Teks -- Ezra 8:27-36 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> Ezr 8:35
Dalam 3Ezr 8:63 terbaca: tujuh puluh dua.
Ende: Ezr 8:29 - -- Orang2 ini adalah pemimpin sipil dan agama, jang sudah menetap di Jerusjalem dan
Palestina (Ezr 8:33).
Orang2 ini adalah pemimpin sipil dan agama, jang sudah menetap di Jerusjalem dan Palestina (Ezr 8:33).
Ajat ini ditambahkan oleh si penjusun sendiri pada surat peringatan Esra.
Endetn -> Ezr 8:29
diperbaiki sedikit.
Ref. Silang FULL: Ezr 8:31 - sungai Ahawa // melindungi kami · sungai Ahawa: Ezr 8:15; Ezr 8:15
· melindungi kami: Ezr 5:5; Ezr 5:5
Ref. Silang FULL: Ezr 8:33 - keempat ditimbanglah // imam Meremot // oleh Yozabad // bin Binui · keempat ditimbanglah: Ezr 8:25
· imam Meremot: Neh 3:4,21
· oleh Yozabad: Neh 11:16
· bin Binui: Neh 3:24
· keempat ditimbanglah: Ezr 8:25
· imam Meremot: Neh 3:4,21
· oleh Yozabad: Neh 11:16
· bin Binui: Neh 3:24
Ref. Silang FULL: Ezr 8:35 - lembu jantan // seluruh Israel // kambing jantan · lembu jantan: Im 1:3; Im 1:3
· seluruh Israel: 2Taw 29:24; 2Taw 29:24
· kambing jantan: 2Taw 29:21; 2Taw 29:21; 2Taw 30:24; 2T...
· lembu jantan: Im 1:3; [Lihat FULL. Im 1:3]
· seluruh Israel: 2Taw 29:24; [Lihat FULL. 2Taw 29:24]
· kambing jantan: 2Taw 29:21; [Lihat FULL. 2Taw 29:21]; 2Taw 30:24; [Lihat FULL. 2Taw 30:24]
Ref. Silang FULL: Ezr 8:36 - surat perintah // sungai Efrat // rumah Allah · surat perintah: Ezr 7:21-24
· sungai Efrat: Neh 2:7
· rumah Allah: Est 9:3
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Ezr 8:24-30; Ezr 8:31-36
Matthew Henry: Ezr 8:24-30 - Perhatian Ezra terhadap Harta Benda Bait Suci Perhatian Ezra terhadap Harta Benda Bait Suci (8:24-30)
Dalam perikop ini kita membaca sebuah penjelasan tentang perhatian khusus yang diberikan Ez...
Perhatian Ezra terhadap Harta Benda Bait Suci (8:24-30)
- Dalam perikop ini kita membaca sebuah penjelasan tentang perhatian khusus yang diberikan Ezra terhadap harta benda yang ada padanya, yang menjadi milik tempat kudus Allah. Amatilah,
- I. Setelah menyerahkan pemeliharaan harta benda itu kepada Allah, sekarang dia menyerahkan pemeliharaannya kepada orang-orang yang tepat, yang bertugas untuk menjaganya, kendati tanpa Allah sia-sia saja mereka bekerja. Perhatikanlah, doa-doa kita harus selalu didukung dengan usaha kita. Perhatian terhadap Injil Kristus, jemaat-Nya, dan ketetapan-ketetapan-Nya, tidak boleh diserahkan kepada-Nya dengan sepenuh-penuhnya, tetapi harus pula dipercayakan kepada orang-orang yang dapat dipercayai (2Tim. 2:2).
- II. Sesudah berdoa kepada Allah untuk menjaga semua barang yang ada pada mereka, Ezra memperlihatkan dirinya peduli secara khusus terhadap bagian yang menjadi milik rumah Allah dan yang akan dipersembahkan kepada-Nya. Adakah kita berharap agar Allah, oleh penyelenggaraan-Nya, menjaga apa yang menjadi milik kita? Maka dari itu marilah kita, oleh anugerah-Nya, menjaga apa yang menjadi milik-Nya. Biarlah kehormatan dan kepentingan Allah menjadi kepedulian kita. Maka barulah kita dapat berharap agar hidup dan penghiburan kita menjadi kepedulianNya. Amatilah,
- 1. Siapa orang-orang yang diserahi Ezra persembahan bagi rumah Allah. Dua belas orang pemuka imam, dan orang Lewi yang sama banyaknya, diberi kepercayaan ini (ay. 24, 30). Mereka terikat oleh jabatan mereka untuk mengurus barang-barang persembahan bagi Allah, dan secara khusus akan mendapat manfaat dari harta benda suci ini. Ezra memberi tahu mereka mengapa dia mempercayakan barang-barang itu ke dalam tangan mereka (ay. 28): “Kamu kudus bagi TUHAN, dan perlengkapan-perlengkapan ini pun kudus. Dan siapakah yang begitu tepat untuk mengurus barang-barang kudus selain orang-orang yang kudus? Orang-orang yang memiliki martabat dan kehormatan imamat harus mau juga menjalankan kepercayaan dan kewajiban imamat. Nabi Yesaya sedang menubuatkan kembalinya umat Allah dan hamba-hamba-Nya dari Babel, ketika dia memberikan perintah yang khidmat itu (Yes. 52:11), sucikanlah dirimu, hai orang-orang yang mengangkat perkakas rumah TUHAN!
- 2. Ketepatan luar biasa yang dengannya Ezra menyerahkan kepercayaan ini ke dalam tangan mereka: Ia menimbang bagi mereka perak, emas, dan perlengkapan-perlengkapan (ay. 25), karena dia berharap untuk menerimanya kembali dari mereka menurut timbangan. Dalam semua kepercayaan yang diberikan kepada kita, terutama dalam hal-hal yang kudus, kita harus menimbang dengan tepat, dan menjaga pengertian yang benar pada kedua sisi. Pada zaman Zerubabel, perlengkapan-perlengkapan Bait Suci dihitung berdasarkan jumlah, di sini berdasarkan berat timbangan, agar semua barang dapat dikeluarkan dan mudah kelihatan jika ada yang hilang. Hal ini menyiratkan bahwa orang-orang yang dipercayai dengan barang-barang kudus (dan memang demikian semua orang yang dipercayakan rahasia Allah) berkepentingan untuk mengingat, baik dalam menerima kepercayaan maupun dalam menjalankannya, bahwa mereka harus segera memberikan pertanggungjawaban tentangnya dengan sangat terperinci. Ini supaya mereka dapat setia terhadap kepercayaan yang mereka terima dan dengan demikian memberikan pertanggungjawaban mereka dengan sukacita.
- 3. Pesan yang disampaikan Ezra kepada mereka mengenai barang-barang kudus ini (ay. 29): “Rawatlah dan jagalah itu, agar barang-barang itu tidak hilang, atau digelapkan, atau tercampur dengan barang-barang lain. Simpanlah sebagian secara bersama-sama, simpanlah yang lain secara sendiri-sendiri, simpanlah dengan aman, sampai engkau menimbangnya di Bait Suci, di hadapan pejabat-pejabat tinggi di sana.” Dengan ini Ezra menyatakan betapa mereka berkepentingan untuk bersikap hati-hati dan setia, dan betapa akan menjadi kehormatan mereka untuk didapati demikian. Begitu pula ketika Paulus menitipkan harta kekayaan Injil kepada Timotius, ia berpesan kepada Timotius untuk memeliharanya hingga pada saat Yesus Kristus menyatakan diri-Nya, dan hingga Timotius datang menghadap Dia untuk memberikan pertanggungjawaban atas kepercayaan yang diberikan kepadanya, ketika kesetiaannya akan menjadi mahkotanya.
Matthew Henry: Ezr 8:31-36 - Kedatangan Ezra di Yerusalem Kedatangan Ezra di Yerusalem (8:31-36)
Kita sekarang akan mengiringi Ezra ke Yerusalem, sebuah perjalanan sekitar empat bulan lamanya. Tetapi rombo...
Kedatangan Ezra di Yerusalem (8:31-36)
- Kita sekarang akan mengiringi Ezra ke Yerusalem, sebuah perjalanan sekitar empat bulan lamanya. Tetapi rombongannya membuat perjalanannya lamban dan perhentian-perhentiannya singkat. Sekarang dalam perikop ini kita diberi tahu,
- 1. Bahwa Allahnya baik, dan dia mengakui kebaikan-Nya: Tangan Allah kami melindungi kami, untuk menghidupkan semangat kami bagi pekerjaan kami. Kepada Dia mereka mengakui,
- (1) Bahwa mereka telah dijaga dalam perjalanan mereka, sehingga tidak seluruhnya binasa. Sebab ada musuh-musuh yang menghadang mereka di jalan untuk berbuat jahat kepada mereka, atau paling tidak, seperti orang Amalek, untuk menghantam barisan belakang mereka, tetapi Allah melindungi mereka (ay. 31). Bahkan bahaya yang biasa mengintai kita di perjalanan mewajibkan kita untuk menguduskan keberangkatan kita dengan doa, dan kepulangan kita dalam keadaan selamat dengan pujian dan ucapan syukur. Jauh terlebih lagi kita harus mengarahkan pandangan kepada Allah dalam perjalanan yang berbahaya seperti ini.
- (2) Bahwa mereka telah dibawa dengan selamat sampai ke tempat tujuan (ay. 32). Hendaklah orang-orang yang dengan teguh menghadapkan wajah mereka ke Yerusalem Baru terus berjalan dan bertekun hingga akhir, sampai mereka tiba di hadapan Allah di Sion. Maka mereka akan mendapati bahwa Dia yang telah memulai pekerjaan baik akan meneruskannya sampai pada akhirnya.
- 2. Bahwa harta benda yang ada pada Ezra tetap berjumlah sama. Ketika mereka telah tiba di Yerusalem, mereka tidak sabar untuk menjalankan kepercayaan yang telah diberikan kepada mereka. Oleh karenanya, mereka datang menghadap para pejabat di Bait Suci, yang menerima harta benda itu dari mereka dan memberi mereka surat keterangan telah menunuaikan tugas dengan baik (ay. 33-34). Sungguh lega apabila kita telah dilepaskan dari tugas yang dipercayakan kepada kita. Dan suatu kehormatan besar bagi nama kita jika kita dapat menunjukkan bahwa tugas itu telah dijalankan dengan setia.
- 3. Bahwa rombongannya adalah orang-orang yang saleh. Segera setelah sampai di dekat mezbah, mereka merasa wajib untuk mempersembahkan korban, apa pun yang telah mereka lakukan di Babel (ay. 35). Jika kita tidak mempunyai kesempatan untuk berbuat sesuatu, maka kita akan dimaklumi apabila tidak melakukan perbuatan itu. Tetapi ketika pintu kesempatan terbuka kembali, maka kita diharapkan untuk melakukan perbuatan itu. Patut diperhatikan,
- [1] Bahwa di antara korban-korban mereka, ada korban penghapus dosa. Sebab hanya pendamaianlah yang dapat mempermanis dan menjamin setiap belas kasihan bagi kita, yang tidak akan sungguh-sungguh menghibur kecuali pelanggaran dihapuskan dan kita diperdamaikan dengan Allah.
- [2] Bahwa jumlah persembahan mereka terkait dengan jumlah suku Israel, 12 lembu jantan, 12 kambing jantan, dan 96 domba jantan (yaitu 8 kali 12), yang menyiratkan persatuan antara dua kerajaan, sesuai dengan yang telah dinubuatkan (Yeh. 37:22). Mereka tidak lagi berangkat dua suku ke satu arah dan sepuluh suku ke arah lain, melainkan kedua belas suku bertemu melalui perwakilan-perwakilan mereka di mezbah yang sama.
- 4. Bahwa bahkan musuh-musuh orang Yahudi menjadi teman mereka, tunduk kepada perintah Ezra, dan, bukannya menghambat umat Allah, mereka justru memberikan sokongan kepada umat Allah (ay. 36), semata-mata dalam ketaatan kepada raja. Ketika sang raja tampak bersikap lunak, mereka semua juga ingin tampak demikian. Maka pada waktu itu jemaat berada dalam keadaan damai.
SH: Ezr 7:28--8:30 - Bukan pemimpin "One man show" (bekerja sendiri) (Jumat, 10 Desember 1999) Bukan pemimpin "One man show" (bekerja sendiri)
Ezra diberi wewenang yang besar dari raja Koresy, namun hal ini
tidak membuat dia ingin mengungk...
Bukan pemimpin "One man show" (bekerja sendiri)
Ezra diberi wewenang yang besar dari raja Koresy, namun hal ini tidak membuat dia ingin mengungkungi semua bidang pelayanan yang ada. Ezra berpikir realistis, mengakui keterbatasan dirinya. Sebagai pemimpin, Ezra mengikuti peraturan yang ada dan berlaku yaitu "siapa" yang harus memimpin "apa". Karena itu ketika di antara orang-orang yang dipimpin kembali ke Yerusalem tidak ada orang Lewi, maka dia memutuskan untuk meminta didatangkan orang Lewi. Baginya tugas menyelenggarakan ibadah di rumah Allah adalah tugas orang Lewi.
Perlunya budaya malu. Malunya Ezra perlu diteladani. Ia sudah memproklamirkan siapa Allah dan apa yang akan dilakukan-Nya bagi bangsa Yehuda. Jika sekarang Ezra menghadapi masalah, ia hanya akan berpaling kepada Allah, bukan kepada raja Koresy yang secara lahiriah mampu memberikan pertolongan. Ia malu jika ia tidak menerapkan apa yang ia yakini dan imani. Kristen harus belajar dari sikap dan keyakinan iman Ezra. Apa artinya mengandalkan diri dan orang lain, bila hal yang sesungguhnya itu berasal dari Allah? Lebih tepat dan lebih terjamin apabila kita langsung berpaling kepada Allah!
Renungkan: Peliharalah budaya malu kepada Allah, hal itu akan mengontrol kemauan diri untuk bergantung kepada manusia.
SH: Ezr 7:28--8:36 - Tangan Tuhan melindungi (Sabtu 20 September 2008) Tangan Tuhan melindungi
Bagaimanakah hubungan antara pertolongan Tuhan dan upaya hamba-Nya
untuk menguatkan hati? Apakah saling bertolak belakan...
Tangan Tuhan melindungi
Bagaimanakah hubungan antara pertolongan Tuhan dan upaya hamba-Nya untuk menguatkan hati? Apakah saling bertolak belakang atau saling mendukung?
Teks firman Tuhan hari ini mengisahkan bagaimana Tuhan menolong umat-Nya. Pertama, Allah melindungi Ezra. Karena fakta ini maka Ezra menguatkan hatinya dan mengambil beberapa langkah kepemimpinan yang tepat (ayat 28b). Pertolongan Tuhan dan tindakan umat menguatkan hati sama sekali tidak bertentangan. Mengobarkan semangat dan meningkatkan daya juang adalah manifestasi orang mengimani janji dan pertolongan Tuhan. Kedua, memberi hikmat untuk bertindak (ayat 7:28b-8:20, 24-30). Hikmat adalah kepintaran mencapai hasil, yakni menyusun rencana yang benar untuk memperoleh hasil yang benar. Hikmat Allah adalah mutlak milik Allah, tetapi ditempatkan di hati orang percaya. Hikmat Allah memampukan Ezra untuk memilih orang-orang yang tepat untuk berangkat bersama dia ke Yerusalem. Ketiga, menghindarkan kita dari bahaya (ayat 8:31). Umat Allah tidak perlu takut dengan segala tantangan, karena kita dilindungi oleh tangan-Nya yang kuat dan penuh kuasa.
Perlindungan kita hanyalah Allah. Oleh karena itu, rendahkanlah diri kita di hadapan Allah (ayat 8:21, 23). Doa dan berpuasa merupakan salah satu cara merendahkan diri ketika tertekan oleh kesusahan yang berat, berhadapan dengan bahaya dan persiapan untuk suatu pelayanan. Berdoa memohon bimbingan Allah dan menyerahkan diri kepada-Nya dengan penuh keyakinan (ayat 8:21-22), bahwa Dialah tempat perlindungan yang aman. Saat kita mengalami pertolongan Tuhan, mengucap syukurlah, berikan persembahan terbaik (ayat 8:35). Orang Israel yang kembali dari pembuangan memberikan kurban bakaran yaitu kurban penghapus dosa, sebagai tanda ucapan syukur dan penyerahan diri mereka pada Tuhan. Demikian halnya dengan kita, persembahkanlah tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah (band. Rm 12:1).
SH: Ezr 7:28--8:36 - Bekerja dengan Detail (Selasa, 27 Juni 2017) Bekerja dengan Detail
Seorang pemimpin dituntut untuk bekerja dengan detail. Suatu kebijakan besar dapat diwujudkan bila tiap bagiannya urut tertata ...
Bekerja dengan Detail
Seorang pemimpin dituntut untuk bekerja dengan detail. Suatu kebijakan besar dapat diwujudkan bila tiap bagiannya urut tertata dan masing-masing tugas dilaksanakan sesuai porsinya sehingga tujuan utama tercapai.
Misi membangun kembali Yerusalem dan menyelenggarakan ibadah kepada Tuhan diwujudkan dengan bergotong royong, yaitu menghimpun siapa yang ikut dalam rombongan pulang dari Babel (1-2). Partisipasi mereka terlihat dari daftar nama yang panjang (8:2-20). Bahkan masing-masing disebut dengan namanya (20). Daftar panjang yang kedua adalah emas perak dan harta berharga yang dibawa sebagai modal pembangunan dan pemulihan rumah Tuhan di Yerusalem (8:24-35).
Ezra sendiri turun tangan memilih orang-orang yang dapat dipercaya membawa, menghitung, menimbang harta yang diserahkan, dan memberikan petunjuk bagaimana mempertanggungjawabkan titipan itu sesampainya di Yerusalem. Semua hasil perhitungan tersebut dibukukan kembali secara transparan (34). Agar segala sesuatu dapat berjalan sesuai rencana dan aman, Ezra menyerukan seluruh rombongan untuk berdoa dan berpuasa (21-23). Dan Tuhan mengabulkan permohonan mereka.
Hidup beriman bukan berarti menyerahkan semua masalah kepada Tuhan. Orang percaya perlu ikut berperan aktif melakukan bagiannya dengan bertanggung jawab. Jika hal itu telah dilakukan dengan maksimal, selebihnya diserahkan kepada kemahakuasaan Tuhan. Dengan demikian, rasa takut dan khawatir akan tersingkir dari hati kita. Sebab kita menyakini bahwa Tuhan memegang kendali atas segala sesuatu yang terjadi.
Sering kali seorang pemimpin meremehkan perkara kecil karena terpaku pada tujuan yang besar. Akibatnya, mereka tersandung dan kehilangan kepercayaan di mata Tuhan (bdk.Luk.16:10). Karena itu, kerjakanlah bagian kita dengan penuh dedikasi sembari berserah diri kepada Tuhan. Yakinlah bahwa Tuhan akan menolong kita. [YTP]
SH: Ezr 7:28--8:36 - Tujuan, Proses, dan Respons (Rabu, 28 Desember 2022) Tujuan, Proses, dan Respons
Banyak orang berkata "yang penting tujuannya tercapai, apa pun prosesnya tidak penting." Tidaklah demikian dengan sikap E...
Tujuan, Proses, dan Respons
Banyak orang berkata "yang penting tujuannya tercapai, apa pun prosesnya tidak penting." Tidaklah demikian dengan sikap Ezra. Dia peduli dengan "tujuan yang benar, proses yang benar, dan respons yang benar."
Orang-orang Israel sedang berhimpun untuk pulang dari pembuangan di Persia (7:28b). Akan tetapi, dalam prosesnya, Ezra menemukan bahwa tidak ada orang Lewi dalam rombongan (8:15). Karena tujuan utama bangsa Israel pulang adalah untuk membangun kembali Bait Allah dan juga beribadah kepada Allah, Ezra menyuruh beberapa orang untuk meminta orang Lewi bergabung dalam rombongan (8:16-17). Pasalnya, orang Lewilah yang akan bertugas menyelenggarakan peribadahan.
Dalam proses perjalanan pulang, Ezra tidak meminta perlindungan dari tentara orang Persia (8:22). Padahal, jika dijaga oleh tentara, keselamatan mereka terjamin. Karena ada banyak musuh yang sewaktu-waktu bisa mengancam. Akan tetapi, Ezra ingin supaya dalam prosesnya, Allah sendirilah yang memimpin perjalanan mereka. Karena itu, Ezra memaklumkan puasa agar umat Israel merendahkan diri dan memohon supaya Allah menjaga mereka (8:21); dan Allah mengabulkan permohonan mereka (8:23). Sesampainya di Yerusalem, mereka mempersembahkan kurban bakaran sebagai ungkapan syukur mereka kepada Tuhan (8:35).
Tujuan, proses, dan respons harus dilakukan secara benar. Tujuan haruslah sesuai dengan kehendak Tuhan, bukan kehendak diri sendiri. Setelah jelas tujuannya, maka prosesnya harus dijalani dengan kesetiaan kepada perintah Allah dan percaya sepenuhnya akan penyertaan Allah. Setelah semua tergenapi, respons haruslah benar sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan.
Oleh karena itu, kita harus menemukan tujuan Tuhan dalam hidup kita. Kita harus bisa membedakan antara ambisi dan tujuan. Percayalah bahwa Tuhan pasti menyertai sehingga kita tidak berlaku curang untuk mencapai tujuan. Nikmati setiap proses bersama Tuhan dan jangan lupa mempersembahkan hidup kita bagi kemuliaan Tuhan sebagai tanda ucapan syukur kita kepada-Nya. [YGM]
SH: Ezr 8:31-36 - Dinamika kerja Allah (Sabtu, 11 Desember 1999) Dinamika kerja Allah
Tanpa perlindungan tentara Koresy, Ezra dan kawan-kawan tiba
dengan selamat di Yerusalem. Dua hal Allah lakukan yaitu
...
Dinamika kerja Allah
Tanpa perlindungan tentara Koresy, Ezra dan kawan-kawan tiba dengan selamat di Yerusalem. Dua hal Allah lakukan yaitu melindungi dan menghindarkan. Ketika Allah mengizinkan ada bahaya, Ia akan melindungi sehingga bahaya itu tidak akan melukai atau memberikan dampak. Sedangkan menghindarkan membuat mereka tidak akan mengerti bahaya. Dinamika yang indah, yaitu bahwa Allah yang bersama dalam komunitas melindungi dan berjalan paling depan untuk menuntun sehingga bahaya dihindarkan. Indah sekali, bukan hanya raja dan para wakil raja, bahkan bupati pun digerakkan hatinya oleh Allah.
Administrasi yang teratur. Penimbangan perak dan emas dilakukan pada hari ke empat. Ada pengawasan seorang imam dan dibantu orang Lewi yang bisa dianggap sebagai saksi. Kemudian hasilnya dibukukan. Inilah keteraturan administrasi dalam kegiatan pelayanan. Administrasi yang berlaku dalam gereja masa kini sering menimbulkan kesan "amburadul" (berantakan). Ada hamba Tuhan yang terlalu jauh mencampuri urusan administrasi, sehingga urusan pelayanan terbengkalai. Sebaliknya ada juga yang tidak mau tahu tentang urusan administrasi. Gereja harus menyeimbangkan gerak laju pelayanan dengan penerapan administrasi yang teratur dan bertanggungjawab.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Ezra (Pendahuluan Kitab) Penulis : Ezra
Tema : Pemulihan Kaum Sisa
Tanggal Penulisan: 450-420 SM
Latar Belakang
Kitab Ezra adalah bagian dari sejarah y...
Penulis : Ezra
Tema : Pemulihan Kaum Sisa
Tanggal Penulisan: 450-420 SM
Latar Belakang
Kitab Ezra adalah bagian dari sejarah yang berkesinambungan dari orang Yahudi yang ditulis setelah masa pembuangan, terdiri atas 1 dan 2 Tawarikh, Ezra, dan Nehemia. Dalam PL Ibrani, Ezra dan Nehemia semulanya satu kitab sebagaimana halnya 1 dan 2 Tawarikh. Para ahli Alkitab pada umumnya beranggapan bahwa sejarah yang disajikan dalam kitab-kitab ini pertama-tama merupakan karya yang terilham dari seorang pengarang pada masa pascapembuangan. Sekalipun penulisnya tidak pernah disebutkan dalam Alkitab, tetapi hampir semua sumber Yahudi dan Kristen, serta juga banyak ahli modern, percaya bahwa pengarangnya adalah Ezra, imam dan ahli Taurat itu. Untuk keterangan lebih terinci mengenai peran Ezra sebagai pengarang, Lihat "PENDAHULUAN 1TAWARIKH" 08053.
Menurut tradisi, Ezralah yang mengumpulkan semua kitab PL menjadi satu unit, memulai bentuk ibadah yang dipakai di sinagoge dan mendirikan Sinagoge Besar di Yerusalem di mana kanon PL akhirnya ditetapkan. Ezra adalah seorang pemimpin saleh dengan kesetiaan yang kokoh dan kasih yang mendalam kepada Firman Allah. Sejarahnya yang tertulis dalam 1 dan 2 Tawarikh serta Ezra dan Nehemia menekankan tema pengharapan, kebangunan, pembaharuan, dan pemulihan umat Allah. Seluruh sejarah ini ditulis pada parohan kedua abad ke-5 SM.
Kitab Ezra mencatat bagaimana Allah menggenapi janji nubuat-Nya melalui Yeremia (Ezr 29:10-14) untuk memulihkan orang Yahudi setelah 70 tahun pembuangan dengan membawa mereka kembali ke tanah air mereka (Ezr 1:1). Keruntuhan Yehuda dan pembuangan mereka ke Babel terjadi dalam tiga tahap. Pada tahap pertama (605 SM), kalangan bangsawan muda Yehuda, termasuk Daniel, dibuang ke Babel; pada tahap kedua (597 SM) ada sekitar 11.000 orang buangan lagi, termasuk Yehezkiel; dan pada tahap ketiga (586 SM) penduduk Yehuda yang tersisa, kecuali Yeremia dan rakyat yang paling miskin, diangkut. Demikian pula, pemulihan kaum sisa buangan, sebagai penggenapan nubuat Yeremia, terjadi dalam tiga tahap. Pada tahap pertama (538 SM) 50.000 orang kembali di bawah pimpinan Zerubabel dan Yesua (bd. Ezr 2:1-70); pada tahap kedua (457 SM) lebih dari 1.700 orang laki-laki (tambah wanita dan anak-anak, berjumlah 5.000-10.000 orang Yahudi) berangkat pulang di bawah pimpinan Ezra (bd. Ezr 8:1-14,18-21); dan pada tahap ketiga (444 SM) Nehemia memimpin kelompok lain lagi (bd. Neh 2:1-10). Perhatikan bahwa rombongan pertama pada tahun 538 kembali ke Yerusalem sekitar 70 tahun setelah pengangkutan pertama ke dalam pembuangan.
Sekitar dua tahun setelah kerajaan Babel dikalahkan dan diganti kerajaan Persia (539 SM), dimulailah pengembalian orang Yahudi ke tanah air mereka. Kitab Ezra mencatat tahap pertama dan kedua dari pemulihan itu, yang melibatkan tiga raja Persia (Koresy, Darius, dan Artahsasta) dan lima pemimpin rohani yang terkemuka:
- (1) Zerubabel, yang memimpin rombongan pertama untuk mendirikan kembali Yerusalem dan membangun kembali Bait Suci;
- (2) Yesua, seorang imam besar saleh yang membantu Zerubabel;
- (3) Hagai dan
- (4) Zakharia, dua nabi Allah yang menasihatkan umat itu untuk menyelesaikan pembangunan Bait Suci; dan
- (5) Ezra, yang memimpin rombongan kedua ke Yerusalem dan yang dipakai Allah untuk memulihkan kerohanian dan moralitas umat itu.
Jikalau Ezra adalah penulis kitab ini, sesuatu yang sangat mungkin, ia menyusun catatan sejarah ini di bawah ilham Roh Kudus dengan merujuk kepada aneka dokumen dan surat yang resmi (mis. Ezr 1:2-4; Ezr 4:11-22; Ezr 5:7-17; Ezr 6:1-12), daftar keturunan (mis. Ezr 2:1-70), dan catatan pribadi (mis Ezr 7:27--9:15). Kitab ini ditulis dalam bahasa Ibrani, kecuali Ezr 4:8--6:18 dan Ezr 7:12-26 yang ditulis dalam bahasa Aram, bahasa resmi kaum buangan.
Tujuan
Kitab ini ditulis untuk menunjukkan pemeliharaan dan kesetiaan Allah dalam memulihkan kaum sisa Yahudi dari pembuangan mereka di Babel
- (1) dengan menggerakkan hati tiga raja Persia yang berbeda-beda agar membantu umat Allah untuk kembali ke negeri mereka, menetap kembali di Yerusalem dan membangun kembali Bait Suci; dan
- (2) dengan menyediakan para pemimpin yang saleh dan andal untuk memimpin kaum sisa yang kembali dalam suatu kebangunan ibadah, komitmen kepada firman Allah, dan pertobatan dari ketidaksetiaan kepada Allah.
Survai
Ke-10 pasal kitab ini dengan sendirinya terbagi menjadi dua bagian:
- (1) Bagian pertama (pasal 1-6; Ezr 1:1--6:22) mencatat kembalinya rombongan pertama orang buangan Yahudi ke Yerusalem dan pembangunan kembali Bait Suci;
- (2) Bagian kedua (pasal 7-10; Ezr 7:1--10:443) menguraikan kembalinya rombongan kedua di bawah Ezra dan pembaharuan rohani yang mengikutinya.
- (1) Bagian pertama mulai di mana 2 Tawarikh berakhir -- dengan penahanan orang Yahudi dan pengumuman Raja Koresy dari Persia (538 SM) yang mengizinkan orang Yahudi kembali ke tanah air mereka (Ezr 1:1-11); pasal 2; Ezr 2:1-70 mencatat nama orang-orang yang ikut rombongan pertama. Pentinglah bahwa hanya sekitar 50.000 orang Yahudi di antara sejuta atau lebih yang terbuang berada dalam rombongan pertama yang kembali (Ezr 1:5; Ezr 2:64-65). Dalam pasal 3 (Ezr 3:1-13), Zerubabel (seorang keturunan Daud) dan Yesua (sang imam besar) mengerahkan umat itu untuk memulai pembangunan kembali Bait Suci yang rusak. Musuh-musuh yang lihai dari Yehuda mempergunakan sarana-sarana politik untuk menghentikan proyek ini selama beberapa waktu (pasal 4; Ezr 4:1-24), tetapi akhirnya pekerjaan dimulaikan kembali dan Bait Suci diselesaikan pada tahun 516 SM (pasal 5-6; Ezr 5:1--6:22).
- (2) Kesenjangan selama 60 tahun memisahkan pasal 6 (Ezr 6:1-22) dengan pasal 7 (Ezr 7:1-36). Selama itu Ester berkuasa sebagai ratu di Persia dengan Ahasyweros I. Ester menjadi ratu sekitar 478 SM (Lihat "PENDAHULUAN ESTER" 08069). Pasal 7-8 (Ezr 7:1--8:36) mencatat berbagai peristiwa sekitar 20 tahun kemudian ketika rombongan yang lebih kecil kembali dari Persia ke Yerusalem di bawah pimpinan Ezra. Sedangkan rombongan pertama berhasil membangun kembali rumah Allah, Ezra berusaha memulihkan Hukum Allah di dalam hati umat itu (bd. Neh 8:1-8). Ezra menjumpai kemerosotan rohani dan moral yang luas antara kaum pria Yehuda, yang tampak dari nikah campur dengan wanita kafir. Dengan kesedihan yang mendalam, Ezra mengakui dosa-dosa mereka kepada Allah dan mengadakan syafaat demi mereka (pasal 9; Ezr 9:1-15). Kitab ini berakhir dengan peristiwa Ezra memimpin para pria dalam pertobatan di depan umum dan pembatalan ikatan pernikahan dengan wanita kafir (pasal 10; Ezr 10:1-44).
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai kitab ini.
- (1) Ezra-Nehemia adalah satu-satunya catatan sejarah dalam Alkitab mengenai pengembalian orang Yahudia pada masa pascapembuangan di Palestina.
- (2) Ciri yang menonjol dari kitab ini ialah bahwa di antara dua bagian utamanya (pasal 1-6, 7-10; Ezr 1:1--6:22; Ezr 7:1--10:44) terdapat kesenjangan sejarah sekitar 60 tahun. Seluruh kitab ini meliput sekitar 80 tahun.
- (3) Ezra menunjukkan dengan jelas bagaimana Allah menjaga firman-Nya sehingga pasti digenapi (bd. Yer 1:12; Yer 29:10); Allah mengarahkan hati para raja Persia bagaikan mengatur aliran sungai supaya mengembalikan umat-Nya ke negeri mereka (Ezr 1:1; Ezr 7:11-28; bd. Ams 21:1);
- (4) Tindakan Ezra terhadap para wanita kafir yang tidak percaya yang telah dinikahi laki-laki Yahudi (termasuk imam-imam) dengan melanggar perintah-perintah Allah melukiskan dengan nyata bagaimana Allah
- (a) menuntut agar umat-Nya hidup terpisah dari dunia kafir, dan
- (b) kadang-kadang memakai pembedahan radikal supaya menangani kompromi yang berbahaya dan rawan di antara umat-Nya. Tindakan Ezra dengan tegas mengingatkan umat perjanjian akan panggilan utama mereka untuk menjadi "kerajaan imam dan bangsa yang kudus" (Kel 19:6), bukan sekedar suatu kesatuan nasional campuran lainnya.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Kembalinya kaum sisa Yahudi ke negeri mereka dan pembangunan kembali bait suci menyatakan bahwa Allah senantiasa ingin memulihkan umat-Nya yang menyeleweng. Jalan-jalan-Nya mencakup bukan saja hukuman karena kemurtadan, tetapi juga pemulihan dan harapan bagi kaum sisa yang percaya, yang melaluinya Allah mengarahkan aliran penebusan pada jalan akhirnya. Prinsip ini dilihat dalam PB, di mana suatu kaum sisa Yahudi yang percaya menerima Yesus sebagai Tuhan dan Mesias mereka, sedangkan arus utama penebusan disalurkan kembali dari orang Yahudi yang tidak percaya kepada orang bukan Yahudi di gereja mula-mula.
Full Life: Ezra (Garis Besar) Garis Besar
I. Rombongan Pertama Orang Buangan yang Kembali ke Yerusalem
(Ezr 1:1-6:22)
A. Pengumuman dan Persediaan ...
Garis Besar
- I. Rombongan Pertama Orang Buangan yang Kembali ke Yerusalem
(Ezr 1:1-6:22) - A. Pengumuman dan Persediaan dari Koresy
(Ezr 1:1-11) - B. Daftar Orang Buangan yang Kembali
(Ezr 2:1-70) - C. Pemugaran Bait Suci Dimulai
(Ezr 3:1-13) - 1. Persembahan Korban Dimulai Kembali
(Ezr 3:1-6) - 2. Pembangunan Bait Suci Dimulai
(Ezr 3:7-13) - D. Pembangunan Bait Suci Terhenti Karena Perlawanan
(Ezr 4:1-24) - E. Pembangunan Bait Suci Dimulai Lagi dan Diselesaikan
(Ezr 5:1-6:18) - 1. Dorongan dari Para Nabi
(Ezr 5:1-2) - 2. Protes dari Bupati Tatnai
(Ezr 5:3-17) - 3. Darius Mengesahkan Pembangunan Bait Suci
(Ezr 6:1-12) - 4. Bait Suci Selesai Dibangun Lalu Ditahbiskan
(Ezr 6:13-18) - F. Perayaan Paskah
(Ezr 6:19-22) - II. Rombongan Kedua Orang Buangan Kembali ke Yerusalem di Bawah Pimpinan Ezra
(Ezr 7:1-10:44) - A. Misi Ezra Disahkan oleh Artahsasta
(Ezr 7:1-28) - B. Perjalanan Ezra dan Orang-Orang yang Menyertainya
(Ezr 8:1-36) - C. Berbagai Pembaharuan oleh Ezra di Yerusalem
(Ezr 9:1-10:44) - 1. Pengutukan Nikah Campur Dengan Orang Kafir
(Ezr 9:1-4) - 2. Pengakuan Dosa Ezra dan Syafaatnya bagi Umat Itu
(Ezr 9:5-15) - 3. Pertobatan dan Pembaharuan Umum
(Ezr 10:1-44)
Matthew Henry: Ezra (Pendahuluan Kitab)
Dalam kitab ini, jemaat Yahudi menampilkan wajah yang amat berbeda daripada sebelumnya. Keadaan mereka pada saat ini jauh lebih baik dan lebih berb...
- Dalam kitab ini, jemaat Yahudi menampilkan wajah yang amat berbeda daripada sebelumnya. Keadaan mereka pada saat ini jauh lebih baik dan lebih berbahagia dibandingkan dengan keadaan mereka terakhir di Babel, walaupun jauh lebih hina daripada keadaan mereka di masa lampau. Tulang-tulang kering itu kini hidup kembali, tetapi dalam rupa seorang hamba. Kuk perhambaan mereka telah ditanggalkan, tetapi bekas-bekas goresannya pada leher mereka yang lecet masih ada. Raja-raja tidak lagi kita dengar kisahnya, karena mahkota telah jatuh dari kepala mereka. Mereka diberkati dengan keberadaan para nabi, guna memandu mereka di dalam upaya membangun kembali negeri mereka. Tetapi setelah beberapa waktu lamanya, nubuatan pun berhenti di tengah-tengah mereka, sampai munculnya Sang Nabi Agung, dan seseorang yang memelopori kedatangan-Nya. Sejarah yang terdapat di dalam kitab ini merupakan penggenapan nubuatan Yeremia mengenai kembalinya orang Yahudi dari Babel di akhir masa tujuh puluh tahun, dan merupakan bayangan dari penggenapan nubuatan-nubuatan dalam Kitab Wahyu mengenai kelepasan jemaat Injili dari Babel Perjanjian Baru. Ezra menyimpan catatan mengenai peristiwa besar itu dan meneruskannya kepada jemaat dalam kitab ini. Nama Ezra berarti seorang penolong, dan memang demikianlah dirinya bagi bangsa itu. Kita akan membaca sepenggal catatan khusus tentang Ezra pada pasal 7, ketika ia sendiri turun tangan dan bertindak. Kitab ini mengisahkan kepada kita catatan mengenai,
- 1. Kembalinya bangsa Yahudi dari penawanan (ps. 1-2).
- 2. Pendirian Bait Suci, perlawanan yang dihadapi dalam pembangunannya, dan, kendati demikian, tuntasnya pembangunan itu pada akhirnya (ps. 3-6).
- 3. Kedatangan Ezra ke Yerusalem (ps. 7-8).
- 4. Pelayanan luhur yang dikerjakan Ezra di Yerusalem, dengan memerintahkan orang Israel yang telah mengawini perempuan-perempuan asing untuk menyuruh pergi istri-istri mereka itu (ps. 9-10).
Jerusalem: Ezra (Pendahuluan Kitab) KITAB-KITAB TAWARIKH, EZRA DAN NEHEMIA
PENGANTAR
Di samping karya sejarah dari tradisi Ulangan yang merangkum kitab Hakim-hakim, Samuel dan Raja-raja,...
KITAB-KITAB TAWARIKH, EZRA DAN NEHEMIA
PENGANTAR
Di samping karya sejarah dari tradisi Ulangan yang merangkum kitab Hakim-hakim, Samuel dan Raja-raja, masih ada sekelompok kitab-kitab sejarah lain dalam Perjanjian Lama. Bagian besar kitab-kitab ini mengulang sejarah yang termaktub dalam kitab-kitab sejarah yang dahulu, sedangkan sebagiannya melanjutkan sejarah itu. Termasuk ke dalam kelompok kitab-kitab sejarah yang lain itu kitab-kitab Tawarikh, kitab Ezra dan (menurut pendapat umum) kitab Nehemia. Kedua kitab Tawarikh aslinya hanya satu kitab saja. Kitab Ezra dan Nehemia tidak lain kecuali lanjutan dari kitab Tawarikh itu dan dikerjakan oleh pengarang yang sama. Sebab dalam kitab Ezra Nehemia tidak hanya ditemukan gaya bahasa dan gagasan-gagasan pokok yang sama, tetapi Ezr1 hanya mengulang akhir 2Taw 36. Ini cukup membuktikan, bahwa kitab Tawarikh dan kitab Ezra-Nehemia sejak awal mula dumaksudkan sebagai suatu kesatuan.
Maka Kitab-kitab Tawarikh (judul ini menterjemahkan judul Ibrani, dalam terjemahan Yunani, Septuaginta, dan dalam terjemahan Latin, Vulgata, diberi judul: Paralipomena, artinya: [kitab-kitab yang memuat] apa yang terlupa atau dilewatkan) adalah sebuah karya yang berasal dari agama Yahudi di zaman belakangan, dari zaman sesudah pembuangan. Di zaman itu bangsa Israel tidak lagi mempunyai kemerdekaan politik, namun menikmati semacam otonomi yang diakui oleh para penguasa di kawasan timur. Bangsa yahudi langsung dipimpin oleh para imam dan hidupnya diatur oleh hukum agamanya sendiri. Hidup kebangsan berpusatkan Bait Allah serta upacara-upacara ibadatnya. tetapi kehidupan yang bertumpu pada hukum agama dan upacara itu dijiwai kesalehan pribadi, ajaran hikmat, kenangan- kenangan akan kejayaan dan kesalahan di masa yang lampau serta kepercayaan pada janji-janji yang disampikan para nabi dahulu.
Pengarang kitab Tawarikh (dan Ezra-Nehemia) adalah seorang dari kaum Lewi diYerusalem dan berlatar-belakang suasana dan lingkungan tsb. Ia menyusun kitabnya agak lama sesudah zaman Ezra dan Nehemia, sebab dengan caranya sendiri ia dapat menggabungkan sumber-sumber yang mengenai kedua tokoh itu. Dengan paling tepat kiranya karyanya dapat ditanggalkan pada awal zaman Yunani, sebelum thn 300 seb. Mas. Kemudian kitab Tawarikh masih diperluas dengan beberapa tambahan yang disisipkan oleh satu atau beberapa orang: silsilah-silsilah yang termaktub dalam @1Taw 2-9 diperluas; ditambah beberapa daftar nama, seperti mungkin sekali daftar nama pendukung raja Daud, 1Taw 12, yang sudah tua usianya, dan lagi daftar-daftar para imam dan kaum Lewi, 1Taw 15; akhirnya disisipkan juga tambahan panjang, 1Taw 23:3-27:34, yang menyebut para pejabat serta petugas ibadat dan administrasi kerajaan Daud.
Bagian-bagian tambahan itu memang sejalan dengan pikiran dan selera si Muwarikh dan boleh jadi diambil dari dokumen-dokumen yang bermutu.
Pengarang kitab Tawarikh khususnya memberi perhatian kepada Bait Allah. Dalam kitabnya kaum rohaniawan berperan utama. Ke dalam kalangan kaum rohaniawan itu tidak hanya termasuk para imam dan kaum Lewi, seperti halnya dalam kitab Ulangan dan dalam bagian-bagian Pentateuk yang berasal dari kalangan para imam, tetapi juga pejabat dan petugas ibadat yang lebih rendah kedudukannya, seperti para penunggu pintu Bait Allah dan para penyanyi. Sejak zaman Tawarikh mereka disamakan dengan Kaum Lewi. Pengudusan para rohaniawan merangkum juga awam. Mereka juga ikut serta dalam persembahan korban penghapusan dosa yang nilainya dahulu dipulihkan dalam Tawarikh. Persekutuan suci itu tidak hanya merangkum orang-orang Yahudi melulu. Dengan melewati kerajaan Israel yang murtad dan yang sesedikit mungkin dibicarakan, si Muwarikh kembali kepada kedua belas suku sebagaimana dipersatukanoleh raja Daud. Dan dengan melewati masa sekarang ia menantikan saatnya semua bani Israel bersatu kembali. bahkan orang-orang bukan Yahudi turut didoakan dalam ibadat Bait Allah. "Israel" dalam pandangan si Muwarikh ialah seluruh umat yang setia, yang dengannya Allah pernah mengikat perjanjian. Dan dalam diri Daud, allah membaharui perjanjian dengan umatnya itu. Justru di zaman pemerintahan Daud itulah syarat-syarat bagi pemerintahan Allah, ialah teokrasi, menjadi tewujud dengan cara yang paling sempurna. Maka jemaat harus hidup sesuai dengan semangat Daud dan senantiasa berusaha memnaharui dirinya dengan kembali kepada adat-istiadat zaman itu, agar supaya Allah tetap merelai umatNya dan menepati janjiNya.
Dalam kisah sejarah panjang yang termaktub dalam kitab si Muwarikh, perhatian seluruhnya berpusatkan Bait Allah di Yerusalem serta ibadatnya, mulai dengan persiapan-persiapan di zaman Daud sampai dengan pemulihannya yang dikerjakan oleh jemaat Israel yang kembali dari pembuangan.
Cita-cita penyusun kitab Tawarikh itupun menentukan susunan karyanya. Bab-bab pertama, 1Taw 1-9 menyajikan sejumlah silsilah yang secara khusus mengenai suku Yehuda, keturunan Daud, suku Lewi dan penduduk kota Yerusalem. Bagian ini merupakan [endahuluan bagi kisah mengenai Daud yang merangkum bagian terakhir 1Taw (10-29). Pertikaian-pertikaian Daud dengan raja Saud dengan raja Saul tidak disinggung sama sekali. Demikianpun dosa Daud dengan Batsyeba dan hal- ihwal keluarga Daud serta pemberontak-pemberontak yang harus dihadapinya tidak sampai disebut-sebut. Sebaiknyam nubuat natan, 1Taw 17, ditonjolkan dan perhatian khusus diberikan kepada lembaga-lembaga keagamaan: Tabut Perjanjian yang dipindahkan ke Yerusalem dan pengaturan ibadat di sana, 1Taw 13, 15-16, serta persiapan-persiapan bagi pembangunan Bait Allah, 1Taw 21-29. Daud sendiri sudah merencanakan pembangunan itu, mengumpulkan bahan dan sampai dengan hal-hal kecil mengatur tugas para pejabat ibadat. Pelaksanaan rencana itu dipercayakan kepada putera Daud, Salomo. Bagian terbesar dari kisah tentang raja Salomo, 2Taw 1-9, mengenai pembangunan Bait Allah, doa yang diucapkan raja pada hari pentahbisan Bait Allah dan janji-janji Allah yang merupakan balasan atas usaha Salomo. Setelah sejarah sampai kepada perpecahan dalam umat Israel, pengarang Tawarikh hanya berbicara tentang kerajaan Yehuda dan keturunan Daud saja. Para raja dinilai olehnya sesuai dengan kesetiaan atau ketidaksetiaan mereka pada syarat-syarat perjanjian dan sesuai dengan caranya mereka mendekati atau menjauhi contoh dan teladan mereka ialah Daud, 2Taw 10-36. Sepanjang sejarah itu masa kemerosotan dan masa pembaharuan silih berganti. Pembaharuan yang paling mendalam diusahakan oleh raja Hizkia dan raja Yosia. Para raja fasik yang mengganti Yosia hanya mempercepat kehancuran. Namun demikian kitab Tawarikh ditutup dengan berita mengenai izin yang diberikan oleh raja Persia, Koresy, diberikan untuk membangun kembali Bait Allah di Yerusalem. Lanjutan kisah kitab Tawarikh ditemukan dalam kitab Ezra dan Nehemia.
Dalam menyusun karyanya di Muwarikh memanfaatkan terutama kitab-kitab yang sekarang termasuk Kitab Suci. Kitab Kejadian dan Bilangan dipergunakan untuk menyusun silsilah-silsilah dalam bagian pertama 1Tawarikh. untuk sejarah selanjutnya terutama dipakai kitab Samuel dan kitab Raja-raja. Hanya kitab-kitab itu dipergunakan dengan bebas sekali. Pengarang memilih bahan sesuai dengan pandangan dan maksudnya sendiri dan iapun menambah bahan atau menghilangkan apa yang dianggap tidak sesuai. Akan tetapi pengarang Tawarikh tidak pernah menyebut kitab-kitab yang dapat kita selidiki. Sebaliknya, ia menyebut sejumlah karya lain sebagai sumber-sumbernya yaitu: Kitab Raja-raja Isarel, 1Taw 9:1; Kitab Raja-raja Yehuda dan Israel, 2Taw 16:11; Tafsiran (midrasy) Kitab Raja-raja, 2Taw 24:17; iapun menyebut Riwayat Samuel, Pelihat, dan Riwayat nabi Natan serta Riwayat Gad, Pelihat, 1Taw 29:29 dan lagi disebarkan Riwayat Semaya, nabi itu, dan Ido, Pelihat itu, 2Taw 12:15, Kitab Sejarah Nabi Ido, Pelihat itu, 2Taw 12:15, Kitab Sejarah Nabi Ido, 2Taw 13:22, dll. Semua tulisan itu tidak kita kenal dan isi serta hubungan tulisan-tulisan itu satu sama lain dan dengan kitab-kitab yang kita kenal, menjadi pokok perbedaan pendapat para ahli Kitab. Tulisan-tulisan itu barangkali memberi laporan tentang pemerintahan beberapa raja dalam sorotan nabi-nabi yang tampil di zaman mereka. Dapat disangsikan apakah pengarang Tawarik juga memanfaatkan tradisi lisan.
Oleh karena penyusun Tawarikh, mempunyai sumber-sumber yang tidak kita kenal dan yang mungkin dapat dipercayai, maka tidak perlu mengambil sikap yang pada pokoknya mencurigai segala yang oleh penyusun ditambahkan pada berita-berita yang tercantum dalam kitab-kitab yang kita kenal, yaitu yang tercantum dalam Alkitab sendiri. Tiap-tiap tambahan dan perubahan perlu diselidiki satu demi satu. Penyelidikan-penyelidikan yang terbaru dalam banyak hal membenarkan pengarang Tawarikh dan membelanya terhadap keraguan dan rasa curiga yang terdapat pada sejumlah besar ahli Kitab. Tetapi jelas pulalah, bahwa Tawarikh kadang-kadang memberi informasi yang tidak dapat disesuaikan dengan apa yang disajikan dalam Kitab Samuel dan kitab Raja-raja. Pengarang juga kadang-kadang dengan sengaja merubah apa yang dikisahkan dalam kitab-kitab tsb. Sudah barang tentu cara kerja semacam itu tidak dapat dibenarkan pada seorang ahli ilmu sejarah modern yang wajib menceriterakan peristiwa-peristiwa sambil menjelaskan hubungan timbal-balik antara peristiwa-peristiwa itu. Namun mengingat tujuan pengarang Tawarikh, cara kerjanya dapat diterima. Sebab ia bukan ahli ilmu sejarah tetapi ahli ilmy ketuhanan. Dalam cahaya pengalaman-pengalaman masa yang lampau, khususnya pengalaman di zaman Daud, pengarang memikirkan manakah syarat- syarat bagi sebuah kerajaan idiil. Ia menggabungkan masa yang lampau, masa sekarang dan masa depan menjadi suatu sintesa: seluruh ibadah yang rapih teratur sebagaimana dilihatnya di zamannya sendiri dibuatnya berasal dari raja Daud: segala sesuatu yang dapat merugikan gambaran pahlawannya itu dihilangkan. Meskipun dalam kitabnya ada informasi yang kebenarannya dapat diperiksa, namun karya si Muwarikh lebih berharga sebagai suatu gambaran tentang keadilan dan pikiran di zamannya sendiri dari pada sbagai rekonstruksi historis dari masa yang lampau.
Memanglah si Muwarikh menulis karyanya guna orang-orang sezamannya. Ia mengingatkan kepada mereka, bahwa eksistensi bangsa tergantung pada kesetiaannya kepada Allah dan bahwa kesetiaan itu menyatakan diri dalam ketaatan kepada hukum Taurat dan dalam ibadat yang secara teratur dijalankan dengan dijiwai kesalehan sejati. Ia ingin, bahwa bangsanya menjadi sebuah jemaat yang kudus, sehingga baginya janji-janji yang diberikan kepada Daud digenapi. Orang-orang Yahudi saleh yang hidup di zaman Kristus dijiwai semangat si Muwarikh, walaupun ada kalanya dengan penyelewengan-penyelewengan yang tidak diinginkan pengarang Tawarikh. Ajaran Tawarikh memang berharga dan bermutu bagi segala zaman. Ia mengajar, bahwa hidup rohani perlu diutamakan dan bahwa Allah membimbing segala kejadian di dunia. Malahan ajarannya itu khususnya perlu direnungkan di masa kini. Sebab rasa-rasanya dewasa ini semangat keduniaan menangguhkan ditegakkannya Pemerintahan Allah untuk waktu yang tidak tentu.
Kitab Ezra dan Kitab Nehemia dalam Alkitab Ibrani dan Yunani (Septuaginta) hanya satu kitab saja. Kitab itu berjudul: Kitab Ezra. Septuaginta juga memuat sebuah kitab Ezra apokrip. Kitab itu ditempatkan sebelum kitab Ezra-Nehemia dan karenanya disebut kitab 1Ezra, sedangkan kitab Ezra-Nehemia kita disebut Kitab 2 Ezra. Di zaman Kristen barulah kitab Ezra yang satu itu dibagi menjadi dua kitab Ezra. Pembagian itu dituruti dalam terjemahan Latin, Vulgata, juga. Kitab 1 Ezra ialah kitab Ezra dan kitab 2 Ezra ialah Kitab Nehemi. Kitab Ezra yang apokrip itu dalam Vulgata disebut kitab 3 Ezra. Adat menyebutkan kitab-kitab itu menurut nama tokoh utamanya, yakni Ezra dan Nehemia, berasal dari zaman kemudian. Dalam terbitab tercetak Alkitab Ibrani kedua nama itu juga dipakai.
Kitab Erza-Nehemia merupakan lanjutan kitab tawarikh, sebagaimana dikatakan di muka. Sesudah lima puluh tahun pembuangan di Babel yang tidak tersinggung sama sekali, kitab Ezra-Nehemia menyambung kisah tawarikh dengan memberitahu tentang maklumat raja Koresy yang dalam thn 538 seb. Mas. mengizinkan orang-orang Yahudi kembali ke Yerusalem guna membangun Bait Allah. Orang-orang Yahudi yang kembali segera mulai membangun Bait Allah, tetapi pekerjaan itu terpaksa dihentikan akibat perlawanan dari pihak orang-orang Samaria. Pekerjaan baru diteruskan di zaman pemerintahan raja Darius I. Pembangunan Bait Allah diselesaikan pada thn 515 seb. mas. Usaha membangun tembok-tembok kota Yerusalem selama setengah abad berikut diperlambat juga oleh orang-orang Samaria, Ezra 1-6. Di zaman pemerintahan Artahsasta pulanglah ke Yerusalem Ezra disertai serombongan kaum buangan yang baru. Ezra itu adalah seorang pejabat-penulis dan ahli Kitab yang di istana raja Persia menangani urusan bangsa Yahudi. Ia diberi surat kuasa raja untuk mewajibkan jemaat Yahudi mematuhi hukum Taurat yang diakui sebagai hukum negara. Terpaksa Ezra bertindak keras terhadap orang-orang Yahudi yang telah menikah dengan perempuan bangsa lain, Ezra 7-10. Kemudian Nehemia yang menjabat juru minuman di istana raja Astahsasta meminta, supaya diutus ke Yerusalem untuk mendirikan tembok kota. Dalam waktu singkat pekerjaan itu selesai, kendati perlawanan para musuh; lalu kota dihuni kembali, Neh 1:1-7:72a. Dalam pada itu Nehemia diangkat menjadi bupati di Palestina. Adapun Ezra mengadakan pembacaan hukum Taurat secara meriah, lalu Hari raya Pondok Daun dirayakan. Pada kesempatan itu umat mengadakan pengakuan dosa umum dan berjanji akan melaksanakan hukum Taurat yang dibacakan, Neh 7:72a-10:40. Kemudian masih menyusul beberapa daftar nama orang, beberapa tindakan pelengkap yang diambil Nehemia dan peresmian tembok Yerusalem, Neh 11;1-13:3. Lalu Nehemia sebantar kembali ke Persia, tetapi untuk kedua kalinya diutus ke Palestina untuk membereskan kekacauan yang merambat dalam jemaat Yahudi, Neh 13:4-31.
Melihat ringkasan tsb. jelaslah sudah betapa penting kitab Ezra-Nehemia itu guna mengenal sejarah pemulihan bangsa Yahudi di zaman sesudah pembuangan. Bab-bab pertama kitab itu melengkapi keterangan-keterangan yang dapat diambil dari kitab Hagai, kitab Zakharia dan kitab Maleakhi. Tetapi kitab Ezra-Nehemia merupakan satu-satunya sumber mengenai karya Ezra dan Nehemia. Kitab Ezra-Nehemia dikarang sebelum Tawarikh disusun dan menggunakan serta mengutip secara harafiah beberapa dokumen yang sezaman dengan peristiwa-peristiwa, yakni: daftar-daftar orang yang pulang dari pembuangan, daftar-daftar penduduk Yerusalem, keputusan dan penetapan raja-raja Persia, dan khususnya laporan yang dibuat Ezra mengenai pelaksanaan tugasnya serta Riwayat Nehemia yang ditulisnya dengan tangan sendiri.
Meskipun sumbernya banyak, namun penafsiran kitab Ezra-Nehemia mengalami banyak kesulitan. Sebab dokumen-dokumen yang dipakai tersusun secara tidak keruan. Daftar nama para imigran sampai dua kali ditemukan, Ezra 2 dan Nehemiah 7. Dalam bagian kitab Ezra yang ditulis dengan bahasa Aram, Ezr 4:6-6:18, peristiwa- peristiwa yang terjadi di zaman raja Darius diceriterakan segera sesudah peristiwa di zaman raja Koresy dan Artahsasta, meskipun terjadi lima puluh tahun sesudahnya. Dokumen-dokumen yang berasal dari Ezra dan Nehemia sendiri diuraikan dahulu, lalu dicampur-adukkan dan dipersatukan kembali. Dengan memanfaatkan petunjuk-petunjuk jelas yang terdapat di dalamnya maka laporan Ezra dapat direkonstruksikan sbb: Ezr 7:1-8:36; Neh 7:72b-8:18; Ezr 9:1-10:44; Neh 9:1-37.
Tetapi dokumen Ezra itu oleh penyusun kitab diolah. Bagian-bagian tertentu menjadi pemberitahuan tentang Ezra seolah-olah dia itu seorang lain dari penulis; ditambahkan daftar nama orang-orang yang bersalah, Ezr 10; 18, 20-44, doa-doa yang terdapat dalam Ezr 9:6-15, dan Neh 9:6-37. Riwayat Nehemia terdapat dalam Neh 1-2; 3:33-7:5; 12:27-13:31. Penyusun kitab menyusupkan ke dalamnya sebuah dokumen tentang pembangunan tembok kota, Ezr 3:1-32; daftar nama orang-orang yang kembali dari pembuangan, Neh 7;6-72a, diambil dari Ezra 2. bab 10 adalah sebuah dokumen lain yang berasal dari arsip dan yang mengesahkan keputusan yang diambil jemaat di mana jabatan Nehemia yang kedua, Nehemia 13. Kerangka bab 11 merupakan buah pena penyusun kitab sendiri, tetapi ditambahkan daftar penduduk Yerusalem dan Yehuda serta, dalam bab 12, daftar nama para imam dan kaum Lewi.
Jelaskan bahwa si Muwarikh bermaksud menyusun kitabnya sedemikian rupa sehingga memberikan suatu gambaran menyeluruh tentang salah satu persoalan. Dalam Ezr 1-6 perhatian dipusatkan pada pembangunan Bait Allah di zaman raja Darius. Oleh karenanya pengarang mengumpulkan di situ berita-berita mengenai kaum buangan yang berturut-turut kembali; ia mengaburkan peranan Sesbazar guna menampilkan peranan Zerubabel dan mengumpulkan apa saja yang bernada melawan orang-orang Samaria. Dalam bagan-bagian kitab yang berikut pengarang menonjolkan Ezra dan Nehemia sebagai dua tokoh yang bekerja sama dalam menangani usaha yang sama.
Cara kerja yang sedemikian itu menghadapkan para ahli ilmu sejarah pada persoalan-persoalan yang sukar dipecahkan. Soal yang paling ruwet dan paling diperdebatkan ialah urutan peristiwa-peristiwa dalam waktu. Menurut urutan yang dipaparkan dalam kitab Ezra-Nehemia sendiri, maka Ezra datang ke Yerusalem pada thn 458 seb. Mas., yaitu dalam tahun kerujuh pemerintah Artahsasta !, Ezr 7:8. Nehemia menyusulnya dalam thn 445, yaitu dalam tahun kedua puluh pemerintahan raja yang sama, Neh 2:1 Nehemia tinggal di Yerusalem selama dua belas tahun, Neh 13:6, jadi sampai thn. 433. Lalu ia kembali ke Persia untuk waktu yang tidak pasti lamanya. Kemudian ia datang lagi ke Yerusalem untuk kedua kalinya, masih juga di masa pemerintahan Artahsasta I, yang baru meninggal dunia dalam thn 424 seb. Mas. Urutan tradisionil ini tetap dipertahankan oleh sejumlah ahli Kitab yang ternama. hanya mereka membatasi lamanya tugas Ezra menjadi satu tahun saja, sesuai dengan petunjuk-petunjuk jelas yang terjumpai dalam kitab itu sendiri. Mereka berpendapat, bahwa Ezra kembali ke Persia sebelum Nehemia datang ke Yerusalem. Ahli-ahli lain membalikkan urutan tradisionil itu. Mereka berpendapat, bahwa karya Ezra mengandaikan, bahwa karya Nehemia sudah selesai waktu Ezra datang ke Yerusalem. Tanggal-tanggal yang dalam kitab Ezra-Nehemia dihubungkan dengan Ezra sebenarnya tidak mengenal masa pemerintahan Artahsatra I, sebagaimana halnya dengan maa jabatan Nehemia, tetapi masa pemerintahan Artahsasta II. Ezra baru datang ke Yerusalem dalam thn 398 seb. Mas. Dengan menyetujui pendapat, bahwa Ezra datang ke Yerusalem sesudah Nehemia tetapi dengan menolak pendapat, bahwa ada penggantian raja di Persia (yang sekali-kali tidak tersinggung dalam Ezra-Nehemia), beberapa ahli baru-baru in menempatkan kedatangan Ezra ke Yerusalem antara kedua masa jabatan Nehemia. Untuk mempertahankan pendapat itu mereka terpaksa merubah Ezr 7:8 begitu rupa, sehingga Ezra tidak datang ke Yerusalem dalam tahun ketujuh pemerintahan Artahsasta I, tetapi dalam tahun ketiga puluh tujuh pemerintahannya, jadi dalam thn 428 seb. Mas.
Masing-masing pendapat dapat mengemukakan bukti-bukti yang masuk akan, walaupun tidak satupun pendapat terluput dari kesulitan. Maka masalahnya tetap terbuka. Hanya satu hal yang pasti, yakni: Nehemia berkarya di Yerusalem antara thn 445 dan 433 seb. Mas.
Kalau ditanyakan, mana makna keagamaan kitab Ezra-Nehemia, maka masalah-masalah seperti yang di atas hanya merupakan masalah sampingan saja. Sesuai dengan maksud penyusun, maka kitab Ezra-Nehemia menyajikan sebuah sintesa, suatu gambaran menyeluruh, tetapi tidak menipu mengenai pemulihan bangsa Yahudi sesudah masa pembuangan. untuk memahami pemulihan itu, maka gagasan dan cita- cita yangmenjiwainya lebih penting dari pada urutan peristiwa-peristiwa yang tepat. Berkat politik liberal yang dianut wangsa Akhimedes dalam wilayah kekuasaannya, amak orang-orang Yahudi dapat kembali ke Tanah yang dijanjikan. Mereka dapat memulihkan ibadat, membangun kembali Bait Allah dan mendirikan tembok Yerusalem. Mereka dapat hidup bermasyarakat dengan dipimpin oleh orang- orang sebangsanya dan sesuai dengan hukum Musa. Tentu saja mereka harus setia pada raja Persia. Tetapi kesetiaan itu tidak menjadi soal bagi mereka. Sebab pemerintah pusat tidak mengganggu adat-istiadat mereka sendiri. Semuanya itu merupakan suatu kejadian yang penting sekali, sebab ini tidak lain kecuali lahirnya agama Yahudi yang disiapkan melalui renungan-renungan di masa pembuangan yang lama dan didorong oleh usaha beberapa tokoh yang tampil tepat pada waktunya.
Zerubabel membangun kembali Bait Allah. Tokoh ini oleh pengarang Ezra-Nehemia tidak dianggap sebagai semacam Mesias, seperti dipandang oleh nabi Hagai dan Zakharia, Hag 2:23; Za 6:12. Kemudian Ezra dan Nehemia menjadi perintais pemulihan tsb. Bapa agama yahudi yang sebenarnya ialah Ezra oleh karena tiga gagasan pokok yang ditanamkannya dalam umat Yahudi, yaitu: Mereka adalah suatu bangsa terpilih: Bait Allah menjadi pusatnya: hukum Taurat menjadi pengaturannya. Ezra bersikap keras yang tidak kenal kompromi dalam melaksanakan pembaharuan dan ia memupuk partikularisme yang dibebankan olehnya kepada bangsanya. Hanya sikap itu dapat dipahami juga mengingat imannya yang hangat serta tugasnya menjaga kemurnian masyarakat yang baru dipulihkan. Ezralah yang merupakan moyang para ahli Kitab dan peranannya dalam tradisi Yahudi semakin meningkat. Nehemia mengapdikan diri kepada cita-cita yang sama, tetapi karyanya di bidang lain. Di Yerusalem yang dibangun kembali olehnya lalu dihuni kembali, Nehemia menciptakan syarat-syarat hidup bernegara dan memberi bangsanya semangat kebangsaan. melalui riwayatnya yang lebih pribadi dari pada laporan Ezra kita mengenal kepribadian Nehemia sebagai seseorang yang halus perasaannya dan berperikemanusiaan, sebagai seseorang yang tidak segan mengorbankan diri yang bijaksana dan teliti serta mengandalkan Allah sambil sering berdoa kepadaNya. Lama sekali tokoh ini dikenang dan Bin Sirakh mengangkat lagu pujian mengenai "dia yang membangun kembali tembok-tembok yang roboh" (Sir 49:13).
Tidak mengherankan, bahwa penyusun Ezra-Nehemia melihat cita-cita dipuji-pujinya dalam kitab Tawarikh terwujud dalam jemaat yang berpusatkan Bait Allah dan dipimpin oleh hukum Taurat. Sudah barang tentu si Muwarikh insaf, bahwa perwujudan itu kurang sempurna, sehingga masih perlu juga orang menantikan sesuatu yang lain. Tetapi lebih dari pada dalam kitab Tawarikh, si Muwarikh dalam kitab Ezra-Nehemia terikat pada dikumen-dokumen yang dipergunakannya. Maka ia mempertahankan nada pertikularisme yang dibenarkan oleh keadaan konkrit dan yang terdapat dalam dokumen-dokumen itu. Sesuai dengan dokumen-dokumen itupun ia tidak berbicara mengenai pengharapan akan Mesias, kelak yang tidak disuarakan oleh dokumen-dokumen itu oleh karena penulis-penulis merasa setia terhadap raja- raja Persia.
Pengarang Ezra-Nehemia menyusun karyanya itu dipertengahan abad ke 3-4 seb. Mas. Masa itu kita sangat kurang mengenalnya. Tetapi justru di zaman itu Yerusalem diam-diam membangun dirinya serta memperdalam kerohaniannya dalam suasana terpencil.
Ende: Ezra (Pendahuluan Kitab) KITAB ESRA-NEHEMIA
PENDAHULUAN
Kitab Esra-Nehemia menurut aselinja hanjalan sat karya sadja. Sebagaimana halnja
dengan pelbagai kitab lainnja, barulah...
KITAB ESRA-NEHEMIA
PENDAHULUAN
Kitab Esra-Nehemia menurut aselinja hanjalan sat karya sadja. Sebagaimana halnja dengan pelbagai kitab lainnja, barulah agak keterbelakangan dibagi mendjadi dua kita, rupa2nja karena alasan2 praktis dan bersandarkan Neh 1,1. baru dalam abad kelimabelas ses.Mas. pembagian muntjul dalam naskah2 Hibrani, sedangkan dalam terdjemahan2 kuno pembagian ini sudah diadakan terlebih dahulu.
Nama "Esra-Nehemia", jang sekarang ini lazim, bukanlah nama satu2nja. Di dalam terdjemahan2 kuno bahasa Junani kitab ini dinamakan "Kitab Esdras jang kedua". Sebab didahului oleh kitab jang tidak termasuk Kitab Sutji dengan itu terdiri atas beberapa bagian jang dipetik dari kitab "Esra-Nehemia" ditambah dengan suatu petikan agak pandjang, jang tidak ketahuan asal-usulnja. Karena kitab jang bukan Kitab Sutji itu mendapat banjak penghargaan didjaman kuno, maka buasanja ditjetak pada achir terdjemahan Latin dan terbitan2 Vulgata. Didalam Geredja Latin kitab2 Esra-Nehemia sudah dibagi djadi dua; dahulu disebut "Liber Esdras primus" dan "Liber Esdras secundus".
S.Hieronimus membuat terdjemahan Latin baru, dan karena ia ingin supaja kesatuan aseli itu diterima umum kembali, maka kitab2 itu dinamakannja: "Liber Ezrae et Nehemiae".
Ketika terdjemahan didjadikan resmi didalam Vulgata, maka orang kembali lagi kepembagian maupun nama Latin jang lama, dn kita2 itu dinamakan lagi: "Liber Esdrae primus" dan "Liber Esdrae secuntus". Didalam daftar resmi Kitab Sutji jang disusun Konsisli Trente, namanja mendjadi: "Liber Esdrae primus" dan "Liber Esdrea secundu, qui dicitur Nehemiae". Tetapi didalam tjetakan2 Vulgata dipilihlah nama: "Liber Esdrae primus" dan "Liber Nehemiae, qui et Esdrae secundus dicitur".
Kitab Esra-Nehemia adalah kelandjutan dari kitab Tawarich, bahkan permulaannja mengulang penutup kitab Tawarich (Esr 1,1-3= II Taw.36,22-23). Kedua kitab itu bergandingan satu sama lain, bukan hanja mengenai isinja, sebab Esra-Nehemia melandjutkan kisah Tawarich, tetapi djuga mengeni bentuknja. Tjara mengarang dan menjusunnjapun sama seluruhnja. Makanja tidak sedikitlah ahli, jang berpendapat, bahwa kedua kitab tsb. sesungguhnja menurut aselinja merupakan satu keseluruhan jang berlangsung terus dan disusun oleh pengarang jang satu dan sama djua.
Bahwasanja Esra Nehemia dan Tawarich sungguh erat gandingannja, haruslah diterima, tetapi sebaliknja didalam tradisi tiada keterangan2 jang tjukup djelas, untuk memastikan, bahwa kitab itu dahulu sungguh pernah merupakan satu keseluruhan. Sedjauh dapat diselidiki, senantiasa terpisahlah kitab2 itu.
Isi kitab Esra-Nehemia adalah kisah fragmentaris tentang suatu masa pendek di dalam sedjarah Isjrail. Adapun jang dikisahkannja hanjalah pemulihan bangsa Jahudi sehabis pembuangan, dimulai dengan kembalinja dari Babel dalam tahun 539/538 dan berachir dengan masa kedua djabatan adipati Nehemia kira2 tahun 424. Djadi, kisah itu meliputi masa seabad lebih sedikit, sedangkan laporannja mengenai tahun 515-445 pun sangat singkat. Keterangan2 tambahan tentang masa itu terdapat dalam tulisan2 nabi2 Hagai dan Zakaria (+-520), dan Maleachi (+-430) dan dalam bagian terachir kitab Jesaja (pasal 56-66). Selandjutnja tersedia pula sumber2 di luar Kitab Sutji, jang menjoroti masa tsb., jakni sedjumlah naskah dari sebuah koloni Jahudu di Mesir, "Elephatine", jang diketemukan di Mesir sedjak th. 1898. Latar belakang sedjarah profan dari kitab Esra-Nehemia ialah sedjarah keradjaan Parsi, jang menggantikan keradjaan Babel. Sebab sesudah Juda diangkat kepembuangan (587) runtuhlah Babel dalam tempoh seumur hidup manusia. Dengan bantuan orang2 Media, Babel telah melenjapkan keradjaan Asjur (612) dan wilajahnja dibagi antara kedua pemenang itu. Tetapi didalam lingkungan keradjaan Media dengan ibukotanja Ekbatana, keradjaan taklukan Anzan mendapat perkembangan jang pesat. Lebih2 hal ini terdjadi dibawah pimpinan jang arif dari Cyrus, orang Parisi jang kemudian diberi bergelar "jang agung" (585-529). Keradjaan kerdil Anzan itu mendjadi keradjaan raksasa Parsi, menurut negeri asal-usul wangsa, jang kemudian memerintah Media maupun Babel. Dalam th. asal-usul wangsa, jang kemudian memerintah Media maupun Babel. Dalam th. 555 Dyrus memberontak lawan Astiage, tuannja di Ekbatana. Dengan direbutnja ibukota itu Cyrus mendjadi radja Media, jang untuk selandjutnja djuga disebut Parsi.
Karena maksud Cyrus seterusnja se-kali2 tidak disembunjikan, maka keradjaan2 dikelilingnja mengadakan persekutuan lawan dia. Adapun jang masuk dalam persekuruan itu ialah Croesus dari Lidia, Nabonides dari Babel, Amasi dari Mesir dan malahan Sparta jang djauh letaknja itu. Pertama2 Curus menjerbu Lidia, jang karena ditinggalkan sekutu2nja lalu direbutnja dan didjadikannja djadjahan dari keradjaan Parsi. Hingga tahun 540 Cyrus sibuk dengan suku2 ditumur, jang berturut2 ditaklukkannja. Kemudian ia berbelok ke selatan, ke Babel. Nabonides, radja jang memerintah disana, sangat tidak populer dan agak gila-agama, sehingga pemerintahan dipegang oleh puteranja, Belsjazar. Babel ternjata amat lemah, sehingga bukan tandingannja bagi Cyrus jang ulung itu. Dalam th 539 ibukotanja direbut tanpa perlawanan sedikitpun. Si pemegang bertindak amat lemah-lembut, sehingga ia tanpa banjak kesulitan dapat menggabungkan Babel kedalam keradjaannja. Dengan sendirinja semua negeri taklukan Babelpun djatuh kedalam genggaman Cyrus. Termasuk pula Palestina jang lalu mendjadi propinsi dan diperintah oleh pedjabat2 PLarsi. Keradjaan Cyrus meluas dari India sampai ke Mesir.
Dalam th. 529 Cyrus gugur dan digantikan oleh Kambises (529-522). Sesudah kekatjauan2 biasa pada pergantian tachta, Kambises lalu melandjutkan politik ekspansi Cyrus. Dalam th. 525 saingannja jang berat, jakni Mesir ditaklukkan. Suatu perlawatan lawan Libia di Afrika Utara dan lawan Etiopia disabelah selatan Mesir menemui kegagalan. Karena kerusuhan2 di Asia sendiri, maka Kambises pulang ber-gegas2, tetapi tewas ditengah perdjalan dengan tjara jang agak aneh. Para kepala keluarga bangsawan memilih seorang anggota lain dari wangsa Cyrus mendjadi penggantinja, jakni Darios I (522-485). Kerusuhan2 jang timbul dimana2 didalam keradjaan, ditumpas dalam tempo tudjuh tahun. Darios lalu mereorganisir keradjaannja, dengan membaginja djadi duapuluh satrapia. Akan kepala satrapia2 itu diangkatnja anggota2 keluarga keradjaan, jang diawasi dengan tadjamnja oleh pemerintah pusat. Satrapia2 itu meruapakan kesatuan2 administratif dan militer, jang tidak menghapus jang lama tapi mengkoodinirnja. Satrapia dibagi atas beberapa propinsi, dan para satrap lebih mirip pangeran2 daripada pendjabat pemerintahan.
Satrapia jang kelima dengan pusatnja di Damsjik, meliputi Palestina, Syriah, Fenesia dan Cyprus. Untuk keperluan2 militer dan administratif Darios menjuruh buat djaringan djalan2 dan mentjiptakan uang kesatuan untuk seluruh keradjaan jakni daricos (dirham). Dalam th 490 Darios mengadakan perlawatan lawan negeri jang ketjil diseberang laut, jakni Junani jang ada dibawah pimpinan Atena. Alasan untuk peperangan itu ialah bahwasanja orang Junani menjokong pemberontakan2 di Asia ketjil, dimana penduduk Junani jang sudah ditundukkan Parsi mentjoba peroleh kembali kebebasannja. Tetapi balatentara Parsi dipukul hebat didekat Maraton berkat siasat perang baru jang dilakukan Junani. Ditengah kesibukan persiapan besar2an untuk ekspedisi pembalasan mangkatlah Darios. Ini menjebabkan petjahnja pemberontakan2 baru. Penggantinja, Xerxes I (486-465), menumpas pemberontakan2 itu dengan kekedjaman jang tidak lazim bagi wangsanja.
Karena propokasi Junani jang haus perang dan karena tekanan panglima2nja maka Xerxes mengadakan perlawatan lawan Atena. Mula2 djalannja amat gemilang. Dalam th. 480 Atena diduduki, tetapi dua hari kemudian armada Parsi dipukul hebat didekat Salamis. Balatentara dan armada mulai mundur, tetapi dalam th. 472 armada Parsi dimusnahkan didekat Samos. Sesudah itu pasukan2 Parsi tidak dapat bertahan lagi. Perang masih dilandjutkan beberapa tahun lamanja, tetapi Junaji tidak terhampiri lagi oleh Parsi. Dasar bagi kebesaran Junani dan bagi kehantjuran Parsi sudah mulai diletakkan.
Dalam th. 465 Xerxes dibunuh dan digantikan oleh Artaxerxes I (465-423). Perebutan tachta kali ini berlangsung lama sekali dan amat sengitnja. Pemberontakan jang paling berbahaja datangnja dari Mesir, jang mendapat dukungan Junani. Satrap dari Syriah berhasil menundukkan negeri itu; tetapi sesudah itu ia sendiri memberontak dan berkuasa penuh. Ketika Artaxerxes mangkat, putera dan penggantinja dibunuh, tetapi si pembunuh jang menggantikannja mengalami nasib jang sama.
Pembunuhnja, jakni Darios II dapat bertahan (423-404). Tetapi ia adalah radja jang lemah, sehingga keradjaannja sebenarnja diperintah oleh Parisatides, permaisurinja jang litjin dan kedjam. Dalam pemerintahan putera Darios Artaxerxes OO (404-358) merontaklah satrap Cyrus jang muda, putera Parisatides, dengan mendapat sokongan ibunja. Pasukan Cyrus, jang terdiri pula atas suatu kesatuan Junani, berhasil merembes sampai kedjantung keradjaan Parsi, sebelum ia dialahkan.
Pengalaman2 Artaxerxes I dan Artaxerxes II menundjukkan betapa besarnja bahaja jang bisa datang dari pihak para satrap; hal mana ternjata sudah, ketika semua satrap dibarat memberontak lawan Artaxerxes, dengan mendapat dukungan Mesir jang sudah merdeka lagi dalam th. 404. Dengan timbulnja revolusi di Mesir, maka para satrap berdiri sendirian, sehingga Artaxerxes berhasil menundukkan mereka, lebih dengan siasat daripada dengan pertempuran.
Untuk memahami kitab Esra-Nehemia dengan tepat tidak perlulah pengetahuan tentang garis-besarnja keadaan bangsa Jahudi diwaktu muntjulnja keradjaan Parsi. Lebih tepat lagi: keadaan rakjat Juda. Sebab rakjat dari keradjaan utara tidak ada lagi. Golongan jang diangkut Asjur kepembuangan hampir seluruhnja sudah dilebur kedalam penduduk setempat. Sisanjapun sudah bertjampur dengan bangsa2 kafir, jang dipindahkan Asjur kedaerah Sjomron. Daripadanja terdjadilah bangsa tjampuran, jakni orang2 Samaria, jang dalam kitab Esra-Nehemia memainkan peranan jang amat penting sebagai lawan2 orang2 Jahudi jang kembali dari pembuangan.
Keadaan rakjat keradjaan selatan lama adalah djauh lebih baik. Lapisan2 atas sadja jang diangkut ke Babel (587,586,582) sedang lapisan2 bawah tinggal dinegeri itu dibawah pemerintahan pendjabat2 Babel. Bangsa2 kafir tidak dipindahkan ke Juda, sehingga Juda mendjadi tanah jang sedikit penduduknja dan lengang. Tetapi pelbagai kelompok dari bangsa2 kafir dikelilinginja memasuki tanah itu; boleh djadi dengan dukungan pedjabat2 Babel, jang oleh karenanja diperkuat kedudukannja. Orang2 asing itu berhasil memperoleh kedudukan jang agak kuat dan makmur. Ketika Babel mendjadi djadjahan Parsi, maka dengan sendirinjapun Juda mengalami nasib jang serupa. Dalam bidang keigamaan muntjul kembali syncretime lama, tetapi disamping itu Jahwe dipudja pula dan ibadah2nja dirajakan lagi seperti sediakala ditempat bait Sulaiman dahulu. Kaum buangan di Babel mula2 sangat sulit penghidupannja, entah sebagai buruh rodi entah sebagai petani ketjil jang setengah bebas. Sesudah mangkatnja Nebukadnezar keadaan mereka ber-angsur2 bertambah baik; hal mana ternjata pula dengan pengampunan radja Jojakin oleh pengganti Nebukadnezar, Evil-Merodak. Selaras dengan petundjuk nabi Jeremia, orang2 Jahudi menjesuaikan diri dengan keadaan mereka, dan tak lama kemudian mendjadi kelompok jang sedikit banjak makmur. Meskipun diadakan hubungan dengan penduduk kafir setempat, terutama dalam bidang ekonomis, namun kelompok2 Jahudi itu memelihara tjorak tersendiri jang agak memetjilkan dirinja. Ini a.l. berkat faktor2 keigamaan, jang mengadakan pemisahan antara orang Jahudi dengan orang kafir. ini muda dimengerti, djustru karena lapisan2 atas dengan sedjumlah imam dan levitalah jang diangkut, djadi djustru pemuka agama. Hanjalah ibadah Jahudi tidak dapat diangkut, djadi djustru pemuka agama. Hanjalah ibadah Jahudi tidak dapat dirajakan dengan semaraknja janglazim, karena intipati ibadahnja, jakni kurban, tidak mungkin diadakan. Tepat sebelum pembuangan itu mulai berlakukah hukum deuteronomis, jang hanja membolehkan kurban2 dibitullah Jerusjalem. Oleh karenanja perhatian dimasa pembuangan itu lebih ditudjukan kepada per-undang2an keigamaan serta tradisi2 dari masa sebelum pembuangan. Undang2 serta tradirisi2 itu dikumpulkan, diatur dan disusun dengan amat radjinnja. Daripadanja muntjullah kumpulan undang2 serta tradisi2, jang merupakan persiapan bagi Pentateuch sekarang ini. Bergandingan dengan itu pula muntjullah suatu lapisan baru dari pemimpin2 keigamaan, jakni para ahli kitab dan ulama. Keimaman kehilangan fungsinja jang chas, maka dengan sendirinja golongan tsb. menghasilkan banjak ahli kitab, lebih2 karena sedjak sediakala para imam itupun dipandang sebagai ahli Taurat dan pembela tradisi. Pengaruh terbesar atas hidup keigamaan kaum buangan datangnja lebih2 dari kalangan profetisme dimasa itu. Terutama nabi Jeheskiel, jang boleh djadi sudah tampil kemuka di Juda, sebelum ia pergi kepembuangan Babel, dan tokoh , jang meniggalkan sebagian besar dari djilid kedua kitab Jesja sebagai warisan, Nabi2 tsb. degan lingkungan tjarik2nja meng-hidup2kan pengharapan Israil, penharapan akan pemulihan setelah masa pendek penindasann dan pemurnian, sebagaimana jang dilihat dalam wahju oleh Jesaja dan Jeremia.
Pengharapan itu memandang mutjulnja Cyrus sebagai permulaan pemenuhannja. Bagi para nabi dan kaum buangan itu Cyrus merupakan alat pilihan Jahwe, untuk menepati djandjiNja. Dialah jang dipanggil Allah, untuk menebus umatNja, terangnja sisa ketjil dari rakjat, jang akan mendjadi permulaan dari umat Allah jang baru, sesuai dengan apa jang dilihat Jeremia dan Jesaja didalam penglihatan2nja (Jes 45,1;44,28). Bukan hanja orang2 Jahudi, tetapi bangsa2 lainnjapun, jang tertindas dan diangkut kepembuangan itu, memandang Cyrus sebagai pembebas mereka.
Ketika Cyrus menanamkan pemerintahannja di Babel, ia sungguh tidak mengetjewakan. Kalau orang2 Asjur dan Babel selau mendjalankan politik radikal dengan penindasan kedjam dan adikara, jang tidak menghiraukan perasaan2 nasional serta keigamaan, maka Cyrus dan djuga pengganti2 nja, kendati kurangan sedikit, menempuh djalan lain samasekali. Cyrus toleran sekali, dan dimana mungkin dari segi politik, ia menghormat perasaan2 nasional serta keigamaan dari bangsa2 jang ditakkllukkannja. Cyrus menghargai, bahkan menghormati para dewa bangsa2 lain dan membiarkan mereka memelihara ibadah masing2 serta pendjabat2nja, malahan tahu memberikan sokongan besar kepadanja, dan tidak meng-usik2 undang2 serta adat-istiadat mereka. Ia hanja minta kesetiaan politik; dan apabila kesetiaan itu terpelihara, maka orang2 asingpun boleh masuk istana dan memperoleh kedudukan2 jang tertinggi dan pangkat jang berpengaruh dan mendapat tugas jang penting.
Didalam suasana ini sangat dapat dimengerti, bahwa Cyrus memperkenankan kaula Jahudi pulang kenegerinja, untuk menjelenggarakan lagi ibadah mereka kepada Ilah mereka, Jahwe, didalam baitNja sendiri dan melandjutkannja dengan meriah. Dapat dimengerti pula, bahwa ia mengidjinkan mereka hidup menurut adat-istiadat mereka dan membentuk masjarakat mereka, bahkan dengan sebangsa otonomi sipil. Namun mereka termasuk dan harus tetap termasuk dalam propinsi Parsi dan membajar padjak mereka, tetapi selebihnja, dari pihak Cyrus sendiri, mereka boleh menempuh tjara hidup mereka sendiri.
Bahwasanja pedjabat2 Parsi dan orang2 jang berpengaruh di Palestina tidak selalu bersikap semurah hati radja mereka, tidak mengurangkan sedikitpun dalam kemurahan hati radja itu sendiri.
Kitab Esra-Nehemia mendjandjikan kisah fragmentaris tentang kembalinja kaum buangan didalam pemerintahan Cyrus dant tentang pembentukan masjrakat didjamannja dan didjaman para penggantinja. Menurut pandangan kitab itu pemulihan tadi berlangsung dalam tiga fase, jang djuga merupakan pembagian besar dari buku itu senriri. Bagian pertama (Esr 1-6) mendjandjikan ichtisar kembalinja mereka, jang terdjadi ber-angsur2 dan berkelompok2. Sesudah itu dilukiskanlah pemulihan ibadah di Jerusalem, jang mentjapai puntjaknja dalam pembangunan serta pentahbisan baitullah dengan perajaan Paska didalam rumah sutji jang dipulihkan itu. Masa jang berlangsung dari th.538 hingga 515 itu dipengaruhi oleh tiga tokoh. Perintis jang pertama ialah Sjesjbasar, seorang bangsawan Jahudi, jang rupa2nja berpangkat penting diistana keradjaan Parsi. Dialah jang merintis. Tetapi djauh melebihi dia ialah penggantinja, Zerubabel, seorang keturunan dari radja pudjaan, Dawud. Didalam pekerdjaannja ia didampingi oleh seorang keturunan dari Harun, jakni imam Jesjua' dan nabi2 Hagai dan Zakarja. Dalam pemerintahan Darios I permulaan pertama diselesaikan.
Puluhan tahun berlalu, hingga Esra, imam dan ahli kitab, tampil kedepan (Esr7- 10). Atas perintahArtaxerxes ia melaksanakan pembaharuan keigamaan dan mengorganisir segenap masjarakat sesuai dengan Taurat Jahwe seluruhnja. Leba tjapai itu dengan bertindak tegas terhadap perkawinan tjampuran.
Bagian ketiga menampilkan tokoh mulia Nehemia, seorang pendjabat tinggi dalam pemerintahan Artaxerxes I, jang diutusnja sebagai adipati ke Juda dan terutama mengorganisir hidup kemasjarakatan (Neh 1-13). Dengan persetudjuan radjanja ia membangun kembali tembok2 Jerusjalem dalam tempo jang singkat kendati tentangn hebat dari dalam maupun luar, dan ia menempatkan orang2 Jahudi sebagi penduduk kota itu. Keadaan2 sosial buruk, jang sudah mendarah-daging dan merintangi pekerdjaan2 pembangunan kembali disehatkan. Menurut susunan kitab itu sendiri, Nehemia bekerdja sama dengan Esra beberapa waktu lamanja. Adipati itu dipanggil kembali keistana atau pergi atas kemauannja sendiri untuk memberikan laporan, tetapi beberapa waktu kemudian ia diangkat lagi mendjadi adipati. Ia melandjutkan pekerdjaan itu, chususnja dengan mereorganisir ibadan dan lagi, menurut garis pekerdjaan Esra, dengan mengusahakan kemurnian bangsa dengan giatnja. Kegiatan Nehemia jang menghasilkan keadaan jang mulia itu berlangsung dari th.445 sampai th. 424.
Penjusun terachir kitab Esra-Nehemia, jang bukan saksi-mata dari peristiwa2 jang disadjikan, mengambil bahannja dari sedjumlah dokumen2 kuno. Bahwasanja karya itu tidak langsung ditulis tangan satu, kiranja djelaslah dari kenjataan jang agak aneh, bahwasanja kitab itu ditulis dalam dua bahasa, bahkan kesatuan2 tertentu ditulis dalam bahasa Hiberani, tetapi dua kutipan jang agak pandjang dalam bahasa Aram (Esr 4,8-6,18;7,12-26). Namun masih ada beberapa tanda lainnja jang menundjukkan dengan djelasnja, bahwa sedjumlah dokumen dikutip begitu sadja tanpa gubahan atau perubahan, sehingga kitab itu tidak banjak bedanja denan suatu kumpulan dokumen2, jang di-ganding2kan oleh sipenghimpun. Hanja bagian2 ketjil sadjalah, jang dari tangan penghimpun itu sendiri.
Kitab Nehemia dimulai dengan anakdjudul "Surat peringatan Nehemia" (1,1). Dalam sebagian besar kitab itu ia tampil sebagai pembitjara, jang memberikan laporan tentang usahan serta kegiatannja di Jerusalem (1,1-7,72; 11,1-.20.25; 12,27- 43;13,4-31). Sudah barang tentulah, disini kita bersua dengan tulisan Nehemia sendiri. Ini bukannja sebangsa laporan dari tindakan2nja sebagai adipati Parsi kepada pemberi tugas itu, tetapi lebih2 sebangsa pengakuan kepada Jahwe, tentang apa jang diperbuat Nehemia bagi Jahwe serta umat Nja, diluar djabatannja sebagai adaipati. Tetapi sipenjusun kitab menjisipkan beberapa kalimatnja sendiri (12,28-30.33-36.41-42) dan menambahkan pada surat peringatan Nehemia itu beberapa daftarm jang dikutipnja dari dokumen2 lainnja, untuk sebagian mungkin berasal dari arsip baitullah Jerusalem (Neh 3,1-32;11,3-19.21-24.25b-36;12,1- 9.10-11.12-26). Daftar orang2 jang dahulu kembali dari pembuangan (Neh 7,6-72) agaknja termasuk surat peringatan itu, meskipun Nehemia sendiri mengutipnja dari sumber lain, jang digubahnja seperlunja. Namun demikian, ada pula ahli2, jang kendati Neh 7,5b. toh berpendapat, bahwa wrang lainlah jang menjisipkan daftar itu. Dalam perkiraan ini kiranja aneh djuga, bahwa si penjusun kitab memasukkan daftar itu sampai dua kali (Esr 2,1-70). Pun laporan resmi dari pembaharuan perdjandjian dalam Neh 10, jang dalam susunan kitab itu dihubungkan dengan tampilnja Esra, kiranja termasuk surat peringatan Nehemia itu pula. Hanja 10,2- 28 dikutip si pengarang kitab dari sumber lain, mengingat kesukaannja akan nama2 dan daftar2.
Sama djelasnja dengan surat peringatan Nehemia itu nampakaalah sebuah dokumen serupa atas nama Esra (Esr 7,27-9,15). Esra sendiri jang angkat bitjara dan memberikan laporan tentang tugasnja di Jerusalem dan tindakannja disana. Bukan tidak mustahil, bahwa ini laporan resmi Esra kepada pemerintah Parsi dan kepada djemaah Jahudi di Babel. Kiranja termasuk dokumen ini pula penetapan Araxerxes jang disusun dalam bahasa Aram (Esr 7,12-26). Lebih sulitlah menentukan apa bagian berikut ini (Esr 10.1-17.18-44) dikutip pula laporan tadi. Disini bukan Esra sendiri lagi, jang angkat bitjra, tetapi orang lainlah jang bertjerita tentang Esra. Namun banjak ahli tjondong kepada pendapat, bahwa ini hanja mengenai saduran ketjil dari laporan si penjusun kitab dalam gubahannja. Pendahuluan, jang mengichtisarkan dokumen2 itu, teranglah dari tangan si penjusun sendiri.
Agak anehlah, bahwa dalam kitab Nehemia (8-9) tokoh Esra tampil lagi, dengan memutuskan sedjenak tjerita tentang kegiatan Nehemia. Inilah salah satu soal jang tersulit dalam seluruh kitab itu. Meskipun tidak begitu pasti, namun dapatlah diterima dengan alasan tjukup, bahwa pasal2 tsb. menurut aselinja termasuk laporan Esra itu. Imbuhan dari tangan si penjusun kitab ialah 9,3-5, karena ia hendak menitikberatkan peranan levita, seperti dilakukannja pula ditempat lain, dan djuga mazmur jang agak pandjang itu, 9,6-37. Mazmur ini tentulah dari waktu belakangan, tetapi tidak dapat ditentukan lebih ladjut waktunja. Djika Neh. 8-9 sungguh berasal dari Esra, maka si penjusun kitab Esra- Nehemia telah memperuraikan dokumen aselinja dan menjadurkannja dalam karyanja sendiri. Laporan Esra itu dalam bentuk aselinja tersusun sbb: Esr 7,1-8,36; Neh 7,72-8,18;Esr 9,1-10,44; Neh 9,1-2. Demikianlah kentara pula urut2an chronologis dari peristiwa2 itu, hal mana agak berbeda dari urut2an jang rupa2nja dikirakan kitab itu sendiri. Pentingnja hal ini kemudian akan kentara.
Lebih sulit lagi mendjawab pertanjaan, darimana berita2 dalam bagian pertama kitab itu (Esr 1-6) dikutib. Permulaannja (Esr 1,2-4) adalah gubahan dari berita dalam Esra 6,3-5. entah oleh si penulis sendiri, entah oleh pendahulu2nja atau tradisi. Berita, bahwa Cyrus djuga menjerahkan kembali perabot ibadah (Esr1,7-8) mungkinlah dikutib dari Esr 5,14-16, sedang daftar berikutnja (Esr 1,9-11) aselinja dari sumber Aram, jang diberikan terdjemahannja disini. Daftar dari orang2 jang kembali dari pembuangan dalam Esr 2,1-70 sangat boleh djadi berasal dari surat peringatan Nehemia (Neh 7,6-72) jang tentunja disana-sini digubah sedikit. Ataukah kedua dokumen itu dengan sedikit gubahan bersumber pada dokumen sama jang lebih tua?
Dalam Esr 4,8-6,18 si penjusun kitab mengutip beberapa dokumen Aram, jakni: suatu tuduhan musuh2 kaum Jahudi pada Artaxerxes (4,8-16) djawaban radja atas surat itu (4,17-22), suatu laporan pendjabat2 Parsi kepada Darios (5,6-17) dengan keputusan berikut dari Darios (6,3-15) dan dalam keputusan itu dikutip pula penetapan Cyrus (6,3-5). Dokumen2 tsb. mengenai pelbagai kedjadian, jang terdjadi dalam waktu jang berlainan. Kesemuanja itu mau melukiskan apa jang dikisahkan si pengarang sendiri dalam 3,1-4,5 tentang kesulitan2 pembangunan baitullah, meskipun dokumen2 terachir itu mengenai pembangunan tembok Jerusjalem, jang selesai dimasa Nehemia.
Urut-urutan sebenarnja dari kedjadian2 itu ialah sbb.: Esr5,1-6,18;4,6;4,7;4,8- 23. Bagian pertama (5,1-6,18) adalah landjutan dari 4,5 dan mengenai pembangunan baitullah serta penjelesaiannja. Ajat 4,5 diulang dalam 4,24 jang diselipkan oleh si pengarang sendiri dan kemudian diterdjemahkan dalam bahasa Aram. Bagian kedua (4,6-23) mengenai tentangan jang dialami pada pembangunan tembok Jerusjalem, dan kisah ini dilandjutkan kitab Nehemia. Karena kombinasi jang aneh ini, mungkinlah, si penjusun mendapati dokumen2 itu sebagai suatu kumpulan, jang diambil-alih begitu sadja dlam kitabnja. Mungkin djuglah penutup aselinja ditinggalkan dan diganti dengan beritanja sendiri tentang perajaan Paska pertama dalam tahun 515 (Esr 6,19-22), jang ditulis dengan bahasa Hibrani.
Susunan jang agak ber-belit2 dari kitab Esra-Nehemia jang dilukiskan diatas itu, menimbulkan pertanjaan tentang benar-tidaknja berita2 itu. Bahwasanja kedjadia2 itu sungguh terdjadi, haruslah diterima. Tetapi urut-urutan sesungguhnja dari kedjadian2 itu menurut waktunja adalah soal jang tak terpetjahkan, jang sudah lama diselidiki para ahli, tanpa memperoleh kepastian jang tetap. Si penjusun sendiri tidak mengatur dokumen2nja menurut asas chronologis, melainkan menurut asas jang berlainan sama sekali. Ia menjusun bahan2nja dikeliling dua peristiwa utama, jang hendak dilukiskannja, jakni pembangunan baitullah dan pembangunan tembok Jerusjalem dengan ichtisar tentang garis besarnja keadaan umat Jahwe jang dipulihkan itu. Dengan melintasi segala kesulitan, si penulils achirnja sampai kepenutup jang membahagiakan, berkat kegiatan Esra dan Nehemia.
Bukan hanja keinginan-athu penjelidik sedjarah sdja, tetapi djuga pentingnja perkara itu sendiri telah mendorong para ahli, untuk merekonstruir sebaik mungkin urut-urutan sebenarnja dari kedjadian2 itu. Kesulitan utama ialah soal: siapakah jang per-tama2 telah datang di Jerusjalem, Esra ataukah Nehemia, dan bila mereka itu telah datang disana. Kitab itu sendiri memberi kesan, bahwa Esralah jang per-tama2 datang disana dan bahwa Esra serta Nehemia bekerdja sama beberapa waktu lamanja. Inipun pendapat, jang lama diterima begitu sadja, kendati kesulitan2 jang bergandingan dengannja.
Rengrengan chronologis jang diterima ialah sbb.: Orang2 Jahudi kembali dalam th.538. Sjesjbasar dan Zerubabel membangun kembali baitullah dan memulihkan ibadah. Ini selesai dalam th.515. Kemudian datanglah Esra dalam tahun ketudjuh pemerintahan Artaxerxes I, jakni dalam tahun 458, dan ia menjelenggarakan pembaharuan keigamaan. Dalam tahun keduapuluh pemerintahan Artaxerxes I, jakni dalam tahun 445, datanglah Nehemia sebagai adipati ke Jerusjalem dan membangun kembali temboknja. Kemudian Esra dan Nehemia bekerdja sama beberapa waktu lamanja, untuk mengorganisir masjarakat lebih landjut. Lalu pergi, tetapi untuk kedua kalinja ia mendjabat adipati sesudah th. 443.
Karena kesulitan2 jang bergandingan dengan rengrengan itu, maka belakangan orang mentjoba tundjukkan, bahwa Nehemia bekerdja di Jerusjalem sebelum Esra. Tahun2 tinggalnja Nehemia tetap sama, tetapi tahun ketudjuh pemerintahan Artaxerxes, waktu Esra datang di Jerusjalem itu adalah tahun ketudjuh pemerintahan Artaxerxes, waktu Esra datang di Jerusjalem itu adalah tahun ketudjuh pemerintahan Artaxerxes II, jang th.398. Djadi agak lama sesudah masa Nehemia. Pendapat ini hingga kini masih banjak penganutnja.
Kami mengikuti suatu hypotese, jang mempunjai kemungkinan, tetapi tidak dapat memperoleh kepastian djua, jang mentjoba kombinir kedua pendapat itu. Nehemia dari satu pihak mendahului Esra, tetapi dari pihak lain djuga menjusulnja. Masanja pertama mendjadi adipati mendahului Esra, tetapi masanja kedua djatuh sesudahnja. Esra tampil diwaktu berselang. Keberatan besar terhadap hypotese ini ialah, bahwa tahun Esra 7,8 harus dikoreksi, dari "tahun ketudjuh" mendjadi "tahun keduapuluh tudjuh", tanpa dapat memberikan alasan bagi koreksi ini.
Menurut hypotese terachir ini kedjadian2 diatur seperti berikut,-tetapi dengan itu teks sendiripun mesti dibatja djuga dalam urut-urutan tertentu: Dalam tahun 538 Cyrus mengidjinkan orang2 Jahudi kembali ke Palestina dibawah pimpinan seorang "pengholu" Juda, jang bernama Sjesjbasar (Esr1,1-2.72). Dimulai lagi dengan ibadah dan pembangunan kembali baitullah dimulai pula (Esr3,1-13). Karena tentangan penduduk kota dan karena hilangnja semangat dikalangan Jahudi pekerdjaan itu dihentikan (Esr 4,,1-5.24). Sesudah th.529 Zerubabel memulai lagi pekerdjaan itu, dengan dukungan nabi2 Hagai dan Zakaria dan denan persetudjuan radja Parsi Darios. Pekerdjaan itu berhasil dan selesai, hingga dalam th.515 baitullah itu dapat ditahbiskan dan perajaan Paska dapat dilangsungkan (Esr 5,1- 6,22). Dari tahun 515-445 hanja diberikan beberapa berita singkat sadja. Orang2 Samaria mengadakan persekongkolan lawan usaha membangun kembali tembok Jerusjalem didalam pemerintahan Xerxes (486) dan berhasil dengan dilarangnja pembangunan itu oleh Artaxerxes I antara th.465 dan 445 (Esr 4,6-23).
Dalam th.445 Nehemia pergi ke Jerusjalem atas titah radja Artaxerxes I dan membangun kembali temboknja, kendati tentangan hebat dari lawan2 lama, jang mendapat sokongan dari beberapa orang Jahudi sendiri. Nehemia meramaikan kota itu dan mengorganisir masjarakatnja (Neh 1,1-4.17;6,1-7,72a;12,27-42;5). Dalam th. 433 Nehemia kembali ke Parsi.
Kemudian Artaxerxes I mengutus imam dan ahli-kitab Esra ke Jerusjalem, dan ia bekerdja disana tidak begitu lama (426-427?). Setjara tegas Esra mentjoba sehatkan masjarakat dalam bidang keigamaan dan lebih2 bertindak terhadap perkawinan tjampuran (Esr 7,1-8,36;Neh 7,72b-8,18;3;Esr 9,1-10,44; Neh 9,1-37). Pembaharuan ini mendapat hasil jang tetap dan Esra kembali lagi ke Parsi.
Sebelum th.424 Nehemia sudah kembali di Jerusjalem sebagai adipati, sehingga
achirnja masjarakat Jahudi diorganisir sesuai denan Taurat (
Mengenai si penjusun kitab Esra-Nehemia dan waktu terdjadinja kitab itu sukarklah menjebutkan nama atau tahun jang tepat. Karena kitab itu sangat erat hubungannja denan kitab Tawarich, kiranjja kitab itu terdjadi pula diwaktu dan dilingkungan jang sama, kendati bersandarkan dokumen2 jang lebih kuno. Lingkungan itu nampak besar minatnja kepada ibadah dan baitullah, kepada daftar2 nama dan silsilah para imam dan levita. Si penulis hendaknja ditjari djuga dikalangan rohaniwan di Jerusjalem, chususnja dikalangan levita. Pastilah kitab itu dalam bentuknja jang definitif, disusun sesudah th.300. Kadang2 ada jang mengundurkan sampai ke th.250 kebawah. Kiranja lebih baik dikatakan setjara umum, bahwa kitab itu disusun antara th.300 dan 200, tanpa memberikan perintjian lebih landjut.
Sebagai kitab keigamaan maka kitab Esra-Nehemiapun bersandarkan pendapat2 keigamaan tertentu dan bermaksud menjampaikan suatu wedjangan keigamaan kepada para pembatjanja. Pada galibnja kesemuanja itu segaris dengan latarbelakang keigamaan kitab Tawarich. Sebab kitab itu memberikan penutup sedjarah, jang disadjikan penulis dalam kitab Tawarich dari sudut tertentu. Esra-Nehemia membentangkan suatu perwudjudan dari theokrasi, kemana seluruh sedjarah itu ditudjukan. Si penjusun tahu sungguh2, bahwa perwudjudan itu bukan jang terachir dan paling sempurna, tetapi gagasan itu tidak begitu menondjol kemuka. A.l. itu terbawa djuga, karena si penjusun mengambil-alih dan menghimpun dokumen2nja tanpa banjak perubahan. Pengharapan djelas akan masa jang akan datang, pengharapan akan Al Masih, oleh karenanja hanja sedikitlah terdapat didalamnja. Disana sini hanja muntjul dilatarbelakang kisah itu. Kitab itu betul menjinggung dan mengandaikan Israil baru dari keduabelas suku bangsa, tetapi dalam kisah itu sendiri hanja Juda dan Binjaminlah jang ikut dalam pembangunan itu. Selandjutnja pembangunan itu tidak dipandang sebagai idam2an jang tertinggi, melainkan masih sebagai suatu masa penindasan dan pengharapan (Neh 9,36-37;Esr 10,2).
Namun demikian, pembangunan kembali itu adalah suatu pemenuhan djandji Allah dan hasil dari kesetiaanNja akan rahmat serta perdjandjian (Esr 1,1; Neh 9,32). Jahwe adalah penguasa sedjarah, jang membimbing dan menguasai segala sesuatu, pun pula radja2 dan bangsa2 asing (Esr 1,1;7,6.27-28). Sebelum pembuangan Jahwe telah mendjandjikan bahwa suatu sisa ketjil akan terpelihara sebagai bibit bagi umat Allah jang baru. Orang2 buangan jang kembali itu sadr, bahwa mereka itulah sisanja (Esr 9,8.13), jang direnggut dari kebinasaan, untuk mendjadi kelandjutan resmi dari Israil jang terpilih (Esr 10,2; Neh 9,8), jang sungguhpun binasa karena dosanja sendiri, tetapi tidak samasekali ditolak (Esr 9,13; Neh 1,9). Kembali mereka dipandang sebagai pengungsian jang baru, jang diwudjudkan dan diselesaikan oleh Jahwe. KeradjaannNja mendapat bentuknj jang baru didalam djemaah jang baru, jang diorganisir sesuai dengan TauratNa dan jang hidup untuk berbakti kepadaNja didalam baitullah jang dipulihkan, kediamanNja di-tengah2 umatnja. Umat itu adalah benih jang sutji dan masjarakat jang disendirikan, jang orang kafir atau setengah kafir tidak dapat mendjadi anggotanja. Anasir asing didjauhkan dan dikutjilkan karenanja. (Esr 9,1-15; Neh 13,23-30; Esr 4,3).
Dipandang sepintas lalu, gagasan universalistis tidak diperbintjangkan dalam kitab Esra-Nehemia. Disini nampaklah Israil lebih kuat lagi sebagai umat Jahwe satu2nja. Hanja beberapa djedjak sadja dari gagasan itu terdapat didalamnja, jakni bahwasanja orang2 kafir, tidak samasekali diketjualikan dari anugerah2 Jahwe. Kaum buangan berdoa untuk radja mereka jang kafir itu dan untuk kesedjahreaan keradjaannja. Dari sebangsa bentji terhadap orang2 asing hanja sedikit sadjalah terdapat didalamnja. Hanja dalam Neh 9 gagasan ini agak tampak. Kesadaran, bahwa Israil itu bangsa jang terpilih, toh menundjukkan suatu segi, jang membuat pengertian "Keradjaan Allah" mendapat tjorak jang lebih rohani. Sebelum masa pembuangan - lepas dari para nabi, dimasa itupun terdapat pula gagasan2 lainnja,- keradjaan Allah itu terlekat pada kedaulatan nasional dibawah pemerintahan wangsa Dawud jang bertjorak kenegaraan itu se-kali2 bukan sjarat mutlak lagi adanja. Betul Zerubabel menggandingkan masjarakat sesudah pembuangan itu dengan Dawud, tapi bukan lagi sebagai radja dalam arti politik.
Orang Jahudi tanpa banjak tentangan menerima kenjataan, bahwa mereka bergantung dari keradjaan Parsi dan mau mendjadi kaula jang taat-setia, meskipun mereka merasa dirinja sebagai satu2nja umat pilihan Jahwe dan warga keradjaanNja.
Betul partikularisme masih kuat, tetapi menundjukkan tjorak lain, jang dapat tumbuh dan berkembang lebih landjut mendjadi universalisme. Djustru dimasa itu ditengah bangsa Jahudi terdapatlah aliran2 unbersalistis, meskipun aliran2 itu tidak tampil kedepan didalam kitab Esra-Nehemia. Tetapi pada asasnja ikatan2 nasional dari keradjaan Allah sudah terlepaskan.
Dipandang didalam keseluruhan sedjarah-keselamatan maka masa jang diperbintjangkan dalam kitab Esra-Nehemia itu menduduki tempatnja sendiri. Sebab dari masjarakat Jahudi seperti jang tumbuh sesudah pembuangan itu datanglah fase terachir sedjarah keselamatan. Baitullah jang dibangun dimasa itu dimasuki Kristus dan telah menjaksikan kemuliaanNja, hal mana membuat bangunan sederhana itu melebihi baitullah bangunan Sulaiman. Jesus dari Nasaret mendjadi besar didalam suasana, jang berasal dari masa Esra-Nehemia, denan sudut2nja jang baik, tapi djuga dengan sudut2nja jang kurang baik. Kendati kesemuanja itu, maka dari "sisa", jang kembali dari pembuangan itu, sungguh telah berkembanglah umat Allah jang baru, walaupun melalui djalan jang agak berlainan dengan jang dibajangkan kitab Esra-Nehemia.
TFTWMS: Ezra (Pendahuluan Kitab) EZRA 8: MEMBAYANGKAN PERJALANAN EZRA — MELEWATI WILAYAH MUSUH DENGAN SELAMAT
"Kemudian di sana, di tepi sungai Ahawa itu, aku memaklumkan puas...
EZRA 8: MEMBAYANGKAN PERJALANAN EZRA — MELEWATI WILAYAH MUSUH DENGAN SELAMAT
"Kemudian di sana, di tepi sungai Ahawa itu, aku memaklumkan puasa supaya kami merendahkan diri di hadapan Allah kami dan memohon kepada-Nya jalan yang aman bagi kami, bagi anak-anak kami dan segala harta benda kami.… Jadi berpuasalah kami dan memohonkan hal itu kepada Allah dan Allah mengabulkan permohonan kami" (Ezra 8:21-23).
Di dalam Ezra 8 kita memiliki kisah perjalanan Ezra ke Yerusalem dalam bentuk orang pertama dan ketibaannya dengan selamat di sana di pertengahan abad kelima S. M. Bagi orang yang telah membaca seluruh Kitab Ezra, fakta bahwa Ezra tiba dengan selamat tidak mengejutkan dia, karena 7:6-10 mengatakan bahwa ia pulang. Penulis kitab itu seolah-olah memberikan fakta-fakta apa adanya di dalam Ezra 7 dan kemudian mencatat informasi lebih lanjut sebagai semacam lampiran, atau catatan kaki, bagi kisah itu. Rincian ini ditemukan di dalam satu dari beberapa bagian yang biasanya disebut "riwayat hidup Ezra."1
Mengapakah penulis itu menyediakan informasi tambahan? Menyelesaikan cerita itu adalah penting: Ezra pulang, tapi bagaimanakah cara ia pulang? Raja mengizinkan dia pergi dan menyediakan pelbagai sarana untuk membantu dia dalam tugasnya, tapi bagaimanakah ia melaksanakan perintah raja itu? Tanpa informasi di dalam Ezra 8, informasi dari riwayat hidup Ezra, kita tidak akan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.
Tentang apakah Ezra 8 itu? Para guru sering meminta anak-anak untuk menulis karangan tentang "Apa Yang Kulakukan Di Musim Panas Ini." Anda boleh mengatakan bahwa Ezra 8 adalah karangan Ezra tentang "Bagaimana Aku Pergi Dari Babel Menuju Yerusalem." Judul itu secara khusus mungkin tidak menarik, namun perjalanan ini terlaksana meskipun ada banyak masalah dan kesulitan besar. Kita bisa menganggap kisah ini sebagai catatan tentang sebuah petualangan besar.
Kita dapat katakan bahwa pasal itu memperlihatkan beberapa umat Allah "Melintasi Wilayah Musuh Dengan Selamat." Sebagai orang Kristen, kita hidup di "wilayah musuh" dalam satu pengertian. Oleh sebab itu, kita dapat mengambil manfaat dari pengalaman Ezra dan teman seperjalanannya. Bagaimanakah mereka membuat perjalanan mereka berhasil?
MEREKA MENGAKUI ADANYA BAHAYA
Untuk melintasi wilayah musuh dengan selamat, pertama-tama orang harus mengakui bahwa wilayah itu adalah wilayah musuh, yang mengandung bahaya. Ketika saya memikirkan ungkapan "melintasi wilayah musuh," saya membayangkan pelbagai adegan yang pernah saya saksikan dalam pelbagai film dan acara-acara televisi. Saya pernah melihat adegan sepasukan tentara merangkak dengan hati-hati dan dengan susah payah di tanah yang berlumuran darah, di bawah kawat berduri, bergerak dengan sangat hati-hati menuju sasaran mereka, sementara senapan mesin musuh terus menerus menembaki mereka hanya beberapa jengkal di atas kepala mereka. Saya pernah tercekat menonton sepasukan prajurit merayap melalui hutan, menyadari bahwa musuh mungkin bersembunyi di balik pohon mana saja, atau ranjau-ranjau atau pelbagai jebakan mungkin menghadang jalan mereka— bergerak dengan perlahan-lahan, hati-hati, memandang setiap arah dengan perasaan curiga—karena tahu bahwa kematian mungkin hanya selangkah jauhnya. Orang-orang seperti itu bergerak dengan hati-hati karena mereka mengetahui adanya bahaya di mana mereka berada.
Orang-orang Yahudi itu juga mengakui adanya bahaya dalam perjalanan mereka. Mereka berdoa minta "jalan yang aman" (ay. 21), menyiratkan bahwa perjalanan mereka akan melibatkan bahaya. Mereka tahu bahwa mereka membutuhkan perlindungan Allah dari "musuh" (ay. 22). Mengenai ketibaan mereka, Ezra menulis, "Kemudian berangkatlah kami dari sungai Ahawa pergi ke Yerusalem pada tanggal dua belas bulan pertama untuk berjalan ke Yerusalem, dan tangan Allah kami melindungi kami dan menghindarkan kami dari tangan musuh dan penyamun" (ay. 31). Mereka sadar bahwa seraya mereka menempuh perjalanan itu mereka akan berada dalam bahaya nyata dari sergapan musuh.
Kita juga melewati wilayah musuh. Kita "bukan dari dunia" (Yohanes 17:14-16).
Di dunia ini kita adalah "pendatang dan perantau" (1 Petrus 2:11); "kewargaan kita adalah di dalam sorga" (Filipi 3:20). Apa yang kita nyanyikan adalah benar: "Tetapi di sini kita adalah peziarah yang tersesat," dan "Dunia in bukan rumahku; Aku hanya melintas saja."
Di dunia ini, kita terus-menerus harus menghadapi musuh, setan, yang "berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya" (1 Petrus 5:8). Kita bisa mengantisipasi akan dicobai, sama seperti Juruselamat kita dicobai, dan kita bisa mengantisipasi pencobaan itu ditujukan kepada kita ketika dan di mana kita lemah.
Iblis itu berbahaya. Pencobaan lebih berbahaya, karena dapat menimbulkan dosa, yang dapat menyebabkan kehancuran (Yakobus 1:14, 15). Namun begitu, yang paling berbahaya dari semuanya adalah keyakinan bahwa kita tidak akan dicobai atau bahwa kita merasa begitu kuat sehingga kita tidak dalam bahaya untuk menyerah kepada pencobaan. Paulus menulis, "Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!" (1 Korintus 10:12).
Kita harus mengenali bahaya: Musuh kita hidup dan sehat dan akan melakukan apa saja dalam kekuasaannya untuk mencegah kita secara individu dan sebagai gereja dari menyelesaikan kehendak Allah. Kita harus sangat menyadari kemungkinan bahwa kita bisa menyerah terhadap pelbagai pencobaannya.
MEREKA TERORGANISIR
Jika Anda adalah seorang perwira yang, memimpin sepasukan prajurit, memimpin mereka melewati wilayah musuh, salah satu hal pertama yang Anda harus lakukan adalah mengatur pasukan Anda. Seorang tentara yang tidak teratur punya sedikit harapan untuk bertahan hidup ketika bertemu musuh. Ezra tahu ini; karena itu, ia memastikan bahwa kelompoknya terorganisir.
Untuk memulainya, ia menetapkan siapa yang berada di kelompok itu. Ia "mengenal mereka," katakanlah seperti itu. Perhatikan ayat 15: "Aku menghimpunkan mereka dekat sungai yang mengalir ke Ahawa dan di sana kami berkemah tiga hari lamanya. Ketika kuselidiki mereka, ternyata ada orang-orang Israel awam dan imam-imam, tetapi tidak kudapati di antara mereka orang-orang dari bani Lewi." Empat belas ayat pertama pasal ini memberikan nama-nama mereka yang ia temukan—"kepala-kepala kaum keluarga dan silsilah orang-orang yang berangkat pulang bersama-sama aku dari Babel pada zaman pemerintahan raja Artahsasta" (ay. 1). Bagian berikutnya adalah daftar nama-nama para pemimpin orang Yahudi yang menyertai Ezra dan sejumlah orang yang terkait dengan mereka yang juga melakukan perjalanan. Undangan untuk pulang telah disampaikan kepada semua orang (7:13). Kapan dan bagaimanakah Ezra mengetahui siapa yang telah menerima undangan itu? Tampaknya masuk akal untuk percaya bahwa itu terjadi selama masa tiga hari di Ahawa. Ia menghitung orang-orang itu dan memeriksa silsilah mereka; itulah caranya ia menemukan tidak ada imam atau orang Lewi di antara mereka.
Kemudian ia mencari orang yang memiliki kemampuan yang tidak dimiliki oleh kelompok itu. Mereka membutuhkan imam dan orang Lewi, karena haram bagi orang lain untuk melayani di bait suci. Untuk mendapatkan imam dan orang Lewi yang bisa melayani, ia membujuk beberapa "orang terkemuka" dan "guru-guru" dari orang Yahudi untuk memohon "orang terkemuka" dari sebuah tempat di dekat sana. Bersama-sama, mereka berhasil merekrut sejumlah orang Lewi, imam, dan pelayan bait suci untuk menjadi bagian rombongan Ezra (ay. 16-20).
Akhirnya, sebagai bagian dari rencana organisasinya itu, Ezra memberikan tanggung jawab khusus kepada orang-orang yang telah direkrut ini. Ia memberi mereka tanggung jawab untuk menangani persembahan besar yang rombongan Ezra bawa ke bait suci di Yerusalem (ay. 24-30). Pasal ini memberitahu kita bahwa mereka menerima tugas ini dan akhirnya berhasil mempersembahkannya kepada para pemimpin di bait suci di Yerusalem (ay. 33, 34). Dilihat oleh kinerja mereka pada kesempatan ini, orang-orang ini adalah jujur dan dapat dipercaya; mereka dapat diandalkan untuk melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan kepada mereka.
Bisakah kepedulian Ezra terhadap organisasi kita terapkan kepada perjalanan kita melewati wilayah musuh? Sebagian besar dari kita mungkin bisa melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam "menjadi teratur" secara individu. Penerapan terbaik dari nas ini dapat dibuat untuk gereja, yang beroperasi dalam dunia yang bermusuhan, yang secara terus-menerus dicobai oleh musuh kita, dan sering menghadapi perlawanan. Kita akan berbuat lebih baik sebagai suatu jemaat jika kita mau "menjadi teratur," setidaknya dalam cara-cara berikut ini:
(1) Kita harus tahu siapa kita; kita harus "menghitung" orang-orang kita—untuk mengetahui siapa yang menghadiri kebaktian dan siapa yang tidak. Itu harus menjadi perhatian pertama para penatua, para gembala kita.
(2) Kita harus mencari orang-orang yang memiliki bakat khusus yang diberikan kepada mereka oleh Allah untuk menyelesaikan tugas-tugas yang akan membantu kita berhasil untuk memuliakan Allah.
(3) Kita kemudian harus mengatur orang-orang berbakat untuk bekerja, menjabarkan peran mereka dan meminta mereka bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan kepada mereka. Orang-orang yang jujur, dapat dipercaya, dapat diandalkan, terampil akan membantu memimpin kita melewati wilayah musuh dengan selamat.
MEREKA BERDOA KEPADA ALLAH DAN BERGANTUNG PADA DIA
Ezra berbuat semampunya untuk memastikan perjalanan yang aman. Ketika ia telah menghitung bahaya dan mengatur pasukannya, ia sendiri tidak bisa berbuat apa-apa lagi, ia menyerahkan resiko itu kepada Allah:
Kemudian di sana, di tepi sungai Ahawa itu, aku memaklumkan puasa supaya kami merendahkan diri di hadapan Allah kami dan memohon kepada-Nya jalan yang aman bagi kami, bagi anak-anak kami dan segala harta benda kami. Karena aku malu meminta tentara dan orang-orang berkuda kepada raja untuk mengawal kami terhadap musuh di jalan; sebab kami telah berkata kepada raja, demikian: "Tangan Allah kami melindungi semua orang yang mencari Dia demi keselamatan mereka, tetapi kuasa murka-Nya menimpa semua orang yang meninggalkan Dia." Jadi berpuasalah kami dan memohonkan hal itu kepada Allah dan Allah mengabulkan permohonan kami (ay. 21-23).
Ezra mengatakan bahwa mereka tidak meminta bantuan raja karena mereka malu untuk melakukan hal itu, karena mereka telah memberitahu raja itu bahwa Allah akan memberkati mereka jika mereka melakukan kehendak-Nya. Saya ragu bahwa perilaku Ezra dalam hal ini dimaksudkan untuk memberikan contoh yang mengikat bagi kita. Beberapa tahun kemudian, ketika Nehemia pulang, ia dilindungi oleh beberapa tentara raja (Nehemia 2:9). Di dalam Perjanjian Baru, Paulus kadang-kadang menggunakan kewarganegaraan Romawinya untuk menyelamatkan nyawanya. Apa yang kita harus pelajari dari contoh Ezra adalah bahwa apa yang umat Allah butuhkan adalah bantuan Allah yang melebihi perlindungan raja.
Selain itu, kita harus belajar bahwa tugas apa pun yang kita coba capai untuk Allah, kita akan mencapainya hanya jika Allah berada di pihak kita. Itu adalah pelajaran yang Allah coba untuk ajarkan kepada Israel di sepanjang era Perjanjian Lama. Itu juga adalah pelajaran bagi kita untuk dipelajari. Tanpa Allah, kita bukan apa-apa dan tidak bisa mencapai apa-apa. Dengan Allah, "tidak ada yang mustahil," Ia "dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita" (Efesus 3:20).
Apakah yang disiratkan oleh hal ini untuk kita dalam kita bekerja bagi Allah sekarang ini? Seraya kita "melewati wilayah musuh," kita harus berbuat sebaik mungkin untuk memperoleh kemenangan atas musuh-musuh kita. Seseorang telah berkata, "Kita harus bekerja seolah-olah semuanya tergantung pada kita." Pada saat yang sama, kita harus menyadari bahwa, dengan kekuatan kita sendiri, kita tidak memadai. Oleh karena itu, kita juga perlu mengikuti teladan dan doa Ezra. "Berdoalah seakan-akan semuanya tergantung pada Allah," karena memang begitu!
Para prajurit mempersiapkan diri untuk perang di "tempat latihan." Orang Kristen mempersiapkan diri untuk perang rohani dengan berdoa! Apakah kita berdoa? Jika Anda tahu Anda akan menghadapi musuh, apakah Anda berdoa? Jika gereja masuk dalam sebuah proyek yang dapat menimbulkan kemenangan bagi Tuhan, apakah gereja berdoa? Kita bahkan bisa mengikuti contoh tepat Ezra: Ia "memaklumkan puasa" sehingga umat itu bisa merendahkan diri di hadapan Allah "untuk memperoleh dari-Nya" kemenangan atas musuh. Jika kita menyisihkan waktu khusus untuk doa dan permohonan di hadapan Allah, kita pasti akan dapat berkata, seperti Ezra berkata, "Ia mengabulkan permohonan kami" (ay. 23; lihat juga ay. 31).
MEREKA MEMUJI ALLAH
Pasal ini ditutup dengan berakhirnya perjalanan itu dengan sukses:
Kemudian berangkatlah kami dari sungai Ahawa pergi ke Yerusalem pada tanggal dua belas bulan pertama untuk berjalan ke Yerusalem, dan tangan Allah kami melindungi kami dan menghindarkan kami dari tangan musuh dan penyamun. Maka tibalah kami di Yerusalem. Sesudah kami tinggal di sana selama tiga hari (ay. 31, 32).
Allah telah memberi mereka kemenangan, seperti, enam puluh tahun sebelumnya, Allah telah memberikan orang Yahudi kemenangan dengan memungkinkan bagi bait suci untuk dibangun kembali!
Apakah yang terjadi selanjutnya? Kita baca, "Pada waktu itu juga orang-orang yang telah kembali dari penawanan, yakni mereka yang pulang dari pembuangan, mempersembahkan sebagai korban bakaran kepada Allah Israel: lembu jantan 12 ekor untuk seluruh Israel, domba jantan 96 ekor, anak domba 77 ekor, kambing jantan sebagai korban penghapus dosa 12 ekor, semuanya itu sebagai korban bakaran bagi TUHAN" (ay. 35). Tindakan segera orang-orang Yahudi yang pulang itu adalah memberikan persembahan kepada Tuhan. Sangat mungkin bahwa persembahan ini ada hubungannya dengan perasaan bersalah mereka karena teks itu berbicara tentang "korban penghapus dosa," tetapi juga memungkinkan bahwa persembahan itu diberikan dengan perasaan syukur yang mendalam atas perjalanan sukses yang Allah telah berikan kepada mereka yang.
Jadi, beginilah cara pekerjaan Allah harus dilakukan: Dimulai dengan doa; diakhiri dengan pujian. Kita memulai dengan mencari bantuan dari Allah; kita mengakhiri dengan mempersembahkan syukur kepada Allah. Tidak ada jiwa yang bisa lebih kusam daripada orang Kristen yang diberkati dengan keberhasilan tetapi menolak atau lalai untuk mengekspresikan rasa syukurnya kepada Dia yang adalah sang Pemberi setiap pemberian yang baik dan sempurna (Yakobus 1:17).
KESIMPULAN
Kita hidup di "wilayah musuh." Kita memiliki tujuan untuk dicapai, sasaran untuk digapai, bukit untuk didaki, perjalanan untuk diselesaikan. Tugas kita adalah untuk menyelamatkan jiwa-jiwa, membesarkan gereja, dan memuliakan Allah. Banyak hal harus dilakukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan sukses, dan banyak hal bisa berjalan salah. Musuh kita, iblis, secara terus-menerus mencari cara untuk mengalahkan kita, dan kita beroperasi di wilayahnya!
Apakah yang dapat kita lakukan untuk menghindari kekalahan, untuk lewat dengan selamat melalui wilayah musuh, untuk berhasil sedemikian rupa sehingga bisa lebih membesarkan kepenting Tuhan dan memuliakan Allah? Pertama, kita harus mengenali bahaya di mana kita berada ketika kita melewati wilayah musuh. Kedua, kita harus berbuat sebaik mungkin untuk merencanakan dan mempersiapkan serta mengatur sehingga musuh kita tidak bisa mencegah kita dari mencapai apa yang perlu kita kerjakan untuk Allah. Ketiga, seraya kita melakukan segala sesuatu yang bisa kita lakukan untuk mencapai kesuksesan, kita dapat berdoa kepada Allah dan bergantung pada Dia untuk kemenangan. Ia saja yang sanggup memimpin kita dengan aman melalui bahaya yang mungkin kita temukan. Akhirnya, ketika Ia telah memberi kita kemenangan, kita harus ingat untuk memuliakan Dia!
TFTWMS: Ezra (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Riwayat hidup Ezra-bagian-bagian kitab Ezra yang ditulis dalam bentuk orang pertama ("Aku")-mencakup 7:27, 28; 8:1-34; 9...
Catatan Akhir:
- 1 Riwayat hidup Ezra-bagian-bagian kitab Ezra yang ditulis dalam bentuk orang pertama ("Aku")-mencakup 7:27, 28; 8:1-34; 9:1-15.
Pengarang: Coy Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Ezra (Pendahuluan Kitab) EZRA
PENGANTAR
Buku Ezra adalah lanjutan dari buku Tawarikh, dan menggambarkan keadaan
bangsa Yahudi sehabis masa pembuangan di Babel. Setelah sebag
EZRA
PENGANTAR
Buku Ezra adalah lanjutan dari buku Tawarikh, dan menggambarkan keadaan bangsa Yahudi sehabis masa pembuangan di Babel. Setelah sebagian dari orang- orang buangan itu pulang ke Yerusalem, kehidupan dan ibadat bangsa Yahudi dipulihkan.
Peristiwa-peristiwa itu disajikan dalam babak-babak berikut:
- 1. Kelompok pertama orang-orang buangan Yahudi pulang dari Babel ke Yerusalem, sesuai dengan perintah Kores, raja Persia.
- 2. Rumah TUHAN di Yerusalem dibangun kembali dan ditahbiskan, dan ibadat dipulihkan.
- 3. Bertahun-tahun kemudian kelompok Yahudi lain kembali ke Yerusalem di bawah pimpinan Imam Ezra, seorang ahli hukum Allah. Ezra membantu menyusun kembali kehidupan rakyat dalam bidang agama dan sosial, agar dapat melindungi warisan rohani Israel.
Isi
- Pemulangan pertama dari tempat pembuangan
Ezr 1:1-2:70 - Rumah TUHAN dibangun kembali dan ditahbiskan
Ezr 3:1-6:22 - Ezra kembali bersama-sama dengan para buangan lain
Ezr 7:1-10:44
Ajaran: Ezra (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya anggota jemaat yakin bahwa baginya juga tersedia kasih dan kemurahan
Allah mengampuni dosa-dosa mereka, ketika melihat kasih dan kemur
Tujuan
Supaya anggota jemaat yakin bahwa baginya juga tersedia kasih dan kemurahan Allah mengampuni dosa-dosa mereka, ketika melihat kasih dan kemurahan Allah dalam Kitab Ezra kepada umat pilihan-Nya.
Pendahuluan
Penulis : Ezra.
Isi Kitab: Menurut urutan peristiwa yang tertulis dalam Kitab Ezra ini. Ezra ingin menjelaskan tentang, keadaan umat pilihan Allah dari pembuangan di Babel. Kitab ini terbagi atas 10 pasal.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Ezra
Pasal 1-6 (Ezr 1:1-6:22).
Umat Allah kembali dari pembuangan di Babel dan membangun Dalam pasal-pasal ini, dijelaskan tentang raja Koresy, yang berkuasa pada waktu itu, mengijinkan umat Allah kembali ke Yerusalem untuk membangun Bait Allah.
Pendalaman
- Bacalah pasal Ezr 1:1-4. Mengapakah raja Koresy menyuruh umat Allah kembali k Yerusalem? Hal ini berarti Tuhan lebih berkuasa dar raja-raja di dunia.
- Bacalah pasal Ezr 3:1-2,12-13. Bagaimanakah perasaan hati umat Allah pada saat selesa membuat mezbah dan meletakkan dasar bangunan Bait Allah? Mengapa demikian?
- Akhirnya pembangunan rumah ibadah selesa (pasal Ezr 6:16-17).
Pasal 7-10 (Ezr 7:1-10:44).
Pembaharuan oleh Ezra atas bangsa Israel
Ezra kembali ke Yerusalem dengan surat kuasa dari raja Artahsasta. Dan mulailah pembaharuan terjadi di Yerusalem.
Pendalaman
- Bacalah pasal Ezr 9:1-5,15. Sebagai seorang hamba Tuhan, Ezra menunjukka keprihatinannya dan juga tanggung jawabnya atas uma Allah. Bagaimana sikap saudara, kalau menjadi pemimpin?
- Bacalah pasal Ezr 10:1-6. Ezra bukan saja menaruh perhatian, tetapi ia bertindak. Dan apakah akibat tindakan Ezra ini?
II. Kesimpulan/penerapan
Pemulihan kembali umat Allah dari pembuangan membuktikan bahwa Allah tetap setia dalam memberikan pengampunan kepada umat-Nya yang jatuh ke dalam dosa.
Dengan melihat pembangunan Rumah Tuhan oleh Ezra, jelaslah bahwa Allah berkenan kepada pembangunan rumah-rumah ibadah kepada-Nya.
Pernikahan anak-anak Tuhan dengan orang-orang yang tidak mengenal-Nya, merupakan dosa atau perzinahan di hadapan Allah.
Pemulihan kembali umat Allah dari pembuangan, merupakan penggenapan Allah terhadap Firman-Nya, melalui nubuatan nabi-nabi-Nya.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menjadi penulis Kitab ini?
- Mengapakah pembangunan rumah Tuhan mengalami penundaan?
- Apakah yang diberikan raja Artahsasta kepada Ezra?
- Dosa apakah yang dilakukan oleh bangsa pilihan Allah itu, sehingga Ezr mengajak melakukan pengudusan diri?
- Pelajaran rohani apakah yang saudara dapatkan dari mempelajari Kitab Ezra?
Intisari: Ezra (Pendahuluan Kitab) Bangsa yang bangkit dari debu
LATAR BELAKANGYerusalem dihancurkan oleh tentara Babel pada tahun 587 S.M. dan bangsa Yehuda dibuang ke pengasingan. Pe
Bangsa yang bangkit dari debu
LATAR BELAKANG
Yerusalem dihancurkan oleh tentara Babel pada tahun 587 S.M. dan bangsa Yehuda dibuang ke pengasingan. Peristiwa itu terjadi hampir lima puluh tahun sebelum Kerajaaan Babel ditumbangkan oleh bangsa Persia. Penguasa mereka, Koresy, mengambil suatu kebijaksanaan baru dengan mengizinkan orang-orang buangan kembali ke tanah air mereka, memberikan segala bantuan yang diperlukan untuk membangun kembali rumah-rumah ibadah dan menyelenggarakan ibadah mereka kembali. Banyak orang Yahudi yang sudah betah tinggal di pengasingan dan mereka tidak ingin kembali ke tanah air mereka. Kitab Ezra dimulai dengan kembalinya orang-orang Yahudi kurang lebih tahun 538 S.M.. Pasal Ezr 1-6 menceritakan apa yang terjadi dua puluh dua tahun kemudian ketika di bawah pimpinan Zerubabel mereka menghadapi banyak kekecewaan, tetapi akhirnya mereka dapat menyelesaikan pembangunan kembali Rumah Tuhan. Ezra sendiri tidak diperkenalkan sampai pasal Ezr 7:1. Ia memimpin serombongan orang buangan kembali ke tanah air mereka pada tahun 458 S.M.. Pasal Ezr 7-10 menceritakan cara Ezra membangun kembali bangsa itu menjadi bangsa yang hidupnya berkenan kepada Allah. Perlu dicatat bahwa ada masa tenang selama hampir enam puluh tahun di antara pasal Ezr 6:22 dan Ezr 7:1.
KITAB ITU
Kitab Ezra merupakan bagian dari suatu kisah bersambung yang dimulai dari permulaan I Tawarikh sampai pada akhir Nehemia.
Perhatikan:
1. Ezra mungkin tidak menulis kitab itu sendiri, walaupun bagian kedua kisah itu diambil dari catatan hariannya.
2. Seringkali sukar untuk menentukan berbagai tahun kejadian. Kisah mengenai perlawanan di bawah Artahsasta (Ezr 4:7-24) menunjuk pada masa yang kemudian dibandingkan dengan apa yang terjadi pada bagian permulaan kitab ini.
3. Ezra bukanlah semata-mata catatan sejarah. Si Penulis menggunakan sejarah untuk mengajar kita bagaimana Allah menangani umat-Nya. Pengajaran-pengajaran itu masih berlaku sampai saat ini.
EZRA
Ezra adalah seorang terpelajar yang menjadi Menteri Negara urusan orang Yahudi dalam pemerintahan Artahsasta. Kehidupannya yang boleh jadi sangat mengesankan di hadapan raja ditandai dengan tiga sifat, yaitu: ia berdedikasi tinggi mempelajari kitab suci (Ezr 7:10); ia memperagakan keberanian untuk percaya kepada Allah (Ezr 8:21-23) dan ia dengan rendah hati menunjukkan solidaritas terhadap bangsanya (Ezr 9:6-15).
Pesan
1. Apa yang diajarkan Ezra mengenai AllahEzra berbicara mengenai Allah sebagai Tuhan penguasa langit dan bumi (Ezr 1:2; 5:11), namun demikian ia Allah yang dapat dikenal dan dipercayai oleh umat-Nya.
Allah yang:
o memenuhi janji-janji-Nya. Ezr 1:1
o menggenapi rencana-Nya. Ezr 1:1, 5
o menjaga kekudusan secara mutlak. Ezr 4:3, 9:15
o mengubah yang jelek menjadi baik. Ezr 5:3-6:12
o mengatur segala segi kehidupan manusia. Ezr 7:27, 28
o melindungi umat-Nya. Ezr 8:21-23
o menjawab doa-doa mereka. Ezr 8:23,31
o di atas segalanya, baik. Ezr 3:11
2. Apa yang diajarkan Ezra mengenai penyembahan
Pemulihan kembali tata ibadah penyembahan merupakan prioritas utama bagi mereka yang kembali dari pembuangan. Ezr 3:1-6
Pelaku ibadat:
o bersatu. Ezr 3:1
o penuh sukacita. Ezr 3:11-13; 6:16
o tidak mengenal kompromi. Ezr 4:1-3, 6:21
o bertobat. Ezr 6:17
o taat. Ezr 3:2; 6:18
3. Apa yang diajarkan Ezra mengenai dosa
o dosa harus ditangani dengan sungguh-sungguh. Ezr 9:3,4; 10:6
o dosa dapat berbentuk suatu kompromi yang tidak kelihatan. Ezr 4:1-3; 9:1-3
o dalam menangani dosa diperlukan pengakuan yang sungguh-sungguh tanpa mencoba untuk membela diri. Ezr 9:5-15
o pemulihan dosa hanya dapat terjadi dengan belas kasihan Allah. Ezr 9:13
o untuk menghalau dosa diperlukan langkah-langkah praktis. Ezr 10:7-17
Penerapan
1. Bagi para pemimpin duniao Allah mengatur segala masalah dunia.
o Allah akan memberkati mereka yang memperlakukan bangsa yang tertekan dengan adil.
o Allah akan menghargai mereka yang menepati janji.
2. Bagi gereja Kristen
o Uang harus diberikan untuk pekerjaan Allah dengan bebas dan dengan murah hati.
o Ibadah harus dipersembahkan kepada Allah dengan penuh sukacita.
o Persatuan dalam gereja adalah penting.
o Jagalah kemurnian penyembahan Anda: jangan membuang kekhasan ibadah Anda sebagai akibat kompromi dengan kepercayaan lain.
o Suatu perubahan sikap yang radikal -- meninggalkan cara hidup yang penuh dosa -- diperlukan jika Anda ingin Allah memberkati Anda.
3. Bagi pribadi-pribadi Kristen
o Jadikan ibadah kepada Allah sebagai prioritas utama.
o Jangan memandang enteng dosa.
o Pelajari Alkitab secara sungguh-sungguh.
o Taatilah Tuhan secara mutlak.
o Percayalah pada pemeliharaan Allah.
o Berilah persembahan dengan murah hati.
o Ambillah langkah-langkah praktis untuk bertambah-tambah dalam kesucian.
Tema-tema Kunci
Sejumlah tema dalam kitab Ezra mengundang orang Kristen untuk meninjau hubungan mereka dengan Allah.
1. Pengalaman Kristiani
Ezra menyadari bahwa Allah bekerja dalam hidupnya dan memimpin setiap langkahnya. Camkanlah khususnya ungkapan ini, "tangan Tuhan Allahnya berada di atasnya" (Ezr 7:6,9,28; 8:22,31). Pada saat-saat apa Anda merasakan kuasa Allah dalam hidup Anda?
2. Ambisi Kristiani
Kerinduan terbesar dalam kehidupan Ezra adalah firman Allah (Ezr 7:10). Ia mempelajarinya; menaati dan mengajarkannya. Belajar dan ketaatan seharusnya berjalan berdampingan. Lihatlah betapa erat hubungannya dengan Mazmur 119. Dengan cara bagaimana mempelajari Alkitab mempengaruhi hidup Anda?
3. Memberi secara Kristiani
Cara Anda menggunakan harta milik Anda merupakan suatu indikasi keadaan rohani Anda. Bangsa Yahudi yang baru kembali dari pembuangan memberi dengan spontan kepada Allah (Ezr 2:68,69). Tinjaulah kembali apa yang Anda berikan kepada Allah di bawah terang pengajaran yang terdapat dalam 2Korintus 8 dan 2Korintus 9, dan 1Korintus 16:2.
4. Kemurnian Kristiani
Tinjaulah hidup Anda dengan maksud untuk menemukan titik-titik rawan tempat Anda cenderung mengadakan kompromi dengan iman Anda. Langkah-langkah praktis apa saja yang dapat Anda ambil untuk memastikan bahwa Anda tidak mengadakan kompromi.
5. Kegagalan Kristiani
Pada waktu Anda mengalami kegagalan seperti yang dialami oleh bangsa Yahudi, apa yang telah Anda lakukan? Sebagian orang mencoba untuk melupakannya, tetapi Ezra (Ezr 9:1-10:44) mengajarkan bahwa kegagalan harus dihadapi, diakui, disesali dan diluruskan. Dengan jalan demikian pengampunan sejati dapat dirasakan.
6. Iman Kristiani
Tindakan Ezra untuk kembali ke Yerusalem tanpa dikawal oleh pasukan bersenjata merupakan tindakan yang sangat berani (Ezr 8:21-23). Mengapakah ia melakukan hal itu? Melalui perbuatan iman, baik kecil maupun besar, apakah Allah telah memanggil Anda dalam kehidupan kekristenan Anda? Sampai di mana pertumbuhan rohani bergantung pada perbuatan iman seperti itu.
Garis Besar Intisari: Ezra (Pendahuluan Kitab) [1] KEMBALI DARI PEMBUANGAN DI BAWAH PEMERINTAHAN KORESY Ezr 1:1-6:22
Pembangunan kembali Rumah Tuhan
Ezr 1:1-11Koresy mengizinkan orang Yahudi pu
[1] KEMBALI DARI PEMBUANGAN DI BAWAH PEMERINTAHAN KORESY Ezr 1:1-6:22
Pembangunan kembali Rumah Tuhan
Ezr 1:1-11 | Koresy mengizinkan orang Yahudi pulang ke negeri mereka |
Ezr 2:1-67 | Daftar orang-orang yang kembali dari pembuangan |
Ezr 2:68-70 | Apa yang pertama-tama dilakukan di Yerusalem |
Ezr 3:1-6 | Tata cara ibadat lama dipulihkan |
Ezr 3:7-13 | Peletakan pondasi pembangunan Rumah Tuhan |
Ezr 4:1-24 | Bangsa Yahudi menghadapi perlawanan |
Ezr 5:1-17 | Penyelidikan arsip |
Ezr 6:1-12 | Penganiayaan membuahkan berkat |
Ezr 6:13-22 | Rumah Tuhan selesai dibangun |
[2] KEMBALI DARI PEMBUANGAN DI BAWAH PEMERINTAHAN ARTAHSASTA Ezr 7:1-10:44
Pembangunan kembali bangsa Yahudi
Ezr 7:1-28 | Ezra diperintahkan untuk kembali ke negerinya |
Ezr 8:1-20 | Daftar orang yang kembali dari pembuangan |
Ezr 8:21-36 | Peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh Ezra |
Ezr 9:1-5 | Dosa ditunjukkan |
Ezr 9:6-15 | Doa pengakuan dosa Ezra |
Ezr 10:1-5 | Reformasi dimulai |
Ezr 10:6-15 | Perintah langsung dari Ezra |
Ezr 10:16-44 | Nama-nama mereka yang tidak menghormati perintah Tuhan |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi