Teks -- Kejadian 15:5 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> Kej 15:1-20
Jerusalem: Kej 15:1-20 - -- Kisah ini berasal dari tradisi Yahwista. Tetapi barangkali dengannya digabungkan unsur-unsur pertama dalam kitab Kejadian yang berasal dari tradisi El...
Kisah ini berasal dari tradisi Yahwista. Tetapi barangkali dengannya digabungkan unsur-unsur pertama dalam kitab Kejadian yang berasal dari tradisi Elohista. Kepercayaan Abraham diuji. Pelaksanaan janji-janji Allah nampaknya tertunda. Lalu janji-janji itu diperbaharui dengan diperkuat dengan sebuah perjanjian. Janji mengenai negeri yang akan menjadi miliki Abraham menjadi janji utama.- Janji-janji yang diberikan Allah kepada para bapa bangsa dan yang menjadi bukti belas kasihan dan kasih setia Allah oleh Perjanjian Baru dihubungkan dengan karya Yesus Kristus, bdk Kis 2:39; Rom 4:13+.
Ref. Silang FULL -> Kej 15:5
Ref. Silang FULL: Kej 15:5 - hitunglah bintang-bintang // nanti keturunanmu · hitunglah bintang-bintang: Ayub 11:8; 35:5; Mazm 8:4; 147:4; Yer 33:22
· nanti keturunanmu: Kej 12:2; Kej 12:2; Yer 30:19; Yer 30:19; ...
· hitunglah bintang-bintang: Ayub 11:8; 35:5; Mazm 8:4; 147:4; Yer 33:22
· nanti keturunanmu: Kej 12:2; [Lihat FULL. Kej 12:2]; Yer 30:19; [Lihat FULL. Yer 30:19]; Rom 4:18%&; Ibr 11:12
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Kej 15:2-6
Matthew Henry: Kej 15:2-6 - Jaminan Allah akan Banyaknya Keturunan Abram Jaminan Allah akan Banyaknya Keturunan Abram (Kejadian 15:2-6)
Di sini kita membaca perihal jaminan yang diberikan kepada Abram tentang keturunan y...
Jaminan Allah akan Banyaknya Keturunan Abram (Kejadian 15:2-6)
- Di sini kita membaca perihal jaminan yang diberikan kepada Abram tentang keturunan yang tidak terbilang jumlahnya dan yang akan datang dari dirinya. Di dalamnya dapat kita amati hal-hal sebagai berikut,
- I. Keluhan Abram diulang kembali (ay. 2-3). Keluhan inilah yang membuka kesempatan bagi datangnya janji ini. Kesusahan Abram yang memberatkan hatinya adalah keinginan kuat untuk mempunyai anak. Di sini ia mencurahkan keluhannya ke hadapan-Nya, dan kesesakannya diberitahukan kepada TUHAN (Mzm. 142:3). Perhatikanlah, meskipun kita tidak pernah boleh mengeluh tentang Allah, kita masih diizinkan untuk mengeluh kepada-Nya, dan menyatakan keluhan kita dengan seluas-luasnya dan terperinci. Sungguh memberikan keringanan bagi jiwa yang berbeban berat apabila membuka masalah kepada seorang sahabat yang setia dan berbelas kasihan: Kepada sahabat seperti Allah, yang telinga-Nya selalu terbuka. Keluhan yang disampaikan meliputi empat segi:
- 1. Bahwa ia tidak mempunyai anak (ay. 3): Lihatlah, Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan. Tidak saja tidak mempunyai anak, tetapi tidak mempunyai keturunan. Kalau saja ia mempunyai seorang anak perempuan, dari anak perempuan ini Sang Mesias masih mungkin dapat datang, yang akan menjadi keturunan perempuan itu. Tetapi sampai saat itu, ia tidak memiliki seorang anak pun, baik laki-laki maupun perempuan. Tampaknya ia menekankan hal ini, kepadaku. Sesamanya memiliki banyak anak, hamba-hambanya memiliki anak-anak yang lahir di rumahnya. “Tetapi kepadaku,” ia mengeluh, “Engkau tidak memberikan satu anak pun.” Namun Allah telah berfirman kepadanya bahwa ia akan menjadi kesayangan di atas semua orang. Perhatikanlah, orang-orang yang tersurat tidak memiliki anak, harus melihat bahwa Allah memang menyuratkannya seperti itu. Sekali lagi, Allah sering menangguhkan penghiburan yang bersifat sementara itu dari anak-anak-Nya sendiri, sementara Ia memberikan banyak anak kepada orang-orang lain yang merupakan orang asing di mata Allah.
- 2. Bahwa tampaknya ia tidak akan pernah mempunyai anak, seperti yang ditunjukkan dalam kata, aku akan, atau, aku akan pergi tanpa anak, pergi memasuki tahun-tahun yang akan datang, menuruni bukit dengan cepat, bahkan aku akan pergi dari dunia ini, pergi menempuh jalan semua orang di bumi ini. Aku akan meninggal dunia dengan tidak mempunyai anak, begitulah yang tertulis di dalam Kitab Septuaginta (Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani – pen.). “Aku akan meninggalkan dunia ini tanpa meninggalkan seorang anak pun di belakangku.”
- 3. Bahwa hamba-hambanya pada saat itu tampaknya akan menjadi ahli warisnya, dan bukannya anak-anaknya. Sementara ia masih hidup, maka hambanya Eliezer, orang Damsyik inilah yang menjadi pengurus rumah tangganya. Kepadanyalah ia menyerahkan pemeliharaan keluarga dan harta miliknya. Hamba yang mungkin saja setia, namun hanya sebagai seorang hamba, bukan seorang anak laki-laki. Kalau ia meninggal dunia, hamba yang lahir di rumahnya inilah yang akan menjadi ahli warisnya, dan akan berkuasa atas segala yang telah ia usahakan dengan berlelah-lelah selama ini (Pkh. 2:18-19, 21). Sebelumnya Allah telah memberitahukan kepadanya bahwa Ia akan membuatnya menjadi bangsa yang besar (12:2), dan menjadikan keturunannya seperti debu tanah banyaknya (Kejadian 13:16). Tetapi Ia membiarkan dirinya tinggal dalam keraguan, apakah keturunan itu berasal dari anaknya sendiri atau anak angkat, apakah seorang anak yang berasal dari dirinya atau hanya anak yang dilahirkan di rumahnya. “Nah, TUHAN,” kata Abram, “jika anak itu hanyalah seorang anak angkat, tentunya ia akan berasal dari salah seorang hamba-hambaku, yang tentunya akan mencerminkan keaiban bagi keturunan yang dijanjikan itu, yaitu keturunan yang akan berasal dari dirinya.” Perhatikanlah, sementara belas kasihan yang dijanjikan itu ditangguhkan, ketidakpercayaan dan ketidaksabaran kita cenderung menyimpulkan bahwa janji itu sudah dibatalkan.
- 4. Bahwa hal tidak mempunyai anak ini menjadi masalah yang sangat besar baginya, sehingga mampu merampas penghiburan dari semua kesenangan yang telah diterimanya: “Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku? Semua ini tidak ada artinya bagiku, jika aku tidak mempunyai seorang anak.” Nah, perhatikan hal-hal ini,
- (1) Jika kita menganggap bahwa Abram tidak melihat lebih jauh lagi melampaui semua kesenangan yang bersifat sementara ini, maka keluhan ini patut dipersalahkan. Melalui pemeliharaan dan campur tangan-Nya, Allah telah memberikan sejumlah hal yang baik dan masih banyak lagi berkat yang lain kepadanya. Namun Abram tidak memperhitungkan semua hal ini, hanya karena ia tidak mempunyai anak. Sangatlah jahat kalau seorang yang disebut bapa orang percaya sampai berkata, Apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku tidak mempunyai anak, segera sesudah Allah berfirman, Akulah perisaimu dan upahmuyang sangat besar. Perhatikanlah, orang-orang yang tidak menganggap bahwa relasi kovenan mereka dengan Allah dan kebutuhan mereka akan Allah sudah cukup bagi hidup mereka, sebenarnya tidak menghargai keuntungan yang mereka dapatkan. Sebaliknya,
- (2) Jika kita menganggap bahwa Abram di sini menaruh perhatian besar kepada keturunan yang dijanjikan, maka hasrat yang mendesak ini sangat patut dipuji. Semua tidak akan ada artinya jika ia tidak memiliki kesungguhan akan berkat yang besar itu, serta sebuah jaminan dari hubungannya dengan Sang Mesias, yang untuk itu Allah telah memerintahkan supaya ia senantiasa menjaga pengharapan akan kedatangan-Nya. Ia memiliki kekayaan, kemenangan, dan kehormatan, namun semua itu tidak ada arti baginya, sementara masalah utama ini masih gelap baginya. Perhatikanlah, apabila kita belum memiliki bukti dari perhatian kita di dalam Kristus dan kovenan yang baru, kita tidak boleh merasa puas dengan hal-hal lain di luar itu. “Ini dan itu semua kumiliki, tetapi apa gunanya semua ini, kalau aku akan meninggal dunia tanpa Kristus?” Namun, sejauh ini keluhan Abram tetap patut dipersalahkan, sebab terdapat sikap kurang percaya akan janji itu yang mendasari keluhannya, serta suatu bentuk kejemuan dalam menanti-nantikan waktu Allah. Perhatikanlah, adakalanya orang-orang percaya yang benar mengalami kesulitan untuk menerima dengan tekun janji-janji Allah dan pemeliharaan-Nya, ketika mereka tampaknya mulai menunjukkan ketidakpercayaan.
- II. Jawaban Allah yang lembut atas keluhan ini. Pada bagian pertama keluhan Abram (ay. 2), Allah tidak segera menanggapi, karena ada sedikit nada kejengkelan di dalamnya. Tetapi ketika ia mengulangi pernyataan ini dengan lebih tenang (ay. 3), Allah menjawabnya dengan lembut. Perhatikanlah, jika kita tetap bertekun di dalam doa, dan dengan penuh kerendahan hati menyerahkan diri kepada kehendak ilahi, pencarian kita tidak akan sia-sia.
- 1. Dengan cepat Allah memberikan janji tentang seorang anak kepadanya (ay. 4). Orang yang dilahirkan di rumahmu tidak akan menjadi ahli warismu, seperti yang engkau khawatirkan, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu. Perhatikanlah,
- (1) Allah menciptakan ahli-ahli waris. Ia berfirman, “Ini tidak akan, dan yang itu akan.” Apa pun yang direncanakan dan dirancang manusia untuk mengatur harta benda mereka, rancangan Allah akan tinggal tetap.
- (2) Sering kali Allah bersikap lebih baik kepada kita dibandingkan kekhawatiran-kekhawatiran kita. Lagi pula Ia menaruh belas kasihan terhadap apa yang menimbulkan keputusasaan kita.
- 2. Untuk lebih menyentuh perasaan hatinya melalui janji ini, Allah membawa Abram keluar serta berfirman, Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu (ay. 5).
- (1) Jumlahnya demikian banyak, tampaknya bintang-bintang itu tidak akan dapat dihitung dengan mata biasa. Abram takut ia tidak akan memiliki anak sama sekali, tetapi Allah meyakinkan dia bahwa keturunan yang berasal dari dirinya akan sangat banyak jumlahnya sampai-sampai tidak dapat dihitung lagi.
- (2) Begitu agung dan mulia, disamakan dengan bintang-bintang dalam kemegahannya yang luar biasa, sebab bagi merekalah kemuliaan itu (Rm. 9:4). Keturunan Abram menurut dagingnya adalah seperti debu tanah banyaknya ( Kejadian 13:16), namun keturunan rohaninya sama seperti bintang-bintang di langit, jumlahnya tidak saja besar, tetapi juga mulia, dan sangat berharga.
- III. Kepercayaan Abram yang teguh terhadap janji yang sekarang dibuat Allah kepadanya, serta perkenan Allah atas imannya (ay. 6).
- 1. Percayalah Abram kepada TUHAN, artinya, ia mempercayai kebenaran janji yang sekarang dibuat Allah, bersandar pada kuasa yang yang tidak dapat ditolak serta kesetiaan Dia yang telah berjanji. Masakan Ia berfirman dan tidak menepatinya? Perhatikanlah, orang-orang yang merindukan penghiburan dari janji-janji Allah, harus menggabungkan iman mereka dengan janji-janji itu. Perhatikanlah bagaimana Rasul Paulus mengagungkan iman Abram ini, dan menjadikannya sebagai contoh yang istimewa (Rm. 4:19-21). Imannya tidak menjadilemah, ia tidak bimbang terhadap janji itu, ia diperkuat dalam imannya, dan ia penuh dengan keyakinan. Allah mengerjakan iman seperti itu dalam diri kita masing-masing! Sebagian orang berpendapat bahwa kepercayaan Abram kepada TUHAN dihargai. Allah tidak saja berjanji, tetapi telah menjanjikan Tuhan Yesus, Pengantara kovenan baru, dan Abram percaya kepada-Nya. Artinya, ia menerima dan memegang teguh wahyu ilahi mengenai diri-Nya, dan ia bersukacita telah melihat hari-Nya, walaupun dari jarak waktu yang sangat jauh (Yoh. 8:56).
- 2. Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. Artinya, karena hal ini ia diperkenan Allah, sama seperti bapa-bapa leluhur lainnya, dengan jalan iman ia memperoleh kesaksian bahwa ia benar (Ibr. 11:4). Hal ini sangat ditekankan dalam Perjanjian Baru untuk membuktikan bahwa kita dibenarkan oleh iman tanpa melakukan hukum Taurat (Rm. 4:3; Gal. 3:6), karena Abram telah dibenarkan sementara ia belum disunat. Apabila Abram yang begitu kaya dalam perbuatan baik, tidak dibenarkan oleh perbuatan baik, tetapi hanya oleh iman, apa lagi kita yang sangat miskin dalam perbuatan baik. Iman ini, yang dikaitkan kepada Abram karena kebenaran ini, sebenarnya merupakan penghormatan Allah kepadanya. Sebab sebelumnya ia telah berjuang melawan ketidakpercayaannya (ay. 2), dan kemudian ia tampil sebagai seorang pemenang, dengan demikian ia dimahkotai, dan juga dihormati. Perhatikanlah, tindakan berdasarkan iman untuk menerima dan ketergantungan pada janji anugerah dan kemuliaan Allah di dalam dan melalui Kristus sesuai ketentuan kovenan baru, akan memberikan kita hak semua berkat yang terkandung di dalam janji itu. Semua orang percaya dibenarkan sama seperti Abram dibenarkan, dan imannyalah yang diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.
SH: Kej 15:1-21 - Ku tahu siapa yang kupercaya (Sabtu, 1 Mei 2004) Ku tahu siapa yang kupercaya
Mengapa setelah menjadi anak Tuhan kita masih bermasalah? Di mana
bukti dari janji-janji Allah yang memberikan peng...
Ku tahu siapa yang kupercaya
Mengapa setelah menjadi anak Tuhan kita masih bermasalah? Di mana bukti dari janji-janji Allah yang memberikan pengharapan dan berkat-berkat? Apakah kenyataan di atas membuat iman kita ciut? Masihkah kita tetap percaya bahwa Tuhan kita dapat dipercayai?
Abram telah menerima janji TUHAN bahwa ia akan menjadi bangsa yang besar dan keturunannya akan menempati tanah Perjanjian. Namun sampai saat itu, ia belum juga memiliki putra kandung. Kini TUHAN meneguhkan janji-Nya sekali lagi dan Abram percaya akan janji itu (ayat 6).
TUHAN meneguhkan janji melalui upacara peneguhan perjanjian (ayat 9-11, 17-19). Upacara serius itu sekaligus 'sumpah' TUHAN sepihak kepada Abram. Melalui lambang "perapian yang berasap dan suluh yang berapi" (ayat 17) yang melewati dan membakar korban berupa potongan daging yang dipersiapkan Abram (ayat 9-11), TUHAN seakan bersumpah, "Biarlah Aku terbakar seperti korban itu kalau Aku ingkar janji".
Bersama itu Allah bernubuat mengenai keturunan Abram yang harus menjadi bangsa yang diperbudak selama empat ratus tahun sebelum mereka menikmati tanah Perjanjian (ayat 13-16). Hal ini merupakan peneguhan bagi Abram, sekaligus penguat hati bahwa TUHAN dapat dipercaya. Memang jalannya panjang. Janji TUHAN tidak secara langsung digenapi, tetapi pasti digenapi.
Bukan saja umat Israel diingatkan tentang kesetiaan Allah pada janji-Nya, kita pun umat-Nya dalam Yesus Kristus dikuatkan hati. Kita tahu bahwa oleh kasih setia TUHAN di dalam Yesus, kita adalah pewaris sorga, tanah Perjanjian yang jauh lebih mulia, yang disediakan bagi kita Israel rohani. Juga bahwa berbagai 'penundaan' janji Tuhan adalah latihan agar kita makin bertekun dalam iman dan bertumpu kepada Ia yang berjanji.
Bersyukurlah: Kita, yang percaya kepada Tuhan Yesus, adalah ahli waris tanah perjanjian surga dan segala berkatnya.
SH: Kej 15:1-21 - Bagaimana jika ...? (Rabu, 9 April 2008) Bagaimana jika ...?
Kita dapat membayangkan ketakutan-ketakutan yang ada dalam benak
Abram. "Bagaimana jika raja-raja di Timur balas dendam sete...
Bagaimana jika ...?
Kita dapat membayangkan ketakutan-ketakutan yang ada dalam benak Abram. "Bagaimana jika raja-raja di Timur balas dendam setelah kukalahkan?" (Kej. 14:1-24) "Bagaimana dengan hartaku, penerusku?" (ayat 2-3).
Ketakutan Abram cukup beralasan. Menurut tradisi waktu itu, jika Abram mati tanpa anak laki-laki, maka hambanya yang tertua akan jadi pewarisnya. Meskipun Abram mengasihi hambanya, ia menginginkan anaknya sendirilah yang meneruskan garis keluarganya. Di tengah kekhawatiran itu, Tuhan bertindak. Tuhan menolong dan menguatkan. Tuhan berjanji melindungi Abram dan memberikan upah yang sangat besar kepadanya (ayat 1). Tuhan memang tidak menjanjikan kekayaan dan ketenaran. Ia menjanjikan apa yang menjadi jawaban dari kekhawatiran Abram, yaitu: keturunan sebanyak bintang di langit (ayat 5) dan pasir di laut (Kej. 22:17). Bukan hanya menjanjikan, Tuhan juga meneguhkan janji tersebut lewat upacara yang serius (ayat 9-21). Mendengar janji Tuhan, "Bagaimana jika..."-nya Abram berubah menjadi "Aku percaya Tuhan!" (ayat 6). Walau Abram menunjukkan imannya melalui tindakan, ternyata imannyalah yang membuat Abram benar di hadapan Tuhan (Lih. Rm. 4:1-5).
Kita dapat memiliki hubungan yang benar dengan Allah dengan percaya kepada Dia. Tindakan lahiriah kita, dengan hadir di gereja, berdoa, berbuat baik, dsb. bukan dengan sendirinya membuat kita benar di hadapan Allah. Hubungan yang benar dengan Allah selalu dilandasi oleh iman. Iman adalah keyakinan terdalam bahwa Allah adalah Ia yang telah berkata-kata, dan akan melakukan apa yang telah Ia katakan. Tindakan-tindakan baik dan benar yang dilakukan akan mengikuti keyakinan iman kita sebagai hasil sampingan saja.
Jika ada pertanyaan-pertanyaan "Bagaimana jika...?" dalam hidup kita
dan mengakibatkan ketakutan-ketakutan yang menurut kita
beralasan dan mengkhawatirkan, serahkanlah hidup kita kepada
TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak (
SH: Kej 15:1-21 - Bersumpah demi umat-Nya (Selasa, 17 Mei 2011) Bersumpah demi umat-Nya
Kebaikan dan kasih Allah sering tidak dapat kita selami karena keterbatasan pengenalan kita akan Allah dan kemampuan kita dal...
Bersumpah demi umat-Nya
Kebaikan dan kasih Allah sering tidak dapat kita selami karena keterbatasan pengenalan kita akan Allah dan kemampuan kita dalam mengasihi. Nas hari ini menunjukkan kepada kita aspek lain yang indah dari Allah kita.
Kejadian 15 terbagi menjadi dua, berkaitan aspek yang sangat penting dalam perjanjian Allah dengan Abram: janji tentang keturunan (1-6) dan janji tentang tanah (7-21). Abram yang belum juga mendapatkan keturunan memikirkan bahwa Eliezer, budaknyalah yang akan menjadi pewarisnya. Namun Tuhan menyatakan bahwa anak kandungnyalah yang akan menghasilkan keturunan bagi dia sebanyak bintang di langit (4-5). Abram percaya dan Tuhan memperhitungkan hal itu sebagai kebenaran (6).
Walaupun Abram sudah percaya mengenai keturunan, ia belum pasti tentang janji mengenai tanah. Maka ketika Tuhan menyatakan akan memberikan Kanaan kepadanya, ia bertanya apa tandanya (8). Tuhan menyuruh Abram memotong binatang-binatang menjadi dua (9-10). Lalu Tuhan berjalan di antara potongan binatang tersebut sebagai perapian yang berasap dan suluh yang berapi (17).
Dalam dunia kuno, ketika orang mengadakan perjanjian, mereka akan berjalan di antara potongan binatang. Ini berarti mereka bersumpah jika mereka tidak taat kepada syarat perjanjian tersebut, mereka bersedia mati seperti binatang yang dipotong dua itu. Dalam perjanjian yang sejajar, kedua pihak akan berjalan melalui potongan daging tersebut; dalam perjanjian antara tuan dan hamba, hanya sang hamba yang berjalan. Namun anehnya di sini kita lihat bahwa Tuhanlah yang berjalan di antara potongan daging tersebut. Tuhan merelakan diri-Nya diikat sumpah demi meyakinkan Abram bahwa Ia pasti akan menggenapi janji-Nya.
Allah sungguh mengasihi Abram sehingga Dia rela bersumpah. Percayakah Anda bahwa Allah yang sama juga mengasihi kita? Dia telah mengutus Putra-Nya yang tunggal mati untuk menebus dosa kita. Kasih-Nya tidak perlu kita ragukan lagi. Pertanyaannya, bagaimana kita merespons kasih sebesar itu?
SH: Kej 15:1-21 - Belajar Percaya Janji Allah (Kamis, 7 Juni 2018) Belajar Percaya Janji Allah
Ada banyak orang menebar janji, namun dengan mudah mengingkarinya. Akibatnya banyak orang yang terluka dan menjadi sakit ...
Belajar Percaya Janji Allah
Ada banyak orang menebar janji, namun dengan mudah mengingkarinya. Akibatnya banyak orang yang terluka dan menjadi sakit hati. Janji ditetapkan untuk ditepati agar ikatan di antara manusia yang berjanji dapat terpelihara baik.
Abram menyadari bahwa dirinya sudah tua. Ia juga tidak memiliki keturunan sebagai ahli waris. Karena itu, ia mempersiapkan Eliezer menjadi penggantinya (2). Itulah adat dan budaya yang berlaku pada waktu itu. Namun, Allah tetap setia pada perjanjian-Nya bahwa yang akan menjadi ahli waris adalah keturunan jasmani Abram dan Sarai (12:2). Allah memperteguh janji-Nya kepada Abram bahwa keturunannya akan sebanyak jumlah bintang di langit (5). Abram memercayai janji itu dan Allah memperhitungkannya sebagai kebenaran.
Percaya bukanlah barang jadi. Kepercayaan dalam diri seseorang merupakan proses. Iman sangat berkait erat dengan pertumbuhan dan tidak sekali jadi. Setiap orang perlu belajar percaya.
Meski telah empat kali Allah menampakkan diri kepada Abram, dan janji akan keturunan itu belum tergenapi, Abram belajar untuk percaya. Percaya berarti memercayakan diri kita kepada pribadi yang kita percayai. Dan Abram memercayakan dirinya kepada Allah. Itulah yang menyenangkan hati Allah.
Mengapa Abram percaya? Sejatinya itulah jalan terlogis. Bukankah Allah itu Mahakuasa? Bukankah Abram telah menjadikan Dia sebagai Tuannya? Dan jalan terlogis seorang hamba-yang memang tidak tahu hari depan-adalah percaya penuh kepada Sang Tuan.
Allah sungguh menghargai orang yang percaya penuh kepada-Nya. Karena itu, apa pun persoalan yang kita hadapi, hanya iman kepada Allahlah yang akan menjadi kekuatan dan solusi. Tentu ada banyak hambatan, tantangan, dan godaan dalam hidup kita. Semuanya itu kadang membuat kita khawatir dan cemas akan janji Allah. Marilah kita terus belajar untuk tetap percaya kepada-Nya! Sebab Allah turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita (lih. Rm. 8:28). Sekali lagi, percayalah! [NSP]
Utley -> Kej 15:1-11
Utley: Kej 15:1-11 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kej 15:1-111 Kemudian datanglah firman TUHAN kepada Abram dalam suatu penglihatan: "Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; u...
NASKAH NASB (UPDATED): Kej 15:1-11
1 Kemudian datanglah firman TUHAN kepada Abram dalam suatu penglihatan: "Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar." 2 Abram menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu." 3 Lagi kata Abram: "Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku." 4 Tetapi datanglah firman TUHAN kepadanya, demikian: "Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu." 5 Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." 6 Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. 7 Lagi firman TUHAN kepadanya: "Akulah TUHAN, yang membawa engkau keluar dari Ur-Kasdim untuk memberikan negeri ini kepadamu menjadi milikmu." 8 Kata Abram: "Ya Tuhan ALLAH, dari manakah aku tahu, bahwa aku akan memilikinya?" 9 Firman TUHAN kepadanya: "Ambillah bagi-Ku seekor lembu betina berumur tiga tahun, seekor kambing betina berumur tiga tahun, seekor domba jantan berumur tiga tahun, seekor burung tekukur dan seekor anak burung merpati." 10 Diambilnyalah semuanya itu bagi TUHAN, dipotong dua, lalu diletakkannya bagian-bagian itu yang satu di samping yang lain, tetapi burung-burung itu tidak dipotong dua. 11 Ketika burung-burung buas hinggap pada daging binatang-binatang itu, maka Abram mengusirnya.
Kej 15:1 Sulitlah untuk mengetahui kapan harus menerjemahkan naskah sebagai prosa atau puisi. Satu-satunya penanda kenaskahannya adalah "ketukan" (yaitu, frasa yang beraksen), tapi ini adalah perkembangan di kemudian hari. Ayat Kej 15:1 diterjemahkan sebagai puisi dalam NASB, JPSOA, NJB, NIV, tetapi sebagai prosa dalam NKJV, NRSV, TEV, dan REB. Kerancuan yang sama ini terlihat dalam Kej 14:19-20.
Kata "kemudian" bersifat rancu dan berulang (lih. Kej 22:1; 22:20; 39:7; 40:1; 48:1). Narasi-narasi individu saling terkait bersama dalam Kejadian dalam suatu kerangka sejarah timur, bukan urutan waktu yang berurutan barat modern. Lihat artikel: Historiografi Perjanjian Lama Dibandingkan dengan Budaya Timur Dekat Kontemporer. Ini adalah yang pertama dari dua (cf. v 4) kemunculan frasa yang sangat umum dalam Kejadian ini (yaitu, "datanglah firman TUHAN kepada ...," lih. Kej 15:4), yang ditemukan di seluruh kitab para Nabi. Ini menekankan bahwa YHWH berbicara kepada Abram, tampaknya dalam sebuah cara yang sangat spesifik dan terdengar oleh telinga (BDB 55). Dalam catatan yang sekarang ini caranya adalah melalui sebuah penglihatan malam. Lihat catatan pada Kej 15:1c di bawah ini.
Abram digambarkan sebagai orang yang menerima wahyu ilahi. Rumus pengantar ini umum dalam kitab para nabi dikemudian hari, tetapi jarang terjadi sebelum mereka. Abram bahkan disebut sebagai seorang "nabi" (BDB 611) dalam Kej 20:7. Nabi menulis Kitab Suci. Telah selalu menjadi teori sayalah bahwa Musa bukanlah satu- satunya penulis bagian awal kitab Kejadian, tapi penyusun / penyuntingnya. Gambaran dalam Kej 1; 2 adalah bersifat Mesopotamia, bukan Mesir. Tidak ada kata-kata pinjaman dari Mesir yang muncul sampai dengan kehidupan Yusuf. Saya pikir Musa menggunakan tradisi lisan atau tertulis yang bertanggalkan kembali ke jaman Abram (yaitu, para Leluhur). Dia adalah penyusun dan penyunting untuk sebagian besar dari sejarah awal ini. Para penulis manusia menggunakan budaya dan kosa kata mereka, tapi pesannya adalah dari Tuhan (yaitu, inspirasi).
□ "Tuhan" YHWH adalah sebuah bentuk KATA KERJA Ibrani, "menjadi/ada" (lih. Kel 3:14). Sepertinya ini untuk menekankan bahwa Allah adalah yang selalu hidup, satu-satunya Tuhan yang hidup. Para rabi menyatakan bahwa ketika Allah dinyatakan sebagai YHWH, itu berbicara tentang rahmat-Nya dan ketika Dia dinyatakan sebagai Elohim, itu berbicara tentang kekuasaan-Nya sebagai Pencipta. Saya jauh lebih suka teori ini daripada kritik teori sumber "JEDP", yang begitu populer di abad ke-18 - 20. Lihat Topik Khusus: Lihat topik khusus SEBUTAN UNTUK TUHAN.
□ "dalam suatu penglihatan" Ini menyiratkan bahwa saat itu adalah malam hari, yang juga didukung oleh Kej 15:5. Dengan isi selanjutnya dari pasal Kej 15, khususnya Kej 15:12, masih belum pastilah apakah penglihatan ini datang dalam satu malam atau apakah itu tersebar dalam dua malam (yaitu, dua penglihatan, Kej 15:1-6,7-21). Istilah "penglihatan" (BDB 303) yang ditemukan di sini berbeda dengan "muncul" (BDB 906) yang ditemukan dalam Kej 12:7. Istilah yang di sini adalah istilah yang langka, yang hanya ditemukan di tiga pasal dari Alkitab, Kej 15:1; Bil 24:4,16, dan Yeh 13:7.
NIDOTTE, vol. 4, hal. 354, memiliki sebuah ringkasan yang menarik dari cara-cara YHWH menyatakan diri- Nya dalam Kitab Kejadian.
- 1. melalui kata-kata (BDB 55) - Kej 12:1-3; 13:14-17; 21:12-13; 22:1-2
- 2. melalui penglihatan - Kej 15:1-6 (BDB 303); Kej 46:2-4 (BDB 909 I)
- 3. melalui mimpi - Kej 20:3-7 (BDB 538); Kej 28:12-15 (BDB 321); Kej 31:10-13 (BDB 321), 24 (BDB 538)
- 4. penampakan diri (har. "muncul," BDB 906) - Kej 12:7; 17:1; 18:1; 26:2,24; 35:1,9; 48:3
- 5. melalui malaikat YHWH (lihat Topik Khusus pada Kej 12:7) - Kej 16:7-13; 21:17-19; 22:11-12,15-18; 31:11 Metodenya bervariasi, tetapi wahyu-wahyu Ketuhanan yang memulai ini menghadapi kemanusiaan, bukan demi individu-individu itu sendiri, tapi untuk rencana penebusan YHWH untuk menjangkau semua orang!
□ "janganlah takut, Abram" KATA KERJA ini (BDB 431, KB 432, Qal IMPERFECT yang digunakan dalam arti JUSSIVE) berulang dalam Kejadian (lih. Kej 15:1; 21:17; 26:24; 46:3) . YHWH tahu dosa telah menyebabkan hati kita takut (takut kepada-Nya, takut akan kehidupan, takut akan diri kita sendiri). Ini pertama kali digunakan dalam Kej 3:10 untuk Adam dan Hawa yang takut akan Allah setelah mereka berdosa. Para rabi mengatakan bahwa ketakutan ini terhubung dengan pasal Kej 14, khususnya (1) takut akan pertempuran, (2) takut akan pembalasan oleh negara-negara yang raja-rajanya ia bunuh, atau (3) takut akan Tuhan karena ia telah mengambil nyawa manusia. Namun demikian, dari konteks pasal Kej 12 sampai 15 adalah mungkin bahwa ketakutan ini terhubung dengan terus- menerus tanpa anaknya Abram.
□ "Akulah perisaimu" Istilah "perisai" ini (BDB 171) adalah istilah militer yang berfungsi sebagai metafora untuk "pelindung" atau "penyedia" (lih. Mazm 3:3; 28:7; 33:20; 84:9; 91:4). Istilah "perisai" ini secara etimologis berhubungan dengan istilah "dibebaskan" (BDB 171, lih. Kej 14:20). Untuk sebuah definisi yang baik dari istilah "perisai" ini lihat Ul 33:29. Saya lebih suka terjemahan Luther atas New American Standard Bible karena ia menyiratkan bahwa "perisai" dan "pahala" nya adalah Tuhan sendiri-"Aku adalah baik perisai maupun pahalamu" (lih. NKJV). Tidak ada KATA KERJA yang dinyatakan dalam kalimat ini.
□ "upahmu akan sangat besar" Abram telah diuji dengan keinginan atas kekayaan dan harta rampasan dalam Kej 13:8-13; 14:21-24 dan ia menolak peluang-peluang materialistis ini. Allah telah menjanjikan dalam pasal Kej 12 baik keturunan maupun tanah. Namun demikian, dalam lanjutan penegasan janji Allah ini, Allah sendirilah yang adalah milik terbesar Abram (seperti Dia bagi orang-orang Lewi di kemudian hari, lih. Bil 18:20; Ul 10:9).
Kej 15:2 "Ya TUHAN Allah" Ini adalah pertama kalinya bahwa kombinasi dari nama-nama ilahi ini muncul bersama-sama dalam Alkitab. Ini terjadi dalam Kejadian hanya di sini dan Kej 15:8. Ini secara harfiah adalah "Adonai YHWH." Kita bisa melihat nama-nama ini bersama-sama dalam Ul 10:17. Istilah Adonai (har. "Tuhanku," digunakan dalam literatur Kanaan, tetapi tidak oleh bahasa Semit lain) sepertinya jauh seperti Kurios istilah dalam PB, yang menyiratkan "tuan", "suami," "pemilik," atau "Tuhan." Lihat Topik Khusus: Lihat topik khusus SEBUTAN UNTUK TUHAN di Kej 12:1.
Ada beberapa nama untuk Tuhan yang menggabungkan dua nama.
Namun demikian, meskipun sering diterjemahkan dengan cara yang sama dalam bahasa Inggris, mereka berbeda dalam arti dan penekanannya
□ "apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak," Titik fokus dari perhatian Abram adalah keadaannya tanpa anak yang berkelanjutan. Keprihatinannya didasarkan pada janji awal Allah dalam Kej 12:1-3. Orang dahulu melihat keadaan tanpa anak sebagai kutukan dari Allah, namun Allah menegaskan pada Abram sebagai si penerima kemurahan yang istimewa. Abram mencari manifestasi fisik dari kemurahan yang dijanjikan itu.
□ Kata "tak punya anak" (BDB 792) adalah kata yang langka. Ini digunakan hanya empat kali.
- 1. untuk Abram (bukan Sarai) - Kej 15:2
- 2. sebagai penghukuman atas inses - Im 20:20,21
- 3. secara metaforis untuk Yoyakim yang takhtanya tidak dilanjutkan oleh salah seorang putranya - Yer 22:30
□ "dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu" Ada permainan pada kata Ibrani langka bagi "ahli waris" (קשׁמ) ini, yang mungkin berarti "akuisisi" atau "kepemilikan" (BDB 606, NIDOTTE, vol. 2, h. 971) dan istilah "Damaskus" (קשמד, BDB 199). Kedua kata ini terdengar mirip dalam bahasa Ibrani. Beberapa orang melihat ini sebagai terkait dengan kebiasaan adopsi orang Hur yang ditemukan di dalam tablet Nuzi dari milenium kedua SM Beberapa menganggap bahwa "Eliezer" (BDB 451), yang berarti "Tuhan adalah pertolongan," adalah hamba yang disebutkan dalam Kej 24:2.
Istilah (BDB 606) yang diterjemahkan "pewaris" ini adalah istilah yang langka. KATA KERJA normal untuk "pewaris" (BDB 439, KB 441) ditemukan dalam Kej 15:4,5 (dua kali), 7,8. Keduanya berarti "menguasai." Frasa ini dijelaskan oleh Kej 15:3.
Kej 15:3 "Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan" Abram, dengan pengulangan ini, menunjukkan tingkat kecemasan yang dia rasakan. Abram adalah sebuah contoh yang baik dari iman yang bercampur dengan keraguan. Abram percaya kepada Allah, tapi itu tidak berarti bahwa ia tidak memiliki pertanyaan tentang beberapa aspek dari janji-janji-Nya. Allah tidak membenci seorang penanya yang tulus! Allah akan membawa dia melalui serangkaian ujian dan cobaan sampai Abram tahu bahwa miliknya yang terbesar adalah Tuhan sendiri (khususnya pasal Kej 22).
Kej 15:4 "melainkan anak kandungmu" Harus dicatat bahwa ini masih dua puluh lima tahun ke depan. Ini secara khusus menegaskan bahwa anak tersebut akan datang dari Abram, tetapi tidak menyatakan bahwa ia akan datang dari Sarai. Inilah penyebab dari komplikasi yang ditemukan dalam pasal Kej 16.
Frasa yang diterjemahkan "kandungmu" secara harfiah berarti "bagian dari batin/bagian dalammu." Kata ini (BDB 588) digunakan dalam beberapa pengertian.
- 1. Organ dalam bagian bawah - 2Sam 20:10; 2Taw 21:15
- 2. perut - Ayub 20:14; Yeh 3:3; 7:19, Yun 1:17; 2:1, 2Sam 7:12; 16:11
- 3. organ seks
- 4. lokasi fisik dari emosi manusia - Kid 5:4,14; Yes 16:11; 63:15; Yer 4:19; 31:20; Rat 2:11
Kej 15:5 "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Tuhan berbicara pada Abram dengan dua perintah.
- 1. lihat - BDB 613, KB 661, Qal IMPERATIVE
- 2. hitunglah - BDB 707, KB 765, Qal IMPERATIVE
Berkat Tuhan akan melimpah dan nyata (lih. Kej 12:2; 17:2).
Tuhan menggunakan beberapa metafora yang sudah tidak asing bagi Abram untuk menggambarkan kelimpahan dari keturunannya.
- 1. debu (lih. Kej 13:16; 28:14; Bil 23:10)
- 2. bintang (lih. Kej 15:5; 22:17; 26:4)
- 3. pasir (lih. Kej 22:17; 32:12)
Dari janji Kej 12:3 dan konsep "kerajaan imam" (lih. Kel 19:5-6) sampai dengan nubuatan universal Yesaya (lih. Kej 42:6; 49:6), keluarga Abraham akan jauh lebih besar daripada yang diimpikan orang. Ini akan mencakup orang percaya yang bukan Yahudi (lih. Luk 2:32, Kis 13:47; 26:23, Rom 2:28-29; 4; Gal 3:7-9,29).
Kej 15:6 "Lalu percayalah Abram kepada TUHAN" Ini tidak menyiratkan bahwa Abraham tidak percaya kembali dalam pasal Kej 12, karena ia benar-benar meninggalkan Ur dan mengikuti Tuhan. Tapi, di sini istilah "percaya" ini (BDB 52, KB 63, Hiphil PERFECT, yang menunjukkan kehidupan yang percaya, bukan hanya satu tindakan ini) adalah dari akar נמא, dari mana kita mendapatkan kata "amin." Akar ini berarti "menjadi kuat" atau "bersandar pada." Abraham menaruh kepercayaan sepenuhnya dalam janji Allah bahwa dia akan memiliki keturunan. Itu adalah tindakan iman tanpa penglihatan (lih. Kej 22:16,18; Ibr 11:1). Abram berpegang pada Allah atas dasar firman-Nya, dengan iman, tanpa menuntut penglihatan fisik. Hal ini sangatlah penting karena ini menjadi dasar dari argumentasi Paulus tentang pembenaran oleh kasih karunia melalui iman yang ditemukan dalam Rom 4 dan Gal 3. Paulus juga menggunakan Hab 2:4 dalam Rom 1:17; Gal 3:11 dan si penulis Ibrani dalam Kej 10:38. Sepertinya hakikat dari istilah ini adalah "Abraham bersandar pada YHWH dan bukan pada dirinya sendiri." Di sepanjang bagian Kejadian ini ditekankan lagi dan lagi bahwa itu adalah kasih Allah yang memulai, bukanlah sumber dari manusia, yang dibutuhkan untuk keselamatan mereka. Istilah "percaya" ini dapat diterjemahkan dalam bahasa Inggris dengan tiga kata: percaya, kepercayaan, dan iman (lih. Kel 4:5,31; Ul 1:32, 2Taw 20:20, Yes 43:10, berkaitan dengan Mesias dalam Yes 28:16 dan menunjuk pada ketidakpercayaan dalam Bil 14:11; 20:12, Ul 9:23; 2Raj 17:14, Mazm 78:22). Sepertinya hakikat dari istilah PL ini ditemukan dalam "kepercayaan" atau "keterpercayaan," bukan terfokus pada diri kita sendiri, tetapi dalam kesetiaan Allah dan janji-janji-Nya.
Pemberitahuan Abram percaya
- 1. dalam Tuhan (hubungan pribadi)
- 2. dalam firman-Nya (wahyu proposisional)
Telah sangat membantu bagi saya untuk mengkarakterisasi iman alkitabiah sebagai
- 1. iman dalam seseorang (YHWH / Kristus)
- 2. percaya pada kebenaran tentang orang tersebut (Alkitab)
- 3. hidup dalam kehidupan yang seperti orang tersebut (ketaatan OT / Keserupaan dengan Kristus) Ketiganya sangatlah penting, tidak bersifat opsional!
□ "maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya" Istilah "memperhitungkan" ini (BDB 362, KB 359, Qal IMPERFECT) dapat berarti "dihitung" atau "dipertimbangkan." Ini cukup sering digunakan oleh para imam sehubungan dengan pengorbanan (lih. Im 7:18; 17:4, dan Bil 18:27). Apabila seseorang membawa korban kepada imam, korban itu dihitung atau diperhitungkan atas nama orang tersebut. Allah memperhitungkan kepada Abram kebenaran-Nya sendiri, sehingga sepenuhnya menerima dia.
□ "sebagai kebenaran" Istilah ini (BDB 842) aslinya berarti sebuah "tongkat pengukur" dan dengan demikian ini digunakan untuk merujuk ke suatu standar pengukuran. Allah sendiri adalah standar pengukuran tersebut, oleh karena itu, sebagian besar Kata Ibrani dan Yunani untuk "dosa" berarti suatu penyimpangan dari standar kebenaran Allah sendiri. Istilah ini telah berkembang dalam maknanya.
- 1. ini berarti sifat moral Allah seperti terlihat dengan jelas pada nabi-nabi abad kedelapan
- 2. ini digunakan untuk berarti pertolongan Allah bagi orang yang tak berdaya (lih. Mazm 10:16-18; 72:12). Konsep ini dikembangkan lebih lanjut pada zaman Yesus dengan memberian sedekah (lih. Mat 6:1)
- 3. penggunaan utama terakhir dari istilah "kebenaran" ini berlaku untuk keselamatan rohani. Hal ini terutama dicatat dalam Yes 40; 41; 42; 43; 44; 45; 46; 47; 48; 49; 50; 51; 52; 53; 54; 55 dan penggunaan Paulus dalam PB. Paulus berbicara tentang kebenaran kita dengan Allah hanya berdasarkan kasih Allah yang memulai dan tanggapan iman kita dalam Rom 4:3 dan Gal 3:6.
- 4. kita bisa melihat kelanjutan penggunaan istilah ini dalam Yak 2:14-16
Di sini kata tersebut digunakan, bukan dalam arti "ketidakberdosaan," tetapi bahwa kepercayaan Abram dalam janji YHWH telah membuka pintu untuk sebuah hubungan kepercayaan / kesetiaan untuk berkelanjutan. Ini bukanlah tindakan Abram yang pertama (atau terakhir) memercayai YHWH. Penerimaan Abram atas janji YHWH yang memulai ini memungkinkan sebuah persekutuan yang intim untuk berkembang dan mendalam.
□ Kej 15:7 "Akulah Tuhan" Ini adalah YHWH, nama perjanjian khusus untuk Tuhan. Lihat Topik Khusus pada Kej 12:1.
□ "yang membawa engkau keluar dari Ur-Kasdim" Ada beberapa perbedaan atas lokasi di mana Tuhan pertama kali berbicara kepada Abram. Itu bisa jadi adalah di Ur atau Haran. Bandingkan Kej 11:31-12:1 dengan Neh 9:7 dan Kis 7:2. Beberapa orang bahkan mencoba untuk menyatakan bahwa Allah berbicara dengan Terah, ayah Abram, di Ur dan Abram di Haran, tapi saya pikir ini adalah pemahaman yang tidak sesuai. Sangatlah mungkin bahwa suatu wahyu datang pada baik di Ur atau Haran. Juga, pada titik ini, saya ingin menyebutkan bagaimana tepatnya kitab Kejadian dan Ulangan cocok dengan budaya milenium kedua SM, khususnya rumusan perjanjian orang Het / Suzeraine. Dokumen-dokumen sejarah ini, bersama dengan tablet Nuzi dan Mari, telah menunjukkan kepada kita betapa sesuainya Kej 15:2,17; 16:2 dengan budaya yang ada pada zaman mereka. Kesejarahan dari para Leluhur ini dikonfirmasikan dalam terang penemuan-penemuan arkeologi baru-baru ini.
Seperti yang sedemikian sering dalam pasal-pasal awal kitab Kejadian, nama-nama kemudian hari dari kota- kota dan negara-negara digunakan. Kasdim namanya tidak digunakan untuk orang-orang di Mesopotamia (yaitu, Babel selatan) sampai pada abad keenam SM. Para juru tulis Israel dilatih di Mesir, dimana penulisnya merasa bebas untuk memperbarui naskah yang mereka salin (tidak begitu dengan para juru tulis Mesopotamia).
Kej 15:8 "dari manakah aku tahu, bahwa aku akan memilikinya?" Abram, yang imannya telah diperhitungkan sebagai kebenaran di Kej 15:6, sekarang mengungkapkan kebutuhannya akan konfirmasi (lih. Kej 15:2-3). Ini secara teologis signifikan. Allah menerima Abram, bukan karena imannya sempurna, tetapi karena kasih Allah yang sempurna. Bahkan di tengah-tengah keraguan Allah menerima dia dan, demikian juga, kita (lih. Yoh 20:24-29). Abram telah / sedang melayani tujuan teologis yang lebih besar (yaitu, paradigma penebusan).
Kej 15:9 Abram diperintahkan (BDB 542, KB 534, Qal IMPERATIVE) untuk membawa beberapa korban binatang.
- 1. anak sapi merah berusia tiga tahun
- 2. seekor kambing betina berusia tiga tahun
- 3. seekor domba jantan berusia tiga tahun
- 4. seekor burung tekukur
- 5. seekor anak burung merpati
Alasan yang tepat untuk hewan-hewan tertentu tersebut tidak pasti. Mereka disebutkan di kemudian dalam hukum Musa, yang mungkin berarti bahwa mereka memiliki signifikansi budaya yang tidak sepenuhnya kita pahami. Dalam Kej 15:10 mereka dipotong setengah dan diletakkan berlawanan satu sama lain, kecuali untuk burung. Ini adalah norma budaya untuk "memotong" sebuah perjanjian (lihat Topik Khusus pada Kej 13:14, lih. Yer 34:18). Banyak orang berasumsi bahwa kematian hewan adalah sebuah cara memperingatkan peserta perjanjian tentang apa yang akan terjadi kepada mereka jika mereka melanggar ketentuan perjanjian. Namun demikian, ini tidak pasti.
□ Kej 15:11 "burung-burung buas hinggap pada daging binatang-binatang itu" Telah ada banyak diskusi di antara para komentator tentang mengapa Kej 15:11 ini dicatat. Beberapa teorinya adalah:
- 1. ini adalah simbol dari keraguan Abram
- 2. ini adalah simbol dari musuh-musuh Israel (lih. Yeh 17:3,7,12)
- 3. butuh beberapa jam bagi Allah untuk mewujudkan diri-Nya dan ini hanyalah sekedar sebuah tanda kesejarahan dari catatan tersebut (yakni, kehadiran bangkai hewan yang mati menyebabkan munculnya burung-burung pemakan daging)
Bagi saya, karena saya sangat gugup tentang alegori dan tipologi yang tidak disebutkan secara spesifik dalam PB, nomor 3 sepertinya adalah pilihan yang terbaik. Catat bahwa persembahan ini tidak dibakar. Ini adalah sebuah upacara perjanjian, bukan suatu pengorbanan.
□ "maka Abram mengusirnya" Tampaknya sangat aneh bahwa KATA KERJA Ibrani "meniup mereka pergi" ini (BDB 674, KB 728, Hiphil IMPERFECT) harus digunakan di sini. Metafora ini sering digunakan untuk Allah (lih. Mazm 147:18; Yes 40:7), tapi bagaimana ini terhubung dengan tindakan Abram tidaklah pasti.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Kejadian (Pendahuluan Kitab) Penulis : Musa
Tema : Permulaan
Tanggal Penulisan: + 1445 -- 1405 SM
Latar Belakang
Kejadian cocok sebagai kitab Perjanjian La...
Penulis : Musa
Tema : Permulaan
Tanggal Penulisan: + 1445 -- 1405 SM
Latar Belakang
Kejadian cocok sebagai kitab Perjanjian Lama yang pertama dan sebagai pendahuluan yang hakiki dari seluruh Alkitab. Judul kitab ini di dalam bahasa Ibrani diambil dari kata pertamanya, _bereshith_ ("pada mulanya"). Nama "Kejadian" merupakan terjemahan judul Ibrani itu ke bahasa Yunani dan berarti "asal mula, sumber, penciptaan atau awal dari sesuatu." Kejadian merupakan "kitab permulaan."
Penulisnya tidak disebutkan dalam kitab ini. Akan tetapi, kesaksian lain dalam Alkitab menunjukkan bahwa Musa merupakan penulis seluruh Pentateukh (yaitu, kelima kitab PL pertama) dan oleh karenanya juga Kejadian (mis. 1Raj 2:3; 2Raj 14:6; Ezr 6:18; Neh 13:1; Dan 9:11-13; Mal 4:4; Mr 12:26; Luk 16:29,31; Yoh 7:19-23; Kis 26:22; 1Kor 9:9; 2Kor 3:15). Demikian pula para penulis Yahudi kuno dan para bapa gereja semuanya menyatakan bahwa Musa menjadi penulis/penyusun Kejadian. Karena seluruh sejarah dalam Kejadian terjadi sebelum kehidupan Musa, peranannya dalam menulis Kejadian adalah menyusun, di bawah pengilhaman Roh Kudus, semua catatan lisan dan tulisan yang ada sejak Adam hingga wafatnya Yusuf yang sekarang menjadi isi Kejadian. Yang mungkin merupakan petunjuk dipakainya catatan-catatan sejarah oleh Musa ketika menulis Kejadian ialah bahwa terdapat 11 kali pemakaian "Demikianlah riwayat" atau "Iniliah keturunan" (Ibr. 'elleh toledoth' ) yang dapat diterjemahkan "inilah sejarah oleh" (lih. Kej 2:4; Kej 5:1; Kej 6:9; Kej 10:1; Kej 11:10,27; Kej 25:12,19; Kej 36:1,9; Kej 37:2).
Kejadian mencatat penciptaan, permulaan sejarah manusia, dan asal mula umat Ibrani dan perjanjian Allah dengan mereka melalui Abraham dan leluhur lainnya dengan tepat. Ketepatan sejarahnya selaku Alkitab yang terilham dipastikan dalam PB oleh Tuhan Yesus (Mat 19:4-6; Mat 24:37-39; Luk 11:51; Luk 17:26-32; Yoh 7:21-23; Yoh 8:56-58) dan para rasul (Rom 4:1-25; 1Kor 15:21-22,45-47; 2Kor 11:3; Gal 3:8; Gal 4:22-24,28; 1Tim 2:13-14; Ibr 11:4-22; 2Pet 3:4-6; Yud 1:7,11). Sejarah Kejadian masih diperkuat oleh berbagai penemuan purbakala pada zaman modern. Musa dipersiapkan secara luar biasa melalui pendidikan (Kis 7:22) dan oleh Allah untuk menulis kitab pertama yang unik dalam Alkitab.
Tujuan
Kejadian menyediakan suatu landasan hakiki bagi Pentateukh dan semua penyataan Alkitabiah selanjutnya. Kejadian memelihara satu-satunya catatan yang dapat dipercaya mengenai awal alam semesta, umat manusia, perkawinan, dosa, kota-kota, bahasa-bahasa, bangsa-bangsa, Israel dan sejarah penebusan. Kejadian ditulis sesuai dengan tujuan Allah untuk memberikan umat perjanjian-Nya suatu pemahaman mendasar tentang diri-Nya, ciptaan, umat manusia, kejatuhan, kematian, penghakiman, perjanjian, dan janji penebusan melalui keturunan Abraham.
Survai
Kejadian dengan sendirinya terbagi atas dua bagian utama.
- (1) Pasal 1-11 (Kej 1:1--11:32) memberi suatu pandangan luas mengenai permulaan manusia dari Adam hingga Abraham dan berpusat pada lima peristiwa yang sangat penting.
- (a) Penciptaan: Allah menciptakan segala sesuatu, termasuk Adam dan Hawa yang ditempatkan-Nya di taman Eden (pasal 1-2; Kej 1:1--2:25).
- (b) Kejatuhan: Melalui pelanggaran mereka, Adam dan Hawa memasukkan kutukan dosa dan kematian ke dalam sejarah manusia (pasal 3; Kej 3:1-24).
- (c) Kain dan Habel: Tragedi ini menggerakkan dua arus utama dalam sejarah: peradaban humanistik dan kaum sisa yang tertebus (pasal 4-5; Kej 4:1--5:32).
- (d) Air bah: Dunia purbakala telah demikian jahat pada waktu angkatan Nuh sehingga Allah memusnahkannya dengan suatu banjir universal, hanya menyelamatkan Nuh yang benar dan keluarganya sebagai sisa (pasal 6-10; Kej 6:1--10:32).
- (e) Menara Babel: Ketika dunia pasca-air bah bersatu dalam penyembahan berhala dan pemberontakan, Allah membubarkan persatuan mereka dengan mengacaukan bahasa dan kebudayaan serta dengan menyebarkan umat manusia ke seluruh penjuru dunia (pasal 11; Kej 11:1-32).
- (2) Pasal 12-50 (Kej 12:1--50:26) mencatat permulaan umat Ibrani dan memusatkan perhatian kepada kesinambungan tujuan penebusan Allah melalui empat bapa leluhur besar -- Abraham, Ishak, Yakub, dan Yusuf. Panggilan Allah kepada Abraham (pasal 12; Kej 12:1-20) dan perlakuan-Nya terhadap Abraham dan keturunannya dalam kaitan dengan perjanjian-Nya merupakan awal yang sangat penting dari pelaksanaan maksud Allah tentang seorang Penebus dan penebusan dalam sejarah. Kitab Kejadian berakhir dengan kematian Yusuf dan perbudakan yang akan datang di Mesir.
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai Kejadian.
- (1) Kejadian adalah kitab pertama yang ditulis (mungkin kecuali Ayub), dan mencatat permulaan sejarah manusia, dosa, bangsa Ibrani, dan penebusan.
- (2) Sejarah dalam Kejadian meliputi jangka waktu yang lebih lama dari seluruh sisa Alkitab, dimulai dengan pasangan manusia pertama, berkembang hingga sejarah dunia pra-air bah, dan kemudian menyempit lagi pada sejarah bangsa Ibrani sebagai arus penebusan yang dirunut sepanjang sisa PL.
- (3) Kejadian menyatakan bahwa alam semesta dan hidup di bumi ini adalah jelas karya Allah dan bukan suatu proses lepas dari alam. Lima puluh kali dalam pasal 1-2 (Kej 1:1--2:25) Allah menjadi subyek dari kata kerja yang menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selaku Pencipta.
- (4) Kejadian mengisahkan berbagai peristiwa perdana -- pernikahan pertama, keluarga pertama, kelahiran pertama, dosa pertama, pembunuhan pertama, tokoh poligami pertama, alat-alat musik pertama, janji penebusan pertama, dan sebagainya.
- (5) Perjanjian Allah dengan Abraham, yang dimulai dengan panggilannya (Kej 12:1-3), diresmikan dalam pasal 15 (Kej 15:1-21) dan disahkan dalam pasal 17 (Kej 17:1-27), merupakan inti dari seluruh Alkitab.
- (6) Hanya Kejadian menerangkan asal mula kedua belas suku Israel.
- (7) Kejadian menyatakan bagaimana keturunan Abraham akhirnya tinggal di Mesir (selama 430 tahun) dan demikian menyiapkan untuk keluaran, peristiwa penebusan yang utama dalam PL.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Kejadian menyatakan sejarah nubuat penebusan dan seorang Penebus yang akan datang melalui benih wanita (Kej 3:15), melalui keturunan Set (Kej 4:25-26), melalui keturunan Sem (Kej 9:26-27), dan melalui keturunan Abraham (Kej 12:3). PB menerapkan Kej 12:3 langsung pada persediaan Allah untuk penebusan di dalam Yesus Kristus (Gal 3:16,29). Banyak tokoh dan peristiwa dari Kejadian disebut dalam PB berkaitan dengan iman dan kebenaran (mis. Rom 4:1; Ibr 11:1-22), penghakiman oleh Allah (mis. Luk 17:26-29,32; 2Pet 3:6; Yud 1:7,11), dan pribadi Kristus (mis. Mat 1:1; Yoh 8:58; Ibr 7:1).
Full Life: Kejadian (Garis Besar) Garis Besar
I. Permulaan Sejarah Manusia
(Kej 1:1-11:26)
A. Asal Mula Alam Semesta dan Kehidupan
(Ke...
Garis Besar
- I. Permulaan Sejarah Manusia
(Kej 1:1-11:26) - A. Asal Mula Alam Semesta dan Kehidupan
(Kej 1:1-2:25) - 1. Ringkasan Seluruh Penciptaan
(Kej 1:1-2:4) - 2. Kisah Penciptaan Adam dan Hawa yang Lebih Lengkap
(Kej 2:5-25) - B. Asal Mula Dosa
(Kej 3:1-24) - 1. Pencobaan dan Kejatuhan
(Kej 3:1-6) - 2. Dampak-Dampak Kejatuhan
(Kej 3:7-24) - C. Asal Mula Peradaban
(Kej 4:1-5:32) - 1. Kain: Kebudayaan Kafir
(Kej 4:1-24) - 2. Set: Kaum Sisa yang Benar
(Kej 4:25-26) - 3. Sejarah Silsilah Bapa Leluhur Pra-Air Bah
(Kej 5:1-32) - D. Air Bah: Hukuman Allah Atas Peradaban Purba
(Kej 6:1-8:19) - 1. Kebejatan Universal
(Kej 6:1-8,11-12) - 2. Nuh: Persiapan untuk Menyelamatkan Kaum Sisa yang Benar
(Kej 6:9-22) - 3. Beberapa Pengarahan Terakhir dan Air Bah
(Kej 7:1-8:19) - E. Permulaan Baru bagi Manusia
(Kej 8:20-11:26) - 1. Keturunan Nuh
(Kej 8:20-10:32; dan khususnya Sem, Kej 11:10-26) - 2. Menara Babel
(Kej 11:1-9) - 3. Hubungan Keluarga Antara Sem dengan Abraham
(Kej 11:10-26) - II. Permulaan Bangsa Ibrani
(Kej 11:27-50:26) - A. Abraham
(Kej 11:27-25:18) - 1. Latar Belakang Keluarga Abram
(Kej 11:27-32) - 2. Panggilan dan Perjalanan Iman Abram
(Kej 12:1-14:24) - 3. Perjanjian Allah yang Resmi dengan Abram
(Kej 15:1-21) - 4. Hagar dan Ismael
(Kej 16:1-16) - 5. Perjanjian dengan Abraham Dimeterai dengan Nama Baru dan Sunat
(Kej 17:1-27) - 6. Janji Abraham dan Tragedi Lot
(Kej 18:1-19:38) - 7. Abraham dan Abimelekh
(Kej 20:1-18) - 8. Abraham dan Ishak, Anak Perjanjian
(Kej 21:1-24:67) - 9. Keturunan Abraham
(Kej 25:1-18) - B. Ishak
(Kej 25:19-28:9) - 1. Kelahiran Esau dan Yakub
(Kej 25:19-26) - 2. Esau Menjual Hak Kesulungannya
(Kej 25:27-34) - 3. Ishak, Ribka, dan Abimelekh II
(Kej 26:1-17) - 4. Sengketa Mengenai Sumber Air dan Perpindahan ke Bersyeba
(Kej 26:18-33) - 5. Ishak Memberkati Anak-Anaknya
(Kej 26:34-28:9) - C. Yakub
(Kej 28:10-37:2) - 1. Mimpi dan Perjalanan Yakub
(Kej 28:10-22) - 2. Yakub dengan Laban di Haran
(Kej 29:1-31:55) - 3. Yakub dan Esau Berdamai Kembali
(Kej 32:1-33:17) - 4. Yakub Kembali ke Tanah Perjanjian
(Kej 33:18-35:20) - 5. Keturunan Yakub dan Esau
(Kej 35:21-37:2) - D. Yusuf
(Kej 37:2-50:26) - 1. Yusuf dan Saudara-Saudaranya di Kanaan
(Kej 37:2-36) - 2. Yehuda dan Tamar
(Kej 38:1-30) - 3. Ujian dan Kenaikan Pangkat Yusuf di Mesir
(Kej 39:1-41:57) - 4. Yusuf dan Saudara-Saudaranya di Mesir
(Kej 42:1-45:28) - 5. Ayah dan Saudara-Saudara Yusuf Pindah ke Mesir
(Kej 46:1-47:26) - 6. Hari-Hari dan Nubuat-Nubuat Terakhir Yusuf dan Kematiannya
(Kej 47:27-50:14) - 7. Ringkasan Yusuf
(Kej 50:15-26)
Matthew Henry: Kejadian (Pendahuluan Kitab)
Di hadapan kita sekarang ada Kitab Suci, atau buku, sebab itulah arti kitab. Kita menyebutnya Alkitab, untuk menunjukkan keunggulannya. Sebab kitab...
- Di hadapan kita sekarang ada Kitab Suci, atau buku, sebab itulah arti kitab. Kita menyebutnya Alkitab, untuk menunjukkan keunggulannya. Sebab kitab ini adalah kitab terbaik yang pernah ditulis dan yang tiada bandingannya, kitab segala kitab, yang bersinar seperti matahari dalam cakrawala pembelajaran. Buku-buku lain yang berharga dan berguna, seperti halnya bulan dan bintang, meminjam cahaya mereka darinya. Kita menyebutnya Kitab Suci, sebab kitab itu ditulis oleh orang-orang suci, dan digubah oleh Roh Kudus. Kitab itu secara sempurna bebas dari segala kesalahan dan niat jahat. Tujuannya yang nyata-nyata bisa disaksikan oleh pikiran adalah memajukan kekudusan di tengah-tengah manusia. Perkara-perkara besar dari hukum dan Injil Allah di sini dituliskan untuk kita, agar semua perkara itu bisa diringkas dalam kepastian yang lebih besar, agar bisa menyebar lebih luas, bertahan lebih lama, dan bisa diteruskan ke tempat-tempat yang jauh dan masa-masa ke depan dengan lebih murni dan utuh daripada yang mungkin dilakukan melalui laporan mulut dan tradisi. Karena itu, sangat besarlah pertanggungjawaban kita jika sampai perkara-perkara yang perlu untuk damai sejahtera kita ini, setelah diserahkan kepada kita dalam hitam di atas putih seperti itu, kita abaikan begitu saja sebagai perkara yang aneh dan asing (Hos. 8:12). Naskah-naskah atau tulisan-tulisan dari beberapa penulis yang terilhami, mulai dari Musa sampai Rasul Yohanes, digabung bersama-sama dalam Alkitab yang terberkati ini. Di dalam tulisan-tulisan ini cahaya ilahi bersinar secara perlahan-lahan, seperti cahaya pagi, sampai seluruh kumpulan suci ini menjadi lengkap seperti sekarang ini. Syukur kepada Allah, sekarang kita memilikinya di tangan kita, dan tulisan-tulisan itu membuat hari benar-benar cerah, sebagaimana yang kita harapkan terjadi di sisi seberang sorga ini. Setiap bagiannya adalah baik, tetapi semua bagian secara keseluruhan amatlah baik. Inilah pelita yang bercahaya di tempat yang gelap itu (2Ptr. 1:19), dan tanpa Alkitab, dunia ini menjadi tempat yang gelap.
- Di hadapan kita ada bagian dari Alkitab yang kita sebut Perjanjian Lama, yang berisi berbagai perbuatan dan segala kenangan tentang jemaat Allah mulai dari penciptaan sampai mendekatnya kedatangan Kristus dalam rupa daging, yang kira-kira empat ribu tahun lamanya. Kebenaran-kebenaran yang diwahyukan pada waktu itu, hukum-hukum yang ditetapkan pada waktu itu, ibadah-ibadah yang dijalankan pada waktu itu, nubuatan-nubuatan yang diberikan pada waktu itu, dan peristiwa-peristiwa yang menyangkut jemaat khusus itu, pengetahuan tentang semuanya ini disimpan bagi kita sejauh itu dipandang sesuai oleh Allah. Kitab ini disebut perjanjian, atau wasiat (diatheke), sebab kitab itu merupakan pernyataan tetap akan kehendak Allah berkenaan dengan manusia dalam bentuk persetujuan, dan akan berlaku apabila si pemberi wasiat sudah mati, Anak Domba yang telah disembelih sejak dunia dijadikan (Why. 13:8). Kitab ini disebut Perjanjian Lama, dalam hubungannya dengan Perjanjian Baru, yang tidak membatalkan dan menggantikannya, tetapi memahkotai dan menyempurnakannya, dengan mendatangkan pengharapan yang lebih baik itu, yang diperlambangkan dan dinubuatkan di dalamnya. Perjanjian Lama masih tetap mulia, walaupun Perjanjian Baru jauh melampauinya dalam kemuliaan (2Kor. 3:9).
- Di hadapan kita ada bagian dari Perjanjian Lama itu yang kita sebut Pentateukh, atau kelima kitab Musa, hamba Tuhan yang mengungguli semua nabi lain itu, dan yang memperlambangkan Sang Nabi Besar itu. Kitab-kitab Perjanjian Lama ini dibagi oleh Juruselamat kita ke dalam hukum, kitab-kitab para nabi, dan mazmur, atau hagiograf (tulisan-tulisan – pen.), dan kelima kitab ini adalah hukum. Sebab, kelima-limanya tidak saja berisi hukum-hukum yang diberikan kepada Israel, dalam empat kitab terakhir, tetapi juga hukum-hukum yang diberikan kepada Adam, kepada Nuh, dan kepada Abraham, dalam kitab pertama. Kelima kitab ini, sejauh yang kita ketahui, adalah kitab-kitab pertama yang pernah ditulis. Sebab, tidak disebutkan sedikit pun tentang tulisan lain dalam seluruh Kitab Kejadian, tidak pula sampai Allah menyuruh Musa untuk menulis (Kel. 17:14). Dan sebagian orang berpendapat bahwa Musa sendiri tidak pernah belajar menulis sampai Allah menunjukkan kepadanya salinan tulisan-Nya dalam Sepuluh Perintah Allah pada loh-loh batu. Bagaimanapun juga, kita yakin bahwa kelima kitab ini adalah tulisan-tulisan paling kuno yang masih ada sekarang, dan oleh sebab itu yang paling baik dalam memberi kita penjelasan yang memuaskan tentang perkara-perkara yang paling kuno.
- Di hadapan kita ada kitab yang pertama dan terpanjang dari kelima kitab itu, yang kita sebut Kejadian, yang ditulis, menurut sebagian orang, ketika Musa berada di Midian, untuk mengajar dan menghibur saudara-saudaranya yang menderita di Mesir. Tetapi saya lebih berpendapat bahwa ia menulisnya di padang gurun, setelah ia berada di gunung bersama Allah, di mana, ada kemungkinan, ia menerima pengajaran-pengajaran secara penuh dan khusus untuk menuliskannya. Dan, sama seperti Musa membentuk Kemah Suci, demikian pula ia membentuk bangunan yang lebih unggul dan lebih bertahan lama untuk kitab ini, persis seperti rancangan yang ditunjukkan kepadanya di gunung. Rancangan yang diperolehnya di gunung itu lebih baik dalam memastikan kebenaran segala perkara yang termuat di sini daripada yang bisa dipastikan di dalam tradisi-tradisi lain yang kemungkinan diteruskan dari Adam ke Metusalah, dari Metusalah ke Sem, dari Sem ke Abraham, dan seterusnya sampai kepada keluarga Yakub. Kejadian atau Genesis adalah nama yang dipinjam dari bahasa Yunani. Kata itu berarti asal-usul, atau silsilah. Tepatlah kitab ini disebut demikian, sebab kitab ini adalah sejarah asal-usul, mengenai penciptaan dunia, masuknya dosa dan maut ke dalamnya, penemuan-penemuan berbagai keterampilan, munculnya bangsa-bangsa, dan terutama penanaman jemaat Allah, dan keadaannya pada masa-masa awal. Kitab ini juga merupakan sejarah keturunan, yakni keturunan Adam, Nuh, Abraham, dan seterusnya. Ini silsilah tanpa akhir, tetapi berguna. Permulaan Perjanjian Baru juga disebut Kejadian (Mat. 1:1), Biblos geneseos, kitab kejadian, atau silsilah, dari Yesus Kristus. Terpujilah Allah untuk kitab Perjanjian Baru itu, yang menunjukkan kepada kita obat penyembuh, sementara kitab Perjanjian Lama ini membuka luka kita. Tuhan, bukakanlah mata kami, agar kami dapat melihat perkara-perkara yang ajaib baik dari Taurat-Mu maupun dari Injil-Mu!