Teks -- Galatia 4:12-20 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life: Gal 4:13 - SAKIT PADA TUBUHKU.
Nas : Gal 4:13
Penyakit yang dimaksudkan di sini mungkin berupa sakit mata (ayat
Gal 4:15), malaria, duri di dalam daging (2Kor 12:7) atau cacat
ja...
Nas : Gal 4:13
Penyakit yang dimaksudkan di sini mungkin berupa sakit mata (ayat Gal 4:15), malaria, duri di dalam daging (2Kor 12:7) atau cacat jasmaniah karena dilempari batu. Apa pun yang dimaksudkan, rupanya itu menjadi suatu masalah jasmaniah. Orang percaya yang setia mengikuti kehendak Allah dan giat dalam pelayanan Kristen tidaklah bebas dari serangan penyakit, nyeri jasmaniah atau kelemahan.
Full Life: Gal 4:19 - MENDERITA SAKIT BERSALIN.
Nas : Gal 4:19
"Sakit bersalin" (Yun. _odino_) melukiskan dukacita, penderitaan
batin, dan kerinduan Paulus agar orang Galatia yang telah terpisah ...
Nas : Gal 4:19
"Sakit bersalin" (Yun. _odino_) melukiskan dukacita, penderitaan batin, dan kerinduan Paulus agar orang Galatia yang telah terpisah dari Kristus dan telah "hidup di luar kasih karunia" (Gal 5:4) dapat diselamatkan. Dia mengatakan bahwa mereka memerlukan kelahiran rohani yang kedua kalinya dan selaku ibu dia menderita kembali sakit bersalin supaya Kristus dapat dibentuk lagi di dalam diri mereka.
Jerusalem: Gal 4:12 - akupun telah menjadi sama seperti kamu Ini kiranya terjadi oleh karena Paulus tidak menepati hukum Taurat waktu berada di tengah orang-orang Galatia bdk 1Ko 9:21.
Ini kiranya terjadi oleh karena Paulus tidak menepati hukum Taurat waktu berada di tengah orang-orang Galatia bdk 1Ko 9:21.
Jerusalem: Gal 4:13 - oleh karena aku sakit Penyakit itu kiranya memaksa Paulus tinggal lebih lama di daerah Galatia. Kesempatan itu dimanfaatkan Paulus untuk mewartakan Injil.
Penyakit itu kiranya memaksa Paulus tinggal lebih lama di daerah Galatia. Kesempatan itu dimanfaatkan Paulus untuk mewartakan Injil.
Jerusalem: Gal 4:18 - Memang baik kalau orang dengan giat berusaha menarik orang lain Var: Hendaklah dengan giat mengusahakan yang baik.
Var: Hendaklah dengan giat mengusahakan yang baik.
Ende: Gal 4:12 - Djadi seperti aku jaitu hidup berdasarkan kepertjajaan tanpa pengamalan
hukum taurat.
jaitu hidup berdasarkan kepertjajaan tanpa pengamalan hukum taurat.
tidak berhukum taurat.
Ende: Gal 4:13 - Kelemahan dagingku rupanja suatu penjakit buruk jang memaksa Paulus tinggal
beberapa lama di Galatia.
rupanja suatu penjakit buruk jang memaksa Paulus tinggal beberapa lama di Galatia.
Ende: Gal 4:14 - Suatu pertjobaan jaitu untuk menolak Indjil. Dewasa itu, baik pada orang
Jahudi, maupun pada orang "kafir", tiap-tiap penjakit buruk atau tjatjat
dipandang sebagai sua...
jaitu untuk menolak Indjil. Dewasa itu, baik pada orang Jahudi, maupun pada orang "kafir", tiap-tiap penjakit buruk atau tjatjat dipandang sebagai suatu kutuk atau hukuman dari Allah atau dewa-dewa, sehingga seorang jang kena sakit demikian, sukar dapat diterima sebagai utusan Allah.
Ende: Gal 4:15 - Mentjungkil kedua belah mata suatu kiasan berlebih-lebihan, tetapi jang
menjatakan betapa keluhuran hati orang Galatia kepada Paulus waktu itu.
suatu kiasan berlebih-lebihan, tetapi jang menjatakan betapa keluhuran hati orang Galatia kepada Paulus waktu itu.
jaitu Indjil jang membebaskan.
Ende: Gal 4:17 - Memisahkan jaitu mendjauhkan dari lingkungan Indjil murni dan dari Paulus
beserta Kristus.
jaitu mendjauhkan dari lingkungan Indjil murni dan dari Paulus beserta Kristus.
Ende: Gal 4:19 - Kristus terbentuk didalam dirimu ingatlah 3:37 dan Bdl. Efe 4:11-13.
Kisah Hagar dan Sara digunakan Paulus sebagai pelambang untuk menerangkan
bedanja antara penganut hukum taurat dan...
ingatlah 3:37 dan Bdl. Efe 4:11-13.
Kisah Hagar dan Sara digunakan Paulus sebagai pelambang untuk menerangkan bedanja antara penganut hukum taurat dan penganut Indjil.
Ref. Silang FULL: Gal 4:12 - kepadamu, saudara-saudara · kepadamu, saudara-saudara: Rom 7:1; Rom 7:1; Gal 6:18
· mengatakan kebenaran: Am 5:10
· mengikuti mereka: Gal 2:4,12
· di antaramu: Gal 4:13,14
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry: Gal 4:12-16 - Teguran yang Penuh Kasih Sayang Teguran yang Penuh Kasih Sayang (4:12-16)
Supaya orang-orang Kristen ini menjadi semakin malu karena penyimpangan mereka dari kebenaran Injil yang ...
Teguran yang Penuh Kasih Sayang (4:12-16)
- Supaya orang-orang Kristen ini menjadi semakin malu karena penyimpangan mereka dari kebenaran Injil yang telah Paulus beritakan kepada mereka, di sini dia mengingatkan mereka akan kasih sayang mereka yang dalam yang mereka tunjukkan sebelumnya baginya dan bagi pelayanannya. Hal ini dapat membuat mereka menyadari betapa tidak selarasnya kelakuan mereka kini dengan apa yang mereka katakan dahulu. Di sini kita dapat mengamati,
- I. Betapa penuh kasih sayangnya dia memanggil mereka. Dia memanggil mereka saudara-saudara, sekalipun dia tahu bahwa hati mereka sudah sangat menjauh darinya. Dia ingin supaya semua rasa tersinggung disingkirkan dulu, supaya mereka berpikiran mengenai dia sama seperti dia berpikiran terhadap mereka. Dia menginginkan mereka supaya menjadi sama seperti dia, sebab dia pun telah menjadi sama seperti mereka. Terlebih lagi, dia mengatakan kepada mereka bahwa belum pernah dia alami sesuatu yang tidak baik dari mereka. Dia tidak pernah berseteru dengan mereka mengenai kepentingannya. Meski dengan mempersalahkan kelakuan mereka, ia telah menunjukkan sedikit amarah dan keprihatinan pikirannya, dia meyakinkan mereka bahwa hal itu bukanlah dikarenakan persoalan atau perseteruan pribadi (sebagaimana mereka mungkin terpancing untuk berpikir demikian), melainkan karena hasrat untuk menjaga kebenaran dan kemurnian Injil, serta kesejahteraan dan kebahagiaan mereka. Oleh karena itu dia berusaha untuk melembutkan perasaan mereka terhadapnya, sehingga mereka lebih siap menerima tegurannya. Dengan ini, dia mengajarkan kita supaya apabila kita hendak menegur orang lain, kita harus berhati-hati untuk meyakinkan mereka bahwa teguran kita bukanlah berasal dari perseteruan atau perasaan pribadi, melainkan dari kepedulian tulus akan kehormatan Allah dan agama serta akan kesejahteraan mereka sendiri sebenar-benarnya. Sebab, teguran biasanya ampuh ketika terbukti tidak membawa kepentingan pribadi di dalamnya.
- II. Bagaimana dia menegaskan kasih sayang yang dulu mereka tunjukkan kepadanya, sehingga mereka menjadi lebih malu lagi akan perlakuan mereka terhadapnya sekarang. Untuk tujuan ini,
- 1. Dia mengingatkan mereka mengenai kesulitan yang dia hadapi ketika dia pertama kali datang di antara mereka: Aku tahu, katanya, bahwa aku pertama kali telah memberitakan Injil kepadamu oleh karena aku sakit pada tubuhku. Kita tidak dapat mengetahui dengan pasti apa yang dimaksudkannya dengan sakit pada tubuhnya itu, yang dalam pernyataan berikutnya diungkapkannya sebagai pencobaan dalam tubuhnya (meski tak diragukan lagi bahwa hal itu diketahui oleh orang-orang Kristen yang menerima suratnya). Beberapa orang mengartikannya sebagai penganiayaan yang telah ia derita oleh karena Injil, sementara beberapa lainnya mengartikannya sebagai sesuatu dalam dirinya pribadi, atau caranya berbicara yang mungkin membuat pelayanannya kurang lugas dan kurang dapat diterima, mengacu pada 2Kor. 10:10 dan 12:7-10. Akan tetapi, apa pun itu, sepertinya kesulitan itu tidak menghalangi mereka untuk mengasihinya. Sebab,
- 2. Dia memperhatikan bahwa sekalipun dia mempunyai kelemahan (yang mungkin saja mengurangi harga dirinya di hadapan orang lain), mereka tidak menganggapnya hina dan tidak menolaknya karena hal itu. Sebaliknya, mereka telah menyambut dia sama seperti menyambut seorang malaikat Allah, bahkan sama seperti menyambut Yesus Kristus sendiri. Mereka begitu menghormati dan menyambutnya sebagai seorang utusan, seakan-akan seorang malaikat Allah atau bahkan Yesus Kristus sendirilah yang telah bersabda kepada mereka. Ya, demikian besar rasa hormat mereka terhadapnya, sehingga, sekiranya saja mungkin, mereka bahkan rela mencungkil mata mereka dan memberikannya kepadanya. Perhatikanlah, betapa tidak menentunya rasa hormat yang ditunjukkan manusia, betapa cepatnya mereka berubah pikiran, dan betapa mudahnya mereka dirasuki kebencian terhadap orang-orang yang pernah mereka hormati dan sayangi, sampai-sampai mereka tega ingin mencungkil mata orang-orang untuk siapa mereka sebelumnya rela mencungkil mata mereka sendiri! Karena itulah kita harus berupaya supaya dikenan oleh Allah saja, sebab sedikit sekali artinya dihakimi oleh suatu pengadilan manusia (1Kor. 4:3).
- III. Betapa sungguh-sungguhnya dia menegur mereka di sini: Dan sekarang, katanya, di manakah bahagiamu itu? Seakan-akan dia berkata, “Dulu kamu merasa sangat bersukacita dan puas dengan kabar baik Injil, dan kamu sangat bersemangat melimpahi berkat-berkat ke atasku sebagai pemberitanya. Namun mengapakah kamu kini begitu berubah, sampai-sampai hanya sedikit yang tersisa dari semua itu dan juga sedikit sekali hormat untukku? Dulu kamu begitu merasa berbahagia menerima Injil, tetapi apakah kini kamu telah berubah pikiran menjadi sebaliknya?” Perhatikanlah, orang-orang yang sudah meninggalkan kasih mereka yang mula-mula sebaiknya merenungkan, di manakah kini kebahagiaan yang dulu pernah mereka bicarakan itu? Apa jadinya kini dengan kesenangan yang dulu mereka nikmati ketika bersekutu dengan Allah dan bersahabat dengan para pelayan-Nya? Untuk lebih menekankan supaya mereka merasa malu akan perilaku mereka kini, Paulus sekali lagi bertanya, (ay. 16), “Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu? Bagaimana mungkin aku, yang dulu merupakan kesayanganmu, kini dianggap musuhmu? Dapatkah kamu mengemukakan alasan selain bahwa aku telah mengatakan kebenaran kepadamu dan berusaha supaya kamu mengenal kebenaran Injil dan meneguhkanmu di dalamnya? Jika tidak, lunturnya kasih sayangmu itu amat tidak masuk akal!” Perhatikanlah,
- 1. Tidak aneh jika manusia sering kali menganggap musuh orang-orang yang sebenarnya adalah teman terbaik mereka. Sebab, tidak diragukan lagi, orang-orang itu, entah mereka para hamba Tuhan atau yang lainnya, yang mengatakan kebenaran kepada mereka, bersikap jujur dan setia terhadap mereka dalam hal yang berkaitan dengan keselamatan kekal mereka, sebagaimana yang dilakukan Rasul Paulus di sini terhadap orang-orang Kristen itu.
- 2. Para hamba Tuhan terkadang mungkin menciptakan musuh-musuh mereka demi menunaikan tugas mereka dengan setia, sebab inilah yang terjadi pada Paulus. Dia dianggap musuh oleh karena mengatakan kebenaran kepada mereka.
- 3. Meski begitu, para hamba Tuhan tidak boleh menahan-nahan kebenaran hanya karena takut menyinggung orang lain atau mendatangkan kemarahan terhadap diri mereka.
- 4. Mereka dapat merasa tenang bila mereka sadar bahwa jika orang lain memusuhi mereka, hal itu hanya dikarenakan mereka telah mengatakan kebenaran kepada orang-orang itu.
Matthew Henry: Gal 4:17-18 - Teguran yang Penuh Kasih Sayang Teguran yang Penuh Kasih Sayang (4:17-18)
Rasul Paulus masih mengusung rencana yang sama dengan ayat-ayat sebelumnya, yaitu untuk menginsafkan jema...
Teguran yang Penuh Kasih Sayang (4:17-18)
- Rasul Paulus masih mengusung rencana yang sama dengan ayat-ayat sebelumnya, yaitu untuk menginsafkan jemaat di Galatia akan dosa dan kebebalan mereka karena telah menyimpang dari kebenaran Injil. Setelah sebelumnya membeberkan perubahan sikap mereka terhadap dirinya yang telah membangun mereka di dalam Injil, di sini dia menerangkan sifat-sifat para guru palsu yang berupaya menjauhkan mereka dari Injil. Jika saja mereka mengindahkan penjelasannya ini, mereka pasti akan menyadari betapa bodohnya mendengarkan guru-guru palsu itu. Apa pun pendapat mereka tentang guru-guru palsu itu, Paulus memberi tahu mereka bahwa guru-guru itu hanyalah manusia-manusia licik yang ingin meninggikan diri dan menggunakan kepura-puraan untuk mencapai kepentingan mereka sendiri, bukannya kepentingan jemaat. “Mereka dengan giat berusaha untuk menarik kamu,” katanya, “Mereka menunjukkan rasa hormat yang besar untukmu dan berpura-pura menyayangi kamu, tetapi tidak dengan tulus hati. Mereka melakukannya tanpa tujuan baik, tidak tulus dan benar di dalam melakukan semuanya itu, sebab mereka mau mengucilkan kamu, supaya kamu dengan giat mengikuti mereka. Tujuan utama mereka adalah memenangkan hatimu, dan untuk itu, mereka melakukan segala cara supaya bisa melunturkan kasih sayangmu terhadap aku dan terhadap kebenaran, sehingga mereka bisa menguasai kamu sepenuhnya.” Paulus meyakinkan mereka bahwa itulah tujuan guru-guru palsu itu, sehingga sangat tidak bijaksana jika jemaat mengindahkan mereka. Perhatikanlah,
- 1. Sikap giat bisa saja ditunjukkan bahkan ketika hanya ada sedikit kebenaran dan ketulusan di dalamnya.
- 2. Itulah cara yang biasa dilakukan oleh para perayu untuk memenangkan hati orang-orang. Dengan begitu, mereka bisa menarik orang-orang itu supaya sepikiran dengan mereka.
- 3. Apapun kedok yang mereka pakai, biasanya mereka lebih mengindahkan kepentingan mereka sendiri daripada kepentingan orang lain dan tidak segan menghancurkan nama baik orang lain, jika itu bisa melambungkan nama mereka sendiri. Pada kesempatan ini, Rasul Paulus memberi kita aturan yang baik sekali yang bisa kita lihat di ayat 18, Memang baik kalau orang dengan giat berusaha menarik orang lain dalam perkara-perkara yang baik. Terjemahan kita juga bisa berarti dalam seorang yang baik, jadi bisa dianggap bahwa Rasul Paulus merujuk pada dirinya sendiri. Makna ini dianggap didukung oleh konteks sebelumnya dan juga oleh kata-kata setelahnya, dan bukan hanya bila aku ada di antaramu, seakan-akan dia telah berkata, “Dulu kamu begitu menyayangi dan menganggapku seorang yang baik, dan kini kamu punya alasan untuk berubah pikiran. Tentunya seharusnya kamu menunjukkan sikap yang sama terhadap aku ketika aku tidak ada di antaramu, seperti yang kamu lakukan ketika aku ada di antaramu.” Akan tetapi, jika kita memegang teguh terjemahan kita sendiri, di sini Rasul Paulus memperlengkapi kita dengan sebuah aturan yang sangat baik untuk mengarahkan dan mengatur kita dalam melatih rasa giat kita. Ada dua hal yang terutama dianjurkannya kepada kita untuk tujuan ini:
- (1) Bahwa sifat giat hanya boleh diterapkan pada hal baik, sebab bergiat itu baik jika dilakukan dalam hal yang baik. Orang-orang yang bergiat melakukan kejahatan hanya akan menimbulkan lebih banyak kerugian. Dan,
- (2) Sifat giat ini harus dilakukan secara terus-menerus. Memang baik selalu bergiat dalam perkara baik, tetapi jangan hanya sekali saja, atau kadang-kadang, seperti orang yang sakit demam, melainkan harus seperti suhu panas alami dalam tubuh, yang bersifat tetap. Betapa bahagianya jemaat Kristus jika aturan ini diterapkan dengan lebih baik di antara orang-orang Kristen!
Matthew Henry: Gal 4:19-20 - Teguran yang Penuh Kasih Sayang Teguran yang Penuh Kasih Sayang (4:19-20)
Supaya orang-orang Kristen ini dapat menanggung teguran-teguran yang terpaksa harus diberikannya, di sini...
Teguran yang Penuh Kasih Sayang (4:19-20)
- Supaya orang-orang Kristen ini dapat menanggung teguran-teguran yang terpaksa harus diberikannya, di sini Rasul Paulus mengungkapkan kasih sayangnya yang besar dan kepedulian mendalam yang dirasakannya terhadap kesejahteraan mereka. Dia tidaklah seperti mereka, yaitu tidak menunjukkan sikap tertentu ketika dia berada di antara mereka dan bersikap lain saat tidak ada di antara mereka. Lunturnya kasih sayang mereka terhadapnya tidak lantas meluruhkan kasihnya kepada mereka, tetapi dia masih menghormati mereka sama seperti sebelumnya. Dia juga tidak seperti guru-guru palsu yang berpura-pura mengasihi mereka, padahal pada waktu yang bersamaan mereka hanyalah mengutamakan kepentingan mereka sendiri. Akan tetapi, dia benar-benar peduli terhadap kepentingan utama mereka dengan hati yang tulus. Dia tidak mengincar kepentingan mereka, melainkan diri mereka. Mereka sudah siap menganggapnya musuh, tetapi dia meyakinkan mereka bahwa dia adalah teman mereka. Bahkan, bukan itu saja, dia juga merasa seperti orangtua bagi mereka. Dia memanggil mereka sebagai anak-anaknya, seperti yang sewajarnya, sebab dia telah menjadi alat bagi pertobatan mereka ke dalam iman Kristen. Ya, dia memanggil mereka anak-anaknya, dan panggilan itu menunjukkan kasih dan kelemahlembutannya terhadap mereka, dan mungkin juga mengandung rasa maklum ketika mereka bersikap seperti anak-anak kecil yang gampang sekali dipengaruhi oleh kelicikan orang lain. Dia mengungkapkan kepeduliannya terhadap mereka dan keinginan tulusnya supaya mereka sejahtera dan makmur dalam jiwa mereka, bagaikan seorang wanita yang hendak bersalin: dia menderita sakit bersalin bagi mereka. Hal besar yang membuatnya menderita seperti itu dan yang begitu diingininya bukanlah supaya mereka membalas kasihnya, melainkan supaya rupa Kristus menjadi nyata di dalam mereka, supaya mereka menjadi orang-orang Kristen sejati dan semakin diteguhkan dan diperkuat dalam iman akan Injil. Dari sini kita dapat mencermati,
- 1. Kasih sayang mendalam yang dirasakan para pelayan Tuhan yang setia terhadap orang-orang yang mereka bimbing. Kasih sayang para pelayan Tuhan itu bagaikan kasih sayang orangtua terhadap anak-anaknya.
- 2. Bahwa hal utama yang para pelayan Tuhan dambakan dan yang membuat mereka menderita seperti seorang wanita yang bersalin adalah supaya orang-orang yang mereka bimbing menjadi serupa dengan Kristus. Bukan supaya orang-orang itu balas mengasihi mereka, apalagi untuk memanfaatkan mereka, melainkan supaya pikiran orang-orang itu diperbarui di dalam roh, dibentuk menjadi gambaran Kristus, dan semakin dibangun dan diteguhkan dalam iman dan kehidupan Kristen mereka. Betapa tidak masuk akalnya perilaku orang-orang yang mengabaikan atau tidak menyukai para pelayan Tuhan yang sudah begitu banyak bersusah payah bagi mereka!
- 3. Bahwa manusia tidak sepenuhnya menjadi serupa dengan Kristus sampai mereka berhenti mengandalkan kebenaran mereka sendiri dan mulai mengandalkan Dia dan kebenaran-Nya saja. Sebagai kelanjutan bukti kasih sayang dan kepedulian Rasul Paulus bagi orang-orang Kristen ini, dia pun menambahkan (ay. 20), bahwa ia rindu berada di antara mereka, dan bahwa dia akan sangat gembira bila bisa berada di antara mereka dan bercakap-cakap dengan mereka, supaya dia menemukan kesempatan untuk dapat berbicara dengan suara yang lain, sebab saat itu dia telah habis akal menghadapi mereka. Dia tidak tahu bagaimana harus menangani mereka. Dia tidak begitu paham dengan keadaan mereka sehingga tidak mudah baginya untuk mendekati mereka. Dia penuh dengan ketakutan dan kecemburuan mengenai mereka, yang mendorongnya untuk menulis surat kepada mereka dengan cara demikian. Akan tetapi dia akan senang jika apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka ternyata tidak seburuk yang ditakutinya itu, dan jika dia memiliki kesempatan untuk memuji mereka, bukannya menegur dan memarahi mereka. Perhatikanlah, meskipun para pelayan Tuhan terkadang memandang perlu menegur orang-orang yang mereka bimbing, ini bukanlah pekerjaan yang menyenangkan buat mereka. Mereka lebih senang jika tidak perlu berlaku demikian, dan selalu gembira jika memiliki alasan untuk mengubah nada suara mereka terhadap jemaat itu.
SH: Gal 4:8-20 - Diperhamba atau merdeka? (Senin, 13 Juni 2005) Diperhamba atau merdeka?
Jemaat Galatia telah mengenal Allah melalui karya Kristus.
Mereka telah dimerdekakan dari perhambaan dosa dan ilah-ilah...
Diperhamba atau merdeka?
Jemaat Galatia telah mengenal Allah melalui karya Kristus.
Mereka telah dimerdekakan dari perhambaan dosa dan ilah-ilah
lain (ayat 8). Namun, yang menjadi persoalan adalah mereka telah
kembali memperhambakan diri pada roh-roh dunia ini oleh karena
mereka mengikuti ajaran yang menyesatkan itu (ayat 9-10).
Paulus telah berusaha meyakinkan mereka akan kebenaran Injil itu melalui pengalaman iman mereka (ayat 3:1-5) dan melalui ajaran-ajaran Alkitabiah dari Perjanjian Lama (ayat 3:6-4:7). Kini ia hendak menggugah hati jemaat di Galatia melalui relasi yang selama ini terbina baik dan intim antara dirinya dengan mereka (ayat 4:12). Dahulu ketika Paulus pertama kali memberitakan Injil kepada mereka, mereka menerimanya dengan tangan terbuka dan penuh sukacita. Padahal Paulus ketika itu sedang dalam keadaan sakit. Menurut para ahli, mungkin Paulus menderita salah satu dari penyakit ini, rabun mata, malaria, atau epilepsi/ayan. Mereka menerima Paulus dan pemberitaannya karena melihat ketulusan hatinya dalam memberitakan Injil sejati itu. Mereka begitu berbahagia dalam iman yang dikaruniakan Allah kepada mereka (ayat 13-15). Sekarang Paulus hadir melalui suratnya, tetap dalam ketulusan, untuk memberitakan kebenaran. Apakah mereka akan menerima atau malah membenci Paulus (ayat 16)? Mengapa mereka begitu cepat berubah? Oleh karena penghayatan yang salah akan hukum Taurat, mereka kembali diperhamba olehnya. Akibatnya mereka kehilangan relasi yang intim dengan Tuhan dan juga dengan Paulus (ayat 17).
Tanda-tanda orang yang beriman kepada Kristus adalah sukacita, kasih, dan ketulusan terhadap sesama. Sebaliknya, orang yang diperhamba oleh berbagai peraturan agamawi akan hidup dalam belenggu kepura-puraan. Hidupnya tidak bahagia. Apakah Anda orang beriman atau orang yang bertuankan peraturan?
Renungkan: Kemerdekaan rohani datang dari karya Kristus bukan dari upaya taat manusia yang ternoda dosa.
SH: Gal 4:12-20 - Memilih yang benar (Senin, 29 Agustus 2011) Memilih yang benar
Pernahkah Anda diperhadapkan pada dua pilihan yang membingungkan? Lalu manakah yang Anda pilih, yang kelihatan benar atau yang sun...
Memilih yang benar
Pernahkah Anda diperhadapkan pada dua pilihan yang membingungkan? Lalu manakah yang Anda pilih, yang kelihatan benar atau yang sungguh-sungguh benar?
Dalam surat Galatia nyata betul kekhawatiran Paulus akan pilihan hidup jemaat Galatia yang telah dia injili sebelumnya (Gal. 4:11). Paulus tidak menduga bahwa jemaat Galatia, yang dahulu begitu takjub kepada berita yang dibawa Paulus ternyata begitu cepat berubah dan meninggalkan kebenaran yang telah diajarkan oleh Paulus (Gal. 1:6). Kebenaran akan anugerah keselamatan yang mereka terima ternyata tidak betul-betul dipahami secara utuh. Situasi ini membuat mereka mengambil pilihan yang salah bahkan fatal, yaitu ketika ada orang-orang menawarkan ajaran yang salah. Orang-orang tersebut giat berusaha menarik jemaat di Galatia supaya mengikuti ajaran yang mereka tawarkan (17, 18).
Menyadari bahwa Galatia sedang menuju kebinasaan, Paulus menggugah mereka untuk memikirkan kembali jalan yang sudah mereka tempuh. Mereka sudah memulai di dalam Roh, apakah mereka mau mengakhirinya di dalam daging (Gal. 3:3)? Maka dengan penuh kasih, Paulus kembali meminta mereka untuk hidup seperti dirinya. Dulu pun Paulus sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangnya, tetapi setelah mengenal Allah, ia meninggalkan semuanya (Gal. 1:13, 14) karena ia tahu betapa tak ternilainya kasih karunia keselamatan itu. Paulus tidak akan menggantikannya dengan apapun, bahkan sekalipun ia menderita karenanya.
Maka dalam menghadapi ajaran-ajaran yang salah itu, Paulus menasihatkan supaya mereka berdiri teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan oleh siapapun, supaya mereka sungguh-sungguh merdeka, sesuai anugerahkan Kristus kepada mereka (Gal. 5:1).
Di tengah kita pun banyak ajaran yang bertentangan dengan kebenaran Injil. Namun jangan sampai salah memilih ajaran karena akan membuat kita makin jauh dari Tuhan. Marilah kita mengenal Kristus dengan pemahaman yang benar supaya kita bisa memilih ajaran yang benar dan sehat.
SH: Gal 4:12-20 - Manis di Bibir (Minggu, 15 September 2019) Manis di Bibir
Ungkapan "manis di bibir" digunakan untuk menunjuk pada kata atau tindakan baik yang dilakukan hanya di permukaan. Kata-kata atau tind...
Manis di Bibir
Ungkapan "manis di bibir" digunakan untuk menunjuk pada kata atau tindakan baik yang dilakukan hanya di permukaan. Kata-kata atau tindakan baik itu tidak dilakukan dengan tulus, tetapi hanya demi kepentingan sesaat, misalnya agar dipuji, mendapatkan posisi penting, atau sekadar sungkan terhadap seseorang yang berkedudukan sosial lebih tinggi.
Rasul Paulus mengingatkan jemaat di Galatia mengenai kondisinya saat memberitakan Injil di Galatia. Ia mengingat bahwa mereka menerimanya dengan penuh sukacita, sekalipun kondisinya lemah dan penyakitan (13). Namun, Rasul Paulus menyayangkan jika kebaikan itu hanya ditunjukkan saat ia berada di tengah-tengah jemaat. Berbuat baik itu suatu keharusan. Namun, akan menjadi lebih bagus lagi ketika perbuatan baik itu dilakukan setiap saat.
Tulisan Rasul Paulus ini mengingatkan bahwa kebaikan merupakan suatu hal yang harus dilakukan senantiasa. Kebaikan bukan sesuatu yang dilakukan sesaat untuk mendapatkan pujian. Kebaikan juga bukan dilakukan sebagai wujud rasa sungkan kepada seseorang. Kebaikan adalah tindakan yang murni dan tanpa pamrih. Kebaikan adalah buah dari kesediaan menyambut orang lain seperti menyambut Kristus sendiri (14).
Pada masa kini, kebaikan sering digunakan sebagai alat untuk mencapai kekuasaan. Itulah sebabnya mengapa orang yang bermain di teras politik praktis senang melakukan politik uang, menyuap, dan membeli suara. Tak jarang pula kebaikan dilakukan untuk menutupi kesalahan. Misalnya, perusahaan yang bantuan sosialnya tinggi, malah justru yang paling merusak lingkungan. Dalam internal keluarga, bisa saja kebaikan dilakukan sekadar sebagai syarat kesopanan dan basa-basi belaka.
Kiranya sebagai orang percaya kita dijauhkan dari "manis di bibir". Kiranya kebaikan itu sungguh-sungguh kita lakukan dengan ketulusan, seperti menyambut Kristus sendiri.
Doa: Tuhan, tolonglah kami agar senantiasa melakukan kebaikan dengan tulus sehingga nama-Mu dimuliakan. [THIE]
Utley -> Gal 4:12-20
Utley: Gal 4:12-20 - --NASKAH NASB (UPDATED): Gal 4:12-2012 Aku minta kepadamu, saudara-saudara, jadilah sama seperti aku, sebab akupun telah menjadi sama seperti kamu. Belu...
NASKAH NASB (UPDATED): Gal 4:12-20
12 Aku minta kepadamu, saudara-saudara, jadilah sama seperti aku, sebab akupun telah menjadi sama seperti kamu. Belum pernah kualami sesuatu yang tidak baik dari padamu. 13 Kamu tahu, bahwa aku pertama kali telah memberitakan Injil kepadamu oleh karena aku sakit pada tubuhku. 14 Sungguhpun demikian keadaan tubuhku itu, yang merupakan pencobaan bagi kamu, namun kamu tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang hina dan yang menjijikkan, tetapi kamu telah menyambut aku, sama seperti menyambut seorang malaikat Allah, malahan sama seperti menyambut Kristus Yesus sendiri. 15 Betapa bahagianya kamu pada waktu itu! Dan sekarang, di manakah bahagiamu itu? Karena aku dapat bersaksi tentang kamu, bahwa jika mungkin, kamu telah mencungkil matamu dan memberikannya kepadaku. 16 Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu? 17 Mereka dengan giat berusaha untuk menarik kamu, tetapi tidak dengan tulus hati, karena mereka mau mengucilkan kamu, supaya kamu dengan giat mengikuti mereka. 18 Memang baik kalau orang dengan giat berusaha menarik orang lain dalam perkara-perkara yang baik, asal pada setiap waktu dan bukan hanya bila aku ada di antaramu. 19 Hai anak-anakku, karena kamu aku menderita sakit bersalin lagi, sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu. 20 Betapa rinduku untuk berada di antara kamu pada saat ini dan dapat berbicara dengan suara yang lain, karena aku telah habis akal menghadapi kamu.
Gal 4:12 "Aku minta kepadamu, saudara-saudara, jadilah sama seperti aku, sebab akupun telah menjadi sama seperti kamu" KATA KERJA ini adalah sebuah PRESENT MIDDLE (deponent) IMPERATIVE. Ayat ini telah banyak ditafsirkan.
- 1. Terjemahan Williams berbunyi "ambillah titik pandang saya," Paulus meminta mereka untuk menerima pandangannya tentang pembenaran oleh iman karena ia satu kali pernah menerima kecenderungan mereka yaitu pembenaran oleh perbuatan (Yudaisme).
- 2. Beberapa orang mengatakan bahwa "karena akupun telah menjadi seperti kamu" adalah singgungan terhadap 1Kor 9:19-23, di mana Paulus menegaskan bahwa ia menjadi segalanya bagi semua orang supaya ia bisa memenangkan beberapa orang. Ketika ia bersama dengan orang-orang Yahudi, dia hidup seperti orang Yahudi. Ketika ia bersama dengan orang bukan Yahudi, dia hidup seperti orang bukan Yahudi. Namun sebenarnya dia telah meninggalkan hukum Taurat sebagai jalan keselamatan. Dia bersifat fleksibel pada metodenya, tetapi tidak pada pesannya.
"Saudara-saudara" ini menunjukkan transisi Paulus ke suatu topik baru. Juga, menyebut mereka "saudara" mengurangi pukulan dari kritiknya yang sangat memukul keras (lih. ay. Gal 4:19; 1:11; 3:15).
□ "Belum pernah kualami sesuatu yang tidak baik dari padamu." Beberapa orang berpikir bahwa kalimat ini mengekspresikan sebuah pernyataan negatif yang menyiratkan "di masa lalu kamu tidak membahayakanku tetapi sekarang kamu melakukannya." Tetapi orang lain membacanya sebagai sebuah ekspresi yang positif tentang apresiasinya terhadap penerimaan awal gereja Galatia akan dirinya dan pesannya. Frasa ini harus dibaca bersama dengan ay. Gal 4:13-15.
Gal 4:13 "aku pertama kali telah memberitakan Injil kepadamu oleh karena aku sakit pada tubuhku" Penyebutan "pertama kali" ini menyiratkan untuk kedua kalinya sebelum surat ini ditulis. Namun demikian, frasa ini bisa secara ideomatik berarti "secara resmi" seperti dalam 1Tim 1:13. Paulus pergi ke gereja-gereja di Galatia
- 1. untuk suatu waktu penyembuhan dari beberapa penyakit
- 2. karena suatu penyakit ia harus berhenti dan tinggal sementara
Karena (1) ay.Gal 4:14-15; (2) bersama-sama dengan Gal 6:11; dan (3) 2Kor 12:1-10, saya pribadi percaya Paulus sedang menyinggung "duri dalam daging," nya, yaitu penyakit fisik. Dengan kombinasi dari ayat-ayat ini tampaknya bagi saya itu adalah suatu jenis masalah mata yang mungkin dimulai dengan pengalaman Jalan Damaskus-nya (lih. Kis 9) dan menjadi lebih parah oleh penyakit-penyakit pada abad pertama. Kebutaan parsial Paulus mungkin telah disebabkan oleh gangguan mata menjijikkan, Ophthalmia. Untuk "penyakit" (har. "kelemahan daging") lihat Topik Khusus pada Gal 1:16.
- NASB "Sungguhpun demikian keadaan tubuhku itu, yang merupakan pencobaan bagi kamu, namun kamu tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang hina dan yang menjijikkan,"
- NKJV "Dan pencobaanku yang ada di dalam dagingku, tidak kamu rendahkan atau tolak"
- NRSV "meski kondisiku mengujimu, kamu tidak mencemooh atau menghinaku"
- TEV "Tapi kamu tidak membenci atau menolakku, meskipun kondisi fisikku adalah sebuah cobaan yang besar untukmu"
- NJB "Kamu tidak pernah menunjukkan sedikitpun tanda menjadi jijik atau muak dengan penyakit saya yang adalah suatu percobaan untuk Anda"
Banyak orang Yahudi dan bukan Yahudi akan melihat penyakit Paulus sebagai hukuman dari Allah. Fakta bahwa Paulus berada dalam kehendak Tuhan, dan sakit, memaksa kita untuk memikirkan kembali hubungan antara dosa dan penyakit (lih. Yoh 9; Ayub dan Mazm 73).
Kedua KATA KERJA ini mengundang gambar yang kuat. Yang pertama berarti "menganggap baik untuk hal yang tak berarti." Yang kedua berarti "meludahkan." Penggunaan dari KATA KERJA yang kedua ini adalah alasan bahwa beberapa orang menghubungkan penyakit Paulus kepada takhayul di Timur Dekat Kuno tentang "si mata jahat" ( lih. Gal 3:1). Obat ajaibnya adalah "meludah" dan dengan demikian melindungi diri dari mantra nya, yang mungkin menunjuk pada (1) mata yang tampak tidak lazim atau (2) tampak bermata liar (epilepsi).
□ "kamu telah menyambut aku, sama seperti menyambut seorang malaikat Allah, malahan sama seperti menyambut Kristus Yesus sendiri" Sebuah pernyataan yang kuat, Paulus menyiratkan bahwa mereka benar- benar menerima pesan dari Allah melalui dia, disertai dengan rasa hormat yang besar bagi pelayan yang membawanya. NJB menerjemahkan frase ini sebagai "utusan Allah." Kata "malaikat" dalam bahasa Ibrani dan Yunani juga berarti "utusan."
- NASB "Lalu dimanakah perasaan berkat yang telah kamu miliki"
- NKJV "Lalu apa berkat yang telah kamu nikmati"
- NRSV "Apa yang kamu merasa telah menjadi niat baik"
- TEV "Betapa bahagianya kamu pada waktu itu! Dan sekarang, di manakah bahagiamu itu"
- NJB "Apa yang terjadi pada antusiasme yang telah kamu miliki"
Dalam pertanyaan retoris ini, Paulus ingin tahu kemanakah perginya, perasaan positif yang tulus yang dipegang oleh orang-orang Galatia baginya. Terjemahan Phillips berbunyi, "Apa yang telah terjadi dengan roh yang baik darimu?"
□ "bahwa jika mungkin, kamu telah mencungkil matamu dan memberikannya kepadaku." KALIMAT SECOND CLASS CONDITIONAL ini harus dipahami sebagai, "Jika kamu telah mencungkil matamu, yang tidak kau lakukan, kamu akan memberikannya kepadaku, yang tidak kau lakukan." Pembacaan ini mendukung teori bahwa duri dalam daging Paulus (lih. 2Kor 12) adalah penyakit mata.
Gal 4:16 "Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?" Paulus mengkontraskan perubahan radikal hati mereka kepadanya dengan perubahan hati mereka terhadap Injil.
Gal 4:17-18 Dua kesulitan muncul dalam menafsirkan ay. Gal 4:17,18: (1) arti dari frasa "dengan giat berusaha" dan (2) kerancuan dari subyek dalam ay. Gal 4:18. Apakah itu merujuk pada (1) Paulus atau (2) gereja-gereja di Galatia? Dengan kerancuan semacam ini, sebuah interpretasi dogmatis tidaklah tepat, tetapi pengertian umum dari bagian ini tidak terpengaruh. Kaum Yudais menginginkan orang Galatia untuk mengikuti mereka secara eksklusif dan menghargai mereka seperti cara mereka menghargai Paulus sebelumnya.
- NASB "Mereka dengan giat berusaha untuk menarik kamu,"
- NKJV "Mereka dengan tekun merayumu"
- NRSV "Mereka membesar-besarkanmu"
- TEV "Orang-orang yang lain itu menunjukkan keprihatinan yang mendalam untukmu"
- NJB "Kesalahannya terletak pada cara mereka untuk mencoba merebut hatimu"
Secara harfiah, ini berbunyi "mereka bergiat untuk kamu." Ini harus merupakan rujukan pada guru-guru palsu, terutama dalam konteks dengan frasa berikutnya, "tapi tidak tulus." "Bersemangat," yang berasal dari akar "membakar," memiliki dua konotasi dalam bahasa Yunani Koine: (1) kasih sayang dari muda-mudi yang jatuh cinta dan (2) kecemburuan terhadap orang lain. Emosi yang kuat ini menandai aktivitas dari guru-guru palsu yang manis-bicara kepada gereja Galatia, tetapi aktivitas mereka berasal dari motivasi yang egois.
- NASB "tapi mereka ingin menutupmu sehingga kamu akan mencari mereka"
- NKJV "mereka mau mengucilkan kamu, supaya kamu dengan giat mengikuti mereka"
- NRSV "mereka mau mengucilkan kamu, sehingga kamu membesar-besarkan mereka"
- TEV "Yang mereka inginkan adalah untuk memisahkanmu dariku, sehingga kamu akan memiliki kepedulian yang sama bagi mereka seperti yang mereka memiliki bagimu"
- NJB "dengan memisahkanmu dariku, mereka ingin merebut hatimu untuk diri mereka sendiri" Para guru palsu iri akan kasih sayang yang telah ditunjukkan gereja-gereja Galatia kepada Paulus (lih. ay. Gal 4:13-15). Mereka ingin mengasingkan Paulus sehingga mereka bisa mengambil tempatnya! Ini mungkin menjelaskan ayat Gal 4:18.
Gal 4:18 Paulus terkejut bahwa mereka yang telah begitu baik dan peduli kepadanya telah secara begitu dramatis menjadi bermusuhan (lih. ay. Gal 4:16). Dalam konteks ayat Gal 4:13-20, interpretasi inilah yang paling cocok.
Gal 4:19 "Hai anak-anakku, karena kamu aku menderita sakit bersalin lagi" Paulus sering menggunakan metafora kekeluargaan karena konotasi mereka yang hangat dan peduli. Dia menyebut dirinya seorang ayah dalam 1Kor 4:15 dan 1Tes 2:11 dan di sini, seorang ibu (lih. 1Tes 2:7). Paulus mungkin telah membuat pernyataan bahwa ialah orang tua rohani sejati dari Galatia, bukan kaum Yudais.
□ "sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu." "Menjadi nyata" ini [akar kata Yunani morphē] digunakan dalam arti medis untuk perkembangan janin. Morphē bisa merujuk kepada karakter abadi dari sesuatu. Naskah ini merujuk pada kedewasaan mereka di dalam Kristus (lih. Ef 4:13), atau dengan kata lain, keserupaan mereka dengan Kristus (lih. Rom 8:28-29; 2Kor 3:18; 7:1; Gal 4:19; Ef 1:4; 4:13; 1Tes 3:13; 4:3,7; 5:23; 1Pet 1:15). Ini tidak selalu berarti dua pengalaman yang berbeda dari kehidupan Kristen – keselamatan dan kedewasaan– namun kita semua tahu bahwa kedewasaan adalah sebuah pengalaman perkembangan.
Paulus menunjukkan bahwa motifnya dalam mengajar dan berkhotbah kepada gereja-gereja Galatia sama sekali berbeda dari motivasi guru-guru palsu yang mencari-diri sendiri.
Gal 4:20 "Betapa rinduku untuk berada di antara kamu pada saat ini dan dapat berbicara dengan suara yang lain," Paulus berharap mereka bisa merasakan pemeliharaan kebapaan yang ia rasakan untuk mereka. Hatinya bersemangat untuk mereka, meskipun halaman yang tercetak tampak dingin dan keras.
- NASB, NRSV "karena aku telah habis akal menghadapi kamu"
- NKJV "karena aku memiliki keraguan tentang kamu"
- TEV "Aku begitu kuatir tentang kamu"
- NJB "Aku tidak tahu apa yang terbaik yang harus dilakukan"
Kata Yunani untuk "jalan" dengan suatu ALPHA PRIVATE dapat diterjemahkan dalam setidaknya dua cara.
- 1. Living Bible menuliskan "Terus terang aku tidak tahu apa yang harus dilakukan"
- 2. terjemahan Phillips berbunyi "Secara jujur aku tidak tahu bagaimana harus berurusan dengan kamu" Terjemahan-terjemahan idiomatik yang berbeda ini mengungkapkan kefrustrasian Paulus dalam berurusan dengan gereja-gereja Galatia.
Galilah -> Gal 4:12-20
Galilah: Gal 4:12-20 - Pengalaman Paulus Bersama Mereka Galatia 4:12-20 Sub Tema: Pengalaman Paulus Bersama Mereka
Saya mohon kepada kalian, saudara-saudara, jadilah seperti saya, karena saya sudah menjad...
Galatia 4:12-20 Sub Tema: Pengalaman Paulus Bersama Mereka
Saya mohon kepada kalian, saudara-saudara, jadilah seperti saya, karena saya sudah menjadi seperti kalian. Dulu kalian tidak berbuat yang kurang baik pada saya Karena kalian tahu bahwa saya pertama kali memberitakan injil kepadamu karena ada penyakit di tubuh saya, dan walaupun penyakit saya menjadi pencobaan bagi kalian, kalian tidak menghina atau menolak saya, sebaliknya kalian menerima saya seolah-olah saya malaikat dari Allah, atau seperti saya Yesus Kristus sendiri! Kemanakah kebahagiaan kalian?? Saya bersaksi kepada kalian bahwa, kalau memungkinkan, kalian siap mencungkil matamu dan memberikannya kepada saya pada waktu itu.
Jadi bagaimana? Apakah saya sudah menjadi musuh kalian karena bicara benar kepadamu? Mereka membujuk rayu kalian tetapi tidak dengan niat baik melainkan untuk memisahkan kalian (dari saya) Mereka mau supaya kalian setia mencari mereka Memang bagus kalau orang mencari kita dengan giat, kalau niatnya baik, asal selalu begitu dan bukan hanya kalau saya ada bersama kalian. Anak-anakku, yang membuat saya rasa seolah-olah saya mengalami sakit bersalin lagi sampai Kristus terbentuk di dalam diri kalian. Saya rindu supaya bisa hadir dengan kalian sekarang dan mengubahkan nada suara saya, karena saya habis akal mengenaikalian!
ay. 12 Saya mohon kepada kalian, saudara-saudara – Dalam bagian ini Paulus mulai bicara secara pribadi kepada mereka. Memang dia terganggu bahwa Injil dibuat keliru dan bahwa doktrin yang kurang sehat mulai tersebar, tetapi, seperti diperhatikan di ayat tadi, fokus Paulus ada pada saudara-saudara ini, yang dia kasihi. Dia tahu dampak-dampaknya kalau mereka kembali kepada Hukum Taurat, seolah-olah dibuat benar karenanya. Mereka tentu hancur, entah karena putus asa, atau mungkin juga karena menjadi sombong. Jadi dia mohon kepada mereka. Kata deomai berarti minta secaraurgen/mohon/mendesak,207 jadi di sini kita lihat bahwa hatinya tergerak.
Jadilah seperti saya – Perintah ini sebenarnya adalah kata pertama dalam kalimat ini, menunjukkan pentingnya dan juga dikuatkan oleh klausa Saya mohon kepada kalian. Sifatnya terus menerus208 menunjukkan proses, atau pentingnya mereka tetap seperti Paulus.
Karena saya sudah menjadi seperti kalian – Tidak ada kata ginomai (menjadi) lagi di sini, karena sudah jelas dari konteks apa yang dimaksudkannya. Yang bisa membingungkan adalah, dalam hal apa mereka perlu menjadi seperti Paulus. Apakah dalam hal kasih, seperti kita lihat di 2 Kor 6:11-13. Memang konteks di sana juga mirip. Mungkin lebih baik kita menafsirkannya sesuai apa yang baru dibahas, yaitu bahwa mereka tidak lagi di bawah Hukum Taurat. Kalau begitu kita sudah tahu bahwa Paulus tentu telah menjadi seperti mereka (1 Kor 9:19-23). Kalau begitu kita perlu perhatikan betapa ironisnya kalau Paulus, sebagai orang Yahudi sejati, menanggalkan identitasnya dan kebiasaan-kebiasaannya demi kebaikan mereka, supaya dia boleh menjangkau mereka, lalu ketika mereka masih baru percaya, mereka mulai ingin menjadi seperti orang Yahudi.209 Bukan main! Jadi ‘seperti Paulus’ dalam konteks ini berarti ‘orang percaya yang selamat oleh iman saja’.
Dulu kalian tidak berbuat yang kurang baik pada saya – Klause ini sedikit sulit ditafsirkan artinya berkaitan dengan isi yang disebut tadi. Kemungkinan besar, Paulus mulai terharu karena mengingat hati mereka terhadap dia. Dulu kalian tidak berbuat yang kurang baik, bersifat masa lampau dan kemungkinan besar bicara mengenai cerita di ay. 13.
ay. 13 Karena kalian tahu – Sifat dari kata ini menunjukkan pengetahuan yang pasti, dan berdampak,210 yaitu mereka masih ingat.
Bahwa saya pertama kali memberitakan Injil kepadamu karena ada penyakit di tubuh saya – Frase astheneian tes sarkos secara literal berarti kelemahan/penyakit di daging. Ada banyak khayalan yang muncul mengenai penyakit ini. Ada yang menganggap bahwa dia ke sana untuk pemulihan dari luka-luka akibat penganiayaan, yang tentu menjadi kemungkinan. Ada juga yang berpikir mungkin dia kena malaria di Pamfilia, karena di wilayah itu ada banyak rawa-rawa, lalu dia naik ke Antiokhia di Pisidia karena lebih sejuk (Ketinggiannya 3600 kaki di atas permukaan laut). Ada juga yang menebak bahwa mungkin dia menderita penyakit mata, yang sangat masuk akal kalau kita perhatikan bahwa orang Galatia siap memberi mata mereka sendiri kepada Paulus.211 Memang tebakan-tebakan ini tidak terlalu menolong. Yang paling penting adalah Allah yang mengarakan Paulus ke sana melalui penyakit ini dan akibatnya luar biasa bagi orang Galatia.
ay. 14 Dan walaupun penyakit saya menjadi pencobaan bagi kalian – Rupanya penyakit yang Paulus derita, menjijikkan bagi orang Galatia. Barangkali kalau dia sakit mata berat, sehingga ada nanah yang ke luar terus, hal ini sulit untuk mereka lihat. Pada waktu itu, penyakit yang menonjol dianggap sebagai tanda bahwa orang tidak berkenan kepada dewa-dewi.212 Kata peirasmos mempunyai dua arti, yaitu godaan, atau pencobaan. Godaan biasanya menyangkut ketertarikan hati kepada dosa, sedangkan Pencobaan menggambarkan tekanan dari luar yang menguji iman orang. Mungkin definisi yang kedua, pencobaan, yang lebih tepat di sini.213
Kalian tidak menghina atau menolak saya – Jadi walaupun kondisi Paulus cukup menjijikkan bagi mereka, orang Galatia tidak bereaksi sesuai budaya mereka. Kata exoutheneo berarti menghina atau menganggap rendah, sedangkan kata ekptyo adalah kata buatan yang berarti meludah (ptuo) ke luar (ek) (Hanya dipakai 1 kali di Alkitab). Pada waktu itu orang meludah karena: a. Ada yang dilihat yang membuat mereka marah dan menganggap hina seseorang, atau b. Mereka meludah untuk mengamankan diri dari guna-guna, seperti dibahas di 3:1. Memang mereka dari latar belakang animis, sehingga tentu ada kemungkinan mereka menganggap Paulus terkutuk dan tidak mau ikut dikutuk, tetapi mungkin lebih aman kalau kita menyimpulkan bahwa ada kemungkinan mereka menganggap hina saja.
Sebaliknya kalian menerima saya seolah-olah sayamalaikat dari Allah, atau sepertisaya YesusKristus sendiri! – Kata alla(sebaliknya) lagi di sini menunjukkan bahwa respon mereka tidak terpikirkan Paulus. Mereka menyambut dia dengan begitu hangat sehingga dia rasa seolah-olah mereka memperlakukannya seperti malaikat. Kata malaikat juga boleh berarti pemberita dan sebenarnya, pemberitaan adalah tugas yang sering mereka lakukan. Jadi ini cukup terkait dengan pelayanan pemberitaan Paulus, tetapi kadar hormat sangat tinggi. Apalagi kalau mereka memperlakukan dia seperti Kristus sendiri. Memang Paulus mewakili Kristus dalam pemberitaan Injil, (2 Kor 5:20) tetapi dia tentu terharu kalau mereka menunjukkan penghargaan yang terlalu tinggi kepadanya. Lihat juga Mat 18:5, 25:31-46, 1 Tes 2:13.
ay. 15 Kemanakah kebahagiaan kalian?? – Kata makarismos menggambarkan suatu “keadaan di hati, akibat situasi yang baik, kesenangan, diberkati.”214 Yang menjadi pertanyaan adalah apakah Paulus bicara mengenai kebahagiaan mereka akibat Injil, yang sudah menjadi keliru, atau kesenangan mereka dalam hubungan dengan dia sebagai bapa rohani. Mungkin dalam konteks ini lebih baik kita simpulkan bahwa kesenangan ini menyangkut perasaan mereka kepada Paulus.
Saya bersaksi kepada kalian bahwa, kalau memungkinkan, kalian siap mencungkil matamu dan memberikannya kepada saya pada waktu itu. – Mereka begitu menghargai Paulus, sebagai orang yang membawa Kabar Baik, sehingga mereka siap berkorban bagi dia, entah ditafsirkan secara literal atau tidak. Paulus menggambarkan hubungan yang sangat akrab. Kata martyreo biasanya diterjemahkan bersaksi dalam konteks Injil, tetapi di sini maksudnya menyatakan/mengaku.
ay. 16 Jadi, bagaimana? Apakah saya sudah menjadi musuh kalian – Kata hoste (Jadi, bagaimana?) biasanya digunakan dalam pertanyaan retoris, yaitu pertanyaan yang menyatakan fakta, bukan mencari informasi.215 Kita juga lihat di sini bahwa sifat dari kata menjadi (ginomai) menggambarkan situasi yang sudah terjadi dan dampak-dampaknya masih dirasakan.216 Jadi melihat semuanya itu, kita harus menyimpulkan bahwa hati orang Galatia, yang dulu sangat terbuka pada Paulus, yang mengasihi dan menghargai dia, sudah berubah. Kata ekhthros(musuh) cukup tegas. Nanti kita akan lihat di ayat berikut, semangat dari kalangan sunat untuk memenangkan orang Galatia, tetapi rupanya, salah satu dari siasat mereka adalah menjelekkan nama Paulus, dan mereka mulai berhasil dalam upaya tersebut – Paulus sekarang dianggap musuh mereka!
Karena bicara benar kepadamu? – Menarik kalau kita memikirkan kira-kira kapan dia bicara benar sehingga mereka menganggap dia musuh. Masalanya adalah sangat sedikit waktu berlalu sejak mereka percaya, jadi kapan dia sempat ke sana lagi atau mengirim pesan? Tentu bukan surat ini yang dimaksudkan karena sifat dari kata menjaditadi bicara masa lampau. Mungkin lebih baik disimpulkan bahwa ajaran yang pertama dia sampaikan yang dimaksudkannya di sini, yaitu bahwa dia menyampaikan Injil kasih karunia, dan Injil itulah yang dijelekkan oleh kalangan sunat sehingga orang Galatia rasa ditipu oleh Paulus.
ay. 17 Mereka membujuk rayu kalian – Kata zeloo boleh berarti mencari dengan giat atau mencari dengan sangat, tetapi dalam konteks di mana orang dicari, kata ini menggambarkan cara orang membujuk rayu calonnya, atau mengesankanorang supaya mencari pengikut.217 Jadi kalangan sunat ini bermulut manis dengan orang Galatia.
Tetapi tidak dengan niat baik – Kalau bersikap baik kepada orang, sering kali hal yang baik, tetapi orang-orang ini tidak begitu.
Melainkan untuk memisahkan kalian (dari saya) – Kata alla (melainkan) lagi menunjukkan kontras yang tegas. Di teks asli tidak jelas apakah maksud dari memisahkan adalah memisahkan dari Allah atau dari Paulus dan pengaruhnya. Sebenarnya kalau orang mencari pengikut, mereka tidak berusaha memisahkan orang dari Allah, karena mereka menganggap diri benar dan berkenan kepadaNya. Melihat klausa berikut ini, jelas bahwa mereka mau supaya orang Galatia hanya mendengar mereka, sehingga mereka menjelekkan nama Paulus supaya mereka tidak lagi mendengar dia. Manipulasi seperti ini yang sering menandai pengajar sesat.
Mereka mau supaya kalian setia mencari mereka – Setia mencari mereka adalah kata zeloo lagi, yang kalau menyangkut sikap seorang murid kepada gurunya menggambarkan kesetiaan kepadanya.218 Sangat menarik kalau membandingkan klausa ini dengan peringatan Paulus kepada para penatua dari Efesus di Kis 20:29-30:
Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dantidak akan menyayangkan kawanan itu. Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yangdengan ajaran palsumerekaberusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka. (TB)
Sangat penting bahwa orang-orang yang kita muridkan merasa diri pengikut Yesus, bukanlah pengikut kita. Contoh Paulus seperti itu. Lihat 1 Kor 3:1-9.
ay. 18 Memang bagus kalau orang membujuk kita, kalau niatnya baik, asal selalu begitu dan bukan hanya kalau saya ada bersama kalian – Ayat ini sulit diterjemahkan. Kata membujuk di sini adalah kata zeloo lagi, tetapi kali ini rupanya dia bicara mengenai dirinya, ketika dia memenangkan orang Galatia, Jadi maknanya begini: Memang bagus kalau orangmembujuk kita, kalau niatnya baik, asal selalu begitu dan bukan hanya kalau saya yang melakukannya.219 Jadi Paulus tidak iri hati karena orang Galatia dibujuk oleh pengajar lain. Dia senang kalau ada pengajar yang baik, yang berbaik hati kepada mereka dan membangun mereka, tetapi bukan itu yang sedang terjadi. Kita sudah lihat di ayat tadi bahwa niat dari kalangan sunat tidak baik.
ay. 19 Anak-anakku – Frase tekna mou (anak-anakku)220 boleh digunakan untuk menyatakan kasih yang dalam dan boleh juga menjadi semacam teguran karena orang bertindak secara kurang dewasa. Mungkin lebih baik kita menyimpulkan bahwa Paulus mau bicara akrab dengan mereka di sini.221 Frase ini, secara tematis, terikat pada saya rindu di ay. 20. Seperti di contoh aliran percakapan berikut:
Anak-anakku, yang membuat saya rasa seolah-olah sayamengalami sakit bersalin lagi sampai Kristus terbentuk di dalam diri kalian. Saya rindusupaya bisa hadir dengan kaliansekarang dan mengubahkan nada suara saya, karena saya habis akal mengenai kalian!
Yang membuat saya rasa seolah-olah saya mengalami sakit bersalin lagi – Klause ini sangat singkat di bahasa asli, hous palin odino, yang secara literal berbunyi yang untuknya saya sakit bersalin lagi. Ada dua tujuan dari perkataan ini, pertama, Paulus ingin mengatakan bahwa mereka ada di hatinya, sehingga kalau mereka bergumul, dia ikut bergumul. Yang kedua adalah teguran bagi orang Galatia, di mana mereka sudah lahir baru pada waktu Paulus memberitakan Injil yang benar kepada mereka, tetapi sekarang rasanya seolah-olah mereka perlu diinjili lagi. Seperti sudah kita lihat, Paulus yakin mengenai keselamatan mereka, jadi di sini dia menegur saja, dan berkata bahwa kelakuan mereka tidak sesuai dengan pengakuan mereka.
Sampai Kristus terbentuk di dalam diri kalian – Paulus mengubahkan ilustrasinya sekarang. Tadinya dialah yang menderita sakit bersalin, tetapi di klause ini orang percaya di Galatia yang hamil. Kata morfoo sering digunakan untuk menggambarkan perkembangan seorang bayi/janin di dalam kandungan ibunya. Jadi inti dari ilustrasi ini adalah, Paulus rindu supaya pengaruh Kristus berkembang menjadi begitu besar dalam hati mereka masing-masing, sehingga mereka tidak mungkin mengalami kemunduran lagi.222
ay. 20 Saya rindu supaya bisa hadir dengan kalian sekarang – Kata thelo (rindu/mau) di sini bersifat terus menerus di masa lampau,223 yang, walaupun tentu kaku dalam bahasa Indonesia, menggambarkan kerinduan yang sering muncul, tetapi rasanya terhambat.
Dan mengubahkan nada suara saya – Dalam surat ini Paulus bicara sangat tegas kepada saudara-saudaranya ini, tetapi dalam hatinya dia rindu supaya mereka bisa mendengar suaranya dan melihat mukanya dan sadar bahwa Paulus bicara begitu karena dia sangat mengasihi mereka dan prihatin untuk pertumbuhan mereka. Hal yang sama juga dia rasakan mengenai orang Korintus. (2 Kor 7:8-13)
Karena saya habis akal mengenai kalian! – Sama seperti di Gal 4:11, Paulus mengakhiri bagian ini dengan ungkapan penuh dengan frustrasi. Tindakan mereka memang tidak masuk akal.224
- Apakah saudara menghargai orang-orang yang pertama membawa Injil kepadamu?
- Apakah sudah ada yang giat untuk mengalihkan doktrin yang saudara pegang?
- Apakah saudara mendengarkan orang yang menjelekkan nama baik orang?
- Periksalah hatimu apakah saudara menjadi pengikut orang, atau pengikut Allah.
Topik Teologia: Gal 4:13 - -- Gereja
Sakit Penyakit
Gal 4:13-14 Fili 2:26-27
Orang Kristen Berusaha Meniru Orang Percaya yang Setia
1Ko 4:14-17 1Ko 1...
- Gereja
- Sakit Penyakit
- Orang Kristen Berusaha Meniru Orang Percaya yang Setia
Topik Teologia: Gal 4:14 - -- Makhluk-makhluk Supranatural
Para Malaikat Baik
Dosa
Dosa-dosa Terhadap Sesama
Dosa-dosa Kebencian
Penghinaan
...
- Makhluk-makhluk Supranatural
- Para Malaikat Baik
- Dosa
- Dosa-dosa Terhadap Sesama
- Dosa-dosa Kebencian
- Gereja
- Sakit Penyakit
- Orang Kristen Berusaha Meniru Orang Percaya yang Setia
Topik Teologia: Gal 4:19 - -- Pengudusan
Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
Pengudusan dan Anak
Kita Diperbarui di dalam Kristus
Kita Diubah di ...
TFTWMS -> Gal 4:12-20; Gal 4:8-20
TFTWMS: Gal 4:12-20 - Kecemasan Paulus Terhadap Perilaku Gereja Galatia Kecemasan Paulus Terhadap Perilaku Gereja Galatia (Galatia 4:12-20)
12 Aku minta kepadamu, saudara-saudara, jadilah sama seperti aku, sebab akupun te...
Kecemasan Paulus Terhadap Perilaku Gereja Galatia (Galatia 4:12-20)
12 Aku minta kepadamu, saudara-saudara, jadilah sama seperti aku, sebab akupun telah menjadi sama seperti kamu. Belum pernah kualami sesuatu yang tidak baik dari padamu. 13 Kamu tahu, bahwa aku pertama kali telah memberitakan Injil kepadamu oleh karena aku sakit pada tubuhku. 14 Sungguhpun demikian keadaan tubuhku itu, yang merupakan pencobaan bagi kamu, namun kamu tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang hina dan yang menjijikkan, tetapi kamu telah menyambut aku, sama seperti menyambut seorang malaikat Allah, malahan sama seperti menyambut Kristus Yesus sendiri. 15 Betapa bahagianya kamu pada waktu itu! Dan sekarang, di manakah bahagiamu itu? Karena aku dapat bersaksi tentang kamu, bahwa jika mungkin, kamu telah mencungkil matamu dan memberikannya kepadaku. 16 Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu? 17 Mereka dengan giat berusaha untuk menarik kamu, tetapi tidak dengan tulus hati, karena mereka mau mengucilkan kamu, supaya kamu dengan giat mengikuti mereka. 18 Memang baik kalau orang dengan giat berusaha menarik orang lain dalam perkara-perkara yang baik, asal pada setiap waktu dan bukan hanya bila aku ada di antaramu. 19 Hai anak-anakku, karena kamu aku menderita sakit bersalin lagi, sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu. 20 Betapa rinduku untuk berada di antara kamu pada saat ini dan dapat berbicara dengan suara yang lain, karena aku telah habis akal menghadapi kamu.
Dalam 4:12-20, Paulus menyampaikan sebuah permohonan yang berapi-api yang, seperti dalam pasal 1 dan 2, adalah otobiografi yang menyegarkan. Ia secara persuasif menyapa "anak-anaknya" yang dengan siapa ia "menderita sakit bersalin lagi, sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam [mereka]" (4:19). Paulus, guru yang pernah menjadi murid cemerlang dari Rabbi Gamaliel (1:14; Kisah 22:3) dan telah hidup "menurut mazhab yang paling keras dalam agama[nya]" (Kisah 26:5), menjadi tak berdaya, memohon anak-anaknya yang kekasih di dalam iman untuk mengikuti teladannya.
Ayat 12. Rasul itu membuka himbauannya dengan kata-kata ini: Aku minta kepadamu, saudara-saudara, jadilah sama seperti aku. Alkitab NASB, bersama dengan beberapa versi lainnya, menerjemahkan kata kerja itu sebagai "ikutlah sama" (lihat NKJV; NIV; NRSV; NCV; ESV). Namun begitu, dalam teks Yunani, gi÷nesqe (ginesthe) berbentuk present imperative dari gi÷nomai (ginomai) dan harus dengan benar diungkapkan dengan "jadilah" (lihat KJV). Dapat dikatakan bahwa Paulus tidak akan mendesak orang untuk terus menjadi seperti apa adanya mereka, dan mungkin itulah yang menjadi pemikiran para penerjemah. Namun begitu, banyak contoh tentang arti "teruslah menjadi" muncul dalam tulisan-tulisan Paulus: "Karena itu aku menasihati kamu, jadilah peniru aku" (1 Kor. 4:16; NASB). "Karena itu, jadilah peniru aku, sama seperti aku juga menjadi peniru Kristus" (1 Kor. 11:1; NASB). "Karena itu jadilah peniru Allah, seperti anak-anak yang kekasih" (Efe. 5:1; NASB). Penggunaan tata bahasa ini menunjukkan bahwa ketika Paulus berkata, "Teruslah meniru aku," ia benar-benar berkata, "Jangan berhenti meniru aku."
Peniruan teladan para rasul adalah tema yang muncul berulang kali di dalam surat-surat Perjanjian Baru kepada orang Kristen.25Paulus tahu kekuatan teladan, termasuk teladannya sendiri. Pemberitaan injil itu sangat kuat dalam pemberitaannya sendiri, namun secara khusus itu sangat kuat bila dihias dengan gambaran hidup seseorang yang mempraktikkan apa yang ia beritakan. Paulus adalah duta besar Tuhan Yesus Kristus yang diberi kuasa secara penuh. Bukan hanya kata-katanya itu berkuasa, karena berasal dari Allah, tapi juga hidup dan teladannya. Ini terlihat dari apa yang ia tulis kepada gereja di Filipi: "Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu" (Flp. 4:9).
Paulus melanjutkan dengan mengatakan, Sebab akupun telah menjadi sama seperti kamu. Alkitab NASB memberi huruf miring pada kata-kata yang tidak muncul dalam teks asli Yunani. Dalam ayat 12, teks itu sebenarnya berkata, "Menjadi seperti aku adanya, karena aku juga sudah menjadi seperti kamu adanya." Dalam bahasa Yunani dan Ibrani kuno, kata kerja "menjadi" sering dihilangkan ketika dianggap sudah jelas dan dengan demikian tidak perlu. Para penerjemah, bagaimanapun, kadang-kadang bertanya-tanya tentang kerangka waktu "menjadi." Apakah itu di masa lalu, masa kini, atau masa depan? Selanjutnya, jika itu di masa lalu, masa lalu (Ing.: tense) seperti apakah yang sedang diungkapkan?
Di sini teks Yunani itu secara harfiah mengatakan, "Jadilah seperti aku, karena aku juga seperti kamu." Karena pada frasa terakhir tidak terdapat kata kerja, aturan tata bahasa Yunani meminta bahwa, supaya masuk akal, bentuk tertentu "menjadi" harus disisipkan. Bentuk yang manakah yang harus dipilih? Apakah Paulus sedang melihat ke belakang kepada saat pertemuan pertamanya dengan orang-orang Galatia dan cara mereka menerima dia, atau apakah ia sedang memikirkan sesuatu yang lebih dekat dengan saat penulisan teks itu? Faktanya adalah bahwa ini sepenuhnya merupakan masalah penafsiran, dan dengan demikian keputusan kita sama sekali tidak mudah, seperti secara jelas ditunjukkan melalui diskusi tentang ayat ini oleh para komentator. Hampir semua yang dapat kita lakukan adalah mencari petunjuk, entah dalam konteksnya atau jika tidak mungkin dari apa yang kita ketahui tentang pendekatan umum dan cara operasi Paulus. Ketika R. Alan Cole memperkenalkan pembahasannya tentang ayat tersebut, ia menulis bahwa "klausa pembukaan adalah teka-teki pertama. Secara harfiah itu berbunyi 'Jadilah seperti aku, seperti aku juga (telah menjadi) seperti kamu.'"26
Tata bahasa yang tidak menentu ini mungkin merupakan cerminan dari keadaan emosi Paulus. Faktor-faktor seperti itu memang mempengaruhi gaya, tidak hanya dalam bicara di depan umum tapi juga dalam ceramah tertulis. Pada intinya, dua pandangan telah diusulkan untuk menjelaskan apa yang mungkin telah mendorong himbauan Paulus untuk "Jadilah seperti aku." (1) Ia sedang mendesak gereja Galatia sebagai anak-anaknya dalam iman untuk terus meniru dirinya sebagai teladan mereka. Ia tidak ingin mereka dipikat oleh usaha guru-guru Yudaisme untuk memualafkan mereka dengan meruntuhkan kepercayaan mereka kepada dirinya. Dalam kasus ini, Paulus akan sudah mengikuti praktiknya yang biasa untuk menasihati keturunan rohaninya agar tetap terus mengikuti teladannya sebagai bapak rohani mereka. (2) Ia ingin mereka membuang hambatan yang menghalangi mereka untuk menerima pelbagai peringatan (dengan pelbagai akibatnya), yang ingin ia coba komunikasikan dengan mereka. Dalam kasus ini, ia berkata, "Tetaplah terus menjadi seperti aku dulu ketika kita pertama kali bertemu, jangan biarkan perbedaan etnis atau agama sebelumnya menghalangi kita untuk menjadi satu di dalam Kristus."
Pilihan manapun yang kita terima, pesan Paulus pada dasarnya sama. Ia sudah selalu menerima orang-orang Kristen Galatia sebagaimana ia sudah menerima semua orang Kristen bukan Yahudi, tidak membedakan antara pengangkatan mereka sebagai anak-anak Allah dan anak-anaknya sendiri. Jika ini benar, klausa kedua dapat diungkap- kan "karena aku juga dulu sama seperti kamu." Dengan kata lain, "Aku sama sekali tidak membuat perbedaan tentang etnis, cara hidup sebelumnya, penampilan fisik, atau hal lainnya."
Rasul itu lebih lanjut menyatakan, Belum pernah kualami sesuatu yang tidak baik dari padamu. Mengenai pernyataan ini, pandangan Bruce secara khusus menarik. Ia membuat perbandingan dengan 2 Korintus 6:11-13, di mana Paulus mencurahkan hatinya kepada orang-orang Kristen yang tidak puas di Korintus, dengan bicara kepada mereka sebagaimana seorang ayah akan bicara kepada anak-anaknya. Dalam konteks itu, Paulus meyakinkan orang-orang Kristen Korintus bahwa ia tidak pernah berbuat salah kepada satu orang pun dari mereka (2 Kor. 7:2), sama seperti ia meyakinkan orang-orang Kristen Galatia bahwa tidak seorang pun dari mereka yang telah berbuat salah kepada dia. Bruce menyimpulkan, "Di antara teman seharusnya jangan ada kecurigaan tentang melakukan kesalahan pada kedua pihak."27
JB Lightfoot mengulas bahwa setidaknya ada dua arti yang berbeda yang telah ditetapkan kepada kata-kata ini: (1) "[Kamu] tidak pernah melawan aku sebelumnya; jangan melawan aku sekarang" dan (2) "Aku tidak punya alasan untuk mengeluh." Karena lebih menyukai arti yang terakhir karena "lebih baik pengadaptasiannya dengan konteksnya," Lightfoot mengusulkan bahwa "penjelasan yang sebenarnya tersembunyi di bawah keadaan yang tidak diketahui yang tentang itu … Paulus singgung."28
Bila kita memiliki terlalu sedikit informasi tentang rincian sebuah teks untuk memastikan penafsiran kita, maka kita harus mengakui keterbatasan kita. Dalam keadaan seperti ini, kesimpulan kita hanya dapat dianggap sementara. Kalimat deklaratif sederhana (seperti yang terjadi di sini) atau kata-kata pendek yang paling umum (atau tidak adanya kata-kata itu, seperti yang terjadi sebelumnya dalam ayat ini) dapat menimbulkan masalah paling besar. Tidak pasti mengapa pernyataan sederhana Paulus itu muncul di sini dalam diskusi itu. Apakah ia sedang melihat kembali kepada waktu kontak pertamanya dengan orang-orang Galatia, atau apakah ia sedang berurusan dengan peristiwa yang lebih baru (yang baik dirinya maupun mereka tidak mengetahuinya dengan baik, tapi yang tentang itu kita hanya dapat menerkanya)?
Setelah mempertimbangkan apa yang orang lain telah tulis tentang pernyataan Paulus, kita merasa cenderung untuk berpendapat bahwa ayat-ayat yang langsung mengikutinya mungkin mengandung jawaban itu dengan baik. Jika diasumsikan bahwa kunjungan pertama Paulus ke Galatia merupakan kerangka acuan awalnya dan bahwa apa yang segera terjadi berikutnya merupakan gambaran yang jelas dari gambar itu di dalam kerangka itu, maka banyak kesulitan yang dirasakan dalam teks kita mungkin dapat terpecahkan dengan sendirinya, dengan membiarkan aliran konteksnya muncul secara cukup alami dan secara relatif tidak rumit.
Lebih dari sekali dalam surat ini, Paulus menggunakan apa yang gereja Galatia anggap sebagai teguran keras dan menyakitkan. Pada intinya, ia berkata, "Bagaimana kamu bisa begitu? Berani-beraninya kamu bersikap begitu bodoh setelah aku dengan sangat jelas menggambarkan kepada kamu penyaliban Tuhan kita Yesus!" (lihat 3:1). Bagaimana bisa orang-orang Kristen ini, yang telah melihat kasih Allah yang mengalir dari luka-luka Yesus, berpaling dari Dia dan memikul kuk hukum Taurat? Alih-alih menyelamatkan mereka, hukum Taurat akan mendorong mereka kembali ke dalam perhambaan, sedikit berbeda dari perhambaan yang pernah mereka alami sebelum mereka mengenal Kristus. Alih-alih membawa kehidupan, hukum Taurat akan membawa kematian kepada mereka.
Dengan mengingat latar belakang ini, hubungan antara 4:12 dengan 4:13-16 dapat diungkapkan dengan cara berikut:
Aku minta, saudara-saudara, jadilah seperti ketika aku tiba di Galatia. Karena meski kami orang Yahudi dan kamu orang bukan Yahudi, aku adalah salah satu dari kamu, dengan mengabaikan semua perbedaan tersebut. Kamu sama sekali tidak berbuat salah terhadapku, tapi sebaliknya, seperti yang kamu ketahui, itu karena penyakit fisikku sehingga aku pertama kali memberitakan injil kepada kamu. Meski penyakitku sangat menjijikkan bagi kamu sehingga kamu tergoda untuk menolak aku, namun kamu tidak melakukannya. Sebaliknya, kamu menerima aku seolah-olah aku adalah seorang malaikat Allah atau, bahkan lebih lagi, seolah-olah aku adalah Yesus Kristus itu sendiri! Apakah yang sekarang terjadi dengan sukacita sejati yang pernah kamu rasakan sebelumnya? Karena aku bersaksi bahwa tidak ada bantuan yang terlalu besar yang mungkin telah kamu berikan kepadaku. Faktanya, seandainya mungkin, kamu pasti telah mencungkil matamu sendiri dan memberikannya kepadaku! Dapatkah itu benar-benar terjadi bahwa, setelah semua ini, aku sekarang telah menjadi musuhmu karena aku bersikap jujur kepada kamu tentang orang-orang yang sedang mencoba untuk menjauhkan kamu dari kami?
Diakui, ini hanya suatu ungkapan, tapi itu menjelaskan semua unsur yang terkandung di dalam teks aslinya. Bisa jadi itu dapat membantu untuk membedakan alur argumen Paulus dalam konteks yang lebih luas. Segala sesuatu yang Paulus katakan dalam 4:13-15 merupakan kilas balik kepada waktu pertemuan pertama Paulus dengan orang-orang Galatia. Tampaknya 4:12 juga merupakan bagian dari kilas balik itu. Jika demikian, terjemahan terbaik atas ayat ini adalah "Jadilah seperti aku dulu [pada pertemuan pertama kita], karena aku juga seperti kamu [dalam menerima kamu pada waktu itu]." Mengenai situasi yang segera menyusul, Paulus akan sudah menghimbau mereka untuk menerima dia dalam keadaannya saat itu, dengan mengetahui bahwa tidak ada ayah yang akan secara sukarela menyesatkan atau menyakiti anak-anaknya yang kekasih. Sebaliknya, ayah alami akan selalu, dalam setiap tindakan, berusaha untuk membahagiakan mereka (lihat Luk. 11:11-13; 1 Kor. 4:14-16).
Ayat 13. Paulus mengingatkan gereja Galatia bahwa ia pertama kali telah memberitakan Injil kepada [mereka] oleh karena [ia] sakit pada tubuh[nya]. Kata Yunani untuk "sakit" adalah ajsqe÷neia (astheneia), yang berarti "kelemahan," "sakit," atau "penyakit." Apakah sifat penyakit Paulus itu? Pertanyaan ini telah menghasilkan spekulasi yang banyak sekali, namun tidak ada konsensus bersama yang telah dicapai. Saran utamanya mencakup malaria, epilepsi, penyakit mata, atau efek penganiayaan yang terus berlanjut. Masing-masing pandangan ini akan dibahas secara singkat.
Pertama, Paulus mungkin terjangkit malaria pada perjalanan misi yang pertama. William M. Ramsay berpendapat bahwa ia menderita demam malaria kronis di dataran rendah Pamfilia, kira-kira pada waktu Yohanes Markus meninggalkan misi tersebut dan kembali ke Yerusalem (Kisah 13:13). Akibatnya, Paulus mencari bantuan di Antiokhia Pisidia, yang terletak di ketinggian yang lebih tinggi (Kisah 13:14). Ramsay menggambarkan bagaimana demam malaria yang kumat itu dapat melumpuhkan, membuat seseorang merasa seperti "gemetar dan melemah tidak berdaya."29
Kedua, penyakit Paulus mungkin adalah epilepsi. Gagasan ini berasal dari kata kerja di ayat berikutnya, yang berarti "meludah" (lihat komentar tentang 4:14). Kenneth L. Boles menjelaskannya seperti ini: "Gerak tubuh yang tidak ramah ini adalah cara umum untuk menangkal pelbagai efek dari mata jahat atau roh jahat yang dianggap bertanggung jawab atas perilaku aneh seperti epilepsi."30
Ketiga, Paulus mungkin menderita masalah mata, yang umum terjadi di dunia kuno. Beberapa nas menyiratkan bahwa rasul itu mengalami kesulitan melihat. Ia pernah dibutakan oleh penglihatan Kristus di jalan menuju Damsyik dan itu berlangsung selama tiga hari (Kisah 9:8, 9). Meski Ananias memulihkan penglihatannya (Kisah 9:17, 18), beberapa orang menduga bahwa ia memiliki bekas luka permanen dari kejadian itu. Belakangan dalam Kisah Para Rasul, Paulus tidak mengenali imam besar (Kisah 23:5), mungkin karena ia tidak dapat melihat dia dengan jelas. Dalam konteks sekarang, Paulus menyatakan bahwa orang-orang Galatia akan sudah "mencungkil mata [mereka] dan memberikannya kepada [dia]" (4:15). Bahasa itu dapat mengisyaratkan bahwa masalah medisnya terkait dengan matanya. Akhirnya, Paulus biasanya mendiktekan surat-suratnya kepada seorang juru tulis dan kemudian menulis salam penutup dengan tangannya sendiri (2 Tes. 3:17). Meski "huruf-huruf besar" yang ia gunakan dalam surat Galatia mungkin adalah untuk penekanan, ada kemungkinan juga bahwa huruf-huruf itu adalah akibat ketidakmampuannya untuk melihat dengan baik (Gal. 6:11).
Keempat, bisa jadi penyakit Paulus itu terkait dengan penganiayaan yang dideritanya. Ia pernah dilempari batu di Listra (Kisah 14:19) dan menanggung berbagai hukuman lainnya selama karir misionarisnya (2 Kor. 11:23-27). Kesulitan dengan pandangan ini adalah bahwa perajaman itu terjadi menjelang akhir perjalanan misi Paulus yang pertama, sebelum ia kembali melalui kota-kota di Galatia dan kembali ke Antiokhia. Selanjutnya, sebagian besar kesulitan yang disebutkan di dalam 2 Korintus 11 tampaknya terjadi di kemudian hari, setelah surat kepada gereja Galatia ditulis.
Pandangan terakhir adalah bahwa Paulus menderita jenis kelemahan psikologis tertentu. Kata Yunani yang diterjemahkan "tubuh" (sa/rx, sarx), atau "daging" (KJV), mengandung beragam nuansa makna. Kata itu dapat mengandung arti kondisi psikologis atau tubuh, seperti kecenderungan kepada dosa (Rom. 6:19), ketakutan, atau kegelisahan (2 Kor. 7: 5). Meski Paulus tidak kebal terhadap pencobaan semacam itu (1 Kor. 2:3; Efe. 6:19, 20), konteksnya sekarang ini tampaknya menyingkirkan penafsiran semacam itu.
Apapun kondisinya, itu adalah sesuatu yang gereja Galatia bisa anggap menjijikkan, seperti yang 4:14 jelaskan. Bagaimanakah hal itu mendorong usaha awal Paulus untuk menginjili daerah itu? Salah satu kemungkinannya adalah bahwa tujuannya terletak di luar Galatia, namun ketika tiba di sana ia jatuh sakit dan terpaksa meluangkan waktu untuk memulihkan diri. Karena Paulus sangat giat dalam penginjilan, ia akan menggunakan kesempatan ini sebagai kesempatan untuk memberitakan kabar baik tentang keselamatan di dalam Kristus, bahkan jika itu berarti bahwa mimbarnya adalah tempat tidur.
Ayat 14. Meski Paulus mengalami keadaan tubuh yang merupakan pencobaan bagi orang-orang Galatia itu, namun mereka tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang hina dan yang menjijikkan. Kondisi fisik atau penampilan Paulus benar-benar membuat saudara-saudara ini diuji. Paulus sadar bahwa penyakit ini dapat menyebabkan mereka bereaksi dengan kebencian. Kata Yunani yang diterjemahkan "pencobaan" (peirasmo/ß, peirasmos) adalah kata yang sama yang Matius gunakan dalam melaporkan instruksi Yesus tentang cara berdoa: "Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat" (Mat. 6:13).31
Kata "hina (ejxouqenew, exoutheneō) secara beragam diterjemahkan sebagai "memperlakukan dengan penghinaan," "memandang rendah," "menganggap sepi," dan "menolak." Kata yang diterjemahkan "hina" (ejkptu/w, ekptuō) bahkan memiliki konotasi yang lebih kuat. Arti harfiahnya adalah "meludah"; tindakan semacam itu akan dilakukan sebagai "ungkapan penghinaan" atau untuk "menangkal roh-roh yang bermusuhan."32Para pakar kamus percaya bahwa makna harfiah ini telah pudar di zaman Paulus ke dalam konsep penghinaan yang lebih halus. Meski begitu, penutur asli bahasa Yunani hampir tidak dapat memvisualisasikan makna aslinya, apakah kata itu ditulis atau diucapkan.
Alih-alih menolak Paulus, orang-orang Galatia itu malah telah dengan sukacita menerima dia—kenyataannya, sebagai seorang malaikat Allah. Memang dimungkinkan untuk menerjemahkan a¡ggeloß (angelos) sebagai "utusan" di sini, karena ini adalah arti dasar kata itu. Angelos dapat digunakan untuk manusia yang diutus dengan pesan dari satu orang ke orang lain. Misalnya, kata itu muncul dalam Kejadian 32:3-6 (LXX), di mana Yakub mengirim utusan untuk mendahului rombongannya kepada saudara laki-lakinya yang mengasingkan diri, Esau. Dalam Lukas 9:51-53, hal itu terjadi ketika Yesus mengirim beberapa utusan untuk mencari tahu apakah sebuah desa Samaria tertentu bersedia untuk menerima Dia saat Ia melakukan perjalanan menuju Yerusalem. Kata itu dapat digunakan untuk manusia yang diilhami, seperti yang terjadi pada Yohanes Pembaptis dan para nabi lainnya (Mat. 11:7-10). Angelos paling sering mengacu kepada makhluk roh yang muncul dalam bentuk manusia, melayani sebagai utusan Allah (lihat Ibr. 1:14; 13:2).
Tampaknya cara paling wajar untuk memahami "malaikat Allah" adalah sebagai utusan sorgawi, makhluk perantara rohani seperti yang disebut dalam Ibrani 1:14. Oleh karena itu, terdapat perkembangan di dalam pemikiran Paulus: (1) Orang-orang Galatia itu tidak memperlakukannya sebagai manusia biasa, dan mereka juga tidak terpukul oleh kelemahannya. (2) Sebaliknya, mereka menerima dia seolah-olah ia adalah malaikat Allah yang dikirim dari sorga. (3) Lebih daripada itu, mereka menyambut dia seolah-olah ia adalah Kristus Yesus sendiri yang hidup di tengah-tengah mereka dalam daging.
Ayat 15. Setelah merenungkan sambutan hangat gereja Galatia, Paulus bertanya, Dan sekarang, di manakah bahagiamu itu? Pertanyaan penting ini berfungsi sebagai cara masuk kembali yang lugas ke dalam situasi saat ini yang menyakit-kan. Paulus mendapatkan pendirian saudara-saudaranya itu berubah-ubah, setelah membalik perasaan awal mereka terhadap dia oleh karena guru-guru Yudaisme itu. Selanjutnya, penerimaan mereka terhadap perhambaan kepada hukum Taurat telah menyebabkan mereka kehilangan kebahagiaan rohani mereka. Kata Yunani yang diterjemahkan "bahagia" (makarismo÷ß, makarismos), atau "sukacita" (NCV; CJB), berhu-bungan dengan kata "berbahagia" (maka÷rioß, makarios) yang digunakan dalam Ucapan Bahagia (Mat. 5:1-12).
Pada suatu waktu, gereja Galatia pernah menunjukkan kasih yang besar untuk Paulus, yang menulis, Karena aku dapat bersaksi tentang kamu, bahwa jika mungkin, kamu telah mencungkil matamu dan memberikannya kepadaku. "Mata" kemungkinan digunakan di sini sebagai ilustrasi tentang apa yang sangat berharga. Penafsiran ini didukung oleh ungkapan Alkitab "biji mata-Nya" (Ula. 32:10) dan "biji mata" (Maz. 17: 8; lihat Ams. 7:2; Zak. 2:8). Paulus sedang menekankan bahwa saudara-saudara Galatia itu dengan rela mengorbankan sesuatu karena kasih mereka kepada dia.
Sementara Paulus sedang bicara secara kiasan, namun penulis Yunani Lucian pada abad kedua Masehi menceritakan sebuah kejadian harfiah tentang pengorbanan mata seseorang untuk seorang teman. Cerita ini melibatkan dua orang Skit. Salah satu dari mereka, Dandamis, melepaskan matanya untuk menebus temannya yang ditawan, Amizoces. Setelah dibebaskan, Amizoces tidak tahan melihat Dandamis yang buta, jadi ia juga mengeluarkan matanya sendiri.33
Ayat 16. Setelah menekankan persahabatannya dengan orang-orang Galatia, Paulus menanya mereka, Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu? Meski kata benda "kebenaran" (ajlh/qeia, alētheia) sering muncul di dalam Perjanjian Baru, namun kata kerja terkait yang Paulus gunakan untuk "mengatakan kebenaran" (ajlhqeu/w, alētheuō) hanya muncul di sini dan di Efesus 4:15. Ini juga bisa diterjemahkan "bersikap jujur." Paulus berkeras bahwa ia dengan jelas sedang menyatakan kebenaran kepada gereja Galatia; tidak ada makna tersembunyi yang harus dicari dalam apa yang ia katakan. Ia harus berterus terang tentang orang-orang yang "telah masuk menyelusup" (lihat Yudas 4). Guru-guru Yudaisme ini sedang memberitakan injil yang sama sekali bukan injil (lihat Gal. 1:6, 7; 5:11, 12; 6:12, 13). Paulus dengan tegas menentang guru-guru palsu itu yang telah bekerja sendiri ke dalam gereja-gereja Galatia dan merongrong pekerjaannya.
Ayat 17. Paulus terus bicara tentang guru-guru Yudaisme itu, akar seluruh masalah: Mereka dengan giat berusaha untuk menarik kamu, tetapi tidak dengan tulus hati, karena mereka mau mengucilkan kamu, supaya kamu dengan giat mengikuti mereka. Bagian pertama dari ayat ini dapat diterjemahkan dengan cara ini: "Mereka sangat giat untuk kamu, bukan dengan cara yang baik." Alkitab NKJV telah mengungkapkannya: "Mereka dengan giat ramah terhadap Anda, tapi untuk hal yang tidak baik." Konteksnya menunjukkan bahwa guru-guru Yudaisme menggunakan unsur psikologis eksklusivitas untuk menarik para pengikut kepada ajaran-ajaran mereka. Pada bagian kedua ayat itu, "mau mengucilkan kamu" (ejkklei÷w, ekkleiō) muncul lebih dulu dalam teks Yunaninya. Urutan kata ini membuat ungkapan itu menjadi tegas dan memberi bobot lebih lanjut kepada gagasan eksklusivitas.
Namun begitu, Paulus tidak menyebutkan dari siapa orang-orang Galatia itu dikucilkan. Apakah dari para Penjaga hukum Taurat, yang sedang mencoba untuk membuat orang-orang Galatia itu berkeinginan menjadi bagian dari kelompok mereka? Apakah dari persekutuan dengan gereja pada umumnya? Apakah dari Paulus dan pengaruh dari pemberitaan dan ajarannya?34Ide terakhir ini didukung oleh Alkitab NIV, yang memasok sebuah obyek: "Apa yang mereka inginkan adalah mengasingkan kamu dari kami, sehingga kamu dapat berusaha dengan giat untuk mereka" (huruf miring ditambahkan).
Guru-guru Yudaisme itu tidak ingin mengucilkan orang-orang Galatia bukan Yahudi dari gereja atau lingkaran persekutuan mereka sendiri—setidaknya tidak secara permanen. Sebaliknya, tindakan mereka itu merupakan tipuan untuk menarik orang-orang Kristen Galatia untuk menerima kuk hukum Taurat. Mereka mempromosikan diri mereka sebagai orang-orang Kristen "asli," yang menekankan bahwa mereka adalah orang Yahudi sejati, bersunat—anak-anak Abraham yang sebenarnya. Orang-orang Yahudi telah memualafkan orang dengan cara ini dari generasi ke generasi. Yesus memberitahu ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, "Kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri" (Mat. 23:15). Jika kata-kata Paulus dalam Galatia 1:8, 9 tampak sulit, pastinya mereka tidak lebih sulit daripada kata-kata dari Tuhan sendiri dalam konteks yang serupa dalam Matius 23.
Ayat 18. Meski menentang sikap giat yang sesat dari guru-guru Yudaisme dan orang-orang yang telah terpengaruh oleh mereka, Paulus menjelaskan bahwa tidak semua sikap giat adalah buruk: Memang baik kalau orang dengan giat berusaha menarik orang lain dalam perkara-perkara yang baik, asal pada setiap waktu dan bukan hanya bila aku ada di antaramu. Ungkapan "giat berusaha" menerjemahkan bentuk zhlo÷w (zēloō)35yang muncul dalam teks Yunani baik sebagai middle voice (yaitu, bertindak untuk atau mengenai diri sendiri) atau passive voice (yaitu, ditindak atas). Namun begitu, sebagai bentuk passive, kata ini mungkin berarti "digerakkan untuk giat" dan dengan demikian kita memiliki arti yang active: "usaha giat yang nyata" atau "menjadi giat." Meski kebanyakan versi bahasa Inggris menerjemahkan kata itu secara pasif, beberapa mengungkapkannya secara aktif. Sebagai contoh, Alkitab NKJV menulis "Adalah baik untuk menjadi orang yang giat," dan Alkitab NIV menulis "Memang bagus untuk menjadi orang yang giat." Alternatif-alternatif yang memungkinkan ini tampaknya sesuai dengan konteksnya dengan lebih baik. Oleh karena itu, kita dapat membaca ayat ini sebagai berikut: "Sekarang memang baik menjadi orang yang giat bagi kebaikan terus-menerus, dan bukan saat aku hadir bersama kamu."
Penekanan khusus bergantung pada kata "terus-menerus," berbeda dengan "ketika aku hadir bersama kamu." Perbedaan lain dibuat dalam ayat 17 dan 18, antara apa yang tidak baik dan apa yang baik. Hal ini tercermin dalam terjemahan Alkitab NIV: "Orang-orang itu giat berusaha untuk memenangkan kamu, tapi bukan untuk kebaikan. … Memang baik untuk menjadi orang yang giat, asalkan tujuannya adalah baik…" (huruf miring ditambahkan). Orang-orang Galatia sudah dengan senang hati menerima Paulus dan kabar baik yang telah ia beritakan kepada mereka dalam perjalanan misi yang pertama (Kisah 13; 14). Namun begitu, setelah kepergiannya, kesetiaan mereka beralih kepada guru-guru Yudaisme dan pesan sesat mereka, yang melibatkan perhambaan kepada hukum Taurat. Sebaliknya, Paulus ingin mereka selalu giat berusaha untuk injil yang sejati, bahkan dalam ketidakhadirannya (lihat Flp. 1:27).
Ayat 19. Dua ayat berikutnya dalam surat ini mengungkapkan isi hati penulis seperti yang tidak terdapat dalam nas lain di dalam seluruh Kitab Galatia. Seperti yang telah dicatat sebelumnya, surat ini ditulis dalam keadaan emosi yang tinggi. Surat itu dapat digambarkan, pada kenyataannya, sebagai sedang ditulis dalam keadaan antara terkejut dan bingung (istilah terakhir adalah perasaan Paulus sendiri dalam 4:20). Jika kita benar mengenai surat itu sebagai tulisan Paulus yang paling awal dan juga menempatkannya secara kronologis di antara perjalanan misi yang pertama dan sidang Yerusalem (antara Kisah 14:26 dan 15:6), maka beberapa pengamatan dapat dilakukan tentang situasi itu Terlepas dari pengorbanan, bahaya, dan penderitaan yang luar biasa yang Paulus telah alami—bahkan pernah dilempari batu dan dibiarkan sekarat (Kisah 14:19)—ia dan Barnabas telah kembali ke Antiokhia dengan keadaan sukacita yang tidak diragukan lagi. Mereka telah berhasil dalam usaha awal mereka untuk "membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman" (Kisah 14:27). Lalu datanglah guru-guru Yudaisme (Kisah 15:1). Ini bukan orang-orang Yahudi yang tidak percaya yang telah memulai sebagian besar penderitaan Paulus dalam perjalanan misi yang pertama. Sebaliknya, mereka adalah orang Kristen Yahudi, menjadi Kristen dari tahun-tahun awal penginjilan ketika usaha semacam itu terbatas pada umat perjanjian lama Allah. Setelah mendengar pembelaan Petrus mengenai pertobatan Kornelius, bahkan mereka yang pernah menentang dia akhirnya menyadari kebenaran dan "memuliakan Allah, katanya: 'Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup'" (Kisah 11:18).
Namun demikian, bagi banyak murid Yahudi, kebenaran yang telah diwahyukan kepada Paulus (dan Petrus) masih belum jelas. Mereka terus membuat perbedaan antara orang Yahudi dan orang bukan Yahudi di dalam Kristus dan menolak gagasan bahwa sunat dan peraturan-peraturan lain yang diberikan melalui Musa tidak relevan lagi sekarang. Bagi Paulus, sebagai utusan khusus Kristus kepada bangsa-bangsa lain, kebenaran ini tampak sangat jelas sekali. Ia dipenuhi dengan kegeraman atas cara guru-guru Yudaisme itu merongrong pekerjaannya.
Latar belakang ini menjelaskan ledakan keterkejutannya saat ia secara langsung menyebut anak-anak Galatianya sebagai "Hai orang-orang Galatia yang bodoh" (3:1). Ini hanya satu contoh dari penyebutan langsung dalam surat itu. Kata "saudara-saudara"
(ajdelfoi÷, adelphoi) digunakan sembilan kali sebagai bentuk sapaan dalam surat itu.36
Dalam 4:19, Paulus mengacukan orang-orang Kristen Galatia sebagai anak-anakku (te÷kna mou, tekna mou). Naskah-naskah kuno lainnya memiliki varian bacaan tekni÷a mou (teknia mou),37yang dapat diterjemahkan "anak-anak kecilku" (NKJV; NRSV; ESV) atau "anak-anakku tersayang" (NIV; NLT; GNT). Inilah satu-satunya istilah sayang di dalam keseluruhan surat itu.
Paulus pastinya sangat mencintai anak-anak rohaninya. Bahasa yang ia digunakan dalam ayat 19 untuk menggambarkan hubungan mereka sungguh menyentuh: … aku menderita sakit bersalin lagi, [pa/lin wjdi/nw, palin ōdinō] sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu. Gambaran tentang seorang ibu dalam proses melahirkan ini adalah salah satu gambaran paling emosional dalam semua Kitab Suci. Gambaran di sini mengingatkan kita kepada himbauan Paulus kepada "anak-anak kekasihnya" di Korintus untuk meniru dia. Ia menulis, Hal ini kutuliskan bukan untuk memalukan kamu, tetapi untuk menegor kamu sebagai anak-anakku yang kukasihi. Sebab sekalipun kamu mempunyai beribu-ribu pendidik dalam Kristus, kamu tidak mempunyai banyak bapa. Karena akulah yang dalam Kristus Yesus telah menjadi bapamu oleh Injil yang kuberitakan kepadamu. Sebab itu aku menasihatkan kamu: turutilah teladanku! (1 Kor. 4:14-16).
Alkitab KJV mengatakan bahwa rasul itu telah "memperanakkan" mereka. Dalam suratnya kepada Filemon, Paulus juga mengacukan secara kiasan perannya dalam membawa seseorang kepada iman sebagai "memperanakkan." Ia menulis, "[Aku] mengajukan permintaan kepadamu mengenai anakku yang ku[peranakan] selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus" (Filem. 10). Dalam cara yang sama, kata kerja yang muncul dalam kedua teks ini, genna÷w (gennaō), sering digunakan secara kiasan baik tentang Allah dan Roh Kudus (Yoh. 1:13; 3:6, 8; Ibr. 1:5; 5: 5; 1 Yoh. 4:7; 5:1). Bertentangan dengan apa yang beberapa orang telah klaim, kata kerja gennaō juga digunakan bagi tindakan melahirkan oleh seorang perempuan, tetapi biasanya hanya dalam arti harfiah. Misalnya, ini digunakan untuk Elizabeth (Luk. 1:13), Maria (1:16), dan kaum perempuan pada umumnya (Luk. 23:29). Meski istilah yang paling sering digunakan untuk perempuan yang "melahirkan" adalah ti÷ktw (tiktō), kedua kata Yunani itu digunakan untuk perempuan. Dalam kasus kelahiran Yohanes Pembaptis, kedua kata itu digunakan secara sinonim dalam ayat yang sama (Luk. 1:57). Namun begitu, peran laki-laki dalam menjadi ayah dari seorang anak selalu dinyatakan dengan kata gennaō.
Gagasan lain yang menarik tentang bahasa Paulus dalam 4:19 adalah bahwa ia, sebagai seorang laki-laki penulis, menggunakan gambaran feminin "menderita sakit bersalin." Ini bahkan menambahkan lebih banyak kelembutan pada sapaannya kepada "anak-anak kecil"nya dalam bagian pertama ayat itu. Paulus di tempat lain menggunakan gambaran feminin: "Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya. Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, … karena kamu telah kami kasihi" (1 Tes. 2:7, 8). Nas dalam Galatia ini jauh lebih jelas, dan kemunculannya dalam surat yang bermuatan negatif menyebabkan nas itu jauh lebih menonjol lagi. Beberapa ayat kemudian, dalam Galatia 4:27, Paulus mengutip sebuah nas dari Yesaya 54:1, yang berisi dua istilah yang menggambarkan proses kelahiran: tiktō ("melahirkan") dan ōdino ("sakit bersalin" atau "menderita sengatan bersalin"). Dalam penerapan literal mereka, kedua istilah itu hanya digunakan untuk wanita, dan istilah yang terakhir mengungkapkan rasa sakit yang luar biasa.
Dari semua ini, jelaslah bahwa Paulus bukan intelektual yang tidak berperasaan seperti yang telah digambarkan oleh banyak orang. Beberapa orang bahkan mengklaim bahwa rasul itu, yang tidak pernah menikah, tidak menghargai kaum perempuan. Mereka mengatakan ini karena cara ia menangani pernikahan dan perceraian. Beberapa orang lain tersinggung oleh ajarannya bahwa istri harus tunduk kepada suami mereka (lihat 1 Kor. 14:34, 35; Efe. 5:22-24; 1 Tim. 2:11-15; Tit 2:3-5; 1 Pet. 3:1-6).
Siapa pun yang membaca Galatia 4:19, 20 tanpa merasakan gejolak yang dahsyat di dalam jiwa Paulus harus mencari masalahnya di dalam hatinya sendiri, bukan di dalam hati Paulus. Inilah salah satu nas paling emosional dalam keseluruhan Perjanjian Baru. Emosi itu muncul dari realisasi penuh Paulus atas tujuan utama dari semua usaha penginjilannya, yaitu bahwa "Kristus [sedang[ dibentuk; NASB" dalam diri orang-orang yang telah ia bantu untuk menjadi orang Kristen.
Maksud abadi Allah dalam mengungkapkan diri-Nya melalui manifestasi duniawi Anak-Nya, Yesus dari Nazaret, adalah untuk menghasilkan "Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!" (Kol. 1:27). Paulus menyatakan hal ini kepada orang-orang Kristen di tempat lain, namun orang-orang Kristen Galatia telah diperkenalkan kepada pengharapan yang sama. Mereka telah mempercayai injil dan telah dibaptis. Mereka mengenal "pengharapan akan kemuliaan," karena Paulus tidak akan pernah menghilangkan doktrin penting ini dari pemberitaannya.38Namun begitu, orang-orang Kristen Galatia itu telah dialihkan dari pengharapan mereka kepada Yesus oleh mereka yang mengikatkan hukum Taurat ke atas mereka.
Pembentukan Kristus tidak terjadi dalam kehidupan orang-orang Kristen baru ini. Pertumbuhan rohani melibatkan dimensi seperti kemurnian dan kekudusan pribadi; hidup untuk orang lain dengan menunjukkan kepedulian yang aktif; perhatian penuh kasih sayang untuk mereka; dedikasi terhadap maksud dan kehendak Allah dalam menjangkau orang-orang yang sesat; dan kerelaan untuk menderita bagi kepentingan Kristus. Hal itu membutuhkan pengalihan kesenangan seseorang kepada "perkara yang di atas" (Kol. 3:1, 2) dan menjauhkan diri dari hal-hal yang menjauhkan seseorang dari menjalani kehidupan yang kudus. Singkatnya, orang Kristen yang memiliki Kristus yang terbentuk dalam dirinya mencakup semua hal yang memotivasi dan mengarahkan kehidupan Yesus, yang datang "untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang" (Luk. 19:10).
Hasrat Paulus yang dalam dan penuh gairah untuk melaksanakan pelayanannya adalah cerminan Roh dan kemuliaan Yesus, yang dengan sukarela menyerahkan nyawa-Nya untuk menyelamatkan orang lain. Paulus memberitahu gereja Korintus bahwa ia dan rasul-rasul lainnya adalah pelayan dari "sebuah perjanjian baru," yang berbeda dengan Musa, pelayan perjanjian lama. Ia berkata, "Dan kita, yang dengan muka yang tidak berselubung mencerminkan kemuliaan Tuhan sedang diubah ke dalam keserupaan-Nya dengan kemuliaan yang semakin besar…" (2 Kor. 3:18; NIV1984).39Dengan Musa, kemuliaan itu berkurang dan, di bawah tabir penutup, memudar. Namun begitu, semakin sering para rasul itu memproklamirkan pesan Kristus, semakin sering mereka "diubah" (metamorfo/w, metamorphoō) atau "bermetamorfosis" ke dalam gambar-Nya. Apakah tujuan mereka dalam memproklamasikan pesan ini? "Kristus ada di tengah-tengah kamu, pengharapan akan kemuliaan"!
Dalam diri anak-anak Galatia yang Paulus kasihi, perkembangan keserupaan ini sedang dimentahkan. Oleh karena itu, ia sekarang sekali lagi dipaksa untuk menjalani sakit persalinan sampai Kristus terbentuk di dalam mereka. Melakukan tur penginjilan dan membaptis sejumlah orang ke dalam Kristus, yang merupakan kelahiran baru adalah satu hal. Bertekun, "[mengajar] mereka melakukan segala sesuatu" yang Kristus telah perintahkan (Mat. 28:20) dapat menjadi hal lain lagi. Melalui proses pemuridan ini, para mualaf ini menjadi wadah Kristus yang hidup, yang secara teguh memiliki dan dimotivasi oleh "pengharapan akan kemuliaan".
Ayat 20. Paulus mengakhiri permohonan pribadinya dengan mengatakan, Betapa rinduku untuk berada di antara kamu pada saat ini dan dapat berbicara dengan suara yang lain, karena aku telah habis akal menghadapi kamu. Humoris Oklahoma yang terkenal Will Rogers dikenal karena mengatakan bahwa semua yang ia tahu adalah apa yang ia baca di surat kabar. Banyak orang saat ini, ketika ditanya bagaimana mereka tahu apa yang mereka sedang bicarakan, akan menjawab bahwa mereka membacanya di buku atau lewat daring. Bagi orang zaman dulu, situasinya sangat berbeda: Dokumen-dokumen tertulis, menurut mereka, tidak akan pernah memiliki bobot "suara yang hidup." Fakta ini, bagaimanapun, tampaknya tidak terkait dengan apa yang Paulus sedang katakan di sini. Sebaliknya, sudah jelas bahwa sebelumnya, ketika Paulus pertama kali bertemu dengan orang-orang Galatia, sebuah hubungan yang kuat dan penuh kasih telah terbentuk (4:15). Ia percaya bahwa jika ia bisa hadir lagi bersama mereka, situasinya akan berbeda. Jika mereka mau sekali lagi mendengarkan kepedulian "suara hidup"nya yang penuh gairah, ia mungkin dapat menghidupkan kembali gairah kasih mereka sebelumnya untuk dia. Kehadirannya akan membantu mereka untuk menyadari bahwa setiap nasihat, setiap peringatan, setiap teguran yang ia sudah tulis kepada mereka berasal dari kasih seorang ayah kepada anak-anak rohaninya (lihat 2 Yoh. 12; 3 Yoh. 4, 13, 14).
TFTWMS: Gal 4:8-20 - Permohonan Pribadi Paulus PERMOHONAN PRIBADI PAULUS (Galatia 4:8-20)
Seraya Paulus melanjutkan argumentasinya tentang keunggulan iman kepada Kristus, ia menyisipkan sebuah per...
PERMOHONAN PRIBADI PAULUS (Galatia 4:8-20)
Seraya Paulus melanjutkan argumentasinya tentang keunggulan iman kepada Kristus, ia menyisipkan sebuah permohonan pribadi yang terdiri dari dua bagian. Pertama, rasul itu memperingatkan orang-orang Kristen di Galatia untuk jangan kembali kepada keadaan perhambaan rohani. Di bawah pengaruh guru-guru Yudaisme, beberapa orang Kristen bukan Yahudi melakukan hal ini dengan memikul kuk hukum Taurat (4:8-11). Kedua, ia meminta mereka untuk menerima dia dan pesannya dengan sukacita, seperti yang pernah mereka lakukan ketika ia pertama kali mengabarkan injil kepada mereka (4:12-20).
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Galatia (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Keselamatan Karena Kasih Karunia oleh Iman
Tanggal Penulisan: Sekitar 49 TM
Latar Belakang
Paulus menu...
Penulis : Paulus
Tema : Keselamatan Karena Kasih Karunia oleh Iman
Tanggal Penulisan: Sekitar 49 TM
Latar Belakang
Paulus menulis surat ini (Gal 1:1; Gal 5:2; Gal 6:11) "kepada jemaat-jemaat di Galatia" (Gal 1:2). Beberapa orang berpendapat bahwa orang Galatia ini adalah suku Gaul di bagian utara Galatia. Kemungkinannya jauh lebih besar bahwa Paulus menulis surat ini kepada kota-kota di bagian selatan (Antiokhia Pisidia, Ikonium, Listra, Derbe) di mana ia dan Barnabas menginjil dan memulaikan gereja-gereja dalam perjalanan pemberitaan Injil yang pertama (Kis 13:1--14:28). Tanggal penulisan yang paling sesuai adalah tidak lama sesudah Paulus kembali ke gereja Antiokhia Siria yang mengutusnya dan sebelum sidang di Yerusalem (Kis 15:1-41).
Persoalan utama dalam surat ini adalah persoalan yang sama yang dibahas dan dipecahkan dalam sidang di Yerusalem (sekitar 49 TM; bd. Kis 15:1-41). Persoalan utama itu meliputi dua pertanyaan:
- (1) Apakah iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat itu satu-satunya syarat untuk selamat?
- (2) Ataukah ketaatan kepada upacara dan peraturan Yahudi tertentu dari P.L. diperlukan untuk memperoleh keselamatan dalam Kristus?
Rupanya Paulus menulis surat Galatia ini sebelum perselisihan mengenai masalah hukum PL secara formal diperdebatkan dalam sidang di Yerusalem dan pendirian gereja resmi diberikan. Ini berarti bahwa kitab Galatia ini merupakan surat pertama rasul Paulus.
Tujuan
Paulus mendengar bahwa beberapa guru Yahudi mengacaukan orang yang baru dimenangkan olehnya di Galatia dengan memaksa mereka disunatkan dan menerima kuk Taurat Musa sebagai syarat-syarat yang perlu untuk diselamatkan dan diterima dalam gereja. Setelah mendengar hal ini, Paulus menulis surat ini
- (1) untuk menegaskan bahwa syarat-syarat yang dituntut hukum, seperti sunat di bawah perjanjian lama, tidak ada hubungan dengan pekerjaan kasih karunia Allah dalam Kristus untuk keselamatan di bawah perjanjian yang baru; dan
- (2) menegaskan lagi dengan jelas bahwa kita menerima Roh Kudus dan hidup rohani oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus, dan bukan oleh ikatan kepada hukum Taurat PL.
Survai
Dari isi surat ini, tampaknya para pemimpin Yahudi yang melawan Paulus di Galatia menyerangnya secara pribadi supaya melemahkan pengaruhnya dalam gereja-gereja. Mereka menuduh bahwa
- (1) Paulus tidak termasuk kelompok rasul-rasul yang asli, dan karena itu tidak memiliki wibawa rasuli (bd. Gal 1:1,7,12; Gal 2:8-9);
- (2) berita yang disampaikannya menyimpang dari Injil yang diberitakan di Yerusalem (bd. Gal 1:9; Gal 2:2-10); dan
- (3) beritanya mengenai kasih karunia akan mengakibatkan ketidakpatuhan kepada hukum (bd. Gal 5:1,13,16,19-21).
Paulus langsung menanggapi ketiga tuduhan itu.
- (1) Dengan penuh semangat ia membela kekuasaannya sebagai rasul Yesus Kristus, wibawa yang diterimanya langsung dari Allah dan disahkan oleh Yakobus, Petrus, dan Yohanes (pasal 1-2; Gal 1:1--2:21).
- (2) Dia dengan penuh gairah mempertahankan Injil keselamatan yang terjadi karena kasih karunia oleh iman kepada Kristus (pasal 3-4; Gal 3:1--4:31).
- (3) Akhirnya, Paulus dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa Injil Yesus Kristus yang sejati meliputi kebebasan dari perhambaan legalisme Yahudi pada satu sisi dan kebebasan dari dosa dan tindakan tabiat berdosa pada sisi yang lain. Kebebasan Kristen yang sejati meliputi hidup oleh Roh dan menggenapi hukum Kristus (pasal 5-6; Gal 5:1--6:18).
Surat ini berisi suatu sketsa watak orang-orang percaya Yahudi yang menentang Paulus di Galatia, Antiokhia, dan Yerusalem (Kis 15:1-2,5), dan di semua wilayah yang dilayaninya. Paulus melukiskan mereka sebagai pengacau dan pemutar balik (Gal 1:7), penghalang (Gal 5:7), dan orang yang suka menonjolkan diri secara lahiriah dan berusaha untuk mengelak penganiayaan karena penghinaan salib Kristus (Gal 6:12). Secara tidak langsung Paulus menggambarkan mereka sebagai orang yang ingin menyenangkan manusia (Gal 1:10), saudara-saudara palsu (Gal 2:4), saudara-saudara yang bersunat (Gal 2:12), dan manipulator (Gal 3:1).
Ciri-ciri Khas
Empat ciri unik menandai surat ini:
- (1) Surat ini merupakan pembelaan yang paling bersemangat dalam PB tentang sifat hakiki Injil. Nadanya tajam, berapi-api dan mendesak ketika Paulus menghadapi pelawan-pelawan yang salah (mis. Gal 1:8-9; Gal 5:12) dan menegur anggota jemaat Galatia karena mudahnya mereka tertipu (Gal 1:6; Gal 3:1; Gal 4:19-20).
- (2) Surat ini hanya diungguli oleh surat 2 Korintus dalam jumlah petunjuk mengenai kehidupan Paulus.
- (3) Surat ini adalah satu-satunya surat yang dialamatkan secara tegas kepada beberapa jemaat (akan tetapi Lihat "PENDAHULUAN SURAT EFESUS" 08197).
- (4) Surat ini berisi daftar buah Roh (Gal 5:22-23) dan daftar yang paling lengkap mengenai perbuatan-perbuatan tabiat berdosa (Gal 5:19-21).
Full Life: Galatia (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Gal 1:1-10)
A. Salam
(Gal 1:1-5)
B. Keheranan Karena Jemaat Galatia Meninggalkan I...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Gal 1:1-10) - A. Salam
(Gal 1:1-5) - B. Keheranan Karena Jemaat Galatia Meninggalkan Injil Kasih Karunia
(Gal 1:6-10) - I. Paulus Membela Kekuasaan Injil dan Panggilannya (Pribadi)
(Gal 1:11-2:21) - A. Injil itu Dinyatakan Kepadanya oleh Kristus
(Gal 1:11-24) - B. Injil itu Diakui dan Disahkan Yakobus, Petrus, dan Yohanes
(Gal 2:1-10) - C. Injil itu Dipertahankan Dalam Sengketa dengan Petrus
(Gal 2:11-21) - II. Paulus Membela Berita Injilnya (Ajaran)
(Gal 3:1-4:31) - A. Roh dan Hidup Baru Diterima oleh Iman dan Bukan oleh Perbuatan Baik
(Gal 3:1-14) - B. Keselamatan Tersedia Karena Janji dan Bukan Hukum Taurat
(Gal 3:15-24) - C. Mereka yang Percaya Kristus Adalah Anak dan Bukan Hamba
(Gal 3:25-4:7) - D. Himbauan untuk Memikirkan Kembali Tindakan Mereka
(Gal 4:8-20) - E. Mereka yang Percaya Hukum Adalah Hamba dan Bukan Anak
(Gal 4:21-31) - III.Paulus Membela Kebebasan Injilnya (Praktis)
(Gal 5:1-6:10) - A. Kebebasan Kristen Berkaitan dengan Keselamatan oleh Kasih Karunia
(Gal 5:1-12) - 1. Memelihara Kebebasan Kristen
(Gal 5:1) - 2. Akibat Menyerah Kepada Sunat di Bawah Hukum Taurat
(Gal 5:2-12) - B. Kebebasan Kristen Jangan Dijadikan Alasan untuk Memperturutkan
Tabiat Berdosa
(Gal 5:13-26) - 1. Perintah Kasih
(Gal 5:13-15) - 2. Hidup oleh Roh, Bukan oleh Tabiat Berdosa
(Gal 5:16-26) - C. Kebebasan Kristen Harus Diungkapkan Melalui Hukum Kristus
(Gal 6:1-10) - 1. Saling Menanggung Beban
(Gal 6:1-5) - 2. Menolong Pelayan Firman Allah
(Gal 6:6) - 3. Jangan Jemu-Jemu Berbuat Baik
(Gal 6:7-10) - Penutup
(Gal 6:11-18)
Matthew Henry: Galatia (Pendahuluan Kitab)
Surat Paulus ini tidak ditujukan kepada satu atau banyak jemaat di suatu kota, seperti beberapa surat lain, melainkan kepada jemaat-jemaat di sua...
- Surat Paulus ini tidak ditujukan kepada satu atau banyak jemaat di suatu kota, seperti beberapa surat lain, melainkan kepada jemaat-jemaat di suatu negeri atau provinsi, karena Galatia itu sebuah provinsi. Besar kemungkinan bahwa jemaat-jemaat di Galatia ini pertama kali bertobat dan memeluk iman Kristen melalui pelayanan Paulus. Atau, kalau bukan dia yang menanam jemaat, paling tidak ia sudah terlibat menyirami jemaat-jemaat ini, seperti yang tampak jelas dari surat ini sendiri, dan juga dari Kisah Para Rasul 18:23. Dalam Kisah Para Rasul itu, kita mendapati Paulus menjelajahi seluruh negeri Galatia dan kemudian Frigia, untuk meneguhkan hati semua murid. Selama ia berada bersama mereka, mereka menunjukkan penghormatan dan kasih sayang mereka yang teramat besar baik terhadap dia pribadi maupun pelayanannya. Akan tetapi, tidak lama setelah ia tidak lagi bersama mereka, beberapa pengajar yang masih berpegang pada agama Yahudi menyusup di antara mereka. Dengan kepintaran dan hasutan mereka, jemaat-jemaat di Galatia segera saja merendahkan pribadi Paulus dan pelayanannya. Yang menjadi tujuan utama dari para pengajar palsu ini adalah menjauhkan mereka dari kebenaran di dalam Yesus, terutama yang berkenaan dengan ajaran agung tentang pembenaran, yang jelas-jelas mereka selewengkan. Mereka menegaskan pentingnya paduan antara pelaksanaan hukum Musa dan iman di dalam Kristus untuk mendapat pembenaran. Dan, untuk mencapai tujuan ini dengan lebih baik, mereka berbuat semampu mereka untuk merendahkan tabiat dan nama baik Rasul Paulus, dan meninggikan nama baik mereka sendiri di atas kehancuran namanya. Mereka menggambarkan dia sebagai orang yang, kalaupun diakui sebagai rasul, jauh lebih rendah daripada rasul-rasul lain, dan khususnya sebagai orang yang tidak layak mendapat penghormatan seperti Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Ada kemungkinan mereka sendiri mengaku-ngaku sebagai para pengikut rasul-rasul yang disebut terakhir ini. Dan dalam kedua usaha tersebut, mereka luar biasa berhasil. Inilah latar belakang Paulus menulis surat ini. Di dalamnya ia mengungkapkan keprihatinannya yang besar bahwa mereka sudah begitu cepat membiarkan diri dilencengkan dari iman Injil. Di situ juga ia membela tabiat dan wewenangnya sendiri sebagai rasul melawan tuduhan-tuduhan para musuhnya. Ia menunjukkan bahwa baik mandat maupun ajarannya bersifat ilahi, dan bahwa sedikit pun dia, dilihat dari segi mana saja, tidak kurang dari pada rasul-rasul yang tak ada taranya itu (2Kor. 11:5). Kemudian ia menegaskan dan mempertahankan ajaran Injil yang agung tentang pembenaran oleh iman tanpa menjalankan hukum Taurat, dan mengatasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul dalam pikiran jemaat mengenai ajaran itu. Dan, setelah mengokohkan ajaran yang penting ini, ia menasihati mereka untuk berdiri teguh di dalam kemerdekaan yang dengannya Kristus sudah membebaskan mereka, memperingatkan mereka agar berhati-hati terhadap penyalahgunaan kemerdekaan ini, dan memberi mereka sejumlah nasihat dan petunjuk yang sangat perlu. Lalu ia menutup surat ini dengan memberi mereka penjelasan yang adil tentang para pengajar palsu yang sudah menjerat mereka, dan pada sisi lain, tentang tabiat dan perilakunya sendiri. Dalam kesemuanya ini, yang menjadi maksud dan tujuannya yang utama adalah mengembalikan mereka yang sudah disesatkan, memantapkan mereka yang mungkin goyah, dan meneguhkan siapa saja di antara mereka yang tetap mempertahankan kesetiaan dan kelurusan hati mereka.
Galilah: Galatia (Garis Besar)
Bibliografi
Arichea, D. C., & Nida, E. A. A handbook on Paul’s letter to the Galatians. New York: United Bible Societies. 1976.
Bruce, F....
Bibliografi
Arichea, D. C., & Nida, E. A. A handbook on Paul’s letter to the Galatians. New York: United Bible Societies. 1976.
Bruce, F.F. The Epistle to the Galatians: a commentary on the Greek text. Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans Pub. Co. 1982.
De Witt Burton, Ernest. The International Critical Commentary Series, Galatians, T & T Clarke, Edinburgh. 1971.
Carr, G. L. Song of Solomon: an introduction and commentary, Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1984.
Cole, R. Alan. Galatians, Tyndale New Testament Commentaries, IVP, Leicester, 1983.
Dana H.E. & Mantey J.R. A Manual Grammar of the Greek New Testament, Prentice Hall, New Jersey, 1957.
Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology: Revised and Expanded. Literatur SAAT. Malang. 2008, 2014.
Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000.
Gathercole, Simon, J. Galatians, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton Illinois, 2008.
George, T. Galatians. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1994.
Kittel, G., Friedrich, G., & Bromiley, G. W. Theological Dictionary of the New Testament Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans. 1985.
MacArthur, John. F. Galatians, Moody, Grand Rapids, 1987.
MacArthur, John. The MacArthur Study Bible, Word, Nashville, 1997.
Metzger, Bruce M. A Textual Commentary on the Greek New Testament, United Bible Societies, New York. 1994.
Moo, Douglas. Galatians, Baker, Grand Rapids. 2013.
Newman Jr. Barclay M. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012.
Robertson, A. T. Word Pictures in the New Testament. Nashville, TN: Broadman Press. 1933.
Shelley, Bruce. Church History in Plain Language, Thomas Nelson Publishers. 2008.
Silva, M. (Ed.). New International Dictionary of New Testament Theology and Exegesis. Grand Rapids, MI: Zondervan. 2014.
Wallace, Daniel, B. Greek Grammar Beyond the Basics, Zondervan, Grand Rapids, 1996.
Wenham, J W. The Elements of New Testament Greek, Cambridge University Press, Cambridge. 1993
Zodhiates, Spiros. Th.D. The Complete Word Study Dictionary New Testament, © By AMG International, Inc. Revised edition, 1993.
Apendiks
Pentingnya Bahasa Yunani
Sebagai bahasa sumber dari Perjanjian Baru, Bahasa Yunani penting dimengerti bagi seseorang yang ingin menangani Firman Tuhan dengan baik. Tidak berarti kita harus menjadi mampu membaca bahasa ini, tetapi sangat membantu kalau kita mengerti arti kata-kata dan juga tata bahasa yang menentukan arti dari kalimat, paragraf dan wacana. Bahasa ini bukan bahasa ajaib, atau luar biasa – Itu hanya bahasa – Jadi kita tidak mencari pengetahuan yang tersembunyi, melainkan hanya pengertian akan fungsinya bahasa ini dalam kaitannya dengan terjemahan-terjemahan yang ada pada kita. Diusulkan supaya Anda jarang membacakan kata Yunani dalam khotbah/pengajaran, kecuali menolong pengertian orang.
Ejaan yang Digunakan di Tafsiran ini
Huruf-huruf Yunani tidak selalu ada yang mirip dalam Bahasa Indonesia, sehingga ejaan yang dipakai di tafsiran ini berfokus pada ucapan yang mirip, bukan pada kesempurnaan. Jadi huruf η dan ε menjadi e saja dan huruf ο dan ω menjadi o saja. Huruf χ dieja kh dan tafsiran ini mengikuti kebiasaan modern untuk mengeja υ sebagai y, seperti dalam kata hyper, kecuali dipakai bersama huruf vokal lain.
Istilah-Istilah Tata Bahasa
Istilah- istilah tata bahasa ini terdapat di Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru.395 Biasanya ada penjelasan singkat sesudah istilah disebut, tetapi kalau saudara mau melihat logika yang mendasarinya, lihatlah lagi penjelasan berikut.
Person/Orang
Bahasa Yunani adalah bahasa yang sangat spesifik tentang pembicara dan pendengar – Ada dijelaskan juga gender daripada orang.
Singular/Tunggal
- 1. Aku/Saya
- 2. Kau/Kamu/Anda
- 3. Dia
Plural/Jamak
- 1. Kita/Kami
- 2. Kalian
- 3. Mereka
Tense
Tense menyangkut waktu dan sifat daripada kegiatan/peristiwa.
Past/Masa Lalu – Ada empat macam yang biasanya dipakai:
Aorist = Masa lalu yang sederhana yang menekankan apa yang terjadi. Mis: Kemarin dia belajar.
Imperfek = Menjelaskan sesuatu yang terus-menerus, atau sedang terjadi di masa lalu. Mis: Kemarin, sementara dia sedang belajar…
Perfek (Sempurna) = Menjelaskan peristiwa yang sudah terjadi dan sudah selesai/berhasil dengan juga menyangkut apa akibat/dampak daripada peristiwa tersebut. Mis.: Dia sudah belajar (yaitu, sudah punya kualifikasi untuk melakukan pekerjaannya)
Pluperfek = Hampir sama dengan Perfek, tetapi akibat/dampak kurang pasti.
Present/Masa Kini = Sesuatu yang terus-menerus terjadi di masa kini. Mis: Dia sedang belajar.
Future/Masa Depan = Sesuatu yang terjadi di masa depan. Mis: Dia akan/mau belajar.
Suara
Suara Menjelaskan siapa/apa yang berlaku.
Aktif = Fokus ada pada pelaku. Mis: Saya mengasihi Yesus.
Pasif = Fokus ada pada penerima/penderita. Mis: Saya dikasihi oleh Yesus.
Medium = Suara ini mirip yang Aktif tetapi lebih menekankan kelakuan pelaku. Mis: Saya yang selalu mencuci piring!
Modus
Modus menjelaskan sifat daripada kata kerja.
Indikatif menyampaikan fakta-fakta dan apa yang akan terjadi. Mis: Saya akan makan.
Imperatif adalah perintah atau permintaan. Mis: Makan!
Subjunktif menyampaikan kemauan yang kemungkinan besar akan terjadi. Sering dipakai dengan kata hina(supaya) menyatakan tujuan. Mis: Saya memasak supaya kamu bisamakan.
Optatif (Jarang dipakai) sangat mirip Subjunktif tetapi lebih diragu-ragukan. Sering digunakan dalam pemberkatan. Mis: Saya berdoa, kiranya kamu bisa makan.
Infinitif adalah kata kerja yang bersifat seperti kata benda dan bicara secara umum saja. Mis: Makan, itu baik.
Partisip
Partisip adalah kata kerja yang bersifat kata sifat benda, yaitu nomor, gender dan case (tidak dijelaskan di sini) sama dengan subyeknya. Pada dasarnya Partisip adalah kata kerja dan bisa diterjemahkan demikian.
Artikel
Artikel tidak ada dalam Bahasa Indonesia, tetapi artinya mirip dengan ini/itu, di mana sesuatu yang tertentu dimaksudkan. Misalnya di Kis 2 disebut dua kali bahwa orang percaya memecahkan roti, tetapi yang di ayat 42 mempunyai artikel, yang menandai pemecahan roti yang tertentu (perjamuan kudus) dan yang di ayat 46, tanpa artikel, bicara secara umum saja (makan bersama di rumah). Ada banyak contoh lain, jadi hal ini cukup penting dimengerti.
Berikut ada beberapa kombinasi tense, modus, suara yang dipakai di Perjanjian Baru.
Present Aktif Indikatif
Mis: Dia sedang menulis surat.
Present Medium Indikatif
Mis: Dia yang menulis surat itu.
Present Aktif Partisip
Mis: Dia sedang menulis…
Present Pasif Indikatif
Mis: Surat itu sedang ditulis.
Present Aktif Subjunktif
Mis: Dia memberi kertas supaya kamu boleh menulis surat. (Menyangkut harapan)
Aorist Aktif Indikatif
Mis: Tadi dia menulis surat
Perfek Aktif Indikatif
Mis: Dia sudah menulis surat itu. (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Imperfek Aktif Indikatif
Mis: Kemarin, ketika dia sedang menulis surat…
Aorist Pasif Indikatif
Mis: Itu sudah ditulis
Perfek Pasif Indikatif
Mis: Ada tertulis… (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Present Aktif Imperatif
Mis: Tolong tuliskan terus surat-surat itu. (kebiasaan yang diharapkan)
Aorist Aktif Imperatif
Mis: Tulis surat itu! (Kegiatannya penting, atau urgen)
Footnote
1 George, T. Galatians. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1994. Jilid. 30, Hal. 77–78
2 Douglas Moo, Galatians, Baker, Grand Rapids. 2013. Pendahuluan.
3 Moo. Kindle Lokasi 517-521.
4 Moo. Kindle Lokasi 1072-1076.
5 R. Alan Cole, Galatians, Tyndale New Testament Commentaries, IVP, Leicester, 1983. Hal. 29.
6 Cole, Hal. 29.
7 George, Hal. 80.
8 Aorist Aktif Partisip.
9 A. T. Robertson, Word Pictures of the New Testament, ESword. Gal 1:1.
10 Spiros Zodhiates, Th.D. The Complete Word Study Dictionary New Testament, © By AMG International, Inc. Revised edition, 1993. Lihat kata nekros.
11 George. Hal. 85.
12 Nubuatan-nubuatan tersebut sangat mirip dengan istilah-istilah yang Paulus gunakan di sini, kalau LXX, PL terjemahan Bahasa Yunani, dilihat.
13 Lihat penjelasan di apendiks.
14 Aorist Medium Subjunktif.
15 Mounce, Lokasi Kindle 2019.
16 Bruce, Hal. 80.
17 Present Aktif Indikatif.
18 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000. Lihat kata metatithemi.
19 Present Medium Indikatif.
20 Moo, Kindle lokasi. 2209.
21 Aorist Aktif Partisip.
22 George. Hal. 94-95.
23 Present Aktif.
24 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata tarasso.
25 Ibid. Lihat kata metastrefo.
26 George. Penjelasan pada Gal 1:7
27 H.E. Dana & J.R. Mantey. A Manual Grammar of the Greek New Testament, Prentice Hall, New Jersey, 1957. Lihat kata alla di halaman 240.
28 Present Medium Subjunktif.
29 Present Aktif Imperatif.
30 Present Medium Indikatif.
31 Cole. Hal. 44.
32 Present Aktif Indikatif.
33 Imperfek Aktif Indikatif dan Imperfek Medium Indikatif.
34 Wallace, Daniel, B. Greek Grammar Beyond the Basics, Zondervan, Grand Rapids, 1996. Hal 695.
35 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata gnorizo.
36 Present Aktif Indikatif.
37 Present Aktif Indikatif.
38 Ibid. Lihat kata apokalypsis.
39 Aorist Aktif Indikatif.
40 Ibid, N. F. Lihat kata anastrofe.
41 Arichea, D. C., & Nida, E. A. A handbook on Paul’s letter to the Galatians. New York: United Bible Societies. 1976. Hal. 19.
42 Imperfek Aktif Indikatif.
43 Imperfek Aktif Indikatif.
44 Imperfek Aktif Indikatif.
45 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Hal. 185–186.
46 Ibid, N. F. Lihat kata perissoteros.
47 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata aforizo.
48 Aorist Aktif Partisip.
49 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. kata eudokeo
50 Moo. Kindle Lokasi 2934-2935.
51 Present Medium Subjunktif.
52 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata euthos.
53 Ibid. Lihat kata prosanatithemi.
54 MacArthur, Hal 1651
55 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata historeo.
56 Yohanes 5:2, 19:13, 19:17, 19:20, dan 20:16
57 Present Aktif Indikatif
58 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata idou.
59 Bruce, Hal. 102.
60 Imperfek Aktif Indikatif.
61 Imperfek Aktif Indikatif.
62 Imperfek Aktif Indikatif.
63 Gathercole, Simon, J. ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton Illinois, 2008. P2246.
64 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata anatithemi.
65 Ibid. Lihat kata dokeo.
66 Present Aktif Subjunktif.
67 Aorist Aktif Indikatif.
68 Aorist Pasif Infinitif.
69 Robertson, lihat penjelasan di Gal 2:4.
70 Aorist Aktif Indikatif.
71 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata diameno
72 Perfek Pasif Indikatif.
73 Lihat penjelasan di Apendiks.
74 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata apostole.
75 Ibid. Kata stylos.
76 Gathercole. P2247.
77 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata anthistemi.
78 Ibid. Kata kataginosko.
79 Lihat di Apendiks
80 Bruce, Hal. 129.
81 Perfek Pasif Partisip
82 Imperfek Aktif Indikatif
83 Imperfek Aktif Indikatif
84 Moo. Kindle Lokasi 3920.
85 Imperfek Aktif Indikatif
86 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata orthopodeo.
87 Moo, Kindle lokasi,4117.
88 Present Aktif
89 Di versi NIV (Bahasa Inggris) bagian ini ada dalam tanda kutip.
90 Moo. Kindle Lokasi 4266.
91 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata oida.
92 Perfek Aktif Partisip
93 George. Jil. 30, hal. 190.
94 Moo. Kindle Lokasi 4532.
95 Perfek Pasif Indikatif
96 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata atheteo.
97 Ibid. Lihat kata dorean.
98 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata anoetos.
99 Ibid. Lihat kata baskaino.
100 Perfek Pasif Partisip
101 Ibid. Lihat kata prografo.
102 Robertson. Lihat penjelasan di 3:1.
103 Aorist Aktif Indikatif
104 Moo, Kindle lokasi 4953
105 Lihat instrumental use of the Dative Case di The Elements of New Testament Greek, J. W. Wenham, Cambridge University Press, Cambridge. 1993, Hal. 46.
106 Present Medium Indikatif
107 George. Jil. 30, Hal. 213.
108 Moo. Kindle Lokasi 5011.
109 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata epikhoregio.
110 Present, Aktif Partisip
111 1 Makabe 2: 45-64 – Diterjemahkan oleh penulis
112 Lihat: Moo. Kindle Lokasi 5110. George. Jil. 30, Hal. 217–218.
113 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata logizomai.
114 Present Aktif Imperatif
115 Bruce, Hal. 155.
116 Moo. Kindle Lokasi 5212.
117 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata proeidon.
118 Present Aktif Indikatif
119 Moo, Kindle lokasi 5374.
120 Bruce Shelley, Church History in Plain Language, Thomas Nelson Publishers. 2008. Hal. 32.
121 Present Pasif Indikatif
122 George. Hal. 230.
123 Ibid. Hal. 235.
124 Present Aktif Indikatif
125 Present Aktif Indikatif
126 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata emmeno.
127 Present Aktif Indikatif
128 Present Pasif Indikatif
129 Datif
130 George, Hal. 234.
131 George. Hal. 238
132 Cole. Hal. 99.
133 Cole. Hal. 99.
134 Lihat penjelasan di Apendiks.
135 George. Hal. 244.
136 Moo. Kindle Lokasi 6176.
137 George. Hal. 244.
138 Bruce. Hal. 170
139 Moo. Kindle Lokasi 6198.
140 George. Hal. 248.
141 Perfek Pasif Partisip
142 Terdapat di MacArthur, John. F. Galatians, Moody, Grand Rapids, 1987. Halaman 85. Ada yang mengatakan bahwa Paulus hanya mengutip dari LXX yang agak keliru di ayat ini, tetapi tidak usah kita menyimpulkan begitu, karena penjelasan dari pengulangan perjanjian cukup masuk akal.
143 Lihat di situs: creation.com Maaf, ada dalam bahasa Inggris saja.
144 Present Aktif Indikatif
145 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata akuroo dan katargeo.
146 Aoris Aktif Infinitif
147 Ibid. Lihat kata kleronomia.
148 Perfek Medium Indikatif
149 Lihat penjelasan di Apendiks
150 Moo. Kindle Lokasi 6221.
151 Moo. Kindle Lokasi 6372.
152 Cole. Hal. 105.
153 Dari Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal. 76.
154 Moo. Kindle Lokasi 6551.
155 Bruce, F. F. Hal. 180
156 Cole. Hal. 106.
157 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata sugkleio.
158 Aoris Pasif Subjunktif.
159 Ibid. Lihat kata froreo.
160 Kittel, G., Friedrich, G., & Bromiley, G. W. Theological Dictionary of the New Testament Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans. 1985. Hal. 754.
161 Moo. Kindle Lokasi 6590.
162 NKJV, NAS, NIV
163 Penjelasan ini terdapat dari Pdt. Mike Riccardi MDiv, Th.M, dari Grace Community Church, C.A. Sangat membantu!
164 George. Hal. 267.
165 Hina + Subjunktif.
166 Cole. Hal. 108.
167 Bruce, F. F. Hal. 183–184.
168 Ibid. Hal. 183–184
169 Aoris Medium Indikatif
170 Bruce, F. F. Hal. 187.
171 Present Aktif Indikatif
172 Terjemahan PL dalam bahasa Yunani
173 Bruce, F. F. Hal. 189.
174 Present Aktif Indikatif
175 Bruce, F. F. Hal. 192.
176 Moo. Kindle Lokasi 7004.
177 Silva, M. (Ed.). New International Dictionary of New Testament Theology and Exegesis. Grand Rapids, MI: Zondervan. 2014.Edisi 2, Jil. 3, hal. 383)
178 Bruce, F. F. Hal. 192.
179 Bruce, F. F. Hal. 192.
180 Ibid. Hal. 192.
181 Moo. Kindle Lokasi 7113.
182 Perifrastik Pluperfek – Menyangkut cara tidak langsung bicara mengenai sesuatu yang sudah berlalu.
183 Ayat ini disebut protoevangelium oleh para ahli Alkitab, yang berarti ‘Injil Pertama’.
184 George. Hal. 302.
185 Bruce, F. F. Hal. 197
186 Moo. Kindle Lokasi 7275.
187 https://en.wikipedia.org/wiki/Augustus
188 Present Aktif Indikatif
189 Moo. Kindle Lokasi 7313.
190 Bruce, F. F. Hal. 199.
191 Ernest De Witt Burton, The International Critical Commentary Series, Galatians, T & T Clarke, Edinburgh. 1971. Hal. 224.
192 Moo. Kindle Lokasi 7356.
193 Perfek Pasif Partisip
194 Aoris Aktif Indikatif
195 Moo. Kindle Lokasi 7456.
196 Bruce, F. F. Hal. 202.
197 George. Hal. 313.
198 Aoris Aktif Partisip
199 Aoris Pasif Partisip
200 Present Aktif Indikatif
201 Present Aktif Infinitif dan Present Aktif Indikatif
202 Mounce, Kindle Lokasi 7552-7553.
203 Present Medium Indikatif
204 Present Pasif Indikatif
205 Moo. Kindle Lokasi 7560.
206 Ibid. Kindle Lokasi 7560.
207 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata deomai.
208 Present Medium Imperatif
209 Gathercole. Hal. 2252.
210 Perfek Aktif Indikatif
211 Bruce, F. F. Hal. 209.
212 George. Hal. 324.
213 Moo. Kindle Lokasi 7679.
214 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata makarismos.
215 Ernest De Witt Burton. Hal. 245.
216 Perfek Aktif Indikatif
217 Bruce, F. F. Hal. 211.
218 Ibid. Hal. 211.
219 Bruce, Moo dan Burton, antara lain, semua rasa begitu maknanya.
220 Ada naskah-naskah yang menggunakan kata teknia, yang berarti anak kecil, tetapi tekna dianggap asli karena dipakai secara lebih luas dan juga karena lebih sesuai dengan kebiasaan Paulus.
221 Ernest De Witt Burton, Hal. 248.
222 Moo. Kindle Lokasi 7804.
223 Imperfek Aktif Indikatif
224 Moo. Kindle Lokasi 7822.
225 Carr, G. L. Song of Solomon: an introduction and commentary, Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1984. Jil. 19, Hal. 23.
226 Robertson. Lihat penjelasan di 4:24.
227 Ernest De Witt Burton, Hal. 256.
228 Present Aktif Imperatif
229 Present Aktif Partisip
230 Moo. Kindle Lokasi 7976.
231 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata akouo.
232 Bruce, F. F. Hal. 220.
233 Present Aktif Indikatif
234 Moo. Kindle Lokasi 8264.
235 Aoris Pasif Imperatif
236 Present Aktif Partisip
237 Aoris Aktif Imperatif
238 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata eremos.
239 Moo. Kindle Lokasi 8264.
240 Moo. Kindle Lokasi 8344.
241 Robertson. Lihat penjelasan di 4:29.
242 Cole, Hal. 185.
243 Aoris Aktif Imperatif
244 Moo. Kindle Lokasi 8594.
245 Present Aktif Imperatif
246 Present Pasif Imperatif
247 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata enekho.
248 Bruce, F. F. Hal. 226.
249 Moo. Kindle Lokasi 8594.
250 Ean (Kalau) + Subjunktif (disunat). Lihat: Black, D. A. It’s still Greek To Me, Baker, Grand Rapids, 1998. Hal. 145.
251 Future Aktif Indikatif
252 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata martyromai.
253 Present Pasif Partisip
254 Wallace, Hal. 344.
255 Ibid, Hal. 535.
256 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata katargeo.
257 Aoris Pasif Indikatif
258 Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology: Revised and Expanded. Buku 1. Literatur SAAT. 2008, 2014. Malang. “Jaminan Kekal," Hal. 385-386.
259 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata apekdekhomai.
260 Moo. Kindle Lokasi 8771.
261 Cole, Hal. 193.
262 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata iskhyo.
263 Ibid. Lihat kata energeo.
264 Ibid. Lihat kata trekho.
265 Imperfek Aktif Indikatif
266 Bruce, Hal. 234.
267 Aoris Aktif Indikatif
268 Moo. Kindle Lokasi 8925.
269 Present Pasif Infinitif
270 Present Aktif Partisip
271 Perfek Aktif Indikatif
272 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata tarasso.
273 Future Aktif Indikatif
274 Moo. Kindle Lokasi 9036.
275 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata anastatoo.
276 Ibid. Lihat kata apokopto.
277 Moo. Kindle Lokasi 9048.
278 Moo. Kindle Lokasi 9144.
279 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata aforme.
280 Present Aktif Imperatif
281 Silva, Hal. 790.
282 Bruce, F. F. Hal. 241.
283 Future Aktif Indikatif
284 Present Aktif Indikatif
285 Bruce, F. F. Hal. 242.
286 Present Aktif Imperatif
287 Kata ini bersifat Aoris Pasif Subjunktif, tetapi supaya lebih mudah dimengerti, bentuk aktif dipakai. Lihat juga TB, yang memakai bentuk aktif.
288 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata analoo.
289 Moo. Kindle Lokasi 9435.
290 Kasus Datif menyangkut obyek tidak langsung dan biasanya membawa arti kepada/oleh/melalui. Lihat Wenham, J. W. The Elements of New Testament Greek, Cambridge Press, Cambridge, 1965. Hal. 9.
291 Wallace. Hal. 162, 165-166.
292 Aoris Aktif Subjunktif
293 Wallace. 1996. Hal. 468-469.
294 Present Aktif Indikatif
295 Present Medium Indikatif
296 Present Aktif Subjunktif
297 Present Pasif Indikatif
298 Moo. Kindle Lokasi 9564.
299 Ibid. Kindle Lokasi 9574.
300 Dikutip langsung dari Moo, hal. 9555.
301 Bruce, F. F. Hal. 247.
302 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 137.
303 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata aselgeia.
304 Ibid. Lihat kata farmakeia.
305 Moo. Kindle Lokasi 9625.
306 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 137.
307 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata hairesis.
308 Moo. Kindle Lokasi 9637.
309 Bruce, F. F. Hal. 250.
310 Present Aktif Indikatif
311 Aoris Aktif Indikatif
312 Present Aktif Partisip
313 Future Aktif Indikatif
314 Moo. Kindle Lokasi 9707.
315 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 139.
316 Moo. Kindle Lokasi 9707.
317 Moo. Kindle Lokasi 9740.
318 Silva, Hal. 210.
319 Moo. Kindle Lokasi 9740.
320 Silva, Hal. 210.
321 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 140.
322 Ibid. Hal 140.
323 Bruce, F. F. Hal. 254.
324 Ibid. Hal. 254.
325 Moo. Kindle Lokasi 9792.
326 Aoris Aktif Indikatif
327 Cole, Hal. 223.
328 Bruce M. Metzger, A Textual Commentary on the Greek New Testament, United Bible Societies, New York. 1994. Hal. 529.
329 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata pathema.
330 Cole, Hal. 223.
331 Moo. Kindle Lokasi 9908.
332 Present Aktif Subjunktif – Bentuk ini sering digunakan sebagai perintah, secara khusus dimana orang mau berkata marilah kita. Lihat penjelasan Hortatory Subjunctive di Wallace, Hal. 464-465.
333 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata kenodoksos.
334 Ibid. Lihat kata prokaleo.
335 Moo. Kindle Lokasi 9964.
336 Artinya begitu kalau artikel tidak dipakai. Lihat penjelasan di Apendiks.
337 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata prolambano.
338 Ibid. Lihat kata katartizo.
339 Present Aktif Imperatif
340 Moo. Kindle Lokasi 10005.
341 Present Aktif Partisip
342 Moo. Kindle Lokasi 10014.
343 Present Aktif Imperatif
344 Future Aktif Indikatif
345 MacArthur, Hal. 1799
346 Present Aktif Indikatif
347 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 148.
348 Present Aktif Indikatif
349 Present Aktif Imperatif
350 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata eis.
351 Moo. Kindle Lokasi 10164.
352 Ibid. Kindle Lokasi 10164.
353 Bruce, F. F. Hal. 263.
354 Present Pasif Partisip
355 Present Aktif Partisip
356 Present Pasif Imperatif
357 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 151.
358 Moo. Kindle Lokasi 10252.
359 George, Hal. 423.
360 Future Aktif Indikatif
361 Present Aktif Subjunktif
362 Moo. Kindle Lokasi 10262.
363 Present Aktif Partisip
364 Future Aktif Indikatif
365 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata egkakeo.
366 Present Aktif Subjunktif
367 Wallace. Hal. 632-633.
368 Cole, Hal. 231.
369 Present Medium Subjunktif – Seperti kita lihat di atas, tetapi suara medium, yang menekankan peran pelaku.
370 Aoris Aktif Imperatif
371 Bruce, F. F. Hal. 268.
372 Moo. Kindle Lokasi 10458.
373 Ibid, Kindle Lokasi 10407.
374 Bruce, Hal. 261
375 Moo, Kindle Lokasi 10476.
376 Bruce, Hal. 268.
377 Moo, Kindle Lokasi 10494.
378 Present Pasif Subjunktif
379 Present Pasif Partisip
380 Ibid, Kindle lokasi 10528.
381 Present Aktif Indikatif
382 Bruce, Hal. 270.
383 Present Medium Infinitif
384 Ibid, Hal. 271.
385 Gathercole. Hal. 2256.
386 Perfek Pasif Indikatif
387 Kata eimi (adalah) yang sifatnya Present Aktif Indikatif, tetapi sulit diterjemahkan.
388 Kata canon dalam bahasa Inggris, dipakai untuk menjelaskan prinsip-prinsip/cara-cara di mana kitab-kitab suci dikumpulkan di dalam Alkitab.
389 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 158.
390 Future Aktif Indikatif
391 Bruce, Hal. 275.
392 Moo, Kindle Lokasi 10769.
393 Ibid, Kindle Lokasi 10788.
394 Ibid, Kindle Lokasi 10796. Lihat juga Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal
395 Barclay M. Newman Jr. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012. Hal. Ix-x.
Galilah: Galatia (Pendahuluan Kitab)
GALILAH
Surat Galatia
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran Galatia
Oleh: Simon Pyatt
Copyright © 2014 - 2019 Simon M C Pyatt
Diterbit...
GALILAH
Surat Galatia
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran Galatia
Oleh: Simon Pyatt
Copyright © 2014 - 2019 Simon M C Pyatt
Diterbitkan oleh:
Nulisbuku
www.nulisbuku.com
Penyunting: Michael J. Wewengkang S.Th; MAPC
Desain Sampul: Nulisbuku
Soli Deo Gloria!
Pendahuluan Umum
Bahan ini dimaksudkan untuk membantu orang dalam mempersiapkan pelajaran/khotbah ataupun dalam usaha penerjemahan Firman Tuhan. Tidak dimaksudkan untuk dibacakan saja kepada jemaat, karena bahan ini adalah bahan penelitian, bukan sebuah pelajaran/khotbah.
Terjemahan Alkitab yang dipakai dalam seri Galilah ini, adalah terjemahan literal yang dibuat langsung dari versi bahasa Yunani Nestle Aland. Tujuannya bukan untuk mengganti versi-versi Bahasa Indonesia, ataupun untuk mengutamakan terjemahan literal. Terjemahan literal ini dimaksudkan untuk membantu orang melihat ciri-ciri khas bahasa Yunani, supaya lebih mudah diteliti.
Kalau kita ingin menangani ayat apa saja dari Firman Tuhan dengan baik, harus ada lima macam sudut pandang yang dipikirkan:
- Konteks di dalam Alkitab
- Konteks Sejarah
- Konteks di dalam Penulisan
- Pengertian Arti kata dan Tata Bahasa
- Penerapan Praktis
Konteks dalam Alkitab menyangkut peran ayat yang diteliti di dalam keseluruhan dari wahyu Allah. Jadi sebelum orang menyimpulkan sesuatu, penafsirannya harus dicek dengan bagian-bagian lain di Alkitab yang terkait dengan topik itu. Di buku pedoman ini akan sering dibaca referensi silang, supaya saudara dapat mengerti dan menerapkan dengan baik setiap bagian yang diteliti. Harap saudara mencari lebih banyak referensi.
Kalau kita ingin mengerti dengan benar apa yang dimaksudkan penulis, kita harus mengerti Konteks Sejarah. Langkah ini adalah melakukan penelitian pada budaya setempat, penanggalan kitab, dan peristiwa sejarah yang mungkin berdampak, juga apa yang diketahui mengenai penulis dan tokoh-tokoh di dalam kitab tersebut. Di buku pedoman ini, sering akan ada referensi pada sejarah dan budaya.
Sering kali, salah paham terjadi apabila orang hanya mendengar sebagian dari perkataan orang dan tidak mendengar keseluruhan dari wacananya. Hal ini bukan hanya mengakibatkan banyak salah paham, tetapi bahkan doktrin yang keliru.
Dalam hal penafsiran Firman Tuhan. Setiap ayat di Alkitab harus dimengerti menurut Konteks di dalam Penulisan. Sebelum bagian Firman Tuhan diteliti di buku ini, selalu akan ada garis besar, tema dan sub tema, hal ini untuk menjaga supaya tidak mungkin lari dari konteks.
Pengertian Arti Kata dan Tata Bahasa juga sangat penting. Setiap bahasa mempunyai tata bahasa, muatan kata dan kiasan-kiasan yang cukup unik dan indah. Jadi kalau kita ingin menerjemahkan ataupun mengerti suatu ayat, kita perlu mengerti struktur dan maksud dari bahasa sumber itu. Oleh karena itu, bahan ini menjelaskan muatan kata, arti kiasan dan juga secara sederhana menjelaskan tata bahasa. Kalau orang mau belajar lebih dalam mengenai tata bahasa Yunani, ada bagian Apendiks di belakang yang menyediakan penjelasan.
Allah tidak hanya menghendaki gerejanya mengerti Firmannya, Dia ingin supaya Firman itu mengubahkan kita. Oleh karena itu pengajaran Firman Tuhan harus ada Penerapan Praktis yang mengalir dengan alami dan tepat dari bagian yang dipelajari. Penerapan-penerapan di pedoman ini ditandai dengan lambang panah. Ini tidak dimaksudkan menjadi keharusan, melainkan usulan saja dan dorongan untuk saudara memikirkan penerapannya bagi jemaat.
Galilah!
Galilah: Galatia (Pendahuluan Kitab)
Pendahuluan Galatia
Sangat jelas bahwa penulis dari surat Galatia ini adalah Paulus sendiri. Kita tidak perlu kembali melihat siapkah dia dari Fi...
Pendahuluan Galatia
Sangat jelas bahwa penulis dari surat Galatia ini adalah Paulus sendiri. Kita tidak perlu kembali melihat siapkah dia dari Firman Tuhan karena dia sangat terkenal. Ada satu penulis dari abad yang kedua yang menulis apa yang pernah dia dengar mengenai rasul ini:
Dia adalah orang yang cukup kecil badanya, yang kepalanya botak dan kakinya bengkok. Dia kuat secara fisik, alis matanya bertemu di tengah dan hidungnya bengkok. Dia penuh keramahan, yaitu, satu saat dia kelihatan seperti manusia, tetapi saat lain tampil seperti malaikat.1
Kata Galatia mempunyai dua arti pada waktu Paulus menulis suratnya, yaitu provinsi Galatia dan etnis Galatia. Kemungkinan besar yang dimaksudkan Paulus di surat ini adalah Provinsi Galatia, yang dia kunjungi dua kali dalam Perjalanan Misi pertamanya. Gereja-gereja yang ditanam di sana termasuk Antiokhia di Pisidia (Kis 13:14-50), Ikonium (Kis 13:51-14:7), Listra (Kis 14:8-19) dan Derbe (Kis 14:20-21). Memang masuk akal melihat beberapa gereja ini karena surat Galatia adalah surat satu-satunya di mana Paulus berkata bahwa dia menulis kepada beberapa gereja di satu provinsi.(Gal 1:2)2 Tidak ada bukti sedikitpun bahwa Paulus menanam gereja di bagian Galatia etnis yang terletak agak ke utara.
Kemungkinan besar Paulus menulis surat ini sebelum Sidang Besar yang diadakan di Yerusalem (Kis 15), karena kalau orang Galatia mengalami tekanan dari partai sunat dan Paulus ditugaskan membawa surat hasil Sidang, mengapa surat itu tidak dikutip sedikitpun dalam surat ini? Itu sebabnya lebih baik kita simpulkan bahwa Paulus menulis sesudah dia pulang dari Perjalanan Misi yang pertama sebelum dia diutus ke Yerusalem. (48 Masehi)3 Kalau begitu, sangat masuk akal juga mengapa dia katakan bahwa mereka “begitu lekas berbalik” karena pengaruh dari partai sunat – Memang cepat!
Tema dari surat Galatia adalah keselamatan yang diperoleh hanya melalui iman saja, bukan hasil perbuatan baik. Kita harus mengingat bahwa penjangkauan di antara orang non-Yahudi masih cukup baru bagi gereja mula-mula ini. Jadi tentu saja ada proses di mana gereja yang dari mulanya mengalir dari agama Yahudi, harus membahas peranan Hukum Taurat dalam kehidupan mereka sebagai orang percaya. Oleh ilham Allah, kesimpulan yang Paulus tulis adalah, Hukum Taurat tidak menyelamatkan, atau tidak membenarkan. Fungsinya Hukum Taurat adalah untuk menyoroti dosa. Sebenarnya fungsinya sama di Perjanjian Lama, tetapi orang yang berdosa pada masa tersebut, boleh membawa korban ke bait Allah untuk dipersembahkan menebus dosa mereka. Jadi pada masa Perjanjian Lama pun, terlihat bahwa iman yang menyelamatkan. Masalanya adalah dengan Kristus memberi diri menjadi Korban Penebusan satu kali untuk selama-lamanya, sistem pengorbanan di Bait Allah menjadi usang, sehingga Allah tidak lagi menerima korban tebusan. Jadi kalau orang berusaha kembali kepada ketetapan-ketetapan Perjanjian Lama sebagai dasar pembenaran, maka mereka hanya menemukan Hukum Taurat tanpa sistem pengorbanan, sehingga hanya menjadi nyata bahwa mereka orang berdosa dan tidak ada jalan keselamatan.4 (Ibr 8:6-13) Sebagai penerapan dari tema besar ini, dari Gal 5 Paulus mulai bicara mengenai kebebasan kita di dalam Kristus dan pelayanan Roh Kudus di dalam orang percaya, menurut pengertian yang terdapat di nubuatan-nubuatan yang sangat jelas mengenai Perjanjian Baru, yaitu Yeremia 31:31-34 dan Yehezkiel 36:25-27, yang menyatakan bahwa Roh Kuduslah yang menjadi kekuatan dan dorongan di dalam diri orang percaya, sehingga dia hidup berkenan kepada Allah. Dari segi gaya, surat ini sering disebut sebagai draf daripada surat Roma, karena begitu mirip isinya.5
Ada yang menganggap bahwa Paulus bertentangan dengan Yakobus di surat ini, tetapi kalau menggali lebih dalam mengenai hubungan mereka dan maksud penulisan, ternyata mereka teman, yang sangat setuju mengenai jalan keselamatan. Di Gal 1:19 kita lihat bahwa Paulus mengenal Yakobus, lalu di Gal 2:9-10 Paulus memberi kesempatan untuk para sokoguru jemaat memberi masukan pada Injil yang dia sampaikan. Tentu kalau Yakobus tidak setuju mengenai keselamatan oleh iman saja, dia pasti protes. Tetapi yang kita lihat di sana adalah persetujuan, persekutuan, bahkan pengutusan dan tambahan yang mereka usulkan hanya menyangkut pelayanan kepada orang miskin saja. Ada salah paham mengenai Gal 2:12, seolah-olah Yakobus mengutus orang untuk memata-matai kebebasan orang percaya di Antiokhia, tetapi bukan itu yang dicatat di sana. Petrus hanya mengantisipasi apa yang akan terjadi ketika kabar ini sampai di telinga partai sunat di Yerusalem, yang juga berselisih pendapat dengan Petrus waktu dia kembali dari pelayanannya kepada Kornelius. (Kis 11:2-3) Kita juga lihat di surat hasil Sidang Yerusalem, yang menurut ahli-ahli bahasa, ditulis oleh Yakobus, berbunyi begini:
Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami,yang tiada mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka. (Kis 15:24)
Kita juga perlu memperhatikan bahwa maksud Paulus dengan menggunakan kata dibenarkan (dikaioo), berbeda daripada Yakobus, yang menulis sebelumnya. Pada waktu itu, kata tersebut paling sering membawa pengertian dibukti benar, tetapi Paulus menggunakannya menurut pengertian yang lain, di mana itu boleh berarti dibuat benar. Jadi ketika Paulus menggunakan kata ini di surat Galatia, maksudnya adalah orang berdosa dibuat benar dengan cara percaya saja dalam Kristus. Tetapi Yakobus berkata bahwa Abraham, 30 tahun sesudah dia dibuat benar,(Kej 15:6, Rom 4:1-5) dibukti sebagai orang benar ketika dia siap mengorbankan Ishak. (Kej 22, Yak 2:21-23) Jadi sebenarnya tidak ada pertentangan sedikitpun antara mereka, dalam hal pembenaran. Sama juga kalau kita meneliti pikiran mereka mengenai peran dari Hukum Taurat. Kalau Paulus bicara mengenai peran Hukum, itu berkaitan dengan keselamatan, di mana Hukum tersebut tidak menjadi jalan keselamatan, melainkan menyatakan dosa sehingga orang berseru kepada Sang Penebus. Kalau Yakobus bicara mengenai Hukum Taurat, itu menyangkut orang yang sudah percaya, di mana Hukum tersebut menyatakan dosa yang masih ada pada mereka supaya mereka bisa mengaku dan mengalami perubahan, dan dengan demikian itu boleh disebut sebagai “Hukum yang Memerdekakan”. (Yak 1:25, 2:12) Kalau kita memperhatikan perkataan Paulus di 2 Tim 3:16, ternyata dia setuju juga. Yang sangat indah di surat ini adalah kita melihat hati dan pengalaman Paulus, dicatat langsung oleh dia dalam Gal 1 dan 2, yang memperkaya wawasan kita mengenai rasul ini.
Jerusalem: Galatia (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Galatia (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT-UMAT GALATIA
KATA PENGANTAR
Pada perdjalanan pertama (Kis. Ras. 15:2-14:28) Paulus dan Barnabas
mendjeladjah Siprus, la...
SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT-UMAT GALATIA
KATA PENGANTAR
Pada perdjalanan pertama (Kis. Ras. 15:2-14:28) Paulus dan Barnabas mendjeladjah Siprus, lalu menjeberang ke Asia-Ketjil, mendarat di Perge, di Pamfilia, lalu mula-mula pergi keutara sampai ke Antiochia di Pisidia, kemudian ketimur dan mendirikan umat-umat di Ikonium, Listra dan Derbe, tiga kota besar didaerah Likaonia. Likaonia dewasa ini merupakan bagian selatan dari propinsi Romawi, jang disebut "Propimi Galatia".
Pada perdjalanan kedua, (Kis.Ras. 15:36-18:22) Paulus dan Silas memilih djalan darat, dan melalui Siria dan Silisia mereka datang ke Likaonia pula, lalu mengundjungi umat-umat disitu jang berkembang pesat dan "meneguhkan iman" umat- umat itu.
Dari Likaonia Paulus bermaksud berdjalan ke Barat, tetapi Lukas mentjatat: mereka "ditjegah oleh Roh Kudus, lalu pergi keutara dan melintasi Frigia dan daerah Galatia". Demikian tjatatan Lukas jang sangat pendek. Tetapi Paulus tidak "melintasi" begitu sadja, tanpa mengadjar dan mendirikan umat-umat. Bdl. Kis. Ras. 18:23. Tentu pada kundjungan itu terdjadi apa jang kita batja dalam surat "kepada umat-umat Galatia" ini 4:13-15.
Jang dimaksudkan Lukas dengan "daerah Galatia", tentu bagian utara dari propinsi Galatia asli, jang sebelum didjadjah oleh orang Romawi merupakan satu keradjaan berdaulat. Penduduknja adalah imigran dari Eropah-Barat, Daerah Galia, jang sekarang masuk negeri Perantjis. Sesampai di Asia-Ketjil mereka masuk tentara seorang radja disitu, dan sesudah perang, karena djasanja jang istimewa, mereka diberi sebagian dari wilajah radja itu, untuk didjadikan keradjaan berdaulat bagi mereka sendiri.
Ada buktinja tjukup bahwa dengan "umat-umat Galatia" dalam djudul surat ini dimaksudkan Galatia jang asli itu, jaitu bagian utara dari propinsi Romawi jang disebut Galatia.
Umat-umat itu dikundjungi Paulus djuga pada perdjalanannja jang ketiga (Kis. Ras. 18:23). Setelah "diteguhkannja iman" umat-umat disitu ia pergi kearah barat, lalu menetap dua tiga tahun lamanja di Efesus, pusat penting untuk pemakluman Indjil dan pemimpinan segala umat di Asia-Ketjil, Achaja dan Masedonia.
Rupanja di Efesus Paulus mendapat kabar, bahwa umat-umat di Galatia didatangi pengadjar-pengadjar dari Palestina, jang mengadjarkan bahwa orang-orang bukan Jahudi jang bertobat wadjib disunat dan mengikuti hukum dan adat-istiadat Jahudi, kalau mau diselamatkan. Paulus djengkel dan gelisah dan segera menulis surat ini. Pada kundjungan jang pertama dari Paulus, umat-umat disitu menjambut Indjil dengan gembira dan belum ada kesulitan-kesulitan. Tetapi pada kundjungannja jang kedua, Paulus sudah terpaksa memperingatkan mereka, supaja waspada terhadap pengadjar-pengadjar palsu. Lih. 1:9. Dan jang dichawatirkan pada kundjungan jang kedua mendjadi kenjataan. Saudara-saudara palsu itu bukan sadja mengandjurkan persunatan dan penganutan hukum taurat, melainkan djuga mempersalahkan adjaran Paulus dan menandaskan bahwa ia bukan rasul sedjati dan "Indjil" nja tidak benar. Dan dari isi dan suasana tulisan Paulus kini kita mendapat kesan, bahwa sudah ada anggota-anggota jang pertjaja akan adjaran- adjaran dan pefitnahan pengadjar-pengadjar Jahudi tersebut,serta menganut mereka. Kita mengerti bahwa harena kabar itu Paulus sangat tjemas malah gelisah, kalau-kalau umat-umat tertjinta itu tersesat dari kebenaran Indjil dan didjauhkan dari Paulus dan Kristus. Lagi pula beban orang jang telah bertobat terlalu diberatkan, tanpa faedah sedikitpun, kalau mereka mengikuti andjuran- andjuran orang-orang Jahudi itu, dan tentu pertobatan orang-orang jang belum masuk umat sangat disukarkan. Ketjemasan dan kegelisahan Paulus tampak sekali dalam surat. Tak ada suratnja jang lain, jang begitu hebat gajanja. Tetapi jang tampak njata sekali pula ialah, bahwa kegelisahan dan kedjengkelan Rasul, djuga kalau ia membela diri, bukan karena ia merasa tersinggung kehormatannja, melainkan semata-mata berpokok pada tjinta kerasulan jang mesra kepada umat Kristus jang tertjinta, jang terantjam kesetiaannja dan kemurnian imannja. pembelaan kewibawaan untuk mempertahankan pengaruh kerasulannja memang menondjol dalam seluruh surat, tetapi, terdapat didalamnja djuga adjaran-adjaran pokok dan pengertian-pengertian keagamaan jang penting sekali, mengenai hakekat dan sjarat-sjarat keselamatan, dalam Kristus. Adjaran-adjaran itu didalam surat ini tegas dan tepat, tetapi ringkas, jang kemudian diuraikan dengan pandjang lebar sebagai atjara pokok dalam surat kepada umat Roma.
TFTWMS: Galatia (Pendahuluan Kitab) Memberitakan Injil Dari Pengalaman Pribadi (Galatia 4:12-15)
Ketika Paulus menyurati gereja Galatia, ia menyinggung beberapa pengalaman yang pernah i...
Memberitakan Injil Dari Pengalaman Pribadi (Galatia 4:12-15)
Ketika Paulus menyurati gereja Galatia, ia menyinggung beberapa pengalaman yang pernah ia alami bersama mereka. Ia telah mengidentifikasi dirinya bersama dengan orang-orang bukan Yahudi ini saat memberitakan injil kepada mereka, terlepas dari kesulitan pribadinya. Mereka menyambutnya dengan hangat dan mengembangkan persahabatan yang erat dengan dia (4:12-15). Paulus menggunakan pengalaman bersama ini untuk mencoba memulihkan komitmen penuh mereka kepada Kristus.
Setelah suatu hari mengkhotbahkan satu pelajaran, saya diingatkan bahwa saya seharusnya jangan memasukkan pengalaman hidup saya sendiri dalam memberitakan injil karena kisah pribadi tidak memiliki tempat dalam "memberitakan Firman." Terus terang, saya terkejut pada waktu itu. Namun begitu, belakangan saya sadar bahwa beberapa hal dapat menjadi sama efektifnya dalam cara orang menyampaikan kesaksian pribadinya sendiri tentang bagaimana injil telah mempengaruhi hidupnya. Jika apa yang ia harus katakan memberitahu para pendengarnya bahwa yang sedang bicara adalah hatinya dan bukan hanya pikirannya, ia mungkin sedang bersaksi tentang kuasa Allah dalam hidupnya. Emosi dapat menjadi hal yang baik dalam diri seorang pembicara atau penulis jika hasilnya timbul dari dampak Kitab Suci yang dengannya ia berperilaku dan bukan sekadar upaya untuk mengesankan para pendengarnya dengan siapa dirinya. Dalam nas ini, emosi Paulus pasti terlibat dalam pesannya itu.
TFTWMS: Galatia (Pendahuluan Kitab) PASAL 4
PENGALAMAN DAN PEMBELAAN ALKITABIAH INJIL KRISTUS OLEH PAULUS (BAGIAN 2)
Paulus melanjutkan alasannya mengenai keunggulan iman kepada Krist...
PASAL 4
PENGALAMAN DAN PEMBELAAN ALKITABIAH INJIL KRISTUS OLEH PAULUS (BAGIAN 2)
Paulus melanjutkan alasannya mengenai keunggulan iman kepada Kristus dibandingkan menaati hukum Taurat (4:1-7). Dengan membangun gambaran sebelumnya dalam 3:23-25 tentang seorang penuntun atau pengawas atas seorang anak laki-laki yang merupakan ahli waris, ia menekankan lagi sifat sementara hukum Taurat. Ia berpendapat bahwa kembali kepada perbudakan rohani hukum Taurat setelah merasakan berkat yang terdapat di dalam Kristus sama artinya dengan mengorbankan sukacita dan pengharapan dari Kristus (4:8-20). Paulus menutup bagian ini dengan menyajikan sebuah kiasan tentang Sara dan Hagar, yang menggambarkan bahwa kebebasan di dalam Kristus lebih tinggi daripada perhambaan kepada hukum Musa (4:21-31).
SIFAT SEMENTARA HUKUM TAURAT:
TFTWMS: Galatia (Pendahuluan Kitab) Permohonan Sungguh-Sungguh Paulus (Galatia 4:1-20)
Ketika dalam pasal 4 Paulus menambahkan kepada pembahasannya keunggulan iman kepada Kristus atas k...
Permohonan Sungguh-Sungguh Paulus (Galatia 4:1-20)
Ketika dalam pasal 4 Paulus menambahkan kepada pembahasannya keunggulan iman kepada Kristus atas ketaatan kepada hukum Taurat, ia menggunakan beberapa strategi untuk meyakinkan para pembacanya agar menerima kebenaran yang penting ini. Dengan menggunakan nalar, emosi, dan alegori, ia mendesak orang-orang Kristen di Galatia itu untuk mengevaluasi keadaan mereka dan mengubah hidup mereka. Ia ingin mereka percaya sepenuhnya kepada Yesus daripada berusaha untuk dibenarkan oleh hukum Taurat.
Ia bersukacita atas pengadopsian mereka sebagai anak (4:1-7). Melanjutkan gambaran dalam pasal 3, Paulus menyamakan Yudaisme dengan keadaan seorang anak yang berada di bawah "perwalian dan pengawasan sampai pada saat yang telah ditentukan oleh bapanya" (4:2). Pada kenyataannya, anak itu "sedikitpun ia tidak berbeda dengan seorang hamba" (4:1). Namun begitu, waktu yang ditetapkan oleh Bapa sorgawi telah tiba, dan Ia telah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia untuk "menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat" (4:4, 5a). Hasil penebusan melalui Yesus Kristus adalah status anak—baik untuk orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi (4:5b, 6). Rasul Paulus mengakhiri pemikiran itu dengan menyatakan secara tegas, "Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah" (4:7).
Ia menyesalkan kemunduran mereka (4:8-11). Banyak mualaf hasil kerja Paulus di Galatia dahulunya adalah orang bukan Yahudi penyembah berhala. Karena alasan ini, ketika mengacukan gaya hidup mereka sebelumnya, ia berkata bahwa mereka dahulu, "memperhambakan diri kepada allah-allah yang pada hakekatnya bukan Allah" (4:8). Ketika ia telah memberitakan injil kepada mereka (secara terbuka dengan menggambarkan Kristus yang disalibkan; 3:1), mereka telah merespons dengan iman dan baptisan, menjadi "anak-anak Allah" (3:26). Paulus heran bahwa mereka bersedia diperbudak oleh "roh-roh dunia yang lemah dan miskin" yang tidak dapat menyelamatkan mereka (4:9). Bahasa ini mencakup sikap mereka yang menghormati hari-hari dan masa-masa tertentu orang Yahudi yang diikatkan oleh penganut Yudaisme kepada orang Kristen bukan Yahudi (4:10). Rasul itu, yang telah mempertaruhkan nyawanya untuk menginjili mereka, hanya berharap semoga susah payahnya untuk mereka tidak "sia-sia" (4:11).
Ia menghimbau mereka untuk memperbaharui kasih mereka (4:12-20). Sebagai ayah mereka dalam iman, Paulus memohon gereja Galatia untuk meniru teladannya (4:12). Ia mengingat kembali sambutan hangat yang orang-orang Galatia itu pernah berikan kepada dia, terlepas dari penyakitnya yang menjijikkan, menerima dirinya seolah-olah ia adalah "seorang malaikat Allah" atau bahkan "Kristus Yesus sendiri" (4:13, 14). Ia mengingatkan mereka tentang kasih besar yang mereka pernah tunjukkan kepada dia, dengan menyatakan bahwa, jika perlu, mereka bahkan akan mengorbankan "mata" mereka untuk dia (4:15). Paulus meminta mereka untuk menolak ajaran sesat Yudaisme dan untuk memperbarui sukacita mereka di dalam Kristus dan kasih mereka untuk dia (4:16-18). Paulus rindu untuk bersama "anak-anak" rohaninya sehingga ia dapat bicara langsung dengan mereka. Tujuannya adalah agar rupa Kristus benar-benar "menjadi nyata" di dalam mereka (4:19, 20).
Ia menggambarkan kemerdekaan mereka di dalam Kristus (4:21-31). Paulus dengan jelas menggambarkan kemerdekaan yang gereja Galatia peroleh di dalam Yesus Kristus. Ia menggunakan sebuah alegori berdasarkan kisah Perjanjian Lama tentang dua anak Abraham, Ismael dan Ishak. Ismael adalah anak Abraham yang lahir dari Hagar, "hamba perempuan." Hagar melambangkan perjanjian lama yang diberikan kepada Musa di Gunung Sinai dan juga kota Yerusalem duniawi. Sebaliknya, Ishak adalah anak Abraham yang lahir dari istrinya Sara, "perempuan merdeka." Sara melambangkan perjanjian baru yang ditetapkan oleh Kristus dan juga Yerusalem sorgawi (4:21-27).
Orang-orang Yahudi, seperti Ismael, telah lahir dengan cara alami. Namun begitu, orang-orang Kristen Galatia adalah "seperti Ishak" dalam hal bahwa mereka adalah "anak-anak janji" (4:28). Allah telah menggenapi janji-Nya kepada Abraham dan Sara untuk memiliki seorang anak laki-laki, meski mereka sudah terlalu tua untuk memiliki anak dan Sara mandul. Kelahiran rohani, baru orang Kristen adalah penggenapan janji Allah kepada Abraham untuk memberkati semua bangsa melalui benihnya (yaitu Kristus).
Sama seperti Ismael telah melecehkan Ishak, demikian juga orang-orang Yahudi yang tidak percaya telah menganiaya gereja tersebut. Sara telah mendesak Abraham untuk mengusir Hagar dan Ismael; anak dari hamba tidak akan berbagi warisan dengan Ishak. Gereja Galatia perlu mengusir guru-guru Yudaisme dari tengah-tengah mereka (4:29-31).
TFTWMS: Galatia (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Kata Yunani ini sering diterjemahkan "tuan" atau "Tuhan." Itu adalah istilah yang sering diterapkan pada Tuhan...
Catatan Akhir:
- 1 Kata Yunani ini sering diterjemahkan "tuan" atau "Tuhan." Itu adalah istilah yang sering diterapkan pada Tuhan Yesus.
- 2 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3rd ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 385. Istilah "prokurator" adalah gelar yang digunakan untuk penguasa utama dari suatu provinsi; istilah itu mengganti istilah "prefek" dalam pertengahan abad pertama.
- 3 Ibid.
- 4 Benda langit sering disembah, suatu bentuk penyembahan berhala yang bahkan Israel juga tidak kebal terhadapnya (2 Raja 21:3; 23:4, 5).
- 5 Bauer, 946; Henry George Liddell and Robert Scott, A Greek-English Lexicon, 9th ed., rev. and aug. with supplement, rev. Henry Stuart Jones and Roderick McKenzie (Oxford: Clarendon Press, 1968), 1647.
- 6 Stoicheia juga digunakan dalam Ibrani 5:12 (NASB) untuk "asas-asas pokok" agama Kristen.
- 7 Meski frasa ini sering dikutip sebagai berasal dari Kredo Nicea (325 M.), tapi hanya "sungguh Allah yang [sejati] dari sungguh Allah yang [sejati]" yang termasuk dalam pernyataan itu. Kata-kata "sungguh manusia" berasal dari proposisi Katolik dalam "Tiga Puluh Sembilan Artikel Agama" oleh Gereja. Artikel II (3) mengatakan bahwa "Ke-Allahan dan kemanusiaan digabung dalam satu pribadi,… Kristus, sungguh Allah, dan sungguh manusia" (Thomas Rogers, The Catholic Doctrine of the Church of England, ed. J. J. S. Perowne [Cambridge: University Press, 1854], 46).
- 8 F.F. Bruce, The Epistle to the Galatians, The New International Greek Testament Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1982), 196.
- 9 Lihat Maz. 22:1-22; 69:21; Yes. 53:1-12; Zak. 12:10; Luk. 24:25-27, 44-47.
- 10 10Bauer, 475.
- 11 Ben Witherington III, Grace in Galatia: A Commentary on St Paul's Letter to the Galatians (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1998), 288.
- 12 Lihat Kisah 1:5-8; 2:16, 17, 32, 33; 10:44, 45; 11:15-17.
- 13 OrangKristen adalah anak Allah dan telah menerima penebusan ( ajpolu/trwsiß, apolutrōsis) melalui pengampunan dosa (Efe. 1:7). Namun begitu, ia masih menunggu penebusan tubuhnya (Rom. 8:23); ia tetap rentan terhadap rasa sakit, penyakit, kelemahan, dan kematian. Ia mengantisipasi tubuh yang mulia, kekal, rohani yang Allah telah siapkan bagi anak-anak-Nya. Tubuh ini tidak akan terkena pelbagai penyakit seperti itu, tapi akan dengan sempurna cocok bagi kehidupan kebangkitan (1 Kor. 15:42-54; Fil. 3:20, 21; 1 Yoh. 3:2).
- 14 F. F. Bruce, Romans,The Tyndale New Testament Commentaries (Downer's Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1985), 164. Tulisan puitisnya, oleh John Berridge (1716-1793), muncul dalam bentuk ini dalam Richard Whittingham, The Works of the Rev. John Berridge (London: Simpkin, Marshall, and Co., 1838), 43.
- 15 Allah bertindak dalam batas-batas sejarah Israel untuk memperkenalkan zaman Roh. Yesus memberitahu perempuan Samaria di sumur itu, "Keselamatan datang dari bangsa Yahudi" (Yoh. 4:22). Seluruh drama kedatangan Kristus dan injil difokuskan terutama pada Israel sebagai alat Allah untuk melayani di dalamnya (lihat Rom. 9:1-5).
- 16 Kasusnya tidak selalu seperti ini. Pada zaman Israel kuno, ketentuan dibuat sehingga seorang budak dapat memilih untuk tetap menjadi budak bahkan ketika ia memiliki hak prerogatif untuk dibebaskan (Kel. 21:1-6).
- 17 "Manumisi" berarti "bebas dari perbudakan." Dalam jenis upacara ini, seorang budak dikatakan dijual atau ditahbiskan untuk sebuah dewa sehingga ia kemudian dianggap bebas dari tuannya atau menjadi budak dari dewa itu.
- 18 Ada kaitan dengan penggunaan "membuang undi" oleh Perjanjian Baru. Kata Yunan untuk "membuang undi," klhvroß (klēros), berkaitan dengan kata Yunani klhrono/moß (klēronomos), yang diterjemahkan "ahli waris" dalam 4:7.
- 19 Kita tidak perlu terlalu merepotkan diri kita sendiri tentang pelbagai varian bacaan semacam itu, karena varian tersebut sangat umum dalam dokumen yang telah disalin oleh ribuan ahli kitab selama ratusan tahun. Sebenarnya, keberadaan dokumen-dokumen ini dalam jumlah yang demikian banyak (sekitar tiga ribu naskah untuk bahasa Yunani saja, belum lagi ribuan naskah dalam bahasa lain) adalah apa yang membuat para pakar dapat mengembangkan dan menyempurnakan ilmu pengetahuan tentang kritik teks Perjanjian Baru kepada tingkat yang sedemikian tinggi itu dan menentukan umur dan kemurnian relatif bacaan-bacaan itu yang paling dekat dengan naskah aslinya. (Suatu kesamaan yang menarik dengan upaya para ahli kitab kuno untuk memperjelas arti nas khusus ini dapat dilihat dalam catatan pinggir tahunan di beberapa cetakan Alkitab NASB yang menafsirkan "melalui Allah" sebagai "melalui perbuatan kasih karunia Allah." Meski ini bukan terjemahan harfiah, itu tampaknya menangkap gagasan tentang apa yang Paulus sedang katakan.)
- 20 Dalam konteks tertentu, "mengenal" (ginōskō ) berfungsi as a eufemisme untuk hubungan seks (Mat. 1:25; Luk. 1:34; lihat KJV).
- 21 Lihat Kisah 11:1-3, 17, 18; 1 Pet. 2:10.
- 22 Robert Lowry, "Nothing But the Blood," Songs of Faith and Praise , comp. and ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.: Howard Publishing Co., 1994).
- 23 Bauer, 558.
- 24 Lihat 3:4; 1 Kor. 15:2, 58; Fil. 2:16; 1 Tes. 2:1; 3:5.
- 25 Lihat 1 Kor. 4:16, 17; 11:1, 2; Fil. 1:29, 30; 3:17, 18; Ibr. 13:7.
- 26 R. Alan Cole, The Epistle of Paulus to the Galatians , The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1965), 120.
- 27 Bruce, Galatians , 208.
- 28 JB Lightfoot, The Epistle of St. Paulus to the Galatians , Classic Commentary Library (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1957), 174.
- 29 William M. Ramsay, St. Paulus the Traveller and the Roman Citizen , new ed. (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1982), 92-97.
- 30 Kenneth L. Boles, Galatians & Ephesians , The College Press NIV Commentary (Joplin, Mo.: College Press Publishing Co., 1993), 110.
- 31 Bentuk kata kerja ( peira/zw, peirazō) dikunakan untuk Tuhan yang sedang dituntun ke dalam padang gurun "untuk dicobai iblis" (Mat. 4:1).
- 32 Bauer, 309.
- 33 Lucian Friendship 40-41.
- 34 Robert L. Johnson, The Letter of Paulus to the Galatians , The Living Word Commentary (Austin, Tex.: RB Sweet Co., 1969), 120. Concerning 4:17, Lightfoot menulis, "Keinginan mereka adalah untuk mengucilkan kamu dari Kristus. Dengan demikian kamu akan tunduk kepada mereka" (Lightfoot, 176; huruf miring ditambahkan). Meski gagasan "tunduk" atau "takluk kepada" tidak diragukan lagi hadir, namun interpretasi Lightfoot tampaknya salah. Tujuan guru-guru Yudaisme itu bukan untuk membuat orang Galatia menolak Kristus dan menjadi murid non-Kristen mereka. Meski orang-orang Kristen Galatia itu mungkin mudah tertipu, namun mereka tidak akan menolak Tuhan itu sendiri. Lagipula, mereka pernah mengalami kelahiran baru. Juga, guru-guru Yudaisme itu sendiri adalah orang Kristen. Kemungkinan besar adalah bahwa bahasa tersebut mencerminkan sikap yang umum di antara banyak orang Kristen Yahudi mula-mula (Kisah 15:1-6; 2 Kor. 11:13-15, 22, 23; Gal. 6:12, 13).
- 35 Dalam penggunaan Yunaninya, kata zēloō berarti "tergerak" dan dapat mengacu kepada kekaguman pribadi yang orang rasakan untuk orang lain. Hal ini akan sering mengarah kepada peniruan yang entusiastik dari orang itu sendiri.
- 36 Orang-orang Kristen Galatia itu diacukan sebagai "saudara-saudara" dalam 1:11; 3:15; 4:12, 28, 31; 5:11, 13; 6:1, 18.
- 37 Paulus menggunakan istilah "anak-anakl" (tekna) dalam suratnya, yang memberikan bobot kepada bacaan dalam 4"19. Namun begitu, kiasan tentang melahirkan anak dalam konteks ini mungkin mendukung bacaan "anak-anak kecil" (teknia). (Witherington, 315; Bauer, 994.)
- 38 Lihat Kisah 23:6; 24:15; 26:6; 28:20; Gal. 5:5; Efe. 1:18; Kol. 1:5, 6, 23; 1 Tes. 4:13 -18; Tit. 1:1-3.
- 39 Meskn banyak versi (seperti NASB) menulis "melihat seperti di cermin," ada alasan yang bagus untuk menerjemahkan, seperti juga NRSV, "tercermin dalam sebuah cermin." Apa yang dikatakan tentang para rasul adalah analogi terhadap wajah muka yang berselubung, yang mencerminkan kemuliaan Tuhan. Tidak seperti Musa, para rasul tidak menahan apapun sebagai pelayan perjanjian baru (2 Kor. 3:6); mereka telah membawa pesan mereka "dengan wajah yang tidak berselubung," yang mencerminkan kemuliaan Tuhan. Kata kerja, dari katoptri/zw (katoptrizō), berbentuk middle voice dan dapat dengan benar diterjemahkan "mencerminkan." (Bauer, 535.)
- 40 J. D. Douglas and Merrill C. Tenney, eds., The New International Dictionary of the Bible, pictorial ed. (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1987), 1025.
- 41 John E. Hartley, "hr`oT," in Theological Wordbook of the Old Testament, ed. R. Laird Harris, Gleason L. Archer, Jr., and Bruce K. Waltke (Chicago: Moody Press, 1980), 1:403.
- 42 NIV1984 paling dekat dalam memberikan terjemahan yang akurat atas ayat-ayat ini. Beberapa versi, termasuk NASB, menerjemahkan Ibrani 11:11 sedemikian rupa sehingga Sara menerima kuasa untuk mengandung. Sejumlah kritik teks mempertanyakan bacaan asli ayat ini dalam bahasa Yunani. Ini berhubungan dengan penghilangan subskrip iota dan dimasukkannya kata kunci steivra (steira, "mandul"). Namun demikian, apa yang tampaknya merupakan faktor yang paling penting dan menentukan adalah frasa eijß katabolh«n spe÷rmatoß (eis katabolēn spermatos), yang secara harfiah berarti "untuk pembentukan benih." Ini adalah istilah teknis yang digunakan untuk peranan pria dalam menghasilkan anak atau membentuk keturunan. Oleh karena itu, dalam teks ini, masalahnya bukan Sara sedang dimampukan untuk mengandung, melainkan tentang Abraham yang dimampukan, oleh iman, untuk memperanakkan. Abraham adalah subjek dari keseluruhan konteks itu (Ibr. 11:8-12). Untuk informasi lebih lanjut, lihat F. F. Bruce, The Epistle to the Hebrews, The New International Commentary on the New Testament (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1964), 299-302.
- 43 Bauer, 658.
- 44 F. F. Bruce menunjukkan bahwa, jika Paulus telah melakukan latihan ini dalam sekolah rabi sebelum pertobatannya, kesejajaran yang ia buat ini justru menjadi sebaliknya: "Ishak adalah nenek moyang umat pilihan; bani Ismael adalah orang bukan Yahudi. Orang Yahudi adalah anak-anak dari perempuan merdeka [Sara]; Orang bukan Yahudi adalah anak-anak dari perempuan hamba [Hagar]. Orang-orang Yahudi telah menerima pengetahuan tentang hukum Taurat yang memerdekakan; Orang-orang bukan Yahudi dalam perhambaan terhadap ketidaktahuan dan dosa" (F. F. Bruce, The Epistle to the Galatians, The New International Greek Testament Commentary [Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1982], 218-19).
- 45 Liddell and Scott, 1735.
- 46 Diadaptasi dari Lightfoot, 181.
- 47 Diadaptasi dari James Burton Coffman, Commentary on Galatians, Ephesians, Philippians, Colossians (Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1977), 83.
- 48 Lihat 4:30, yang dikutip dari Kej. 21:10.
- 49 Alkitab LXX menerjemahkan tsachaq dengan pai÷zw (paizō, "bermain").
- 50 J. Barton Payne, " qt^x," in Theological Wordbook of the Old Testament, ed. R. Laird Harris, Gleason L. Archer, Jr., and Bruce K. Waltke (Chicago: Moody Press, 1980), 2:763.
- 51 Ismael berusia sekitar empat belas tahun saat Ishak lahir (Kej. 16:16; 21:5; lihat 17:24, 25). Apalagi, Ishak baru berusia tiga tahun saat disapih. Ini akan membuat Ismael berusia enam belas atau tujuh belas tahun pada hari raya itu dalam Kejadian 21:8.
- 52 Johnson, 131.
- 53 Namun begitu, kita harus tidak perlu menyimpulkan bahwa Hagar ditampilkan sebagai orang yang rendah. Dalam Kejadian 21:14-21, Allah mendengar dosa Hagar dan menghibur dia dalam kesusahannya ketika ia dan Ismael diusir.
- 54 Lihat 3:28; 5:6; 1 Kor. 7:19; 12:13; Efe. 6:8.
- 55 Lihat Yoh. 3:14-17, 36; 5:24, 39, 40; 11:25, 26; 14:6.
- 56 Lihat Mat. 26:24, 54; Luk. 24:26, 27, 45, 46.
- 57 Lihat Pelajaran 1: Penyebaran Helenisme.
- 58 Setidaknya delapan belas kota lain yang juga dinamai Alexander.
- 59 Plato Phaedo 109B.
- 60 Perpaduan kekuatan Romawi yang dominan dengan bahasa dan budaya Yunani menghasilkan apa yang disebut "Helenisme Romawi."
- 61 Francis Foulkes, The Letter of Paul to the Ephesians, rev. ed., The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1989), 111.
- 62 Lihat Bil. 16:22; 27:16; Ibr. 12:9; Why. 22:6.
- 63 Kata Yunani untuk "planet" ( pla÷nhteß, planētes) berarti "pengembara."
- 64 Istilah ini secara harfiah berarti "keinginan untuk memiliki lebih."
- 65 F. Blass and A. Debrunner, A Greek Grammar of the New Testament and Other Early Christian Literature, trans. and rev. Robert W. Funk (Chicago: University of Chicago Press, 1961), 134 (no. 258).
- 66 William Cowper, "O for a Closer Walk with God," Songs of Faith and Praise, comp. and ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.: Howard Publishing Co., 1994).
- 67 Salah satu contoh adalah kasus Paulus dengan Felix, yang "menjadi takut" ketika Paulus bertukar pikiran dengan dia tentang "kebenaran, pengendalian diri dan penghakiman yang akan datang" (Kisah 24:25).
- 68 Bauer, 4.
- 69 D. A. Carson, The Gospel According to John (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1991), 415-16.
- 70 Bauer, 211.
- 71 Kita harus ingat bahwa "kasih" ( ajga/ph, agapē) is jauh lebih daripada emosi.
Pengarang: Jack McKinney
Hak Cipta © 2017 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Galatia (Pendahuluan Kitab) Plin-planisme (Galatia 4:15)
Paulus menanya gereja Galatia, "Dan sekarang, di manakah bahagiamu itu?" (4:15a). Pertanyaan ini mengungkap si...
Plin-planisme (Galatia 4:15)
Paulus menanya gereja Galatia, "Dan sekarang, di manakah bahagiamu itu?" (4:15a). Pertanyaan ini mengungkap sikap mereka yang terbalik total, yang diakibatkan oleh pekerjaan busuk guru-guru Yudaisme. Dapatkah kita katakan bahwa perubahan tiba-tiba ini merupakan sifat unik gereja Galatia? Tidak, perubahan yang sama, tiba-tiba, pernah terjadi di antara orang-orang Yahudi pada zaman Yesus: Suatu saat mereka dengan sukacita merayakan Raja "yang datang dalam nama Tuhan" pada waktu masuknya Yesus yang penuh kemenangan ke dalam Yerusalem, dan kurang dari seminggu kemudian mereka berteriak-teriak, "Salibkan Dia!" (Mat. 21:9; 27:22, 23).
Jenis ketidaktetapan yang sama terlihat dalam perumpamaan tentang penabur yang berlaku secara universal (Mat. 13:5, 6, 20, 21). Kita menyaksikan pelbagai kecenderungan ini sekarang ini ketika orang-orang yang dangkal, impulsif merespons Kristus tapi kemudian berpaling dari mengikut Dia. Bagaimana dengan kita? Dapatkah salah seorang dari kita mengklaim berbeda dalam hubungan kita sendiri dengan Tuhan? Seberapa seringkah kita telah menyeleweng dari "kasih mula-mula" kita? Apakah kita rindu untuk menangkap kembali pertemuan pertama yang penuh semangat dengan Dia, menghargai sekali lagi siapa Dia sebenarnya dan seberapa besarkah Ia benar-benar berarti bagi kita? Keinginan ini telah tertangkap dalam syair pujian "O for a Closer Walk with God":
Di manakah kebahagian yang pernah kukenal Waktu pertama kali kupandang Tuhan? Di manakah tampilan yang menyegarkan jiwa Dari Yesus dan firman-Nya?66
Lagu ini harus menggugah kita untuk mengingat dan menyebabkan kita mencari cara untuk menghidupkan kembali puncak awal perasaan bahagia. Tidakkah kita ingin memegang teguh kegembiraan rohani yang pernah kita alami saat pertama kali menge- nal Dia, ketika Ia mengangkat kita ke tempat yang tidak pernah kita antisipasi? Ini harus menjadi pengalaman semua orang yang dilahirkan kembali dan beralih dari bidang kehidupan sekuler, material kepada bidang Roh Kudus dari Allah. Namun begitu, perubahan itu pastilah lebih dramatis bagi mereka yang dibesarkan dalam gaya hidup penyembahan berhala yang bejad dan kacau!
Apa yang sangat mengejutkan Paulus adalah bagaimana seseorang, bahkan di masa-masa awal mereka sebagai orang Kristen, dapat membayangkan untuk berbalik kepada "roh-roh dunia yang lemah dan miskin" (4:9) dari penyembahan berhala atau perbudakan mereka sebelumnya kepada hukum Taurat. Ia sedang bertanya, "Bisa-bisanya kamu begitu? Berani-beraninya kamu begitu! Bagaimana mungkin kamu menjadi begitu bodoh?"
TFTWMS: Galatia (Pendahuluan Kitab) Pemberitaan Injil Yang Penuh Gairah (Galatia 4:19)
1. Haruskah daya tarik emosional digunakan dalam berkhotbah? Kata "emosi" berhubungan de...
Pemberitaan Injil Yang Penuh Gairah (Galatia 4:19)
1. Haruskah daya tarik emosional digunakan dalam berkhotbah? Kata "emosi" berhubungan dengan kata-kata seperti "gerak," "motivasi," "motif," dan bahkan "motor." Itu adalah apa yang mendorong orang untuk membuat keputusan dan bertindak atas keputusan itu. Hal ini dapat dicapai dengan berbagai cara: melalui penalaran yang kuat, dengan mengacu kepada daya pikir; melalui penghukuman dosa, dengan mengacu kepada hati nurani; melalui pemunculan rasa takut, dengan menunjukkan konsekuensi perbuatan yang salah;67dan melalui pembangkitan perasaan malu, rasa syukur, kasih, dan harapan. Emosilah yang menggerakkan orang untuk menunjukkan keberanian di hadapan ancaman, menanggung pelbagai pencobaan dan penderitaan, mengatasi pelbagai rintangan besar, menentang dosa, bersikap ambisius dalam memajukan prinsip kebenaran, atau menggerakkan seseorang dari kelesuannya atau sikap apatisnya.
Calon penginjil yang berpikir akan sudah cukup dengan memberi orang fakta-fakta injil—membagikan doktrin Kristus, tanpa mengetahui apa yang pendengarnya lihat dan dengar pada dirinya—hampir pasti gagal dalam misinya. Sangat mungkin untuk menyajikan banyak informasi dalam presentasi pesan injil yang kering dan monoton (meski faktual) yang tidak akan menggerakkan seseorang untuk bertindak. Jika pembicara itu sendiri memberi sedikit atau tidak punya kesan sedang dipikat oleh apa yang ia sedang beritakan, maka pendengarnya itu tidak mungkin akan lebih tersentuh oleh pemberitaannya daripada dirinya sendiri.
Saat melakukan tugas pascasarjana, saya berkenalan dengan seorang pemuda brilian yang berada pada atau dekat puncak kelasnya dalam semua mata kuliahnya. Setelah lulus, ia "masuk pelayanan" dan, pada saatnya, berkhotbah untuk beberapa gereja besar. Pesannya tidak dapat disalahkan mengenai struktur, isi, logika, atau kesetiaan kepada Kitab Suci. Pesan itu disampaikan dengan suara yang bergema, sama sekali tanpa catatan. Satu-satunya hal yang nampaknya kurang adalah keyakinan. Entah bagaimana, pria yang sangat berbakat dalam semua hal lain ini mampu memberikan pelajaran dengan kualitas yang sempurna dan sangat penting tanpa sedikit pun menunjukkan bukti bahwa ia sendiri terpengaruh oleh apa yang ia sedang katakan! Terlepas dari bakatnya yang besar itu, ia adalah orang yang tidak tepat sebagai pelayan injil.
Di sisi lain, penggunaan emosi hanya untuk kepentingan emosi rentan terhadap ketidakjujuran dan kepura-puraan. Meski emosi dapat menggerakkan orang dalam beberapa hal, namun emosionalisme sebagai metodologi hanyalah soal membuat orang terkesan. Apakah yang dapat menjadi sumber dan efek dari usaha semacam itu? Akankah pendengar yang terkesan mengikatkan dirinya kepada Kristus, atau akankah ia cenderung menjadi murid si pembicara yang menawan emosinya? Jika emosi itu berasal dari manusia dan hanya digunakan sebagai metode untuk mencapai suatu tujuan, apapun yang dapat dicapai dapat berubah menjadi karya manusia.
Efeknya dapat berbeda jika emosi yang dimanifestasikan oleh si pembicara itu dibangkitkan lewat pengadopsiannya atas pelajaran dari dan perenungan tentang Firman Allah. Jika ia digerakkan oleh makna pesan injil baik untuk kehidupannya sendiri maupun untuk kehidupan para pendengarnya, maka sumber gairahnya dalam berkhotbah adalah karya Roh Allah melalui Firman Allah. Ini tidak hanya sekedar berupa pekerjaan manusia, tapi juga pekerjaan Allah.
Emosi semacam inilah yang kita lihat dan rasakan dalam kata-kata Paulus yang sedih dan putus asa, saat ia menghimbau "anak-anak kecil" nya (4:19; ESV). Bagaimana mungkin ia tidak tergerak saat melihat anak-anak rohaninya yang kekasih berpaling, tidak hanya dari dia tapi bahkan dari Kristus? Kemurtadan semacam itu pada akhirnya akan mengakibatkan mereka tersesat, kecuali jika ia dapat menggerakkan mereka lagi kepada pertobatan. Apa yang mengaduk begitu dalam perasaan Paulus hanyalah refleksi Roh Kristus yang ada di dalam dirinya. 2. Emosi apakah yang Kristus perlihatkan? Mari kita simak emosi Kristus. Beberapa ungkapan dalam bahasa Yunani asli dapat mengejutkan orang yang telah sedikit atau tidak memikirkan hal ini. Emosi ini mencakup secara luas dari keriangan hingga kemarahan dan kesedihan yang mendalam. ]
Sukacita. "Ia sangat bersukacita dalam Roh Kudus" (Luk. 10:21; NASB). Kata Yunani untuk "sangat bersukacita" (ajgallia/w, agalliaō) berarti "menjadi sangat sukacita, riang, senang, gembira sekali."68Kata itu menyiratkan tingkat sukacita yang dapat datang hanya dari Allah.
Kemarahan. Ketika murid-murid Yesus menegur orang tua yang berusaha untuk membawa anak-anak mereka kepada Dia, "Ia marah dan berkata kepada mereka: 'Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah'" (Mrk. 10:14). Kata ajganakte/w (aganakteō) berarti "menjadi naik darah," "menjadi geram," atau "menjadi marah."
Murka. Setelah Lazarus meninggal, "ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu" (Yoh. 11:33). "Sangat terharu" berasal dari kata emj brimao mai (embrimaomai). "Dalam bahasa Yunani di luar Alkitab, kata itu dapat mengacu kepada dengus kuda; ketika diterapkan kepada manusia, kata itu selalu menyiratkan murka, kejahatan atau kejengkelan emosi." Alih-alih "sangat terharu" oleh kesedihan Maria dan Marta dan para pelayat lainnya, Yesus mungkin marah terhadap "dosa, penyakit dan kematian dalam dunia yang sesat ini" atau pada ketidakpercayaan dan keputusasaan para pelayat itu.69
Murka dan Duka. Sebelum menyembuhkan orang yang mati sebelah tangannya, Yesus "memandang sekeliling-Nya kepada mereka [orang-orang Farisi] dengan marah, berdukacita atas kedegilan hati mereka" (Mrk. 3:5; NASB). Ayat ini mencakup istilah ojrgh (orgē, "kemarahan" atau "murka") and sullupe/w (sullupeō, "menjadi sangat sedih" atau "merasa simpati"). Kata normal untuk "sedih" adalah lupe/w (lupeō), tapi kata ini memiliki awalan su/n (sun) yang sifatnya mengintensifkan yang lalu diubah menjadi sul- (sul-) melalui asimilasi. Konotasi kata kerja itu diperkuat "menjadi sangat sedih," yang menunjukkan emosi yang kuat.
Ratapan. "Ketika Yesus telah dekat dan melihat kota [Yerusalem] itu, Ia menangisinya" (Luk. 19:41). Kata kerja klai/w (klaiō) berarti "tersedu-sedu," "meratap," atau "menangis." Demikian juga, dalam ayat terpendek dalam Alkitab bahasa Inggris, kita membaca bahwa "Yesus menangis" di makam Lazarus (Yoh. 11:35). Kata kerja lain, dakru/w (dakruō), digunakan di sini; kata itu sebenarnya muncul dalam aorist tense dan paling baik diungkapkan dengan "air matanya tumpah."70Sementara yang pertama dari dua kata itu mengungkapkan kesedihan yang dapat didengar, kata yang kedua berfokus pada air mata. Keduanya mengungkapkan emosi yang kuat.
Belas kasihan. "Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala" (Mat. 9:36). "Tergerak oleh belas kasihan" berasal dari kata kerja Yunani splagcniz/omai (splanchnizomai), yang berarti "merasa kasihan." Kata benda yang terkait, spla/gcnon (splanchnon), adalah salah satu ungkapan yang paling penuh warna untuk emosi atau perasaan di dalam seluruh Kitab Suci. Dalam Alkitab KJV, kata itu sering diterjemahkan "perut," yang dianggap sebagai kedudukan emosi yang kuat seperti kasih sayang, simpati, dan rasa kasihan (lihat Flp. 1:8; Kol. 3:12; KJV).
Kasih, Benci, dan Emosi Lain. Banyak kata lain yang menggambarkan emosi Yesus dapat disertakan. Ia tahu apa artinya "mengasihi" dan juga "membenci." Dengan menarik dari Perjanjian Lama, penulis Surat Ibrani berkata tentang Kristus, "Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan" (Ibr. 1:9a).71Yesus juga mengalami emosi seperti takjub dan tertekan (melihat Mat. 8:10; 26:37). Faktanya, ketika kita mendengar kata-kata yang mengerikan itu dari jam-jam terakhir-Nya di kayu salib, "Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Mat. 27:46), kita harus berasumsi bahwa Ia bahkan mengetahui keputusasaan.
Paulus merefleksikan hati Yesus—dan begitu juga kita seharusnya. Paulus mengalami kesedihan yang mendalam dan perasaan heran karena penolakan dan dosa gereja Galatia, anak-anak rohaninya. Dengan cara ini, ia bertindak seperti Yesus, yang mengasihi dan bersedia menderita atas nama orang-orang yang Ia datangi untuk diselamatkan. Sebagai murid Yesus, kita juga harus memiliki "sikap" Kristus itu (Flp. 2:5).
Dari pengamatan ini, kita dapat melihat bahwa emosi memainkan peran penting dalam mewujudkan semua yang Allah rancang untuk kita. Kehidupan batin Yesus harus menjadi nyata tidak hanya dalam tindakan kita tetapi juga dalam sikap kita. Kalau begitu, hati kita perlu diselaraskan dengan hati Yesus.
BIS: Galatia (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT-JEMAAT DI GALATIA
PENGANTAR
Setelah Kabar Baik tentang Yesus mulai diberitakan dan diterima di antara orang-orang
bukan Y
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT-JEMAAT DI GALATIA
PENGANTAR
Setelah Kabar Baik tentang Yesus mulai diberitakan dan diterima di antara orang-orang bukan Yahudi, timbullah pertanyaan apakah untuk menjadi seorang Kristen yang sejati orang harus mentaati hukum agama Yahudi. Paulus mengemukakan bahwa hal itu tidak perlu -- bahwa sesungguhnya satu-satunya dasar yang baik untuk kehidupan Kristen adalah percaya kepada Kristus. Dengan kepercayaan itu hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali. Tetapi orang-orang yang menentang Paulus telah datang ke jemaat-jemaat di Galatia, yaitu sebuah provinsi Roma di Asia Kecil. Mereka berpendapat bahwa untuk berbaik kembali dengan Allah, orang harus melaksanakan hukum agama Yahudi.
Surat Paulus Kepada Jemaat-jemaat di Galatia ini ditulis untuk menolong orang-orang yang telah disesatkan oleh ajaran-ajaran salah itu, supaya mereka kembali taat kepada ajaran yang benar. Paulus mulai dengan mengatakan bahwa ia berhak disebut rasul Yesus Kristus. Dengan tegas Paulus mengatakan bahwa panggilannya untuk menjadi rasul berasal dari Allah, bukan dari manusia. Juga bahwa tugasnya ditujukan terutama sekali kepada orang bukan Yahudi (pasal 1-2 Gal 1:1-2:21). Setelah itu Paulus membentangkan pendiriannya bahwa hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali hanya melalui percaya kepada Allah (pasal 3-4 Gal 3:1-4:31). Di dalam pasal-pasal terakhir buku ini (pasal 5-6 Gal 5:1-6:18), Paulus menunjukkan bahwa cinta kasih yang timbul pada diri orang Kristen karena ia percaya kepada Kristus, akan dengan sendirinya menyebabkan orang itu melakukan perbuatan-perbuatan Kristen.
Isi
- Pendahuluan
Gal 1:1-10 - Hak Paulus sebagai rasul
Gal 1:11-2:21 - Kabar Baik tentang rahmat Allah
Gal 3:1-4:31 - Kebebasan dan kewajiban orang Kristen
Gal 5:1-6:10 - Penutup
Gal 6:11-18
Ajaran: Galatia (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bahwa hidup sebagai orang Kristen bukanlah
hidup yang di bawah atau diperintah Hukum Taurat.
Pendahuluan
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bahwa hidup sebagai orang Kristen bukanlah hidup yang di bawah atau diperintah Hukum Taurat.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 49 sesudah Masehi.
Penerima : Jemaat Kristen di kota Galatia. (Dan juga setiap orang Kristen/jemaat Kristen di seluruh dunia). Keadaan mereka sedang dibingungkan oleh orang-orang yang menjelek-jelekkan dan memfitnah Rasul Paulus; mereka juga mengajarkan Injil lain (ajaran sesat).
Isi Kitab: Kitab Galatia terbagi atas 6 pasal. Di dalamnya kita dapat melihat dengan jelas uraian Rasul Paulus, bahwa orang-orang Kristen hidup oleh iman, bukan oleh hukum, serta buah kehidupan Kristen timbul dari Roh, bukan dari daging.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Galatia
Pasal 1 (Gal 1:1-10).
Pengajaran tentang Injil yang benar
Dalam nats ini Rasul Paulus mengatakan bahwa hanya ada satu Injil di dunia ini, yaitu Injil Yesus Kristus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Gal 1:8-9. _Tanyakan_: Apa akibatnya bagi orang yang memberitakan Injil yang tidak benar?
Pasal 1-2 (Gal 1:11-2:21).
Pengajaran tentang riwayat hidup Rasul Paulus dan kerasulannya Dalam bagian ini, Rasul Paulus menceritakan siapa dirinya sebelum menjadi Rasul dan sesudah menjadi Rasul.
Pasal 3-4 (Gal 3:1-4:31).
Pengajaran tentang arti Injil Kristus yang benar
Dalam pasal-pasal ini Rasul Paulus menjelaskan bahwa Yesus Kristus adalah penggenapan atas janji Allah kepada Abraham sebagai Bapa orang beriman dalam arti menjadi anak-anak Allah karena penebusan Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Gal 3:6. _Tanyakan_: Mengapa Abraham dibenarkan Allah?
- Bacalah pasal Gal 3:26-27. _Tanyakan_: Apakah yang menjadikan orang-orang Kristen anak-anak Allah?
Pasal 5-6 (Gal 5:1-6:18).
Pengajaran tentang orang-orang Kristen hidup dalam kemerdekaan dari hukum Taurat
Dalam bagian ini Rasul Paulus menjelaskan bahwa bila Yesus Kristus sudah membebaskan orang percaya dari Hukum Taurat, mengapa harus memberikan diri hidup di dalam perhambaan Hukum Taurat lagi.
Pendalaman
- Bacalah pasal Gal 5:1-6,13-26. _Tanyakan_: Apakah yang terpenting bagi seorang Kristen? (lihat ayat 6; Gal 5:6). Bagaimanakah orang Kristen mempergunakan kemerdekaannya? (ayat 13-15; Gal 5:13-15). Apakah yang dikatakan tentang buah-buah daging? (Gal 5:19-21). Apakah yang dikatakan tentang buah-buah Roh? (Gal 5:22).
- Bacalah pasal Gal 6:11. _Tanyakan_: Apakah yang dihasilkan perbuatan manusia? Bagaimanakah perintah Allah tentang sikap orang Kriste terhadap sesamanya?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Galatia ini, jelaslah kita lihat bahwa orang Kristen tidak berada di bawah Hukum Taurat lagi. Orang Kristen sudah merdeka dari perhambaan Hukum Taurat, sebab Injil Yesus Kristus lebih berkuasa daripada Hukum Taurat. Tetapi walaupun demikian orang Kristen tidaklah boleh mempergunakan kemerdekaannya itu dengan sembarangan.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Kitab Galatia?
- Apakah isi pengajaran Kitab Galatia?
- Apakah arti kemerdekaan bagi orang Kristen?
- Mengapakah orang Kristen tidak berada di bawah perhambaan hukum Taurat?
Intisari: Galatia (Pendahuluan Kitab) Sepucuk surat tentang Injil yang sejati
MENGAPA SURAT INI DITULIS.Paulus menulis surat yang sangat penting ini, karena orang-orang Kristen di Galatia
Sepucuk surat tentang Injil yang sejati
MENGAPA SURAT INI DITULIS.
Paulus menulis surat yang sangat penting ini, karena orang-orang Kristen di Galatia telah menyimpang dari pengertian yang benar tentang iman Kristen (Gal 1:6). Mereka dibingungkan oleh orang Kristen keturunan Yahudi yang ingin membebani mereka dengan kebiasaan sunat dan dengan menaati hukum-hukum Yahudi lainnya (Gal 3:1) yang mengatakan bahwa hanya dengan jalan ini mereka dapat menikmati hubungan istimewa dengan Allah. Paulus sangat yakin jika mereka bersandar pada hukum Yahudi dalam hubungan mereka dengan Allah, berarti mereka menyangkal inti Injil, yaitu bahwa hubungan Allah dengan manusia bergantung pada iman, bukan pada perbuatan. Dalam surat ini Paulus menjelaskan hubungannya dengan gereja di Yerusalem. Ia juga menerangkan tentang sifat kebebasan Kristen yang timbul apabila orang Kristen beriman terhadap Kristus dan bukan mencoba untuk menyenangkan Allah melalui ketaatan kepada hukum Taurat.
PENULIS DAN PEMBACANYA.
1. Penulis: Surat Galatia ditulis oleh Rasul Paulus (Gal 1:1), berisi inti ajaran tentang iman. Argumentasinya yang kuat mengungkapkan kepribadiannya dan menunjukkan bahwa ia adalah seorang pengkhotbah dan orang yang tidak takut untuk berpendirian. Surat ini memberikan kepada kita gambaran rinci mengenai kehidupannya yang tidak disebut dalam tulisannya yang lain.
2. Pembacanya: Paulus telah berkhotbah kepada pembacanya (Gal 1:8, 9; 4:13) dan mereka menikmati hubungan yang akrab (Gal 4:15). Beberapa orang mengatakan bahwa ia menulis kepada orang Kristen di Galatia Utara (Asia Kecil) yang berbangsa Gaul, yang dikunjungi oleh Paulus dalam perjalanan misionarisnya yang kedua. Tetapi, ada juga yang mengatakan bahwa ia menulis untuk orang di propinsi Galatia Selatan yang dikuasai orang Romawi (termasuk Antiokhia, Ikonum, Derbe dan Listra) yang telah dikunjungi oleh Paulus pada perjalanan misionarisnya yang pertama.
WAKTU PENULISAN.
Kapan surat ini ditulis tergantung pada kepada siapa surat ini ditulis. Kebanyakan orang percaya bahwa surat ini ditulis untuk Galatia Selatan dan ini berarti bahwa surat ini ditulis pada sekitar tahun 48 M. Jika surat ini untuk Galatia Utara maka ditulis lebih belakang, tetapi ini masih termasuk dalam surat-surat yang paling awal dalam Perjanjian Baru.
CIRI-CIRI KHUSUS.
1. Surat ini merupakan surat perjuangan. Paulus menolak untuk berkompromi, ia menulis dalam bahasa yang keras untuk mendukung tema utamanya dengan memakai berbagai argumentasi yang berbeda.
2. Surat ini merupakan surat kasih, karena ditulis dengan penuh perhatian dan kekuatiran dari seorang gembala yang besar.
3. Surat ini singkat, dianggap 'sebuah garis besar' dari surat Roma yang pesannya sama, namun dikembangkan lebih luas dan ditujukan bagi situasi yang tidak terlalu buruk.
4. Surat ini merupakan surat yang memberi kesan yang dalam dan berisi ajaran-ajaran yang mudah diingat, misalnya Gal 2:20; 5:1, 5:22, 23; 6:14.
Pesan
1. Hukum Taurat merupakan jalan buntu.Keprihatinan utama Paulus ialah untuk menunjukkan bahwa manusia tidak mungkin
dibenarkan di hadapan Allah melalui perbuatan baik atau menaati hukum Taurat.
Hukum Taurat:
o Tidak membenarkan manusia di hadapan Allah. Gal 2:16
o Bertentangan dengan cara Kristus. Gal 2:19;5:4
o Tidak dapat memberikan Roh Kudus. Gal 3:2, 5; 5:18
o Hanya menghasilkan kutuk. Gal 3:10-14
o Merupakan interupsi sementara dalam rencana jangka panjang Allah. Gal 3:17
o Mempunyai suatu maksud. Gal 3:21-29
o Membebankan tuntutan kepada manusia. Gal 5:3
o Mudah diringkas. Gal 5:14
2. Iman merupakan jalan satu-satunya kepada Allah.
Tujuan utama Kristus adalah untuk membuat supaya iman merupakan jalan satu-satunya kepada Allah.
o Iman membenarkan manusia di hadapan Allah. Gal 2:16; 3:11
o Kristen harus terus melatih iman. Gal 2:20;3:3
o Roh Kudus datang melalui iman. Gal 3:2, 5,14
o Sejarah panjang dari iman. Gal 3:6-9
o Akibat kedatangan iman. Gal 3:22-26
o Cara iman memperlihatkan dirinya. Gal 5:6
o Kristen membentuk'kekeluargaan dalam iman'. Gal 6:10
3. Yesus berarti kemerdekaan.
o Yesus membawa kemerdekaan dari penindasan hukum Taurat. Gal 3:1-4:7
o Tradisi besar kemerdekaan. Gal 4:21-31
o Kemerdekaan perlu dijaga. Gal 5:1
o Cara yang benar dan salah untuk menyatakan kemerdekaan. Gal 5:13-6:10
Penerapan
Masalah sunat bukan lagi menjadi bahan perdebatan yang hangat dewasa ini, tetapi pesan Paulus masih relevan:
1. Bagi orang Kristen legalls.
Banyak orang masih berpendapat bahwa kemampuan seseorang untuk dapat dibenarkan di hadapan Allah bergantung kepada berapa banyak peraturan yang ditaatinya dan seberapa terhormatnya dia. Paulus menunjukkan bahwa yang penting adalah iman, bukan perbuatan.
2. Bagi orang Kristen yang prinsip hidupnya kendur.
Kemerdekaan yang dibawa oleh Kristus tidak berarti bahwa seorang Kristen boleh bertindak semaunya. Hidupnya tidak boleh didasari oleh keinginan untuk memuaskan diri sendiri dan hawa nafsunya. Ia mempunyai tanggung jawab baru untuk menyatakan buah Roh di dalam sifat, tingkah laku dan hubungan-hubungannya dengan orang lain.
Surat ini juga mengajar kepada kita tentang dua masalah penting lainnya:
1. Tentang doktrin Kristen.
Gereja tidak mempunyai wewenang untuk mempercayai apa saja yang disukainya atau secara bebas menentukan doktrinnya sendiri. Kebenaran Kristen sudah diungkapkan oleh Allah dan tidak dapat diganggu gugat. Paulus menekankan bahwa mempercayai sesuatu yang berbeda dengan apa yang telah Allah ungkapkan itu berbahaya, karena hal itu bukan saja tidak benar tetapi juga akan membawa kepada penghukuman. Kebenaran itu sudah diatur oleh para rasul dan juga dalam Galatia, Paulus menekankan mengenai wewenang kerasulannya.
2. Tentang kesatuan Alkitab.
Banyak orang percaya bahwa hanya terdapat sedikit hubungan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dan mereka berbicara tentang dua Allah dengan dua tuntutan berbeda terhadap manusia. Paulus menunjukkan bahwa Allah hanya satu dan terdapat suatu kesatuan dalam seluruh isi Alkitab.
Tema-tema Kunci
Selain satu pesan utama Paulus, terdapat pemikiran-pemikiran lainnya.
1. Daging.
Paulus menggunakan kata ini dalam beberapa cara yang berbeda. Sebutkan! Gal 1:16; 2:20; 3:3; 4:23, 29; 5:13, 16, 17, 19, 24; 6:8, 12, 13.
2. Perhambaan.
Demikianlah Paulus menggambarkan keadaan manusia sebelum mereka menjadi Kristen. Apa masalahnya sekarang? Gal 4:8; 2:4.
3. Salib.
Untuk kebanyakan orang salib merupakan gangguan (Gal 5:11; 6:12) tetapi untuk Paulus salib merupakan alasan untuk bermegah (Gal 6:14). Apalagi hal lainnya yang ditulisnya tentang kematian Yesus?
4. Anak Allah.
Ini merupakan gambaran dari seorang Kristen yang paling disukainya. Panggilan itu merupakan kebalikan dari menjadi seorang hamba. Bagaimana Paulus menggambarkan hak-hak istimewa menjadi seorang anak Allah? Gal 3:7, 26; 4:5, 6, 22.
5. Roh Kudus.
Galatia penuh dengan referensi tentang Roh Kudus. Carilah dalam ayat-ayat di bawah ini dan kelompokkan ayat-ayat itu di bawah tema-tema pokok dalam ajaran Paulus mengenai Roh Kudus.
Tema-tema itu adalah: menerima Roh; menghasilkan buah-buah Roh; berjalan dan hidup dalam Roh. Gal 3:2, 3, 5, 14; 4:6; 5:16, 17, 18, 22, 25; 6:1, 8, 18.
Garis Besar Intisari: Galatia (Pendahuluan Kitab) [1] PAULUS MEMBERI SALAM KEPADA PARA PEMBACANYA Gal 1:1-5
Gal 1:1-2Rasul dan para pembacanya
Gal 1:3-5Salam Paulus
[2] PAULUS MENYATAKAN TUJ
[1] PAULUS MEMBERI SALAM KEPADA PARA PEMBACANYA Gal 1:1-5
Gal 1:1-2 | Rasul dan para pembacanya |
Gal 1:3-5 | Salam Paulus |
[2] PAULUS MENYATAKAN TUJUANNYA Gal 1:6-10
Gal 1:6 | Keprihatinannya |
Gal 1:7-9 | Keyakinannya |
Gal 1:10 | Motivasinya |
[3] PAULUS MENERANGKAN KESAKSIANNYA DENGAN SINGKAT Gal 1:11-2:21
Gal 1:11-12 | Sumber ajarannya |
Gal 1:13-17 | Kisah panggilannya |
Gal 1:18-2:10 | Hubungannya dengan Yerusalem |
Gal 2:11-14 | Perdebatannya dengan Petrus |
Gal 2:15-21 | Pengertiannya tentang Injil |
[4] PAULUS MENGEMBANGKAN ARGUMENTASINYA Gal 3:1-4:31
Gal 3:1-5 | Pengalaman orang Galatia |
Gal 3:6-9 | Contoh dari Abraham |
Gal 3:10-14 | Kutuk hukum Taurat |
Gal 3:15-18 | Keuntungan dari janji hukum Taurat |
Gal 3:19-29 | Maksud hukum Taurat |
Gal 4:1-11 | Sifat Keanakan |
Gal 4:12-20 | Imbauan pribadi |
Gal 4:21-31 | Dua macam 'anak' |
[5] PAULUS MENJELASKAN TENTANG KEMERDEKAAN KRISTEN Gal 5:1-6:10
Gal 5:1 | Jangan mau lagi diperhamba |
Gal 5:2-6 | Bebas dari sunat |
Gal 5:7-12 | Imbauan pribadi lainnya Bagaimana menggunakan kemerdekaan: kasih |
Gal 5:16-21 | Apa yang bukan kemerdekaan |
Gal 5:22-24 | Apa kemerdekaan itu |
Gal 5:25-6:10 | Kemerdekaan dan hubungan hubungan kita |
[6] PAULUS MENANDATANGANI SURATNYA
Gal 6:11-15 | Paulus menggarisbawahi pokok ajarannya |
Gal 6:16-18 | Salam penutup |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi