa mukjizat-Nya, dan sekaligus menjadi kesempatan Allah memakainya sebagai alat pemberitaan Injil keselamatan bagi penduduk Malta. Memang sesaat penduduk Malta menyanjung Paulus sebagai dewa karena ia tidak mati saat digigit ular beludak tersebut. Namun, ini merupakan kesempatan Paulus menjelaskan kuasa Kristus di balik kejadian ajaib tersebut.
Kesempatan kedua muncul ketika Paulus menyembuhkan ayah Publius, gubernur Malta, yang sakit demam dan disentri (8). Tentu saja berita itu dengan cepat menyebar ke seluruh pulau. Bila sebelumnya penduduk pulau Malta berlarian ke pantai untuk menolong para penumpang kapal yang kandas, saat itu mereka justru meminta agar orang-orang sakit di pulau itu disembuhkan (9).
Pelayanan Paulus kepada orang-orang Malta ternyata bermanfaat secara fisik juga, karena mereka menyampaikan rasa terima kasih mereka dengan menyediakan keperluan Paulus dan teman-temannya sekapal (10). Dalam hal ini kita melihat bahwa kehadiran Paulus menjadi berkat bagi teman-temannya sekapal, juga bagi penduduk pulau Malta. Kuasa Allah sungguh nyata bekerja di dalam dan melalui Paulus.
Kuasa yang sama juga ada di dalam diri kita, orang-orang yang percaya kepada Kristus. Kita pun akan dipakai-Nya secara luar biasa untuk memashyurkan nama-Nya bila kita bersedia. Maka pekalah pada panggilan-Nya dan berkaryalah bagi Dia.
SH: Kis 28:1-10 - Mengenal Allah Secara Nyata (Rabu, 13 Maret 2019) Mengenal Allah Secara Nyata
Allah sungguh kreatif ketika memperkenalkan diri-Nya kepada manusia. Ia menggunakan mulai dari cara yang sederhana hingga...
Mengenal Allah Secara Nyata
Allah sungguh kreatif ketika memperkenalkan diri-Nya kepada manusia. Ia menggunakan mulai dari cara yang sederhana hingga cara bombastis. Pikiran-Nya tak terduga dan selalu mengejutkan. Dengan satu tujuan: manusia bisa mengenal-Nya.
Penduduk Pulau Malta sangat ramah (2). Tampaknya, kultur mereka masih kental dengan mitos para dewa (4-6). Allah membuka mata penduduk Malta dan memperlihatkan diri-Nya melalui pelayanan Paulus. Dampaknya, mereka akan melihat secara langsung penyataan kuasa Allah itu.
Pertama, Paulus terhindar dari bahaya pagutan ular beludak yang racunnya mematikan. Orang Malta terbelalak dan menantikan apa gerangan yang akan terjadi kepadanya. Namun, ia baik-baik saja (3-6). Kedua, ia berkesempatan untuk mendoakan ayah Publius, Sang Gubernur, yang demam dan disentri. Orang tua itu pun sembuh (7-8). Ketiga, sesudah peristiwa bombastis itu, orang-orang sakit lainnya datang kepadanya. Mereka juga mengalami kesembuhan (9).
Allah berkuasa melakukan berbagai cara untuk memperkenalkan diri-Nya kepada umat manusia. Masyarakat Malta melihat Allah lewat karya ajaib dengan perantaraan Paulus. Mereka merasakan Allah melepaskan beban penyakit dengan cara memberi kesembuhan. Mereka mengenal Allah lewat kebaikan yang dipertontonkan Paulus. Ia berhasil mengangkat kesusahan hidup yang selama ini menindih mereka. Allah menunjukkan wajah dengan menawarkan pembebasan dari belenggu apa pun. Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan (2Kor. 3:17).
Teladan Paulus ini adalah alarm pengingat bagi kita. Kerap kali, kita hanya memberitakan-Nya lewat perkataan belaka, tanpa aksi nyata. Sesungguhnya, cara demikian sedang mengerdilkan Tuhan menjadi sebatas konsep belaka. Akibatnya, Tuhan terlalu abstrak untuk dikenali secara konkret.
Kita bersyukur; Paulus menunjukkan bahwa Allah bisa dirasakan lewat kasih nyata.
Doa: Tuhan, ajarilah kami bahasa cinta-Mu. [MUL]
Utley -> Kis 28:1-6
Utley: Kis 28:1-6 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kis 28:1-61 Setelah kami tiba dengan selamat di pantai, barulah kami tahu, bahwa daratan itu adalah pulau Malta.2 Penduduk pula...
NASKAH NASB (UPDATED): Kis 28:1-6
1 Setelah kami tiba dengan selamat di pantai, barulah kami tahu, bahwa daratan itu adalah pulau Malta.2 Penduduk pulau itu sangat ramah terhadap kami. Mereka menyalakan api besar dan mengajak kami semua ke situ karena telah mulai hujan dan hawanya dingin.3 Ketika Paulus memungut seberkas ranting-ranting dan meletakkannya di atas api, keluarlah seekor ular beludak karena panasnya api itu, lalu menggigit tangannya.4 Ketika orang-orang itu melihat ular itu terpaut pada tangan Paulus, mereka berkata seorang kepada yang lain: "Orang ini sudah pasti seorang pembunuh, sebab, meskipun ia telah luput dari laut, ia tidak dibiarkan hidup oleh Dewi Keadilan."5 Tetapi Paulus mengibaskan ular itu ke dalam api, dan ia sama sekali tidak menderita sesuatu.6 Namun mereka menyangka, bahwa ia akan bengkak atau akan mati rebah seketika itu juga. Tetapi sesudah lama menanti-nanti, mereka melihat, bahwa tidak ada apa-apa yang terjadi padanya, maka sebaliknya mereka berpendapat, bahwa ia seorang dewa.
Kis 28:1 "kami tiba dengan selamat" Ini adalah istilah sōzō (lih. Kis 27:31) diawali dengan dia. Biasanya digunakan untuk seseorang yang selamat (lih. Kis 23:24; 27:44; 28:1,4). Lukas bahkan menggunakan untuk penyembuhan fisik di Luk 7:3.
AORIST PARTICIPLE PASIF menunjukkan bahwa Lukas menghubungkan keselamatan sebagai pemberian Allah (PASIF VOICE) sesuai dengan firman-Nya (lih. Kis 27:21-26).
□ "Malta" Para pelaut Fenisia juga menyebut pulau ini sebagai pulau Malta, yang merupakan istilah Kanaan yang berarti "perlindungan". Awalnya merupakan koloni Fenisia. Terletak antara Sisilia dan Afrika Utara. Panjang delapan belas mil dan lebar delapan mil, namun lokasinya memberikan nilai komersial maritim yang besar. Pulau ini memiliki beberapa pelabuhan yang baik.
Kis 28:2 "penduduk pulau" Secara harfiah adalah "orang barbar". Ini bukan sebutan untuk merendahkan, tapi hanya merujuk kepada siapa pun yang tidak berbicara bahasa Yunani atau Latin.
- NASB "Sangat ramah"
- NKJV, NRSV,NJB "Keramahan yang tidak biasanya"
- TEV "Sangat bersahabat"
Frase intensif ini pos, memiliki istilah philanthrōpos, yang secara harfiah artinya "kekasih laki-laki" seperti dalam Kis 27:3. Perhatian dan perlengkapan yang diberikan oleh penduduk pulau itu karena mereka melihat keajaiban yang terjadi antara Paulus dengan ular di pantai. Hal tersebut dan tindakan ajaib lainnya (lih. ay. Kis 28:7-10), membuka pintu bagi penginjilan! Paulus selalu punya pikiran ke arah pemberitaan Injil (lih. 1Kor 9:19-23).
Kis 28:3 "Paulus memungut seberkas ranting-ranting" Ini benar-benar menunjukkan kerendahan hati Paulus. Dia bekerja bersama dengan semua yang lain. Tidak ada lagi gaya hidup elit sejak peristiwa di jalan Damsyik!
□ "seekor ular beludak …. menggigit tangannya" Makna dasar dari istilah ini adalah "melekatkan". Ini bisa berarti "menggigit" atau "melingkar di sekitarnya".
Kis 28:4 "ular itu" Istilah "makhluk" kemudian menjadi istilah medis untuk ular berbisa (lih. Kis 10:12).
□ "ia tidak dibiarkan hidup oleh Dewi Keadilan" "Keadilan" atau "Takdir" adalah nama salah satu dewa mereka. Mereka menyatakan ironisnya situasi tersebut, mirip dengan Am 5:19. Ayat Kis 28:6 menunjukkan bahwa penduduk pulau tersebut menganut Politeisme yang percaya pada hal-hal gaib
Kis 28:6 Penduduk tersebut memiliki pengalaman pribadi dengan ular di pulau itu. Perubahan sikap radikal mereka mirip dengan para penyembah berhala berreaksi terhadap mujizat dalam Kis 14:11-13.
□ "bengkak" merupakan salah satu istilah medis yang digunakan oleh Lukas (lih. Ay. Kis 28:8). Hanya ditemukan di ayat ini di dalam PB.
TFTWMS: Kis 28:3 - Manfaatkan Sebaik-baiknya "MANFAATKAN SEBAIK-BAIKNYA" (Kis 28:3)
Selagi saya memikirkan nasihat Nenek Roper, saya memperhatikan bahwa orang-orang itu terus-terusan b...
"MANFAATKAN SEBAIK-BAIKNYA" (Kis 28:3)
Selagi saya memikirkan nasihat Nenek Roper, saya memperhatikan bahwa orang-orang itu terus-terusan bergegas masuk hutan untuk mengambil kayu, yang lalu mereka lemparkan ke dalam api itu. Kayu api dari luar itu harus terus-menerus dimasukkan, jika tidak nyala api itu akan segera padam. 16Nenek Roper menepuk pinggang saya (pinggang saya sudah mulai terasa sakit) dan menunjuk ke salah satu orang yang sedang mengumpulkan bahan bakar: rasul Paulus!
"Paulus memungut seberkas ranting-ranting dan meletakkannya di atas api" (ay. 3a). William Barclay berkata, "Paulus adalah jenis orang yang tidak bisa berpangku tangan; di situ ada nyala api yang harus dijaga tetap menyala dan Paulus mengumpulkan ranting-ranting untuk api itu." 17J.W. McGarvey mengamati, "Paulus bukanlah jenis penginjil seperti pendeta zaman kini, yang secara khusus tidak mau mengotori tangan mereka dengan pekerjaan kasar dan rendah, dan yang berharap setiap orang harus siap melayani dia, sementara ia sendiri menjaga martabatnya dan menonton."18Rasul itu sudah bekerja dengan tangannya sendiri seumur hidupnya (20:34); ia tidak merasa hina mengumpulkan kayu api. "Tidak ada tugas yang terlalu kecil bagi pelayan Allah yang memiliki 'pikiran Kristus' (Filipi 2:1-13)."19
Nenek berbisik di telinga saya, "Apa yang engkau pelajari dari kasus ini?" Saya berpikir sejenak dan kemudian menjawab, "Jangan 'merasa hina' dalam melakukan tugas-tugas kecil?" Nenek tersenyum. "Itu benar. Namun aku ingin engkau menerapkan pelajaran ini ke atas persoalan tentang tempat dimana engkau tidak ingin berada. Apakah Paulus duduk berpangku tangan saja sambil menunggu situasi membaik, atau apakah ia telah berbuat semampunya untuk memanfaatkan sebaik-baiknya keadaan itu?" Saya tidak perlu susah-susah menjawabnya, sebab jawabanya sudah jelas—sebagaimana teraplikasi ke atas hidup saya sendiri. Kadang kala saya hanya mengeluh tentang suatu keadaan ketimbang melakukan apa yang bisa saya lakukan untuk memanfaatkan keadaan itu. Namun begitu, Nenek ingin memastikan bahwa saya memahami hal itu sebab ia berbisik: "Seseorang berkata, 'lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuki kegelapan.'" Saya mengangguk.
TFTWMS: Kis 28:3-6 - Tetaplah Tenang20 "TETAPLAH TENANG"20(Kis 28:3-6)
Percakapan kami diganggu oleh kejadian menegangkan. Semua mata dengan ketakutan memandangi rasul itu. Seeko...
"TETAPLAH TENANG"20(Kis 28:3-6)
Percakapan kami diganggu oleh kejadian menegangkan. Semua mata dengan ketakutan memandangi rasul itu. Seekor ular beludak menggigit tangannya21(ay. 3).
Karena udara dingin, ular itu sudah lama tidur melingkar dalam tumpukan ranting yang Paulus ambil untuk dibakar.22Hawa panas api telah membangunkan ular beludak itu, dan ular itu menggigit Paulus. Kini ular itu menggelantung dengan anehnya di tangan Paulus, taringnya menancap ke dalam daging Paulus.23
Nenek berbisik di telinga saya: "Ketika engkau berada di tempat yang tak kaukehendaki, kadang-kadang segala sesuatu jadi semakin buruk sebelum segalanya bertambah baik." Aku sudah tahu maksud Nenek. Anda juga mungkin sudah tahu.
Kami melihat situasinya bertambah buruk bagi Paulus, ketika orang-orang di sekeliling api itu bergumam. Orang-orang pribumi itu memang sudah berbudaya, namun mereka tetap memiliki pikiran penyembah berhala yang percaya takhyul. Ketika penduduk itu melihat mahluk itu menggelantung di tangan Paulus, mereka mulai saling berkata-kata, "Orang ini sudah pasti seorang pembunuh, sebab, meskipun ia telah luput dari laut, ia tidak dibiarkan hidup oleh Dewi Keadilan"24(ay. 4).
Entah bagaimana mereka tahu bahwa Paulus adalah seorang tawanan. 25Ketika mereka melihat Paulus dipagut, mereka menyimpulkan bahwa ia pasti telah bersalah melakukan tindak kejahatan yang keji dan ular mematikan itu merupakan alat para dewa untuk memastikan ia tidak bisa melarikan diri dengan selamat.26
Saya menatap Paulus dengan perasaan ngeri. Saya tidak suka ular, baik yang berbisa maupun yang tidak. Jika seekor ular memagut saya, saya mungkin akan mengamuk selagi adrenalin terpompa ke seluruh urat darah saya, dengan menyebar-paksa racun itu ke seluruh tubuh saya. Hebatnya, Paulus dengan tenangnya mengibaskan ular itu ke dalam api (ay. 5a).
Ketika Yesus mengutus 70 orang murid-Nya, Ia memberitahu mereka, "Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking, ... sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu" (Lukas 10:19). Ketika Ia memberi Amanat Agung, Ia menjanjikan para rasul: "Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, ... mereka akan memegang ular" (Markus 16:17, 18a). 27Paulus hanya sekedar sedang melakukan salah satu "tanda-tanda seorang rasul" (2Korintus 12:12a).
Demikianlah sejauh ini Paulus "tidak menderita sesuatu" (ay. 5b), namun para pribumi itu masih yakin bahwa sebentar lagi ia akan "bengkak28atau akan mati rebah seketika itu juga" (ay. 6a).29Sesudah lama menanti-nanti dan mereka melihat tidak ada yang luar biasa terjadi padanya, mereka mulai berubah pikiran dan mulai "berpendapat, bahwa ia seorang dewa" (ay. 6b).
Orang cenderung untuk berayun dari ekstrim yang satu ke ekstrim yang lainnya lagi! McGarvey menyebutnya "pembalikan Listra."30Namun begitu, dalam kesempatan itu Paulus tidak berseru, "Aku ini adalah manusia biasa sama seperti kamu!" (lihat 14:15)—mungkin karena di situ tidak ada upaya untuk menyembah dia, sebagaimana yang pernah terjadi di Listra. Paulus tetap tenang apakah orang-orang itu menyebut dia sebagai dewa atau pembunuh.
Ular beludak yang mematikan itu mungkin salah satu usaha terakhir Iblis untuk mencegah Paulus tiba di Roma; "ular tua" (Wahyu 12:9) sebelumnya pernah memakai seekor ular untuk mencapai tujuannya (Kejadian 3). Namun begitu, Allah memakai insiden itu untuk pelbagai tujuan-Nya sendiri. Allah menunjukkan kepada semua orang yang berasal dari kapal itu bahwa "Paulus bukan hanya orang yang diarahkan dari sorga dengan berita dari Allah, tetapi juga orang yang dilindungi oleh sorga."31
Saya sudah siap sebelum Nenek bicara: "Ini menunjukkan Allah akan melindungi kita." Ia tersenyum. "Benar—meskipun tidak harus selalu dengan cara yang sama seperti Ia melindungi Paulus—namun saya ingin Anda melihat bagaimana Paulus menangani situasi itu. Apakah itu berupa pagutan ular, kata-kata tak senonoh, atau tuduhan yang keliru, ia tetap tenang. Sikap itu merupakan harta yang berharga bila Anda berada di tempat yang tidak Anda inginkan." Saya menatap Nenek sekilas. Sudahkah ia melihat saya agak terlalu tegang kemarin saat segalanya tidak berjalan seperti yang saya inginkan? Saya masih harus belajar banyak dalam menangani pelbagai situasi yang tak diinginkan!
TFTWMS: Kis 28:1-31 - Bersambung 2 "BERSAMBUNG"
Seorang teman saya yang tersayang, Helen Bauer, sedang menulis sejarah jemaat Judsonia, Arkansas, dalam buletin gereja lokal...
2 "BERSAMBUNG"
Seorang teman saya yang tersayang, Helen Bauer, sedang menulis sejarah jemaat Judsonia, Arkansas, dalam buletin gereja lokal kami. Setiap minggu ia menyimpulkan tulisannya itu dengan kata "Bersambung." Ketika kami membaca kata itu, kami tahu ia belum selesai dengan serial tulisannya; masih banyak lagi yang akan datang.
Jika istilah tulisan itu ("Bersambung") sudah dikenal pada era Lukas, tentunya ia bisa menempatkannya setelah kata-kata di Kisah 28:31, sebab (sebagaimana ditekankan dalam pelajaran kita sebelumnya) Kitab Kisah hanya mencatat awal pekerjaan penyebaran injil. Di masa itu (dan masa kini) tugas tersebut "dilanjutkan" oleh setiap generasi penerus umat Allah.
Saya menyebut serial ini "Agama Kristen Yang Bergairah: Pelbagai Kajian dalam Kitab Kisah," namun kita harus tidak beranggapan bahwa kegairahan itu sudah berakhir semata-mata karena Lukas telah selesai menulis. Kegairahan itu terus berlanjut pada hari-hari selanjutnya; kegairahan itu harus dilanjutkan di masa kini.
Sebagian dari kita yang mengajar Kitab Kisah punya kepedulian utama: Kita takut kajian atas Kitab Kisah semata-mata akan dipandang sebagai sejarah abad pertama ketimbang mandat abad kedua puluh satu untuk "pergi dan melakukan hal serupa." Pernah disarankan bahwa kita harus mempelajari "pelajaran Queen Mary": Queen Mary adalah salah satu kapal laut terbesar di sepanjang masa. Awalnya, kapal itu adalah kapal penumpang yang sangat besar. Selama Perang Dunia II, kapal itu dipakai untuk mengangkut tentara; dengan begitu kapal itu terus-menerus berada di bawah ancaman kapal-kapal selam Nazi. Sekarang, kapal itu ditambatkan di pelabuhan Long Beach, California. Mesinnya yang besar bersama dengan pelbagai peralatan pelayaran lainnya telah dicopot. Toko-toko cinderamata berderet di geladaknya. Beberapa ruangannya yang luas dipakai untuk ruang rapat; beberapa kabinnya disewakan sebagai kamar hotel. Beberapa aktor pernah berperan sebagai awak kapal itu. Kapal layar yang besar itu sudah menjadi sepotong musium.
Dalam kajian kita tentang Kitab Kisah, kita sudah melihat gereja Tuhan dimulai. Betapa hebatnya permulaan itu, ketika umat Allah membawa injil ke segala pelosok dunia yang dihuni manusia! Jika kita tidak hati-hati, gereja bisa menjadi potongan musium— monumen masa lalu— ketimbang kekuatan Allah yang berkelanjutan bagi kebaikan dunia!
Pada pelajaran terakhir dalam serial kita ini, saya ingin melanjutkan apa yang Lukas akhiri. Sebagian (marilah kita jujur saja akan hal itu), saya melakukan hal ini untuk memuaskan keingintahuan kita terhadap apa yang terjadi ke atas Paulus. Namun begitu, Lukas tidak menganggap pemuasan terhadap keingintahuan kita sebagai perhatian utamanya, dan itu juga bukan tujuan utama saya. Selain itu, saya ingin setiap anggota gereja digugah untuk secara pribadi melanjutkan tugas agung yang dimulai oleh Paulus dan umat Kristen lainnya yang setia beberapa abad yang lalu!
KELANJUTAN KISAH PAULUS
Apakah yang telah menimpa Paulus setelah Kisah 28:31? Eusebius, "bapak sejarah gereja," menulis, "Setelah berhasil membela dirinya, baru-baru ini dilaporkan bahwa rasul itu berkelana lagi untuk menyiarkan Injil, dan setelah itu untuk yang kedua kalinya datang lagi ke Roma, dan mati martir di bawah Nero."1Fakta-fakta itu, seperti yang kita ketahui, sejalan dengan gagasan bahwa Paulus dipenjarakan dua kali di Roma, dan di antara masa dua kali pemenjaraan itu ia melakukan perjalanan yang lain:
Pertama, kita bisa melihat banyak perbedaan antara "Surat-Surat Penjara"2dan 2Timotius. Sewaktu Paulus menulis 2Timotius, ia juga sedang dipenjara (2Timotius 1:8; 2:9), namun marilah kita bahas pelbagai perbedaan antara kitab itu dan Surat-Surat Penjara: Nada Surat-Surat Penjara pada dasarnya bersifat riang, namun nada 2Timotius pada dasarnya bersifat suram. Sewaktu Paulus menulis Surat-Surat Penjara, ia dikelilingi oleh banyak teman; namun sewaktu ia menulis 2Timotius, ia ditinggalkan oleh semua temannya kecuali Lukas (2Timotius 4:11). Sewaktu Paulus menulis Surat-Surat Penjara, ia berharap untuk dibebaskan (Filipi 1:25, 26; 2:24; Filemon 22);3namun ketika ia menulis 2Timotius, ia berharap untuk mati (2Timotius 4:6, 7). Perbedaan ini dan yang lainnya mengarahkan kita untuk percaya bahwa pemenjaraan Paulus di Roma tidak hanya satu kali melainkan dua kali.
Kedua, pelbagai peristiwa dan perjalanan tertentu yang diceritakan dalam surat Timotius dan Titus tidak dimuat dalam kronologi Kitab Kisah. J.W. McGarvey mencantumkan beberapa contoh:
Di antaranya adalah ia meninggalkan Timotius di Efesus untuk melenyapkan pengaruh beberapa guru tertentu, sementara ia sendiri pergi ke Makedonia (1Tim. 1:3); ia meninggalkan Titus di Kreta untuk mengatur apa yang masih perlu diatur di situ (Tit. 1:5); kunjungannya ke Miletus ketika ia meninggalkan Trofimus dalam keadaan sakit di situ (2Tim. 4:20); dan perjalanannya menuju Nikopolis untuk meluangkan waktu musim dingin di situ (Tit. 3:12).4
Akhirnya, beberapa penulis tak terilham mula-mula membuat beberapa acuan kepada pembebasan Paulus dari pemenjaraannya yang pertama dan beberapa perjalanannya selanjutnya. Sebagai contoh, Clement dari Roma (sekitar 96 M.) berkata bahwa Paulus "mengajarkan kebenaran ke seluruh dunia" dan mencapai "batas terjauh dunia barat." 5Kanon Muratorian (sekitar 170-190 M.) bicara tentang perjalanan Paulus sewaktu ia "pergi dari kota [Roma] ke Sepanyol."6Pelbagai acuan itu memang tidak terilham; namun ketika dilihat dalam terang bukti kitab suci, pelbagai acuan itu memiliki arti.
Dari informasi yang tersedia, kita bisa rangkai bersama urut-ututan kejadian yang paling memungkinkan setelah Kisah 28:31. Pada suatu saat (mungkin tak lama setelah penutupan Kitab Kisah), Paulus akhirnya berdiri di hadapan Nero dan melakukan pembelaannya (Kisah 27:24). 7Pidato luar biasa rasul itu di hadapan Feliks, Festus, dan Agripa kemungkinan dijadikan garis besar inti pembelaannya. Kita tidak mengetahui reaksi Nero, namun satu hal adalah pasti: Ia [Nero] punya banyak kesempatan untuk meninggalkan gaya hidupnya yang penuh dosa dan menjadi orang Kristen!
Selama pengadilan itu, pelbagai laporan tambahan dari Gubernur Festus dan kepala pasukan Yulius tentunya akan sudah punya bobot yang besar untuk mendukung posisi Paulus. Akhirnya, ia dinyatakan tidak bersalah dan dibebaskan sekitar 62 M.
Karena Paulus sudah lama ingin sekali menginjil di Spanyol (Roma 15:24, 28), tempat ini mungkin salah satu tujuan pertamanya. 8Ia akhirnya mengunjungi Kreta (Titus 1:5), dimana ia meninggalkan Titus; dan Miletus (2Timotius 4:20), dimana ia harus meninggalkan Trofimus yang sedang sakit. Dari Miletus ia bisa pergi ke pedalaman Kolose untuk mengunjungi Filemon, temannya (Filemon 22). Ia pernah mengira bahwa ia tidak akan pernah bisa bertemu lagi dengan para penatua Efesus (Kisah 20:25). Betapa senang ia tentunya ketika Allah memberi dia kesempatan lagi untuk mengunjungi mereka! (Lihat 1Timotius 1:3.) Paulus meninggalkan Timotius di Efesus untuk menolong gereja di situ, sementara ia meneruskan perjalanan ke Makedonia (1Timotius 1:3).
Dalam perjalanannya ke Makedonia, Paulus mampir di Troas. Di situ ia meninggalkan jubah dan juga kitab-kitabnya di rumah seorang teman (2Timotius 4:13), ia mungkin berniat untuk kembali lagi nanti untuk mengambil barang-barang itu. Ketika rasul itu tiba di Makedonia, ia tentunya meluangkan waktunya sebanyak mungkin dengan orang-orang yang ia kasihi di Filipi (Filipi 2:23, 24). Selagi ia menyusuri Makedonia, ia mungkin menulis surat pertamanya untuk Timotius dan suratnya untuk Titus.9Saat itu usia Paulus hampir 70 tahun, ia sedang mempersiapkan orang-orang yang lebih muda untuk meneruskan tugasnya bila ia nanti telah tiada. 10Paulus mungkin juga berkunjung ke Korintus (2Timotius 4:20), namun tujuan akhirnya adalah Nikopolis, sebuah koloni Romawi di Yunani barat, dimana ia berencana meluangkan musim dingin di situ (Titus 3:12).
Selagi Paulus berkelana dan menginjil, pelbagai peristiwa yang menentukan terjadi di Roma—pelbagai kejadian yang akhirnya menimbulkan penahanannya kembali dan kematiannya. Pada 18 Juli 64 M., api membakar ibu kota itu.
Berawal dari bagian yang agak kumuh di kota itu, api itu berkobar, menjilat, dan mendesis selama sembilan hari. Dari empat belas bagian yang membelah kota itu, sepuluh bagian terpanggang api dan nyaris hancur. Dimana-mana istana, kuil, dan altar jadi debu. Bahkan Circus Maximus, tempat yang cukup untuk menampung 200 ribu orang ikut hancur.11
Kebanyakan sejarawan zaman kini tidak menyalahkan Nero atas pembakaran kota itu; api itu mungkin tersulut dengan tidak sengaja. Namun begitu, penduduk Roma yang marah, karena mengetahui rencana ambisius Nero untuk membangun kembali ibu kota itu dan pelbagai perbuatan dia yang gila-gilaan, mulai menuduh kaisar itu. Untuk mengalihkan perhatian orang dari dirinya, Nero menjadikan gereja sebagai kambing hitam. Tacitus, seorang sejarawan Romawi (55 M.—120 M.), menulis tentang pelbagai perbuatan Nero:
Untuk melenyapkan desas-desus itu, Nero menempatkan ... orang-orang yang dibenci oleh umum ... dan disebut orang-orang Kristen ... sebagai pembuat kejahatan pengganti dirinya ... [M]ereka dibungkus dengan kulit binatang buas untuk dibinasakan baik oleh anjing-anjing yang menyiksa, atau di kayu-kayu salib, atau oleh api ... [K]etika hari berganti malam, tubuh mereka dibakar untuk dipakai sebagai penerangan malam hari. Untuk tontonan itu Nero membuka tamannya dan menyuguhkan pertunjukan sirkus....12 Tacitus juga melaporkan bahwa Nero memerintahkan umat Kristen dipenggal kepalanya, dicampakkan ke kandang singa, dan dijatuhkan dari pilar batu yang tinggi.
Demikianlah, penganiayan yang amat keji atas orang percaya dimulai. Sebagai salah satu pemberita iman yang terkemuka, Paulus tentunya sudah dijadikan target utama penganiayaan itu. Ia mungkin ditangkap sekitar 67 M., mungkin di Nikopolis (Titus 3:12), dan diseret ke Roma. Selama pemenjaraan di Roma ini Paulus tidak tinggal "di rumah yang disewanya sendiri" seperti sebelumnya (Kisah 28:30). Sebaliknya, para penulis mula-mula memberitahu kita bahwa ia dikurung di Penjara Mamertine—sebuah lubang batu yang kotor dengan celah lubang batu di langit-langit yang tinggi sebagai ventilasi dan masuknya cahaya.
Dalam cahaya yang suram, dengan memakai pena dan perkamen yang dipasok oleh seorang dermawan yang tak dikenal, Paulus menuliskan kata-kata terakhirnya kepada Timotius yang ia kasihi. Sebagai warganegara Romawi, rasul itu diizinkan untuk diadili, namun karena ia telah ditinggalkan oleh para pendukungnya dan difitnah oleh para musuhnya, maka Paulus hanya punya sedikit harapan untuk dibebaskan kedua kalinya (2Timotius 4:16).13Karena percaya bahwa maut tidak bisa lagi dihindari (4:6-8), ia menghimbau penginjil muda:
Berusahalah supaya segera datang kepadaku, ... Jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari, karena pelayanannya penting bagiku.... Jika engkau ke mari bawa juga jubah yang kutinggalkan di Troas di rumah Karpus dan juga kitab-kitabku, terutama perkamen itu (2Timotius 4:9-13).
Berusahalah ke mari sebelum musim dingin (2Timotius 4:21a) Selama musim dingin, perjalanan akan mustahil bisa dilakukan, dan Paulus tidak berharap masih bisa hidup sampai musim semi berikutnya.
Menurut tradisi tak terilham, 14Paulus dipenggal kepalanya di Roma pada tahun 67/68 M. Sewaktu algojo itu menetak kepalanya dari tubuhnya, jiwa rasul yang sudah tua itu akhirnya bebas untuk pergi dan tinggal bersama Tuhannya (Filipi 1:23). Seraya kita mengucapkan selamat jalan,15kata-katanya ini tetap hidup dalam pikiran kita:
Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya (2 Timotius 4:6-8).
KELANJUTAN KISAH UMAT KRISTEN LAINNYA DI ABAD PERTAMA
Sepanjang separuh terakhir Kitab Kisah, Lukas mengutamakan mencatat pekerjaan Paulus. Ini tidak berarti orang Kristen di tempat lain tidak melakukan apa-apa. Petrus dan rasul-rasul lainnya tetap terus berkelana, memberitakan Yesus (Kisah 9:32). Menurut tradisi yang tak terilham, para rasul itu berkelana ke banyak tempat di dunia yang beradab dengan membawa injil. Ini sejalan dengan tugas mereka (Matius 28:18-20; Markus 16:15-16; Kisah 1:8) dan dengan pernyataan Paulus kepada jemaat Kolose bahwa "... Injil, ... sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia, ...." (Kolose 1:5, 6; huruf miring oleh saya). 16
Para penulis Kristen mula-mula mengatakan bahwa rasul Yohanes menghabiskan sebagian besar tahun-tahun terakhirnya di Efesus. Kita tahu dengan pasti bahwa Petrus berpergian sampai sejauh Antiokhia (Galatia 2:11) dan Babel (1Petrus 5:13). 17Yang lainnya, yang bukan para rasul, juga ikut menyebarkan berita baik itu (Kisah 11:19). Para penginjil seperti Apolos tetap aktif (1Korintus 16:12; Titus 3:13). Setidaknya dalam satu perjalanan, Petrus pernah ditemani oleh dua orang bekas teman seperjalanan Paulus, yaitu Silas dan Markus (1Petrus 5:12, 13).
Orang-orang yang dibimbing oleh Roh Kudus, seperti halnya Paulus, menuliskan perkataan mereka dengan maksud untuk membangun iman dan menguatkan umat Kristen. Lukas menulis Kitab Injil dan Kitab Kisah di awal tahun 60an. Hampir pada waktu yang sama, Matius dan Markus menulis kitab mereka tentang kehidupan Kristus. 18Para pemimpin gereja yang terilham menulis pelbagai surat untuk umat Kristen dan pelbagai jemaat seperti yang Paulus lakukan: Yakobus, saudara tiri Yesus, menulis sebuah kitab untuk umat Kristen Yahudi tentang praktik agama Kristen. Saudara tiri Yesus lainnya, yang bernama Yudas, menulis satu surat pendek untuk mendorong umat Kristen untuk "... mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus" (Yudas 3). Beberapa waktu sebelum kematiannya (2Petrus 1:13-15), Petrus menulis dua surat: yang pertama tentang menanggung derita aniaya secara bermartabat, dan yang kedua mengingatkan umat Kristen akan bahaya ajaran palsu.19Keempat surat itu—Yakobus, 1 dan 2Petrus, dan Yudas—mungkin ditulis dalam tahun 60an.20
Di penghujung abad pertama, rasul Yohanes menulis lima kitab yang membahas pelbagai persoalan khusus yang timbul. Kitab Injilnya menelanjangi ajaran palsu bahwa Kristus tidak datang "dalam daging" (Yohanes 1:1, 14; lihat 2Yohanes 7). Suratnya yang pertama untuk umat Kristen berisi pelbagai akibat praktis dari ajaran palsu itu (1Yohanes 1:1; 2:1). Suratnya yang kedua dan ketiga merupakan tulisan yang dikirim kepada beberapa individu; di antara beberapa keprihatinan lainnya, kedua surat itu mengingatkan agar tidak memberi hati kepada orang yang mengajarkan ajaran palsu (2Yohanes 7-11). Yohanes juga menulis kitab terakhir Perjanjian Baru, namun di sini ia berperan sebagai sekretaris Tuhan (Wahyu 1:1, 9-11). Kitab terakhir itu—Kitab Wahyu—adalah untuk menghibur umat Kristen yang sedang dianiaya (Wahyu 2:10).
Gereja sudah dianiaya sejak dari awal berdirinya. Selain Paulus, di abad pertama banyak orang Kristen yang mati karena iman mereka. Dalam dekade pertama keberadaannya, gereja lebih banyak dianiaya oleh orang-orang Yahudi. Dalam pelajaran kita, kita telah melihat Stefanus dirajam batu sampai mati oleh Mahkamah Yahudi; umat Kristen, baik pria dan wanita, dibunuh pada waktu Saulus menganiaya gereja; dan rasul Yakobus dipenggal oleh Raja Herodes (Kisah 7:58-60; 22:4; 26:10; 12:2). Menurut tradisi tak terilham, orang lain lagi yang mati di tangan orang-orang Yahudi adalah Yakobus, saudara tiri Yesus:
Pada akhirnya, ia [Yakobus] mendatangkan kemarahan orang kaya, para pemimpin Yahudi yang korup [di Yerusalem]. Dengan memakai alasan bahwa ia telah melanggar Taurat, mereka melemparkan dia [ke bawah] dari [atap] Bait Allah, merajam dia, dan mengakhiri hidupnya dengan satu pentungan. Dikatakan bahwa ia mati dengan doa di bibirnya untuk para pembunuhnya.21
Belakangan, dimulai dengan penganiayaan oleh Nero pada 64/65 M., pemerintah Romawi menjadi penganiaya utama gereja.22Surat-surat Petrus tentang penganiayaan boleh jadi ditulis pada masa penganiayaan oleh Nero. Menurut tradisi tak terilham, para rasul banyak yang mati pada masa periode kekerasan itu—ditambah yang lainnya yang kita ketahui dari pelajaran Kitab Kisah kita.
Tradisi yang terkenal adalah tentang kematian Petrus, yang disiksa dan dihukum mati dengan penyaliban. Menurut kisah itu, karena percaya bahwa ia tidak layak mati sebagaimana Tuhannya mati, Petrus lalu minta disalibkan dengan kepala di bawah.
Awalnya, umat Kristen tidak dihukum karena menjadi orang Kristen, melainkan karena pelbagai kejahatan khusus. Selain tuduhan mula-mula sebagai pembakar rumah dengan sengaja, mereka juga dituduh sebagai penghasut, penyihir, incest (hubungan seksual dengan anggota keluarga), bahkan pemakan daging manusia.23
Di tengah-tengah kebencian masyarakat kepada agama Kristen itulah terdapat ketidaktoleransian orang Kristen terhadap agama-agama lain dan dewa-dewa mereka. Para pengikut Yesus dicap "atheis" dan "pembenci umat manusia." Tidak lama kemudian umat Kristen disalahkan atas setiap bencana yang terjadi, baik bencana alam atau buatan manusia. Tidak diperlukan bukti bagi penghukuman mereka:
Pada awalnya [penganiayaan Nero], ada syarat pengadilan, namun tak lama kemudian sebagai akibat [banyaknya tuduhan yang diajukan] syarat pengadilan itu boleh tidak dilakukan, umat Kristen lalu "dikenal sebagai sekelompok manusia yang prinsip hidupnya bisa diringkas sebagai odium generis humani [membenci umat manusia]." Pengadilan tidak lagi suatu keharusan, agama itu sendiri terlibat banyak kejahatan....24
Penganiayaan umum kedua oleh pemerintah Roma terjadi di bawah kaisar Domitian:25
Domitian (sekitar 81-96 M.) adalah kaisar yang dikenang dalam sejarah sebagai kaisar yang membanjiri kekaisarannya dengan darah umat Kristen. Tujuan penganiayaannya adalah untuk memaksa [umat Kristen] menyembah kaisar....
[D]i bawah Domitian, agama Kristen harus memasuki tahap perjuangan hidup atau mati melawan kekuasaan kekaisaran ... Bentuk hukumannya beraneka ragam. Beberapa orang dibunuh, beberapa lagi dibuang, beberapa orang disiksa agar mau mengakui keilahian kaisar, beberapa lagi harta bendanya disita, beberapa lagi mengalami kombinasi dari pelbagai bentuk hukuman itu.26
Kitab Wahyu mungkin ditulis pada paruh terakhir pemerintahan Domitian (94-96 M.). Pasal 2 mendorong umat Kristen untuk "setia, sekalipun engkau harus mati" (ay. 10; New Century Version) dan bicara tentang "Antipas, saksi-Ku, [secara harfiah, martir]" yang dibunuh di Pergamum (ay. 13). Pasal 6 berkisah tentang orang lain "... yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki" (ay. 9). Pasal 17 menggambarkan seorang pelacur "Babel besar," yang "mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi [secara harfiah para martir] Yesus" (ay. 1-6). (Karena pelacur itu duduk di atas "tujuh gunung" [ay. 9], maka akan sulit untuk tidak mengenali dia sebagai kota Roma yang dibangun di atas tujuh bukit.) Menurut tradisi, salah seorang yang dibunuh di era penganiayaan oleh Domitian adalah Timotius,27teman dan rekan kerja Paulus. Pada waktu penganiayaan itu, Yohanes, satu-satunya rasul yang masih hidup, dibuang ke pulau kecil Patmos, dimana ia menerima "Wahyu Yesus Kristus" (Wahyu 1:1, 9).28
Apakah penganiayaan Roma yang bengis itu bisa menghancurkan semangat gereja? Apakah "pelbagai kisah perbuatan" umat Allah jadi terhenti? Tertullian, seorang penulis Kristen abad kedua, menggambarkan akibat penganiayaan oleh pemerintah Roma itu sebagai berikut:
Kami ini memang pendatang baru, namun begitu kami sudah memenuhi setiap tempat kepunyaanmu, kota-kota besar, pulau-pulau, puri-puri, kota-kota kecil, perkumpulan-perkumpulan, perkemahan engkau sendiri, suku-sukumu, istana, pasar ... dengan setiap bentuk kekejaman yang lebih mengerikan yang engkau ciptakan tidak ada apapun juga yang bisa engkau capai, sebaliknya penyiksaan itu memenangkan banyak orang untuk masuk ke dalam kelompok kami. Kami malah bertambah banyak ketika engkau bantai. Benihnya adalah darah umat Kristen [atau para martir] itu sendiri.29
KELANJUTAN KISAH UMAT KRISTEN DI SEPANJANG ZAMAN
Selama abad kedua dan ketiga, "benih" darah umat Kristen yang martir ditabur secara besar-besaran di seluruh Kekaisaran Romawi. John Foxe, dalam Foxe's Book of Martyrs yang terkenal itu, memuat sepuluh penganiayaan umum di bawah para kaisar Romawi.30
Pada waktu penganiayaan di bawah kaisar Trajan, seorang murid Yohanes, Ignatius,31dibawa ke Roma dan di situ, di dalam arena, ditelan oleh binatang buas. Pada waktu penganiayaan di bawah Marcus Aurelius, Polikarpus yang sudah tua,32yang juga murid Yohanes, di bawa ke Roma. Sebelum dijatuhi hukuman mati, ia diminta untuk mengutuki Kristus. Ia menjawab, "86 tahun aku sudah melayani Dia, dan Ia tidak pernah mencelakakanku: lalu bagaimana bisa aku menghujat Rajaku dan Juruselamatku?"33Kira-kira pada waktu yang sama, Justin Martyr34dibunuh karena imannya. Pada waktu penganiayaan di bawah Severus, seorang pemimpin terkenal lainnya, Irenaeus dari Lyon dipenggal kepalanya. Pelbagai penganiayaan lainnya yang ditulis oleh John Foxe terjadi pada waktu pemerintahan Maximus, Decius, Valerian, dan Maximian.
Jika bisa, saya ingin halaman ini mengizinkan saya menceritakan pelbagai kisah umat Kristen yang menderita selama abad-abad awal keberadaan gereja: kisah Perpetua yang mengoyak hati, seorang ibu muda di Afrika, yang mati di dalam arena; kisah Legiun Theban, yang terdiri dari 6.666 prajurit Kristen, yang dicincang oleh pedang prajurit lainnya sebab mereka menolak untuk membantu kaisar dalam melenyapkan agama Kristen di Gaul; kisah Alban, orang Inggris pertama yang jadi martir, yang dipenggal kepalanya di sisi algojonya yang pertama, yang berhasil dikristenkan ketika algojo itu melihat keberanian Alban—dan begitu juga dengan orang banyak lainnya.
Lagi, saya bertanya: Apakah perlakuan biadab seperti itu menghancurkan gereja? Apakah "pelbagai kisah perbuatan" umat Allah jadi terhenti? Seorang penulis membuat catatan ini:
Gereja dilahirkan di tengah-tengah penganiayaan dan selama tiga ratus tahun pertama tidak pernah lepas dari bayangan selubung peti matinya. Namun begitu, di atas semua itu, dan mungkin sering karena itu, penganiayaan atas gereja tetap bertumbuh. Api penganiayaan membersihkan gereja dari orang-orang yang komitmennya hanya suam-suam kuku, dengan demikian menjaga gereja untuk tidak mudah berkompromi dengan dunia tentang penganiayaan itu.35
Saksi yang sangat kuat atas sikap umat Kristen mula-mula bisa ditemukan di dalam banyak kuburan di Roma. Kuburan-kuburan itu berupa suatu jaringan terowongan dan kamar-kamar bawah tanah yang rumit yang membentang berkilo-kilometer di bawah kota Roma. Umat Kristen menguburkan orang-orangnya yang mati di situ, berkumpul di situ untuk beribadah, dan kadang-kadang mengungsi ke situ untuk keselamatan mereka. Sisi-sisi terowongan itu—tempat orang-orang mati dikuburkan— ditutupi dengan pelbagai gambar dan tulisan. Jika Anda bisa berjalan menyusuri terowongan-terowongan itu, Anda akan melihat gambar burung merpati, sauh, mahkota, dan simbol-simbol iman lainnya yang dilukis oleh umat Kristen mula-mula. Anda akan bisa melihat penggambaran Yesus sebagai Gembala yang Baik. Apa yang Anda tidak akan bisa lihat adalah gambar-gambar tentang penyiksaan atau pelbagai tulisan bernada marah terhadap para penganiaya mereka. "Tidak ada tanda ratapan, tak ada ungkapan dendam; semuanya menghembuskan kelemah-lembutan, kebajikan, dan kasih." 36
Penganiayaan terbesar terakhir oleh pemerintah Romawi atas umat Kristen adalah di bawah Diokletion. Pada 303 M., Diokletion dan rekannya, Galerius, mulai mengeluarkan beberapa dekrit untuk menghancurkan gedung-gedung gereja, memenjarakan para pemimpin gereja, memaksa semua orang Kristen untuk mengorbankan dan menyerahkan Kitab Suci agamanya. Timotius, seorang diaken muda, dan Maura, isterinya yang baru dinikahi tiga minggu, disalib berdampingan sebab mereka menolak menyerahkan salinan Alkitab untuk dibakar.
Diokletion dan Galerius sudah menunggu terlalu lama untuk melaksanakan prilaku mereka yang radikal, sebab pada masa itu gereja sudah bertumbuh cukup besar untuk tidak diakui keberadaannya. Dalam 311 M., Galerius mengakhiri penganiayaan itu. Dalam 313 M., "Dekrit Milan" oleh Constantine dan Licinius memberi status hukum penuh kepada agama Kristen. Dalam 323
M., ketika Constantine yang Agung menjadi penguasa tunggal, penganiayaan gereja oleh Kekaisaran Roma berakhir.37Seperti pernah dikatakan oleh seseorang, "Roma menghadapi agama Kristen dengan pedang, namun agama Kristen menghadapi Roma dengan kasih— dan kasih menang."
Perolehan pengakuan hukum itu berubah menjadi berkat yang campur aduk, sebab pengaruh Constantine malah mempercepat kemurtadan yang telah diramalkan oleh Yesus dan para penulis terilham.38Namun begitu, cakupan pelajaran ini bukanlah untuk menelusur ulang kemurtadan itu atau untuk membahas pelbagai doktrin salah yang muncul dalam konteks gereja. Sebaliknya, saya hanya sekedar menekankan (1) bahwa terlepas bagaimana bejatnya gereja itu, selalu masih ada "beberapa orang yang setia" dan (2) yang setia itu terus "berbuat sesuatu" bagi Allah. Seorang sejarawan membuat pengamatan ini:
Agama Kristen tersebar dalam bentuk infeksi yang suci. Jejaknya bisa ditelusuri di sepanjang jalan-jalan utama perdagangan . . . Sekali tertanam di sebuah kota, agama itu cenderung menyebar ke daerah yang berdekatan dan menancapkan akar-akar segarnya tanpa terasakan ... Pliny, saat bicara tentang daerah pesisir utara di propinsi Bitinia-Pontus, mengacukan "sejumlah besar" umat Kristen "yang terdiri dari beragam umur dan pangkat dan dari kedua jenis kelamin." "Sebab infeksi takhyul ini sudah merembes bukan hanya ke kota-kota, tetapi juga ke desa-desa dan negara," katanya; akibatnya kuil-kuil ditinggalkan, pelbagai ritual tidak dijalankan, korban-korban [binatang untuk korban] tidak dibeli....
Di Timur, Edessa, ibu kota kerajaan kecil yang berpenduduk orang Yunani di seberang Efrat, di Timur Laut Antiokhia, pada sekitar tahun 200 M., mempunyai seorang raja Kristen ... dari Aleksandria ... Injil menyebar baik melalui Mesir maupun terus ke barat ke Kirene. Di Barat sendiri, dua penambahan wilayah besar adalah Prokonsular Afrika dengan Kartago sebagai ibu kotanya, Gaul Selatan dengan Lyon sebagai pusatnya ... Dari umat Kristen Spanyol, yang pertama kali kita dengar adalah dari akhir abad [kedua], sementara untuk propinsi-propinsi yang terpencil seperti Inggris, ... kita mungkin bisa menyimpulkan ada beberapa orang Romawi ... Kristen [di situ].39
Beberapa nama misionari pada abad-abad selanjutnya tidak akan bisa dilupakan. Sudah tentu, ada banyak nama orang Kristen yang paling setia yang menyebarkan Firman selama bertahun-tahun—yang sering harus menderita karena kesetiaan mereka itu—tidak pernah dicatat dalam arsip manusia. Namun begitu, Allah tahu siapa mereka, dan Ia terus mencatat "pelbagai kisah perbuatan" umat-Nya.
KELANJUTAN KISAH UMAT ALLAH DI ZAMAN KINI
Jika tempat mengizinkan, saya bisa menulis tentang Reformasi Protestan dan Gerakan Pemulihan di banyak negara. Gereja sudah terus-menerus mengalami pergumulan untuk mempertahankan kemurniannya dan kesetiannya kepada Allah. Selain itu, saya bisa bercerita tentang orang-orang Kristen yang saleh dalam gereja yang saya kenal dalam usia saya yang setengah abad ini, kaum pria dan wanita di seluruh dunia yang mendedikasikan dirinya untuk Tuhan dan Firman-Nya.40Banyak nama dan wajah membanjiri pikiran saya bahkan ketika saya menuliskan kata-kata ini. Namun begitu, saya harus mencukupkan diri saya dengan penekanan ini bahwa Tuhan terus berjalan di antara gereja-gereja (Wahyu 1:13, 20; 2:1), bahwa Ia masih "mengetahui" anak-anak-Nya (Wahyu 2:2, 9, 13, 19; dll.), dan Ia masih mencatat "kisah perbuatan" mereka.
Sekarang ini sedang terjadi beberapa "kisah perbuatan" yang paling menggembirakan di sepanjang zaman, yaitu di pelbagai negara dimana Truth for Today masuk. Kami terus-menerus bersukacita atas penuaian banyak jiwa di Nigeria dan bangsa-bangsa Afrika lainnya, di India, dan di banyak negara lain.
Betapa bergairahnya kita membaca "pasal-pasal" ini saat kita nanti berkumpul di sekeliling takhta Allah! Saya berharap untuk membaca pasal perbuatan Anda di dalam catatan sorgawi!
Saya tetap takjub atas banyak pintu yang Allah sudah buka di Eropa Timur. Saya dan isteri saya baru saja kembali dari sebulan di Rumania, dimana anak perempuan kami, Cindy, dan keluarganya tinggal di situ. Saudara saya, Coy, kemarin berangkat ke Polandia untuk mengajar di situ selama sebulan. Beberapa teman baik saya, Keith dan Tammy Avery dan anak-anak mereka, baru-baru ini pergi ke Belarus. Eddie Cloer, Editor Truth for Today, bersama Susan isterinya, dan anak-anak mereka—plus ratusan orang Kristen lainnya—sudah membagi injil selama beberapa kali musim panas di Ukraina. Saya bahkan tidak bisa membayangkan berapa banyak halaman yang diperlukan hanya sekedar untuk mencatat "pelbagai kisah perbuatan" umat Kristen di abad kedua puluh satu ini!
Dengan mengacu kepada abad kedua puluh, seseorang pernah berkata bahwa "Allah sudah selesai dengan 'Kisah' jilid ke 20, dan sudah memulai jilid ke 21." Jika Tuhan belum kembali lagi setelah abad ke 21 dimulai, tantangan bagi abad itu akan sama dengan tantangan pada abad pertama: untuk "Pergi ... ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk," untuk pergi "sampai ke ujung bumi" (Markus 16:15; Matius 28:19; Kisah 1:8). Semoga Allah menolong kita memenuhi tantangan itu dalam abad ke 21 ini sebagaimana Paulus dan yang lainnya telah memenuhi tantangan itu di abad pertama! Marilah kita memberi Allah sesuatu yang menggairahkan untuk ditulis!41
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh Kudus
Tanggal Penulis...
Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh KudusTanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.
Latar Belakang
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).
Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --
- (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
- (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.
Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang diilhami.
Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-mula gereja.
Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:
- (1) keempat Injil dan
- (2) surat-surat Paulus.
Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis 16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.
Tujuan
Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.
- (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
- (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.
Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.
Survai
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya
- (1) "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60),
- (2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan
- (3) "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31).
Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai surat ini.
- (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
- (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
- (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab PB lainnya.
- (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
- (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
- (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
- (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
- (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejani.
- (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.
Prinsip Hermeneutis
Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"). [atau ref. Kis 7:44]
Full Life: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Kis 1:1-11)
I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41)
A. Persiapan untuk Perjanjian
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Kis 1:1-11) - I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41) - A. Persiapan untuk Perjanjian
(Kis 1:12-26) - B. Hari Pentakosta
(Kis 2:1-41) - II. Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem
(Kis 2:42-8:1a) - A. Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus
(Kis 2:42-47) - B. Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya
(Kis 3:1-4:31) - C. Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi
(Kis 4:32-5:11) - D. Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para Pemimpin Agama
(Kis 5:12-42) - E. Pemilihan Tujuh Diaken
(Kis 6:1-7) - F. Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama
(Kis 6:8-8:1) - III.Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan
(Kis 8:1-9:31) - A. Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria
(Kis 8:1-4) - B. Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil
(Kis 8:5-40) - C. Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya
(Kis 9:1-31) - IV. Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi
(Kis 9:32-12:25) - A. Pelayanan Petrus di Lida dan Yope
(Kis 9:32-43) - B. Pelayanan Petrus di Kaisarea
(Kis 10:1-48) - C. Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui
(Kis 11:1-18) - D. Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama
(Kis 11:19-30) - E. Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I
(Kis 12:1-23) - F. Ringkasan Perkembangan Gereja
(Kis 12:24-25) - V. Perjalanan Misi Pertama Paulus
(Kis 13:1-14:28) - A. Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia
(Kis 13:1-3) - B. Wilayah Tertentu Diinjili
(Kis 13:4-14:28) - VI. Sidang di Yerusalem
(Kis 15:1-35) - VII.Perjalanan Misi Kedua Paulus
(Kis 15:36-18:22) - A. Pertentangan Paulus dengan Barnabas
(Kis 15:36-40) - B. Wilayah Lama Dikunjungi Kembali
(Kis 15:41-16:5) - C. Penginjilan Wilayah Baru
(Kis 16:6-18:21) - D. Kembali ke Antiokhia di Siria
(Kis 18:22) - VIII.Perjalanan Misi Ketiga Paulus
(Kis 18:23-21:16) - A. Dalam Perjalanan ke Efesus
(Kis 18:23)
Sisipan: Pelayanan Apolos
(Kis 18:24-28) - B. Pelayanan yang Panjang di Efesus
(Kis 19:1-41) - C. Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia
(Kis 20:1-5) - D. Kembali ke Yerusalem
(Kis 20:6-21:16) - IX. Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara
(Kis 21:17-28:31) - A. Di Yerusalem
(Kis 21:17-23:35) - B. Di Kaisarea
(Kis 24:1-26:32) - C. Menuju ke Roma
(Kis 27:1-28:15) - D. Di Roma
(Kis 28:16-31)
Matthew Henry: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita ...
- Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita yang terberkati itu, yang adalah Sang Pendiri Agung dari agama kita itu. Sejarah itu disampaikan dan dicatat oleh empat penulis yang diilhami Roh Kudus, yang semuanya setuju dengan kebenaran yang suci ini dan bukti-buktinya yang tak terbantahkan, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang hidup. Di atas batu karang inilah jemaat Kristen dibangun. Bagaimana jemaat itu mulai dibangun di atas batu karang ini, itulah yang selanjutnya akan disampaikan dalam kitab ini, yang ada di hadapan kita sekarang. Dan mengenai hal ini kita hanya mempunyai kesaksian dari satu saksi. Sebab kejadian-kejadian nyata tentang Kristus jauh lebih penting untuk disampaikan dan dibuktikan secara penuh daripada kejadian-kejadian nyata tentang para rasul. Seandainya Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya baik, mungkin kita akan mempunyai Kitab Kisah Para Rasul dalam jumlah yang sama banyak dengan Kitab-kitab Injil yang kita miliki. Bahkan, mungkin kita akan mempunyai lebih banyak lagi kitab Injil. Akan tetapi, karena takut akan terlalu membebani dunia (Yoh. 21:25), maka apa yang ada pada kita sudah cukup untuk memenuhi tujuan, kalau kita mau memanfaatkannya. Sejarah kitab ini (yang selalu diterima sebagai bagian dari kanon suci) dapat dipandang,
- I. Sebagai tindakan menengok ke belakang pada kitab-kitab Injil sebelumnya, dengan menerangkannya, dan membantu meneguhkan iman kita padanya. Janji-janji yang ada di sana kita dapati di sini sedang ditepati, terutama janji-janji agung tentang turunnya Roh Kudus, dan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan, baik pada diri para rasul maupun dengan para rasul. Di sini dalam beberapa hari kita mendapati para rasul sudah menjadi orang-orang yang sangat berbeda dibandingkan ketika mereka terakhir kali diceritakan dalam Injil. Tidak lagi mereka lemah otak dan kecut hati, tetapi sanggup mengatakan apa yang sebelumnya tidak sanggup mereka tanggung (Yoh. 16:12). Mereka kini berani seperti singa dalam menghadapi kesusahan-kesusahan yang sebelumnya untuk membayangkannya saja mereka sudah gemetar seperti domba. Para rasul membuat firman sanggup meruntuhkan benteng-benteng Iblis, padahal sebelumnya firman itu seakan-akan diberitakan dengan sia-sia. Mandat yang di dalam Injil diberikan kepada para rasul, di sini kita dapati sedang dijalankan. Dan kuasa-kuasa yang di sana dikaruniakan kepada mereka, di sini kita dapati sedang dikerahkan dalam mujizat-mujizat yang diadakan pada tubuh orang. Ada mujizat belas kasihan, yang memulihkan tubuh orang sakit menjadi sehat, dan tubuh yang mati menjadi hidup. Ada mujizat penghakiman, yang membuat para pemberontak menjadi buta atau mati. Dan ada mujizat-mujizat jauh lebih besar yang dilakukan terhadap pikiran orang, dengan memberi mereka karunia-karunia rohani, baik untuk memahami maupun menyampaikan. Dan semua ini untuk memenuhi tujuan-tujuan Kristus, dan melaksanakan janji-janji-Nya, yang kita dapati di dalam Injil. Bukti-bukti kebangkitan Kristus yang ada pada bagian akhir kitab-kitab Injil, di sini diteguhkan dengan melimpah, bukan hanya melalui kesaksian yang tetap dan tak gentar dari orang-orang yang berjumpa dengan-Nya sesudah Ia bangkit, melainkan juga melalui pekerjaan Roh bersama kesaksian itu untuk mempertobatkan banyak orang supaya beriman kepada Kristus. Sebelumnya semua murid Kristus meninggalkan Dia, dan salah satunya mengkhianati Dia. Dan kalau bukan karena kebangkitan-Nya, mereka tidak akan berkumpul bersama-sama lagi, tetapi pasti akan terpencar untuk seterusnya. Namun oleh kebangkitan itu mereka dimampukan untuk mengakui Dia dengan ketetapan hati yang lebih lagi daripada sebelum-sebelumnya, dengan menantang belenggu dan maut. Dan pekerjaan Roh bersama kesaksian itu, yang mempertobatkan banyak orang, adalah sesuai dengan perkataan Kristus sendiri, bahwa kebangkitan-Nya, tanda Nabi Yunus itu, yang disimpan untuk saat terakhir, akan menjadi bukti yang paling meyakinkan bahwa tugas perutusan-Nya sungguh berasal dari Allah. Kristus sudah memberi tahu para murid-Nya bahwa mereka harus menjadi saksi-saksi-Nya, dan kitab ini menggambarkan mereka yang tengah bersaksi bagi-Nya, bahwa mereka harus menjadi penjala manusia, dan di sini kita mendapati mereka menjaring banyak orang dalam jala Injil. Juga bahwa mereka harus menjadi terang dunia, dan di sini kita mendapati dunia diterangi oleh mereka. Tetapi hari itu, kuasa dari tempat tinggi yang penampakan pertamanya kita ketahui dalam Injil, di sini kita dapati bersinar semakin terang. Biji gandum, yang di sana jatuh ke tanah, di sini tumbuh dan berbuah banyak. Biji sesawi di sana sudah menjadi pohon besar di sini. Dan Kerajaan Sorga, yang di sana sudah dekat, di sini didirikan. Nubuatan-nubuatan Kristus tentang penganiayaan besar-besaran yang akan menimpa para pemberita Injil (walaupun tidak dapat dibayangkan bahwa ajaran yang begitu patut diterima sepenuhnya justru menjumpai banyak perlawanan) kita dapati di sini digenapi secara melimpah. Juga bahwa kepastian-kepastian yang Dia berikan kepada mereka bahwa mereka akan mendapat dukungan dan penghiburan yang luar biasa dalam penderitaan mereka. Bagian akhir dari sejarah Perjanjian Lama meneguhkan janji-janji yang dibuat kepada para bapa leluhur di bagian awalnya (seperti yang tampak dari pengakuan Salomo yang terkenal dan khidmat itu, yang terdengar seperti tanda terima lunas, 1Raj. 8:56, dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi). Demikian pula halnya, bagian akhir dari sejarah Perjanjian Baru ini secara persis menggenapi perkataan Kristus di bagian awalnya. Dan dengan begitu, kedua perjanjian itu meneguhkan dan menggambarkan satu sama lain.
- II. Sejarah Kitab Para Rasul ini juga dapat dipandang sebagai tindakan menatap ke depan pada surat-surat kerasulan sesudahnya, yang merupakan penjelasan Injil, dan membukakan rahasia-rahasia kematian dan kebangkitan Kristus, yang sejarahnya kita dapati dalam kitab-kitab Injil. Kitab Kisah Para Rasul ini merupakan pengantar pada surat-surat kerasulan itu, dan merupakan kunci untuknya, seperti sejarah Daud merupakan kunci untuk mazmur-mazmurnya. Kita adalah anggota-anggota jemaat Kristen, kemah Allah yang ada di tengah-tengah manusia itu, dan merupakan kehormatan dan hak istimewa bagi kita bahwa kita termasuk anggota-anggotanya. Nah, kitab ini memberi kita penjelasan tentang dibangunnya dan berdirinya kemah itu. Keempat kitab Injil menunjukkan kepada kita bagaimana dasar dari rumah itu diletakkan, sementara kitab ini menunjukkan kepada kita bagaimana bangunan atasnya mulai didirikan,
- 1. Di antara orang-orang Yahudi dan Samaria, yang kisahnya kita dapati di bagian awal kitab ini.
- 2. Di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang kisahnya kita dapati di bagian akhir kitab ini. Dari situ, dan untuk seterusnya sampai ke zaman kita, kita mendapati jemaat Kristen hidup dalam pengakuan iman kepada Kristus sebagai Anak Allah dan Juruselamat dunia. Pengakuan itu dapat dilihat semua orang, dan dibuat oleh murid-murid-Nya yang sudah dibaptis. Mereka ini bergabung dalam persekutuan-persekutuan Kristen, mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah secara teratur, mendengarkan ajaran para rasul, dan berkumpul bersama-sama untuk berdoa dan memecahkan roti, di bawah bimbingan dan pimpinan orang-orang yang memberi diri untuk berdoa dan melayani firman. Dan mereka mengadakan persekutuan-persekutuan rohani dengan semua orang di segala tempat yang melakukan hal serupa. Dalam tubuh inilah kita sekarang berada di dunia ini, sebagai anggota-anggotanya. Dan, bagi kepuasan dan kehormatan kita yang besar, dalam kitab ini kita mendapati kemunculan dan asal-usul jemaat Kristen, yang sangat jauh berbeda dari jemaat Yahudi, dan didirikan di atas kehancurannya. Tetapi tak dapat disangkal bahwa jemaat itu berasal dari Allah, dan bukan dari manusia. Betapa dengan yakin dan terhibur kita bisa melanjutkan pengakuan iman Kristen kita, dan berpegang teguh padanya, sejauh kita mendapatinya sesuai dengan contoh di atas gunung ini, yang harus kita jadikan teladan dan batasan dalam hidup beriman!
- Ada dua hal lagi yang harus dicermati mengenai kitab ini:
- (1) Penulisnya. Kitab ini ditulis oleh Lukas, yang menulis kitab ketiga dari empat kitab Injil, yang disebut dengan namanya. Dan Lukas juga (seperti yang ditunjukkan oleh cendekiawan Dr. Whitby) besar kemungkinan merupakan salah satu dari tujuh puluh murid, yang diberi tugas (Luk. 10:1, dst.) yang sedikit lebih rendah daripada tugas kedua belas rasul. Lukas ini adalah kawan setia Rasul Paulus dalam segala pelayanan dan penderitaannya. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Kita bisa mengetahui hal ini berdasarkan gaya penulisannya di bagian akhir kitab ini ketika dia sedang bersama Paulus. Sebab di situ ia menulis, kami ber buat ini dan itu, seperti pada pasal Kisah 16:10 dan 20:6, dan seterusnya sampai akhir kitab. Ia ada bersama Rasul Paulus dalam perjalanannya yang berbahaya ke Roma, ketika Rasul Paulus dibawa ke sana sebagai tahanan. Ia ada bersama Rasul Paulus ketika dari penjaranya di sana Rasul Paulus menulis surat-suratnya kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon, yang dalam keduanya nama Timotius disebutkan. Dan tampak bahwa Lukas menulis sejarah ini ketika ia masih ada bersama Rasul Paulus di Roma, selama Rasul Paulus menjadi tahanan di sana, dan membantu dia. Sebab sejarah ini ditutup dengan Rasul Paulus yang memberitakan Injil di sana dalam rumah yang disewanya sendiri.
- (2) Judulnya: Kisah Para Rasul (KJV: Tindakan Para Rasul – pen.). Tindakan Para Rasul yang kudus, begitu judulnya dalam kitab-kitab berbahasa Yunani pada umumnya, dan itulah sebutan mereka, bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai rasul-rasul yang kudus (Why. 18:20, KJV). Ada satu naskah yang memberinya judul, Tindakan Para Rasul oleh Lukas Penulis Injil.
- [1] Kitab ini adalah sejarah para rasul. Tetapi di dalamnya ada juga sejarah Stefanus, Barnabas, dan beberapa orang lain yang bisa dipandang sebagai rasul, yang walaupun bukan termasuk salah satu dari kedua belas rasul, namun dikaruniai Roh yang sama, dan mengerjakan pekerjaan yang sama. Dan, dari antara mereka yang merupakan para rasul, hanya sejarah Petrus dan Paulus yang dicatat di sini (dan Paulus sekarang termasuk dua belas rasul). Petrus adalah rasul untuk orang-orang bersunat, dan Paulus rasul untuk bangsa-bangsa bukan-Yahudi (Gal. 2:7). Tetapi ini sudah cukup untuk menjadi contoh dari apa yang dilakukan mereka yang lain di tempat-tempat lain, dalam menjalankan mandat mereka, sebab tak seorang pun dari mereka hanya berpangku tangan. Dan seperti halnya kita harus memandang apa yang disampaikan dalam kitab-kitab Injil mengenai Kristus itu sudah cukup, karena Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya demikian, begitu pula halnya di sini mengenai apa yang disampaikan tentang para rasul dan pekerjaan mereka. Sebab hal-hal lain yang dikatakan kepada kita dari tradisi tentang berbagai pekerjaan dan penderitaan para rasul, dan jemaat-jemaat yang mereka tanam, secara keseluruhan masih meragukan dan tidak pasti, dan menurut saya sama sekali tidak bisa kita jadikan dasar yang memuaskan untuk membangun apa pun. Yang berasal dari Kitab Suci dasarnya adalah emas, perak, dan batu permata, sedangkan yang berasal dari tradisi dasarnya adalah kayu, rumput kering, jerami.
- [2] Kitab ini disebut tindakan atau perbuatan para rasul. Gesta apostolorum, hal-hal yang dilakukan para rasul, begitu menurut sebagian orang. Praxeis – penerapan mereka terhadap pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan kepada mereka oleh Guru mereka. Para rasul adalah orang-orang yang giat. Dan walaupun mujizat-mujizat yang mereka adakan dilakukan dengan kata-kata, namun itu pantas disebut sebagai tindakan mereka. Mereka berkata-kata, atau lebih tepatnya Roh berfirman melalui mereka, maka semuanya jadi. Sejarah ini dipenuhi dengan berbagai khotbah dan penderitaan mereka. Tetapi begitu kerasnya mereka bekerja memberitakan firman, dan betapa dengan rela mereka membuka diri pada penderitaan, dan begitu besar apa yang mereka capai melalui khotbah dan penderitaan itu, sehingga semuanya itu dengan baik dapat disebut sebagai tindakan-tindakan mereka.
Jerusalem: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "...
KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "Sejarah awal mula agama Kristen". Sekitar th. 150 Mas. umat kristen menghendaki keempat injil dikumpulkan menjadi satu buah Kitab. Maka karya asli satu itu dibagikan dan dipisahkan menjadi dua. Boleh jadi judul "Kisah Para Rasul" atau "Kisah Beberapa Rasul" ditambahkan, sesuai dengan kelaziman dalam kesusasteraan Ke-Yunanian di zaman itu. Terkenallah di masa itu "Kisah (Yunaninya: perbuatan-perbuatan) Hanibal" atau "Kisah (perbuatan-perbuatan) Aleksander" dsb. Hubungan asli antara kedua Kitab Perjanjian Baru tersebut ditampilkan oleh prakata kedua kitab itu dan oleh persamaan sasteranya. Baik prakata Kisah Para Rasul maupun prakata injil ketiga ditunjukan kepada seseorang yang bernama Teofilus (bdk Luk 1:1-4 dan Kis 1:1), sedangkan prakata Kis menyebutkan injil ketiga itu sebagai "buku yang pertama" dan melanjutkan pokok cerita injil dengan meringkaskan kejadian-kejadian yang terakhir (penampakan-penampakan Kristus yang telah dibangkitkan serta pengangkatanNya ke sorga), yang digabungkan dengan sambungan cerita selanjutnya. Bahasanyapun erat-erat menghubungkan Kis dengan Luk. Tidak hanya ciri-ciri bahasanya (perbendaharaan kata, tata bahasa dan gaya bahasa) ditemukan dalam seluruh Kis, sehingga merupakan sebuah kesatuan literer, tetapi juga dalam injil ketiga. Maka tidak dapat diragukan bahwa pengarang yang sama menggubah kedua kitab tersebut.
Tradisi Gereja sepakat dalam menyebutkan nama pengarang itu sebagai Lukas. Baik dahulu maupun sekarang belum juga dapat secara sungguh-sungguh disebutkan nama orang lain selain dari Lukas. Sudah sekitar th. 175 Mas. semua jemaat sependapat dalam hal ini, sebagaimana dibuktikan oleh sebuah dokumen dari Roma yang disebut sebagai "Kanon Muratorius, oleh kesaksian yang diberikan dalam Prakata Anti- Markos, dalam karya Ireneus, Klemens, Origenes dari Aleksandria dan Tertualinus. Semua sehati dalam menyebutkan nama Lukas sebagai pengarang kitab Kis. Pendapat tersebut dikuatkan oleh petunjuk-petunjuk yang diketemukan dalam kitab Kis dan Luk sendiri. Ternyata pengarangnya seorang Kristen dari zaman para rasul, seorang Yahudi yang berkebudayaan ke-Yunanian atau bahkan seorang Yunani berpendidikan, yang mengetahui cukup banyak mengenai ilmu kedokteran dan mengenal Kitab Suci dalam terjemahan Yunaninya, yakni Septuaginta serta adat- kebiasaan Yahudi. Pengarang terutama nampak sebagai teman seperjalanan Paulus. Hal ini dibuktikan oleh cerita-cerita yang termuat dalam bagian kedua Kis. Di sana pengarang menggunakan kata ganti diri pertama jamak (kami), sehingga kelihatan ikut serta dalam hal ihwal yang diceritakannya. Kesemuanya itu hanya sesuai dengan Lukas dari antara semua teman seperjalanan Paulus: menurut tradisi lama 4:10-14); diperkenalkan oleh Paulus sebagai seorang teman yang karib yang menyertainya selama kedua penahanannya di Roma (Kol 4:14; Flm 24; 2Tim 4:11). Lukas kiranya menemani Paulus dalam perjalanan yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:6 dst; barangkali juga 2Kor 8:18); kalau Lukas tidak turut disebutkan dalam daftar-daftar nama, seperti yang termuat dalam Kis 20:4, maka sebabnya kiranya ialah: Lukas sendirilah yang menuliskannya.
Dalam tradisi lama tidak ditemukan petunjuk-petunjuk pasti sehubungan dengan waktu dan tempat Lukas menuliskan karyanya (di negeri Yunani selatan setelah Paulus meninggal? di kota Roma, sebelum perkara Paulus diselesaikan oleh pengadilan?). Maka kita harus bersandar pada isi karya itu sendiri. Karya Lukas berakhir dengan penahanan Paulus di Roma tahun 61-63. Sehubungan dengan itu dalam Kis 28:30+ disebutkan jangka waktu dua tahun. Ini merupakan jangka waktu yang ditentukan oleh hukum, sehingga habis waktu itu sebuah perkara pengadilan dihentikan, bila tidak ada sesuatu bukti yang mendukung tuduhan yang diajukan. Maka boleh jadi bagian Kis ini ditulis setelah Paulus dibebaskan dalam th. 63. Ini rupanya harus diterima atas dasar pertimbangan sebagai berikut: umumnya disetujui bahwa injil Mrk dikarang sekitar tahun 64; Injil Lukas apa lagi Kis pasti dikarang sesudah Mrk; maka haruslah Luk dan Kis dikarang sesudah tahun 64. Ada sejumlah ahli yang mengemukakan tahun 80-100 sebagai waktu Luk dan Kis dikarang. Hal ini memanglah tidak mustahil juga. Hanya sudah diaktan bahwa tidak ada petunjuk pasti yang memaksa kita menunda waktu dituliskannya Luk sampai sesudah tahun 70 Mas. Dan hal yang sama harus dikatakan sehubungan dengan Kis.
Tetapi menentukan waktu tepat merupakan hal yang kurang penting. Sebab nilai utama Kis terletak dalam kenyataan bahwa kitab ini dikarang oleh seseorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan sebagian besar dari peristiwa yang diceritakannya; sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak disaksikannya sendiri, pengarang menimba dari sumber-sumber lain yang melimpah. Lukas dengan teliti mengumpulkan bahan yang melimpah dari berbagai sumber yang cukup luas dan terperinci. Ini sudah dinyatakan dalam prakata untuk seluruh karyanya (Luk 1:1-4). Penyelidikan karyanya hanya meneguhkan keterangan Lukas itu. Meskipun Lukas dengan saksama mengolah bahannya, hingga di mana-mana nampak kepribadiannya sendiri dan karyanya sungguh sebuah kesatuan juga ditinjau dari segi sastra, namun toh penggunaan sumber-sumber (tertulis) dengan mudah dapat ditunjuk. Ajaran yang disajikan berubah-ubah sesuai dengan situasi-situasi kongkrit dan kadang-kadang memberikan kesan ketuaannya. Kecuali itu bahasa sendiri berubah- ubah: ada bahasa Yunani yang baik sekali; yakni bilamana Lukas sendiri menulis hanya bergantung pada dirinya sendiri atua mengambil bahannya dari buku catatannya sendiri mengenai perjalanannya; tetapi bahasa Yunaninya menjadi berbau bahasa Semit, kurang lancar dan bahkan salah, bila Lukas menceritakan tentang awal-mula jemaat di Yerusalem. Boleh jadi dalam hal ini Lukas dengan sengaja meniru bahasa suci dari Septuaginta, tetapi lebih sering ia mau menghormati berita-berita yang disampaikan kepadanya dalam bahasa Aram, sehingga sesedikit mungkin merubahnya. Ini jelas nampak dalam injil Lukas kalau dibandingkan dengan sumber-sumber yang dipergunakan, yakni injil Markus, dan sumber-sumber yang dipakai baik oleh Lukas maupun oleh Matius. Yang sama kiranya terjadi dalam Kis, meskipun di sini orang tidak dapat membandingkan tulisan Lukas dengan sumber-sumbernya. Namun demikian orang sudah berusaha merekonstruksikan sumber-sumber Kis. Sementara ahli membayangkan sebuah teks menyeluruh dalam bahasa Aram, atas dasar penyelidikan seluruh bagian pertama Kis (1-15:35). Hipotesa ini terlalu kaku, oleh karena tidak memperhatikan kerja Lukas sendiri dalam mengolah sumber-sumbernya, sebagai yang nampak dalam bab-bab Kis tersebut. Sumber-sumber Lukas sebenarnya bermacam-macam dan berkeping- keping. Bahkan tidak pasti juga, kalau-kalau sumber-sumber itu berupa tulisan, meskipun kadang-kadang kiranya mesti diterima. Bagaimanapun juga halnya dengan pembedaan terperinci yang selalu sukar dan tidak pasti, orang dengan mudah dapat menggali beberapa tradisi utama yang dikumpulkan Lukas. Ada sejumlah tradisi mengenai jemaat purba di kota Yerusalem (1-5), kemudian transaksi yang bercerita tentang karya beberapa tokoh khusus, seperti Petrus (TB Kis 9:32-11:18; 12) dan Filipus (TB Kis 8:4-40). Yang terakhir ini mungkin sendiri memberikan informasi kepada Lukas yang berjumpa dengan Filipus di kota Kaisarea (TB Kis 21:8). Jemaat di kota Antiokia kiranya menjadi asal-usul cerita-cerita yang mengisahkan bagaimana pendirian jemaat itu disiapkan dan diwujudkan oleh gerakan orang-orang Yahudi yang berbudaya Yunani (TB Kis 6:1-8:3; 11:19-30; 13:1-3).
Sudah barang tentu Paulus sendiri memberitahu Lukas tentang pertobatannya dan perjalanannya untuk mewartakan Injil kepada orang bukan Yahudi (TB Kis 9:1- 30; 13:4-14:28; 15:36 dst). Sehubungan dengan perjalanan- perjalanan Paulus yang terakhir Lukas juga menggunakan catatan-catatan pribadinya. Mungkin sekali ia hanya menyalin catatan-catatan itu di bagian Kis, tempat ia berkata "kami" dan tempat paling padat ditemukan ciri-ciri bahasa yang bercirikan khas bahasa Lukas (Kis 11:28; 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16). Bahan melimpah yang dikumpulkan itu oleh Lukas disusun dengan mahirnya menjadi kesatuan yang menderetkan macam-macam unsur yang dihubungkan dengan pertolongan semacam "pengulangan" karya ciptaan Lukas sendiri, misalnya Kis 6:7; 9:31; 12:24 dll.
Kesegaran sumbernya dan rasa hormat yang dipakai Lukas mengolah bahannya menjamin nilai historis Kis. Sudah barang tentu usaha yang sukar untuk menghubungkan sutu sama lain unsur-unsur sumber yang bermacam-ragam mengakibatkan, bahwa kadang-kadang apa yang terjadi kemudian ditempatkan dahulu dan peristiwa-peristiwa yang sama diceritakan sampai dua kali atau peristiwa- peristiwa yang aslinya tersendiri dijadikan satu. Misalnya apa yang dikisahkan dalam bab 12 pasti terjadi sebelum Barnabas dan Paulus mengunjungi kota Yerusalem, seperti diceritakan dalam 11:30 dan 12:25, seandainya kunjungan itu tidak harus disamakan dengan yang diceritakan dalam bab 15. Tidak mustahil juga bahwa "konsili di Yerusalem (15) sesunggguhnya mempersatukan perdebatan tersendiri (bdk catatan). Tetapi perubah dan pengolahan kecil tersebut tidak mengurangi nilai keseluruhan Misalnya: sangat mengherankan bahwa Lukas tanpa menggunakan surat-surat Paulus mengisahkan kegiatan Paulus dalam mewartakan Injil begitu rupa, sehingga menurut garis-garis besarnya sesuai dengan apa yang dikatakan Paulus sendiri, bahkan dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia, asal diperhatikan juga apa yang dikatakan di muka. Sehubungan dengan peristiwa- peristiwa yang lebih dahulu memanglah kita tidak dapat membandingkannya dengan berita-berita lain. Tetapi kejadian-kejadian yang dikisahkan adalah wajar sekali, sedangkan Lukas ternyata mempunyai rasa hormat yang besar terhadap sumber-sumbernya. Maka juga cerita-cerita itu menyajikan hal-hal terperinci dan segar, yang sesuai dengan keadaan. Terutama orang ragu-ragu mengenai wejangan- wejangan yang tercantum dalam Kis. Ada yang mengatakan bahwa wejangan-wejangan itu adalah ciptaan Lukas sendiri, meskipun dibawakan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam kisahnya. Cara semacam itu sangat lazim di antara sejarawan zaman itu. Tetapi betapa besarpun bakat Lukas, sukarlah menerima bahwa seseorang yang berkebudayaan Yunani sesudah empat puluh tahun masih mampu menciptakan pidato- pidato yang begitu berbau ketuaan dan Yahudi, seperti misalnya wejangan-wejangan Petrus atau Stefanus. Tidak dapat tidak Lukas mempunyai mempunyai bahan-bahan yang sudah tersedia. Ini tidak mengherankan sedikitpun mengingat bahwa pewartaan purba terdiri atas beberapa pokok utama yang didukung dengan argumen yang sudah menjadi tradisionil dan yang dengan rumusan tetap dihafalkan. Ada kumpulan ayat- ayat Kitab Suci untuk orang-orang Yahudi; pemikiran-pemikiran filsafat populer bagi orang-orang Yunani; dan untuk semua ada pewartaan hakiki (kerygma) mengenai Kristus, yang wafat dan bangkit, disertai dengan ajakan untuk bertobat dan menerima baptis. Lukas kiranya baik melalui tradisi maupun melalui pengalaman pribadi mengenal kerangka pewartaan Kristen semula. Dan atas dasar ini dan dengan perasaan halusnya ia dapat menyusunnya dalam wejangan-wejangan tersebut suatu ajaran yang nilainya tinggi dan unggul kepentingannya.
Kebenaran obyektip Kis diserang oleh pihak lain lagi. Orang mempersoalkan maksud-tujuan Kis. Pengikut-pengikut F.Ch. Baur berpendapat bahwa Kis merupakan sebuah tulisan yang dikarang dalam abad 2 dengan maksud memperdamaikan dua aliran yang sulit bertentangan. Aliran satu ialah pengikut-pengikut Petrus, sedangkan yang lain menganut Paulus. Hanya saja hipotesa ini terlalu menunda waktu dituliskannya Kis. Kecuali itu hipotesa itu berdasar pada sebuah filsafat tentang sejarah, yakni filsafat Hegel, dan bukanlah pada penafsiran Kitab Suci. Memanglah dewasa ini hipotesa yang radikal itu tidak mendapat pendukung lagi. Tetapi masih sering kali dikatakan bahwa Kis sesungguhnya berupa sebuah pembelaan, sehingga pasti membengkokkan dan memalsukan kejadian-kejadian dan kebenaran. Lukas, menurut pendapat tersebut mau membela Paulus di hadapan para pejabat Roma untuk meyakinkan mereka bahwa Paulus tidak beruat salah sedikitpun terhadap negara. Ini sesungguhnya hanya satu segi dari kitab Kis dan orang tidak boleh menganggap sebagai maksud kurang jujur apa-apa yang sebenarnya merupakan keyakinan tulus-ikhlas dan yang berdasar. Memanglah Lukas menekankan bahwa pertentangan antara Paulus dan orang-orang Yahudi bersifat keagamaan belaka, dan iapun menonjolkan kesetiaan dan ketaatan Paulus terhadap negara Roma serta kewibawaannya. Tetapi inipun seluruhnya sesuai dengan kebenaran historis dan Lukas sepenuh-penuhnya berhak menarik pengajaran itu dari kejadian-kejadian. Kecuali itu perlu diulangi lagi, bahwa maksud khusus itu bukan seluruh maksud- tujuan karya Lukas. Karya itu sekali-kali bukan sebuah pembelaan yang ingin diajukan kepada pengadilan Roma. Maksud utama Kis ialah mengisahkan awal-mula agama kristen demi sejarah itu sendiri.
Untuk meyakinkan diri tentang itu cukuplah orang menyelidiki susunan Kis. Maka nampaklah bahwa kitab itu hanya memperlihatkan bagaimana perkataan Yesus yang ditempatkan pada awal kisah terlaksana. Sabda Yesus: "Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan samapi ke ujung bumi" (TB Kis 1:8). Mula-mula kepercayaan Kristen berakat kuat-kuat di Yerusalem, tempat jemaat pertama bertambah karunia dan jumlahnya (1-5). Tidak lama kemudian kepercayaan itu mulai merambat, hal mana dipersiapkan oleh semangat universalis yang menjiwai orang-orang Yahudi berbudaya Yunani yang masuk Kristen dan oleh pengusiran mereka setelah Stefanus mati sahid (TB Kis 6:1-8:3). Iman Kristen sampai di daerah Samaria (TB Kis 8:4-25) dan juga di daerah di sebelah selatan dan timur Yerusalem hingga ke pantai dan kota Kaisarea (TB Kis 8:26-40; 9:32-11:18). Dalam pada itu cerita tentang pertobatan Paulus memberitahu kita bahwa di kota Damsyik sudah ada orang-orang Kristen dan begitu pewartaan Injil di daerah Kilikia sudah dipersiapkan juga (TB Kis 9:1-30). Ulangan seperti tercantum dalam 9:31 (yang masih menyebutkan daerah Galilea) menonjolkan bagaimana iman Kristen meluas. Kemudian kota Antiokhialah yang menerima Kabar Gembira (TB Kis 11:19-26). Selanjutnya kota itu menjadi pusat pewartaan sementara memupuk hubungan baik dengan Yerusalem, tempat dimusyawarahkan soal-soal utama mengenai pewartaan injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi (TB Kis 11:27-30; 15:1-35). Sebab memanglah sudah tiba saatnya Injil dibawa juga kepada mereka. Setelah Kornelius masuk menjadi Kristen dan Petrus dipenjarakan di Yerusalem, maka rasul itu berangkat entah kemana (12). Selanjutnya Pauluslah yang memainkan peranan penting dalam kisah Lukas. Sebelum konsili di Yerusalem Paulus sudah pergi ke pulau Siprus dan ke daratan Asia Kecil (13-14). Sesudahnya Paulus berlayar ke daerah Makedonia dan Yunani (15:36 - 18:22; 18:23-21:17). Paulus selalu kembali ke Yerusalem dan penahananya di kota itu, lalu penahanannya di kota Kaisarea (TB Kis 21:18-26:32) memberi Paulus kesempatan membiarkan diri sebagai tawanan, meskipun tetap sebagai pewarta Injil lalu dibawa ke Roma tempat ia dengan terbelenggu mewartakan Kristus (27-28). Dilihat dari Yerusalem maka ibu kota kerajaan Roma itu sungguh-sungguh merupakan "ujung bumi". Maka Lukas boleh mengakhiri kitabnya.
Boleh jadi orang menyesal, bahwa Lukas tidak menceritakan apa-apa tentang karya rasul-rasul lain dan tidak pula tentang pendirian beberapa jemaat penting, seperti misalnya di kota Aleksandria, atau malahan di kota Roma sendiri. Sudah pasti bahwa di kota itu iman Kristen sudah tertanam sebelum Paulus tiba (lihat surat kepada jemaat di Roma, yang ditulis Paulus selama perjalanannya yang ketiga). Juga tentang karya Petrus di luar Palestina tidak dikatakan apa-apa. Pauluslah yang menduduki tempat yang menyolok dalam kisah Lukas, sehingga dalam bagian kedua Kis hanya Paulus saja yang masih berperan. Tetapi justru oleh karena Lukas berdiam diri dan meninggalkan banyak soal, maka kita mendapat jaminan yang paling baik bagi apa yang dikisahkannya. Ia tidak menceritakan apa- apa, kecuali kalau ia mengetahuinya baik oleh karena menyaksikan sendiri maupun karena mendapat dari sumber-sumber yang nilainya dapat diawasi. Kecuali itu Kis bukanlah sebuah kitab ilmu sejarah yang utuh lengkap, melainkan sebuah penjelasan mengenai daya perambat rohani yang terkandung dalam agama Kristen. Serta ajaran teologis yang dapat ditarik Lukas dari kejadian-kejadian yang diketahuinya mempunyai nilai universil yang tidak dapat diganti dan yang membuat karyanya berharga tinggi.
Sumbangan di bidang ajaran adalah berganda. Iman akan Kristus yang menjadi dasar pewartaan rasuli disajikan dengan pemerincian yang semakin tumbuh. Mula-mula iman akan Kristus itu berpusatkan pada kejayaan manusia Yesus yang telah menjadi Kurios berkat kebangkitanNya (TB Kis 2:22-36), kemudian oleh Paulus Yesus diberi gelar "Anak Allah" (TB Kis 9:20). Berkat wejangan-wejangan yang tercantum dalam Kis kita mengenal ayat-ayat utama dari Kitab Suci yang digunakan umat berkat pimpinan Roh Kudus sebagai sarana untuk merumuskan ajaran mengenai Kristus dan sebagai pembuktian bagi orang-orang Yahudi. Baiklah diperhatikan khususnya apa yang dikatakan tentang Yesus sebagai Hamba Allah (TB Kis 3:13, 26; 4:27, 30; 8:32-33) dan sebagai Musa yang baru (3:22 dst; 7:20 dst). Kebangkitan Yesus dibuktikan dengan Mzm 16:8-11 (Kis 2:24-32; 13:34-37). Sejarah umat terpilih menjadi peringatan bagi orang-orang Yahudi, supaya jangan menentang kasih karunia Allah (7:2-53; 13:16-41). Di hadapan orang-orang bukan Yahudi disodorkan dalil-dalil yang diambil dari ajaran tentang Allah yang lebih umum (TB Kis 14:15-17; 17:22-31). Tetapi para rasul pertama-tama "saksi" (TB Kis 1:8+) dan Lukas meringkas pemberitaan mereka (TB Kis 2:22+) dan bercerita tentang "tanda-tanda" ajaib yang mereka lakukan. Persoalan paling gawat bagi Gereja yang baru lahir ini ialah: bagaimana orang-orang bukan Yahudi dapat menolong keselamatan. Tentang persoalan itu Kis memberi keterangan yang jitu: para saudara di Yerusalem terpimpin oleh Yakobus tetap setia pada hukum Taurat Yahudi (TB Kis 15:1, 5; 21:20) dst. Sebaliknya, orang-orang "ke-Yunanian" yang juru bicaranya yalah Stefanus merasa perlu melepaskan ibadat dalam Bait Allah. Petrus dan terutama Paulus dalam konsili di Yerusalem memenangkan asas bahwa hanya iman akan Kristus menyelamatkan, sehingga tak perlu orang-orang bukan Yahudi menepati hukum Taurat dan bersunat. Namun demikian tetap benar bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi, sebagaimana dinyatakan oleh Lukas juga. Paulus selalu terlebih dahulu menghadapi orang-orang Yahudi. Baru setelah ditolak oleh kaum sebangsanya ia pergi kepada orang-orang bukan Yahudi (TB Kis 13:5+). Mengenai cara hidup jemaat-jemaat purba Kis juga memberi informasi yang sangat berharga: tentang jemaat muda di Yerusalem yang bersembahyang dan yang yang angggota-anggotanya membagi-bagikan harta miliknya; tentang caranya orang dibaptis dan tentang baptisan dalam Roh Kudus (TB Kis 1:5+); tentang Ekaristi yang dirayakan (TB Kis 2:42+); permulaan penyusunan sebuah jemaat sebagai organisasi, yang mempunyai nabi-nabi" dan "pengajar-pengajar" (TB Kis 13:1+), ataupun "penatua" yang mengepalai jemaat di Yeruslem (TB Kis 11:30) dan yang oleh Paulus diangkat pada semua jemaat yang didirikannya (TB Kis 14:23). Kesemuanya itu dinaungi, dibimbing dan dijiwai oleh embusan tak kelihatan dari Roh Kudus. Dalam injilnya Lukas sudah menekankan peranan Roh Kudus itu (Luk 4:1+) dan dalam Kis ia terus memperlihatkan bahwa Roh Kudus itulah yang berkarya dalam perambatan Gereja (Kis 1:8+), sehingga Kis dapat diberi judul "Injil Roh Kudus". Itulah sebabnya maka karya Lukas itu penuh dengan kegembiraan rohani dan gejala-gejala adikodrati yang hanya mengherankan mereka yang tidak sampai memahami peristiwa tunggal itu, ialah lahirnya agama Kristen. Pada kekayaan ajaran tersebut masih perlu ditambahkan berita-berita tentang sekian banyak kejadian kongkrit yang hanya kita ketahui berkat Kis: kehalusan budi dan jiwa, yang digunakan Lukas untuk menggambarkan tokoh-tokoh kisahnya: adegan-adegan lucu dan menarik hati seperti pidato Paulus di hadapan raja Agripa (26) dan bagian-bagian yang mengharukan hati seperti pidato perpisahan Paulus kepada para penatua jemaat di Efesus (TB Kis 20:17-38). Mengingat kesemuanya itu niscaya orang sependapat dalam menilai kitab yang jenisnya tunggal dalam Perjanjian Baru ini sebagai sebuah karangan yang penuh harta kekayaan. Seandainya tidak ada, maka pengetahuan kita tentang awal-mula agama Kristen sangat kurang.
Sama dengan teks seluruh Perjanjian Baru, teks Kis juga sampai kepada kita dengan macam-macam varian mengenai hal-hal kecil-kecil. Tetapi dalam teks Kis terdapat lebih banyak kelainan dalam apa yang disebutkan sebagai "teks Barat" (dalam naskah Bezae, dalam terjemahan kuno ke dalam bahasa Latin dan Siria dan pada beberapa pujangga Gereja dahulu). Dan varian-varian itu layak diberi perhatian. Di samping sejumlah kerusakan yang mudah menyusup ke dalam sebuah teks populer yang kurang bersih dari resensi Aleksandria, terdapatlah dalam teks Barat tersebut sejumlah tambahan konkrit dan khas yang barangkali asli juga. Varian-varian teks Barat yang paling penting dimuat dalam catatan-catatan terjemahan ini.
Ende: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini
be...
KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini beredar sebagai satu dengannja. Baru pada pertengahan abad kedua, ketika keempat karangan Indjil digabungkan mendjadi satu buku, karangan ini dipisahkan dari padanja dan diberi djudul tersendiri.
Djudul itu ialah: "Perbuatan-perbuatan Para Rasul", jang kemudian mendapat bentuk "Kisah Rasul-rasul" djuga, seperti jang kita pakai. Tetapi hanja dua Rasul jang dikisahkan "perbuatan-perbuatannja" dan itupun djauh dari lengkap. Rasul-rasul jang lain hanja disebut namanja, atau seperti mengenai Joanes dan Jakobus terdapat satu dua tjatatan sadja, sedangkan ada pembantu-pembantu Rasul- rasul jang agak luas diberitakan peranannja.
Dalam bagian pertama bab 1-12, Petrus adalah tokoh utama dan dalam bagian kedua, bab 13-28 Paulus. Dalam bagian kedua ini kita hanja satu kali lagi bertemu dengan Petrus, jaitu dalam bab 15 sebagai ketua sidang Rasul-rasul di Jerusalem.
Lukas bukan bermaksud menulis suatu riwajat hidup atau djasa-djasa kedua Rasul itu, dan bukan pula suatu buku sedjarah jang agak lengkap, teliti dan teratur, melainkan hanja sekedar menggambarkan perkembangan pesat umat Kristus jang ia kenal dan jang perkembangannja sebagian disaksikannja sendiri. Umat Kristus jang dikenalnja, ialah umat induk di Jerusalem dan sekitarnja, dan terutama perkembangan diantara kaum penjembah dewa-dewa dikota Antiochia di Siria, tempat asalnja, dan kearah Barat sampai ke Roma, jang mendjadi wilajah kerdjanja sendiri. Dan untuk menggambarkan itu Lukas memilih dari bahan-bahan jang tersedia baginja, hanja beberapa kedjadian dan kenjataan jang terasa penting olehnja atau jang dialaminja sendiri. Kita berterima kasih kepada Lukas, dan bersjukur kepada Rob Kudus jang mengilhaminja, atas pemilihan bahan itu dan usaha menjusunnja. Biarpun gambarannja tidak utuh, tetapi tjukup bersisi sebagai pokok perenungan bagi kita, sehingga dengan djalan penjelidikan dan perenungan, kita dapat membentuk suatu pandangan jang lebih utuh bagi diri kita sendiri. Dan itu dapat ditjapai lebih sempuma, kalau kita serentak dengan Kis. Ras. membatja dan membahas surat-surat Paulus dan Rasul-rasul jang lain.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan tahap terachir dari djalan penjelamatan
Tahap terachir dari djalan penjelamatan, ialah perwudjudan keselamatan abadi dalam seluruh umat manusia. Kis. Ras. memang hanja dapat memberitakan permulaan perwudjudan itu, sebab sedjarah penjelamatan itu masih berdjalan dan akan berdjalan sampai pada acbir zaman.
Perwudjudan itu tersendiri bagi seluruh umat manusia oleh Kurban Jesus disalib. Oleh darah Jesus dosa pokok terhapus, perdamaian Allah dengan bangsa manusia terpulih, djalan untuk mendekati Allah terbuka. Dengan Kurban Jesus disalib itu dan kebangkitannja djalan penjelamatan sudah pada puntjaknja: keselamatan abadi sudah terwudjud sampai semua manusia dapat memperoleh bagian dalamnja. Tetapi untuk memperoleh bagian dalamnja, perlu tiap-tiap manusia menempuh djalan penjelamatan sendiri. la harus memenuhi sjarat-sjarat tertentu untuk mendapat pengampunan dosa dan untuk dianugerahi hidup abadi itu. Perlu Pula ada orang Jang berwenang untuk menerangkan apakah arti dan hakekatnja hidup abadi itu, dan menundjukkan djalan penjelamatan kepadanja, lagipun memimpinnja pada djalan itu. Tugas memperkenalkan hidup abadi dan djalan kearahnja, serta melaksanakan pemimpinan itu, lagi kuasa untuk menjampaikan hidup abadi itu, diserahkan oleh Jesus kepada Para RasulNja dan kepada seluruh umat sebagaimana tersimpul dalam amanat Jesus terachir :"KepadaKu diserahkan segala kuasa disurga dan dibumi, maka pergilah kamu dan buatlah segala bangsa mendjadi muridku, dengan mempermandikan mereka pada nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepada kamu. Mt. 28:19-20.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan pelaksanaan amanat Jesus jang terachir kepada para RasulNja
Buatlah segala bangsa mendjadi muridKu. Tentu sadja pertama-tama dengan pemakluman Indjil. Tetapi untuk mentjapai "segala bangsa" sampai keudjung bumi (Kis. Ras. 1:8), perlu organisasi jang luas sekali dan teratur rapih. Jesus sendiri mendasarkannja dengan membentuk satu umat ketjil, terdiri dari keduabelas Rasul dan sekelompok murid-murid, dengan Petrus sebagai pemimpinnja. memang ketjil sebagai bidji sesawi, tetapi jang akan subur bertumbuh mendjadi pohon jang dahan-dahan dan ranting-rantingnja menaungi seluruh dunia. Dan segera sesudah Pentekosta umat ketjil mulai berkembang pesat, Rasul-rasul pergi bertebaran kesegala djurusan; dan muntjul pengadjar-pengadjar Indjil dan nabi- nabi, jang diilhami dan didorong oleh Roh Kudus, untuk pergi kemana-mana sebagai pembantu-pembantu para Rasul. Selain kedjurusan Timur dan Selatan, jang tidak diberitakan dalam karangan ini, dalam waktu 30 tahun, kearah Utara dan Barat, Indjil telah tersebar disegala kota jang agak besar, diseluruh Asia-Ketjil, Masedonia dan Achaja, sampai di Roma.
Dengan mempermandikan mereka. Baru dengan menerima Permandian para tjalon mendjadi murid Jesus jang sedjati, jaitu dibersihkan dari dosa (Kis, Ras. 12:16; lbr. 10:22; 1 Kor. 6:11; Rom. 6:1-14); lahir baru (Jo. 3:5), mendjadi anak Allah dan menjerupai Kristus (Gal. 3:26-27), dipersatukan dengan Kristus (Rom. 6:3), diresapi dengan Roh Kudus (I Kor. 12:13) dan dikuduskan (I Kor. 6:11; Ef. 5:26). Dengan ringkas; didalam dan oleh Permandian, keselamatan abadi atau hidup abadi itu diperwudjudkan dalam masing-masing manusia jang pertjaja. Lazim dikatakan bahwa semua itu terdjadi setjara sakramentil. Artinja ada upatjara tertentu jang pada pokoknja ditetapkan oleh Jesus sendiri dengan djaminan, bahwa ketika upatjara itu dilangsungkan pada seorang jang pertjaja, dosanja dihapus dan hidup abadi dianugerahkan kepadanja oleh Allah. Karena upatjara jang kelihatan itu, berhubung dengan djaminan tersebut diatas, orang jang dipermandikan dapat pertjaja dengan penuh kejakinan, bahwa mereka mempunjai keadaan jang baru itu. Dan karena keadaan jang baru itu terdjamin, maka iapun diterima sebagai anggota umat, jaitu masuk Keradjaan Allah jang kelihatan.
Dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepadamu. "Murid-murid" Jesus jang baru dipermandikan belum segera adalah pengikut Jesus jang sempurna. Hidup baru itu harus dipelihara dan bertumbuh, pengetahuan akan adjaran-adjaran Jesus harus diperluas dan pengertian diperdalam; mereka harus beladjar mewudjudkan tjita-tjita Indjil.
Pesan"adjarkanlah mereka" merangkum petugasan jang luas dan berat. Dapat
dikatakan tugas itu merupakan penggembalaan jang dimaksud Jesus dalam Jo.
Ada upatjara-upatjara lain lagi jang berwudjud sakramentil. Dengan penumpangan tangan alas orang jang telah dipermandikan, Rasul-rasul menurunkan Roh Kudus atas mereka setjara njata. (8:17-19; 9:12,17; 19:6). Disini kita ingat akan Sakramen Krisma (Penguat).
Dengan penumpangan tangannja pula, Rasul-rasul (atau pengganti mereka) memberi kekuasaan jang tertentu kepada para "diakon" (6:6) dan orang tua-tua (presbiter, episkopos): II Tim. 1:6; 1 Tim. 4:14; 5:22; Kis. Ras. 13:3. Apakah penumpangan tangan ini merupakan Sakramen Imamat, tidak djelas. Tetapi djika tidak, siapakah jang "Memetjahkan Roti" bagi umat-umat jang djarang sekali dikundjungi seorang Rasul? Dari I Kor. 11:17-34 terang pula bahwa di Korintus Ekaristi biasa dirajakan djuga kalau Paulus tidak ada.
Bahwa orang tua-tua mempunjai kuasa memberi Sakramen-sokramen tjukup njata pula dari Jak. 5:14-16. Dan disitu terang djuga, bahwa dewasa itu Sakramen urapan orang-orang sakit sudah lazim.
Supaja penggembalaan lantjar, Rasul-rasul mengatur pemimpinan umat-umat dengan mengadakan suatu hirarki. Rasul-rasul tetap memegang putjuk pimpinan. Petrus selalu bertindak dan diakui sebagai ketua Para Rasul dan kepala Geredja. Dalam tiap-tiap umat, Rasul-rasul menentukan suatu badan pimpinan, jang anggota- nggotanja disebut orang tua-tua, para presbiter atau episkopos. Terdapat Pula pengadjar-pengadjar resmi dalam umat-umat. Ketudjuh "diakon" (6:6) kemudian kita temui sebagai pengadjar.
Umat Kisah Rasul-rasul adalah umat Kristus
Rasul-rasul jang disebut namanja dalam 1:13 dan sedang menunggu kedatangan Roh Kudus, lagi sesudah menerimaNja segera mulai memaklumkan Indjil, adalah jang sama dengan mereka jang mula-mula dipilih oleh Jesus dan dua tiga tahun setjara istimewa dididik olehnja. Inti pemakluman mereka tetap peri hal Jesus: bahwa la sungguh Mesias sebab segala nubuat para nabi ditepati padanja, bahwa Ia disalibkan dan dibangkitkan kembali menurut rentjana Allah jang njata dalam Kitab Kudus, dan bahwa la satu-satunja penjelamat bagi semua orang. Dan jang mereka kerdjakan tak lain selain memenuhi amanat Jesus, sebagaimana telah dipaparkan diatas tadi. Mereka selalu insjaf bahwa mereka bekerdja melulu sebagai petugas Jesus, memaklumkan Indjil Jesus Kristus (5:12; 8:5; 11:2 dll), menjembuhkan orang-orang sakit dengan nama Jesus (3:6; 4:10), mempermandikan orang masuk umat atas nama Jesus (2:38 dan lain-lain). Mereka dilarang mengadjar ,dengan" nama Jesus (4:18). Mereka gembira sebab didera demi nama Jesus (5:41). Jesus kadang-kadang sendiri djuga bertindak seperti dalam peristiwa bertobatnja Paulus dan dengan mengangkat dia mendjadi Rasul. Dan diluar Palestina Para anggota umat oleh orang-orang Junani disebut "kristianoi", artinja penganut Kristus.
Umat dipimpin oleh Roh Kudus
Umat tahu, bahwa Jesus jang duduk dalam kemuliaannja disebelah kanan Allah tetap kepala umat, dan tetap ada serta dengan mereka (Mt. 28:20) sebagai penjelenggara utama. Sebab itu mereka gemar menamakannja "Tuhan kita". Tetapi umat tahu djuga bahwa Jesus telah menjerahkan pelaksanaan penjelenggaraan itu kepada Roh Kudus, dan bahwa pelahsanaan itu didjalankan dalam kesatuan paham dan kehendak jang sempurna dengan Jesus. Mereka mengetahui itu dari sabda Jesus dalam Jo. 14:26 dan 15:26-27, dan kepentingan penjelenggaraan Roh Kudus, mereka chususnja mengerti dari Jo. 16:7-15, dimana Jesus bersabda: Baik bagimu Aku pergi, sebab kalau Aku tidak pergi, Penolong itu (Roh Kudus) tidak datang kepadamu". Umat ketjil jang dibentuk Jesus sendiri disuruh menantikan kedatangan Roh Kudus di Jerusalem. Sabda Jesus: Kamu akan menerima kekuatan Roh Kudus jang akan turun atas kamu, supaja kamu akan memberi kesaksian tentang Aku di Jerusalem, diseluruh Judea dan Samaria, dan sampai diudjung bumi" (Kis. Ras. 1:8).
Dan pada pagi hari Pentekosta Roh Kudus tiba-tiba turun atas mereka. la menampakkan kedatangannja dengan tanda-tanda jang njata. Dengan njala-njala api jang mela.mbangkan penerangan akal-budi, pemurnian hati dari unsur-unsur jang tidak tulen, dan pengobaran semangat; lagi dengan deru badai jang hebat sebagai lambang kekuatan, jang dirasakan tetapi tidak kelihatan. Dan semua jang duduk dalam ruangan itu "dipenuhi" dengan Roh Kudus, jaitu dengan pengertian, kekuatan dan semangat jang njata. Rasul-rasul bukan lagi murid jang ragu-ragu, melainkan jang sudah dewasa dengan kedewasaan Kristus, penuh pengertian tentang hakekat dan tudjuan Keradjaan Allah, insjaf akan tugas dan tanggung-djawabnja, penuh semangat tanpa takut-takut dan berani mengurbankan dirinja. Adjaib Pula bagaimana dalam waktu jang singkat sekali, tiga ribu orang mendapat pengertian dan digerakkan hatinja sampai dapat dipermandikan. Segala jang terdjadi pada hari Pentekosta itu kita namakan: Mukdjizat Pentekosta.
Dan mukdjizat Pentekosta itu dilandjutkan. Umumnja setjara batiniah. Terus- menerus Roh Kudus memberi ilham, menggerakkan hati, memperkuat kehendak, memberi pimpinan, terutama kepada Para Rasul dan pembantu-pembantu mereka, tetapi djuga kepada para beriman pribadi. Tetapi supaja mereka lebih insjaf dan untuk memperkuat kejakinannja, Roh Kudus sering bertindak setjara njata djuga. Kalau dikatakan bahwa Petrus, Stefanus, Barnabas dan Paulus berbitjara "penuh dengan Roh Kudus", hal itu berarti bahwa kepenuhan itu tampak dalam isi dan gaja pembitjaraannja (4:8; 7:55; 11:22; 15:9). Demikian djuga dimana diberitakan, bahwa umat sedang berkumpul dan berdoa tiba-tiba dipenuhi Roh Kudus (14:31;10:44; 15:52). Roh Kudus memimpin setjara njata. Roh Kudus "berkata" kepada Pilipus (8:29). Pilipus dilenjapkan oleh Roh Kudus (8:59). Agabus didorong oleh Roh Kudus (11:28). Roh Kudus bersabda kepada Petrus (10:19). Roh Kudus berkata: "Sendirikanlah Barnabas dan Saulus untuk tugas jang telah Kutentukan baginja"(15:2). Mereka berangkat atas suruhan Roh Kudus (13:4). Paulus dihalangi oleh Roh Kudus pergi ke Asia (16:6) dan tidak diizinkan ke Bitinia (16:7). Keinsjafan akan peranan Roh Kudus jang mutlak itu terang pula, dimana Petrus berkata kepada Ananias dan Safira, bahwa mereka bukan membohongi dan mentjobai manusia melainkan Roh Kudus (5:3,9). Kesadaran akan kesatuan kerdja antara Rasul-rasul dan Roh Kudus djelas Pula dalam utjapan 5:32 jakni: "kami adalah saksi bersama dengan Roh Kudus". Lebih lagi dan setjara resmi, dalam rumusan surat Sidang Rasul-rasul di Jerusalem kepada umat di Antiochia: ,Roh Kudus dan kami telah memutuskan...." (15:28).
Suatu kesimpulan
Kisah Rasul-rasul bersifat buku sedjarah, jang terlebih bermaksud meriwajatkan dan menggambarkan perkembangan lahiriah umat dan berhubungan dengan itu penjelenggaraan Roh Kudus jang njata. Tetapi didalam umat muda, dan terus sampai pada hari ini, terdapat Pula penjelenggaraan Roh Kudus jang tidak njata, dan lebih hakiki dan penting lagi, jaitu penjelenggaraan kehidupan Ilahi didalam batin tiap-tiap anak Allah. Roh Kuduslah jang mentjiptakan kehidupan itu didalam Para anak Allah, lalu tetap hidup didalam mereka. la memelihara, menumbuhkan, memperkuat dan menjuburkan hidup itu dalam kerdja sama bersama anak Allah itu sendiri. Demikian dihasilkan buah-buah untuk kehidupan abadi.
Penjelenggaraan Roh Kudus jang serba batiniah ini chususnja dinjatakan dan dibitjarakan oleh Paulus dalam surat-suratnja. Dalam surat-surat Paulus itu kita saksikan djuga perkembangan pengertian dan praktek hidup keagamaan, jaitu hidup rohani dalam umat-umat, sebagai perwudjudan adjaran-adjaran Indjil. Sebab itu Kisah Rasul-rasul dan surat-surat Paulus, beserta surat-surat Rasul-rasul jang lain dan Wahju Joanes saling melengkapi, dan bersama-sama memberi gambaran jang tjukup utuh dari perwudjudan dan perkembangan "Geredja" purba.
Nilai-nilai Kisah Rasul-rasul bagi kita pribadi
1. Bagi pembatja-pembatja surat-surat Paulus, Kis. Ras. penting sebagai merupakan latar belakang surat-surat itu. Banjak bahagian didalam surat-surat itu sukar dimengerti tanpa riwajat dan gambaran-gambaran jang terdapat dalam karangan Lukas itu.
2. Kisah Rasul-rasul sanggup Pula meneguhkan kejakinan dan memperkuat serta
menghidupkan iman kita. Kita diperingatkan didalamnja, bagaimana djalan
penjelamatan jang mulai dengan terpanggilnja Abraham, lalu makin lama makin naik
tinggi sepandjang Perdjandjian Lama, dan mentjapai puntjaknja dalam Indjil dan
chususnja dalam Kurban Jesus disalib serta kebangkitannja, lalu pada tingkatan
itu langsung diteruskan dalam umat purba sampai dizaman kita. Dalam membatja
Kis. Ras. kita saksikan, bahwa Geredja kita benar-benar dibangunkan diatas
"dasar Rasul-rasul dan Para Nabi, sedangkan Jesus adalah batu sendinja". (
Kita lihat djuga bahwa unsur-unsur hakiki agama kita, pokok hirarki dan suasana keagamaan sebagai perwudjudan Indjil, jang sekarang kita hajati pada taraf perkembangan jang lebih tinggi dan utuh, sudah ada dan hidup dalam umat purba itu.
3. Dan jang paling penting ialah: Kisah Rasul-rasul sebagai karangan jang diilhamkan oleh Roh Kudus dimaksudkan mendjadi buku renungan bagi Geredja dikemudian hari, djuga bagi kita masing-masing, untuk menginsjafkan kita, bahwa pengaruh Roh Kudus didalam Geredja Kudus dimasa ini masih ada djuga. Chususnja kenjataan-kenjataan peristiwa Pentekosta, tetapi djuga seluruh penjelenggaraan Roh Kudus jang njata dizaman Rasul-rasul, dapat dan harus mejakinkan kita, bahwa dan bagaimana Roh Kudus memimpin dan mendjiwai Geredja sekarang djuga. Kita mengerti, bahwa tanda-tanda jang njata perlu bagi umat muda untuk membina dan meneguhkan iman, jang bukan segera mendjadi darah daging mereka; tetapi kemudian tidak perlu lagi, sebab iman telah tjukup didasarkan pada pernjataan Kitab Kudus, mengenai hal ini chususnja pada pernjataan-pernjataan Kisah Rasul-rasul bersama surat-surat Paulus dan surat-surat para Rasul-rasul jang lain. Sebab itu penting sekali kitapun memperteguhkan dan menghidupkan iman kita dengan merenungkan apa jang ditulis bagi kita dalam Kisah Rasul-rasul dan Surat-surat Rasul-rasul itu, sampai kita jakin dan isnjaf benar-benar akan pimpinan agung Roh Kudus dalam Geredja, sehingga kita pertjaja akan kebenaran urusan-urusan dan keputusan-keputusan resmi dari pimpinan Geredja dan menerimanja tanpa sjarat serta melaksanakannja dengan rendah hati. Lagi pula supaja kita tetap insjaf, bahwa Roh Kudus hidup dalam batin kita masing-masing sebagai pokok dan pentjipta hidup atas kodrati (hidup abadi) kita. Kalau kita saksikan dan renungkan, bagaimana Roh Kudus mendjiwai setjara njata orang-orang beriman dimasa purba, maka dapat kita bajangkan bagaimana Roh Kudus djuga mendjiwai kita, setjara tidak njata kepada pantjaindera, tetapi tjukup njata bagi mata kepertjajaan jang berintuisi. Perenungan jang demikian tentu mempererat dan menghidupkan hubungan kita dengan Roh Kudus dalam beribadat kepadanja dan berdoa meminta pengertian, kekuatan hati dan pimpinan. Hal itu memang mahapenting bagi kita.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KETIKA ANDA BERADA DI TEMPAT YANG TAK DIINGINKAN (28:1-11)
Kita sudah membandingkan perjalanan Paulus ke Roma dengan pelayaran kita di laut kehidupan...
KETIKA ANDA BERADA DI TEMPAT YANG TAK DIINGINKAN (28:1-11)
Kita sudah membandingkan perjalanan Paulus ke Roma dengan pelayaran kita di laut kehidupan. Setidaknya kita bisa menarik satu persamaan lainnya: Sebagaimana Paulus, kita tidak selalu berada di tempat yang tepat.
Lihatlah sejenak peta perjalanan Paulus ke Roma.1 Bayangkanlah Anda menarik sebuah garis lurus dari Kaisarea (awal dari perjalanan itu) menuju Roma (akhir dari perjalanan itu). Kini bandingkanlah garis itu dengan rute sebenarnya yang dilalui kapal itu: ke utara, hingga ke pantai; ke barat, dekat ke pantai yang kini adalah Turki; ke selatan ke pulau Kreta dan kemudian ke barat ke Pelabuhan Indah; akhirnya, ke selatan lagi lalu ke barat lagi (dengan beberapa kali ke utara dan ke timur), saat kapal itu "diombang-ambingkan" (Kisah 27:27; ASV) sampai kapal itu kandas di batu karang di lepas pantai Malta. Hanya setelah keterlambatan dan jalan memutar yang lumayan lama, para pelayar itu mengarah ke utara kembali, menuju Roma.
Bagi kebanyakan dari kita kehidupan berjalan seperti itu. Beberapa kehidupan manusia mungkin saja dipetakan sebagai garis lurus, berawal dari tujuan hidup mereka dan bergerak maju tanpa kesalahan menuju pencapaian tujuan itu. Kehidupan yang lainnya berpilin-pilin dan berputar-putar. Seorang teman saya bergumul dengan kematian pasangannya; ia bergantung kepada laki-laki itu dan setelah laki-laki itu mati, sulit baginya sekarang untuk mengatasi hal itu. Teman yang lainnya baru-baru ini menulis, "Di usiaku ini, kupikir aku akan berada di rumah mengayun-ambing cucuku—namun aku masih bekerja di sini dan menghidupi diriku sendiri!" Ketika Anda berada di tempat yang tak Anda inginkan, apakah yang Anda akan lakukan? Apakah yang bisa Anda lakukan?
Ketika Paulus menemukan dirinya berada di pulau Malta, ia berada di tempat yang tidak ia inginkan. Ia mau berada di Roma (19:21). Setelah penahanannya di Yerusalem, Tuhan telah meyakinkan dia bahwa ia akan bersaksi di Roma (23:11). Rasul itu lalu naik banding kepada Kaisar dan mulai menuju Roma. Dalam perjalanan, Allah telah menjanjikan dia bahwa ia akan menghadap Kaisar (27:24). Paulus berhak mengharap berada di ibu kota itu. Sebaliknya, ia mendapatkan dirinya terdampar di satu pulau kecil, berkilo-kilometer jauhnya dari Roma, dimana musim dingin juga hampir tiba dan tidak ada kemungkinan ke luar dari pulau itu sampai musim semi tiba.
Ketika Paulus berada di tempat yang tidak ia inginkan, apakah yang ia lakukan? Apakah ia bersikap seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari kita: Mengeluh dan mendongkol? Bersifat egois dan getir? Selalu sedih dan membuat orang di sekitarnya sedih? Marilah kita lihat bagaimana Paulus merespon situasinya itu.
Untuk membuat praktis pelajaran ini, saya menciptakan seorang nenek yang bijak dan saleh yang akan memberi saya nasihat.2Izinkan saya memperkenalkan Nenek Roper3kepada Anda: Ia mungkin terlihat seperti nenek Anda sendiri; wajahnya sudah keriput, namun matanya bersinar. Ia telah mengalami tragedi namun tidak membuat hidupnya kecut. Ia mencintai Tuhan dan ia mencintai saya. Ketika ia menguatirkan saya, matanya berkilat dan menusuk saat menatap ke dalam jiwa saya. Sewaktu saya masih muda, saya tidak selalu terkesan oleh nasihatnya, namun waktu telah mengajar saya untuk menyimak saat ia bicara. Cerita kita ini menyambung akhir pelajaran kita sebelumnya.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 28:1-11)
Cepat atau lambat, Anda akan berada di tempat yang tidak Anda inginkan. Jika Anda mengalaminya, semoga Allah menolong Anda u...
KESIMPULAN (KIS 28:1-11)
Cepat atau lambat, Anda akan berada di tempat yang tidak Anda inginkan. Jika Anda mengalaminya, semoga Allah menolong Anda untuk memanfaatkan sebaik mungkin situasi Anda dan percayalah kepada Dia!49
Tempat yang kita bicarakan adalah tempat (atau situasi atau kondisi) dimana Anda punya sedikit atau tidak punya kontrol atasnya. Namun begitu, kadang-kadang Anda akan berada di tempat yang tidak Anda inginkan dan tetap bisa melakukan sesuatu. Jika kasusnya begitu, janganlah cerewet dan mengeluh, tetapi lakukanlah apa yang perlu dilakukan!
Tempat paling menakutkan dimana Anda bisa berada adalah jauh dari Allah (Yesaya 59:1, 2). Itulah kondisi dimana Anda seharusnya tidak ingin berada di dalamnya, sebab jika Anda mati di situ, Anda akan berakhir dalam api neraka, tempat yang tidak akan Anda kehendaki— namun pada saat itu akan sudah terlalu terlambat untuk berpaling kepada Allah! Berita baiknya adalah bahwa sekarang ini merupakan situasi dimana Anda dapat melakukan sesuatu—jika Anda tidak menunggu terlalu lama. Apakah yang harus Anda lakukan jika secara rohani Anda berada di tempat yang tidak Anda inginkan? Percayalah kepada Tuhan, bertobatlah dari dosa-dosa Anda, dan berpalinglah kepada Dia.50Ia bisa dan akan membebaskan Anda!
CATATAN KHOTBAH
Kisah tentang kapal Paulus yang karam di pulau kecil Malta yang bisa diberi judul, "Beberapa Orang Yang Bersikap Ramah Terhadap Orang Asing," adalah kisah favorit di dalam pelbagai kelas anak-anak. Pelajaran tambahan yang berjudul "Seni Indah Keramah-tamahan," yang didasarkan pada teks ini, bisa didapat dalam edisi Truth for Today yang akan datang.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) CATATAN KHOTBAH (KIS 28)
Beberapa penginjil dan guru pernah menyajikan pelajaran sambungan Kitab Kisah ini dengan judul "Kisah 29." Mereka ...
CATATAN KHOTBAH (KIS 28)
Beberapa penginjil dan guru pernah menyajikan pelajaran sambungan Kitab Kisah ini dengan judul "Kisah 29." Mereka memakai judul itu untuk menekankan bahwa Kisah pasal 28 bukanlah akhir dari kisah "segala perbuatan" para pelayan Allah. Anda mungkin lebih suka memakai judul itu.
PERJALANAN TERAKHIR DAN KEMATIAN PAULUS
Meskipun Lukas di akhir Kisah meninggalkan Paulus di dalam penjara, namun tiga kitab dalam Perjanjian Baru memberi pandangan sekilas tentang pelbagai aktivitas Paulus berikutnya. Ketiga kitab itu, 1 dan 2Timotius dan Titus, ditulis untuk dua pemimpin gereja yang masih muda yang pernah bekerja dan dilatih di bawah Paulus.
Kita tahu bahwa Paulus, jika memungkinkan, sudah lama ingin pergi ke Spanyol (Roma 15:24, 28), dan Eusebius (sekitar 275-339 M.), sejarawan gereja, menyiratkan bahwa Paulus pada suatu ketika akhirnya dibebaskan dari pemenjaraannya oleh Romawi. Selanjutnya, pelbagai tulisan umat Kristen mula-mula berisi juga pelbagai pernyataan bahwa Paulus menyebarkan injil sampai sejauh Spanyol. Kira-kira tahun 96 M., Clement dari Roma menulis kepada jemaat Korintus:
... Paulus juga memperoleh upah dari panjang sabarnya, setelah tujuh kali dijebloskan ke dalam tahanan, dipaksa menyelamatkan diri, dan dirajam batu. Setelah menginjil baik di belahan timur dan barat, ia mendapat reputasi terkenalnya karena imannya, setelah mengajarkan kebenaran kepada seluruh dunia, dan tiba di batas terjauh dunia barat, dan menderita martir di bawah pejabat pemerintahan [Roma]. Demikianlah ia meninggalkan dunia ini, dan pergi ke tempat yang kudus, setelah membuktikan dirinya sebagai contoh kesabaran yang mengesankan.1
Waktu Paulus menyurati Titus, ia tidak sedang dibelenggu oleh Romawi. Ia baru saja meninggalkan Timotius di Efesus (1Timotius 1:3), dan tampaknya ia meninggalkan Titus di Kreta setelah tinggal beberapa lama di situ (Titus 1:5). Ia ingin bertemu lagi dengan Titus di Nikopolis, kota yang terletak antara Kreta dan Dalmatia, tempat dimana Paulus ingin menghabiskan musim dinginnya (Titus 3:12). Belakangan kita tahu Titus pergi ke Dalmatia (2Timotius 4:10), tapi kita tidak yakin apakah Paulus dan Titus sempat berjumpa atau tidak seperti yang direncanakan, sebelum Titus melanjutkan perjalanannya.
Pada saat menulis 2Timotius, Paulus kembali berada dalam penjara di Roma dan sudah diadili (2Timotius 4:16, 17). Kemungkinan ia baru saja dipenjarakan, sebab bukti menyatakan bahwa ia baru saja melakukan perjalanan. Ia meninggalkan jubah dan beberapa perkamennya di Troas (2Timotius 4:13), dan ia belum lama berpisah dari teman-temannya di Miletus dan Korintus (2Timotius 4:20). Bisa jadi ia juga baru dari Efesus (2Timotius 4:14, 15), dan sepertinya ia menghadapi permasalahan di situ. Kitab 2 Timotius tampaknya merupakan surat terakhir Paulus. Isi perkataannya, yang menjadi kehendak dan wasiat terakhir Paulus, terjalin dengan himbaunnya yang menyentuh hati, dengan pelbagai perintah yang berkumandang, dan dengan tulisan kemenangan, meskipun ia di ambang maut yang segera menjemput.2
Penangkapan kembali Paulus kemungkinan terjadi sekitar tahun 67 M. Tradisi tak terilham mengatakan bahwa Paulus dipenggal pada tahun itu juga di Roma atas perintah Nero
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Lihat peta di halaman 230.
2 Sedikit nasihat yang diberikan dalam pelajaran ini saya anggap persis seperti apa seorang Nenek bi...
Catatan Akhir:
- 1 Lihat peta di halaman 230.
- 2 Sedikit nasihat yang diberikan dalam pelajaran ini saya anggap persis seperti apa seorang Nenek bijak dan saleh itu mungkin katakan kepada kita saat kita mulai merasa diri kita tidak diperlakukan secara layak.
- 3 Istilah keluarga lainnya yang familiar untuk seorang nenek bisa dipakai di sini. Di tempat saya, istilah itu mungkin menjadi "Grandma" atau "Granny." Isteri saya dipanggil "Nana" oleh cucunya. Sudah tentu, jika Anda memakai gagasan tentang seorang nenek khayalan ini, sisipkanlah nama akhir Anda sendiri.
- 4 Sebagian besar judul utama dalam pelajaran ini adalah perkataan yang umum; beberapa hampir bisa digolongkan sebagai peribahasa. Kata-kata ini harus disadur untuk pemakaian di beragam tempat di dunia ini. Perkataan setempat bisa saja mengungkapkan pemikiran yang sama dalam kata-kata yang berbeda.
- 5 Perkataan dua kalimat terakhir disadur dari Charles R. Swindoll, The Strength of an Exacting Passion (Anaheim, Calif.: Insight for Living, 1992), 144.
- 6 Mereka mungkin "tahu" lewat penelitian yang lebih cermat atas daerah itu, namun mereka mungkin tahu hal itu dari para penduduk yang mereka jumpai.
- 7 Nama "Melita" adalah transliterasi dari teks aslinya: Melite. Sekarang, pulau itu dikenal sebagai Malta (Negara Malta terdiri dari tiga pulau yang berpenghuni dan dua bukit batu besar yang tak berpenghuni. Pulau terbesar yang berpenghuni dinamakan juga Malta.)
- 8 Lukas mungkin berkata, "Kami tahu bahwa nama pulau perlindungan ini memang tepat!"
- 9 Rick Atchley, "Stuck on a Deserved Island [Terdampar di Pulau Yang Tepat]," pelajaran yang dikhotbahkan di Southern Hills church of Christ, Abilene, Texas, pada 19 April 1987. (Huruf miring oleh saya.)
- 10 Teks Yunani secara harfiah menulis "tidak biasa."
- 11 Kata yang diterjemahkan "ramah" adalah sebuah bentuk kata kerja dari kata Yunani yang darinya kita mendapat kata "philanthropy," yang arti harfiahnya "pencinta manusia."
- 12 Roller coaster adalah kendaraan yang terdapat dalam taman-taman hiburan yang bergerak dengan kecepatan tinggi melintasi lintasan menanjak dan berputar.
- 13 Swindoll, 146.
- 14 William Barclay, The Acts of the Apostles, The Daily Study Bible Series, rev. ed. (Philadelphia: Westminster Press, 1976), 187.
- 15 Richard N. Longenecker, "The Acts of the Apostles," The Expositor's Bible Commentary, ed. Frank E. Gaebelein, vol. 9 (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1981), 563. (Sekarang 96% dari penduduk Malta buta huruf, salah satu persentase terbesar di dunia.)
- 16 Kayu api di waktu hujan memberi beberapa tantangan khusus. Api itu harus terus-menerus diberi kayu untuk menjaga apinya tetap besar dan panas sehingga tidak padam oleh siraman air hujan dan supaya api itu bisa mengeringkan kayu basah yang dilemparkan ke dalam api itu.
- 17 Barclay, 187.
- 18 J.W. McGarvey, New Commentary on Acts of Apostles, vol. 2 (Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., n.d.), 275.
- 19 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary, vol. 1 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 510.
- 20 Ungkapan setempat yang maknanya "jaga kesabaran Anda" atau "tetap tenang" bisa dipakai di sini. Di tempat saya mungkin dipakai ungkapan "keep your cool [jangan panas hati/jangan ambil pusing]."
- 21 Sekarang Malta sudah tidak punya lagi ular berbisa (juga hutan yang disebut sebelumnya), yang menyebabkan beberapa orang skeptis menghilangkan seluruh "kisah ular." Namun begitu, sekarang Malta adalah salah satu tempat di dunia yang paling padat penduduknya: tiga ribu jiwa per 1,6 kilometer persegi. Fakta itu saja cukup untuk menjelaskan lenyapnya habitat banyak binatang buas dan akhirnya binatang itu sendiri.
- 22 Beberapa penafsir pernah menyatakan bahwa Paulus punya daya lihat yang buruk (seperti disiratkan oleh Galatia 4:15; 6:11), ini mungkin penyebab dia tidak bisa melihat adanya ular di ranting-ranting itu. Namun begitu, saya punya banyak teman yang punya pengalaman serupa (termasuk ikut dipagut), meskipun daya lihat mereka sempurna. Kejadian itu bisa menimpa siapa saja.
- 23 Beberapa orang skeptis bersedia mengakui bahwa memang telah terjadi beberapa jenis insiden dipagut ular, namun mereka menyatakan bahwa ular itu tidak benar-benar menggigit Paulus. Lalu bagaimanakah ular beludak itu menggelantung di tangan Paulus? Ular beludak tidak melingkar, dan mereka tidak punya tangan untuk melekat. Seekor ular beludak bisa menggelantung pada sebuah tangan hanya jika taringnya tertanam dalam daging.
- 24 Kata "keadilan" adalah terjemahan kata Yunani dike dan seharusnya mungkin dimulai dengan huruf besar "K." Bangsa penyembah berhala sering melambangkan konsep-konsep abstrak sebagai para dewa atau dewi. Para pribumi itu mungkin sedang mengacu kepada dewi Yunani Dike atau timpalannya dari Feniks.
- 25 Mungkin sebuah rantai sudah dipasang kembali di pergelangan tangan Paulus (rantai itu tentunya harus sudah dilepas sebelum Paulus loncat ke dalam laut). Namun begitu, para pribumi itu mungkin mengetahui dari orang-orang yang selamat lainnya bahwa Paulus adalah seorang tawanan. Namun begitu, mereka tidak tahu persis kejahatan khusus apa yang dituduhkan ke atas dia.
- 26 Mereka mungkin sudah familiar dengan beberapa legenda kuno tentang orang-orang yang selamat dari laut tapi hanya untuk dibunuh dengan cara lain oleh para dewa. Dalam satu legenda, para dewa membunuh seseorang dengan pagutan seekor ular.
- 27 Ini merupakan satu-satunya contoh penggenapan janji "memegang ular" tanpa luka- dan ini terjadi dengan tidak sengaja, bukan disengaja. Para pemuja pegang-ular zaman kini menyalahterapkan Kitab Suci, mencobai Allah (Matius 4:7), dan menempatkan tubuh mereka ke dalam resiko yang tidak perlu (1Korintus 3:17).
- 28 Kata Yunani yang diterjemahkan "bengkak" merupakan istilah medis lain yang Lukas pakai. "Ketika seekor ular beracun menyerang, racunnya masuk ke dalam aliran darah, merusak pembuluh kapiler, dan menyebabkan pendarahan internal yang luas. Tempat yang diserang mulai membengkak dan, jika racun itu cukup kuat, korban akan mati hampir seketika itu juga" (Simon J. Kistemaker, New Testament Commentary: Exposition of the Acts of the Apostles [Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1990], 949).
- 29 Beberapa skeptis mengaku bahwa ular memang menggigit Paulus namun mereka berkata ular itu tidak berbisa. Para pribumi, yang sudah mengetahui wilayah itu, mengenali ular itu sebagai jenis ular yang mematikan. Didasarkan apakah kita menolak kesimpulan mereka-kecuali kita memang sudah memutuskan untuk tidak mau mempercayai mujizat-mujziat Alkitab?
- 30 McGarvey, 276. Di Listra, orang-orang itu awalnya menganggap Paulus dan Barnabas sebagai dewa namun kemudian berusaha untuk membunuh Paulus (lihat pelajaran "Dari Penyanjungan Hingga Pencelakaan," mulai pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian III").
- 31 Longenecker, 564.
- 32 Teks Yunani secara harfiah menulis " [orang] pertama pulau itu."
- 33 Richard Oster, The Acts of the Apostles, Part 2, The Living Word Commentary Series (Austin, Tex.: Sweet Publishing Co., 1979), 174.
- 34 Kita tidak tahu berapa banyak Lukas mencantumkan kata "kami." Tentunya mungkin bahwa Publius sanggup menempatkan sebagian besar atau seluruh orang yang selamat itu di pelbagai fasilitas di kediaman dia sampai pengaturan lainnya bisa dibuat.
- 35 Setelah mengatakan tiga hari sebagai tamu Publius, Lukas tidak mengatakan apa yang terjadi selama sisa-sisa hari selama tiga bulan yang diluangkan di pulau itu. Setelah waktu itu, tempat tinggal yang lebih permanen tampaknya bisa diperoleh untuk Paulus dan yang lainnya-dan mereka tidak lagi sebagai "tamu."
- 36 Kadang-kadang kita juga perlu menerima bantuan bila bantuan itu ditawarkan dengan maksud untuk menjalin atau menguatkan hubungan dengan orang yang menawarkan bantuan itu.
- 37 Teks Yunani secara harfiah menulis "demam."
- 38 Kata Yunani di sini (dusenteria) adalah kata yang darinya kita dapat kata "disentri." Ini merupakan contoh lain tentang Lukas memakai istilah-istilah medis. Ayah gubernur itu tampaknya terkena demam Malta, sebuah penyakit yang melemahkan tubuh yang bisa bertahan sampai dua atau tiga tahun. (Dalam 1887 diketahui bahwa demam Malta disebabkan oleh sebuah mikroorganisme yang terdapat dalam susu kambing Malta. Di beberapa belahan dunia penyakit ini dikenal dengan beberapa nama. Nama keilmuannya adalah brucellosis. Penyakit ini menimbulkan " panas, dingin, kehilangan berat badan, sakit pada persendian dan otot-otot, dan pembesaran limpa. Komplikasi serius seperti halnya encephalistis bisa juga timbul" ([Grolier Multimedia Encyclopedia (1995), s.v. "Brucellosis," by J. Michal S. Dixon].)
- 39 Ini merupakan satu-satunya kesempatan di luar Kisah Injil dimana penyembuhan dilakukan dengan sentuhan; mungkin di situ tersirat adanya kesan kelembutan (lihat artikel tambahan tentang 'Penumpangan Tangan?" pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian III"). Satu hal adalah pasti. Tidak ada penyembuh Perjanjian Baru yang pernah memukul pasien di kepalanya sebagaimana dilakukan oleh apa yang zaman kini disebut "para penyembuh".
- 40 Adegan ini merupakan nostalgia pelayanan penyembuhan di Kapernaum setelah tersebar berita tentang Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus (Markus 1; Lukas 4). Penyembuhan di Malta termasuk di antara mujizat yang terakhir, jika bukan yang paling akhir, yang dikaitkan kepada Paulus. Warren W. Wiersbe berkata, "Karunia melakukan mujizat dan penyembuhan tampaknya perlahan-lahan lenyap selama pelayanan Paulus. Allah memberi Paulus 'mujizat khusus' di Efesus (Kisah 19) untuk bersaksi kepada bangsa non-Yahudi; dan di sini di Malta, Allah memberi Paulus kuasa untuk menyembuhkan. Namun begitu, ketika Paulus menulis dari Roma dua tahun kemudian, ia melaporkan bahwa Epafroditus sedang sakit dan hampir mati (Filipi 2:25-30); dan dalam 2Timotius 4:20 ia menyatakan bahwa ia meninggalkan Trofimus dalam keadaan sakit di Miletus" (Wiersbe's Expository Outlines on the New Testament [Wheaton, Ill.: Victor Books, 1992], 355).
- 41 Fritz Rienecker, A Linguistic Key to the Greek New Testament , ed. Cleon L. Rogers, Jr. (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, Regency Reference Library, 1980), 343.
- 42 Barclay, 189. (huruf miring oleh dia.)
- 43 Paulus sudah punya titik awal dengan orang-orang dari kapal yang sudah mengenal kepemimpinannya. Ia juga sudah punya titik awal dengan para pribumi: Meskipun wawasan dunia mereka bersifat keberhalaan, mereka masih percaya kepada konsep bahwa beberapa hal adalah benar dan beberapa hal adalah salah, termasuk konsep bahwa kejahatan harus dihukum (ay. 4). Dari konsep-konsep itu ia bisa bergerak untuk menginjil tentang Juruselamat yang bisa menyelamatkan kita dari penghakiman.
- 44 Di seluruh Kisah Injil dan Kitab Kisah, penyembuhan tidak pernah merupakan suatu kejadian yang diisolasi. Mujizat-mujizat itu mendukung keotentikan utusan Allah (baik Yesus atau para rasul), yang lalu membagi berita itu.
- 45 Beberapa penulis menyimpulkan bahwa di pulau Malta Paulus tidak berhasil mengkristenkan orang "sebab Lukas tidak menyebutkan ada yang berhasil dikristenkan." Namun begitu, Lukas juga tidak menyebutkan ada yang berhasil dikristenkan di Roma, namun dari tulisan-tulisan lain kita tahu bahwa di ibu kota itu beberapa orang menjadi Kristen (Filipi 1:12, 13; 4:22; Filemon 10). Lukas boleh saja tidak menyebut tentang pengkristenan di Malta atau Roma sebab hal itu memang bukan tujuannya.
- 46 Lihat catatan tentang Kisah 27:1.
- 47 Disadur dari Rick Atchley, "Stuck on a Deserved Island [Terdampar di Pulau Yang Tepat]," pelajaran yang dikhotbahkan di Southern Hills church of Christ, Abilene, Texas, pada 19 April 1987.
- 48 Ini merupakan uang penghargaan. Teks aslinya secara harfiah menulis "dengan banyak hormat [mereka] menghormati kami." Kadang-kadang (tidak sering), kata yang diterjemahkan "hormat" mengacu kepada dukungan keuangan (lihat 1Timotius 5:17).
- 49 Poin-poin yang dibuat bisa saja ditinjau ulang bila diperlukan.
- 50 Ini waktu yang baik untuk meninjau ulang apa yang orang non-Kristen perlu lakukan untuk diselamatkan dan apa yang harus dilakukan oleh anak Allah yang salah untuk bisa dipulihkan.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Eusebius Ecclesiastical History 2.22
2 "Surat-Surat Penjara" adalah Efesus, Filipi, Kolose, dan Filemon. Lihat catata...
Catatan Akhir:
- 1 Eusebius Ecclesiastical History 2.22
- 2 "Surat-Surat Penjara" adalah Efesus, Filipi, Kolose, dan Filemon. Lihat catatan tentang hal ini dalam pelajaran sebelumnya.
- 3 Sebagaimana telah ditulis dalam pelajaran sebelumnya, Paulus sudah siap mati jika itu memang kehendak Tuhan, namun ia berharap untuk dibebaskan.
- 4 J.W. McGarvey, New Commentary on Acts of Apostles , vol. 2 (Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., n.d.), 292.
- 5 1Clement 5. Clement dari Rome (sekitar 30-100 M.) merupakan salah satu Bapa Rasuli yang paling penting.
- 6 "Terjemahan Fragmen Muratorian" dari The New Schaff-Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge, ed. Samuel M. Jackson (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1977), 8:56. Kanon Muratorian merupakan sebuah potongan naskah awal, yang berisi daftar kitab-kitab Perjanjian Baru, yang menyediakan bukti berharga tentang informasi Kanon Perjanjian Baru.
- 7 Karena Nero tidak secara pribadi mengadili setiap orang yang "naik banding kepada Kaisar," maka beberapa orang meragukan bahwa Paulus pernah berdiri di hadapan dia. Beberapa orang bahkan menyatakan bahwa Paulus dibebaskan tanpa diadili sebab orang-orang Yahudi dari Yerusalem tidak lagi melanjutkan tuntutan mereka. Namun begitu malaikat itu sudah berkata bahwa Paulus "harus berdiri di hadapan Kaisar," jadi saya yakin Paulus melakukannya.
- 8 Lihat peta di halaman 49.
- 9 Beberapa orang percaya bahwa surat untuk Titus ditulis lebih awal, sewaktu Paulus tinggal di Efesus.
- 10 1 dan 2Timotius dan Titus sering disebut "surat-surat pastoral [penggembalaan]" sebab para penginjil denominasi biasanya diberi gelar "pastor." Namun begitu, seperti yang sudah kita lihat, istilah "pastor" dalam Alkitab tidak diterapkan untuk penginjil, tetapi untuk para penatua (lihat catatan tentang Kisah 20:28). 1 dan 2Timotius lebih baik diacukan sebagai "surat-surat penginjilan."
- 11 Paul Rogers, "At the End of Paul's Life," The Preacher's Periodical (May 1985), 27.
- 12 Dikutip dari Vera E. Walker, A First Church History (London: Student Christian Movement Press, 1936), 13, 14.
- 13 Ada kontroversi yang cukup besar tentang "pembelaan pertama" yang Paulus singgung, namun yang ini mungkin mengacu kepada kejadian yang baru saja terjadi-mungkin berupa persiapan dengar pendapat sebelum persidangan sesungguhnya dilakukan.
- 14 Kitab Suci tidak memberikan informasi tentang pelbagai kejadian yang dibahas dalam pelajaran ini. Oleh sebab itu saya berpaling kepada pelbagai tulisan tak terilham dari umat Kristen mula-mula dan para sejarawan sekular yang mencatat fakta-fakta dan kepercayaan mula-mula tentang pelbagai peristiwa ini. Sudah tentu, "tradisi-tradisi" ini tidak sehandal catatan Allah yang terilham.
- 15 Perpisahan kita hanyalah sampai nanti kita bertemu lagi di sorga.
- 16 Ini akan setuju dengan fakta bahwa dalam bagian terakhir Kitab Kisah, sebagian besar rasul tampaknya tidak berada di Yerusalem (lihat catatan tentang Kisah 9:26, 27; catatan tentang Kisah 12:17; catatan tentang Kisah 15:4,; dan catatan tentang Kisah 21:18).
- 17 Beberapa orang percaya bahwa kata "Babel" merupakan cara terselubung untuk mengacukan Roma, namun tidak ada bukti bahwa Roma pernah diacukan sebagai Babel sebelum Kitab Wahyu ditulis (Wahyu 17:5, 9, 10). Juga tidak ada indikasi bahwa 1Petrus 5:13 dimaksudkan bersifat figuratif. Babel muncul di abad pertama sebagai satu kota kecil di daerah Efrat, dan kemungkinan di situlah Petrus berada ketika ia menulis surat pertamanya. Kita bisa katakan dengan kepastian yang agak besar bahwa Petrus tidak berada di Roma pada waktu Paulus menulis Kitab Roma, kalau tidak Paulus tentunya akan sudah menyebut namanya. Ada sebuah tradisi bahwa Petrus pergi ke Roma di akhir hidupnya dan mati di situ. Mungkin saja ia pergi ke Roma.
- 18 Untuk informasi selanjutnya tentang pelbagai tulisan yang dicantumkan dalam paragraf ini dan selanjutnya, lihat edisi Truth for Today "A Survey of the New Testament" (July 1993).
- 19 Dalam surat keduanya, Petrus membuat acuan terhadap tulisan-tulisan Paulus (2Petrus 3:15, 16).
- 20 Kitab Yakobus bisa sudah ditulis kapan saja antara 44 M. dan 62 M.
- 21 David Roper, A Survey of the New Testament. "James: Practical Christianity," Truth for Today (July 1993), 39.
- 22 Orang-orang Yahudi juga terus menganiaya umat Kristen kapan saja mereka punya kesempatan (Wahyu 2:9, 10); namun setelah penghancuran Yerusalem pada 70 M., mereka tidak lagi mampu melakukan upaya itu secara bersama-sama.
- 23 Kebanyakan tuduhan ini berawal dari kesalahpahaman manusia terhadap ajaran dan praktik agama Kristen: Ajaran tentang kerajaan dikira hasutan untuk memberontak; pelaksanaan karunia rohani dikira ilmu sihir; kasih untuk orang Kristen yang lain dikira incest; mengambil tubuh Tuhan secara simbolis dalam Perjamuan Tuhan dikira kanibalisme.
- 24 S. Angus, "Roman Empire," International Standard Bible Encyclopedia, ed. James Orr (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1960), 3:2607.
- 25 Domitian adalah anak laki-laki yang lebih muda dari Vespasian. Kakaknya yang lebih tua, Titus, yang juga menjadi kaisar, menghancurkan Yerusalem pada 70 M.
- 26 Ray Summers, Worthy is the Lamb (Nashville: Broadman Press, 1951), 83-85.
- 27 Menurut satu tradisi, teman karib Paulus lainnya, Dr. Lukas, telah dibunuh lebih dahulu dalam kaitannya dengan penganiayaan oleh Nero.
- 28 Menurut tradisi, setelah kematian Domitian, Yohanes kembali ke Efesus, dimana ia mati secara wajar ketika usianya hampir mencapai seratus tahun.
- 29 Dikutip dari Walker, 17.
- 30 Marie Gentert King, ed., Foxe's Book of Martyrs (Old Tappan, N.J.: Fleming H. Revell Co., 1968), 13-31.
- 31 Ignatius disebut dalam catatan kaki 10 di halaman 236 pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian IV."
- 32 Polikarpus juga disebut dalam catatan kaki 10 di halaman 236 pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian IV."
- 33 Polycarp Martyrdom of Polycarp 9.
- 34 Justin Martyr disebut di halaman 227 dan 229 pada buku "Kisah, Bagian IV."
- 35 Handbook of Church History, The Living Word Series (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1964), 17.
- 36 Penulis tak dikenal, dikutip dari Theodora W. Wilson, Into the Arena (London: William Collins Sons and Co., 1944), 102.
- 37 Ini tidak berarti bahwa semua bentuk penganiayaan terhadap umat Kristen berhenti. Mereka yang membela jalan Allah sudah selalu dan akan selalu dianiaya dengan berbagai cara (2Timotius 3:12).
- 38 Lihat Matius 24:24; Kisah 20:28-31; 2Tesalonika 2:3-12; 1Timotius 4:1-3; 2Timotius 4:1-4; 2Petrus 2:1, 2.
- 39 J. Vernon Bartlet, Early Church History (London: The Religious Tract Society, 1894), 19-20.
- 40 Jika pelajaran ini dipakai sebagai materi khotbah, maka akan cocok untuk berbagi sedikit kenangan tentang orang Kristen "biasa" dari jemaat lokal yang telah memperlihatkan semangat orang Kristen dalam Kitab Kisah.
- 41 Jika pelajaran ini dipakai sebagai materi khotbah, para pendengar harus didorong untuk menerima injil. Bisa disimak bahwa adanya respon (atau tak adanya respon) dari mereka adalah juga bagian dari catatan sorgawi.
Catatan Akhir Catatan Khotbah:
- 1 1Clement 5.
- 2 R.N. Longenecker, "Paul, the Apostle," in The Zondervan Pictorial Encyclopedia of the Bible, ed. Merrill C. Tenney (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1975), 4:657.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh
Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah
KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah menguraikan mengenai bagaimana pengikut-pengikut Yesus - dengan pimpinan Roh Allah - menyebarkan Kabar Baik tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8). Buku ini adalah cerita tentang pergerakan Kristen yang dimulai di antara orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu agama untuk seluruh dunia. Penulis buku ini merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif terhadap kerajaan Roma, tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama Yahudi.
Kisah Rasul-rasul bisa dibagi dalam tiga bagian. Di dalam ketiga bagian itu nampak meluasnya wilayah di mana Kabar Baik tentang Yesus disiarkan dan gereja didirikan:
- (1) permulaan pergerakan Kristen di Yerusalem setelah Yesus terangkat naik ke surga;
- (2) perluasan ke daerah-daerah lain di Palestina; dan
- (3) perluasan yang lebih besar lagi ke negeri-negeri di sekitar Laut Tengah sampai sejauh Roma.
Satu hal yang khas dan penting dalam buku Kisah Rasul-rasul ini ialah pekerjaan Roh Allah yang datang dengan kuasa ke atas orang-orang percaya di Yerusalem pada hari Pentakosta. Di dalam seluruh peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam buku ini nyatalah bahwa Roh Allah itu terus-menerus memimpin dan menguatkan gereja beserta pemimpin-pemimpinnya. Berita yang diajarkan oleh agama Kristen pada masa-masa permulaan ini diringkaskan dalam sejumlah khotbah. Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam buku ini menunjukkan pula betapa berkuasanya berita itu di dalam kehidupan orang-orang Kristen dan di dalam ikatan persaudaraan gereja.
Isi
- Persiapan untuk pemberitaan
Kis 1:1-26 - a. Perintah yang terakhir dan janji dari Tuhan Yesus
Kis 1:1-14 - b. Pengganti Yudas
Kis 1:15-26 - Pemberitaan di Yerusalem
Kis 2:1-8:3 - Pemberitaan di Yudea dan Samaria
Kis 8:4-12:25 - Pelayanan Paulus
Kis 13:1-28:31 - a. Perjalanan pertama untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 13:1-14:28 - b. Musyawarah di Yerusalem
Kis 15:1-35 - c. Perjalanan kedua untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 15:36-18:22 - d. Perjalanan ketiga untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 18:23-21:16 - e. Paulus sebagai tahanan di Yerusalem, Kaisarea, dan Roma
Kis 21:17-28:31
Ajaran: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya
di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-bangsa di dunia.
Pendahuluan
Penulis : Lukas.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Seorang yang bernama Theofilus (Kis 1:1). (Dan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Para Rasul terbagi atas 28 pasal. Di dalam Kitab ini terdapat sejarah berdirinya Gereja Kristen, khotbah-khotbah para Rasul, penganiayaan terhadap umat Kristen, penginjilan kepada bangsa-bangsa lain, serta permulaan adanya sebutan Kristen.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Kisah Para Rasul
Pasal 1-5 (Kis 1:1-5:42).
Pengajaran tentang kelahiran gereja Tuhan Yesus pertama kali
Bagian ini menceritakan tentang amanat Tuhan Yesus yang diberikan kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Sorga. Dan tentang orang-orang percaya setelah mendengar khotbah Rasul Petrus yang dikuasai oleh Roh Kudus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 1:8; 2:1-3,36-41. Nats ini menyatakan perkataan Tuhan Yesus bahwa murid-murid-Nya akan menerima kuasa setelah menerima Roh Kudus, dan perkataan Tuhan Yesus itu digenapi ketika Para Rasul berkumpul di Yerusalem. _Tanyakan_: Apakah saudara yakin sudah menerima Roh Kudus dan memiliki kuasa-Nya? Kalau sudah apakah yang harus saudara perbuat?
- Bacalah pasal Kis 2:41-47; 4:32-37.
Nats ini menceritakan kehidupan orang-orang percaya pada abad pertama penuh dengan kasih terhadap sesama dan ketekunan dalam beribadah kepada Allah. _Tanyakan_: Bagaimanakah sifat saudara terhadap anggota gereja yang lain? Apakah saudara rajin ke Gereja, baca Alkitab dan berdoa?
Pasal 6-12 (Kis 6:1-12:25).
Pengajaran tentang perkembangan gereja yang berada dalam penganiayaan terhadap orang-orang percaya
Orang-orang percaya di kota Yerusalem mengalami penganiayaan dari orang- orang Yahudi, sehingga mereka melarikan diri ke penjuru dunia. Tetapi di dalam segala penderitaan dan penganiayaan itu mereka tetap memberitakan Injil Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 7:54-60; 8:1-4. Nats-nats ini menceritakan bagaimana beratnya penderitaan dan aniaya yang dialami oleh orang-orang percaya, tetapi walaupun di dalam penderitaan dan aniaya itu mereka tetap setia beribadah dan memberitakan Injil. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap saudara kalau saudara diancam setelah masuk Kristen?
- Bacalah pasal Kis 9:1-22. Nats ini menceritakan tentang Saulus (Paulus) yang adalah seorang penganiaya orang-orang percaya, mengalami pertobatan dan akhirnya menjadi Rasul. Ini mengajarkan bahwa kuasa Tuhan Yesus dapat mengubah kehidupan seseorang yang sangat jahat sekalipun. _Tanyakan_: Sudahkah kehidupan saudara diubah oleh Tuhan Yesus menjadi kehidupan yang benar?
Pasal 13-15 (Kis 13:1-15:41).
Pengajaran tentang jemaat (gereja) setempat yang menginjil
Bagian ini menjelaskan tentang kehidupan orang-orang percaya di kota Antiokhia, dan sebutan Kristen pertama kali diberikan kepada murid-murid Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 11:23-26. _Tanyakan_: Mengapa orang-orang percaya di Antiokhia disebut Kristen?
- Bacalah pasal Kis 13:1-6.
Nats ini menceritakan tentang jemaat Antiokhia, yang mengirimkan penginjil-penginjil kepada bangsa-bangsa lain karena taat pada Roh Kudus. Ini mengajarkan pada setiap gereja untuk mempunyai beban penginjilan pada setiap orang yang belum mengenal Tuhan Yesus.
_Tanyakan_: Apakah di gereja saudara mempunyai beban penginjilan?
Pasal 16-28 (Kis 16:1-28:31).
Pengajaran tentang nama Tuhan Yesus diberitakan ke seluruh dunia
Dalam bagian ini, dijelaskan bagaimana Kasih Karunia Allah yang ada dalam Tuhan Yesus, diberitakan pada setiap suku bangsa, baik yang menjadi rakyat biasa, maupun yang menjadi tentara dan orang-orang istana.
Pendalaman
Bacalah pasal Kis 23:11. Ayat ini menyatakan tentang perkataan Tuhan Yesus kepada Paulus untuk bersaksi dengan penuh keberanian di kota Roma. Ini juga mengajarkan pada setiap orang Kristen tetap mempunyai keberanian untuk bersaksi kepada setiap orang.
_Tanyakan_: Sudahkah saudara bersaksi dengan berani kepada setiap orang?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Kisah Para Rasul dapatlah diketahui bahwa perkembangan Gereja Tuhan Yesus dan Kasih Karunia Allah yang diberikan pada setiap bangsa mendapat tantangan dari kuasa dunia dan orang-orang yang tidak mau mengenal Allah. Tetapi melalui Kemahakuasaan-Nya, Tuhan Yesus mengalahkan semua kuasa dunia itu, dan Gereja tetap bertumbuh.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Kisah Para Rasul?
- Dengan kuasa apakah Rasul Paulus berkhotbah Yerusalem?
- Bagaimanakah kehidupan orang percaya pada abad pertama?
- Bagaimanakah beban penginjilan di jemaat Antiokhia?
- Dari manakah datangnya keberanian Rasul Paulus untuk bersaksi?
Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Ku
Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?
Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Kudus, karena menceritakan apa yang terjadi setelah Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Lukas, satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang bukan orang Yahudi, menulis Kisah para Rasul sebagai kelanjutan dari tulisan sebelumnya yakni Injil yang memakai namanya.
APAKAH ISI KITAB INI?
12 pasal pertama terutama meliput kegiatan rasul Petrus, sementara pasal-pasal selanjutnya sebagian besar tentang pekerjaan rasul Paulus. Yesus telah mengatakan kepada para murid-Nya bahwa apabila Roh Kudus turun ke atas mereka, mereka akan menjadi saksi-saksi-Nya. Kitab Kisah para Rasul memperlihatkan bagaimana hal ini digenapi. Dari kitab Kisah para Rasul, kita banyak sekali belajar tentang gereja mula-mula, suka dan dukanya, kemenangan dan kesusahannya, tetapi yang terpenting ialah perkembangan gereja yang dalam jangka waktu beberapa tahun sudah dibangun di seluruh dunia yang telah beradab. Kita tahu bahwa tabib Lukas adalah seorang sejarawan yang cermat dan kita boleh yakin bahwa dalam kitab ini kita memperoleh catatan yang benar tentang kekristenan yang mula-mula.
APA CIRI-CIRI UTAMANYA?
Kata 'saksi' dipakai lebih dari 30 kali, mengingatkan kita bahwa gereja yang sejati adalah gereja yang bersaksi dan setiap Kristen dipanggil untuk menjadi saksi. Sungguh menakjubkan bahwa hanya dalam satu generasi, orang-orang Kristen mula-mula ini telah mengabarkan Injil ke seluruh dunia yang sudah beradab. Kisah para Rasul merupakan buku pedoman misi yang terbaik yang pernah ditulis. Kisah para Rasul berakhir dengan tiba-tiba - seolah-olah tidak selesai. Suatu cara mengakhiri yang tepat, karena gereja yang bersaksi harus terus maju sampai Kristus datang kembali. Kitab-kitab Injil memperlihatkan apa yang mulai dilakukan oleh Kristus ketika Ia ada di dunia dan Kisah para Rasul menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selanjutnya oleh Roh-Nya yang kudus melalui murid-murid-Nya. Kitab ini dimulai dengan pemberitaan Injil di Yerusalem, ibu kota agama bangsa Yahudi; diakhiri dengan pemberitaan Injil di kota Roma, ibu kota dari dunia yang beradab pada waktu itu.
KAPAN KITAB INI DITULIS?
Hampir dapat dipastikan bahwa tabib Lukas menulis Kisah para Rasul pada awal atau pertengahan tahun enam puluhan abad pertama - pada akhir masa dua tahun hukuman penjara rasul Paulus di Roma. Kitab itu mencakup masa dari pendirian gereja di Yerusalem sampai masa hukuman penjara rasul Paulus di Roma - yaitu kurang lebih tiga puluh tahun
Pesan
1. Gereja menanti dan menerIma kuasa Roh Kudus.o Amanat agung diulangi. Kis 1:8
o Tuhan yang bangkit naik ke surga. Kis 1:9
o Para rasul berdoa. Kis 1:14
o Roh yang dijanjikan diberikan. Kis 2:4
o Disusul dengan khotbah yang penuh kuasa. Kis 2:37
2. Gereja mempertunjukkan persekutuan Kristen.
o Dalam kehidupan bersama. Kis 2:44; 4:32
o Dalam ibadah bersama. Kis 2:46
3. Gereja segera mengalami baik kemenangan maupun kesusahan.
o Penyembuhan orang lumpuh. Kis 3:2
o Penipuan Ananias dan Safira. Kis 5:1
4. Gereja mengangkat 'para pejabat' yang pertama -'Kelompok Tujuh Orang' (Kis 6:3).
5. Martir pertama gereja - Stefanus (Kis 7:60).
6. Gereja menerima seorang petobat baru yang luar biasa - Saulus dari Tarsus (Kis 9:1-19).
7. Gereja membuktikan kuasa doa.
o Persekutuan doa yang membuka pintu penjara. Kis 12:5
8. Gereja mengadakan sidangnya yang pertama yang di dalamnya kebebasan orang
bukan Yahudi dilindungi (Kis 15:19).
Penerapan
1.Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita apa yang harus dilaksanakan oleh gereja Perjanjian Baru:
o Pengajaran
o Persekutuan
o Pemecahan roti
o Kebaktian (doa-doa)
2. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya persekutuan Kristen itu:
o Saling berbagi hidup dan memperhatikan
3. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya pekerjaan misi dilaksanakan:
o Oleh setiap orang yang dipanggil oleh Allah - bukan suatu golongan elit tertentu
o Di bawah pimpinan Roh Kudus
o Mengunjungi tempat-tempat yang strategis
4. Kisah para Rasul mengingatkan kita bahwa Kristen yang sungguh-sungguh sekalipun, kadang-kadang berbeda pendapat dan berpisah.
o Paulus dan Barnabas mengambil sikap yang berbeda terhadap Yohanes Markus ketika ia meninggalkan mereka, tetapi perbedaan ini kemudian dipulihkan.
5. Kisah para Rasul memperkenalkan kita kepada para pemimpin pertama yang diangkat dalam gereja Kristen dan memberitahukan kepada kita apa persyaratan mereka.
Tema-tema Kunci
1. Bersaksi.Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi 'saksi' berhubungan dengan kata 'martir'.
Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita betapa tinggi harga yang harus dibayar
dalam bersaksi - Stefanus harus membayar dengan nyawanya dan kesaksian Petrus
dan Paulus menyebabkan mereka dipenjarakan.
Carilah ayat-ayat lain yang mengandung kata' saksi'. Bandingkan siksaan yang
diterima oleh Stefanus dengan kematian Kristus di kayu salib (Luk. 23:34; Kis. 7:60).
2. Pertobatan.
Kisah para Rasul mencatat sejumlah peristiwa pertobatan yang unik. Keempat
contoh di bawah ini memperlihatkan bagaimana Allah membawa laki-laki dan
perempuan kepadaNya dengan berbagai cara: O Sida-sida dari Etiopia yang dibawa
kepada Kristus melalui pembacaan Kitab Suci (Kis 8:30).
o Saulus dari Tarsus, yang hidupnya berubah secara tiba-tiba dan dramatis (Kis 9:1-19).
o Lidia, wanita yang taat beribadah, yang telah siap menerima Injil (Kis 16:14).
o Kepala penjara Filipi yang mencari keselamatan karena didorong oleh rasa takut
(Kis 16:29, 30).
Carilah ayat-ayat yang berhubungan dengan keempat pertobatan di atas serta
bandingkanlah cara-cara yang Allah pakai waktu itu dan sekarang untuk membawa
orang kepada-Nya.
3.Tim penginjilan.
Kita melihat di dalam Kisah para Rasul pola kerja misionaris. Paulus tidak saja
menetapkan tempat-tempat yang strategis dan berusaha menyebarkan kabar baik di
daerah sekelilingnya, tetapi ia juga mempunyai rekan penolong.
Perhatikanlah kampanye Paulus yang berbeda-beda dalam perjalanan misionarisnya
yang tercatat dalam Kisah para Rasul.
Garis Besar Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) [1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11Janji tentang Roh Kudus
Kis 1:12-14Para murid yang menanti
Kis 1:15-2
[1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11 | Janji tentang Roh Kudus |
Kis 1:12-14 | Para murid yang menanti |
Kis 1:15-26 | Penggantian Yudas |
[2] BERSAKSI DI YERUSALEM Kis 2:1-7:60
Kis 2:1-47 | Kuasa diberikan dan khotbah penuh kuasa |
Kis 3:1-26 | Mukjizat pertama yang dicatat dalam gereja mula-mula |
Kis 4:1-31 | Timbulnya kaum oposisi |
Kis 4:32-5:16 | Berkat dan cela |
Kis 5:17-42 | Lebih menaati Allah daripada manusia |
Kis 6:1-7:60 | Martir Kristen pertama |
[3] BERSAKSI DI SAMARIA Kis 8
[4] BERSAKSI DI TEMPAT YANG LEBIH JAUH Kis 9:1-13:3
Kis 9 | Pertobatan yang luar biasa |
Kis 10:1-11:30 | Mata Petrus terbuka |
Kis 12:1-2 | 5 Petrus ditangkap |
Kis 13:1-3 | Paulus dan Barnabas diutus |
[5] BERSAKSI SAMPAI KE UJUNG DUNIA Kis 13:4-28:31
Kis 13:4-15:35 | Perjalanan misionaris yang pertama |
o Siprus (Kis 13:4-12)
o Perga (Kis 13:13)
o Pisidia Antiokhia (Kis 13:14-52)
o Ikonium (Kis 14:1-6)
o Listra (Kis 14:6-20)
o Derbe (Kis 14:20-21)
o Sidang di Yerusalem (Kis 15:1-35)
Kis 15:36-18:22 | Perjalanan misionaris yang kedua |
o Paulus dan Barnabas berpisah (Kis 15:36-41)
o Paulus mengunjungi Listra (Kis 16:1-3)
o Berbagai kota di Asia Kecil (Kis 16:4-11)
o Filipi (Kis 16:12-40)
o Tesalonika (Kis 17:1-9)
o Berea (Kis 17:10-14)
o Atena(Kis 17:15-34)
o Korintus (Kis 18:1-17)
o Kembali ke Antiokhia
Kis 18:23-21:17 | Perjalanan misionaris yang ketiga |
o Paulus mengunjungi Efesus (Kis 18:23-19:40)
o Berangkat ke Yerusalem (Kis 20:1-16)
o Berpidato di depan para penatua di Efesus (Kis 20:17-38)
o dan akhirnya tiba di Yerusalem (Kis 21:1-17)
Kis 21:18-28:3 | Paulus berhadapan dengan para penguasa |
o Didakwa dan ditangkap (Kis 21:18-40)
o Membela diri (Kis 22-26)
o Dalam perjalanan ke Roma (Kis 27:1-28:15)
o Paulus masih berkhotbah (Kis 28:16-31)
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi