Teks -- 2 Samuel 16:23 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> 2Sam 9:1--20:22; 2Sam 13:1--20:22
Jerusalem: 2Sam 9:1--20:22 - -- Bab 9-20 yang diteruskan dalam 1Ra 1-2 berasal dari sebuah kisah indah yang dipakai oleh penyusun kitab Samuel dengan tidak banyak mengolahnya. Nubuat...
Bab 9-20 yang diteruskan dalam 1Ra 1-2 berasal dari sebuah kisah indah yang dipakai oleh penyusun kitab Samuel dengan tidak banyak mengolahnya. Nubuat Natan, bab 7, barangkali berperan sebagai kata pendahuluan kisah itu. Diceriterakan bagaimana jabatan raja dari Daud beralih kepada Salomo, meskipun masih ada keturunan Saul, yaitu Meribaal, bab 9 dan meskipun ada perlawanan dari pihak Seba, bab 20 dan kendati hal ihwal keluarga raja yang menyedihkan, yakni: zinah Daud dengan Batsyeba dan kelahiran Salomo, bab 10-12, pembunuhan atas diri Amnon, bab 13, pemberontakan Absalom, bab 15-18, dan persekongkolan Adonia, 1Ra 1-2.
Jerusalem: 2Sam 13:1--20:22 - -- Dalam drama keluarga Daud ini Absalomlah yang menjadi pelaku utama. Ia membunuh kakaknya, Amnon dan memberontak terhadap ayahnya. Drama keluarga itupu...
Dalam drama keluarga Daud ini Absalomlah yang menjadi pelaku utama. Ia membunuh kakaknya, Amnon dan memberontak terhadap ayahnya. Drama keluarga itupun menyebabkan serangkaian kemelut politik yang memperlihatkan keterangan yang ada dalam kerajaan Daud dan yang membahayakan masa depan kerajaan itu.
Ref. Silang FULL -> 2Sam 16:23
Ref. Silang FULL: 2Sam 16:23 - itu nasihat // oleh Daud · itu nasihat: 2Sam 17:14,23
· oleh Daud: 2Sam 15:12; 2Sam 15:12
· itu nasihat: 2Sam 17:14,23
· oleh Daud: 2Sam 15:12; [Lihat FULL. 2Sam 15:12]
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 2Sam 16:15-23
Matthew Henry: 2Sam 16:15-23 - Husai Menipu Absalom; Nasihat Jahat Ahitofel Husai Menipu Absalom; Nasihat Jahat Ahitofel (16:15-23)
Absalom mendapat kabar yang disampaikan kepadanya dengan cepat oleh beberapa temannya di Ye...
Husai Menipu Absalom; Nasihat Jahat Ahitofel (16:15-23)
- Absalom mendapat kabar yang disampaikan kepadanya dengan cepat oleh beberapa temannya di Yerusalem, bahwa Daud telah menyingkir, dan betapa dengan sedikit pengikut ia pergi. Dengan demikian keadaan sudah aman, dan Absalom dapat mengambil alih Yerusalem kapan saja ia mau. Pintu-pintu gerbang terbuka, dan tidak ada seorang pun yang maju menentangnya. Oleh sebab itu, ia pun masuk tanpa menunda-nunda waktu (ay. 15). Tidak diragukan lagi bahwa ia sangat berbesar hati atas keberhasilan yang pertama ini, dan bahwa, ketika merancang rencananya, apa yang mungkin ia khawatirkan akan menjadi kesulitan terbesar, ternyata begitu mudah diatasi dengan tuntas. Karena sekarang ia menjadi penguasa Yerusalem, ia menyimpulkan bahwa semua adalah miliknya, dan seluruh negeri tentu akan mengikutinya. Allah membiarkan orang-orang jahat berhasil melaksanakan rencana mereka yang jahat untuk sementara waktu, bahkan melebihi harapan mereka, supaya kekecewaan mereka kelak akan semakin menyakitkan dan memalukan. Tokoh-tokoh pemerintahan yang paling ternama pada masa itu adalah Ahitofel dan Husai. Ahitofel dibawa Absalom ke Yerusalem bersamanya (ay. 15), sedangkan Husai menemui Absalom di sana (ay. 16). Dengan demikian, Absalom tidak bisa tidak pasti berpikir bahwa ia akan berhasil, sebab ia memiliki kedua orang ini sebagai penasihatnya. Merekalah yang diandalkannya, dan ia tidak meminta petunjuk kepada tabut Allah, meskipun tabut itu ada bersamanya. Tetapi mereka berdua itu sungguh penasihat yang menyedihkan. Sebab,
- I. Husai tidak akan pernah menasihatinya untuk bertindak bijaksana. Sebenarnya Husai adalah musuhnya, dan berencana untuk mengkhianatinya, sementara ia berpura-pura mendukung kepentingannya. Dengan demikian, di sekeliling Absalom tidak ada orang yang lebih berbahaya daripada Husai.
- 1. Husai mengucapkan selamat kepada Absalom ketika ia naik takhta, seolah-olah Husai sangat puas dengan sebutan raja bagi Absalom, dan sangat senang bahwa ia telah menduduki takhta (ay. 16). Betapa orang-orang yang memerintah dengan hikmat duniawi tergoda untuk menggunakan segala tipu daya! Betapa bahagia orang-orang yang tidak mengenal seluk-beluk Iblis ini, tetapi yang hidup di dunia ini dengan dikuasai oleh ketulusan dan kemurnian dari Allah.
- 2. Absalom terkejut mendapati Husai berpihak kepadanya, sebab Husai dikenal sebagai sahabat dekat Daud dan orang kepercayaannya. Absalom bertanya kepada Husai, inikah kesetiaanmu kepada sahabatmu? (ay. 17), sambil menghibur diri dengan pemikiran berikut, bahwa semuanya akan menjadi miliknya, sebab sekarang Husai menjadi miliknya. Absalom tidak meragukan ketulusan Husai, tetapi dengan mudah percaya bahwa apa yang diharapkannya memang benar adanya, bahwa sahabat-sahabat terdekat Daud begitu senang kepada dirinya sehingga mengambil kesempatan pertama untuk menyampaikan dukungan kepadanya. Meskipun demikian, keangkuhan hatinya telah memperdayakannya (Ob. 1:3).
- 3. Husai meneguhkan kepercayaan Absalom bahwa ia mendukung Absalom dengan sepenuh hati. Sebab, meskipun Daud adalah sahabatnya, namun rajalah yang memiliki dirinya (ay. 18). Siapa yang dipilih rakyat, dan yang kepadanya Penyelenggaraan Allah tersenyum, kepadanyalah Husai akan setia. Dan ia akan memperhambakan diri kepada penerus raja (ay. 19), sang matahari terbit. Memang benar bahwa Husai mengasihi ayah Absalom, tetapi masa pemerintahan ayahnya itu sudah habis, dan telah berlalu. Lalu mengapa ia tidak boleh mengasihi penerusnya juga? Demikianlah Husai berpura-pura memberikan alasan bagi keputusan yang sesungguhnya membuatnya jijik dengan memikirkannya.
- II. Ahitofel menasihati Absalom untuk berbuat keji, dan dengan demikian berhasil mengkhianatinya sama seperti orang yang sengaja berbohong kepadanya. Sebab mereka yang menganjurkan orang untuk berbuat dosa, pasti menasihati orang itu supaya mengalami celaka. Dan pemerintahan yang didirikan di atas dosa, didirikan di atas pasir.
- 1. Tampaknya Ahitofel terkenal sebagai tokoh pemerintahan yang berpikiran mendalam. Nasihatnya dianggap sebagai petunjuk yang diminta dari Allah (ay. 23). Ia mempunyai nama yang begitu baik untuk ketajaman dan kebijaksanaan dalam urusan-urusan yang menyangkut orang banyak. Ia mampu menjangkau begitu jauh melampaui penasihat-penasihat pribadi lain. Alasan-alasan yang dia berikan menyangkut nasihatnya begitu meyakinkan, dan rencana-rencananya pada umumnya begitu berhasil, hingga semua orang, yang baik maupun yang buruk, baik Daud maupun Absalom, sangat menghormati pandangan-pandangannya, malah sejauh ini terlalu berlebihan, ketika mereka menganggap dia sebagai petunjuk dari Allah. Masakan kebijaksanaan manusia yang fana dapat dibandingkan dengan Dia yang satu-satunya mempunyai hikmat sejati? Marilah kita amati dari penjelasan tentang kemasyhuran Ahitofel dalam mengambil kebijakan,
- (1) Bahwa banyak orang yang unggul dalam hikmat duniawi, namun sama sekali kekurangan anugerah sorgawi, sebab orang-orang yang mengangkat diri sebagai petunjuk Allah, justru cenderung memandang rendah petunjuk Allah. Apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah. Dan para pemuka negeri yang terhebat sekalipun jarang merupakan orang-orang yang paling kudus.
- (2) Bahwa kerap kali tokoh-tokoh pemerintahan yang terhebat bertindak teramat bodoh bagi diri mereka sendiri. Ahitofel diserukan sebagai orang yang menyampaikan petunjuk Allah, namun dengan sangat tidak bijak berpihak kepada Absalom, yang bukan saja seorang perebut kekuasaan, melainkan juga orang muda yang gegabah, yang sepertinya tidak akan pernah menghasilkan sesuatu yang baik. Kejatuhannya, dan kejatuhan semua orang yang mengikutinya, sudah dapat dilihat oleh siapa saja, bahkan dengan sepersepuluh kebijakan yang diaku-aku dimiliki Ahitofel. Bagaimanapun juga, kejujuran adalah kebijakan terbaik, dan akan didapati demikian pada akhirnya. Akan tetapi,
- 2. Kebijakan Ahitofel dalam perkara ini menggagalkan tujuannya sendiri. Amatilah,
- (1) Nasihat jahat yang diberikan Ahitofel kepada Absalom. Karena tahu bahwa Daud telah meninggalkan para gundiknya untuk mengurus istana, Ahitofel menyarankan agar Absalom menghampiri gundik-gundik ayahnya (ay. 21), suatu tindakan yang sangat jahat. Hukum ilahi telah menjadikan tindakan itu sebagai kejahatan yang diganjar hukuman mati (Im. 20:11). Rasul Paulus menyebutnya sebagai kekejian yang tidak terdapat sekalipun di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah (1Kor. 5:1). Ruben kehilangan hak kesulungannya akibat perbuatan seperti itu. Tetapi Ahitofel menyarankannya kepada Absalom sebagai sesuatu yang harus dilakukan di muka umum, karena hal itu akan meyakinkan seluruh umat Israel,
- [1] Bahwa Absalom bersungguh-sungguh dalam segala tuntutannya. Tidak diragukan lagi bahwa ia telah bertekad menjadikan dirinya penguasa atas segala sesuatu yang dimiliki pendahulunya, ketika ia memulai dengan menghampiri gundik-gundiknya.
- [2] Bahwa ia bertekad untuk tidak pernah berdamai dengan ayahnya dengan persyaratan apa pun. Sebab dengan perbuatan ini, ia hendak membuat dirinya begitu dibenci ayahnya hingga ayahnya tidak akan pernah mau diperdamaikan dengan dirinya, yang mungkin diinginkan oleh rakyat, dan bahwa gundik-gundik itu harus dikorbankan untuk perdamaian itu. Setelah menghunus pedang, Absalom kemudian, dengan tindakan yang menyulut amarah ini, membuang sarung pedang itu. Dan dengan demikian memperkuat tangan kelompoknya dan membuat mereka tetap teguh berpihak kepadanya. Inilah kebijakan Ahitofel yang terkutuk, yang menunjukkan bahwa ia lebih merupakan sabda Iblis daripada sabda Allah.
- (2) Kesediaan Absalom untuk mengikuti nasihat ini. Nasihat itu sepenuhnya cocok dengan pikirannya yang cabul dan keji, dan tanpa menunda-nunda waktu ia pun segera melaksanakannya (ay. 22). Ketika pemberontakan yang tidak wajar adalah sandiwara yang dipentaskan, maka adegan pembuka apa yang lebih sesuai untuknya daripada hawa nafsu yang tidak wajar seperti itu? Demikianlah semua kefasikan Absalom serupa satu sama lain, dan hati nurani yang belum mati rasa tidak dapat membayangkannya tanpa rasa ngeri yang sejadi-jadinya. Bahkan, yang dinasihati bertindak melebihi saran penasihatnya. Ahitofel menyarankan Absalom untuk melakukan hal itu, supaya seluruh Israel melihatnya. Sesuai dengan nasihat itu, dibentangkanlah kemah di atas sotoh istana untuk tujuan tersebut. Dengan begitu kurang ajar Absalom mempertontonkan dosanya seperti yang dilakukan orang Sodom. Namun, dalam hal ini, firman Allah digenapi dalam arti yang sebenar-benarnya. Melalui Natan, Allah telah mengancam bahwa akibat menodai Batsyeba, istri-istri Daud sendiri akan dicemari di depan umum (12:11-12). Sebagian penafsir berpendapat bahwa dengan menyarankan perbuatan itu, Ahitofel berencana membalas dendam kepada Daud atas kejahatan yang telah dilakukannya terhadap Batsyeba, yang merupakan cucunya. Sebab Batsyeba adalah anak perempuan Eliam (11:3), yang adalah anak Ahitofel (23:34). Ayub menyebut hal ini sebagai hukuman yang adil bagi perzinahan, biarlah isteriku menggiling bagi orang lain (Ayb. 31:9-10), dan demikian pula yang dikatakan nabi Hosea (Hos. 4:13-14). Saya tidak tahu harus berkata apa tentang para gundik yang tunduk pada kejahatan ini. Akan tetapi, sekalipun Absalom dan gundik-gundik itu tidak berbuat benar, kita harus berkata, TUHAN itu yang benar. Dan tidak ada satu pun dari firman-Nya yang dibiarkan gugur.
SH: 2Sam 16:15-23 - Terjebak kelicikan sendiri (Minggu, 05 Juli 1998) Terjebak kelicikan sendiri
Ketika Absalom menguji kesetiaan Husai yang dianggap telah mengkhianati Daud dan memihak dirinya (ayat 17), malah dia send...
Terjebak kelicikan sendiri
Ketika Absalom menguji kesetiaan Husai yang dianggap telah mengkhianati Daud dan memihak dirinya (ayat 17), malah dia sendiri terperangkap oleh logikanya! Mendengar alasan Husai, Absalom dapat menerimanya menjadi salah seorang anggota team penasihatnya yang justru memang telah direncanakan oleh Daud (bdk.
Nasihat yang menjerumuskan. Adalah kebiasaan yang lazim bahwa para pemimpin membutuhkan para penasihat. Ahitofel yang telah menjadi penasihat Daud, kini dipercaya menjadi penasihat Absalom. Bila Daud begitu mempercayai nasihat Ahitofel, demikian jugalah Absalom (ayat 23). Tetapi nasihat Ahitofel kali ini ternyata menyesatkan. Mana mungkin Allah menyuruh seseorang untuk mencabuli wanita, bukan hanya seorang; dan celakanya, gundik-gundik ayahnya! Waspadalah terhadap nasihat atau pun petunjuk yang bertentangan dengan Firman Allah sekalipun dikemas secara rohani.
Sikap waspada. Zaman sekarang ini tidak sedikit kita jumpai nasihat-nasihat yang mengatasnamakan Allah demi untuk memenuhi kepuasan diri dan ambisi pribadi. Orang-orang yang melakukan itu tidak saja menyesatkan banyak orang, tetapi lebih dari itu mereka mempermalukan Allah dan mengundang murka-Nya! Tidak pernah Allah memerintahkan umat-Nya melakukan hal yang tidak dikehendaki-Nya. Sekarang ini banyak nasihat-nasihat keprihatinan, kepedulian yang terselubung dalam tempat konsultasi dan dikemas dengan nilai-nilai rohani. Segala cara dihalalkan. Tidak peduli nasihat itu menjurumuskan, yang penting mendatangkan keuntungan pribadi dan kepuasan diri.
Renungkan: Persiapkanlah akal budi kita, waspadalah, dan jadilah anak-anak Allah yang takut akan Tuhan!
Doa: Tuhan, Engkaulah Penasihat ajaib dalam hidupku, arahkanlah aku, ya Tuhan.
SH: 2Sam 16:15--17:14 - Allah yang mengatur (Rabu, 6 Oktober 2010) Allah yang mengatur
Masih ingat kolaborasi Daud dan Husai dalam merancang strategi untuk menghadapi Absalom? Waktu itu Daud baru tahu bahwa Ahitofel ...
Allah yang mengatur
Masih ingat kolaborasi Daud dan Husai dalam merancang strategi untuk menghadapi Absalom? Waktu itu Daud baru tahu bahwa Ahitofel bergabung dengan komplotan Absalom. Lalu meminta agar Tuhan menggagalkan nasihat Ahitofel kepada Absalom (2Sam. 15:31-37).
Dalam kisah ini, terlihat bagaimana Husai mulai terlibat dalam kancah diskusi tentang strategi berikut yang harus dilakukan Absalom untuk mengukuhkan kedudukannya. Walaupun sebelumnya Absalom sempat mencurigai kehadiran Husai (16:16-17). Mulanya Absalom menanyakan ide Ahitofel mengenai langkah yang harus dia ambil (16:20). Dua ide diajukan oleh Ahitofel. Ide pertama disetujui dan kemudian dilakukan oleh Absalom (16:21-22). Lalu Ahitofel mengajukan ide kedua (17:1-3). Ide ini disetujui Absalom dan tua-tua Israel (17:4). Namun Absalom masih merasa perlu untuk menanyakan pertimbangan Husai (17:5-6). Husai tidak menyia-nyiakan kesempatan baik itu. Maka dia mengusulkan sebuah strategi (17:8-13). Disini Husai memainkan perannya agar nasihat Ahitofel tidak diikuti Absalom, sebab akan membahayakan posisi Daud. Ternyata Tuhan bekerja dan menjawab doa Daud (17:14). Menurut mereka strategi Husai lebih baik daripada usulan Ahitofel. Maka ide Ahitofel pun ditolak!
Nyata benar pengaturan dan kedaulatan Tuhan. Strategi yang diuraikan oleh Ahitofel sebenarnya lebih baik (17:14). Namun tindakan Absalom terhadap Daud, orang yang diurapi Allah, sungguh tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Maka doa Daud didengar oleh Tuhan. Takhta Israel memang milik Allah, maka Dialah yang berkuasa untuk memilih siapa orang yang akan duduk di takhta itu.
Kisah ini menyadarkan kita bahwa tidak ada seorang pun yang berkuasa atas hidup dan mati orang lain. Bila kita hidup benar di hadapan Allah, maka Allah akan berkenan atas kita. Dan kita pun akan tinggal dalam sejahtera dalam pemeliharaan-Nya, meskipun ada orang-orang yang bermaksud buruk terhadap kita.
SH: 2Sam 16:15--17:14 - Sesuai kehendak Tuhan (Kamis, 3 Juli 2014) Sesuai kehendak Tuhan
Betapapun manusia merencanakan sesuatu, pada akhirnya kehendak Tuhan yang terjadi. Ahitofel, penasihat yang tidak pernah gagal,...
Sesuai kehendak Tuhan
Betapapun manusia merencanakan sesuatu, pada akhirnya kehendak Tuhan yang terjadi. Ahitofel, penasihat yang tidak pernah gagal, yang nasihatnya dilihat sebagai petunjuk dari Allah sendiri (16:23), telah berpihak pada Absalom. Wajar Daud menjadi takut karena jika nasihat Ahitofel dijalankan Absalom, ia akan hancur, sehingga ia berdoa supaya Tuhan menggagalkan rencana Ahitofel (15:31). Tuhan ada di balik pengiriman Husai oleh Daud untuk menggagalkan rencana Ahitofel (15:32-34).
Nasihat Ahitofel jitu sekali sekaligus jahat. Pertama, agar Absalom meniduri gundik-gundik ayahnya, sehingga ia tambah dibenci ayahnya (16:21). Ini akan menambah semangat pengikut Absalom untuk menghancurkan Daud. Kedua, mumpung Daud dalam pelarian, harus segera dikejar dan dihancurkan, sebelum sempat menyusun kekuatan dan strategi untuk melawan balik. Hanya Daud yang dibunuh. Ini agar jangan mengurangi simpati dari rakyat (17:1-4).
Nasihat Husai bertolak belakang dengan yang diusulkan Ahitofel (17:7).Husai mematahkan argumen Ahitofel (17:8-10). Menurut Husai kondisi kepepet Daud bisa membuatnya nekat. Menghadapi orang nekat itu berbahaya. Pasukan Absalom bisa kehilangan keyakinan kalau sampai kalah. Nasihat Husai bertujuan melemahkan motivasi pasukan Absalom. Saran Husai untuk menghimpun semua kekuatan agar dapat sekali pukul menghancurkan Daud dan pasukannya (17:11-13) sebenarnya bertujuan mengulur-ulur waktu, agar Daud sempat menghimpun kekuatan.
Absalom akhirnya memilih menerima nasihat Husai. Hal ini mungkin karena nasihat Husai selain cukup masuk akal, juga kelihatan lebih luar biasa hasilnya, yaitu seluruh pasukan Daud hancur. Kesombongan Absalomlah yang disentuh. Kita tahu, alasan utama ditolaknya nasihat Ahitofel ialah kedaulatan Allah (7:14).
Jangan khawatir dengan kelihaian dan kelicikan musuh untuk memperdaya umat Tuhan. Kita memiliki Tuhan yang berdaulat! Hikmat-Nya akan memampukan kita berdiri teguh menghadapi lawan iman kita, dan tetap setia melayani-Nya.
SH: 2Sam 16:15--17:14 - Pengaturan Ilahi (Minggu, 16 Februari 2020) Pengaturan Ilahi
Absalom telah menduduki Yerusalem. Ia belum berkuasa selama Raja Daud masih hidup. Ia meminta nasihat Ahitofel. Ahitofel memberinya ...
Pengaturan Ilahi
Absalom telah menduduki Yerusalem. Ia belum berkuasa selama Raja Daud masih hidup. Ia meminta nasihat Ahitofel. Ahitofel memberinya dua nasihat. Bila Absalom melaksanakan keduanya, ia akan sukses mengambil alih kerajaan ayahnya. Nasihat pertama, Absalom mengambil semua gundik ayahnya untuk memamerkan kekuasaannya. Kedua, Absalom segera menyerang Daud ketika ia lemah. Kala itu Daud dan rombongannya mengalami kelelahan fisik dan mental.
Absalom memanggil Husai, penasihat kerajaan sekaligus sahabat ayahnya. Dan ia meminta pendapatnya tentang nasihat Ahitofel yang kedua. Husai adalah orang kepercayaan Daud yang mempunyai misi menggagalkan nasihat Ahitofel. Setelah mendengar nasihat jitu Ahitofel, Husai menyampaikan nasihat yang terdengar meyakinkan (berdasarkan fakta), namun sesungguhnya merugikan Absalom. Ia menyarankan supaya Absalom mengumpulkan seluruh pasukannya dari Dan sampai Bersyeba supaya serangan itu berhasil. Sesungguhnya, Husai hendak mengulur waktu supaya Daud bisa diberi tahu tentang penyerangan itu dan punya cukup waktu untuk mengumpulkan pasukannya. Dan Absalom memilih mengikuti nasihat Husai.
Daud berdoa supaya Tuhan menggagalkan nasihat Ahitofel (2Sam. 15:31). Tuhan mengabulkannya lewat Husai. Campur tangan Tuhan bertemu dengan usaha manusia dan membuahkan hasil yang menyelamatkan. Itulah rahasia pengaturan Ilahi. Hidup ini tampaknya kacau. Banyak peristiwa yang sepertinya terjadi secara acak dan di luar kendali, seperti jatuh sakit, tertimpa musibah, dijahati orang, bertemu orang asing, melakukan kesalahan, jatuh dalam dosa, mendapat rejeki tiba-tiba, dan sebagainya. Di balik semua itu, Tuhan turut berkarya demi kebaikan kita. Marilah kita terus belajar supaya semakin peka dan mahir memadukan usaha manusia dengan rahmat-Nya secara seimbang.
Doa: Ampuni kami yang terus berusaha saat harus bersandar dan menyerah pada saat seharusnya berupaya. [WTH]
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab) Penulis : Tidak dikenal
Tema : Pemerintahan Daud
Tanggal Penulisan: Akhir abad ke-10 SM
Latar Belakang
Karena Kitab 1 dan 2 Sa...
Penulis : Tidak dikenal
Tema : Pemerintahan Daud
Tanggal Penulisan: Akhir abad ke-10 SM
Latar Belakang
Karena Kitab 1 dan 2 Samuel pada mulanya menjadi satu kitab dalam PL Ibrani, latar belakang 2 Samuel dibahas secara lebih terinci pada permulaan 1 Samuel (Lihat "PENDAHULUAN 1SAMUEL" 08037). Perlu diperhatikan di sini bahwa jikalau 1 Samuel meliputi sejarah selama hampir satu abad, dari kelahiran Samuel hingga kematian Saul (sekitar tahun 1105-1010 SM), maka 2 Samuel hanya mencatat pemerintahan Daud, suatu masa yang lamanya 40 tahun (sekitar 1010-970 SM).
Tujuan
2 Samuel melanjutkan sejarah yang bersifat nubuat dari sifat teokratis kerajaan Israel. Kitab ini secara mendalam mengilustrasikan dari kehidupan pribadi dan pemerintahan Daud syarat-syarat perjanjian sebagaimana dikemukakan Musa dalam kitab Ulangan: ketaatan pada perjanjian menghasilkan berkat-berkat Allah; pengabaian hukum Allah mengakibatkan kutukan dan hukuman (lih. Ul 27:1--30:20).
Survai
Catatan lengkap dari kehidupan Daud terbentang dari 1Sam 16:1 hingga 1Raj 2:11. 2 Samuel dimulai dengan kematian Saul dan pengurapan Daud di Hebron sebagai raja atas Yehuda selama tujuh setengah tahun (pasal 1-4; 2Sam 1:1--4:12). Sisa kitab ini memusatkan perhatian pada 33 tahun berikutnya dalam kehidupan Daud sebagai raja seluruh Israel di Yerusalem (pasal 5-24; 2Sam 5:1--24:25). Titik peralihan dari kitab ini dan juga dari kehidupan Daud ialah perzinaannya dengan Batsyeba dan pembunuhan Uria (pasal 11; 2Sam 11:1-27). Sebelum lembaran gelap ini, Daud melambangkan sebagian besar cita-cita seorang raja teokratis. Di bawah perkenan, hikmat, dan pengurapan Allah, Daud
- (1) merebut Yerusalem dari suku Yebus dan menjadikannya ibu kota Israel (pasal 5; 2Sam 5:1-25),
- (2) membawa kembali tabut perjanjian ke Yerusalem di tengah-tengah sukacita dan perayaan yang besar (pasal 6; 2Sam 6:1-23), dan
- (3) menaklukkan musuh-musuh Israel, dimulai dengan bangsa Filistin (pasal 8-10; 2Sam 8:1--10:27); lalu "makin lama makin besarlah kuasa Daud, sebab Tuhan, Allah semesta alam, menyertainya" (2Sam 5:10). Kepemimpinannya yang kuat menarik banyak "orang perkasa" dan membangkitkan kesetiaan yang mendalam. Daud sadar bahwa Allah telah menempatkan dirinya sebagai raja atas Israel, dan dengan terus terang ia mengakui kepemimpinan Allah atas dirinya dan bangsa Israel. Allah berjanji melalui nubuat bahwa seorang keturunan Daud akan duduk di takhtanya, yang akan menggenapi secara sempurna peranan seorang raja teokratis (2Sam 7:12-17; bd. Yes 9:5-6; Yes 11:1-5; Yer 23:5-6; Yer 33:14-16).
Akan tetapi, setelah dosa perzinaan dan pembunuhan tragis yang dilakukan oleh Daud, maka kehancuran dan pemberontakan moral melanda keluarganya (pasal 12-17; 2Sam 12:1--17:29) dan seluruh bangsa itu (pasal 18-20; 2Sam 18:1--20:26); berkat nasional yang demikian besar diubah menjadi hukuman nasional. Sekalipun Daud dengan sungguh-sungguh bertobat dan mengalami rahmat pengampunan Allah (2Sam 12:13; bd. Mazm 51:1-21), akibat-akibat pelanggarannya itu terus berlanjut hingga akhir hidupnya bahkan hingga sesudah itu (bd. 2Sam 12:7-12). Sekalipun demikian, Allah tidak menolak Daud sebagai raja, sebagaimana Dia menolak Saul (bd. 1Sam 15:23). Sesungguhnya, hati Daud yang merindukan Allah (lih. mazmur-mazmur gubahannya), dan kebenciannya akan segala bentuk penyembahan berhala menjadikannya teladan dan tolok ukur bagi semua raja Israel yang kemudian (bd. 2Raj 18:3; 2Raj 22:2). 2 Samuel diakhiri dengan pembelian tempat pengirikan Arauna oleh Daud yang kemudian menjadi tempat didirikannya Bait Suci (2Sam 24:18-25).
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai 2 Samuel.
- (1) 2 Samuel mencatat peristiwa-peristiwa penting dalam pemerintahan Daud selama 40 tahun, termasuk perebutan Yerusalem dari suku Yebus dan penetapannya sebagai pusat politik dan keagamaan Israel. Hidupnya ada di tengah-tengah kurun waktu kehidupan Abraham dengan Yesus Kristus.
- (2) Titik pusat kitab ini (pasal 11; 2Sam 11:1-27) yang sangat penting mencatat dosa Daud yang tragis yang melibatkan Batsyeba dan suaminya Uria. Nabi yang mencatat sejarah kitab ini menekankan bahwa sekalipun perzinaan dan pembunuhan oleh Daud telah dilakukan dengan diam-diam, dosa itu dihukum secara terang-terangan oleh Allah pada setiap tingkatan kehidupan Daud -- pribadi, keluarga, dan nasional.
- (3) Hal ini menyatakan sebuah prinsip kepemimpinan yang penting dan abadi dalam kerajaan Allah: makin besar perkenan dan urapan Allah atas hidup sang pemimpin, makin besar pula hukuman Allah apabila ia melanggar kepercayaan Allah dengan melakukan pelanggaran moral atau etis. Sekalipun di dalam Alkitab Daud dipuji sebagai orang yang berkenan kepada hati Allah, perkenan Allah berubah menjadi hukuman dan berkat-berkat-Nya berubah menjadi kutukan setelah Daud berbuat dosa, sebagaimana tercantum dalam peringatan Musa kepada Israel (bd. Ul 28:1-31).
- (4) Pasal-pasal yang menggambarkan dampak-dampak beriak yang terus-menerus dari dosa atas keluarga dan seluruh negeri itu (pasal 12-21; 2Sam 12:1--21:22) menunjukkan betapa terikatnya kesejahteraan seluruh bangsa dengan keadaan rohani dan moral pemimpinnya.
- (5) Kitab ini menyoroti pelajaran moral abadi bahwa keberhasilan dan kemakmuran sering mendatangkan kelemahan moral, yang akhirnya menimbulkan kegagalan moral. Kehidupan dan pemerintahan Daud yang mengagumkan secara tragis tercemar dengan perzinaan dan pembunuhan ketika ia mencapai puncak keberhasilan dan kuasa sebagai raja.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Pemerintahan Daud sebagai raja dalam pasal 1-10 (2Sam 1:1--10:19) melambangkan Raja Mesias. Penetapan Yerusalem sebagai kota kudus, karunia pemberian Allah akan perjanjian Daud, dan penerimaannya akan janji nubuat bahwa kerajaannya akan menjadi kerajaan kekal, semua menunjuk ke depan kepada "Anak Daud" terakhir, Yesus Kristus, dan kerajaan-Nya yang sekarang dan yang akan datang sebagaimana dinyatakan dalam PB (bd. Yes 9:7; Mat 21:9; Mat 22:45; Luk 1:32-33). Untuk keterangan selanjutnya tentang penerapan PB sehubungan dengan Daud Lihat "PENDAHULUAN 1SAMUEL" 08037.
Full Life: 2 Samuel (Garis Besar) Garis Besar
I. Keberhasilan Daud yang Luar Biasa Sebagai Raja
(2Sam 1:1-10:19)
A. Keberhasilan Politik Daud
...
Garis Besar
- I. Keberhasilan Daud yang Luar Biasa Sebagai Raja
(2Sam 1:1-10:19) - A. Keberhasilan Politik Daud
(2Sam 1:1-5:25) - 1. Daud Meratapi Wafatnya Saul dan Yonatan
(2Sam 1:1-27) - 2. Tahun-Tahun Daud Menjadi Raja Yehuda
(2Sam 2:1-4:12) - 3. Daud Dinobatkan Raja atas Seluruh Israel
(2Sam 5:1-5) - 4. Daud Menaklukkan Yerusalem dan Menjadikannya Pusat Pemerintahan
(2Sam 5:6-10) - 5. Daud Meluaskan Kerajaan
(2Sam 5:11-25) - B. Keberhasilan Rohani Daud
(2Sam 6:1-7:29) - 1. Daud Menetapkan Yerusalem Sebagai Pusat Keagamaan
(2Sam 6:1-23) - 2. Daud Ingin Mendirikan Rumah untuk Allah
(2Sam 7:1-3) - 3. Perjanjian Allah dengan Daud
(2Sam 7:4-17) - 4. Tanggapan Daud
(2Sam 7:18-29) - C. Keberhasilan Militer Daud
(2Sam 8:1-10:19) - 1. Berbagai Kemenangan Daud atas Orang Filistin, Moab, Zoba, Aram,
dan Edom (2Sam 8:1-12) - 2. Pemerintahan Daud yang Adil di Yerusalem
(2Sam 8:13-9:13) - 3. Kemenangan Daud atas Bangsa Amon
(2Sam 10:1-19) - II. Pelanggaran Daud yang Memalukan Sebagai Raja
(2Sam 11:1-12:14) - A. Perzinaan Daud dengan Batsyeba
(2Sam 11:1-5) - B. Pembunuhan Uria oleh Daud dan Usaha untuk Menyembunyikan Perbuatannya
(2Sam 11:6-27) - C. Kesalahan dan Hukuman Daud Dinyatakan oleh Nabi Natan
(2Sam 12:1-14) - III.Tahun-Tahun Daud Menuai Akibat-Akibat Dosa
(2Sam 12:15-20:26) - A. Hukuman atas Rumah Tangga Daud: Kebejatan dan Kematian
(2Sam 12:15-15:6) - 1. Kematian Anak Perzinaannya
(2Sam 12:15-25) - 2. Kesetiaan Yoab
(2Sam 12:26-31) - 3. Amnon Memperkosa Tamar, Adik Tirinya
(2Sam 13:1-20) - 4. Absalom Membunuh Amnon Sebagai Balas Dendam
(2Sam 13:21-36) - 5. Pelarian, Kepulangan, dan Penipuan Absalom
(2Sam 13:37-15:6) - B. Hukuman atas Kerajaan Daud: Pemberontakan dan Pembunuhan
(2Sam 15:7-20:26) - 1. Pemberontakan Absalom
(2Sam 15:7-12) - 2. Daud Melarikan Diri dari Yerusalem Dalam Keadaan Malu
(2Sam 15:13-16:14) - 3. Absalom Memerintah di Yerusalem
(2Sam 16:15-17:29) - 4. Absalom Dikalahkan dan Dibunuh
(2Sam 18:1-32) - 5. Ratapan Daud dan Teguran Yoab
(2Sam 18:33-19:8) - 6. Daud Dipulihkan Sebagai Raja
(2Sam 19:9-43) - 7. Pemberontakan dan Pembunuhan Syeba
(2Sam 20:1-26) - IV. Tahun-Tahun Terakhir Daud Sebagai Raja
(2Sam 21:1-24:25) - A. Bencana Kelaparan Selama Tiga Tahun
(2Sam 21:1-14) - B. Peperangan dengan Bangsa Filistin
(2Sam 21:15-22) - C. Mazmur Pujian Daud
(2Sam 22:1-51) - D. Kata-Kata Terakhir Daud
(2Sam 23:1-7) - E. Orang-Orang Perkasa Daud
(2Sam 23:8-39) - F. Sensus Daud dan Tulah Allah
(2Sam 24:1-17) - G. Syafaat Daud dan Kemurahan Allah
(2Sam 24:18-25)
Matthew Henry: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab)
Kitab ini berkisah tentang riwayat pemerintahan raja Daud. Di dalam kitab sebelumnya, kita telah membaca mengenai ditetapkannya Daud untuk memerint...
- Kitab ini berkisah tentang riwayat pemerintahan raja Daud. Di dalam kitab sebelumnya, kita telah membaca mengenai ditetapkannya Daud untuk memerintah atas Israel serta pergumulan-pergumulannya dengan Saul, yang pada akhirnya berakhir dengan kematian orang yang menindasnya. Kitab ini diawali dengan naiknya Daud ke atas takhta, kemudian sepenuhnya diisi oleh perkara-perkara pemerintahannya selama empat puluh tahun berkuasa. Itulah sebabnya kitab ini di dalam Alkitab Septuaginta diberi judul Kitab Ketiga dari Raja-raja. Di dalamnya tertulis rupa-rupa kemenangan dan permasalahan Daud.
- I. Kemenangan-kemenangan Daud atas kaum keluarga Saul (ps. 1-4), atas orang Yebus dan orang Filistin (ps. 5), pada saat pengangkutan tabut Allah (ps. 6-7), dan atas bangsa-bangsa sekeliling yang menentang dirinya (ps. 8-10). Sampai sejauh ini, jalannya riwayat Daud selaras dengan apa yang kita harapkan dari pribadinya dan dengan pilihan yang telah dijatuhkan atasnya. Akan tetapi, Daud mempunyai sisi gelapnya sendiri.
- II. Kita mendapati berbagai permasalahan yang dihadapi Daud, rupa-rupa penyebabnya, dan dosanya di dalam perkara Uria (ps. 11-12). Kemudian permasalahan-permasalahan itu sendiri yang muncul akibat dosa Amnon (ps. 13), pemberontakan Absalom (ps. 14-19), dan pemberontakan Seba (ps. 20), serta penyakit sampar di Israel akibat Daud menghitung jumlah rakyat (ps. 24), di samping kelaparan yang menimpa orang Gibeon (ps. 21). Kita mendapati nyanyian Daud (ps. 22), dan perkataan terakhirnya serta pahlawan-pahlawan yang mengiringinya (ps. 23). Ada banyak hal di dalam riwayat Daud yang sangat berguna untuk memberi kita pelajaran. Akan tetapi, mengenai sang pahlawan yang menjadi tokoh utama dalam sejarah itu, meskipun dalam berbagai peristiwa ia di sini terlihat sangat hebat, dan sangat baik hati, dan sungguh-sungguh menjadi kesayangan sorga, harus diakui bahwa kehormatannya bersinar lebih terang di dalam mazmur-mazmur gubahannya daripada di dalam riwayat dirinya.
Ende: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab) SJEMUEL
PENDAHULUAN
Kedua kitab Sjemuel mula2 hanjalah satu karja besar, jang malahan dilandjutkan
dalan I Radja2. Kesatuan ini njatalah baik dari isi...
SJEMUEL
PENDAHULUAN
Kedua kitab Sjemuel mula2 hanjalah satu karja besar, jang malahan dilandjutkan dalan I Radja2. Kesatuan ini njatalah baik dari isi maupun gaja-bahasanja, meskipun pelbagai bagiannja mempunjai tjoraknja sendiri. Tradisi Hibrani kuno djuga selalu memandangnja sebagai suatu kesatuan. Didalam terdjemahan Junani (k.l. th. 250 sebelum Mas.) kitab tadi dibagi djadi dua bagian jang hampir sama tebalnja, dan agaknja melulu karena alasan2 praktis. Baru dalam abad ke-15 Mas. pembagian itu dimasukkan kedalam naskah Hibrani.
Tambahan pula terdjemahan Junani mempertalikan erat2 kitab Sjemuel itu dengan kedua Radja2. Keseluruhannja dinamakan: "Kitab2 keradjaan2" atau "pemerintahan2", dan di-bagi2" djadi empat djilid tersendiri. Ini diikuti oleh terdjemahan Latin (Vulgata), meskipun Hironimus sendiri mengenal nama Hibraninja dan memakainja sebagai djudul kedua. Tetapi nama "keradjaan2" diubahnja djadi nama jang lebih tepat, jakni Radja2. Hingga sekarang tradisi ini masih diikuti, sehingga kitab2 itu dikutip sebagai: I dan II Radja2 (=I dan II Sjemuel, menurut tradisi Hibrani) dan III dan IV Radja2 (=I dan II Radja 2 menurut kebiasaan umum Hibrani. Terdjemahan2 modern pada umumnja mengikuti kebiasaan Hibrani, hal mana diikuti pula dalam terdjemahan ini.
Nama "kitab2 Sjemuel" ini lebih menurut tradisi daripada tepat. Betul, beberapa lama adalah pendapat Jahudi, jang berdasarkan salah tafsir dari I Twr. 29,29, bahwasanja Sjemuel mendjadi pengarangnja. Tetapi hal ini tidak dapat diterima bagi suatu kitab, jang untuk sebagian besar mentjeritakan kedjadian2 jang terdjadi lama sesudah Sjemuel meninggal. Sjemuelpun bukan tokoh terpenting didalam kitab ini, sehingga kitab tadi boleh diberi namanja, sebagaimana halnja dengan kitab Josjua. Dawud djauh lebih penting didalam kitab ini. Boleh djadi nama Sjemuel dipakai, karena nama Daud sudah dibubuhkan selaku pengarang pada kitab Masmur, sedangkan nama Sjaul, radja jang sudah ditolak itu, tidak dapat digunakan untuk djudul bagi sebuah kitab jang sutji.
Tjeritera kitab Sjemuel muat laporan fragmentaris mengenai periodos, jang berlangsung dari djaman para Hakim -- Sjemuel sendiri diutarakan sebagai jang terachir dari para Hakim, -- sampai dengan achir hidup Dawud, jang kematiannja baru ditjeriterakan dalam I Radja2 (1-2). Kemarian Dawud serta penggantiannja oleh Sulaiman djatuh kira2 dalam tahun 970 seb. Mas. Berdasarkan keterangan2 dari kitab itu sendiri, maka lahirnja Sjemuel pada awal kitab itu, pada masa keimaman 'Eli, djatuh kira2 dalam th. 1070 seb Mas. Dengan demikian kitab Sjemuel melingkupi l.k. satu abad dari sedjarah Israil.
Sedjarah politik dalam abad, jang merupakan latarbelakang kitab Sjemuel itu, agak katjau, namun amat penting djuga bagi perkembangan umat Allah. Daripada kekatjauan besar didjaman para Hakim, waktu suku2 Israil berpidjak tetap ditanah Kanaan masing2 suku berdiri sendiri dengan tiada kesatuan sedikitpun, selain keasatuan keigaman, berkembanglah didjaman jang baru itu suatu negara kesatuan dibawah pimpinan seorang radja. Perubahan susunan pemerintahan ini, jang dari segi kenegaraan merupakan suatu kemadjuan jang njata, terdjadi karena pengaruh pelbagai faktor dari luar. Faktor jang terutama ialah antjaman dahsjat dari pihak orang2 Felesjet, jang malaham membahayakan hidup Israil. Adapun orang-2 Felesjet itu suatu bangsa jang berasal dari Asia Depan. Setelah beberapa kali gagal usahanja untuk menetap dinegeri Mesir, bangsa itu berhasil berpidjak tetap dipantai Palestina, (nama Palestina berasal dari nama orang2 "Felesjet") dimana mereka mendirikan sedjumlah kota kerajaan jang tjukup kuat. Dari Pantai mereka masuk kepedalaman, dimana tak dapat tidak mereka berbentrok dengan suku2 Israil, jang baru menduduki tanah itu, dan itupun belum seluruhnja. Dengan banjak susah pajah suku2 jang masih primitif itu dapat bertahan terhadap orang2 Felesjet jang gagah perkasa dan diorganisir dengan baik itu. Kitab Sjemuel mulai dengan masa perang mati2an itu sedang hebat2nja. Orang2 Felesjet sudah djauh masuknja dan sudah menduduki sebagian besar dari tanah itu dan menaklukkan penduduknja. Terhadap bahaja itu suku Israil membutuhkan persatuan jang kokoh dibawah pimpinan pemerintahan pusat. Dimasa itu pula bangsa2 tetangga Israil jaitu Edom, Moab dan Aram mendirikikan keradjaan2 nasional dan mendapat kekuatan jang tak terkenal hingga itu dari organisasi pemerintahan jang baru. Tidak mengherankan, kalau Israil dipengaruhi djuga oleh tjontoh2 itu (I Sjem.8,5.19.20), meskipun kejakinan keigamannja ikut menentukan susunan keradjaan itu. Israilpun mengorganisir negerinja djadi suatu keradjaan.
Gagasan jang sungguh baru itu diwujudkan setjara lambat-laun, kendati djalannja tjukup tjepat djuga. Dan itupun tidak berdjalan tanpa oposisi, lebih-lebih dari kalangan2 keigaman, jang berdasarkan pendapat keigaman mereka, sukar menerima keradjaan itu. Langkah pertama diambil karena tekanan dari pihak orang2 'Amon, jang memusuhi mereka. Sebagaimana dahulu halnja dengan para Hakim, demikianpun sekarang seorang petani muda dihinggapi langsung oleh roh Allah, untuk menjelamatkan bangsanja. Kalau dulu para Hakim setelah memperoleh kemenangan, segera kembali lagi kepekerdjaannja, dan persatuan sementara dari suku lenjap lagi, maka kali ini Sjaul diproklamir sebagai radja setjara definitif oleh Rakjat, bahkan dengan persetudjuan pihak oposisi, jang diwakili oleh Sjemuel dan jang tidak dapat mentjegah perkembangan itu lagi.
Usaha jang pertama itu menemui kegagalan. Sungguhpun Sjaul berhasil memukul mundur orang2 Felesjet beberapa waktu lamanja dan memperoleh kemenangan2 jang gemilang dalam perang-tanding jang perwira dan dalam pertempuran2 umum, namun ia se-kali2 tidak berhasil mematahkan kekuasaan mereka atau sedikit2nja membatasinja. Lagi pula oposisi dari kalangan2 keigaman bertambah kuat. Achirnja didalam pertempuran jang hebat dipegunungan Gilboa' Israil menderita kekalahan dan Sjaul serta putera2-nja menemui adjalnja. Keadaan politik Israil pada achir pemerintahan Sjaul tidak banjak bedanja dengan keadaan waktu ia mulai tampil kemuka (I Sjem.31).
Namun demikian, Israil tidak mau melepaskan lagi gagasan keradjaan. Suku2 di Utara memaklumkan Isjabaal, putera Sjaul, mendjadi radja, sedangkan Juda menerima seorang pemimpin gerombolan jang populer, jaitu Dawud, sebagai radjanja. (II Sjem. 2,1-10) Kedua keradjaan itu bermusuhan. Tetapi setelah Isjabaal dilikwidir, Dawud berhasil mendapat pengakuan dari semua suku. Persatuan dibawah satu radja dipulihkan. Tetapi tetapla monarchi-rangkap, dan antar ke-dua2nja tiada ikatan dalam jang sesungguhnja.
Kali ini keradjaan berhasil. Dawud tampak sebagai orang jang saleh, sehingga ia berhasil merebut hati pihak oposisi dari kalangan keigaman, untuk menerima kenjataan itu. Ia adalah seorang politikus jang tjerdik, jang tahu membatasi persaingan antar-suku. Ia membuat ibu-kota politik jang baru di Jerusjalem, jang djuga dijadikannja pusat keigamaan jang terpenting; hal mana sudah semestinjalah didalam suasana, dimana negara dan agama dipertalikan dengan amat eratnja. Kantong2 terachir penduduk aseli Kena'an, jang sedikit banjak berdiri sendiri2, diasimilasikan dengan bangsa Israil oleh Dawud. Dengan membentuk angkatan perang jang tetap, jang dapat digunakan sebagai inti didalam mobilisasi umum, Dawud melengkapi keradjaannja dengan alat pertahanan jang kuat, jang disegani pula diluarnegeri. A.l. berkat alat pertahanan jang kuat itu Dawud mentjatat hasil2 jang gemilang dalam politik luarnegerinja. Orang2 Felesjet ditundukkan secara definitif dan sebagian dari wilajah diduduki Dawud, sehingga peranan mereka digantikan samasekali oleh orang2 bani Israil. Sedjumlah negeri tetangga ditaklukkannja dan wilajahnja sendiri sangat diperluas karenanja, sehingga keradjaannja tidak hanja luas, tetapi djuga dikelilingi dengan serentetan negeri2 taklukan, jang melindungi wilajah keradjaannja sendiri. Dibawah pimpinan Dawud Israil mendjadi keradjaan nasional, jang djuga termasjhur didunia internasional. sungguh suatu masa kedjajaan, jang tidak pernah ditjapai lagi sesudah itu. Perkembangan dimungkinkan pula, karena negara2 besar pada waktu itu tidak dapat mengembangkan kekuasaannja. Asjur baru sadja muntjul dan belum merentjanakan perebutan kekuasaan dinegeri2 jang djauh. Mesir terlalu lemah dedalam dan terlalu terbagi, untuk dapat menuntuk hak-haknja jang kuno atas Palestina. Demikianlah Israil karena kearifan Dawud dan karena keadaan2 politik jang menguntungkan, mendjadi keradjaan jang kuat.
Tetapi mendjelang achir hidup Dawud, mulai kelihatanlah kelemahan2nja kedalam. Tjatjat jang terbesar terletak dalam persaingan antara Juda, suku dari Dawud, dan suku2 lainja. Dawud tidak pernah membuat kedua bagian keradjaan mendjadi suatu kesatuan jang kokoh. Keradjaannja tetap berbentuk monarchi rangkap. Kesatuannja hanja bersandar pada diri radja, dan oleh karena itu sangat bergantung dari ketjakapan dan populernja orang jang mendjadi radja. Dan kepopuleran Dawud diutara mengalami kemunduran dimasa pemerintahannja. Pemberontakan Absjalom mendapat pengikut2nja terutama dari suku2 diluar Juda (II Sjem.15), sedang Dawud hanja didukung oleh suku Juda dan daerah-daerah Transjordania (II Sjem. 17). Betul, Dawud berhasil menindas pemberontakan Absjalom serta kelandjutannja dalam pemberontakan seorang-orang dari suku Binjamin, tetapi api itu tidak pernah padam lagi. Sesudah kematian Sulaiman kesatuan Israil petjah setjara definitif, dan mendjadi dua keradjaan jang berdiri sendiri dan sering bermusuhan, tetapi benihnja sudah terdapat dalam masa kegemilangan Dawud (II Sjem.20,1; I Rdj. 12,16).
Latar belakang sedjarah ini lebih tersirat daripada tersurat dalam kitab Sjemuel. Kitab ini tidak begitu memperhatikan hal-ihwal keradjaan, melainkan perbuatan2 orang2 tertentu. Betul, tokoh2 itu memainkan peranan politik jang menentukan, namun lebih dilihat sebagai oknum daripada sebagai tokoh2 kenegaraan. Ada tiga tokoh, jang minta seluruh perhatian dan bahan2 tjeritera dikumpulkan sekitar ketiga tokoh itu, jaitu Sjemuel, Sjaul dan Dawud. Tetapi djelaslah, bahwa Dawud merupakan tokoh jang utama, sedang Sjemuel dan Sjaul dipakai sebagai persiapan dan pendahuluan, dan chususnja Sjaul djuga sebagai kontras terhadap tokoh jang utama. Djelas pula, bahwa kitab ini terbagi atas tiga rangkaian tjerita2 disekitar ketiga tokoh ini; dibubuhi pula dengan tambahan2 mengenai tokoh utama jang menghentikan djalannja tjerita, sampai itu disambung lagi dalam kitab I Radja2.
Bagian pertama (I Sjem 1-7) menjadjikan beberapa keterangan tentang diri Sjemuel. Sebagai akibat dari doa jang dikabulkan, ia dilahirkan dari wanita jang mandul dimasa imam-agung 'Eli. Akan tanda sjukur, maka kanak2 itu dibaktikan kepada ibadah Jahwe dikuilNja di Sjilo, dimana terdapat peti perdjandjian. Disana ia mendapat panggilan sebagai nabi dan memaklumkan kebiasaan keturunan 'Eli, jang anak-anaknja melanggar peraturan2 Jahwe. Hukuman itu dilaksanakan didalam perang dengan orang2 Felesjet. Orang2 Felesjet mengalahkan Israil,d an merampas peti perdjandjian dan menewaskan kedua anak 'Eli. 'Eli sendiri mati mendadak karena ketjelakaan. Kemudian hal-ihwal peti perdjandjian di-tengah2 orang2 Felesjet ditjeritakan. Karena malapetaka, jang rupa2nja ditimpakan atas diri mereka karena peti perdjandjian itu, terpaksalah orang2 Felesjet mengembalikannja ketanahnja jang aseli, jaitu Israil. Jahwe senantiasa nampak lebih kuat daripada dewa2 Felesjet. Achirnja peti perdjandjian itu sampai ke Kirjat-je'arim, kerena Silo agaknja sudah dihantjurkan. Baru kemudian (II Sjem.6) kisah mengenai peti perdjandjian itu dilandjutkan. Bagian pertama ditutup dengan ichtisar tentang kegiatan Sjemuel.
Bagian kedua (ISjem 8-15) dipusatkan pada tokoh Sjaul. Pada achir hidupnja Sjemuel dengan berat hati meluluskan tuntunan rakjat untuk seorang radja. Dengan diam2 ia mengurapi seorang anak petani, jaitu Sjaul, djadi radja Israil jang akan datang. Sjaul bertindak tegas lawan orang2 'Amon. Sesudah itu ia diakui dengan resmi oelh seluruh rakjat sebagai radja jang umum. Sjemuel mengundurkan diri. Dengan hasil jang gemilang Sjaul dengan putera mahkotanja, Jonatan, memerangi orang2 Felesjet. Tetapi Sjaul berlaku kurang setimbang, dan kadang2 terlalu tegas. Berhubung dengan tindakannja terhadap orang2 'Amalek serta radjanja dan ke-sewenang2annja, maka ia berbentrok dengan Sjemuel, bahkan dengan Jahwe sendiri. Ia ditolak sebagai radja.
Bagian ketiga (I Sjem. 16 - II Sjem.1) menjadjikan serentetan tjerita tentang muntjulnja Dawud dan binasanja Sjaul. Dengan diam2 Dawud diurapi Sjemuel djadi radja jang akan menggantikan Sjaul. Dawud bekerdja pada Saul sebagai biduan, tetapi djuga tampil sebagai pemimpin pertempuran jang tjakap dan pedjuang jang berani. Mula2 ia diperlakukan baik2 oleh Sjaul.Tetapi hasil2nja jang gemilang dalam pertempuran dan bertambah populernja menimbulkan tjemburu dan tjuriga pada Sjaul, jang lalu memandangnja sebagai saingan berat bagi tachtanja. Beberapa kali ia, setjara lansung atau tak langsung, mentjoba melenjapkan Dawud, sementara ia sendiri dihinggapi kemurungan, jang makin lama makin mendjadi penjakit. Pertjobaan2nja tidak berhasil. Achirnja Dawud terpaksa melarikan diri, dengan bantuan sahabat karibnja, putera-mahkota Jonatan sendiri. Dawud lolos kegurun, dimana ia mengembara sebagai pemimpin gerombolan. Tetapi disanapun ia di-tjari2 djuga oleh Sjaul, kendati Dawud menundjukkan djuga, bahwa ia tahu menghormati orang urapan Jahwe, dan tidak mau menewaskannja. Terpaksa Dawud menggabungkan diri dengan musuh kawakan Israil, jakni orang2 Felesjet. Tetapi dengan ketjerdikannja jang luarbiasa Dawud pandai bersiasat, untuk tidak melakukan sesuatu jang merugikan kaum sebangsanja dan tidak menguntungkan bagi orang2 Felesjet. Waktu peperangan berketjamuk lagi antara orang2 Felesjet dengan Israil, tjuriga pemimpin2 Felesjet menghalangi, Dawud menepati kewadjibannja sebagai sekutu untuk bertempur bersama2 dengan radja Felesjet lawan bangsanja sendiri. Ketika Dawud berada ditempat lain, terdjadilah pertempuran hebat digunung Gilboa', dan Israil menderita kekalahan. Jonatan dan putera2 Sjaul lainnja gugur, sedang radja membunuh diri. Hukuman atas Sjaul sudah terlaksana dan djalan ketachta terbuka bagi Dawud.
Bagian jang keempat dan terachir (II Sjem.2-20) se-mata2 mengenai Dawud dan keluarganja. Dawud jang sudah popuker dimasa penerintahan Sjauld an mempunjai banjak pengikut di Juda, diakui sebagai radja oleh suku Juda. Ia menetap di Hebron. Berkat kegiatan panglima Abner, maka putera Sjaul mendjadi radja atas bagian terbesar dari Israil. Tetapi kekuatan Isjba'al makin lama makin ter- petjah2 dan pasukannja menderita kekalahan jang hebat di Gibe'on. Karena perselisihan dengan Abner maka kedudukannja sangat terdjepit. Abner mengadakan perundingan dengan Dawud dan mendapat dukungan dari hampir seluruh wilajah Isjba'al. Abner dibunuh oleh Joab, panglima dari Dawud, dengan alasan jang tjurang. Alasannja ialah bela darah, karena Abner telah menewaskan seorang saudara Joab didalam pertempuran. Hampir pada waktu jang sama Isja'baal dibunuh dengan tjara jang kotor. Sedjenak kedudukan Dawud terantjam. Tetapi dengan mendjauhkan diri dengan terang2an dari kedua pembunuhan itu, ia berhasil mendapat dukungan terus dari pengikut2nja dikalangan suku2 Israil. Disanapun ia diakui sebagai radja.
Dawud merebut Jerusjalem dari tangan penduduk aseli dan memindahkan kedudukannja kesana. Peti perdjandjian dipindahkan ke ibukota jang baru. Hal ini mendatangkan berkah Jahwe kepadaNja dalam bentuk nubuat jang mulia oelh Natan, nabi Dawud, tentang abadinja keturunannja. Selintas-pintas lalu diutarakan ekspedisi2 Dawud. Hasilnja ialah diusirnja orang2 Flesjet dan perluasan wilajahnja. Beberapa bangsa tetangga ditaklukkan.
Pasal2 terachir dari bagian keempat ini muat kisah jang pandjang-lebar tentang drama jang terdjadi didalam keluarga Dawud. Kebesaran djiwanja dilukiskan dengan beberapa tjontoh. Tetapi sebaliknja, didalam rangka perang dengan orang2 'Amon, dikisahkan djuga, bagaimana Dawud berdjinah dengan isteri dari salah seorang perwiranja jang setiawan, jaitu Uria. Untuk menjembunjikan djinahnja dan untuk tetap memiliki Batsjeba', maka dengan tjara jang litjik ia menjuruh lenjapkan orang jang mendjadi perintang bagi pelampiasan hawa-nafsunja. Teguran2 nabi Natan menginsjafkan Dawud, sehingga ia bertobat dan bersedia menerima hukuman apapun dari tangan Jahwe. Batsjeba' kemudian melahirkan baginja Sulaiman, jang akan menggantikan dia sebagai radja.
Pelaksanaan hukuman itu terdjadi didalam keluargnja sendiri. Putera sulungnja, Amnon, memperkosa adik tirinja, Tamar. Sikap Dawud agak lemah terhadap kedjahatan ini. Absjalom, puteranja jang lain, membalas dendam sendiri atas adik kandungnja. Amnon dibunuh olehnja. Sesudah itu Absjalom melarikan diri terhadap murka bapaknja. Tetapi beberapa waktu kemudia radja Dawud, atas desakan panglima Joap, mengidjinkan Absalom kembali ke Jerusalem, meskipun ia tidak segera dimaafkan olehnja. Sekali lagi Joab bertjampur tangan. Meskipun alasan2 Joab dalam perkara ini tidak begitu djelas, namun ia berhasil memperdamaikan radja dengan puteranja.
Adapun Absalom mulai bersiasat. Teranglah ia berusaha merebut tachta kerajan. Dawud sgaknja kurang awas. Achirnja Absalom mempermaklumkan dirinja sebagai radja di Hebron, ibukota lama Dawud. Perebutan kekuasaan ini berhasil, karena pemerintahan Dawud agaknja diterima dengan tiada sukahati oleh suku2 diluar Juda, sehingga Absjalom mendapat dukungan kuat dari mereka. Dawud terpaksa lari dari Jerusjalem, hal mana ditjeritakan dengan pandjang lebar. Absjalom menduduki ibukota. Karena siasat salah seorang sahabat Dawud, pengedjaran ditunda, sehingga Dawud mendapat kesmepatan untuk mengerahkan pasukan jang besar didaerah Transjordania. Didalam pertempuran berikutnja Absajlom dan pengikut2nja menderita kekalahan. Absjalom sendiri dibunuh oleh Joab, ketika ia melarikan diri. Dukatjita Dawud waktu menerima kabar itu mengharukan, tetapi tidak pada tempatnja menurut Joab. Kembalinja Dawud ke Jerusjalem ditjeritakan sedjadjar dengan larinja dari sana. Karena pertikaian antara suku Juda dengan suku2 lainnja, maka pemberontakan berketjamuk lagi sedjenak. Joab, jang karena membunuh Absjalom kena murka radja, berhasil menindas pemberontakan itu, tetapi menggunakan kesempatan itu djuga untuk melenjapkan bekas-panglima dari Absjalom, jang ditundjuk Dawud untuk menggantikan Joab sendiri, dan untuk memaksakan dirinja kepada Dawud.
Pasal2 terachir (II Sjem. 21-24) terdiri atas beberapa tambahan, jang mengenai riwajat hidup Dawud, jang tidak mendapat tempatnja dalam kitab itu sendiri dan mungkin berasal dari sumber lain. Ditjeritakan bagaimana keturunan Sjaul ditumpas, hal mana dipandang hukuman atas ingkar sumpah Sjaul. Berikutlah ichtisar tentang pertempuran2 dengan kaum Felesjet dan dua sadjak jang ditaruh dalam mulut Dawud. Kemudian disusul dengan serentetan perbuatan2 kepahlawanan dari anggota2 pasukan pilihan Dawud dengan daftar nama pasukan pilihan itu. Achirnja suatu kisah tentang tjatjah-djiwa, jang diadakah Dawud tapi dihukum dengan wabah sampar. Sebuah mesbah didirikan oleh radja sebagai tanda sjukur atas berhentinja malapetaka itu, jaitu ditempat jang kemudian didirikan Bait Allah.
Namun kesemuanja itu didalam kitab Sjemuel tidak merupakan tjerita jang harmonis djalannja dan baik susunannja. Lebih tepat dikatakan suatu kumpulan tjerita2 jang tjoraknja berlainan dan berasal dari pelbagai sumber. Kitab Sjemuel tidak merupakan keseluruhan jang bulat, melainkan suatu kumpulan tjeritapendek2. Terutama dalam kitab jang pertama tjerita2 ini bertjorak sangat populer dan mirip dongengan rakjat. Beberapa dari antaranja menundjukkan pelbagai tradisi, jang sebagian bertentangan satu sama lain. Maka itu didalam kitab Sjemuel terdapat tidak sedikit tjerita jang sukar untuk diselaraskan, ataupun tjerita- rangkap tentang kedjadian jang satu dan sama djua, jang disampaikan dalam pelbagai bentuk dan oleh karenanja ditjeritakan dua kali. Si penghimpun sering mengambil tjerita2 tanpa banjak perubahan. Terdjemahan kami, entah dalam petundjuk2 ditepi halaman entah didalam tjatatan2 dibawah, kadang2 menundjukkan ketidak-selarasan itu, tetapi tidak semuanja disebutkan. Kisah pandjang tentang keluarga Dawud didalam kitab jang kedua merupakan kesatuan jang lebih besar, dan sudah barang tentu ditulis oleh orang, jang menjaksikan sendiri peristiwa2 itu. Si penghimpun tjerita2 dalam kitab Sjemuel hanja disana-sini sadja mentjoba selaraskan tjerita2 itu, dan djuga disana-sini sadja mengemukakan gagasan2nja sendiri serta tafsiran dari peristiwa2 itu dan mengolah sedikit-banjak bahan2 itu menurut pandangannja sendiri.
Kalau orang mengindahkan tjorak chas kitab ini, dengan sendirinja akan timbul pertanjaan mengenai kebenaran historisnja. singkatnja dapat dikatakan begini. Kebenaran historisnja pada umumnja dan dalam garis besarnja harus diterima, mengingat sangat kunonja bahan2 itu. Sebaliknja tjorak populer dari banjak tjeritanja itu adalah sedemikian rupa, hingga orang tidak dapat memperoleh kepastian sampai hal jang ketjil2, karena kesemuanja itu lebih dipakai sebagai hiasan dan pengungkapan daripada sebagai laporan saksama dari kedjadian2 jang njata, jang ditjeritakan dan lagi pengetahuan jang tepat tentang tokoh2, jang tampil kedepan. Tetapi mengenai hal jang ketjil2 tersendiri tidak dapat diperoleh kepastian jang besar. Itu tergantung dari tjorak chas tjerita2 itu sendiri.
Mengenai pertanjaan, bilamana kitab itu disusun, harus diberi djawaban jang agak berbelit. Sebab sebagaimana halnja dengan banjak kitab Perdjandjian Lama, kitab Sjemuelpun tidak terdjadi sekali djadi. Dapat dan harus diterima, bahwa kitab ini menurut keadaannja sekarang, telah terdjadi dari sedjumlah tjerita2 tersendiri, jang sudah dikumpulkan dalam kumpulan2 ketjil dan sudah tertulis pula. Daripadanjalah achirnja kitab jang sekarang ini disusun. Kadang2 sukarlah menentukan, bagian2 mana sudah ada sebagai kumpulan tersendiri; tetapi bahwasanja kumpulan2 itu ada sukarlah disangsikan. Lebih sukar lagi menentukan, bilamana kumpulan2 tjerita itu mendapat bentuk tertulisnja jang pertama; tetapi sudah teranglah, bahwa beberapa dari antaranya dari djaman kuno dan ditulis tak beberapa lama sesudah terdjadinja peristiwa2 itu sendiri. Dengan lebih saksama dapatlah ditetapkan, bila kitab ini mendapat bentuknja jang sekarang, lepas dari beberapa tambahan ketjil jang disisipkan sesudah kitab ini seluruhnja ada. Menurut pendapat umum para ahli, kitab ini sudah pasti disusun sebelum dynasti Dawud lenjap setjara definitif tahun 587 seb. Mas., karena penjusun kitab ini tidak mengetahui sedikitpun tentang kedjadian itu. Sebaliknja, kitab ini tentulah disusun sesudah perpisahan antara Juda dengan suku2 lainnja, kerena perpisahan itu ber-ulang2 diandaikan. Djadi kitab ini sebagai keseluruhan disusun sesudah perpisahan jang terdjadi pada kematian Sulaiman dalam tahun 931 seb. Mas. Karena didalam kitab ini, lebih2 didalam fasal2 jang ditambahkan oleh si penghimpun sendiri, terdjalin gagasan2 jang menundjukkan pembaharuan agama oleh Josjijahu dan kalangan2 dari kitab 'Ulangtutur, tentulah kitab ini disusun tak berapa lama sebelum pembuangan, djadi sekitar 580 seb.Mas.
Nama para pengarang dari tiap2 bagian maupun dari keseluruhan tidak dapat disebutkan dengan kepastian. Dan melihat terdjadinja kitab ini, maka lebih tepatlah orang berbitjara tentang penghimpun daripada pengarang kitab ini. Mana jang terdjadi bagian pribadi si penghimpun jang terachir, sukarlah ditentukan lebih landjut.
Tjorak keigaman kitab itu djelas. Kitab ini menjadjikan sedjarah bukannja demi untuk sedjarah, tetapi dari sudut keigamaan dan dengan maksud keigamaan, dan lebih memberikan tafsiran tentang sedjarah daripada laporan terperintji dari peristiwa2 politik. Gagasan pokok keigamaan jang mendjadi dasar karja itu seluruhnja ialah terpilihnja Israil. Israil adalah umat Allah, jang karena perdjadjian dengan Jahwe dipilih untuk merupakan keradjaanNja didunia. Kitab ini memberikan suatu kesan dari hal-ihwal keradjaan itu serta kesulitan2nja, hingga keradjaan itu mendapatkan perwudjudannja sementara didalam keradjaan Dawud. Pilihan ini dengan sjarat2nja serta tuntutan2nja dikonkretisir dalam tokoh2 tertentu. Nasib rakjat dan manusia bergantung dari tuntutan2nja. Semua tokoh penting dalam kitab ini dipandang dari sudut itu. 'Eli dan keturunannja adalah imam pilihan Jahwe. Tetapi karena ketidaksetiaan keturunannja akan perintah2 Allah, mereka disingkirkan dan dihukum. Akan gantinja dipilihlah imam-agung lain jang "setiawan". Sjemuel dilahirkan setjara adjaib dan dipilih langsung oleh Jahwe sendiri serta dipanggil mendjadi nabiNja dan pemimpin umatNja. Tetapi anak2 Sjemuel pun tidak setia djuga, sehingga pilihan itu tidak dilandjutkan dalam diri mereka. Sjaul dipanggil dimasa jang amat sulit, untuk mewujudkan keradjaan Jahwe didalam bentuk jang baru, jaitu bentuk keradjaan. Ia adalah radja pilihan, tetapi bukan radja jang berdiri sendiri, jang dapat menentukan sendiri apa jang hendak dilakukannja. Sebaliknja ia hanja mendjadi wakil dari radja Israil jang sesungguhnja, jaitu Jahwe. Sjaul tidak tetap setia. Ia mengutamakan kehendak rakjat diatas kehendak Jahwe, se-akan2 ia radja dan atas kerelaan rakjat, bukannja atas kerelaan Jahwe. Dari sebab itu ia disingkirkan dan Jahwe mentjari penggantinja, jang akan tetap setia kepada kedudukannja sebagai radja thokratis. Dalam diri radja Dawud terwudjud pula keradjaan Allah, meskipun dalam bentuk sementara Dawud adalah seorang manusia, jang berdosa berat, tetapi radja itu tidak pernah lupa, bahwa ia hanja wakil dari Jahwe, jang harus mendengarkan suaraNja, untuk sungguh2 mendjadi radja Israil. Karena pengakuan dari pihak Dawud ini, maka sekali lagi pilihan Jahwe mendjadi kenjataan. Keturunan Dawud seluruhnja dipilih untuk mendjadi wakil dari Allah pada umatNja. Pandangan2 djauh jang besar dimasa jang datang dibukakan; pandangan2 itu menudju keperwudjudan jang terachir dan sempurna dari Keradjaan Allah didunia. Seluruh Perdjadjian Baru penuh dengan penghargaan jang dipertalikan pada keturunan Dawud, untuk menundjukkan bagaimana kesemuanja itu terpenuhi dalam Jesus Kristus, Putera Dawud.
Disamping gagasan jang fundamentil dan mendjadi alas kesemuanja itu, kitab Sjemuel ini sungguh amat kaja akan gagasan2 keigamaan jang luhur, jang djuga terdapat ditempat lain didalam Perdjandjian Lama, dalam bentuk ini atau bentuk itu.
Djika orang ingin menilaikan kitab Sjemuel, djuga sebagai orang Kristen, maka haruslah kitab itu dibatja dengan semangat, jang mendjadi sikap hati si pengarang kitab itu, jaitu dengan sikap hati keigamaan. Betul, kitab Sjemuel penuh dengan tjerita2 jang tegang dan kadang2 menggunakan seni-tjerita jang djitu. Tetapi apabila orang berhenti disitu sadja, maka kitab ini tidak dibatja sebagai sebagian dari Kitab Sutji. Kitab ini mempunjai maksud jang lain djuga, jaitu mampu menjampaikan kabar keigamaan, warta bahwa Allah memanggil dan memilih manusia, dan bahwa manusia harus menjesuaikan diri dengan panggilan serta pilihan itu, dengan mendengarkan suara Allah se-setia2nja. Kalau tidak, manusia akan disingkirkan. Hanja kalau dibatja setjara demikian, maka kitab ini adalah Kitab Sutji sesungguhnja dan tidak diturunkan sebagai batjaan hiburan. Dan djika dibatja demikian sebagai Kitab Sutji, dengan hati jang pertjaja dan terbuka bagi Sabda Allah, maka kitab ini mempunjai nilainja jang tetap dan nilai kekristenan. Didalamnja manusia mendapatkan Allah jang berbitjara dan berbuat, jang memilih dan mengemukakan tuntunan2Nja djustru kepada orang2 pilihanNja.
TFTWMS: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab) PENYELESAIAN PERSOALAN DALAM 1 & 2 SAMUEL
"AKU BUTUH PELAJARAN YANG ENGKAU AJARAKAN KEPADAKU"
"Pula kata Daud kepada Abisai dan ke...
PENYELESAIAN PERSOALAN DALAM 1 & 2 SAMUEL
"AKU BUTUH PELAJARAN YANG ENGKAU AJARAKAN KEPADAKU"
"Pula kata Daud kepada Abisai dan kepada semua pegawainya: ‘Sedangkan anak kandungku ingin mencabut nyawaku, terlebih lagi sekarang orang Benyamin ini! Biarkanlah dia dan biarlah ia mengutuk, sebab TUHAN yang telah berfirman kepadanya demikian. Mungkin TUHAN akan memperhatikan kesengsaraanku ini dan TUHAN membalas yang baik kepadaku sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini.’ Demikianlah Daud melanjutkan perjalanannya dengan orang-orangnya, sedang Simei berjalan terus di lereng gunung bertentangan dengan dia dan sambil berjalan ia mengutuk, melemparinya dengan batu dan menimbulkan debu" (2 Samuel 16:11-13).
Pembacaan Latar Belakang: 2Samuel 15-18.
Lebih dari enam puluh pasal dalam Alkitab dipersembahkan untuk kisah Daud. Karena Alkitab mencatat kehidupan Daud dengan rincian yang sedemikian rupa, maka kita bisa meneliti perkembangan rohaninya sejak dari saat ia menjadi anak gembala hingga menjadi orang yang sudah tua. Dalam hari-hari terakhir Daud, hidupnya dipertambah dan diperkaya oleh beberapa pelajaran rohani yang Allah pernah ajarkan kepada dia selama bertahun-tahun lebih.
Kita harus jangan berkecil hati ketika mengetahui bahwa dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengembangkan kedewasaan rohani. Seorang pria pernah membawa anaknya laki-laki kepada James A. Garfield ketika ia menjabat sebagai president di Hiram Eclectic Institute. Pria itu bertanya kepada Garfield berapa lamakah pendidikan anaknya akan berlangsung. Garfield memberitahu dia sedikitnya dibutuhkan dua belas tahun untuk pendidikan SLTA. "Tidak bisakah Anda mempercepatnya?" tanya pria itu. "Tentu saja bisa," jawab Garfield. "Berapa lama berlangsungnya tergantung pada apa yang engkau kehendaki. Dibutuhkan hanya satu minggu untuk menumbuhkan tanaman tauge, tetapi dibutuhkan puluhan tahun untuk menumbuhkan pohon jati."
Petualangan rohani Daud adalah panjang dan sulit. Namun begitu, dalam konfliknya dengan Absalom ia menunjukkan bahwa ia telah mempelajari beberapa pelajaran penting tentang kerohanian. Nubuatan Natan, "… Pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya" merupakan penjabarkan sisa hidup Daud (2Samuel 12:10). Setelah berbuat dosa dengan Batsyeba. Daud tidak pernah mengenal kedamaian seperti yang pernah ia kenal sebelumnya. Absalom, anaknya, menjadi musuhnya yang paling besar.
Sebagai tindakan balas dendam, Absalom memerintahkan pembunuhan Amnon, saudara tirinya. Berdasarkan peraturan umum pada waktu itu, Absalom memiliki alasan yang baik untuk melakukan pembunuhan itu. Amnon sudah dengan kejamnya memperkosa Tamar, saudara perempuan Absalom, dan kemudian dengan kasarnya ia menolak Tamar (2Samuel 13:1-17). Absalom menunggu hingga dua tahun dan kemudian ia menyuruh hambanya untuk membunuh Amnon sewaktu Amnon sedang mabuk (2Samuel 13:18-28).
Setelah kematian Amnon, Absalom melarikan diri ke Geshur dan tinggal di situ selama tiga tahun. Di akhir masa tiga tahun itu, Daud mengizinkan dia kembali. Dua tahun kemudian, Daud memulihkan dia ke posisinya semula (2Samuel 13:38; 14:28).
Dalam ketergesa-gesaan orang muda, Absalom tidak sabar menunggu sampai Daud wafat agar ia menjadi raja. Dengan bujukan dan persekongkolan, Absalom secara sukses memenangkan hati rakyat Israel. Pada waktu yang tepat, ia memanggil para pengikutnya untuk membantu dia menggulingkan Daud.
Setelah memulai revolusi, Absalom lalu meyakinkan Ahitofel, salah seorang penasihat Daud yang sangat dipercaya, untuk bergabung dengan dia. Ketika siap untuk mengambil takhta itu, Absalom lalu meniup terompet pemberontakkan dan mengumpulkan bala tentaranya di Hebron.
Setelah mendengar Absalom sedang bergerak di kota itu, Daud dan sebagian besar anggota rumah tangganya menyingkir dari Yerusalem. Sambil menitikkan air mata dan bertelanjang kaki Daud melintasi Lembah Kidron dan mendaki lereng Bukit Zaitun.
Pada saat meninggalkan kota itulah Daud mengetahui siapa sajakah sahabat sejatinya. Itai, seorang pedagang non-Yahudi, menyatakan kesetiaannya kepada Daud dan membawa enam ratus orang untuk Daud.
Zadok dan Abyatar, imam-imam, menawarkan diri untuk membawa tabut perjanjian dan mengikut Daud. Sebaliknya, Daud mengutus dua orang kembali ke Yerusalem sebagai mata-mata.
Husai orang Arki, ikut berbagi penderitaan Daud dan menawarkan diri untuk pergi bersama dia. Sebaliknya, Daud mengutus dia kembali untuk menggagalkan segala upaya Ahitofel.
Ziba, hamba Mefiboset, terbukti hanya setia kepada dirinya sendiri. Ia bertemu Daud dan menuduh tuannya, Mefiboset, sedang menunggu Absalom di Yerusalem. Dalam tindakan yang tergesa-gesa, Daud secara salah memberi Zipa semua kekayaan Mefiboset.
Simei, kerabat Saul, mengutuki Daud dan melempari Daud dengan batu dan kotoran. Namun begitu, Daud, menenangkan Abisai, salah seorang dari tiga pahlawan Daud, dan tidak akan membiarkan Abisai membunuh Simei atas penghinaannya itu.
Di Yerusalem, Husei berhasil menggagalkan nasihat Ahitofel dan memperlambat rencana Absalom untuk mengejar Daud. Ketika kedua pasukan itu akhirnya bertempur, Absalom adalah salah seorang yang terbunuh. Ketika pasukan pemberontak telah dikalahkan, Daud dipulihkan kembali ke atas takhtanya.
Ketika kita memandang Daud selama pelbagai pencobaan itu, kita pasti terkesan dengan kekuatan rohaninya yang sangat besar. Kekuatan itulah yang membolehkan dia bertahan, mengatasi, dan menang atas pelbagai kesulitan tersebut.
Jika kita bisa menemukan kekuatan yang serupa, maka kita bisa berbagi kemenangan rohani yang serupa juga.
DAUD TELAH MEMPELAJARI PENTINGNYA TUNDUK KEPADA KEHENDAK ALLAH
Ketika Daud dipaksa meninggalkan Yerusalem, pemaksaan itu pastilah merupakan titik terendah di dalam hidupnya. Sang "pembunuh berlaksa-laksa" melarikan diri dalam perasaan malu di hadapan pasukan yang bergerak maju. Akal sehat memberitahu Daud bahwa kehendak Allah paling baik dilayani dengan tidak melawan Absalom pada waktu itu. Pelajaran ketundukan ini, yang sudah ia pelajari dengan susah-payah, terbukti menjadi pelajaran yang paling penting bagi hidupnya.
Pada masa lalu Daud mungkin sudah sering mempertanyakan hikmat Allah. Daud telah diperlakukan dengan tidak adil. Saul menolak untuk memberi dia hadiah yang dijanjikan karena sudah membunuh Goliat. Faktanya, Saul memang sudah berkali-kali berusaha untuk membunuh Daud. Selain itu, ia sudah mengambil isteri Daud, Mikhal, dan memberikannya kepada orang lain. Belakangan, panglima Daud yang terpercaya, Yoab, melakukan perbuatan yang berlawanan dengan kepentingan Daud (2Samuel 3:27, 28).
Ketika Daud melarikan diri dari Yerusalem, imannya sekali lagi diuji. Ia menemukan pengkhianatan di dalam diri orang-orang yang ia sangka sangat bisa dipercaya. Orang-orang di bawah Daud mengutuk dan menghina dia. Bahkan melalui pergumulan ini dan hal-hal lainnya, Daud tidak pernah kehilangan imannya kepada Allah.
Betapa kita perlu mempelajari rasa percaya yang sama itu! Tidak segala sesuatu yang menimpa kita sebagai orang Kristen akan menjadi baik, namun begitu kita bisa menemukan kekuatan di dalam janji Allah yang berharga. "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah" (Roma 8:28).
Sebagai orang Kristen, kita memiliki penghiburan di dalam situasi apa saja. Allah akan bekerja di dalam keadaan apa saja untuk menolong kita menemukan kehendak-Nya dan melakukan apa yang terbaik untuk kita. Apa yang terjadi boleh jadi tidak baik, atau mungkin terlihat bukan yang terbaik menurut hikmat kita. Namun demikian, kita bisa mengetahui bahwa Allah akan menjadikannya yang terbaik untuk kita. Dalam kasih Ia akan merubahnya untuk kebaikan kita dan untuk kemuliaan-Nya.
Telitilah apa yang Roma 8:28 tidak katakan. Nas itu tidak mengatakan bahwa segala sesuatu akan baik semuanya. Nas itu berkata bahwa jika kita mengasihi Allah dan melayani Dia, kita boleh mengharapkan penyediaan-Nya, tangan pemandu yang memimpin dan mengatur hidup kita. Respon kita terhadap janji yang agung ini haruslah seperti respon Ayub: "Meskipun Ia hendak membunuh aku, aku akan tetap berharap kepada Dia .…" (Ayub 13:15; NASB).
DAUD TELAH MEMPELAJARI NILAI-NILAI PERTOBATAN
Daud meninggalkan Yerusalem sambil berdukacita, namun dukacita terbesarnya bukan atas kehilangan kotanya. Faktanya, Daud terlihat percaya diri bahwa ia akan bisa kembali lagi, setelah meninggalkan beberapa anggota keluarganya (2Samuel 15:16, 25). Kemungkinan kita harus menyimpulkan bahwa Daud sedang meratapi dosanya sendiri (Matius 5:4; Lukas 6:21).
Daud memang bersalah karena mengabaikan posisinya sebagai raja (2Samuel 15:2, 3). Kita menemukan segudang bukti tentang kegagalan Daud untuk melatih dan mendisiplinkan anak-anaknya (1Raja 1:6). Hanya ada sedikit keraguan bahwa revolusi Absalom merupakan akibat dari kelalaian dan dosa Daud.
Daud sudah mempelajari dengan baik pelajaran sulit tentang pertobatan. Ia pernah menunda pertobatannya selama setahun, dan akibat yang Daud harus tanggung sangatlah mengerikan (2Samuel 11:26, 27). Kali ini pertobatannya terjadi segera. Daud mungkin mengulang kata-kata yang terdapat di dalam mazmurnya:
Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! (Mazmur 51:1). Apabila aku berseru, jawablah aku, ya Allah, yang membenarkan aku. Di dalam kesesakan Engkau memberi kelegaankepadaku.Kasihanilahakudandengarkanlahdoaku! (Mazmur 4:1). Jawablah aku, ya TUHAN, sebab kasih setia-Mu baik, berpalinglah kepadaku menurut rahmat-Mu yang besar! (Mazmur 69:16).
Seberapa besarkah kita harus terfokus kepada dosa kita? Karena kita menikmati pengampunan yang sempurna, apakah ada gunanya bagi kita untuk mengingat pelbagai pelanggaran di masa lalu? Kita harus menghilangkan rasa bersalah dan jangan membiarkan perasaan itu tetap ada di dalam hidup kita. Perasaan dosa itu harus jangan menyusahkan kita dan mencegah kita memandang salib untuk meminta rahmat. Pada sisi lainnya, jika sukacita kita dalam pengampunan membuat kita merasa tidak dihukum dan tidak menimbulkan perasaan tidak berharga, maka kita bersalah atas kesalahan yang sama. Allah memang melupakan masa lalu, namun pelupaan ilahi itu haruslah menghasilkan perasaan tidak berharga dan rendah hati yang mendalam di dalam diri kita.
Pertobatan bisa mendatangkan kuasa Allah! Bila kita bersedia untuk meratap, bertobat, dan mencari pengampunan bagi dosa-dosa kita, Allah akan mendatangkan kuasa-Nya untuk pengampunan, penerimaan, kedamaian, dan rekonsiliasi. Ia memberikan kasih karunia kepada anak-anak-Nya yang bertobat tanpa ukuran. Tidak satupun kemurahan hati dan kasih sang ayah itu sampai kepada anak yang boros sewaktu anak itu masih hidup di negeri yang jauh. Kemurahan hati dan kasih itu datang ketika anak itu pulang ke rumah.
DAUD INGAT TEHADAP NILAI-NILAI PERCAYA KEPADA TUHAN
Kita tidak bisa meragukan keberadaan iman Daud! Dengan dunianya yang sedang berantakan di sekelilingnya, Daud tidak goyah di dalam kepercayaannya. Ketika Abisai minta izin untuk memancung kepala Simei, Daud menghentikan dia, katanya,
Sebab apabila TUHAN berfirman kepadanya: Kutukilah Daud, siapakah yang akan bertanya: mengapa engkau berbuat demikian?…Mungkin TUHAN akan memperhatikan kesengsaraankuinidanTUHANmembalasyangbaikkepadaku sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini (2 Samuel 16:10-12).
Rasa percaya adalah lebih daripada sekedar sikap menerima yang pasif. Daud sadar bahwa meskipun dengan segala kuasa Allah, namun ia tetap bertanggung jawab untuk berbuat sedapat mungkin untuk meringankan situasinya sendiri. Ia berdoa kepada Tuhan untuk membuat nasehat Ahitofel terlihat bodoh. Daud menandingi rencana dan gerakan Absalom sebanyak mungkin yang dapat ia lakukan dengan mengutus Husai untuk mencoba melakukannya.
Aku telah mencari TUHAN, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku (Mazmur 34:4).
Rasa percaya merupakan pedang bermata dua. Artinya bisa menjadi sikap ketergantungan penuh pada kuasa dan kehendak Allah. "Serahkan saja hal itu kepada Tuhan" tidak berarti kita bebas dari segala usaha. Sebaliknya, sikap itu meminta kita untuk mempersembahkan seluruh kemampuan dan sumber daya kita untuk menemukan kehendak Allah.
Ketentraman yang timbul dari rasa percaya merupakan bagian dari kedewasaan rohani. Paulus mengungkapkan jenis kedewasaan itu dalam Filipi 4:12, 13:
Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
Kedamaian yang timbul dari rasa percaya kepada Allah merupakan sesuatu yang bisa kita pelajari. Kedamaian itu merupakan hasil pengujian iman kita dan kemenangan yang menyusul. Daud memperlihatkan bahwa ia sudah mempelajari hal itu ketika ia berdoa kepada Allah tentang keadaannya:
Ya TUHAN, betapa banyaknya lawanku! Banyak orang yang bangkit menyerang aku; banyak orang yang berkata tentang aku: "Baginya tidak ada pertolongan dari pada Allah." Sela Tetapi Engkau, TUHAN, adalah perisai yang melindungi aku,Engkaulahkemuliaankudanyangmengangkatkepalaku. DengannyaringakuberserukepadaTUHAN,danIamenjawab akudarigunung-Nyayangkudus.SelaAkumembaringkandiri, lalutidur;akubangun,sebabTUHANmenopangaku!Akutidak takut kepada puluhan ribu orang yang siap mengepung aku (Mazmur 3:1-6).
KESIMPULAN
Ketika semua itu sudah berlalu, apakah yang Daud ingat? Ia sudah mengalami banyak penderitaan dan kesedihan di dalam episode ini. Martabatnya telah diremukkan tanpa sisa. Bangsanya menderita kekacauan dan pertikaian. Ia sendiri secara pribadi telah menderita kerugian dan penghinaan. Satu kemenangan tidak akan cukup untuk menyatukan bersama satu bangsa yang akhirnya akan terpecah belah selama-lamanya.
Penghiburan dan pengharapan Daud adalah sama seperti yang kita miliki. Allah tahu, dan Allah peduli. Itu sajalah keyakinan diri kita.
Aku akan bersorak-sorak dan bersukacita karena kasih setia-Mu, sebab Engkau telah menilik sengsaraku, telah memperhatikankesesakanjiwaku,dantidakmenyerahkanaku ke tangan musuh, tetapi menegakkan kakiku di tempat yang lapang (Mazmur 31:7, 8).
Terlepas betapa pekatnya malam hari atau betapa kerasnya angin badai, Allah di sorga mengawasi segala sesuatu.
TFTWMS: 2 Samuel (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Leroy Brownlow, Seed for the Sower (Fort Worth, Tex.: Leroy Brownlow Publications, 1948), 53.
Pengarang: Hugo McCord
Hak Cipta ...
Catatan Akhir:
- 1 Leroy Brownlow, Seed for the Sower (Fort Worth, Tex.: Leroy Brownlow Publications, 1948), 53.
Pengarang: Hugo McCord
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab) II SAMUEL
PENGANTAR
Buku II Samuel adalah sambungan dari Buku I Samuel. Buku ini memuat
sejarah pemerintahan Raja Daud, mula-mula atas Yehuda di seb
II SAMUEL
PENGANTAR
Buku II Samuel adalah sambungan dari Buku I Samuel. Buku ini memuat sejarah pemerintahan Raja Daud, mula-mula atas Yehuda di sebelah selatan Palestina (pasal 1-4 2Sam 1:1-4:12), kemudian atas seluruh negeri, termasuk Israel di sebelah utara (pasal 5-24 2Sam 5:1-24:25). Dalam buku ini diceritakan dengan jelas dan menarik bagaimana Daud berusaha memperluas dan mengukuhkan kedudukannya. Ia harus berperang melawan musuh-musuhnya, baik di dalam maupun di luar negeri. Daud digambarkan sebagai orang yang sangat beriman, taat dan setia kepada Allah, juga sebagai orang yang mampu memperoleh kesetiaan rakyatnya. Tetapi ia digambarkan juga sebagai orang yang dapat bertindak kejam, dan yang tidak segera melakukan dosa-dosa besar semata-mata untuk memenuhi keinginannya dan cita-citanya. Tetapi ketika ia dihadapkan kepada dosa-dosanya oleh Natan, nabi Allah, Daud mengakui dosa-dosanya itu dan dengan rela menerima hukuman dari Allah.
Hidup dan prestasi Daud sangat dikagumi oleh rakyat Israel. Di zaman-zaman kemudian, bilamana ada musibah nasional, dan rakyat merindukan seorang raja, maka yang diinginkan ialah seorang "putra Daud". Artinya, seorang keturunan Daud yang akan bertindak seperti dia.
Isi
- Pemerintahan Daud atas Yehuda
2Sam 1:1-4:12 - Pemerintahan Daud atas seluruh Israel
2Sam 5:1-24:25 - a. Tahun-tahun pertama
2Sam 5:1-10:19 - b. Daud dan Batsyeba
2Sam 11:1-12:25 - c. Musibah dan kesulitan-kesulitan
2Sam 12:26-20:26 - d. Tahun-tahun kemudian
2Sam 21:1-24:25
Ajaran: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Lihat I Samuel 07097.
Pendahuluan
Penulis : Samuel.
Isi Kitab: Kitab ini terbagi atas 24 pasal yang menjelaskan tentang Kerajaan
Tujuan
Lihat I Samuel 07097.
Pendahuluan
Penulis : Samuel.
Isi Kitab: Kitab ini terbagi atas 24 pasal yang menjelaskan tentang Kerajaan Israel di bawah pemerintahan raja Daud.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab II Samuel
Pasal 1-10 (2Sam 1:1-10:19).
Kemenangan-kemenangan Raja Daud
Ketika Daud mendengar berita kematian Saul, ia sangat sedih sekali. Kemudian bangsa Yehuda mengakui dia sebagai raja, sedang keluarga Saul mengangkat Isyboset sebagai raja sehingga terjadi perang antara keluarga Saul dan keluarga Daud, tetapi karena Tuhan berkenan akan Daud maka Daud menang dan menjadi raja atas seluruh Israel (pasal 2Sam 5:1-12). Kemudian, nabi Natan menyampaikan janji Tuhan kepada Daud bahwa Allah menjadikan kerajaannya sebagai kerajaan yang kekal dan anak Daud akan mendirikan Bait Allah.
Pendalaman
- Bacalah pasal 2Sam 1:11-16. Apakah sebabnya Daud sedih? Dan apakah sebabnya Daud tidak mau melawan Saul?
- Bacalah pasal 2Sam 8:15. Bagaimanakah pemerintahannya Daud?
Pasal 11-20 (2Sam 11:1-20:26).
Kesusahan-kesusahan Raja Daud Daud berbuat dosa yaitu berzinah dengan Betsyeba dan membunuh Uria, suami Betsyeba itu, akibatnya nabi Natan menegur Daud dan mulai terjadi kekacauan dalam istana Daud.
Pendalaman
- Apakah tanggapan Daud sebagai raja ketika ia ditegu karena perbuatan dosanya (2Sam 12:9-14)? Dan apakah akibat dosa itu?
- Apakah kesusahan demi kesusahan yang datang dalam keluarg Daud disebabkan dosanya membunuh Uria dan berzinah denga istri Uria?
Pasal 21-24 (2Sam 21:1-24:25).
Keterangan akhir Pasal 21-22; 2Sam 21:1-22:51mengenai nasib anak-anak Saul dan peperangan antara bangsa Filistin dan Israel serta Mazmur karangan Daud. Pasal 23; 2Sam 23:1-39kata-kata terakhir dari Daud dan akhirnya pasal 24; 2Sam 24:1-25tentang gambaran hukum Tuhan terhadap Daud.
II. Kesimpulan/penerapan
- Allah memilih Daud menjadi raja bukan karena ketampanan, ata kegagahannya, tetapi karena ketulusan hatinya kepada Allah.
- Melalui kejatuhan Daud ke dalam dosa, mengajarkan bahwa Allah mengampun dosa orang yang mau bertobat. Tetapi akibat dosa itu sendiri harus teta diterima seseorang yang hidup di dunia ini.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Mengapa Allah memilih Daud untuk menggantikan Saul?
- Apakah kesan yang saudara dapati dari mempelajari kehidupan Daud?
- Apakah akibat dosa yang Daud perbuat?
Intisari: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab) Keluarga Daud
GARIS KETURUNAN DAUDII Samuel seringkali dianggap sebagai Sejarah Kehidupan Daud. Di dalamnya kita baca tentang keberhasilan, kegagala
Keluarga Daud
GARIS KETURUNAN DAUD
II Samuel seringkali dianggap sebagai Sejarah Kehidupan Daud. Di dalamnya kita baca tentang keberhasilan, kegagalan dan dosa-dosa Daud, khususnya mengenai liku-liku dan perjuangan hidup yang harus dialaminya. Namun, terselip dalam kisah ini suatu janji yang kemudian digenapi di dalam Kristus. Daud bukan saja pilihan Allah pada waktu itu; dia menjadi awal garis keluarga yang akan membawa kepada Sang Penebus sendiri.
MUSUH-MUSUH DAUD
Daud mempunyai karunia besar untuk menjadi pemimpin pasukan militer. Dia menarik "orang-orang perkasa" yang kegagahannya menjadi legenda di zaman mereka. Pada saat ia sudah menguasai seluruh bangsa Israel, ia mengkonsolidasikan kerajaannya dengan mengalahkan negara-negara tetangga yang susah dikendalikan dengan melancarkan serangkaian serangan (2Sa 8:1-14; 10:1-9; 11:1; 12:26-31). Tindakan ini melindungi daerah kekuasaannya dari serangan musuh dan memberinya kekuasaan atas daerah yang lebih luas daripada yang pernah ada sebelumnya.
PEMERINTAHAN DAUD
Sekali-sekali kita membaca siapa yang berkuasa dalam pemerintahan Raja Daud (2Sa 8:15-18; 20:23-26). Kemampuan Absalom untuk menimbulkan ketidakpuasan rakyat (2Sa 15:1-6) menunjukkan bahwa Daud bukanlah orang yang dapat memerintah dengan baik. Walaupun Daud dapat mendorong timbulnya kesetiaan yang sungguh-sungguh, tetapi kenyataan bahwa Absalom dapat menimbulkan perang saudara berarti ada kemungkinan bahwa pada waktu raja mulai tua, ia kehilangan kontrol dalam banyak hal. Sensus yang diadakannya dianggap sebagai suatu kekeliruan sebab hal itu boleh jadi dihubungkan dengan rencana kerja paksa (2Sa 24:1-10), sesuatu yang kemudian dieksploitasi secara kejam oleh anaknya, Salomo.
MASALAH RUMAH TANGGA DAUD
Poligami tidak dilarang dalam Perjanjian Lama, tetapi kisah kehidupan rumah tangga Daud menunjukkan kejelekan-kejelekannya. Pada masa itu mempunyai banyak istri dan gundik serta keluarga besar merupakan simbol status. Namun, keluarga semacam itu dapat menimbulkan bahaya. Setiap anak merupakan calon pewaris takhta, dan jika anak itu keras kepala, ia menjadi ancaman bagi sang ayah. Di samping itu, Daud bukanlah orang-tua yang terbaik. Dia gagal mendisiplin anak-anaknya dan sebagai akibatnya ia harus menanggung derita.
Pesan
1. Kesetiaan Daud.o Daud digambarkan sebagai orang yang dilindungi dan dipatuhi oleh pasukannya yang rela mengorbankan jiwa bilamana diperlukan. Dia betul-betul adil dalam mengambil keputusan dan selalu ingin melakukan yang terbaik dalam setiap keadaan. Ia akan menghukum orang bersalah dan memberi anugerah kepada yang berhak menerimanya. Di samping itu, ia dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain dan mengerti kesedihan mereka. 2Sa 1:11-27; 3:36; 4:9-12; 15:21; 18:3; 23:13-17.
Apa yang dilakukannya terhadap Mefiboset, anak Saul, yang dapat menjadi musuhnya dan yang oleh rezim lain mungkin sudah dibinasakan, mencerminkan kemurahan Allah terhadap kita. 2Sa 9:1-13
o Daud semata-mata percaya kepada Allah dan bergantung kepada-Nya, dan ini merupakan kunci dari semua keberhasilan yang ia peroleh. Daud selalu berdoa dan memohon pimpinan Tuhan. Selain itu, kita juga melihat bahwa ia secara terbuka menaikkan puji-pujian dan menunjukkan sukacitanya di dalam Tuhan tanpa mempedulikan apa yang akan dikatakan orang lain mengenai dirinya. Daud adalah seorang yang penuh terima kasih, yang selalu menyatakan dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dengan bebas sambil bersaksi bahwa dia adalah dia oleh karena anugerah Allah. 2Sa 2:1; 5:19,23-25; 6:14-23; 15:31; 21:1; 22:1-51.
o Daud mau menerima kelemahan-kelemahannya sendiri dengan rendah hati. Bahkan, pada waktu ia bersalah ia segera menyesali kesalahannya dan meluruskan hubungannya dengan Allah, menerima hukuman Allah tanpa mengeluh. 2Sa 12:13, 15-23; 15:25,26; 16:10-12; 24:10,14,24.
2. Kesalahan-kesalahan Daud.
o Kendati ia adil, Daud sering menemukan kesukaran dalam mendisiplin orang lain. Ia membiarkan Yoab secara terang-terangan melakukan pembunuhan. Ia membiarkan perkosaan Amnon terhadap saudara perempuannya, dan ia berlaku lunak terhadap Absalom sampai tampak seperti orang kehilangan akal. 2Sa 3:28,29; 13:21, 23-39; 18:4,5,32,33; 19:1-4.
o Ia menyerah pada godaan, menyalahgunakan wewenangnya seperti apa yang mungkin dilakukan oleh raja kafir pada masa itu. Lebih dari itu, sebagai usaha untuk menutupi perzinahannya dengan Batyeba ia malah menambah dosanya dengan pembunuhan. 2Sa 11:1-27.
o Ia melalaikan kewajibannya dan membiarkan segala sesuatu mengalami kemerosotan, sehingga ia membuka dirinya terhadap kecaman pedas. 2Sa 15:1-4.
Penerapan
1. Allah memberi kemakmuran dan perlindungan
Mereka yang percaya kepada Allah dan mencari kehendak Allah dalam hidup mereka boleh menyerahkan segala masalah mereka kepada-Nya. Ia siap untuk memberi petunjuk dan menjadi tempat berlindung di kala susah dan memimpin umat-Nya "ke tempat yang lebih lapang". Rencana-Nya mungkin memakan waktu lama sebelum menjadi kenyataan, tetapi Ia telah berjanji akan menyertai kita sampai pada akhirnya.
2. Kita semua rawan terhadap pencobaan
Sifat manusia masih sama sejak dulu hingga kini. Setan menggoda kita melalui apa yang kita lihat dan rasakan, tetapi ini tidak berarti bahwa kita harus menyerah. Kita harus ingat akan kewajiban kita terhadap Allah dan taat kepada-Nya, daripada menyerah pada keinginan diri sendiri.
3. Bagaimana halnya dengan keluarga kita
Tidak ada gunanya sukses dalam masyarakat jika kehidupan keluarga kita tidak berkenan kepada Allah. Tempat pertama kita membuktikan kasih-Nya adalah di dalam rumah sendiri dan dalam hubungan kekeluargaan. Kasih yang sejati berarti disiplin dan ketaatan. Dengan demikian orang tua adalah ayah dan ibu yang sejati bagi anak-anak mereka, dan anak-anak adalah putra dan putri yang sejati bagi orang tua.
4. Meluruskan hubungan dengan Allah
Pada waktu kita berdosa dan sadar akan kebodohan kita, tidak ada gunanya untuk menutupi jejak kita. Yang harus kita lakukan ialah mengakui kesalahan kita dan memohon pengampunan serta menerima hukuman apa pun yang akan dikirimkan Allah kepada kita. Dalam hal ini perlu juga kita ingat bahwa segala sukses dan kemenangan yang telah kita capai bukan merupakan jaminan untuk tidak dapat gagal di masa yang akan datang. Usia bukanlah jaminan terhadap segala cobaan. Kenyataannya, usia malah dapat membawa godaan-godaan baru.
Tema-tema Kunci
1. Anak Daud
Perjanjian Allah dengan Daud, yang kita sebut "perjanjian Daud", ialah bahwa semua raja Israel akan dilahirkan dari keturunannya (2Sa 7:11-16; 23:5). Berdasarkan hal ini, maka bangsa Yahudi pada masa Yesus mencari-cari seorang Penebus -- yaitu "yang diurapi" -- yang akan menggenapi semua gambaran yang ideal mengenai seorang raja sebagai keturunan Daud. Lihatlah bagaimana hal ini digenapi dalam Perjanjian Baru. Mat 1:1,17; Luk 1:32,33,69; Mar 10:47,48; Mat 9:27; 15:22; 21:9; Mar 11:10; Mat 22:41-45; Kis 13:22,23; Rom 1:3; Wah 3:7; 5:5; 22:16.
2. Allah Daud
Daud berhutang atas segala sesuatu yang dimilikinya kepada Allah, yang sifat-sifat-Nya menyinari seluruh pasal dalam kitab ini dalam berbagai cara. Perhatikan secara khusus mengenai ungkapan yang berbeda-beda tentang kesucian Allah (2Sa 6:6,7; 12:1-14; 24:1), dan bacalah semua pasal tersebut, yang sebagian besar isinya bercerita tentang Dia (2Sa 7:5-29; 22:1-23:7). Tulislah dengan cara bagaimana Allah digambarkan dan bagaimana seharusnya tanggapan kita terhadap-Nya.
3. Pengkhianatan
Terdapat banyak hal tentang sifat jahat manusia dalam buku ini. Perhatikan bagaimana pasukan, keluarga dan bawahan Daud ini, semuanya telah mengecewakan dia, menunjukkan sifat terburuk manusia. Mungkin dikarenakan banyak kali Daud tidak tahu siapa yang dapat dipercayainya, yang membuat ia memupuk iman sedemikian rupa kepada Allah yang sepenuhnya dapat dipercaya (2Sa 7:28; 22:1-3, 26, 31, 32, 47).
Garis Besar Intisari: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab) [1] BERITA BURUK TENTANG SAUL 2Sa 1:1-27
2Sa 1:1-16Anugerah yang tidak diduga-duga
2Sa 1:17-27Kejatuhan si penguasa!
[2] PEMERINTAHAN DAUD ATAS
[1] BERITA BURUK TENTANG SAUL 2Sa 1:1-27
2Sa 1:1-16 | Anugerah yang tidak diduga-duga |
2Sa 1:17-27 | Kejatuhan si penguasa! |
[2] PEMERINTAHAN DAUD ATAS YEHUDA 2Sa 2:1-4:12
2Sa 2:1-7 | Sambutan di Hebron |
2Sa 2:8-32 | Pertempuran yang membawa kepahitan |
2Sa 3:1-39 | Yoab membalas dendam |
2Sa 4:1-12 | Kematian tragis seorang raja yang lemah |
[3] KERAJAAN DIPERSATUKAN 2Sa 5:1-9:13
2Sa 5:1 | -5 Raja atas seluruh Israel |
2Sa 5:6-16 | Daud merebut Yerusalem |
2Sa 5:17-25 | Pembalasan terhadap orang Filistin |
2Sa 6:1-23 | Peti Perjanjian dibawa ke Yerusalem |
2Sa 7:1-29 | Kasih Allah kepada Daud |
2Sa 8:1-14 | Kemenangan di mana-mana |
2Sa 8:15-18 | Sistem pemerintahan Israel |
2Sa 9:1-13 | Kemurahan hati Daud |
[4] KEMENANGAN DAN KEKALAHAN YANG MEMALUKAN 2Sa 10:1-12:31
2Sa 10:1-19 | Pelajaran bagi orang Amon |
2Sa 11:1-27 | Daud kalah atas dirinya sendiri |
2Sa 12:1-31 | Kenyataan bagi seorang raja |
[5] PERANG SAUDARA 2Sa 13:1-20:26
2Sa 13:1-39 | Kebodohan Amnon dan pembalasan Absalom |
2Sa 14:1-15:12 | Permulaan bencana |
2Sa 15:13-16:14 | Daud terpaksa mengungsi |
2Sa 16:15-17:29 | Taktik menunda-nunda |
2Sa 18:1-19:43 | Absalom terbunuh; kekuasaan Daud dipulihkan |
2Sa 20:1-26 | Pemberontakan Seba |
[6] ORANG GIBEON DAN FILISTIN 2Sa 21:1-22
[7] KESAKSIAN DAUD 2Sa 22:1-23:7
2Sa 22:1-51 | Tuhan adalah gunung batuku |
2Sa 23:1-7 | Apa sebenarnya arti pemerintahan |
[8 ]PAHLAWAN-PAHLAWAN DAUD YANG PERKASA 2Sa 23:8-39
[9] DAUD MENGADAKAN SENSUS 2Sa 24:1-25
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi