Teks -- 1 Korintus 9:5 (TB)

9:5 Tidakkah kami mempunyai hak untuk membawa seorang isteri Kristen, dalam perjalanan kami, seperti yang dilakukan rasul-rasul lain dan saudara-saudara Tuhan dan Kefas?

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)

Jerusalem: 1Kor 9:1-27

Dalam soal daging yang dipersembahkan kepada berhala itu kasih kepada sesama harus diutamakan dari kebebasan hati nurani sendiri. Paulus dalam bab ini memperlihatkan bagaimana karena kasihnya kepada sesama, manusia meninggalkan banyak hak yang diberikan kepadanya berkat tugasnya sebagai rasul.

Jerusalem: 1Kor 9:5 - seorang isteri Kristen

Harafiah: seorang saudara perempuan. Memanglah orang-orang Kristen saling menyebut "saudara-saudari", Para rasul yang beristeri (seperti Kefas ialah Petrus) biasanya menyerahkan urusan jasmaniah mereka kepada isterinya.

Ende: 1Kor 9:5 - Seorang saudari

ialah agaknja seorang wanita beriman jang mengurus keperluan hidup sehari-hari bagi para rasul. Baik ingatlah akan wanita-wanita jang biasa mengikuti Jesus guna melajaniNja dan muridNja, menurut Luk 8:2-5; Mat 27:55-56; Mar 15:40-41.

Ref. Silang FULL: 1Kor 9:5 - seorang isteri // dan saudara-saudara // dan Kefas

· seorang isteri: 1Kor 7:7,8

· dan saudara-saudara: Mat 12:46; [Lihat FULL. Mat 12:46]

· dan Kefas: 1Kor 1:12; [Lihat FULL. 1Kor 1:12]

Defender (ID): 1Kor 9:5 - seorang saudara perempuan, seorang istri

Walaupun Paulus merekomendasikan keadaan selibat sebagai sesuatu yang mendukung dedikasi penuh waktu untuk melayani Tuhan (1Ko 7:32, 1Ko 7:33), ia jelas mengenali bahwa menikah juga merupakan hal yang baik (1Ko 7:2, 1Ko 7:38), dan bahwa bahkan para rasul memiliki hak tersebut jika mereka memilih. Tidak ada persyaratan Alkitabiah untuk pendeta selibat. Petrus (sama dengan "Kefas"), misalnya, memiliki seorang istri (Mat 8:14).

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)

Gill (ID): 1Kor 9:5 - Apakah kita tidak mempunyai kuasa untuk membawa serta seorang saudara perempuan, seorang istri // serta rasul-rasul lainnya // Dan sebagai saudara-saudara Tuhan // dan Kefas

Apakah kita tidak mempunyai kuasa untuk membawa serta seorang saudara perempuan, seorang istri,.... Frasa "seorang saudara perempuan, seorang istri", adalah sebuah Hebraisme, dan merujuk pada אחתיכלה, "saudaraku, pasangan", Son 4:9. Orang Yahudi menyebut istri mereka sebagai saudara perempuan, bukan karena agama, yang juga bukan makna di sini; tetapi karena hubungan umum yang dianut laki-laki dan perempuan, seluruh umat manusia, satu sama lain, sebelum ada hubungan yang lebih dekat, seperti hubungan suami dan istri. Makna yang diberikan oleh pihak Katolik atas kata-kata ini, untuk melindungi agar tidak menjadi bukti tentang sahnya pernikahan para menteri Injil, tidak mungkin merupakan makna yang benar; yang mana adalah, bahwa itu harus dipahami sebagai seorang wanita kaya, atau wanita-wanita, yang mana para rasul memiliki kuasa untuk membawanya bersama mereka, untuk melayani dari harta mereka, dan menyediakan untuk mereka; karena makna semacam itu bertentangan langsung dengan pokok bahasan dan argumen yang dihadapi oleh rasul; yang mana adalah untuk menunjukkan hak yang dimiliki olehnya dan orang lain, untuk sepenuhnya mengandalkan gereja untuk nafkah; sementara ini adalah menciptakan cara untuk membebaskan gereja dari beban semacam itu; selain itu, tindakan "membawa", atau "mengantarkan", menggambarkan kuasa semacam itu atas mereka, yang tidak dapat dianggap sesuai dengan orang-orang yang memiliki substansi demikian; dan tindakan sukarela ini haruslah dilakukan, untuk pergi bersama mereka dan memenuhi kebutuhan mereka; ditambah dengan ini, bahwa bagi para rasul untuk membawa serta wanita, baik kaya atau miskin, yang bukan istri mereka, ke mana pun mereka pergi, tidak akan menjadi laporan yang baik, dan pasti akan merugikan karakter dan reputasi mereka: lebih lanjut, meskipun kata-kata ini dengan jelas mengimplikasikan sahnya pernikahan seorang menteri, dan mengandaikannya, namun tidak mengekspresikan tindakan itu sendiri, atau kesahihan masuk ke dalam keadaan semacam itu, tetapi lebih kepada apa yang menyusul setelahnya; dan makna yang dimaksud adalah bahwa rasul dan lainnya, menganggap mereka memiliki istri, dan bisa juga ditambahkan, dan anak-anak, memiliki hak untuk membawa ini bersama mereka ke mana pun mereka pergi, dan menuntut pemeliharaan mereka, serta pemeliharaan diri mereka, dengan biaya publik:

serta rasul-rasul lainnya; yang tampaknya melakukan hal yang sama, yaitu mereka yang memiliki istri dan keluarga, seperti Filipus sang Evangelis yang memiliki empat putri, Act 21:8.

Dan sebagai saudara-saudara Tuhan: yang tampaknya adalah orang-orang yang sudah menikah, dan menggunakan metode demikian; yang dimaksud adalah Yakobus, Yoses, Yudas, dan Simon; yang merupakan kerabat dekat Kristus, yang biasanya disebut sebagai saudara oleh orang Yahudi:

dan Kefas; yaitu, Petrus, yang dipastikan memiliki istri; lihat Mat 8:14 dan oleh karena itu sangat tidak pantas jika paus, yang mengklaim sebagai penerus Petrus, melarang pernikahan orang-orang gerejawi.