Teks -- Daniel 2:40-49 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life: Dan 2:40 - KERAJAAN YANG KEEMPAT, YANG KERAS SEPERTI BESI.
Nas : Dan 2:40
Kerajaan besi (ayat Dan 2:33) melambangkan kerajaan Roma, yang
mulai sekitar tahun 67 SM dan menguasai dunia hingga ke taraf yang be...
Full Life: Dan 2:41-43 - KERAS SEBAGIAN DAN RAPUH SEBAGIAN.
Nas : Dan 2:41-43
Kaki dari besi dan tanah liat mungkin melambangkan negara-negara
bagian yang sudah ada di wilayah Roma setelah kerajaan itu runtu...
Nas : Dan 2:41-43
Kaki dari besi dan tanah liat mungkin melambangkan negara-negara bagian yang sudah ada di wilayah Roma setelah kerajaan itu runtuh. Beberapa di antaranya kuat dan bertahan untuk jangka waktu yang lama; yang lain rapuh, terpecah berkali-kali.
Full Life: Dan 2:44-45 - KERAJAAN YANG TIDAK AKAN BINASA.
Nas : Dan 2:44-45
Di dalam mimpi itu, sebuah batu yang terungkit lepas dari gunung,
bukan oleh tangan manusia (yaitu, adikodrati) menimpa kaki patu...
Nas : Dan 2:44-45
Di dalam mimpi itu, sebuah batu yang terungkit lepas dari gunung, bukan oleh tangan manusia (yaitu, adikodrati) menimpa kaki patung itu. Bukan hanya kaki patung itu yang binasa, tetapi emas, perak, tembaga, besi, dan tanah liat semuanya menjadi debu dan dihembuskannya.
- 1) Ketika Babel kalah kepada Media-Persia, koalisi Media-Persia tetap menjadi bagian dari patung itu; hal ini juga berlaku bagi Yunani dan Roma serta negara-negara nasionalistis yang modern. Semua adalah bagian dari sistem dunia yang sama. Lagi pula, di sekitar kita masih ada astrologi Babel, etika Media-Persia, kesenian dan filsafat Yunani, dan hukum serta gagasan Romawi bahwa damai dapat dicapai dengan kekuatan militer. Menurut mimpi Nebukadnezar, sistem dunia dengan filsafat dan nilai-nilainya harus dimusnahkan sama sekali agar Kerajaan Kristus dapat ditetapkan dengan sepenuhnya.
- 2) Batu itu menjadi kerajaan yang memenuhi seluruh bumi (ayat Dan 2:35). Kerajaan kelima adalah kerajaan Allah yang didirikan oleh Yesus sang Mesias. Kerajaan itu akan memenuhi seluruh bumi dan meliputi langit baru dan bumi baru (bd. Wahy 21:1). Dapat dipastikan bahwa sistem dunia yang sekarang tidak akan bertahan untuk selama-lamanya, tetapi kerajaan Allah akan kekal selama-lamanya (bd. 2Pet 3:10-13).
Ini sebaik-baiknya dihilangkan.
Ini sebaik-baiknya diperbaiki menjadi: kaki.
Jerusalem: Dan 2:43 - bercampur oleh perkawinan Ini agaknya menyinggung perkawinan antara wangsa kerajaan Seleukus (Siria-Babel) dengan wangsa kerajaan itu tidak berhasil mempertahankan persatuan da...
Ini agaknya menyinggung perkawinan antara wangsa kerajaan Seleukus (Siria-Babel) dengan wangsa kerajaan itu tidak berhasil mempertahankan persatuan dan kerukunan antara para pengganti Aleksander Agung.
Ende: Dan 2:1-49 - -- Fasal 2 menjadjikan suatu pandangan mengenai sedjarah. Sedjarah
keradjaan2 terus berkembang menudju kekeruntuhan oleh turun tangan Allah, jang
mengach...
Fasal 2 menjadjikan suatu pandangan mengenai sedjarah. Sedjarah keradjaan2 terus berkembang menudju kekeruntuhan oleh turun tangan Allah, jang mengachiri semua. Radja, wakil Allah, menerima suatu wahju mengenai sedjarah itu dalam mimpi, jang dapat diartikan hanja oleh mereka, jang dianugerahi Tuhan. Seluruh fasal ini djuga menentang ilmu sihir dan penenungan kafir, jang tidak ada sangkut-pautnja dengan Allah jang benar.
Ende: Dan 2:39-40 - -- Ketiga keradjaan, jang muntjul sesudah keradjaan Babel(Nebukadnezar) ialah:
keradjaan Media, Parsi dan keradjaan Iskandar Zulkarnain dengan pengganti2...
Ketiga keradjaan, jang muntjul sesudah keradjaan Babel(Nebukadnezar) ialah: keradjaan Media, Parsi dan keradjaan Iskandar Zulkarnain dengan pengganti2nja. Sesungguhnja suatu keradjaan Media bersendiri sesudah Babel tidak ada, tetapi demikian dibajangkan oleh si pengarang. Sesudah keradjaan jang keempat itu muntjullah keradjaan Allah (al-Masih). Keterangan jang kami sadjikan dengan ringkas ini ada kesulitan2nja dan tidak semua ahli menerima keterangan ini.
Ende: Dan 2:41 - -- Keradjaan Iskandar terpetjah mendjadi beberapa keradjaan bersendiri; untuk si
pengarang jang penting ialah: Syriah dan Mesir. Bahwasanja terdiri atas ...
Keradjaan Iskandar terpetjah mendjadi beberapa keradjaan bersendiri; untuk si pengarang jang penting ialah: Syriah dan Mesir. Bahwasanja terdiri atas besi dan tanah liat berarti: Kedua keradjaan itu tidak dapat dipersatukan.
Ende: Dan 2:43 - -- Ajat ini memberi keterangan lain mengenai tjampuran besi dan tanah liat itu.
Banjak ahli berpendapat, bahwa ajat ini kemudian baru diselipkan kedalam ...
Ajat ini memberi keterangan lain mengenai tjampuran besi dan tanah liat itu. Banjak ahli berpendapat, bahwa ajat ini kemudian baru diselipkan kedalam teks (menurut beberapa ahli Dan 2:41-43 adalah tambahan) Keterangan ajat 43(Dan 2:43) itu mengenai perkawinan antara wangsa Seleukos di Syriah dan wangsa Ptolomaios di Mesir. Perkawinan itu tidak sampai mentjapai maksud politiknja, jakni mempersatukan kedua keradjaan itu.
Ende: Dan 2:44 - -- Keradjaan Allah (al-Masih) merupakan achir sedjarah dunia dan itu akan mengganti
semua keradjaan lain. Keradjaan Allah itu akan meliputi seluruh dunia...
Keradjaan Allah (al-Masih) merupakan achir sedjarah dunia dan itu akan mengganti semua keradjaan lain. Keradjaan Allah itu akan meliputi seluruh dunia (aj.45) (Dan 2:45).
Ende: Dan 2:46 - -- Nebukadnezar mau memudja Daniel sebagai Dewa (jang mendjadi manusia).
Kebidjaksanaan Daniel itu atas insani, djadi, menurut Nebukadnezar, Danielpun
bu...
Nebukadnezar mau memudja Daniel sebagai Dewa (jang mendjadi manusia). Kebidjaksanaan Daniel itu atas insani, djadi, menurut Nebukadnezar, Danielpun bukan manusia, melainkan sesuatu jang bersifat ilahi. Daniel, orang Jahudi, memang menolak pemudjaan itu.
Seluruh kisah menudju ke pengakuan Allah dari pihak Nebukadnezar, seperti halnja dengan kisah2 jang berikut (Dan 3:24-30; 4:34; 6:26-28).
Ende: Dan 2:47 - -- Nebukadnezar mengakui Allah Daniel sebagai dewa tertinggal. Ia tidak menolak
adanja dewa2 lain.
Nebukadnezar mengakui Allah Daniel sebagai dewa tertinggal. Ia tidak menolak adanja dewa2 lain.
· menghancurluluhkan semuanya: Dan 7:7,23
Ref. Silang FULL: Dan 2:44 - akan meremukkan // segala kerajaan // untuk selama-lamanya · akan meremukkan: Kej 27:29; Kej 27:29; Mazm 2:9; Mazm 110:5; Mazm 110:5; Mat 21:43-44; 1Kor 15:24
· segala kerajaan: 1Sam 9:20; 1Sam...
· akan meremukkan: Kej 27:29; [Lihat FULL. Kej 27:29]; Mazm 2:9; Mazm 110:5; [Lihat FULL. Mazm 110:5]; Mat 21:43-44; 1Kor 15:24
· segala kerajaan: 1Sam 9:20; [Lihat FULL. 1Sam 9:20]; Hag 2:23
· untuk selama-lamanya: Mazm 145:13; Yes 9:6; [Lihat FULL. Yes 9:6]; Dan 4:34; 6:27; 7:14,27; Ob 1:21; Mi 4:7,13; Luk 1:33; [Lihat FULL. Luk 1:33]; Wahy 11:15
Ref. Silang FULL: Dan 2:45 - tangan manusia // sebuah batu // kemudian hari // adalah benar · tangan manusia: Dan 8:25
· sebuah batu: Yes 28:16; Yes 28:16
· kemudian hari: Kej 41:25; Kej 41:25
· adalah benar: Wahy ...
Ref. Silang FULL: Dan 2:46 - Lalu sujudlah // mempersembahkan korban · Lalu sujudlah: Dan 8:17; Kis 10:25
· mempersembahkan korban: Kis 14:13
Ref. Silang FULL: Dan 2:47 - segala allah // segala raja // menyingkapkan rahasia-rahasia // menyingkapkan rahasia · segala allah: Ul 10:17; Ul 10:17; Dan 11:36
· segala raja: Dan 4:25; 1Tim 6:15
· menyingkapkan rahasia-rahasia: Dan 2:22,28; Da...
· segala allah: Ul 10:17; [Lihat FULL. Ul 10:17]; Dan 11:36
· segala raja: Dan 4:25; 1Tim 6:15
· menyingkapkan rahasia-rahasia: Dan 2:22,28; [Lihat FULL. Dan 2:22]; [Lihat FULL. Dan 2:28]
· menyingkapkan rahasia: Dan 4:9; 1Kor 14:25
Ref. Silang FULL: Dan 2:48 - raja memuliakan // orang bijaksana · raja memuliakan: 2Raj 25:28; 2Raj 25:28
· orang bijaksana: Dan 2:6; Dan 2:6; Est 8:2; Est 8:2; Dan 1:20; Dan 1:20; Dan 4:9; 5:11; 8:2...
· raja memuliakan: 2Raj 25:28; [Lihat FULL. 2Raj 25:28]
· orang bijaksana: Dan 2:6; [Lihat FULL. Dan 2:6]; Est 8:2; [Lihat FULL. Est 8:2]; Dan 1:20; [Lihat FULL. Dan 1:20]; Dan 4:9; 5:11; 8:27
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Dan 2:31-45; Dan 2:46-49
Matthew Henry: Dan 2:31-45 - Mimpi Nebukadnezar Ditafsirkan Mimpi Nebukadnezar Ditafsirkan (2:31-45)
Di sini Daniel sangat memuaskan hati Nebukadnezar berkenaan dengan mimpi serta maknanya. Raja perkasa it...
Mimpi Nebukadnezar Ditafsirkan (2:31-45)
- Di sini Daniel sangat memuaskan hati Nebukadnezar berkenaan dengan mimpi serta maknanya. Raja perkasa itu telah bersikap baik terhadap nabi malang ini dengan menyediakan keperluan hidup dan pendidikan yang baik. Daniel diurus atas biaya raja, dan mendapat perlakuan istimewa di istana. Dengan demikian kehidupan di negeri pembuangan ini jauh lebih mudah dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain. Dan sekarang dengan berlimpah raja dibalas utang budinya atas semua kebaikan yang telah diperbuatnya untuk Daniel. Dengan menyambut nabi ini, meskipun Daniel tidak menyandang gelar nabi, raja memperoleh upah nabi, imbalan yang hanya dapat diberikan oleh seorang nabi. Dan sekarang raja yang kaya raya itu senang karena berutang budi kepadanya. Di sini diceritakan tentang,
- I. Mimpi itu sendiri (ay. 31, 45). Boleh jadi Nebukadnezar adalah pengagum patung, dan istana serta taman-tamannya dihiasi patung-patung. Ia juga seorang penyembah berhala. Sekarang ia melihat patung yang amat besar dalam sebuah mimpi. Penglihatan dalam mimpi ini bisa jadi memperlihatkan kepada dia betapa patung-patung yang sudah menghabiskan biaya begitu besar dan yang begitu dihormatinya selama ini, semuanya itu tidak lebih dari sekadar mimpi. Pikiran-pikiran hasil khayalan memang bisa memuaskan angan-angan itu sendiri. Melalui kekuatan berkhayal, raja bisa memejamkan mata, dan membayangkan bentuk-bentuk seperti apa yang menurut pendapatnya sesuai, kemudian memperindahnya sesuka hati, tanpa harus mengeluarkan biaya dan tenaga untuk membuat patungnya. Nah, ini sebuah patung orang yang berdiri tegak yang dilihatnya: patung itu tegak di hadapan raja, bagaikan manusia hidup, karena kerajaan-kerajaan yang dirancang untuk digambarkan oleh patung itu dikagumi para sekutu mereka, kemilau patung ini sangat luar biasa. Juga, karena kerajaan-kerajaan itu sangat mengerikan bagi musuh-musuh mereka, dan ditakuti semua yang ada di sekitar mereka, bentuknya disebut mendahsyatkan. Baik wajah maupun bentuk tubuhnya membuatnya tampak demikian. Namun, yang paling mengagumkan pada patung ini adalah berbagai jenis logam yang digunakan untuk membuatnya, yakni kepalanya dari emas tua, logam yang paling mulia dan tahan lama. Dada dan lengannya dari perak yang paling berharga setelah emas. Perut dan pinggangnya (atau pinggulnya) dari tembaga, sedang pahanya dari besi yaitu logam yang lebih rendah mutunya. Terakhir, kakinya sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah liat. Pandanglah seperti apa benda-benda yang berasal dari dunia ini. Semakin jauh kita mengamatinya, maka tampak semakin rendah pula nilainya. Dalam hidup seseorang, masa muda bagaikan kepala yang terbuat dari emas, tetapi hidup itu semakin hari semakin kurang berharga dalam penilaian kita. Usia tua seperti sebagian dari tanah liat, sehingga pada masa tua itu orang bisa dikatakan telah mati pucuk. Begitu pula halnya dengan dunia, yang semakin tua semakin merosot akhlaknya. Pada usia awal jemaat Kristen, yaitu pada masa awal terjadinya reformasi atau perubahan rohani, keadaannya seperti kepala dari emas. Namun, sekarang kita hidup di abad seperti besi dan tanah liat. Ada orang merujuk masalah ini pada gambaran seorang munafik, yang perilakunya tidak cocok dengan pengetahuannya. Ia memiliki kepala dari emas, tetapi kakinya terbuat dari besi dan tanah liat. Ia tahu kewajibannya, namun tidak melaksanakannya. Ada yang berpendapat bahwa dalam penglihatan Daniel, kerajaan-kerajaan itu digambarkan dengan empat binatang (ps. 7), sebab ia memandang hikmat itu dari bawah, sehingga kerajaan-kerajaan tadi tampak menjadi duniawi dan penuh hawa nafsu, dan menjadi suatu kekuasaan yang lalim. Di dalamnya lebih banyak terlihat sifat binatang daripada manusia, jadi penglihatan itu sesuai dengan pengertiannya tentang hal itu. Namun, bagi Nebukadnezar, raja kafir yang tidak mengenal Allah, penglihatan itu digambarkan sebagai seorang manusia yang semarak dan megah, sebab ia sangat mengagumi semua kerajaan dunia dengan kemegahannya. Bagi raja, penglihatan itu begitu memesonanya hingga ia tidak sabar ingin segera melihatnya kembali. Namun, apa yang lalu terjadi pada patung ini? Bagian berikutnya dalam mimpi itu menunjukkan kepada kita bahwa patung itu remuk hingga tidak tersisa sedikit pun. Ia melihat sebuah batu terungkit lepas oleh kekuatan yang tidak terlihat, tanpa tangan. Batu ini lalu menimpa kakinya yang dari besi dan tanah liat itu, sehingga remuk. Dengan sendirinya patung itu tumbang, termasuk bagian-bagian yang terbuat dari emas, perak, tembaga, dan besi. Semuanya hancur serentak hingga berkeping-keping. Begitu remuk hingga serupa dengan sekam di tempat pengirikan pada musim panas, sedikit pun tidak ada yang tersisa. Namun, batu yang terungkit lepas dari gunung itu menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh bumi. Lihatlah bagaimana Allah mampu menimbulkan dampak besar melalui perkara-perkara kecil dan mustahil terjadi. Bila Ia berkenan, yang paling kecil akan menjadi kaum yang besar. Boleh jadi penghancuran patung dari emas, perak, tembaga, dan besi ini dimaksudkan untuk menandakan penghapusan penyembahan berhala pada waktunya nanti. Berhala bangsa-bangsa adalah perak dan emas, seperti patung ini, dan mereka akan lenyap dari bumi dan dari kolong langit ini (Yer. 10:11; Yes. 2:18). Dan, apa pun kekuatan yang menghancurkan penyembahan berhala itu, sekarang ia sedang di jalannya memuliakan dan meninggikan dirinya sendiri, seperti batu ini, yang setelah menghancurkan patung itu hingga remuk, menjadi sebuah gunung yang besar.
- II. Makna mimpi ini. Mari kita lihat apa maknanya. Mimpi ini datang dari Allah, dan oleh sebab itu pantas apabila kita menerima penjelasannya dari Dia. Tampaknya Daniel bersama teman-temannya ketika menghadap raja, dan ia berbicara mewakili mereka juga, ketika berkata, sekarang maknanya akan kami katakan (ay. 36). Nah,
- 1. Patung ini menggambarkan kerajaan-kerajaan di bumi yang berturutturut akan memerintah di antara bangsa-bangsa dan memiliki pengaruh atas urusan jemaat Yahudi. Keempat kerajaan itu tidak digambarkan melalui empat patung berbeda, tetapi melalui satu patung, sebab keempatnya memiliki roh dan pribadi yang sama, dan kurang lebih sama-sama menentang umat-Nya. Kuasa yang ada dalam keempat kerajaan ini sama, hanya berdiam di dalam empat bangsa berbeda. Dua kerajaan pertama terletak di sebelah timur Yudea, sedangkan dua lagi yang belakangan di sebelah barat.
- (1) Kepalanya yang dari emas tua menandakan kerajaan Babel, yang sekarang sedang berdiri (ay. 37-38): Ya tuanku raja, atau lebih tepatnya, yang akan menjadi raja segala raja, raja seluruh dunia, kepada siapa banyak raja dan kerajaan akan membayar upeti. Atau, Tuanku adalah raja paling agung di bumi pada masa ini, sama seperti hamba yang paling hina adalah hamba paling rendah. Tuanku jauh lebih cemerlang daripada semua raja lain. Namun, janganlah ia memandang keagungan yang didapatnya itu sebagai hasil dari keberhasilan pemerintahan atau kehebatannya sendiri. Tidak, Allah semesta langit-lah yang telah memberikan kerajaan, kekuasaan, kekuatan dan kemuliaan kepada tuanku. Ia-lah yang telah memberikan tuanku sebuah kerajaan yang memiliki kekuasaan agung, berdiri tegak, dan bersinar cemerlang, dan bertindak dengan bala tentara yang perkasa dengan kekuasaan sewenang-wenang. Perhatikanlah, raja-raja teragung pun tidak akan memiliki kuasa selain apa yang diberikan kepada mereka dari atas. Jangkauan kekuasaannya dinyatakan sebagai berikut (ay. 38), bahwa atas anakanak manusia, di manapun mereka berada, di semua bangsa yang menempati bagian dunia itu, ia menjadi kuasa atas semuanya itu, atas mereka dan seluruh milik mereka, termasuk ternak mereka. Juga, bukan yang mereka miliki saja, melainkan juga yang feræ naturæ – liar, yakni binatang-binatang di padang dan burung-burung di udara. Ia adalah tuan atas semua rimba, hutan, dan perburuan, dan tidak seorang pun boleh berburu atau menangkap burung tanpa seizinnya. Jadi “tuankulah kepala yang dari emas itu, tuanku, dan putra tuanku, dan putra dari putra tuanku, selama tujuh puluh tahun.” Bandingkan ini dengan 9, 11, terutama Yeremia 27:5-7. Pada waktu itu, di dunia terdapat kerajaan-kerajaan kuat lain, misalnya kerajaan orang Skit. Namun, kerajaan Babel-lah yang berkuasa atas orang Yahudi, dan yang mengawali pemerintahan yang berlanjut berturutturut seperti diceritakan di sini hingga masa Kristus. Kerajaan ini disebut kepala, karena hikmat, keunggulan, dan kekuasaan mutlaknya. Kepalanya terbuat dari emas tua karena kekayaannya (Yes. 14:4), sebuah kota dari emas. Ada yang berpendapat bahwa kerajaan ini diawali dari Nimrod, sehingga dengan demikian membawa semua raja Asyur datang ke sana, sekitar lima puluh kerajaan, dan secara keseluruhan berlangsung sampai lebih dari 1.600 tahun. Namun, kerajaan itu belum pernah menjadi sebuah kerajaan dengan wilayah yang sedemikian luas dan kekuasaan yang dahsyat seperti yang digambarkan di sini. Tidak ada kerajaan yang sepeti ini. Oleh sebab itu, ada sebagian ahli lagi yang berpendapat bahwa hanya Nebukadnezar, Ewil-Merodakh, dan Belsyazar yang bisa disebut sebagai kepala dari emas tua ini. Takhta mereka sangat agung dan tinggi, dan mungkin mereka menjalankan kekuasaan yang lebih lalim daripada raja-raja lain sebelum mereka. Nebukadnezar memerintah empat puluh lima tahun berturut-turut, Ewil-Merodakh dua puluh tiga tahun berturut-turut, dan Belsyazar tiga tahun. Babel merupakan kota utama, dan Daniel berada bersama mereka selama masa tujuh puluh tahun itu.
- (2) Dada dan lengan dari perak menandakan kerajaan orang Media dan Persia. Kepada raja tidak diceritakan lebih dari ini, sesudah tuanku akan muncul suatu kerajaan lain, yang kurang besar dari kerajaan tuanku (ay. 39), yang tidak begitu kaya, kuat, atau berjaya. Kerajaan ini didirikan oleh Darius orang Media dan Koresh orang Persia yang saling bersekutu, dan karena itu digambarkan sebagai dua lengan, yang bertemu di dada. Koresh sendiri orang Persia dari garis keturunan ayahnya, dan orang Media dari garis ibunya. Ada yang memperkirakan bahwa kerajaan kedua ini bertahan selama 130 tahun, dan ada pula yang berpendapat 204 tahun. Perhitungan pertama paling sesuai dengan urutan waktu dalam Alkitab.
- (3) Perut dan pinggang dari tembaga menandakan kerajaan orang Yunani yang didirikan oleh Aleksander, yang menaklukkan Darius Codomannus, kaisar Persia terakhir. Ini adalah kerajaan ketiga, dari tembaga, yang lebih rendah dalam hal kekayaan dan jangkauan wilayah kekuasaan dibanding kerajaan Persia. Namun melalui Aleksanderlah, kerajaan ini akan berkuasa atas seluruh bumi melalui kekuatan pedang. Aleksander membanggakan diri bahwa ia telah menaklukkan dunia, dan kemudian duduk menangis sebab tidak ada dunia lain lagi yang bisa ia taklukkan.
- (4) Kakinya yang dari besi dan tanah liat itu menandakan kekaisaran Roma. Namun, ada yang berpendapat bahwa ini menandakan bagian terakhir kerajaan Yunani, yaitu kerajaan Aram dan Mesir. Yang pertama dipimpin oleh keluarga Seleukia keturunan Seleukus, sedangkan yang kedua oleh keluarga Lagidae keturunan Ptolemaeus Lagus. Mereka ini digambarkan sebagai kedua tungkai dan kaki patung ini. Para ahli seperti Grotius, Junius, dan Broughton berpendapat seperti ini. Akan tetapi, pendapat yang lebih banyak diterima adalah bahwa kekaisaran Romalah yang dimaksudkan di sini, karena pada masa kekaisaran Romalah, dan saat di puncak kejayaannyalah, kerajaan Kristus didirikan di dunia ini melalui pemberitaan Injil yang kekal. Kekaisaran Roma kuat seperti besi (ay. 40). Coba lihat saja kuatnya kekaisaran itu melawan semua pihak yang menentangnya selama berabad-abad. Kekaisaran itu meremukkan kerajaan Yunani, dan sesudah itu nyaris menghancurkan bangsa Yahudi. Menjelang akhir, kekaisaran Roma menjadi semakin lemah, dan terpecah menjadi sepuluh kerajaan, yang dilambangkan dengan kesepuluh jari kaki patung ini. Beberapa di antaranya lemah bagaikan tanah liat, sedangkan yang lain kuat bagaikan besi (ay. 42). Upaya keras diusahakan untuk mempersatukan dan mempererat mereka guna memperkuat kekaisaran, namun sia-sia saja: tetapi mereka tidak akan merupakan satu kesatuan (ay. 43). Untuk waktu lama kekaisaran ini membagi pemerintahan di antara senat dan rakyat, kaum bangsawan dan rakyat jelata, namun mereka tidak benar-benar bersatu. Terjadi perang saudara antara Marius dengan Sylla, dan Caesar dengan Pompeius, yang masing-masing bagaikan besi dan tanah liat. Beberapa orang melihat peristiwa-peristiwa ini sebagai masa-masa kemunduran kekaisaran itu, yaitu masa-masa ketika demi memperkuat kekaisaran dalam menghadapi serbuan bangsa-bangsa barbar, anggota-anggota keluarga kerajaan kemudian saling menikah. Akan tetapi, siasat pemerintahan ini tidak memberikan hasil yang diharapkan ketika hari kejatuhan kekaisaran itu tiba.
- 2. Batu tanpa perbuatan tangan manusia itu menggambarkan kerajaan Yesus Kristus, yang akan didirikan di dunia pada masa kekaisaran Roma, di atas puing-puing kerajaan Iblis di tengah semua kerajaan dunia. Inilah batu tanpa perbuatan tangan manusia, karena batu itu tidak akan timbul maupun didukung oleh kekuasaan atau kebijakan manusia. Tidak ada perbuatan tangan yang terlihat bertindak untuk mendirikannya, melainkan dilakukan tanpa terlihat mata oleh Roh Tuhan semesta alam. Inilah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan, karena bukan merupakan buatan tangan mereka, dan sekarang ia telah menjadi batu penjuru.
- (1) Jemaat Injili merupakan sebuah kerajaan, dengan Kristus sebagai satu-satunya Raja yang berdaulat atasnya. Di dalamnya Ia memerintah dengan firman dan Roh-Nya. Kepadanya Ia memberikan perlindungan dan hukum. Dan dari kerajaan itu pula Ia menerima penghormatan dan penghargaan. Ini adalah kerajaan yang bukan dari dunia ini, namun didirikan di dalamnya. Ini adalah Kerajaan Allah di antara manusia.
- (2) Allah yang empunya langit sendirilah yang hendak mendirikan kerajaan ini, dan Ia memberikan wewenang kepada Kristus untuk menjalankan penghakiman. Ia akan melantik Kristus sebagai raja di Sion, gunung yang kudus, dan menjadikan suatu umat yang rela hati untuk tunduk patuh kepada-Nya. Karena didirikan oleh Allah yang empunya langit, di dalam Perjanjian Baru kerajaan ini sering disebut sebagai Kerajaan Sorga, sebab asalnya dari atas dan arah tujuannya adalah ke atas.
- (3) Kerajaan itu didirikan pada zaman raja-raja ini, raja-raja dari kerajaan keempat, yang diberi perhatian khusus dalam Lukas 2:1, bahwa Kristus lahir ketika dikeluarkan perintah kaisar Roma, yang menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia, yang dengan jelas menunjukkan bahwa kekaisaran itu telah berkuasa dismana-mana sebagaimana kekaisaran lainnya di waktu dulu. Ketika raja-raja duniawi ini saling bersaing, dan masing-masing pihak berjuang membela kepentingannya, pada saat yang sama Allah akan melaksanakan pekerjaan dan menggenapi rencana-Nya sendiri. Rajaraja ini merupakan musuh Kerajaan Kristus, dan kerajaan-Nya akan didirikan untuk melawan mereka.
- (4) Ini adalah kerajaan yang tidak mengenal kemerosotan, tidak kenal bahaya akan hancur, dan tidak memperbolehkan adanya pergantian kekuasaan ataupun perubahan pemerintahan. Kerajaan ini akan tetap untuk selama-lamanya dan tidak akan pernah dihancurkan oleh kekuatan asing mana pun yang menyerbunya, seperti yang terjadi pada banyak kerajaan lain. Api dan pedang tidak akan mampu membinasakannya. Gabungan seluruh kekuatan dunia dan neraka pun tidak mampu menyingkirkan rakyat dari raja mereka, atau raja dari rakyatnya. Kekuasaan kerajaan ini tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain seperti halnya kerajaan-kerajaan di bumi. Sama seperti Kristus adalah Raja tanpa pengganti sebab Ia akan memerintah selamanya, demikian pula Kerajaan-Nya merupakan kerajaan tanpa perubahan pemerintahan. Kerajaan Allah memang diambil dari tangan orang Yahudi dan diberikan kepada bangsa lain (Mat. 21:43), namun tetap saja Kekristenanlah yang memerintah, yaitu Kerajaan Sang Mesias. Jemaat Kristen masih tetap sama. Ia berdiri di atas batu karang, sering diserang, namun tidak pernah berhasil dikuasai oleh alam maut.
- (5) Ini merupakan kerajaan yang akan berjaya mengatasi semua perlawanan. Kerajaan ini akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, sebagaimana tanpa perbuatan tangan manusia sebuah batu terungkit lepas dari gunung dan meremukkan patung itu (ay. 44-45). Kerajaan Kristus akan bertahan lebih lama daripada semua kerajaan lain, hidup lebih lama daripada mereka, dan tumbuh subur sementara kerajaan-kerajaan lain tenggelam karena beban mereka sendiri dan lenyap sampai tidak akan ditemukan lagi. Semua kerajaan yang melawan Kerajaan Kristus akan diremukkan dengan gada besi, seperti tembikar tukang periuk (Mzm. 2:9). Dan di dalam semua kerajaan yang takluk kepada Kerajaan Kristus, kelaliman, penyembahan berhala, dan segala sesuatu yang merupakan aib mereka, akan diremukkan, sejauh yang terjangkau oleh Injil Kristus. Akan tiba harinya ketika Yesus Kristus akan membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan, serta meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Pada saat itulah nubuat ini akan digenapi sepenuhnya, ya, hanya pada saat itu (1Kor. 15:24-25). Juruselamat kita sepertinya mengacu kepada hal ini (Mat. 21:44), ketika Ia menyebut diri-Nya sebagai batu yang dibuang olehstukang-tukang bangunan Yahudi. Ia berkata, barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan remuk.
- (6) Ini akan menjadi kerajaan yang kekal. Kerajaan-kerajaan di bumi yang telah meremukkan semua kerajaan di sekitar mereka, akhirnya ganti akan diremukkan dengan cara sama. Namun, Kerajaan Kristus akan meremukkan kerajaan-kerajaan lain dan ia sendiri tetap untuk selama-lamanya. Takhta-Nya akan seumur langit, umat-Nya, rakyat-Nya akan seperti bintang-bintang di langit, bukan saja begitu tak terhitung, tetapi juga kekal. Besar kekuasaan dan damai sejahtera Kristus tidak akan berkesudahan. TUHAN memerintah kekal selamalamanya, tidak hanya sampai akhir zaman, namun juga sampai ketika waktu dan hari sudah tidak ada lagi, dan Allah menjadi semua di dalam semua selama-lamanya.
- III. Demikianlah Daniel mengartikan mimpi itu, sehingga memuaskan hati Nebukadnezar, yang tidak menyela sama sekali. Penafsirannya begitu lengkap hingga raja tidak mempunyai pertanyaan lagi untuk diajukan. Begitu jelas, hingga ia tidak mengajukan keberatan sedikit pun. Daniel lalu mengakhiri dengan penegasan khidmat,
- 1. Perihal sumber ilahi mimpi ini: Allah yang maha besar (demikianlah Daniel menyebut Dia, untuk mengungkapkan betapa mulianya Dia dalam pandangannya dan juga untuk menanamkan hal yang sama dalam pikiran raja) telah memberitahukan kepada tuanku raja apa yang akan terjadi di kemudian hari, sesuatu yang tidak mampu dilakukan dewa-dewa para ahli sihir. Dengan demikian diteguhkanlah sepenuhnya tantangan besar yang jauh sebelum itu dilontarkan Yesaya kepada para penyembah berhala, terutama para penyembah berhala dari Babel. Ketika itu ia menantang dewa-dewa yang mereka sembah itu untuk memberitahukan hal-hal yang akan datang kemudian, supaya kami mengetahui, bahwa kamu ini sungguh allah (Yes. 41:23). Dengan demikian juga peristiwa Daniel ini membuktikan bahwa Allah orang Israel adalah Allah yang sejati, bahwa Ia memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian (Yes. 46:10).
- 2. Perihal kepastian yang tidak bisa diragukan lagi tentang hal-hal yang dinubuatkan melalui mimpi ini. Dia yang memberitahukan hal-hal ini adalah Allah yang sama yang telah merancang sendiri dan menetapkan semua itu, dan yang melalui tindakan penyelenggaraan-Nya akan memengaruhinya. Dan kita yakin bahwa keputusan-Nya akan sampai dan tidak bisa diubah. Oleh sebab itu mimpi itu adalah benar dan maknanya dapat dipercayai. Perhatikanlah, kita dapat mengandalkan apa pun yang telah diberitahukan oleh Allah.
Matthew Henry: Dan 2:46-49 - Nebukadnezar Menghormati Daniel Nebukadnezar Menghormati Daniel (2:46-49)
Orang mungkin menyangka bahwa karena Nebukadnezar sedang berusaha supaya kerajaannya abadi, ia pasti ak...
Nebukadnezar Menghormati Daniel (2:46-49)
- Orang mungkin menyangka bahwa karena Nebukadnezar sedang berusaha supaya kerajaannya abadi, ia pasti akan sangat marah kepada Daniel, yang meramalkan kejatuhan kerajaannya, dan bahwa kerajaan lain yang akan menjadi kerajaan kekal itu. Namun sebaliknya, bukannya merasa tersinggung, sang raja justru menerima kata-kata itu sebagai sabda dewa, dan kita diberitahukan di sini tentang kesan-kesan hati raja yang ditimbulkan oleh perkataan dewa itu.
- 1. Ia hendak menganggap Daniel sebagai dewa kecil. Meskipun ia melihat bahwa Daniel hanyalah manusia, namun begitu ia menyaksikan Daniel bisa menyingkapkan dengan luar biasanya segala pikirannya yang tersembunyi dan menceritakan mimpinya itu, berikut hal-hal yang akan terjadi di kemudian hari termasuk maknanya juga, maka sang raja pun menyimpulkan bahwa di dalam diri Daniel pasti bersemayam suatu keilahian yang layak dipujanya. Oleh sebab itu itu sujudlah raja Nebukadnezar serta menyembah Daniel (ay. 46). Sudah menjadi kebiasaan di negeri itu untuk sujud tersungkur ketika memberi hormat kepada raja, karena ada suatu kuasa ilahi di dalam diri mereka (Aku sendiri telah berfirman: “Kamu adalah allah ”). Oleh sebab itu, raja ini, yang sudah begitu sering menerima pemujaan semacam itu dari orang lain, sekarang berbuat sama terhadap Daniel, yang disangkanya memiliki pengetahuan ilahi, yang begitu dikaguminya hingga ia tidak mampu menahan diri. Ia lupa bahwa Daniel hanyalah manusia biasa, sedangkan dia sendiri seorang raja. Demikianlah Allah meninggikan pewahyuan ilahi dan membuatnya menjadi besar dan mulia dengan memeras sikap memuja seperti itu dari seorang raja angkuh, hanya karena bisa melihat sekilas darinya. Ia menyembah Daniel; juga dititahkannya mempersembahkan korban dan bau-bauan kepadanya, serta membakar ukupan. Dalam hal ini, sikap raja tidak dapat dibenarkan, tetapi dapat dimaafkan dalam tingkat tertentu. Begitu juga Kornelius yang hendak menyembah Petrus dengan cara ini, dan Yohanes yang hendak menyembah malaikat. Keduanya sama-sama tahu bahwa tidak ada gunanya berlaku demikian. Bagaimanapun, meskipun tidak disebutkan di sini, cukup beralasan bagi kita untuk berpikir bahwa Daniel menolak kehormatan yang diberikan raja kepadanya ini, mungkin berkata, seperti Petrus kepada Kornelius, Bangunlah, aku hanya manusia saja. Atau seperti malaikat yang berkata kepada Yohanes, Jangan berbuat demikian. Tidak disebutkan bahwa korban itu dipersembahkan kepada Daniel meskipun raja memerintahkannya, atau lebih tepat, menitahkan-nya, sebab itulah kata yang dipakai. Dengan tergesa-gesa raja berkata, persembahkan korban dan bau-bauan kepadanya. Bahwa Daniel benar-benar mengatakan sesuatu kepada raja yang membuatnya mengalihkan pandangan dan pikiran ke arah lain, tersirat dalam apa yang terjadi sesudah itu (ay. 47). Berkatalah raja kepada Daniel. Perhatikanlah, orang mungkin saja mengutarakan rasa hormat mendalam kepada para pelayan firman Allah, meskipun mereka belum mengasihi firman itu. Herodes segan akan Yohanes, dan merasa senang juga mendengarkan dia, namun terus hidup dalam dosa (Mrk. 6:20).
- 2. Ia segera mengakui bahwa Allah Daniel adalah Allah yang perkasa, Allah yang benar, satu-satunya Allah yang hidup dan benar. Bila Daniel tidak mau membiarkan dirinya disembah, raja mau (seperti yang mungkin disarankan Daniel kepadanya) menyembah Allah dengan mengakui (ay. 47) bahwa Allah Daniel sesungguhnya adalah Allah yang mengatasi segala allah. Ia-lah Allah yang tidak ada duanya, yang melebihi semua allah dalam hal kemuliaan, mengatasi semua allah dalam hal kekuasaan. Ia berkuasa atas segala raja, dari siapa semua raja memperoleh kekuasaan dan kepada siapa mereka harus bertanggung jawab. Ia mengetahui dan menyingkapkan rahasia-rahasia. Hal yang paling tersembunyi mampu dilihat dan disingkapkan oleh-Nya. Apa yang telah disingkapkan-Nya, tadinya merupakan rahasia yang tidak sanggup disingkapkan siapa pun selain Dia sendiri (1Kor. 2:10).
- 3. Raja meninggikan Daniel, menjadikan dia seorang pembesar (ay. 48). Allah sungguh menjadikan Daniel seorang besar ketika ia bersedia bersekutu dengan Allah. Allah menjadikan dia seorang pembesar, lebih hebat daripada yang mampu dilakukan Nebukadnezar terhadapnya. Dan, karena Allah telah memuliakan dia, maka raja juga memuliakannya. Apakah kekayaan bisa memuliakan manusia? Raja menganugerahinya dengan banyak pemberian yang besar. Dan Daniel pun tidak mempunyai alasan untuk menolak pemberian itu, mengingat bahwa semua pemberian itu membuat dia jauh lebih mampu menolong saudara-saudaranya dalam pembuangan. Pemberian-pemberian ini merupakan imbalan tanda terima kasih atas jasa-jasa yang telah diberikannya. Namun, ini bukanlah tujuannya, atau dituntut oleh dia. Tidak seperti yang diharapkan Bileam sebagai imbalan atas ramalannya. Apakah kekuasaan menjadikan seseorang sebagai seorang pembesar? Raja membuat Daniel menjadi penguasa atas seluruh wilayah Babel, yang tidak diragukan lagi menjadikan dia punya pengaruh besar atas wilayah-wilayah lain. Raja juga mengangkat Daniel sebagai rektor universitas, menjadi kepala semua orang bijaksana di Babel, untuk mengajar orang-orang yang telah diunggulinya itu. Mengingat bahwa mereka itu tidak sanggup memenuhi permintaan raja, maka mereka wajib mengerjakan apa yang disuruhkan Daniel kepada mereka. Demikianlah sungguh pantas bila orang bodoh akan menjadi budak orang bijak. Ketika melihat Daniel dapat menyingkapkan rahasia itu (ay. 47), raja pun meninggikan dia. Perhatikanlah, sungguh bijaksana apabila raja meninggikan dan mempekerjakan orang-orang yang menerima penyingkapan ilahi dan sangat mengenal wahyu ilahi itu, yang seperti Daniel, membuktikan diri tahu banyak tentang Kerajaan Sorga. Seperti halnya Daniel, Yusuf ditinggikan di istana raja Mesir karena mampu mengartikan mimpi-mimpinya. Ia disebut Zafnat-Paaneah – penyingkap rahasia, seperti raja Babel menyebut Daniel. Dengan demikian alasan dasar keduanya menerima penghormatan itu adalah sama, yaitu atas, dan menurut pertimbangan, jasa-jasa yang diberikan kepada raja dalam menyingkapkan rahasia.
- 4. Raja juga memulihkan martabat teman-teman Daniel demi kepentingannya, atas dorongan dan permintaan khusus Daniel (ay. 49). Daniel sendiri tinggal di istana raja sebagai pemimpin dewan penasihat, kepala pengadilan, atau perdana menteri, atau mungkin juga pengurus rumah tangga raja. Namun, sebagai orang yang baik, ia menggunakan haknya demi kepentingansteman-temannya, dan mendapatkan kedudukan dalam pemerintahan bagi Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Mereka yang telah mendukungnya dengan doa-doa mereka akan turut berbagi dengan dia dalam semua kehormatan yang diterimanya, karena ia begitu mensyukuri jasa mereka itu. Dengan mendapat kedudukan tinggi, mereka akan menjadi penopang dan penolong besar bagi Daniel dalam jabatan dan tugasnya. Orang-orang Yahudi saleh ini, dengan mendapat kedudukan tinggi di Babel, memperoleh kesempatan emas untuk melayani saudara-saudara mereka dalam pembuangan. Mereka bisa dan pasti siap mengerjakan segala pelayanan bagi saudara-saudara mereka itu. Demikianlah kadang-kadang terjadi, sebelum Allah membawa umat-Nya ke dalam kesukaran, Ia mempersiapkannya terlebih dahulu, supaya memudahkan mereka menjalaninya.
SH: Dan 2:24-49 - Hanya Allah yang sanggup (Sabtu, 1 November 2008) Hanya Allah yang sanggup
"Mimpi yang membawa maut", mungkin begitu pendapat orang berilmu,
ahli jampi, ahli sihir, dan para Kasdim terhadap mimp...
Hanya Allah yang sanggup
"Mimpi yang membawa maut", mungkin begitu pendapat orang berilmu, ahli jampi, ahli sihir, dan para Kasdim terhadap mimpi Nebukadnezar. Bayangkan saja, nyawa mereka terancam bila tidak dapat menceritakan mimpi raja. Siapakah di dunia ini yang sanggup mengetahui isi mimpi orang lain? Dalam situasi sulit demikian, Daniel mengajak kawan-kawannya untuk berdoa, memohon belas kasihan Allah. Hanya Allah yang mahatahu. Dia pasti tahu isi dan makna mimpi Nebukadnezar.
Benar saja! Allah berkenan memberitahukan mimpi itu kepada Daniel. Maka Daniel pun menghadap raja. Secara terperinci, Daniel memaparkan mimpi raja berikut maknanya! Namun raja juga harus tahu bahwa sesungguhnya tidak ada seorang pun di kolong langit ini yang sanggup mengetahui mimpi raja dan maknanya. Hanya Allah yang bisa! Bagaimana reaksi Raja Nebukadnezar mendengar penuturan Daniel? Raja begitu takjub sampai-sampai ia sujud, menyembah Daniel, dan mempersembahkan korban pada Daniel (ayat 46). Tentu bukan hal lazim bagi seorang raja untuk sujud di depan orang lain. Apalagi di depan seorang tawanan! Apakah karena raja menganggap Daniel setara dengan dewa yang patut disembah? Ternyata tidak. Nebukadnezar masih mengingat nama Allah yang disebut Daniel sebagai sumber dari pengetahuan akan mimpi itu. Maka puncak dari reaksi Nebukadnezar adalah pengakuannya bahwa Allah yang disembah Daniel adalah Allah yang mahatahu serta mahakuasa. Dengan pertolongan Allah, mimpi Nebukadnezar tidak lagi berujung maut. Bukan hanya nyawa yang terselamatkan, Daniel pun dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi.
Pernahkah Anda berada dalam situasi terancam maut? Saat berada di ujung asa dan kuasa? Atau Anda malah sedang berada dalam situasi seperti itu? Seperti Daniel, ingatlah bahwa hanya Allah yang memiliki kuasa untuk mengatasi semua itu. Mohonlah belas kasihan dan campur tangan-Nya dalam permasalahan Anda. Niscaya Ia akan menolong Anda!
SH: Dan 2:31-49 - Kuasa yang mengubah (Senin, 19 April 1999) Kuasa yang mengubah
Dengan hikmat dari Tuhan, Daniel mulai memaparkan mimpi raja
Nebukadnezar. Secara keseluruhan mimpi itu menunjuk kepada kead...
Kuasa yang mengubah
Dengan hikmat dari Tuhan, Daniel mulai memaparkan mimpi raja Nebukadnezar. Secara keseluruhan mimpi itu menunjuk kepada keadaan sejarah sejak dari pemerintahan Nebukadnezar sampai kedatangan Kerajaan Allah. Ada rasa takut dan takjub luar biasa pada kebesaran Allah dalam diri Nebukadnezar ketika Daniel memaparkan mimpi dan menjelaskan maknanya. Begitu besarnya rasa takut itu sampai-sampai ia merendahkan dirinya menyembah Daniel. Dan, dalam penyembahannya itu keluar suatu pengakuan dari mulutnya bahwa Allah yang Daniel sembah adalah Allah yang mengatasi segala allah, Allah yang berkuasa atas segala raja, dan Allah yang mampu menyingkapkan segala yang tersembunyi. Bukankah Allah Daniel, Allah kita juga?
Rendah hati dan tidak mementingkan diri. Ketakjuban dan kekaguman raja terhadap Daniel, diwujudkan dengan mengangkat Daniel sebagai penguasa atas seluruh wilayah Babel dan kepala atas semua orang bijaksana di Babel. Suatu penghargaan yang luar biasa. Tetapi, Daniel bukanlah tipe orang yang suka mementingkan diri sendiri, sombong dan kemaruk harta. Ia mengingat juga peran teman-teman, yang telah bersama-sama berdoa, memohon pertolongan dan kasih sayang Tuhan.
Doa: Tuhan, tolong saya untuk dapat meneladani Daniel.
SH: Dan 2:31-45 - Kerajaan yang Tidak Binasa (Senin, 20 November 2017) Kerajaan yang Tidak Binasa
Sebagai seorang penguasa adidaya, Nebukadnezar sudah terbiasa melihat patung. Apalagi di Babel dikenal dengan negeri yang ...
Kerajaan yang Tidak Binasa
Sebagai seorang penguasa adidaya, Nebukadnezar sudah terbiasa melihat patung. Apalagi di Babel dikenal dengan negeri yang berlimpah para seniman. Namun dalam mimpinya, Nebukadnezar merasa heran karena ia melihat patung yang amat besar (31). Selain bentuknya yang besar, patung itu terbuat dari logam dan tanah liat. Perbedaan berbagai bahan patung itu memang sangat aneh.
Dalam mimpinya, Nebukadnezar melihat sebuah batu terungkit dan menimpa tepat pada kaki patung yang terbuat dari besi dan tanah liat hingga kaki itu remuk (32). Bagian kaki yang sudah remuk memudahkan bagian lainnya turut remuk (34). Remukannya seperti sekam di tempat pengirikan. Saat terbawa angin, secara otomatis bekas-bekasnya pun tidak ada. Hal aneh lagi adalah batu yang menimpa patung itu berubah menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh bumi (35). Apakah makna di balik keanehan itu?
Dalam penjelasannya, Daniel menyebut dirinya dengan sebutan "kami" (36). Hal ini menunjukkan kerendahan hatinya. Daniel menyebut Nebukadnezar adalah raja di atas segala raja (37), yang kerajaannya berasal dari Allah. Kepala emas menggambarkan takhta Nebukadnezar (38). Selain itu akan muncul kerajaan kerajaan Media dan kerajaan Persia (39). Kerajaan keempat yang muncul adalah Yunani (40). Apa makna besi dan tanah liat di sini? Maknanya adalah suatu campuran kekuatan dan kelemahan yang sangat besar pula. Artinya, kekuatan dan kelemahan menjadi satu bagian keutuhan (41). Namun, semua kerajaan itu akan runtuh. Pada masa itulah, Allah akan mendirikan kerajaan-Nya yang tidak akan binasa selamanya (44).
Pesan yang disampaikan Daniel kepada Nebukadnezar sangat jelas. Sekuat dan sehebat apa pun sebuah kerajaan pada akhirnya akan runtuh juga. Namun, ada satu kerajaan yang tidak akan runtuh, yaitu kerajaan Allah. Secara tidak langsung Daniel menyampaikan pesan kepada Nebukadnezar untuk hidup dalam kerajaan Allah. Pertanyaannya adalah maukah kita hidup dalam kerajaan-Nya? [WSP]
SH: Dan 2:31-49 - Allah Berdaulat dalam Sejarah (Sabtu, 4 November 2023) Allah Berdaulat dalam Sejarah
Allah kita adalah Allah yang berdaulat dalam seluruh sejarah kehidupan manusia. Kata sejarah dalam bahasa Inggris adala...
Allah Berdaulat dalam Sejarah
Allah kita adalah Allah yang berdaulat dalam seluruh sejarah kehidupan manusia. Kata sejarah dalam bahasa Inggris adalah history. Kata ini dapat dipandang sebagai gabungan dari kata his dan story. Jadi, history berarti kisahnya Allah atau kisah tentang Allah.
Raja Nebukadnezar bermimpi tentang sebuah patung besar yang kepalanya dari emas tua, dada dan lengannya dari perak, perut dan pinggangnya dari tembaga, pahanya dari besi, kakinya sebagian dari besi dan sebagian dari tanah liat (31-33).
Namun, setelah itu "... terungkit lepas sebuah batu tanpa perbuatan tangan manusia, lalu menimpa patung itu, tepat pada kakinya yang dari besi dan tanah liat itu, sehingga remuk" (34). Batu yang menimpa patung itu kemudian menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh bumi (35).
Daniel mengatakan bahwa kepala dari emas itu adalah Raja Nebukadnezar, yang mewakili Babel (36-38). Lalu, ada tiga kerajaan yang akan datang (39-43). Tetapi, setelah itu, Allah akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya (44).
Empat kerajaan didalam mimpi Raja Nebukadnezar adalah Babel, Media-Persia, Yunani, dan Romawi. Walau keempat kerajaan itu begitu hebat, dengan mudah kerajaan-kerajaan tersebut dihancurkan. Pada saat itu, Allah akan mendatangkan Kerajaan-Nya yang kekal, yang akan berkuasa untuk selama-lamanya. Tentu, ini menunjuk kepada Kerajaan Allah yang akan diteguhkan oleh Yesus Kristus nantinya.
Kerajaan dan negara di dunia dapat terlihat begitu hebat. Walau demikian, kita harus menyadari bahwa kehebatan dari semua kerajaan itu terjadi karena campur tangan Allah yang memberikan kekuasaan kepada mereka. Nabi Yeremia, misalnya, diangkat untuk membangun dan menanam, juga untuk mencabut dan merobohkan bangsa-bangsa dan kerajaan-kerajaan (lih. Yer. 1:10).
Allah yang kita sembah adalah Allah Yang Mahakuasa yang mengendalikan sejarah dan segala sesuatu yang terjadi di dalam dunia ini. Karena itu, kita harus tetap tenang dan berhikmat atas apa pun yang terjadi di dunia ini. [INT]
Baca Gali Alkitab 1
Mimpi Nebukadnezar secara umum menunjuk kepada sejarah pemerintahan dunia yang akan timbul dan tenggelam sampai kedatangan Kerajaan Allah.
Bagi Nebukadnezar, mimpi itu begitu menakutkan sehingga dia memanggil Daniel untuk menjelaskan isi mimpinya dan artinya.
Apa saja yang Anda baca?
1. Seperti apa patung yang terlihat di dalam mimpi Nebukadnezar? (31-33)
2. Apa yang terjadi pada patung itu? (34-35)
3. Siapa yang memberikan kerajaan kepada raja-raja dunia? Siapa yang akan menguasai raja-raja dunia itu? (36-38)
4. Ada berapa kerajaan besar yang akan menguasai seluruh bumi? (39)
5. Akan ada kerajaan besar yang muncul. Bagaimana keadaannya? (40-43)
6. Bagaimana kerajaan yang akan dibangun oleh Allah sendiri? (44-45)
7. Bagaimana respons Nebukadnezar setelah mendengarkan arti mimpinya dari Daniel? (46-49)
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Apa pelajaran yang Allah berikan dari mimpi tentang kerajaan-kerajaan dunia yang runtuh?
2. Apa janji Allah terkait dengan kerajaan yang didirikan oleh-Nya?
Apa respons Anda?
1. Apa tekad Anda jika Anda tahu bahwa tidak ada kekuatan yang kekal di dunia ini selain kekuatan dan kuasa Tuhan?
2. Bagaimana bentuk syukur Anda karena Anda menyadari bahwa Allah adalah Penguasa tertinggi atas segala kuasa di dunia ini?
Pokok Doa:
Bersyukur karena Tuhan menguasai segala sesuatu, segala kekuatan jahat ada di bawah kaki-Nya.
SH: Dan 2:46-49 - Belajar Rendah Hati (Selasa, 21 November 2017) Belajar Rendah Hati
Sebuah keberhasilan selalu disambut dengan sukacita. Setelah Daniel berhasil menafsirkan mimpi Nebukadnezar, semua orang bergembi...
Belajar Rendah Hati
Sebuah keberhasilan selalu disambut dengan sukacita. Setelah Daniel berhasil menafsirkan mimpi Nebukadnezar, semua orang bergembira. Di sini kita dapat membayangkan ekspresi sukacita kaum bijak yang luput dari kematian dan kelegaan yang didapatkan oleh raja atas terjawabnya mimpi tersebut. Demikian pula dengan Daniel yang ikut serta merasakan sukacita semua orang.
Sukacita dan kelegaan mendorong Raja Nebukadnezar sujud dan menyembah Daniel (46). Tindakan raja sangat mengherankan. Mengapa Daniel yang manusia biasa disembah dan disediakan kurban serta bau-bauan. Apakah dia sudah diperlakukan sebagai Allah? Sebagai orang Yahudi, semestinya Daniel menolak hal itu. Sebab di mata orang Yahudi penyembahan itu hanya diperuntukkan kepada Allah. Di sini kita perlu melihat dengan jeli dan menafsirkan tindakan Nebukadnezar sebagai pengakuan pribadi bahwa Allah Daniel adalah Allah yang hidup. Di mata Nebukadnezar, Allah Israel mengatasi segala allah yang ada di dunia. Ia adalah Allah yang berkuasa atas segala raja dan berkuasa memberi dan menyingkapkan segala rahasia (47).
Sebagai imbalan atas jasa Daniel, raja menganugerahkan banyak hadiah dan memberikan kewenangan kepada Daniel untuk menjadi penguasa di seluruh wilayah Babel (48). Siapakah yang tidak gembira mendapatkan anugerah yang berkelimpahan? Yang terjadi adalah Daniel menyerahkan dan memercayakan kekuasaan dari raja kepada para sahabatnya (49). Mungkin kita bertanya, mengapa Daniel menolak kekuasaan itu? Karena semua kerajaan di dunia tidak abadi dan akan hancur seperti makna mimpi Nebukadnezar. Hanya kerajaan Allah saja yang akan berdiri tegak dan abadi. Alasan inilah yang menjadi dasar pertimbangan Daniel.
Keputusan Daniel merupakan cermin kerendahan hati. Sikap tersebut memperlihatkan bahwa semua kekayaan dan kekuasaan dunia bersifat fana. Sebab yang kekal hanyalah Allah dan kerajaan-Nya. Sikap ini mengantar kita untuk memuliakan-Nya. [WSP]
Utley -> Dan 2:36-45; Dan 2:46-49
Utley: Dan 2:36-45 - --NASKAH NASB (UPDATED): Dan 2:36-4536 Itulah mimpi tuanku, dan sekarang maknanya akan kami katakan kepada tuanku raja: 37 Ya tuanku raja, raja segala r...
NASKAH NASB (UPDATED): Dan 2:36-45
36 Itulah mimpi tuanku, dan sekarang maknanya akan kami katakan kepada tuanku raja: 37 Ya tuanku raja, raja segala raja, yang kepadanya oleh Allah semesta langit telah diberikan kerajaan, kekuasaan, kekuatan dan kemuliaan, 38 dan yang ke dalam tangannya telah diserahkan-Nya anak-anak manusia, d. manapun mereka berada, binatang-binatang di padang dan burung-burung di udara, dan yang dibuat-Nya menjadi kuasa atas semuanya itu — tuankulah kepala yang dari emas itu. 39 Tetapi sesudah tuanku akan muncul suatu kerajaan lain, yang kurang besar dari kerajaan tuanku; kemudian suatu kerajaan lagi, yakni yang ketiga, dari tembaga, yang akan berkuasa atas seluruh bumi. 40 Sesudah itu akan ada suatu kerajaan yang keempat, yang keras seperti besi, tepat seperti besi yang meremukkan dan menghancurkan segala sesuatu; dan seperti besi yang menghancurluluhkan, maka kerajaan ini akan meremukkan dan menghancurluluhkan semuanya. 41 Dan seperti tuanku lihat kaki dan jari-jarinya sebagian dari tanah liat tukang periuk dan sebagian lagi dari besi, itu berarti, bahwa kerajaan itu terbagi; memang kerajaan itu juga keras seperti besi, sesuai dengan yang tuanku lihat besi itu bercampur dengan tanah liat. 42 Tetapi sebagaimana jari-jari kaki itu sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah liat, demikianlah kerajaan itu akan menjadi keras sebagian dan rapuh sebagian. 43 Seperti tuanku lihat besi bercampur dengan tanah liat, itu berarti: mereka akan bercampur oleh perkawinan, tetapi tidak akan merupakan satu kesatuan, seperti besi tidak dapat bercampur dengan tanah liat. 44 Tetapi pada zaman raja-raja, Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain: kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya, 45 tepat seperti yang tuanku lihat, bahwa tanpa perbuatan tangan manusia sebuah batu terungkit lepas dari gunung dan meremukkan besi, tembaga, tanah liat, perak dan emas itu. Allah yang maha besar telah memberitahukan kepada tuanku raja apa yang akan terjadi di kemudian hari; mimpi itu adalah benar dan maknanya dapat dipercayai."
Dan 2:37 "kepadanya oleh Allah semesta langit telah diberikan" KATA KERJA ini (BDB 1095) adalah Peal IMPERFECT. Perhatikan penekanan yang berlanjut pada kedaulatan Allah (lih. Dan 1:2,9,17). Ia mengijinkan raja untuk naik dan makmur (yaitu "kerajaan, kekuasaan, kekuatan, dan kemuliaan").
Dan 2:38 Deskripsi dari pemerintahan Nebukadnezar in tampaknya meniru Kej 1:28 (lih. Yer 27:6; 28:14).
Ayat ini mengingatkan saya pada pemeliharaan Allah bagi binatang (lih. Yun 4:11; Mazm 36:6c). Hewan mungkin merupakan bagian dari ciptaan yang baru (lih. Yes 11:6-9; 65:25 dan mungkin Rom 8:18-22).
□ "tuankulah kepala yang dari emas itu" Patung dari empat kerajaan manusia berturut-turut ini meniru pasal tujuh. Di sini kerajaan pertamanya secara khusus diidentifikasi (neo-Babilonia, 626-539 SM). Dalam Dan 8:20-21 yang kedua (Media-Persia, 539-333 SM) dan yang ketiga (Yunani, 333-63 SM) secara khusus diidentifikasi. Hal ini membuat kerajaan keempat (lih. ay. Dan 2:40) Roma, yang merupakan pemerintah Mediterania yang mengendalikan Palestina pada saat kelahiran Yesus.
Dan 2:39 "sesudah tuanku akan muncul suatu kerajaan lain" Tampaknya ini adalah untuk meringankan ketakutan Nebukadnezar bahwa kerajaan-Nya akan segera diambil dari dia.
□ "yang akan berkuasa atas seluruh bumi" Ini adalah salah satu metafora untuk dunia yang dikenal atau penggunaan lokal spesifik dari kata "bumi" (seperti di Kej 6; 7; 8; 9, lih. Bernard Ramm, Pandangan Orang Kristen terhadap Ilmu Pengetahuan dan Kitab Suci, hal 158-169).
Dan 2:40 "kerajaan yang keempat" Kerajaan ini dijelaskan dalam Dan 2:40-43; 7:7-8. Ini tidak pernah disebut sebagaimana tiga yang pertama. Dalam beberapa hal ini merujuk ke Roma, tetapi juga untuk jenis pemerintahan manusia yang mencakup seluruh dunia, yang menentang Allah. Ini memiliki referensi sejarah (Roma) dan referensi di masa mendatang (kerajaan dunia anti-Tuhan akhir zaman, lih. Dan 9:25-27; 11:36-45).
Pasal kedua ini menetapkan panggung sastra untuk seluruh buku.
Dan 2:41 "bahwa kerajaan itu terbagi;" Ini menunjuk pada kerajaan yang keempat dan tampaknya menyiratkan bahwa ini akan merupakan kerajaan yang berurutan. Telah ada banyak diskusi tentang maknanya menjadi terbagi (BDB 1108, Peal PASSIVE PARTICIPLE): (1) Kekaisaran Romawi akan terbagi bagian timur dan barat; (2) menunjuk pada upaya perkawinan politik dengan suku-suku Jermanik (lih ay. Dan 2:43 dan TEV); atau (3) itu mungkin menunjuk pada perbedaan antara republik dan kemudian kediktatoran.
Jari-jari kaki besi dan tanah liat yang disebut dalam ay. Dan 2:42 mungkin menunjuk ke arah makna harfiah dari "terbagi." Kerajaan ini akan: (1) menjadi kuat dalam kekuasaan manusia, tetapi lemah dalam kekuatan spiritual atau (2) memiliki baik orang (keluarga) yang kuat dan orang (keluarga) yang lemah. Kecacatan mendasar ini akan menyebabkan kehancuran.
- NASB "mereka akan bergabung satu dengan yang lain dalam benih laki-laki"
- NKJV "mereka akan berbaur dengan benih laki-laki."
- NRSV "mereka akan bercampur oleh perkawinan,."
- TEV "penguasa kekaisaran tersebut akan mencoba menyatukan keluarga mereka dengan kawin silang."
- NJB "keduanya akan dicampurkan bersama dalam benih manusia.
Kerajaan ini akan berusaha untuk menyelamatkan dirinya dengan cara manusia (di sini mungkin pernikahan politik, lih. Dan 11:6).
Dan 2:44 "pada zaman raja-raja" Sangatlah penting untuk menyadari bahwa kedatangan Mesias akan terjadi selama kerajaan keempat. Ini adalah mengapa saya percaya bahwa hal itu menunjuk pada inkarnasi Yesus di Betlehem selama pendudukan Romawi di Palestina, karena itu, "raja-raja" ini akan merujuk kepada Kaisar-kaisar Romawi abad pertama dan bukan raja masa depan.
□ "mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa" Frasa ini tidak terkait dengan milenium yang merupakan periode waktu tertentu (lih. Wahy 20:1-6). Ini terlihat pada ruang lingkup yang jauh lebih luas dari sejarah di mana Kerajaan Allah akan didirikan ketika Mesias akan mendirikan suatu Kerajaan-abadi yang kekal (lih. 2Sam 7:13,16; Mazm 45:6; 89:36-37, Yes 9:7; Dan 4:3; 6:26; 7:14,18; Mi 5:2-5a, Luk 1:33; 2Pet 1:11; Wahy 11:15).
Perhatikan bagaimana kerajaan ini ditandai.
- 1. didirikan oleh Allah (BDB 1110)
- 2. tak akan binasa (BDB 1091)
- 3. kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain
- 4. meremukkan (BDB 1089) dan menghabisi (BDB 1104) segala kerajaan sebelumnya
- 5. tetap selama-selamanya (BDB 1104)
Citra kuat yang sama ini menggambarkan kerajaan ini di Dan 7:14,27.
Dan 2:45 "tanpa perbuatan tangan manusia sebuah batu terungkit lepas dari gunung" Ini mungkin sebuah kiasan terselubung bagi kelahiran Mesias dari seorang perawan (lih. Kej 3:15; Yes 7:14) dan inkarnasi di Bethlehem. Bahkan para komentator Yahudi Rashi dan Eben-Ezra melihat ini sebagai suatu perikop Mesianik.
□ "tanpa perbuatan tangan" Ini adalah metafora dari Allah sebagai pelaku (lih. Dan 8:25; Za 4:6.). Ini merupakan cara lain bahwa kendali Allah terlepas dari pengaruh atau tindakan manusia ditekankan (lih. Ibr 11:10,16).
Utley: Dan 2:46-49 - --NASKAH NASB (UPDATED): Dan 2:46-4946 Lalu sujudlah raja Nebukadnezar serta menyembah Daniel; juga dititahkannya mempersembahkan korban dan bau-bauan k...
NASKAH NASB (UPDATED): Dan 2:46-49
46 Lalu sujudlah raja Nebukadnezar serta menyembah Daniel; juga dititahkannya mempersembahkan korban dan bau-bauan kepadanya. 47 Berkatalah raja kepada Daniel: "Sesungguhnyalah, Allahmu itu Allah yang mengatasi segala allah dan Yang berkuasa atas segala raja, dan Yang menyingkapkan rahasia-rahasia, sebab engkau telah dapat menyingkapkan rahasia itu." 48 Lalu raja memuliakan Daniel: dianugerahinyala. dengan banyak pemberian yang besar, dan dibuatnya dia menjadi penguasa atas seluruh wilayah Babel dan menjadi kepala semua orang bijaksana di Babel. 49 Atas permintaan Daniel, raja menyerahkan pemerintahan wilayah Babel itu kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego, sedang Daniel sendiri tinggal di istana raja.
Dan 2:46 Raja Nebukadnezar membayar penghormatan kepada Daniel sebagai wakil dari Allah yang telah menyatakan kebenaran ini. Ini tidak menunjuk pada penyembahan Daniel atau dia tidak akan membiarkan hal itu.
Dan 2:47 kata-kata yang terdengar sangat tinggi ini (lih. Dan 3:28-29; 4:1-3,34-37) tidak berarti bahwa Nebukadnezar II menjadi percaya pada YHWH. Dia adalah seorang penganut banyak dewa yang tidak punya masalah dengan menambahkan dewa lain kedalam kumpulan dewanya. Dia masih seorang penyembah Marduk dan Nebo. Sungguh menakjubkan bahwa ia akan mengijinkan YHWH, dewa nasional Ibrani untuk ditandai sebagai pewahyu misteri, karena ini adalah fungsi dari Nebo dalam panteon Babel.
□ "Allah yang mengatasi segala allah dan Yang berkuasa atas segala raja," Seperti Daniel yang melukiskan Nebukadnezar sebagai "raja segala raja" (lih. ay. Dan 2:37), sekarang ia menyadari bahwa Allah Daniel (Yehuda) adalah Dewa yang tertinggi!
Dan 2:48 "memuliakan Daniel:" Dia menjadi gubernur provinsi Babel dan kepala orang-orang bijak.
- NASB, NRSV "kepala pejabat"
- NKJV "kepala administrator."
- TEV "kepala."
- NJB "kepala.
Kedua istilah bahasa Aram ini (BDB 1112, 1104) biasanya menunjukkan kepemimpinan dalam pemerintahan (lih. Dan 3:2,3,27; 6:8), tetapi di sini mereka menunjukkan kepemimpinan atas kelompok dari orang bijak.
Dan 2:49 "Atas permintaan Daniel, raja" Daniel tidak lupa para mitra doanya dan mereka juga ditempatkan di tempat- tempat otoritas. Perbedaan antara tugas Daniel dan tiga pemuda Ibrani lainnya ini menata panggung dari Dan 3 di mana Daniel tampaknya tidak hadir.
Topik Teologia: Dan 2:45 - -- Allah yang Berpribadi
Pribadi Allah
Nama Allah
Nama-nama Deskriptif Allah
Allah yang Besar
Ula 10:17 Neh ...
- Allah yang Berpribadi
- Eskatologi
- Kerajaan Seribu Tahun
- Pemerintahan Kristus
- Dia yang Tertinggi di Seluruh Bumi
Topik Teologia: Dan 2:47 - -- Allah yang Berpribadi
Pribadi Allah
Pekerjaan-Pekerjaan Allah
Keputusan-keputusan Allah
Kedaulatan Pemerintahan Allah
Peme...
- Allah yang Berpribadi
- Pribadi Allah
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Keputusan-keputusan Allah
- Kedaulatan Pemerintahan Allah
- Pemerintahan Allah pada Umumnya
- Allah sebagai Pemimpin
- Kel 15:18 Ula 4:39 Ula 10:14,17 2Ra 19:15 1Ta 29:11-12 2Ta 20:6 Ayu 25:2 Ayu 40:6 Ayu 41:11 Maz 5:2 Maz 10:16 Maz 22:27-28 Maz 24:1,10 Maz 29:10 Maz 44:5 Maz 45:7 Maz 47:3,9-10 Maz 66:7 Maz 67:5 Maz 74:12 Maz 83:19 Maz 84:4 Maz 89:15 Maz 93:1-2 Maz 95:3 Maz 97:1-2,9 Maz 98:6 Maz 99:4-5 Maz 103:19 Maz 113:4 Maz 115:3 Maz 145:1,13 Maz 146:10 Maz 149:2 Yes 6:5 Yes 33:22 Yes 37:16 Yes 43:15 Yes 44:6 Yes 66:1 Yer 10:10 Rat 5:19 Yeh 18:1,4 Dan 2:20-21 Dan 2:47 Dan 4:34-35 Dan 6:27 Mal 1:14 Rom 11:36 1Ti 1:17 1Ti 6:15 Wah 19:6
- Wahyu Allah
- Mode atau Cara Wahyu
- Wahyu Melalui Pengalaman Keagamaan
TFTWMS -> Dan 2:31-45; Dan 2:46-49
TFTWMS: Dan 2:31-45 - Penafsiran Mimpi PENAFSIRAN MIMPI (Daniel 2:31-45)
Uraian dan penjelasan Daniel atas mimpi raja membentuk salah satu nas nubuatan yang paling menarik di seluruh Alkit...
PENAFSIRAN MIMPI (Daniel 2:31-45)
Uraian dan penjelasan Daniel atas mimpi raja membentuk salah satu nas nubuatan yang paling menarik di seluruh Alkitab. Adalah nas ini, bersama dengan penglihatan yang sama dan penafsiran yang diberikan kepada Daniel di pasal 7, yang membangkitkan begitu banyak minat terhadap kitab ini. Apakah yang Daniel katakan kepada Nebukadnezar?
Ya raja, tuanku melihat suatu penglihatan, yakni sebuah patung yang amat besar! Patung ini tinggi, berkilau-kilauan luar biasa, tegak di hadapan tuanku, dan tampak mendahsyatkan. Adapun patung itu, kepalanya dari emas tua, dada dan lengannya dari perak, perut dan pinggangnya dari tembaga, sedang pahanya dari besi dengan kakinya sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah liat. Sementara tuanku melihatnya, terungkit lepas sebuah batu tanpa perbuatan tangan manusia, lalu menimpa patung itu, tepat pada kakinya yang dari besi dan tanah liat itu, sehingga remuk. Maka dengan sekaligus diremukkannyalah juga besi, tanah liat, tembaga, perak dan emas itu, … Tetapi batu yang menimpa patung itu menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh bumi.
Itulah mimpi tuanku, dan sekarang maknanya akan kami katakan kepada tuanku raja: Ya tuanku raja, raja segala raja, yang kepadanya oleh Allah semesta langit telah diberikan kerajaan, kekuasaan, kekuatan dan kemuliaan, dan yang ke dalam tangannya telah diserahkan-Nya anak-anak manusia, di manapun mereka berada, binatang-binatang di padang dan burung-burung di udara, dan yang dibuat-Nya menjadi kuasa atas semuanya itu--tuankulah kepala yang dari emas itu. Tetapi sesudah tuanku akan muncul suatu kerajaan lain, yang kurang besar dari kerajaan tuanku; kemudian suatu kerajaan lagi, yakni yang ketiga, dari tembaga, yang akan berkuasa atas seluruh bumi. Sesudah itu akan ada suatu kerajaan yang keempat, yang keras seperti besi, tepat seperti besi yang meremukkan dan menghancurkan segala sesuatu; dan seperti besi yang menghancurluluhkan, maka kerajaan ini akan meremukkan dan menghancurluluhkan semuanya. Dan seperti tuanku lihat kaki dan jari-jarinya sebagian dari tanah liat tukang periuk dan sebagian lagi dari besi, itu berarti, bahwa kerajaan itu terbagi; memang kerajaan itu juga keras seperti besi, sesuai dengan yang tuanku lihat besi itu bercampur dengan tanah liat. Tetapi sebagaimana jari-jari kaki itu sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah liat, demikianlah kerajaan itu akan menjadi keras sebagian dan rapuh sebagian. Seperti tuanku lihat besi bercampur dengan tanah liat, itu berarti: mereka akan bercampur oleh perkawinan, tetapi tidak akan merupakan satu kesatuan, seperti besi tidak dapat bercampur dengan tanah liat. Tetapi pada zaman raja-raja, Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain: kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya, tepat seperti yang tuanku lihat, bahwa tanpa perbuatan tangan manusia sebuah batu terungkit lepas dari gunung dan meremukkan besi, tembaga, tanah liat, perak dan emas itu. Allah yang maha besar telah memberitahukan kepada tuanku raja apa yang akan terjadi di kemudian hari; mimpi itu adalah benar dan maknanya dapat dipercayai (ay. 31-45).
Berbagai penafsiran telah dirancang seraya para sarjana mencoba untuk membuat patung itu (dan penafsirannya) cocok dengan pola sejarah yang berakhir pada Era Makabis.1Bukti apa saja harus dipaksa untuk tiba pada kesimpulan seperti itu, khususnya yang berkaitan dengan bagian kedua patung itu. Patung itu ditafsirkan paling baik oleh Daniel sendiri, dan oleh sisa Kitab Suci, bersama dengan bukti sejarah yang tersedia. Juga, kita harus ingat bahwa penafsiran atas patung itu sejajar dengan penglihatan Daniel yang belakangan.
Daniel dengan jelas berkata, "Tuankulah kepala yang dari emas itu (ay. 38). Jelasnya, kepala patung di dalam mimpi itu mewakili Kerajaan Babel. Dada dan lengannya dari perak yang melambangkan kerajaan Media dan Persia, yang didirikan di atas puing-puing reruntuhan Babel (c. 538 S.M.) dan bertahan sampai kerajaan itu dikalahkan oleh bangsa Yunani (c. 331). Perut dan pinggangnya yang dari perunggu mengacu kepada Kerajaan Yunani, yang mencapai puncak kejayaannya di bawah Alexander Yang Agung. Kaki yang dari besi menggambarkan pembagian Kerajaan Yunani setelah kematian Alexander. Ingatlah bahwa penglihatan itu, terutama dari sudut pandang Daniel dan orang-orang Ibrani, melibatkan sejarah mereka. Akibatnya, tidak ada upaya untuk meramalkan atau menafsirkan sejarah seluruh dunia. Penafisiran Daniel hanya berurusan dengan sejarah kerajaan-kerajaan yang secara langsung mempengaruhi bangsa Yahudi. Dua pembagian (dari empat) yang mempengaruhi bangsa Yahudi adalah dinasti Ptolemies (Mesir) dan Seleukus (Siria).
Ptolemy memulai kerajaan baru Mesir sekitar 312 S.M. (Pemerintah ini tetap berdiri sampai Octavius Caesar mengalahkan Mesir pada 30 S.M. dan menjadikannya koloni Romawi.) Seleukus memulai kerajaan Siria pada waktu yang sama; kerajaan ini bertahan sampai 65 S.M., ketika ditaklukkan oleh Pompey dan dijadikan sebuah provinsi Romawi. Belakangan di dalam nubuatan Daniel itu, dua kerajaan Mesir dan Siria itu memainkan peran penting. Besi melambangkan kekuatan dan kekerasan. Bagi orang Yahudi, sebagian dari sejarah mereka yang paling sulit menanti di depan; mereka akan menghadapi penawanan yang menyengsarakan di bawah Mesir dan Siria.
Kerajaan keempat di dalam mimpi itu diwakili oleh kaki dari besi, yang jari-jari kakinya bercampur dengan tanah liat di. Beberapa simbolisme tentang kelemahan yang bercampur dengan kekuatan diikutkan di dalam era keempat ini.
Bagian terakhir dari penglihatan itu adalah batu. Setelah dipotong dari sebuah gunung, tetapi tidak dipotong oleh tangan manusia, batu itu mewakili sesuatu di luar upaya manusia. Pemotongan itu tampaknya merupakan tindakan yang bersifat rohani, bukan jasmani. Fokus sebenarnya dari penglihatan itu adalah di sini. Dari sudut pandang Kristen, kita tidak bisa berbuat sebaliknya selain menganggap "batu penjuru," sebagai Yesus (Efesus 2:20). Batu ini akan mengalahkan semua kerajaan manusia, menjadi sebuah kerajaan "yang tidak akan pernah hancur" (ay. 44) atau kekuasaannya tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain.
Yesus mengacukan gereja-Nya sebagai kerajaan. Ketika kita mempertimbangkan sejarah gereja sejak zaman Yesus dan membandingkan sejarah kerajaan-kerajaan yang dilambangkan di dalam penglihatan tentang patung itu, kita melihat penggenapan nubuatan itu. Semua kerajaan lainnya yang digambarkan oleh patung itu telah lama menjadi monumen yang ditinggalkan dalam reruntuhan. Hanya gereja yang berlanjut terus dan tumbuh. Yesus berkata di dalam Matius 16 bahwa alam maut tidak bisa menghentikan kerajaan-Nya (ay. 18).
Adalah bagian nubuatan ini dan penafsiran ini yang membuat seluruh kitab Daniel, dan penafsiran ini khususnya, tidak tahan terhadap beberapa kritik. Namun begitu, penafsiran lain apa saja tidaklah cukup, tidak pernah tergenapi. Jika seseorang mencoba untuk menjadikan era keempat dari patung itu terjadi pada periode Makabis, kerajaan penerusnya tidak ada dan tidak ada kerajaan yang tetap berdiri. Siapa saja yang akan menyangkal bahwa batu itu, gunung itu, dan kerajaan yang kekal dari penglihatan itu mengacu kepada Kristus dan gereja-Nya wajib menegakkan suatu penafsiran yang memenuhi kriteria penglihatan itu dengan lebih baik.
TFTWMS: Dan 2:46-49 - Allah Harus Dipuji ALLAH HARUS DIPUJI (Daniel 2:46-49)
Raja itu sudah sepantasnya terkesan oleh kata-kata Daniel.
Lalu sujudlah raja Nebukadnezar serta menyembah Danie...
ALLAH HARUS DIPUJI (Daniel 2:46-49)
Raja itu sudah sepantasnya terkesan oleh kata-kata Daniel.
Lalu sujudlah raja Nebukadnezar serta menyembah Daniel; juga dititahkannya mempersembahkan korban dan bau-bauan kepadanya. Berkatalah raja kepada Daniel: "Sesungguhnyalah, Allahmu itu Allah yang mengatasi segala allah dan Yang berkuasa atas segala raja, dan Yang menyingkapkan rahasia-rahasia, sebab engkau telah dapat menyingkapkan rahasia itu." Lalu raja memuliakan Daniel: dianugerahinyalah dengan banyak pemberian yang besar, dan dibuatnya dia menjadi penguasa atas seluruh wilayah Babel dan menjadi kepala semua orang bijaksana di Babel. Atas permintaan Daniel, raja menyerahkan pemerintahan wilayah Babel itu kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego, sedang Daniel sendiri tinggal di istana raja (ay. 46-49).
Ingatlah nama yang diberikan kepada Daniel oleh para penangkapnya—
"Beltsazar," artinya "orang yang kepadanya Bel mengungkapkan rahasia." Nebukadnezar sujud dan "menyembah" Daniel, hanya untuk mengakui Allah secara tidak langsung pada saat ini. Ia memuji Allah, tetapi ia juga memuji Daniel. Daniel tidak bertanggung jawab atas sikap raja yang menyembah dia; sebaliknya, di sepanjang kejadian ini ia memberitahukan bahwa Allahnya bertanggung jawab atas penglihatan dan penafsirannya.
Cara raja mempromosikan Daniel ke dalam kelompok penasihatnya dan mengepalai provinsi Babel mengingatkan kita akan Firaun dan Yusuf di Kejadian 41. Allah jelas sekali bekerja di dalam situasi ini. Ia membuat Daniel lebih besar daripada yang Nebukadnezar bisa lakukan terhadap dia. Daniel tidak melupakan teman-temannya. Mereka yang telah berbagi iman dan doa dengan dia merasakan juga upahnya.
Di sepanjang Kitab Daniel, tangan Allah jelas sekali diperlihatkan. Di dalam pasal ini Allah memberikan kerajaan itu kepada Nebukadnezar (ay. 37); Allah memberikan mimpi yang bersifat ramalan kepada raja itu (ay. 29); Allah, melalui Daniel, memberikan tafsirannya kepada raja itu; dan Allah memberi Daniel upahnya, bahkan di dalam kehidupan ini, karena kesetiaannya. Pesan dari seluruh kitab Daniel adalah bahwa Allah memegang kendali.
Mimpi Nebukadnezar Tentang Patung Besar
Patung | Penjelasan Daniel | Mewakili |
---|---|---|
Kepalanya dari emas tua (ay. 32) | "Tuanku, raja [Nebukadnezar]" (ay. 37, 38). | Kerajaan Babel |
Dada dan lengannya dari perak (ay. 32) | "Kerajaan lain, yang kurang besar dari kerajaan tuanku" (ay. 39). | Kerajaan Media-Persia |
Perut dan pinggangnya dari tembaga (ay. 32) | "Kerajaan … yang ketiga, dari tembaga, yang akan berkuasa atas seluruh bumi" (ay. 39) | Kerajaan Yunani |
Pahanya dari besi dengan kakinya sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah liat (ay. 33). | "Kerajaan yang keempat, yang keras seperti besi," sebagian "kuat" dan sebagian lagi "rapuh" (ay. 40, 41). | Kerajaan Romawi |
Sebuah batu terungkit lepas tanpa perbuatan tangan manusia, lalu menimpa patung itu, tepat pada kakinya sehingga remuk (ay. 34); lalu menjadi gunung besar yang memenuhi bumi (ay. 35). | Suatu kerajaan didirikan oleh "Allah semesta langit," "yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya" atau "kekuasaannya tidak akan beralih kepada bangsa lain" tetapi akan "tetap untuk selama-lamanya" (ay. 44). | Gereja Tuhan, tumbuh di seluruh dunia. |
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Daniel (Pendahuluan Kitab) Penulis : Daniel
Tema : Kedaulatan Allah Dalam Sejarah
Tanggal Penulisan: Sekitar 536-530 SM
Latar Belakang
Daniel, yang naman...
Penulis : Daniel
Tema : Kedaulatan Allah Dalam Sejarah
Tanggal Penulisan: Sekitar 536-530 SM
Latar Belakang
Daniel, yang namanya berarti "Allah adalah Hakim(ku)," adalah tokoh utama dan penulis kitab dengan namanya ini. Kepenulisan oleh Daniel bukan hanya dinyatakan secara tegas dalam Dan 12:4, tetapi juga tersirat dengan banyak petunjuk riwayat hidupnya sendiri dalam pasal 7-12 (Dan 7:1--12:13). Yesus menghubungkan kitab ini dengan "nabi Daniel" (Mat 24:15) ketika mengutip Dan 9:27.
Kitab ini mencatat berbagai peristiwa dari penyerbuan pertama Nebukadnezar ke Yerusalem (tahun 605 SM) hingga tahun ketiga pemerintahan Koresy (tahun 536 SM); jadi latar belakang sejarah kitab ini ialah Babel selama 70 tahun pembuangan yang dinubuatkan oleh Yeremia (bd. Yer 25:11). Daniel adalah seorang remaja ketika peristiwa dalam pasal 1 (Dan 1:1-21) terjadi dan sudah mencapai akhir usia 80-an ketika menerima berbagai penglihatan dalam pasal 9-12 (Dan 9:1--12:13). Ia mungkin hidup sampai sekitar tahun 530 SM, menyelesaikan kitab ini dalam usia lanjutnya (bd. Yohanes dan kitab Wahyu). Para pengeritik modern yang menganggap kitab ini ditulis sekitar abad ke-2 SM dengan nama samaran Daniel telah berkesimpulan demikian lebih karena dibimbing praduga filsafat mereka dan bukan oleh fakta-fakta.
Pengetahuan kita tentang nabi Daniel ini diperoleh hampir sepenuhnya dari kitab ini (bd. Yeh 14:14,20). Daniel mungkin menjadi keturunan Raja Hizkia (bd. 2Raj 20:17-18; Yes 39:6-7); dia pasti berasal dari keluarga terdidik kalangan atas Yerusalem (Dan 1:3-6), karena Nebukadnezar pasti tidak akan memilih pemuda asing dari kalangan bawah untuk istananya (Dan 1:4,17). Daniel mungkin dijadikan sida-sida di Babel seperti kebiasaan ketika itu bagi pegawai laki-laki di istana (bd. Dan 1:3; 2Raj 20:18; Mat 19:12). Keberhasilan Daniel di Babel disebabkan oleh integritas kepribadian, karunia-karunia nubuat, dan campur tangan Allah yang mengakibatkan dia segera mendapat kenaikan pangkat kepada kedudukan penting dan penuh tanggung jawab (Dan 2:46-49; Dan 6:1-3).
Secara kronologis, Daniel termasuk salah satu nabi PL yang terakhir. Hanya Hagai, Zakharia, dan Maleakhi mengikutinya dalam aliran nubuat PL. Dia adalah rekan sezaman yang lebih muda dari Yeremia dan mungkin sama umurnya dengan Yehezkiel.
Tujuan
Ada dua maksud untuk penulisan kitab Daniel:
- (1) untuk menenteramkan hati umat perjanjian PL bahwa hukuman pembuangan mereka di antara bangsa-bangsa kafir tidak akan menjadi nasib tetap mereka; dan
- (2) untuk mewariskan kepada umat Allah sepanjang sejarah berbagai penglihatan bersifat nubuat tentang kedaulatan Allah atas bangsa-bangsa dan kemenangan terakhir kerajaan-Nya di bumi.
Kedua maksud ini ditunjukkan sepanjang kitab ini dalam kehidupan Daniel dan ketiga sahabatnya dan dilukiskan dalam nubuat dan pelayanan Daniel. Kitab ini menegaskan bahwa janji-janji Allah untuk memelihara dan mengembalikan umat perjanjian-Nya adalah sama pastinya dengan kerajaan Mesias yang akan datang yang akan bertahan selama-lamanya.
Survai
Isi kitab Daniel adalah paduan riwayat hidup, sejarah, dan nubuat. Bentuk tulisannya ialah sastra apokalips, yang artinya bahwa berita nubuatnya menyingkapkan penyataan Allah
- (1) melalui berbagai penglihatan, mimpi, dan lambang,
- (2) untuk memberikan semangat kepada umat Allah pada masa krisis dalam sejarah, dan
- (3) untuk membayangkan pengharapan Israel mengenai kemenangan akhir kerajaan Allah dan kebenarannya di bumi (Lihat "PENDAHULUAN WAHYU" 08265).
Kitab ini dengan sendirinya terbagi menjadi tiga bagian utama.
- (1) Pasal 1 (Dan 1:1-21) ditulis dalam bahasa Ibrani dan memberikan latar belakang sejarah kitab ini.
- (2) Pasal 2-7 (Dan 2:1--7:28), dimulai Dan 2:4, ditulis dalam bahasa Aram, menggambarkan kebangkitan dan keruntuhan empat kerajaan yang kuat di dunia yang berturut-turut dan diikuti oleh penetapan Kerajaan Allah sebagai kerajaan yang kekal (khususnya pasal 2, 7; Dan 2:1-49; Dan 7:1-28). Pasal-pasal ini menekankan kedaulatan Allah atas dan campur tangan-Nya dalam hal ihwal manusia dan bangsa-bangsa dengan menguraikan:
- (a) naiknya Daniel hingga kedudukan tinggi di istana Nebukadnezar (pasal 2; Dan 2:1-49);
- (b) seseorang seperti "anak dewa" di dalam perapian yang menyala-nyala bersama ketiga kawan Daniel (pasal 3; Dan 3:1-30);
- (c) kegilaan sementara Nebukadnezar sebagai hukuman Allah (pasal 4; Dan 4:1-37);
- (d) peranan Daniel dalam perjamuan Belsyazar, yang menyatakan akhir kerajaan Babel (pasal 5; Dan 5:1-30);
- (e) pembebasan ajaib Daniel dari gua singa (pasal 6; Dan 6:1-29); dan
- (f) penglihatan mengenai empat kerajaan dunia berturut-turut yang dihakimi oleh "Yang Lanjut Usia" (pasal 7; Dan 7:1-28).
- (3) Dalam pasal 8-12 (Dan 8:1--12:13), Daniel kembali menulis dalam bahasa Ibrani dan menguraikan berbagai penyataan yang luar biasa dan kunjungan malaikat dari Allah mengenai
- (a) umat Yahudi di bawah pemerintahan kafir kelak (pasal 8-11; Dan 8:1--11:45),
- (b) periode "tujuh puluh kali tujuh" sebagai waktu yang ditetapkan Allah untuk menyelesaikan misi Mesias demi mereka (pasal 9; Dan 9:1-27), dan
- (c) pembebasan akhir mereka dari semua penganiayaan pada akhir zaman (pasal 12; Dan 12:1-13).
Berita nubuat Daniel ini mencakup dua dimensi:
- (1) masa depan yang dekat dan
- (2) masa depan yang jauh, sekalipun sering kali keduanya terpadu.
Misalnya, dalam pasal 8,11 (Dan 8:1-27) dan (Dan 11:1-45), Daniel menubuatkan tentang lambang "antikristus" yaitu Antiokhus IV Epifanes, yang menajiskan Bait Suci Yerusalem pada tahun 168 SM, sedangkan ia juga bernubuat tentang antikristus akhir zaman (Dan 8:23-26; Dan 11:36-45; bd. Wahy 13:1-10). Hal saling mempengaruhi di antara dua masa depan ini secara umum menandai nubuat alkitabiah dan secara khusus nubuat Daniel. Allah menyatakan kepada Daniel bahwa nubuat tentang masa depan yang jauh adalah berita terselubung "sampai pada akhir zaman" (Dan 12:4,9), ketika pengertian akan diberikan kepada umat Allah yang di dalam kesucian dan hikmat mencari Dia untuk memperoleh pengertian sama seperti Daniel (Dan 12:3,10).
Ciri-ciri Khas
Delapan ciri utama menandai kitab ini.
- (1) Kitab ini adalah kitab nabi besar terpendek dan kitab nabi PL yang paling banyak dibaca dan dikaji.
- (2) Di bagian-bagian nubuat PB, Daniel disebut atau dikutip lebih sering daripada kitab PL lainnya.
- (3) Kitab ini merupakan kitab "Apokalips" PL, sebagaimana Wahyu untuk PB, yang menyatakan tema-tema nubuat akbar yang sangat penting bagi gereja akhir zaman.
- (4) Kitab ini berisi ringkasan sejarah nubuat paling terinci dalam PL. Dalamnya terdapat satu-satunya nubuat PL yang menetapkan waktu kedatangan pertama Mesias (Dan 9:24-27).
- (5) Kitab ini menerangkan lebih banyak tentang penulisnya daripada kitab nubuat PL lainnya (mungkin terkecuali Yeremia). Perhatikan khususnya bahwa Daniel ditandai sifat integritas yang tinggi, hikmat nubuat yang besar, dan ketekunan dalam doa dan berpuasa.
- (6) Kitab ini berisi teladan terpenting di Alkitab tentang doa syafaat untuk pemulihan umat Allah berlandaskan janji-janji diilhamkan dari firman Allah (lih. pasal 9; Dan 9:1-27, diilhamkan oleh Yer 25:11-16; Yer 29:7,10-14).
- (7) Kisah-kisah tentang Daniel dan kawan-kawannya termasuk kisah yang paling digemari dalam Alkitab (khususnya pasal 3, 6; Dan 3:1-30; Dan 6:1-29).
- (8) Drama "tulisan di dinding" pada perjamuan Belsyazar menjadikan frasa itu sebagian dari pepatah bahasa Inggris hingga hari ini.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Pengaruh Daniel terhadap PB jauh melampaui lima atau enam kali kitab ini dikutip langsung. Banyak dari sejarah dan nubuat Daniel muncul kembali dalam bagian-bagian nubuat di Injil-Injil, Surat-Surat, dan kitab Wahyu. Nubuat Daniel tentang kedatangan Mesias meliputi penggambaran diri-Nya sebagai
- (1) batu besar yang akan meremukkan kerajaan dunia (Dan 2:34-35,45),
- (2) Anak Manusia, yang akan diberikan kekuasaan, kemuliaan, dan suatu kerajaan oleh Yang Lanjut Usia (Dan 7:13-14), dan
- (3) "Yang diurapi, seorang raja" yang akan datang lalu disingkirkan (Dan 9:25-26).
Beberapa penafsir percaya bahwa penglihatan Daniel dalam Dan 10:5-9 merupakan penampakan Kristus sebelum penjelmaan (bd. Wahy 1:12-16).
Daniel berisi banyak tema nubuat yang secara lengkap dikembangkan dalam PB; mis. kesengsaraan besar dan antikristus, kedatangan Tuhan kita kali kedua, kemenangan kerajaan Allah, kebangkitan orang benar dan orang fasik, dan hari penghakiman. Kehidupan Daniel dan ketiga kawannya menunjukkan ajaran PB tentang pemisahan pribadi dari dosa dan dunia, yaitu hidup di dunia yang tidak percaya tanpa ikut serta dalam suasana dan cara-caranya. (Dan 1:8; Dan 3:12; Dan 6:10; bd. Yoh 17:6,15-16,18; 2Kor 6:14--7:1).
Full Life: Daniel (Garis Besar) Garis Besar
I. Latar Belakang Sejarah Daniel
(Dan 1:1-21)
A. Daniel dan Teman-Teman Diangkut ke Babel
...
Garis Besar
- I. Latar Belakang Sejarah Daniel
(Dan 1:1-21) - A. Daniel dan Teman-Teman Diangkut ke Babel
(Dan 1:1-7) - B. Kesetiaan Daniel dan Teman-Teman di Babel
(Dan 1:8-16) - C. Kenaikan Pangkat Daniel dan Teman-Teman di Istana Raja
(Dan 1:17-21) - II. Pesan Daniel Tentang Kedaulatan Allah atas Bangsa-Bangsa
(Dan 2:1-7:28) - A. Mimpi Bersifat Nubuat dari Nebukadnezar dan Penjelasan Daniel
Tentang Mimpi Itu
(Dan 2:1-49) - B. Patung Emas dan Perapian yang Menyala-Nyala
(Dan 3:1-30) - C. Mimpi Bersifat Nubuat Tentang Kegilaan Nebukadnezar
dan Penggenapannya
(Dan 4:1-37) - D. Pesta Belsyazar dan Keruntuhan Babel
(Dan 5:1-30) - E. Surat Perintah Darius dan Pelepasan Daniel
(Dan 6:1-28) - F. Mimpi Bersifat Nubuat dari Daniel Tentang Empat Kerajaan Dunia
dan Yang Lanjut Usianya
(Dan 7:1-28) - III.Berbagai Penglihatan Daniel Tentang Bangsa Israel
(Dan 8:1-12:13) - A. Penglihatan Daniel Tentang Domba Jantan, Kambing Jantan,
dan Tanduk Kecil
(Dan 8:1-27) - B. Syafaat Daniel Memohon Pemulihan dan Penglihatannya Tentang
Tujuh Puluh Kali Tujuh Masa
(Dan 9:1-27) - C. Penglihatan Daniel Tentang Masa Depan Israel
(Dan 10:1-12:13) - 1. Penyataan Daniel dan Perjumpaan dengan Malaikat
(Dan 10:1-11:1) - 2. Penyataan Bersifat Nubuat Tentang Persia dan Yunani
(Dan 11:2-4),
Mesir dan Aram
(Dan 11:5-35),
Antikristus yang Akan Datang
(Dan 11:36-45) - 3. Penyataan Bersifat Nubuat Tentang Peristiwa-Peristiwa Akhir Zaman
Lainnya
(Dan 12:1-13)
Matthew Henry: Daniel (Pendahuluan Kitab)
Kitab Yehezkiel meninggalkan semua perkara Yerusalem tenggelam dalam duka nestapa, semuanya hancur, namun ada harapan penuh sukacita bahwa semua...
- Kitab Yehezkiel meninggalkan semua perkara Yerusalem tenggelam dalam duka nestapa, semuanya hancur, namun ada harapan penuh sukacita bahwa semua akan mulia kembali. Kitab Daniel ini cocok mengikuti kitabnya. Yehezkiel menuturkan apa yang telah dilihatnya dan apa yang bisa dilihatnya akan terjadi selama tahun-tahun pertama pembuangan. Daniel menceritakan tentang apa yang dilihatnya, dan apa yang bisa dilihatnya akan terjadi selama tahun-tahun terakhir pembuangan. Meskipun Allah menggunakanstangan-tangan yang berbeda, namun pekerjaan yang dilakukan tetap sama. Sungguh merupakan penghiburan bagi para tawanan malang itu, bahwa pada awalnya mereka memiliki seorang nabi di antara mereka, dan kemudian ada nabi lain lagi sesudah itu, untuk menunjukkan berapa lama mereka harus menjalani pembuangan, dan untuk memberi mereka tanda yang menyatakan bahwa Allah tidak sepenuhnya membuang mereka. Marilah kita menyelidiki,
- I. Perihal nabi ini. Namanya dalam bahasa Ibrani adalah Daniel, yang berarti hukuman Allah; namanya dalam bahasa orang Kasdim adalah Beltsazar. Ia berasal dari suku Yehuda, dan tampaknya dari kalangan bangsawan. Dalam waktu singkat ia menjadi terkenal karena hikmat dan kesalehannya. Yehezkiel, yang hidup sezaman dengannya namun jauh lebih senior, berbicara tentang Daniel sebagai orang yang menyampaikan firman Allah, ketika ia mengecam raja Tirus yang menyombongkan diri: Memang hikmatmu melebihi hikmat Daniel (Yeh. 28:3). Di sana ia juga dipuji karena keberhasilannya dalam doa, ketika Nuh, Daniel, dan Ayub dipandang sebagai tiga orang yang paling menaruh perhatian kepada sorga dibanding siapa pun (Yeh. 14:14). Dalam waktu singkat Daniel mulai terkenal, dan tetap terkenal sampai lama. Beberapa guru agama Yahudi enggan mengakui dia sebagai nabi dengan kedudukan lebih tinggi, dan oleh sebab itu menggolongkan kitabnya sejajar dengan Hagiographa, tidak tergolong kitab nubuatan, dan mereka tidak ingin murid-murid mereka menaruh terlalu banyak perhatian atasnya. Salah satu alasan yang mereka ajukan sebagai dalih adalah karena Daniel tidak menjalani kehidupan yang mati raga sebagaimana halnya dengan Yeremia dan beberapa nabi lain, tetapi hidup bagaikan raja, dan diangkat sebagai penguasa atas seluruh wilayah Babel. Padahal, kita melihat dia dianiaya seperti nabi-nabi lain (ps. 6), dan hidup mati raga seperti nabi-nabi lain, ketika makanan yang sedap tidak ia makan (10:3), bahkan jatuh sakit selama ia berada di bawah pengaruh kuasa Roh nubuat (8:27). Dalih lain yang mereka ajukan adalah karena Daniel menulis kitab ini di negeri para penyembah berhala, dan di sanalah ia memperoleh penglihatan, bukan di tanah Israel. Padahal, dengan alasan yang sama Yehezkiel pun harus dicoret namanya dari daftar para nabi. Namun, alasan sebenarnya adalah karena Daniel berbicara begitu terang-terangan perihal masa kedatangan Mesias, yang yang dakwaannya tidak dapat dihindari lagi oleh orang-orang Yahudi dan oleh sebab itu mereka tidak ingin mendengarnya. Berlawanan dengan para rabi Yahudi itu, Yosefus menyebut Daniel sebagai salah satu dari nabi-nabi terbesar. Bahkan malaikat Gabriel pun menyebutnya orang yang dikasihi. Ia mengabdi lama di istana dan di dewan-dewan penasihat beberapa raja terbesar yang pernah hidup di dunia, seperti Nebukadnezar, Koresh, dan Darius. Kita keliru apabila membatasi hak istimewa untuk berhubungan dengan sorga yang dimiliki para cendekiawan, atausorang-orang yang menggunakan waktu untuk merenung. Tidak, siapakah yang lebih akrab dengan pikiran Allah dibanding Daniel, seseorang dari kalangan istana, penguasa wilayah, ataukah seseorang yang sangat sibuk? Bagaikan angin, Roh bertiup ke mana Ia mau. Apabila orang-orang yang mempunyai banyak kesibukan di dunia beralasan bahwa karena kesibukan itulah mereka jarang dan lalai bergaul akrab dengan Allah, maka Daniel tentu saja akan mencela mereka. Beberapa orang berpendapat bahwa Daniel kembali ke Yerusalem dan menjadi salah satu pemimpin rumah ibadah Yahudi di Yunani. Namun pendapat ini sama sekali tidak terdapat di Kitab Suci. Oleh karena itu umumnya disimpulkan bahwa Daniel meninggal di Susan, Persia, tempat ia hidup sampai usia sangat lanjut.
- II. Perihal kitab ini. Keenam pasal pertama berhubungan dengan sejarah, dan isinya sangat jelas dan mudah dimengerti. Keenam pasal terakhir berisi nubuat, dan di dalamnya terdapat banyak hal yang samar dan sulit dipahami, namun akan lebih jelas jika kita memiliki sejarah yang lebih lengkap tentang bangsa-bangsa, terutama bangsa Yahudi, sejak masa Daniel sampai kedatangan Mesias. Juruselamat kita menyiratkan perihal sulitnya memahami makna nubuat-nubuat Daniel. Saat membicarakan nubuat-nubuat itu, Ia berkata, para pembaca hendaklah memperhatikannya (Mat. 24:15). Pasal pertama dan ketiga ayat pertama pasal dua, ditulis dalam bahasa Ibrani. Setelah itu sampai pasal delapan ditulis dalam bahasa orang Kasdim, dan dari sini sampai akhir kembali dalam bahasa Ibrani. Tn. Broughton mengamati bahwa karena orang Kasdim sangat baik hati terhadap Daniel, dan memberinya minum air dingin saat ia memintanya sebagai ganti anggur raja, maka Allah tidak membiarkan mereka ini kehilangan pahala. Sebaliknya, Ia mengatur agar bahasa yang mereka ajarkan kepada Daniel itu memperoleh kehormatan di seluruh dunia dengan mencantumkannya di dalam tulisan Daniel, bahkan sampai hari ini. Menurut uraian Daniel, ia melanjutkan kisah kudus ini mulai dari kejutan pertama yang dilakukan Babel bangsa Kasdim terhadap Yerusalem, ketika ia sendiri digiring pergi sebagai tawanan, sampai kepada penghancuran terakhir kota itu oleh bangsa Romawi, Babel mistik, sebab nubuatnya memandang begitu jauh ke depan (9:27). Dongeng-dongeng tentang Susana serta Bel dengan sang naga yang mencantumkan Daniel di dalamnya, merupakan kisah-kisah apokrif, yang tidak perlu kita hargai, karena tidak pernah ditemui, baik dalam bahasa Ibrani maupun Kasdim, tetapi hanya di dalam bahasa Yunani, dan tidak pernah diakui oleh jemaat Yahudi. Beberapa dari antara sejarah dan nubuat-nubuat kitab ini yang terjadi pada akhir masa kerajaan Kasdim, ada juga yang terjadi pada awal kerajaan Persia. Namun, baik mimpi Nebukadnezar yang ditafsirkan Daniel, maupun penglihatan-penglihatannya sendiri, menunjuk kepada kerajaan Yunani dan Romawi, dan terutama kepada kesengsaraan orang Yahudi di bawah pemerintahan Antiokhos, yang akan sangat bermanfaat bagi mereka untuk mempersiapkan diri. Masa kedatangan Mesias yang ditetapkannya sama-sama bermanfaat bagi semua orang yang menantikan penghiburan bagi Israel, dan juga bagi kita, untuk memperkuat iman kita, bahwa inilah Dia yang akan datang, sehingga kita tidak perlu mencari yang lain.
Jerusalem: Daniel (Pendahuluan Kitab) DANIEL
Kalau ditinjau dari segi isinya, maka kitab Daniel dapat dibagi dua. Bagian pertama Daniel, yaitu Dan 1-6, berisikan kisah-kisah sbb: Daniel da...
DANIEL
Kalau ditinjau dari segi isinya, maka kitab Daniel dapat dibagi dua. Bagian pertama Daniel, yaitu Dan 1-6, berisikan kisah-kisah sbb: Daniel dan tiga orang temannya sebagai hamba di istana Nebukadnezar, Dan 1; mimpi Nebukadnezar mengenai patung raksasa, Dan 2; pemujaan patung emas dan kisah tiga teman Daniel dalam perapian , Dan 3; Nebukadnezar yang menjadi gila, Dan 4; perjamuan raja Belsyazar, Dan 5; Daniel dalam gua singa, Dan 6. Dalam kisah- kisah ini Daniel dan teman-temannya dengan selama mengatasi segala percobaan yang membahayakan hidup mereka atau dapat mencemarkan nama baik mereka, lalu orang-orang kafir yang menyaksikan kejadian-kejadian tsb memuji Allah yang telah menyelamatkan Daniel beserta teman-temannya. Kejadian-kejadian yang diceritakan dalam kisah-kisah tsb berlangsung di Babel di masa pemerintahan Nebukadnezar, di masa pemerintahan Belsyazar, "putera" Nebukadnezar dan semasa pemerintahan Darius dari Media, pengganti Belsyazar. Bagian kedua, Dan 7-12, terdiri atas penglihatan-penglihatan yang dialami nabi Daniel, yaitu: keemapat binatang, Dan 7; domba jantan dan kambing jantan, Dan 8; tujuh puluh kali tujuh masa, Dan 9; penglihatan mengenai masa kemurkaan dan akhir zaman, Dan 10-12. Penglihatan-penglihatan itu terjadi di masa pemerintahan Belsyazar, Darius dari media dan Koresy, raja Persia. Pengarang menempatkannya di Babel.
Berdasarkan pembagian sedemikian pernah disimpulkan, bahwa kitab Daniel terdiri dari dua karya yang dikarang di zaman yang berlain-lainan lalu disatukan oleh seorang penerbit. Namun kesimpulan ini tidak sesuai dengan beberapa petunjuk lain yang terdapat dalam kitab Daniel sendiri. Kisah-kisah dari bagian pertama kitab Daniel bercerita tentang Daniel. Sebaliknya penglihatan- penglihatan dari bagian kedua diceritakan oleh Daniel sendiri. Akan tetapi penglihatan pertama, Dan 7 dimulai dan ditutup dengan suatu bagian yang berceritera mengenai Daniel. Bagian permulaan kitab dikarang dalam bahasa Ibrani. Tetapi mulai dengan Dan 2:4, bahasa Ibrani tiba-tiba diganti dengan bahasa Aram yang dipakai sampai akhir bab 7, sehingga permulaan bagian ke-2 kitab yang memuat penglihatan-penglihatan masih memakai bahasa Aram. Bab-bab terakhir kitab Daniel kembali dikarang dalam bahasa Ibrani. Untuk menjelaskan adanya bahasa yang berlainan itu, para ahli mengemukakan pelbagai hipotesa. Namun semua hipotesa itu kurang meyakinkan.
Misalnya: pembagian kitab Daniel menurut gaya bahasa (pelaku pertama dan ketiga) dan menurut bahasa (Ibrani dan / atau Aram), tidak bersesuai dengan pembagian atas dasar isi kitab (kisah-kisah dan penglihatan-penglihatan ). Di lain pihak bab 7 diberi tafsiran dalam bab 8, tetapi sekaligus bab 7 itu sejalan dengan bab 2. Bahasa Aram dalam bab 7 sama dengan bahasa Aram dalam bab 2-4, tetapi ciri-ciri gaya bahasanya dapat dijumpai dalam bab-bab 8-12, walaupun bab- bab ini ditulis dalam bahasa Ibrani. Jadi bab 7 itu berperan sebagai tali penghubung kedua bagian kitab Daniel dan menjamin kesatuannya. Selebihnya Belsyazar dan Darius dari Media tampil dalam kedua bagian kitab Daniel, sehingga kedua bagiannya menimbulkan kesulitan yang sama bagi para ahli sejarah. Akhirnya, kedua bagian kitab Daniel, mulai dengan bab pertama sampai dengan bab terakhir, ditulis menurut patokan-patokan kesusasteraan yang sama serta menunjukkan persamaan gagasan dan pemikiran. Persamaan-persamaan itulah menjadi buktu paling kuat, bahwa Daniel itu bukan sebuah kumpulan dua karya yang berlain-lainan melainkan satu karya saja.
Tanggal penyusunan Daniel disarankan dengan jelas dalam bab 11. Di situ diceritakan peperangan antara wangsa Seleukos dan wangsa lagidos serta peristiwa-peristiwa yang berlangsung pada awal pemerintahan Antiokhus IV Epifanes. Berhubungan dengan ini pengarang mengemukakan sejumlah besar hal kecil-kecil yang sebenarnya tidak penting sama sekali bagi maksud kitab. Kitab bab 11 ini berlainan coraknya dari semau nubuat Perjanjian Lama. Walaupun ditulis dalam gaya bahasa nubuat, namun kisah ini menyangkut peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi. Akan tetapi, mulai dengan Dan 11:40, berubahlah nada kisah tsb. Dengan cara yang mengingatkan nubuat-nubuat lain, pengarang memberitahukan "akhir zaman". Berdasarkan petunjuk-petunjuk tsb dapat disimpulkan, bahwa Daniel disusun pada masa penganiayaan bangsa Israel oleh Antiokhus Epifanes dan sebelum mangkatnya raja itu, malahan sebelum kemenangan yang di peroleh Israel dalam pemberontakan para Makabe, yaitu antara thn. 167 dan 164.
Tahun ini cocok dengan isi bagian-bagian lain Daniel. Kisah-kisah yang diceritakan dalam bagian pertama menyangkut zaman penjajahan bangsa Israel oleh kerajaan Kasdim. Namun dari beberapa petunjuk yang terdapat dalam kisah-kisah itu jelas sekali, bahwa pengarangnya sudah agak jauh dari zaman itu. Belsyazar sebenarnya adalah putera raja Nabonides dan bukan putera Nebukadnezar. Balsyazar tidak pernah menjadi raja. Darius raja Media tidak dikenal dalam sejarah. Dalam sejarah tidak ada tempat bagi Darius itu antara raja terakhir kerajaan Kasdim dan Koresy raja Persia yang sebelumnya sudah mengalahkan bangsa Media. Pengarang menggambarkan keadaan kerajaan Babel baru dengan istilah-istilah yang berasal dari Persia. Malahan alat-alat musik yang dipakai orkes Nebukadnezar disebut dengan kata Yunani. Tanggal-tanggal yang dikemukakan kitab Daniel tidak cocok satu sama lain dan tidak sesuai pula dengan fakta-fakta sejarah yang dikenal. Nampaknya tanggal-tanggal itu disebut pada awal bab tanpa memperhatikan urutannya dalam waktu. Pengarang Daniel memanfaatkan beberapa tradisi, entah lisan atau tertulis, yang beredar di masa hidupnya. Di antara naskah-naskah yang ditemukan di Qumran terdapat beberapa kepingan dari sekumpulan cerita tentang daniel berdekatan dengan isi Daniel menurut daftar resmi Kitab Suci, khususnya sebuah doa Nabonides yang berdekatan dengan Dan 4:1-37, hanya nama Nebukadnezar diganti dengan nama Nabonides. Pahlawan kisah-kisah yang membina ini diberi nama Daniel atau Dan'el. Nama ini berasal dari pengarang kitab ataupun dikutip pengarang dari sumber-sumber yang dimanfaatkannya Nama Daniel (Dan'el) disebut pula dalam Yeh 14:14-20; 28:3. Menurut Yehezkiel, Daniel adalah seorang benar dan berhikmat. Ia hidup di zaman purba dan tampil juga dalam kitab-kitab Ras Syamra yang berasal dari abad ke-14 seb. Mas.
Kitab Daniel dikarang menjelang tarikh Masehi. Tanggal ini menjelaskan tempat Daniel di dalam daftar Alkitab Ibrani. Kitab Daniel dimasukkan ke dalam Alkitab Ibrani sesudah ditetapkan daftar kitab-kitab nabi-nabi lain, sehingga Daniel ditempatkan antara Ester dan Ezra-Nehemia dan termasuk kelompok kitab-kitab yang disebut Ketubim (Tulisan-tulisan) yaitu bagian terakhir dalam daftar kitab-kitab suci Alkitab Ibrani. Alkitab Yunani dan terjemahan Latin menempatkan Daniel diantara kitab-kitab para nabi dan menambahkan kepadanya beberapa bagian deuterokanonika yaitu: mazmur Azaria dan nyanyian tiga pemuda, Dan 3;24-90, kisah Susana, yang menggambarkan pemuda Daniel yang secara ajaib tahu akan rahasia orang lain, Dan 13, kisah Bel dan Naga (Ular suci), yang menyerang sambil mengejek berhala, Dan 14. Terjemahan Yunani (LXX) cukup berlainan dari terjemahan Teodotion yang dengan setia menurut naskah Ibrani.
Kitab Daniel bertujuan memupuk iman harapan orang-orang Yahudi yang sedang dianiaya oleh raja Antiokhus Epifanes. Daniel bersama dengan teman-temannya mengalami percobaan-percobaan yang sama. Mereka juga dibujuk raja untuk melepaskan diri dari peraturan-peraturan hukum Taurat, Dan 1, dan untuk memuja berhala, Dan 3 dan Dan 6. Mereka berhasil mengatasi bujukan-bujukan dan percobaan itu dengan gemilang, sehingga para penganiaya mereka terpaksa mengakui, bahwa Allah yang sejati memang mahakuasa. Gambaran mengenai penganiayaan di masa sekarang lebih seram lagi. Akan tetapi sesudah murka Allah mereka, Dan 8:19; 11:36, akan tiba akhir zaman, Dan 8:17; 11:40. Pada masa itu akan hancurlah sang penganiaya, Dan 8:25; 11:45. Bersamaan dengan ini akan berakhir pula kemalangan dan dosa, lalu akan tiba kerajaan para kudus yang akan diperintah seorang "Anak Manusia". Kerajaan Anak Manusia itu tidak akan berkesudahan, Dan 7.
Penantian akan akhir zaman dan harapan akan datangnya Kerajaan itu menjiwai seluruh kitab Dan 2:44; 4:3; 4:34; 7:14. Allah akan mendirikan Kerajaan itu sesudah jangka waktu yang ditetapkanNya. Akan tetapi jangka waktu itu mencakup seluruh sejarah umat manusia. Peristiwa-peristiwa yang berlangsung dalam sejarah dunia merupakan tahap-tahap rencana Allah yang kekal. Masa lampau, masa sekarang, dan yang akan datang semua berupa nubuat, sebab segala masa ditinjau dalam terang cahaya Allah" yang berkuasa atas masa dan waktu", Dan 2:21. Dengan pandanganyang sekaligus terikat dan lepas dari kenyataan itu pengarang menyingkapkan, bahwa sejarah merupakan suatu nubuat. Rencana rahasia Allah itu, Dan 2:18, dll; Dan 4:9, dibuka dengan perantaraan makhluk-makhluk gaib yang bertugas sebagai utusan dan pembantu Allah. Memang ajaran mengenai adanya malaikat diperteguh dalam kitab Daniel, seperti dalam kitab Yehezkiel dan terutama dalam kitab Tobit. Penyataan itu mengenai rencana rahasia Allah terhadap umatNya dan terhadap bangsa-bangsa lain. Dan rencana itu menyangkut baik bangsa-bangsa secara menyeluruh maupun orang perorangan. Dalam kitab Daniel terdapat juga sebuah nas penting mengenai kebangkitan. Menurut nas itu orang- orang mati akan bangkit untuk hidup atau kehinaan yang tidak akan berkesudahan, Dan 12:2. Kerajaan Allah yang dinantikan akan mencakup segala bangsaDan 7:14. Kerajaan itu tidak berakhir. Ia disebut kerajaan para kudus, Dan 7:18, kerajaan Allah, Dan 4:3; 4:34, kerajaan Anak Manusia, sebab Allah akan menyerahkan kepadaNya seluruh kekuasanNya, Dan 7;13-14.
Anak Manusia yang misterius itu, yang dalam Dan 7:18 dan 7:21-27 disamakan dengan jemaat para kudus, bertindak juga sebagai kepala, pemimpin kerajaan di akhir zaman. Tetapi ia bukan Mesias, keturunan Daud. Orang-orang Yahudi biasanya mengartikan Anak Manusia itu sebagai seorang pribadi. Sesuai dengan tradisi Yahudi yang umum itu Yesus juga mengartikan Anak Manusia sebagai pribadi dan Ia sendiri memakai gelar itu untuk menegaskan ciri transenden dan rohani perutusanNya sebagai Mesias, Mat 8:20.
Kitab Daniel tidak termasuk aliran kenabian dalam arti yang sebenarnya. Kitab ini tidak berisikan pewartaan seorang nabi yang diutus Allah untuk menunaikan suatu tugas di tengah-tengah orang-orang sezamannya. Kitab Daniel digubah dan langsung ditulis oleh seorang pengarang yang menyembunyikan identitasnya di bawah nama samaran. Hal serupa sudah terjadi pula dengan kitab Yunus. Kisah- kisah dalam bagian pertama yang bertujuan membina, berdekatan dengan sejumlah tulisan dari aliran kebijaksanaa, yang contohnya a.l kisah Yusuf dalam Kejadian dan kitab Tobit yang dikarang tidak lama sebelum kitab Daniel. Penglihatan- penglihatan dalam bagian kedua kitab Daniel mengungkapkan wahyu mengenai suatu rencana Allah. Wahyu tsb dijelaskan oleh malaikat dan menyangkut masa depan. Penglihatan-penglihatan tsb diceritakan dengan gaya bahasa yang dengan disengaja tidak jelas. "Kitab yang dimeteraikan", Dan 12:4, itu sepenuh-penuhnya memulai sastera "apokaliptik" yang sudah disiapkan dengan kitab Yehezkiel dan kemudian terus berkembang dalam karangan-karangan Yahudi. Kitab Wahyu karangan Yohanes merupakan imbangan Daniel dalam Perjanjian Baru. Akan tetapi Yohanes berkata, bahwa meterai-meterai kitab sekarang dibuka, Why 5-6; perkataan-perkataan nubuat tidak dirahasiakan lagi, sebab "waktunya sudah dekat", Why 22;10, dan kedatangan Tuhan dinantikan, Why 22:20, 1 Kor 16:22.
Ende: Daniel (Pendahuluan Kitab) DANIEL
PENDAHULUAN
Kitab Daniel memperkenalkan kita dengan tokoh jang bernama demikian. Kitab itu
sedikitpun tidak menjatakan telah ditulis oleh Danie...
DANIEL
PENDAHULUAN
Kitab Daniel memperkenalkan kita dengan tokoh jang bernama demikian. Kitab itu sedikitpun tidak menjatakan telah ditulis oleh Daniel sendiri. Betul beberapa petilan disusun dalam bentuk orang kesatu, sehingga merupakan sebangsa kutipan dari apa jang dikisahkan Daniel, tetapi toh dibingkaikan dengan pengantar- pengantar singkat dalam bentuk orang ketiga (7,1-2;10,1), sehingga oleh karenanja orang lain djugalah, jang menuliskan petilan-petilan tsb. Tokoh Daniel dikemukakan sebagai seorang buangan Juda, jang dalam umur muda belia diangkut radja Nebukadnezar ke Babel. Disana ia dididik bersama-sama dengan beberapa pemuda lainnja untuk pelajanan diistana. Daniel dan kawan-kawannja ternjata setia kepada Taurat Jahudi, dan penuh kepertjajaan pada Allah mereka. Untuk itu chususnja Daniel dianugerahi kurnia kebidjaksanaan jang luar biasa (pasal 1). Daniel ternjata mengatasi semua tjerdik-pandai Babel dalam hal kebidjaksanaan, dengan tidak hanja dapat mentakbirkan mimpi radja, tetapi djuga mengetahuinja tanpa pemberitahuan sedikitpun dari pihak radja. Terpesona karena itu, Nebukadnezar lalu mengaku Allahnja Daniel dan memberi kan djabatan-djabatan jang tinggi kepada Daniel dan kawan-kawannja (pasal 2). Didalam djabatan itu Azarja, 'Anania dan Misael mendapat udjian jang berat. Nebukadnezar mendirikan sebuah patung raksana dan pada pentahbisannja semua pendjawat tinggi harus turut-serta dalam upatjara itu. Karena kejakinan batin maka ketiga pendjabat Jahudi itu menolak untuk turut-serta dalam pemudjaan berhala. Mereka didakwa dan ditjemplungkan kedalam tungku api. Tetapi mereka tertolong setjara adjaib. Hal itu mendorong Nebukadnezar untuk mengakui lagi Allah Israil (pasal 3,1-(97)). Lagi-lagi Daniel tampil sebagai pentakbir mimpi dihadapan Nebukadnezar, dan dengan berpegangan itu ia lalu menubuatkan penjakit djiwa jang akan diderita radja, tetapi radja akan sembuh daripadanja. Seperti dinubuatkan, demikianpun terdjadi. Didalam surat kepada rakjatnja radja sendiri memberi laporan tentang seluruh peristiwa itu dan mengakui lagi Allahnja Daniel (3,31-4,34). Didalam pemerintahan putera dan pengganti Nebukadnezar, jaitu Baltasar, Daniel tampil lagi diistana. Ditengah djamuan besar tamoaklah huruf-huruf jang adjaib didinding. Hanja Daniellah jang sanggup membatja dan menerangkan tulisan itu. Keterangannja memuat sebuah nubuat tentang runtuhnja keradjaan Babel, jang dilaksanakan pada malam itu djua (pasal 5). Dalam pemerintahan radja jang pertama dari wangsa baru, jakni Darios dari Media, Daniel masih bertugas diistana. Karena irihati rekan-rekannja ia dituduh melanggar titah radja, jaitu bahwa sebulan lamanja orang tidak boleh mendjembah ilah manapun djua selain radja, titah mana tidak dapat dipenuhi oleh orang Jahudi jang mursjid karena kejakinan batin. Sesungguhnja tidak menurut kehendak radjalah, Daniel dilemparkan kedalam lubang-kurungan singa, supaja dimakan binatang-binatang itu. Ia tertolong setjara adjaib, dan lawan-lawannja mengalami nasib jang direntjanakan mereka sendiri terhadapnja. Orang kafir lalu mengakui Allahnja Daniel (pasal 6). Daniel tetap dalam djabatannja diistana radja djuga dalam pemerintahan pengganti Darios, jakni Cyrus, orang Parsi. Sampai fengan tahun ketiga pemerintahan Cyrus itu Daniel masih tampil (10,1). Selama seluruh masa djabatannja diistana Daniel mendapat pelbagai penglihatan djuga, jang memenuhi bagian kedua kitab itu. Tentang achir hidupnja tidak diberitahukan sedikit djuapun
Diluar keterangan-keterangan dari kitab itu sendiri tidak ketahuan sedikit djuapun tentang Daniel. Dalam kitab Jeheskiel betul disebutkan seorang orang jang bernama Daniel (sebenarnja: Danel) (14,14-20;28,3), agaknja seorang bidjaksana jang tersohor dari djaman kuno; tetapi orang tsb. sedikit atau sama sekali tidak ada sangkut-pautnja dengan tokoh kitab Daniel. Danielnja (Danel) Jeheskiel rupa-rupanja ada hubungannja dengan tokoh mythologi jang senama, jang diketahui dari dokumen2 kena'an (Ras-Sjamra, Ugarit), tokoh setengah dewa. Tetapi usaha untuk meng-hubung2kan tokoh tersebut dengan tokoh kitab Daniel, tetaplah tidak beralasan. Dengan menggunakan dokumen2 lainnja, entah Kitab Sutji entah keterangan2 diluarnja, tidak dapat disoroti lebih landjut tokoh Daniel itu.
Tempat kitab Daniel didalam keseluruhan Kitab Sutji berlainan didalam naskah2 Hibrani dan didalam naskah2 terdjemahan Junani. Didalam Kitab Sutji Hibrani kitab itu tidak termasuk dalam koleksi nabi2, melainkan mendapat tempat dibagian terachir kanon diantara naskah2 lain jang amat berlainan tjoraknja. Tempatnja dibelakang Pengchotbah dan Lagu2 Ratap dan didepan Esra-Nehemia. Tetapi tidak djelaslah, apakah itu tempatnja jang aseli, karena ada saksi2 jang mengenal urutan lain. Dalam terdjemahan Junani (Septuaginta) dan dalam terdjemahan Latin Vulgata, Daniel tergolong dalam nabi2 dan adalah jang terachir dari keempat nabi besar. Apa sebab-musababnja perbedaan tempat itu, tidaklah djelas. Mungkin itu bergandingan dengan terdjadinja daftar resmi kitab2 sutjij, jang sedjarahnja tetap sangat kabur. Tetapi dari perbedaan itu tidak boleh ditarik terlalu banjak konklusi, mengenai terdjadinja kitab itu atau tjoraknja.
Perbedaan lain antara teks Hibrani dan teks Junani ialah bagwa teks Junani bebeda besar dari teks Hibrani. Ini berlaku bagi seluruh Kitab, sehingga teks Junani (Septuaginta) rupa2nja bukan terdjemahan teks Hibrani, jang kita miliki sekarang, tetapi bersandarkan teks aseli jang amat berlainan. Bagaimana perbedaan itu harus diterangkan, tidaklah begitu mudah. Lagipula teks Junani itu djauh lebih pandjang. Didalamnja terdapatlah dalam pasal 3 sesudah ajat 24 tambahan jang pandjang, jakni dua lagu (3,24-45.52-90), jang diselingi dengan berita singkat dalam bentuk prosa (3,46-51). Mengenai berita tersebut djelaslah, bahwa dalam teks Hibrani jang aseli mestilah terdapat hal serupa, karena kisah dalam bentuknja sekarang ini betul tidak muat, tapi toh mengandaikan peristiwa sematjam itu. Djuga lagu2 itu tidak dapat tidak aselinjapun ditulis dalam bahasa Hibrani, tapi teks itu tidak sampai kepada kita. Rupa2nja kita berhadapan dengan tambahan2 belakangan dalam kitab aseli Daniel. Kitab aseli tiu kiranja mengenal dua terbitan, jaitu jang satu pendek, seperti terdapat dalam naskah2 Hibrani sekarang; dan jang lain pandjang, janag terpaelihara dalam terdjemahan Junani. Lagipula terdjemahan Junani itu mengenal tiga kisah pada achir kitab, jakni "Daniel dan Susana", "Daniel dan Bel" dan "Daniel dan naga". Dalam terdjemahan Junani Theodotian kisah pertama, jang mengenai masa muda Daniel, ada pada awal kitab, sedangkan dalam Septuaginta dan terdjemahan Latin ketiga2nja ditempatkan pada achir kitab sebagai sebangsa lampiran. Itupun terpisah dengan djelasnja dari kitab dengan anakdjudul2 tersendiri. Walaupun hanja terpelihara dalam bahasa Junani, namun2 kisah2 tersebut aselinja ditulis dalam bahasa Hibrani (atau Aram). Pastilah pula tambahan2 itu adalah tambahan pada kitab Daniel jang aseli. Asal tambahan2 tersebut, jang mengenai sifat dan tjiraknja sesuai dengan bagian pertama kitab itu, adalah kabur. Oleh orang Jahudi dan Geredja2 Kristen bukan-Katolik semua tambahan tersebut tidak digolongkan dalam Kitab Sutji. Namun demikian, petilan2 itupun oleh orang2 Jahudi (paling tidak diluar Palestina) diterima sebagai Kitab Sutji, sebagaimana ternjata dari terdjemahan2 Junani. Djuga oleh pengarang2 Kristen kuno diakui sebagai Kitab Sutji, karena petilan2 itu dikutip dan digunakan mereka sedjak abad2 pernmulaan sebagai sabda Allah.
Dua bahasa jang digunakan dalam kitab Daniel merupakan persoalan, jang masih belum mendapat pemetjahan jang memuaskan. Soalnja bukannja mengenai teks Hibrani dan petilan-petilan jang hanja terpelihara dalam terdjemahan-terdjemahan Junani, melainkan mengenai teks dalam naskah-naskah Hibrani itu sendiri. Sebab teks itu sendiri atas bagian jang ditulis dalam bahasa Hibrani (1,1-2,4a; 8-12) dan bagian lain jang ditulis dalam bahasa Aram (2,4b-7,28). Dan soalnja disini bukanlah, seperti halnja dalam kitab Esra, tentang dokumen-dokumen, jang ditulis dalam bahasa Aram dan sebagian daripadanja disalin dalam bahasa Hibrani; ataupun kitab itu sudah sedjak permulaan disusun dalam kedua bahasa itu. Kemungkinan- kemungkinan itu mempunjai penganut-penganutnja diantara para ahli. Mereka jang berpendapat, bahwa jang aseli itu adalah Hibrani, harus menerangkan mengapa sebagian diterdjemahlan. Mereka lalu mengirakan, bahwa itu dilakukan d\supaja kitab itu dimasukkan dalam daftar kitab-kitab sutji. Tetapi tidak ada bukti satupun, bahwa bahasa Aram pernah dianggap tidak tjukup sutji untuk Kitab Sutji. Dan lagi: mengapa gerangan hanja sebagian sadja diterdjemahkan? Dari teks Aram itu sendiri tidak dapat dibuktikan, bahwa itu adalah suatu terdjemahan. Bahwasannja kedua bahasa itu aseli, djuga tidak dapat diterima tanpa keberatan, tapi toh merupakan dugaan jang paling memuaskan. Kesukarannja ialah: mengapa si pengarang ditengah-tengah tjeritanja (2,4a) beralih kebahasa lain dan chususnja mengapa ia berganti bahasa sesudah pasal 7, jang toh erat gandingannja dengan pasal 8, jang disusun dalam bahasa Hibrani. Bahwasannja si pengarang mengira, bahwa orang-orang Babel kuno berbahasa Aram dan oleh karenanja ia menulis djawaban orang-orang Chaldai dalam 2,4b dan berikutnja dalam bahasa tsb., mudahlah diandaikan tetapi tidak begitu mudah dibuktikan supaja dapat diterima. Dengan itupun samasekali tidak diterangkan, mengapa ia sampai pasal 7 memakai bahasa tsb. untuk kemudian segera beralih lagi kebahasa Hibrani dan bagian pertama dari karya tersendiri dari pengarang jang satu dan sama djua. Satu dalam bahasa Aram (1-7 atau mungkin 2-6) dan satu lagi dalam bahasa Hibrani (7-12). Kemudian kedua kitab itu didjadikan satu, dan dalam pada itu prakatanja (1,1- 2,4a) diterdjemahkan dalam bahasa Hibrani dan bagian pertama dari karya Hibrani (7) disalin dalam bahasa Aram. Atau djuga, menurut ahli-ahli lain lagi: si pengarang mulai menerbitkan karyanja dalam bahasa Aram (2-7) dan kemudian beralih kebahasa Hibrani untuk melandjutkan kegiatan sasteranja dalam bahasa tsb. (8-12). Peralihan dapat diterangkan dari hidupnja kembali nasionalisme dan djiga karena hal-hal seperti jang diperbintjangkan dalam pasal 2 dan 7 itu agaknj kurang lajak ditulis dalam bahasa, jang diketahui umum. Ketika achirnja seluruh karya itu disatukan, si pengarang menulis prakata dalam bahasa Hibrani (1,1-2,4a) akan ganti prakata jang semula dalam bahasa Aram atas peristiwa jang ditjeritakan dalam pasal 2. Ini sudah barang tentu suatu pengandaian jang tjerdik, tetapi tidak lebih dari itu pula. Dengan tjara jang agak berlainan hipotese jang sama itu dikemukakan begini. Pasal 7-12 adalah karya jang sudah ada dari djaman jang lebih dahulu. Seorang pengarang lain mulai menulis tjerita- tjerita tentang Daniel dalam bahasa jang umum pada waktu itu, jaitu bahasa Aram, dan lalu mendjilidkannja. Karya itu hendak dilengkapinja dengan kitab Hibrani tersebut diatas. Kitab tsb. hendak diterdjemahkannja dalam bahasa Aram seluruhnja dan memang ia sudah menjalin bagian pertama dalam bahasa Aram (7). Tetapi kemudian dianggapnja terdjemahan itu, entah karena alasan apa, tidak mungkin atau tidak pada tempatnja lagi. Karena itu sisa teks itu diambilnja begitu sadja. Pada penerbitan seluruh karya itu, entah karena alasan apa, tidak mungkin arau tidak pada tempatnja lagi. Karena itu sisa teks tiu diambilnja begitu sadja. Pada penerbitan seluruh karya itu ditulisnja (atau diterdjemahkannja) prakata dalam bahasa Hibrani (1,1-2,4a). Kemungkinan jang ketiga, jaitu teks, jang aselinja Hibrani dengan terdjemahan untuk sebagian dalam bahasa Aram, oleh banjak ahli dianggap mungkin dan dapat diterima. Tapi alasan-alasa jang menjakinkan tidaklah dapat dikemukakan, mengapa sebafian sadja diterdjemahkan dan karena alasa apa dibuat peralihan ditempat hal itu menurut kenjataannja terdjadi. Achiru'l kata haruslah dikatakan, bahwa tiap-tiap pemetjahan tetap mangandung banjak ketidak-tentuan dan kesulitan.
Kitab itu sendiri terdiri atas dua bagian, jang dari satu sudut kuat gandingan, baik itu sendiri-sendiri maupunsatu sama lain, tapi dari lain sudut toh mengandung inkonsekwensi jang tidak sedikit dan malahan pertentangan- pertentangan. Bagian pertama (1-6) muat enam buah tjerita tentang tokoh utama kitab itu serta kawan-kawannja. Tjerita itu hampir sama dudunannja. Daniel (atau ketiga kawannja) diudji karena kejakuna keigamaan mereka. Tiap-tiap kali mereka tertolong dari kesukaran dengan tjara jang sedikit banjak adjaib. Hal itu mendorong radja (orang-orang kafirO untuk mengakui Allahnja Daniel (2,19;2,48;5,27;6,29) dan kawan-kawannja (3,30) ditinggikan. Selalu ditundjukkan, bahwa kebidjaksanaan Daniel, suatu kurnia dari Allah, djauh mengatasi kesanggupan djuru-djuru hobatan dan ahlunnudjum. Bagian kedua (7,12) terdiri atas empat buah penglihatan, jang didapat Daniel dalam hidupnja - tanggalnja tiap-tiap kali disebutkan. Seperti tjerita-tjerita itu, penglihatan- penglihatanpun amat sedjadjar. Ada sematjam susunan pilihan didalamnja. Sesudah dalam pasal 2 seakan-akan diberikan suatu pendahuluan singkat tentang empat keradjaan sedjagat, maka thema tsb. dikemukakan lagi dalam pasal 7 didalam bentuk lain dan djuga diperluas dalam pasal 8. Pasal 9 lalu lebih menundjukan perhatiannja jang chusus kepada jang keempat dari keempat keradjaan sedjagat itu, dengan lebih terperintji. Masa sedjarah itu lalu dalam pasal 10 mendjadi pokok perhatian jang satu-satunja. Dalam pasal 11-12 hal itu dilukiskan sampai peristiwa-peristiwa jang ketjil-ketjil. Diantar bagian pertama, tjerita-tjerita itu, dan bagian jang kedua, penglihatan-penglihatan, disamping susunan jang serupa itu, masih ada gandingan jang djauh lebih erat. Sebab thema jang umum menundjukkan kesaman jang mentjolok, kendati dalam bentuk jang samasekali berlainan. Dalam bagian pertama Daniel (dan kawan-kawannja). Tiap-tiap kali pahlawan-pahlawan itu diselamatkan oleh tjampurtangan Allah setjara adjaib, jang kekuasaannnja dan kekedjamannja bertimbal-balik, dan jang ganti-menggantikan setjara berturut-turut. Adapun jang terachir daripadanja melantjarkan pengedjaran terhadap orang-orang sutji Allah dan terhadap kekuasaanNja. Dengan tjampurtangan surga jang tiba-tiba dari pihak Allah musuh itu dipunahkan, orang- orang sutji diselamatkan dan keradjaan Allah ditetapkan. Djuga dalam bagian pertama musuh-musuh para pahlawan tidak djarang dihukum. Musuh-musuh itu ditelan njala api dari tungku (3,47) atau dilemparkan didepan singa (6,25) dan Baltasar sipenghodjat malahan dibunuh. Pasal 2 dengan mimpinj tentang lambang keempat keradjaan itu berdjalan sedjadjar dengan penglihatan Daniel kadang-kadang malahan sampai terperintji. Dan demikianlah kedua bagian itu digandingkan dengan amat eratnja. Bahwasannja tjerita-tjerit tersendiri dari bagian pertama itu toh ada sangkut-pautnja, terbukti lebih dari tjukup dengan gaja bahasa dan tjara pengolahan jang sama. Apa jang dikatakan dalam 4,5 tentang Daniel, jang sudah dikenal oleh radja, mengandaikan pasal 2. Kedudukan Daniel selalu sama (2,48;4,6;5,11). Tanpa pasal 1-4 maka 5,11-12 tidak dapat dimengerti; djuga 5,18-20 mengandaikan pasal 4. Pasal 3 mentjeritakan suatu kedjadian berkenaan dengan Anania, 'Azarja dan Misael, jang diperkenalkan kepada para pembatja dalam 2,6-8; dalam 2,17-18 mereka sudah diikut-sertakan dalam tjerita itu. Nama Babelnja Daniel selalu tetap sama (2,26;4,6;5,12) dan ungkapan jang aneh itu "roh sutji dewata" kembali berulang-ulang (5,5-6.11.14). Tetapi sebaliknja dapat ditundjuk pula pelbagai hal jang tak konsekwen. Pertobatan berulang-ulang dari Nebukadnezar (2,47;3,15.28-29.23-27) gandjil rasanja, karena radja, kendati itu, toh tetap sama djua. Daniel, jang diangkut oleh Nebukadnezar dari Palestina, harus mendapat didikan tiga tahun lamanja sebelum ia bertugas dihadapan radja. Namun demikian, dalam tahun kedua pemerintahan radja tsb. ia sudah melakukan tugas itu (1,18-19;2,1). Sesudah ia berada diistana dalam pemerintahan Nebukadnezar, namun Daniel tidak dikenalnja dalam 2,25-27. Menurut 2,17 Daniel sudah berada didekat radja dengan perantaraan Arjok, tetapi, kendati itu, dalam 2,24-25 ia harus dipersuakan oleh Arjok itu djuga berkenaan dengan perkara jang sama. Djika Danuel mendjadi tokoh utama dalam pasal, maka dalam pasal 3 ia tidak memainkan peranan samasekali. Kata "Chaldai" dalam 1 lain artinja dengan kata tsb. dalam pasal 2. Untuk "malaekat" dalam pasal 4 dipakai istilah "pendjaga sutji", istilah mana asing pada pasal-pasal lainnja. Hanja pasal 9 mengenal nama Jahwe, jang tidak terdapat lagi dalam seluruh kitab itu. Pasal 4 disusun dalam bentuk surat, jang dikatakan berasal dari Nebukadnezar; dan pasal 7 terdiri atas beberapa petilan jang simulai dengan rumus jang sama (7,9.14) dan disusun dalam bentuk laporan. Djika dalam pasal 6 kisah sudah mandju, menurut urutan waktu jang tepat, sampai radja Darios, maka dalam pasal 7 kisahnja kembali kekeruntuhan Babel lagi.
Kenjataan-kenjataan jang aneh ini menimbulkan pertanjaan: Bagaimana kitab itu terdjadi? Karena besarnja kesatuan seluruh kitab itu, agaknja haruslah diterima, bahwa kitab itu berasal dari pengarang jang satu dan sama djua dan disusun sebagai suatu kesatuan. Tetapi karena perbedaan dan hal-hal jang tak konsekwen itu, agaknja hal itu tidak mungkin. Untuk menerangkan semuanja itu, rupa-rupanja irang mesti menerima, bahwa tjerita-tjerita pasal 1-6 (atau mungkin 2-6) itu aselinja berdiri sendiri-sendiri, walaupun dari tangan pengarang jang sama. Baru kemudian dikumpulkan dan mungkin pula diolah kembali mendjadi suatu keseluruhan, boleh djadi dengan tambahan pasal 1. Si pengarang mula-mula menjiarkannja sebagai sebangsa "tjerita pendek" dan kemudian mendjilidkannja sendiri. Penglihatan-penglihatan itupun mula-mula berdiri sendiri-sendiri, tapi tidak djelaslah apa itu sedjak permulaan diterbitkan dalam suatu pengolahan sastera jang disengadja, jang tiap-tiap kali mendjadjikan lagi kepada pembatja dalam bentuk jang lain thema jang sama itu dengan tiap-tiap kali tambahan dan perluasan jang ketjil-ketjil. Dengan demikian si pembatja dibawa dari kesan umum jang pertama, jang merangsang keinginan-tahunja, kepengertian jang lebih terperintji dari thema itu. Djadi, penglihatan-penglihatan itu tiap-tiap kali mengenai perkara jang sama. Oleh karena parelelisme antara mimpi Nebukadnezar dengan penglihatan-penglihatan itu, haruslah peleburan penglihatan-penglihatan dengan tjerita-tjerita itu djuga datang dari tangan pengarang jang sama, jang mungkun pula ketika itu baru menambahkan pasal 2. Djadi, dalam kitab Daniel kita berhadapan tidak begitu sadja dengan kumpulan jang berlainan unsur-unsurnja, tapi dengan kitab sesungguhnja, jang tidak hanja disusun tapi djuga ditjiptakan sebagai suatu kesatuan, kendati dengan menggunakan unsur-unsur jang masing- masing berdiri tersendiri.
Dengan sendirinja timbullah pertanjaan, siapa gerangan pengarangnja dan didjaman mana ia telah menjusun karyanja. Pendapat klasik ialah bahwa tokoh utama kitab itu, jaitu Daniel, adalah djuga pengarangnja dan bahwa oleh karenanja kitab itu ditulis dalam pembuangan, antara tahun 587 dan 538. Tetapi pendapat itu tidak banjak pendukungnja lagi. Seperti telah dikatakan diatas, kitab itu sendiri tidak menjatakan ditulis oleh Daniel. Lagipula kitab itu menggunakan agak banjak kata asing, baik dalam bagian Hibrani maupun mbagian Aram, jaitu baik kata-kata Parsi maupun Junani. Nah, pengaruh Parsi baru kelihatan sesudah tahun 538, sesudah Babel direbut oleh Cyrus. Pengaruh Junani baru mulai terasa didjaman Parsi belakangan. Tetapi ada pul kata-kata (nama alat-alat musik dalam pasal 3), jang beberapa dari antaranja baru terdapat dalam bahasa Junani Arestoteles dan Plato. Karena itu haruslah kitab tsb. ditulis paling tidak didjaman Junani, jaitu sesudah tahun 300. Tetapi bilamana didjaman Junani itu? Ada ahli jang mengukuhi tanggal sekitar tahun 300. Tetapi kebanjakan ahli berpendapat, bahwa mereka dapat membuktikan, jang kitab itu baru ditulis dalam pemerintahan Antiochus I Epifanes (175-164 163). Djalan pikiran mereka begini. Didalam seluruh kitab, chususnja dalam pasal 2 dan didalam penglihatan-penglihatan, jang memperbintjangkan keempat keradjaan sedjagat itu, perhatian jang terbesar ditudjukan kepada keradjaan jang keempat, jaitu keradjaan Junani. Didalamnja tampillah radja tertentu kedepan. Dalam Dan. 11 sedjarah, kendati tanpa menjebutkan nama-nama, dilukiskan begitu terperintji, sehingga pastilah bahwa radja jang fasik itu memang adalah Antiochos epifanes. Sekalipun nubuat-nubuat jang sesunggunhnja mungkin, agaknja setidak-tidaknja mungkinlah, djika bukan pasti, bahwa si pengarang menjaksikan dengan matakepala sendiri kedjadian- kedjadian itu, dan oleh karenanja ia hidup dan menulis dalam pemerintahan Antiochos. Tetpi tentang keruntuhan Antiochos dalam 11,40-45 si pengarang bertutur begitu rupa, sehingga djelaslah hal itu masih terletak dikemudian hari dan adalah nubuat jang sebenarnja. Sebab didalamnja terletak dikemudian hari dan adalah nubuat jang sebenarnja. Sebab didalamnja ia tetap samar-samar dan menggunakan gambaran-gambaran, jang pada para nabi hampir-hampir mendjadi rumus tetap. Djadi dapatlah disimpulkan, bahwa kitab itu terdjadi dalam tahun 164. Karena si pengarang ternjata tidak menjaksikan pula, bahwa para Makabe merebut kembali baitullah dan mentahbiskannja lagi, maka kiranja kitab itu terdjadi sebelum Desember tahun 164, jaitu tanggal pentahbisan baitullah. Tetapi ada ahli-ahli chususnja ahli-ahli Katolik, jang berpendapat, bahwa kitab ini bertanggal lebihtua dan dalam keseluruhannja muat nubuat-bubuat jang sesungguhnja. Nubuat-nubuat itu kata mereka diolah kembali didjaman Antiochos menurut kenjataan-kenjataan, djuga disesuaikan dengannja. Tentu sadja hal itu mungkin, meskipun tidak begitu mudah membuktikannja, karena tidak dapat dibedakan antara jang aseli dan jang diolah. Dan karena perubahan-perubahan itu agak besar djuga, maka tetap benarlah, bahwa kitab itu mendapat bentuknja jang sekarang dan definitif (dalam naskah Hibrani) baru didjaman Makabe. Dapat pula, seperti dilakukan banjak ahli, penglihatan-penglihatan itu dikatakan berasal dari Daniel sendiri dan oleh karenanja ditanggalkan didjaman pembuangan. Mimpi Nebukadnezar dalam pasal 2 harus digolongkan kedalamnja pula. Penlihatan- penglihatan itu kemudian, jaitu didjaman Parsi, diolah lebih landjut. Kejadian- kedjadian jang dikisahkan dalam pasal 1-6 berlangsung didjaman pembuangan, tetapi baru kemudian mendapat bentuk sasteranja berdasarkan bahan jang kuno itu. Pada permulaah masa Junani kiranja segala bahan itu dikerdjakan mendjadi suatu keseluruhan dan dilengkapi serta diolah pengarang-redaktor jang satu dan sama djua. Seluruhnja itu katanja diselesaikan segera sesudah kemenangan-kemenangan Iskandar (sesudah tahun 323). Tetapi hipotese ini agaknja kurang mungkin karena alasan-alasan tersebut diatas dan djuga karena agak berbelit-belit tanpa dapat diberikan bukti-buktinja. Dugaan bahwa kitab itu terdjadi dalam pemerintahan Antiochos dalam tahun 164 agaknja adalah jang paling memuaskan. Motifnja sekali- kali bukanlah bahwasanja nubuat-nubuat itu tidak mungkin, tetapi terutama ialah tjorak chas kitab itu dan chususnja djelasnja tjara si pengarang membitjarakan Antiochos, sedangkan untuk waktu sesudahnja ia sangat samar-samar dan menggunakan rumus-rumus umum sadja. Mengenai sedjarah sebelum djaman itu ternjat pula ia kurang baik pengetahuannja, sehingga ia kadang-kadang meleset dan pada umumnja djuga djauh kurang terperintji pemberitannja. Tetapi haruslah diterima, bahwa untuk bagian tjeritanja si pengarang bersumber pada bahan kuni, jang tidak dapat dupungkiri segala sifat historisnja. Suatu penguatan walaupun bukan bukti, bahwa kitab Daniel, setidak-tidaknja dalam bentuknja jang definitif, muntjul didjaman belakangan, dapatlah dilihat dalam kenjataan, bahwasannja Sir. 44-49., jang toh menjebutkan segala tokoh besar dari masa lampau, rupa-rupanja tidak mengenal Daniel, orang bidjaksana jang trulung itu. Adapun kitab Sirah tsb. ditulis sekitar tahun 200-150.
Tjorak chas kitab itu memang dapat menoling untuk ikut menentukan waktu terdjadinja.
Bagian kedua kitab itu (7-12 dan djuga 2) digolongkan dalam apa jang disebut apokaliptik. Sedjak abad kedua sebelum Masehi sampai keabad ketiga sesudah Masehi ada sedjenis kesusasteraan jang chas, jang amat disukai orang-orang Jahudi (dan orang-orang Kristen). Kesusasteraan tsb., jang berakar dan mempunjai pendahulu-pendahulunja didaman jang sudah djauh lampu, disebut "Apokalips", jaitu "penjingkapan", atau "wahju", karan hal itu memperkenalkan diri sebagai pemakluman rahasia-rahasia Ilahi jang sidampaikan setjara chas kepada orang tertentu oleh Allah. Kesusasteraan itu dari sudut adalah sebangsa kelandjutan dari nabi-nabi lama, tetapi sekaligus menjimpang djauh pula darupadanja. Nabi- nabi lama bukan hanja dan bukan pertama-tama adalah penelah hari depan. Mereka adalah terutama djiribitjara Allah pada umatNja, jang diadjak mereka untuk bertobat. Dalam djabatan itu mereka kadang-kadang djuga menubuatkan perihal hari depan, pula hari depan jang djauh, dalam mana keselamatan akan terwudjudkan. Keselamatan itu pada umumnja mendjadi kenjataan didunia untuk menduga latarbelakang sedjarah jang semasa dengan mereka dan menjingkapkan makna ilahinja. Boleh djadi tugas itu djauh lebih penting daripada menubuatkan perihal hari depan. Dalam menafsirkan sedjarah djaranglah para nabi sampai lebih djauh dari djaman mereka sendiri serta kedjaduan-kedjadian jang konkrit. Pada umumnja bahasa m ereka djelas dan kuasan-kiasan merekapun sudah pasti tidak disengadja kabur, tetapi dapat dimengerti oleh kaum semasanja. Sebaliknja apokaliptik rupa- rupanja melulu mengenai hari depan. Kesusasteraan itu menubuatkan perihal maa depan bukan hanja dari bangsa Jahudi, tetapi menempatkan itu djuga dalam keseluruhan sedjarah dunia. Apokaliptik melingkupi seluruh sedjarah manusia, jang achirnja akan berkesudahan dengan bentjana jang umum. Bentjana itu membawa keruntuhan musush-musuh umat Allah, kadang-kadang djuga keruntuhan bagi para pendosa dari antara umat itu sendiri, dan keselamatan bagi orang-orang pilihan. Pada penghabisannja terdjadilah penembusan jang tiba-tiba dari keselamatan, jaitu keradjaan Allah, jang pada umumnja terwudjudkan didalam suatu dunia lain jang dibaharui dan jang dikerdjakan dari luar setjara langsung oleh Allah sendiri. Nubuat-nubuat tsb. dituang dalam bahasa jang amat kabur, jang menjukai lambang2 rahasia, jang sering tidak dapat ditangkap maknanja, dan angka2 musjkil untuk lamanja malapetaka dan kedatangan keradjaan Allah. Apokaliptik tidak dimaksudkan akan bertobatnja umat, melainkan bagi djaman achir dan keselamatan oleh Allah. Pemakluman itu djuga tidak diberitahukan setjara langsung oleh Allah, tetapi diterima dalam penglihatan2 dan mimpi2 jang begitu kabur sehingga harus diterangkan oleh malaekat. Penjingkapan2 tsb. dikatakan datang dari orang2 jang tersohor dari djaman kuni seperti Adam, Henok, Noah dsb. Tetapi ini adalah chajalan belaka dan jang disengadja. Pengarang jang sesungguhnja dalam penglihatan2 itu memberikan ichtisar sedjarah, pendek atau pandjang, sampai dengan kedjadian2 semasanja. Kemudian sesudah masa kesesakan bagi para mursjid, datanglah pembalasan Ilahi pada achir sedjarah. Sering dikatakan djuga, bahwa mereka jang katanja mendapat penglihatan2, diberi perintah unuk menjembunjikannja sampai waktunja jaitu waktu sipengarang jang sesungguhnja. Apokalips itupun hanja tersedua bagi sekelompik ketjil orang pilihan.
Apabila bagian kedua kitab Daniel dibandingkan dengan djenis kesusasteraan tsb., maka segera menjoloklah kemiripan jang aneh itu, walaupun dibandingkan dengan apokalips2 lainnja kitab Daniel masih sangat sederahana dan bersahadja, dan tidak muat gagasan2 dan pendapat2 jang kadang2 gandjil, sebagaimana tidak djarang muntjul dalam djenis kesusasteraan tsb. Pernah orang menamakan kitab Daniel - dan ini bukan samasekali tidak tepat - apokalips jang per-tama2 dan paling murni, jang belum digerogoti kemerosotan jang lekas membuat djenis kesusasteraan tsb. mendjadi umpannja. Bahkan dibandingkan dengan apikalips lain jang termasuk Kitab Sutji, jaitu Wahju Johanes dalam Perdjandjian Baru, maka kitab Daniel dalam hal bentuknja masih sederhana kelihatannja. Djika Dan 7-12 sungguh termasuk djenis kesusasteraan tsb., maka tidak begitu mengherankan lagi, kalau si pengarang dalam bentuk nubuat2 sesungguhnja menjadjikan sedjarah dan meletakkan tulisannja alam mulut orang lain, jakni Daniel, jang sebenarnja tiada sangkut-pautnja samasekali dengan itu. Lagipula adalah nirmal, bahwa kitab itu ditulis didjaman jang terutama mendapat perhatian si pengarang, jaitu djamannja sendiri. Tetapi itu tidak berarti bahwa kitab itu sekaligus djuga tidak merupakan nubuat. Djuga tulisan tsb., tidak berbeda dengan nabi2 lama, memberikan suatu tafsir sedjarah, bukan hanja dari djamannja sendiri, tetapi djuga dari masa jang sudah lampau dan masa jang akan darang. Memang didalamnja ada djuga nubuat2 janag sebenarnja, sedjauh si pengarang sungguh melihat sebelumnja masa terachir itu, walaupun ia dalam hal itu dengan sendirinja tidak dapat mendjadjkikan begitu terperintji. Djenis kesusasteraan tsb. dapat disesuaolan pula dengan adjarang tentang inspirasi Kitab Sutji. Sebab inspirasi dapat menggunakan tiap2 djenis kesusasteraan insani untuk memberitahukan perihal wahju Allah. APa jang dilakukan manusia dengan kemampuannja sendiri, se-akan2 didjamin didalam Kitab Sutji dan oleh karenanja, bebas dari sesatan dalam bidang keigamaan dan kesusilaan jang seirng mempengaruhi pemikiran2 apokalips itu, mendjadi alat dalam tangan Allah untuk memberitahukan kabarNja kepada manusia.
Bagian pertama (1-6) dalam arti tertentu mempunjai tjorak jang tidak lain samasekali. Pasal 2 dapat digolongkan begitu sadja kedalam apokaliptik dan pasal2 lainnja sampai taraf tertentu djuga. APa jang dalam bagian kedua terdjadi dalam rangka sedjagat itu, dalam bagian pertama dikonkretisir dalam diri beberapa oknum. Seperti dalam bagian kedua ada empat keradjaan jang memainkan peranan musuh, demikianlah dalam bagian pertama ada empat radja (Nebukadnezar, Baltasar, Sarios, Cyrus). Daniel dan kawan2nja sampai batas tertentu adalah perorangan dari umat Allah, maka dalam bagian pertamapun pahlawan2 itu ditolong oleh Allah setjara adjaib. Tetapi ada perbedaan besari ini antara bagian pertama dan bagian kedua, jaitu bahwa dalam bagian kedua semuanja dipindahkan kemasa depan, sedangkan bagian pertama memprijektir semuanja kemasa lampau. Dalam bagian kedua arahnja ialah dari masa lampau kemasa sekarang dan kemasa depan; sedangkan dalam bagian pertama arahnja terutama dari masa sekarang kemasa lampau. Kalau bagian kedua menggunakan penglihatan2, maka sebaliknja bagian pertama menggunakan kisah2 historis. Tetapi kisah2 itupun per-tama2 bermaksud menjampaikan adjaran. Dapatlah itu dinamakan "kisah kebidjaksanaan". Hal itu sudah ternjata dari tokoh Daniel, jang merupakan tjontohnja "sang Bidjaksana" dan malah karena daja adikodrati. Bahwasannja kedjadian2 itu berlangsung diistana radja, adalah sangat biasa pada kisah2 sematjam itu. Djuga logat bagian pertama kitab Daniel sangat mirip logat kesusasteraan kebidjaksanaan; djuga usaha untuk melukiskan dengan tadjam dan djelas jang baik dan jang djahat serta gandjaran dan hukuman jang sepadan dengannja, adalah sama2 bagi kedua2nja. Apabila dikatakan bahwa Dan. 1-6 itu adalah "kisah kebidjaksanaan", maka itu tidak berarti, bahwa seluruhnja adalah chajalan belaka. Si pengarang ternjata sedikit banjak unsusr historis dalam kitabnja. Sebaliknja ia tidak keradjangan sedjarah dan pengetahuan sedjarahnja digunakannja untuk tudjuannja sendiri. Dapatlah dikatakan, bahwa itu adalah kisah2 jang digubah, dalam mana dikerdjakan unsur2 sedjarah dan unsur2 tidak historis mendjadi satu keseluruhan. Kisah2 itu adalah kisah2 gubahan, jang diolah untuk kegunaan suatu adjara tertentu.
Djika demikianlah tjorak kitab Daniel, maka hal2 jang tidak tepat menurut sedjarah itu, dengan sendirinja tidak merupakan keberatan apappun djua. Pernah dikemukakan, bahwa dalam sedjarah Babel tidak ada tempat bagi seorang radja jang bernama Baltasar, tetapi dia adalah putera Nabonid, radja Babel jang terachir, dan tidak pernah naik tachta. Nabonid digantikan oleh jang merebut Babel, jakni Cyrus, dan bukan oleh seorang jang bernama Darios orang Media" (6,1). Tentang Darios itu bukan hanja tidak ketahuan sedikit djuapun, tetapi baginjapun tidak ada tempat sebagai pengganti Baltasar (Nabonid). Tentang penjakit Nabukadnezar, jang membuat dia beberapa lamanja tidak mampu untuk memerintah, djua tidak ketahuan sedikit djuapun. Dan lagi dalam pemerintahannja tidak ada sesuatu masa, dalam mana hal itu dapat terdjadi. Tidak mungkin pula Darios atau Cyrus telah mengeluarkan dekrit2 jang memerintahkan untuk menjembah dewa tertentu atau malah radja itu sendiri (6,8). Kesulitan2 tadi dan lain sebagainja memang bukan kesulitan2 jang riil lagi dalam kesusasteraan sematjam itu. Karena itu tidak ada gunanja pula memusingkan kepala tentang hal itu. Nilai jang riil dari kitab itu tidak ditentukan olehnja dan djuga tidak bergantung daripadanja.
Melihat tjorak kitab itu, maka dapaaat djuga diberikan djawaban atas pertanjaan mengenai tjorak historis tokoh Daniel. Kiranja ber-lebih2an untuk menjatakan dia seluruhnja sebagai suatu chajalan belaka. Sebab apokalips2 itu bermaksud meletakan nubat2nja dalam mulut tokoh2 jang tersohor dari djaman kuno, jang historis atau jang se-tidak2nja diterima umum sebagai historis. Demikianlah si pengarang kitab Daniel mengambil tokoh tertentu jan gterkenal, jaitu orang jang pernah hidup dalam pembuangan. Betul kita tidak tahu sedikitpun tentang tokoh sedemikian itu, ketjuali apa jang dibertahukan kitab itu sendiri, tetapi itu belum berarti, bahwa orang itu bagi orang2 jang semasa dengan pengarang adalah tokoh jang tidak dikenal pula. Sekiranja tidak dikenal umum, maka mustahillah si pengarang mengambilnja sebagai tokoh utama kitabnja. Bahwasanja demikian itu, tidaklah menjesatkan para pembatja didjamannja. Sebab mereka tahu, djenis kesusutasteraan apa kitab itu. Djika seorang pengarang moderen meletakkan romannja dalam mulut orang lain, mungkin seorang oknum dalam sedjarah, maka tidak ada pembatja moderen satupun teperdaja karenanja. Sebab ia tahu waktu membatja, bahwa ia berhadapan dengan sebuah roman, djadi dengan chajalan. Nah, kesusasteraan apikaliptis memilih nama tersohor sebagai pandji bagi kitabnja untuk menarik para pembatja, setiap orang tahu setelah membatjanja, apa sangkut- paut sebenarnja kitab itu dengan olnum tsb. Kalau kemudian orang berpendapat lain, maka hal itu disebabkan karena orang tidak tahu lagi tentang djenis sastera, jang digunakan dalam kitab tsb.
Nilai jang terutama dan arti jang tetap - pula bagi umat Kristen - dari kitab Danuiel terletak dalam kabar Ilahi jang disampaikannja. Si pengarang bermaksud menetapkan hati kaum sebangsanja, jang mendapat pertjobaan, dan mengukuhkan iman mereka. Dibawah pengedjaran jang hebat oleh Antiochos dapatlah dimengerti bahwa banjak mulai gojah dan menjangsikan djandji2 Allah, dan bahwa mereka mulai melepaskan harapan mereka akan hari depan. Itulah jang ditentang si pengarang. Ia memperlihatkan Allah sebagai jang menguasai dan memimpin sedjarah. Sedjarah hanjalah pelaksanaan rentjana Ilahi, jang tertudju kepada fase terachir. Allah mempunjai kuasa, dan kendati segala kekuasaan musuh, rentjanaNja akan terlaksana djua. Seluruh sedjarah menudju keachir itu dan bukanlah urutan fakta2 tersendiri tanpa banjak arti. Achir jang diarah oleh semuanja, ialah keradjaan Allah, dalam mana Allah pada achir djaman akan menetapkan pemerintahanNja untuk se-lama2nja dan dengan teguh. Dan pemerintahan Allah itu adalah djuga pemerintahan para mursjid dan pilihan. Djadi terhadap djalannja sedjarah, betapapun berat dan sulitnja, tidak usahlah orang mursjid merasa takut, dan kepertjajaan serta pengharapannja djangan sampai digojangkan karenanja. Sebab keradjaan Allah itu bukanlah buatan manusia, melainkan diberikan oleh Allah kepada orang2 pilihan sebagai anugerah, jaitu anugerah jang bertjorak keigamaan dan kesusilaan. Sebab keradjaan itu adalah suatu keradjaan tanpa dosa tapi dengan kesutjian (9,24) dan bukannja suatu keduniawi (12,3). Dalam kedatangan keradjaan itu para martir jang di-kedjar2 memainkan peranan jang chas (11,35;12,3), sehingga derita mereka se- kali2 tidak tanpa arti adanja. Sebaliknja kekerasan sendjata dan perang tidak ambil bagian dalam perwudjudan keradjaan Allah itu. Adjaran tentang penjelenggaraan Ilahi, jang tidak dapat tidak membimbing sedjarah kekedjajaan keradjaan Allah, sesungguhnja adalah jang terpenting dalam seluruh kitab itu. Dan bagaimana hal itu menurut maksud Allah menudju ke Perdjandjian Baru, sudah didjelaskan oleh Jesusu sendiri dengan menjamakan diriNja sendiri dengan Putera manusia dari Kitab Daniel (Mk.14,26; Mt.13,26;25,31 dan memandang diriNja sebagai penguntji sedjarah. Si pengarang kitab Danuel belum meluhatnja sampai terperintji dan perwudjudannja, tetapi dalam hakikatnja sebagai anugerah jang terachir dan definitif dari Allah. Adjaran Daniel tentang kebangkitan, se- tidak2nja dari sebagian orang2 mati (12,3) - dengan mana ia mendjadi jang pertama2 jang mengatakan hal itu dengan djelasnja mendapaat tempatnja pula dalam adjarannja tentang keradjaan Allah. Keradjaan itu, walaupun masih akan datang, toh meluas sampai kemasa jang lampau dan achirnja akan melingkupi semua orang mursjid dan pilihan. Makanja bukan tanpa maknalah, bahwasanja menurut indjil Mateus (21,52-53) orang2 mursjid jang mati itu bangkit, ketika Kristus sudah menjelesaikan tugasNja, untuk dengan demikian mendapat bagian dalam keradjaan Allah jang telah dibawaNja.
Karena kitab Daniel dalam nubuat2nja lebih berkenaan dengan masa lampau daripada dengan hari depan, maka orang menjalahgunakan kitab tsb. dan memperkosa artinja, apabila hendak menerapkan penglihatan2 itu kepada kedjadian2 sedjarah dan kepada sedjarah djamannja sendiri. Bahasa itu bukan chajalan belaka. Dalam sedjarah Geredja muntjul ber-ulang2 sampai dewasa ini. Tetapi ia harus selalu diberantas dengan tegas, karena merupakan perkosaan terhadap sabda Allah. Temasuk penjalahgunaan Kitab Sutji itu ialah, kalau orang mentjoba perkirakan achir dunia dengan pertolongan kitab Daniel. Achir dunia tidak dikenal oleh Daniel dan Putera-manusia sekalipun tidak mengetahui hari dan saatnja (Mt.24,36).! Djadi adalah suatu ketololan belaka, apabila orang toh menjalahgunakan sabda Allah sebagai dasar bagi chajalan dan impiannja sendiri. Keradjaan Allah, jang diwartakan Daniel itu, bukan bahan keinginan-tahu manusia, melainkan bahan iman akan Allah dan Jesus Kristus, jang membawa keradjaan itu kepada kita sebagai suatu anugerah.
PENDAHULUAN
BARUKH
Dalam terdjemahan Latin Vulgata terdapatlah sesudah lagu-lagu Ratap Jeremia sebuah kitab ketjil jang terdiri atas enam fasal, jang dikatakan berasal atas dua tulisan tersendiri, jakni kitab Baruch (1-5) dan surat atas nama Jeremia (6).
Didalam terdjemahan Junani kedua-duanja dibedakan dengandjelasnja dan malahan terpisah. Sebab didalam naskah-naskah umumnja Baruch tertera segera sesudah Jeremia, dan diikuti Lagu-lagu ratap dan achirnja Jeremia dengan djudul tersendiri.
Kedua tulisan itupun hanja terdapat dalam naskah-naskah Junani (dan Latin) dan sekali-kali tidak ada dalam naskah-naskah Hibrani. Maka itu oleh orang-orang Jahudi djuga tidak dimasukkan dalam Kitab Sutji dan dengan mengikuti orang-orang Jahudi maka Geredja-geredja Kristen bukan-Katolik djuga tidak menerima itu sebagai kitab termasuk dalam Kitab Sutji. Tetapi sebaliknja baik kitab Baruch maupun surat Jeremia oleh Geredja Kristen dari abad-abad permulaan dipandang dan digunakan sebagai Kitab Sutji. Sedjak pengarang-pengarang Kristen dari abad kedua dikutiplah teks-teks dari kitab-kitab tsb, sebagai Kitab Sutji, walaupun umumnja dibawah nama Jeremia. Sebab Baruch dipandang sebagai suatu lampiran kitab nabi Jeremia, sedang surat itu dengan tegasnja disebutkan dengan namanja. Dari antara pengarang-penarang kristen sesungguhnja hanja S.Hieronimus jang rupa-rupanja tidak menggolongkannja kedalam kitab-kitab sutji, karena tidak didapatkanja didalam Kitab Sutji Hibrani, jang dikukuhi mati-matian oleh bapak Geredja tsb. Tetapi ada beberapa keterangan dari djaman kuno, darimana dapat disimpulkan bahwa orang-orang Jahudi membatjakan kitab Baruch itu didalam synagoga-synagoga mereka dan bahwa pada merekapun pernah kitan tsb.mendapat tempatnja didalam Kitab Sutji. Pada mazhab Qumran rupa2rupanja surat Jeremia (dalam bahasa Junani) itu dipergunakan, karena beberapa fragmen tulisan tsb.terdapat pada dokumen-dokumen jang ditinggalkan oleh mazhab itu.
Namun soal jang samasekali lain ialah, apakah kitab Baruch dan surat Jeremia aselinja ditulis dalam bahasa Hibrani atau mungkin dalam bahasa Aram. Jang sudah terang ialah bahwa kedua tulisan itu sampai kepada kita hanja dalam bahasa Junani sadja. Walaupun masih ada beberapa ahli jang berpendapat bahwa surat Jeremia itu aselinja ditulis dalam bahasa Junani oleh karena murninja bahawa Junani jang digunakan, namun sekarang hampir semua ahli sependapat, bahwa itu adalah terdjemahan (jang baik) dari naskha jang aselinja Semitis; djadi dengan itu kembali kepada pendapat lama. Anggapan tsb. tidak hanja bersandarkan keterangan beberapa bapak Geredja, tetapi djuga kenjataan, bahwa teks Junani kadang-kadang hanja dapat dimengerti dari dalam naskah jang aselinja Hibrani, jang diterdjemahkan setjara salah. Persoalan tsb. lebih sulit berkenan dengan kitab Baruch. Maka itupun ada banjak pendapat. Banjak ahli beranggapan, bahwa kitab itu seluruhnja ditulis dalam bahasa Hibrani dan kemudian diterdjemahkan kedalam bahasa Junani oleh pelbagai penterdjemah; hal mana dapat menerangkan perbedaan bahasa, jang terdapat didalamnja. Sebaliknja ahli-ahli lain berpendapat, bahwa sebagian dari kitab itu aselinja Hibrani dan sebagian lagi aselinja Junani. Bagian mana termasuk jang satu atau jang lain, masih diperdebatkan lebih landjut. Tidak sedikit ahli mengira dapat mengatakan dengan pasti, bahwa seluruh bagian pertama (1,1-3,14) aselinja dalam bahasa Hibrani, sedangkan ahli - ahli lain membaginja lagi mendjadi dua, jang satu Junani (1,1- 14) dan jang lain Hibrani (1,15-3,8). Pendapat terachir ini kiranja lebih mungkin.Dianggap lebih mungkin pula, bahwa 3,9-4,4 pun aselinja Hibrani, walaupun hal tsb, ditentang oleh pelbagai ahli. Untuk 4,5-5,9 oleh kebanjakan ahli diterima teks Junani aseli. Terangkanlah persoalan ini tidak mudah dipetjahkan.
Isi dan pembagian KITAB BARUCH amat djelas rangkanja
Setelah prakara historis (1,1-14) tentang terdjadinja kitab tsb, jang dibatjakan Baruch didepan sekelompok orang buangan di Babel dan dengan disertai surat kemudian dikirim bersama dengan uang derma ke Jerudjalem untuk dibatjakan pula disana, berikutlah dia tobat (1,15-3,8), jang terdiri atas pengakuan salah (1,15-2,35 dan permohonan untuk mendapat ampun dan kembalinja dari pembangunan (3,1-8). Bagian kedua memuat lagu pudjian kepada kebidjaksanaan ilahi (3,9-4,4), jang disamakan dengan Taurat Musa. Kebidjaksanaan tadi tidak dapat diperoleh manusia (3,15.31), karena malulu milik Allah adanja (3,32-36). Tetapi Ia telah menganugerahkannja kepada umatNja (3,37-4,4). Kesemuanja itu merupakan suatu andjruan untuk kembali kepada kebidjaksanaan itu, jaitu untuk menepati Taurat (3,9-14). Bagian ketiga (4,5-5,9) terdiri atas dua andjuran. Jerusjalem, jang diperorangkan, berseru dalam bentuk lagu ratap kepada rakjat, chususnja kepada kaum buangan, untuk menaruh kepertjajaan dan pengharapan; serupa itu disertai dengan antjaman lawan para penindas (4,30-5,9) dan mendjandjikan kepadanja kembalinja kaum buangan dan semarak jang baru.
didalam keseluruhannja tampaklah djalan pikiran umum jang djelas. Pendahuluan itu melukiskan situasi Israil, jaitu pembuangan. Dengan menjatakan bahwa pembuangan itu adalah hukuman atas dosa (1,13) dipersembahkan bagian pertama itu. Didalam bagian pertama itu Israil mengakui kesalahannja, ketidaksetiaannja kepada Taurat, hal mana membenarkan sepenuhnja hukuman itu. Tetapi Israil mhon kerelaan Allah, supaja dosa-dosanja diampuninja dan supaja bangsa dipulihkan. Pertobatan, jang dilakukan setjara demikian itu, adalah pertobatan kepada hukum Allah, kepada kebidjaksanaanNja, jang lalu dimuliakan dan dipudji dalam bagian kedua. Ketidak-setiaan kepada kebidjaksanaan itu mendatangkan hukuman, sedangkan pertobatan mendjamin kebahagiaan. Kebahagiaan lalu dilukiskan dalam bagian terachir sebagai kembalinja dari pembuangan, punahnja musuh dan kedjajaan Jerusjalem.
Kendati kesatuan jang tak dapat dipungkiri itu, masih dapat djuga dikemukakan pertanjaan, bagaimana kitab itu terdjadi. Apakah kitab itu suatu keseluruhan jang aseli, jang ditjiptakan dan ditulis sebagai suatu kesatuan oleh pengarang jang satu dan sama djua, ataukah kitab itu merupakan suatu kumpulan dari tulisan-tulisan jang sudah ada, jang berlainan tjoraknja serta asalnja? Selama orang berpendapat, bahwa kitab itu ditulis entah oleh Jeremia entah oleh paniteranja, jaitu Baruch dengan sendirinja orang mengukuhi kesatuan seluruh kitab itu. Sekarangpun masih ada ahli, jang jakin akan hal itu, meskipun orang mau mengetjualikan 3,9-4,4, jang katanja suatu tambahan belakangan kepada kitab Baruch. Tetapi ada lebih banjak ahli, jang menjangsikan kesatuan kitab itu dan malahan jang menjangkalnja sama sekali. Kitab itu kiranja tersusun atas sedjumlah tulisan tersendiri dari pelbagai pengarang dari djaman jang berlainan. Pertama-tama tersendiri, bahwa mungkin sekali tidak semua bagian aselinja ditulis dalam bahasa jang sama; kenjataan tsb, merupakan petundjuk jang kuat bagi adanja bebrapa pengarang. Tambahan pula ada perbedaan pemakaian bahasa, hal mana djuga menundjukkan adanja beberapa pengarang. Pula bahwa sebagian disusun dalam bentuk prosa dan sebagian lagi dalam bentuk puisi, dapatlah diterima sebagai penguatan kesan tsb, walaupun bukan bukti jang djitu. Lagipula: walaupun sebangsa kesatuan tidak dapat dipungkiri, namun bagian-bagian tersendiri dari kitab itu tidaklah amat kuat gandingannja satu sama lain. Pengakuan salah (1,15- 3,8) adalah sekumpulan rumus-rumus tetap, jang diambil dari Kitab Sutji dan dari doa-doa pertapaan jang serupa dari Perdjandjian Lama. Teranglah itu bergantung dan adalah suatu saduran dari doa Daniel (9,4-20). Rumus-rumus doa itu tjoraknja dan dapat diterapkan kepada banjak situasi jang berlainan. Orang tidak dapat mengelakkan kesan, bahwa si penjusun kitab itu menerapkan teks-teks jang sudah ada kepada konkrit didjamannja. Berlainan samasekali dari pengakuan dosa dalam bentuk prosa itu ialah lagu pudjian dalam bentuk puisi kepada kebidjaksanaan (3,9-4,4). Dalam seluruh petilan itu sekali-kali tidak disinggung kembalinja pembuangan. Israil sudah lama tinggal dinegeri asing (3,10) karena telah meninggalkan kebidjaksanaan.Namun demikian, tidak diletakkan tekanan jang kuat diatas kenjataan tsb.sebagai hukuman atas dosa-dosa. lagu tsb. djika tidak bergantung, toh amat mirip bagian-bagian tertentu dari kitab-kitab kebidjaksanaan (Ijob 28,12-28;Ams.8,22-31; Sir.24), sedangkan pengakuan salah itu menampakkan suasana jang berlainan samasekali. Antara 4,5-5-9 dan 1,1-3,8 ada suatu kesamaan, sedjauh kedua-duanja itu mungkinlah latar-belakangnja pembuangan. Tetapi djuga hanja sampai itu sadja kesamaannja. Kalau bagian pertama itu prosa belaka, maka bagian terachir adalah puisi. Bagian pertama mengenal sebangsa kerelaan hati terhadap musuh, jang telah mengangkut Israil kepembuangan (1,11;2,24) sebagai alat penghukum dalam tangan Allah. Sedangkan bagian terachir lebih disemangati dengan rasa bentji jang hebat kepada para penindas dan dengan keinginan untuk membalas dendam (4,31-33). Dalam bagian pertama orang memperkirakan masa pembuangan jang lama, jang baru sadja dimulai (1,1-2.12),sedangkan dalam bagian terachir pengangkutan kepembuangan itu sudah djauh lampau. Saat kembali dari pembuangan rupa-rupanja sudah dekat-sekali (5,5- 9).
Mengikat alasan-alasan tsb. dan alasan lainnja lagi, rasanja mustahil bagi banjak ahli, untuk memegang teguh kesatuan pengarang serta waktu asalnja. Tetapi bagaimana sebenarnja terdjadi, tidaklah begitu musah menentukannja. hampir tak terbilanglah pendapat, jang dikemukakan para ahli. Sudahpasti harus ditolaklah anggapan, jang hendak menanggalkan seluruh kitab itu atau sebagian daripadanja sesudah runtuhnja Jerusjalem dalam tahun 70 sesudah masehi. Katanja, Nebukadnezar (1,11) itu ialah kaisar Domitianus dan Baltasar itu Titus, jang merebut Jerusjalem. Ahli-ahli lain mau mempertalikan kitab itu dengan perebutan Jerusjalem oleh Pompeius dalam tahun 63 sebelum Masehi. Pada hemat kami inipun tidak mungkin dan sekali-kali tidak terbukti. Kendati masih hanjak hal jang tidak pasti, namun pada hemat kami mungkinlah dugaan jang berikut ini.Karena bar. 1,15-3,8 djelaskan bergantung dari Daniel 9,4-20, maka bagian itu haruslah dari waktu belakangan. Kalaupun doa tobat Daniel itu tambahan belakangan dalam kitabnja, namun dapatlah dikatakan bahwa kitab Daniel sudah memuat petilan itu sekitar tahun 165 sebelum Masehi. Maka Bar. 1,15-3,8 dapat ditanggalkan pada djaman itu pula. Karena Bar.3,9-4,4 sangat mirip Sir 24 dan Sirah dapat ditanggalkan antara tahun 200-150, maka bagian kita Baruch ini dapatlah berasal dari djaman dan lingkungan jang sama djuga. Dapatlah dikatakan dari djaman sebelum pemberontakan Makabe dalam tahun 167. Bagian ketiga (4,5-5,9) menundjukkan persesuaian jang amat kuat malahan menurut hufur-huruf dengan mazmur-mazmur apokrit Sulaiman, jang ditulis sekitar tahun 63 sebelum Masehi. Untuk menarik kesimpulannja bahwa itu berasal dari waktu jangsama, adalah mungkin tapi sukar dibuktikan. Karena Bar.4,5-5,9menundjukkan kesamaan dengan Sir. 36, maka bagian tsb.lebih baiklah ditangalkan dimasa jang sama seperti 3,9- 4,4, djadi antara tahun 200 dan 150. Prakata historis rupa-rupa lebih baik ditempatkan didjaman para Makabe, kira-kira didjaman kitab Daniel, karena seperti dalam kitab tsb.(5,2.22)Baltasar disebut putera Nebukadnezar (Bar 1,11). Bilamana dan tempatnja bagian-bagian itu dikumpulkan mendjadi kesatuan seperti sekarang ini adanja, sukarlah dikatakan. Kiranja orang mendekati kebenaran, kalau ia mengirakan antara tahun 150 dan 100. Bagaimanapun djua pada hemat kami orang tidak dapat mengemukakan alasan-alasan jang kuat untuk menanggalkan kitab itu sampai sesudah tahun 100 sebelum Masehi.
Djika kitab itu terdjadi dengan tjara tersebut diatas atau jang serupa, maka djelaslah, bahwa keseluruhan atau sebagian kitab itu tidak datang dari tangan panitera jang setiawan dari nabi Jeremia, jaitu Baruch (Lih.Jr 32,12-14:36,4- 15.18.32;45,1-5;43,2-7). Djudul kitab dan penanggalan jang disebutkan didalamnja haruslah dipandang sebagai suatu chajalan sastera, sebagaimana lazimnja pada orang-orang Jahudi sesudah pembuangan dan oleh karenanja djuga tidak menjebabkan banjak kesulitan berkenan dengan adjaran Katolik tentang inspirasi. Kitab itu kiranja dikatakan dari Baruch, karena erat hubungannja dengan nabi Jeremia, jang tidak hanja menubuatkan tapi djuga mendjaksikan dengan mata-kepala sendiri pembuangan itu sebagai hukuman atas bangsa itu. Tentu sadja samasekali tidak mungkinlah, menjebutkan nama-nama tertentu untuk pengarang-pengarang bagian- bagian tersendiri dan untuk penjusun keseluruhnja; mereka semua tetap anonim.
Adjaran jang termasuk dalam kitab Baruch adalah sedjalah dengan pendapat- pendapat umum dari Perdjadjian Lama, chususnja dari para nabi dan kitab-kitab Kebidjaksanaan. Anehnja si pengarang ternjata belum mengetahui sedikitpun tentang pembalasan sesudah mati atau tentang kebangkitan badan. Karena hal itu dikonstatir djuga dalam kitab Sirah, maka agaknja si penjusun termasuk dalam aliran jang sama di Israil. 'Walaupun doa pertapaan doa pertapaan Baruch itu mirip dengan doa tobat Daniel (9), namun di penjusun tidak mengenal kitab Daniel seluruhnja, karena Daniel dengan djelasnja mengadjarkan kebangkitan orang-orang mati.
Kechasan kitab Baruch ialah kesadaran jang kuat telah berbuat dosa; dosa-dosa itu dihukum dengan seadil-adilnja oleh Allah. Tetapi kesemuanja itu tidak memadamkan harapan, karena kepertjajaan manusia disandarkan bukan atas peruatannja sendiri atas belaskasihan Allah. Harapan tadi pada achir kitab itu tertudju kehari depan. 'Walaupun sedikit djua tidak mengenai al-Masih jang berpribadi, namun kitab Baruch melandjutkan dengan tjaranja sendiri harapan Israil akan masa depan.
Harapan akan masa depan jang penuh kemuliaan itu malahan akan melebihi kurnja jang terbesar kepada Israil, jaitu Kebidjaksanaan ilahi jang terdjelma dalam Taurat Musa. berhubungan dengan Taurat tsb. kitab Baruch mempunjai pendapat jang amat tinggi. Sebab Taurat itu tidak dilihat pertama-tama sebagai sekumpulan peraturan-peraturan, melainkan sebagai pemakluman jang penuh rahmat dari kebidjaksanaan Allah, dari hakekatnja ilahiNja sendiri jang hendak mendjadi pedoman bagi tingah-laku manusia dan dengan itu menuntunnja kearah kebahagiaan. Dengan mengarahkan pandangan pula kehari depan, maka kitab Baruch djua merupakan persiapan akan pemakluman diri jang terachir dan total dari Allah didalam Perdjandjian Baru dalam diri kebidjaksanaan berpribadi, dari Allah jaitu dalam Sabda jang mendjelma mendjadi manusia, jang tidak menghapus melainkan menggenapi dan menjelesaikan Taurat atau pemakluman diri jang lama.
SURAT JEREMIA adalah tulisan jang agak murah dan kasar lawan pemudjaan patung- patung berhala, djadi sebangsa surat pengedjek. Namun surat itu tidak ditumdjukkan kepada kaum kafir, melainkan lebih-lebih kepada orang-orang Jahudi didalam pembuangan, guna melindungi mereka terhadap bahaja ibadah Babel dengan upatjara-upatjara jang meriah. tulisan itu sedjalan dengan kedua tjeritera terachir dari kitab Daniel (Junani, fasal 14) dan dengan Js.40,19- 20;41,7.23;44,9-20;45.16.20;46,6-7 dan dengan edjekan jang dimuat lagi dalam kitab Kebidjaksanaan (13,10-19:14,8-21;15.15-17). Surat Jeremia hanjalah perkembangan lebih landjut dari Jr. 10.13-16 dan pastilah bergantung padanja. Djadi sedikit sadja jang aseli dalam surat jang tersusun atas sepuluh petilan paralel, jang tiaptiap kali dikuntji dengan rumus jang serupa (14.22.28.39.44.51.56.64.68.71).
Si pengarang membuat patung-patung berhala dan djuga tidak berdajanja berhala- berhala kafir itu mendjadi tertawaan, untuk lalu dibandingkan dengan kekuasaan Allan jang benar dari Israil. Pemudjaan patung-patung, jang dimaksudkan si pengarang, memang adalah pemudjaan patung-patung di Babel didjaman belakangan. Pendapat jang lebih umum dari kaum kafir ialah bahwasanja patung itu sungguh ilah itu sendiri, bukan hanja manifestasi atau lambang sadja dari ilah itu. Patung dan ilah itu, walaupun setjara adjaib,adalah satu dan sama djua. Memang ada beberapa orang tjerdik-pandai, jang tahu membedakan patung dan ilah dengan djelas, tapi pedapat jang lebih umum dan tidak hanja populer sadja tidak membedakan hal itu. Djadi si pengarang dapat dengan beralasan menandaskan, bahwa dewata kafir itu buatan tangan manusia dan lebih tak berdaja daripada para pembuatnja sendiri. Tak berdajanja dewata itu membuktikan dengan amat djelasnja, bahwa dewa-dewa itu memang bukan ilah. Hanja Allah Israil patut akan nama itu, karena Ia sungguh-sungguh kuasa. Betul hal itu tidak dinjatakan dengan tegas, tetapi hal itu sudah sewadjarnja bagi orang Jahudi jang beriman, jang mempunjai pengertian tentang Allah, dengan mana dipengarang mengadakan perbandingan.
Walaupun orang lama mengukuhi, bahwa surat ini sungguh surat aseli dari Jeremia, namun sekarang ini umumnja orang jakin, bahwa itu adalah suatu pseudonim, nama samaran sadja. Apa jang dikatakan sipengarang tentang lamanja pembuangan, jaitu tudjuh angatan (2) tidak dapat disesuaikan dengan tudjuh puluh tahun dari Jeremia (25,11;29,10), tetapi adalah lebih suatu usaha untuk menjesuaikan tudjuh puluh tahun itu dengan kenjataan, bahwa pembuangan itu sesudah ketudjuhpuluh tahun itu masih djuga belum berachir seluruhnja. Djuga sangat tepergantungannja surat itu dari Jr. 10,13-16, petilan mana umumnja tidak dianggap aseli, tidak membenarkan Jeremia sebagai pengarang surat itu. Seluruh djalan pikiran surat itupun berbeda dari djalan pikiran Jeremia. Apa jang dikatakan tentang tak berdajanja berhala-berhala itu (49.55) bagi orang-orang jang menjaksikan runtuhnja Jerusjalem, dapat djuga dipakai lawan Jahwe. Bahwasanja surat itu tidak dimasukkan dalam daftar kitab-kitab sutji Jahudi agaknja djuga melawan keaseliannja; mana boleh surat Jeremia jang aseli tidak diakui? Dari kenjataan itu dapat disimpulkan, bahwa surat itu baru ditulis sesudah pembuangan, karena beberapa kitab dari djaman sesudah pembuangan (I.II.Mak.,Sir.,Kebidjak.) djuga tidak terdapat dalam kanon Jahudi. Sekalipun sudah diterima bahwa Jeremea bukan pengarangnja, namun nama lainnja tidak dapat disebut, sehingga pengarangnja tetap anonim sadja.
Bahwasanja tulisan itu disiarkan dibawah nama Jeremia, dapatlah dimengerti. Sebab Jeremia sungguh-sungguh telah menulis surat kepada kaum buangan (Jr.29;Lih.III Mak 2,2). Tambahan pula sipengarang mengambil suatu petikan dari kitab Jeremia (10,13-16) mendjadi dasar bagi tulisannja. Karena itu dapatlah dimengerti, mengapa ia menaruh tulisannja dibawah kewibawaan Jeremia, nabi jang besar itu, atau mengapa orang lain berbuat demikian setelah tersiarnja surat itu.
Waktu terdjadinja surat Jeremia itu dapat ditentukan dengan ketelitian dan kepastian jang agak besar. Ketudjuhpuluh tahun pembuangan jang dinubuatkan Jeremia itu, sudah lewat. Sebab si pengarang memberikan tafsiran lain kepada tahun-tahun itu(2). Sebaliknja ketudjuh angkatan, jang dinjatakan sebagai djangka waktu itu, njata belum berlalu. Pembuangan itu dimulai dalam tahun 587 dan kalau itu dikurangkan dengan tudjuh angkatan (tudjuh kali 40 tahun),maka orang sampai ketahun 307 sebelum Masehi. Karena djangka waktu tsb. belum lewat, maka surat itu harus ditanggalkan tanggal itu.
Artaxerxes II (409-338) memadjukan pemudjaan patung-patung berhala didalam keradjaannja dan didjaman itu dapatlah dimengerti, bahwa pemudjaan berhala- berhala Babelpun mengalami kesuburan jang besar. Djadi dapatlah surat itu ditanggalkan didjalam itu. Djika II Mak.2,2 sungguh membuat sindiran atas surat itu, maka surat tsb, dikenal didjaman itu; dikenal didjaman itu; kalau begitu, maka surat Jeremia bagaimana djua harus ditanggalkan diwaktu sebelum tahun 164 sebelum Masehi, tanggal surat jang tertera dalam kitab Makabe, jang memuat sindiran tsb.
Ende: Daniel (Pendahuluan Kitab) PENGANTAR KITAB PARA NABI
PENDAHULUAN
Kitab para nabi, jang terdjemahan Indonesianja kami sadjikan bersama ini, memuat
sedjumlah tulisan kenabian, jak...
PENGANTAR KITAB PARA NABI
PENDAHULUAN
Kitab para nabi, jang terdjemahan Indonesianja kami sadjikan bersama ini, memuat sedjumlah tulisan kenabian, jakni tudjuhbelas (Lagu ratap termasuk djenis sastera lain), jang merangkum djangka waktu antara l.k. 750 dan 200 seb. Mas. Tulisan2 itu mewakili suatu aliran kuat dalam agama Israil, jang sebelumnja sudah ber-abad2 lamanja berlangsung. Kitab2 nabi itu merupakan puntjak dan buah masak2 dari kurnia kenabian jang mengalami sedjarah dan perkembangannja sendiri sebelum menghasilkan buah2 jang terpelihara dalam kitab para nabi. Kurnia kenabian itu boleh dianggap sebagai kechasan agama Israil jang mentjapai kepenuhannja dalam diri Jesus Kristus.
Namun demikian kurnia tsb. boleh ditempatkan dilatarbelakang jang lebih luas dan melewati perbatasan bangsa Israil dan Perdjandjian Lama. Sebab beberapa gedjala jang diketemukan dalam keterangan2 Kitab Sutji tentang aliran kenabian terdapat pula pada bangsa2 tetangga Israil, jang serumpun dengannja; dengan perkataan lain: pada bangsa2 Semit pada umumnja (bangsa2 Semit ialah bangsa2 keturunan Sem menurut Kitab Sutji). Tidak disangkal, bahwa gedjala2 kenabianpun terdapat pada bangsa2 lain, akan tetapi kalau demikian, agak djarang2 saja ada. Tokoh2 besar dari agama lain, seperti Budha dan para Reshi Hindu tidak boleh dibandingkan dengan nabi2 Israil apalagi filsuf seperti Kon Fu Se atau Lao Tse. Sebaliknja pada bangsa2 jang mendiami negeri Kena'an sebelum Israil memasukinja dan pada bangsa2 disekitar Israil diketemukanlah gedjala2 jang mirip gedjala2 kenabian di Israil. Kitab Sutji sendiri mentjeritakan mengenai "nabi2 Baal dan nabi2 'Asjera", jang menjertai permaisuri Izebel jang berasal dari Fenesia (1Ra 18:19; bdk. 2Ra 10:19). Diluar Kitab Sutjipun ada berita tentang "nabi2" di Mesopotamia dan Palestina. Tjontoh jang paling djelas ialah Muhammad, orang jang berbangsa Arab, djadi berbangsa Semit, dan tokoh2 kenabian lain jang mendahuluinja di Arabia. Penjerupaan Muhammad dengan nabi2 Israil tentu sadja tidak terpungkiri.
Bukan maksud kami untuk begitu sadja menjamaratakan kurnia kenabian di Israil dengan gedjala2 jang serupa pada bangsa2 Semit jang lain. Namun demikian kiranja boleh diterima, bahwa kurnia ilahi jang chas itu mendapat tanah jang subur dalam watak bawaan bangsa2 Semit. Watak alamiah digunakan oleh Allah untuk maksud- tudjuanNja sendiri; bawaan itu diangkat serta dihaluskan oleh anugerah ilahi, jang dapat bertumpu pada sifat alamiah tanpa merusakkannja. Bangsa Israil seakan2 ditjiptakan oleh penjelenggaraan Allah sedemikian rupa sehinggga pada waktunja dapat dianugerahi kurnia kenabian jang chas. Itulah sebabnja maka orang tidak usah heran atau kaget, pabila diluar Israil pun terdapat gedjala2 jang segera mengingatkan kurnia kenabian Perdjandjian Lama. Kemiripan jang kelihatan tidak usah mengurangi sedikitpun keaselian kurnia kenabian di Israil. Dan untuk mempertahankan keistimewaan umat Allah tidak perlu orang menjangkal kesamaan jang njata. Kesamaan itu kan dibarengi dengan perbedaan asasi, meskipun perbedaan itu tak kelihatan sekalipun. Demikian misalnja orang boleh menerima, bahwa Muhammad melandjutkan, bahkan menjelesaikan serta menutup aliran kenabian bangsa2 Semit, tanpa menerima bahwa tokoh itu adalah landjutan dan penjelesaian kurnia kenabian Perdjandjian Lama. Bagi kita ini Jesus dari Nasaret adalah nabi terachir dari para utusan Allah kepada umatnja jang terpilih, jakni Israil. Nabi2 jang diketemukan dalam Perdjandjian Baru sama sekali lain tjorak dan tugasnja. Tapi tanpa keberatan sedikitpun Muhammad boleh dipandang sebagai penutup aliran kenabianalamiah jang terdapat pada bangsa2 Semit pada umumnja. Jang pertama terletak dibidang adikodrati jang bertumpu pada susunan alamiah, pada hal jang kedua adalah alamian belaka. Perbedaan njata antara kurnia kenabian sedjati di Israil dengan gedjala2 kenabian pada bangsa2 kafir disekelilingnja kiranja boleh diringkaskan sbb.: Kurnia kenabian bersifat etis, kesusilaan, oleh karena berasal dari Allah jang etis tjoraknja. Kurnia itupun menentang atau sekurang2nja mengatasi keinginan dan harapan nasional. Tetapi nabi kafir tidak mempunjai tjorak etis dan selalu berbatas kepentingan dan keinginan bangsanja sendiri. Muhammad tentu ada tjorak etis padanja djuga dan ia melampaui batas duku dan bangsanja. Tetapi tjorak itu pada Muhammad djauh kurang njata dari pada para nabi Israil.
Selandjutnja disini dibahas hanja kurnia kenabian jang merupakan kechasan dan keistimewaan umat Allah dari Perdjandjian Lama.
Tetapi perlu segera ditambahkan, bahwa kurnia kenabian itu merupakan suatu gedjala jang amat madjemuk dengan sedjarah dan perkembangannja sampai kepuntjak. Keterangan2 jang disadjikan Kitab Sutji sendiri djauh dari terang dari segala sudut dan seginja. Istilah "nabi" dan "bernubuat" ada pelbagai maknanja. Perkataan "nabi" sendiri (demikianpun bunjinja dalam bahasa Hibrani) tidak memberi banjak pendjelasan. Arti perkataan itu ialah: berseru, berbitjara, memaklumkan. Tetapi istilah itu tidak mengatakan sedikitpun tentang siapa jang berbitjara atau apa jang dikatakan. Memang Kitab Sutji sendiri memberikan suatu keterangan, jakni dalam kisah panggilan Musa (Kel 4:15-16; 17:1) Musa diutus Allah kepada Fare'o. Tetapi Musa menolak oleh karena tidak fasih lidah. Ia lalu diberi pembantu, jakni adiknja Harun, jang akan mendjadi djurubitjaranja. Ia adalah "mulut" Musa dan Musa mendjadi "Allah" Harun. Di depan Fare'o Musa mendjadi Allah dan Harun nabinja. Djadi "nabi" disini "djurubitjara Allah". Sudah barang tentu arti kata itu dengan tegas lagi ringkas menundjukkan tugas nabi2 besar jang tampil kedepan dalam kitab para nabi. Tetapi dalam Kitab Sutji sendiri istilah jang sama dipergunakan sehubungan dengan tokoh2 lain serta kegiatan mereka.
Kelompok2 orang ekstatisi jang memainkan peranannja dalam ibadah kadang2 disebut
"nabi" dan mereka "bernubuat dalam ekstasenja. Disekitas Sjemuel, jang melajani
tempat sutji di Sjilo (1Sa 2:18) terdapatlah "nabi2" jang
bersangkutan dengan tempat sutji (1Sa 10:5). Setjara buatan, jakni
dengan alat2 musik, mereka menimbulkan ekstase lalu "bernubuat" (mengigau).
Keadaan itu disertai pelbagai gedjala jang aneh (1Sa 10:11-13; 19:20-24)
Orang2 itu nampaknja madjenun (bdk. 2Ra 9:11), kerasukan roh Allah
(1Sa 19:20,23). Kemudian dalam sedjarah diketemukan pula kelompok2
"nabi" sehubungan dengan Elija (1Ra 18:4). Elisja'pun mempunjai
hubungan dengan "tjanterik2 nabi" (2Ra 2:3-18). Ungkapan "tjanterik
nabi" dalam bahasa Hibrani berbunji "putera2 (anak) nabi" dan artinja ialah
orang jang mendjadi anggota kumpulan atau kelompok tertentu, djadi anggota
kumpulan nabi2. Sudah barang tentu kelompok2 nabi2 itu melandjutkan nabi2 jang
ada disekeliling Sjemuel. Mereka tinggal ber-kelompok2, kadang2 ratusan orang
(1Ra 18:4; 2Ra 2:3,5,7) dan diam terpentjil dari pergaulan masjarakat
(2Ra 6:1-2), di sekitar tempat sutji, seperti Gilgal (
Sudah barang tentu nabi2 ekstatisi tsb. Mempunjai tjorak keigamaan jang njata dan bersangkutan dengan ibadah. Tetapi keterangan2 Kitab Sutji tidak mengidjinkan untuk menetapkan perasaan mana mereka pegang dalam ibadah. Adakah mereka dalam ekstasenja membawakan firman Allah dalam ibadah sebagai djawaban atas permohonan para pemudja atau peranan lain dipegangnja? Ada ahli jang berpendapat, bahwa salam ibadah Israil, dahulu dan kemudian, nabi2 memegang peranan tertentu, suatu djawatan tetap, disamping para imam. Orang2 itu menundjukkan beberapa mazmur (misalnja Maz 2:6; 110:2:4) tempat suatu firman Jahwe dibawakan. Katanja kalimat2 sedemikian itu diutjapkan oleh seorang nabi dalam ibadah. Selandjutnja dikatakan, bahwa beberapa nubuat jang terkumpul dalam kitab para nabi (misalnja Joel) berasal dari ibadah, sehingga nabi jang bersangkutan merupakan nabi ibadah pula. Akan tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan dan keterangan2 jang dapat dikumpulkan dari Perdjandjian Lama tidak tjukup untuk meneguhkan hipotese tsb. Maka dari itu harus dikatakan, bahwa kitapun tidak tahu peranan manakah dimainkan kelompok2 nabi dalam ibadah. Halnja tetap kabur sadja.
Disamping dan bersama dengan nabi2 tsb. kita menemukan dalam Kitab sutji
pelbagai tokoh lain jang diberi djulukan "nabi", namun amat berlainan dari para
ekstatisi tsb. dan djuga dari nabi2 besar jang tampil dalam kitab para nabi. Di
djamanpara Hakim ada nabiah Debora, jang menghakimi Israil (Hak 4:4).
Dalam Kitab itupun muntjul seorang nabi jang tak bernama (Hak 6:8).
Mungkin sekali nabi itu hanja akal kesusateraan sadja dengan mana pengarang
kitab mengemukakan pikirannja sendiri. Pada achir djaman para Hakim tampilah ke
depan tokoh besar nabi Sjemuel (1Sa 3:20; 9:9; 2Ta 35:18), jang
berhubungan dengan dan malah memimpin para ekstatisi (1Sa 19:20).
Tetapi terang sekali Sjemuel tidak termasuk kedalam kalangan orang2 itu.
Kemudian dari itu ber-kali2 nabi jang serupa diketemukan dalam Kitab Sutji,
seperti Ahia (1Ra 1:29-30; 14:2-3) Jehu (1Ra 16:7), Jona
(2Ra 14:24), nabiah Hulda (2Ra 22:14-15), Urijahu
(Yer 26:20), Sjemaia (2Ta 12:5-6), Ido (
Sudah barang tentu nabi2 jang sedemikian itu merupakan suatu djabatan dan lembaga tetap di Israil. Achirnja undangpun mengaturnja. Sebab dalam kitab Ulang tutur (Ula 18:15-22) sesungguhnja terdapatlah suatu undang mengenai nabi2. Undang itu kiranja mengatur keadaan jang sudah lama berlangsung dan sedikit banjak merosot, sehingga perlu diberi petundjuk untuk membedakan nabi2 sedjati dan nabi2 gadungan. Undang itupun menjatakan, bahwa lembaga kenabian itu di Israil memegang peranan, jang pada bangsa2 lain dimainkan oleh tukang sihir dan tukang tenung, jang di Israil dilarang (bdk. (Ima 19:26,31); 1Sa 28:7). Apabila rakjat memerlukan petundjuk2 ilahi dalam hidup se- hari2 mereka dapat menghadap nabi2 itu. Sebagaimana radja Babel, Ninive atau Mesir mempunjai tukang2 tenung jang tetap untuk diminta nasehat2nja dalam urusan negara, dalam perkara perang dan damai, demikianpun dalam istana radja Israil ada nabi2 Jahwe.
Pengarang 1Sa 9:9 mengatakan, bahwa orang jang dimasanja disebut
"nabi, dahulu, misalnja ada masa Sjemuel, dinamakan "pelihat". Makna keterangan
itu tidak amat djelas, tetapi jang berikut ini boleh diterima. Dahulu istilah
"nabi" adalah sebutan kelompok2 nabi ekstatis dalam ibadah, sebagaimana jang
dipaparkan diatas. Disamping nabi2 itu ada "pelihat2", perseorangan dan pribadi
untuk keperluan hidup se-hari2 (sebutan lain ialah: orang ilahi atau "pesuruh
Allah", (bdk. 1Ra 13:1) Kemudian orang2 inipun disebut "nabi". Dan
kiranja perkaranja bukan hanja perpindahan sebutan, tetapi djuga tjampuran
fungsi. Mula2 "nabi" dan "pelihat" berbeda satu sama lain, tetapi kemudian nabi2
itupun bertindak sebagai "pelihat". "Pelihat Sjemuel sudah berhubungan erat2
dengan para nabi dan Elisja'pun bergaul dengan "tjanterik2 nabi" pula.
Demikianpun terdjadilah kedua tugas jang mula2 berlainan itu lama kelamaan
melebur mendjadi satu sadja, sehingga istilah "nabi" melingkupi ke-dua2nja.
Menurut 2Ra 21:10 didjaman radja Menasje ada "nabi2" (djamak)
ditempat lain nabi2 disebut disamping para imam (
Dapat dimengerti pula, bahwa kedua fungsi tsb. melebur mendjadi satu. Sebab antara nabi2 ekstatisi dan nabi2 profesionil ada kesamaan djuga kendati perbedaan. Kedua2nja mempunjai hubungan chusus dan langsung dengan Allah. Ekstatisi dianggap kerasukan roh ilahi jang menampakkan diri dalam ekstase mereka. Pelihat2 itu berkat hubungannja dengan Allah mengenal hal2 tersembunji atau kedjadian dimasa depan. Dan pengetahuan adjaib itupun menjatakan pengaruh ilahi jang chusus. Maka dari itu masuk akal, bahwa semua orang dalam siapa pengaruh Allah menjatakan diri, entah dengan ekstase entah dengan pengetahuan adjaib, kemudian disebut "nabi" sadja.
Tetapi lembaga kenabian ekstatis-profesionil mengalami kemerosotan pula. Dalam hal ini kiranja pengaruh agama2 kafir memegang peranannja. Nabi2 Jahwe jang menjertai radja Israil (1Ra 22:5-28) pasti bukan nabi2 sedjati, melainkan pendjilat radja sadja, terutama pemimpin mereka Sidkia. Sudah dikatakan, bahwa nabi2 profesionil harus diberi upah untuk pernjataannja (bdk. 1Sa 9:7-10; 1Ra 14:3; 2Ra 5:15). Mudah sadja adat itu mendjadi alasan kemerosotan lembaga kenabian (bdk. 2Ra 5:20-24), oleh karena itu nabi2 itu terlalu mentjari keuntungan sendiri, atau sebagai pegawai radja terlalu tjondong untuk menjenangkan madjikannja sadja. Karenanja salam kitab para nabi atjap kali diketemukanlah "nabi palsi", jang merupakan lawan jang gigih utusan2 Jahwe jang sedjati. Jeremia harus menentang sekelompok nabi jang disebut namanja dan bekerdja diantara kaum buangan di Babel (Yer 29:21-23) dan dalam Bait Allah ia bergulat dengan seorang nabi jang bernama Hananja bin 'Azur (Yer 28:1-17). Dimasa radja Jojakim ia ditangkap oleh para imam dan nabi (Yer 26:7-15). Mereka itu disebut "pembohong" (Yer 6:13; 8:10), jang bernubuat hanja untuk makanannja melulu (Mik 3:11). Mereka pemabuk (Yes 28:7) dan pendjinah (Yer 29:23). Mereka sesungguhnja tidak diutus Jahwe (Yeh 13:6) dan meramalkan apa jang diinginkannja sendiri, rakjat serta radjanja (Yer 5:31; 6:14; 13; Yes 30:10). Dengan demikian mereka tidak mengusahakan pertobatan rakjat, melainkan membuat mereka tinggal di dalam kedurdjanaannja (Yer 23:14; Yeh 23:23). Nabi2 palsu itu sungguh suatu bentjana di Israil, sebab mereka menjesatkan rakjat dan merupakan antjaman untuk bangsa maupun agama Israil. Mungkin sekali bahwa tidak semua nabi itu mula2 buruk maksudnja dan barangkali mula2 mereka sungguh nabi Jahwe sedjati. Tetapi demi untuk keuntungan materiil dan hendak menjenangkan rakjat dan radja mereka kadang2 menjalahgunakan kurnianja atau tertipu oleh angan2nja sendiri dengan tidak membedakan apa jang datang dari Jahwe dan apa jang tjotjok dengan keinginan hatinja sendiri (bdk. Zak 13:2-6).
Kendati kemerosotan jang kadang2 menurunkan para nabi ekstatis-profesional itu,
mereka toh tjukup besar pengaruhnja akan jang baik dalam hidup keigamaan Israil.
Tidak ada banjak tjerita tentang pengaruh para ekstatisi. Tetapi setidak2nja
pada permulaan mereka nampak sebagai pembela agama Jahwe jang murni. Permaisuri
kafir Izebel mengejar serta membunuh mereka (bdk. 1Ra 18:4; 19:10,14).
Tetapi terutama nabi profesionil adalah djagoan agama Jahwe dan tatasusila. Nabi
Natan menegur radja Dawud karena berdjinah dan membunuh orang jang tak berdosa
(2Sa 12:1-5) dan mendukung radja itu untuk mendirikan pusat agama
jang baru (2Sa 7:1-17). Waktu Jerobe'am mulai dengan ibadah
tersendiri, maka seorang nabi menentang (1Ra 11:29-39), tetapi iapun
menegur radja itu oleh karena terlalu tjondong kepada kekafiran (
Djustru nabi2 profesionil, terutama jang disebut diatas, merupakan pendahuluan
sedjati dari nabi2 besar jang nubuat2nja terpelihara dalam Kitab Sutji.
Chususnja Elija amat mirip mereka. Namun demikian nabi2 besar itu ada tjoraknja
tersendiri, sehingga tidak boleh digolongkan kedalam lembaga kenabian tsb.
Perbedaanja bukan hanja, bahwa nabi2 jang dahulu tidak terpelihara nubuat2nja
dalam tulisan tersendiri, sedangkan para nabi2 jang terachir kurnia kenabian
dibarengi dengan kurnia untuk menulis, entah pada mereka sendiri entah pada
orang lain, sehingga utjapan2nja tersimpan dalam Kitab Sutji. Adakalanja orang
membedakan "nabi2 penulis" dan "nabi2 bukan penulis", perbedaan mana hanja
lahiriah belaka. Kelainan, sesungguhnja djauh lebih mendalam. Jang pertama
diantara nabi2 "penulis",jakni amos (Amo 7:14) membedakan diri dengan
"nabi2" (profesionil) dan "tjanterik2 nabi" (ekstatisi). Dan jang sama kiranja
boleh diterapkan pada semua nabi jang tampil dalam kitab para nabi. Mereka itu
bukan ekstatisi dan bukan pedjabat kenabian, melainkan charismatisi, jang
menerima panggilan chas dari pihak Allah dengan tugas tersendiri. Beberapa
diantaranja seperti Jesaja (Yes 6), Jeremia (Yer 1)
Jeheskiel (Yeh 2:1-10) Amos (Amo 7:14-15) mentjeritakan
panggilannja. apa jang dahulu kadang2 terdjadi dengan nabi2 profesionil, jang
diberi tugas chusus oleh Allah (bdk. 1Sa 3:1-14; 2Sa 7:4-6;
Tugas nabi charismatis pada umumnja ialah: Mendjadi djurubitjara Allah, suara Allah, pada umatnja untuk memperingatakan kepadanja tuntutan2 keigamaan dan tatasusila. Allah Israil kan pentjipta dan pendukung tatasusial dan Dialah Allah jang mahaesa, satu2nja Allah dan tidak menanggung persaingan dewata kafir. Para nabi diutus untuk memperingatkan kepada Israil akibat dan kesimpulan dari pilihannja dari pihak Allah, jang telah mengikat perdjandjian dengan bangsa ketjil ini.
Tetapi perdjandjiaan itu adalah suatu peristiwa dalam sedjarah dan terlaksana oleh sedjarah umat, jang diselenggarakan oleh Allah perdjandjian itu. Karenanja para nabi nampaknja terutama terutama sebagai penafsir sedjarah, sedjarah nasional Israil dan sedjarah internasional, sedjauh bersangkutan dengan sedjarah umat Allah. Sedjarah itu dihadapi para nabi dari segi keigamaan dan kesusilaan. Mereka betul2 sadar dan isxaf, bahwa dibelakang peristiwa2 kenegaraan tangan Allah sedang bekerja serta memimpin. Apa jang kelihatan oleh mata insani ada dasar dan latarbelakang ilahinja jang tak nampak. Para nabi menembusi permukaan untuk membuka dasar ilahinja itu. Sedjarah Israil jang insani adalah sedjarah keselamatan jang dikerdjakan Allah didalamnja. Allah sendirilah jang bertindak dan berbuat didalam peristiwa jang rupanja insani belaka, akan keselamatan umatNja, bahkan akan keselamatan umat manusia seluruhnja. Djustru segi itulah disingkapkan oleh sabda kenabian, sehingga para nabi menghubungkan satu sama lain pernjataan perbuatan dan pernjataan-sabda. Kedua itu lalu melebur mendjadi satu, sehingga peristiwa mendukung sabda kenabian dan sabda itu pada gilirannja membuka rahasia kedjadian. Peristiwa2 politik bagi para nabi mendjadi hukuman atau -atjap kali sekaligus - berkah ilahi; hukuman atas dosa umat atau dosa lawan umat, dan berkah perdjandjian jang mendapat wujud jang njata.
Karenanja para nabi bertumpu pada dan berakar dalam tradisi iman Israil. Sudah barang tentu mereka mendjulang tinggi diatas tingkatan jang umum dan merupakan puntjak didataran. Tetapi mereka tidak terpisah dari umat Allah dan tidak melangkah tersendiri2 sadja. Sebenarnja mereka termasuk kedalam tradisi iman Israil jang djuga dikembangkannja. Iman Israil mempunjai tjorak historis, artinja mengenai peristiwa dan kedjadian jang njata. Memang Israil pertjaja akan Tuhan, tetapi Allah Israil bukan gagasan niskala dan mudjarad, melainkan pribadi jang berbuat sesuatu dan menjatakan diri dengan perbuatan dalam sedjarah. Iman jang terpelihara dalam tradisi itulah jang diambil alih oleh para nabi. Dengan amat tepatnja mereka pernah disebut "suara kalbu Israil", suara rasa keigamaan dan kesusilaan. Lebih dari pada siapapun djua para nabi sadar dan insjaf akan seluruh isi dan segala akibat praktis dari iman Israil itu. Apa jang mereka terima dari leluhur diselami dan diresapkannja sedalam2nja. Dengan tadjam mereka melihat apa jang pernah dibuat dan terus dikerdjakan Allah dan djuga siapa Allah jang berbuat dan bertindak itu. Djustru berkat kehalusan kesadarannja itulah para nabi bukan hanja penjalur iman dan tradisi jang tidak berubah sedikitpun. Ditolong oleh terang Ilahi jang chas para nabi djuga mengembangkan dan memadjukan iman dan tradisi jang hidup. Tanpa meninggalkan apa sadja jang sedjati dari dahulukala, mereka sekaligus menambahkan sesuatu jang baru, landjutan tulen dari jang sudah2. Dengan demikian para nabi bukan hanja pembawa tradisi dan pemelihara iman jang bertumpu pada wahju ilahi, tetapi mereka djuga alat wahju jang baru betul. Tetapi jang baru langsung berkembang dari jang lama, jang dibawah penerangan ilahi dipikirkan dan lalu dipahami se-penuh2nja oleh para nabi.
Didalam arus besar tradisi iman Israil para nabi merupakan suatu aliran ketjil jang mendjadi tulang punggung tradisi umum itu. Sebab sesungguhnja para nabi bukanlah orang jang tersendiri2 sadja. Mereka melandjutkan satu sama lain serta mengembangkan satu sama lain. Jang kemudian bertumpu pada pendahulunja, bahkan ada kalanja dalam tjaranja kabar dibawakan mereka. Tidak demikian halnja, bahwa tiap2 nabi se-akan2 mulai kembali, melainkan kabar nabi jang dahulu diambil alih dan diteruskan oleh nabi jang baru. Dengan demikian para nabi mendjadi satu sungai jang terus mengalir didalam sedjarah Israil, sampai kurnia kenabian lenjap dari umat Allah.
Sebagai penafsir sedjarah adakalanja nabi Israil membitjarakan mengenai masa depan djuga. Memang seringkali nabi dianggap terutama sebagai peramal akan tetapi hanja dalam gabungan seluruh tugasnja hal sedemikian itu kadang2 terdjadi. Dajdi fungsi itu hanja segi tertentu dan bukanlah jang paling penting dari kurnia kenabian. Sebagai djurubitjara Allah nabi per-tama2 menembusi sedjarah aktuil jang sedang berlangsung dimasanja sendiri untuk menjingkapkan segi ilahinja. Tetapi sedjarah itu adalah sedjarah keselamatan dan nabi insaf bahwa keselamatan jang dikerdjakan Allah dalam sedjarah sekarang belum terlaksana, belum sampai djuga. Sebaliknja, keselamatan jang direntjanakan Allah dibahajakan oleh ketidaksetiaan umat. Namun demikian Allah tetap setia pada djandjinja dan karenanja selandjutnja Ia akan bertindak lagi untuk mengembalikan umat kedjalan jang lurus dengan hukuman jang menghasilkan pertobatan, supaja achirnja keselamatan ilahi itu terlaksana. Karenanja para nabi kerap kali berbitjara tentang bentjana2 jang akan ditimpakan Allah kepada umatnja. Bahkan orang mungkin mendapat kesan, bahwa nabi2 umumnja tjukup pessimis, chususnja jang terdahulu. Akan tetapi sebenarnja para nabi optimis, meskipun realis djuga. Mereka tidak menutup mata bagi keadaan jang njata, tetapi mereka mempunjai iman jang tak tergontjangkan akan Allah serta kesetiaanNja. Memang hukuman2 berat didjatuhkan atas Israil, teapi dengan maksud supaja bertobat dan allah lalu dapat melaksanakan rentjanaNja. Harapan itu tak pernah lenjap dari para nabi. Mereka jakin, bahwa setidak2nja sisa Israil akan bertobat lalu diselamatkan. Berdasarkan imannja nabi kadang2 mendapat intuisi tentang masa depan, masa keselamatan. Intuisi jang asasi itu kadang2 digambarkan nabi dengan menggunakan gagasan dan gambaran jang tidak diambil dari intuisi itu, melainkan dari apa jang diketahui nabi setjara lain dan jang sesuai dengan gagasan jang laku dilingkungannja.
Dalam hubungan itulah muntjul nubuat2 masehi. Para nabi adalah pembawa ulung dari harapan Israil jang kuno. Oleh karena sedjarah jang njata belum djuga memenuhi harapan itu atau hanja memenuhinja sebagian sadja, maka pandangan Israil terutama pandangan para nabinja melajang kemasa jang akan datang. Dengan kejakinan mutlak diharapkan turun tangan Allah jang terachir dalam sedjarah umatnja dan bagsa manusia seluruhnja. Entah Allah sendiri, entah seorang utusan Allah achirnja toh akan memenuhi seluruh harapan. Dalam intuisinja itu nabi sesungguhnja membawa suatu kabar bagi jang melampaui masanja sendiri dan karenanja tetap kabur bagi nabi sendiri pula. Ia tahu, bahwa sesuatu jang maha hebat akan terdjadi, tapi tidak tahu bagaimana dan apa jang terdjadi. Maka itu ia menggambarkan intuisinja dengan bahan jang diambil dari lingkungannja jang amat terbatas sambil bertumpu pada keadaan, kedjadian2 dan tokoh2 jang sedjamannja. Dari sebab itu dalam nubuat2 itu amat perlu dibedakan baik2 dua unsur, jakni intuisi asasi dan gambaran pembungkusnja. Kenjataan jang dinubuatkan dapat agak berlainan dari lukisan jang disadjikan nabi, meskipun tjotjok dan serasi dengan intuisi tsb. Nabi pasti tahu akan keselamatan jang terachir, jaitu keselamtan masehi, tetapi ia tidak tahu akan wudjud jang njata. Namun demikian wudjud itupun digambarkannja. Maka dari itu sama seklai tidak tjotjok dengan tjorak nubuat, djika kenjataan masehi melebihi gambaran kenabian. Intuisi asasi dipenuhi seluruhnja tapi gambaran diatasi, oleh sebab lukisan itu terikat pada masa dan lingkungan nabi dalam sedjarah. Itulah sebabnja maka gambaran jang disadjikan masing2 nabi dapat agak berlainan, sedemikian rupa sehingga tidak dapat disesuaikan satu sama lain. Tetapi kelainan itu tidak mengurangi sedikit djuapun kebenaran asasi jang adalah milik bersama para nabi. Perlulah orang ingat akan tjorak nubuat tsb. apabila Perdjandjian Baru menundjukkan kepada nubuat2 jang lama itu se-akan2 terpenuhi dalam diri Jesus dan karjaNja sungguh2 memenuhi intuisi asasi nabi setjara pari-purna, tetapi sekaligus menembusi dan djauh melampaui gambaran dalam mana intuisi itu dibungkus oleh mereka. Karena itulah nubuat2 Pendjandjian Lama sering kali tidak dapat dimengerti, kalau tidak bertolak dari kenjataan Perdjandjian Baru.
Apa jang dikatakan diatas menjatakan se-terang2nja, bahwa para nabi adalah tokoh keigamaan dan kesusilaan. Sebagai pendukung dan penjaga agama jang murni dan tatasusila jang sehat mereka diutus Allah kepada umatNja dan liwat umatNja kepada bangsa manusia seluruhnja. Dengan gigihnja mereka berdjuang, atjap kali hampir2 sendirian sadja, untuk membersihkan agama perdjandjian dari kemerosotan insani. Kerap kali agama Israil sungguh dirusakkan oleh pengaruh kekafiran. Sebenarnja nabi2 tidak djarang turun tangan dalam urusan kenegaraan, tapi maksud-tudjuannja selalu bersifat agamiah belaka. Politikkan seirng2 mengantjam kemurnian agama Jahwe dan hubungan2 diplomatik dengan negeri2 kafir tidak djarang menghantar dewa2 kafir masuk wilajah Jahwe, Allah Israil. Apabila nabi2 menjerang bangsa2 kafir serta mengantjam kepada keruntuhannja, maka bukanlah nasionalisme jang me-luap2 mendorong mereka, melainkan rasa keigamaannja. Bangsa2 itu entah menindas umat Allah entah membahajakan kemurnian agamanja. Dan tidak sedikit nabi toh membuka pintu keselamatan untuk kaum kafir djuga. Pelbagai nabi pun menentang kemerosotan sosial di Israil sendiri, penindasan dan pengisapan dari pihak golongan jang satu terhadap golongan jang lain. Tetapi dasar terachir dari ketjaman itu ialah agama para nabi. Semua orang Israil adalah umat Jahwe, anak Allah jang melindungi jang lemah. Semua sama sadja kedudukan dan haknja. Penindasan sosial achirnja merusakkan agama, hubungan Allah dengan seluruh umatNja. Para nabi tentu sadja tidak bermaksud merobohkan susunan masjarakat, sebagaimana jang dikehendaki Allah. Tetapi djandji2 jang termuat dalam perdjandjian jang diikat Jahwe dengan Israil, teruntukkan bagi semua. Dan tiada seorangpun boleh menghalangi djandji2 itu terlaksana untuk semua. Para nabi pun mempertahankan seluruh Taurat, oleh sebab merupakan pernjataan kehendak ilahi jang harus dilaksanakan manusia. Dahulu beberapa ahli pernah mempertentangkan Taurat Musa serta para imam jang adalah pendukung Taurat, dengan para nabi, se-akan2 mereka tidak peduli akan Taurat. Tetapi pandangan itu keliru sama sekali. Apabila nabi2 sampai mengetjam ibadah mendjadi formalisme belaka atau malahan tachajul sadja. Dalam agama Israil ibadah tanpa tatasusila tidak masuk akal, oleh karena agama itu etis karena Allahnjapun etis adanja. Adakalanja nabi2 berbentrokan dengan para iman, tetapi sebabnja ialah: imam2 itu melalalaikan tugasnja sebagai pendukung tatasusila. Pada dirinja djabatan keimanan dan kurnia kenabian tidak bertentangan satu sama lain, melainkan saling mendukung untuk mempertahankan kemurnian agama dan tatasusila jang bersangkutan. Nabi2 menentang iman2 gadungan seperti mereka melawan nabi2 palsu. Djasa jang terbesar para nabi di Israil ialah menginsafkan kepada bangsa itu, bahwa agama-ibadah dan tata-susila tak terpisahkan.
Sebagai djurubitjara Allah para nabi menjampaikan kabarnja sebagai sabda Allah sendiri. Mereka sendiri insaf, bahwa pesannja berasal dari Allah. Kesadaran itu nampak dalam rumus2 jang lazim dipakai, misalnja: Demikianlah Jahwe bersabda; sabda Jahwe disampaikan kepadaku; itulah firman Jahwe dll. Sabda Tuhan itu kadang2 se-olah2 dipaksakan kepada mereka (Amo 3:8), sehingga tidak dapat ditolak. Dengan sia2 sadja Jeremia berusaha melarikan diri (Yer 20:7-9); bdk. kisah nabi Jona'). Tetapi bagaimanapun djua para nabi sendiri jakin se- kuat2nja, bahwa mereka utusan Allah (bdk. Yes 6:8). Diri nabi sendiri seluruhnja mendjadi suatu "tanda", nubuat jang hidup (bdk. Hos 1-3; Yes 20:3; 8:18; Yer 16; Yeh 4:3; 12:6,11; 24; 24).
Dengan beberapa djalan sabda Jahwe dan kabar jang harus dibawakan dapat sampai kepada nabi. Adakalanja mereka mendapat penglihatan (Yes 6; Yeh 1:2,8; Zak 1-6; Amo 7:8: kemudian dalam apokaliptik djalan itu mendjadi djalan biasa sadja; bdk. Kitab Daniel), atau mimpi dimalam hari (Ula 13:6; Zak 1:8-9), ataupun mereka mendengar suatu suara (Yeh 1:28; 3:13; 10:5; Amo 9:1). Kadang2 mereka disergap oleh ilham ilahi (Yeh 8:1) dengan melihat barang sesuatu dari hidup se-hari2 jang mendapat makna luar biasa bagi nabi (bdk. Amo 8:1-3; Yer 1:11-12; 32:1-44; 18:1-4). Tetapi djalan jang lebih lazim ialah suatu ilham batin, dorongan untuk berbitjara. Atas dorongan dan penerangan ilahi mereka memikirkan imannja serta kedjadian2 jang njata, lalu mereka melihat kebenaran dan kesimpulan daripadanja. Allah mendorong mereka untuk merumuskan dan mengeluarkan buah pikirannja itu, jang menurut kejakinan nabi sendiri sungguh berasal dari Tuhan. Setiap nabi sedjati sadar dan insaf, bahwa ia hanja alat ditangan Allah, meski bukan alat mati sekalipun, sehingga apa jang dikatakan nabi sungguh dikatakan Allah sendiri.
Dalam hal membawakan kabarnja nabi dapat menempuh pelbagai djalan. Adakalanja
mereka menggunakan perbuatan lambang (Yes 20:3-4; Yer 27:19; 13),
jang merupakan kesukaan Jeheskiel jang chas (
Djadi nubuat2 jang dibawakan nabi setjara lisan kemudian terkumpul dan tersusun
dalam kitabnja, atjap kali oleh orang lain. Dalam menjusun bahannja para
penghimpun menuruti asas2 jang seringkali bukan asas seorang pengarang moderen.
Kadang2 mereka menghimpun bahan jang mengenai hal jang sama (misalnja nubuat
tentang bangsa2 kafir; Yes 13:1-23:18; Yer 46:1-51:64;
Kesemuanja itu mengakibatkan, bahwa kitab2 nabi tidaklah gampang dibatja. Tetapi mahapentinglah orang ingat akan tjaranja kitab itu terdjadi. Tiap bagian adalah sebuah "chotbah", lebih kurang pandjang (kadang2 beberapa ajat sadja) jang harus dimengerti sebagai suatu kesatuan tersendiri. Umumnja orang dapat membedakan empat unsur dalam kitab2 para nabi. Memang tidak semua unsur terdapat dalam semua kitab, tetapi dalam banjak kitab terutama jang lebih besar, diketemukan kembali. Unsur jang merupakan kechasan nabi ialah "firman Jahwe". Atjap kali nabi hanja mengutip sadja apa jang dikatakan Jahwe. Itu selalu ditundjuk dengan rumus: Demikianlah Jahwe bersabda... dan ditutup dengan rumus: Itulah sabda Jahwe. Karenanja bagian2 itu umumnja mudah dikenali. Firman Jahwe itu kadang2 pendek dan padat, kadang2 lebih pandjang. Disamping itu ada bagian dimana nabi sendiri berbitjara sebagai penchotbah untuk membentangkan pikirannja sebagaimana atas ilham Ilahi muntjul dan bergelora dalam hatinja. Isi chotbah itu bermatjam- ragam, antjaman, nasehat, petundjuk, adjaran dll. Dan ada djuga bagian dalam mana nabi sendiri menteritakan halihwal kehidupannja, baik batin maupun lahuir (Yes 6; Yer 1:4-6; 20:7-18; Hos 3). Adakalanja orang lain (penghimpun kitab?) mengisahkan hal-ihwal nabi (Amo 7:10-17); Hos 1:2-8; Yes 20:1-6; Yer 19:1-20:8; 26:1-24 dll.) Dalam bagian2 ini kerap kali dikutiplah firman Jahwe atau chotbah nabi. Achirnja ada bagian2 lain lagi dalam kitab para nabi, jang berupa lagu jang bermatjam-ragam. Ada lagu ratap, lagu edjekan, lagu pudji; ada doa dll. Adakalanja pelbagai djenis kesusteraan bertjampur-baur dan tidak gampang digolongkan.
Banjak bagian dan nubuat kitab para nabi berupa sandjak. Orang dapat melihat, bahwa pada umumnja persandjakkan itu lama-kelamaan berkurang. Nabi2 jang lebih dahulu menggunakan hanja gaja sastera itu, tetapi jang kemudian mulai memakai prosa djuga prosa se-mata2. Persandjakan Hibrani ada undang2 dan patokan2nja sendiri, jang belum diketahui seluruhnja. Namun demikian tidak dapat disangsikan para nabi umumnja suka akan djenis kesusasteraan itu, meskipun tidka selalu pasti apakah salah satu abgian berupa sandjak atau itu, meskipun tidak selalu pasti apakah salah satu bagian berupa sandjak atau prosa sadja. Penterdjemah kadang2 memilaih sajda entah jang satu entah jang lain. Daja puetis memang tidak sama pada semua nabi. Ada jang berbakat luhur dan ada jang berbakat rendah. Persandjakan itupun mengakibatkan, bahwa nubuat2 tidak selalu gampang dibatja. Tetapi umumnja boleh dikatakan, bahwa puesi agak sukar, sehingga para nabi Israil bukan suatu keektjualian. Maka itu perlu nubuat2 dibatja dan dipelajari dengan perhatian jang sewadjarnja. Lalu orang kiranja sampai menikmati puesi Hibrani djuga, kalaupun dalam terdjemahan memang banjak dari kekuatan aselinja hilang.
Kitab para nabi memang kitab dari Perdjandjian Lama, sehingga mungkin orang bertanja apakah gerangan gunanja bagi kita jang hidup didjaman perdjandjian baru. Sudah barang tentu kitab itupun mentjerminkan tahapan wahju ilahi tertentu sadja. Karenanja kitab para nabi, seperti Perdjandjian Lama seluruhnja, menundjuk kepada diri Jesus Kristus dan perdjandjian baru. Namun demikian perbuatan2 nubuat2 itu tidak hanja berguna sebagai persiapan sadja dan sebagai saksi penjelenggaraan ilahi adjaib jang memimpin sedjarah menudju kedjaman terakhir. Banjak adjaran para nabi terus berlaku dan dengan rupa jang sama tidak terdapat dalam Perdjandjian Baru jang selalu mengandaikan Perdjandjian Lama. Demikian misalnja tekanan atas Allah jang mahaesa, jang mahakuasa, mahaadil, jang memimpin seluruh sedjarajh umat manusia. Dalam kitab itu kitapun masih terus dapat menimba pengetahuan tentang Tuhan itu; nabi2 terus mengadjar bahwa iman tanpa amal sesungguhnja iman jang mati dan tak berguna. Iman para nabi adalah dasar iman kita. Para nabi merupakan pendorong suatu tradisi jang bergerak madju, dan tradisi itu kita butuhkan djuga. Tanpa mengetahui kitab para nabi orang tidak mengetahui Perdjandjian Lama dan tidak mengetahui imannja sendiri. Maka dari itu nubuat2 jang lama itu dapat terus hangat bagi kita, mungkin lebih hangat dari pada bagi umat Allah perdjandjian lama, oleh sebab kita dapat mengerti intisari kitab para nabi ialah nabi terachir lagi terbesar, jaitu Jesus Kristus jang dengan kabur dinubuatkan para nabi.
Baiklah kiranja kami sadjikan disini daftar para nabi bersama dengan djaman mereka tampil. \= AMOS l.k. 760-750 Hosea l.k 759-725 Micha 745-697 Jesaja 740-700 Sefanja 630-622 Jeremija 626-585 Habakuk 625-586 Nahum 614 Jeheskiel 597-580 Obadja 520 Hagai 520 Zakarja 520 Maleachi 520-480 (450-430) Joel 500? Baruch 200? Daniel 160 \+ Untuk hal2 terperintji lihatlah kata pendahuluan masing2 Alkitab.
TFTWMS: Daniel (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Leander E. Keck, et. al, The New Interpreter's Bible, vol. 7, Introduction to Apocalyptic Literature (Nashville: Abingdon Pre...
Catatan Akhir:
- 1 Leander E. Keck, et. al, The New Interpreter's Bible, vol. 7, Introduction to Apocalyptic Literature (Nashville: Abingdon Press, 1996), 55, 105.
- 2 Glen Mayfield, "Daniel's Prophecy of the Kingdom," Gospel Advocate (24 November 1977): 739.
- 3 FHV, yang kadang-kadang disebut Freed-Hardeman Version, adalah McCord's New Testament Translation of the Everlasting Gospel (Henderson, Tenn.: Freed-Hardeman College, 1988).
- 4 Edward Gibbon, The Decline and Fall of the Roman Empire, IV, 104; quoted in H. N. Sargent, The Marvels of Bible Prophecy (London: Covenant Publishing Co., 1938), 123.
- 5 Edward Gibbon, The Triumph of Christendom in the Roman Empire, ed. J. B. Bury (New York: Harper & Brothers, 1958), 1-2.
- 6 Josephus Antiquities 10.10.4.
Pengarang: Hugo McCord
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Daniel (Pendahuluan Kitab) Daniel 2: 1-49
MIMPI TENTANG PATUNG BESAR
Pasal 2 terjadi pada tahun kedua pemerintahan Nebukadnezar. Waktu itu Daniel masih muda.
Pelbagai peristiw...
Daniel 2: 1-49
MIMPI TENTANG PATUNG BESAR
Pasal 2 terjadi pada tahun kedua pemerintahan Nebukadnezar. Waktu itu Daniel masih muda.
Pelbagai peristiwa ini terjadi cukup awal di masa penawanan Daniel. Jika kita memberi tanggal pemerintahan Nebukadnezar mulai dari kemenangannya di Karkemis, meskipun ayahnya masih duduk di atas takhta (suatu kebiasaan yang lumrah terjadi), maka masa ini akan menjadi tahun ketiga pelatihan Daniel (1:5). Jika kita menerima arti "tahun kedua" seharfiah mungkin—yaitu, setelah kematian ayah Nebukadnezar, sewaktu Nebukadnezar sedang mengepung Yerusalem—maka mimpi ini terjadi pada waktu tahun pertama setelah pelatihan Daniel.
TFTWMS: Daniel (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Era Makabis adalah pada abad pertama dan kedua S.M., selama waktu antara Perjanjian Lama dan Baru. Ini merupakan periode perjuanga...
Catatan Akhir:
- 1 Era Makabis adalah pada abad pertama dan kedua S.M., selama waktu antara Perjanjian Lama dan Baru. Ini merupakan periode perjuangan dan penganiayaan yang pahit bagi orang Yahudi. Setelah penodaan bait suci, Yudas Makabis mengorganisir pemberontakan melawan Antiokhus Epifanes. Ketika Yerusalem direbut kembali, bait suci ditahirkan dan didedikasikan kembali. Kisah heroik keluarga Makabis, atau Haesmonean diceritakan di dalam kitab-kitab apokrifa Makabis.
Pengarang: David Rechtin
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Daniel (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Kata-kata untuk "Allah" kadang-kadang digunakan dalam bentuk jamak, tetapi untuk menunjukkan tingkatan atau intensitas k...
Catatan Akhir:
- 1 Kata-kata untuk "Allah" kadang-kadang digunakan dalam bentuk jamak, tetapi untuk menunjukkan tingkatan atau intensitas kehormatan yang lebih besar ketimbang pluralitas dalam jumlah. Bentuk jamak yang digunakan di dalam Amsal 9:10; 30:3 dan Hosea 12:2, 13 secara akurat diterjemahkan "Tuhan" dan "Yang Mahakudus," bukan "ilah-ilah." ini adalah contoh-contoh penggunaan "jamak kehormatan."
- 2 Kita masih memiliki salah satu maklumat Koresh di zaman kini, terbungkus di British Museum. Maklumat itu disebut Silinder Koresh. Silinder yang panjangnya 21 sentimeter ini dirancang untuk di digelindingkan di atas lapisan tanah liat yang basah. Pada silinder itu terdapat pahatan pesan maklumat tersebut, dan dengan menggelindingkan silinder itu di atas tanah liat yang lunak akan mengasilkan salinan-salinan maklumat itu.
- 3 Misalnya, Paulus mengatakan bahwa Injil telah diberitakan di seluruh alam di bawah langit (Kolose 1:23). Apakah itu berarti bahwa penduduk asli Amerika ("Indian") dan penduduk asli daerah lain yang belum ditemukan pada waktu itu telah diinjili? Tidak, itu pasti berarti dunia yang dikenal orang pada waktu itu.
Pengarang: Neale Pryor
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Daniel (Pendahuluan Kitab) DANIEL
PENGANTAR
Buku Daniel ditulis pada waktu bangsa Yahudi sangat menderita karena
dianiaya dan ditindas oleh seorang raja asing. Si penulis memb
DANIEL
PENGANTAR
Buku Daniel ditulis pada waktu bangsa Yahudi sangat menderita karena dianiaya dan ditindas oleh seorang raja asing. Si penulis membesarkan hati bangsanya dengan berbagai cerita dan laporan tentang penglihatan- penglihatan. Ia memberikan mereka harapan bahwa Allah akan menjatuhkan si penjajah dan memulihkan kerajaan bagi umat Allah.
Buku ini berisi dua bagian yang terpenting:
- 1. Kisah tentang Daniel dan beberapa temannya sepembuangan; mereka mengalahkan musuh-musuh mereka hanya karena mereka percaya dan taat kepada Allah. Kisah- kisah itu terjadi di zaman kerajaan Babel dan Persia.
- 2. Sejumlah penglihatan yang dilihat oleh Daniel. Dalam bentuk perlambang, penglihatan-penglihatan itu menggambarkan berkembangnya dan jatuhnya berbagai negara berturut-turut mulai dengan Babel. Selain itu, diramalkan juga jatuhnya si penjajah yang tidak mengenal Allah itu, serta kemenangan umat Allah.
Isi
- Daniel dan teman-temannya
Dan 1:1-6:28 - Penglihatan-penglihatan yang dilihat Daniel
Dan 7:1-11:45 - a. Empat binatang
Dan 7:1-28 - b. Domba jantan dan kambing jantan
Dan 8:1-9:27 - Akhir zaman
Dan 12:1-13
Ajaran: Daniel (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Daniel, anggota jemaat mengerti bahwa kelahiran
dan kedatangan Tuhan Yesus ke dunia telah dinubuatkan pada z
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Daniel, anggota jemaat mengerti bahwa kelahiran dan kedatangan Tuhan Yesus ke dunia telah dinubuatkan pada zaman dahulu. Dan juga tentang keadaan daripada zaman akhir. Selain itu, agar anggota jemaat juga dapat meneladani kehidupan Daniel dengan teman-temannya yang setia beribadah kepada Allah, walaupun berada di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.
Pendahuluan
Penulis : Nabi Daniel.
Isi Kitab: Kitab Daniel terbagi atas 12 pasal, yang isinya berhubungan sejarah kekuasaan bangsa-bangsa di dunia, dan juga tentang keadaan pada masa yang akan datang, ketika Tuhan Yesus datang kembali ke dunia untuk yang kedua kali.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang isi Kitab Daniel, lihatlah uraian berikut:
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Daniel
Pasal 1-66 (Dan 1:1-6:28).
Pemberitaan tentang peristiwa-peristiwa kehidupan Nabi Daniel
- Sejarah Daniel, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego sebelum k Babel sampai mereka menjadi pejabat pemerintah Babe (Pasal 1; Dan 1:1-21).
- Cerita tentang mimpi raja Nebukadnezar dan arti yan dijelaskan oleh Daniel (Pasal 2; Dan 2:1-49).
- Cerita tentang ketaatan Sadrakh, Mesakh, dan Abedneg dalam menyembah Allah walaupun dimasukkan ke dala perapian yang menyala-nyala (Pasal 3; Dan 3:1-30).
- Pemberitahuan arti dari mimpi raja Nebukadnezar, da penggenapannya (Pasal 4; Dan 4:1-37).
- Cerita tentang tulisan di dinding dan arti sert penggenapannya (Pasal 5; Dan 5:1-31).
- Cerita ketaatan Daniel dalam beribadah kepada Alla walaupun dimasukkan ke dalam gua singa (Pasal 6; Dan 6:1-28).
Pendalaman
- Bacalah pasal Dan 1:8-15, 18-20. Apakah keputusan Daniel dan akibatnya?
- Bacalah pasal Dan 2:26-30, 47-49. Mengapa Daniel dapat menjelaskan mimpi raja? Dan apakah akibatnya?
- Bacalah pasal Dan 3:12-30. Mengapakah Sadrakh, Mesakh, dan Abednego dihukum raja? Bagaimanakah sikap ketiga orang umat Allah itu? Dan apakah akibatnya?
- Bacalah pasal Dan 4:19-37. Apakah arti mimpi raja dan apakah akibatnya bagi raja?
- Bacalah pasal Dan 5:3-6, 17-30. Mengapakah ada tulisan di dinding? Dan apakah artinya serta akibatnya bagi raja?
- Bacalah pasal Dan 6:8-11,14-25. Apakah sebabnya Daniel dibuang ke gua singa? Dan apa saja yang terjadi? Apakah akibatnya atas orang-orang yan memfitnah/memusuhi umat Allah?
Pasal 7-12 (Dan 7:1-12:13).
Penglihatan Nabi Daniel tentang keadaan bangsa-bangsa di akhir zaman
Pendalaman
Bacalah pasal Dan 12:1-13. Apakah janji bagi orang-orang yang percaya? (pasal Dan 12:13).
II. Kesimpulan/penerapan
Ketaatan Daniel, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego di dalam menyembah Allah walaupun berada dalam ancaman, merupakan pengajaran terhadap setiap orang Kristen untuk mempunyai kesetiaan dalam imannya ketika berada dalam bahaya.
Pertolongan Allah terhadap Daniel dan teman-temannya, membuktikan bahwa Allah tidak pernah membiarkan anak-anak-Nya mengalami penderitaan seorang diri.
Pada akhir zaman akan ada kesusahan-kesusahan besar, tetapi umat Allah akan mendapat bagian dalam kerajaan Allah yang kekal.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Daniel?
- Mengapakah Sadrakh dan teman-temannya dimasukkan ke dala perapian yang bernyala-nyala? Siapakah yang menolong?
- Mengapakah Daniel dimasukkan ke dalam gua singa? Dan siapakah penolongnya?
- Dari manakah pengetahuan Daniel untuk mengartikan mimp Raja Nebukadnezar?
- Pelajaran rohani apakah yang saudara dapatkan setela mempelajari Kitab Daniel?
Intisari: Daniel (Pendahuluan Kitab) Orang yang diberi karunia penglihatan
SIAPAKAH DANIELDaniel adalah seorang tawanan perang yang ditangkap oleh Nebukadnezar, raja Babel, pada waktu Ye
Orang yang diberi karunia penglihatan
SIAPAKAH DANIEL
Daniel adalah seorang tawanan perang yang ditangkap oleh Nebukadnezar, raja Babel, pada waktu Yerusalem jatuh. Bersama-sama dengan orang Yahudi dari golongan atas lainnya, Daniel diangkut ke Babel, dididik, dan dipekerjakan pada pemerintah. Dia bekerja di bawah Nebukadnezar, Belsyazar dan Darius dari tahun 605 SM sampai 536. Namanya berarti "Allah adalah hakimku", tetapi di Babel ia diberi nama baru. Seperti nama aslinya yang mengandung nama Allah Israel, yaitu El, maka nama barunya pun mengandung nama dewa Babel, Bel. Beltsazar mungkin berarti "Semoga dewa Bel melindungi raja". Perhatikan tiga hal mengenai Daniel, yaitu dia adalah seorang yang sangat bijaksana, sangat mudah bergaul dan rajin berdoa.
JAWABAN ATAS PERTANYAAN YANG MENGIBAKAN
Mazmur 137, sama seperti halnya nubuatan ini, ditulis di Babel: "Di tepi sungai-sungai Babel
di sanalah kita duduk sambil menangis,
apabila kita mengingat Sion."
Hidup dalam pengasingan sangat menghancurkan moral bangsa Yahudi. Mereka merasa bahwa Allah telah meninggalkan mereka. Oleh karena itu, mereka menggantungkan harpa mereka dan menolak untuk bernyanyi: "Bagaimanakah kita menyanyikan nyanyian Tuhan di negeri asing?"
Itulah pertanyaan mereka yang mengibakan. Daniel menjawab pertanyaan mereka. Ia menunjukkan bahwa Allah tetap Allah, walaupun mereka berada di Babel.
DANIEL DAN ANTIOKUS EFIFANUS
Bagian kedua kitab Daniel berisi gambaran yang mengandung nubuatan yang dapat kita lihat sudah digenapi secara detail dalam pemerintahan Antiokus Efifanus, yang memerintah sebagian besar Asia Kecil, Siria dan Palestina dari tahun 175 sampai 164 SM. Banyak penulis tentang Daniel menolak adanya nubuatan di kitab kedua ini dan berpendapat bahwa kitab ini, sebenarnya, ditulis sekitar tahun 165 SM, bukan oleh Daniel tetapi oleh seorang penulis tak dikenal. Keberatan mereka yang utama rupanya menyangkut konsep nubuatan sebagai ramalan mengenai apa yang akan terjadi di masa depan, khususnya nubuatan yang sangat rinci. Tetapi nubuatan-nubuatan ini mendapat perhatian sungguh-sungguh dari Tuhan Yesus (Matius 24:15) dan harus diakui bahwa paling tidak dua, mungkin tiga nubuatan digenapi: di zaman dan pada Akhir Zaman. Keempat binatang buas yang dilukiskan dalam Daniel 7 boleh jadi ditafsirkan dalam tiga cara, yaitu sebagai kerajaan-kerajaan besar dunia, masa lalui, sekarang dan masa yang akan datang.
Pesan
1. Minat fatalistis manusia terhadap agama Dan 3:1-30o Obyek penyembahan manusia disediakan. Perhatikan konstruksinya -- lunak tetapi terbuat dari emas yang mewah dan ukurannya -- kaku tetapi kelihatannya hebat. Dan 3:1-3
o Perintah dikeluarkan. Suatu liturgi baru! "Katakan pada kami apa yang harus kami lakukan dan kami akan melakukannya!" Pendapat Nebukadnezar itu benar bahwa gabungan rasa kagum dan takut dapat meningkatkan penyembahan. Dan 3:4-6
o Ketaatan ditawarkan. Manusia seperti domba dan mereka akan mengikuti seorang "gembala". Ini merupakan peringatan bagi para pemimpin. Dan 3:7
o Tuduhan dilancarkan. Bersyukurlah kepada Allah bagi para "non-konformis", orang yang dapat membedakan yang benar dari yang jahat, walaupun yang salah itu bersumber pada raja. Dan 3:8-12
o Suatu pilihan ditawarkan. Bertobat atau mati! Sering kali pilihan yang ditawarkan begitu gamblang, tetapi kita sering menolak Kristus jika pilihan itu bukan kematian, melainkan semata-mata hanya menjadi bahan tertawaan atau dianggap aneh. Dan 3:13-15
o Jawaban diberikan. Dan jawaban itu luar biasa! Kami tidak mau! Kemenangan! Dan 3:16-18
o Hukuman dilaksanakan. Iman ketiga orang ini dicobai habis-habisan; kelihatannya tidak akan ada pembebasan. Dan 3:19-23
o Ada pelepasan. Ada orang keempat, suatu tubuh ilahi, yang berjalan bersama mereka bertiga di dalam api (suatu ilustrasi luar biasa dari Yesaya 43:2). Dan 3:24-27
o Suatu titah baru. Nebukadnezar sungguh bersedia untuk menambahkan Allah Israel ke dalam koleksi dewa-dewanya, bahkan mengakui kuasanya yang luar biasa untuk menyelamatkan. Tetapi Dia "Allah Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Dan 3:28-29
o Kedudukan baru. Dari penjara kepada kekuasaan, dari penghinaan kepada kehormatan. Yusuf juga mempunyai pengalaman yang serupa (Kejadian 41). Dan 3:30
2. Pengetahuan Allah yang sempurna mengenai hari depan Dan 9:20-27
o Pengantar Wahyu. Kembali kita mendapatkan Daniel yang sedang berdoa; tidak meminta sesuatu, tetapi mengakui segala kesalahannya; meluruskan hubungannya dengan Allah. Dan 9:20-23
o Suatu ringkasan yang tepat. Tujuh kali tujuh puluh, tidak semata-mata 490 tahun, tetapi angka yang mewakili seluruh periode dalam rencana Allah. Dan 9:24
o Petunjuk untuk penafsiran. Rencana inti terbagi dalam tiga bagian: 49 tahun, 434 tahun dan masa akhir selama 7 tahun. Ayat Dan 9:27 boleh jadi menunjuk baik kepada Antiokus (yang meninggalkan altar dengan memberlakukan tata ibadah kafir), maupun masa pemerintahan Titus, yaitu ketika pada tanggal 17 juli tahun 70, semua korban sembelihan di bait Allah dihentikan, dan sampai akhir dari Kitab Wahyu. Kitab Daniel harus ditafsirkan di bawah terang Wahyu. Dan 9:25-27
Penerapan
1. Orang Kristen sebagai orang buanganSeperti dikatakan oleh Paulus, "kewargaan kita adalah di dalam sorga" (Fil 3:20), dan Petruss menasihati kita, "hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini" (1Pe 1:17).
Demikianlah yang terjadi dengan Daniel: seorang buangan, seorang pendatang, seorang asing. Bagian pertama dari kitab ini merupakan suatu tuntunan yang luar biasa mengenai bagaimana umat Allah harus bersikap dalam dunia yang jahat ini.
Pasal-pasal permulaan dari kitab ini mengajarkan kepada kita:
o Jangan terpengaruh oleh puji-pujian duniawi, atau oleh hadiah-hadiah (Dan 5:17).
o Jangan takut terhadap ancaman dunia; katakan apa yang harus dikatakan (Dan 3:16-18).
o Jangan terpengaruh dengan agama-agama dunia; bersamalah dengan Allah dan serahkanlah segala konsekuensinya kepada Dia (Dan 6:1-10).
2. Umat Allah sebagai kawan sekerja Allah
Dalam keseluruhan kitab Daniel kita merasakan adanya kehadiran Allah bersama umat-Nya, berbagi rencana dengan mereka dan berbagi pengalaman. Itu pula yang menjadi pelajaran yang harus diajarkan oleh Musa kepada orang buangan di Mesir. Mereka telah menderita dan telah pula berdoa, tetapi Allah tidak menyelamatkan mereka. Allah berkata kepada Musa: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan olah pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka..." (Keluaran 3:7,8). Daniel mengingatkan kita bahwa meskipun Allah mungkin kadang-kadang membiarkan kita menderita, Dia selalu dekat dengan kita dan selalu dapat membebaskan kita. Dan sebagai kawan sekerja-Nya, Dia kadang-kadang mengizinkan kita untuk sejenak melihat kemuliaan yang akan datang.
Tema-tema Kunci
Akhir zamano Kitab Daniel merupakan kitab nubuatan, tetapi dalam bentuk yang lain daripada yang lain, berisi gambar-gambar dan lambang. Kitab itu terutama berkenaan dengan akhir zaman. Dalam hal ini serupa dengan Wahyu, tetapi harus juga dibandingkan dengan Markus 13, Matius 24 dan Lukas 21.
o Dari kata-kata Tuhan Yesus sendiri (Markus 13:32-4) timbul suatu prinsip yang penting, yaitu kita tidak diperkenankan untuk mengetahui dengan tepat kapan akhir zaman itu akan tiba. Informasi yang kita dapat dari kitab Daniel tidaklah cukup bagi kita untuk menentukan dengan tepat kapan akhir zaman itu akan tiba.
o Namun demikian, kita bukan tidak diberi petunjuk. Ada orang yang menertawakan nubuatan dan menolak pendapat mengenai Wahyu, akhir zaman yang penuh bencana. Segala sesuatu berjalan seperti sedia kala (2Pe 3:1-13). Ada pula yang ingin tahu lebih banyak daripada yang diperbolehkan, dan mencoba untuk menentukan waktu yang tepat kapan akhir zaman itu akan terjadi.
o Banyak usaha penjelasan arti misteri "tujuh" telah diusulkan. Periode pertama dari tujuh kali tujuh masa bisa jadi menunjuk kepada periode pembuangan dari 587 SM ketika Yerusalem jatuh, sampai 538/7 SM ketika Xerxes memerintahkan pembangunan kembali Yerusalem. Ada kesepakatan meluas bahwa Yang Diurapi (arti dari istilah bahasa Ibrani: Mesias) pasti menunjuk kepada Kristus. Namun diusulkan pula bahwa antara 69 minggu dan minggu terakhir yaitu antara kedatangan Kristus pertama dan kedua, terjadi masa "diam" yang lama yang di dalamnya kabar baik diberitakan.
o Kejadian-kejadian yang terjadi dalam Dan 9:27 dan acuan kepada "pertengahan masa" sering dibandingkan dengan Wahyu 11:1-13, dan sudah jelas bahwa perkataan-perkataan Daniel tidak dapat ditafsirkan tanpa mengacu kepada ayat-ayat ini dan ayat-ayat lainnya dalam Wahyu. Pelajari dan bandingkan: Daniel 9:20-27; Matius 24:1-44; 2Pe 3; dan Wahyu 11. Perhatikan mengapa angka tujuh merupakan lambang penting dalam Alkitab. Telusuri berapa banyak angka tujuh yang ada dalam kitab Wahyu. Nubuatan-nubuatan itu akan lebih mudah dimengerti jika angka tujuh diartikan secara simbolis dan tidak secara harafiah, untuk melambangkan "kesempurnaan".
o Daftarkan apa saja yang kita ketahui mengenai akhir zaman. Apakah kita perlu mengetahui lebih banyak lagi? Dengan apa yang kita ketahui, harus menjadi manusia macam apakah kita ini (2Pe 3:11-15)?
Garis Besar Intisari: Daniel (Pendahuluan Kitab) [1] DANIEL DI BABEL Dan 1:1-21
Dan 1:1-7Bagaimana Daniel datang ke Babel
Dan 1:8-16Daniel menjadi vegetaris
Dan 1:17-21Anugerah-anugerah Allah
[1] DANIEL DI BABEL Dan 1:1-21
Dan 1:1-7 | Bagaimana Daniel datang ke Babel |
Dan 1:8-16 | Daniel menjadi vegetaris |
Dan 1:17-21 | Anugerah-anugerah Allah |
[2] MIMPI NEBUKADNEZAR TENTANG SEBUAH PATUNG Dan 2:1-49
Dan 2:1-13 | Mimpi itu |
Dan 2:14-23 | Daniel sebagai pendoa |
Dan 2:24-25 | Penafsiran mimpi |
Dan 2:46-49 | Daniel yang penuh kuasa |
[3] PERAPIAN YANG BERNYALA-NYALA Dan 3:1-30
Dan 3:1-7 | Perintah raja |
Dan 3:8-23 | Dituduh, dijatuhi hukuman |
Dan 3:24-27 | Dilepaskan |
Dan 3:28-30 | Diberi kedudukan |
[4] MIMPI NEBUKADNEZAR MENGENAI POHON Dan 4:1-37
Dan 4:1-18 | Mimpi diceritakan |
Dan 4:19-27 | Mimpi dijelaskan |
Dan 4:28-37 | Mimpi menjadi kenyataan |
[5] PESTA RAJA BELSYAZAR Dan 5:1-31
Dan 5:1-9 | Tulisan di atas tembok |
Dan 5:10-12 | Daniel dipanggil |
Dan 5:13-28 | Daniel menerangkan semuanya |
Dan 5:29-31 | Anugerah dan kehancuran |
[6] DANIEL DAN SINGA-SINGA Dan 6:1-28
Dan 6:1-4 | Pejabat dengan kuasa penuh |
Dan 6:5-9 | Persekongkolan |
Dan 6:10-18 | Kandang singa |
Dan 6:19-23 | Allah kembali bertindak |
Dan 6:24-28 | Titah kerajaan |
[7] PENGLIHATAN MENGENAI EMPAT BINATANG BUAS Dan 7:1-28
[8] DOMBA JANTAN DAN KAMBING JANTAN Dan 8:1-17
[9] BERHENTI SEJENAK UNTUK BERDOA Dan 9:1-19
[10] TUJUH PULUH KALI TUJUH MASA Dan 9:20-27
[11] PENGANTAR NUBUATAN Dan 10:1-21
Dan 10:1-3 | Keadaan |
Dan 10:4-17 | Daniel jatuh pingsan |
Dan 10:18-21 | Jamahan yang menguatkan |
[12] PENGLIHATAN TENTANG RAJA-RAJA Dan 11:1-12:4
Dan 11:1-35 | Kedua raja |
Dan 12:1 | -4 Raja penyelamat |
[13] PENGLIHATAN DI TEPI SUNGAI Dan 12:5-13
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi