Tafsiran/Catatan
Perjanjian Lama : Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoel
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi
kecilkan semua
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
Topik/Tema Kamus:
Lukas |
selebihnya
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Flm 1:8-25
Matthew Henry: Flm 1:8-25 - Permohonan Rasul Paulus untuk Onesimus; Ucapan-ucapan Salam Permohonan Rasul Paulus untuk Onesimus; Ucapan-ucapan Salam (1:8-25)
Kita mendapati di sini,
I. Tujuan utama dari surat ini, yaitu memohon k...
Permohonan Rasul Paulus untuk Onesimus; Ucapan-ucapan Salam (1:8-25)
- Kita mendapati di sini,
- I. Tujuan utama dari surat ini, yaitu memohon kepada Filemon atas nama Onesimus, supaya ia mau menerima Onesimus dan berdamai dengannya. Ada banyak alasan yang diajukan Paulus untuk mencapai tujuan ini (ay. 8-21).
- Alasan pertama diambil dari apa yang sebelumnya sudah disebutkan, dan didahului dengan kata penghubung karena itu: “Melihat begitu banyak kebaikan yang dilaporkan tentang kamu dan didapati pada dirimu, terutama kasihmu kepada semua orang kudus, biarlah saya melihat kebaikan itu lagi pada kesempatan yang baru. Hiburkan hati Onesimus dan hatiku juga, dengan mengampuni dan menerima Onesimus, yang sekarang sudah bertobat, dan dengan demikian betul-betul menjadi orang kudus, dan layak mendapatkan perkenanan dan kasihmu.” Perhatikanlah, kecenderungan untuk berbuat baik, bersama dengan contoh-contoh dan ungkapan-ungkapannya di masa lalu, adalah pegangan yang baik untuk mendorong lebih banyak lagi perbuatan baik. “Janganlah jemu-jemu berbuat apa yang baik, teruslah melakukannya semampumu, dan apabila ada orang yang memerlukan dan ada kesempatan baru, tetaplah berbuat baik.”
- Alasan kedua diambil dari wewenang Paulus sendiri yang sedang mengajukan permohonan ini kepadanya: Di dalam Kristus aku mempunyai kebebasan penuh untuk memerintahkan kepadamu apa yang harus engkau lakukan (ay. 8). Di bawah Kristus para rasul mempunyai kuasa besar dalam jemaat atas hamba-hamba Tuhan biasa, dan juga atas anggota-anggota jemaat, untuk keperluan membangun. Mereka dapat menuntut apa yang pantas, dan apa yang harus dipatuhi. Ini semestinya dipertimbangkan oleh Filemon. Ini adalah perkara yang ada dalam kewenangan Rasul Paulus, meskipun ia tidak mau menggunakan kewenangan itu di sini. Perhatikanlah, hamba-hamba Tuhan, apa pun kuasa mereka di dalam jemaat, harus bijak dalam menggunakan kuasa itu. Mereka tidak boleh memakainya tidak pada waktunya, atau melebihi dari apa yang diperlukan. Dalam segala hal mereka harus menggunakan hikmat dan kebijaksanaan ilahi. Oleh karena itu, hal ini dapat menjadi,
- Alasan ketiga, dengan mengesampingkan kewenangan yang bisa dipakainya itu, Rasul Paulus memilih mengajukan permohonan saja kepada Filemon (ay. 9): Tetapi mengingat kasihmu itu, lebih baik aku memintanya dari padamu. Amatilah, bukan suatu penghinaan apabila orang yang berkuasa merendahkan diri, dan kadang-kadang bahkan memohon, sekalipun mereka berhak untuk memerintah. Demikianlah yang dilakukan Paulus di sini, walaupun dia seorang rasul. Ia memohon, padahal ia bisa memerintah, ia memberikan alasan berdasarkan kasih daripada kewenangan, yang tidak diragukan akan lebih berpengaruh. Dan terutama, yang bisa menjadi
- Alasan keempat, apabila keadaan si pemohon bisa lebih memperkuat permohonannya, seperti di sini: Aku, Paulus, yang sudah menjadi tua, lagipula sekarang dipenjarakan karena Kristus Yesus. Umur menuntut penghormatan. Dan permohonan-permohonan orang berumur, dalam hal-hal yang sah dan pantas, harus diterima dan diperhatikan. Permintaan dari seorang rasul yang sudah tua, dan sedang menderita bagi Kristus dan Injil-Nya, harus dipertimbangkan dengan lembut. “Jika kamu mau melakukan apa saja bagi seorang tahanan yang malang dan renta, supaya aku terhibur dalam penjara, dan membuat rantaiku terasa ringan, kabulkanlah permintaanku ini. Dengan berbuat demikian, dengan cara tertentu ini kamu sudah memberikan penghormatan kepada Kristus dalam diri hamba-Nya yang renta dan menderita, yang tidak diragukan akan dipandang-Nya sebagai sesuatu yang dilakukan terhadap diri-Nya sendiri.” Paulus juga memberikan,
- Alasan kelima, berdasarkan hubungan rohani yang ada sekarang antara Onesimus dan dirinya: Aku mengajukan permintaan kepadamu mengenai anakku yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus (ay. 10). “Meskipun secara hak dan kewargaan ia adalah hambamu, namun dalam pengertian rohani ia sekarang adalah anak bagiku, karena Allah telah menjadikan aku sebagai alat bagi pertobatannya, bahkan di sini, di mana aku dipenjara karena Kristus.” Demikianlah Allah kadang-kadang memberikan kehormatan dan penghiburan bagi hamba-hamba-Nya yang menderita, tidak hanya dengan mengerjakan kebaikan dalam diri mereka sendiri melalui penderitaan-penderitaan mereka, yang dengan begitu akan mengasah dan mengembangkan anugerah-anugerah yang mereka miliki, tetapi juga dengan menjadikan mereka sarana bagi banyak kebaikan rohani orang lain. Ini bisa dengan cara mempertobatkan mereka, seperti pada Onesimus sini, atau dengan meneguhkan dan menguatkan mereka, seperti dalam Filipi 1:14, dan kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku untuk bertambah berani berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak takut. Walaupun hamba-hamba Allah terbelenggu, firman dan Roh-Nya tidak terbelenggu. Karena itulah anak-anak rohani bisa dilahirkan bagi mereka. Rasul Paulus memberikan penekanan sini: Anakku yang kudapat selagi aku dalam penjara. Anak itu disayang olehnya, dan ia berharap akan disayang juga oleh Filemon, dengan pertimbangan ini. Rahmat-rahmat yang didapat dalam penjara itu sungguh indah dan kebanyakan disimpan untuk digunakan nanti. Paulus memberikan alasan kepada Filemon berdasarkan hubungan yang dekat sekarang ini antara dia dan Onesimus, anaknya yang dia dapatkan dalam penjara. Dan
- Alasan keenam didasarkan pada kepentingan Filemon sendiri: Dahulu memang dia tidak berguna bagimu, tetapi sekarang sangat berguna baik bagimu maupun bagiku (ay. 11). Amatilah,
- (1) Orang yang tidak dikuduskan adalah orang yang tidak berguna. Mereka tidak memenuhi tujuan agung dari keberadaan dan hubungan mereka dengan orang lain. Tetapi anugerah membuat mereka menjadi baik untuk suatu tujuan: “Dahulu tidak berguna, tetapi sekarang berguna, dicenderungkan dan dipantaskan untuk berguna, dan akan berguna bagimu, tuannya, jika engkau menerima dia, karena sejak pertobatannya dia sudah berguna bagiku di sini, dengan melayaniku di dalam penjara.” Di sini tampak ada arti tersirat pada nama Onesimus, yang berarti berguna. Sekarang ia akan bertindak sesuai namanya. Dapat diperhatikan juga bagaimana Rasul Paulus berbicara dalam perkara ini, tidak menurut keadaan dan perilaku Onesimus pasa masa lalu. Ia telah berbuat salah terhadap tuannya, dan kabur darinya, dan hidup seolah-olah dia adalah miliknya sendiri dan bukan milik tuannya. Namun sebagaimana Allah menutupi dosa-dosa orang yang bertobat, mengampuni dan tidak mengecam, demikian pula seharusnya manusia. Betapa dengan lembut Rasul Paulus berbicara di sini! Bukan berarti bahwa dosa Onesimus kecil, atau bahwa Rasul Paulus ingin agar siapa saja, apalagi dirinya sendiri, menganggapnya demikian. Tetapi karena Onesimus telah merendahkan diri atas dosanya, dan tidak diragukan lagi sudah menerima aib atas masalah itu, maka Rasul Paulus sekarang tidak mau menenggelamkan semangatnya dengan terus-menerus membebani dirinya dengan masalah itu. Sebaliknya, ia berbicara dengan demikian lembut ketika memohon kepada Filemon untuk tidak memberikan teguran-teguran keras atas pelanggaran hambanya, tetapi mengampuninya.
- (2) Betapa pertobatan itu membuat perubahan-perubahan yang membahagiakan, dari jahat menjadi baik, dari tidak berguna menjadi berguna! Hamba-hamba yang saleh adalah harta di dalam keluarga. Orang-orang seperti itu akan menggunakan waktu dan kepercayaan dengan sepenuh hati nurani, memajukan kepentingan-kepentingan orang yang mereka layani, dan mengelola semua yang dapat mereka kelola untuk hasil yang terbaik. Jadi inilah alasan yang diajukan di sini: “Sekarang kamu akan beruntung kalau menerima dia. Karena dia sudah berubah, engkau dapat mengharapkan dia menjadi seorang hamba yang patuh dan setia, walaupun dahulu tidak demikian.” Dari sini diberikan,
- Alasan ketujuh, ia mendesak Filemon berdasarkan kasih sayangnya yang dalam terhadap Onesimus. Ia sudah menyebutkan hubungan rohani sebelumnya, anakku yang kudapat selagi aku dalam penjara. Dan sekarang ia menunjukkan betapa sayangnya ia pada Onesimus: Dia kusuruh kembali kepadamu – dia, yaitu buah hatiku – (ay. 12). “Aku mengasihinya seperti aku mengasihi diriku sendiri, dan telah mengirim dia kembali kepadamu untuk tujuan ini, yaitu supaya engkau menerimanya. Maka lakukanlah itu demi aku, terimalah dia sebagai orang yang begitu aku sayangi.” Amatilah, bahkan orang baik sekalipun kadang-kadang memerlukan kesungguhan hati yang dalam dan permohonan untuk meredam amarah mereka, untuk melepaskan kebencian mereka, dan mengampuni orang yang telah melukai dan merugikan mereka. Beberapa orang berpendapat bahwa kita harus seperti Rasul Paulus di sini, yang dengan begitu memelas dan sungguh-sungguh menumpuk permohonan dan alasan yang begitu banyak untuk mendapatkan apa yang dimintanya. Filemon, seorang Frigia, mungkin sudah dari sananya bertabiat kasar dan keras, dan karena itu butuh usaha yang tidak sedikit untuk menggugah dia supaya mau memaafkan dan berdamai. Akan tetapi, kita terlebih harus berusaha menjadi seperti Allah, yang panjang sabar, suka mengampuni, dan berlimpah pengampunan-Nya. Dan lagi,
- Alasan kedelapan didasarkan pada kenyataan bahwa Rasul Paulus menyangkal dirinya sendiri dengan mengirimkan kembali Onesimus. Meskipun bisa saja ia beranggapan bahwa Filemon akan mengizinkan dia untuk menahan Onesimus lebih lama dengannya, namun ia tidak mau melakukannya (ay. 13-14). Paulus sedang dalam penjara, dan membutuhkan teman atau hamba untuk mengurus dia, dan membantunya, yang untuk itu ia mendapati Onesimus cocok dan siap. Oleh karena itu, ia ingin menahan Onesimus untuk melayani dia, dan bukan melayani Filemon sendiri. Akan tetapi, kalaupun seandainya ia minta supaya Filemon datang sendiri untuk melayani dia, ia yakin bahwa Filemon tidak akan menolaknya, apalagi mengizinkan hambanya untuk melayani Paulus menggantikan dia. Namun ia tidak mau mengambil kebebasan ini, meskipun dia sendiri sedang dalam keadaan yang membutuhkan. Aku sudah mengirimkan dia kembali kepadamu, supaya perbuatan baik yang engkau lakukan kepadaku tidak dilakukan dengan paksa, melainkan dengan sukarela. Perhatikanlah, perbuatan baik akan sepenuhnya diterima oleh Allah dan manusia apabila dilakukan dengan kebebasan penuh. Dan di sini Paulus, kendati dengan kuasa kerasulannya, ingin menunjukkan bahwa ia memperhatikan hak-hak kewargaan, yang sama sekali tidak digantikan atau diperlemah oleh Kekristenan, tetapi justru diteguhkan dan dikuatkan. Onesimus, ia tahu, adalah hamba Filemon, dan karena itu tanpa persetujuan Filemon tidak boleh ditahan dari dia. Sebelum bertobat Onesimus telah melanggar hak itu, dan melarikan diri, dengan merugikan tuannya. Akan tetapi, karena sekarang sudah menyadari dosanya dan bertobat, ia bersedia dan ingin kembali melakukan tugasnya, dan Paulus tidak mau menghalangi hal ini, tetapi justru mengusahakannya. Paulus memang bisa saja beranggapan bahwa Filemon akan merelakan Onesimus. Akan tetapi, kendati ia sendiri butuh, Paulus bersedia menyangkal dirinya daripada mengambil jalan itu. Dan lebih jauh lagi ia menegaskan,
- Alasan kesembilan, bahwa karena perubahan yang membahagiakan dari pertobatannya itu sudah terjadi pada diri Onesimus, Filemon tidak perlu takut ia akan kabur lagi darinya, atau kembali merugikannya: Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya (ay. 15). Memang ada orang-orang seperti ini yang dikatakan oleh Salomo, jika engkau hendak menolongnya, engkau hanya menambah marahnya (Ams. 19:19). Tetapi, perubahan yang terjadi pada diri Onesimus itu sedemikian rupa sehingga ia tidak akan pernah lagi membutuhkan orang untuk menjadi penengah baginya seperti ini. Kasih akan berharap dan menilai demikian, dan ya, kasih memang harus begitu. Namun Rasul Paulus di sini berbicara secara hati-hati, supaya jangan ada orang yang berani mencoba-coba berbuat seperti itu dengan harapan masalahnya akan berakhir dengan penuh rahmat seperti di sini. Perhatikanlah,
- (1) Dalam hal-hal yang dapat diselewengkan, hamba-hamba Tuhan harus berbicara secara hati-hati, supaya pemeliharaan-pemeliharaan Allah yang baik terhadap orang-orang berdosa tidak disalahartikan sebagai dorongan untuk berbuat dosa, atau sebagai hal yang memperlunak kebencian yang seharusnya terhadap dosa: Mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, dst.
- (2) Betapa dosa-dosa para petobat tetap dibicarakan dengan lembut. Paulus menyebutnya dipisahkan sejenak, dan tidak memberikan sebutan yang sebenarnya layak diberikan kepadanya. Sebagai hal yang ditolak dan diperintahkan Allah, dosa adalah suatu pemisahan. Tetapi pada dirinya sendirinya, dan dalam hubungannya dengan kecenderungan hati dan cara bertindak, dosa itu adalah pelaku pelanggaran yang menjauhkan diri. Apabila kita berbicara tentang hakikat dari dosa atau pelanggaran apa saja melawan Allah, maka kejahatan dosa tidak boleh dikurang-kurangi. Tetapi dalam diri seorang pendosa yang bertobat, karena Allah menutupi dosa, kita pun harus menutupinya: “Dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya, supaya kalau sudah bertobat, ia dapat kembali, dan menjadi hamba yang setia dan berguna bagimu sepanjang hidupnya.” Sekalipun engkau menumbuk orang bodoh dalam lesung, dengan alu bersama-sama gandum, kebodohannya tidak akan lenyap dari padanya. Tetapi tidak demikian dengan orang yang betul-betul bertobat. Mereka tidak akan kembali pada kebodohan.
- (3) Perhatikanlah hikmat, kebaikan, dan kuasa Allah dalam mengakhiri dengan baik apa yang dimulai dan berlangsung beberapa lama dengan begitu buruk. Ia begitu memperhatikan seorang bawahan yang hina, seorang yang berkedudukan sedemikian rendah dan tidak dianggap oleh manusia. Ia mengerjakan perubahan yang begitu baik dan besar pada diri orang yang sudah melangkah begitu jauh di jalan-jalan yang jahat, yang sudah merugikan tuan yang begitu baik, sudah kabur dari keluarga yang begitu saleh, dan dari sarana-sarana anugerah, yaitu jemaat di dalam rumahnya. Sehingga dia yang sudah melarikan diri dari jalan keselamatan dituntun kembali padanya. Dan ia menemukan sarana-sarana yang dibuat berhasil di Roma, yang sebelumnya membuat hatinya keras di Kolose. Begitu kayanya anugerah ilahi di sini! Tak seorang pun yang terlalu rendah, terlalu hina, atau terlalu keji sehingga putus harapan untuk mendapatkan anugerah. Allah dapat menjumpai mereka bahkan ketika mereka lari dari-Nya. Allah dapat membuat suatu sarana berhasil di satu waktu dan tempat, walapun sebelumnya tidak berhasil di waktu dan tempat lain. Demikianlah yang terjadi dengan Onesimus di sini. Setelah kembali kepada Allah, sekarang dia kembali kepada tuannya, yang akan dilayani dengan lebih lagi dan dapat mengandalkannya lebih baik daripada sebelum-sebelumnya. Onesimus akan melakukan semuanya ini dengan penuh kesadaran akan kewajibannya, dan setia sampai akhir hayatnya. Oleh sebab itu, sudah menjadi kepentingan Filemon sekarang untuk menerima Onesimus. Demikianlah, dari kerugian-kerugian yang mereka alami, Allah sering kali mendatangkan keuntungan bagi umat-Nya. Dan, selain kepentingan,
- Alasan kesepuluh didasarkan pada siapa Onesimus sekarang, dan bagaimana ia harus diterima oleh Filemon (ay. 16): “Bukan lagi sebagai hamba (yaitu, bukan hanya hamba begitu saja), melainkan lebih dari pada hamba (dalam hal rohani), sebagai saudara yang kekasih, orang yang harus diakui sebagai saudara dalam Kristus, dan harus dikasihi seperti itu, oleh karena perubahan kudus yang sudah terjadi pada dirinya ini. Dan karena itu, ia adalah orang yang akan berguna bagimu berdasarkan kaidah-kaidah dan cara-cara yang lebih baik daripada sebelumnya. Dia akan mencintai dan memajukan hal-hal terbaik dalam keluargamu, menjadi berkat di dalamnya, dan membantu menjaga jemaat yang ada dalam rumahmu.” Amatilah,
- (1) Ada persaudaraan rohani di antara semua orang yang sungguh-sungguh percaya, meskipun mereka dibedakan dalam status kewargaan dan hal-hal lahiriah. Mereka semua adalah anak-anak dari Bapa sorgawi yang sama. Mereka berhak mendapatkan segala keistimewaan dan keuntungan rohani yang sama, harus mencintai dan melakukan semua pekerjaan baik kepada dan bagi satu sama lain sebagai sesama saudara, meskipun tetap dalam kedudukan, derajat, dan tempat panggilan mereka masing-masing. Kekristenan tidak membatalkan atau mengacaukan kewajiban-kewajiban kewargaan, tetapi justru memperkuat kewajiban untuk menjalankannya, dan mengarahkan pada cara yang benar untuk melakukannya.
- (2) Hamba-hamba yang saleh memiliki nilai lebih dibandingkan hamba-hamba biasa. Mereka memiliki anugerah dalam hati mereka, dan telah berkenan di hadapan Allah, dan akan berkenan pula di hadapan tuan-tuan yang saleh. Mataku tertuju kepada orang-orang yang setiawan di negeri, supaya mereka diam bersama-sama dengan aku. Orang yang hidup dengan cara yang tak bercela, akan melayani aku (Mzm. 101:6). “Karena Onesimus sudah menjadi hamba yang saleh, terimalah dan pandanglah dia sebagai orang yang ikut ambil bagian dalam iman yang sama, dan dengan begitu sebagai saudara yang kekasih, dan memang bagiku sudah demikian, sebab aku dijadikan alat bagi pertobatannya.” Hamba-hamba yang baik tidak mencintai menurut kebaikan lahiriah yang mereka terima, tetapi lebih menurut kebaikan rohani yang mereka lakukan. Paulus menyebut Onesimus sebagai buah hatinya sendiri, dan petobat-petobat lain sebagai sukacita dan mahkotanya. Saudara yang kekasih, bagiku sudah demikian, apalagi bagimu, baik secara manusia maupun di dalam Tuhan. Oleh karena itu, melalui ikatan hubungan yang ganda (baik secara kewargaan maupun agama) dia adalah hambamu. Dia milikmu, salah satu anggota dari rumah dan keluargamu, dan sekarang, dalam hal rohani, saudaramu di dalam Kristus, yang semakin mempererat hubungan itu. Dia adalah hamba Allah dan hambamu juga. Ada lebih banyak ikatan hubungan antara engkau dan dia daripada antara dia dan aku. Oleh sebab itu, betapa ia harus siap engkau terima dan kasihi, sebagai salah seorang anggota keluargamu dan salah seorang saudara seiman, salah seorang dari rumahmu, dan salah seorang dari jemaat dalam rumahmu!” Alasan ini diperkuat dengan,
- Alasan kesebelas, berdasarkan persekutuan orang-orang kudus: Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri (ay. 17). Ada persekutuan di antara orang-orang kudus. Mereka memiliki kepentingan satu sama lain, dan karena itu harus mengasihi dan bertindak sesuai dengan itu. “Sekarang tunjukkanlah kasihmu kepadaku, dan kepada kepentinganku dalam dirimu, dengan mengasihi dan menerima orang yang begitu dekat denganku dan yang aku sayangi, bahkan seperti diriku sendiri. Akui dan perlakukanlah dia dengan segala kerelaan hati, seperti engkau menyambut aku, walaupun mungkin tidak sama.” Tetapi mengapa ia begitu peduli dan bersungguh-sungguh terhadap seorang hamba, seorang budak, seorang yang sudah melakukan pelanggaran? Jawabannya, karena Onesimus sudah bertobat, maka tidak diragukan hal itu mendorong dan mendukung dia untuk melawan ketakutan-ketakutan yang mungkin dirasakannya untuk kembali kepada seorang tuan yang sudah begitu banyak ia lecehkan dan rugikan. Pertobatannya juga menjaga dia tidak tenggelam dalam kesedihan dan kemurungan, dan mendorong dia menjalankan kewajibannya. Hamba-hamba Tuhan yang bijak dan baik akan memberikan perhatian yang besar dan lembut terhadap para petobat baru, untuk mendorong dan membangkitkan semangat mereka untuk melakukan apa yang dapat mereka lakukan bagi dan di dalam kewajiban mereka. Kalau ada keberatan: tetapi bukankah Onesimus sudah merugikan dan berbuat salah terhadap tuannya? Maka jawaban terhadap keberatan ini memunculkan:
- Alasan kedua belas, yang berupa sebuah janji akan jaminan kepada Filemon: Dan kalau dia sudah merugikan engkau ataupun berhutang padamu, dst. (ay. 18-19). Di sini terdapat tiga hal sebagai berikut:
- (1) Sebuah pengakuan akan utang Onesimus kepada Filemon: Kalau dia sudah merugikan engkau ataupun berhutang padamu. Ini bukan kalau dalam arti meragukan, tetapi sebagai suatu kesimpulan dan pengakuan: Karena dia sudah merugikan kamu, dan karena itu berutang kepadamu, seperti kalau dalam Kolose 3:1 dan 2 Petrus 2:4, dst. (yang dalam TB masing-masing diterjemahkan dengan karena itu dan sebab jikalau – pen.). Perhatikanlah, orang yang benar-benar bertobat akan mengakui kesalahan-kesalahan mereka dengan tulus, seperti yang tidak diragukan dilakukan Onesimus kepada Paulus, setelah dia insyaf dan bertobat. Dan ini terutama harus dilakukan bila orang lain telah dirugikan. Onesimus melalui Paulus mengakui kesalahannya. Dan,
- (2) Paulus di sini berjanji untuk membayar: Tanggungkanlah semuanya itu kepadaku – aku, Paulus, menjaminnya dengan tulisan tanganku sendiri. Aku akan membayarnya. Perhatikanlah,
- [1] Persekutuan orang kudus tidak melenyapkan pembedaan dalam hal hak milik. Onesimus, walaupun sudah bertobat, dan menjadi saudara yang kekasih, tetap merupakan hamba Filemon, dan berutang kepadanya atas kesalahan-kesalahan yang telah dia lakukan. Dan utang itu tidak boleh dihapuskan kecuali atas keinginan bebas dan sukarela dari pemberi piutang, atau kecuali orang yang berutang itu sendiri, atau orang lain atas namanya, mengadakan suatu penggantian. Ini merupakan bagian dari, dan bukan menghapuskan, apa yang dikerjakan Rasul Paulus di sini untuk Onesimus.
- [2] Tindakan penjaminan atau penanggungan, tidak selamanya dilarang, sebaliknya bagi beberapa orang itu justru merupakan usaha yang baik dan penuh belas kasihan. Hanya saja, kenali betul orang dan masalahnya, jangan menanggung orang lain (Ams. 11:15, KJV: jangan menanggung orang asing yang tidak dikenal), dan jangan menanggung di luar kemampuan. Bantulah temanmu sebisamu, sejauh itu sesuai dengan keadilan dan kebijaksanaan. Dan betapa bahagianya kita bahwa Kristus bersedia dijadikan jaminan dari suatu perjanjian yang lebih kuat (Ibr. 7:22.), bahwa Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah! Dan,
- [3] Jaminan resmi secara tersurat, dan juga dengan perkataan atau janji, boleh-boleh saja diminta dan diberikan. Tetapi manusia akan mati, dan perkataan bisa saja dilupakan atau disalahartikan. Jadi surat utang menjaga hak dan kedamaian secara lebih baik, dan sudah digunakan oleh orang-orang baik, dan juga orang lain, di segala zaman (Yer. 32:9, dst.; Luk 16:5-7). Bukan hal yang mudah bahwa Paulus, yang hidup dari sumbangan, mau mengganti segala kerugian yang diakibatkan oleh seorang hamba yang jahat kepada tuannya. Tetapi dengan ini ia mengungkapkan kasih sayangnya yang nyata dan besar bagi Onesimus, dan keyakinannya yang penuh akan kesungguhan dari pertobatan Onesimus. Dan mungkin ia berharap bahwa, kendati dengan tawaran yang murah hati ini, Filemon tidak akan bersikeras menuntutnya, tetapi dengan rela akan menghapus semuanya, dengan mengingat,
- (3) Adanya hal-hal di antara dia dan Filemon: “Agar jangan kukatakan: ‘Tanggungkanlah semuanya itu kepadamu!’ – karena engkau berhutang padaku, yaitu dirimu sendiri. Engkau ingat, tanpa harus aku ingatkan, bahwa dalam hal-hal lain engkau lebih berutang kepadaku daripada utangku dalam masalah ini.” Kehati-hatian dan tidak berlebihan dalam memuji diri sendiri adalah pujian yang sesungguhnya. Rasul Paulus menyinggung sekilas keuntungan-keuntungan yang sudah dia berikan kepada Filemon: “Bahwa sekarang engkau mendapat anugerah Allah dan berkenan kepada-Nya, atau menikmati apa saja dengan cara yang benar dan nyaman di dalam Allah, itu berkat pelayananku. Aku sudah menjadi alat di tangan-Nya bagi segala kebaikan rohani yang ada padamu itu. Dan apa saja kewajibanmu kepadaku karena itu, aku serahkan kepadamu untuk merenungkannya. Jika engkau menghapus utang uang dari seorang petobat yang malang demi aku dan permintaanku, yang walaupun demikian sudah kutanggungkan pada diriku sendiri, dan jika engkau menghapuskan utang itu darinya, atau dariku, yang sekarang menjadi tanggungannya, maka seperti yang pasti engkau akui, itu bukanlah perkara besar. Di sini diberikan perbandingan lagi: Karena engkau berhutang padaku, yaitu dirimu sendiri.” Amatilah, betapa besarnya kasih sayang antara hamba-hamba Tuhan dan orang-orang yang diberkati melalui usaha mereka sehinggga mereka bertobat atau dibangun secara rohani! Jika mungkin (kata Paulus kepada jemaat di Galatia), kamu telah mencungkil matamu dan memberikannya kepadaku (Gal. 4:15). Di sisi lain ia menyebut mereka anak-anaknya, yang dilahirkannya kembali, sampai Kristus terbentuk dalam diri mereka, yaitu sampai rupa Kristus terbentuk secara lebih penuh. Demikian juga dalam 1 Tesalonika 2:8, kami, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi. Secara kiasan, hal ini mungkin menggambarkan pekerjaan Kristus bagi kita. Kita sudah memberontak dari Allah, dan dengan dosa sudah menyakiti Dia, tetapi Kristus berusaha untuk menebus kesalahan kita itu, yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah. “Jika orang berdosa berutang kepada-Mu, tanggungkanlah itu kepada-Ku, Aku akan membayar utangnya. Biarlah kesalahannya ditimpakan ke atas-Ku, Aku akan menanggung hukumannya.” Lebih jauh lagi,
- Alasan ketiga belas didasarkan pada sukacita dan penghiburan yang akan dirasakan Rasul Paulus karena Filemon, dan juga karena Onesimus, jika Filemon menunjukkan iman dan ketaatannya pada waktu yang diperlukan saat ini: Ya saudaraku, semoga engkau berguna bagiku di dalam Tuhan: Hiburkanlah hatiku di dalam Kristus! (ay. 20). Filemon adalah anak Paulus di dalam iman, namun ia memperlakukannya sebagai saudara. Onesimus adalah seorang budak miskin, namun Paulus memohon untuknya seolah-olah ia berusaha mendapatkan suatu hal yang besar bagi dirinya sendiri. Lihat, betapa memelasnya dia! “Ya saudaraku, atau wahai saudaraku (itu ungkapan untuk meminta atau berharap), semoga engkau berguna bagiku di dalam Tuhan. Engkau tahu bahwa kini aku menjadi tahanan karena Tuhan, demi Dia dan kepentingan-Nya, dan aku memerlukan segala penghiburan dan dukungan dari sahabat-sahabatku di dalam Kristus semampu yang mereka bisa. Nah, ini akan menjadi sukacitaku, aku akan bersukacita karenamu di dalam Tuhan, jika aku melihat bukti dan buah dari iman dan kasih kristianimu. Dan aku akan bersukacita karena Onesimus, yang dengan ini akan dilegakan dan dibesarkan hatinya.” Amatilah,
- (1) Orang Kristen harus melakukan hal-hal yang dapat menyukakan hati satu sama lain, baik antara jemaat dan hamba Tuhannya, maupun antara jemaat dan hamba-hamba Tuhan dari saudara-saudara seiman mereka. Dari dunia ini mereka akan mendapat kesulitan, jadi ke mana lagi mereka dapat mencari penghiburan dan sukacita kecuali dari satu sama lain?
- (2) Buah dari iman dan ketaatan jemaat merupakan sukacita terbesar bagi hamba-hamba Tuhan, terutama jika kasih mereka terhadap Kristus dan anggota-anggota jemaat-Nya semakin bertambah-tambah, dengan mengampuni kesalahan, menunjukkan belas kasihan, dan bermurah hati seperti Bapa mereka yang di sorga yang murah hati. “Hiburkanlah hatiku di dalam Kristus! Bukan kehormatan duniawi bagi diri sendiri yang menggerakkan aku memohonkan ini, melainkan apa yang menyenangkan Kristus, dan yang membuat Dia mendapatkan kehormatan.” Amatilah,
- [1] Kehormatan Tuhan dan pengabdian kepada-Nya adalah tujuan utama dari orang Kristen dalam segala hal. Dan,
- [2] Seorang hamba Tuhan yang baik merasa sangat terhibur saat melihat jemaat selalu siap sedia dan giat dalam berbuat kebaikan, terutama berbuat kasih dan amal jika kesempatan datang, memaafkan kesalahan, tidak begitu menuntut hak sendiri, dan sejenisnya. Dan satu lagi, alasan Paulus yang terakhir, yaitu,
- Alasan keempat belas, didasarkan pada pengharapan dan pikiran baik yang dinyatakan Paulus tentang Filemon: Dengan percaya kepada ketaatanmu, kutuliskan ini kepadamu. Aku tahu, lebih dari pada permintaanku ini akan kaulakukan (ay. 21). Pikiran dan pengharapan yang baik tentang kita akan lebih menggerakkan dan menggiatkan kita untuk melakukan hal-hal yang diharapkan dari kita. Rasul Paulus mengenal Filemon sebagai orang baik, dan karena itu ia yakin akan kesediaannya untuk berbuat baik, dan bukan dengan cara yang tanggung-tanggung, melainkan dengan limpah dan murah hati. Perhatikanlah, orang yang baik selalu bersedia melakukan segala pekerjaan baik, dan bukan hanya sekadar berbuat saja, melainkan secara berlimpah. Orang yang berbudi luhur merancang hal-hal yang luhur (Yes. 32:8). Orang-orang Makedonia pertama-tama memberi diri kepada Tuhan, kemudian kepada para rasul-Nya atas kehendak Allah, untuk melakukan kebaikan yang dapat mereka lakukan dengan apa yang mereka miliki, apabila kesempatan untuk itu datang. Sejauh ini kita sudah melihat inti dan pokok dari surat ini.
- Selanjutnya kita mendapati,
- II. Kesimpulan, yang di dalamnya,
- 1. Rasul Paulus menunjukkan harapan akan pembebasan dirinya, melalui doa-doa mereka, dan bahwa tak lama lagi ia mungkin akan melihat mereka, sambil menginginkan Filemon untuk menyiapkan perbekalan baginya: Dalam pada itu bersedialah juga memberi tumpangan kepadaku, karena aku harap oleh doamu aku akan dikembalikan kepadamu (ay. 22). Dalam pada itu, atau terlebih lagi. Di sini ia beralih membicarakan hal lain, namun seperti yang terlihat, bukan tanpa memperhatikan masalah yang tengah dibahasnya, yang dapat dibantu diselesaikan melalui isyarat ini. Yaitu bahwa ia berharap ia sendiri akan segera menyusul, dan mengetahui dampak dari suratnya. Dengan begitu Filemon mungkin akan lebih tergugah untuk mengusahakan apa yang dapat memuaskan Rasul Paulus. Sekarang inilah,
- (1) Apa yang diminta: Bersedialah juga memberi tumpangan kepadaku, termasuk di dalamnya semua kebutuhan untuk orang asing. Ia ingin supaya Filemon melakukannya, sebab ia berniat menjadi tamu Filemon, sebagai tujuan utamanya. Perhatikanlah, keramahtamahan adalah kewajiban kristiani yang besar, terutama diharapkan dari hamba-hamba Tuhan dan terhadap hamba-hamba Tuhan, seperti terhadap Rasul Paulus ini, yang keluar dari bahaya dan penderitaan begitu rupa bagi Kristus dan Injil-Nya. Siapa yang tidak mau menunjukkan perhatian dan kasih sayang kepada orang seperti itu? Sebutan yang terhormatlah yang diberikan Rasul Paulus kepada Gayus (Rm. 16:23), yang memberi tumpangan kepadaku, dan kepada seluruh jemaat. Onesiforus juga diingat dengan penuh kasih oleh Rasul Paulus karena hal ini (2Tim. 1:16, 18), Tuhan kiranya mengaruniakan rahmat-Nya kepada keluarga Onesiforus yang telah berulang-ulang menyegarkan hatiku. Ia tidak malu menjumpai aku di dalam penjara. Betapa banyaknya pelayanan yang ia lakukan di Efesus engkau lebih mengetahuinya dari padaku.
- (2) Inilah dasar dari permintaan Rasul Paulus: Karena aku harap oleh doamu aku akan dikembalikan kepadamu. Ia tidak tahu bagaimana tindakan Allah selanjutnya terhadap dia, tetapi manfaat doa sudah sering kali ia dapatkan, dan berharap akan ia dapatkan lagi, agar kelepasan dan kebebasan datang padanya. Amatilah,
- [1] Kita harus bergantung pada Allah dalam hal hidup, kebebasan, dan kesempatan melayani. Semuanya terjadi atas perkenan ilahi.
- [2] Ketika kita dijauhkan dari rahmat-rahmat ini atau rahmat lain, maka kepercayaan dan pengharapan kita haruslah pada Allah, tanpa jemu atau menyerah, sementara kita bergantung kepada-Nya. Akan tetapi,
- [3] Kepercayaan harus disertai dengan penggunaan sarana, terutama doa, meskipun tidak ada hal lain yang bisa dilakukan. Ini sudah terbukti dapat membuka pintu-pintu sorga dan juga penjara. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.
- [4] Jemaat wajib berdoa untuk hamba-hamba Tuhan, terutama apabila mereka sedang dalam kesusahan dan bahaya. Hamba-hamba Tuhan memerlukan dan meminta doa-doa itu. Paulus, meskipun seorang rasul, meminta didoakan dengan sangat sungguh-sungguh (Rm. 15:30; 2Kor. 1:11; Ef. 6:18-19; 1Tes. 5:25). Dengan cara ini orang yang paling rendah dapat membantu yang paling hebat. Akan tetapi,
- [5] Meskipun dengan doa kita memperoleh sesuatu, namun doa sendiri tidak layak mendapatkan pujian atas hal-hal yang diperoleh itu. Semua itu pemberian Allah, yang dibeli oleh Kristus. Aku harap oleh doamu, charisthēsomai hymin – aku akan dikembalikan kepadamu dalam keadaan bebas. Apa yang diberikan Allah, Ia ingin supaya kita memohonnya dari Dia, supaya rahmat lebih dihargai lagi, dan diketahui apabila datang, dan Allah mendapatkan pujian untuk itu. Kehidupan dan pekerjaan hamba-hamba Tuhan adalah demi kebaikan jemaat. Tugas itu ditetapkan untuk mereka. Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia, rasul-rasul, dst. (Ef. 4:8, 11- 12). Pemberian, pekerjaan, dan kehidupan mereka, semuanya demi kepentingan jemaat (1Kor. 3:21-22), segala sesuatu adalah milikmu, Apolos, maupun Kefas, dst.
- [6] Dengan berdoa bagi hamba-hamba Tuhan yang setia, pada dasarnya jemaat berdoa untuk diri mereka sendiri: “Aku harap aku akan dikembalikan kepadamu, untuk melayanimu, menghiburmu, dan membangunmu di dalam Kristus.” Lihat 2 Korintus 4:15.
- [7] Perhatikanlah kerendahan hati Rasul Paulus. Kebebasannya, kalau ia mendapatkannya, akan diakuinya terjadi berkat doa-doa mereka, dan juga, atau lebih daripada, doanya sendiri. Ia mengakui hal ini karena ia sangat menghargai doa-doa orang banyak itu, dan karena ia yakin bahwa Allah peduli dengan umat-Nya yang berdoa. Itulah hal pertama dalam kesimpulan Rasul Paulus.
- 2. Ia mengirimkan salam dari temannya sepenjara, dan empat orang lagi yang merupakan teman-teman sekerjanya (ay. 23- 24). Memberi salam berarti mengharapkan kesehatan dan damai sejahtera. Kekristenan tidak memusuhi sopan santun, tetapi justru memerintahkannya (1Ptr. 3:8). Salam hanyalah ungkapan kasih dan penghormatan, dan sarana untuk menjaga dan melestarikannya. Salam kepadamu dari Epafras, temanku sepenjara karena Kristus Yesus. Dia berasal dari Kolose, jadi sekampung halaman dengan Filemon. Tampaknya pekerjaan Epafras adalah pemberita Injil. Ia bekerja di antara jemaat Kolose (kalau bukan dia yang pertama-tama mempertobatkan mereka). Paulus menyayanginya secara khusus. Kawan pelayan yang kami kasihi (kata Rasul Paulus), yang bagi kamu adalah pelayan Kristus yang setia (Kol. 1:7), dan hamba Kristus Yesus, yang selalu bergumul dalam doanya untuk kamu. Aku dapat memberi kesaksian tentang dia, bahwa ia sangat bersusah payah untuk kamu, dst. (Kol. 4:12-13). Oleh karena itu, Epafras ini pasti orang terpandang, yang ketika berada di Roma, mungkin untuk menemani Paulus, dan mengerjakan pekerjaan yang sama untuk memberitakan dan menyebarkan Injil, dan dipenjarakan di penjara yang sama, karena alasan yang sama pula. Keduanya disebut tahanan karena Kristus Yesus, yang menyiratkan alasan mereka dipenjara, yaitu bukan karena kejahatan atau kefasikan apa pun, melainkan karena iman kepada Kristus dan karena melayani Dia. Sungguh suatu kehormatan menanggung aib karena nama Kristus. Temanku sepenjara karena Kristus Yesus disebutkan sebagai kemuliaan Epafras dan penghiburan bagi Rasul Paulus. Bukan karena sekarang ia ditahan, dan dengan demikian tidak bisa bekerja (ini justru merupakan penderitaan), melainkan karena ia melihat Allah mengizinkan dan memanggilnya untuk menderita. Dan bahwa pemeliharaan Allah mengatur sedemikian rupa supaya mereka menderita bersama-sama, sehingga mereka mendapat keuntungan dan penghiburan dari doa, dan mungkin bantuan satu sama lain dalam beberapa hal. Ini adalah rahmat. Demikianlah, adakalanya Allah meringankan penderitaan hamba-hamba-Nya melalui persekutuan para kudus, persekutuan yang manis yang mereka miliki satu sama lain di dalam penjara. Tidak pernah mereka lebih menikmati Allah selain ketika mereka menderita bersama-sama untuk Allah. Demikianlah yang terjadi dengan Paulus dan Silas, walapun kaki mereka dirantai, lidah mereka lepas dan hati mereka terarah untuk memuji-muji Allah. Markus, Aristarkhus, Demas, dan Lukas, teman-teman sekerjaku. Disebutkannya mereka di sini tampaknya untuk mengikutsertakan mereka dalam urusan Paulus. Seandainya permintaan Paulus ditolak, betapa tampak keterlaluannya jika meremehkan begitu banyak nama yang terpandang seperti, paling tidak, sebagian besar dari mereka ini! Markus, kemenakan Barnabas dan anak Maria, yang suka menjamu orang-orang kudus di Yerusalem (Kol. 4:10; Kis. 12:12), dan yang rumahnya dijadikan tempat pertemuan untuk berdoa dan beribadah kepada Allah. Meskipun ia bisa dibilang pernah gagal pada saat berpisah dengan Paulus, namun dalam hubungannya dengan Barnabas, ia tetap melanjutkan pekerjaannya. Dan di sini kita lihat dia dan Paulus sudah berdamai, dan perbedaan-perbedaan yang lalu sudah dilupakan (2Tim. 4:11). Ia menyuruh supaya Markus dibawa kepadanya, karena pelayanannya penting bagiku, yaitu sebagai pemberita Injil. Aristarkhus disebutkan dengan Markus (Kol. 4:10.), dan disebut di situ oleh Rasul Paulus sebagai teman sepenjaranya. Dan ketika di situ Paulus berbicara tentang Markus, kemenakan Barnabas, ia menambahkan, tentang dia kamu telah menerima pesan; terimalah dia, apabila dia datang kepadamu. Ini bukti bahwa Paulus sendiri telah menerimanya, dan berdamai dengannya. Berikutnya adalah Demas, yang sampai sejauh ini tampaknya tidak melakukan kesalahan apa pun, meskipun ia pernah ditegur (2Tim. 4:10) karena meninggalkan Paulus, sebab ia telah mencintai dunia ini. Tetapi seberapa jauh ia meninggalkan Paulus, entah meninggalkan pekerjaan dan tugasnya secara sepenuhnya, atau hanya sebagian, dan apakah ia bertobat dan kembali kepada kewajibannya, Kitab Suci diam mengenai itu, dan begitu pula harusnya kita di sini. Tidak ada aib yang ditimpakan padanya di sini, sebaliknya dia disebutkan bersama-sama orang lain yang setia, seperti juga dalam 14. Lukas adalah yang terakhir disebut, sang tabib dan pemberita Injil yang kekasih itu, dan yang datang ke Roma untuk menemani Paulus (Kol. 4:14; 2Tim. 4:11). Dia adalah teman Paulus dalam bahaya-bahaya hebat yang mengancamnya, dan juga teman sekerjanya. Pelayanan bukanlah perkara kemudahan atau kesenangan duniawi, melainkan penderitaan. Jika ada yang malas dalam pelayanan, itu berarti mereka tidak memenuhi panggilan mereka. Kristus menyuruh murid-murid-Nya untuk meminta kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja, bukan penganggur-penganggur, untuk tuaian-Nya (Mat. 9:38). Dan jemaat dinasihati untuk menghormati mereka yang bekerja keras di antara mereka, yang memimpin mereka dalam Tuhan. Dan supaya sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka (1Tes. 5:12-13). Rekan-rekan sekerjaku, kata Rasul Paulus, hamba-hamba Tuhan harus sama-sama membantu dalam kebenaran. Mereka melayani Tuhan yang sama, dalam pekerjaan dan tugas kudus yang sama, dan mengharapkan upah kemuliaan yang sama. Oleh karena itu, mereka harus membantu satu sama lain dalam memajukan kepentingan Tuan mereka bersama yang agung. Demikianlah salam Rasul Paulus. Dan selanjutnya,
- 3. Ada doa dan berkat penutup dari Rasul Paulus (ay. 25). Amatilah,
- (1) Apa yang diharapkan dan didoakan: Kasih karunia, perkenanan dan kasih Allah yang cuma-cuma, bersama dengan buah-buah dan dampak-dampaknya dalam segala hal yang baik, bagi jiwa dan tubuh, bagi kekekalan. Perhatikanlah, kasih karunia adalah hal terbaik yang dapat diharapkan bagi diri kita sendiri dan orang lain. Dengan inilah Rasul Paulus memulai dan mengakhiri.
- (2) Dari siapa: Tuhan kita Yesus Kristus, Anak Allah, Pribadi kedua dalam Tritunggal, Tuhan menurut kodrat, yang oleh-Nya dan untuk-Nya segala sesuatu diciptakan (Kol. 1:16; Yoh. 1:1-3), dan yang berhak menerima segala yang ada. Dan, sebagai Allah-manusia dan Pengantara, Dialah yang menebus kita, dan yang kepada-Nya kita diserahkan oleh Bapa. Yesus, sang Juruselamat (Mat. 1:21). Kita sudah tersesat dan binasa. Lalu Ia mendapatkan kita kembali, dan memperbaiki apa yang sudah hancur. Ia menyelamatkan dengan jasa-Nya, mendapatkan pengampunan dan kehidupan bagi kita lewat pengorbanan diri-Nya. Dan dengan kuasa, Ia menyelamatkan kita dari dosa, Iblis, dan neraka, dan memperbaharui kita menjadi serupa dengan Allah, dan membuat kita dapat menikmati Dia. Demikianlah Dia adanya, Yesus, dan Kristus, Mesias atau Yang diurapi, disucikan dan ditetapkan untuk menjadi Raja, Imam, dan Nabi bagi jemaat-Nya. Untuk semua tugas itu harus ada pengurapan dengan minyak menurut hukum Taurat, dan untuk itu juga Sang Juruselamat diurapi secara rohani dengan Roh Kudus (Kis. 10:38). Tak seorang pun selain di dalam Dia semuanya ini ada secara bersama-sama dan sedemikian menonjol. Dia diurapi dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-Nya (Mzm. 45:8). Tuhan Yesus Kristus ini adalah milik kita menurut hak, melalui tawaran dan pemberian Injil, melalui penebusan kita oleh-Nya dan penerimaan terhadap Dia oleh kita, dengan cara kita berserah kepada-Nya, dan melalui persatuan kita dengan-Nya secara rohani: Tuhan kita Yesus Kristus. Perhatikanlah, semua kasih karunia kepada kita berasal dari Kristus. Ia membelinya, dan Ia menganugerahkannya. Dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia (Yoh. 1:16). Dia memenuhi semua dan segala sesuatu (Ef. 1:23).
- (3) Kepada siapa: Roh kamu, meta tou pneumatos hymōn, bukan hanya roh Filemon, melainkan juga roh semua yang disebutkan dalam tulisan ini. Menyertai roh kamu, yaitu menyertai kamu, karena jiwa atau roh merupakan kediaman langsung dari kasih karunia, yang dari situ ia memengaruhi orang secara keseluruhan, dan mengalir keluar dalam perbuatan-perbuatan yang mulia dan kudus. Semua orang yang diberi salam digabungkan bersama-sama di sini dalam berkat penutup, untuk semakin mengingatkan dan menggugah semuanya supaya ikut memenuhi tujuan dari surat ini. Amin ditambahkan di sini (dalam terjemahan KJV – pen.), bukan hanya untuk merangkum dengan kuat dan penuh perasaan segala doa dan harapan, demikianlah adanya, melainkan juga sebagai ungkapan iman bahwa itu akan didengar, semoga akan terjadi demikian. Dan apa lagi yang kita perlukan untuk membuat kita bahagia selain kasih karunia dari Tuhan kita Yesus Kristus yang menyertai roh kita? Ini adalah berkat biasa, tetapi dapat juga dipandang sebagai diperuntukkan khusus bagi apa yang menjadi tujuan surat ini. Kasih karunia Kristus yang menyertai roh mereka, terutama roh Filemon, akan mempermanis dan mendinginkan perasaan mereka, melepaskan segala perasaan terluka yang terlalu dalam dan mendukakan, dan mencondongkan hati mereka untuk mau mengampuni orang lain sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kita.