Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Yak 2:24
Full Life: Yak 2:24 - DIBENARKAN KARENA PERBUATAN-PERBUATANNYA.
Nas : Yak 2:24
Kata Yunani _ergon_ yang diterjemahkan "perbuatan-perbuatannya"
dipakai oleh Yakobus dengan arti yang berbeda daripada yang dipergun...
Nas : Yak 2:24
Kata Yunani _ergon_ yang diterjemahkan "perbuatan-perbuatannya" dipakai oleh Yakobus dengan arti yang berbeda daripada yang dipergunakan Paulus dalam Ef 2:9 yang diterjemahkan di situ sebagai "pekerjaanmu".
- 1) Bagi Yakobus, "perbuatan-perbuatannya" menunjuk kepada kewajiban terhadap Allah dan sesama manusia yang diperintahkan dalam Alkitab dan yang bersumber dari iman yang sungguh-sungguh, hati yang murni, kasih karunia Allah, dan keinginan untuk menyenangkan Kristus.
- 2) Bagi Paulus, "pekerjaan" menunjuk kepada keinginan untuk memperoleh perkenan dan keselamatan melalui usaha menaati hukum Taurat dengan kekuatan sendiri dan bukan melalui pertobatan dan iman kepada Kristus.
- 3) Perhatikan bahwa baik Paulus maupun Yakobus dengan tegas menyatakan bahwa iman yang menyelamatkan dengan sendirinya akan menghasilkan perbuatan-perbuatan kasih (Yak 1:27; 2:8; Gal 5:6; 1Kor 13:1-13; bd. Yoh 14:15).
Jerusalem -> Yak 2:16-26
Jerusalem: Yak 2:16-26 - -- Apa yang sampai sekarang dikemukakan perlu dijelaskan dengan uraian mengenai asasnya. Orang yang mendengar firman harus melaksanakannya juga, Yak 1:22...
Apa yang sampai sekarang dikemukakan perlu dijelaskan dengan uraian mengenai asasnya. Orang yang mendengar firman harus melaksanakannya juga, Yak 1:22-25; bdk Yak 4:11. Titik pandangan Yakobus dalam bagian surat ini dapat diperdamaikan dengan pandangan yang dipertahankan Paulus, Rom 3:20-31; 9:31; Gal 2:16; 3:2,5,11 dst; Fili 3:9. Apa yang ditolak oleh Paulus ialah nilai pekerjaan-pekerjaan manusia untuk mendapat keselamatan tanpa iman akan Kristus. Kepercayaan semacam akan daya upaya manusia untuk membenarkan dirinya menyangkal bahwa manusia pada pokoknya seorang berdosa, Rom 1:18-3:20; Gal 3:22, dan menyia-nyiakan kepercayaan kepada Kristus, Gal 2:21; bdk Rom 1:16+. Tetapi Paulus sendiri juga menerima bahwa setelah orang dibenarkan oleh kasih-karunia yang cuma-cuma saja iman harus berkarya dalam kasih, 1Ko 13:2; Gal 5:6; bdk 2Te 1:11; File 6, dan benar-benar melaksanakan hukum, Rom 8:4, ialah hukum Kristus dan hukum Roh, Gal 6:2; Rom 8:2, yang tidak lain kecuali hukum kasih, Rom 13:8-10; Gal 5:14. Namun demikian benar juga bahwa Yakobus mengartikan hal-ihwal Abraham secara lain dari Paulus dengan maksud mencamkan dalam hati kebenaran bahwa iman harus berkarya dalam kasih. Kebenaran itu perlu dicamkan dalam hati orang yang keadaannya berbeda dengan keadaan orang yang dihadapi Paulus. Yakobus lebih dekat dengan agama Yahudi dari Paulus.
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Yak 2:14-26
Matthew Henry: Yak 2:14-26 - Iman dan Perbuatan Iman dan Perbuatan (2:14-26)
Di bagian terakhir dari pasal ini, Rasul Yakobus menunjukkan kekeliruan mereka yang mengandalkan pengakuan iman Krist...
Iman dan Perbuatan (2:14-26)
- Di bagian terakhir dari pasal ini, Rasul Yakobus menunjukkan kekeliruan mereka yang mengandalkan pengakuan iman Kristen semata, seolah-olah itu akan menyelamatkan mereka, padahal keadaan pikiran mereka dan kebiasaan hidup mereka sama sekali tidak sejalan dengan ibadah suci yang mereka akui. Karena itu, untuk membuat mereka melihat betapa busuknya dasar yang mengalasi pengharapan mereka, di sini dibuktikan secara umum bahwa seseorang dibenarkan, tidak hanya oleh iman, tetapi juga oleh perbuatan. Sekarang,
- I. Mengenai hal ini timbullah sebuah pertanyaan yang amat besar, yaitu bagaimana menyepakatkan Paulus dengan Yakobus. Paulus, di dalam suratnya kepada jemaat di Roma dan Galatia, sepertinya menyatakan hal yang secara langsung bertolak belakang dengan apa yang dijabarkan oleh Yakobus di sini. Ia kerap berkata dengan penuh penekanan, bahwa kita dibenarkan hanya oleh karena iman dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Amicæ scripturarum lites, utinam et nostræ – Ada suatu keselarasan yang sangat baik antara satu bagian firman dengan bagian yang lain, sekalipun kelihatannya ada perbedaan: sungguh baik seandainya perbedaan di antara orang Kristen sama mudahnya diselaraskan. “Tidak ada yang lain,” kata Baxter, “selain kesalahpahaman manusia akan arah dan maksud yang jelas dari surat-surat Paulus, yang membuat begitu banyak orang menganggap begitu sukar untuk menyelaraskan Paulus dengan Yakobus.” Suatu gambaran umum tentang hal-hal yang ditekankan oleh golongan Antinomian (yang menganggap bahwa hukum atau kewajiban moral tidak diperlukan, karena hanya iman yang menyelamatkan – pen.) bisa dilihat di dalam tafsiran Baxter: dan banyak cara mungkin bisa disebutkan, yang telah dibuat oleh golongan terpelajar demi menyelaraskan kedua rasul tersebut, tetapi barangkali sudah cukup hanya dengan mengamati beberapa hal berikut.
- 1. Ketika Paulus berkata bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena melakukan hukum Taurat (Rm. 3:28), ia jelas berbicara tentang perbuatan yang berbeda dengan yang dimaksud oleh Yakobus, tetapi bukan tentang iman yang berbeda. Paulus berbicara tentang perbuatan yang dilakukan untuk menaati hukum Musa, dan sebelum manusia menerima iman akan Injil. Selain itu, ia harus berhadapan dengan orang-orang yang menilai diri begitu hebat dalam hal perbuatan-perbuatan ini sehingga mereka menolak Injil (seperti yang dikemukakan dengan sangat jelas pada bagian awal Roma 10). Akan tetapi, Yakobus berbicara tentang perbuatan yang dilakukan untuk menaati Injil, dan sebagai hasil dan buah yang pantas dan wajib ada dari kepercayaan yang sungguh-sungguh akan Kristus Yesus. Baik Paulus maupun Yakobus sama-sama menekankan iman kepada Injil, karena Injillah satu-satunya yang dapat menyelamatkan kita dan membenarkan kita. Namun Paulus menekankannya dengan menunjukkan ketidakcukupan segala perbuatan di dalam hukum Taurat dibandingkan iman, atau bertentangan dengan ajaran tentang pembenaran oleh Yesus Kristus. Yakobus menekankan iman yang sama, dengan menunjukkan apa itu yang sesungguhnya dan semestinya dihasilkan dan dikerjakan oleh iman itu.
- 2. Paulus tidak hanya berbicara tentang perbuatan yang berbeda dengan perbuatan yang ditekankan oleh Yakobus, tetapi ia juga berbicara tentang manfaat dari perbuatan baik yang berbeda dari apa yang ditekankan dan dimaksudkan di sini oleh Yakobus. Paulus harus berurusan dengan orang-orang yang mengandalkan kebaikan perbuatan mereka di mata Allah, sehingga ia berusaha menegaskan bahwa perbuatan tidak ada artinya. Yakobus harus menghadapi orang-orang yang membesar-besarkan iman, tetapi tidak mau apabila perbuatan dijadikan sebagai bukti. Mereka mengandalkan pengakuan semata, seolah-olah cukup untuk membenarkan mereka. Dengan begini, ia hendak menegaskan betapa perlu dan pentingnya perbuatan baik. Sebagaimana kita tidak boleh memecahkan salah satu loh hukum Taurat, dengan membenturkannya pada loh yang lain, begitu juga kita tidak boleh menghancurkan hukum Taurat dan Injil hingga berkeping-keping, dengan membentrokkannya satu dengan yang lain. Orang yang membesar-besarkan Injil untuk mengesampingkan Taurat, dan orang yang membesar-besarkan Taurat untuk mengesampingkan Injil, sama-sama keliru. Sebab kita harus mempertanggungjawabkan pekerjaan kita. Harus ada baik iman kepada Yesus Kristus maupun perbuatan baik yang dihasilkan oleh iman.
- 3. Pembenaran yang dibicarakan Paulus berbeda dengan pembenaran yang dikatakan oleh Yakobus. Yang satu berbicara tentang pribadi kita yang dibenarkan di hadapan Allah, sedangkan yang lainnya berbicara tentang iman kita yang dibenarkan di hadapan manusia. “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu dari perbuatanmu,” kata Yakobus, “Biarlah imanmu dibenarkan di mata orang yang melihat engkau dari perbuatan-perbuatanmu.” Namun Paulus berbicara tentang pembenaran di mata Allah, yang hanya membenarkan orang yang percaya kepada Yesus, dan murni berdasarkan penebusan yang ada di dalam Dia. Jadi, kita melihat bahwa pribadi kita dibenarkan di hadapan Allah melalui iman, tetapi iman kita dibenarkan di hadapan manusia melalui perbuatan. Jelas sekali inilah yang menjadi tujuan dan maksud Rasul Yakobus yang sungguh-sungguh menegaskan apa yang dikatakan oleh Paulus, di tempat lain, mengenai imannya, bahwa itu adalah iman yang disertai usaha, dan iman yang bekerja oleh kasih (Gal. 5:6; 1Tes. 1:3; Tit. 3:8; dan di banyak tempat lain lagi.)
- 4. Paulus bisa dimengerti sebagai berbicara tentang pembenaran yang belum utuh, sedangkan Yakobus berbicara tentang pembenaran yang utuh. Oleh karena iman saja kita ditaruh dalam keadaan dibenarkan, tetapi sesudah itu perbuatan baik turut serta untuk menyempurnakan pembenaran kita pada hari terakhir. Karena itulah, mari, hai kamu anak-anak Bapa-Ku – sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan, dst.
- II. Setelah menjernihkan bagian firman ini dari segala sesuatu di bagian firman yang lain yang tampaknya bertentangan, marilah kita melihat apa yang perlu dipelajari secara lebih khusus dari bagian bacaan yang luar biasa dari Yakobus ini. Kita diajar,
- 1. Bahwa iman tanpa perbuatan tidak akan mendatangkan manfaat, dan tidak dapat menyelamatkan kita. Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? Perhatikanlah di sini,
- (1) Bahwa iman yang tidak menyelamatkan tidak akan sungguh-sungguh bermanfaat bagi kita. Pengakuan belaka terkadang boleh jadi menguntungkan, supaya dipandang baik oleh orang yang memang sungguh-sungguh baik, dan dalam beberapa kejadian juga bisa mendatangkan hal-hal yang baik dari dunia. Namun keuntungan macam apakah ini bagi seseorang, jika mereka mendapatkan seluruh dunia tetapi kehilangan nyawa mereka? Apakah gunanya? – Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? Segala sesuatu harus diperhitungkan sebagai menguntungkan atau tidak menguntungkan bagi kita lewat kecenderungannya untuk memajukan atau menghambat keselamatan jiwa kita. Dan, lebih dari segala-galanya, kita harus waspada untuk memperhitungkan iman kita, jangan sampai tidak berguna, karena tidak menyelamatkan, dan malah pada akhirnya justru memperbesar penghukuman dan kebinasaan kita.
- (2) Bagi seseorang, memiliki iman dan berkata bahwa ia memiliki iman adalah dua hal yang berbeda. Rasul Yakobus tidak berkata, jika seseorang memiliki iman tanpa perbuatan, sebab itu adalah suatu keadaan yang tidak dapat diterima. Maksud dari bagian firman ini jelas adalah untuk menunjukkan bahwa sebuah pendapat, atau dugaan, atau pengakuan, tanpa disertai perbuatan, bukanlah iman. Sebaliknya, masalah ini digambarkan begini, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, dst. Orang bisa saja membual kepada orang lain, dan menjadi congkak dalam hatinya sendiri, tentang suatu hal yang sesungguhnya tidak mereka punyai.
- 2. Kita diajar bahwa, seperti halnya kasih adalah ajaran yang berkaitan dengan perbuatan, maka begitu juga iman. Tanpa perbuatan, tidak satu pun dari kedua hal itu ada gunanya. Dengan menguji bagaimana bila seseorang mengaku dirinya penuh kasih padahal tidak pernah melakukan perbuatan kasih, maka engkau bisa menilai apa artinya jika mengaku beriman tetapi tidak memiliki buah yang sesuai dan semestinya dari iman tersebut. Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: “Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!”, tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? (ay. 15-17). Apa gunanya bagimu, dan juga bagi orang miskin itu, kasih yang semacam ini, yang hanya terdiri dari kata-kata belaka? Akankah engkau datang ke hadapan Allah dengan menunjukkan kasih yang kosong semacam ini? Engkau juga bisa mengaku-ngaku bahwa kasihmu akan tahan uji tanpa melakukan perbuatan belas kasihan, sebagaimana mengira bahwa pengakuan iman akan meneguhkan engkau di hadapan Allah tanpa adanya perbuatan saleh dan ketaatan. Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati (ay. 17). Kita terlalu cenderung mengandalkan pengakuan iman belaka, dan menyangka bahwa ini akan menyelamatkan kita. Merupakan ibadah yang murah dan mudah untuk berkata, “Kami percaya pada setiap pokok iman Kristen,” tetapi merupakan khayalan yang luar biasa membayangkan bahwa ini sudah cukup untuk membawa kita ke sorga. Orang yang berpikir demikian berbuat salah terhadap Allah, dan menipu jiwa mereka sendiri. Iman yang palsu sama menjijikkannya dengan kasih yang palsu, dan keduanya menunjukkan hati yang mati terhadap segala kesalehan sejati. Sama seperti engkau bisa langsung mengenal tubuh yang mati, tanpa jiwa, atau indra, atau tindakan, demikian pula Allah bisa langsung mengetahui mana iman yang mati, yang tidak punya perbuatan.
- 3. Kita diajar untuk membandingkan iman yang membanggakan dirinya tanpa perbuatan dengan iman yang terbukti oleh perbuatan, dengan melihat pada keduanya, untuk menguji bagaimana hasil dari perbandingan ini terhadap pikiran kita. Tetapi mungkin ada orang berkata: “Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan,” aku akan menjawab dia: “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku” (ay. 18). Misalkan seorang percaya yang sungguh-sungguh berkata dengan sikap munafik yang congkak, “Engkau membuat sebuah pengakuan, dan berkata bahwa engkau memiliki iman. Aku tidak membual demikian, tetapi membiarkan perbuatanku berbicara untuk diriku. Sekarang berikanlah bukti bahwa engkau memiliki iman menurut pengakuanmu tanpa disertai perbuatan kalau engkau bisa, dan aku akan segera membiarkanmu melihat bagaimana perbuatanku mengalir dari iman dan menjadi bukti yang tidak terbantahkan atas adanya imanku.” Inilah bukti dari yang selama ini diajarkan oleh firman kepada manusia untuk menilai diri mereka sendiri dan juga orang lain. Dan menurut bukti inilah Kristus akan menjalankan peradilan pada hari penghakiman itu. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka (Why. 20:12). Maka betapa akan nyatalah orang-orang yang membual tentang hal-hal yang tidak dapat mereka buktikan, atau yang hendak membuktikan iman mereka dengan apa pun selain perbuatan saleh dan belas kasihan!
- 4. Kita diajar untuk memandang iman yang didasarkan atas kata-kata dan pengetahuan semata sebagai iman yang dimiliki setan-setan. Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar (ay. 19). Contoh iman yang dipilih untuk disebutkan oleh Rasul Yakobus di sini adalah ajaran pertama dari seluruh agama Kristen. “Engkau percaya bahwa ada Allah, bertentangan dengan golongan atheis. Dan bahwa hanya ada satu Allah saja, bertentangan dengan para penyembah berhala. Itu baik! Artinya, sejauh ini semua itu benar. Namun bersandar di sini, dan menilai baik dirimu sendiri, atau keadaanmu di hadapan Allah, hanya semata-mata karena engkau percaya kepada-Nya, ini akan menjadikan engkau malang. Setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar. Jika engkau berpuas diri hanya karena sudah sepakat dengan berbagai pokok pengakuan iman, dan memiliki beberapa pemikiran tentang pokok-pokok iman itu, sejauh itu pulalah yang sudah dilakukan setan-setan. Karena iman dan pengetahuan mereka hanya berguna untuk membangkitkan rasa takut, maka dalam waktu dekat itu jugalah yang akan terjadi padamu.” Kata gemetar umumnya dianggap sebagai gambaran akibat yang baik dari iman, namun di sini ini lebih dipandang sebagai akibat yang buruk, ketika diterapkan pada iman setan-setan. Mereka gemetar, bukan karena rasa hormat, melainkan karena benci dan melawan Allah yang satu itu, yang mereka percayai. Mengutip pokok pengakuan iman kita tersebut, yaitu Aku percaya akan Allah Bapa yang Mahakuasa, tidak akan membedakan kita dari setan-setan, kecuali kita juga menyerahkan diri kepada Allah sesuai tuntunan Injil, dan mengasihi-Nya, dan bersuka di dalam Dia, dan melayani Dia. Semua ini tidak dilakukan, dan tidak dapat dilakukan, oleh setan-setan.
- 5. Kita diajar bahwa orang yang menyombongkan iman tanpa perbuatan harus dilihat sekarang sebagai orang yang sungguh teramat bodoh. Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong? (ay. 20). Perkataan yang diterjemahkan sebagai manusia yang bebal – anthrōpe kene, dianggap memiliki makna yang sama dengan kata kafir, yang tidak boleh diucapkan kepada orang per orang, atau untuk mengungkapkan amarah (Mat. 5:22), tetapi boleh dipakai seperti di sini, untuk menyatakan rasa tidak suka teramat sangat yang sepantasnya terhadap orang-orang semacam ini, yang tidak memiliki perbuatan baik tetapi menyombongkan iman mereka. Selain itu, kata ini dengan jelas menggambarkan mereka sebagai orang yang bodoh dan hina di mata Allah. Iman tanpa perbuatan dikatakan mati, bukan saja karena tidak memiliki apa-apa yang membuktikan adanya kehidupan rohani, melainkan juga tidak mendapat bagian dalam kehidupan kekal. Orang percaya semacam ini yang bersandar pada pengakuan iman belaka adalah orang yang sudah mati selagi hidup.
- 6. Kita diajar bahwa iman yang membenarkan tidak bisa tidak disertai perbuatan, dari dua contoh, yaitu Abraham dan Rahab.
- (1) Contoh yang pertama adalah iman Abraham, bapa orang beriman, dan merupakan contoh utama tentang pembenaran. Kepada Abrahamlah orang Yahudi memberikan penghormatan secara khusus (ay. 21). Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah? Di sisi lain, Paulus berkata (dalam pasal 4 dari surat kepada jemaat di Roma) bahwa percayalah Abraham, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. Namun semuanya ini selaras, dengan memperhatikan apa yang dikatakan di dalam Ibrani 11, yang menunjukkan bahwa baik iman Abraham maupun Rahab adalah iman yang sedemikian rupa sehingga menghasilkan perbuatan baik seperti yang dibicarakan oleh Yakobus. Iman ini tidak boleh dipisahkan dari iman yang membenarkan dan menyelamatkan. Melalui apa yang diperbuat Abraham, tampaklah bahwa ia sungguh-sungguh percaya. Mengenai dasar ini, firman Allah sendiri jelas mengatakannya. Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah (Kej. 22:16-17). Dengan begitu iman Abraham adalah iman yang bekerja (ay. 22), iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. Melalui hal ini engkau sampai pada pengertian yang sesungguhnya dari firman yang mengatakan, lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran (ay. 23). Itu sebabnya ia menjadi sahabat Allah. Iman, yang menghasilkan perbuatan semacam itu, membuat Abraham begitu dikasihi oleh Sang Pribadi Ilahi, dan meninggikannya hingga pada taraf perkenan dan keintiman yang sangat istimewa dengan Allah. Sungguh suatu kehormatan besar bagi Abraham untuk disebut dan diperhitungkan sebagai sahabat Allah. Jadi, kamu lihat (ay. 24) bahwa manusia dibenarkan (mengalami perkenan dan persahabatan dengan Allah) karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman. Bukan hanya semata-mata karena pendapat, atau pengakuan, atau percaya tanpa menaati, melainkan dengan memiliki iman yang begitu rupa sehingga menghasilkan perbuatan baik. Sekarang di samping penjelasan mengenai ayat bacaan ini beserta contoh, yang menggambarkan dan mendukung pendapat yang diutarakan oleh Yakobus, banyak pelajaran lain yang berguna juga dapat kita peroleh dari apa yang dikatakan di sini tentang Abraham.
- [1] Barangsiapa ingin memperoleh berkat-berkat seperti yang diperoleh Abraham harus sungguh-sungguh meniru imannya. Membual sebagai keturunan Abraham tidak ada gunanya bagi siapa saja, jika mereka tidak percaya seperti yang dilakukannya.
- [2] Perbuatan-perbuatan yang membuktikan iman sejati pastilah perbuatan yang menyangkal diri, dan seperti yang diperintahkan oleh Allah sendiri (seperti Abraham yang mempersembahkan anaknya, yaitu anaknya yang tunggal), dan bukan pekerjaan yang menyenangkan darah dan daging dan melayani kepentingan kita sendiri, atau hanya merupakan buah dari khayalan dan rancangan kita sendiri.
- [3] Apa yang kita rencanakan dalam kesalehan dan tekadkan dalam ketulusan untuk dilakukan bagi Allah diterima sebagai sesuatu yang seolah-olah benar-benar dilakukan. Demikianlah Abraham dianggap telah mempersembahkan anaknya, sekalipun ia tidak jadi mempersembahkan anaknya itu. Perbuatan itu adalah sesuatu yang telah dilakukan di dalam pikiran, roh, dan tekad Abraham, dan Allah menerimanya sebagai sesuatu yang seolah-olah sudah sepenuhnya dilaksanakan dengan tuntas.
- [4] Tindakan iman menjadikan iman itu bertumbuh sempurna, sebagaimana kebenaran iman menjadikan iman bertindak.
- [5] Iman yang bertindak semacam itu akan menjadikan orang, seperti Abraham, sebagai sahabat Allah. Demikianlah Kristus berkata kepada murid-murid-Nya, Aku menyebut kamu sahabat (Yoh. 15:15). Segala hubungan antara Allah dan orang yang sungguh-sungguh percaya adalah mudah, menyenangkan, dan membahagiakan. Hanya ada satu kehendak dan satu hati, dan ada kepuasan yang dirasakan kedua pihak. Allah girang hati atas mereka yang sungguh-sungguh percaya, untuk melakukan kebaikan bagi mereka, dan mereka bersuka di dalam Dia.
- (2) Contoh kedua tentang iman yang membenarkan dirinya sendiri dan kita dengan dan melalui perbuatan adalah Rahab. Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain? (ay. 25). Contoh yang pertama adalah tentang iman orang yang sudah dikenal akan imannya sepanjang hidupnya. Yang satu ini adalah contoh dari orang yang dikenal karena dosanya, yang imannya lebih hina dan derajatnya jauh lebih rendah. Dengan begitu, baik iman yang paling kuat maupun yang paling hina tidak dibolehkan berjalan tanpa perbuatan. Beberapa orang berkata bahwa kata yang diterjemahkan sebagai pelacur di sini adalah sebutan yang tepat bagi Rahab. Yang lain mengatakan bahwa kata ini berarti tidak lebih dari seorang penjaga penginapan, tempat para pengintai itu menginap. Namun sangat mungkin bahwa wataknya dikenal tidak baik, dan contoh semacam ini disebutkan untuk menunjukkan bahwa iman akan menyelamatkan orang yang paling buruk, jika dibuktikan dengan perbuatan yang sepantasnya. Sebaliknya iman tidak akan menyelamatkan orang yang paling baik sekalipun tanpa adanya perbuatan seperti yang diwajibkan oleh Allah. Rahab ini mempercayai laporan yang didengarnya tentang hadirat Allah yang dahsyat yang menyertai Israel. Namun yang membuktikan bahwa imannya tulus adalah bahwa ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain, sekalipun itu membahayakan nyawanya. Perhatikanlah di sini,
- [1] Luar biasanya kuasa iman dalam mengubahkan orang berdosa.
- [2] Penghargaan yang dijumpai oleh iman yang bekerja dari Allah, untuk memperoleh rahmat dan perkenan-Nya.
- [3] Ketika dosa-dosa yang besar diampuni, ia harus lebih mengingini kemuliaan bagi Allah dan kebaikan bagi umat-Nya daripada perlindungan bagi negerinya sendiri. Kenalan-kenalannya yang terdahulu harus dijauhi, dan jalan hidupnya yang terdahulu sepenuhnya ditinggalkan. Ia harus memberikan bukti yang jelas akan hal ini sebelum dapat dibenarkan. Bahkan sesudah ia dibenarkan, sifatnya yang dahulu harus diingat, bukan untuk merendahkannya melainkan untuk memuliakan kasih karunia dan rahmat yang kaya dari Allah. Sekalipun dibenarkan, ia disebut sebagai Rahab, pelacur itu.
- 7. Sekarang, mengenai seluruh persoalan ini, Rasul Yakobus menarik kesimpulan, sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati (ay. 26). Perkataan ini ditafsirkan berbeda-beda. Beberapa orang menafsirkannya, sebab seperti tubuh tanpa nafas adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan. Lalu mereka menunjukkan bahwa perbuatan adalah mitra iman, seperti halnya nafas adalah mitra bagi kehidupan. Yang lain menafsirkannya sebagai, sebab seperti tubuh tanpa jiwa adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati. Lalu mereka menunjukkan bahwa seperti halnya tubuh tidak bergerak, tidak memiliki keindahan, melainkan menjadi sebuah bangkai yang menjijikkan, ketika jiwanya tiada, begitu juga pengakuan belaka tanpa perbuatan tidaklah berguna, bahkan malah memuakkan dan menjijikkan. Karena itu, marilah kita berhati-hati supaya jangan bersikap berlebihan dalam hal ini. Karena,
- (1) Pekerjaan yang paling baik, tanpa iman, adalah mati. Mereka tidak memilki akar dan pegangan. Oleh imanlah segala sesuatu yang kita lakukan menjadi sungguh baik, karena dikerjakan dengan mata yang tertuju kepada Allah, untuk menaati-Nya, dan memiliki tujuan utama untuk mendapatkan perkenan-Nya.
- (2) Pengakuan iman yang paling meyakinkan sekalipun, tanpa perbuatan, adalah mati. Seperti halnya akar mati ketika tidak menghasilkan sesuatu yang hijau, tidak berbuah. Iman adalah akar, perbuatan baik adalah buah, dan kita harus memastikan bahwa kita memiliki keduanya. Kita tidak boleh berpikir bahwa salah satu, tanpa yang lain, akan membenarkan dan menyelamatkan kita. Inilah kasih karunia Allah di mana kita berpijak di dalamnya, dan kita harus berpijak padanya.
SH: Yak 2:21-26 - Dwitunggal tak terpisahkan (Sabtu, 4 Agustus 2007) Dwitunggal tak terpisahkan
Menunjuk pada kehidupan Abraham dan Rahab, Yakobus menegaskan bahwa
iman yang dibenarkan adalah iman yang melahirkan ...
Dwitunggal tak terpisahkan
Menunjuk pada kehidupan Abraham dan Rahab, Yakobus menegaskan bahwa iman yang dibenarkan adalah iman yang melahirkan perbuatan benar dan perbuatan itu membuat iman mereka jadi sempurna (21-22).
Abraham menaati perintah Allah agar mengorbankan Ishak (Kej. 22). Rahab, meski dengan sedikit informasi, telah bertindak menyembunyikan mata-mata Israel di rumahnya (Yos. 2:9, 11). Kedua perbuatan tersebut adalah ketaatan pada perintah Allah, dan membuat mereka dibenarkan. Apakah berarti mereka diselamatkan melalui perbuatan? Abraham dibenarkan ketika menerima dan memercayai janji Allah (Kej. 15:6). Dalam Kej. 22:2, saat Abraham akan mengorbankan Ishak, Allah berkomentar bahwa Abraham sungguh takut akan Allah. Bukan maksud Yakobus mengajar bahwa orang dibenarkan dan diperhitungkan selamat melalui perbuatan. Yakobus tidak menolak keutamaan iman untuk keselamatan. Yang ia tolak adalah iman sebatas pengetahuan, dan tanpa ungkapan nyata di dalam perbuatan. Iman menghasilkan perbuatan, perbuatan menyebabkan iman termanifestasikan.
Maksud Allah pada iman manusia adalah agar rencana penyelamatan dan pengudusan-Nya tergenapi dalam diri orang beriman. Iman tanpa perbuatan adalah mati karena tidak ada dinamika yang membuat orang maju dalam perbuatan yang serasi dengan Tuhan (26). Seperti halnya untuk menjadi manusia perlu tubuh dan roh demikian juga untuk hidup sesuai rencana Allah, manusia harus memiliki iman yang berbuat atau perbuatan yang termanifestasikan dari iman. Keduanya tak boleh dipisah!
Belajar dari teks ini, kita diingatkan untuk mencapai pertumbuhan iman menuju keserupaan dengan Kristus. Tak ada kata berhenti bagi pembelajaran iman. Jerih payah untuk menampakkan perbuatan iman harus terfokus pada pertumbuhan iman. Keberhasilan dalam berbuat baik bukan untuk ditonjolkan, melainkan agar kita bersyukur kepada Dia yang setia mendorong kita agar tetap melakukan kebaikan.
SH: Yak 2:14-26 - Pembuktian iman (Rabu, 6 Juni 2001) Pembuktian iman
Tidak ada gunanya bila seseorang mengaku beriman tetapi
tidak disertai dengan perbuatan sebagai perwujudan
imannya. Ilustrasi yang ...
Pembuktian iman
Tidak ada gunanya bila seseorang mengaku beriman tetapi tidak disertai dengan perbuatan sebagai perwujudan imannya. Ilustrasi yang dipakai Yakobus (15-16) menggambarkan bahwa perkataan tanpa tindakan konkrit selaras perkataan adalah omong kosong, yang tidak akan membawa dampak apa pun bagi orang lain. Betapa pun besarnya bentuk perhatian melalui kata-kata pertolongan tidak akan menolong orang yang sedang kelaparan dan kedinginan, karena yang dibutuhkan adalah makanan dan pakaian.
Bagaimana orang lain mengenal kita sebagai orang yang percaya kepada Yesus Kristus? Dari KTP, surat baptis, surat sidi, ataukah surat keanggotaan gereja? Semua identitas ini tidak menjamin bila perbuatan baik kita tidak tercermin dalam kehidupan kita (20, 26), inilah iman yang kosong dan mati.
Benarkah bahwa iman yang benar seharusnya didasari pemahaman yang benar tentang siapa yang diimani? Dapatkah dibenarkan bilamana iman hanya berhenti sampai tingkat pemahaman saja? Jawaban bagi kedua pertanyaan ini adalah ‘tidak benar’. Mengapa demikian? Karena iman yang hanya muncul dari pengakuan tanpa penghayatan dalam kesehari-harian tidak menyelamatkan. Bukan dasar imannya  Yesus Kristus, yang tidak menyelamatkan, tetapi iman yang tidak terwujud dalam perbuatan merupakan slogan kosong yang hanya enak didengar tanpa membawa perubahan apa pun dalam dirinya, tak bedanya dengan pengakuan setan (19). Kepercayaan dan pengakuan setan bahwa Allah itu baik, Yesus Kristus adalah Anak Allah yang Maha tinggi, tidak membawa pengaruh apa pun baginya.
Abraham dibenarkan bukan karena iman yang kosong, namun karena perbuatan yang selaras dengan imannya, sehingga Allah berkenan kepadanya (21-24). Tak ada gunanya bila ia hanya mengaku dan percaya bahwa Allah Maha Kuasa membangkitkan orang mati tetapi tidak sungguh-sungguh melaksanakan kehendak Allah. Julukan baginya: “Bapak orang beriman” dan “sahabat Allah” memang tepat disandangnya sebagai orang yang melakukan imannya.
Renungkan: Berapa pun besarnya Anda mengaku memiliki iman kepada Yesus Kristus, namun tanpa perbuatan selaras iman, tidak akan mengubah apa pun dalam hidup Anda sebagai Kristen.
SH: Yak 2:14-26 - Iman yang Berpadu (Senin, 16 Agustus 2021) Iman yang Berpadu
Ajaran Kristen tentang keselamatan berdasarkan iman dan bukan perbuatan adalah hal yang alkitabiah. Akan tetapi, banyak orang Krist...
Iman yang Berpadu
Ajaran Kristen tentang keselamatan berdasarkan iman dan bukan perbuatan adalah hal yang alkitabiah. Akan tetapi, banyak orang Kristen justru terlena sehingga tidak lagi melihat pentingnya perbuatan sebagai bukti nyata dari iman yang dimilikinya.
Yakobus menunjukkan ada iman yang mati, yaitu iman yang tidak disertai perbuatan (17). Ia tidak memisahkan antara iman dan perbuatan, tetapi ia menunjukkan imannya dengan perbuatan-perbuatannya (18). Iman yang benar mustahil tanpa disertai perbuatan yang benar. Iman tanpa perbuatan sungguh menyedihkan, karena disejajarkan dengan iman yang dimiliki setan-setan (19).
Teladan iman yang sejati dapat kita jumpai melalui kehidupan bapa orang beriman, Abraham. Imannya kepada Allah ditunjukkan melalui keberaniannya mengorbankan anaknya, Ishak. Allah pun memperhitungkan tindakannya sebagai kebenaran. Demikian juga dengan Rahab, seorang wanita yang dipandang rendah dan berdosa. Menurut penafsiran Yahudi, dikatakan bahwa Rahab sudah melacurkan diri selama 40 tahun, yaitu sejak ia berusia 10 tahun. Namun, ia pun dibenarkan karena keberaniannya menyambut para pengintai Israel dengan mempertaruhkan nyawanya. Keberaniannya itu adalah bukti dari imannya. Pesan Yakobus semakin jelas bahwa iman tanpa perbuatan adalah seperti mayat, tubuh tanpa roh. Iman seharusnya berpadu dengan perbuatan.
Allah menghendaki iman dinyatakan dalam perbuatan-perbuatan kita. Iman dan perbuatan adalah kesatuan yang tidak terpisahkan. Melalui perbuatan, kita menunjukkan dan membuktikan iman yang sejati di dalam kehidupan kita.
Kini kita bisa mulai berpikir, bagaimana mengekspresikan secara nyata iman kita kepada Kristus? Caranya adalah dengan mengisi hidup kita dengan mengasihi, memerhatikan pimpinan atau karyawan, suami atau istri atau anak-anak. Melalui perbuatan-perbuatan tersebut, kita berharap orang-orang yang kita kasihi juga merasakan iman yang sejati.
Kiranya, seluruh perbuatan kita menyatakan iman yang sejati kepada Allah. [JHN]
Galilah -> Yak 2:21-26
Galilah: Yak 2:21-26 - Iman Abraham dan Rahab Yakobus 2:21-26 Sub Tema: Iman Abraham dan Rahab
Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan melalui perbuatan-perbuatan, ketika dia mempersembahkan Ish...
Yakobus 2:21-26 Sub Tema: Iman Abraham dan Rahab
Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan melalui perbuatan-perbuatan, ketika dia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah? Kamu lihat bahwa iman bekerja sama dengan perbuatan-perbuatannya dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman dimatangkan, dan digenapi nas yang mengatakan “Abraham percaya kepada Allah dan itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran” dan Abraham disebut: “Sahabat Allah”. Jadi kita lihat bahwa manusia dibenarkan melalui perbuatan dan bukan oleh iman saja. Bukankah Rahab, pelacur itu, juga dibenarkan melalui perbuatan ketika dia menerima utusan-utusan itu dan mengirim mereka ke luar lewat jalan lain? Karena sama seperti tubuh tanpa jiwa adalah mati, iman tanpa perbuatan adalah mati juga.
ay. 21 Dibenarkan – Kata dikaioo mempunyai dua arti, yaitu dibuat benar, atau dinyatakan benar. Sebenarnya, kalau meneliti pemakaian di terjemahan Yunani dari Perjanjian Lama (LXX), kata ini paling sering digunakan dalam konteks pengadilan, di mana orang dibukti/dinyatakan benar melalui perbuatannya. Kita sebagai orang percaya sangat terpaku pada cara Paulus menggunakan kata ini, yang tentu berarti dibuat benar, yaitu dalam kesatuan orang percaya dengan Kristus, kebenaran -Nya diperhitungkan kepadanya. Akan tetapi kita harus ingat bahwa Yakobus menulis surat ini sebelum ada surat satu pun dari Paulus dan kemungkinan besar, Yakobus ini, pada waktu menulis, belum pernah mendengar ajaran Paulus. Jadi lebih akurat kalau kita menyimpulkan bahwa maksudnya Yakobus di bagian ini adalah untuk menegaskan bahwa tindakan Abraham dan Rahab menyatakan bahwa mereka benar, bukan membuat mereka benar. Ketika digunakan Paulus di Roma 4:3, kata ini berkaitan dengan Kejadian 15:6, di mana Abraham menjadi percaya lalu dibenarkan (dibuat benar) oleh Allah. Di sini Yakobus bicara mengenai peristiwa yang terjadi di Kejadian 22:9-10 (30an tahun kemudian) di mana iman Abraham dibuktibenar. Perikop ini sama sekali tidak mengatakan bahwa orang menjadi selamat karena perbuatan, melainkan bahwa iman yang sudah menyelamatkan dinyatakan oleh perbuatan/perubahan hidup.157
ay. 22 Kamu lihat – Bersifat terus menerus,158 yaitu hal ini selalu nyata.
Bekerja sama – Kata ini bersifat terus-menerus di masa lampau,159 berarti sedang bekerja sama dalam situasi itu (persembahan Isak) di masa lalu.
Dimatangkan – Kata teleioo boleh berarti menyempurnakan, melengkapi, mematangkan, atau mendewasakan. Menyempurnakan dan melengkapi, sepertinya menambahkan sesuatu pada iman, tetapi mematangkan/mendewasakan membuat iman yang sudah ada, yang sudah menyelamatkan, lebih kuat lagi, seperti ujian di 1:3.160
ay. 23 Dan digenapi nas yang mengatakan – Yang harus dimengerti di sini adalah maksudnya Yakobus bahwa hal itu sudah sangat jelas. Hal ini tidak kabur. Dengan kesiapannya untuk mempersembahkan Ishak, Abraham menggenapi nas yang dikatakan 30an tahun sebelumnya, di mana dia dibuat benar oleh Allah. Abraham bertindak sebagai orang yang mengenal Allah.
ay. 24 Dalam ayat ini Yakobus menggarisbawahi poin yang dia ingin buktikan. Dibenarkan di sini dan di ayat berikut, juga harus dimengerti sesuai makna yang dijelaskan di ay. 21, yaitu dibukti benar.
ay. 25 Yakobus mengangkat cerita mengenai Rahab, yang terdapat di kitab Yosua 2, sebagai bukti bahwa iman di hati menjadi nyata kalau dilihat dalam perbuatan. Yang menarik kalau membaca cerita tersebut adalah, jelas bahwa Rahab ini sudah berpihak dengan Allah, sehingga dia siap menolong mata-mata dari Israel. Lihat apa yang dia katakan kepada tamunya:
"Aku tahu, bahwa TUHAN telah memberikan negeri ini kepada kamudan bahwa kengerian terhadap kamu telah menghinggapi kami dan segala penduduk negeri ini gemetar menghadapi kamu.10Sebab kami mendengar, bahwa TUHAN telah mengeringkan air Laut Teberau di depan kamu, ketika kamu berjalan keluar dari Mesir, dan apa yang kamu lakukan kepada kedua raja orang Amori yang di seberang sungai Yordan itu, yaknikepada Sihon dan Og, yang telah kamu tumpas.11Ketika kami mendengar itu, tawarlah hati kami dan jatuhlah semangat setiap orang menghadapi kamu,sebab TUHAN, Allahmu, ialah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah…” (Yosua 2:9b-11 TB)
Hal yang menarik lainnya adalah seringnya Rahab ini menggunakan kata Yahweh. Ada 5 kali dia menyebut Nama perjanjian ini, yang biasanya diterjemahkan TUHAN dengan huruf besar. Jelas bahwa orang ini sudah menyerahkan dirinya kepada TUHAN sehingga dia berani menjadi pengkhianat dan berpihak dengan Israel. Rahab ini disebut sebagai salah satu dari leluhur Kristus, di mana kebanyakan dari kaum hawa tidak dicatat namanya (Mat 1:5) – Imannya besar dan nyata.
Utusan – Kata anggelos berarti pesuruh/utusan atau malaikat. Dalam konteks ini, jelas bahwa mata-mata, yang diutus Yosua yang dimaksudkan.
Mengirim – Kata ekballo di sini berarti melemparkan ke luar dan biasanya berunsur urgen. Jadi kita bisa menggambarkan Rahab ini dalam kecemasannya, mendorong dengan kuat mata-mata ini supaya mengikuti jalan lain tersebut.
ay. 26 Adalah…adalah – Kedua kata ini bersifat terus menerus,161 menunjukkan keadaan.
Mati - Kekurangan perbuatan tidak mematikan iman, melainkan kekurangan perbuatan menyatakan bahwa iman itu adalah mati – Tidak berguna! Klausa ini dikaitkan dengan 2:17.162
- Tantangi jemaat untuk memikirkan pengorbanan dan resiko yang diambil oleh kedua tokoh PL ini. Tanyakan mengenai halangan-halangan yang mungkin membuat mereka kurang siap menjalani iman seperti itu.
- Barangkali ada beberapa orang yang melalui pengajaran Yak 2 ini, mulai meragukan apakah mereka sudah percaya. Mungkin ada baiknya kalau kelompok dibentuk di mana orang boleh mendengar Injil dan meresponinya. Umumkan kelompok ini di gereja.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Yakobus (Pendahuluan Kitab) Penulis : Yakobus
Tema : Iman yang Berhasil Guna
Tanggal Penulisan: Tahun 45-49 M
Latar Belakang
Surat ini tergolong "surat-su...
Penulis : Yakobus
Tema : Iman yang Berhasil Guna
Tanggal Penulisan: Tahun 45-49 M
Latar Belakang
Surat ini tergolong "surat-surat umum" karena pada mulanya dialamatkan kepada suatu sidang pembaca yang lebih luas daripada jemaat lokal. Salam "kepada kedua belas suku di perantauan" (Yak 1:1), dan juga petunjuk-petunjuk lainnya (Yak 2:19,21) menunjukkan bahwa surat ini pada mulanya ditulis kepada orang Kristen Yahudi yang tinggal di luar Palestina. Mungkin para penerima surat ini termasuk orang-orang pertama yang bertobat di Jerusalem dan, setelah Stefanus mati syahid terserak oleh penganiayaan (Kis 8:1) sejauh Fenisia, Siprus, Antiokhia dan lebih jauh lagi (Kis 11:19). Hal ini menerangkan
- (1) mengapa pembukaan surat ini menekankan hal menanggung dengan sukacita pencobaan yang menguji iman dan menuntut ketabahan (Yak 1:2-12),
- (2) pengetahuan pribadi Yakobus tentang orang percaya yang "terserak" itu, dan
- (3) nada yang berwibawa dari surat ini. Sebagai pemimpin gereja di Yerusalem, Yakobus sedang menulis surat kepada domba-dombanya yang berserakan.
Terkenalnya pengarang ditunjukkan oleh cara ia menyebut dirinya, yaitu hanya "Yakobus" (Yak 1:1). Yakobus, saudara tiri Yesus dan pemimpin gereja di Yerusalem, pada umumnya dipandang sebagai penulis surat ini. Pidatonya dalam sidang di Yerusalem (Kis 15:13-21) dan gambaran mengenai dirinya di bagian lain dalam PB (mis. Kis 12:17; Kis 21:18; Gal 1:19; Gal 2:9,12; 1Kor 15:7) sangat cocok dengan apa yang diketahui mengenai penulis surat ini. Sangat mungkin Yakobus menulis surat ini pada dasawarsa 40-an. Tanggal yang agak dini untuk penulisan surat ini ditunjukkan oleh berbagai faktor, seperti kenyataan bahwa Yakobus menyebutkan istilah Yunani synagoge untuk menunjuk tempat pertemuan orang Kristen (Yak 2:2). Menurut keterangan sejarawan Yahudi, Yosefus, Yakobus, saudara tiri Tuhan mati syahid di Yerusalem tahun 62 M.
Tujuan
Yakobus menulis
- (1) untuk membangun semangat orang percaya Yahudi yang sedang menderita berbagai pencobaan yang menguji iman mereka,
- (2) untuk memperbaiki berbagai pengertian yang salah mengenai sifat iman yang menyelamatkan, dan
- (3) untuk menasihatkan dan membina pembacanya mengenai hasil-hasil praktis iman mereka dalam hidup yang benar dan perbuatan yang baik.
Survai
Surat ini membahas serangkaian pokok yang cukup beragam berkaitan dengan menjalankan kehidupan Kristen yang sejati. Yakobus mendorong orang percaya untuk menanggung pencobaan dengan sukacita dan menarik manfaat daripadanya (Yak 1:2-11); melawan godaan (Yak 1:12-18); menjadi pelaku Firman dan bukan hanya pendengar (Yak 1:19-27); serta menunjukkan iman yang aktif dan bukan pengakuan yang kosong (Yak 2:14-26). Yakobus dengan sungguh-sungguh mengingatkan tentang berdosanya lidah yang sukar dikendalikan (Yak 3:1-12; Yak 4:11-12), hikmat duniawi (Yak 3:13-16), kelakuan berdosa (Yak 4:1-10), kehidupan yang congkak (Yak 4:13-17) dan kekayaan yang mementingkan diri sendiri (Yak 5:1-6). Yakobus menutup dengan menekankan kesabaran, doa, dan memulihkan mereka yang sudah mundur (Yak 5:7-20).
Sepanjang kelima pasal ini, hubungan di antara iman yang benar dan kehidupan yang saleh ditekankan. Iman yang sejati adalah: - iman yang teruji (Yak 1:2-16), - aktif (Yak 1:19-27), - mengasihi sesama seperti dirinya sendiri (Yak 2:1-13), - menyatakan diri dalam perbuatan baik (Yak 2:14-26), - menguasai lidah dengan benar (Yak 3:1-12), - mencari hikmat Allah (Yak 3:13-18), - tunduk kepada Allah selaku hakim yang adil (Yak 4:1-12), - mempercayai Allah dalam kehidupan sehari-hari (Yak 4:13-17), - tidak mementingkan diri atau memuaskan keinginan sendiri (Yak 5:1-6), - sabar dalam penderitaan (Yak 5:7-12), dan - tekun dalam doa (Yak 5:13-20).
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini kemungkinan besar merupakan kitab PB yang pertama-tama ditulis.
- (2) Walaupun hanya dua kali menyebut nama Kristus, surat ini lebih banyak berisi kenangan akan ajaran Yesus, termasuk setidak-tidaknya 15 petunjuk kepada Khotbah di Bukit, lebih dari semua surat PB tergabung.
- (3) Dari 108 ayatnya, lebih daripada separuhnya adalah perintah.
- (4) Dalam banyak hal, surat ini merupakan Amsal PB karena
- (a) penuh dengan hikmat ilahi dan instruksi praktis untuk menjalankan kehidupan Kristen yang sejati dan
- (b) ditulis dengan gaya penulisan yang tegas dan tepat, dengan perintah yang singkat dan analogi yang hidup.
- (5) Yakobus adalah pengamat cermat tentang cara bekerjanya alam dan tabiat manusia berdosa. Dia sering kali menarik pelajaran dari alam untuk menyingkapkan tabiat manusia berdosa (mis. Yak 3:1-12).
- (6) Surat ini lebih menekankan hubungan di antara iman dengan perbuatan daripada kitab PB lainnya (khususnya: Yak 2:14-16).
- (7) Yakobus sering kali disebut sebagai Amos PB, karena dia dengan bersemangat membahas persoalan ketidakadilan dan ketidaksetaraan sosial.
Full Life: Yakobus (Garis Besar) Garis Besar
Salam Kristen
(Yak 1:1)
I. Menghadapi Pencobaan dan Menarik Manfaatnya
(Yak 1:2-18)
A. Menerimanya Se...
Garis Besar
- Salam Kristen
(Yak 1:1) - I. Menghadapi Pencobaan dan Menarik Manfaatnya
(Yak 1:2-18) - A. Menerimanya Sebagai Sarana Pertumbuhan
(Yak 1:2-4) - B. Memohon Hikmat untuk Mengatasinya
(Yak 1:5-8) - C. Bersukacita Dalam Tindakan Penyamarataannya
(Yak 1:9-12) - D. Mengetahui Bedanya Pengujian dan Pencobaan
(Yak 1:13-18) - II. Mendengarkan Firman Allah dan Melakukannya
(Yak 1:19-27) - III.Tidak Pilih Kasih dan Menunjukkannya
(Yak 2:1-13) - IV. Mengaku Beriman dan Membuktikannya
(Yak 2:14-26) - V. Menyadari Jebakan-Jebakan dan Mengelakkannya
(Yak 3:1-5:6) - A. Lidah yang Sukar Dikendalikan
(Yak 3:1-12) - B. Hikmat yang Tidak Rohani
(Yak 3:13-18) - C. Kelakuan Berdosa
(Yak 4:1-10) - D. Memfitnah Saudara Seiman
(Yak 4:11-12) - E. Hidup dengan Congkak
(Yak 4:13-17) - F. Kekayaan yang Mementingkan Diri Sendiri
(Yak 5:1-6) - VI. Kebajikan dan Kehidupan Kristen
(Yak 5:7-20) - A. Kesabaran dan Ketekunan
(Yak 5:7-11) - B. Kejujuran yang Polos
(Yak 5:12) - C. Doa Tak Berkeputusan untuk Orang Sakit
(Yak 5:13-18) - D. Memulihkan yang Terhilang
(Yak 5:19-20)
Matthew Henry: Yakobus (Pendahuluan Kitab)
Penulis surat ini bukan Yakobus anak Zebedeus, karena ia dihukum mati oleh Herodes (Kis. 12) sebelum Kekristenan cukup berhasil ditanamkan di antar...
- Penulis surat ini bukan Yakobus anak Zebedeus, karena ia dihukum mati oleh Herodes (Kis. 12) sebelum Kekristenan cukup berhasil ditanamkan di antara orang-orang Yahudi yang ada di perantauan, seperti yang tersirat di sini. Tetapi dia adalah Yakobus lain, anak Alfeus, yang merupakan saudara sepupu Kristus, dan salah seorang dari kedua belas rasul (Mat. 10:3). Ia disebut sebagai sokoguru jemaat (Gal. 2:9), dan surat ini adalah tulisannya tidak dapat dibantah, tanpa melonggarkan satu batu dasar dalam bangunan jemaat. Surat ini disebut sebagai surat umum, karena (seperti menurut sebagian orang) tidak ditujukan kepada seseorang atau jemaat tertentu, tetapi merupakan semacam surat yang kita sebut sebagai surat edaran. Sebagian orang lain lagi berpendapat bahwa surat itu disebut umum, atau am, untuk membedakannya dari surat-surat Ignatius, Barnabas, Polikarpus dan lain-lain yang dikenal orang pada zaman mula-mula, tetapi yang pada umumnya tidak diterima di dalam jemaat. Karena alasan itu, surat-surat tersebut tidak termasuk kanon Kitab Suci, seperti surat ini. Eusebius (sejarawan gereja abad ketiga – pen.) mengatakan bahwa surat ini “pada umumnya dibacakan di dalam jemaat-jemaat bersama surat-surat am yang lain” (Eccles. hlm. 53. Ed. Val. 1678). Yakobus, penulis kita, disebut orang benar, karena kesalehannya yang tinggi. Ia merupakan contoh terkemuka dari karunia-karunia yang ditekankannya kepada orang lain. Ia begitu sangat disegani karena keadilannya, kebersahajaannya, dan pengabdiannya sehingga Yosefus, seorang sejarawan Yahudi, mencatat sebagai salah satu penyebab kehancuran Yerusalem “bahwa Rasul Yakobus menjadi martir di sana.” Hal ini disebutkan dengan harapan bahwa kita akan memberikan perhatian lebih besar pada apa yang ditulis oleh orang yang begitu suci dan luhur ini. Waktu penulisan surat ini tidaklah pasti. Maksud dan tujuannya adalah untuk menegur orang-orang Kristen atas kemerosotan mereka yang besar baik dalam iman maupun perilaku, dan untuk mencegah penyebaran ajaran-ajaran yang menolak agama, yang mengancam kehancuran segala tindakan kesalehan. Juga menjadi niat khusus dari penulis surat ini untuk menggugah bangsa Yahudi supaya sadar akan kedahsyatan dan sudah mendekatnya penghakiman-penghakiman yang akan menimpa mereka. Serta untuk mendukung semua orang Kristen yang sungguh-sungguh di jalan kewajiban mereka, di bawah segala malapetaka dan penganiayaan yang mungkin akan mereka jumpai. Kebenaran-Kebenaran yang dipaparkan di sini sangatlah penting, dan perlu dijaga. Dan pedoman-pedoman untuk bertindak, seperti yang dinyatakan di sini, adalah sedemikian rupa sehingga harus dijalankan di zaman kita seperti juga di zaman-zaman sebelumnya.
Galilah: Yakobus (Garis Besar)
Bibliografi
Bird, Anthony. Practice Makes Perfect, Publishing with a mission, 2009.
Davids, P. H. The Epistle of James: a commentary on the Gree...
Bibliografi
Bird, Anthony. Practice Makes Perfect, Publishing with a mission, 2009.
Davids, P. H. The Epistle of James: a commentary on the Greek text, Grand Rapids, MI: Eerdmans. 1982.
Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000.
Kittel, G., Friedrich, G., & Bromiley, G. W. Theological Dictionary of the New Testament. Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans. 1985.
Loh, I.-J., & Hatton, H. A handbook on the Letter from James. New York: United Bible Societies. 1997.
Luther’s Works, Jil. 35, Word and Sacrament I (Philadelphia: Fortress, 1960)
MacArthur, John. The MacArthur Study Bible, Word, Nashville, 1997.
Moo, D. J. The letter of James. Pillar Commentary Series. Grand Rapids, MI; Leicester, England: Eerdmans; Apollos. 2000.
Moo, D. J. James: An Introduction and Commentary. (Tyndale) Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1985.
Newman Jr. Barclay M. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012.
Osborne, Grant. James, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton Illinois, 2008.
Richardson, Jr. Kurt A. New American Standard Commentary Jil 36, James, Broadman Press Nashville, Tennessee. 1997.
Robertson. A. T. Word Pictures of the New Testament, Broadman Press, Nashville, 1930.
Tasker, R. V. G. James, Tyndale New Testament Commentaries, IVP, Leicester. 1983.
Wenham, J. W. The Elements of New Testament Greek, Cambridge University Press, Cambridge. 1965.
Zodhiates, Spiros. Th.D. The Complete Word Study Dictionary New Testament, AMG, 1993.
Apendiks
Pentingnya Bahasa Yunani
Sebagai bahasa sumber dari Perjanjian Baru, Bahasa Yunani penting dimengerti bagi seseorang yang ingin menangani Firman Tuhan dengan baik. Tidak berarti kita harus menjadi mampu membaca bahasa ini, tetapi sangat membantu kalau kita mengerti arti kata-kata dan juga tata bahasa yang menentukan arti dari kalimat, paragraf dan wacana. Bahasa ini bukan bahasa ajaib, atau luar biasa – Itu hanya bahasa – Jadi kita tidak mencari pengetahuan yang tersembunyi, melainkan hanya pengertian akan fungsinya bahasa ini dalam kaitannya dengan terjemahan-terjemahan yang ada pada kita. Diusulkan supaya Anda jarang membacakan kata Yunani dalam khotbah/pengajaran, kecuali menolong pengertian orang.
Ejaan yang Digunakan di Tafsiran ini
Huruf-huruf Yunani tidak selalu ada yang mirip dalam Bahasa Indonesia, sehingga ejaan yang dipakai di tafsiran ini berfokus pada ucapan yang mirip, bukan pada kesempurnaan. Jadi huruf η dan ε menjadi e saja dan huruf ο dan ω menjadi o saja. Huruf χ dieja kh dan tafsiran ini mengikuti kebiasaan modern untuk mengeja υ sebagai y, seperti dalam kata hyper, kecuali dipakai bersama huruf vokal lain.
Istilah- istilah tata bahasa ini terdapat di Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru.301 Biasanya ada penjelasan singkat sesudah istilah disebut, tetapi kalau saudara mau melihat logika yang mendasarinya, lihatlah lagi penjelasan berikut.
Person/Orang
Bahasa Yunani adalah bahasa yang sangat spesifik tentang pembicara dan pendengar – Ada dijelaskan juga gender daripada orang.
Singular/Tunggal
- 1. Aku/Saya
- 2. Kau/Kamu/Anda
- 3. Dia
Plural/Jamak
- 1. Kita/Kami
- 2. Kalian
- 3. Mereka
Tens
Tens menyangkut waktu dan sifat daripada kegiatan/peristiwa.
Past/Masa Lalu – Ada empat macam yang biasanya dipakai:
Aoris = Masa lalu yang sederhana yang menekankan apa yang terjadi. Mis: Kemarin dia belajar.
Imperfek = Menjelaskan sesuatu yang terus-menerus, atau sedang terjadi di masa lalu. Mis: Kemarin, sementara dia sedang belajar…
Perfek (Sempurna) = Menjelaskan peristiwa yang sudah terjadi dan sudah selesai/berhasil dengan juga menyangkut apa akibat/dampak daripada peristiwa tersebut. Mis.: Dia sudah belajar (yaitu, sudah punya kualifikasi untuk melakukan pekerjaannya)
Pluperfek = Hampir sama dengan Perfek, tetapi akibat/dampak kurang pasti.
Present/Masa Kini = Sesuatu yang terus-menerus terjadi di masa kini. Mis: Dia sedang belajar.
Future/Masa Depan = Sesuatu yang terjadi di masa depan. Mis: Dia akan/mau belajar.
Suara
Suara Menjelaskan siapa/apa yang berlaku.
Aktif = Fokus ada pada pelaku. Mis: Saya mengasihi Yesus.
Pasif = Fokus ada pada penerima/penderita. Mis: Saya dikasihi oleh Yesus.
Medium = Suara ini mirip yang Aktif tetapi lebih menekankan kelakuan pelaku. Mis: Saya yang selalu mencuci piring!
Modus
Modus menjelaskan sifat daripada kata kerja.
Indikatif menyampaikan fakta-fakta dan apa yang akan terjadi. Mis: Saya akan makan.
Imperatif adalah perintah atau permintaan. Mis: Makan!
Subjunktif menyampaikan kemauan yang kemungkinan besar akan terjadi. Sering dipakai dengan kata hina(supaya) menyatakan tujuan. Mis: Saya memasak supaya kamu bisamakan.
Optatif (Jarang dipakai) sangat mirip Subjunktif tetapi lebih diragu-ragukan. Sering digunakan dalam pemberkatan. Mis: Saya berdoa, kiranya kamu bisa makan.
Infinitif adalah kata kerja yang bersifat seperti kata benda dan bicara secara umum saja. Mis: Makan, itu baik.
Partisip
Partisip adalah kata kerja yang bersifat kata sifat benda, yaitu nomor, gender dan kasus (tidak dijelaskan di sini) sama dengan subyeknya. Pada dasarnya Partisip adalah kata kerja dan bisa diterjemahkan demikian.
Artikel
Artikel tidak ada dalam Bahasa Indonesia, tetapi artinya mirip dengan ini/itu, di mana sesuatu yang tertentu dimaksudkan. Misalnya di Kis 2 disebut dua kali bahwa orang percaya memecahkan roti, tetapi yang di ayat 42 mempunyai artikel, yang menandai pemecahan roti yang tertentu (perjamuan kudus) dan yang di ayat 46, tanpa artikel, bicara secara umum saja (makan bersama di rumah). Ada banyak contoh lain, jadi hal ini cukup penting dimengerti.
Berikut ada beberapa kombinasi tens, modus, suara yang dipakai di Perjanjian Baru.
Present Aktif Indikatif
Mis: Dia sedang menulis surat.
Present Medium Indikatif
Mis: Dia yang menulis surat itu.
Present Aktif Partisip
Mis: Dia sedang menulis…
Present Pasif Indikatif
Mis: Surat itu sedang ditulis.
Present Aktif Subjunktif
Mis: Dia memberi kertas supaya kamu boleh menulis surat. (Menyangkut harapan)
Aoris Aktif Indikatif
Mis: Tadi dia menulis surat
Perfek Aktif Indikatif
Mis: Dia sudah menulis surat itu. (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Imperfek Aktif Indikatif
Mis: Kemarin, ketika dia sedang menulis surat…
Aoris Pasif Indikatif
Mis: Itu sudah ditulis
Perfek Pasif Indikatif
Mis: Ada tertulis… (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Present Aktif Imperatif
Mis: Tolong tuliskan terus surat-surat itu. (kebiasaan yang diharapkan)
Aoris Aktif Imperatif
Mis: Tulis surat itu! (Kegiatannya penting, atau urgen)
Footnote
1 1. Luther’s Works, Jil. 35, Word and Sacrament I (Philadelphia: Fortress, 1960), Hal. 395–397.
2 Grant Osborne, James, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton Illinois, 2008. Hal. 2387.
3 Aoris Imperatif.
4 Lihat contoh di Yak 2:1-7.
5 Contoh di 4:4, yang diterjemahkan “hai orang-orang yang tidak setia” oleh TB, secara literal berbunyi “Pezina!”
6 Loh, I.-J., & Hatton, H. A handbook on the Letter from James. New York: United Bible Societies. 1997. Hal 79.
7 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000, Jil 4, Hal. 406.
8 Friberg, Friberg, dan Miller. Jil 4, Hal. 188.
9 Aoris Medium Imperatif
10 A. T. Robertson. Word Pictures of the New Testament, Broadman Press, Nashville, 1930. Lihat penelitian di 1:2.
11 Kurt A. Richardson, Jr. New American Standard Commentary Jil 36, James, Broadman Press Nashville, Tennessee. 1997. Hal. 58.
12 Friberg, Friberg, dan Miller. Jil 4, Hal. 309.
13 Present Aktif Partisip.
14 Present Medium Indikatif.
15 Friberg, Friberg, dan Miller. Jil 4, Hal. 392.
16 Present Aktif Imperatif.
17 Present Aktif Subjunktif.
18 Loh dan Hatton, Hal. 14.
19 Present Pasif Indikatif.
20 Loh dan Hatton, Hal. 15.
21 Friberg, Friberg, dan Miller. Jil 4, Hal. 352.
22 Present Aktif Imperatif.
23 Present Aktif Partisip.
24 Ibid, Hal. 282.
25 Present Aktif Partisip.
26 Future Pasif Indikatif.
27 Present Aktif Imperative.
28 Present Medium Partisip.
29 Perfek Aktif Indikatif.
30 Moo, D. J. The letter of James. Grand Rapids, MI; Leicester, England: Eerdmans; Apollos. 2000. (Pillar) Hal. 62.
31 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 279.
32 Present Medium Imperatif.
33 Osborne, Hal. 2391.
34 Richardson, Hal. 68-69.
35 Robertson, penjelasan di 1:6.
36 Loh dan Hatton, Hal. 19-20.
37 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 374.
38 Present Medium Imperatif.
39 Richardson, Hal. 73.
40 Future Medium Indikatif.
41 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 323.
42 Ibid. Hal. 253.
43 Ibid. Hal. 252.
44 Present Aktif Indikatif.
45 Ibid, Hal. 119.
46 Ibid, Hal. 356.
47 John MacArthur, The MacArthur Study Bible, Word, Nashville, 1997. Hal. 1927.
48 Present Aktif Partisip.
49 Present Aktif Imperatif.
50 Present Aktif Indikatif.
51 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 164.
52 Tasker, R. V. G. James, Tyndale New Testament Commentaries, IVP, Leicester. 1983. Hal. 46.
53 Present Pasif Indikatif.
54 Robertson. Lihat penelitian di 1:14.
55 Richardson, Hal. 83.
56 Present Pasif Imperatif.
57 MacArthur, Hal. 1927.
58 Present Aktif Indikatif
59 Present Aktif Partisip.
60 Loh dan Hatton. Hal. 36.
61 Osborne, Hal. 2392.
62 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 93.
63 Aoris Pasif Partisip.
64 Ibid, Hal. 68.
65 Kasus Datif sering menyangkut obyek tidak langsung dan penggunaan di ayat 18 disebut sebagai instrumental, yaitu menyangkut sarana. Wenham, J. W. The Elements of New Testament Greek, Cambridge University Press, Cambridge. 1965. Hal. 46.
66 Lihat Moo, di tafsiran Pillar, Davids, di tafsiran NIGT dan Richardson di tafsiran NAC. Ketiga tafsiran ini sangat berbobot.
67 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 277.
68 Perfek Aktif Imperatif.
69 Present Aktif Imperatif.
70 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 171.
71 Present Medium Indikatif.
72 Moo (Pillar), Hal. 83-84.
73 Aoris Medium Partisip. Attendant Circumstance Participle.
74 Suara Medium.
75 Aoris Medium Imperatif.
76 THEOLOGICAL DICTIONARY OF THE NEW TESTAMENTedited by Gerhard Kittel and Gerhard Friedrich translated by Geoffrey W. Bromiley.William B. Eerdmans Publishing Company Grand Rapids. Lihat kata prautes
77 Present Pasif Partisip.
78 Present Medium Imperatif.
79 Present Medium Partisip.
80 Present Aktif Indikatif.
81 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 220.
82 Aoris Aktif Indikatif.
83 Davids, P. H. The Epistle of James: a commentary on the Greek text, Grand Rapids, MI: Eerdmans. 1982. Hal. 98.
84 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 283.
85 Imperfek Aktif Indikatif.
86 Aoris Medium Partisip.
87 Friberg, Friberg dan Miller. Hal. 199.
88 Present Aktif Partisip.
89 Present Aktif Partisip.
90 Ibid. Hal. 254.
91 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 166.
92 Present Aktif Infinitif.
93 Present Aktif Imperatif.
94 Moo, D. J. James: An Introduction and Commentary. (Tyndale) Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1985. Jil. 16, Hal. 91.
95 A. T. Robertson. Lihat penjelasan di 2:2.
96 Present Aktif Indikatif.
97 Richardson, Hal. 109.
98 Aoris Aktif Subjunktif.
99 Moo (Pillar), Hal. 103.
100 Loh dan Hatton, Hal. 61.
101 Ibid, Hal. 61-62.
102 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 343.
103 Ibid, Hal. 162.
104 Loh dan Hatton, Hal. 63.
105 Berdiribersifat Aoris Aktif Imperatif. Tegas!
106 Moo (Pillar), Hal. 103.
107 Davids, Hal. 110.
108 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 110.
109 Aoris Aktif Imperatif.
110 Aoris Medium Indikatif.
111 Aoris Medium Indikatif.
112 Present Aktif Partisip.
113 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 217.
114 Present Aktif Indikatif.
115 Present Aktif Indikatif.
116 Present Aktif Indikatif.
117 Loh dan Hatton. Hal. 71
118 Aoris Pasif Partisip.
119 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 377.
120 Present Aktif Indikatif.
121 Richardson, Hal. 119-120.
122 Present Aktif Indikatif.
123 Present Aktif Indikatif.
124 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 171.
125 Present Medium Indikatif.
126 Ibid, Hal. 142.
127 Present Pasif Partisip.
128 Aoris Aktif Subjunktif.
129 Ibid, Hal. 379.
130 Ibid, Hal. 338.
131 Perfek Aktif Indikatif.
132 Lihat penjelasan di Apendiks
133 Perfek Aktif Indikatif.
134 Present Aktif Imperatif.
135 Present Aktif Partisip.
136 Ditolak (TB), sebenarnya berarti diskualifikasidan menyangkut pelayanan, jadi dia tidak takut masuk neraka, melainkan takut didapati tidak melayani sesuai persyaratan, sehingga dia kehilangan upah.
137 Richardson, Hal. 125.
138 Aoris Aktif Partisip.
139 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 218.
140 Present Medium Indikatif.
141 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 289.
142 Present Aktif Subjunktif.
143 Present Aktif Subjunktif.
144 A. T. Robertson. Lihat penjelasan di 2:14.
145 Present Aktif Subjunktif.
146 Present Medium Imperatif.
147 Present Aktif Subjunktif.
148 Present Aktif Indikatif.
149 Future Aktif Indikatif.
150 Present Aktif Indikatif.
151 Aoris Aktif Imperatif.
152 Future Aktif Indikatif.
153 Moo (Pillar), Hal. 130.
154 Present Aktif Indikatif.
155 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 228.
156 Present Aktif Indikatif.
157 Osborne, Hal. 2394.
158 Present Aktif Indikatif.
159 Imperfek Aktif Indikatif.
160 Ibid, Hal. 2394-2395.
161 Present Aktif Indikatif.
162 Richardson, Hal. 143.
163 Present Medium Imperatif.
164 Robertson. Lihat penjelasan di 3:1.
165 Davids, Hal. 136.
166 Perfek Aktif Partisip.
167 Future Medium Indikatif.
168 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 255-256.
169 Present Aktif Indikatif.
170 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 260.
171 Tasker, Hal. 74-75.
172 Richardson, Hal. 153.
173 Present Aktif Partisip.
174 Present Aktif Partisip.
175 Ibid, Hal 153.
176 Present Pasif Partisip.
177 Moo (Pillar), Hal. 160.
178 Present Aktif Indikatif.
179 Robertson. Penjelasan di 3:11.
180 Robertson, Lihat 3:13.
181 Terjemahan-terjemahan tidak menggunakan istilah yang persis sama, tetapi di LXX memang kata-kata ini yang dipakai.
182 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 353.
183 Ibid, Hal. 167.
184 Aoris Aktif Imperatif.
185 Ibid, Hal. 105.
186 Loh dan Hatton, Hal. 121.
187 Moo, Hal. 170.
188 Present Aktif Indikatif.
189 Davids, Hal. 151.
190 Present Medium Imperatif.
191 Friberg, Friberg dan Miller. Hal. 218.
192 Ibid, Hal. 414.
193 Ibid, Hal. 40.
194 Loh dan Hatton, Hal. 126.
195 Friberg, Friberg dan Miller. Hal. 33.
196 Kittel, Hal. 243.
197 Friberg, Friberg dan Miller. Hal. 180.
198 Ibid, Hal. 215-216.
199 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 321.
200 MacArthur, Hal. 1932.
201 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 189.
202 Present Medium Partisip.
203 Ibid, Hal. 257.
204 Present Aktif Indikatif.
205 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 185.
206 Present Aktif Indikatif.
207 Richardson, Hal. 178.
208 Perfek Aktif Indikatif.
209 Moo (Pillar), Hal. 187.
210 Present Aktif Indikatif.
211 Present Pasif Indikatif.
212 Present Aktif Indikatif.
213 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 166.
214 Moo (Pillar), Hal. 190.
215 Present Aktif Indikatif.
216 Present Medium Indikatif.
217 Kata eleeo yang biasanya diterjemahkan rahmat/belas kasihan. Kharis menyangkut pemberian/anugerah/kasih karunia.
218 Lihat penjelasan di Apendiks
219 Aoris Pasif Imperatif.
220 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 56.
221 Aoris Aktif Imperatif.
222 Ibid, Hal. 398.
223 Future Medium Indikatif.
224 Aoris Aktif Imperatif.
225 Moo, Hal. 193.
226 Tasker, Hal. 93-94
227 Future Aktif Indikatif.
228 Richardson, Hal. 186.
229 Aoris Aktif Imperatif.
230 Aoris Pasif Imperatif.
231 Aoris Pasif Imperatif.
232 Future Aktif Indikatif.
233 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 219.
234 Ibid, Hal. 273.
235 Present Pasif Partisip.
236 Tasker, Hal. 101.
237 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 33-34.
238 Present Aktif Partisip.
239 Lihat penjelasan di Apendiks
240 Present Medium Indikatif.
241 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 42.
242 Present Aktif Indikatif.
243 Perfek Aktif Partisip.
244 Present Aktif Partisip.
245 Aoris Aktif Indikatif.
246 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 280.
247 Present Aktif Partisip.
248 Present Medium Partisip.
249 Loh dan Hatton, Hal. 166-167.
250 Lihat penjelasan di Apendiks
251 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 205.
252 Spiros Zodhiates, Th.D. The CompleteWord StudyDictionaryNew Testament, AMG, 1993. Lihat kata Idou.
253 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 71.
254 Lihat penjelasan di Apendiks
255 Perfek Aktif Indikatif.
256 Richardson, Hal. 211.
257 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 353.
258 Richardson, Hal. 212-213.
259 Robertson. Penjelasan di 5:6.
260 Present Medium Indikatif.
261 Aoris Aktif Imperatif.
262 Richardson, Hal. 218.
263 Present Medium Indikatif.
264 Present Aktif Partisip.
265 Robertson. Lihat penjelasan di 5:7.
266 Aoris Aktif Imperatif.
267 Perfek Aktif Indikatif.
268 Present Aktif Imperatif.
269 Perfek Aktif Indikatif.
270 Aoris Aktif Imperatif.
271 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 213.
272 Ibid, Hal. 252.
273 Ibid, Hal. 322.
274 Aliran pembahasan terdapat di: Anthony Bird, Practice Makes Perfect, Publishing with a mission, 2009. Hal 200.
275 Bird, Hal 202. Lihat juga Robertson, penjelasan di 5:12.
276 Present Aktif Imperatif.
277 Present Aktif Imperatif.
278 Present Aktif Indikatif.
279 Present Medium Imperatif.
280 Present Aktif Imperatif.
281 Osbourne, Hal. 2399.
282 Aoris Medium Imperatif.
283 Aoris Medium Imperatif.
284 Aoris Aktif Partisip.
285 Future Aktif Indikatif.
286 Future Aktif Indikatif.
287 Present Aktif Subjunktif.
288 Perfek Aktif Partisip.
289 Future Pasif Indikatif.
290 Present Medium Imperatif.
291 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 182.
292 Present Medium Imperatif.
293 Ibid, Hal. 201.
294 Aoris Pasif Subjunktif.
295 Present Medium Partisip.
296 Aoris Pasif Subjunktif.
297 Present Aktif Imperatif.
298 MacArthur, Hal. 1935.
299 Lihat penjelasan di Apendiks
300 Richardson, Hal. 198.
301 Barclay M. Newman Jr. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012. Hal. Ix-x.