Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Gal 3:11
Full Life: Gal 3:11 - ORANG YANG BENAR AKAN HIDUP OLEH IMAN.
Nas : Gal 3:11
Paulus mengutip Hab 2:4 untuk menjelaskan pembenaran oleh iman
(bd. Rom 1:17). Habakuk menekankan bahwa seorang yang dibenarkan oleh...
Nas : Gal 3:11
Paulus mengutip Hab 2:4 untuk menjelaskan pembenaran oleh iman (bd. Rom 1:17). Habakuk menekankan bahwa seorang yang dibenarkan oleh iman memiliki kebenaran batiniah, karena dia membandingkan orang yang benar dengan orang yang tidak benar yang "tidak lurus hatinya" (Hab 2:4). Demikianlah, Paulus percaya bahwa pembenaran meliputi suatu kebenaran batiniah melalui Roh Kudus yang mendiami hati
(lihat art. KATA-KATA ALKITABIAH UNTUK KESELAMATAN).
BIS -> Gal 3:11
BIS: Gal 3:11 - percaya kepada Allah sehingga hubungannya dengan Allah menjadi baik kembali, akan hidup percaya kepada Allah sehingga hubungannya dengan Allah menjadi baik kembali, akan hidup: atau hubungannya dengan Allah baik kembali, akan hidup karena...
percaya kepada Allah sehingga hubungannya dengan Allah menjadi baik kembali, akan hidup: atau hubungannya dengan Allah baik kembali, akan hidup karena percaya.
Ref. Silang FULL -> Gal 3:11
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Gal 3:6-18
Matthew Henry: Gal 3:6-18 - Pembenaran oleh Iman Pembenaran oleh Iman (3:6-18)
Setelah menegur orang Galatia karena tidak menaati kebenaran, dan berusaha keras menyadarkan mereka akan kebodohan de...
Pembenaran oleh Iman (3:6-18)
- Setelah menegur orang Galatia karena tidak menaati kebenaran, dan berusaha keras menyadarkan mereka akan kebodohan dengan berbuat demikian, dalam ayat-ayat di atas ini ia banyak membuktikan kebenaran pengajaran yang telah mereka tolak sehingga ditegur olehnya itu, yakni tentang pembenaran oleh karena iman tanpa melakukan hukum Taurat. Ia memberi bukti dengan beberapa cara.
- I. Dari contoh bagaimana Abraham dibenarkan. Petunjuk yang dipakai Paulus diambil dari Roma pasal 4. Secara itu jugalah Abraham percaya kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran (ay. 6). Artinya, iman Abraham melekat pada firman dan janji Allah, serta pada keyakinannya bahwa ia diakui dan diterima Allah sebagai orang yang benar. Sama seperti dalam uraian ini ia disebut bapa orang beriman, begitu pula Rasul Paulus ingin supaya kita tahu bahwa mereka yang hidup dari iman, mereka itulah anak-anak Abraham (ay. 7), bukan secara jasmani, tetapi sesuai dengan janji Allah itu. Oleh sebab itu, mereka juga dibenarkan melalui cara yang sama dengannya. Abraham dibenarkan oleh karena iman, dan begitu pula mereka. Untuk meneguhkan hal ini, Rasul Paulus memberitahukan kepada kita bahwa janji yang diberikan kepada Abraham (Kej. 12:3), yakni bahwa olehmu segala bangsa akan diberkati (ay. 8), berkenaan dengan iman. Dikatakan bahwa Kitab Suci sebelumnya mengetahui hal itu, karena Dia yang menyusun firman Tuhan memang telah mengetahui sebelumnya bahwa Allah akan membenarkan orang-orang tidak percaya melalui iman. Oleh karena itu, dalam atau melalui Abraham atau keturunan Abraham, yakni Kristus, bukan saja orang Yahudi semata, melainkan orang bukan Yahudi juga, akan diberkati. Tidak saja diberkati dalam keturunan Abraham, tetapi juga diberkati sama seperti Abraham, dan dibenarkan seperti dirinya. Inilah yang disebut Rasul Paulus sebagai memberitakan Injil kepada Abraham. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan (ay. 9) bahwa mereka yang hidup dari iman, yakni orang-orang yang benar-benar percaya, tidak peduli dari bangsa mana mereka berasal, diberkati bersama-sama dengan Abraham yang beriman itu. Mereka diberkati bersama Abraham, bapa orang beriman, melalui janji yang diberikan kepadanya, dan oleh sebab itu juga melalui iman seperti dia.
- II. Rasul Paulus menunjukkan bahwa kita tidak dapat dibenarkan kecuali melalui iman yang berpegang teguh pada Injil, karena hukum Taurat menjatuhkan hukuman ke atas kita. Jika kita memberi diri diadili dalam pengadilan hukum Taurat itu, dan dihadapkan pada hukumannya, maka pastilah kita akan tercampakkan, punah dan binasa. Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Semua orang yang mengandalkan hasil upayanya sendiri sebagai kebenaran mereka, untuk dinyatakan tidak bersalah, dan bersikeras menyatakan diri sendiri benar, maka perkara mereka itu pasti akan berbalik melawan mereka. Sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat” (ay. 10). Lihat juga 26. Syarat kehidupan menurut hukum Taurat bersifat sempurna, pribadi, terus-menerus, dan penuh ketaatan. Perintah yang diberikan adalah, perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup, atau, siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya (ay. 12). Bagi setiap kegagalan dalam melakukan hal ini, hukum Taurat akan menjatuhkan kutukan. Kecuali ketaatan kita bersifat menyeluruh, sambil senantiasa melakukan segala sesuatu yang tertulis di dalam Kitab Taurat, dan kecuali hal itu dikerjakan terus-menerus (tanpa pernah gagal dalam keadaan apa pun), maka kita akan terkena kutuk hukum Taurat. Kutukan itu berupa murka yang dinyatakan, dan ancaman kebinasaan. Ini berarti terpisah dan diserahkan ke dalam segala bentuk kejahatan dengan sepenuh kekuatan dan daya, melawan semua orang berdosa, dan oleh sebab itu melawan seluruh umat manusia, sebab semua orang telah berbuat dosa dan bersalah di hadapan Allah. Jika sebagai pelanggar hukum Taurat kita berada di bawah kutukannya, maka sungguh sia-sia apabila kita mencari pembenaran melalui hukum Taurat. Namun, meskipun hal ini tidak bisa diharapkan dari hukum Taurat, Rasul Paulus kemudian memberi tahu kita bahwa ada jalan untuk meloloskan diri dari kutuk ini dan kembali memperoleh perkenan Allah, yakni melalui iman di dalam Kristus, yang telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat (ay. 13). Betapa tidak lazimnya cara yang digunakan Kristus untuk menebus kita dari kutuk hukum Taurat. Yakni, dengan jalan menjadi kutuk karena kita. Karena dijadikan orang berdosa bagi kita, Dia telah dijadikan kutuk bagi kita. Dia tidak terpisah dari Allah, tetapi untuk sesaat ditempatkan di bawah tanda murka ilahi yang mengerikan, yang disebut secara khusus dalam hukum Musa (Ul. 21:22). Tujuan dari cara ini adalah supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain. Supaya semua orang yang percaya kepada Kristus, baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi, dapat mewarisi berkat Abraham, terutama janji agung Roh Kudus, yang teristimewa disediakan untuk masa Injil. Oleh karena itu, jelaslah bahwa bukan dengan cara menempatkan diri di bawah hukum Taurat, melainkan melalui iman di dalam Kristus-lah mereka menjadi umat Allah dan ahli waris janji itu. Perhatikanlah di sini,
- 1. Kesengsaraan yang di dalamnya kita sebagai orang berdosa tenggelam, yaitu kita berada di bawah kutuk dan hukuman hukum Taurat.
- 2. Kasih dan anugerah Yesus Kristus Tuhan kita terhadap kita. Ia telah menyerahkan diri untuk menjadi kutuk bagi kita, supaya dapat menebus kita dari kutuk hukum Taurat.
- 3. Harapan penuh kebahagiaan yang sekarang kita dapatkan melalui Dia, tidak saja karena terhindar dari kutuk itu, tetapi juga mewarisi berkat.
- 4. Bahwa hanya melalui iman di dalam Dialah kita dapat berharap memperoleh perkenan ini.
- III. Untuk membuktikan bahwa pembenaran adalah melalui iman, dan bukan melalui perbuatan menurut hukum Taurat, Rasul Paulus menyatakan kesaksian khusus Perjanjian Lama (ay. 11). Ayat yang dirujuk adalah 4 yang mengatakan, orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya. Hal ini juga dikutip dalam Roma 1:17 dan Ibrani 10:38. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa hanya orang-orang yang benar dan adil sajalah yang akan benar-benar hidup, terbebas dari maut dan murka Allah, serta dipulihkan ke dalam kehidupan yang berkenan bagi Allah. Hanya melalui imanlah orang-orang bisa menjadi benar, sehingga dengan demikian memperoleh kehidupan dan kebahagiaan ini, yaitu berkenan oleh Allah, dan dimampukan untuk hidup bagi-Nya sekarang, serta berhak menerima hidup kekal dan menikmati hadirat-Nya dalam kehidupan berikutnya. Itulah sebabnya Rasul Paulus berkata, bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas. Apa pun pendapat orang lain tentang dirinya, tidak demikian halnya dalam pemandangan Allah. Sebab dasar hukum Taurat bukanlah iman, dan hukum tersebut tidak mengatakan apa pun perihal iman yang berkaitan dengan pembenaran, ataupun memberikan kehidupan kepada orang-orang yang percaya. Namun pesan yang terkandung di dalamnya adalah, siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya, seperti yang tertulis di Kitab Imamat 18:5. Dibutuhkan ketaatan mutlak kepada hukum Taurat sebagai jalan hidup, dan oleh sebab itu, sama sekali tidak dapat menjadi aturan bagi pembenaran kita sekarang. Pembuktian Rasul Paulus ini dapat membantu kita untuk memperhatikan bahwa pembenaran melalui iman itu bukanlah pengajaran baru, melainkan telah diteguhkan dan diajarkan di antara jemaat Allah jauh sebelum masa Injil. Sungguh, inilah satu-satunya cara yang telah atau dapat membenarkan orang-orang berdosa.
- IV. Untuk tujuan inilah Rasul Paulus memberi bukti dan menegaskan bahwa perjanjian yang telah dibuat Allah dengan Abraham itu tetap berlaku, tidak dibatalkan atau ditiadakan ketika hukum Taurat diberikan kepada Musa (ay. 15). Iman lebih utama dan ada terlebih dulu daripada hukum Taurat, sebab Abraham dibenarkan oleh iman. Di atas iman itulah dia membangun janji, dan janji-janji merupakan sasaran yang layak dihadapi dengan iman. Allah mengadakan perjanjian dengan Abraham (ay. 8), dan perjanjian ini bersifat teguh dan kokoh. Jika janji manusia saja bersifat demikian, terlebih lagi janji Allah. Ketika suatu perbuatan telah dilaksanakan atau butir-butir kesepakatan telah dimeteraikan, maka kedua belah pihak saling terikat, dan sudah terlambat untuk membuat perubahan. Oleh karena itu, orang tidak boleh beranggapan bahwa karena hukum berikutnya dikeluarkan, maka perjanjian Allah dibatalkan. Kata diathēkē dalam bahasa aslinya berarti perjanjian dan juga wasiat. Janji yang diberikan kepada Abraham lebih merupakan wasiat daripada perjanjian. Ketika sebuah surat wasiat berlaku pada saat kematian orang yang membuatnya, maka isinya tidak dapat diubah lagi. Oleh sebab itu, mengingat bahwa janji yang diberikan kepada Abraham bersifat sebagai wasiat, janji itu tetap kokoh dan tidak dapat diubah lagi. Selanjutnya, apabila ada yang berkata bahwa suatu pemberian atau wasiat boleh dibatalkan karena tidak adanya orang-orang yang menyatakan diri untuk menerimanya (ay. 16), maka Rasul Paulus menunjukkan bahwa dalam hal ini tidak terdapat kemungkinan seperti itu. Abraham sudah mati, dan para nabi juga sudah mati, tetapi wasiat atau perjanjian itu dibuat dengan Abraham dan keturunannya. Rasul Paulus memberi kita ulasan yang sungguh mengejutkan mengenai hal ini. Kita bisa saja berpikir bahwa yang dimaksudkan hanyalah bangsa Yahudi. “Tidak,” kata Rasul Paulus, “yang dimaksudkan hanyalah satu orang, yaitu dan kepada keturunanmu, yaitu Kristus.” Dengan demikian, wasiat itu masih memiliki kekuatan, sebab Kristus hidup selama-lamanya dan di dalam keturunannya secara rohani, dan mereka itu adalah milik-Nya melalui iman. Jika ada yang bersikeras bahwa hukum Taurat yang diberikan Musa telah membatalkan perjanjian ini karena hukum tersebut sangat mengandalkan perbuatan dan begitu sedikit membicarakan iman ataupun Mesias yang dijanjikan, maka Rasul Paulus menjawab bahwa hukum berikutnya tidak dapat membatalkan perjanjian atau janji sebelumnya (ay. 18). Sebab, jikalau apa yang ditentukan Allah berasal dari hukum Taurat, ia tidak berasal dari janji; tetapi, kata Paulus, oleh janjilah Allah telah menganugerahkan kasih karunia-Nya kepada Abraham. Oleh sebab itu akan menjadi tidak sesuai dengan kekudusan, hikmat, serta kesetiaan-Nya, apabila Ia sampai mengesampingkan janji-Nya itu melalui tindakan berikutnya, sehingga dengan demikian mengubah cara pembenaran yang telah ditetapkan-Nya sebelumnya. Jika warisan telah diberikan kepada Abraham melalui janji, dan diturunkan kepada keturunannya secara rohani, maka kita boleh yakin bahwa Allah tidak akan menarik kembali janji itu. Sebab, Dia bukanlah manusia sehingga menyesali apa yang telah dilakukan-Nya.
SH: Gal 3:6-14 - Perjanjian Lama mengajarkan iman (Kamis, 9 Juni 2005) Perjanjian Lama mengajarkan iman
Kita mungkin sering mendengar pernyataan bahwa Perjanjian Lama
mengajarkan seseorang diselamatkan karena melaku...
Perjanjian Lama mengajarkan iman
Kita mungkin sering mendengar pernyataan bahwa Perjanjian Lama
mengajarkan seseorang diselamatkan karena melakukan hukum
Taurat; sebaliknya Perjanjian Baru mengajarkan keselamatan
adalah anugerah yang harus diterima dengan iman.
Paulus mematahkan pandangan yang keliru ini dengan menyajikan kebenaran langsung dari Perjanjian Lama. Pertama, Perjanjian Lama mengajarkan bahwa Abraham dibenarkan oleh karena imannya (ayat 6; Kej. 15:6). Jadi, setiap orang yang percaya dengan iman seperti halnya Abraham adalah anak-anak Abraham yang juga dibenarkan (ayat 7-9). Kedua, hukum Taurat tidak diberikan untuk menyelamatkan orang berdosa. Sebaliknya hukum Taurat diberikan untuk menyatakan keberdosaan manusia karena tidak seorang pun mampu melakukan semua perintah hukum Taurat (ayat 10-12). Oleh karena itu, Kristus telah mati untuk menebus dosa manusia supaya manusia dilepaskan dari kutuk hukum Taurat. Kematian Kristus menjadi jalan bagi bangsa-bangsa nonyahudi untuk dapat menerima keselamatan dengan cara beriman kepada-Nya (ayat 13-14). Jadi, Perjanjian Lama tidak bertentangan dengan Perjanjian Baru. Keduanya mengajarkan hal yang sama, yaitu seseorang diselamatkan karena percaya kepada karya penyelamatan Kristus dan bukan karena melakukan perintah Taurat.
Salah satu alasan mengapa ajaran-ajaran seperti itu masih bisa memperdaya orang-orang Kristen masa kini adalah karena kita jarang membaca apalagi membaca-gali Perjanjian Lama. Perjanjian Lama adalah firman Tuhan yang benar dan sama berotoritas dengan Perjanjian Baru. Perjanjian Lama memperlihatkan sisi kebutuhan manusia berdosa akan juruselamat yang bisa membebaskan mereka dari kutuk hukum Taurat. Perjanjian Baru menunjuk langsung kepada Yesus Kristus sebagai satu-satunya juruselamat itu.
Tekadku: Belajar Alkitab dengan benar dan bersandar penuh kepada kebenaran supaya tidak digoyahkan oleh ajaran sesat.
SH: Gal 3:1-14 - Hindari kebodohan iman (Kamis, 25 Agustus 2011) Hindari kebodohan iman
Seseorang yang sudah mengalami pembaharuan hidup tentunya tidak akan kembali lagi ke dalam kehidupan yang lama. Ketika seseora...
Hindari kebodohan iman
Seseorang yang sudah mengalami pembaharuan hidup tentunya tidak akan kembali lagi ke dalam kehidupan yang lama. Ketika seseorang kembali lagi ke dalam kehidupan yang lama, dia dapat disebut bodoh.
Kebodohan jemaat di Galatia bukanlah masalah intelektual, melainkan masalah iman. Paulus mengecam iman mereka yang lemah karena mereka kembali percaya bahwa mereka dibenarkan karena melakukan hukum Taurat. Paulus juga mengecam kebanggaan mereka sebagai keturunan Abraham.
Sangat disayangkan bahwa iman jemaat Galatia dibangun di atas dasar perbuatan dan garis keturunan, padahal Rasul Paulus telah mengajar tentang Yesus Kristus secara jelas kepada mereka (1). Mereka juga telah mengalami kehadiran Tuhan di dalam persekutuan mereka, tetapi mereka begitu cepat berbalik dari Injil dan kembali pada iman terhadap hal yang sia-sia. Jelas hal ini mengecewakan rasul Paulus. Oleh karena itu, ia tidak segan menyebut mereka bodoh.
Kita harus memahami bahwa perbuatan dan garis keturunan tidak bisa menyelamatkan kita atau siapapun. Pembenaran yang memungkinkan kita memperoleh anugerah keselamatan hanya dapat kita peroleh di dalam iman kepada Yesus Kristus, yang telah menebus kita dari belenggu dosa (13). Kita dianggap benar bukan karena kita memang benar atau telah melakukan yang benar, tetapi karena Tuhan Yesus telah menanggung semua dosa kita. Kita dibenarkan di hadapan Tuhan bukan karena perbuatan baik, garis keturunan, atau pun karena ketaatan kita melakukan hukum Taurat. Semua itu tidak memadai untuk membuat kita dibenarkan di hadapan Tuhan (12).
Tuhan Yesus menggantikan kita menanggung hukuman dosa supaya kita dibenarkan di dalam Dia. Dengan iman kepada Kristus, kita menerima pembenaran atas diri kita. Jadi bukan karena kemampuan kita, kita dapat dibenarkan. Hanya karena anugerah Allah di dalam Kristus saja maka kita dibenarkan-Nya. Inilah iman yang menyelamatkan! Hindarilah kebodohan seperti yang dilakukan oleh jemaat di Galatia!
SH: Gal 3:1-14 - Beriman Menjadi Berkat (Kamis, 12 September 2019) Beriman Menjadi Berkat
Dalam sebuah percobaan, seorang anak ditinggalkan di sebuah ruangan dengan sepotong roti. Anak itu dijanjikan sepotong roti la...
Beriman Menjadi Berkat
Dalam sebuah percobaan, seorang anak ditinggalkan di sebuah ruangan dengan sepotong roti. Anak itu dijanjikan sepotong roti lagi kalau bisa menahan tidak memakannya selama sepuluh menit. Eksperimen itu diterapkan kepada beberapa anak. Hasilnya sebagian besar anak bisa menahan diri karena termotivasi oleh janji akan mendapatkan potongan roti kedua. Dari eksperimen ini dapat disimpulkan bahwa janji bisa menjadi aspek yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Rasul Paulus mengingatkan bahwa Abraham menerima berkat karena beriman terhadap janji Tuhan. Artinya, perbuatan Abraham bukanlah faktor utamanya, melainkan imannya yang mendasari tindakan itu yang utama. Keturunan Abraham menerima janji berkat yang sama jika bersedia beriman. Orang-orang yang secara lahiriah bukan keturunan Abraham pun bisa menerima berkat yang sama asalkan beriman seperti Abraham karena kehadiran Kristus telah memungkinkan hal itu.
Namun, ada hal yang tak kalah penting yang disebutkan oleh Rasul Paulus. Ia mengutip kata-kata bahwa oleh Abraham, segala bangsa akan diberkati (8). Itu berarti berkat yang dijanjikan bukan bersifat eksklusif dan tidak khusus hanya untuk Abraham. Alkitab mengatakan, ketika ia diberkati, maka segala bangsa pun akan merasakannya juga. Dengan mengutip kata-kata ini, Rasul Paulus mengingatkan jemaat bahwa dalam iman, mereka telah menerima berkat Tuhan. Oleh karenanya, semua bangsa dimungkinkan dapat menerima berkat bersama mereka.
Sebagai orang Kristen, apakah kita pernah merasa bahwa berkat Tuhan semata-mata untuk kita? Pernahkah kita berpikir bahwa berkat tersebut juga harus dibagikan kepada orang lain? Mari kita becermin kepada nasihat Paulus dalam perikop ini. Iman telah membuat kita menerima berkat. Berkat itu harus berlanjut sehingga orang-orang di sekitar kita pun bisa merasakan berkat tersebut.
Doa: Tuhan, tolonglah kami menjaga iman sehingga berkat-Mu selalu diterima dan dipancarkan kepada banyak orang. [THIE]
Utley -> Gal 3:10-14
Utley: Gal 3:10-14 - --NASKAH NASB (UPDATED): Gal 3:10-1410 Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: "Terkutukl...
NASKAH NASB (UPDATED): Gal 3:10-14
10 Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat." 11 Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: "Orang yang benar akan hidup oleh iman." 12 Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya. 13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!" 14 Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.
- NASB "Karena sebanyak yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat berada di bawah kutukan"
- NKJV "Karena sebanyak yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutukan"
- NRSV "Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk"
- TEV "Mereka yang tergantung pada kepatuhan pada Hukum hidup di bawah kutukan"
- NJB "mereka yang bergantung pada penjagaan Hukum, berada di bawah kutukan"
Pada langkah berikutnya dalam argumen, Paulus pindah dari Abraham dengan persyaratan hukum yang ketat dari Hukum Musa. Argumen ini menantang teologia buruk dari kaum Yudais. Percaya dalam kepatuhan terhadap hukum mendandai orang Farisi pada zaman Yesus "(lih. Rom 10:2-5). Paulus menegaskan bahwa upaya diri untuk memperoleh status yang benar hanyalah merupakan jalan menuju kebinasaan (lih. Gal 2:16). Paulus mengenal jalan ini dengan baik! Meskipun Paulus terutama merujuk pada Hukum Musa, yang dirujuk adalah "hukum" secara umum atau upaya manusia dengan menggunakan beberapa standar moral eksternal. Standar yang mana tidaklah penting -- kebenaran intinya adalah bahwa manusia yang jatuh tidak bisa mengklaim bahwa kinerja moral mereka pantas diterima oleh Allah. Kita menyebut pendekatan ini legalisme yang membenarkan diri. Hal ini masih hidup dan sehat dan tumbuh subur di kalangan umat beragama!
□ "Sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat."" Ini menyinggung Ul 27:26; 28:58 dst. Meskipun kata "semua" ini tidak muncul dalam Ul 27:26, kata itu muncul dalam Ul 28:58. Kutukan dari Hukum Taurat disinggung dalam Yoh 7:49. Jika seseorang melanggar hukum (setelah Bar Mitzvah) dalam satu cara, bahkan hanya sekali, ia jatuh di bawah kutukan Hukum, (lih. Yak 2:10; Gal 5:3). Hukum PL menjadi vonis hukuman mati bagi semua manusia (Kol 2:14). Tuhan berkata "jiwa yang berdosa, pasti akan mati" (lih. Yeh 18:4,20). Semua anak-anak Adam telah berdosa! Hukum, sebagai cara untuk mendapat status benar dengan Allah, hanya berlaku untuk orang yang tidak pernah melakukan dosa. Masalahnya dengan hal ini adalah bahwa semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (lih. Rom 3:9-18,22,23; 11:32).
- NASB "karena: "ORANG YANG BENAR AKAN HIDUP OLEH IMAN.""
- NKJV "'Orang benar akan hidup oleh iman'"
- NRSV ""Orang yang benar akan hidup oleh iman'"
- TEV "Dia yang dibenarkan dengan Allah melalui iman akan hidup"
- NJB "orang benar menemukan hidup melalui iman"
Di sini Paulus mengutip Hab 2:4 (lih. Rom 1:17 dan Ibr 10:38). Walau ayat ini agak rancu, Hab 2:4 telah dipahami dalam beberapa cara yang berbeda.
- 1. Naskah Masoretis memiliki "orang benar akan hidup oleh iman / kesetiaan"
- 2. Septuaginta memiliki "orang benar akan hidup atas dasar kesetiaan (Allah) ku"
- 3. Paulus menggunakan kasih karunia kebenaran yang berbasis iman melalui Kristus dibandingkan kebenaran berbasis kinerja melalui Hukum Musa (lih. ay. Gal 3:12, yang mengutip Im 18:5)
Mungkin ada sebuah singgungan terselubung pada Kej 15:6 karena baik Hab 2:4 dan Kej 15:6 mengandung dua istilah kunci yang sama: "iman" dan "kebenaran."
Lihat Topik Khusus: Percaya, Kepercayaan, Iman, dan Kesetiaan dalam PL di Gal 3:6.
- NASB NKJV "hukum Taurat bukanlah iman"
- NRSV "hukum tidak berdasar pada iman"
- TEV "hukum tidak tergantung pada iman"
- NJB "hukum itu bahkan tidak didasarkan pada iman"
Berikut adalah asumsi dasarnya! Dalam hal status benar (keselamatan) dengan Allah, pilihannya adalah iman atau hukum, bukan iman dan hukum. Kaum Yudais telah merubah iman kepada Allah ke dalam peraturan oleh Allah. Bahkan dalam PL individu orang Israel hanya menjadi benar oleh iman pribadi dalam YHWH. Tidaklah pernah semua orang Israel menjadi benar dengan Allah karena mereka adalah dari keturunan Abraham (lih. Yoh 8:31-59)
□ "melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya" Kutipan ini berasal dari Im 18:5 (lih. Rom 10:25), menekankan pentingnya melakukan tuntutan Allah (yaitu, hukum Musa). Namun demikian, PL adalah sebuah sejarah ketidakmampuan umat manusia untuk melakukan Hukum PL (lih. Neh 9). PL menekankan kebutuhan rohani dari kemanusiaan yang jatuh (lih. ay. Gal 3:19,22). Oleh karena itu, cara lain untuk keselamatan diperkenalkan, yang pada kenyataannya, telah selalu menjadi alat keselamatan Allah: bukan usaha manusia, tetapi iman (lih. Hab 2:4). Keselamatan oleh kasih karunia melalui iman adalah hakikat dari Perjanjian Baru (Yer 31:31-34; Yeh 36:22-36; Kis 2; Rom 4; Ef 2:8-9).
Gal 3:13 "Kristus telah menebus kita" Di sini Paulus menunjuk pada penebusan dosa oleh Kristus. Dia membeli kita apa yang tidak bisa kita beli untuk diri kita sendiri (lih. Yes 53; Mr 10:45; 2Kor 5:21). Istilah "ditebus" atau "dibebaskan" berarti "membeli seseorang kembali dari perbudakan" atau "penyekapan" (lih. Kis 20:28; 1Kor 6:20; 7:23; 1Pet 1:18-19).
□ "dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita" Ayat ini mengutip Ul 21:23 yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang telah dibunuh dan kemudian digantung atau ditombak di depan umum sebagai tindakan penghinaan di depan umum. Penguburan yang tidak pantas ini ditafsirkan sebagai kutukan oleh Allah (lih. Yes 53:4,10). Penyaliban Yesus sebagai sebuah pengganti yang tanpa dosa berarti bahwa Ia menanggung kutukan Hukum pada diri-Nya untuk kita (lih. 2Kor 5:21; Fili 2:8). Kebenaran ini sangat luar biasa besarnya -- Ia menjadi kutuk karena kita! Ia sendiri menggenapi hukum, tetapi mati di bawah kutuk atas nama kita (lih. Yes 53) dan dengan demikian menghancurkan kekuatannya (lih. Kol 2:14).
Gal 3:14 Kedua ANAK KALIMAT TUJUAN dalam ay. Gal 3:14 berfungsi untuk menggambarkan tujuan Allah dalam memanggil Abraham.
- 1. untuk membawa orang kafir kedalam berkat yang dinikmati oleh Israel melalui janji kepada Abraham (lih. Kej 12:3; Gal 3:8-9)
- 2. bahwa dengan iman semua dapat menerima Roh yang adalah tanda dari Zaman Baru yang dijanjikan Pengalaman Pentakosta adalah sebuah tanda bagi para Rasul bahwa Zaman Baru telah tiba. Menerima Roh adalah sebuah metafora untuk keselamatan (lih. Gal 3:1; Luk 24:49, Kis 1:4; Rom 8:9).
Ada dua kata yang tampaknya membingungkan dalam ayat ini dalam beberapa naskah Yunani kuno.
- 1. berkat (eulogiau) Abraham
- 2. janji (epaggelian) Roh
Naskah papirus kuno P46 (ditulis sekitar tahun 200) dan naskah berhuruf besar Bezae (D, abad kelima) memiliki "berkat" dua kali, tetapi mayoritas saksi-saksi kuno lainnya (MSS א , A, B, C, D2) memiliki "janji "dalam kalimat kedua. UBS4 memberikan "janji" peringkat "A" (pasti).
Galilah -> Gal 3:10-14
Galilah: Gal 3:10-14 - Kristuslah yang Menanggung Kutuk dari Hukum Taurat Galatia 3:10-14 Sub Tema: Kristuslah yang Menanggung Kutuk dari Hukum Taurat
Karena semua orang yang bergantung pada perbuatan dari Hukum Taurat ber...
Galatia 3:10-14 Sub Tema: Kristuslah yang Menanggung Kutuk dari Hukum Taurat
Karena semua orang yang bergantung pada perbuatan dari Hukum Taurat berada di bawah kutuk, karena ada tertulis “terkutuklah semua yang tidak terus memegang pada segala sesuatu yang tertulis di dalam buku Hukum Taurat dan melakukannya.” Dan jelas bahwa tidak ada yang dibenarkan di hadapan Allah melalui Hukum Taurat, karena “orang benar akan hidup oleh iman”. Tetapi Hukum Taurat bukanlah oleh iman, sebaliknya “orang yang melakukan hal-hal ini akan hidup karenanya”. Kristus sudah menebus kita dari kutuk Hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk mengganti kita –karena ada tertulis “terkutuklah setiap orang yang digantung pada pohon!” Supaya di dalam Kristus Yesus, berkat Abraham boleh diberikan pada bangsa-bangsa, supaya kita boleh menerima Roh yang dijanjikan, melalui iman.
Kutuk dan berkat yang dibicarakan di bagian ini tentu mengingatkan Paulus terhadap Ulangan 27-28 di mana Allah menyatakan berkat-berkat bagi orang yang taat dan kutuk-kutuk bagi orang yang tidak taat kepadaNya. Seorang penulis menginformasikan bahwa apabila orang dicambuk di budaya Yahudi, bersamaan dengan itu, kutuk-kutuk dari Hukum Taurat ini dibacakan. Jadi tentu Paulus teringat pada peristiwa yang lima kali dia alami (2 Kor 11:24), di mana kutuk-kutuk ini dibacakan kepadanya.122 Tetapi bukan siksaan jasmani yang digambarkan di sini. Yang harus dimengerti adalah kalau orang mencari pembenaran dalam Hukum Taurat, yang terdiri dari 242 perintah dan 365 larangan,123 mereka hanya mendapatkan kutuk, karena mereka tidak mampu melakukan semuanya, dan seperti kita lihat di bagian Pendahuluan, sistem pengorbanan tidak lagi berlaku, sehingga dosa-dosa orang tetap ada padanya –Tidak ada pengampunan.
ay. 10 Karena semua orang– Kata penghubung gar (karena) menunjukkan bahwa Paulus terus mengembangkan pikirannya. Semua orang (hosoi = sebanyak yang) menyatakan bahwa tidak ada pengecualian atau jalan tengah. Lihat juga Terkutuklahsemua (10), tidak adayang (11), terkutuklahsetiap orang(13).
Yang bergantung pada perbuatan dari Hukum Taurat – Lit: Yangadalah dari pekerjaan Hukum Taurat – Kata adalah di sini bersifat terus menerus,124 menunjukkan keadaan, yaitu mereka sedang bergantung kepada Hukum Taurat sebagai dasar keselamatan. Kata ek/ex (dari) lagi di sini, sama seperti di 3:7 & 9, menunjukkan identitas mereka, tetapi kali ini mereka terikat pada perbuatan baik sebagai dasar ‘keselamatan’.
Berada – Kata ini adalah sama dengan yang diterjemahkan bergantung tadi. Kata ini bersifat terus menerus125 juga dan merupakan semacam kiasan, seperti berikut:
Semua yang dari pekerjaan Hukum berada Di bawa kutuk berada
Ada tertulis – Kata gegraptai (grafo - menulis yang bersifat perfek), berulang-ulang kali dipakai di Perjanjian Baru dalam konteks di mana Perjanjian Lama dikutip. Sifat Perfek bicarakan sesuatu yang secara tuntas dibuat di masa lalu, tetapi berfokus pada dampaknya di masa kini. Mis: Kalau Allah telah berfirman…dampak bagi kita sekarang adalah…
Terkutuklah semua yang– Kata pas berarti semua, atau semua orang. Orang di TB mungkin juga membawa maknanya. Kutipan ini terdapat di Ulangan 27:26. Kutuk yang dimaksudkan adalah hukuman Allah, dan seperti kita lihat di kutipan berikut, orang tidak mungkin luput, karena dia tidak mampu menepatinya.
Tidak terus memegang padasegala sesuatuyang tertulis di dalam buku Hukum Tauratdan melakukannya - Kata emmeno (memegang) berarti tetap memelihara/tetap mentaati.126 Sifatnya terus menerus.127 Segala sesuatu adalah tegas dan juga ada bagian akhir dan melakukannya/untuk melakukannyayang tidak ada di TB. Mungkin beliau-beliau menganggap bahwa memegang dan melakukan membawa satu arti. Menarik melihat terjemahan dari Ul 27:26 di TB: “Terkutuklah orang yang tidak menepati perkataan hukum Taurat ini dengan perbuatan. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!” Yang harus jelas adalah orang yang mencari pembenaran dalam Hukum Taurat harus 100% sukses dalam perbuatannya, karena tidak ada pengampunan di luar dari Kristus. Lihat juga Gal 5:3 dan Yak 2:10.
ay. 11 Dan jelas…karena –Ayat yang dikutip di bagian ini, sangat meyakinkan bagi Paulus (dan Roh Kudus)
Tidak ada yang dibenarkan di hadapan Allah– Dibenarkan bersifat terus menerus di masa kini,128 jadi bicara mengenai apa yang sedang terjadi, yaitu situasi di Galatia dan Yerusalem – Tidak ada yang sedang dibenarkan, kalau melalui Hukum Taurat.
Melalui Hukum Taurat – Preposisi en (di/di dalam) dipakai dengan nomos (Hukum Taurat), yang secara literal membawa arti dalam Hukum, tetapi dengan imbuhan129 pada nomos (Hukum), en (dalam) berarti melaluidi sini. Lihat penggunaan yang sama di penjelasan 3:3.
“Orang benar akan hidup oleh iman”- Kutipan ini terdapat di Hab 2:4 dan barangkali menjadi semacam semboyan bagi orang percaya pada abad pertama.130 Dikutip juga di Rom 1:17 dan di Ib 10:37.
ay. 12 Tetapi Hukum Taurat bukanlah oleh iman – Iman di sini terikat pada kata yang sama di ayat tadi, yaitu orang percaya hidupoleh iman, tetapi HukumTaurat bukanlaholeh iman…
Sebaliknya – Kata alla menunjukkan kontras yang tegas, jadi boleh diterjemahkan melainkan,sebaliknya.
“Orang yang melakukan hal-hal ini akan hidup karenanya” – Tanda kutip diisi di sini karena bagian itu adalah kutipan dari Imamat 18:5. Yesus juga menggunakan ayat ini di Lukas 10:28. Kita lihat lagi di sini kata hidup terikat pada kata hidup di ayat tadi untuk menunjukkan bahwa dasar Iman seratus persen berbeda dari dasar Hukum Taurat. Mis: Orang percaya hidupoleh imantetapi Hukum Taurat bukanlaholeh iman, sebaliknya “Orang yangmelakukanhal-hal ini akanhidupkarenanya”. Kata melakukan bersifat aoris, yaitu masa lampau. Jadi apabila dia sudah taat seratus persen, baru dia akan hidup (Hidup bersifat masa depan). Kalau kita mau membandingkan keadaan ini dengan keadaan orang yang percaya Kristus, lihat di Yoh 5:24:
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku danpercayakepada Dia yang mengutus Aku, iamempunyaihidup yang kekal dantidak turut dihukum, sebabia sudah pindahdari dalam maut ke dalam hidup.
Kata mempunyaibersifat terus menerus di masa kini, menyatakan sesuatu yang sudah sedang dimiliki. Suara medium pada kata yang diterjemahkan tidak turut dihukum menggarisbawahi bahwa hal ini berlaku pada pribadi yang percaya. Kata ini juga bersifat terus menerus. Kata yang diterjemahkan sudah pindahbersifat perfek, yaitu sesuatu yang secara tuntas sudah terjadi dan dampaknya adalah hidup yang kekal.
Memang tegas! Orang yang berharap pada perbuatannya, hidup dalam keragu-raguan, sedangkan orang yang hidup oleh iman, hidup aman dan tentram karena Kristuslah yang sudah meraih keselamatannya.
Ada beberapa ciri khas dari orang yang bersandar pada perbuatan baik. Yang pertama, sering kali mereka pasrah apakah masuk surga atau tidak, seolah-olah hal itu urusan Allah saja – Ayat tadi tidak bicara seperti itu. Sering kali juga mereka hanya menganggap ‘pelanggaran besar’ sebagai dosa dan tidak memikirkan hal seperti yang dikatakan Kristus di Mat 5:23-48, yang banyak menyangkut dosa di pikiran. Yang mungkin membuat kita kaget adalah orang seperti ini, yang menganggap dirinya lebih takut pada Tuhan, ternyata menganggap enteng FirmanNya dan memilih-milih mana yang cocok untuk dia anut. Lihat juga Yoh 6:37, 47, 10:27-30, 1 Tes 5:23-24 dll.
ay. 13 Kristus sudah menebus kita dari kutuk Hukum Taurat – Kata exagorazo berarti beli ke luar/Beli kembali, yaitu untuk membebaskan melalui pembayaran.
Dengan jalan menjadi kutuk mengganti kita – Menarik dan cukup mengagetkan melihat bagian ini. Bagaimana sampai Anak Allah yang mulia, yang sempurna, boleh dikatakan menjadi kutuk? Orang Yahudi menganggap penyaliban sebagai hukuman mati tidak sah, atau tidak baik. Bagi mereka orang hanya boleh dihukum mati dengan cara melempari, membakar, memenggal Kepala atau mencekik. Sesudah dibunuh, mayat dari orang tersebut digantung di tiang atau pohon untuk menyatakan bahwa mereka layak dihukum sebagai pelanggar Hukum Allah. Seperti kita lihat di Yoh 19:31, mayat tersebut harus diturunkan sebelum matahari terbenam.131 Jadi sebenarnya, orang tidak kena kutuk karena digantung di tiang atau pohon, tetapi cara itu menyatakan/mewartakan bahwa mereka mati karena pelanggaran pada Hukum.132 Waktu Yesus memberi diri dihukum mati, Dia sengaja mati dan juga sengaja digantung di pohon, supaya Dia menanggung sepenuhnya hukuman (kutuk) yang seharusnya kita terima dan herannya, Dia siap menanggung juga rasa malu mengganti kita sebagai orang-orang yang seharusnya dinyatakan sebagai pelanggar. Pujilah Dia!!
Memang Paulus mengatakan di surat 1 Korintus 12:13 bahwa orang yang dibimbing Roh Kudus tidak mungkin mengatakan bahwa Kristus terkutuk. Kata yang dipakai, anathema (Lihat juga Gal 1:8), biasanya menyerahkan orang pada hukuman Allah dan di Korintus, Paulus mau supaya mereka tahu bahwa kalau orang yang berbahasa lain, menghujat Kristus dengan mengatakan terkutuklah Dia, mereka tidak mungkin dikuasai oleh Roh Kudus. Kalau di surat Galatia, Paulus berkata bahwa Kristus, secara sukarela, menanggung kutuk dari Hukum Taurat, yaitu murka Allah, supaya membebaskan orang yang percaya kepadaNya dari kutuk Hukum tersebut. Sangat berbeda konteksnya dan sikap yang dilihat.
Kata katara dipakai di ayat ini, tetapi artinya sangat mirip dengan anathema.133
Mengganti kita – Kata hyper dalam konteks ini membawa arti mengganti, yaitu menanggung sesuatu yang seharusnya ditanggung orang lain.
–karena ada tertulis “terkutuklah setiap orang yang digantung pada pohon!” – Panah-panah dan tanda kurung dipakai di bawah supaya jelas bahwa apa yang dikatakan sebelumnya mengalir dengan jelas pada apa yang dikatakan sesudahnya. Mis:
Kristus sudah menebus kita dari kutuk Hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk menggantikita (karena ada tertulis “terkutuklah setiap orang yangdigantung pada pohon!”) Supaya di dalam Kristus Yesus, berkat Abraham boleh diberikan pada bangsa-bangsa,
Lihat contoh lain di 1:15-17. Tentu tidak berarti informasi tersebut kurang penting – Sekali-kali tidak – Tetapi penting juga kita mengikuti aliran pengajaran. Kutipan ini diambil dari Ulangan 21:23.
ay. 14 Supaya – Ayat ini terkait pada …menjadi kutuk karena kita…di ayat sebelumnya, seperti contoh tadi.
Supayadi dalamKristus Yesus – Frase ini boleh berarti melalui Kristus Yesus, kalau dianggap bahwa ev (di dalam) di sini bersifat instrumental, seperti kita lihat di 3:3 dan 3:11 tadi, tetapi di ay. 14 ini, mungkin lebih baik diterjemahkan di dalam karena sangat penting kita memperhatikan bahwa berkat Abraham hanya menjadi milik mereka melalui hubungan mereka dengan Kristus, keturunannya (16), bukan hanya melalui pengorbananNya. Lihat juga 3:26-27.
Berkat Abraham boleh diberikan pada bangsa-bangsa – Kita lihat bahwa Paulus sudah kembali pada topik Abraham dan secara khusus, berkatnya di Kejadian 12. Kata ginomai (diberikan) berarti terjadi,didirikan,datang dan dalam konteks ini boleh diterjemahkan datang pada,ataudiberikan. Kata ethne (bangsa-bangsa) juga boleh diterjemahkan kafir.
Supaya kita boleh menerima Roh yang dijanjikan – Menarik Paulus menggunakan kata ganti kita di sini. Boleh ditafsirkan bahwa dia menyamakan diri dengan orang non-Yahudi seperti kita baca di 1 Kor 9:19-23, tetapi dalam konteks ini, kemungkinan besar dia menggarisbawahi bahwa orang Yahudi dan orang non-Yahudi sama saja kalau dalam hal keselamatan yaitu melalui iman saja. Perhatikan juga bahwa hal keselamatan dan penerimaan Roh Kudus adalah identik di pikiran Paulus. Lihat Rom 8:9.
Melalui iman – Kata preposisi dia berarti melalui, jadi iman adalah sarana.
Supaya…diberikan…menerima… - Katahina (supaya) digunakan dua kali di ayat ini, dengan dua kata kerja yang bersifat Subjunktif.134 Jadi menunjukkan tujuan dari pengorbanan Kristus. Biasanya kalau bentuk bahasa ini dipakai, akibat bergantung pada kelakuan juga, yaitu karena berkat itu harus diterima, baru menjadi berkat.
Yang dijanjikan – Dijanjikan adalah kata benda, bukan kata kerja di sini. Secara literal berbunyi: …supaya oleh iman kita menerima janji (yang adalah) Roh…
- Apakah dengan melihat ciri khas dari orang yang bergantung pada Hukum Taurat, saudara merasa saudara cenderung begitu? Apa solusinya?
- Apa respon saudara mendengar bahwa Kristus menanggung kutuk Hukum Taurat mengganti saudara?
- Apa respon saudara mendengar bahwa Kristus bukan hanya siap mati mengganti saudara, tetapi juga siap dipermalukan sebagai pelanggar Hukum?
- Apakah ada orang yang baru sadar bahwa mereka belum meresponi Injil?
Topik Teologia -> Gal 3:11
Topik Teologia: Gal 3:11 - -- Keselamatan
Yesus Mati untuk Memuaskan Keadilan Allah
Rom 3:23-26 Gal 3:11,13
Keselamatan adalah oleh Iman, Bukan Perbu...
- Keselamatan
- Yesus Mati untuk Memuaskan Keadilan Allah
- Keselamatan adalah oleh Iman, Bukan Perbuatan
- Yoh 5:24 Kis 13:38-39 Rom 3:21-26,28,30 Rom 5:1 Rom 8:3 Rom 10:3-4 Gal 2:14-21 Gal 3:1-29 Gal 5:4-6 Fili 3:8-9
- Pembenaran
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Beriman kepada Allah
- Percaya kepada Allah dan Percayailah Dia
- Faedah Iman
- Pembenaran adalah Faedah dari Iman
- Gereja
- Langkah-langkah Korektif yang Dilakukan Gereja
- Gereja Memakai Perjanjian Lama
- Perjanjian Lama Menyelesaikan Kontroversi Hukum Iman di Galatia
TFTWMS -> Gal 3:10-14
TFTWMS: Gal 3:10-14 - Kutukan Hukum Taurat Terhadap Orang-orang Yahudi KUTUKAN HUKUM TAURAT TERHADAP ORANG-ORANG YAHUDI (Galatia 3:10-14)
10 Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kut...
KUTUKAN HUKUM TAURAT TERHADAP ORANG-ORANG YAHUDI (Galatia 3:10-14)
10 Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat." 11 Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: "Orang yang benar akan hidup oleh iman." 12 Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya. 13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!" 14 Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.
Ayat 10. Setelah mengangkat Abraham sebagai prototipe prinsip iman dalam 3:6-9, Paulus berkata, Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. "Hidup dari pekerjaan hukum Taurat," adalah acuan kepada hukum Musa (lihat 2:16). Kecuali Kristus,25tidak ada seorang pun yang pernah dapat sepenuhnya menaati hukum Taurat. Oleh karena itu, usaha untuk menegakkan kebenaran seseorang dengan hukum Taurat—seperti bujukan guru-guru Yudaisme kepada gereja Galatia untuk melakukan hal itu—akan menjadi tindakan menghukum diri sendiri, menempatkan seseorang di bawah kutukan.
Paulus mengutip dari Ulangan 27:26: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat." Pernyataan ini diambil dari konteks tentang berkat dan kutuk yang diucapkan di Kanaan di Gunung Gerizim dan Gunung Ebal sebelum umat Allah memasuki Tanah Perjanjian. Ini adalah kutukan terakhir yang dikutip dalam Ulangan 27. Kutipan Paulus mirip dengan bacaan Yunani yang ditemukan dalam Alkitab LXX. Kedua teks itu memasukkan kata "segala sesuatu" (dalam frasa "melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat"), membuat jelas apa yang hanya tersirat dalam teks Ibrani. Yakobus membuat pernyataan serupa dalam suratnya: "Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya" (Yak. 2:10). Paulus menekankan di dalam kitab Roma bahwa semua orang sudah berbuat dosa, dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:10, 23). Tidak ada orang yang dapat membenarkan dirinya sendiri dengan ketaatan yang sempurna! Setiap orang perlu percaya kepada Juruselamat.
Ayat 11. Berikutnya, Paulus menulis, Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas. Tidak ada orang yang dapat mengupayakan Allah untuk bermurah hati atau membuat Allah berutang. Rasul Paulus menyatakan kebenaran yang sama dalam Roma 3:20, "Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa."
Alih-alih pembenaran dengan melakukan hukum Taurat, Paulus menyatakan "bukti" prinsip iman: "Orang yang benar akan hidup oleh iman." Pernyataan ini didasarkan pada Habakuk 2:4, yang diungkapkan kembali dalam Roma 1:17 dan Ibrani 10:38. Dalam konteks aslinya, bangsa Yehuda sedang menghadapi penghakiman Allah di tangan bangsa Babel yang kejam, kira-kira antara tahun 605 dan 598 S. M. Meski Ia sedang menghukum umat-Nya, Allah ingin mereka tahu bahwa Ia akan menyelamatkan yang tersisa dan belakangan membentuk mereka kembali di Tanah Perjanjian. Ia menginginkan umat-Nya, termasuk nabi Habakuk, untuk percaya kepada Dia. Dengan cara yang sama, Paulus ingin gereja Galatia percaya kepada Kristus, bukan kepada kemampuan mereka untuk mengikuti hukum Taurat.
Ayat 12. Mencoba untuk menegakkan kebenaran sendiri dengan mematuhi hukum Taurat adalah berlawanan dengan prinsip iman (3:12), seperti yang ditunjukkan oleh ungkapan tetapi. Prinsip hukum di sini, "siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya," didasarkan pada Imamat 18:5. Kutipan ini berada di belakang Lukas 10:28, dalam konteks tentang seorang ahli Taurat muda yang secara naif mengira bahwa ia dapat memenuhi tuntutan hukum Taurat. Itu juga ditemukan dalam Roma 10:5, 6, di mana Paulus sekali lagi membandingkan prinsip hukum Taurat dengan prinsip iman.
Ayat 13. Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat. Ia "menebus" orang-orang yang dikutuk karena ketidaktaatan mereka kepada hukum Allah (lihat 4:5). Kata Yunani untuk "menebus" adalah ejxagora÷zw (exagorazō), yang merupakan istilah komersial yang mengacu kepada "pasar" (ajgora , agora). Bentuk sederhana ajgora÷zw (agorazō) kadang-kadang mengacu kepada penebusan budak.26Kata kerja exagorazō dan agorazō juga dapat diterjemahkan "membeli" atau "uang tebusan." Dengan menggunakan kata ganti orang "kita," Paulus mungkin sedang mengacu kepada dirinya sendiri dan sesama orang Kristen Yahudi, yang pernah berada di bawah perbudakan hukum Taurat. Mengenai bahasa penebusan, Leon Morris berkomentar, "Hal itu menunjukkan kebenaran bahwa orang-orang berdosa tidak mampu untuk membebaskan diri dari dosa mereka; mereka adalah budak. Hal itu juga menekankan bahwa harga yang mahal telah dibayarkan untuk kebebasan mereka."27
Yesus menuntaskan penebusan kita, dengan jalan menjadi kutuk—yaitu, dengan menjadikan diri-Nya korban pengganti di kayu salib. Paulus menulis tentang pertukaran ini dalam 2 Korintus 5:21: "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat [oleh Allah] menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah." Petrus mengatakan bahwa Yesus "telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib," (1 Pet. 2:24). Dalam nas itu, alih-alih "kayu salib," ESV menuliskan terjemahan yang lebih harfiah "pohon."
Kristus memikul kutuk hukum Taurat, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!" Kata Yunani xu÷lon (xulon) dapat mengacu kepada sebuah pohon, tiang, kayu, atau benda yang terbuat dari kayu (seperti salib atau tiang).28kata Ibrani untuk "pohon" (Ju@, 'ets) digunakan dengan cara yang sama.29Dalam konteks asli Ulangan 21:23, tergantung pada pohon mengacu kepada penyulaan pada sebuah tiang. Mayat-mayat sering disula atau digantung di pohon-pohon setelah mati untuk mempermalukan individu-individu itu (Yos. 8:29; 10:26, 27; 2 Sam. 21:6, 9). Penyulaan juga digunakan sebagai metode penyiksaan dan kematian (Ezra 6:11). Seiring waktu, penyulaan berkembang menjadi penyaliban—sebuah praktik yang disempurnakan oleh orang Romawi. Itu biasanya digunakan sebagai alat eksekusi untuk budak dan penjahat. Paulus menerapkan nas yang awalnya berhubungan dengan penyulaan hingga penyaliban Kristus.30
Ayat 14. Pengorbanan ini dilakukan di kayu salib supaya di dalam [Yesus Kristus] berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu. Yesus menggenapi janji yang dijanjikan kepada Abraham dalam Kejadian 12:3, bahwa melalui keturunannya semua bangsa akan diberkati (lihat komentar tentang Gal. 3:8). Menurut keturunan insani-Nya, Yesus adalah keturunan Abraham (Mat. 1:1, 2; Luk. 3:34), dan melalui Dia semua orang benar akan diberkati. Injil adalah untuk semua bangsa (Mat. 28:18-20; Mrk. 16:15, 16; Luk. 24:47). Meski demikian, orang-orang bukan Yahudi yang diberkati hanya mereka yang berada di dalam Kristus dan gereja-Nya. Hal yang sama berlaku bagi orang-orangYahudi sekarang ini. Mereka yang taat kepada injil "menerima Roh yang telah dijanjikan itu" (lihat Kisah 2:38, 39; Efe. 1:13, 14).
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Galatia (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Keselamatan Karena Kasih Karunia oleh Iman
Tanggal Penulisan: Sekitar 49 TM
Latar Belakang
Paulus menu...
Penulis : Paulus
Tema : Keselamatan Karena Kasih Karunia oleh Iman
Tanggal Penulisan: Sekitar 49 TM
Latar Belakang
Paulus menulis surat ini (Gal 1:1; Gal 5:2; Gal 6:11) "kepada jemaat-jemaat di Galatia" (Gal 1:2). Beberapa orang berpendapat bahwa orang Galatia ini adalah suku Gaul di bagian utara Galatia. Kemungkinannya jauh lebih besar bahwa Paulus menulis surat ini kepada kota-kota di bagian selatan (Antiokhia Pisidia, Ikonium, Listra, Derbe) di mana ia dan Barnabas menginjil dan memulaikan gereja-gereja dalam perjalanan pemberitaan Injil yang pertama (Kis 13:1--14:28). Tanggal penulisan yang paling sesuai adalah tidak lama sesudah Paulus kembali ke gereja Antiokhia Siria yang mengutusnya dan sebelum sidang di Yerusalem (Kis 15:1-41).
Persoalan utama dalam surat ini adalah persoalan yang sama yang dibahas dan dipecahkan dalam sidang di Yerusalem (sekitar 49 TM; bd. Kis 15:1-41). Persoalan utama itu meliputi dua pertanyaan:
- (1) Apakah iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat itu satu-satunya syarat untuk selamat?
- (2) Ataukah ketaatan kepada upacara dan peraturan Yahudi tertentu dari P.L. diperlukan untuk memperoleh keselamatan dalam Kristus?
Rupanya Paulus menulis surat Galatia ini sebelum perselisihan mengenai masalah hukum PL secara formal diperdebatkan dalam sidang di Yerusalem dan pendirian gereja resmi diberikan. Ini berarti bahwa kitab Galatia ini merupakan surat pertama rasul Paulus.
Tujuan
Paulus mendengar bahwa beberapa guru Yahudi mengacaukan orang yang baru dimenangkan olehnya di Galatia dengan memaksa mereka disunatkan dan menerima kuk Taurat Musa sebagai syarat-syarat yang perlu untuk diselamatkan dan diterima dalam gereja. Setelah mendengar hal ini, Paulus menulis surat ini
- (1) untuk menegaskan bahwa syarat-syarat yang dituntut hukum, seperti sunat di bawah perjanjian lama, tidak ada hubungan dengan pekerjaan kasih karunia Allah dalam Kristus untuk keselamatan di bawah perjanjian yang baru; dan
- (2) menegaskan lagi dengan jelas bahwa kita menerima Roh Kudus dan hidup rohani oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus, dan bukan oleh ikatan kepada hukum Taurat PL.
Survai
Dari isi surat ini, tampaknya para pemimpin Yahudi yang melawan Paulus di Galatia menyerangnya secara pribadi supaya melemahkan pengaruhnya dalam gereja-gereja. Mereka menuduh bahwa
- (1) Paulus tidak termasuk kelompok rasul-rasul yang asli, dan karena itu tidak memiliki wibawa rasuli (bd. Gal 1:1,7,12; Gal 2:8-9);
- (2) berita yang disampaikannya menyimpang dari Injil yang diberitakan di Yerusalem (bd. Gal 1:9; Gal 2:2-10); dan
- (3) beritanya mengenai kasih karunia akan mengakibatkan ketidakpatuhan kepada hukum (bd. Gal 5:1,13,16,19-21).
Paulus langsung menanggapi ketiga tuduhan itu.
- (1) Dengan penuh semangat ia membela kekuasaannya sebagai rasul Yesus Kristus, wibawa yang diterimanya langsung dari Allah dan disahkan oleh Yakobus, Petrus, dan Yohanes (pasal 1-2; Gal 1:1--2:21).
- (2) Dia dengan penuh gairah mempertahankan Injil keselamatan yang terjadi karena kasih karunia oleh iman kepada Kristus (pasal 3-4; Gal 3:1--4:31).
- (3) Akhirnya, Paulus dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa Injil Yesus Kristus yang sejati meliputi kebebasan dari perhambaan legalisme Yahudi pada satu sisi dan kebebasan dari dosa dan tindakan tabiat berdosa pada sisi yang lain. Kebebasan Kristen yang sejati meliputi hidup oleh Roh dan menggenapi hukum Kristus (pasal 5-6; Gal 5:1--6:18).
Surat ini berisi suatu sketsa watak orang-orang percaya Yahudi yang menentang Paulus di Galatia, Antiokhia, dan Yerusalem (Kis 15:1-2,5), dan di semua wilayah yang dilayaninya. Paulus melukiskan mereka sebagai pengacau dan pemutar balik (Gal 1:7), penghalang (Gal 5:7), dan orang yang suka menonjolkan diri secara lahiriah dan berusaha untuk mengelak penganiayaan karena penghinaan salib Kristus (Gal 6:12). Secara tidak langsung Paulus menggambarkan mereka sebagai orang yang ingin menyenangkan manusia (Gal 1:10), saudara-saudara palsu (Gal 2:4), saudara-saudara yang bersunat (Gal 2:12), dan manipulator (Gal 3:1).
Ciri-ciri Khas
Empat ciri unik menandai surat ini:
- (1) Surat ini merupakan pembelaan yang paling bersemangat dalam PB tentang sifat hakiki Injil. Nadanya tajam, berapi-api dan mendesak ketika Paulus menghadapi pelawan-pelawan yang salah (mis. Gal 1:8-9; Gal 5:12) dan menegur anggota jemaat Galatia karena mudahnya mereka tertipu (Gal 1:6; Gal 3:1; Gal 4:19-20).
- (2) Surat ini hanya diungguli oleh surat 2 Korintus dalam jumlah petunjuk mengenai kehidupan Paulus.
- (3) Surat ini adalah satu-satunya surat yang dialamatkan secara tegas kepada beberapa jemaat (akan tetapi Lihat "PENDAHULUAN SURAT EFESUS" 08197).
- (4) Surat ini berisi daftar buah Roh (Gal 5:22-23) dan daftar yang paling lengkap mengenai perbuatan-perbuatan tabiat berdosa (Gal 5:19-21).
Full Life: Galatia (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Gal 1:1-10)
A. Salam
(Gal 1:1-5)
B. Keheranan Karena Jemaat Galatia Meninggalkan I...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Gal 1:1-10) - A. Salam
(Gal 1:1-5) - B. Keheranan Karena Jemaat Galatia Meninggalkan Injil Kasih Karunia
(Gal 1:6-10) - I. Paulus Membela Kekuasaan Injil dan Panggilannya (Pribadi)
(Gal 1:11-2:21) - A. Injil itu Dinyatakan Kepadanya oleh Kristus
(Gal 1:11-24) - B. Injil itu Diakui dan Disahkan Yakobus, Petrus, dan Yohanes
(Gal 2:1-10) - C. Injil itu Dipertahankan Dalam Sengketa dengan Petrus
(Gal 2:11-21) - II. Paulus Membela Berita Injilnya (Ajaran)
(Gal 3:1-4:31) - A. Roh dan Hidup Baru Diterima oleh Iman dan Bukan oleh Perbuatan Baik
(Gal 3:1-14) - B. Keselamatan Tersedia Karena Janji dan Bukan Hukum Taurat
(Gal 3:15-24) - C. Mereka yang Percaya Kristus Adalah Anak dan Bukan Hamba
(Gal 3:25-4:7) - D. Himbauan untuk Memikirkan Kembali Tindakan Mereka
(Gal 4:8-20) - E. Mereka yang Percaya Hukum Adalah Hamba dan Bukan Anak
(Gal 4:21-31) - III.Paulus Membela Kebebasan Injilnya (Praktis)
(Gal 5:1-6:10) - A. Kebebasan Kristen Berkaitan dengan Keselamatan oleh Kasih Karunia
(Gal 5:1-12) - 1. Memelihara Kebebasan Kristen
(Gal 5:1) - 2. Akibat Menyerah Kepada Sunat di Bawah Hukum Taurat
(Gal 5:2-12) - B. Kebebasan Kristen Jangan Dijadikan Alasan untuk Memperturutkan
Tabiat Berdosa
(Gal 5:13-26) - 1. Perintah Kasih
(Gal 5:13-15) - 2. Hidup oleh Roh, Bukan oleh Tabiat Berdosa
(Gal 5:16-26) - C. Kebebasan Kristen Harus Diungkapkan Melalui Hukum Kristus
(Gal 6:1-10) - 1. Saling Menanggung Beban
(Gal 6:1-5) - 2. Menolong Pelayan Firman Allah
(Gal 6:6) - 3. Jangan Jemu-Jemu Berbuat Baik
(Gal 6:7-10) - Penutup
(Gal 6:11-18)
Matthew Henry: Galatia (Pendahuluan Kitab)
Surat Paulus ini tidak ditujukan kepada satu atau banyak jemaat di suatu kota, seperti beberapa surat lain, melainkan kepada jemaat-jemaat di sua...
- Surat Paulus ini tidak ditujukan kepada satu atau banyak jemaat di suatu kota, seperti beberapa surat lain, melainkan kepada jemaat-jemaat di suatu negeri atau provinsi, karena Galatia itu sebuah provinsi. Besar kemungkinan bahwa jemaat-jemaat di Galatia ini pertama kali bertobat dan memeluk iman Kristen melalui pelayanan Paulus. Atau, kalau bukan dia yang menanam jemaat, paling tidak ia sudah terlibat menyirami jemaat-jemaat ini, seperti yang tampak jelas dari surat ini sendiri, dan juga dari Kisah Para Rasul 18:23. Dalam Kisah Para Rasul itu, kita mendapati Paulus menjelajahi seluruh negeri Galatia dan kemudian Frigia, untuk meneguhkan hati semua murid. Selama ia berada bersama mereka, mereka menunjukkan penghormatan dan kasih sayang mereka yang teramat besar baik terhadap dia pribadi maupun pelayanannya. Akan tetapi, tidak lama setelah ia tidak lagi bersama mereka, beberapa pengajar yang masih berpegang pada agama Yahudi menyusup di antara mereka. Dengan kepintaran dan hasutan mereka, jemaat-jemaat di Galatia segera saja merendahkan pribadi Paulus dan pelayanannya. Yang menjadi tujuan utama dari para pengajar palsu ini adalah menjauhkan mereka dari kebenaran di dalam Yesus, terutama yang berkenaan dengan ajaran agung tentang pembenaran, yang jelas-jelas mereka selewengkan. Mereka menegaskan pentingnya paduan antara pelaksanaan hukum Musa dan iman di dalam Kristus untuk mendapat pembenaran. Dan, untuk mencapai tujuan ini dengan lebih baik, mereka berbuat semampu mereka untuk merendahkan tabiat dan nama baik Rasul Paulus, dan meninggikan nama baik mereka sendiri di atas kehancuran namanya. Mereka menggambarkan dia sebagai orang yang, kalaupun diakui sebagai rasul, jauh lebih rendah daripada rasul-rasul lain, dan khususnya sebagai orang yang tidak layak mendapat penghormatan seperti Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Ada kemungkinan mereka sendiri mengaku-ngaku sebagai para pengikut rasul-rasul yang disebut terakhir ini. Dan dalam kedua usaha tersebut, mereka luar biasa berhasil. Inilah latar belakang Paulus menulis surat ini. Di dalamnya ia mengungkapkan keprihatinannya yang besar bahwa mereka sudah begitu cepat membiarkan diri dilencengkan dari iman Injil. Di situ juga ia membela tabiat dan wewenangnya sendiri sebagai rasul melawan tuduhan-tuduhan para musuhnya. Ia menunjukkan bahwa baik mandat maupun ajarannya bersifat ilahi, dan bahwa sedikit pun dia, dilihat dari segi mana saja, tidak kurang dari pada rasul-rasul yang tak ada taranya itu (2Kor. 11:5). Kemudian ia menegaskan dan mempertahankan ajaran Injil yang agung tentang pembenaran oleh iman tanpa menjalankan hukum Taurat, dan mengatasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul dalam pikiran jemaat mengenai ajaran itu. Dan, setelah mengokohkan ajaran yang penting ini, ia menasihati mereka untuk berdiri teguh di dalam kemerdekaan yang dengannya Kristus sudah membebaskan mereka, memperingatkan mereka agar berhati-hati terhadap penyalahgunaan kemerdekaan ini, dan memberi mereka sejumlah nasihat dan petunjuk yang sangat perlu. Lalu ia menutup surat ini dengan memberi mereka penjelasan yang adil tentang para pengajar palsu yang sudah menjerat mereka, dan pada sisi lain, tentang tabiat dan perilakunya sendiri. Dalam kesemuanya ini, yang menjadi maksud dan tujuannya yang utama adalah mengembalikan mereka yang sudah disesatkan, memantapkan mereka yang mungkin goyah, dan meneguhkan siapa saja di antara mereka yang tetap mempertahankan kesetiaan dan kelurusan hati mereka.
Galilah: Galatia (Garis Besar)
Bibliografi
Arichea, D. C., & Nida, E. A. A handbook on Paul’s letter to the Galatians. New York: United Bible Societies. 1976.
Bruce, F....
Bibliografi
Arichea, D. C., & Nida, E. A. A handbook on Paul’s letter to the Galatians. New York: United Bible Societies. 1976.
Bruce, F.F. The Epistle to the Galatians: a commentary on the Greek text. Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans Pub. Co. 1982.
De Witt Burton, Ernest. The International Critical Commentary Series, Galatians, T & T Clarke, Edinburgh. 1971.
Carr, G. L. Song of Solomon: an introduction and commentary, Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1984.
Cole, R. Alan. Galatians, Tyndale New Testament Commentaries, IVP, Leicester, 1983.
Dana H.E. & Mantey J.R. A Manual Grammar of the Greek New Testament, Prentice Hall, New Jersey, 1957.
Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology: Revised and Expanded. Literatur SAAT. Malang. 2008, 2014.
Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000.
Gathercole, Simon, J. Galatians, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton Illinois, 2008.
George, T. Galatians. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1994.
Kittel, G., Friedrich, G., & Bromiley, G. W. Theological Dictionary of the New Testament Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans. 1985.
MacArthur, John. F. Galatians, Moody, Grand Rapids, 1987.
MacArthur, John. The MacArthur Study Bible, Word, Nashville, 1997.
Metzger, Bruce M. A Textual Commentary on the Greek New Testament, United Bible Societies, New York. 1994.
Moo, Douglas. Galatians, Baker, Grand Rapids. 2013.
Newman Jr. Barclay M. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012.
Robertson, A. T. Word Pictures in the New Testament. Nashville, TN: Broadman Press. 1933.
Shelley, Bruce. Church History in Plain Language, Thomas Nelson Publishers. 2008.
Silva, M. (Ed.). New International Dictionary of New Testament Theology and Exegesis. Grand Rapids, MI: Zondervan. 2014.
Wallace, Daniel, B. Greek Grammar Beyond the Basics, Zondervan, Grand Rapids, 1996.
Wenham, J W. The Elements of New Testament Greek, Cambridge University Press, Cambridge. 1993
Zodhiates, Spiros. Th.D. The Complete Word Study Dictionary New Testament, © By AMG International, Inc. Revised edition, 1993.
Apendiks
Pentingnya Bahasa Yunani
Sebagai bahasa sumber dari Perjanjian Baru, Bahasa Yunani penting dimengerti bagi seseorang yang ingin menangani Firman Tuhan dengan baik. Tidak berarti kita harus menjadi mampu membaca bahasa ini, tetapi sangat membantu kalau kita mengerti arti kata-kata dan juga tata bahasa yang menentukan arti dari kalimat, paragraf dan wacana. Bahasa ini bukan bahasa ajaib, atau luar biasa – Itu hanya bahasa – Jadi kita tidak mencari pengetahuan yang tersembunyi, melainkan hanya pengertian akan fungsinya bahasa ini dalam kaitannya dengan terjemahan-terjemahan yang ada pada kita. Diusulkan supaya Anda jarang membacakan kata Yunani dalam khotbah/pengajaran, kecuali menolong pengertian orang.
Ejaan yang Digunakan di Tafsiran ini
Huruf-huruf Yunani tidak selalu ada yang mirip dalam Bahasa Indonesia, sehingga ejaan yang dipakai di tafsiran ini berfokus pada ucapan yang mirip, bukan pada kesempurnaan. Jadi huruf η dan ε menjadi e saja dan huruf ο dan ω menjadi o saja. Huruf χ dieja kh dan tafsiran ini mengikuti kebiasaan modern untuk mengeja υ sebagai y, seperti dalam kata hyper, kecuali dipakai bersama huruf vokal lain.
Istilah-Istilah Tata Bahasa
Istilah- istilah tata bahasa ini terdapat di Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru.395 Biasanya ada penjelasan singkat sesudah istilah disebut, tetapi kalau saudara mau melihat logika yang mendasarinya, lihatlah lagi penjelasan berikut.
Person/Orang
Bahasa Yunani adalah bahasa yang sangat spesifik tentang pembicara dan pendengar – Ada dijelaskan juga gender daripada orang.
Singular/Tunggal
- 1. Aku/Saya
- 2. Kau/Kamu/Anda
- 3. Dia
Plural/Jamak
- 1. Kita/Kami
- 2. Kalian
- 3. Mereka
Tense
Tense menyangkut waktu dan sifat daripada kegiatan/peristiwa.
Past/Masa Lalu – Ada empat macam yang biasanya dipakai:
Aorist = Masa lalu yang sederhana yang menekankan apa yang terjadi. Mis: Kemarin dia belajar.
Imperfek = Menjelaskan sesuatu yang terus-menerus, atau sedang terjadi di masa lalu. Mis: Kemarin, sementara dia sedang belajar…
Perfek (Sempurna) = Menjelaskan peristiwa yang sudah terjadi dan sudah selesai/berhasil dengan juga menyangkut apa akibat/dampak daripada peristiwa tersebut. Mis.: Dia sudah belajar (yaitu, sudah punya kualifikasi untuk melakukan pekerjaannya)
Pluperfek = Hampir sama dengan Perfek, tetapi akibat/dampak kurang pasti.
Present/Masa Kini = Sesuatu yang terus-menerus terjadi di masa kini. Mis: Dia sedang belajar.
Future/Masa Depan = Sesuatu yang terjadi di masa depan. Mis: Dia akan/mau belajar.
Suara
Suara Menjelaskan siapa/apa yang berlaku.
Aktif = Fokus ada pada pelaku. Mis: Saya mengasihi Yesus.
Pasif = Fokus ada pada penerima/penderita. Mis: Saya dikasihi oleh Yesus.
Medium = Suara ini mirip yang Aktif tetapi lebih menekankan kelakuan pelaku. Mis: Saya yang selalu mencuci piring!
Modus
Modus menjelaskan sifat daripada kata kerja.
Indikatif menyampaikan fakta-fakta dan apa yang akan terjadi. Mis: Saya akan makan.
Imperatif adalah perintah atau permintaan. Mis: Makan!
Subjunktif menyampaikan kemauan yang kemungkinan besar akan terjadi. Sering dipakai dengan kata hina(supaya) menyatakan tujuan. Mis: Saya memasak supaya kamu bisamakan.
Optatif (Jarang dipakai) sangat mirip Subjunktif tetapi lebih diragu-ragukan. Sering digunakan dalam pemberkatan. Mis: Saya berdoa, kiranya kamu bisa makan.
Infinitif adalah kata kerja yang bersifat seperti kata benda dan bicara secara umum saja. Mis: Makan, itu baik.
Partisip
Partisip adalah kata kerja yang bersifat kata sifat benda, yaitu nomor, gender dan case (tidak dijelaskan di sini) sama dengan subyeknya. Pada dasarnya Partisip adalah kata kerja dan bisa diterjemahkan demikian.
Artikel
Artikel tidak ada dalam Bahasa Indonesia, tetapi artinya mirip dengan ini/itu, di mana sesuatu yang tertentu dimaksudkan. Misalnya di Kis 2 disebut dua kali bahwa orang percaya memecahkan roti, tetapi yang di ayat 42 mempunyai artikel, yang menandai pemecahan roti yang tertentu (perjamuan kudus) dan yang di ayat 46, tanpa artikel, bicara secara umum saja (makan bersama di rumah). Ada banyak contoh lain, jadi hal ini cukup penting dimengerti.
Berikut ada beberapa kombinasi tense, modus, suara yang dipakai di Perjanjian Baru.
Present Aktif Indikatif
Mis: Dia sedang menulis surat.
Present Medium Indikatif
Mis: Dia yang menulis surat itu.
Present Aktif Partisip
Mis: Dia sedang menulis…
Present Pasif Indikatif
Mis: Surat itu sedang ditulis.
Present Aktif Subjunktif
Mis: Dia memberi kertas supaya kamu boleh menulis surat. (Menyangkut harapan)
Aorist Aktif Indikatif
Mis: Tadi dia menulis surat
Perfek Aktif Indikatif
Mis: Dia sudah menulis surat itu. (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Imperfek Aktif Indikatif
Mis: Kemarin, ketika dia sedang menulis surat…
Aorist Pasif Indikatif
Mis: Itu sudah ditulis
Perfek Pasif Indikatif
Mis: Ada tertulis… (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Present Aktif Imperatif
Mis: Tolong tuliskan terus surat-surat itu. (kebiasaan yang diharapkan)
Aorist Aktif Imperatif
Mis: Tulis surat itu! (Kegiatannya penting, atau urgen)
Footnote
1 George, T. Galatians. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1994. Jilid. 30, Hal. 77–78
2 Douglas Moo, Galatians, Baker, Grand Rapids. 2013. Pendahuluan.
3 Moo. Kindle Lokasi 517-521.
4 Moo. Kindle Lokasi 1072-1076.
5 R. Alan Cole, Galatians, Tyndale New Testament Commentaries, IVP, Leicester, 1983. Hal. 29.
6 Cole, Hal. 29.
7 George, Hal. 80.
8 Aorist Aktif Partisip.
9 A. T. Robertson, Word Pictures of the New Testament, ESword. Gal 1:1.
10 Spiros Zodhiates, Th.D. The Complete Word Study Dictionary New Testament, © By AMG International, Inc. Revised edition, 1993. Lihat kata nekros.
11 George. Hal. 85.
12 Nubuatan-nubuatan tersebut sangat mirip dengan istilah-istilah yang Paulus gunakan di sini, kalau LXX, PL terjemahan Bahasa Yunani, dilihat.
13 Lihat penjelasan di apendiks.
14 Aorist Medium Subjunktif.
15 Mounce, Lokasi Kindle 2019.
16 Bruce, Hal. 80.
17 Present Aktif Indikatif.
18 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000. Lihat kata metatithemi.
19 Present Medium Indikatif.
20 Moo, Kindle lokasi. 2209.
21 Aorist Aktif Partisip.
22 George. Hal. 94-95.
23 Present Aktif.
24 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata tarasso.
25 Ibid. Lihat kata metastrefo.
26 George. Penjelasan pada Gal 1:7
27 H.E. Dana & J.R. Mantey. A Manual Grammar of the Greek New Testament, Prentice Hall, New Jersey, 1957. Lihat kata alla di halaman 240.
28 Present Medium Subjunktif.
29 Present Aktif Imperatif.
30 Present Medium Indikatif.
31 Cole. Hal. 44.
32 Present Aktif Indikatif.
33 Imperfek Aktif Indikatif dan Imperfek Medium Indikatif.
34 Wallace, Daniel, B. Greek Grammar Beyond the Basics, Zondervan, Grand Rapids, 1996. Hal 695.
35 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata gnorizo.
36 Present Aktif Indikatif.
37 Present Aktif Indikatif.
38 Ibid. Lihat kata apokalypsis.
39 Aorist Aktif Indikatif.
40 Ibid, N. F. Lihat kata anastrofe.
41 Arichea, D. C., & Nida, E. A. A handbook on Paul’s letter to the Galatians. New York: United Bible Societies. 1976. Hal. 19.
42 Imperfek Aktif Indikatif.
43 Imperfek Aktif Indikatif.
44 Imperfek Aktif Indikatif.
45 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Hal. 185–186.
46 Ibid, N. F. Lihat kata perissoteros.
47 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata aforizo.
48 Aorist Aktif Partisip.
49 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. kata eudokeo
50 Moo. Kindle Lokasi 2934-2935.
51 Present Medium Subjunktif.
52 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata euthos.
53 Ibid. Lihat kata prosanatithemi.
54 MacArthur, Hal 1651
55 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata historeo.
56 Yohanes 5:2, 19:13, 19:17, 19:20, dan 20:16
57 Present Aktif Indikatif
58 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata idou.
59 Bruce, Hal. 102.
60 Imperfek Aktif Indikatif.
61 Imperfek Aktif Indikatif.
62 Imperfek Aktif Indikatif.
63 Gathercole, Simon, J. ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton Illinois, 2008. P2246.
64 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata anatithemi.
65 Ibid. Lihat kata dokeo.
66 Present Aktif Subjunktif.
67 Aorist Aktif Indikatif.
68 Aorist Pasif Infinitif.
69 Robertson, lihat penjelasan di Gal 2:4.
70 Aorist Aktif Indikatif.
71 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata diameno
72 Perfek Pasif Indikatif.
73 Lihat penjelasan di Apendiks.
74 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata apostole.
75 Ibid. Kata stylos.
76 Gathercole. P2247.
77 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata anthistemi.
78 Ibid. Kata kataginosko.
79 Lihat di Apendiks
80 Bruce, Hal. 129.
81 Perfek Pasif Partisip
82 Imperfek Aktif Indikatif
83 Imperfek Aktif Indikatif
84 Moo. Kindle Lokasi 3920.
85 Imperfek Aktif Indikatif
86 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata orthopodeo.
87 Moo, Kindle lokasi,4117.
88 Present Aktif
89 Di versi NIV (Bahasa Inggris) bagian ini ada dalam tanda kutip.
90 Moo. Kindle Lokasi 4266.
91 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata oida.
92 Perfek Aktif Partisip
93 George. Jil. 30, hal. 190.
94 Moo. Kindle Lokasi 4532.
95 Perfek Pasif Indikatif
96 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata atheteo.
97 Ibid. Lihat kata dorean.
98 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata anoetos.
99 Ibid. Lihat kata baskaino.
100 Perfek Pasif Partisip
101 Ibid. Lihat kata prografo.
102 Robertson. Lihat penjelasan di 3:1.
103 Aorist Aktif Indikatif
104 Moo, Kindle lokasi 4953
105 Lihat instrumental use of the Dative Case di The Elements of New Testament Greek, J. W. Wenham, Cambridge University Press, Cambridge. 1993, Hal. 46.
106 Present Medium Indikatif
107 George. Jil. 30, Hal. 213.
108 Moo. Kindle Lokasi 5011.
109 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata epikhoregio.
110 Present, Aktif Partisip
111 1 Makabe 2: 45-64 – Diterjemahkan oleh penulis
112 Lihat: Moo. Kindle Lokasi 5110. George. Jil. 30, Hal. 217–218.
113 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata logizomai.
114 Present Aktif Imperatif
115 Bruce, Hal. 155.
116 Moo. Kindle Lokasi 5212.
117 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata proeidon.
118 Present Aktif Indikatif
119 Moo, Kindle lokasi 5374.
120 Bruce Shelley, Church History in Plain Language, Thomas Nelson Publishers. 2008. Hal. 32.
121 Present Pasif Indikatif
122 George. Hal. 230.
123 Ibid. Hal. 235.
124 Present Aktif Indikatif
125 Present Aktif Indikatif
126 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata emmeno.
127 Present Aktif Indikatif
128 Present Pasif Indikatif
129 Datif
130 George, Hal. 234.
131 George. Hal. 238
132 Cole. Hal. 99.
133 Cole. Hal. 99.
134 Lihat penjelasan di Apendiks.
135 George. Hal. 244.
136 Moo. Kindle Lokasi 6176.
137 George. Hal. 244.
138 Bruce. Hal. 170
139 Moo. Kindle Lokasi 6198.
140 George. Hal. 248.
141 Perfek Pasif Partisip
142 Terdapat di MacArthur, John. F. Galatians, Moody, Grand Rapids, 1987. Halaman 85. Ada yang mengatakan bahwa Paulus hanya mengutip dari LXX yang agak keliru di ayat ini, tetapi tidak usah kita menyimpulkan begitu, karena penjelasan dari pengulangan perjanjian cukup masuk akal.
143 Lihat di situs: creation.com Maaf, ada dalam bahasa Inggris saja.
144 Present Aktif Indikatif
145 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata akuroo dan katargeo.
146 Aoris Aktif Infinitif
147 Ibid. Lihat kata kleronomia.
148 Perfek Medium Indikatif
149 Lihat penjelasan di Apendiks
150 Moo. Kindle Lokasi 6221.
151 Moo. Kindle Lokasi 6372.
152 Cole. Hal. 105.
153 Dari Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal. 76.
154 Moo. Kindle Lokasi 6551.
155 Bruce, F. F. Hal. 180
156 Cole. Hal. 106.
157 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata sugkleio.
158 Aoris Pasif Subjunktif.
159 Ibid. Lihat kata froreo.
160 Kittel, G., Friedrich, G., & Bromiley, G. W. Theological Dictionary of the New Testament Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans. 1985. Hal. 754.
161 Moo. Kindle Lokasi 6590.
162 NKJV, NAS, NIV
163 Penjelasan ini terdapat dari Pdt. Mike Riccardi MDiv, Th.M, dari Grace Community Church, C.A. Sangat membantu!
164 George. Hal. 267.
165 Hina + Subjunktif.
166 Cole. Hal. 108.
167 Bruce, F. F. Hal. 183–184.
168 Ibid. Hal. 183–184
169 Aoris Medium Indikatif
170 Bruce, F. F. Hal. 187.
171 Present Aktif Indikatif
172 Terjemahan PL dalam bahasa Yunani
173 Bruce, F. F. Hal. 189.
174 Present Aktif Indikatif
175 Bruce, F. F. Hal. 192.
176 Moo. Kindle Lokasi 7004.
177 Silva, M. (Ed.). New International Dictionary of New Testament Theology and Exegesis. Grand Rapids, MI: Zondervan. 2014.Edisi 2, Jil. 3, hal. 383)
178 Bruce, F. F. Hal. 192.
179 Bruce, F. F. Hal. 192.
180 Ibid. Hal. 192.
181 Moo. Kindle Lokasi 7113.
182 Perifrastik Pluperfek – Menyangkut cara tidak langsung bicara mengenai sesuatu yang sudah berlalu.
183 Ayat ini disebut protoevangelium oleh para ahli Alkitab, yang berarti ‘Injil Pertama’.
184 George. Hal. 302.
185 Bruce, F. F. Hal. 197
186 Moo. Kindle Lokasi 7275.
187 https://en.wikipedia.org/wiki/Augustus
188 Present Aktif Indikatif
189 Moo. Kindle Lokasi 7313.
190 Bruce, F. F. Hal. 199.
191 Ernest De Witt Burton, The International Critical Commentary Series, Galatians, T & T Clarke, Edinburgh. 1971. Hal. 224.
192 Moo. Kindle Lokasi 7356.
193 Perfek Pasif Partisip
194 Aoris Aktif Indikatif
195 Moo. Kindle Lokasi 7456.
196 Bruce, F. F. Hal. 202.
197 George. Hal. 313.
198 Aoris Aktif Partisip
199 Aoris Pasif Partisip
200 Present Aktif Indikatif
201 Present Aktif Infinitif dan Present Aktif Indikatif
202 Mounce, Kindle Lokasi 7552-7553.
203 Present Medium Indikatif
204 Present Pasif Indikatif
205 Moo. Kindle Lokasi 7560.
206 Ibid. Kindle Lokasi 7560.
207 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata deomai.
208 Present Medium Imperatif
209 Gathercole. Hal. 2252.
210 Perfek Aktif Indikatif
211 Bruce, F. F. Hal. 209.
212 George. Hal. 324.
213 Moo. Kindle Lokasi 7679.
214 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata makarismos.
215 Ernest De Witt Burton. Hal. 245.
216 Perfek Aktif Indikatif
217 Bruce, F. F. Hal. 211.
218 Ibid. Hal. 211.
219 Bruce, Moo dan Burton, antara lain, semua rasa begitu maknanya.
220 Ada naskah-naskah yang menggunakan kata teknia, yang berarti anak kecil, tetapi tekna dianggap asli karena dipakai secara lebih luas dan juga karena lebih sesuai dengan kebiasaan Paulus.
221 Ernest De Witt Burton, Hal. 248.
222 Moo. Kindle Lokasi 7804.
223 Imperfek Aktif Indikatif
224 Moo. Kindle Lokasi 7822.
225 Carr, G. L. Song of Solomon: an introduction and commentary, Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1984. Jil. 19, Hal. 23.
226 Robertson. Lihat penjelasan di 4:24.
227 Ernest De Witt Burton, Hal. 256.
228 Present Aktif Imperatif
229 Present Aktif Partisip
230 Moo. Kindle Lokasi 7976.
231 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata akouo.
232 Bruce, F. F. Hal. 220.
233 Present Aktif Indikatif
234 Moo. Kindle Lokasi 8264.
235 Aoris Pasif Imperatif
236 Present Aktif Partisip
237 Aoris Aktif Imperatif
238 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata eremos.
239 Moo. Kindle Lokasi 8264.
240 Moo. Kindle Lokasi 8344.
241 Robertson. Lihat penjelasan di 4:29.
242 Cole, Hal. 185.
243 Aoris Aktif Imperatif
244 Moo. Kindle Lokasi 8594.
245 Present Aktif Imperatif
246 Present Pasif Imperatif
247 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata enekho.
248 Bruce, F. F. Hal. 226.
249 Moo. Kindle Lokasi 8594.
250 Ean (Kalau) + Subjunktif (disunat). Lihat: Black, D. A. It’s still Greek To Me, Baker, Grand Rapids, 1998. Hal. 145.
251 Future Aktif Indikatif
252 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata martyromai.
253 Present Pasif Partisip
254 Wallace, Hal. 344.
255 Ibid, Hal. 535.
256 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata katargeo.
257 Aoris Pasif Indikatif
258 Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology: Revised and Expanded. Buku 1. Literatur SAAT. 2008, 2014. Malang. “Jaminan Kekal," Hal. 385-386.
259 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata apekdekhomai.
260 Moo. Kindle Lokasi 8771.
261 Cole, Hal. 193.
262 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata iskhyo.
263 Ibid. Lihat kata energeo.
264 Ibid. Lihat kata trekho.
265 Imperfek Aktif Indikatif
266 Bruce, Hal. 234.
267 Aoris Aktif Indikatif
268 Moo. Kindle Lokasi 8925.
269 Present Pasif Infinitif
270 Present Aktif Partisip
271 Perfek Aktif Indikatif
272 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata tarasso.
273 Future Aktif Indikatif
274 Moo. Kindle Lokasi 9036.
275 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata anastatoo.
276 Ibid. Lihat kata apokopto.
277 Moo. Kindle Lokasi 9048.
278 Moo. Kindle Lokasi 9144.
279 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata aforme.
280 Present Aktif Imperatif
281 Silva, Hal. 790.
282 Bruce, F. F. Hal. 241.
283 Future Aktif Indikatif
284 Present Aktif Indikatif
285 Bruce, F. F. Hal. 242.
286 Present Aktif Imperatif
287 Kata ini bersifat Aoris Pasif Subjunktif, tetapi supaya lebih mudah dimengerti, bentuk aktif dipakai. Lihat juga TB, yang memakai bentuk aktif.
288 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata analoo.
289 Moo. Kindle Lokasi 9435.
290 Kasus Datif menyangkut obyek tidak langsung dan biasanya membawa arti kepada/oleh/melalui. Lihat Wenham, J. W. The Elements of New Testament Greek, Cambridge Press, Cambridge, 1965. Hal. 9.
291 Wallace. Hal. 162, 165-166.
292 Aoris Aktif Subjunktif
293 Wallace. 1996. Hal. 468-469.
294 Present Aktif Indikatif
295 Present Medium Indikatif
296 Present Aktif Subjunktif
297 Present Pasif Indikatif
298 Moo. Kindle Lokasi 9564.
299 Ibid. Kindle Lokasi 9574.
300 Dikutip langsung dari Moo, hal. 9555.
301 Bruce, F. F. Hal. 247.
302 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 137.
303 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata aselgeia.
304 Ibid. Lihat kata farmakeia.
305 Moo. Kindle Lokasi 9625.
306 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 137.
307 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata hairesis.
308 Moo. Kindle Lokasi 9637.
309 Bruce, F. F. Hal. 250.
310 Present Aktif Indikatif
311 Aoris Aktif Indikatif
312 Present Aktif Partisip
313 Future Aktif Indikatif
314 Moo. Kindle Lokasi 9707.
315 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 139.
316 Moo. Kindle Lokasi 9707.
317 Moo. Kindle Lokasi 9740.
318 Silva, Hal. 210.
319 Moo. Kindle Lokasi 9740.
320 Silva, Hal. 210.
321 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 140.
322 Ibid. Hal 140.
323 Bruce, F. F. Hal. 254.
324 Ibid. Hal. 254.
325 Moo. Kindle Lokasi 9792.
326 Aoris Aktif Indikatif
327 Cole, Hal. 223.
328 Bruce M. Metzger, A Textual Commentary on the Greek New Testament, United Bible Societies, New York. 1994. Hal. 529.
329 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata pathema.
330 Cole, Hal. 223.
331 Moo. Kindle Lokasi 9908.
332 Present Aktif Subjunktif – Bentuk ini sering digunakan sebagai perintah, secara khusus dimana orang mau berkata marilah kita. Lihat penjelasan Hortatory Subjunctive di Wallace, Hal. 464-465.
333 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata kenodoksos.
334 Ibid. Lihat kata prokaleo.
335 Moo. Kindle Lokasi 9964.
336 Artinya begitu kalau artikel tidak dipakai. Lihat penjelasan di Apendiks.
337 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata prolambano.
338 Ibid. Lihat kata katartizo.
339 Present Aktif Imperatif
340 Moo. Kindle Lokasi 10005.
341 Present Aktif Partisip
342 Moo. Kindle Lokasi 10014.
343 Present Aktif Imperatif
344 Future Aktif Indikatif
345 MacArthur, Hal. 1799
346 Present Aktif Indikatif
347 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 148.
348 Present Aktif Indikatif
349 Present Aktif Imperatif
350 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata eis.
351 Moo. Kindle Lokasi 10164.
352 Ibid. Kindle Lokasi 10164.
353 Bruce, F. F. Hal. 263.
354 Present Pasif Partisip
355 Present Aktif Partisip
356 Present Pasif Imperatif
357 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 151.
358 Moo. Kindle Lokasi 10252.
359 George, Hal. 423.
360 Future Aktif Indikatif
361 Present Aktif Subjunktif
362 Moo. Kindle Lokasi 10262.
363 Present Aktif Partisip
364 Future Aktif Indikatif
365 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata egkakeo.
366 Present Aktif Subjunktif
367 Wallace. Hal. 632-633.
368 Cole, Hal. 231.
369 Present Medium Subjunktif – Seperti kita lihat di atas, tetapi suara medium, yang menekankan peran pelaku.
370 Aoris Aktif Imperatif
371 Bruce, F. F. Hal. 268.
372 Moo. Kindle Lokasi 10458.
373 Ibid, Kindle Lokasi 10407.
374 Bruce, Hal. 261
375 Moo, Kindle Lokasi 10476.
376 Bruce, Hal. 268.
377 Moo, Kindle Lokasi 10494.
378 Present Pasif Subjunktif
379 Present Pasif Partisip
380 Ibid, Kindle lokasi 10528.
381 Present Aktif Indikatif
382 Bruce, Hal. 270.
383 Present Medium Infinitif
384 Ibid, Hal. 271.
385 Gathercole. Hal. 2256.
386 Perfek Pasif Indikatif
387 Kata eimi (adalah) yang sifatnya Present Aktif Indikatif, tetapi sulit diterjemahkan.
388 Kata canon dalam bahasa Inggris, dipakai untuk menjelaskan prinsip-prinsip/cara-cara di mana kitab-kitab suci dikumpulkan di dalam Alkitab.
389 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 158.
390 Future Aktif Indikatif
391 Bruce, Hal. 275.
392 Moo, Kindle Lokasi 10769.
393 Ibid, Kindle Lokasi 10788.
394 Ibid, Kindle Lokasi 10796. Lihat juga Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal
395 Barclay M. Newman Jr. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012. Hal. Ix-x.
Galilah: Galatia (Pendahuluan Kitab)
GALILAH
Surat Galatia
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran Galatia
Oleh: Simon Pyatt
Copyright © 2014 - 2019 Simon M C Pyatt
Diterbit...
GALILAH
Surat Galatia
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran Galatia
Oleh: Simon Pyatt
Copyright © 2014 - 2019 Simon M C Pyatt
Diterbitkan oleh:
Nulisbuku
www.nulisbuku.com
Penyunting: Michael J. Wewengkang S.Th; MAPC
Desain Sampul: Nulisbuku
Soli Deo Gloria!
Pendahuluan Umum
Bahan ini dimaksudkan untuk membantu orang dalam mempersiapkan pelajaran/khotbah ataupun dalam usaha penerjemahan Firman Tuhan. Tidak dimaksudkan untuk dibacakan saja kepada jemaat, karena bahan ini adalah bahan penelitian, bukan sebuah pelajaran/khotbah.
Terjemahan Alkitab yang dipakai dalam seri Galilah ini, adalah terjemahan literal yang dibuat langsung dari versi bahasa Yunani Nestle Aland. Tujuannya bukan untuk mengganti versi-versi Bahasa Indonesia, ataupun untuk mengutamakan terjemahan literal. Terjemahan literal ini dimaksudkan untuk membantu orang melihat ciri-ciri khas bahasa Yunani, supaya lebih mudah diteliti.
Kalau kita ingin menangani ayat apa saja dari Firman Tuhan dengan baik, harus ada lima macam sudut pandang yang dipikirkan:
- Konteks di dalam Alkitab
- Konteks Sejarah
- Konteks di dalam Penulisan
- Pengertian Arti kata dan Tata Bahasa
- Penerapan Praktis
Konteks dalam Alkitab menyangkut peran ayat yang diteliti di dalam keseluruhan dari wahyu Allah. Jadi sebelum orang menyimpulkan sesuatu, penafsirannya harus dicek dengan bagian-bagian lain di Alkitab yang terkait dengan topik itu. Di buku pedoman ini akan sering dibaca referensi silang, supaya saudara dapat mengerti dan menerapkan dengan baik setiap bagian yang diteliti. Harap saudara mencari lebih banyak referensi.
Kalau kita ingin mengerti dengan benar apa yang dimaksudkan penulis, kita harus mengerti Konteks Sejarah. Langkah ini adalah melakukan penelitian pada budaya setempat, penanggalan kitab, dan peristiwa sejarah yang mungkin berdampak, juga apa yang diketahui mengenai penulis dan tokoh-tokoh di dalam kitab tersebut. Di buku pedoman ini, sering akan ada referensi pada sejarah dan budaya.
Sering kali, salah paham terjadi apabila orang hanya mendengar sebagian dari perkataan orang dan tidak mendengar keseluruhan dari wacananya. Hal ini bukan hanya mengakibatkan banyak salah paham, tetapi bahkan doktrin yang keliru.
Dalam hal penafsiran Firman Tuhan. Setiap ayat di Alkitab harus dimengerti menurut Konteks di dalam Penulisan. Sebelum bagian Firman Tuhan diteliti di buku ini, selalu akan ada garis besar, tema dan sub tema, hal ini untuk menjaga supaya tidak mungkin lari dari konteks.
Pengertian Arti Kata dan Tata Bahasa juga sangat penting. Setiap bahasa mempunyai tata bahasa, muatan kata dan kiasan-kiasan yang cukup unik dan indah. Jadi kalau kita ingin menerjemahkan ataupun mengerti suatu ayat, kita perlu mengerti struktur dan maksud dari bahasa sumber itu. Oleh karena itu, bahan ini menjelaskan muatan kata, arti kiasan dan juga secara sederhana menjelaskan tata bahasa. Kalau orang mau belajar lebih dalam mengenai tata bahasa Yunani, ada bagian Apendiks di belakang yang menyediakan penjelasan.
Allah tidak hanya menghendaki gerejanya mengerti Firmannya, Dia ingin supaya Firman itu mengubahkan kita. Oleh karena itu pengajaran Firman Tuhan harus ada Penerapan Praktis yang mengalir dengan alami dan tepat dari bagian yang dipelajari. Penerapan-penerapan di pedoman ini ditandai dengan lambang panah. Ini tidak dimaksudkan menjadi keharusan, melainkan usulan saja dan dorongan untuk saudara memikirkan penerapannya bagi jemaat.
Galilah!
Galilah: Galatia (Pendahuluan Kitab)
Pendahuluan Galatia
Sangat jelas bahwa penulis dari surat Galatia ini adalah Paulus sendiri. Kita tidak perlu kembali melihat siapkah dia dari Fi...
Pendahuluan Galatia
Sangat jelas bahwa penulis dari surat Galatia ini adalah Paulus sendiri. Kita tidak perlu kembali melihat siapkah dia dari Firman Tuhan karena dia sangat terkenal. Ada satu penulis dari abad yang kedua yang menulis apa yang pernah dia dengar mengenai rasul ini:
Dia adalah orang yang cukup kecil badanya, yang kepalanya botak dan kakinya bengkok. Dia kuat secara fisik, alis matanya bertemu di tengah dan hidungnya bengkok. Dia penuh keramahan, yaitu, satu saat dia kelihatan seperti manusia, tetapi saat lain tampil seperti malaikat.1
Kata Galatia mempunyai dua arti pada waktu Paulus menulis suratnya, yaitu provinsi Galatia dan etnis Galatia. Kemungkinan besar yang dimaksudkan Paulus di surat ini adalah Provinsi Galatia, yang dia kunjungi dua kali dalam Perjalanan Misi pertamanya. Gereja-gereja yang ditanam di sana termasuk Antiokhia di Pisidia (Kis 13:14-50), Ikonium (Kis 13:51-14:7), Listra (Kis 14:8-19) dan Derbe (Kis 14:20-21). Memang masuk akal melihat beberapa gereja ini karena surat Galatia adalah surat satu-satunya di mana Paulus berkata bahwa dia menulis kepada beberapa gereja di satu provinsi.(Gal 1:2)2 Tidak ada bukti sedikitpun bahwa Paulus menanam gereja di bagian Galatia etnis yang terletak agak ke utara.
Kemungkinan besar Paulus menulis surat ini sebelum Sidang Besar yang diadakan di Yerusalem (Kis 15), karena kalau orang Galatia mengalami tekanan dari partai sunat dan Paulus ditugaskan membawa surat hasil Sidang, mengapa surat itu tidak dikutip sedikitpun dalam surat ini? Itu sebabnya lebih baik kita simpulkan bahwa Paulus menulis sesudah dia pulang dari Perjalanan Misi yang pertama sebelum dia diutus ke Yerusalem. (48 Masehi)3 Kalau begitu, sangat masuk akal juga mengapa dia katakan bahwa mereka “begitu lekas berbalik” karena pengaruh dari partai sunat – Memang cepat!
Tema dari surat Galatia adalah keselamatan yang diperoleh hanya melalui iman saja, bukan hasil perbuatan baik. Kita harus mengingat bahwa penjangkauan di antara orang non-Yahudi masih cukup baru bagi gereja mula-mula ini. Jadi tentu saja ada proses di mana gereja yang dari mulanya mengalir dari agama Yahudi, harus membahas peranan Hukum Taurat dalam kehidupan mereka sebagai orang percaya. Oleh ilham Allah, kesimpulan yang Paulus tulis adalah, Hukum Taurat tidak menyelamatkan, atau tidak membenarkan. Fungsinya Hukum Taurat adalah untuk menyoroti dosa. Sebenarnya fungsinya sama di Perjanjian Lama, tetapi orang yang berdosa pada masa tersebut, boleh membawa korban ke bait Allah untuk dipersembahkan menebus dosa mereka. Jadi pada masa Perjanjian Lama pun, terlihat bahwa iman yang menyelamatkan. Masalanya adalah dengan Kristus memberi diri menjadi Korban Penebusan satu kali untuk selama-lamanya, sistem pengorbanan di Bait Allah menjadi usang, sehingga Allah tidak lagi menerima korban tebusan. Jadi kalau orang berusaha kembali kepada ketetapan-ketetapan Perjanjian Lama sebagai dasar pembenaran, maka mereka hanya menemukan Hukum Taurat tanpa sistem pengorbanan, sehingga hanya menjadi nyata bahwa mereka orang berdosa dan tidak ada jalan keselamatan.4 (Ibr 8:6-13) Sebagai penerapan dari tema besar ini, dari Gal 5 Paulus mulai bicara mengenai kebebasan kita di dalam Kristus dan pelayanan Roh Kudus di dalam orang percaya, menurut pengertian yang terdapat di nubuatan-nubuatan yang sangat jelas mengenai Perjanjian Baru, yaitu Yeremia 31:31-34 dan Yehezkiel 36:25-27, yang menyatakan bahwa Roh Kuduslah yang menjadi kekuatan dan dorongan di dalam diri orang percaya, sehingga dia hidup berkenan kepada Allah. Dari segi gaya, surat ini sering disebut sebagai draf daripada surat Roma, karena begitu mirip isinya.5
Ada yang menganggap bahwa Paulus bertentangan dengan Yakobus di surat ini, tetapi kalau menggali lebih dalam mengenai hubungan mereka dan maksud penulisan, ternyata mereka teman, yang sangat setuju mengenai jalan keselamatan. Di Gal 1:19 kita lihat bahwa Paulus mengenal Yakobus, lalu di Gal 2:9-10 Paulus memberi kesempatan untuk para sokoguru jemaat memberi masukan pada Injil yang dia sampaikan. Tentu kalau Yakobus tidak setuju mengenai keselamatan oleh iman saja, dia pasti protes. Tetapi yang kita lihat di sana adalah persetujuan, persekutuan, bahkan pengutusan dan tambahan yang mereka usulkan hanya menyangkut pelayanan kepada orang miskin saja. Ada salah paham mengenai Gal 2:12, seolah-olah Yakobus mengutus orang untuk memata-matai kebebasan orang percaya di Antiokhia, tetapi bukan itu yang dicatat di sana. Petrus hanya mengantisipasi apa yang akan terjadi ketika kabar ini sampai di telinga partai sunat di Yerusalem, yang juga berselisih pendapat dengan Petrus waktu dia kembali dari pelayanannya kepada Kornelius. (Kis 11:2-3) Kita juga lihat di surat hasil Sidang Yerusalem, yang menurut ahli-ahli bahasa, ditulis oleh Yakobus, berbunyi begini:
Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami,yang tiada mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka. (Kis 15:24)
Kita juga perlu memperhatikan bahwa maksud Paulus dengan menggunakan kata dibenarkan (dikaioo), berbeda daripada Yakobus, yang menulis sebelumnya. Pada waktu itu, kata tersebut paling sering membawa pengertian dibukti benar, tetapi Paulus menggunakannya menurut pengertian yang lain, di mana itu boleh berarti dibuat benar. Jadi ketika Paulus menggunakan kata ini di surat Galatia, maksudnya adalah orang berdosa dibuat benar dengan cara percaya saja dalam Kristus. Tetapi Yakobus berkata bahwa Abraham, 30 tahun sesudah dia dibuat benar,(Kej 15:6, Rom 4:1-5) dibukti sebagai orang benar ketika dia siap mengorbankan Ishak. (Kej 22, Yak 2:21-23) Jadi sebenarnya tidak ada pertentangan sedikitpun antara mereka, dalam hal pembenaran. Sama juga kalau kita meneliti pikiran mereka mengenai peran dari Hukum Taurat. Kalau Paulus bicara mengenai peran Hukum, itu berkaitan dengan keselamatan, di mana Hukum tersebut tidak menjadi jalan keselamatan, melainkan menyatakan dosa sehingga orang berseru kepada Sang Penebus. Kalau Yakobus bicara mengenai Hukum Taurat, itu menyangkut orang yang sudah percaya, di mana Hukum tersebut menyatakan dosa yang masih ada pada mereka supaya mereka bisa mengaku dan mengalami perubahan, dan dengan demikian itu boleh disebut sebagai “Hukum yang Memerdekakan”. (Yak 1:25, 2:12) Kalau kita memperhatikan perkataan Paulus di 2 Tim 3:16, ternyata dia setuju juga. Yang sangat indah di surat ini adalah kita melihat hati dan pengalaman Paulus, dicatat langsung oleh dia dalam Gal 1 dan 2, yang memperkaya wawasan kita mengenai rasul ini.
Jerusalem: Galatia (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Galatia (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT-UMAT GALATIA
KATA PENGANTAR
Pada perdjalanan pertama (Kis. Ras. 15:2-14:28) Paulus dan Barnabas
mendjeladjah Siprus, la...
SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT-UMAT GALATIA
KATA PENGANTAR
Pada perdjalanan pertama (Kis. Ras. 15:2-14:28) Paulus dan Barnabas mendjeladjah Siprus, lalu menjeberang ke Asia-Ketjil, mendarat di Perge, di Pamfilia, lalu mula-mula pergi keutara sampai ke Antiochia di Pisidia, kemudian ketimur dan mendirikan umat-umat di Ikonium, Listra dan Derbe, tiga kota besar didaerah Likaonia. Likaonia dewasa ini merupakan bagian selatan dari propinsi Romawi, jang disebut "Propimi Galatia".
Pada perdjalanan kedua, (Kis.Ras. 15:36-18:22) Paulus dan Silas memilih djalan darat, dan melalui Siria dan Silisia mereka datang ke Likaonia pula, lalu mengundjungi umat-umat disitu jang berkembang pesat dan "meneguhkan iman" umat- umat itu.
Dari Likaonia Paulus bermaksud berdjalan ke Barat, tetapi Lukas mentjatat: mereka "ditjegah oleh Roh Kudus, lalu pergi keutara dan melintasi Frigia dan daerah Galatia". Demikian tjatatan Lukas jang sangat pendek. Tetapi Paulus tidak "melintasi" begitu sadja, tanpa mengadjar dan mendirikan umat-umat. Bdl. Kis. Ras. 18:23. Tentu pada kundjungan itu terdjadi apa jang kita batja dalam surat "kepada umat-umat Galatia" ini 4:13-15.
Jang dimaksudkan Lukas dengan "daerah Galatia", tentu bagian utara dari propinsi Galatia asli, jang sebelum didjadjah oleh orang Romawi merupakan satu keradjaan berdaulat. Penduduknja adalah imigran dari Eropah-Barat, Daerah Galia, jang sekarang masuk negeri Perantjis. Sesampai di Asia-Ketjil mereka masuk tentara seorang radja disitu, dan sesudah perang, karena djasanja jang istimewa, mereka diberi sebagian dari wilajah radja itu, untuk didjadikan keradjaan berdaulat bagi mereka sendiri.
Ada buktinja tjukup bahwa dengan "umat-umat Galatia" dalam djudul surat ini dimaksudkan Galatia jang asli itu, jaitu bagian utara dari propinsi Romawi jang disebut Galatia.
Umat-umat itu dikundjungi Paulus djuga pada perdjalanannja jang ketiga (Kis. Ras. 18:23). Setelah "diteguhkannja iman" umat-umat disitu ia pergi kearah barat, lalu menetap dua tiga tahun lamanja di Efesus, pusat penting untuk pemakluman Indjil dan pemimpinan segala umat di Asia-Ketjil, Achaja dan Masedonia.
Rupanja di Efesus Paulus mendapat kabar, bahwa umat-umat di Galatia didatangi pengadjar-pengadjar dari Palestina, jang mengadjarkan bahwa orang-orang bukan Jahudi jang bertobat wadjib disunat dan mengikuti hukum dan adat-istiadat Jahudi, kalau mau diselamatkan. Paulus djengkel dan gelisah dan segera menulis surat ini. Pada kundjungan jang pertama dari Paulus, umat-umat disitu menjambut Indjil dengan gembira dan belum ada kesulitan-kesulitan. Tetapi pada kundjungannja jang kedua, Paulus sudah terpaksa memperingatkan mereka, supaja waspada terhadap pengadjar-pengadjar palsu. Lih. 1:9. Dan jang dichawatirkan pada kundjungan jang kedua mendjadi kenjataan. Saudara-saudara palsu itu bukan sadja mengandjurkan persunatan dan penganutan hukum taurat, melainkan djuga mempersalahkan adjaran Paulus dan menandaskan bahwa ia bukan rasul sedjati dan "Indjil" nja tidak benar. Dan dari isi dan suasana tulisan Paulus kini kita mendapat kesan, bahwa sudah ada anggota-anggota jang pertjaja akan adjaran- adjaran dan pefitnahan pengadjar-pengadjar Jahudi tersebut,serta menganut mereka. Kita mengerti bahwa harena kabar itu Paulus sangat tjemas malah gelisah, kalau-kalau umat-umat tertjinta itu tersesat dari kebenaran Indjil dan didjauhkan dari Paulus dan Kristus. Lagi pula beban orang jang telah bertobat terlalu diberatkan, tanpa faedah sedikitpun, kalau mereka mengikuti andjuran- andjuran orang-orang Jahudi itu, dan tentu pertobatan orang-orang jang belum masuk umat sangat disukarkan. Ketjemasan dan kegelisahan Paulus tampak sekali dalam surat. Tak ada suratnja jang lain, jang begitu hebat gajanja. Tetapi jang tampak njata sekali pula ialah, bahwa kegelisahan dan kedjengkelan Rasul, djuga kalau ia membela diri, bukan karena ia merasa tersinggung kehormatannja, melainkan semata-mata berpokok pada tjinta kerasulan jang mesra kepada umat Kristus jang tertjinta, jang terantjam kesetiaannja dan kemurnian imannja. pembelaan kewibawaan untuk mempertahankan pengaruh kerasulannja memang menondjol dalam seluruh surat, tetapi, terdapat didalamnja djuga adjaran-adjaran pokok dan pengertian-pengertian keagamaan jang penting sekali, mengenai hakekat dan sjarat-sjarat keselamatan, dalam Kristus. Adjaran-adjaran itu didalam surat ini tegas dan tepat, tetapi ringkas, jang kemudian diuraikan dengan pandjang lebar sebagai atjara pokok dalam surat kepada umat Roma.
TFTWMS: Galatia (Pendahuluan Kitab) Kebenaran Oleh Iman (Galatia 3:11)
Kebenaran yang diperhitungkan kepada Abraham adalah kebenaran dengan iman (Kej. 15:5, 6). Allah tidak pernah memil...
Kebenaran Oleh Iman (Galatia 3:11)
Kebenaran yang diperhitungkan kepada Abraham adalah kebenaran dengan iman (Kej. 15:5, 6). Allah tidak pernah memiliki cara lain! Semua orang benar yang hidup di bawah perjanjian lama—dan sebelumnya—adalah kaum laki-laki dan kaum wanita yang hidup dengan iman (Ibr 11). Mempercayai janji-janji ilahi sudah selalu menjadi dasar hubungan yang benar antara manusia dengan Allah, bahkan di zaman Habel dan Nuh (Ibr. 11:4, 7, 39, 40). Dalam Galatia 3, Paulus sedang berfokus pada teladan Abraham dan janji yang diberikan kepada dia tentang Penebus yang akan datang. Tentu saja, Penebus ini, "benih" yang dijanjikan, adalah Kristus (3:16). Persyaratan mendasar bagi manusia untuk diterima oleh Allah, yang diucapkan dalam sejumlah Kitab Suci, mungkin tidak di manapun disebutkan secara lebih spesifik selain daripada di dalam Habakuk 2:4, yang dikutip dalam Galatia 3:11: "Orang benar akan hidup oleh iman" (lihat Rom. 1:17; Ibr. 10:38).
TFTWMS: Galatia (Pendahuluan Kitab) Penebusan Dari Hukum Taurat (Galatia 3:10-14)
Dalam Galatia 3:10-14, Paulus menjelaskan bahwa mereka yang mencoba untuk membenarkan diri mereka sendi...
Penebusan Dari Hukum Taurat (Galatia 3:10-14)
Dalam Galatia 3:10-14, Paulus menjelaskan bahwa mereka yang mencoba untuk membenarkan diri mereka sendiri dengan mematuhi hukum Taurat adalah berada di bawah kutuk. Ini benar karena hukum Taurat menuntut ketaatan yang sempurna. Namun begitu, Kristus yang tidak berdosa menanggung kutukan hukum Taurat itu ketika Ia menderita dan mati untuk kita di kayu salib. Dengan iman kepada Yesus, oleh karena itu, kita dapat menerima berkat keselamatan dan Roh yang menetap. Paulus mengemukakan gagasan serupa dalam suratnya kepada gereja Roma:
Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, supaya tuntutan [dikai÷wma, dikaiōma] hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh (Rom. 8:3, 4).
Tidak ada jalan lain! "Tuntutan" hukum Taurat ini tidak dapat diubah—tidak dapat diubah baik bagi Allah maupun bagi manusia—karena hukum Taurat menuntut ketaatan. Sebagai hukum dalam pengertian yang paling ketat, hukum Taurat tidak ada hubungannya dengan kasih karunia atau rahmat tapi hanya dengan tuntutan keadilan. Selanjutnya, hukum Taurat ini benar dan adil. Kebenaran hukum Taurat merupakan kecemerlangannya yang mempesona.
Beberapa tahun yang lalu ketika saya bekerja di Zurich, Swiss, saya sedang berkendara untuk bertemu dengan seorang rekan kerja orang Swiss. Saya berbelok ke jalan yang telah saya masuki berkali-kali sebelumnya dan, sambil melirik ke belakang, saya melihat cahaya biru yang berkedip-kedip dari lampu mobil polisi di belakang saya. Dengan cepat saya menepi ke pinggir jalan dan berhenti, dengan tidak mengetahui kesalahan apa yang telah saya perbuat. Saya segera tahu. Tanpa sepengetahuan saya, tanda "Jangan Masuk" baru saja dipasang di pintu masuk ke jalan ini. Hal ini terjadi pada hari terakhir saya di kota itu, karena saya dijadwalkan untuk terbang kembali ke Amerika Serikat keesokan harinya. Selanjutnya, waktu itu kurang dari satu jam di mana semua kantor di kota itu akan tutup. Dengan bertanya kepada petugas, saya mengatakan sesuatu seperti ini: "Maaf, pak polisi, saya telah tinggal di Zurich ini selama bertahun-tahun dan tidak pernah kena tilang atas pelanggaran berkendara." Sambil tersenyum dan meletakkan penanya ke buku kecilnya, polisi tersebut menjawab, "Jadi, mau kamu apa? Apakah kamu pikir kamu harus mendapatkan penghargaan?" Yang saya inginkan, tentu saja, bukanlah keadilan tapi belas kasihan. Saya tidak melihat tanda lalu lintas yang baru dipasang itu, jadi pelanggaran saya itu tidak disengaja. Namun begitu, polisi ini bukan hakim; ia adalah petugas hukum. Saya bergegas membawa surat tilang itu ke kantor urusan tilang dan—dengan anugerah Allah—berhasil menyelesaikan denda tilang itu sebelum waktu tutup kantor. Saya telah diingatkan tentang pelajaran penting mengenai sifat hukum. Hukum dibuat untuk dipatuhi; dan jika tidak dipatuhi, ada akibatnya.
Anekdot ini hanya sepele, tapi hukum Allah bukan bahan tertawaan. Sebagaimana Paulus dengan ringkas menyatakan, "Upah dosa adalah maut.…" Aturan ini tidak memberi jalan lain atau solusi perbaikan selain yang dengannya ayat tersebut berakhir: "… tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita" (Rom. 6:23). Hukum Taurat, dengan demikian, tidak memberikan solusi. Hukum sebagai hukum menuntut keadilan; jika keadilan dilaksanakan, seluruh umat manusia pasti akan sudah dihukum. Hal ini dicegah oleh karunia Allah. Paulus berkata, Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat [atau "hukum"] kebenaran Allah telah dinyatakan, … yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. … telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus (Rom. 3:21-24).
Bagaimana mungkin Allah kita yang benar membenarkan orang yang tidak benar dan diri-Nya sendiri tetap benar? Solusinya dapat ditemukan dalam karya penebusan yang telah dipikirkan oleh Allah sebelum dunia diciptakan. "Penebusan" menandakan pembayaran suatu utang yang terutang; dan, dalam pengorbanan Yesus, Allah membayar utang ini. Dengan cara ini, "Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus" (Rom. 3:26). Ia memenuhi tuntutan (dikaiōma) hukum Taurat ; oleh karena itu, dalam kasih karunia yang berdaulat, Ia bebas untuk memberikan kepada orang-orang berdosa yang percaya kepada Kristus karunia mulia penebusan yang kekal tanpa dengan cara apa pun melanggar hukum keadilan-Nya sendiri.
Allah berdaulat dalam segala tindakan-Nya. Banyak yang mengakui bahwa Ia adalah Allah yang penyayang dan pengasih, tapi Ia juga adil dan benar. Tidak ada satu sifat ilahi-Nya yang dapat melanggar sifat-Nya yang lain; semua sifat-Nya itu ada dalam harmoni yang sempurna. Allah, dalam hikmat-Nya yang tak terbatas, memikirkan satu-satunya cara yang mungkin untuk memulai solusi-Nya bagi masalah dosa manusia yang merusak sekaligus mengungkapkan kasih-Nya yang tak terbantahkan dan keadilan-Nya yang sempurna.
Dengan cara ini, tuntutan hukum Taurat dipenuhi—tetapi apakah masalah dosa manusia benar-benar terpecahkan? Apakah kita berhenti berbuat dosa ketika kita menjadi orang Kristen? Yohanes menyatakannya dengan jelas: "Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita" (1 Yoh. 1:8). Hubungan kita dengan Allah mengandaikan adanya dosa kita. Yohanes berkata, "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan" (1 Yoh. 1:9). Ia menambahkan, "Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita" (1 Yoh. 1:10). Kita tidak hanya memulai hubungan kita dengan Allah sebagai orang berdosa, namun, setelah disucikan oleh darah Tuhan, kita terus berlanjut sebagai orang berdosa. Oleh karena itu, kita selalu perlu mengakui siapa diri kita sebenarnya dan temukan kasih karunia pengampunan dengan apa yang Allah telah perhitungkan atas kita.
Solusi yang dimulai oleh Allah adalah tindakan penebusan dengan penyaliban. Ini memenuhi tuntutan hukum Taurat dan menganugerahkan bermacam-macam kasih karunia Allah kepada orang-orang percaya. Semua ini dulunya dan sekarang merupakan pekerjaan Allah. Jadi, apakan peran manusia dalam proses ini yang dengannya ia dianggap adil atau benar?
Jawaban sederhananya adalah bahwa kita harus mengakui kenyataan menyedihkan tentang diri kita sebenarnya dan percaya kepada kasih Juruselamat.yang tak ada habisnya. Dalam kata-kata nyanyian lama "Batu Zaman," kita menemukan kebenaran agung yang harus kita ingat:
Bukan dengan kerja tanganku Tuntutan Taurat dapat kupenuhi; Biarpun semangatku tak kenal lelah, Biarpun air mataku mengalir selamanya, Semua dosa tidak dapat ditebus, Engkau harus selamatkan dan Engkau saja. Tanganku tak membawa apa-apa:
Hanya salib-Mu yang kupeluk; Telanjang, Engkau beri aku pakaian; Tak berdaya, kuminta kasih karunia-Mu; Cemar, aku pergi ke sumber air: Basuh aku, Juruselamat, atau aku mati.63
Sebenci apa pun kita untuk mengakuinya, dan sebenci apa pun kita terhadap dosa-dosa yang kita lakukan, fakta mendasar tentang hubungan kita dengan Allah adalah kekudusan-Nya dan keberdosaan kita. Hanya dengan kasih karunia-Nya, kita dapat ditenggelamkan ke dalam hubungan yang benar dengan Dia (3:26-29). Fakta ini seharusnya menggerakkan kita setiap hari untuk berlutut di kaki salib.
Kita mustahil mendapatkan kebenaran yang dituntut oleh hukum Taurat, terlepas apakah hukum itu hukum Taurat atau bukan. Apa yang tidak dapat kita capai dengan usaha kita sendiri, Allah melakukannya untuk kita ketika Ia memberikan Anak-Nya sebagai korban penghapus dosa. "… Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, supaya tuntutan [dikaiōma] hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh" (Rom 8:3, 4). Manusia yang ditebus oleh karena itu harus hidup sesuai dengan Roh.
TFTWMS: Galatia (Pendahuluan Kitab) PASAL 3
PENGALAMAN DAN PEMBELAAN ALKITABIAH INJIL KRISTUS OLEH PAULUS (BAGIAN 1)
Paulus menggunakan tujuh argumen dalam pasal 3 dan 4 untuk membukt...
PASAL 3
PENGALAMAN DAN PEMBELAAN ALKITABIAH INJIL KRISTUS OLEH PAULUS (BAGIAN 1)
Paulus menggunakan tujuh argumen dalam pasal 3 dan 4 untuk membuktikan iman kepada Kristus lebih unggul daripada kepatuhan kepada hukum Musa:
Argumen satu: Orang-orang Kristen di Galatia menerima Roh Kudus oleh iman kepada Yesus, bukan karena ketaatan kepada Hukum Taurat (3:1-5).
Argumen dua: Abraham dinyatakan benar oleh imannya, bukan karena ia menaati Hukum Taurat (3:6-9).
Argumen tiga: Karena orang-orang Yahudi tidak dapat dengan sempurna menaati Hukum Taurat, maka hukum itu mendatangkan kutukan ke atas mereka (3:10-14, 19-22).
Argumen empat: janji Allah kepada Abraham dibuat ratusan tahun sebelum hukum Taurat diberikan (3:15-18).
Argumen lima: Tujuan hukum Taurat adalah untuk menjadi seorang penuntun (atau wali) yang memimpin kepada Kristus, dan tujuan itu telah terlaksana (3:23-4:7).
Argumen enam: Paulus memohon secara pribadi kepada saudara-saudaranya agar mereka tidak kembali kepada hukum Taurat. Kembali kepada hukum Taurat setelah menerima berkat Kristus akan melenyapkan sukacita dan harapan yang orang miliki (4:8-20).
Argumen tujuh: Paulus memberikan kiasan tentang Hagar dan Sara, yang melambangkan dua perjanjian. Kemerdekaan di dalam Kristus (dilambangkan oleh Sara) jauh lebih baik daripada perbudakan di bawah hukum Taurat (dilambangkan oleh Hagar pembantu Sara) (4:21-31). Umat Kristen bukan anak-anak perjanjian lama, namun perjanjian baru.
Dalam pasal 1 dan 2, Paulus mengacukan pengalaman pribadinya untuk membela kerasulannya dan injil yang ia beritakan. Dalam 3:1-5, ia berargumentasi dari pengalaman rohani gereja Galatia itu sendiri bahwa orang Kristen diselamatkan oleh kasih karunia, bukan karena melakukan hukum Taurat. "Pengalaman itu tidak terjadi dalam lingkup hukum Taurat tetapi dalam lingkup iman."1Rasul itu menunjukkan bahwa sikap mereka saat ini (yang telah dipengaruhi oleh guru-guru Yudaisme) berkontradiksi dengan pertobatan mereka sendiri kepada Kristus. Ia meminta mereka untuk mengingat saat mereka mendengar dan merespons injil. Ia juga ingin mereka mengingat kembali kehidupan baru mereka di dalam Kristus sebelum guru-guru Yudaisme itu datang ke gereja-gereja di Galatia.
TFTWMS: Galatia (Pendahuluan Kitab) Keunggulan Iman (Galatia 3)
Dalam Galatia 3, kita melihat beberapa cara di mana Paulus menunjukkan keunggulan iman kepada Kristus atas hukum Taurat.
...
Keunggulan Iman (Galatia 3)
Dalam Galatia 3, kita melihat beberapa cara di mana Paulus menunjukkan keunggulan iman kepada Kristus atas hukum Taurat.
Bukti Dari Roh (3:1-5). Umat Kristen di Galatia telah secara pribadi menerima Roh Kudus dengan iman kepada Yesus Kristus, bukan dengan ketaatan mereka kepada hukum Taurat. Mereka telah menerima karunia Roh yang menetap ketika mereka dibaptiskan ke dalam Kristus (lihat 3:2, 26, 27; Kisah 2:38; Tit. 3:5), dan kepada mereka juga telah diberikan pelbagai karunia mujizatiah dari Roh (lihat Kisah 8 12-17; 19:5, 6). Fakta bahwa Roh Allah telah mengadakan pelbagi mujizat melalui orang-orang Kristen di Galatia sebelum kedatangan guru-guru Yudaisme itu seharusnya sudah membuat jelas hal itu bahwa mereka diterima oleh Allah tanpa mematuhi hukum Taurat. Mereka telah diterima atas dasar iman kepada Yesus Kristus.
Pola Abraham (3: 6-9). Abraham, leluhur orang Yahudi, berfungsi sebagai pola (atau contoh) tentang prinsip iman. Allah bicara kepada Abraham saat ia tinggal di Haran dan memberi dia janji-janji yang berharga. Di antara pelbagai pernyataan ini, Allah berkata bahwa melalui Abraham "semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." (Kej 12:3). Kata-kata ini meramalkan injil Kristus, karena, berdasarkan keturunan insani-Nya, Yesus adalah keturunan Abraham (Gal. 3:8). Belakangan, setelah Abraham pindah ke tanah Kanaan, Allah berjanji kepada dia bahwa ia akan memiliki seorang putra dan bahwa keturunannya akan sama banyaknya dengan bintang-bintang di langit (Kej. 15: 4, 5). Dalam tanggapannya, "percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran"(Kej. 15:6). Mereka yang hidup dengan iman kepada Kristus mengikuti jejak "Abraham, orang beriman" dan akan diberkati bersama dia (Gal. 3:9).
Hukuman Terhadap Pelanggar Hukum Taurat (3:10-14, 19-22). Mereka yang mencoba untuk menegakkan kebenaran mereka sendiri dengan mematuhi hukum Taurat berada di bawah kutuk. Ini benar karena prinsip hukum Taurat menuntut kesempurnaan: "Ada tertulis: 'Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat'" (3:10). Lagipula, tidak ada orang yang dapat mematuhi dengan sempurna perintah-perintah Allah: "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah" (Rom. 3:23). Namun begitu, Yesus telah menjalani kehidupan tanpa dosa, dan Ia memikul kutuk dosa itu ketika Ia mati di kayu salib. "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat [Allah] menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah" (2 Kor. 5:21). Oleh karena itu, meski kita adalah orang berdosa, kita dapat dianggap benar oleh karena iman kita kepada Yesus Kristus.
Prioritas Janji Yang Dibuat Kepada Abraham (3:15-18). Janji-janji yang diberikan Allah kepada Abraham (Kej. 12-22) mendahului pemberian hukum Taurat selama ratusan tahun (Kel. 19-24). Allah telah mensahkan perjanjian-Nya dengan Abraham dengan mengikrarkan suatu sumpah (Kej. 22:15-18). Ia telah bicara langsung dengan Abraham, sedangkan hukum Taurat diberikan kepada Israel melalui malaikat dan seorang perantara (Musa). Untuk alasan-alasan ini, janji Allah lebih utama daripada hukum Taurat. Tidak ada cara hukum Taurat mengubah perjanjian yang Allah telah buat dengan Abraham. Secara khusus, Allah telah menjanjikan "benih" yang, kita tahu dari Galatia 3:16, meramalkan kedatangan Kristus. Allah telah berkata, "Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat" (Kej. 22:18).
Tujuan Hukum Taurat (3:23-29). Hukum Taurat tidak dimaksudkan untuk menegakkan kebenaran seseorang, tapi untuk menjadi penuntun sampai Kristus datang. Gambaran yang Paulus gunakan di sini adalah tentang seorang budak pelayan yang bertanggung jawab atas seorang bocah laki-laki saat ia dibesarkan di dunia Yunani-Romawi (3:24). Ketika bocah laki-laki itu menjadi anak muda, ia tidak lagi mengawasi anak itu. Demikian pula, hukum Taurat dirancang untuk bersifat sementara. Hukum itu mengajarkan orang-orang Yahudi banyak prinsip dasar tentang Allah dan kebenaran, memperingatkan mereka terhadap dosa dan pemberontakan. Namun begitu, ketika Kristus menggenapi misi-Nya (ketika usia dewasa tiba), hukum Taurat tidak lagi dibutuhkan (pengawas itu dibebaskan dari tugasnya). Tujuannya sudah terpenuhi.
TFTWMS: Galatia (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Robert L. Johnson, The Letter of Paulus to the Galatians, The Living Word Commentary (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1969), 74.
...
Catatan Akhir:
- 1 Robert L. Johnson, The Letter of Paulus to the Galatians, The Living Word Commentary (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1969), 74.
- 2 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3rd ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 1101.
- 3 Itu digunakan untuk kedua murid yang berjalan bersama Yesus di jalan menuju Emaus setelah kebangkitan-Nya; kedua orang ini tidak memiliki persepsi rohani (Luk. 24:25).
- 4 Bauer, 171.
- 5 Ben Witherington III, Grace in Galatia: A Commentary on St Paulus's Letter to the Galatians (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1998), 202.
- 6 Kenneth L. Boles, Galatians & Ephesians, The College Press NIV Commentary (Joplin, Mo.: College Press Publishing Co., 1993), 71-72.
- 7 Richard N. Longenecker, Galatians, Word Biblical Commentary, vol. 41 (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1990), 100.
- 8 Karunia mujizatiah dari Roh kadang-kadang diberikan pada saat pembaptisan (Kisah 19:5, 6), yang juga ketika Roh yang menetap diberikan. Pada kesempatan lain, pelbagai karunia mujizatiah itu diberikan beberapa saat setelah pembaptisan (Kisah 8: 14-17). Dalam kedua situasi itu, karunia itu turun ke atas orang-orang Kristen baru melalui penumpangan tangan para rasul. Dalam kasus Kornelius, pencurahan Roh Kudus berfungsi sebagai tanda bagi orang Kristen Yahudi bahwa orang-orang bukan Yahudi juga pantas untuk menerima injil (Kisah 10:44-48).
- 9 Meski Roh Kudus aktif selama dispensasi Perjanjian Lama, namun perbuatan mujizatiah umumnya terbatas pada para pemimpin Israel (seperti Musa, Simson, dan Elia). Yoel telah bernubuat tentang waktu ketika Roh akan dicurahkan "ke atas semua manusia" (Yoel 2:28, 29; lihat Kisah 2:17, 18).
- 10 Bauer, 914-16.
- 11 Lihat Gal. 4:11; 1 Kor. 15:2; 2 Kor. 6:1.
- 12 Lihat 2 Kor. 9:10; Efe. 4:16; Fil. 1:19; Kol. 2:19; 1 Pet. 4:11; 2 Pet. 1:5, 11.
- 13 Bauer, 1087.
- 14 Dua kata untuk "baru" yang digunakan dalam Perjanjian Baru Yunani: ne÷oß (neos,"Baru dalam waktu," "baru-baru ini") dan kainoß (kainos, "baru dalam kualitas" atau "baru digunakan"). Kata yang terakhir muncul dalam Markus 16:17. Jelas terlihat bahwa "bahasa lidah" yang digunakan oleh para rasul Galilea pada hari Pentakosta adalah bahasa etnis, bukan baru dalam waktu, tapi pastinya baru digunakan oleh mereka. Inilah yang membuat kagum orang-orang dari wilayah bahasa yang berbeda yang hadir di Yerusalem pada hari Pentakosta (Kisah 2:7, 8).
- 15 "B ahasa roh " ini adalah bahasa-bahasa yang tidak dipelajari , bahasa-bahasa etnik (lihat Kisah 2:5-11; 10:44-47; 11:15).
- 16 Mengenai kata-kata "semua manusia," pencurahan kedua diperlukan ke atas orang-orang bukan Yahudi (secara representatif), karena hanya orang Yahudi yang telah hadir pada hari Pentakosta. Satu alasan bagi pencurahan kedua ini adalah untuk meyakinkan orang-orang Yahudi bahwa orang-orang bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah (Kisah 11:1 -18).
- 17 Lihat Yoh. 2:18-21; 3:2; 7:31; 9:16; 12:37; 20:30, 31; 1 Kor. 14:21, 22; 2 Kor. 12:12; Ibr. 2:3, 4.
- 18 Lihat Rom. 4:1-25; Ibr. 11:8-12, 17-19; Yak. 2:18-24.
- 19 F. F. Bruce, The Epistle to the Galatians, The New International Greek Testament Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1982), 155.
- 20 Lihat Kisah 11:18; Rom. 3:24; 6:23.
- 21 R. Alan Cole, The Epistle of Paulus to the Galatians, The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1965), 92.
- 22 Lihat Rom. 2:28, 29; Fil. 3:2, 3; Kol. 2:11-13.
- 23 Boles, 76.
- 24 Johnson, 83.
- 25 Lihat 2 Kor. 5:21; Ibr. 4:15; 5:8, 9; 1 Pet. 2:22; 1 Yoh. 3:5.
- 26 Lihat 1 Kor. 6:20; 7:23; 2 Pet. 2:1; Why. 5:9; 14:3, 4.
- 27 Leon Morris, Galatians: Paulus's Charter of Christian Freedom (Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1996), 106.
- 28 Bauer, 685.
- 29 Ludwig Koehler and Walter Baumgartner, The Hebrew and Aramaic Lexicon of the Old Testament, study ed., trans. and ed. M. E. J. Richardson (Boston: Brill, 2001), 1:863.
- 30 Informasi lebih lanjut untuk penyaliban diberikan dalam David Stewart, A Commentary on Philippians (Searcy, Ark.: Stewart Publications, 2006), 279-83.
- 31 Longenecker, 128.
- 32 Morris, 109.
- 33 Boles, 82.
- 34 William M. Ramsay, A Historical Commentary on St. Paulus's Epistle to the Galatians, Limited Classical Reprint Library (N.p.: G. P. Putnams Sons, 1900; reprint, Minneapolis: Klock & Klock Christian Publishers, 1978), 354-55.
- 35 Lihat Kej. 12:7; 13:15, 16; 15:5, 18; 16:10; 17:7-10; 22:17, 18 (KJV).
- 36 Paul menggunakan kata sperma Yunani, kata benda tunggal, yang secara kolektif mengacu kepada "keturunan" rohani Abraham dalam 3:29. Dalam Yudaisme, kata zera' digunakan sebagai acuan kolektif kepada keturunan Abraham melalui Ishak, yang mengecualikan keturunan Ismael dan Esau.
- 37 Allah membuat beberapa perjanjian penting dalam Perjanjian Lama, termasuk perjanjian yang dibuat dengan Nuh (Kej. 9:8-17), Abraham dan keluarganya (Kej. 15:18-21; 17:1-14), Israel melalui Musa (Kel. 19:5, 6; 24:3-8; 34:10), dan Daud dan seisi rumahnya (2 Sam. 7:12-16; 23:5). Ia juga berjanji kepada umat pilihan-Nya bahwa Ia akan membuat sebuah perjanjian baru dengan mereka (Yer. 31:31-34; lihat Ibr. 8:6-13).
- 38 Morris, 111.
- 39 Ibid.
- 40 Kata-kata kerja Yunani ini terkait dengan kata benda ku÷rioß (kurios), istilah yang menunjukkan wewenang. Itu berarti "tuan," "master", atau "orang yang hebat".
- 41 The kata Yunani untuk "warisan" adalah klhronomia (klēronomia). (Lihat komentar tentang 4:7).
- 42 Johnson, 92.
- 43 Gagasan bahwa hukum Taurat bersifat sementara akan menjadi gagasan baru bagi orang Yahudi abad pertama. Ben Witherington III berpendapat bahwa "orang-orang Yahudi mula-mula percaya bahwa hukum Taurat memiliki tujuan dan kepentingan yang permanen, kekal bagi kehidupan umat Allah" (Witherington, 254). Persepsi ini tercermin dalam 1 Enoch 99.2; Jubilees 1.26-29; Josephus Against Apion 2.39.
- 44 David J. Lull, "'The Law Was Our Pedagogue': A Study in Galatians 3:19-25," Journal of Biblical Literature 105 (September 1986): 483.
- 45 Jubilees 1.26-29; Josephus Antiquities 15.5.3.
- 46 J. B. Lightfoot, The Epistle of St. Paul to the Galatians, Classic Commentary Library (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1957), 147.
- 47 Bauer, 1067.
- 48 Ini memang benar meski istilah "pedagog" yang terkait dengan bahasa Inggris menunjukkan seorang "educator" atau "guru sekolah."
- 49 Untuk informasi tambahan, lihat Longenecker, 146-48; Norman H. Young, "Paidagōgos: The Social Setting of a Pauline Metaphor," Novum Testamentum 29, no. 2 (1987): 150-76; Norman H. Young, "The Figure of the Paidagōgos in Art and Literature," Biblical Archaeologist 53, no. 2 (June 1990): 80-86.
- 50 Herodotus Histories 8.75.
- 51 Libanius Orations 58.8.
- 52 Aristides In Defense of Oratory 380.
- 53 Bruce, 182.
- 54 Xenophon Lacedaemonians 3.1.
- 55 Robert Guelich, "Custodian," in The International Standard Bible Encyclopedia, rev. ed., ed. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1979), 1:840.
- 56 Lihat Kel. 4:22, 23; Ula. 14:1, 2; Hos. 11:1.
- 57 Psalms of Solomon 17.26, 27; Jubilees 1.22-25; 3 Maccabees 6.28.
- 58 Boles berkomentar, "Mereka yang bersikeras dalam memilih baptisan Roh dan mengecilkan baptisan air harus memperhatikan bahwa baptisan Roh tidak diperintahkan kepada manusia, dan tidak dapat dipatuhi jika memang itu yang dimaksudkan. Baptisan dalam air secara rutin diminta dari orang-orang percaya, dan merupakan pengalaman umum umat Kristen mula-mula" (Boles, 95).
- 59 Longenecker, 156.
- 60 Lihat 1 Kor. 7:22; 12:13; Efe. 2:14, 15; Kol. 3:11; Filem. 16.
- 61 Lihat 1 Kor. 11:3-16; 14:34-36; Efe. 5:22-33; Kol. 3:18, 19; 1 Tim. 2:8-15; 3:2, 8, 12; Tit. 2:3-5. (See Jack Cottrell, Gender Roles and the Bible: Creation, the Fall, and Redemption [Joplin, Mo.: College Press Publishing Co., 1994], 217-94.)
- 62 F. LaGard Smith, Men of Strength for Women of God (Eugene, Oreg.: Harvest House Publishers, 1989), 203.
- 63 A. M. Toplady, "Rock of Ages," Songs of Faith and Praise, comp. and ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.: Howard Publishing Co., 1994).
- 64 Poin-poin utama ini diadaptasi dari Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary: New Testament, vol. 1 (Colorado Springs, Colo.: Victor, 2001), 701-4.
Pengarang: Jack McKinney
Hak Cipta © 2017 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang 155
BIS: Galatia (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT-JEMAAT DI GALATIA
PENGANTAR
Setelah Kabar Baik tentang Yesus mulai diberitakan dan diterima di antara orang-orang
bukan Y
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT-JEMAAT DI GALATIA
PENGANTAR
Setelah Kabar Baik tentang Yesus mulai diberitakan dan diterima di antara orang-orang bukan Yahudi, timbullah pertanyaan apakah untuk menjadi seorang Kristen yang sejati orang harus mentaati hukum agama Yahudi. Paulus mengemukakan bahwa hal itu tidak perlu -- bahwa sesungguhnya satu-satunya dasar yang baik untuk kehidupan Kristen adalah percaya kepada Kristus. Dengan kepercayaan itu hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali. Tetapi orang-orang yang menentang Paulus telah datang ke jemaat-jemaat di Galatia, yaitu sebuah provinsi Roma di Asia Kecil. Mereka berpendapat bahwa untuk berbaik kembali dengan Allah, orang harus melaksanakan hukum agama Yahudi.
Surat Paulus Kepada Jemaat-jemaat di Galatia ini ditulis untuk menolong orang-orang yang telah disesatkan oleh ajaran-ajaran salah itu, supaya mereka kembali taat kepada ajaran yang benar. Paulus mulai dengan mengatakan bahwa ia berhak disebut rasul Yesus Kristus. Dengan tegas Paulus mengatakan bahwa panggilannya untuk menjadi rasul berasal dari Allah, bukan dari manusia. Juga bahwa tugasnya ditujukan terutama sekali kepada orang bukan Yahudi (pasal 1-2 Gal 1:1-2:21). Setelah itu Paulus membentangkan pendiriannya bahwa hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali hanya melalui percaya kepada Allah (pasal 3-4 Gal 3:1-4:31). Di dalam pasal-pasal terakhir buku ini (pasal 5-6 Gal 5:1-6:18), Paulus menunjukkan bahwa cinta kasih yang timbul pada diri orang Kristen karena ia percaya kepada Kristus, akan dengan sendirinya menyebabkan orang itu melakukan perbuatan-perbuatan Kristen.
Isi
- Pendahuluan
Gal 1:1-10 - Hak Paulus sebagai rasul
Gal 1:11-2:21 - Kabar Baik tentang rahmat Allah
Gal 3:1-4:31 - Kebebasan dan kewajiban orang Kristen
Gal 5:1-6:10 - Penutup
Gal 6:11-18
Ajaran: Galatia (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bahwa hidup sebagai orang Kristen bukanlah
hidup yang di bawah atau diperintah Hukum Taurat.
Pendahuluan
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bahwa hidup sebagai orang Kristen bukanlah hidup yang di bawah atau diperintah Hukum Taurat.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 49 sesudah Masehi.
Penerima : Jemaat Kristen di kota Galatia. (Dan juga setiap orang Kristen/jemaat Kristen di seluruh dunia). Keadaan mereka sedang dibingungkan oleh orang-orang yang menjelek-jelekkan dan memfitnah Rasul Paulus; mereka juga mengajarkan Injil lain (ajaran sesat).
Isi Kitab: Kitab Galatia terbagi atas 6 pasal. Di dalamnya kita dapat melihat dengan jelas uraian Rasul Paulus, bahwa orang-orang Kristen hidup oleh iman, bukan oleh hukum, serta buah kehidupan Kristen timbul dari Roh, bukan dari daging.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Galatia
Pasal 1 (Gal 1:1-10).
Pengajaran tentang Injil yang benar
Dalam nats ini Rasul Paulus mengatakan bahwa hanya ada satu Injil di dunia ini, yaitu Injil Yesus Kristus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Gal 1:8-9. _Tanyakan_: Apa akibatnya bagi orang yang memberitakan Injil yang tidak benar?
Pasal 1-2 (Gal 1:11-2:21).
Pengajaran tentang riwayat hidup Rasul Paulus dan kerasulannya Dalam bagian ini, Rasul Paulus menceritakan siapa dirinya sebelum menjadi Rasul dan sesudah menjadi Rasul.
Pasal 3-4 (Gal 3:1-4:31).
Pengajaran tentang arti Injil Kristus yang benar
Dalam pasal-pasal ini Rasul Paulus menjelaskan bahwa Yesus Kristus adalah penggenapan atas janji Allah kepada Abraham sebagai Bapa orang beriman dalam arti menjadi anak-anak Allah karena penebusan Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Gal 3:6. _Tanyakan_: Mengapa Abraham dibenarkan Allah?
- Bacalah pasal Gal 3:26-27. _Tanyakan_: Apakah yang menjadikan orang-orang Kristen anak-anak Allah?
Pasal 5-6 (Gal 5:1-6:18).
Pengajaran tentang orang-orang Kristen hidup dalam kemerdekaan dari hukum Taurat
Dalam bagian ini Rasul Paulus menjelaskan bahwa bila Yesus Kristus sudah membebaskan orang percaya dari Hukum Taurat, mengapa harus memberikan diri hidup di dalam perhambaan Hukum Taurat lagi.
Pendalaman
- Bacalah pasal Gal 5:1-6,13-26. _Tanyakan_: Apakah yang terpenting bagi seorang Kristen? (lihat ayat 6; Gal 5:6). Bagaimanakah orang Kristen mempergunakan kemerdekaannya? (ayat 13-15; Gal 5:13-15). Apakah yang dikatakan tentang buah-buah daging? (Gal 5:19-21). Apakah yang dikatakan tentang buah-buah Roh? (Gal 5:22).
- Bacalah pasal Gal 6:11. _Tanyakan_: Apakah yang dihasilkan perbuatan manusia? Bagaimanakah perintah Allah tentang sikap orang Kriste terhadap sesamanya?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Galatia ini, jelaslah kita lihat bahwa orang Kristen tidak berada di bawah Hukum Taurat lagi. Orang Kristen sudah merdeka dari perhambaan Hukum Taurat, sebab Injil Yesus Kristus lebih berkuasa daripada Hukum Taurat. Tetapi walaupun demikian orang Kristen tidaklah boleh mempergunakan kemerdekaannya itu dengan sembarangan.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Kitab Galatia?
- Apakah isi pengajaran Kitab Galatia?
- Apakah arti kemerdekaan bagi orang Kristen?
- Mengapakah orang Kristen tidak berada di bawah perhambaan hukum Taurat?
Intisari: Galatia (Pendahuluan Kitab) Sepucuk surat tentang Injil yang sejati
MENGAPA SURAT INI DITULIS.Paulus menulis surat yang sangat penting ini, karena orang-orang Kristen di Galatia
Sepucuk surat tentang Injil yang sejati
MENGAPA SURAT INI DITULIS.
Paulus menulis surat yang sangat penting ini, karena orang-orang Kristen di Galatia telah menyimpang dari pengertian yang benar tentang iman Kristen (Gal 1:6). Mereka dibingungkan oleh orang Kristen keturunan Yahudi yang ingin membebani mereka dengan kebiasaan sunat dan dengan menaati hukum-hukum Yahudi lainnya (Gal 3:1) yang mengatakan bahwa hanya dengan jalan ini mereka dapat menikmati hubungan istimewa dengan Allah. Paulus sangat yakin jika mereka bersandar pada hukum Yahudi dalam hubungan mereka dengan Allah, berarti mereka menyangkal inti Injil, yaitu bahwa hubungan Allah dengan manusia bergantung pada iman, bukan pada perbuatan. Dalam surat ini Paulus menjelaskan hubungannya dengan gereja di Yerusalem. Ia juga menerangkan tentang sifat kebebasan Kristen yang timbul apabila orang Kristen beriman terhadap Kristus dan bukan mencoba untuk menyenangkan Allah melalui ketaatan kepada hukum Taurat.
PENULIS DAN PEMBACANYA.
1. Penulis: Surat Galatia ditulis oleh Rasul Paulus (Gal 1:1), berisi inti ajaran tentang iman. Argumentasinya yang kuat mengungkapkan kepribadiannya dan menunjukkan bahwa ia adalah seorang pengkhotbah dan orang yang tidak takut untuk berpendirian. Surat ini memberikan kepada kita gambaran rinci mengenai kehidupannya yang tidak disebut dalam tulisannya yang lain.
2. Pembacanya: Paulus telah berkhotbah kepada pembacanya (Gal 1:8, 9; 4:13) dan mereka menikmati hubungan yang akrab (Gal 4:15). Beberapa orang mengatakan bahwa ia menulis kepada orang Kristen di Galatia Utara (Asia Kecil) yang berbangsa Gaul, yang dikunjungi oleh Paulus dalam perjalanan misionarisnya yang kedua. Tetapi, ada juga yang mengatakan bahwa ia menulis untuk orang di propinsi Galatia Selatan yang dikuasai orang Romawi (termasuk Antiokhia, Ikonum, Derbe dan Listra) yang telah dikunjungi oleh Paulus pada perjalanan misionarisnya yang pertama.
WAKTU PENULISAN.
Kapan surat ini ditulis tergantung pada kepada siapa surat ini ditulis. Kebanyakan orang percaya bahwa surat ini ditulis untuk Galatia Selatan dan ini berarti bahwa surat ini ditulis pada sekitar tahun 48 M. Jika surat ini untuk Galatia Utara maka ditulis lebih belakang, tetapi ini masih termasuk dalam surat-surat yang paling awal dalam Perjanjian Baru.
CIRI-CIRI KHUSUS.
1. Surat ini merupakan surat perjuangan. Paulus menolak untuk berkompromi, ia menulis dalam bahasa yang keras untuk mendukung tema utamanya dengan memakai berbagai argumentasi yang berbeda.
2. Surat ini merupakan surat kasih, karena ditulis dengan penuh perhatian dan kekuatiran dari seorang gembala yang besar.
3. Surat ini singkat, dianggap 'sebuah garis besar' dari surat Roma yang pesannya sama, namun dikembangkan lebih luas dan ditujukan bagi situasi yang tidak terlalu buruk.
4. Surat ini merupakan surat yang memberi kesan yang dalam dan berisi ajaran-ajaran yang mudah diingat, misalnya Gal 2:20; 5:1, 5:22, 23; 6:14.
Pesan
1. Hukum Taurat merupakan jalan buntu.Keprihatinan utama Paulus ialah untuk menunjukkan bahwa manusia tidak mungkin
dibenarkan di hadapan Allah melalui perbuatan baik atau menaati hukum Taurat.
Hukum Taurat:
o Tidak membenarkan manusia di hadapan Allah. Gal 2:16
o Bertentangan dengan cara Kristus. Gal 2:19;5:4
o Tidak dapat memberikan Roh Kudus. Gal 3:2, 5; 5:18
o Hanya menghasilkan kutuk. Gal 3:10-14
o Merupakan interupsi sementara dalam rencana jangka panjang Allah. Gal 3:17
o Mempunyai suatu maksud. Gal 3:21-29
o Membebankan tuntutan kepada manusia. Gal 5:3
o Mudah diringkas. Gal 5:14
2. Iman merupakan jalan satu-satunya kepada Allah.
Tujuan utama Kristus adalah untuk membuat supaya iman merupakan jalan satu-satunya kepada Allah.
o Iman membenarkan manusia di hadapan Allah. Gal 2:16; 3:11
o Kristen harus terus melatih iman. Gal 2:20;3:3
o Roh Kudus datang melalui iman. Gal 3:2, 5,14
o Sejarah panjang dari iman. Gal 3:6-9
o Akibat kedatangan iman. Gal 3:22-26
o Cara iman memperlihatkan dirinya. Gal 5:6
o Kristen membentuk'kekeluargaan dalam iman'. Gal 6:10
3. Yesus berarti kemerdekaan.
o Yesus membawa kemerdekaan dari penindasan hukum Taurat. Gal 3:1-4:7
o Tradisi besar kemerdekaan. Gal 4:21-31
o Kemerdekaan perlu dijaga. Gal 5:1
o Cara yang benar dan salah untuk menyatakan kemerdekaan. Gal 5:13-6:10
Penerapan
Masalah sunat bukan lagi menjadi bahan perdebatan yang hangat dewasa ini, tetapi pesan Paulus masih relevan:
1. Bagi orang Kristen legalls.
Banyak orang masih berpendapat bahwa kemampuan seseorang untuk dapat dibenarkan di hadapan Allah bergantung kepada berapa banyak peraturan yang ditaatinya dan seberapa terhormatnya dia. Paulus menunjukkan bahwa yang penting adalah iman, bukan perbuatan.
2. Bagi orang Kristen yang prinsip hidupnya kendur.
Kemerdekaan yang dibawa oleh Kristus tidak berarti bahwa seorang Kristen boleh bertindak semaunya. Hidupnya tidak boleh didasari oleh keinginan untuk memuaskan diri sendiri dan hawa nafsunya. Ia mempunyai tanggung jawab baru untuk menyatakan buah Roh di dalam sifat, tingkah laku dan hubungan-hubungannya dengan orang lain.
Surat ini juga mengajar kepada kita tentang dua masalah penting lainnya:
1. Tentang doktrin Kristen.
Gereja tidak mempunyai wewenang untuk mempercayai apa saja yang disukainya atau secara bebas menentukan doktrinnya sendiri. Kebenaran Kristen sudah diungkapkan oleh Allah dan tidak dapat diganggu gugat. Paulus menekankan bahwa mempercayai sesuatu yang berbeda dengan apa yang telah Allah ungkapkan itu berbahaya, karena hal itu bukan saja tidak benar tetapi juga akan membawa kepada penghukuman. Kebenaran itu sudah diatur oleh para rasul dan juga dalam Galatia, Paulus menekankan mengenai wewenang kerasulannya.
2. Tentang kesatuan Alkitab.
Banyak orang percaya bahwa hanya terdapat sedikit hubungan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dan mereka berbicara tentang dua Allah dengan dua tuntutan berbeda terhadap manusia. Paulus menunjukkan bahwa Allah hanya satu dan terdapat suatu kesatuan dalam seluruh isi Alkitab.
Tema-tema Kunci
Selain satu pesan utama Paulus, terdapat pemikiran-pemikiran lainnya.
1. Daging.
Paulus menggunakan kata ini dalam beberapa cara yang berbeda. Sebutkan! Gal 1:16; 2:20; 3:3; 4:23, 29; 5:13, 16, 17, 19, 24; 6:8, 12, 13.
2. Perhambaan.
Demikianlah Paulus menggambarkan keadaan manusia sebelum mereka menjadi Kristen. Apa masalahnya sekarang? Gal 4:8; 2:4.
3. Salib.
Untuk kebanyakan orang salib merupakan gangguan (Gal 5:11; 6:12) tetapi untuk Paulus salib merupakan alasan untuk bermegah (Gal 6:14). Apalagi hal lainnya yang ditulisnya tentang kematian Yesus?
4. Anak Allah.
Ini merupakan gambaran dari seorang Kristen yang paling disukainya. Panggilan itu merupakan kebalikan dari menjadi seorang hamba. Bagaimana Paulus menggambarkan hak-hak istimewa menjadi seorang anak Allah? Gal 3:7, 26; 4:5, 6, 22.
5. Roh Kudus.
Galatia penuh dengan referensi tentang Roh Kudus. Carilah dalam ayat-ayat di bawah ini dan kelompokkan ayat-ayat itu di bawah tema-tema pokok dalam ajaran Paulus mengenai Roh Kudus.
Tema-tema itu adalah: menerima Roh; menghasilkan buah-buah Roh; berjalan dan hidup dalam Roh. Gal 3:2, 3, 5, 14; 4:6; 5:16, 17, 18, 22, 25; 6:1, 8, 18.
Garis Besar Intisari: Galatia (Pendahuluan Kitab) [1] PAULUS MEMBERI SALAM KEPADA PARA PEMBACANYA Gal 1:1-5
Gal 1:1-2Rasul dan para pembacanya
Gal 1:3-5Salam Paulus
[2] PAULUS MENYATAKAN TUJ
[1] PAULUS MEMBERI SALAM KEPADA PARA PEMBACANYA Gal 1:1-5
Gal 1:1-2 | Rasul dan para pembacanya |
Gal 1:3-5 | Salam Paulus |
[2] PAULUS MENYATAKAN TUJUANNYA Gal 1:6-10
Gal 1:6 | Keprihatinannya |
Gal 1:7-9 | Keyakinannya |
Gal 1:10 | Motivasinya |
[3] PAULUS MENERANGKAN KESAKSIANNYA DENGAN SINGKAT Gal 1:11-2:21
Gal 1:11-12 | Sumber ajarannya |
Gal 1:13-17 | Kisah panggilannya |
Gal 1:18-2:10 | Hubungannya dengan Yerusalem |
Gal 2:11-14 | Perdebatannya dengan Petrus |
Gal 2:15-21 | Pengertiannya tentang Injil |
[4] PAULUS MENGEMBANGKAN ARGUMENTASINYA Gal 3:1-4:31
Gal 3:1-5 | Pengalaman orang Galatia |
Gal 3:6-9 | Contoh dari Abraham |
Gal 3:10-14 | Kutuk hukum Taurat |
Gal 3:15-18 | Keuntungan dari janji hukum Taurat |
Gal 3:19-29 | Maksud hukum Taurat |
Gal 4:1-11 | Sifat Keanakan |
Gal 4:12-20 | Imbauan pribadi |
Gal 4:21-31 | Dua macam 'anak' |
[5] PAULUS MENJELASKAN TENTANG KEMERDEKAAN KRISTEN Gal 5:1-6:10
Gal 5:1 | Jangan mau lagi diperhamba |
Gal 5:2-6 | Bebas dari sunat |
Gal 5:7-12 | Imbauan pribadi lainnya Bagaimana menggunakan kemerdekaan: kasih |
Gal 5:16-21 | Apa yang bukan kemerdekaan |
Gal 5:22-24 | Apa kemerdekaan itu |
Gal 5:25-6:10 | Kemerdekaan dan hubungan hubungan kita |
[6] PAULUS MENANDATANGANI SURATNYA
Gal 6:11-15 | Paulus menggarisbawahi pokok ajarannya |
Gal 6:16-18 | Salam penutup |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi