Teks -- Kisah Para Rasul 2:4 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life: Kis 2:4 - PENUHLAH MEREKA DENGAN ROH KUDUS.
Nas : Kis 2:4
Apakah makna dari kepenuhan dengan Roh pada hari Pentakosta?
1) Itu berarti dimulainya penggenapan janji Allah dalam Yoel 2:28-2...
Nas : Kis 2:4
Apakah makna dari kepenuhan dengan Roh pada hari Pentakosta?
- 1) Itu berarti dimulainya penggenapan janji Allah dalam Yoel 2:28-29
untuk mencurahkan Roh-Nya atas semua manusia pada hari-hari terakhir
(bd. Kis 1:4-5; Mat 3:11; Luk 24:49; Yoh 1:33;
lihat cat. --> Yoel 2:28-29).
[atau ref. Yoel 2:28-29]
- 2) Karena hari-hari terakhir dari zaman akhir ini telah mulai (ayat
Kis 2:17; bd. Ibr 1:2; 1Pet 1:20) semua orang diperhadapkan
dengan tantangan untuk menerima atau menolak Kristus, (Kis 3:19;
Mat 3:2; Luk 13:3;
lihat cat. --> Kis 2:17).
[atau ref. Kis 2:17]
- 3) Para murid "diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi"
(Luk 24:49; bd. Kis 1:8), yang menyanggupkan mereka bersaksi
untuk Kristus, menginsafkan orang akan dosa, kebenaran dan penghakiman
Allah sehingga mereka berbalik dari dosa kepada keselamataan dalam
Kristus (bd. Kis 4:13,33; 6:8; Rom 15:19;
lihat cat. --> Kis 1:8;
lihat cat. --> Yoh 16:8).
- 4) Roh Kudus menyatakan sifat-Nya sebagai Roh yang rindu dan berusaha demi penyelamatan orang dari setiap bangsa. Mereka yang menerima baptisan dalam Roh dipenuhi dengan kerinduan yang sama demi penyelamatan umat manusia (ayat Kis 2:38-40; 4:12,33; Rom 9:1-3; 10:1). Jadi, hari Pentakosta merupakan awal dari penginjilan dunia (ayat Kis 2:6-11,39; Kis 1:8).
- 5) Para rasul menjadi pelayan Roh. Mereka bukan hanya memberitakan Yesus yang disalibkan dan dibangkitkan, menuntun orang lain kepada pertobatan dan iman kepada Kristus, tetapi mereka juga mempengaruhi orang-orang bertobat untuk menerima "karunia-karunia Roh Kudus" (ayat Kis 2:38-39) yang sudah mereka terima pada hari Pentakosta. Hal menuntun orang lain untuk menerima baptisan Roh Kudus adalah kunci karya rasuli dalam PB (lih. Kis 8:17; 9:17-18; 10:44-46; 19:6).
- 6) Lewat baptisan dalam Roh ini para pengikut Kristus menjadi
orang-orang yang melanjutkan karya Kristus dalam dunia ini. Dalam kuasa
Roh Kudus, mereka terus melakukan dan mengajarkan hal-hal yang sama
"yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1;
lihat cat. --> Yoh 14:12;
[atau ref. Yoh 14:12]
lihat art. TANDA-TANDA ORANG PERCAYA).
Full Life: Kis 2:4 - MULAI BERKATA-KATA DALAM BAHASA-BAHASA LAIN.
Nas : Kis 2:4
Untuk pembahasan tentang berbahasa roh pada hari Pentakosta dan
dalam gereja, serta kemungkinan adanya bahasa roh palsu,
l...
Nas : Kis 2:4
Untuk pembahasan tentang berbahasa roh pada hari Pentakosta dan dalam gereja, serta kemungkinan adanya bahasa roh palsu,
lihat art. BERKATA-KATA DENGAN BAHASA ROH.
Jerusalem -> Kis 2:4
Jerusalem: Kis 2:4 - untuk mengatakannya Ditinjau dari segi tertentu, Kis 2:4,11,13, mujizat Pentakosta merupakan karunia glossolalia, sebuah gejala yang sering terjadi pada umat purba; lihat...
Ditinjau dari segi tertentu, Kis 2:4,11,13, mujizat Pentakosta merupakan karunia glossolalia, sebuah gejala yang sering terjadi pada umat purba; lihat Kis 10:46; 11:15; 19:6; 1Ko 12-14; bdk Mar 16:17. Pendahulu gejala itu ialah karunia kenabian di Israel dahulu, bdk Bil 11:25-29; 1Sa 10:5-6,10-13; 19;20-24; 1Ra 22:10. Bdk janji nabi Yoel, Kis 3:1-15, yang dikutip oleh Petrus, Kis 2:17 dst.
Ende -> Kis 2:2-4
Ende: Kis 2:2-4 - -- Tiupan angin jang berdaja kuat tetapi tidak kelihatan melambangkan tjara
pimpinan Roh Kudus, dan lidah-lidah api itu bahwa Roh Kudus menerangi akal-bu...
Tiupan angin jang berdaja kuat tetapi tidak kelihatan melambangkan tjara pimpinan Roh Kudus, dan lidah-lidah api itu bahwa Roh Kudus menerangi akal-budi, mengobarkan semangat dan membersihkan hati dari unsur-unsur tak murni. Bdl. Yoh 3:8; 20:22; Mat 3:11.
Ref. Silang FULL -> Kis 2:4
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Kis 2:1-4
Matthew Henry: Kis 2:1-4 - Hari Pentakosta
Di antara janji tentang Mesias (bahkan yang paling belakangan dari janji-janji itu) dan kedatangan-Nya, terselingi masa yang lama. Namun, di an...
- Di antara janji tentang Mesias (bahkan yang paling belakangan dari janji-janji itu) dan kedatangan-Nya, terselingi masa yang lama. Namun, di antara janji tentang Roh dan kedatangan-Nya, hanya berselang beberapa hari. Dan selama hari-hari itu para rasul, meskipun sudah menerima perintah untuk memberitakan Injil kepada setiap makhluk, dan untuk memulainya dari Yerusalem, masih tetap tinggal di tempat, incognito – secara tersembunyi, dan tidak menawarkan diri untuk berkhotbah. Tetapi dalam pasal ini angin utara dan angin selatan bangun, dan kemudian mereka pun bangun, dan sekarang kita mendapati mereka sedang berkhotbah. Inilah,
- I. Turunnya Roh ke atas para rasul, dan orang-orang yang bersama mereka, pada hari Pentakosta (ay. Kis 2:1-4).
- II. Berbagai macam dugaan yang muncul akibat peristiwa ini di antara orang-orang yang sekarang bertemu di Yerusalem dari segala penjuru (ay. Kis 2:5-13).
- III. Khotbah yang disampaikan Petrus kepada mereka dalam kesempatan ini, yang di dalamnya ia menunjukkan bahwa pencurahan Roh ini merupakan penggenapan dari janji dalam Perjanjian Lama (ay. Kis 2:14-21), bahwa itu merupakan peneguhan terhadap Kristus sebagai Mesias, yang sudah dibuktikan dengan kebangkitan-Nya (ay. Kis 2:22-32), dan bahwa itu merupakan buah serta bukti dari kenaikan-Nya ke sorga (ay. Kis 2:33-36).
- IV. Dampak baik dari khotbah ini pada pertobatan banyak orang yang membuat mereka beriman kepada Kristus, dan ditambahkan ke dalam jemaat (ay. Kis 2:37-41).
- V. Kesalehan dan kasih yang terkenal dari orang-orang Kristen mula-mula, dan pertanda-pertanda nyata dari kehadiran Allah bersama mereka, serta kuasa-Nya di dalam mereka (ay. Kis 2:42-47).
Hari Pentakosta ( Kis 2:1-4)
- Di sini kita mendapati cerita tentang turunnya Roh Kudus ke atas murid-murid Kristus. Amatilah,
- I. Kapan, dan di mana, peristiwa ini terjadi, yang dicatat secara khusus, supaya kepastiannya menjadi lebih kuat.
- 1. Terjadinya ketika tiba hari Pentakosta, yang di dalamnya tampak ada rujukan pada bagaimana ketetapan perayaan ini dulu diungkapkan, di mana dikatakan (Im. 23:15), kamu harus menghitung, harus ada genap tujuh minggu, mulai dari hari korban sajian hulu hasil, yaitu hanya satu hari sesudah paskah, hari keenam belas pada bulan Abib, dan ini tepat pada hari ketika Kristus bangkit. Hari ini tiba dengan genap, maksudnya, malam sebelumnya, yang terhitung sebagai bagian dari hari itu, sudah benar-benar berlalu.
- (1) Roh Kudus turun pada hari raya yang khidmat, karena pada waktu itu banyak orang berbondong-bondong datang ke Yerusalem dari segala penjuru negeri, dan banyak penganut agama Yahudi dari bangsa-bangsa lain, yang membuat kejadian itu lebih umum diketahui, dan ketenarannya tersebar dengan lebih cepat dan lebih jauh, yang akan berperan besar dalam menyebarkan Injil ke semua bangsa. Demikianlah pada hari ini, seperti sebelumnya pada hari paskah, hari-hari raya orang Yahudi berperan untuk menabuh genderang bagi ibadah-ibadah dan penghiburan-penghiburan Injil.
- (2) Hari raya Pentakosta ini dipelihara untuk memperingati diberikannya hukum Taurat di Gunung Sinai, yang dari situ mulai terhitung pembentukan jemaat Yahudi, yang menurut perhitungan Dr. Lightfoot terjadi tepat seribu empat ratus empat puluh tujuh tahun sebelum ini. Tepatlah, oleh sebab itu, Roh Kudus diberikan pada hari raya itu, di dalam api dan lidah-lidah, untuk menyatakan hukum Injil, bukan hanya kepada satu bangsa seperti hukum Taurat, melainkan kepada segala makhluk.
- (3) Hari raya Pentakosta terjadi pada hari pertama dalam minggu itu, yang merupakan kehormatan tambahan yang diberikan kepada hari itu, dan peneguhannya sebagai hari Sabat Kristen, inilah hari yang dijadikan TUHAN, sebagai peringatan yang abadi dalam jemaat-Nya akan dua berkat agung itu, yakni kebangkitan Kristus dan pencurahan Roh, yang kedua-duanya terjadi pada hari pertama dalam minggu itu. Hal ini tidak hanya bisa membenarkan kita untuk beribadah pada hari itu dan menyebutnya hari Tuhan, tetapi juga untuk membimbing kita dalam menguduskannya bagi pujian kepada Allah, khususnya atas dua berkat agung itu. Pada setiap hari Tuhan sepanjang tahun, saya pikir, kita harus memberikan perhatian penuh dan khusus di dalam doa-doa dan puji-pujian kita terhadap kedua peristiwa ini. Seperti yang dijalankan oleh sebagian jemaat dalam memperingati kebangkitan Kristus setahun sekali, pada hari raya Paskah, dan memperingati pencurahan Roh Kudus setahun sekali, pada hari raya Pentakosta. Oh, semoga saja kita bisa melakukannya dengan hati yang layak!
- 2. Peristiwa itu terjadi ketika mereka semua berkumpul di satu tempat. Tempat apa itu kita tidak diberi tahu secara khusus, entah di dalam Bait Allah, di mana mereka hadir pada hari-hari biasa (Luk. 24:53), ataukah itu di ruang atas kepunyaan mereka sendiri, di mana mereka bertemu pada waktu-waktu lain. Tetapi tempatnya di Yerusalem, karena kota ini sudah menjadi tempat yang dipilih Allah, untuk menempatkan namaNya di sana, dan apa yang sudah dinubuatkan adalah bahwa dari sana firman Tuhan akan keluar ke segala bangsa (Yes. 2:3). Sekarang kota itu menjadi tempat perkumpulan umum bagi semua orang saleh: di sini Allah sudah berjanji untuk menjumpai mereka dan memberkati mereka. Di sinilah, oleh sebab itu, Ia menjumpai mereka dengan berkat dari segala berkat ini. Meskipun Yerusalem sudah memberikan penghinaan luar biasa tak terbayangkan terhadap Kristus, namun Ia memberikan kehormatan ini kepada Yerusalem, untuk mengajar sisa-Nya di semua tempat. Ia memiliki umat sisa-Nya di Yerusalem. Di sini murid-murid ada di satu tempat, dan mereka belum berjumlah begitu banyak sehingga satu tempat, yang tidak luas, bisa menampung mereka semua. Dan di sini berkumpullah mereka. Kita tidak bisa lupa betapa sering, ketika Guru mereka masih ada bersama-sama dengan mereka, terjadi pertengkaran di antara mereka, tentang siapa yang terbesar. Tetapi sekarang semua pertengkaran ini berakhir, kita tidak mendengar apa-apa lagi tentangnya. Apa yang sudah mereka terima dari Roh Kudus, ketika Kristus mengembusi mereka, sudah cukup meluruskan kesalahan-kesalahan yang mendasari pertentangan-pertentangan itu, dan sudah mencondongkan hati mereka pada kasih suci. Belakangan ini mereka lebih sering berdoa bersama-sama daripada biasanya (1:14), dan ini membuat mereka mengasihi satu sama lain dengan lebih baik. Dengan anugerah-Nya Ia sudah mempersiapkan mereka seperti itu untuk menerima karunia Roh Kudus. Sebab burung merpati yang terberkati itu tidak datang di mana ada bunyi dan kegemparan, tetapi melayang-layang di atas permukaan air yang tenang, bukan yang bergolak. Maukah kita agar Roh dicurahkan kepada kita dari atas? Hendaklah kita semua sehati, dan, kendati dengan adanya berbagai macam perasaan dan kepentingan, seperti yang tidak diragukan lagi memang ada di antara murid-murid itu, marilah kita sepakat untuk mengasihi satu sama lain. Sebab, di mana saudara-saudara diam bersama dengan rukun, ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat.
- II. Bagaimana, dan dengan cara apa, Roh Kudus turun ke atas mereka. Kita sering kali membaca dalam Perjanjian Lama tentang turunnya Allah di dalam awan. Seperti ketika Ia pertama-tama melawat kemah suci, dan sesudah itu Bait Allah, yang menunjukkan kegelapan dari tata aturan pada zaman itu. Dan Kristus naik ke sorga di dalam awan, untuk menunjukkan betapa kita tetap berada dalam kegelapan mengenai dunia atas. Tetapi Roh Kudus tidak turun di dalam awan. Sebab, Ia harus menghalau dan menyerakkan awan-awan yang menggelapkan pikiran manusia, dan membawa terang ke dalam dunia.
- 1. Di sini ada panggilan-panggilan yang bisa didengar, yang diberikan kepada mereka untuk menggugah pengharapan-pengharapan mereka akan sesuatu yang besar (ay. Kis 2:2). Di sini dikatakan,
- (1) Bahwa terjadinya tiba-tiba, tidak timbul secara perlahan, seperti angin biasanya berembus, tetapi langsung kencang seketika. Datangnya lebih cepat daripada yang mereka harapkan, dan bahkan membingungkan orang-orang yang sedang berkumpul bersama-sama untuk menunggu, dan mungkin untuk melakukan suatu ibadah.
- (2) Itu adalah suatu bunyi dari langit, seperti bunyi guruh (Why. 6:1). Allah dikatakan mengeluarkan angin dari dalam perbendaharaan-Nya (Mzm. 135:7), dan mengumpulkan angin dalam genggam-Nya (Ams. 30:4). Dari Dialah bunyi ini datang, seperti suara orang yang berseru-seru, persiapkanlah jalan untuk Tuhan.
- (3) Itu adalah bunyi angin, sebab jalan Roh adalah seperti jalan angin (Yoh. 3:8), engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Ketika Roh hidup hendak memasuki tulang-tulang yang kering, sang nabi disuruh untuk bernubuat kepada nafas hidup (KJV: “bernubuat kepada angin”): Hai nafas hidup, datanglah dari keempat penjuru angin (Yeh. 37:9). Dan meskipun bukan di dalam angin Tuhan datang kepada Elia, namun angin mempersiapkan dia untuk menerima penyataan Allah akan diri-Nya sendiri dalam bunyi angin sepoi-sepoi basa (1Raj. 19:11-12, KJV: dalam suara yang tenang dan lirih – pen.). Allah berjalan dalam puting beliung dan badai (Nah. 1:3), dan dari angin puting beliung Ia berbicara kepada Ayub.
- (4) Itu adalah tiupan angin keras. Suara itu keras dan kencang, dan datang tidak hanya dengan bunyi yang keras, tetapi juga dengan kekuatan yang dahsyat, seolah-olah hendak merubuhkan semua yang ada di hadapannya. Hal ini untuk menandakan pengaruh-pengaruh dan pekerjaan-pekerjaan yang penuh kuasa dari Roh Allah atas pikiran manusia, dan dengan demikian atas dunia, bahwa mereka, melalui kuasa Allah, sanggup untuk meruntuhkan pikiran-pikiran.
- (5) Tiupan angin itu memenuhi bukan hanya ruangan itu, melainkan juga seluruh rumah, di mana mereka duduk. Mungkin tiupan itu membuat takut seluruh kota, tetapi, untuk menunjukkan bahwa peristiwa itu bersifat adikodrati, tiupan angin itu hanya berembus pada rumah itu: seperti sebagian orang berpikir bahwa angin yang dikirim untuk menangkap Yunus hanya berembus pada kapal yang ditumpanginya (Yun. 1:4), dan seperti bintang orang-orang bijak berhenti menaungi rumah di mana Sang Anak berada. Hal ini akan memberikan arah bagi orang-orang yang mengamatinya ke mana mereka harus pergi untuk mencari tahu maksud dari itu semua. Angin yang memenuhi rumah ini akan membuat murid-murid terkagum-kagum, dan membantu mereka bersikap sangat sungguh-sungguh, hormat, dan tenang, untuk menerima Roh Kudus. Demikianlah, bila Roh menginsafkan orang, maka itu membuka jalan bagi datangnya penghiburan-penghiburan-Nya. Dan embusan-embusan yang keras dari angin yang penuh berkat itu mempersiapkan jiwa bagi tiupannya yang lembut dan halus.
- 2. Di sini ada tanda yang bisa terlihat oleh mata dari karunia yang akan mereka terima. Mereka melihat lidah-lidah seperti nyala api (ay. Kis 2:3), dan ia hinggap – ekathise. Bukan mereka, lidah-lidah itu, yang hinggap, tetapi Ia, yakni Roh itu, hinggap pada setiap orang dari mereka, seperti Ia dikatakan hinggap pada nabi-nabi di zaman dulu. Atau, sebagaimana Dr. Hammond menggambarkannya, “Tampak ada sesuatu seperti nyala api yang menerangi pada setiap orang dari mereka, nyala api yang terbagi-bagi, dan dengan demikian berbentuk mirip seperti lidah-lidah, dari bagian ujungnya yang terbagi-bagi atau terbelah-belah.” Nyala lilin tampak seperti lidah. Dan ada meteor yang oleh para ahli ilmu alam disebut ignis lambens – nyala api yang lembut, bukan api yang menghanguskan. Seperti itulah nyala api ini. Amatilah,
- (1) Ada tanda yang jelas bisa dirasakan oleh indra, untuk meneguhkan iman para murid itu sendiri, dan untuk meyakinkan orang lain. Demikianlah, misi yang pertama dari nabi-nabi pada zaman dulu sering kali diteguhkan oleh tanda-tanda, agar seluruh Israel tahu bahwa mereka adalah nabi-nabi yang sudah ditentukan.
- (2) Tanda yang diberikan adalah api, agar perkataan Yohanes Pembaptis tentang Kristus bisa dipenuhi, Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. Dengan Roh Kudus seperti dengan api. Sekarang mereka, pada hari raya Pentakosta, sedang merayakan diberikannya hukum Taurat di Gunung Sinai. Dan sama seperti hukum Taurat diberikan di dalam api, dan oleh sebab itu disebut sebagai hukum berapi, demikian pula pula dengan Injil. Misi Yehezkiel diteguhkan dengan penglihatan bara api yang menyala (Yeh. 1:13), dan misi Yesaya dengan bara api yang menyentuh bibirnya (Yes. 6:7). Roh, seperti api, meluluhkan hati, memisahkan dan membakar sekam, dan menyalakan kesalehan serta ketaatan di dalam jiwa, yang di dalamnya, seperti di dalam api di atas mezbah, korban-korban rohani dipersembahkan. Inilah api yang hendak dilemparkan Kristus ke bumi dengan kedatangan-Nya (Luk. 12:49).
- (3) Api ini tampak dalam lidah-lidah yang terbelah. Pekerjaan-Pekerjaan Roh itu banyak. Salah satunya adalah berbicara dalam berbagai lidah, dan dikhususkan sebagai petunjuk pertama dari karunia Roh Kudus, dan pekerjaan itulah yang dirujuk oleh tanda ini.
- [1] Yang tampak itu adalah lidah-lidah. Sebab dari Roh kita mendapat firman Allah, dan dengan-Nya Kristus akan berbicara kepada dunia. Dan Ia memberikan Roh kepada murid-murid bukan hanya untuk memperlengkapi mereka dengan pengetahuan, melainkan juga untuk memperlengkapi mereka dengan kuasa untuk memberitakan dan menyatakan kepada dunia apa yang mereka ketahui. Sebab kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.
- [2] Lidah-lidah ini terbelah, untuk menandakan bahwa Allah dengan cara ini akan membagi-bagikan kepada semua bangsa pengetahuan tentang anugerah-Nya, seperti Dia dikatakan sudah membagikan kepada mereka, melalui pemeliharaan-Nya, terang benda-benda langit (Ul. 4:19). Lidah-lidah itu terbagi, namun mereka tetap berkumpul dengan sehati. Sebab bisa saja ada kesatuan hati yang tulus sekalipun ungkapannya beragam. Dr. Lightfoot mengamati bahwa terbaginya lidah-lidah di Babel merupakan suatu pengusiran terhadap orang-orang kafir. Sebab ketika mereka sudah kehilangan satu-satunya bahasa yang hanya dengannya Allah dibicarakan dan diberitakan, mereka benar-benar kehilangan pengetahuan akan Allah dan agama, dan jatuh ke dalam penyembahan berhala. Tetapi sekarang, setelah lebih dari dua ribu tahun, Allah, dengan membagi-bagi lidah juga, memulihkan pengetahuan akan diri-Nya kepada bangsa-bangsa.
- (4) Api ini hinggap pada mereka selama beberapa waktu, untuk menunjukkan bahwa Roh Kudus tetap diam bersama-sama dengan mereka. Karunia-karunia nubuatan pada zaman dulu jarang diberikan dan hanya sekali-sekali, tetapi murid-murid Kristus selalu mempunyai karunia-karunia Roh bersama-sama dengan mereka, meskipun tandanya, bisa kita duga, segera menghilang. Entah nyala-nyala api ini hinggap dari satu orang ke orang lain, atau ada nyala api pada tiap-tiap orang, tidaklah pasti. Tetapi nyala-nyala api itu tentulah kuat dan terang, sehingga tampak pada siang hari, seperti yang kita lihat sekarang, sebab hari sudah betul-betul siang.
- III. Apa dampak langsung dari peristiwa ini?
- 1. Penuhlah mereka dengan Roh Kudus, dengan lebih berlimpah dan berkuasa daripada sebelum-sebelumnya. Mereka dipenuhi oleh anugerah-anugerah Roh, dan lebih daripada sebelumnya berada di bawah kuasa-kuasa-Nya yang menguduskan – sekarang mereka kudus, sorgawi, dan rohani, lebih disapih lagi dari dunia ini dan mengenal dunia lain dengan lebih baik. Mereka lebih dipenuhi dengan penghiburan-penghiburan Roh, lebih bersukacita daripada sebelum-sebelumnya dalam kasih Kristus dan pengharapan akan sorga, dan di dalam itu semua kesedihan-kesedihan serta ketakutan-ketakutan mereka tertelan sudah. Mereka juga, sebagai bukti dari hal ini, dipenuhi dengan karunia-karunia Roh Kudus, yang terutama dimaksudkan di sini. Mereka dikaruniai kuasa-kuasa mujizat untuk mengabarkan Injil dengan lebih lagi. Tampak jelas bagi saya bahwa bukan hanya kedua belas rasul, melainkan juga keseratus dua puluh murid sama-sama dipenuhi dengan Roh Kudus pada waktu ini, yakni ketujuh puluh murid, yang termasuk sebagai rasul-rasul, dan melakukan pekerjaan yang sama, dan semua orang lain yang juga harus memberitakan Injil. Sebab dikatakan dengan jelas (Ef. 4:8, 11), tatkala Kristus naik ke tempat tinggi (yang merujuk pada peristiwa ini, ay. Kis 2:33), Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia, bukan hanya rasul-rasul (seperti kedua belas rasul), melainkan juga nabi-nabi dan pemberita-pemberita Injil (begitu banyaknya ketujuh puluh murid ini, yang adalah pemberita-pemberita Injil keliling), serta gembala-gembala dan pengajar-pengajar yang menetap di jemaat-jemaat tertentu, seperti yang dapat kita duga dilakukan sebagian dari orang-orang ini sesudahnya. Semua orang di sini pasti merujuk pada semua orang yang berkumpul bersama-sama (ay. Kis 2:1; 1:14-15).
- 2. Mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, selain bahasa asli mereka, meskipun mereka belum pernah mempelajari bahasa lain mana pun. Mereka tidak berbicara tentang percakapan sehari-hari, melainkan tentang firman Allah, dan puji-pujian bagi nama-Nya, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya, atau memampukan mereka untuk mengatakan apophthengesthai – wejangan, perkataan-perkataan yang penting dan berbobot, yang layak untuk diingat. Ada kemungkinan bahwa yang terjadi di sini bukan hanya satu orang dimampukan berbicara satu bahasa, dan orang lain bahasa lain (seperti pada beberapa keluarga yang diserakkan dari Babel), melainkan bahwa setiap orang dimampukan untuk berbicara berbagai macam bahasa, bila ada keperluan untuk menggunakannya. Dan kita bisa menduga bahwa mereka tidak saja mengerti perkataan mereka sendiri tetapi juga apa yang dikatakan orang lain, yang tidak demikian halnya dengan orang-orang yang membangun menara Babel(Kej. 11:7). Mereka tidak berbicara sedikit-sedikit dalam bahasa lain, atau dengan gagap mengatakan kalimat yang terputus-putus, tetapi mengatakannya dengan siap, dengan tepat, dan dengan indah, seolah-olah bahasa itu sudah menjadi bahasa ibu mereka sendiri. Sebab apa saja yang terlahir dari mujizat merupakan hal terbaik dari jenisnya masing-masing. Mereka tidak berbicara berdasarkan pemikiran atau permenungan sebelumnya, melainkan seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. Ia memperlengkapi mereka dengan pokok pembicaraan dan juga dengan bahasa. Nah, ini merupakan,
- (1) Mujizat yang sangat besar. Itu adalah mujizat pada pikiran (begitu pula halnya dengan sebagian besar dari sifat mujizat dalam Injil), sebab di dalam pikiran kata-kata disusun. Mereka bukan saja belum pernah mempelajari bahasa-bahasa ini, tetapi juga tidak pernah mempelajari bahasa asing mana pun, yang bisa saja memudahkan mereka dalam menggunakannya. Bahkan, berdasarkan semua yang tampak, mereka malah tidak pernah mendengarkan bahasa-bahasa ini diucapkan atau mengetahui sesuatu mengenainya. Mereka bukan cendekiawan ataupun pelancong, dan juga mereka tidak mempunyai kesempatan apa pun untuk mempelajari bahasa-bahasa entah melalui buku atau percakapan. Petrus memang cukup berani untuk berbicara dalam bahasanya sendiri, tetapi yang lainnya bukanlah juru-juru bicara, dan mereka juga tidak cepat memahami. Namun, sekarang bukan saja hati orang-orang yang terburu nafsu akan tahu menimbang-nimbang, melainkan juga lidah orang-orang yang gagap akan dapat berbicara jelas (Yes. 32:4). Ketika Musa mengeluh, aku berat mulut, Allah berkata, Aku akan menyertai lidahmu, dan Harun akan berbicara bagimu. Tetapi Ia berbuat lebih lagi bagi pembawa-pembawa pesan ini. Ia yang membuat mulut orang, menjadikan mulut mereka baru.
- (2) Mujizat yang sangat tepat, yang dibutuhkan, dan bermanfaat. Bahasa yang dipakai murid-murid adalah bahasa Aram, sebuah dialek dari bahasa Ibrani, sehingga penting bagi mereka untuk diperlengkapi dengan karunia lidah itu, untuk mengerti baik bahasa asli Perjanjian Lama, yang ditulis dalam bahasa Ibrani, maupun bahasa asli Perjanjian Baru, yang kemudian ditulis dalam bahasa Yunani. Namun ini belum seberapa. Mereka diberi mandat untuk memberitakan Injil kepada segala makhluk, memuridkan semua bangsa. Tetapi di ambang pintu sudah ada kesulitan yang tidak bisa diatasi. Bagaimana mereka bisa menguasai beberapa bahasa sehingga bisa menggunakannya dengan jelas kepada semua bangsa? Butuh waktu seumur hidup untuk mempelajari bahasa-bahasa orang lain. Dan oleh sebab itu, untuk membuktikan bahwa Kristus dapat memberi wewenang untuk mengabarkan Injil kepada bangsa-bangsa, Ia memberikan kemampuan untuk mengabarkannya kepada bangsa-bangsa di dalam bahasa mereka sendiri-sendiri. Dan tampak bahwa hal ini merupakan penggenapan dari janji yang dibuat Kristus kepada murid-murid-Nya itu (Yoh. 14:12), pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada ini akan engkau lakukan. Sebab pekerjaan ini bisa dipandang dengan baik, dengan melihat segala segi, sebagai pekerjaan yang lebih besar daripada mujizat-mujizat kesembuhan yang dikerjakan Kristus. Kristus sendiri tidak berbicara dalam bahasa-bahasa lain, tidak pula Ia memampukan murid-murid-Nya untuk berbuat demikian selama Ia berada bersama mereka. Jadi, berbicara dalam bahasa-bahasa lain adalah dampak pertama dari dicurahkannya Roh ke atas mereka. Dan Uskup Agung Tillotson berpendapat bahwa mungkin saja jika pertobatan orang-orang kafir diusahakan dengan tulus dan gigih sekarang ini, oleh orang-orang Kristen yang berpikiran jujur, maka Allah akan meneguhkan usaha seperti itu secara luar biasa dengan segala bantuan yang sesuai, seperti yang dilakukan-Nya ketika Injil diberitakan untuk pertama kalinya.
SH: Kis 2:1-13 - Roh Kudus tercurah (Minggu, 23 Mei 1999) Roh Kudus tercurah
Roh Kudus tercurah
Sebelum terangkat ke sorga, Yesus berjanji akan mencurahkan Roh
Kudus untuk meneruskan dan mewujudkan mi...
Roh Kudus tercurah
Roh Kudus tercurah Sebelum terangkat ke sorga, Yesus berjanji akan mencurahkan Roh Kudus untuk meneruskan dan mewujudkan misi-Nya di dunia -- yaitu menelanjangi dosa, menobatkan, memeteraikan, menguduskan dan mewujudkan persatuan Kristiani. Langkah awal perwujudan misi ini nampak ketika Roh Kudus memampukan para rasul berbicara dalam berbagai bahasa bahasa yang digunakan dan dibutuhkan saat itu, sehingga setiap orang dari berbagai daerah mengerti kesaksian para rasul tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah.
Salah mengartikan. Roh Kudus telah mengawali suatu pembentukan kehidupan umat Kristiani yang bersekutu dan berdoa. Bila gerak awal Roh Kudus itu diimbangi dengan aktivitas umat Kristiani secara baik dan bertanggung jawab, tentu Kristen akan merasakan suatu gerak rohani yang sangat bermanfaat dalam rangka saling menguatkan keimanan. Namun kenyataan yang ada saat ini justru muncul banyak perselihan paham yang mempertentangkan dan membatasi kehadiran Roh Kudus. Kelompok yang satu menuduh kelompok yang lain tidak memiliki Roh, sebaliknya yang satu menuduh yang lain terlalu berlebihan. Bukankah perselisihan paham ini menunjukkan bahwa kita telah menyelewengkan tujuan kehadiran Roh Kudus?
Makna Pentakosta. Dalam Perjanjian Lama, Pentakosta adalah perayaan umat Israel purba yang dirayakan pada hari ke lima puluh sesudah Paskah (Pesah = 'keluarnya bangsa Israel dari perbudakan di tanah Mesir'). Pada hari itu umat merayakan dua hal yaitu kebaikan Allah karena panen yang berhasil dan pemberian hukum Taurat kepada Musa.
Dalam Perjanjian Baru, ketika tiba hari Pentakosta Roh Kudus turun tercurah kepada para murid Yesus, yang sedang berkumpul di Yerusalem dan mengaruniakan hidup baru, kekuasaan baru, dan berkat yang disebut Petrus sebagai penggenapan nubuat nabi Yoel.
Doa: Tuhan, terima ksih untuk Roh Kudus yang Kau utus. Curahkanlah Roh Kudus-Mu ke atas kami, agar kami semakin layak menyaksikan perbuatan-perbuatan-Mu yang besar dan ajaib.
SH: Kis 2:1-13 - Bukan api gadungan (Minggu, 8 Juni 2003) Bukan api gadungan
Bukan api gadungan.
Manusia memang kreatif. Misalnya membuat api unggun dalam
ruangan yang relatif kecil. Agar "api"nya dap...
Bukan api gadungan
Bukan api gadungan. Manusia memang kreatif. Misalnya membuat api unggun dalam ruangan yang relatif kecil. Agar "api"nya dapat dikendalikan, maka orang menempelkan potongan panjang kertas krep merah di sisi kipas angin yang dihadapkan ke atas. Jadilah "api unggun" gadungan yang aman, dapat dikendalikan, tidak panas, tidak membakar dan menyebar. Ini bukan api sejati karena tidak panas dan menyebar.
Api, selalu cenderung untuk menyebar dan membakar apapun yang disekitarnya. Demikian juga Roh Kudus dan karyanya. Selalu menyebar, dan justru tidak membatasi diri. Roh Kudus adalah Roh yang menjangkau dan menyebar.
Turunnya Roh Kudus memungkinkan para rasul berkata-kata dalam bahasa-bahasa asing yang sebelumnya belum pernah mereka pelajari (perhatikan bahwa ini berbeda dengan glosolalia). Karunia dan kehadiran Roh Kudus ini tidak membuat para rasul asyik dengan spiritualitas mereka sendiri.
Nas ini memberikan suatu gambaran yang simpel: Roh Kudus turun kepada para rasul sehingga mereka memberitakan perbuatan- perbuatan besar yang Allah lakukan kepada banyak orang lain (ayat 11). Salah satu tanda sejati hadirnya Roh Kudus dalam diri seseorang adalah hadirnya kesediaan dan kemampuan untuk menjangkau orang lain, terutama demi mengabarkan Injil. Tidak bisa tidak.
Renungkan: Kristen beroleh karunia sebagai penyebar api Roh. Biarkan api itu membakar sekitar Anda dalam ketaatan untuk bersaksi.
Bacaan Untuk Hari Pentakosta 1
Yoel 2:28-32; Kisah Para Rasul 2:1-13; Yohanes 16:5-15; Mazmur 104:1-4,24-33
Lagu: Kidung Jemaat 237
SH: Kis 2:1-13 - Kuasa yang dari Atas (Minggu, 31 Mei 2009) Kuasa yang dari Atas
Judul: Kuasa yang dari Atas
Ucapan selamat apa yang tepat diucapkan kepada sesama orang percaya
pada Hari Pentakosta? Selama...
Kuasa yang dari Atas
Judul: Kuasa yang dari Atas
Ucapan selamat apa yang tepat diucapkan kepada sesama orang percaya
pada Hari Pentakosta? Selamat atas kuasa yang dari Atas yang
sudah dicurahkan kepada Anda! Hari Pentakosta merupakan hari
dimulainya penggenapan janji Kristus kepada para murid-Nya sesaat
sebelum kenaikan-Nya. Janji itu adalah bahwa mereka akan menerima
kuasa untuk melaksanakan misi yang mereka emban dari-Nya.
Penggenapan itu mulai dengan turunnya Roh Kudus ke atas para murid sehingga mereka mengalami kuasa-Nya. Pertama, mereka mendapatkan karunia berkata-kata di dalam berbagai bahasa asing. Saat itu, hari raya Pentakosta menurut tradisi PL. Semua orang Yahudi, baik yang di Palestina maupun yang dari luar Palestina, berkumpul merayakannya di Yerusalem. Orang-orang Yahudi nonPalestina masing-masing memiliki bahasa menurut daerah tempat tinggal mereka. Orang-orang Yahudi inilah yang menjadi saksi para rasul bisa berbicara kepada mereka dalam bahasa mereka masing-masing (ayat 6-11). Memang beberapa orang yang mendengarkan hal itu, mencemooh para rasul sebagai sedang mabuk sehingga mengoceh tidak karuan (ayat 13). Sangat mungkin para pencemooh ini berasal dari Palestina sehingga tidak mengerti bahasa-bahasa nonPalestina. Kedua, para murid mendapatkan keberanian untuk berkata-kata di depan publik. Sebenarnya mereka berkumpul di satu tempat saja di sebuah rumah (ayat 1). Namun saat Roh Kudus mengurapi mereka, mereka ke luar dan berbicara di tengah-tengah kerumunan orang Yahudi yang sedang beribadah di sekitar bait Allah.
Bagaimana kita merayakan Pentakosta? Pertama, dengan menaikkan syukur atas kuasa Roh yang menaungi gereja dan orang percaya untuk memberitakan Injil dengan berani. Kedua, dengan memperlengkapi dan mengutus orang percaya untuk pergi ke seluruh dunia membawa berita Injil itu. Mari mulai dari diri kita sendiri. Mungkin Tuhan sedang menggerakkan hati kita untuk menyerahkan diri memenuhi panggilan-Nya. Jangan tunda apalagi tolak panggilan-Nya.
SH: Kis 2:1-13 - Mau fenomena saja? (Minggu, 23 Mei 2010) Mau fenomena saja?
Judul: Mau fenomena saja?
Roh Kudus adalah sebutan yang ditujukan kepada Pribadi Ketiga dari Tritunggal dan digunakan untuk membeda...
Mau fenomena saja?
Judul: Mau fenomena saja?
Roh Kudus adalah sebutan yang ditujukan kepada Pribadi Ketiga dari Tritunggal dan digunakan untuk membedakan Dia dari Pribadi Pertama, yakni Bapa, dan Pribadi Kedua, yakni Anak. Meskipun Roh Kudus adalah Pribadi Ketiga, bukan berarti Ia kurang penting dibanding Bapa dan Anak. Ia setara dengan Bapa dan Anak.
Hari Pentakosta adalah hari kedatangan Roh Kudus ke dalam dunia. Siapakah Roh Kudus? Lukas tidak menjelaskan, tetapi memaparkan dampak kehadiran-Nya. Saat Pentakosta ada fenomena suara (2), penglihatan (3), dan perkataan (4). Fenomena suara nyata saat ada bunyi seperti tiupan angin keras (2). Angin adalah simbol Roh Kudus, simbol kuasa atau hidup. Terpisah dari Roh Kudus akan membuat manusia mati rohani dan tak dapat dilahirkan kembali untuk menjadi anggota keluarga Allah. Fenomena kedua dapat dilihat, yaitu lidah api yang bertebaran dan hinggap pada orang-orang itu (3). Bagi orang Yahudi, api adalah tanda kehadiran Ilahi. Alkitab menyatakan bahwa "Allah adalah api yang menghanguskan" (Ibr. 12:29). Fenomena ketiga adalah perkataan (4). Kata-kata adalah hal biasa bagi manusia, tidak istimewa. Namun Pentakosta memperlihatkan bahwa kata-kata bisa berada di atas fakta natural. Karunia berbicara dalam bahasa lain adalah efek pertama Pentakosta. Kerumunan orang saat itu berasal dari berbagai bangsa (5), mereka menggunakan bahasa dan dialek berbeda. Fenomena ini disadari ketika para rasul mulai berbicara dalam bahasa yang dapat dipahami para pendatang. Namun fenomena ini bersifat temporer. Allah memberi karunia ini secara khusus untuk kepentingan orang Yahudi yang belum percaya saat itu (1Kor. 14:21-22).
Fenomena Pentakosta yang berupa karunia berbahasa roh masih didambakan banyak orang Kristen masa kini. Padahal daripada mencari fenomena Pentakosta lebih baik kita menyerahkan hidup pada Pribadi Pentakosta, yang rindu memenuhi kita dengan diri-Nya agar diperlengkapi untuk melakukan Amanat Agung Tuhan Yesus.
SH: Kis 2:1-13 - Penekanan Pentakosta (Minggu, 12 Juni 2011) Penekanan Pentakosta
Judul: Penekanan Pentakosta
Pentakosta pada zaman Perjanjian Baru adalah hari turunnya Roh Kudus pada hari ke-50 setelah Paskah (...
Penekanan Pentakosta
Judul: Penekanan Pentakosta
Pentakosta pada zaman Perjanjian Baru adalah hari turunnya Roh Kudus pada hari ke-50 setelah Paskah (kebangkitan Yesus). Pentakosta dalam bacaan hari ini adalah Pentakosta Perjanjian Lama, yaitu hari ke-50 setelah Paskah Israel (Ul. 16:1). Mereka memperingati pemberian 10 Hukum Tuhan dan perayaan syukur karena panen gandum (Ul. 16:10; Kel. 34:22). Pada hari itu orang Israel tidak boleh bekerja (Im. 23:21; Bil. 28:26). Pentakosta Perjanjian Lama menjadi Pentakosta Perjanjian Baru karena apa yang terjadi dalam perikop hari ini.
Pertama, janji Tuhan digenapi, yaitu pemberian Roh Kudus (Kis. 1:4, 5, 8). Roh Kudus turun dan memenuhi umat-Nya (4). Bukan hanya rasul-rasul yang menerima Roh Kudus, semua orang percaya juga menerima Roh Kudus.
Kedua, penekanan dari Pentakosta adalah pemberitaan Injil. Tidak sedikit gereja atau hamba Tuhan yang memaknai Pentakosta dengan bahasa roh. Padahal Kisah Para Rasul 1:8 menegaskan bahwa Roh Kudus diberikan supaya mereka memiliki kuasa untuk menjadi saksi Kristus. Roh Kudus yang menyebabkan para rasul itu bisa berbicara dalam bahasa-bahasa asing, bertujuan supaya para pendatang dapat mendengar berita Injil mengenai perbuatan besar yang dilakukan Allah (11). Setelah mereka mendengar Injil dan kembali ke negara masing-masing, mereka menyebarkan Injil yang telah mereka dengar.
Ketiga, dalam memberitakan Injil kita harus siap terhadap reaksi negatif pendengar (13). Ada sebagian yang bukan saja menolak Injil, tetapi juga mengejek orang yang memberitakan Injil.
Saat memperingati Pentakosta kini, kita tidak lagi menantikan Roh Kudus datang, tetapi mengucap syukur atas kehadiran-Nya dalam hidup kita. Dia hadir untuk membimbing kita dalam memenuhi panggilan kita, yaitu memberitakan Injil. Maukah kita taat pada panggilan-Nya dan dengan kuat kuasa-Nya pergi memberitakan Injil?
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2011/06/12/
SH: Kis 2:1-13 - Pentakosta = pesta panen (Minggu, 8 Juni 2014) Pentakosta = pesta panen
Judul: Pentakosta = pesta panen
Dalam Kisah Para Rasul 1:8, Tuhan Yesus telah berkata bahwa Roh Kudus akan turun ke atas para...
Pentakosta = pesta panen
Judul: Pentakosta = pesta panen
Dalam Kisah Para Rasul 1:8, Tuhan Yesus telah berkata bahwa Roh Kudus akan turun ke atas para murid dan mereka akan menerima kuasa. Perkataan itu digenapi pada Hari Pentakosta, yang jatuh pada hari kelima puluh setelah Paskah.
Pada waktu itu orang percaya berkumpul di suatu tempat. Pada saat itu terdengar suara angin keras dan terlihat lidah-lidah seperti nyala api yang hinggap pada mereka (2-3). Orang-orang Yahudi yang tinggal di Yerusalem mungkin berasal dari wilayah diaspora yaitu wilayah di luar Palestina, yang kemudian kembali dan menetap di Yerusalem (daerah asal mereka sebelumnya dapat kita lihat di ayat 9-10). Pada hari itu, penduduk Yerusalem mendengar bunyi yang menarik perhatian mereka. Lalu mereka bersama-sama menyelidiki apa yang terjadi (5-6). Ketika menemukan sumber suara, mereka takjub karena menemukan orang-orang Galilea berbicara dalam bahasa yang digunakan di wilayah-wilayah diaspora, tempat mereka tinggal sebelumnya (6-12).
Peristiwa itu kemudian membuat sebagian orang mengaitkan Pentakosta dengan bahasa roh atau bahasa lidah. Padahal kalau kita mengingat kembali perkataan Yesus, maka Pentakosta seharusnya dikaitkan dengan kuasa yang akan memampukan para murid memberitakan Injil ke seluruh dunia. Hari Pentakosta di dalam PL disebut sebagai hari raya Tujuh Minggu, yaitu hari raya panen (Ul. 16:10; Kel. 34:22). Maka hari raya Pentakosta dapat dikaitkan dengan masa panen di ladang dunia karena jiwa-jiwa yang dimenangkan bagi Allah melalui penginjilan. Kita tahu bahwa setelah turunnya Roh Kudus, ada tiga ribu orang yang "dipanen" bagi Allah, dipindahkan dari kegelapan dan maut ke dalam Kerajaan Allah yang kekal (Kis. 2:14-41).
Kiranya hari Pentakosta ini menjadi saat bagi kita untuk merenungkan, apa yang sudah kita lakukan untuk membuat terjadinya panen jiwa-jiwa bagi Kristus, Penebus kita.
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
SH: Kis 2:1-13 - Pentakosta (Minggu, 24 Mei 2015) Pentakosta
Judul: Pentakosta
Pada hari Pentakosta (Hari raya Tujuh Minggu atau Penuaian), semua pengikut Kristus berkumpul di suatu ruangan di Bait Su...
Pentakosta
Judul: Pentakosta
Pada hari Pentakosta (Hari raya Tujuh Minggu atau Penuaian), semua pengikut Kristus berkumpul di suatu ruangan di Bait Suci untuk berdoa sambil menantikan turunnya Roh Kudus. Sesuai dengan janji Tuhan dan nubuat Yoel (Yl. 2:28-29), Roh Kudus turun memenuhi kira-kira seratus dua puluh orang yang hadir pada waktu itu (lihat Kis. 1:15). Roh Kudus hadir dengan tanda-tanda yang dapat didengar, dilihat, dan dirasakan oleh orang percaya yaitu suatu bunyi seperti tiupan angin keras dan lidah-lidah seperti lidah api. Kedua tanda ini mau menunjukkan bahwa Roh Kudus akan memberikan kuasa, dorongan, dan semangat kepada orang percaya untuk menjalankan hidup dan melayani Tuhan.
Mereka semua penuh dengan Roh Kudus dan mendapat karunia untuk berkata-kata dalam bahasa lain yang tidak pernah mereka pelajari sebelumnya. Namun, para peziarah pada waktu itu bisa memahaminya (ini sangat berbeda dengan bahasa Roh yang dibicarakan Paulus dalam 1 Korintus 12 dan 14). Oleh karena itu, orang-orang Yahudi yang taat, baik setempat maupun diaspora serta para penganut agama Yahudi yang berbahasa Yunani, Arami, dan bahasa daerah lainnya, menjadi terheran-heran. Sebab para rasul yang berasal dari Galilea, dapat menaikkan pujian tentang perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan Allah dalam bahasa masing-masing para peziarah tersebut (9-11). Bahkan ada yang menuduh mereka sedang mabuk oleh anggur. Padahal mereka penuh dengan Roh Kudus (bdk. Ef. 5:18) yang (akan) mengubah hidup dan memberikan keberanian kepada para rasul untuk bersaksi dan memberitakan Injil.
Roh Kudus yang sama juga memenuhi hidup kita ketika kita percaya kepada Yesus. Ikutilah gerakan-Nya, niscaya Ia pun memberikan semangat dan keberanian yang menyala-nyala untuk bersaksi dan memberitakan Injil.
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
SH: Kis 2:1-13 - Turunnya Roh Kudus (Minggu, 20 Mei 2018) Turunnya Roh Kudus
Pentakosta adalah Hari Raya Panen Gandum orang Yahudi, yang jatuh pada hari kelima puluh setelah Paskah (Im. 23:15-21; Ul. 16:9-11)...
Turunnya Roh Kudus
Pentakosta adalah Hari Raya Panen Gandum orang Yahudi, yang jatuh pada hari kelima puluh setelah Paskah (Im. 23:15-21; Ul. 16:9-11). Pada saat itu, di Yerusalem, berdiam banyak orang Yahudi yang saleh (5) dan banyak orang Yahudi yang berdatangan dari berbagai tempat (1, 5). Menariknya, momen itu juga bertepatan dengan hari kelima puluh sesudah kebangkitan Yesus dari antara orang mati.
Pada satu sisi, para murid menjadi bagian dari kumpulan orang banyak untuk ikut merayakannya. Di sisi lain, mereka sedang menanti penggenapan janji turunnya Roh Kudus (8). Tiba-tiba turunlah bunyi berupa angin keras dari langit memenuhi seluruh rumah di mana mereka duduk (2). Roh Allah tampak seperti lidah api yang bertebaran dan hinggap di atas kepala mereka (3). Seketika itu juga penuhlah mereka dengan Roh Kudus dan mulai berkata-kata dalam bahasa lain, seperti yang diberikan Roh kepada mereka (4).
Apa yang dialami para murid menarik perhatian semua orang yang berkumpul saat itu. Mereka, orang Yahudi yang tumbuh besar di Palestina, berbicara dalam berbagai bahasa. Banyak orang tercengang dan berkata, "Bukankah mereka yang berkata-kata itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berbicara dalam bahasa kita sendiri (7-8)?"
Peristiwa spektakuler itu hendak menegaskan karya keselamatan Allah dalam Yesus. Perbuatan-Nya sulit dicerna oleh pikiran manusia. Kedaulatan dan kemahakuasaan-Nya itulah yang telah menebus dan menyelamatkan manusia berdosa. Inilah berita yang harus dikumandangkan ke seluruh dunia (Mrk. 16:15; Kis.1:8).
Kuasa Allah dicurahkan kepada orang percaya di Hari Pentakosta agar berita keselamatan Allah dapat menjangkau setiap suku, bangsa, bahasa, budaya, dan ras. Sehingga tidak ada lagi ruang kehidupan manusia yang tidak tersentuh oleh kasih Allah yang menyelamatkan. Kita pun tidak dikecualikan dari tanggung jawab pemberitaan Injil itu. [OYNS]
SH: Kis 2:1-13 - Ceritakanlah Perbuatan Allah (Minggu, 19 Mei 2024) Ceritakanlah Perbuatan Allah
Pentakosta adalah satu dari tiga hari raya utama yang dirayakan umat Allah di dalam Perjanjian Lama. Umat berkumpul dan b...
Ceritakanlah Perbuatan Allah
Pentakosta adalah satu dari tiga hari raya utama yang dirayakan umat Allah di dalam Perjanjian Lama. Umat berkumpul dan beribadah pada hari pertemuan kudus ini, sehingga tidak ada yang melakukan pekerjaan berat. Pentakosta dirayakan pada hari kelima puluh setelah Paskah.
Karena itulah, kita menemukan dalam teks ini bahwa orang-orang saleh berkumpul untuk turut serta dalam perayaan Pentakosta (1). Mereka adalah orang saleh Yahudi yang berasal dari berbagai bangsa (5). Artinya, Yerusalem sedang dipenuhi oleh banyak orang dari beragam negeri.
Maka, tak mengherankan jika peristiwa spektakuler, yaitu bunyi tiupan angin keras dan lidah-lidah seperti nyala api, membuat banyak orang segera berkerumun (3, 6). Mereka tercengang-cengang akan peristiwa itu, apalagi ketika para rasul berbicara dalam bahasa asal mereka masing-masing (4, 8-13).
Sebutan "orang Galilea" dilekatkan untuk para rasul (7). Wilayah Galilea pada umumnya berpenduduk orang Samaria, yang dianggap tidak kudus karena berdarah campuran dan bukan murni keturunan Yahudi. Dari sini muncullah anggapan bahwa tidak ada nabi yang berasal dari Galilea (lih. Yoh. 7:52).
Namun, Pentakosta memperlihatkan bahwa karya Roh Kudus memutarbalikkan pandangan orang Yahudi. Ini adalah cara Allah yang spektakuler. Ia mencurahkan Roh Kudus untuk meneguhkan para murid sebagai pribadi-pribadi yang dipilih Allah untuk menjadi saksi. Orang yang dianggap rendah dan lemah ternyata dipanggil dan diperlengkapi oleh Tuhan. Tugas mereka untuk bersaksi dimulai dari Kota Yerusalem, pusat peribadatan Yahudi, kota yang telah menolak dan menyalibkan Yesus Kristus.
Kita semua adalah saksi Kristus yang disempurnakan Roh Kudus untuk menyaksikan perbuatan besar Allah. Marilah kita melihat apa saja yang dikerjakan Allah dalam hidup kita. Ceritakanlah segala perbuatan itu kepada setiap orang. Bersaksilah mulai dari menceritakan kebaikan Allah yang telah mengubah hidup kita. [MKD]
SH: Kis 2:1-4 - Dipenuhi Roh Kudus (Sabtu, 29 Mei 2010) Dipenuhi Roh Kudus
Judul: Dipenuhi Roh Kudus
Jika hidup orang yang di dalam Yesus Kristus telah didiami Roh, mengapa masih harus dipenuhi oleh Roh? Ap...
Dipenuhi Roh Kudus
Judul: Dipenuhi Roh Kudus
Jika hidup orang yang di dalam Yesus Kristus telah didiami Roh, mengapa masih harus dipenuhi oleh Roh? Apa berkat yang akan Anda peroleh bila "penuh Roh"? Apakah tandanya orang yang dipenuhi Roh Kudus?
Apakah Anda menangkap suatu persamaan kontras tentang isu "kepenuhan Roh Kudus" ini? Pada hari pencurahan Roh Kudus para murid dituduh mabuk anggur. Itu sebabnya di awal khotbahnya, Petrus menjernihkan bahwa tuduhan itu tidak logis. Mereka bukan mabuk anggur tetapi sedang penuh dengan Roh! Dalam anjuran Paulus agar orang Kristen penuh Roh, ia lebih dulu mengingatkan mereka agar jangan mabuk anggur. Apakah ini suatu kebetulan saja, atau memang ada sesuatu dari kepenuh-an Roh yang bisa dikontraskan dengan mabuk/penuh anggur ini?
Ada dua persamaan kontras antara penuh/mabuk anggur dengan penuh Roh. Pertama, penuh oleh sesuatu berarti dikuasai oleh sesuatu. Penuh anggur, dikuasai oleh anggur, maka timbullah gejala mabuk. Penuh benci, dikuasai hasrat benci yang menggelegak walau tak usah membunuh secara jasmani pun dalam hati orang telah meniadakan orang yang tidak disukainya. Sebaliknya orang yang penuh oleh Roh akan dikuasai oleh Roh sehingga menghasilkan hal-hal yang serasi dengan sifat Roh. Hasilnya adalah buah Roh yaitu pancaran keindahan dan kemuliaan sifat Allah dalam sembilan fasetnya. Agar dapat memancarkan keindahan buah Roh itu, kita harus dikendalikan penuh oleh Roh!
Yang kedua, kontras. Orang yang penuh anggur akan meledak-ledak dengan ungkapan sia-sia. Misalnya, berteriak tanpa kontrol, tertawa tanpa malu, dlsb. Pada hari Pentakosta para murid pun meledak-ledak, mereka berbicara dalam berbagai bahasa yang sebelumnya tidak mereka kuasai. Orang yang tidak tahu sebabnya menuduh mereka telah mabuk anggur. Padahal sesungguhnya Roh di dalam merekalah yang telah melahirkan daya dahsyat itu sehingga ucapan mereka efektif menjangkau para pendengar dari berbagai konteks bahasa berbeda.
Jika ingin memanifestasikan kemuliaan-Nya dan berdaya besar dalam pelayanan, penuhlah oleh Roh Kudus!
SH: Kis 2:1-11 - Berkata tentang Perbuatan Besar Allah (Minggu, 15 Mei 2016) Berkata tentang Perbuatan Besar Allah
Para murid bersama semua orang percaya sedang berkumpul di suatu tempat (1). Mereka berkumpul untuk memenuhi per...
Berkata tentang Perbuatan Besar Allah
Para murid bersama semua orang percaya sedang berkumpul di suatu tempat (1). Mereka berkumpul untuk memenuhi perintah TUHAN. Mereka berada dalam kondisi ketakutan. Mereka tidak berani menceritakan situasi kepada orang luar. Hari ini semua berubah. Tiba-tiba terdengar bunyi tiupan angin keras di sekeliling rumah itu dan terlihat lidah-lidah seperti nyala api bertebaran dan hinggap pada setiap orang yang ada di sana (2-3). Itulah Roh Kudus yang menguasai mereka dan memampukan mereka berkata-kata dalam pelbagai bahasa lain (4).
Pada saat itu orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa ada di sana (5). Mereka bersama orang banyak mendengar bunyi angin itu, tetapi tidak mengetahui ada apa. Di tengah kebingungan, orang banyak mendengar penjelasan dalam bahasa mereka yang disampaikan para rasul (6). Mereka mengetahui bahwa rasul-rasul itu orang Galilea yang tidak pernah belajar bahasa asing. Tetapi, bagaimana mereka mampu berbicara dalam pelbagai bahasa orang yang hadir saat itu (7-11)? Meski mendengar dalam bahasa-bahasa yang berbeda, semua yang disampaikan para rasul itu menceritakan satu hal yang sama, yaitu tentang "perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah."
TUHAN sanggup memenuhi janji-Nya untuk mengirimkan Roh Kudus yang menyertai dan memperlengkapi hamba-hamba-Nya. Melalui pekerjaan Roh Kudus, para rasul diberi kemampuan berbicara dalam berbagai bahasa. Dalam kisah Menara Babel, bahasa yang satu diubah menjadi banyak dan berserakan. Namun pada hari Pentakosta, bahasa yang berbeda-beda itu memperoleh berita yang sama tentang perbuatan Allah yang besar di dalam Yesus Kristus.
Bukan kemampuan berbahasa atau keahlian berbicara yang menentukan seseorang mendengar dan menerima berita tentang Allah. Tetapi Allah dalam karunia-Nya memampukan kita untuk menyampaikan berita tentang-Nya dalam bahasa dan cara yang dapat dipahami oleh orang-orang yang mendengarkan kita. [JH]
Utley -> Kis 2:1-4
Utley: Kis 2:1-4 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kis 2:1-41 Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. 2 Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bu...
NASKAH NASB (UPDATED): Kis 2:1-4
1 Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. 2 Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; 3 dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. 4 Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.
Kis 2:1 "Pentakosta" Hari Raya Tahunan Yahudi ini juga disebut "hari Raya Minggu-minggu" (lih. Kel 34:22; Ul 16:10). Istilah "Pentakosta" berarti "ke lima puluh." Hari raya ini dilakukan lima puluh hari (tujuh minggu) setelah Paskah (yaitu penghitungan dari hari kedua dari Hari Raya Roti Tak Beragi). Hari ini di jaman YEsus memiliki tiga maksud: (1) peringatan pemberian Hukum kepada Musa (lih. Yobel Kis 1:1); (2) pengucapan syukur pada Allah untuk panen; dan (3) suatu persembahan buah-buah sulung (yaitu: suatu tanda kepemilikan YHWH atas keseluruhan panen) dari panen biji-bijian. Latar belakang PLnya adalah dalam Kel 23:16-17; 34:22; Im 23:15-21; Bil 28:26-31 dan Ul 16:9-12.
- NASB, NRSV "telah tiba"
- NKJV "telah tiba sepenuhnya"
- TEV "tiba"
- NJB "datang"
Secara hurufiah ini adalah "telah dipenuhi." Ini adalah sebuah PRESENT PASSIVE INFINITIVE. Ini adalah suatu penunjukan illahi dan penggenapan dari maksud illahi. Digunakan hanya dalam tulisan-tulisan Lukas (lih. Luk 8:23; 9:51; di sini; dan suatu penggambaran serupa dalam Luk 2:6). Sejarah manusia dijadwalkan oleh YHWH.
M. R. Vincent, Kajian-kajian Kata, vol. 1, hal. 224, mengingatkan kita bahwa orang Yahudi melihat hari sebagai suatu bejana untuk diisi. Waktu dari Pentakosta telah sepenuhnya tiba! Ini juga waktu dari penahbisan khusus Allah dari Jaman Roh Kudus, permulaan dari gereja.
□ "semua orang percaya berkumpul di satu tempat" Frasa ini mengisyaatkan kesatuan baik tempat dan pikiran (lih. Kis 1:14). Tidak jelas di mana hal ini berlangsung. Kemungkinan ini di "ruang loteng" (lih. Kis 1:13; 2:2), namun pada titik tertentu Bait Suci terlibat dalam pengalaman ini (lih. Luk 24:53).
Kis 2:2 "turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras" Dalam keseluruhan bagian ini penekanannya adalah pada bunyi, bukanlah angin atau api. Ini serupa dengan Kej 3:8. Dalam PL kata ruah digunakan untuk nafas, angin, dan Roh (lih. Yeh 37:9-14); dalam PB pneuma digunakan untuk angin dan Roh Kudus (lih. Yoh 3:5-8). Istilah angin di ayat ini adalah pnoē. Kata ini hanya dipakai di sini dan di Kis 17:25. Kata pneuma digunakan untuk Roh di ay. Kis 2:4.
Kis 2:3 "lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap" Naskah ini tampaknya menjelaskan suatu peristiwa suara dan cahaya. Cahaya seperti api pada mulanya bersatu, namun terpecah menjadi manifestasi- manifestasi terpisah dan hinggap di tiap orang percaya. Tiap orang di Ruang Loteng – Para rasul, anggota keluarga Yesus, dan para murid – mempunyai konfirmasi yang terlihat mengenai pencantuman hal ini. Gereja adalah satu!
Hari Raya Pentakosta telah berkembang dalam Yudaisme sebagai suatu perayaan atas pemberian Hukum pada Musa di Gunung Sinai (kapan tradisi ini berkembang tidak jelas, yang pasti ini sebelum abad kedua M, bahkan kemungkinan jauh sebelumnya). Oleh karena itu bunyi angin yang keras dan api tersebut mungkin merupakan suatu peringatan akan kedahsyatan YHWH yang turun di Horeb (lih. Kel 19:16).
Dalam PL api melambangkan (1) kehadiran Tuhan; (2) penghakiman (lih. Yes 66:15-18); atau (3) pemurnian (lih. Kel 3:2; Ul 5:4 dan Mat 3:11). Lukas menggunakan analogi untuk mencoba menyatakan suatu kejadian unik manifestasi jasmani dari Roh Kudus. Lihat Topik Khusus berikut.
□ "mereka masing-masing each one of them" Tidak ada perbedaan yang dibuat antara para Rasul atau murid; laki-laki atau perempuan (lih. Yoel 2:28-32; Kis 2:16-21).
Kis 2:4 "Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus" "Pemenuhan" bisa berulang (lih. Kis 2:4; 4:8,31; 6:3,5; 7:55; 9:17; 11:24; 13:9). Ini mengisyaratkan keserupaan dengan Kristus sehari-hari (lih. Ef 5:18 dibanding dengan Kol 3:16). Ini berbeda dengan baptisan Roh, yang menyatakan pengalaman awal orang atau menggabungan ke dalam Kristus (lih. 1Kor 12:13; Ef 4:4-5). Pemenuhan ini adalah pemberdayaan rohani bagi pelayanan yang efektif (lih. Ef 5:18-20), inilah penginjilan! Lihat catatan pada Kis 3:10.
- NASB, NKJV "lalu mereka mulai berkata-kata dalam lidah lain"
- NRSV "lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain"
- TEV "berbicara dalam bahasa-bahasa lain"
- NJB "mulai bericara dalam bahasa-bahasa yang berbeda"
Secara hurufiah ini adalah "lidah-lidah lain" (heterais glōssais). Terjemahan "bahasa-bahasa yang lain" mencerminkan pemahaman istilah ini berdasarkan konteks ay. Kis 2:6,11. Kemungkinan terjemahan yang lain adalah "ucapan-ucapan sukacita," berdasarkan pada 1Kor 12; 13; 14 dan kemungkinan Kis 2:13. Tidak jelas berapa bahasa berbeda yang dibicarakan, namun yang pasti banyak. Jika anda mencoba untuk menambahkan semua negara-negara dan wilayah-wilayah dalam ay. Kis 2:9-11 pastilah ini lebih dari dua puluh. Beberapa dari 120 orang percaya pasti berbicara bahasa yang sama.
Allah mengerjakan sesuatu yang unik dan berkuasa untuk mengilhami kelompok kecil laki-laki dan wanita yang ketakutan yang menunggu di suatu ruang loteng untuk menjadi proklamator injil yang berani (baik pria dan wanita). Berupa apapun tanda awal kedatangan Roh Kudus yang dijanjikan ini, Allah juga menggunakannya untuk meneguhkan penerimaanNya akan kelompok-kelompok yang lain (mis. Orang Samaria, perwira-perwira tentara Romawi, dan orang orang bukan Yahudi). "Lidah" dalam Kisah selalu merupakan tanda pada orang percaya bahwa injil telah mengalahkan satu lagi pembatas etnis dan geografis. Ada suatu perbedaan yang nyata antara lidah dari Kisah dan pelayanan Paulus di kemudian hari di Korintus (lih. 1Kor 12; 13; 14).
Secara teologis ada kemungkinan bahwa Pentakosta adalah lawan langsung dari menara Babel (lih. Kej 10; 11). Ketika umat manusia yang memberontak dan angkuh menyatakan kemandirian mereka (yaitu penolakan untuk menyebar dan memenuhi bumi), Allah mengimplementasikan kehendakNya dengan penyisipan berbagai bahasa. Sekarang, dalam jaman baru Roh, nasionalisme yang menghambat manusia untuk bersatu (yaitu satu pemerintahan dunia dari eskaton) bagi orang percaya telah dibalik. Orang Kristen yang bersekutu melampaui setiap batasan manusia (yaitu umur, jenis kelamin, kelas, geografis, bahasa) adalah pembalikan dari konsekuensi dari Kej 3.
□ "seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya" Kata kerja ini adalah IMPERFECT ACTIVE INDICATIVE, artinya Roh mulai memberikan pada mereka. Kata "mengatakan" (apophtheggomai) adalah sebuah PRESENT PASSIVE (deponent) INFINITIVE. Istilah ini hanya digunakan oleh Lukas dalam Kisah (lih. Kis 2:4,14; 26:25). Ini digunakan dalam Septuaginta untuk pembicaraan dari para nabi (yaitu pidato-pidato yang diilhami Roh, lih. Ul 32:2; 1Taw 25:1; Yeh 13:9,19; Mi 5:11; Za 10:2).
Saya lebih suka penafsiran etimologi Yunani Klasik yang berarti "volume yang ditingkatkan" "berbicara dengan semangat" atau "bicara pidato dengan nada tinggi." Lukas mengetahui Septuaginta dan dipengaruhi oleh terminologinya. Septuaginta adalah Alkitab dari dunia Mediterania dan menjadi Alkitab dari Gereja.
Topik Teologia -> Kis 2:4
Topik Teologia: Kis 2:4 - -- Roh Kudus
Roh yang Memenuhi
Kel 31:3 Kis 2:1-4 Kis 4:31 Kis 9:17 Kis 13:9 Kis 13:52 Efe 5:18
Direalisasikan di dalam Se...
- Roh Kudus
- Gereja
- Masalah-masalah Yang Dihadapi Gereja
- Masalah dalam Gereja yang Muncul dari Orang Tidak Percaya
- Penghinaan Verbal Terhadap Orang Percaya
TFTWMS -> Kis 2:1-4
TFTWMS: Kis 2:1-4 - Permulaan Kerajaan/gereja PERMULAAN KERAJAAN/GEREJA (Kis 2:1-4)
Yesaya telah mengatakan bahwa "rumah TUHAN" akan didirikan "pada hari-hari yang terakhir" d...
PERMULAAN KERAJAAN/GEREJA (Kis 2:1-4)
Yesaya telah mengatakan bahwa "rumah TUHAN" akan didirikan "pada hari-hari yang terakhir" di Sion, atau Yerusalem (Yesaya 2:2, 3). Belakangan Paulus mengenali rumah atau rumah tangga Allah itu sebagai gereja (1Timotius 3:15).9Selama hidup-Nya di bumi, Yesus biasanya membicarakan lembaga ilahi ini sebagai "kerajaan," meskipun dalam Matius, Ia mengenali kerajaan ini sebagai gereja (Matius 16:18, 19).10Yesus menekankan bahwa kerajaan/gereja ini akan datang "dengan kuasa" (Markus 9:1); sesaat sebelum kenaikan-Nya, Ia memberitahu para rasul-Nya bahwa mereka akan menerima kuasa itu apabila Roh Kudus turun ke atas mereka (1:8). Dalam Kisah 2 kuasa itu turun secara dramatis:
Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah11seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.12 Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya (ay. 1-4; huruf miring oleh saya).
Adegan tersebut pastilah sangat menghebohkan! Suatu suara terdengar "seperti tiupan angin keras." Ini bukan angin sungguhan—tidak ada kegemparan di udara— melainkan suatu suara angin yang memekakkan telinga. (Karena dibesarkan di Oklahoma, maka yang saya bayangkan adalah deru Tornado!) Sebuah fenomena terlihat: "Lidah-lidah seperti nyala api" bertebaran dan hinggap pada setiap kepala yang menerimanya. Tidak ada api sungguhan—ini bukanlah "baptisan api" yang Yohanes katakan13—melainkan hanya penampakan api.14 Lalu suatu tindakan dilakukan: Mereka yang dipenuhi oleh Roh "mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain." Kata Yunani yang diterjemahkan "bahasa-bahasa" adalah glossa15dalam bentuk jamak. Kata ini tidak mengacu kepada ocehan atau bicara merepet,16melainkan kepada bahasa-bahasa kontemporer pada waktu itu: "mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri "; kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri" (ay. 6, 8; huruf miring oleh saya).17
Ayat 11 memberitahukan tentang tema pembicaraan para rasul dalam berbagai bahasa lain itu: "perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah." Ini kemungkinan mengacu kepada kilas balik terhadap karya Allah untuk dan melalui Israel—sebuah survei sejarah Yahudi dari Musa terus ke Daud hingga ke para rasul18(kemungkinan termasuk pelbagai nubuatan tentang Mesias). Tidak ada topik lain yang dengan cepat memperoleh dukungan orang banyak dan yang dapat menyiapkan pikiran mereka untuk menyambut khotbah Petrus itu.
Ketika Allah memberi Sepuluh Perintah, bumi bergetar, petir menggelegar, kilat menyambar, dan asap menyelimuti (Keluaran 19:18). Saat Allah memberikan perjanjian-Nya yang baru kepada manusia, Ia kembali memperoleh perhatian manusia lewat kuasa-Nya yang sangat besar—dengan suatu suara (angin), suatu simbol (api), dan suatu tanda (berbahasa roh)!
Yesus sudah mengatakan bahwa apabila Roh Kudus turun maka kuasa akan datang—dan apabila kuasa datang maka kerajaan akan datang. Dengan begitu kerajaan terjanji itu berawal di Kisah 2! Maka sejak dari situ sampai seterusnya, kerajaan/gereja dikatakan sudah terwujud (5:11; Kolose 1:13; dll.)19
Beberapa orang mungkin condong memperlakukan fakta kerajaan yang sudah didirikan di Kisah 2 itu sebagai agak kering (bahkan mungkin membosankan). Untuk menghargai betapa menggairahkannya peristiwa itu, bayangkanlah bahwa Anda adalah orang Yahudi yang saleh, yang selama hidup menantikan berdirinya kerajaan Mesias. Ayah Anda juga telah merindukannya dan berdoa untuk kerajaan itu sepanjang umurnya ... begitu juga dengan kakeknya ... dan moyangnya ... dan seterusnya—selama berabad-abad! Kedatangan Mesias bagi orang Yahudi memiliki akibat seperti kedatangan Kristus yang kedua kalinya bagi kita.
PERMULAAN KEKUASAAN KERASULAN (Kis 2:1-13)
Sebagai tambahan untuk permulaan kerajaan/gereja, ayat pertama Kisah 2 ini menceritakan pula permulaan kekuasaan kerasulan.
Yesus telah menjanjikan para rasul bahwa mereka akan dibaptis dalam Roh Kudus dan akan "menerima kuasa" apabila Roh Kudus turun ke atas mereka (1:5, 8). Secara harfiah, makna kata "baptisan" adalah "pembenaman." Para rasul itu dibenamkan ke dalam kuasa Roh. Para rasul itu menerima takaran terbesar kuasa mujizatiah dari Roh yang pernah diterima mahluk hidup. Dalam pasal-pasal selanjutnya, sebagai tambahan bagi pemberitaan terilham mereka, kita tidak hanya akan melihat mereka berkhotbah berdasarkan pengilhaman, tetapi kita juga akan melihat mereka menyembuhkan orang sakit, mengusir setan, dan bahkan membangkitkan orang mati (5:12-16; 9:36-41).
Beberapa orang mengajarkan bahwa 120 orang yang disinggung dalam 1:15 semuanya menerima baptisan Roh (katanya, kata "mereka" di 2:1 mengacu kepada 120 orang itu), namun bukti untuk itu tidak ditemukan di dalam teks tersebut.20Pertimbangkanlah hal-hal berikut ini: (1) Dalam Kisah 1 Yesus menjanjikan baptisan Roh Kudus hanya kepada para rasul (1:2, 4, 5). (2) Kata yang mendahului kata "mereka" dalam Kisah 2:1 adalah kata "rasul-rasul" di Kisah 1:26. (Teks aslinya tidak mempunyai pembagian pasal dan ayat.) (3) Semua orang yang dipenuhi oleh Roh berbicara dalam bahasa-bahasa lain (2:4), namun mereka semua yang berbicara itu adalah orang Galilea, (2:7) sedangkan ke 120 orang itu semuanya bukan orang Galilea.21(4) Mereka yang dipenuhi oleh Roh dituduh sedang mabuk (2:13), namun Petrus, "berdiri dengan kesebelas rasul itu," katanya, "Orang-orang ini tidak mabuk" (2:14, 15). (5) Dalam 2:37 hanya para rasul yang disapa, ini menunjukkan bahwa hanya mereka yang telah berbicara. (6) Mereka yang dipenuhi dengan Roh diberi kemampuan mujizatiah untuk bicara dalam bahasa-bahasa lain (2:4), namun di pasal-pasal awal kitab Kisah hanya para rasul yang dikatakan memiliki kuasa mujizatiah (2:43; 4:33; 5:12). Oleh sebab itu, kita simpulkan bahwa dalam 2:1-4, kita melihat permulaan kekuasaan kerasulan.
Manifestasi kuasa kerasulan itu mempunyai beberapa tujuan. Pertama, memenuhi para rasul bukan hanya dengan kuasa saja tetapi juga dengan kepercayaan diri. (Mungkin Yesus bermaksud membuktikan kepada para rasul itu bahwa mereka itu benar-benar mampu membawa injil "sampai ke ujung bumi." Wakil-wakil dari "setiap bangsa di kolong langit" hadir di situ, dan para rasul yakin bahwa dengan pertolongan Allah, mereka dapat berkomunikasi, berkhotbah, dan merubah hidup manusia dari seluruh dunia itu!) Kedua, manifestasi kuasa ini menarik perhatian mereka yang ada di Yerusalem dan menyiapkan pikiran mereka untuk menerima kebenaran yang para rasul akan beritakan.
Ayat 2 berkata, "suatu bunyi seperti tiupan angin keras ... memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk." Ada kemungkinan "rumah" ini adalah rumah yang "beruang atas" (1:13), namun acuan itu sepertinya lebih kepada Bait Allah.22Sewaktu para rasul itu menantikan datangnya janji itu, mereka "senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah" (Lukas 24:53; huruf miring oleh saya). Sepertinya akan sulit menemukan cara yang lebih efektif untuk menarik perhatian orang banyak selain dengan deru angin topan, meskipun saat itu udara sangat tenang sekali23... atau cara yang lebih efektif untuk membuat kedua belas orang itu berani berdiri di hadapan orang banyak selain dengan membuat kerlap-kerlip cahaya di atas kepala mereka masing-masing ... atau cara yang lebih efektif untuk menyiapkan hati orang banyak itu selain dengan membuat kedua belas rasul itu memberitakan "perbuatan-perbuatan Allah yang luar biasa" dalam beragam bahasa ibu dari orang-orang yang hadir di situ!
Ayat 5 sampai 12 menceritakan bagaimana kebanyakan pendengar itu terpengaruh: Mereka itu "bingung" (ay. 6). "Mereka semua tercengang-cengang dan [mereka] heran" (ay. 7). Mereka semua "tercengang-cengang dan sangat termangu-mangu" (ay. 12).
Bagian ini dibuka dengan, "Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh24dari segala bangsa di bawah kolong langit" (ay. 5). "Diam" tidak harus berarti mereka bertempat tinggal permanen di Yerusalem. Artinya dapat semata-mata mereka itu sedang tinggal di stu.25
Karena banyak yang sudah berjalan ribuan mil jauhnya, dan karena rentang waktu antara Paskah dan Pentakosta adalah kurang dari dua bulan, maka para pengunjung itu sering tetap tinggal di Yerusalem untuk kedua hari perayaan tersebut.
"Ketika turun bunyi [kemungkinan bunyi angin26] itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri" (ay. 6). Lukas tidak memberi kita pengaturan tempat, namun kemungkinan besar para rasul itu menempatkan diri mereka di bagian lain di Pelataran Non-Yahudi dan mereka mulai berkata-kata. Karena lebih dari 12 bangsa terwakili, 27maka tampaknya perlu bagi setidak-tidaknya beberapa rasul itu (kemungkinan malah semuanya) untuk berbicara lebih dari satu bahasa.
"Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: 'Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea?'" (ay. 7). Para pendengar itu tahu bahwa para rasul adalah orang Galilea sebab logat orang Galilea itu berbeda28(bagi orang Yahudi lainnya, logat mereka itu dianggap kasar dan tidak menarik). Secara budaya, daerah Galilea itu tertinggal dan penuh dengan orang-orang yang tidak berpendidikan (4:13). Sewaktu orang-orang Galilea ini berbicara dalam setiap bahasa dengan fasihnya, orang banyak itu sudah tentu terheran-heran.
"Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa29kita sendiri?" (ay. 8).30Orang-orang Yahudi sudah tersebar ke seluruh dunia karena penganiayaan yang kejam dan tuntutan ekonomi. Kebanyakan dari mereka yang tersebar itu paling tidak dapat berbicara dalam tiga bahasa: Bahasa Yahudi pribumi (Ibrani atau Aram31), Yunani Koine32(bahasa dunia pada masa itu), dan bahasa negeri dimana mereka tinggal. Yang belakangan itu diacu dalam ungkapan "bahasa yang kita pakai di negeri asal kita."
Lukas mencatat lima belas daerah dan bangsa yang merentang dari timur (Babel dan Persia) hingga ke barat (Afrika Utara dan Roma):
"Kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi,33orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah."34Mereka semuanya tercengang-cengang dan sangat termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain: "Apakah artinya ini?" (ay. 9-12). 35
Sikap "tercengang-cengang dan sangat termangu-mangu" yang disebut di ayat 12 mencirikan sikap kebanyakan dari mereka yang hadir di situ. Berdasarkan sifat manusia itu sendiri, maka di dalam orang banyak itu pun terdapat beberapa orang yang ragu-ragu. Oleh sebab itu dalam ayat 13 kita baca, "Tetapi orang lain menyindir: 'Mereka sedang mabuk oleh anggur36manis.'"37NIV menulis "Beberapa orang ... mengolok-olok mereka." Perkataan mereka itu menggelikan. Mabuk tidak pernah membuat orang menguasai banyak bahasa. Bagaimanapun, perkataan itu menjadi batu loncatan bagi pernyataan Petrus berikutnya.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh Kudus
Tanggal Penulis...
Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh KudusTanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.
Latar Belakang
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).
Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --
- (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
- (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.
Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang diilhami.
Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-mula gereja.
Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:
- (1) keempat Injil dan
- (2) surat-surat Paulus.
Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis 16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.
Tujuan
Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.
- (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
- (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.
Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.
Survai
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya
- (1) "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60),
- (2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan
- (3) "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31).
Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai surat ini.
- (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
- (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
- (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab PB lainnya.
- (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
- (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
- (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
- (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
- (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejani.
- (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.
Prinsip Hermeneutis
Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"). [atau ref. Kis 7:44]
Full Life: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Kis 1:1-11)
I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41)
A. Persiapan untuk Perjanjian
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Kis 1:1-11) - I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41) - A. Persiapan untuk Perjanjian
(Kis 1:12-26) - B. Hari Pentakosta
(Kis 2:1-41) - II. Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem
(Kis 2:42-8:1a) - A. Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus
(Kis 2:42-47) - B. Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya
(Kis 3:1-4:31) - C. Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi
(Kis 4:32-5:11) - D. Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para Pemimpin Agama
(Kis 5:12-42) - E. Pemilihan Tujuh Diaken
(Kis 6:1-7) - F. Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama
(Kis 6:8-8:1) - III.Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan
(Kis 8:1-9:31) - A. Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria
(Kis 8:1-4) - B. Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil
(Kis 8:5-40) - C. Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya
(Kis 9:1-31) - IV. Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi
(Kis 9:32-12:25) - A. Pelayanan Petrus di Lida dan Yope
(Kis 9:32-43) - B. Pelayanan Petrus di Kaisarea
(Kis 10:1-48) - C. Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui
(Kis 11:1-18) - D. Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama
(Kis 11:19-30) - E. Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I
(Kis 12:1-23) - F. Ringkasan Perkembangan Gereja
(Kis 12:24-25) - V. Perjalanan Misi Pertama Paulus
(Kis 13:1-14:28) - A. Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia
(Kis 13:1-3) - B. Wilayah Tertentu Diinjili
(Kis 13:4-14:28) - VI. Sidang di Yerusalem
(Kis 15:1-35) - VII.Perjalanan Misi Kedua Paulus
(Kis 15:36-18:22) - A. Pertentangan Paulus dengan Barnabas
(Kis 15:36-40) - B. Wilayah Lama Dikunjungi Kembali
(Kis 15:41-16:5) - C. Penginjilan Wilayah Baru
(Kis 16:6-18:21) - D. Kembali ke Antiokhia di Siria
(Kis 18:22) - VIII.Perjalanan Misi Ketiga Paulus
(Kis 18:23-21:16) - A. Dalam Perjalanan ke Efesus
(Kis 18:23)
Sisipan: Pelayanan Apolos
(Kis 18:24-28) - B. Pelayanan yang Panjang di Efesus
(Kis 19:1-41) - C. Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia
(Kis 20:1-5) - D. Kembali ke Yerusalem
(Kis 20:6-21:16) - IX. Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara
(Kis 21:17-28:31) - A. Di Yerusalem
(Kis 21:17-23:35) - B. Di Kaisarea
(Kis 24:1-26:32) - C. Menuju ke Roma
(Kis 27:1-28:15) - D. Di Roma
(Kis 28:16-31)
Matthew Henry: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita ...
- Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita yang terberkati itu, yang adalah Sang Pendiri Agung dari agama kita itu. Sejarah itu disampaikan dan dicatat oleh empat penulis yang diilhami Roh Kudus, yang semuanya setuju dengan kebenaran yang suci ini dan bukti-buktinya yang tak terbantahkan, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang hidup. Di atas batu karang inilah jemaat Kristen dibangun. Bagaimana jemaat itu mulai dibangun di atas batu karang ini, itulah yang selanjutnya akan disampaikan dalam kitab ini, yang ada di hadapan kita sekarang. Dan mengenai hal ini kita hanya mempunyai kesaksian dari satu saksi. Sebab kejadian-kejadian nyata tentang Kristus jauh lebih penting untuk disampaikan dan dibuktikan secara penuh daripada kejadian-kejadian nyata tentang para rasul. Seandainya Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya baik, mungkin kita akan mempunyai Kitab Kisah Para Rasul dalam jumlah yang sama banyak dengan Kitab-kitab Injil yang kita miliki. Bahkan, mungkin kita akan mempunyai lebih banyak lagi kitab Injil. Akan tetapi, karena takut akan terlalu membebani dunia (Yoh. 21:25), maka apa yang ada pada kita sudah cukup untuk memenuhi tujuan, kalau kita mau memanfaatkannya. Sejarah kitab ini (yang selalu diterima sebagai bagian dari kanon suci) dapat dipandang,
- I. Sebagai tindakan menengok ke belakang pada kitab-kitab Injil sebelumnya, dengan menerangkannya, dan membantu meneguhkan iman kita padanya. Janji-janji yang ada di sana kita dapati di sini sedang ditepati, terutama janji-janji agung tentang turunnya Roh Kudus, dan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan, baik pada diri para rasul maupun dengan para rasul. Di sini dalam beberapa hari kita mendapati para rasul sudah menjadi orang-orang yang sangat berbeda dibandingkan ketika mereka terakhir kali diceritakan dalam Injil. Tidak lagi mereka lemah otak dan kecut hati, tetapi sanggup mengatakan apa yang sebelumnya tidak sanggup mereka tanggung (Yoh. 16:12). Mereka kini berani seperti singa dalam menghadapi kesusahan-kesusahan yang sebelumnya untuk membayangkannya saja mereka sudah gemetar seperti domba. Para rasul membuat firman sanggup meruntuhkan benteng-benteng Iblis, padahal sebelumnya firman itu seakan-akan diberitakan dengan sia-sia. Mandat yang di dalam Injil diberikan kepada para rasul, di sini kita dapati sedang dijalankan. Dan kuasa-kuasa yang di sana dikaruniakan kepada mereka, di sini kita dapati sedang dikerahkan dalam mujizat-mujizat yang diadakan pada tubuh orang. Ada mujizat belas kasihan, yang memulihkan tubuh orang sakit menjadi sehat, dan tubuh yang mati menjadi hidup. Ada mujizat penghakiman, yang membuat para pemberontak menjadi buta atau mati. Dan ada mujizat-mujizat jauh lebih besar yang dilakukan terhadap pikiran orang, dengan memberi mereka karunia-karunia rohani, baik untuk memahami maupun menyampaikan. Dan semua ini untuk memenuhi tujuan-tujuan Kristus, dan melaksanakan janji-janji-Nya, yang kita dapati di dalam Injil. Bukti-bukti kebangkitan Kristus yang ada pada bagian akhir kitab-kitab Injil, di sini diteguhkan dengan melimpah, bukan hanya melalui kesaksian yang tetap dan tak gentar dari orang-orang yang berjumpa dengan-Nya sesudah Ia bangkit, melainkan juga melalui pekerjaan Roh bersama kesaksian itu untuk mempertobatkan banyak orang supaya beriman kepada Kristus. Sebelumnya semua murid Kristus meninggalkan Dia, dan salah satunya mengkhianati Dia. Dan kalau bukan karena kebangkitan-Nya, mereka tidak akan berkumpul bersama-sama lagi, tetapi pasti akan terpencar untuk seterusnya. Namun oleh kebangkitan itu mereka dimampukan untuk mengakui Dia dengan ketetapan hati yang lebih lagi daripada sebelum-sebelumnya, dengan menantang belenggu dan maut. Dan pekerjaan Roh bersama kesaksian itu, yang mempertobatkan banyak orang, adalah sesuai dengan perkataan Kristus sendiri, bahwa kebangkitan-Nya, tanda Nabi Yunus itu, yang disimpan untuk saat terakhir, akan menjadi bukti yang paling meyakinkan bahwa tugas perutusan-Nya sungguh berasal dari Allah. Kristus sudah memberi tahu para murid-Nya bahwa mereka harus menjadi saksi-saksi-Nya, dan kitab ini menggambarkan mereka yang tengah bersaksi bagi-Nya, bahwa mereka harus menjadi penjala manusia, dan di sini kita mendapati mereka menjaring banyak orang dalam jala Injil. Juga bahwa mereka harus menjadi terang dunia, dan di sini kita mendapati dunia diterangi oleh mereka. Tetapi hari itu, kuasa dari tempat tinggi yang penampakan pertamanya kita ketahui dalam Injil, di sini kita dapati bersinar semakin terang. Biji gandum, yang di sana jatuh ke tanah, di sini tumbuh dan berbuah banyak. Biji sesawi di sana sudah menjadi pohon besar di sini. Dan Kerajaan Sorga, yang di sana sudah dekat, di sini didirikan. Nubuatan-nubuatan Kristus tentang penganiayaan besar-besaran yang akan menimpa para pemberita Injil (walaupun tidak dapat dibayangkan bahwa ajaran yang begitu patut diterima sepenuhnya justru menjumpai banyak perlawanan) kita dapati di sini digenapi secara melimpah. Juga bahwa kepastian-kepastian yang Dia berikan kepada mereka bahwa mereka akan mendapat dukungan dan penghiburan yang luar biasa dalam penderitaan mereka. Bagian akhir dari sejarah Perjanjian Lama meneguhkan janji-janji yang dibuat kepada para bapa leluhur di bagian awalnya (seperti yang tampak dari pengakuan Salomo yang terkenal dan khidmat itu, yang terdengar seperti tanda terima lunas, 1Raj. 8:56, dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi). Demikian pula halnya, bagian akhir dari sejarah Perjanjian Baru ini secara persis menggenapi perkataan Kristus di bagian awalnya. Dan dengan begitu, kedua perjanjian itu meneguhkan dan menggambarkan satu sama lain.
- II. Sejarah Kitab Para Rasul ini juga dapat dipandang sebagai tindakan menatap ke depan pada surat-surat kerasulan sesudahnya, yang merupakan penjelasan Injil, dan membukakan rahasia-rahasia kematian dan kebangkitan Kristus, yang sejarahnya kita dapati dalam kitab-kitab Injil. Kitab Kisah Para Rasul ini merupakan pengantar pada surat-surat kerasulan itu, dan merupakan kunci untuknya, seperti sejarah Daud merupakan kunci untuk mazmur-mazmurnya. Kita adalah anggota-anggota jemaat Kristen, kemah Allah yang ada di tengah-tengah manusia itu, dan merupakan kehormatan dan hak istimewa bagi kita bahwa kita termasuk anggota-anggotanya. Nah, kitab ini memberi kita penjelasan tentang dibangunnya dan berdirinya kemah itu. Keempat kitab Injil menunjukkan kepada kita bagaimana dasar dari rumah itu diletakkan, sementara kitab ini menunjukkan kepada kita bagaimana bangunan atasnya mulai didirikan,
- 1. Di antara orang-orang Yahudi dan Samaria, yang kisahnya kita dapati di bagian awal kitab ini.
- 2. Di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang kisahnya kita dapati di bagian akhir kitab ini. Dari situ, dan untuk seterusnya sampai ke zaman kita, kita mendapati jemaat Kristen hidup dalam pengakuan iman kepada Kristus sebagai Anak Allah dan Juruselamat dunia. Pengakuan itu dapat dilihat semua orang, dan dibuat oleh murid-murid-Nya yang sudah dibaptis. Mereka ini bergabung dalam persekutuan-persekutuan Kristen, mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah secara teratur, mendengarkan ajaran para rasul, dan berkumpul bersama-sama untuk berdoa dan memecahkan roti, di bawah bimbingan dan pimpinan orang-orang yang memberi diri untuk berdoa dan melayani firman. Dan mereka mengadakan persekutuan-persekutuan rohani dengan semua orang di segala tempat yang melakukan hal serupa. Dalam tubuh inilah kita sekarang berada di dunia ini, sebagai anggota-anggotanya. Dan, bagi kepuasan dan kehormatan kita yang besar, dalam kitab ini kita mendapati kemunculan dan asal-usul jemaat Kristen, yang sangat jauh berbeda dari jemaat Yahudi, dan didirikan di atas kehancurannya. Tetapi tak dapat disangkal bahwa jemaat itu berasal dari Allah, dan bukan dari manusia. Betapa dengan yakin dan terhibur kita bisa melanjutkan pengakuan iman Kristen kita, dan berpegang teguh padanya, sejauh kita mendapatinya sesuai dengan contoh di atas gunung ini, yang harus kita jadikan teladan dan batasan dalam hidup beriman!
- Ada dua hal lagi yang harus dicermati mengenai kitab ini:
- (1) Penulisnya. Kitab ini ditulis oleh Lukas, yang menulis kitab ketiga dari empat kitab Injil, yang disebut dengan namanya. Dan Lukas juga (seperti yang ditunjukkan oleh cendekiawan Dr. Whitby) besar kemungkinan merupakan salah satu dari tujuh puluh murid, yang diberi tugas (Luk. 10:1, dst.) yang sedikit lebih rendah daripada tugas kedua belas rasul. Lukas ini adalah kawan setia Rasul Paulus dalam segala pelayanan dan penderitaannya. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Kita bisa mengetahui hal ini berdasarkan gaya penulisannya di bagian akhir kitab ini ketika dia sedang bersama Paulus. Sebab di situ ia menulis, kami ber buat ini dan itu, seperti pada pasal Kisah 16:10 dan 20:6, dan seterusnya sampai akhir kitab. Ia ada bersama Rasul Paulus dalam perjalanannya yang berbahaya ke Roma, ketika Rasul Paulus dibawa ke sana sebagai tahanan. Ia ada bersama Rasul Paulus ketika dari penjaranya di sana Rasul Paulus menulis surat-suratnya kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon, yang dalam keduanya nama Timotius disebutkan. Dan tampak bahwa Lukas menulis sejarah ini ketika ia masih ada bersama Rasul Paulus di Roma, selama Rasul Paulus menjadi tahanan di sana, dan membantu dia. Sebab sejarah ini ditutup dengan Rasul Paulus yang memberitakan Injil di sana dalam rumah yang disewanya sendiri.
- (2) Judulnya: Kisah Para Rasul (KJV: Tindakan Para Rasul – pen.). Tindakan Para Rasul yang kudus, begitu judulnya dalam kitab-kitab berbahasa Yunani pada umumnya, dan itulah sebutan mereka, bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai rasul-rasul yang kudus (Why. 18:20, KJV). Ada satu naskah yang memberinya judul, Tindakan Para Rasul oleh Lukas Penulis Injil.
- [1] Kitab ini adalah sejarah para rasul. Tetapi di dalamnya ada juga sejarah Stefanus, Barnabas, dan beberapa orang lain yang bisa dipandang sebagai rasul, yang walaupun bukan termasuk salah satu dari kedua belas rasul, namun dikaruniai Roh yang sama, dan mengerjakan pekerjaan yang sama. Dan, dari antara mereka yang merupakan para rasul, hanya sejarah Petrus dan Paulus yang dicatat di sini (dan Paulus sekarang termasuk dua belas rasul). Petrus adalah rasul untuk orang-orang bersunat, dan Paulus rasul untuk bangsa-bangsa bukan-Yahudi (Gal. 2:7). Tetapi ini sudah cukup untuk menjadi contoh dari apa yang dilakukan mereka yang lain di tempat-tempat lain, dalam menjalankan mandat mereka, sebab tak seorang pun dari mereka hanya berpangku tangan. Dan seperti halnya kita harus memandang apa yang disampaikan dalam kitab-kitab Injil mengenai Kristus itu sudah cukup, karena Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya demikian, begitu pula halnya di sini mengenai apa yang disampaikan tentang para rasul dan pekerjaan mereka. Sebab hal-hal lain yang dikatakan kepada kita dari tradisi tentang berbagai pekerjaan dan penderitaan para rasul, dan jemaat-jemaat yang mereka tanam, secara keseluruhan masih meragukan dan tidak pasti, dan menurut saya sama sekali tidak bisa kita jadikan dasar yang memuaskan untuk membangun apa pun. Yang berasal dari Kitab Suci dasarnya adalah emas, perak, dan batu permata, sedangkan yang berasal dari tradisi dasarnya adalah kayu, rumput kering, jerami.
- [2] Kitab ini disebut tindakan atau perbuatan para rasul. Gesta apostolorum, hal-hal yang dilakukan para rasul, begitu menurut sebagian orang. Praxeis – penerapan mereka terhadap pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan kepada mereka oleh Guru mereka. Para rasul adalah orang-orang yang giat. Dan walaupun mujizat-mujizat yang mereka adakan dilakukan dengan kata-kata, namun itu pantas disebut sebagai tindakan mereka. Mereka berkata-kata, atau lebih tepatnya Roh berfirman melalui mereka, maka semuanya jadi. Sejarah ini dipenuhi dengan berbagai khotbah dan penderitaan mereka. Tetapi begitu kerasnya mereka bekerja memberitakan firman, dan betapa dengan rela mereka membuka diri pada penderitaan, dan begitu besar apa yang mereka capai melalui khotbah dan penderitaan itu, sehingga semuanya itu dengan baik dapat disebut sebagai tindakan-tindakan mereka.
Jerusalem: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "...
KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "Sejarah awal mula agama Kristen". Sekitar th. 150 Mas. umat kristen menghendaki keempat injil dikumpulkan menjadi satu buah Kitab. Maka karya asli satu itu dibagikan dan dipisahkan menjadi dua. Boleh jadi judul "Kisah Para Rasul" atau "Kisah Beberapa Rasul" ditambahkan, sesuai dengan kelaziman dalam kesusasteraan Ke-Yunanian di zaman itu. Terkenallah di masa itu "Kisah (Yunaninya: perbuatan-perbuatan) Hanibal" atau "Kisah (perbuatan-perbuatan) Aleksander" dsb. Hubungan asli antara kedua Kitab Perjanjian Baru tersebut ditampilkan oleh prakata kedua kitab itu dan oleh persamaan sasteranya. Baik prakata Kisah Para Rasul maupun prakata injil ketiga ditunjukan kepada seseorang yang bernama Teofilus (bdk Luk 1:1-4 dan Kis 1:1), sedangkan prakata Kis menyebutkan injil ketiga itu sebagai "buku yang pertama" dan melanjutkan pokok cerita injil dengan meringkaskan kejadian-kejadian yang terakhir (penampakan-penampakan Kristus yang telah dibangkitkan serta pengangkatanNya ke sorga), yang digabungkan dengan sambungan cerita selanjutnya. Bahasanyapun erat-erat menghubungkan Kis dengan Luk. Tidak hanya ciri-ciri bahasanya (perbendaharaan kata, tata bahasa dan gaya bahasa) ditemukan dalam seluruh Kis, sehingga merupakan sebuah kesatuan literer, tetapi juga dalam injil ketiga. Maka tidak dapat diragukan bahwa pengarang yang sama menggubah kedua kitab tersebut.
Tradisi Gereja sepakat dalam menyebutkan nama pengarang itu sebagai Lukas. Baik dahulu maupun sekarang belum juga dapat secara sungguh-sungguh disebutkan nama orang lain selain dari Lukas. Sudah sekitar th. 175 Mas. semua jemaat sependapat dalam hal ini, sebagaimana dibuktikan oleh sebuah dokumen dari Roma yang disebut sebagai "Kanon Muratorius, oleh kesaksian yang diberikan dalam Prakata Anti- Markos, dalam karya Ireneus, Klemens, Origenes dari Aleksandria dan Tertualinus. Semua sehati dalam menyebutkan nama Lukas sebagai pengarang kitab Kis. Pendapat tersebut dikuatkan oleh petunjuk-petunjuk yang diketemukan dalam kitab Kis dan Luk sendiri. Ternyata pengarangnya seorang Kristen dari zaman para rasul, seorang Yahudi yang berkebudayaan ke-Yunanian atau bahkan seorang Yunani berpendidikan, yang mengetahui cukup banyak mengenai ilmu kedokteran dan mengenal Kitab Suci dalam terjemahan Yunaninya, yakni Septuaginta serta adat- kebiasaan Yahudi. Pengarang terutama nampak sebagai teman seperjalanan Paulus. Hal ini dibuktikan oleh cerita-cerita yang termuat dalam bagian kedua Kis. Di sana pengarang menggunakan kata ganti diri pertama jamak (kami), sehingga kelihatan ikut serta dalam hal ihwal yang diceritakannya. Kesemuanya itu hanya sesuai dengan Lukas dari antara semua teman seperjalanan Paulus: menurut tradisi lama 4:10-14); diperkenalkan oleh Paulus sebagai seorang teman yang karib yang menyertainya selama kedua penahanannya di Roma (Kol 4:14; Flm 24; 2Tim 4:11). Lukas kiranya menemani Paulus dalam perjalanan yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:6 dst; barangkali juga 2Kor 8:18); kalau Lukas tidak turut disebutkan dalam daftar-daftar nama, seperti yang termuat dalam Kis 20:4, maka sebabnya kiranya ialah: Lukas sendirilah yang menuliskannya.
Dalam tradisi lama tidak ditemukan petunjuk-petunjuk pasti sehubungan dengan waktu dan tempat Lukas menuliskan karyanya (di negeri Yunani selatan setelah Paulus meninggal? di kota Roma, sebelum perkara Paulus diselesaikan oleh pengadilan?). Maka kita harus bersandar pada isi karya itu sendiri. Karya Lukas berakhir dengan penahanan Paulus di Roma tahun 61-63. Sehubungan dengan itu dalam Kis 28:30+ disebutkan jangka waktu dua tahun. Ini merupakan jangka waktu yang ditentukan oleh hukum, sehingga habis waktu itu sebuah perkara pengadilan dihentikan, bila tidak ada sesuatu bukti yang mendukung tuduhan yang diajukan. Maka boleh jadi bagian Kis ini ditulis setelah Paulus dibebaskan dalam th. 63. Ini rupanya harus diterima atas dasar pertimbangan sebagai berikut: umumnya disetujui bahwa injil Mrk dikarang sekitar tahun 64; Injil Lukas apa lagi Kis pasti dikarang sesudah Mrk; maka haruslah Luk dan Kis dikarang sesudah tahun 64. Ada sejumlah ahli yang mengemukakan tahun 80-100 sebagai waktu Luk dan Kis dikarang. Hal ini memanglah tidak mustahil juga. Hanya sudah diaktan bahwa tidak ada petunjuk pasti yang memaksa kita menunda waktu dituliskannya Luk sampai sesudah tahun 70 Mas. Dan hal yang sama harus dikatakan sehubungan dengan Kis.
Tetapi menentukan waktu tepat merupakan hal yang kurang penting. Sebab nilai utama Kis terletak dalam kenyataan bahwa kitab ini dikarang oleh seseorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan sebagian besar dari peristiwa yang diceritakannya; sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak disaksikannya sendiri, pengarang menimba dari sumber-sumber lain yang melimpah. Lukas dengan teliti mengumpulkan bahan yang melimpah dari berbagai sumber yang cukup luas dan terperinci. Ini sudah dinyatakan dalam prakata untuk seluruh karyanya (Luk 1:1-4). Penyelidikan karyanya hanya meneguhkan keterangan Lukas itu. Meskipun Lukas dengan saksama mengolah bahannya, hingga di mana-mana nampak kepribadiannya sendiri dan karyanya sungguh sebuah kesatuan juga ditinjau dari segi sastra, namun toh penggunaan sumber-sumber (tertulis) dengan mudah dapat ditunjuk. Ajaran yang disajikan berubah-ubah sesuai dengan situasi-situasi kongkrit dan kadang-kadang memberikan kesan ketuaannya. Kecuali itu bahasa sendiri berubah- ubah: ada bahasa Yunani yang baik sekali; yakni bilamana Lukas sendiri menulis hanya bergantung pada dirinya sendiri atua mengambil bahannya dari buku catatannya sendiri mengenai perjalanannya; tetapi bahasa Yunaninya menjadi berbau bahasa Semit, kurang lancar dan bahkan salah, bila Lukas menceritakan tentang awal-mula jemaat di Yerusalem. Boleh jadi dalam hal ini Lukas dengan sengaja meniru bahasa suci dari Septuaginta, tetapi lebih sering ia mau menghormati berita-berita yang disampaikan kepadanya dalam bahasa Aram, sehingga sesedikit mungkin merubahnya. Ini jelas nampak dalam injil Lukas kalau dibandingkan dengan sumber-sumber yang dipergunakan, yakni injil Markus, dan sumber-sumber yang dipakai baik oleh Lukas maupun oleh Matius. Yang sama kiranya terjadi dalam Kis, meskipun di sini orang tidak dapat membandingkan tulisan Lukas dengan sumber-sumbernya. Namun demikian orang sudah berusaha merekonstruksikan sumber-sumber Kis. Sementara ahli membayangkan sebuah teks menyeluruh dalam bahasa Aram, atas dasar penyelidikan seluruh bagian pertama Kis (1-15:35). Hipotesa ini terlalu kaku, oleh karena tidak memperhatikan kerja Lukas sendiri dalam mengolah sumber-sumbernya, sebagai yang nampak dalam bab-bab Kis tersebut. Sumber-sumber Lukas sebenarnya bermacam-macam dan berkeping- keping. Bahkan tidak pasti juga, kalau-kalau sumber-sumber itu berupa tulisan, meskipun kadang-kadang kiranya mesti diterima. Bagaimanapun juga halnya dengan pembedaan terperinci yang selalu sukar dan tidak pasti, orang dengan mudah dapat menggali beberapa tradisi utama yang dikumpulkan Lukas. Ada sejumlah tradisi mengenai jemaat purba di kota Yerusalem (1-5), kemudian transaksi yang bercerita tentang karya beberapa tokoh khusus, seperti Petrus (TB Kis 9:32-11:18; 12) dan Filipus (TB Kis 8:4-40). Yang terakhir ini mungkin sendiri memberikan informasi kepada Lukas yang berjumpa dengan Filipus di kota Kaisarea (TB Kis 21:8). Jemaat di kota Antiokia kiranya menjadi asal-usul cerita-cerita yang mengisahkan bagaimana pendirian jemaat itu disiapkan dan diwujudkan oleh gerakan orang-orang Yahudi yang berbudaya Yunani (TB Kis 6:1-8:3; 11:19-30; 13:1-3).
Sudah barang tentu Paulus sendiri memberitahu Lukas tentang pertobatannya dan perjalanannya untuk mewartakan Injil kepada orang bukan Yahudi (TB Kis 9:1- 30; 13:4-14:28; 15:36 dst). Sehubungan dengan perjalanan- perjalanan Paulus yang terakhir Lukas juga menggunakan catatan-catatan pribadinya. Mungkin sekali ia hanya menyalin catatan-catatan itu di bagian Kis, tempat ia berkata "kami" dan tempat paling padat ditemukan ciri-ciri bahasa yang bercirikan khas bahasa Lukas (Kis 11:28; 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16). Bahan melimpah yang dikumpulkan itu oleh Lukas disusun dengan mahirnya menjadi kesatuan yang menderetkan macam-macam unsur yang dihubungkan dengan pertolongan semacam "pengulangan" karya ciptaan Lukas sendiri, misalnya Kis 6:7; 9:31; 12:24 dll.
Kesegaran sumbernya dan rasa hormat yang dipakai Lukas mengolah bahannya menjamin nilai historis Kis. Sudah barang tentu usaha yang sukar untuk menghubungkan sutu sama lain unsur-unsur sumber yang bermacam-ragam mengakibatkan, bahwa kadang-kadang apa yang terjadi kemudian ditempatkan dahulu dan peristiwa-peristiwa yang sama diceritakan sampai dua kali atau peristiwa- peristiwa yang aslinya tersendiri dijadikan satu. Misalnya apa yang dikisahkan dalam bab 12 pasti terjadi sebelum Barnabas dan Paulus mengunjungi kota Yerusalem, seperti diceritakan dalam 11:30 dan 12:25, seandainya kunjungan itu tidak harus disamakan dengan yang diceritakan dalam bab 15. Tidak mustahil juga bahwa "konsili di Yerusalem (15) sesunggguhnya mempersatukan perdebatan tersendiri (bdk catatan). Tetapi perubah dan pengolahan kecil tersebut tidak mengurangi nilai keseluruhan Misalnya: sangat mengherankan bahwa Lukas tanpa menggunakan surat-surat Paulus mengisahkan kegiatan Paulus dalam mewartakan Injil begitu rupa, sehingga menurut garis-garis besarnya sesuai dengan apa yang dikatakan Paulus sendiri, bahkan dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia, asal diperhatikan juga apa yang dikatakan di muka. Sehubungan dengan peristiwa- peristiwa yang lebih dahulu memanglah kita tidak dapat membandingkannya dengan berita-berita lain. Tetapi kejadian-kejadian yang dikisahkan adalah wajar sekali, sedangkan Lukas ternyata mempunyai rasa hormat yang besar terhadap sumber-sumbernya. Maka juga cerita-cerita itu menyajikan hal-hal terperinci dan segar, yang sesuai dengan keadaan. Terutama orang ragu-ragu mengenai wejangan- wejangan yang tercantum dalam Kis. Ada yang mengatakan bahwa wejangan-wejangan itu adalah ciptaan Lukas sendiri, meskipun dibawakan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam kisahnya. Cara semacam itu sangat lazim di antara sejarawan zaman itu. Tetapi betapa besarpun bakat Lukas, sukarlah menerima bahwa seseorang yang berkebudayaan Yunani sesudah empat puluh tahun masih mampu menciptakan pidato- pidato yang begitu berbau ketuaan dan Yahudi, seperti misalnya wejangan-wejangan Petrus atau Stefanus. Tidak dapat tidak Lukas mempunyai mempunyai bahan-bahan yang sudah tersedia. Ini tidak mengherankan sedikitpun mengingat bahwa pewartaan purba terdiri atas beberapa pokok utama yang didukung dengan argumen yang sudah menjadi tradisionil dan yang dengan rumusan tetap dihafalkan. Ada kumpulan ayat- ayat Kitab Suci untuk orang-orang Yahudi; pemikiran-pemikiran filsafat populer bagi orang-orang Yunani; dan untuk semua ada pewartaan hakiki (kerygma) mengenai Kristus, yang wafat dan bangkit, disertai dengan ajakan untuk bertobat dan menerima baptis. Lukas kiranya baik melalui tradisi maupun melalui pengalaman pribadi mengenal kerangka pewartaan Kristen semula. Dan atas dasar ini dan dengan perasaan halusnya ia dapat menyusunnya dalam wejangan-wejangan tersebut suatu ajaran yang nilainya tinggi dan unggul kepentingannya.
Kebenaran obyektip Kis diserang oleh pihak lain lagi. Orang mempersoalkan maksud-tujuan Kis. Pengikut-pengikut F.Ch. Baur berpendapat bahwa Kis merupakan sebuah tulisan yang dikarang dalam abad 2 dengan maksud memperdamaikan dua aliran yang sulit bertentangan. Aliran satu ialah pengikut-pengikut Petrus, sedangkan yang lain menganut Paulus. Hanya saja hipotesa ini terlalu menunda waktu dituliskannya Kis. Kecuali itu hipotesa itu berdasar pada sebuah filsafat tentang sejarah, yakni filsafat Hegel, dan bukanlah pada penafsiran Kitab Suci. Memanglah dewasa ini hipotesa yang radikal itu tidak mendapat pendukung lagi. Tetapi masih sering kali dikatakan bahwa Kis sesungguhnya berupa sebuah pembelaan, sehingga pasti membengkokkan dan memalsukan kejadian-kejadian dan kebenaran. Lukas, menurut pendapat tersebut mau membela Paulus di hadapan para pejabat Roma untuk meyakinkan mereka bahwa Paulus tidak beruat salah sedikitpun terhadap negara. Ini sesungguhnya hanya satu segi dari kitab Kis dan orang tidak boleh menganggap sebagai maksud kurang jujur apa-apa yang sebenarnya merupakan keyakinan tulus-ikhlas dan yang berdasar. Memanglah Lukas menekankan bahwa pertentangan antara Paulus dan orang-orang Yahudi bersifat keagamaan belaka, dan iapun menonjolkan kesetiaan dan ketaatan Paulus terhadap negara Roma serta kewibawaannya. Tetapi inipun seluruhnya sesuai dengan kebenaran historis dan Lukas sepenuh-penuhnya berhak menarik pengajaran itu dari kejadian-kejadian. Kecuali itu perlu diulangi lagi, bahwa maksud khusus itu bukan seluruh maksud- tujuan karya Lukas. Karya itu sekali-kali bukan sebuah pembelaan yang ingin diajukan kepada pengadilan Roma. Maksud utama Kis ialah mengisahkan awal-mula agama kristen demi sejarah itu sendiri.
Untuk meyakinkan diri tentang itu cukuplah orang menyelidiki susunan Kis. Maka nampaklah bahwa kitab itu hanya memperlihatkan bagaimana perkataan Yesus yang ditempatkan pada awal kisah terlaksana. Sabda Yesus: "Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan samapi ke ujung bumi" (TB Kis 1:8). Mula-mula kepercayaan Kristen berakat kuat-kuat di Yerusalem, tempat jemaat pertama bertambah karunia dan jumlahnya (1-5). Tidak lama kemudian kepercayaan itu mulai merambat, hal mana dipersiapkan oleh semangat universalis yang menjiwai orang-orang Yahudi berbudaya Yunani yang masuk Kristen dan oleh pengusiran mereka setelah Stefanus mati sahid (TB Kis 6:1-8:3). Iman Kristen sampai di daerah Samaria (TB Kis 8:4-25) dan juga di daerah di sebelah selatan dan timur Yerusalem hingga ke pantai dan kota Kaisarea (TB Kis 8:26-40; 9:32-11:18). Dalam pada itu cerita tentang pertobatan Paulus memberitahu kita bahwa di kota Damsyik sudah ada orang-orang Kristen dan begitu pewartaan Injil di daerah Kilikia sudah dipersiapkan juga (TB Kis 9:1-30). Ulangan seperti tercantum dalam 9:31 (yang masih menyebutkan daerah Galilea) menonjolkan bagaimana iman Kristen meluas. Kemudian kota Antiokhialah yang menerima Kabar Gembira (TB Kis 11:19-26). Selanjutnya kota itu menjadi pusat pewartaan sementara memupuk hubungan baik dengan Yerusalem, tempat dimusyawarahkan soal-soal utama mengenai pewartaan injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi (TB Kis 11:27-30; 15:1-35). Sebab memanglah sudah tiba saatnya Injil dibawa juga kepada mereka. Setelah Kornelius masuk menjadi Kristen dan Petrus dipenjarakan di Yerusalem, maka rasul itu berangkat entah kemana (12). Selanjutnya Pauluslah yang memainkan peranan penting dalam kisah Lukas. Sebelum konsili di Yerusalem Paulus sudah pergi ke pulau Siprus dan ke daratan Asia Kecil (13-14). Sesudahnya Paulus berlayar ke daerah Makedonia dan Yunani (15:36 - 18:22; 18:23-21:17). Paulus selalu kembali ke Yerusalem dan penahananya di kota itu, lalu penahanannya di kota Kaisarea (TB Kis 21:18-26:32) memberi Paulus kesempatan membiarkan diri sebagai tawanan, meskipun tetap sebagai pewarta Injil lalu dibawa ke Roma tempat ia dengan terbelenggu mewartakan Kristus (27-28). Dilihat dari Yerusalem maka ibu kota kerajaan Roma itu sungguh-sungguh merupakan "ujung bumi". Maka Lukas boleh mengakhiri kitabnya.
Boleh jadi orang menyesal, bahwa Lukas tidak menceritakan apa-apa tentang karya rasul-rasul lain dan tidak pula tentang pendirian beberapa jemaat penting, seperti misalnya di kota Aleksandria, atau malahan di kota Roma sendiri. Sudah pasti bahwa di kota itu iman Kristen sudah tertanam sebelum Paulus tiba (lihat surat kepada jemaat di Roma, yang ditulis Paulus selama perjalanannya yang ketiga). Juga tentang karya Petrus di luar Palestina tidak dikatakan apa-apa. Pauluslah yang menduduki tempat yang menyolok dalam kisah Lukas, sehingga dalam bagian kedua Kis hanya Paulus saja yang masih berperan. Tetapi justru oleh karena Lukas berdiam diri dan meninggalkan banyak soal, maka kita mendapat jaminan yang paling baik bagi apa yang dikisahkannya. Ia tidak menceritakan apa- apa, kecuali kalau ia mengetahuinya baik oleh karena menyaksikan sendiri maupun karena mendapat dari sumber-sumber yang nilainya dapat diawasi. Kecuali itu Kis bukanlah sebuah kitab ilmu sejarah yang utuh lengkap, melainkan sebuah penjelasan mengenai daya perambat rohani yang terkandung dalam agama Kristen. Serta ajaran teologis yang dapat ditarik Lukas dari kejadian-kejadian yang diketahuinya mempunyai nilai universil yang tidak dapat diganti dan yang membuat karyanya berharga tinggi.
Sumbangan di bidang ajaran adalah berganda. Iman akan Kristus yang menjadi dasar pewartaan rasuli disajikan dengan pemerincian yang semakin tumbuh. Mula-mula iman akan Kristus itu berpusatkan pada kejayaan manusia Yesus yang telah menjadi Kurios berkat kebangkitanNya (TB Kis 2:22-36), kemudian oleh Paulus Yesus diberi gelar "Anak Allah" (TB Kis 9:20). Berkat wejangan-wejangan yang tercantum dalam Kis kita mengenal ayat-ayat utama dari Kitab Suci yang digunakan umat berkat pimpinan Roh Kudus sebagai sarana untuk merumuskan ajaran mengenai Kristus dan sebagai pembuktian bagi orang-orang Yahudi. Baiklah diperhatikan khususnya apa yang dikatakan tentang Yesus sebagai Hamba Allah (TB Kis 3:13, 26; 4:27, 30; 8:32-33) dan sebagai Musa yang baru (3:22 dst; 7:20 dst). Kebangkitan Yesus dibuktikan dengan Mzm 16:8-11 (Kis 2:24-32; 13:34-37). Sejarah umat terpilih menjadi peringatan bagi orang-orang Yahudi, supaya jangan menentang kasih karunia Allah (7:2-53; 13:16-41). Di hadapan orang-orang bukan Yahudi disodorkan dalil-dalil yang diambil dari ajaran tentang Allah yang lebih umum (TB Kis 14:15-17; 17:22-31). Tetapi para rasul pertama-tama "saksi" (TB Kis 1:8+) dan Lukas meringkas pemberitaan mereka (TB Kis 2:22+) dan bercerita tentang "tanda-tanda" ajaib yang mereka lakukan. Persoalan paling gawat bagi Gereja yang baru lahir ini ialah: bagaimana orang-orang bukan Yahudi dapat menolong keselamatan. Tentang persoalan itu Kis memberi keterangan yang jitu: para saudara di Yerusalem terpimpin oleh Yakobus tetap setia pada hukum Taurat Yahudi (TB Kis 15:1, 5; 21:20) dst. Sebaliknya, orang-orang "ke-Yunanian" yang juru bicaranya yalah Stefanus merasa perlu melepaskan ibadat dalam Bait Allah. Petrus dan terutama Paulus dalam konsili di Yerusalem memenangkan asas bahwa hanya iman akan Kristus menyelamatkan, sehingga tak perlu orang-orang bukan Yahudi menepati hukum Taurat dan bersunat. Namun demikian tetap benar bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi, sebagaimana dinyatakan oleh Lukas juga. Paulus selalu terlebih dahulu menghadapi orang-orang Yahudi. Baru setelah ditolak oleh kaum sebangsanya ia pergi kepada orang-orang bukan Yahudi (TB Kis 13:5+). Mengenai cara hidup jemaat-jemaat purba Kis juga memberi informasi yang sangat berharga: tentang jemaat muda di Yerusalem yang bersembahyang dan yang yang angggota-anggotanya membagi-bagikan harta miliknya; tentang caranya orang dibaptis dan tentang baptisan dalam Roh Kudus (TB Kis 1:5+); tentang Ekaristi yang dirayakan (TB Kis 2:42+); permulaan penyusunan sebuah jemaat sebagai organisasi, yang mempunyai nabi-nabi" dan "pengajar-pengajar" (TB Kis 13:1+), ataupun "penatua" yang mengepalai jemaat di Yeruslem (TB Kis 11:30) dan yang oleh Paulus diangkat pada semua jemaat yang didirikannya (TB Kis 14:23). Kesemuanya itu dinaungi, dibimbing dan dijiwai oleh embusan tak kelihatan dari Roh Kudus. Dalam injilnya Lukas sudah menekankan peranan Roh Kudus itu (Luk 4:1+) dan dalam Kis ia terus memperlihatkan bahwa Roh Kudus itulah yang berkarya dalam perambatan Gereja (Kis 1:8+), sehingga Kis dapat diberi judul "Injil Roh Kudus". Itulah sebabnya maka karya Lukas itu penuh dengan kegembiraan rohani dan gejala-gejala adikodrati yang hanya mengherankan mereka yang tidak sampai memahami peristiwa tunggal itu, ialah lahirnya agama Kristen. Pada kekayaan ajaran tersebut masih perlu ditambahkan berita-berita tentang sekian banyak kejadian kongkrit yang hanya kita ketahui berkat Kis: kehalusan budi dan jiwa, yang digunakan Lukas untuk menggambarkan tokoh-tokoh kisahnya: adegan-adegan lucu dan menarik hati seperti pidato Paulus di hadapan raja Agripa (26) dan bagian-bagian yang mengharukan hati seperti pidato perpisahan Paulus kepada para penatua jemaat di Efesus (TB Kis 20:17-38). Mengingat kesemuanya itu niscaya orang sependapat dalam menilai kitab yang jenisnya tunggal dalam Perjanjian Baru ini sebagai sebuah karangan yang penuh harta kekayaan. Seandainya tidak ada, maka pengetahuan kita tentang awal-mula agama Kristen sangat kurang.
Sama dengan teks seluruh Perjanjian Baru, teks Kis juga sampai kepada kita dengan macam-macam varian mengenai hal-hal kecil-kecil. Tetapi dalam teks Kis terdapat lebih banyak kelainan dalam apa yang disebutkan sebagai "teks Barat" (dalam naskah Bezae, dalam terjemahan kuno ke dalam bahasa Latin dan Siria dan pada beberapa pujangga Gereja dahulu). Dan varian-varian itu layak diberi perhatian. Di samping sejumlah kerusakan yang mudah menyusup ke dalam sebuah teks populer yang kurang bersih dari resensi Aleksandria, terdapatlah dalam teks Barat tersebut sejumlah tambahan konkrit dan khas yang barangkali asli juga. Varian-varian teks Barat yang paling penting dimuat dalam catatan-catatan terjemahan ini.
Ende: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini
be...
KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini beredar sebagai satu dengannja. Baru pada pertengahan abad kedua, ketika keempat karangan Indjil digabungkan mendjadi satu buku, karangan ini dipisahkan dari padanja dan diberi djudul tersendiri.
Djudul itu ialah: "Perbuatan-perbuatan Para Rasul", jang kemudian mendapat bentuk "Kisah Rasul-rasul" djuga, seperti jang kita pakai. Tetapi hanja dua Rasul jang dikisahkan "perbuatan-perbuatannja" dan itupun djauh dari lengkap. Rasul-rasul jang lain hanja disebut namanja, atau seperti mengenai Joanes dan Jakobus terdapat satu dua tjatatan sadja, sedangkan ada pembantu-pembantu Rasul- rasul jang agak luas diberitakan peranannja.
Dalam bagian pertama bab 1-12, Petrus adalah tokoh utama dan dalam bagian kedua, bab 13-28 Paulus. Dalam bagian kedua ini kita hanja satu kali lagi bertemu dengan Petrus, jaitu dalam bab 15 sebagai ketua sidang Rasul-rasul di Jerusalem.
Lukas bukan bermaksud menulis suatu riwajat hidup atau djasa-djasa kedua Rasul itu, dan bukan pula suatu buku sedjarah jang agak lengkap, teliti dan teratur, melainkan hanja sekedar menggambarkan perkembangan pesat umat Kristus jang ia kenal dan jang perkembangannja sebagian disaksikannja sendiri. Umat Kristus jang dikenalnja, ialah umat induk di Jerusalem dan sekitarnja, dan terutama perkembangan diantara kaum penjembah dewa-dewa dikota Antiochia di Siria, tempat asalnja, dan kearah Barat sampai ke Roma, jang mendjadi wilajah kerdjanja sendiri. Dan untuk menggambarkan itu Lukas memilih dari bahan-bahan jang tersedia baginja, hanja beberapa kedjadian dan kenjataan jang terasa penting olehnja atau jang dialaminja sendiri. Kita berterima kasih kepada Lukas, dan bersjukur kepada Rob Kudus jang mengilhaminja, atas pemilihan bahan itu dan usaha menjusunnja. Biarpun gambarannja tidak utuh, tetapi tjukup bersisi sebagai pokok perenungan bagi kita, sehingga dengan djalan penjelidikan dan perenungan, kita dapat membentuk suatu pandangan jang lebih utuh bagi diri kita sendiri. Dan itu dapat ditjapai lebih sempuma, kalau kita serentak dengan Kis. Ras. membatja dan membahas surat-surat Paulus dan Rasul-rasul jang lain.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan tahap terachir dari djalan penjelamatan
Tahap terachir dari djalan penjelamatan, ialah perwudjudan keselamatan abadi dalam seluruh umat manusia. Kis. Ras. memang hanja dapat memberitakan permulaan perwudjudan itu, sebab sedjarah penjelamatan itu masih berdjalan dan akan berdjalan sampai pada acbir zaman.
Perwudjudan itu tersendiri bagi seluruh umat manusia oleh Kurban Jesus disalib. Oleh darah Jesus dosa pokok terhapus, perdamaian Allah dengan bangsa manusia terpulih, djalan untuk mendekati Allah terbuka. Dengan Kurban Jesus disalib itu dan kebangkitannja djalan penjelamatan sudah pada puntjaknja: keselamatan abadi sudah terwudjud sampai semua manusia dapat memperoleh bagian dalamnja. Tetapi untuk memperoleh bagian dalamnja, perlu tiap-tiap manusia menempuh djalan penjelamatan sendiri. la harus memenuhi sjarat-sjarat tertentu untuk mendapat pengampunan dosa dan untuk dianugerahi hidup abadi itu. Perlu Pula ada orang Jang berwenang untuk menerangkan apakah arti dan hakekatnja hidup abadi itu, dan menundjukkan djalan penjelamatan kepadanja, lagipun memimpinnja pada djalan itu. Tugas memperkenalkan hidup abadi dan djalan kearahnja, serta melaksanakan pemimpinan itu, lagi kuasa untuk menjampaikan hidup abadi itu, diserahkan oleh Jesus kepada Para RasulNja dan kepada seluruh umat sebagaimana tersimpul dalam amanat Jesus terachir :"KepadaKu diserahkan segala kuasa disurga dan dibumi, maka pergilah kamu dan buatlah segala bangsa mendjadi muridku, dengan mempermandikan mereka pada nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepada kamu. Mt. 28:19-20.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan pelaksanaan amanat Jesus jang terachir kepada para RasulNja
Buatlah segala bangsa mendjadi muridKu. Tentu sadja pertama-tama dengan pemakluman Indjil. Tetapi untuk mentjapai "segala bangsa" sampai keudjung bumi (Kis. Ras. 1:8), perlu organisasi jang luas sekali dan teratur rapih. Jesus sendiri mendasarkannja dengan membentuk satu umat ketjil, terdiri dari keduabelas Rasul dan sekelompok murid-murid, dengan Petrus sebagai pemimpinnja. memang ketjil sebagai bidji sesawi, tetapi jang akan subur bertumbuh mendjadi pohon jang dahan-dahan dan ranting-rantingnja menaungi seluruh dunia. Dan segera sesudah Pentekosta umat ketjil mulai berkembang pesat, Rasul-rasul pergi bertebaran kesegala djurusan; dan muntjul pengadjar-pengadjar Indjil dan nabi- nabi, jang diilhami dan didorong oleh Roh Kudus, untuk pergi kemana-mana sebagai pembantu-pembantu para Rasul. Selain kedjurusan Timur dan Selatan, jang tidak diberitakan dalam karangan ini, dalam waktu 30 tahun, kearah Utara dan Barat, Indjil telah tersebar disegala kota jang agak besar, diseluruh Asia-Ketjil, Masedonia dan Achaja, sampai di Roma.
Dengan mempermandikan mereka. Baru dengan menerima Permandian para tjalon mendjadi murid Jesus jang sedjati, jaitu dibersihkan dari dosa (Kis, Ras. 12:16; lbr. 10:22; 1 Kor. 6:11; Rom. 6:1-14); lahir baru (Jo. 3:5), mendjadi anak Allah dan menjerupai Kristus (Gal. 3:26-27), dipersatukan dengan Kristus (Rom. 6:3), diresapi dengan Roh Kudus (I Kor. 12:13) dan dikuduskan (I Kor. 6:11; Ef. 5:26). Dengan ringkas; didalam dan oleh Permandian, keselamatan abadi atau hidup abadi itu diperwudjudkan dalam masing-masing manusia jang pertjaja. Lazim dikatakan bahwa semua itu terdjadi setjara sakramentil. Artinja ada upatjara tertentu jang pada pokoknja ditetapkan oleh Jesus sendiri dengan djaminan, bahwa ketika upatjara itu dilangsungkan pada seorang jang pertjaja, dosanja dihapus dan hidup abadi dianugerahkan kepadanja oleh Allah. Karena upatjara jang kelihatan itu, berhubung dengan djaminan tersebut diatas, orang jang dipermandikan dapat pertjaja dengan penuh kejakinan, bahwa mereka mempunjai keadaan jang baru itu. Dan karena keadaan jang baru itu terdjamin, maka iapun diterima sebagai anggota umat, jaitu masuk Keradjaan Allah jang kelihatan.
Dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepadamu. "Murid-murid" Jesus jang baru dipermandikan belum segera adalah pengikut Jesus jang sempurna. Hidup baru itu harus dipelihara dan bertumbuh, pengetahuan akan adjaran-adjaran Jesus harus diperluas dan pengertian diperdalam; mereka harus beladjar mewudjudkan tjita-tjita Indjil.
Pesan"adjarkanlah mereka" merangkum petugasan jang luas dan berat. Dapat
dikatakan tugas itu merupakan penggembalaan jang dimaksud Jesus dalam Jo.
Ada upatjara-upatjara lain lagi jang berwudjud sakramentil. Dengan penumpangan tangan alas orang jang telah dipermandikan, Rasul-rasul menurunkan Roh Kudus atas mereka setjara njata. (8:17-19; 9:12,17; 19:6). Disini kita ingat akan Sakramen Krisma (Penguat).
Dengan penumpangan tangannja pula, Rasul-rasul (atau pengganti mereka) memberi kekuasaan jang tertentu kepada para "diakon" (6:6) dan orang tua-tua (presbiter, episkopos): II Tim. 1:6; 1 Tim. 4:14; 5:22; Kis. Ras. 13:3. Apakah penumpangan tangan ini merupakan Sakramen Imamat, tidak djelas. Tetapi djika tidak, siapakah jang "Memetjahkan Roti" bagi umat-umat jang djarang sekali dikundjungi seorang Rasul? Dari I Kor. 11:17-34 terang pula bahwa di Korintus Ekaristi biasa dirajakan djuga kalau Paulus tidak ada.
Bahwa orang tua-tua mempunjai kuasa memberi Sakramen-sokramen tjukup njata pula dari Jak. 5:14-16. Dan disitu terang djuga, bahwa dewasa itu Sakramen urapan orang-orang sakit sudah lazim.
Supaja penggembalaan lantjar, Rasul-rasul mengatur pemimpinan umat-umat dengan mengadakan suatu hirarki. Rasul-rasul tetap memegang putjuk pimpinan. Petrus selalu bertindak dan diakui sebagai ketua Para Rasul dan kepala Geredja. Dalam tiap-tiap umat, Rasul-rasul menentukan suatu badan pimpinan, jang anggota- nggotanja disebut orang tua-tua, para presbiter atau episkopos. Terdapat Pula pengadjar-pengadjar resmi dalam umat-umat. Ketudjuh "diakon" (6:6) kemudian kita temui sebagai pengadjar.
Umat Kisah Rasul-rasul adalah umat Kristus
Rasul-rasul jang disebut namanja dalam 1:13 dan sedang menunggu kedatangan Roh Kudus, lagi sesudah menerimaNja segera mulai memaklumkan Indjil, adalah jang sama dengan mereka jang mula-mula dipilih oleh Jesus dan dua tiga tahun setjara istimewa dididik olehnja. Inti pemakluman mereka tetap peri hal Jesus: bahwa la sungguh Mesias sebab segala nubuat para nabi ditepati padanja, bahwa Ia disalibkan dan dibangkitkan kembali menurut rentjana Allah jang njata dalam Kitab Kudus, dan bahwa la satu-satunja penjelamat bagi semua orang. Dan jang mereka kerdjakan tak lain selain memenuhi amanat Jesus, sebagaimana telah dipaparkan diatas tadi. Mereka selalu insjaf bahwa mereka bekerdja melulu sebagai petugas Jesus, memaklumkan Indjil Jesus Kristus (5:12; 8:5; 11:2 dll), menjembuhkan orang-orang sakit dengan nama Jesus (3:6; 4:10), mempermandikan orang masuk umat atas nama Jesus (2:38 dan lain-lain). Mereka dilarang mengadjar ,dengan" nama Jesus (4:18). Mereka gembira sebab didera demi nama Jesus (5:41). Jesus kadang-kadang sendiri djuga bertindak seperti dalam peristiwa bertobatnja Paulus dan dengan mengangkat dia mendjadi Rasul. Dan diluar Palestina Para anggota umat oleh orang-orang Junani disebut "kristianoi", artinja penganut Kristus.
Umat dipimpin oleh Roh Kudus
Umat tahu, bahwa Jesus jang duduk dalam kemuliaannja disebelah kanan Allah tetap kepala umat, dan tetap ada serta dengan mereka (Mt. 28:20) sebagai penjelenggara utama. Sebab itu mereka gemar menamakannja "Tuhan kita". Tetapi umat tahu djuga bahwa Jesus telah menjerahkan pelaksanaan penjelenggaraan itu kepada Roh Kudus, dan bahwa pelahsanaan itu didjalankan dalam kesatuan paham dan kehendak jang sempurna dengan Jesus. Mereka mengetahui itu dari sabda Jesus dalam Jo. 14:26 dan 15:26-27, dan kepentingan penjelenggaraan Roh Kudus, mereka chususnja mengerti dari Jo. 16:7-15, dimana Jesus bersabda: Baik bagimu Aku pergi, sebab kalau Aku tidak pergi, Penolong itu (Roh Kudus) tidak datang kepadamu". Umat ketjil jang dibentuk Jesus sendiri disuruh menantikan kedatangan Roh Kudus di Jerusalem. Sabda Jesus: Kamu akan menerima kekuatan Roh Kudus jang akan turun atas kamu, supaja kamu akan memberi kesaksian tentang Aku di Jerusalem, diseluruh Judea dan Samaria, dan sampai diudjung bumi" (Kis. Ras. 1:8).
Dan pada pagi hari Pentekosta Roh Kudus tiba-tiba turun atas mereka. la menampakkan kedatangannja dengan tanda-tanda jang njata. Dengan njala-njala api jang mela.mbangkan penerangan akal-budi, pemurnian hati dari unsur-unsur jang tidak tulen, dan pengobaran semangat; lagi dengan deru badai jang hebat sebagai lambang kekuatan, jang dirasakan tetapi tidak kelihatan. Dan semua jang duduk dalam ruangan itu "dipenuhi" dengan Roh Kudus, jaitu dengan pengertian, kekuatan dan semangat jang njata. Rasul-rasul bukan lagi murid jang ragu-ragu, melainkan jang sudah dewasa dengan kedewasaan Kristus, penuh pengertian tentang hakekat dan tudjuan Keradjaan Allah, insjaf akan tugas dan tanggung-djawabnja, penuh semangat tanpa takut-takut dan berani mengurbankan dirinja. Adjaib Pula bagaimana dalam waktu jang singkat sekali, tiga ribu orang mendapat pengertian dan digerakkan hatinja sampai dapat dipermandikan. Segala jang terdjadi pada hari Pentekosta itu kita namakan: Mukdjizat Pentekosta.
Dan mukdjizat Pentekosta itu dilandjutkan. Umumnja setjara batiniah. Terus- menerus Roh Kudus memberi ilham, menggerakkan hati, memperkuat kehendak, memberi pimpinan, terutama kepada Para Rasul dan pembantu-pembantu mereka, tetapi djuga kepada para beriman pribadi. Tetapi supaja mereka lebih insjaf dan untuk memperkuat kejakinannja, Roh Kudus sering bertindak setjara njata djuga. Kalau dikatakan bahwa Petrus, Stefanus, Barnabas dan Paulus berbitjara "penuh dengan Roh Kudus", hal itu berarti bahwa kepenuhan itu tampak dalam isi dan gaja pembitjaraannja (4:8; 7:55; 11:22; 15:9). Demikian djuga dimana diberitakan, bahwa umat sedang berkumpul dan berdoa tiba-tiba dipenuhi Roh Kudus (14:31;10:44; 15:52). Roh Kudus memimpin setjara njata. Roh Kudus "berkata" kepada Pilipus (8:29). Pilipus dilenjapkan oleh Roh Kudus (8:59). Agabus didorong oleh Roh Kudus (11:28). Roh Kudus bersabda kepada Petrus (10:19). Roh Kudus berkata: "Sendirikanlah Barnabas dan Saulus untuk tugas jang telah Kutentukan baginja"(15:2). Mereka berangkat atas suruhan Roh Kudus (13:4). Paulus dihalangi oleh Roh Kudus pergi ke Asia (16:6) dan tidak diizinkan ke Bitinia (16:7). Keinsjafan akan peranan Roh Kudus jang mutlak itu terang pula, dimana Petrus berkata kepada Ananias dan Safira, bahwa mereka bukan membohongi dan mentjobai manusia melainkan Roh Kudus (5:3,9). Kesadaran akan kesatuan kerdja antara Rasul-rasul dan Roh Kudus djelas Pula dalam utjapan 5:32 jakni: "kami adalah saksi bersama dengan Roh Kudus". Lebih lagi dan setjara resmi, dalam rumusan surat Sidang Rasul-rasul di Jerusalem kepada umat di Antiochia: ,Roh Kudus dan kami telah memutuskan...." (15:28).
Suatu kesimpulan
Kisah Rasul-rasul bersifat buku sedjarah, jang terlebih bermaksud meriwajatkan dan menggambarkan perkembangan lahiriah umat dan berhubungan dengan itu penjelenggaraan Roh Kudus jang njata. Tetapi didalam umat muda, dan terus sampai pada hari ini, terdapat Pula penjelenggaraan Roh Kudus jang tidak njata, dan lebih hakiki dan penting lagi, jaitu penjelenggaraan kehidupan Ilahi didalam batin tiap-tiap anak Allah. Roh Kuduslah jang mentjiptakan kehidupan itu didalam Para anak Allah, lalu tetap hidup didalam mereka. la memelihara, menumbuhkan, memperkuat dan menjuburkan hidup itu dalam kerdja sama bersama anak Allah itu sendiri. Demikian dihasilkan buah-buah untuk kehidupan abadi.
Penjelenggaraan Roh Kudus jang serba batiniah ini chususnja dinjatakan dan dibitjarakan oleh Paulus dalam surat-suratnja. Dalam surat-surat Paulus itu kita saksikan djuga perkembangan pengertian dan praktek hidup keagamaan, jaitu hidup rohani dalam umat-umat, sebagai perwudjudan adjaran-adjaran Indjil. Sebab itu Kisah Rasul-rasul dan surat-surat Paulus, beserta surat-surat Rasul-rasul jang lain dan Wahju Joanes saling melengkapi, dan bersama-sama memberi gambaran jang tjukup utuh dari perwudjudan dan perkembangan "Geredja" purba.
Nilai-nilai Kisah Rasul-rasul bagi kita pribadi
1. Bagi pembatja-pembatja surat-surat Paulus, Kis. Ras. penting sebagai merupakan latar belakang surat-surat itu. Banjak bahagian didalam surat-surat itu sukar dimengerti tanpa riwajat dan gambaran-gambaran jang terdapat dalam karangan Lukas itu.
2. Kisah Rasul-rasul sanggup Pula meneguhkan kejakinan dan memperkuat serta
menghidupkan iman kita. Kita diperingatkan didalamnja, bagaimana djalan
penjelamatan jang mulai dengan terpanggilnja Abraham, lalu makin lama makin naik
tinggi sepandjang Perdjandjian Lama, dan mentjapai puntjaknja dalam Indjil dan
chususnja dalam Kurban Jesus disalib serta kebangkitannja, lalu pada tingkatan
itu langsung diteruskan dalam umat purba sampai dizaman kita. Dalam membatja
Kis. Ras. kita saksikan, bahwa Geredja kita benar-benar dibangunkan diatas
"dasar Rasul-rasul dan Para Nabi, sedangkan Jesus adalah batu sendinja". (
Kita lihat djuga bahwa unsur-unsur hakiki agama kita, pokok hirarki dan suasana keagamaan sebagai perwudjudan Indjil, jang sekarang kita hajati pada taraf perkembangan jang lebih tinggi dan utuh, sudah ada dan hidup dalam umat purba itu.
3. Dan jang paling penting ialah: Kisah Rasul-rasul sebagai karangan jang diilhamkan oleh Roh Kudus dimaksudkan mendjadi buku renungan bagi Geredja dikemudian hari, djuga bagi kita masing-masing, untuk menginsjafkan kita, bahwa pengaruh Roh Kudus didalam Geredja Kudus dimasa ini masih ada djuga. Chususnja kenjataan-kenjataan peristiwa Pentekosta, tetapi djuga seluruh penjelenggaraan Roh Kudus jang njata dizaman Rasul-rasul, dapat dan harus mejakinkan kita, bahwa dan bagaimana Roh Kudus memimpin dan mendjiwai Geredja sekarang djuga. Kita mengerti, bahwa tanda-tanda jang njata perlu bagi umat muda untuk membina dan meneguhkan iman, jang bukan segera mendjadi darah daging mereka; tetapi kemudian tidak perlu lagi, sebab iman telah tjukup didasarkan pada pernjataan Kitab Kudus, mengenai hal ini chususnja pada pernjataan-pernjataan Kisah Rasul-rasul bersama surat-surat Paulus dan surat-surat para Rasul-rasul jang lain. Sebab itu penting sekali kitapun memperteguhkan dan menghidupkan iman kita dengan merenungkan apa jang ditulis bagi kita dalam Kisah Rasul-rasul dan Surat-surat Rasul-rasul itu, sampai kita jakin dan isnjaf benar-benar akan pimpinan agung Roh Kudus dalam Geredja, sehingga kita pertjaja akan kebenaran urusan-urusan dan keputusan-keputusan resmi dari pimpinan Geredja dan menerimanja tanpa sjarat serta melaksanakannja dengan rendah hati. Lagi pula supaja kita tetap insjaf, bahwa Roh Kudus hidup dalam batin kita masing-masing sebagai pokok dan pentjipta hidup atas kodrati (hidup abadi) kita. Kalau kita saksikan dan renungkan, bagaimana Roh Kudus mendjiwai setjara njata orang-orang beriman dimasa purba, maka dapat kita bajangkan bagaimana Roh Kudus djuga mendjiwai kita, setjara tidak njata kepada pantjaindera, tetapi tjukup njata bagi mata kepertjajaan jang berintuisi. Perenungan jang demikian tentu mempererat dan menghidupkan hubungan kita dengan Roh Kudus dalam beribadat kepadanja dan berdoa meminta pengertian, kekuatan hati dan pimpinan. Hal itu memang mahapenting bagi kita.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) "BERMULA DI YERUSALEM" (Kis 2:1-13)
Beberapa pasal di Alkitab begitu hebatnya sehingga menantang kemampuan kita untuk mengungkapkan keagung...
"BERMULA DI YERUSALEM" (Kis 2:1-13)
Beberapa pasal di Alkitab begitu hebatnya sehingga menantang kemampuan kita untuk mengungkapkan keagungan mereka. Di antaranya adalah Kejadian 1; Yesaya 53; Roma 8; 1 Korintus 15, dan Ibrani 11. Kisah 2 adalah pasal yang hebat juga. Keseluruhan kitab yang didasarkan pada satu pasal ini diberi judul Inti Alkitab.
Kisah 2 menceritakan Pentakosta pertama setelah kebangkitan Kristus. Pasal itu menceritakan apa yang terjadi pada (dan segera setelah) hari perayaan itu: Gereja didirikan, injil diberitakan secara penuh untuk pertama kalinya, dan satu jenis umat manusia baru muncul—yang kemudian dikenal sebagai umat Kristen (11:26). Hari itu merupakan puncak dari semua rencana dan tujuan Allah (Efesus 3:10,11).
Sambil kita mempelajari pelbagai peristiwa hari itu, marilah kita berfokus pada beberapa kata kunci yang digunakan pertama kali dalam Yesaya 2. Pasal itu berbicara tentang pendirian kerajaan Mesias: "Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri ...." (ay. 2; huruf miring oleh saya). Yesaya mengatakan bahwa "segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana" (ay. 2) dan kemudian menulis, "Sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem" (ay. 3; huruf miring oleh saya).
Ketika berbicara kepada para murid-Nya setelah kebangkitan-Nya, Yesus memakai istilah yang Yesaya pakai:
Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem (Lukas 24:46, 47; huruf miring oleh saya).1
Beberapa saat sebelum kenaikan-Nya, Yesus menyuruh para rasul menunggu di Yerusalem untuk menantikan janji Roh Kudus (1:4, 5). Ia menekankan bahwa mereka harus menjadi saksi-Nya "sampai ke ujung bumi," mulai dari Yerusalem (1:8). Setelah kenaikan Yesus, para murid kembali ke Yerusalem (Lukas 24:52, 53; Kisah 1:12, 13) dan Roh Kudus turun ke atas mereka ketika mereka sedang menunggu di situ (2:1-4).
Dalam Kisah 11 Petrus menekankan bahwa pelbagai peristiwa di dalam Kisah 2 itu merupakan "permulaan." Sewaktu ia menjelaskan kepada seisi rumah Kornelius, ia berkata, "Dan ketika aku mulai berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti dahulu [permulaan] ke atas kita" (ay. 15; huruf miring oleh saya). Jelaslah bahwa Pentakosta di Kisah 2 merupakan hari permulaan di Yerusalem. Dalam pelajaran ini kita akan memulai penelitian kita atas Kisah 2 untuk melihat penggenapan dramatis atas pelbagai peristiwa yang telah diramalkan oleh Yesaya, Yesus, dan lain-lainnya.
Pertama, marilah kita memperhatikan adegan yang terjadi. Hari Pentakosta adalah satu dari tiga hari perayaan utama bangsa Yahudi: perayaan Paskah (sekitar pertengahan April), Hari Pentakosta (di awal Juni), dan perayaan Pondok Daun (dalam Oktober).2
Di dalam Perjanjian Lama, Hari Pentakosta mempunyai beragam nama: Hari Raya Tujuh Minggu 3(sebab dirayakannya tujuh minggu setelah Paskah [Imamat 23:15; Ulangan 16:9]), Hari Raya Menuai (Keluaran 23:16)— (untuk merayakan penuaian gandum), dan hari hulu hasil (Keluaran 23:16; Bilangan 28:26)—(sebab pada hari itu mereka mempersembahkan hulu hasil penuaian gandum4). Setelah penyerbuan Aleksander Yang Agung, bahasa Yunani tersebar secara luas. Dalam istilah Yunani, hari raya itu dikenal sebagai "Pentakosta,"5yang artinya "kelima puluh."6Ini menandakan bahwa hari raya itu dirayakan lima puluh hari setelah Paskah.7
Karena semua kaum laki-laki Yahudi yang sehat diharapkan berada di Yerusalem untuk hari-hari perayaan ini,8maka orang-orang Yahudi dari seluruh dunia datang ke situ. Allah telah memilih hari raya Paskah, hari dimana ribuan orang Yahudi berkumpul di Yerusalem, sebagai hari bagi penyaliban Yesus. Allah memilih hari besar berikutnya, Hari Pentakosta, sebagai kesempatan untuk mendirikan kerajaan-Nya dan untuk memulai pemberitaan tentang Tuhan yang bangkit! Orang Yahudi yang hadir di Yerusalem untuk merayakan Pentakosta kemungkinan lebih banyak daripada untuk merayakan Paskah, sebab kondisi perjalanan pada bulan Juni adalah yang terbaik.
Hari Pentakosta merupakan hari libur dan hari perayaan. Kumpulan orang banyak yang besar jumlahnya dengan pakaian multinasional mereka yang berwarna-warni akan sudah merasakan suasana liburan selagi mereka membanjiri jalan-jalan sempit Yerusalem. Pasal 2 dibuka dengan adegan seperti itu.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 2:1-13)
Kita akan angkat lagi kajian kita tentang Kisah 2 ini dalam pelajaran kita selanjutnya saat kita mengkaji khotbah Petrus yang...
KESIMPULAN (KIS 2:1-13)
Kita akan angkat lagi kajian kita tentang Kisah 2 ini dalam pelajaran kita selanjutnya saat kita mengkaji khotbah Petrus yang bagus sekali itu yang terdapat dalam ayat 14 sampai 36.
Sebelum kita tutup, ada baiknya kita bertanya kepada diri sendiri, tipe pendengar yang manakah di Hari Pentakosta itu yang mencerminkan diri kita: apakah mereka yang terheran-heran ataukah yang mencemooh. Saya ragukan jika para pencemooh itu termasuk di antara tiga ribu orang yang diselamatkan pada hari itu. Sikap Anda terhadap Firman akan berpengaruh terhadap nasib kekal Anda!
CATATAN KHOTBAH
Banyak penafsir menulis bahwa dalam Kisah 2 kita mempunyai kutuk atas Babel yang dibalik. Dalam Kejadian 11 umat manusia dikutuk dengan banyak bahasa dan diserakkan ke seluruh bumi. Dalam Kisah 2 manusia dengan banyak bahasa datang berkumpul dan diberkati. Banyak perbedaan dapat ditarik dari sini: Dalam Kejadian 11 manusia berusaha meninggikan diri mereka sendiri; dalam Kisah 2 Allah ditinggikan. Dalam Kejadian 11 manusia tidak dapat saling mengerti; dalam Kisah 2 ada pengertian. Kejadian 11 dicirikan dengan pemberontakan; Kisah 2 dicirikan dengan kepatuhan.
Setelah penghancuran Yerusalem, orang-orang Yahudi mulai merayakan Hari Pentakosta sebagai hari Pemberian Hukum Taurat oleh Musa di Gunung Sinai (Keluaran 20). Banyak perbandingan yang menarik dapat ditarik dari kedua peristiwa itu: Pemberian Hukum Taurat di Gunung Sinai adalah menyusul Paskah sekitar lima puluh hari sebelumnya; pemberitaan Injil adalah menyusul kematian Yesus pada saat perayaan Paskah sekitar lima puluh hari sebelumnya. Pada kedua peristiwa itu, Allah memperlihatkan kehadiran-Nya dengan tanda-tanda yang mengherankan. Pada waktu Taurat diberikan, tiga ribu orang mati (Keluaran 32:28); pada waktu Injil diberitakan, tiga ribu orang mengalami hidup baru (Kisah 2:41). Pada waktu Taurat diberikan, timbul ketakutan (Keluaran 9:16); pada waktu Injil diberitakan, timbul sukacita (Kisah 2:46). Hari Pentakosta disebut juga " hari Buah Sulung"; dalam Kisah 2 kita mempunyai buah sulung rohaniah dari benih rohani, Firman Allah (Lukas 8:11). Ini dapat menjadi pelajaran yang menarik. Selain itu, sebuah persamaan dapat ditarik antara waktu menunggu kira-kira lima puluh hari dari akhir perbudakan Mesir sampai pemberian Taurat di Keluaran, dan waktu menunggu lima puluh hari dari berakhirnya Perjanjian Lama (ketika Yesus mati; Kolose 2:14) dan tibanya perwahyuan Perjanjian Baru di Kisah 2. (Hal ini dapat dibandingkan dengan masa percobaan antara kematian seseorang dan pembacaan wasiatnya. Dari sudut pandang hukum, wasiat seseorang baru berlaku apabila ia sudah mati; dari sudut pandang kepraktisan, wasiatnya itu sudah berlaku ketika syarat-syarat wasiat tersebut diumumkan.)
PENTAKOSTA KEDUA?
Mereka yang percaya baptisan Roh Kudus adalah untuk semua orang Kristen sering mengacukan suatu peristiwa keagamaan yang menggairahkan sebagai "Pentakosta kedua." Ketika semangat rohani sedang berkibar, beberapa orang berdoa untuk datangnya "Pentakosta sekali lagi." Sementara kita memang perlu memulihkan kesukacitaan yang menjadi ciri gereja mula-mula, kita juga harus memahami bahwa Pentakosta di Kisah 2 merupakan sebuah peristiwa yang unik—puncak dari rencana Allah selama berabad-abad. Warren Wiersbe berkomentar, "Seperti halnya kematian Tuhan kita di Kalvari, Pentakosta merupakan peristiwa sekali untuk selamanya yang tidak akan diulang kembali ... kita tidak akan meminta Pentakosta sekali lagi sama seperti kita juga tidak akan meminta Kalvari sekali lagi."38
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 KJV menulis "bermula di Yerusalem." (Huruf miring oleh saya.) Yang digunakan untuk judul pelajaran ini adalah istilah da...
Catatan Akhir:
- 1 KJV menulis "bermula di Yerusalem." (Huruf miring oleh saya.) Yang digunakan untuk judul pelajaran ini adalah istilah dari KJV.
- 2 2 Tawarikh 8:12, 13. Masih ada lagi beberapa hari perayaan "kecil" seperti Perayaan Purim (Ester 9:29-32).
- 3 Keluaran 34:22; Bilangan 28:26; Ulangan 16:10; 2Tawarikh 8:13. 4Keluaran 34:22. Salah satu perayaan paling penting pada hari itu adalah mempersembahkan dua buah roti.
- 5 Dalam Perjanjian Lama perayaan ini tidak pernah disebut Pentakosta. Disebut seperti itu berdasarkan petunjuk dalam 2 Makabis, salah satu kitab yang tidak terilham yang ditulis antara kurun Perjanjian Lama dan Baru. Dalam Perjanjian Baru, perayaan itu disebut Pentakosta sebanyak tiga kali: Kisah 2:1; 20:16; 1 Korintus 16:8.
- 6 Pente adalah kata Yunani untuk "lima," pentekonta untuk "lima puluh," dan pentekostos untuk "kelima puluh." Kata yang dipakai di 2:1 adalah pentekostes, yang arti harfiahnya adalah "untuk kelima puluh."
- 7 Imamat 23:16. Pada tahun-tahun belakangan, orang Yahudi merayakan juga peristiwa pemberian Taurat di Gunung Sinai pada hari perayaan ini. Berdasarkan Keluaran 19:1 mereka percaya bahwa hukum Taurat diperkirakan diberikan pada hari Pentakosta yang berselang lima puluh hari setelah Paskah pertama di tanah Mesir. Dan masih dalam tahun-tahun belakangan itu, pada saat gereja murtad memperbanyak "hari-hari libur khusus," gereja mulai merayakan Hari Pentakosta dengan sebutan 'Whitsunday" (White Sunday-Minggu Putih) atau "Whitsuntide" (White Sunday Tide-Gelora Minggu Putih). Pada hari itu mereka berpakaian putih-putih dan meminta baptisan. Perjanjian Baru tidak mendukung perayaan-perayaan seperti itu (Galatia 4:9-11).
- 8 Keluaran 34:23. Pada era Kisah 2, orang-orang Yahudi tersebar di seluruh permukaan bumi. Para guru Yahudi menetapkan bahwa jika tempat tinggal seorang laki-laki Yahudi berada dalam jarak sembilan puluh hari perjalanan, maka ia diharapkan untuk menghadiri perayaan ini.
- 9 KJV menulis "rumah"; NASB menulis "rumah tangga." The New Testament in the Language of Today (Beck) menulis "keluarga Allah."
- 10 Yesus memakai istilah "kerajaan" dan "gereja" secara bergantian dalam Matius 16:18-19.
- 11 Kata Yunani glossa di sini berbentuk jamak. Glossa dapat mengacu kepada otot dalam mulut atau kemampuan berbicara yang dihasilkan oleh otot itu. Dalam nas ini ada permainan kata. Bahasa-bahasa itu melekat pada diri para rasul, oleh sebab itu mereka bicara dalam bahasa-bahasa.
- 12 KJV menulis "cloven tongues," yang berarti "lidah-lidah yang terbelah (atau terbagi)." Teks aslinya memiliki satu kata yang maknanya "membagi." KJV menerjemahkan kata Yunani itu sebagai kata sifat, yang membatasi kata benda "lidah." NASB menerjemahkan kata itu sebagai kata kerja untuk menggambarkan perbuatan lidah-lidah yang sedang dibagi di antara para rasul.
- 13 "Baptisan api" mengacu kepada penghukuman orang jahat di neraka.
- 14 NIV menulis "yang kelihatannya sebagai lidah-lidah api."
- 15 Sekarang kita memakai kata ini dalam istilah-istilah seperti "Daftar Kata," yang mengacu kepada "kata-kata yang perlu dijelaskan maknanya." Fenomena berbahasa roh sering diacu sebagai glossalalia, yang secara harfiah bermakna "berbicara-lidah." Satu artikel tambahan yang berjudul "Bahasa Roh," akan muncul dalam edisi akan datang.
- 16 Pada masa itu, mereka yang mengaku bicara atas nama dewa-dewa berhala kadang kala akan berbicara dengan ocehan dan merepet. Menurut mereka ini adalah "bahasa para dewa" dan dewa-dewa itu berbicara melalui mereka. Omong kosong yang "misterius" ini diacukan sebagai "ucapan yang sangat menggembirakan." Namun itu bukanlah yang dilakukan oleh para rasul.
- 17 Pada zaman kini, kebanyakan orang yang mengaku "berbahasa roh" hanyalah mengucapkan ocehan tertentu yang tidak ada maknanya. Ini adalah satu-satunya nas dalam Alkitab dimana istilah "lidah" dijabarkan, dan istilah itu mengacu kepada bahasa yang ada pada masa itu, bukannya kepada ungkapan-ungkapan tanpa makna. Dimana saja dalam Perjanjian Baru bahasa roh mujizatiah ini disebut, maka makna penjabaran sempurna dari kata "lidah" itu adalah "bahasa-bahasa" yang manusia gunakan.
- 18 Bagian pertama dari khotbah Stefanus di Kisah 7 bisa memberi kita petunjuk berkenaan dengan pokok permasalahan ini.
- 19 Informasi lebih lanjut tentang hal ini dapat ditemukan dalam Daftar Kata "Gereja" dan "Kerajaan" dan dalam artkel "Pendirian Kerajaan/Gereja" dalam seri ini.
- 20 Argumentasi utama yang dipakai untuk membuktikan ke 120 orang itu menerima baptisan Roh adalah bahwa Yoel 2 menyebut tentang kaum perempuan (Kisah 2:17,18) sedangkan di antara para rasul itu tidak ada yang perempuan. Bagaimanapun, tidak ada petunjuk bahwa maksud Petrus adalah bahwa segala sesuatu yang ia kutip dari Yoel 2:28-32 digenapi pada hari itu juga. Sebagai contoh, pada hari itu tidak ada penglihatan atau mimpi. Sebaliknya, Hari Pentakosta adalah permulaan penggenapan janji-janji di Yoel 2. Belakangan, kaum perempuan juga akan menerima kuasa mujizatiah itu (21:8, 9).
- 21 Sebagaimana telah ditulis pada pelajaran di Kisah 1, Marta, Maria, dan Lazarus berserta yang lainnya dari Yudea tentunya akan sudah berkumpul bersama para rasul itu.
- 22 Stefanus mengacukan Bait Allah sebagai sebuah "rumah" dalam 7:47. Beberapa orang percaya bahwa kata "rumah" sama sekali tidak dapat diacukan kepada Bait Allah. Menurut mereka Bait Allah tidak pernah diacukan sebagai sebuah "rumah," yang mana ini tidaklah benar (7:47). Menurut mereka, para rasul itu tidak akan diizinkan duduk di dalam Bait Allah, yang mana ini pun tidaklah benar. Mereka dapat duduk di banyak tempat di sepanjang sisi-sisi Pelataran Non-Yahudi. Sewaktu Yesus masuk ke dalam Bait Allah, "Ia duduk dan mengajar mereka" (Yohanes 8:2; huruf miring oleh saya). Jika baptisan Roh Kudus turun ke atas para rasul sewaktu mereka berada di ruang atas, jalan cerita ini menjadi rumit: Para rasul itu harus berjalan kaki dari situ ke Bait Allah (satu-satunya tempat dengan ruangan yang memadai bagi orang banyak untuk berkumpul)-dan cerita tentang apa yang baru saja terjadi harus juga dibawa ke situ. Pada sisi lainnya, jika peristiwa 2:1-4 itu terjadi di Pelataran Non-Yahudi, jalan cerita menjadi sederhana: para penginjil yang dipenuhi Roh itu sudah ada di situ untuk berkhotbah kepada orang banyak itu yang serta-merta merasa "bingung, heran, dan terkejut"!
- 23 Di masa kini kita akan melihat ke sekeliling dan berkata, "mana pengeras suaranya?" tetapi pada masa itu belum ada sistem elektronik untuk menyampaikan pesan kepada umum!
- 24 Hanya orang-orang yang saleh yang bersedia melakukan perjalanan jauh dan berbahaya, dan hanya orang-orang yang saleh yang mau menerima pemberitaan injil.
- 25 Banyak orang Yahudi saleh dari segala penjuru dunia pindah selamanya ke Yerusalem setelah mereka pensiun, tetapi dengan pertimbangan bahwa ini merupakan sebuah hari perayaan dengan ribuan pengunjung dari setiap bangsa, maka kata "diam" kemungkinan mengacu kepada tempat tinggal sementara.
- 26 Kata "bunyi" dapat juga mengacu kepada bahasa-bahasa yang sedang para rasul ucapkan.
- 27 Dalam ayat 9 sampai 11 ada lima belas bangsa yang terdaftar, namun daftar itu hanya bersifat mewakili. Ayat 5 menulis bahwa orang-orang Yahudi "dari segala bangsa di bawah kolong langit" hadir di situ.
- 28 Sewaktu Petrus menunggu di halaman pengadilan pada malam Yesus diadili, setiap orang tahu bahwa ia orang Galilea (Markus 14:70; Lukas 22:59), sebab "itu nyata dari bahasanya" (lihat Matius 26:73). Secara kebetulan, hal ini menunjukkan bahwa para rasul itu berbicara dalam beragam bahasa dengan logat mereka.
- 29 Kata Yunani yang diterjemahkan "bahasa," adalah kata yang darinya kita mendapatkan kata "dialek."
- 30 Haruslah dipahami bahwa ini "bukanlah mujizat mendengar tetapi mujizat berbicara" (Lewis Foster, comments on Acts, The NIV Study Bible [Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1985], 1647). Untuk mempertahankan pendapat bahwa mujizat berbahasa roh adalah kemampuan untuk mengeluarkan suara yang tak dapat dipahami, maka beberapa orang telah berkata bahwa di dalam Kisah 2 ada mujizat kedua yang memampukan para pendengar untuk menafsirkan ocehan itu. Bagaimanapun, hanya ada satu janji yang diberikan kepada para rasul; dan hanya ada satu pencurahan Roh Kudus yang turun ke atas para rasul.
- 31 Bahasa Aram merupakan variasi bahasa Ibrani. Rata-rata orang Yahudi menggunakan bahasa Aram, sebagai kebalikan dari bahasa Ibrani kuno yang digunakan dalam ibadah.
- 32 Koine artinya "umum"; ini merupakan bahasa umum. Perjanjian Baru yang ditulis dalam Yunani Koine.
- 33 Lihat "Proselyte" dalam Daftar Kata. Populasi orang Yahudi di Roma adalah besar, dan orang-orang Yahudi ini giat menyebarkan ajaran agama mereka. Mereka banyak merubah hidup orang non-Yahudi dan menjadikan mereka proselyte.
- 34 Meski memahami bahwa kata "lidah" dalam Kisah 2 mengacu kepada bahasa sungguhan, namun beberapa orang yang mengaku dapat berbahasa roh tetap memberikan bahasa yang diputar balik sewaktu mereka bicara gagap. Ini bukanlah yang para rasul perbuat. Yang begitu itu tidak akan membuktikan apa-apa terhadap para pendengar. Para rasul itu bicara dalam bahasa-bahasa lain dengan fasih, jelas, dan logis karena "perbuatan Allah yang luar biasa."
- 35 Lihatlah ke peta untuk menemukan daerah-daerah yang Lukas tulis. Sepertinya ia mempunyai tujuan di benaknya ketika ia memulai dari timur dan kemudian ke barat, dan tiba-tiba kembali lagi ke timur ke "Arab." Sayangnya, kita tidak tahu maksud tujuan itu dan mengapa ia menyantumkan beberapa bangsa tetapi tidak menyantumkan yang lainnya. Kita tahu bahwa daftarnya itu cukup mewakili pernyataan dia bahwa semua orang Yahudi "dari kolong langit" hadir di situ.
- 36 Kita sungguh tidak tahu mengapa orang-orang itu membuat pernyataan seperti itu. Mungkin mereka terheran-heran atas adegan itu dan mendengar bahasa yang mereka tidak pahami sehingga menyimpulan para rasul itu sedang membual dalam keadaan mabuk. Jika mereka benar-benar mengira para rasul itu sedang mabuk, itu karena mereka tidak menyelidikinya secara memadai. Bagaimanapun, adalah mungkin bahwa mereka itu mengetahui bahwa bahasa sungguhan sedang diucapkan tetapi tetap berusaha mengatakan sesuatu yang menghina. Dunia ini memang penuh dengan orang-orang seperti itu.
- 37 KJV menulis "new wine (anggur baru)," tetapi karena panen anggur untuk tahun itu tidak akan ada hingga di penghujung tahun, maka kebanyakan terjemahan menulis "anggur manis."
- 38 Warren Wiersbe, The Bible Exposition Commentary, vol. 1 (Wheaton, Ill.: Scripture Press, 1989), 407.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh
Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah
KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah menguraikan mengenai bagaimana pengikut-pengikut Yesus - dengan pimpinan Roh Allah - menyebarkan Kabar Baik tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8). Buku ini adalah cerita tentang pergerakan Kristen yang dimulai di antara orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu agama untuk seluruh dunia. Penulis buku ini merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif terhadap kerajaan Roma, tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama Yahudi.
Kisah Rasul-rasul bisa dibagi dalam tiga bagian. Di dalam ketiga bagian itu nampak meluasnya wilayah di mana Kabar Baik tentang Yesus disiarkan dan gereja didirikan:
- (1) permulaan pergerakan Kristen di Yerusalem setelah Yesus terangkat naik ke surga;
- (2) perluasan ke daerah-daerah lain di Palestina; dan
- (3) perluasan yang lebih besar lagi ke negeri-negeri di sekitar Laut Tengah sampai sejauh Roma.
Satu hal yang khas dan penting dalam buku Kisah Rasul-rasul ini ialah pekerjaan Roh Allah yang datang dengan kuasa ke atas orang-orang percaya di Yerusalem pada hari Pentakosta. Di dalam seluruh peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam buku ini nyatalah bahwa Roh Allah itu terus-menerus memimpin dan menguatkan gereja beserta pemimpin-pemimpinnya. Berita yang diajarkan oleh agama Kristen pada masa-masa permulaan ini diringkaskan dalam sejumlah khotbah. Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam buku ini menunjukkan pula betapa berkuasanya berita itu di dalam kehidupan orang-orang Kristen dan di dalam ikatan persaudaraan gereja.
Isi
- Persiapan untuk pemberitaan
Kis 1:1-26 - a. Perintah yang terakhir dan janji dari Tuhan Yesus
Kis 1:1-14 - b. Pengganti Yudas
Kis 1:15-26 - Pemberitaan di Yerusalem
Kis 2:1-8:3 - Pemberitaan di Yudea dan Samaria
Kis 8:4-12:25 - Pelayanan Paulus
Kis 13:1-28:31 - a. Perjalanan pertama untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 13:1-14:28 - b. Musyawarah di Yerusalem
Kis 15:1-35 - c. Perjalanan kedua untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 15:36-18:22 - d. Perjalanan ketiga untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 18:23-21:16 - e. Paulus sebagai tahanan di Yerusalem, Kaisarea, dan Roma
Kis 21:17-28:31
Ajaran: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya
di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-bangsa di dunia.
Pendahuluan
Penulis : Lukas.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Seorang yang bernama Theofilus (Kis 1:1). (Dan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Para Rasul terbagi atas 28 pasal. Di dalam Kitab ini terdapat sejarah berdirinya Gereja Kristen, khotbah-khotbah para Rasul, penganiayaan terhadap umat Kristen, penginjilan kepada bangsa-bangsa lain, serta permulaan adanya sebutan Kristen.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Kisah Para Rasul
Pasal 1-5 (Kis 1:1-5:42).
Pengajaran tentang kelahiran gereja Tuhan Yesus pertama kali
Bagian ini menceritakan tentang amanat Tuhan Yesus yang diberikan kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Sorga. Dan tentang orang-orang percaya setelah mendengar khotbah Rasul Petrus yang dikuasai oleh Roh Kudus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 1:8; 2:1-3,36-41. Nats ini menyatakan perkataan Tuhan Yesus bahwa murid-murid-Nya akan menerima kuasa setelah menerima Roh Kudus, dan perkataan Tuhan Yesus itu digenapi ketika Para Rasul berkumpul di Yerusalem. _Tanyakan_: Apakah saudara yakin sudah menerima Roh Kudus dan memiliki kuasa-Nya? Kalau sudah apakah yang harus saudara perbuat?
- Bacalah pasal Kis 2:41-47; 4:32-37.
Nats ini menceritakan kehidupan orang-orang percaya pada abad pertama penuh dengan kasih terhadap sesama dan ketekunan dalam beribadah kepada Allah. _Tanyakan_: Bagaimanakah sifat saudara terhadap anggota gereja yang lain? Apakah saudara rajin ke Gereja, baca Alkitab dan berdoa?
Pasal 6-12 (Kis 6:1-12:25).
Pengajaran tentang perkembangan gereja yang berada dalam penganiayaan terhadap orang-orang percaya
Orang-orang percaya di kota Yerusalem mengalami penganiayaan dari orang- orang Yahudi, sehingga mereka melarikan diri ke penjuru dunia. Tetapi di dalam segala penderitaan dan penganiayaan itu mereka tetap memberitakan Injil Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 7:54-60; 8:1-4. Nats-nats ini menceritakan bagaimana beratnya penderitaan dan aniaya yang dialami oleh orang-orang percaya, tetapi walaupun di dalam penderitaan dan aniaya itu mereka tetap setia beribadah dan memberitakan Injil. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap saudara kalau saudara diancam setelah masuk Kristen?
- Bacalah pasal Kis 9:1-22. Nats ini menceritakan tentang Saulus (Paulus) yang adalah seorang penganiaya orang-orang percaya, mengalami pertobatan dan akhirnya menjadi Rasul. Ini mengajarkan bahwa kuasa Tuhan Yesus dapat mengubah kehidupan seseorang yang sangat jahat sekalipun. _Tanyakan_: Sudahkah kehidupan saudara diubah oleh Tuhan Yesus menjadi kehidupan yang benar?
Pasal 13-15 (Kis 13:1-15:41).
Pengajaran tentang jemaat (gereja) setempat yang menginjil
Bagian ini menjelaskan tentang kehidupan orang-orang percaya di kota Antiokhia, dan sebutan Kristen pertama kali diberikan kepada murid-murid Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 11:23-26. _Tanyakan_: Mengapa orang-orang percaya di Antiokhia disebut Kristen?
- Bacalah pasal Kis 13:1-6.
Nats ini menceritakan tentang jemaat Antiokhia, yang mengirimkan penginjil-penginjil kepada bangsa-bangsa lain karena taat pada Roh Kudus. Ini mengajarkan pada setiap gereja untuk mempunyai beban penginjilan pada setiap orang yang belum mengenal Tuhan Yesus.
_Tanyakan_: Apakah di gereja saudara mempunyai beban penginjilan?
Pasal 16-28 (Kis 16:1-28:31).
Pengajaran tentang nama Tuhan Yesus diberitakan ke seluruh dunia
Dalam bagian ini, dijelaskan bagaimana Kasih Karunia Allah yang ada dalam Tuhan Yesus, diberitakan pada setiap suku bangsa, baik yang menjadi rakyat biasa, maupun yang menjadi tentara dan orang-orang istana.
Pendalaman
Bacalah pasal Kis 23:11. Ayat ini menyatakan tentang perkataan Tuhan Yesus kepada Paulus untuk bersaksi dengan penuh keberanian di kota Roma. Ini juga mengajarkan pada setiap orang Kristen tetap mempunyai keberanian untuk bersaksi kepada setiap orang.
_Tanyakan_: Sudahkah saudara bersaksi dengan berani kepada setiap orang?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Kisah Para Rasul dapatlah diketahui bahwa perkembangan Gereja Tuhan Yesus dan Kasih Karunia Allah yang diberikan pada setiap bangsa mendapat tantangan dari kuasa dunia dan orang-orang yang tidak mau mengenal Allah. Tetapi melalui Kemahakuasaan-Nya, Tuhan Yesus mengalahkan semua kuasa dunia itu, dan Gereja tetap bertumbuh.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Kisah Para Rasul?
- Dengan kuasa apakah Rasul Paulus berkhotbah Yerusalem?
- Bagaimanakah kehidupan orang percaya pada abad pertama?
- Bagaimanakah beban penginjilan di jemaat Antiokhia?
- Dari manakah datangnya keberanian Rasul Paulus untuk bersaksi?
Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Ku
Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?
Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Kudus, karena menceritakan apa yang terjadi setelah Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Lukas, satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang bukan orang Yahudi, menulis Kisah para Rasul sebagai kelanjutan dari tulisan sebelumnya yakni Injil yang memakai namanya.
APAKAH ISI KITAB INI?
12 pasal pertama terutama meliput kegiatan rasul Petrus, sementara pasal-pasal selanjutnya sebagian besar tentang pekerjaan rasul Paulus. Yesus telah mengatakan kepada para murid-Nya bahwa apabila Roh Kudus turun ke atas mereka, mereka akan menjadi saksi-saksi-Nya. Kitab Kisah para Rasul memperlihatkan bagaimana hal ini digenapi. Dari kitab Kisah para Rasul, kita banyak sekali belajar tentang gereja mula-mula, suka dan dukanya, kemenangan dan kesusahannya, tetapi yang terpenting ialah perkembangan gereja yang dalam jangka waktu beberapa tahun sudah dibangun di seluruh dunia yang telah beradab. Kita tahu bahwa tabib Lukas adalah seorang sejarawan yang cermat dan kita boleh yakin bahwa dalam kitab ini kita memperoleh catatan yang benar tentang kekristenan yang mula-mula.
APA CIRI-CIRI UTAMANYA?
Kata 'saksi' dipakai lebih dari 30 kali, mengingatkan kita bahwa gereja yang sejati adalah gereja yang bersaksi dan setiap Kristen dipanggil untuk menjadi saksi. Sungguh menakjubkan bahwa hanya dalam satu generasi, orang-orang Kristen mula-mula ini telah mengabarkan Injil ke seluruh dunia yang sudah beradab. Kisah para Rasul merupakan buku pedoman misi yang terbaik yang pernah ditulis. Kisah para Rasul berakhir dengan tiba-tiba - seolah-olah tidak selesai. Suatu cara mengakhiri yang tepat, karena gereja yang bersaksi harus terus maju sampai Kristus datang kembali. Kitab-kitab Injil memperlihatkan apa yang mulai dilakukan oleh Kristus ketika Ia ada di dunia dan Kisah para Rasul menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selanjutnya oleh Roh-Nya yang kudus melalui murid-murid-Nya. Kitab ini dimulai dengan pemberitaan Injil di Yerusalem, ibu kota agama bangsa Yahudi; diakhiri dengan pemberitaan Injil di kota Roma, ibu kota dari dunia yang beradab pada waktu itu.
KAPAN KITAB INI DITULIS?
Hampir dapat dipastikan bahwa tabib Lukas menulis Kisah para Rasul pada awal atau pertengahan tahun enam puluhan abad pertama - pada akhir masa dua tahun hukuman penjara rasul Paulus di Roma. Kitab itu mencakup masa dari pendirian gereja di Yerusalem sampai masa hukuman penjara rasul Paulus di Roma - yaitu kurang lebih tiga puluh tahun
Pesan
1. Gereja menanti dan menerIma kuasa Roh Kudus.o Amanat agung diulangi. Kis 1:8
o Tuhan yang bangkit naik ke surga. Kis 1:9
o Para rasul berdoa. Kis 1:14
o Roh yang dijanjikan diberikan. Kis 2:4
o Disusul dengan khotbah yang penuh kuasa. Kis 2:37
2. Gereja mempertunjukkan persekutuan Kristen.
o Dalam kehidupan bersama. Kis 2:44; 4:32
o Dalam ibadah bersama. Kis 2:46
3. Gereja segera mengalami baik kemenangan maupun kesusahan.
o Penyembuhan orang lumpuh. Kis 3:2
o Penipuan Ananias dan Safira. Kis 5:1
4. Gereja mengangkat 'para pejabat' yang pertama -'Kelompok Tujuh Orang' (Kis 6:3).
5. Martir pertama gereja - Stefanus (Kis 7:60).
6. Gereja menerima seorang petobat baru yang luar biasa - Saulus dari Tarsus (Kis 9:1-19).
7. Gereja membuktikan kuasa doa.
o Persekutuan doa yang membuka pintu penjara. Kis 12:5
8. Gereja mengadakan sidangnya yang pertama yang di dalamnya kebebasan orang
bukan Yahudi dilindungi (Kis 15:19).
Penerapan
1.Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita apa yang harus dilaksanakan oleh gereja Perjanjian Baru:
o Pengajaran
o Persekutuan
o Pemecahan roti
o Kebaktian (doa-doa)
2. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya persekutuan Kristen itu:
o Saling berbagi hidup dan memperhatikan
3. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya pekerjaan misi dilaksanakan:
o Oleh setiap orang yang dipanggil oleh Allah - bukan suatu golongan elit tertentu
o Di bawah pimpinan Roh Kudus
o Mengunjungi tempat-tempat yang strategis
4. Kisah para Rasul mengingatkan kita bahwa Kristen yang sungguh-sungguh sekalipun, kadang-kadang berbeda pendapat dan berpisah.
o Paulus dan Barnabas mengambil sikap yang berbeda terhadap Yohanes Markus ketika ia meninggalkan mereka, tetapi perbedaan ini kemudian dipulihkan.
5. Kisah para Rasul memperkenalkan kita kepada para pemimpin pertama yang diangkat dalam gereja Kristen dan memberitahukan kepada kita apa persyaratan mereka.
Tema-tema Kunci
1. Bersaksi.Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi 'saksi' berhubungan dengan kata 'martir'.
Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita betapa tinggi harga yang harus dibayar
dalam bersaksi - Stefanus harus membayar dengan nyawanya dan kesaksian Petrus
dan Paulus menyebabkan mereka dipenjarakan.
Carilah ayat-ayat lain yang mengandung kata' saksi'. Bandingkan siksaan yang
diterima oleh Stefanus dengan kematian Kristus di kayu salib (Luk. 23:34; Kis. 7:60).
2. Pertobatan.
Kisah para Rasul mencatat sejumlah peristiwa pertobatan yang unik. Keempat
contoh di bawah ini memperlihatkan bagaimana Allah membawa laki-laki dan
perempuan kepadaNya dengan berbagai cara: O Sida-sida dari Etiopia yang dibawa
kepada Kristus melalui pembacaan Kitab Suci (Kis 8:30).
o Saulus dari Tarsus, yang hidupnya berubah secara tiba-tiba dan dramatis (Kis 9:1-19).
o Lidia, wanita yang taat beribadah, yang telah siap menerima Injil (Kis 16:14).
o Kepala penjara Filipi yang mencari keselamatan karena didorong oleh rasa takut
(Kis 16:29, 30).
Carilah ayat-ayat yang berhubungan dengan keempat pertobatan di atas serta
bandingkanlah cara-cara yang Allah pakai waktu itu dan sekarang untuk membawa
orang kepada-Nya.
3.Tim penginjilan.
Kita melihat di dalam Kisah para Rasul pola kerja misionaris. Paulus tidak saja
menetapkan tempat-tempat yang strategis dan berusaha menyebarkan kabar baik di
daerah sekelilingnya, tetapi ia juga mempunyai rekan penolong.
Perhatikanlah kampanye Paulus yang berbeda-beda dalam perjalanan misionarisnya
yang tercatat dalam Kisah para Rasul.
Garis Besar Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) [1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11Janji tentang Roh Kudus
Kis 1:12-14Para murid yang menanti
Kis 1:15-2
[1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11 | Janji tentang Roh Kudus |
Kis 1:12-14 | Para murid yang menanti |
Kis 1:15-26 | Penggantian Yudas |
[2] BERSAKSI DI YERUSALEM Kis 2:1-7:60
Kis 2:1-47 | Kuasa diberikan dan khotbah penuh kuasa |
Kis 3:1-26 | Mukjizat pertama yang dicatat dalam gereja mula-mula |
Kis 4:1-31 | Timbulnya kaum oposisi |
Kis 4:32-5:16 | Berkat dan cela |
Kis 5:17-42 | Lebih menaati Allah daripada manusia |
Kis 6:1-7:60 | Martir Kristen pertama |
[3] BERSAKSI DI SAMARIA Kis 8
[4] BERSAKSI DI TEMPAT YANG LEBIH JAUH Kis 9:1-13:3
Kis 9 | Pertobatan yang luar biasa |
Kis 10:1-11:30 | Mata Petrus terbuka |
Kis 12:1-2 | 5 Petrus ditangkap |
Kis 13:1-3 | Paulus dan Barnabas diutus |
[5] BERSAKSI SAMPAI KE UJUNG DUNIA Kis 13:4-28:31
Kis 13:4-15:35 | Perjalanan misionaris yang pertama |
o Siprus (Kis 13:4-12)
o Perga (Kis 13:13)
o Pisidia Antiokhia (Kis 13:14-52)
o Ikonium (Kis 14:1-6)
o Listra (Kis 14:6-20)
o Derbe (Kis 14:20-21)
o Sidang di Yerusalem (Kis 15:1-35)
Kis 15:36-18:22 | Perjalanan misionaris yang kedua |
o Paulus dan Barnabas berpisah (Kis 15:36-41)
o Paulus mengunjungi Listra (Kis 16:1-3)
o Berbagai kota di Asia Kecil (Kis 16:4-11)
o Filipi (Kis 16:12-40)
o Tesalonika (Kis 17:1-9)
o Berea (Kis 17:10-14)
o Atena(Kis 17:15-34)
o Korintus (Kis 18:1-17)
o Kembali ke Antiokhia
Kis 18:23-21:17 | Perjalanan misionaris yang ketiga |
o Paulus mengunjungi Efesus (Kis 18:23-19:40)
o Berangkat ke Yerusalem (Kis 20:1-16)
o Berpidato di depan para penatua di Efesus (Kis 20:17-38)
o dan akhirnya tiba di Yerusalem (Kis 21:1-17)
Kis 21:18-28:3 | Paulus berhadapan dengan para penguasa |
o Didakwa dan ditangkap (Kis 21:18-40)
o Membela diri (Kis 22-26)
o Dalam perjalanan ke Roma (Kis 27:1-28:15)
o Paulus masih berkhotbah (Kis 28:16-31)
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi