Teks -- Mikha 1:7 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem: Mi 1:2-7 - -- Nubuat ini aselinya mengenai Samaria dan diucapkan sebelum kota itu dimusnahkan pada th 721 seb Mas. tetapi kemudian nubuat itu diterapkan pada Yerusa...
Nubuat ini aselinya mengenai Samaria dan diucapkan sebelum kota itu dimusnahkan pada th 721 seb Mas. tetapi kemudian nubuat itu diterapkan pada Yerusalem.
Jerusalem: Mi 1:7 - upah sundalnya Ialah upah-sundal bakti yang dilakukan perempuan yang bertugas dalam ibadat di Samaria, Ams 2:7-8; Hos 4:14; bdk Ula 23:18+. Mikha menganggap seluruh ...
Jerusalem: Mi 1:7 - dikumpulkan semuanya itu Begitulah terbaca dalam terjemahan Yunani. Siria dan Latin. Dalam naskah Ibrani tertulis: dikumpulkannya.
Begitulah terbaca dalam terjemahan Yunani. Siria dan Latin. Dalam naskah Ibrani tertulis: dikumpulkannya.
Dengan bahasa sastera biasa nabi2 pengadilan Jahwe digambarkan.
Ende: Mi 1:7 - upahnja ialah hadiah jang diberikan kepada berhala2 jang ibadahnja
seringkali tjabul dengan pelatjur2 sutji (upah djina).Musuh akan merampas "upah"
itu dan la...
ialah hadiah jang diberikan kepada berhala2 jang ibadahnja seringkali tjabul dengan pelatjur2 sutji (upah djina).Musuh akan merampas "upah" itu dan lalu memberikannja kepada berhala2nja sendiri sebagai "upah djinah" lagi.
Ref. Silang FULL -> Mi 1:7
Ref. Silang FULL: Mi 1:7 - Segala patungnya // akan diremukkan // segala berhalanya // upah sundal · Segala patungnya: Yeh 6:6; Yeh 6:6
· akan diremukkan: Kel 32:20; Kel 32:20
· segala berhalanya: Ul 9:21; Ul 9:21
· upah ...
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Mi 1:1-7
Matthew Henry: Mi 1:1-7 - Hukuman Dinubuatkan
Dalam pasal ini kita mendapati,
I. Judul kitab (ay. 1) dan sebuah pengantar yang menuntut perhatian (ay. 2).
II. Peringatan ...
- Dalam pasal ini kita mendapati,
- I. Judul kitab (ay. 1) dan sebuah pengantar yang menuntut perhatian (ay. 2).
- II. Peringatan diberikan tentang hukuman-hukuman kehancuran yang segera menimpa kerajaan Israel dan Yehuda (ay. 3-4), dan semuanya karena dosa (ay. 5).
- III. Kehancuran dirinci (ay. 6-7).
- IV. Hebatnya kehancuran digambarkan,
Hukuman Dinubuatkan (1:1-7)
- Dalam perikop di atas kita temukan,
- I. Penjelasan umum tentang sang nabi dan nubuatannya (ay. 1). Hal ini ditambahkan di sini untuk memuaskan hati semua orang yang membaca dan mendengar nubuatan dari kitab ini, sehingga sang penulis dan otoritasnya lebih dapat dipercaya.
- 1. Nubuatan adalah firman TUHAN, sebuah penyataan ilahi. Perhatikanlah, apa yang tertulis di dalam Alkitab, dan apa yang diberitakan oleh para pelayan Kristus menurut apa yang tertulis di sana, harus didengar dan diterima, bukan sebagai perkataan orang-orang yang sekarat, di mana kita akan menjadi hakimnya, melainkan sebagai firman dari Allah yang hidup, yang akan menghakimi kita. Firman TUHAN ini datang kepada sang nabi, datang dengan jelas, datang dengan kekuatan, datang dengan tuntunan dan pertolongan Allah, dan dia melihatnya, melihat penglihatan yang membawa firman itu kepadanya, melihat sendiri segala sesuatu yang dinubuatkannya, dengan kejelasan dan kepastian seakanakan semuanya telah terjadi.
- 2. Sang nabi adalah Mikha orang Moresyet. Nama Mikha ini adalah singkatan dari Mikhaya, seperti nama seorang nabi beberapa zaman sebelumnya (di zaman Raja Ahab, 1Raj. 22:8). Nama keluarganya, Moresyet, yang artinya dia dilahirkan atau tinggal di Moresyet, yang disebut di sini (ay. 14), atau Maresya, yang disebut dalam ayat 15 dan 44. Tempat tinggalnya disebutkan, supaya orang dapat mencari tahu di tempat itu, pada waktu itu, apakah benar ada orang yang seperti itu pernah hidup di sana, yang terkenal sebagai seorang nabi.
- 3. Tanggal nubuatannya adalah di masa pemerintahan tiga raja Yehuda, yaitu Yotam, Ahas, dan Hizkia. Ahas adalah salah satu yang terburuk dari raja-raja Yehuda, sedangkan Hizkia adalah salah satu yang terbaik. Seperti itulah serangkaian waktu yang melewati para pelayan Allah, waktu yang mengerutkan dahi dan yang membuat tersenyum, yang masing-masing harus diterima dan disesuaikan oleh para pelayan Allah itu, dan mereka harus melengkapi diri terhadap segala pencobaan yang muncul dalam masa-masa yang berbeda itu. Dalam kitab ini janji dijalin silih berganti dengan ancaman, sehingga tampak jelas bahwa bahkan di dalam pemerintahan yang jahat sekalipun dia memberitakan penghiburan, dan berkata kepada orang benar bahwa kebaikan menyertai mereka. Dan bahwa di dalam pemerintahan yang baik dia memberitakan dosa untuk menginsafkan orang, dan berkata kepada yang jahat bahwa yang buruk menyertai mereka. Sebab, betapa pun waktu berubah, firman TUHAN tetap sama.
- 4. Pihak-pihak yang terkait dalam nubuatan ini. Nubuatan ini adalah tentang Samaria dan Yerusalem, ibu kota dari kerajaan Israel dan Yehuda, yang sangat memengaruhi kedua kerajaan ini. Kendati kesepuluh suku itu telah meninggalkan keluarga Daud dan Harun, namun Allah tetap senang mengutus nabi-nabi kepada mereka.
- II. Seruan sungguh-sungguh yang mengawali nubuatan (ay. 2), di mana,
- 1. Kedua bangsa ini dipanggil untuk datang mendekat dan memperhatikan, seperti menghadiri sebuah sidang pengadilan: Dengarlah, hai bangsa-bangsa sekalian! Perhatikanlah, di mana Allah membuka mulut untuk berbicara, kita harus memberikan telinga untuk mendengar. Kita semua harus mendengarkan, sebab kita semua terkait di dalam apa yang disampaikan. “Dengarlah, hai bangsa-bangsa sekalian (mereka semua, demikianlah dalam terjemahan agak luas), kamu semua yang sekarang ini sedang mendengarkan langsung dan semua yang mendengar dari orang lain.” Ini adalah sebuah susunan bahasa yang tidak biasa. Tetapi perkataan tersebut yang dengannya Mikha memulai nubuatannya, sama persis dengan perkataan yang diakhiri oleh Mikhaya dalam 1 Raja-raja 22:8 (LAI: Mikha bin Yimla).
- 2. Bumi juga dipanggil, serta isinya, untuk mendengarkan apa yang harus dikatakan oleh sang nabi: Hai bumi serta isinya! Bumi akan dibuat berguncang di bawah hantaman dan hebatnya hukuman yang akan datang itu. Bumi akan mendengar lebih cepat daripada bangsa bodoh yang tidak berperasaan ini. Tetapi Allah akan didengar ketika Ia menuntut. Jika jemaat, dan orang-orang yang ada di dalamnya, tidak mau mendengar, maka bumi dan semua yang ada di dalamnya akan mendengarkan dan membuat mereka malu.
- 3. Allah sendiri akan dimohonkan, dan kemahatahuan, kekuasaan, dan keadilan-Nya, diteguhkan dalam kesaksian terhadap bangsa ini: “Biarlah TUHAN Allah menjadi saksi terhadap kamu, saksi bahwa kamu telah diberikan peringatan yang adil, bahwa nabi-nabi telah menjalankan tugas mereka dengan setia sebagai pengawas, tetapi kamu tidak mau menerimanya. Kiranya penggenapan dari nubuatan ini menjadi saksi terhadap penghinaan dan ketidakpercayaan kamu terhadapnya, dan membuktikan bahwa firman Allah, dan tidak ada satu kata-Nya pun yang akan sia-sia, supaya kamu tahu itu dan menjadi malu.” Perhatikanlah, Allah sendiri akan menjadi saksi, melalui hukuman tangan-Nya, terhadap orang-orang yang tidak mau menerima kesaksian-Nya melalui hukuman yang keluar dari mulut-Nya. Ia akan menjadi saksi dari bait-Nya yang kudus di sorga, ketika Ia turun untuk melaksanakan hukuman (ay. 3) terhadap mereka yang menulikan telinganya kepada segala perkataan-Nya, yang bersaksi kepada mereka, yang keluar dari bait-Nya yang kudus di Yerusalem.
- III. Sebuah nubuatan yang mengerikan tentang hukuman yang menghancurkan yang akan datang menimpa Yehuda dan Israel, yang penggenapannya akan segera terlaksana atas Israel, dan pada akhirnya di Yehuda. Sebab diberitahukan dalam nubuatan itu,
- 1. Bahwa Allah sendiri akan tampil melawan mereka (ay. 3). Mereka membangga-banggakan diri dan hubungan mereka dengan Allah, seakan-akan hal itu menjadikan mereka aman-aman saja. Tetapi, kendati Allah tidak pernah menipu iman orang benar, Ia akan mengecewakan kelancangan pikiran orang-orang munafik. Sebab sesungguhnya, TUHAN keluar dari tempat-Nya, meninggalkan tutup pendamaian-Nya (yang mereka sangka Ia akan duduk terus di situ), dan mempersiapkan takhta-Nya bagi penghukuman. Kemuliaan-Nya pergi, sebab mereka telah mengusirnya keluar. Jalan Allah terhadap umat-Nya selama ini adalah sebuah jalan belas kasih, tetapi sekarang Ia mengubah jalan-Nya, Ia keluar dari tempat-Nya, dan akan turun. Ia sepertinya telah mundur, seakan tidak peduli dengan apa yang dilakukan mereka, tetapi sekarang Ia akan menampakkan diri. Ia hendak mengoyakkan langit, dan turun, bukan dalam belas kasihan yang mengejutkan, seperti yang terkadang terjadi, tetapi dalam hukuman-hukuman yang mengejutkan, bukan untuk melakukan hal-hal bagi kebaikan mereka, tetapi untuk melawan mereka, yang tidak mereka harapkan (Yes. 64:1; 26:21).
- 2. Bahwa ketika Sang Pencipta tampil melawan mereka, sia-sia saja bagi makhluk ciptaan mana pun untuk membela diri. Ia akan berjejak dengan hinaan dan memandang rendah bukit-bukit bumi, semua kuasa yang maju melawan Dia atau bermusuhan dengan-Nya. Dan Ia akan menginjak-injak mereka sampai runtuh dan rata dengan tanah. Bukitbukit yang tinggi, yang didirikan untuk penyembahan berhala atau benteng pertahanan, semuanya akan direndahkan dan diinjak-injak menjadi debu. Apakah manusia percaya pada ketinggian dan kekuatan gunung-gunung dan batu-batu, seolah-olah semuanya itu cukup untuk memenuhi harapan mereka dan melepaskan ketakutan mereka? Luluhlah gunung-gunung di bawah kaki-Nya, meleleh seperti lilin di depan api (Mzm. 68:3). Apakah mereka percaya kepada kesuburan lembah dan hasilnya? Lembah-lembah terbelah atau terkoyak, akibat terjangan air yang tercurah dari pegunungan ketika gunung-gunung luluh. Semuanya akan dibajak dan disapu bersih seperti tanah oleh air yang tercurah di penurunan. Allah dikatakan akan membelah bumi menjadi sungai-sungai (Hab. 3:9). Tidak hanya manusia dari tingkatan yang mulia, seperti gunung-gunung, tetapi juga yang hina, seperti lembah-lembah, yang akan sanggup mengamankan diri dan negeri mereka dari hukuman Allah. Ketika dikirim dengan tugas untuk meratakan segala sesuatu, hukuman-Nya menyapu bersih seperti hujan deras, tidak memberi makanan (Ams. 28:3). Hal ini terutama ditujukan kepada ibu kota Israel, yang mereka harapkan menjadi perlindungan bagi kerajaan itu (ay. 6). Aku akan membuat Samaria, yang saat itu merupakan sebuah kota yang kaya dan banyak penduduknya, menjadi timbunan puing di padang, seperti tumpukan kotoran yang ditaruh di sana untuk disebarkan, atau seperti tumpukan batu yang dikumpulkan untuk diangkut, dan seperti tempat penanaman pohon anggur, seperti tanah berbukit yang ditinggikan untuk menanam pohon anggur. Allah akan membuat kota tersebut menjadi timbunan, kota berkubu itu menjadi reruntuhan (Yes. 25:2). Mezbah mereka telah menjadi seperti timbunan batu di alur-alur ladang (Hos. 12:12) dan kini rumah-rumah mereka akan menjadi seperti itu juga, menjadi tumpukan puing-puing kehancuran. Batu-batu kota akan digulingkan ke dalam lembah oleh murka Sang Penakluk, yang akan dibalaskan ke atas tembok-tembok kota yang begitu lama berdiri menentang Dia. Tembok-tembok akan diruntuhkan hingga dasar-dasarnya akan disingkapkan, yang selama ini ditutupi oleh bangunan di atasnya. Dan tidak ada satu batu pun yang akan dibiarkan tetap di atas batu yang lainnya.
- IV. Dosa yang didakwakan kepada mereka sebagai penyebab hukuman yang menghancurkan ini (ay. 5): Semuanya ini terjadi karena pelanggaran Yakub. Jika ditanyakan, “Mengapakah Allah begitu murka, dan mengapakah Yakub dan Israel dibawa kepada kehancuran oleh murka-Nya?” Jawabannya sudah tersedia: Dosa telah melakukan semua kejahatan ini. Dosa yang telah menghancurkan semua. Semua celaka Yakub dan Israel adalah karena pelanggaran mereka. Seandainya mereka tidak pergi menjauh dari Allah, Ia tidak tampil melawan mereka seperti ini. Perhatikanlah, semua hak istimewa dan pengakuan beragama tidak akan menjamin suatu umat yang berdosa terbebas dari hukuman Allah. Jika dosa didapati di dalam kaum Israel, jika Yakub bersalah atas pelanggaran dan pemberontakan, maka Allah tidak akan menyayangkan mereka. Tidak, Ia akan menghukum mereka pertama-tama, karena dosa-dosa mereka paling membangkitkan murka-Nya dibanding dosa bangsa lain, karena dosa merekalah yang paling mendatangkan cela bagi-Nya. Namun ditanyakan, Pelanggaran Yakub itu apa? Perhatikanlah, ketika kita menderita karena dosa, kita harus mencari tahu dosa apa yang telah mencelakakan kita, supaya kita secara khusus dapat mengibarkan perang terhadap apa yang memusuhi kita. Dan dosa apakah itu?
- 1. Dosa penyembahan berhala. Itulah bukit-bukit pengorbanan. Itulah pelanggaran, pelanggaran besar yang menguasai di Israel. Itulah persundalan rohani, pelanggaran kovenan pernikahan, yang mendatangkan perceraian. Bahkan bukit-bukit pengorbanan di Yehuda, kendati tidak begitu buruk seperti pelanggaran Yakub, namun cukup untuk menyakiti hati Allah, dan menanggungkan kesalahan ke atas pemerintahan yang baik. Hanya bukit-bukit pengorbanan tidak dijauhkan.
- 2. Dosa penyembahan berhala Samaria dan Yerusalem, kota-kota kerajaan dari dua kerajaan itu. Kota-kota tersebut adalah yang paling padat penduduknya, dan di mana terdapat paling banyak orang, di situlah terdapat kejahatan yang teramat sangat, dan setiap orang saling menjadikan yang lainnya semakin jahat. Kota-kota itu adalah yang paling megah. Di sana orang-orang hidup dalam kekayaan dan kesenangan, dan melupakan Allah. Kota-kota tersebut adalah tempat yang memiliki pengaruh terbesar atas negeri, melalui otoritas dan keteladanan. Sehingga dari merekalah penyembahan berhala dan kefasikan telah meluas ke seluruh negeri (Yer. 23:15). Perhatikanlah, penyakit-penyakit rohani paling menular bila ada dalam diri orang-orang dan tempat-tempat yang paling terkemuka. Jika ibu kota dari sebuah kerajaan, atau keluarga terkenal dalam suatu lingkungan, hidup jahat dan duniawi, maka banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan mencontoh suatu contoh yang buruk ketika orang-orang ternama melakukannya. Perbuatan jahat para pemimpin dan penguasa menguasai dan memimpin orang kepada kejahatan, dan karenanya mereka pasti dihukum dengan hebat. Orang-orang tersebut harus memberi pertanggungjawaban besar bukan hanya oleh karena dosa mereka, tetapi juga karena telah membuat Israel juga berdosa. Orangorang itu harus dibuat menjadi teladan karena telah menjadi teladan kejahatan. Jika pelanggaran Yakub adalah Samaria, maka Samaria akan menjadi timbunan puing. Kiranya orang-orang yang menjadi pemimpin dalam dosa mendengarkan hal ini dan menjadi takut.
- V. Hukuman diberikan untuk menjawab dosa, berupa kehancuran berhala (ay. 7).
- 1. Berhala yang mereka sembah akan dihancurkan: Segala patungnya akan diremukkan oleh tentara Asyur dan segala berhalanya akan Kuhancurkan. Samaria dan berhalanya dihancurkan oleh Sanherib (Yes. 10:11), dan para allah mereka dilemparkan ke dalam api, sebab mereka bukanlah Allah (Yes. 37:19). Dan inilah yang diperbuat TUHAN: segala berhalanya akan Kuhancurkan. Perhatikanlah, jika hukum Allah tidak berhasil membuat para penguasa menghancurkan berhala, maka Allah yang akan mengambil pekerjaan tersebut ke dalam tangan-Nya sendiri, dan akan melakukannya sendiri.
- 2. Semua pemberian dan berhala-berhala mereka akan dihancurkan. Sebab segala upah sundal mereka akan dibakar, yaitu segala korban yang mereka persembahkan kepada berhala mereka untuk mengisi mezbah mereka dan untuk menghiasi patung-patung serta kuil-kuil mereka. Semuanya ini akan menjadi barang rampasan bagi pasukan tentara yang mengalahkan mereka, yang tidak hanya akan merampok rumah-rumah pribadi tetapi juga rumah allah-allah mereka. Semua pemberian ini termasuk juga gandum, anggur, dan minyak yang mereka sebut hadiah atau upah, yang diberikan oleh berhala mereka, kekasih mereka (Hos. 2:12). Semuanya ini akan diambil dari mereka oleh Dia yang kehormatan-Nya telah mereka ambil dengan tipu daya dan berikan kepada berhala mereka. Perhatikanlah, tidak akan berhasil baik manusia yang diupah untuk berdosa atau yang menyewa orang lain untuk berdosa. Sebab upah dosa adalah maut. Dari upah sundal dikumpulkan semuanya itu, dan akan kembali menjadi upah sundal. Mereka memperkaya diri melalui persekutuan dengan bangsa-bangsa penyembah berhala, yang memberi mereka keuntungan, untuk menarik hati mereka supaya menyembah berhala bangsa-bangsa itu, dan kuil-kuil berhala mereka diperkaya dengan upah atau segala pemberian dari orang-orang yang pergi bersundal mengikuti mereka. Dan semua kekayaan ini akan menjadi mangsa bagi bangsa-bangsa penyembah berhala, dan demikian pula upah dari persundalan, akan diberikan kepada suatu tentara penyembah berhala sebagai upah mereka, yang akan mengambilnya sebagai hadiah yang diberikan kepada mereka oleh allah mereka sendiri. Upah itu akan menjadi persembahan kepada Raja ‘Agung’ (Hos. 10:6). Apa yang mereka berikan kepada berhala mereka, dan apa yang mereka anggap mereka terima melaluinya, akan menjadi seperti upah suatu persundalan. Kutukan Allah akan menimpa ke atasnya sehingga upah itu tidak akan pernah berhasil atau mendatangkan kebaikan bagi mereka. Sudah umum terjadi bahwa apa yang diperas melalui hawa nafsu akan dirampok juga oleh hawa nafsu yang lain.
SH: Mi 1:1-16 - Kristen, pemimpin bangsa, dan bangsanya (Rabu, 13 Desember 2000) Kristen, pemimpin bangsa, dan bangsanya
Tuhan Allah dari bait-Nya yang kudus menjadi saksi atas hidup umat-
Nya(2). Karena itu Israel dan Yehu...
Kristen, pemimpin bangsa, dan bangsanya
Tuhan Allah dari bait-Nya yang kudus menjadi saksi atas hidup umat- Nya(2). Karena itu Israel dan Yehuda tidak dapat menghindari bencana penghukuman yang akan menimpa mereka karena dosa-dosa yang mereka lakukan. Kehidupan moral dan ibadah yang mereka jalankan tidak memenuhi standar ketetapan Allah (6-7). Kehancuran Israel dan Yehuda benar-benar terjadi dalam sejarah manusia. Salah satu sumber kehancuran suatu bangsa berasal dari para penguasanya. Merekalah yang menentukan arah dan gerak kehidupan masyarakat. Samaria dan Yerusalem - pusat para penguasa - adalah pusat dari dosa bangsa Israel dan Yehuda (5). Para pejabat kerajaan harus bertanggung jawab atas kondisi moral dan spiritual bangsanya. Walau demikian Mikha tetap mengidentifikasikan dirinya dengan bangsanya dan ikut bertanggung jawab atas kondisi bangsa yang merosot secara moral dan spiritual sehingga ia juga berkeluh kesah, meratap, melolong, dan meraung (8-9). Itu semua merupakan ungkapan penyesalan dan rasa bersalah Mikha yang dalam.
Pemahaman di atas mengajarkan kepada Kristen di Indonesia bagaimana berpartisipasi aktif dan memberikan kontribusi secara kristiani dalam percaturan politik di negara kita, khususnya bila kelak presiden akan dipilih secara langsung oleh rakyat. Hak pilih sebagai warga negara harus dipergunakan dengan arif bijaksana dan efektif. Artinya, kehidupan moral dan spiritual calon pemimpin bangsa Indonesia haruslah diteliti dan diamati apakah sesuai dengan standar Allah. Ini untuk menyelamatkan bangsa kita dari kehancuran.
Sebagai warga negara yang sudah dibenarkan oleh Allah kita juga harus menangisi dosa-dosa bangsa kita. Karena tidak mustahil kehancuran bangsa yang sekarang kita alami disebabkan oleh dosa-dosa para pemimpin bangsa. Namun kita juga harus menyadari bahwa kita juga ikut bersalah dan bertanggungjawab atas kehancuran ini. Bagaimana cara mengubah keadaan ini? Kristen harus berusaha agar kehadirannya berdampak nyata bagi bangsa.
Renungkan: Jika ingin memperbaiki kondisi bangsa kita, Kristen harus menyadari fakta kehancuran bangsa, merendahkan diri seperti Mikha, kemudian berusaha dengan berbagai upaya agar dapat mengadakan pembaharuan dalam masyarakat kita.
SH: Mi 1:1-16 - Hiduplah kudus (Selasa, 16 Desember 2008) Hiduplah kudus
Banyak orang berbuat dosa tanpa merasa bersalah. Mereka mengabaikan
fakta bahwa Tuhan ada dan melihat tindakan mereka.
Orang I...
Hiduplah kudus
Banyak orang berbuat dosa tanpa merasa bersalah. Mereka mengabaikan fakta bahwa Tuhan ada dan melihat tindakan mereka.
Orang Israel dan orang Yehuda melakukan dosa tanpa takut. Seolah Tuhan tidak ada dan hukum Tuhan tak pernah mereka dengar. Maka datanglah nabi Mikha untuk menyuarakan kemarahan Tuhan (ayat 2). Ia memperingatkan bahwa penghakiman Tuhan akan jatuh atas Israel dan Yehuda. Alam saja gentar menghadapi Dia (ayat 4), masakan manusia tidak takut terhadap Tuhan yang melihat semua kejahatan mereka?
Apa dakwaan Tuhan terhadap Israel? Pemberontakan melawan Allah yang mahakuasa! Sementara Yerusalem telah menjadi tempat penyembahan berhala dan bukan tempat beribadah (ayat 5). Sebab itu Tuhan akan menghukum mereka (ayat 6)! Mendengar itu, Mikha berseru agar mereka bertobat (ayat 10-16): kembali taat dan beribadah kepada Allah. Namun umat tidak mau mendengar dia. Ia meminta agar mereka melakukan keadilan sosial, dengan memperhatikan orang-orang yang membutuhkan pertolongan, tetapi mereka menolak! Mikha jadi berduka (ayat 7-8). Ia meratapi dosa umat dan penghakiman Allah yang akan jatuh atas kedua bangsa itu.
Allah memerhatikan kita sama seperti Ia memerhatikan Israel. Maka sebagai umat, kita harus memelihara kekudusan hidup. Ia memandang serius segala sikap dan tindakan dosa, atau perlawanan terhadap kebenaran-Nya. Ia marah bila kita mengandalkan sesuatu selain Dia, memprioritaskan hubungan lain dan mengabaikan hubungan dengan Dia, atau mengutamakan ambisi ketimbang memerhatikan kehendak-Nya. Apapun bentuknya, semua bentuk penyangkalan atas Ketuhanan Yesus di dalam hidup kita, akan membangkitkan murka-Nya. Hari ini kita dipanggil untuk bertobat dari segala bentuk pengabaian keberadaan Tuhan dalam hidup kita. Ketika kita mengenali keberadaan dosa di dalam diri kita, tetapi kita menolak untuk membereskannya, maka penghakiman Allah niscaya akan jatuh atas kita.
SH: Mi 1:1-7 - Mendengar meski Menyakitkan (Kamis, 17 Desember 2015) Mendengar meski Menyakitkan
Memiliki telinga tidak selalu berarti dapat mendengar. Hal ini dapat terjadi karena ada gangguan pada fungsi pendengaran ...
Mendengar meski Menyakitkan
Memiliki telinga tidak selalu berarti dapat mendengar. Hal ini dapat terjadi karena ada gangguan pada fungsi pendengaran seseorang. Tetapi juga dapat terjadi karena orang itu memang tidak memerhatikan atau tidak mau mendengarkan sesuatu hal.
Mikha berdasarkan perintah TUHAN (1) menyampaikan murka-Nya atas Israel dan Yehuda. Murka Allah sudah mencapai puncak kemarahan-Nya dan tidak dapat dibendung lagi. Lihatlah TUHAN menyatakan diri-Nya melalui peristiwa dahsyat, seperti gempa bumi dan gunung berapi (3b-4). Seluruh ciptaan-Nya harus merasakan murka-Nya. TUHAN memanggil, meminta untuk didengarkan oleh seluruh manusia dan alam semesta. Allah ingin didengarkan. Namun, tiada seorang pun yang dapat berlindung dari murka TUHAN, baik orang berkedudukan tinggi maupun yang rendah. Kemarahan Tuhan disebabkan oleh dosa Yerusalem dan Samaria.
Ketika mereka diadili, bukannya mengakui dosa, malahan menantang agar dosa mereka ditunjukkan. Mereka mengajukan gugatan banding tentang dosa Israel dan Yehuda (5), karena merasa Tuhan tidak sepatutnya memurkai mereka. Karena itu TUHAN menghancurkan Samaria, kotanya dan berhalanya (6, 7). Hukuman TUHAN bertujuan membersihkan, agar kita siap untuk ditanami.
Murka TUHAN dapat menimpa siapapun, bahkan umat kesayangan-Nya. Kita tidak perlu mencari pembenaran diri di hadapan TUHAN. Ketika diperingatkan-Nya, kita sepatutnya mendengar dan bersyukur. Karena peringatan dan penghukuman dari Tuhan adalah cara Tuhan mendisiplin kita agar hidup kudus dan benar di hadapan-Nya. [TNT]
SH: Mi 1:1-7 - Peringatan karena Kasih (Senin, 11 Oktober 2021) Peringatan karena Kasih
Apa jadinya jika seorang raja sudah turun tangan untuk mengatasi kekacauan dan pemberontakan yang terjadi di dalam kerajaan-N...
Peringatan karena Kasih
Apa jadinya jika seorang raja sudah turun tangan untuk mengatasi kekacauan dan pemberontakan yang terjadi di dalam kerajaan-Nya? Dapat dibayangkan ia akan turun dengan penuh kekuatan amarahnya agar rakyatnya mendapatkan para pemberontak itu dan memberi hukuman yang berat.
Perikop ini berisi peringatan yang sangat keras dari Tuhan melalui Nabi Mikha kepada dua kota, yaitu Samaria di Kerajaan Israel di utara dan Yerusalem di Kerajaan Yehuda di selatan. Di kedua kota tersebut terjadi kemerosotan moral. Peringatan tersebut adalah inisiatif Allah sendiri. Allah tidak menghendaki umat-Nya berlarut-larut hidup dalam dosa.
Mikha menggambarkan Tuhan-dalam kemarahan-Nya-keluar dari tempat-Nya bersemayam, menjejakkan kaki di bumi sehingga membuat terbelah dan luluh (1-4). Kota Samaria akan diluluhlantakkan hingga yang tersisa hanyalah puing-puing reruntuhan (6).
Tuhan begitu peduli dengan umat-Nya, dan kepedulian-Nya itu Ia tunjukkan dengan memberi peringatan melalui utusan-Nya. Tujuannya agar umat melakukan kebenaran seperti yang Ia kehendaki.
Peringatan Tuhan tidak hanya ada pada zaman dulu, tetapi hingga saat ini, melalui orang-orang yang diutus-Nya, atau melalui peristiwa hidup. Peringatan itu diberikan karena kasih-Nya, meski kita jatuh dalam dosa. Justru dalam keadaan kita yang berdosa itulah, mata Tuhan makin tajam terarah kepada kita dan tangan-Nya terulur demi menolong kita. Itulah kebesaran kasih Allah yang tiada taranya.
Untuk itu dibutuhkan kepekaan, keterbukaan, dan kerendahan hati untuk menerima peringatan dari Tuhan. Jangan mengeraskan hati atau berpura-pura tidak tahu; Tuhan tak akan jemu untuk terus membuat gelisah hati orang yang melakukan dosa. Bertobatlah! Peringatan-Nya datang dengan cara yang paling lembut hingga paling keras. Kita yang memilih, peringatan seperti apa yang akan datang. Jangan keraskan hati ketika Allah menegur untuk menghindarkan dan menyelamatkan kita dari penghukuman karena dosa. [MTH]
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Mikha (Pendahuluan Kitab) Penulis : Mikha
Tema : Hukuman dan Keselamatan Mesias
Tanggal Penulisan: + 740-710 SM
Latar Belakang
Nabi Mikha berasal dari k...
Penulis : Mikha
Tema : Hukuman dan Keselamatan Mesias
Tanggal Penulisan: + 740-710 SM
Latar Belakang
Nabi Mikha berasal dari kota kecil Moresyet-Gat (Mi 1:14) di bagian selatan Yehuda, suatu wilayah pertanian yang subur sekitar 40 kilometer barat daya Yerusalem. Seperti Amos, Mikha berasal dari daerah pedesaan, mungkin dari keluarga yang sederhana. Sedangkan Yesaya, rekannya di Yerusalem, bernubuat kepada raja dan tentang situasi internasional, Mikha adalah nabi pedesaan yang mengutuk para pemimpin Yehuda yang korup, nabi-nabi palsu, imam-imam fasik, pedagang-pedagang yang tidak jujur dan hakim-hakim yang kena suap. Ia berkhotbah menentang dosa-dosa ketidakadilan, penindasan para petani dan penduduk desa, keserakahan, kekikiran, kebejatan dan penyembahan berhala, dan mengingatkan akan dampak yang berat jikalau umat itu dan pemimpinnya terus bersikeras melakukan kejahatan. Ia meramalkan kejatuhan Israel dan ibu kotanya Samaria (Mi 1:6-7) dan juga kejatuhan Yehuda dan ibu kotanya, Yerusalem (Mi 1:9-16; Mi 3:9-12).
Pelayanan kenabian Mikha terjadi pada masa pemerintahan tiga raja Yehuda: Yotam (751-736 SM), Ahas (736-716 SM) dan Hizkia (716-687 SM). Walaupun sebagian dari nubuat Mikha diberitakan pada masa pemerintahan Raja Hizkia (bd. Yer 26:18), sebagian besar mencerminkan keadaan Yehuda sementara pemerintahan Yotam dan Ahas sebelum pembaharuan religius di bawah pimpinan Hizkia. Tidak dapat disangkal bahwa pelayanannya, bersama dengan pelayanan Yesaya, ikut berperan dalam membawa kebangunan rohani dan pembaharuan di bawah Raja Hizkia yang saleh.
Tujuan
Mikha menulis untuk memperingatkan bangsanya akan kepastian hukuman ilahi, menyebut dosa-dosa yang membangkitkan kemarahan Allah dan meringkas firman nubuat Allah mengenai Samaria dan Yerusalem (Mi 1:1). Dengan tepat dia menubuatkan kejatuhan Israel sebelum hal itu terjadi pada tahun 722 SM; ia bernubuat bahwa kebinasaan yang serupa akan menimpa Yehuda dan Yerusalem karena dosa dan pemberontakan mereka yang menyolok. Jadi, kitab ini melestarikan berita nubuat Mikha yang serius bagi angkatan terakhir Yehuda sebelum orang Babel datang menyerbu bangsa itu. Kitab ini juga memberikan sumbangan penting kepada seluruh penyataan PL tentang Mesias yang akan datang.
Survai
Kitab Mikha terdiri atas berita yang terbagi tiga:
- (1) menggugat Israel (Samaria) dan Yehuda (Yerusalem) karena dosa-dosa khusus termasuk penyembahan berhala, keangkuhan, penindasan orang miskin, suap-menyuap di antara pemimpin, ketamakan dan keserakahan, kebejatan, dan agama yang hampa;
- (2) mengingatkan bahwa hukuman Allah akan datang karena dosa-dosa ini; dan
- (3) menjanjikan bahwa damai sejahtera, kebenaran dan keadilan sejati akan berlaku di masa depan ketika Mesias memerintah.
Ketiga pokok tersebut diberikan perhatian hampir sama dalam kitab ini.
Dipandang dari segi lainnya, pasal 1-3 (Mi 1:1--3:12) mencatat celaan Tuhan atas dosa-dosa Israel dan Yehuda, para pemimpin yang korup, dan malapetaka yang akan datang atas bangsa-bangsa ini dan ibu kota mereka. Pasal 4-5 (Mi 4:1--5:14) menawarkan harapan dan hiburan bagi kaum sisa berhubungan dengan hari-hari yang akan datang ketika rumah Allah akan didirikan dalam damai dan kebenaran, sedangkan penyembahan berhala dan penindasan akan disingkirkan dari negeri itu. Pasal 6-7 (Mi 6:1--7:20) menguraikan keluhan Allah terhadap umat-Nya dalam bahasa sebuah sidang pengadilan besar: Allah mengajukan gugatan terhadap Israel; ini diikuti dengan pengakuan salah Israel lalu doa dan janji nubuat. Mikha menutup dengan permainan kata dari arti namanya sendiri, "Siapakah Allah seperti Engkau?" (Mi 7:18). Jawab: Hanya Dialah yang penuh kasih sayang dan dapat memberikan keputusan terakhir "diampuni" (Mi 7:18-20).
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai kitab Mikha.
- (1) Kitab ini memperjuangkan kepentingan para petani sederhana yang menghadapi pemerasan oleh golongan kaya yang angkuh, mirip dengan berita Yakobus dalam PB (bd. Mi 6:6-8 dan Yak 1:27); dalam hubungan ini, Mikha memberikan nasihat yang paling mengesankan tentang tuntutan Tuhan bagi umat-Nya, "berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu" (Mi 6:8).
- (2) Sebagian bahasa Mikha itu tegas dan terus terang; lain kali berupa syair yang mengesankan dengan permainan kata yang halus sekali (seperti Mi 1:10-15).
- (3) Seperti nabi Yesaya (bd. Yes 48:16; Yes 59:21), Mikha mengungkapkan kesadaran yang tajam akan panggilan Allah dan pengurapannya oleh Roh Kudus, "Aku ini penuh dengan kekuatan, dengan Roh Tuhan, dengan keadilan dan keperkasaan, untuk memberitakan kepada Yakub pelanggarannya dan kepada Israel dosanya" (Mi 3:8).
- (4) Kitab ini berisi salah satu ungkapan terindah dalam Alkitab tentang kasih sayang dan kasih karunia pengampunan Allah (Mi 7:18-20).
- (5) Kitab ini berisi tiga nubuat penting yang dikutip di bagian Alkitab lainnya: satu yang menyelamatkan hidup Yeremia (Mi 3:12; Yer 26:18), satu tentang tempat kelahiran Mesias (Mi 5:1; Mat 2:5-6), dan satu yang dikutip Yesus sendiri (Mi 7:6; Mat 10:35-36).
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Seperti nabi PL lainnya, Mikha melihat melampaui hukuman Allah atas Israel dan Yehuda sampai kedatangan Mesias dan pemerintahan-Nya yang adil di bumi. Tujuh ratus tahun sebelum penjelmaan Kristus, Mikha bernubuat bahwa Ia akan lahir di Betlehem (Mi 5:1). Mat 2:4-6 mencatat bahwa para imam dan ahli Taurat mengutip ayat ini sebagai jawaban untuk pertanyaan Herodes mengenai tempat lahirnya Mesias. Mikha juga menyatakan bahwa kerajaan Mesias akan merupakan kerajaan damai (Mi 5:4; bd. Ef 2:14-18), dan bahwa Mesias akan menggembalakan umat Allah dengan benar (Mi 5:3; bd. Yoh 10:1-16; Ibr 13:20). Kenyataan bahwa Mikha sering mengacu kepada penebusan masa depan menunjukkan bahwa keinginan dan rencana Allah yang abadi bagi umat-Nya adalah penyelamatan bukan hukuman; kebenaran ini dikembangkan lagi dalam PB (mis. Yoh 3:16).
Full Life: Mikha (Garis Besar) Garis Besar
I. Hukuman atas Israel dan Yehuda
(Mi 1:1-3:12)
A. Pendahuluan
(Mi 1:1)
B. Kebin...
Garis Besar
- I. Hukuman atas Israel dan Yehuda
(Mi 1:1-3:12) - A. Pendahuluan
(Mi 1:1) - B. Kebinasaan Samaria Dinubuatkan
(Mi 1:2-7) - C. Kebinasaan Yehuda Dinubuatkan
(Mi 1:8-16) - D. Dosa-Dosa Khusus Umat Allah yang Perlu Dihukum
(Mi 2:1-11) - E. Pandangan Sekilas Pertama Tentang Pembebasan yang Dijanjikan
(Mi 2:12-13) - F. Dosa-Dosa Khusus Para Pemimpin Umat Allah
(Mi 3:1-12) - II. Berita Nubuat Tentang Pengharapan
(Mi 4:1-5:14) - A. Janji Tentang Kerajaan yang Akan Datang
(Mi 4:1-8) - B. Kekalahan Musuh-Musuh Israel
(Mi 4:9-13) - C. Raja yang Akan Datang dari Betlehem
(Mi 5:1-5:5) - D. Sifat Kerajaan yang Baru
(Mi 5:5-14) - III.Gugatan Allah Terhadap Israel dan Kasih Sayang-Nya yang Terakhir
(Mi 6:1-7:20)
Matthew Henry: Mikha (Pendahuluan Kitab)
Kita akan mendapatkan penjelasan singkat tentang sang nabi di dalam ayat pertama kitab nubuatannya. Karena itu di sini kita hanya akan mengamati...
- Kita akan mendapatkan penjelasan singkat tentang sang nabi di dalam ayat pertama kitab nubuatannya. Karena itu di sini kita hanya akan mengamati bahwa, sezaman dengan Nabi Yesaya (dia hanya bernubuat tidak lama sesudah Yesaya), ada suatu kemiripan antara nubuatan Nabi Yesaya dan sang nabi di sini. Ada nubuatan tentang mendekatnya dan pendirian jemaat Injili dalam pemberitaan keduanya, hampir sama perkataannya, bahwa dari mulut dua saksi yang demikian suatu firman yang begitu agung dapat diteguhkan. Bandingkan Yesaya 2:2-3 dengan Mikha 4:1-2. Nubuatan Yesaya dikatakan mengenai Yehuda dan Yerusalem, sedangkan nubuatan Mikha mengenai Samaria dan Yerusalem. Sebab, kendati nubuatan Mikha diberi penanggalan sesuai dengan masa pemerintahan raja-raja Yehuda, namun nubuatannya merujuk kepada kerajaan Israel, yang kehancurannya melalui penawanan kesepuluh sukunya ia nubuatkan dengan jelas dan penuh ratap tangis. Apa yang kita temukan secara tertulis dalam kitab ini hanyalah sebuah ringkasan dari khotbah-khotbah yang ia sampaikan selama pemerintahan tiga raja. Tujuan keseluruhan semua khotbahnya adalah,
- I. Untuk menginsafkan orang-orang berdosa dari dosa-dosa mereka, dengan mendakwa orang-orang Israel dan Yehuda, dengan memperhadapkan kepada mereka dosa penyembahan berhala, ketamakan, penindasan, dan penghinaan terhadap firman Allah. Dan terutama dosa penguasa-penguasa mereka, baik dalam jemaat dan pemerintahan, yaitu penyelewengan kekuasaan. Sang nabi juga menunjukkan kepada mereka hukuman-hukuman Allah yang siap menimpa mereka karena dosa-dosa mereka itu.
- II. Untuk menghibur umat Allah dengan janji-janji belas kasih dan pembebasan, terutama dengan jaminan akan kedatangan Mesias dan anugerah Injil melalui-Nya. Merupakan hal yang luar biasa tentang nubuatan ini, dan meneguhkan otoritasnya, bahwa kita mendapati dua kutipannya yang dibuat secara umum pada kesempatan yang istimewa, dan keduanya merujuk kepada peristiwa-peristiwa yang sangat besar.
- 1. Yang satu adalah sebuah nubuatan tentang kehancuran Yerusalem (3:12), yang kita temukan dikutip dalam Perjanjian Lama, oleh parastua-tua negeri itu (Yer. 24:17-18), untuk membenarkan perkataan Yeremia, ketika dia memberitahukan hukuman Allah yang akan datang ke atas Yerusalem, dan untuk menghentikan proses pengadilan terhadapnya. Kata mereka, “Mikha telah menubuatkan bahwa Sion akan dibajak seperti ladang, dan Raja Hizkia pun tidak membunuh Mikha. Karena itu, mengapa pula kita harus menghukum mati Yeremia karena perkataan yang sama?”
- 2. Yang lain adalah nubuat tentang kelahiran Kristus (5:2) yang kita temukan dikutip dalam Perjanjian Baru oleh semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, sebagai jawaban kepada pertanyaan Herodes, di mana Mesias akan dilahirkan (Mat. 2:5-6). Sebab kita masih menemukan semua kesaksian para nabi tentang Dia.
Jerusalem: Mikha (Pendahuluan Kitab) MIKHA
Nabi Mikha (yang berbeda dengan Mikha bin Yimia yang hidup di masa pemerintahan raja Ahab, 1Raj 22) berasal dari negeri Yehuda, dari kampung Mor...
MIKHA
Nabi Mikha (yang berbeda dengan Mikha bin Yimia yang hidup di masa pemerintahan raja Ahab, 1Raj 22) berasal dari negeri Yehuda, dari kampung Moresyet, di sebelah barat kota Hebron. Ia menunaikan tugasnya di masa pemerintahan raja-raja Ahas dan Hizkia, yaitu sebelum dan sesudah Samaria direbut di thn. 721 dan barangkali sampai penyerbuan yang dilakukan Sabherib pada thn. 701. Jadi sebagian hidup Mikha bertepatan waktunya dengan masa nabi Yesaya. Oleh karena berasal dari sebuah kampung, maka Mikha sebagaimana pula nabi Amos, tidak senang dengan suasana kota-kota besar. Gaya bahasanya serupa dengan gaya bahasa nabi Amos, yaitu konkrit dan kadang-kadang kasar; ia senang memakai gambaran-gambaran lincah dan suka permainan kata-kata.
Kitab Mikha dapat dibagi atas 4 bagian. Bagian yang bertemakan ancaman selalu disusul dengan bagian yang bertemakan janji: Mi 1:2-3:12, proses pengadilan melawan bangsa Israel; Mi 4:1-5:14, janji kepada Sion; Mi 6;1-7:7, proses pengadilan kedua melawanan bangsa Israel; Mi 7:8-20, pengharapan Sion. Nada janji-janji kepada Sion terlalu berlawanan dengan ancaman-ancaman yang menjadi rangkanya. Urutan itu adalah hasil kerja orang yang menerbitkan kitab Mikha. Sukar ditentukan sejauh mana lingkungan yang memelihara tradisi nabi Mikha itu mengolah, menyadur dan merubah perkataan nabi. Pada umumnya orang sepakat, bahwa Mi 7:8-20menyangkut zaman kembalinya Israel dari pembuangan di Babel. Nubuat dalam Mi 2:12-13, yang tertera di tengah-tengah ancaman-ancaman, dan lagi nubuat-nubuat dalam Mi 4:6-7; 5:6-7, ditanggalkan pada masa yang sama juga. Dari lain pihak, Mi 4:1-5 hampir sama bunyinya dengan Yeh 2:2-5, dan agaknya baik dalam kitab Yeheskiel maupun dalam kitab Mikha teks ini tidak asli. Walaupun demikian, tambah tsb bukannya alasan untuk membuang dari pewartaan asli Mikha segala ayat yang berisikan janji mengenai masa mendatang. Kumpulan nubuat dalam bab 4-5 memang dibuat sewaktu atau sesudah pembuangan Israel. Namun nubuat-nubuat itu memuat bagian-bagian asli. Khususnya tidak ada juga alasan untuk mengatakan, bahwa Mi 5:1-5 yang berisikan nubuat mengenai Raja Mesias tidak berasal dari nabi Mikha. Sebab ayat-ayat itu sama isinya dengan nubuat Yesaya, Yes 9:1 dst; Mi 11;1 dst, yang tampil di masa yang sama dengan Mikha.
Riwayat Mikha tidak dikenal sama sekali. Tidak diketahui, bagaimana ia dipanggil Allah. Namun Mikha mempunyai kesadaran mendalam mengenai tugas- panggilannya sebagai nabi. Oleh karena kesadaran itu maka ia menubuatkan, bahwa malapetaka pasti akan tiba, Mi 2:6-11; 3:5-8. Dan dalam hal ini Mikha berbeda dengan nabi-nabi palsu. Mikha menyampaikan Firman Allah yang terutama berisikan hukuman. Yahwe mengadili umatNya, Mi 1:2; 6:1 dst., dan terbuktilah umat itu bersalah. Ada kesalahan di bidang agama, tetapi terutama di bidang kesusilaan. Mikha mengecam orang-orang kaya yang hidup dari spekulasi, lintas darat, para pedagang yang suka menipu, keluarga-keluarga yang terpecah-pecah, para imam dan nabi yang serakah, para pemimpin yang lalim, para hakim yang korup. Kelakuan mereka semua itu bertentangan dengan tuntutan Tuhan yang menghendaki, agar manusia berlaku adil, mencintai kesetiaan dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allah", Mi 6:8. Ini suatu ungkapan indah yang meringaskan tuntutan- tuntutan para nabi di bidang kehidupan spirituil dan terutama mengingatkan ajaran nabi Hosea. Hukum sudah ditetapkan: dengan menggoncangkan dunia semesta, Mi 1:3-4, Tuhan datang menghakimi dan menghukum umatNya; dinubuatkan kemusnahan Samaria, Mi 1:6-7, kehancuran kota-kota di wilayah negeri asal nabi Mikha sendiri, Mi 1:8-15; akhirnya juga kota Yeremia hancur lebur menjadi timbunan puing, Mi 3:12.
Namun demikian, ajaran nabi tetap mengandung suatu harapan, Mi 7;7. Sebagaimana nabi Amos, nabi Mikhapun berbicara mengenai suatu "sisa". Ia menubuatkan, bahwa di Efrata akan lahir seorang Raja damai yang akan menggembalakan kawanan Yahwe, Mi 5:1-5.
Pengaruh nabi Mikha berlangsung lama. Orang-orang yang hidup sezaman dengan nabi Yeremia mengenal dan mengutip nubuat Mikha mengenai Yerusalem, Yer 26:18. Perjanjian Baru terutama memperhatikan ayat kitab nabi Mikha mengenai asal-usul Mesias dari Efrata-Betlehem, Mat 2:6; Yoh 7:42.
Ende: Mikha (Pendahuluan Kitab) KITAB KEDUABELAS NABI
PENDAHULUAN
Dalam sastera kenabian dari kanon Hibrani dan Junani terdapat sedjumlah naskah
ketjilan, jang besarnja toh agak berl...
KITAB KEDUABELAS NABI
PENDAHULUAN
Dalam sastera kenabian dari kanon Hibrani dan Junani terdapat sedjumlah naskah ketjilan, jang besarnja toh agak berlainan djuga. Naskah2 itu sudah sedjak sediakala dikumpulkan mendjadi satu kitab. Naskah2 jang keduabelas djumlahnja itu lazimnja dinamakan "Kitab Keduabelas Nabi" atau, "Keduabelas Nabi Ketjil". Kata "ketjil" dalam djudul itu samasekali tidak mempunjai arti mengetjilkan atau meremehkan se-olah2 nabi2 itu tokoh2 jang tak begitu penting seperti "Nabi2 besar", jakni Jesaja, Jeremia, Jeheskiel (dan Daniel). Kata "ketjil" tidaklah begitu besar adanja. Mengenai pentingnja menurut kenjataan, maka beberapa dari nabi2 ketjil itu tidak kalah dengan rekan2nja jang besar, baik pengaruhnja maupun isi tulisannja. Rupa2nja terutama karena alasan2 praktislah, naskah2 mereka itu sudah ada sedjak abad kedua sebelim Masehi dikumpulkan mendjadi satu kitab, satu djilid, jang dalam bahasa Junani diberi nama "Dodekapropheton".
Urutan nabi2 dalam satu djilid itu tidak seluruhnja sama dalam kanon Hibrani dan kanon Junani. Kenjataan ini menundjukkan, bahwa naskah2 itu baru sesudah terdjadinja terdjemahan Junani (sekitar th. 250) mendapat tempatnja jang tetap dalam kanon Hibrani dan bahwa oleh karenanja tempat itu lama belum ditetapkan. Dalam Kanon Hibrani tempatnja ditetapkan sbb.: Hosea, Joel, Amos, Obadja, Jona, Micha, Nahum, Habakuk, Sefanja, Hagai, Zakarja, Maleachi. Dalam Kanon Junani keenam nabi terachir itu sama tempatnja, tapi urutan keenam nabi pertama adalah sbb.: Hosea, Amos, Micha, Joel, Obadja, Jona. Asas apa jang dipergunakan dalam menetapkan urutan itu tidaklah selalu sama djelasnja. Namun demikian; dalam kanon Hibrani dapat ditentukan sematjam urutan menurut waktu, sedjauh Hosea dan Amos itu nabi2 dari abad kedelapan,disusul Micha pada achir abad itu djuga. Nahum Sefabha dab Habakuk tampil pada runtuhnja keradjaan besar Asjur dan pada permulaan keradjaan besar Babel (sekitar th. 500) Joel, Obadja dan Jona jang waktu tampilnja tidak diketahui lagi, mendapat tempatnja jang tetap di-tengah2 keduabelas itu karena alasan2 lain. Urutran chronologis memang sedikit banjak ada, tetapi tidak selalu dikukuhi, dan malahan dimanapun itu terdjadi, urutan dua nabi dalam kitab itu belumlah berarti, bahwa mereka susul-menjusul djuga menurut waktu. Demikian pastilah kiranja, bahwa kegiatan Amos mendahului kegiatan Hosea jang toh ditempatkan didepan, mungkinlah karena bukunja lebih besar dan djuga karena pada Hosea sesungguhnja sudah terdapat segala thema para nabi, jang diulang lagi dalam buku2 berikutnja.
Djadi, kitab jang agak ketjil itu melingkupi suatu masa lama kegiatan para nabi, jang berlangsung dari abad kedelapan sebelim Masehi sampai dengan djaman sesudah pembuangan. lk. th. 400. Oleh karenanja kitab tersebut merupakan sebangsa ichtisar dari seluruh kegiatan para nabi di Israil, sebagaimana jang tersimpan dalam bentuk tulisan. Sebelum mereka tidak dapat sudah ada nabi2, tetapi tidak menuliskan sesuatupun dan orang2 lainpun hampir2 tidak mentjatat sedikitpun dari pengadjaran mereka. Pada jang pertama dari antara nabi2 ketjil itu charisma (kurnia) nubuat dipertalikan dengan inspirasi, hal mana amat sangat penting bagi pengetahuan perihal gedjala itu. Dalam kitab ini terdapat pula segala bentuk sastera, jang digunakan para nabi, mulai dari firman dan amanat sampai ke simbolik jang musjkil dari penglihatan2 apokaliptis. Dalam pelbagai bentuk sastera itu oleh para nabi dikemukakan segala thema, jang pada nabi2 besar diperbintjangkan dalam bentuk jang lebih pandjang lebar. Membatja dan mempeladjri kitab Nabi2 ketjil itu oleh karenanja djuga merupakan persiapan jang terbaik untuk membatja dan mempeladjari kitab Nabi2 besar. Kiranja amat tidak wadjarlah, kalau orang memandang kitab tsb. kurang penting dan kurang bernilai daripada karya Jesaja atau Jeremia. Djuga dilihat dari kesusasteraan belaka, beberapa bagian dari kitab Nabi2 ketjil itu tidak kalah sedikitpun dengan titik- puntjak jang dapat ditjapai Jesaja. Tanpa rugi besar dalam pelbagai segi tidak dapatlah kitab Nabi2 ketjil itu ditjoret begitu sadja dari daftar kitab2 sutji Perdjandjian Lama.
Untuk pengertian jang tepat tentang nabi2 ketjil itu, haruslah diperhatikan, bahwa karya mereka - tidak lain dari karya nabi2 lainnya, - mempunjai tjorak jang agak kabur. Inilah berkat ber-bagai2 faktor. Boleh djadi jang terpenting ialah tjar buku2 itu dususun. Kebanjakan buku2 itu adalah kumpulan utjapan2, jang disusun dengan tjara jang agak sembarangan. Bagian2, jang sering sukar lagi dibedakan dan dipisahkan ditempatkan jang satu dibelakang jang lain tanpa banjak gandingannja mengenai waktu atau djalan pikirannja. Oleh karenanja buku2 itu memberikesan katjau, hal mana mengurangkan djelasnja. Karena itu bagian2 masing2 haruslah sedapat2nja diartikansendiri2; dan bila di-tjari2 atau diletakkan gandingan2, dimana itu tidak ada, maka tafsirnja dibelokkaankedjalan jang sesat. Tidak selalu nabi2 itu sendirilah jang menjusun buku, seperti jang kita kenal sekarang. Tidak djaranglah buku itu pekerdjaan orang lain, jang entah bersandarkan tulisan nabi entah bersandarkan ingatannja sendiri atau ingatan orang lain. Dengan demikian kadang2 utjapannabi tertentu ditjampur-adukkan dengan utjapan2 nabi lain atau disana-sini dibubuhi dengan perluasan2 ketjil atau keterangan2. Kesemuanja itu tidak menambah djelasnja nubuat, jang karena tjoraknja jang chas toh sudah mempunjai sesuatu kekaburan. Faktor lain jang tidak sedikit mempersulit pengartiannja ialah bahwasanja para nabi seringkali menjindir atau berpangkal pada peristiwa2tertentu didjaman mereka, jang tidak lagi djelas bagi kita. Amat seringlah tidak diketahui apa jang dimaksudkan dengan perkataan nabi itu, karena tidak diketahui apa jang tepatnja dipikirkan. Achirnja teks para nabi, sebagaimana kini adanja, tidak djaranglah dalam keadaan jang agak buruk, chususnja Hosea, Micha, Habakuk dan Zakarja, sehingga sukarlah diterdjemahkan dan terlalu banjak di-kira2kan sadja. Tambahan pula para nabi menggunakan (gaja) bahasanja sendiri jang tidak djarang sangat singkat, jang kekuatannja jang njata tidak selalu dapat ditetapkan lagi. Karena itu dapatlah terdjadi, bahwa orang mengira sesuatu teks buruk, padahal sungguh2 aseli adanja, tetapi tak dapat ditangkap maknanja, karena orang kurang memahami bahasanja.
Meskipun terdjemahan Nabi2 ketjil jang kami sadjikan ini urutannja mengikuti kanon Hibrani, namun dalam pendahuluan dipilihlah urutan jang lebih chronologis. Demikian dapatlah tokoh masing2 ditempakan didalam lingkungan historisnja, hal mana dapat menolong untuk memahaminja. Nabi2 dalam urutan historisnja tidak hanja mentjerminkan perkembangan pofetisme sendiri, tetapi djuga perkembangan politik serta keigamaan dari seluruh bangsa itu, dari Perdjandjia Lama itu sendiri. Mereka itu kan tokoh2 keigamaan jang besar, jang besar pengaruhnja atas hidup keigamaan Israil, dan mereka berdjasa bagi berkembang serta mekarnja wahju. Betul mesti diakui, bahwa tentang beberapa tokoh tidak dapat ditentukan dengan pasti, bila mereka itiu menunaikan tugasnja, dan harus diingat pula, bahwa kepada seorang nabi tertentu dipertalikan apa jang baru terdjadi kemudian dan jang berasal dari tokoh jang lain. Oleh karenanja selalu tetap ada sebangsa kekaburan dan ketidak-pastian.
Jang per-tama2 dari antara nabi2 pengarang itu ialah Amos. Sesungguhnja ia berasal dari Juda (Amo 1:1; 7:12) namun ia mendjalankan kegiatannja didalam keradjaan Israil. Menurut djudul kitab (Amo 1:1) jang dibubuhkan oleh para penjususn, ia tampil didalam pemerintahan Jerobe'am II (783-743), dua tahun sebelum gempa bumi (1,1), jang ruoanja meninggalkan kesan jang dalam, tetapi bagi kita tidak dapat ditanggalkan lagi. Amos termasuk golongan tani di Tekoa' (Amo 7:4) dan setjara langsung serta tak terelakkan telah dipanggil oleh Jahwe sendiri untuk mewartakan kepada umatnja di Israil hukuman atas dosa2nja (Amo 7:15; 3:8). Sedjenak sadja ia dapat menunaikan tugasnja. Segera ia dibungkam mulutnja (Amo 7:10-17) dan dibuang dari negeri itu. Boleh djadi ia kemudian kembali kedaerah asal-usulnja.
Dalam pemerintahan Jerobe'am II keradjaan Israil mengalami kemadjuan kenegaraan dan ekonomis. Keradjaan itu berpengaruh pula di Juda, hal mana menerangkan, bahwa seirang Juda dapaat mendjalankan tugas kenabiannja di Israil, tanpa ditolak dari permulaan. Israil dapat membebaskan diri dari genggaman Asjur, jang telah melenjapkan setjara definitif bahaja Aram, karena keradjaan besar itu mengalami masa kemerosotan pilitik Tetapi kemadjuan itu membawa keruntuhan jang besar dalam bidang sosial dan keigamaan. Kesedjahteraan itu hanja menguntungkan segelintir penggaruk keuntungan dikalanagan lapisan atas, jang setjara menjolok mata hidup dalam kemewahan dengan mengisap lapisan2 bawah dari rakjat. Ibadah resmi didalam tempat2 sutji keradjaan di Betel dan Dan dan didalam tempat2 sutji lainnja, tidak hanja menundjukkan ketjenderungan2 synkretisme, tetapi djuga memburuk mendjadi formalisme lahiriah belaka. Upatjara2 keigamaan diadakan setjara besar2an, tetapi tidak disertai dengan hidup kesusilaan jang serasi. Pemudjaan dewa2 dan dewi2 kesuburan tidak lenjap seluruhnja, kendati tindakan radikal Jehu, jang lebih beralasan politik daripada keigamaan. Keadaan2 buruk dalam bidang dodial dan keigamaan itu diterima dengan enaknja sadja karena kejakinan jang palsu tetapi menenangkan ini, bahwasannja Jahwe puas dengan formalitas2 jang meriah itu.
Suara hati keigamaan rakjat dibangunkan oleh Jahwe dari ketiduran dengan perantaraan Amos, orang asing itu. Dengan alasan2 keigamaan nabi tsb. menjerang keadaan2 sosial jang buruk. Ia tampil sebagai pembela kaum tertundas. Dengan tak kenal ampun ia mengetjam habis2an kemewahan lapisan2 atas di Sjomron (#/ENDE Amo 2:6-8; 4:1-3; 5:10-13; 6:1-7). Dalam pada itu ditandaskanja kebenaran mendalam dari agama Israil, bahwasannja ibadah formalitas itu bukan pengganti hidup kesusilaan dan bahwasanja ibadah sadja tidak memberikan perlindungan terhadap keadilan penghukum dari Allah (Amo 4:4-5; 5:21-26). Dimaklumkannja "Hari Jahwe" (Amo 5:18; 8:9-10) - ungkapan buatan Amos sendiri - jaitu hari penghukuman atas Israil. Keruntuhan keradjaan tak terelakkan lagi (Amo 3:9-15; 6:8-14; 7:8; 8:2), ketjuali kalau terdjadi pertobatan jang radikal (Amo 5:4-7; 14-15). Meskipun tidak disebutkan dengan tegas, namun bagi Amos tangan Jahwe jang menghukum dikonkretisir dalam kekuasaan Asjur jang mengantjam.
Ketjaman Amos bertumpu pada keigamaan. Ia tampil atas nama Jahwe, Pentjipta semesta alam jang mahakuasa (Amo 5:8-9; 9:5-6; 4:13), jang mampu melaksanakan antjaman2Nja. Jahwe telah memilih Israil di-tengah2 bangsa2 (Amo 9:7-10). Tetapi anggapan salahlah, kalau hal itu akan berarti suatu kelonggaran untuk melanggar perintah2-Nja. Sebaliknja kepilihan itu mengandung pula suatu tuntutan akan keadilan dan kedjudjuran dalam tingkah-laku (Amo 3:1-2), jang mengindahkan keselamatan semua manusia, orang jang miskin dan papa. Kepilihan oleh Allah dan pemeliharanna chas jang berpautan dengannja, adalah sungguh kepilihan dan bukannja hak dari Israil. Jahwe mau dihormat dalam ketulusan hari dan diabdi dengan tingkah-laku jang djudjur (Amo 5:24). Tetapi sebaliknjapun Jahwe tidak membatalkan kepilihanNja itu. Asal bertobat, umatnja tidak akan ditinggalkan oleh Jahwe, dan sesudah keruntuhan pada Hari Jahwe, Ia toh akan memulihkan nasib umatNja (Amo 9:11-15). Kendati antjaman2 jang pedas, Amos toh bukan nabi dari pesimisme. Ia membukakan pemandangan kearah haru depan jang bahagia bagi sisa sutji dari umat Jahwe. Seperti ungkapan "Hari Jahwe", demikianpun istilah "sisa" pertama2 digunakan oleh Amos dalam kesusasteraan kenabian (Amo 5:15).
Kitab Amos terdiri atas suatu kumpulan firman dan penglihatan, jang sebagian
terbesar ditulis oleh nabi sendiri. Dorongan untuk menuliskan pengadjarannja
boleh djadi ialah kenjataan bahwa ia dipaksa menghentikan pengadjaran lisannja
dan meninggalkan negeri itu. Setjara tulisannja ia hendak terus mengulang
peringatan2nja. Mungkinlah dengan itu ia hendak memperingatkan kaum senegerinja
di Juda, supaya djangan mengikuti tjontoh Israil (Amo 1:4-5; 6:1),
sehingga mereka tidak mengalami nasib jang sama. Djelaslah dari tangan nabi itu
sendiri bagian2 dalam mana ia tampil kedepan sambil berbitjara (
Kitab itu - dengan mengingat perpindahan tsb. diatas -, tjukup terang susunannja. Sesudah djudulnja (Amo 1:1-2a) berikutlah serentetan nubuat2 pengadilan Allah tentang bangsa2 kafir disekitarnja serta Juda sebagai suatu pendahuluan akan pengadilan tentang Israil (Amo 1:3-2:16). Lalu chususnja Israil diantjam karena kalalimannja; kedurdjanaannja tidak dapat tidak mendatangkan keadilan penghukum dari Allah (Amo 3:1-6:14). Hukuman jang dimaklumkan itu dilukiskan lagi dengan serentetan penglihatan2 (Amo 7:1-9; 8:1-3; 9:1-4), akan dikuntji dengan suatu doksologi dan dua antjaman, jang membatasi hukuman itu sampai kepada para pendisa di Israil sadja (Amo 9:5-10). Bagian terachir menutup kitab dengan antjaman2 jang keras itu denan pandangan penuh harapan akan kebahagiaan kelak.
Setelah Amos terpaksa meninggalkan Israil, lalu tugas kenabiannja dilandjutkan oleh seorang penduduk negeri itu sendiri (Amo 7:5), jakni HOSEA. Hosea memulai kegiatannja dalam pemerintahan Jerobe'am II (783-743). Nabi itu menjaksikan anarki politik dan pembunuhan radja2 sesudah kematian Jerobe'am (Hos 7:3-7; 8:10), padjak jang dibajarkan Menahem kepada Asjur (Hos 8:8-9; 10:5-6) akan ganti bantuan jang diberikan pada perebutan tachta (738) dan djuga perang Israil (ber-sama2 dengan Aram) lawan Juda untuk memaksa negeri itu ikut-serta dalam pemberintakan lawan Asjur (735-734), sekiranja benarlah Hos 5:10-12 menjindir perang tsb. Tetapi agaknja ia tidak menjaksikan keruntuhan Israil, jang dinubuatkannja, dalam tahun 721. Djadi nabi itu tampil antara tahun 745-721.
Dalam permulaan tampilnja Hosea keadaan sosial dan politik di Israil masih sama dengan jang mendjadi latarbelakang kitab Amos. Tetapi segera terdjadilah perubahan jang besar. Dari luar Asjur makin lama makin berat tekanannja, sedangkan dari dalam ada perang terus-menerus untuk memperebutkan tachta. Pengganti Menahem (743-738) tidak lebih baik nasibnja daripada kedua pendahulu radja tsb. Pemberintakaan lawan Asjur, dalam mana Pekah (737-732) turut-serta, digagalkan dan Aram dimusnahkan dari muka bumi (732). Israil sendiri mendjadi taklukan Asjur jang tak berdaja. Dalam pemberintakan lawan Asjur itu dengan sendirinja diminta bantuan dari Mesir jang kuat. Di Israil ada dua golongan jang berebut kuasa: golongan jang lain mau melemparkan kuk dari atas pundaknja dengan bantuan Mesir (Hos 5:13; 7:11; 8:9; 12:2). Pemberontakan jang tak ada harapannja dari radja Israil jang terachir, jang sama namanja dengan nabi itu, berachir dengan keruntuhan definitif keradjaan itu (721). Kekatjauan2 politik jang disertai dengan kemerosotan ekonomis, membawa sertanja kemerosotan kesusilaan dan keigamaan jang lebih besar. Hal ini ternjata dari timbulnja kembali pemudjaan dewa2 dan dewi2 asing dengan ibadahnja jang tak susila dan dengan merembesnja adat-kebiasaan kafir kedalam ibadah Jahwe jang toh sudah tidak sah itu, berupa lembu djantan di Betel dan Dan. Tambahan pula pemudjaan Jahwe itu tidak kurang formalistis daripada hang sudah ada didjaman Jerobe'am II.
Keadaan jang menjedihkan dari rakjat dalam bidang keigamaan terpantul dalam hidup pribadi nabi itu. Ia sudah kawin, tetapi perkawinannja mendjadi suatu lakon sedih. Ia mentjintai isterinja dengan amat sangat, tetapi isterinja tak- setia kepadanja. Anak2 jang dilahirkannja bukan dari Hosea sendiri, melainkan dari orang laki2 lain, dengan siapa ia berbuat djinag. Kenjataan menjedihkan jang kemudian diketahuinja itu membuat nabi memutuskan untuk mentjeraikan isterinja, jang segera djuga dilepaskannja. Isterinja kawin lagi. Tetapi nabi itu tak dapat tjedera kepada tjintanja jang pertama. Diambilnja kembali isterinja dna dibajarkannja ganti kerugian jang dituntut. Isterinja diudjinja agak lama, untuk menjembuhkannja dari ketjenderungan2nja jang djahat. Tetapi ia bersedia melupakan jang sudah2 dan mentjintainja lagi dengan segenap hatinja. Kemudian diinsjafi nabi itu, bahwa hal-ihwal pribadinja anehnja banjak kesamaan dengan apa jang terdjadi antara Jahwe dan umat pilihanNja. Nabi itu mengerti, bahwa pengalaman2nja jang sedih itu ditentukan oleh Jahwe sendiri, untuk dengan itu mengandjurkan kepada umatNja akan bertobat. Karena itu dengan berpangkal pada hal-ihwalnja sendiri dan dengan memberikan nama2 simbolis kepada anak2, dinjatakan oleh nabi itu kepada rakjat ketidaksetiaannja kepada Jahwe, Mempelainja. Begitulah kami artikan kisah biografis dalam pasal 1(Hos 1) dan 3(Hos 3). Kisah itu mengenai perkawinan jang njata tapi tak- bahagia dari nabi itu, hal mana baginja mendjadi perlambang ketidak-setiaan Israil terhadap Jahwe. Dahulu dan sekarang masih ada sadja beberapa ahli, jang tidak mau mengartikan sebagai kenjataan, melainkan sebagai suatu perlambang atau alegori buatan nabi itu atau djuga sebagai penglihatan. Tetapi djika teksnja dibatja baik2, maka kiranja sungguh hal itu mengenai suatu kenjataan. Seperti isteri Hosea sungguh tak-setia kepada suaminja, demikianpun Israil sungguh murtad dari Jahwe, Mempelainja. Pengalaman2 serupa itu jang diartikan sebagai perlambang oleh nabi tsb., terdapat pula pada nabi2 lainnja (Yes 7:3; 8:3; Yes 16:2; Yeh 24:15-17).
Menurut Hosea ketidak-setiaan Israil kepada Jahwe lebih2 terdiri atas pemudjaan berhala dan ibadah jang tidak sah serta tjarut di-tempat2 sutji Betel dan Dan (Hos 2:4-15; 4:11-13; 5:6; 8:5-6; 8:11-13; 13:1-3). Ketidak-setiaan ini memainkan peranan utama dalam kitab tsb. dan demikianlah seluruhnja dipengaruhi oleh pengalaman2 simbolik perkawinan itu tidak hanja terdapat dalam kitab Hosea sadja. Banjak nabi, chususnja Jesaja, Jeremia dan Jeheskiel mengambil-alih simbolik itu dan ber-ulang2 diterapkan kepada hubungan Jahwe dengan Israil. Makanja tidak meninggalkan tjintanja, demikianpun Jahwe tidak akan meninggalkan mempelaiNja, tetapi tetap mentjintainja. Ia manghadjarnja lebih untuk menjembuhkan daripada untuk menghukum; dan sesudah bertobat, Israil pasti diterima lagi dalam tjintaNja. Thema in mentjapai puntjaknja dalam Madah Agung, djika madah itu diartikan sebagai suatu alegori dan bukannja sebagai lukisan tjinta perkawinan insani.
Kitab Hosea terdiri atas dua bagian besar, jang djelas dapat dibedakan satu sama lain. Bagian pertama (Hos 1-3) mendjandjikan hal-ihwal hidup perkawinan nabi itu dengan tafsirnja jang diberikan olehnja atas ilham Allah. Hanja Hos 2:1-3 rupa2nja tidak tidak ada pada tempatnja. Bagian kedua 94-14) adalah kumpulan firman2 Allah, jang sedikit gandingannja satu sama lain, ketjuali dalam hal thema umumnja, dan lagi penuh ulangan2. Tidak dapat tidak firman2 itu diutjapkan pada waktu2 jang berlainan dan pada klesempatan2 jang berlainan dan urutan chronologisnja pastilah tidak terpelihara dalam susunannja jang definitif. Walaupun seirng sukarlah membedakan bagian2 ketjilanj sendiri2 dan setiap pembagian oleh karenanja djuga agak sesenaknja sadja, namun bagian kedua itu dapatlah dibagi atas firman2 jang sedikit-banjak ada gandingannja. Dalam Hos 4:1-14:1 diketjamlah pelbagai kedjahatan Israil dan lapisan2 atas dan diantjam dengan hukuman jang tak terelakkan. Namun demikian, ber-ulang2 muntjul djuga bagian2 jang mengandung harapan (Hos 5:15; 6:11-7:1; 11:8-11). Bagian jang terachir (Hos 14:2-9) melukiskan penjelamatan jang terachir dan definitif dari bangsa itu sesudah bertobat.
Lepas dari tambahan2 jang tak penting dalam Hos 1:7 dan Hos 14:10 Hos 14:9, tidak ada alasan untuk menjangsikan keaselian kitab itu seluruhnja atau sebagian daripadanja. Berpangkal pada anggapan, pernahlah orang mau mentjoret semuanja, jang berkenaan dengan Juda atau dengan kebahagiaan hari depan (Hos 4:1-7; 5:5,13-14; 6:11; 12:1; 14:2-9), tetapi tanpa prasangka tidak dapatlah dikemukakan argumen2 untuk itu. Soal lain jang tidak begitu penting ialah, apa nabi itu sendiri menulis dan menjusun kitabnja. Dapatla diterima begitu sadja, bahwa nabi itu menuliskan sendiri se-tidak2nja bagian2 tertentu. Riwajat hidupnja tak dapat tidak berasal daripadanja, meskipun bagian kedua digubah oleh orang lain, sehingga bukan Hosea sendiri jang berbitjara, melainkan orang lain tentang dia. Firman2 untuk sebagian tak dapat tidak ditulisnja sendiri. Sebab rupa2nja djaranglah ia dapat tampil didepan umum (Hos 9:7-9), sehingga ia harus membatasi dirinja sampai kekalangan jang terbatas sadja. Untuk mentjapai rakjat, ia mesti menjerahkan penfadjaran2nja setjara tertulis kepada pembantu2nja. Tulisan2 ketjil, jang kiranja ditambah djuga dengan hafalan2 murid2nja, kemudian dikumpulkan dandisusun. Tetapi hal itu dilakukan dengan agak bebas, sebagaimana ternjata dari kesan kekaburan, jang diberikan kitab tsb. Mungkin djuga kemudian, ketika kumpulan itu diterima di Juda, diadakan beberapa perubahan dan tambahan2 seperlunja.
Pesan Hosea amat kaja isinja. Pada pokoknja terdapatlah padanja hampir semuanja, jang kemudian diperluas oleh nabi2 sesudah dia. Ia melemparkan ketjaman pedas bukan hanja atas kelaliman sosial (Hos 8:14; 4:2; 10:4; 12:8-9), jang ditjela habis-habisan oleh Amos, tetapi terutama pula atas keruntuhan susila, pemudjaan berhala dan ibadah jang tidak sah kepada Jahwe sendiri. Sebab- musababnja ialah pemimpin2 rakjat, istana dan kaum bangsawan Hos 5:1 dengan keimaman radjawi (Hos 4:4-5). Sebab jang terdalam maka Israil sampai pada keruntuhan dan tak dapat tidak menudju ke kebinasaannja, jang harus dilaksanakan oleh Asjur, ialah kekurangan "pengetahuan perihal Jahwe" (Hos 4:1-6; 6:6). Jaitu tidak adanja rasa keigamaan jang sedjati, hal mana berarti pasrah bulat kepada Jahwe, mengakui dan menerima Dia sebagaimana Ia adanja, dalam kekuasaanNja dan kebaikanNja memilih, dalam tuntutan2Nja dan perintah2Nja, Allah jang tidak membiarkan jang lain disampingNja. Agama jang sedjati berarti: sjukur, tjintakasih kepada Allah dan manusia, ketaatan jang tak bersjarat. Walaupun Hosea mempermaklumkan pengadilan kepada Israil, namun ia terutama adalah nabi tjintkasih. Ia sendiri mempunjai tabiat jang hangat, jang dapat mentjintai dan mau ditjintai. Ini ternjat dari kesetiaannja kepada isterinja jang tjedera. Iapun mentjintai bangsanja dengan segenap hatinja; dan kekerasannja diilhami oleh sebab ia prihatin dan penuh tjinta. Dalam hal ini nabi itu hanjalah pemantulan dari Allah, seperti jang diadjarkannja tentang Dia. Dipudjinja tjintakasih Allah jang tak terputuskan kepada umatNja jang tak setia (Hos 2:16-22), jang kendati segala2nja tidak ditinggalkan (Hos 11:1-4,8-9). Jahwe menolaknja hanja untuk sementara, tetapi melulu untuk mengambil kembali dengan tjina kasihNja jang tak berkurang mempelaiNja, jang sudah dimurnikan dan ditahirkan. Apabila Hosea menutup kitabnja dengan nubuat kebahagiaan, maka tak lain dan tak bukanlah itu konsekwensi dari pandangannja tentang Jahwe jang penuh tjintakasih, jang dibentangkannja dalam seluruh kitabnja.
Thema chas lainnja, jang mengambil tempat jang penting pada Hosea, ialah gagasan bahwa dosa2 leluhur tetap berada terus dalam diri keturunan2 mereka (Hos 6:7-7:2; 9:10-17; 10:9; 12:4-7,13-14). Keadaan jang menjedihkan dari Israil pada saat itu sebetulnja tak lain dan tak bukan adalah kelandjutan seta akibat dari ketidak-setiaan jang lampau. Sedjak permulaan Israil atau sebagian daripadanja telah bersalah dengan dosa dan ketidaksetiaan; dan hal itu berbalik kepada waktu sekarang dan dibalaskan kepada angkatan sekarang. Rakjata menanggung beban pusaka, jang achirnja akan membawanja ke kebinasaan. Tentulah ber-lebih2an mengatakan, bahwa Hosea sudah mengemukakan adjaran tentang dosa asal, tetapi gagasannja merupakan persiapan dan langkah kearah adjaran tsb.
Imbangan Juda dari Amos di Israil ialah MICHA. Menurut djudul kitab (Mik 1:1) ia tampil dalam pemerintahan Jotam, Ahaz, dan Hizkia, djadi tahun 738-693. Tidak ada alasan untuk menjangsikan benarnja berita itu, dari siapapun djua asalnja. Djadi, nabi itu memulai kegiatannja sebelum djatuhnja Sjomron (721) dan menurut Yer 26:18 ia memang tampul didjaman Hizkia dan ternjata meninggalkan kesan jang dalam. Nabi Micha, jang berasal dari daerah pedalaman Juda disebelah selatan, memperdengarkan suaranja selama waktu jang pandjang dan adalah semasa dengan rakannja, Jesaja. Walaupun berasal dari daerah pedalaman, ia toh mungkin tampil diibukota itu sendiri (Mik 3:10-12; 6:9; 7:11).
Waktu nabi itu hidup, negeri berada dalam keadaan jang sangat gawat, karena dibajangi oleh Asjir jang makin lama makin mendesak. Pula atas permintaan radja Ahaz maka Damsjik direbut dalam th. 732. Tetapi bantuan itu diberikan bukannja dengan tjuma2 oleh Asjur, sehibngga Juda dalam keadaan tepergantung dan harus membajar padjak jang berat kepada tuannja di Ninive. Dalam th. 721 Sjomron djatuh, sehingga sahabat jang besar tapi tadinja djauh itu sekarang berada diperbatasan Jusa sendiri. Pemberontakan negeri2 taklik dalam 721 itu ditumpas dengan pumpahan darah dan dalam tahun 711 djuga pemberontakan dinegeri Felesjet, pada kesem[atan mana Asjdod dibasmi. Radja Hizkia tetap tidak ikut dalam koalisi anti-Asjur, hal mana menjelamatkan dia. Setelah Sargon, jang merebut Asjdod, meninggal, terdjadi lagi pemberontakan2, jang didalamnja Hizkia turut-serta pula. Dalam tahun 701 Sanherib muntjul di Palestina untuk menghadjar takluk2nja jang memberontak. Ia mengepung djuga Jerusjalem, setelah sebagian besar dari negeri itu direbutnja; tetapi kemerdejaan serta tachta dapat ditebus dengan padjak jang sangat menekan, karena Sanherib terpaksa menghentikan pengepungan itu. Disamping itu Hizkia harus menjerahkan sebagian dari wilajahnja kepada taklik2 jang dapat dipertjaja. Hal-ihwal politik ini seperti lazimnja djuga membawa sertanja kemerosotan dalam bidang sosial dan keigamaan. Radja Jotam, jang pemerintahannja (740-736) hanja ketahuan sedikit sadja, rupa2nja adalah seorang radja jang mursjid; tetapi didjaman Ahaz kekafiran mengalami masa subur, karena radja itu dengan alasan2 politik mengandjurkan pemudjaan dewa2 asing. Karena alasan2 anati-Asjur, Hizkia memadjukan kebangkitan nasional dan keigamaan, dalam hal sosial di Juda chususnja di Jerusjalem, dalam masa kemerosotan keigamaan itu, sangat tidak memuaskakn. Hal itu bergandingan pula dengan perubahan susunan masjarakat. Perdagangan dan industri, hubungan2 dengan luarnegeri, mentjiptakan lapisan baru orang2 jang kaja-raya, jang memperkaja diri dengan menghisap rakjat djelata, termasuk pula Micha.
Berlainan pula dengan Jesaja, nabi tsb. tidak menaruh perhatian langsung kepada segi politik, melainkan lebih2 kepada segi sosial kehidupan masjarakat dari djamanna. Baginja Asjur hanjalah tjambuk penghadjar didalam tangan Jahwe untuk menghukum dosa2 para penghisap. Dikemukakan djatuhnja Sjomron (Mik 1:5-7; 6:1-5), karena hal itu harus mendjadi suatu peringatan bagi kaum senegerinja, untuk tidak melandjutkan dosa2 bangsa sesaudara dan dengan demikian mengalamu nasib jang sama. Dosa2, jang terutama menarik perhatian nabi itu, ialah sama dengan jang diketjam Amos di Israil, jaitu ketidak-adilan sosial dan penghisapan (Mik 2:1-2,8-9; 3:1-4,9-11; 6:9-14; 7:1-6). Jang mendjadi sebab kepapaan itu ialah seperti dalam kitab Amos, lapisan2 atas, jang dengan tak bertanggungdjawab menghisap lapisan2 bawah (Mik 3:1-4,9-12; 6:12). Micha menambahkan suatu kelompok lain lagi, jakni nabi2 palsu (Mik 3:5-6) jang didjaman itu ternjata merupakan golingan kuasa.
Protes sosial dari Micha itu berdasarkan keigamaan. Ia bukan hanja seorang pembaharu sosial atau pengandjur revoluso sadja. Dituntutnja pertobatan keigamaan (Mik 6:8), jang dengan sendirinja djuga membawa sertanja perbaikan sosial jang perlu. Lapisan2 atas merasa aman terhadap segala bahaja, aman terhadap tangan penghukum dari Jahwe, karena mereka pertjaja pada upatjara2 mereka jang meriah (Mik 6:6-7; 2:6-7; 3:4,11), disertai dengan alat2 kekuasaan militer (Mik 5:9-10). Tetapi ibadah bukanlah basis bagi kepertjajaan, dan kekuatan2 militer (Mik 5:9-10). Tetapi ibadah bukanlah basis bagi kepertjajaan, dan kekuatan2 militer se-mata2 bukanlah suatu perlindungan. Ini diadjarkan nabi tsb. Selama mereka menindas kaum sebangsanja, liturgi tidak ada artinja. Semua kan anggota dari satu bangsa, jakni umat Jahwe dan semua mempunjai hak2 serta kewadjiban2 jang sama. Dengan menghisap seorang saudara, orang melanggar hukumAllah jang diberikan demi untukumatNja. Masing2 sama haknja atas tanah Jahwe; dan merampas tanah itu dari seseorang adalah perkosaan jang dilakukan pada milik Jahwe sendiri. Apa jang diminta Allah dari manusia bukanlah se-mata2 dan terutama ibadah, melainkan tjintakasih dan kedjudjuran dibarengi dengan kepatuhan jang rendah hati kepada Allah jang adik dan maharahim (Mik 6:8).
Kepada para pendosa dari antara bangsanja Micha memaklumkan pengadilan Jahwe jang keras, jang akan muntjul dalam rupa Asjur. Sjomron djatuh binasa, akan tjontoh dan eringatan bagi Juda. Pembasmian daerah selatan Juda, asal-usul nabi itu, oleh Sanherib dalam tahun 701 (Mik 1:8-16) adalah djuga suatu peringatan bagi Jerusjalem, jang djatuhnja dilukiskan sebelumnja (Mik 3:12; 6:13-16). Tetapi Micha tidak hanja menubuatkan malapetaka sadja. Ia mengenal pengharapan djuga. Bagi "sisa" (Mik 4:7; 5:6,7) dari bangsanja, jakni sisa jang mursjid (Mik 5:2; 4:13) dinubuatkannja hari depan jang gemilang sesudah pelaksanaan pengadilan itu. Radja keturunan Dawud (Mik 5:1-5), al-Masih, akan memerintah disana dan mendatangkan perdamaian kepada umat Jahwe jang sudah disutjikan (Mik 5:11-14), setelah musuh dibasmi (Mik 4:9-14; 5:6-8; 7:8-10) (Mik 4:9-5:1; 5:6-8; 7:8-10). Namun demikian keradjaan itu bukanlah keradjaan nasional Jahudi belaka, karena orang2 kafirpun akan bertobat kepada Jahwe dan naik ke Sion (Mik 4:1-5). Dengan pemandangan2 luas ini Micha toh mengakui iman dan kepertjajaannja pada Jahwe (Mik 7:7), kendati kebedjatan jang dikonstatirnja pada kaum semasanja dan jang hanja meninggalkan harapan jang ketjil sadja. Achirnja Jahwe toh tidak akan menolak umatNja setjara definitif. Betapapun djua esuramnja hari depan itu, namun nabi itu berkepastian atasnja, se-tidak2nja untuk sebagian dari bangsanja.
Kitab Micha terdiri atas sekumpulan firman, jang dikemukakan nabi itu selama masa djabatannja jang pandjang. Bahwasanja tidak semuanja dituliskan dalam dalam kitabnja, bolehlah dipastikan. Makanja tidaklah mungkin djuga bahwa nabi itu sendiri menjusun kitabnja sebagaimana sekarang ini adanja. Sampai sedjauh mana tjatatan2nja dituliskan atas suruhan nabi itu sendiri, pada hakikatnja tidaklah dapat ditentukan lagi.
Kitab itu, sebagaimana sekarang ini adanja, manundjukan susunan jang gandjil. Kitab itu terdiri atas dua bagian besar, jang menundjukkan kesamaan jang besar satu sama lain dalam hal susunan umumnja. Bagian pertama (Mik 1-5) adalah sekumpulan antjaman2 (Mik 1-3) diikuti dengan djandji keselamatan (Mik 4-5). Bagian kedua (Mik 6-7) adalah djuga suatu seri permakluman hukuman (Mik 6:1-7:7) diikuti dengan bagian, jang mengatakan lagi pemulihan dihari depan (Mik 7:8-20).
Bagian pertama mudah dimengerti. Antjaman2 itu bertanggal dari masa sebelum djatuhnja Sjomron dan pembagaruan agama oleh Hizkia kemudian. Hal itu harus mendjadi peringatan bagi Juda. Sama pula gunanja ialah penjerbuan Sanherib (701), hal mana menundjukkan sekali lagi, bahwa Juda akan mengalami nasib jang sama seperti Israil, apabila Juda tidak bertobat. Djandji2 (Mik 4-5) itu dapatlah dimengerti se-baik2nja sesudah pembaharuan oleh Hizkia. Pembahaeuan memberi nabi itu harapan lagi bahwa bahaja masih dapat ditangkis; dan dengan berbitjara tentang hari depan jang bahagia, ia memberikan sumbangannja untuk memperkuat djatahan nasional terhadap Asjur. Djandji2 dalam Mik 2:12-13 di-tengah2 antjaman hukuman agak gandjil bunjinja. Kiranja tidak ada pada tempatnja disitu, tetapi toh dari Micha djuga asalnja.
Sebaliknja bagian kedua djauh lebih sukar dipahami. Antjaman2 dibagian kedua sedjadjar dengan antjaman2 bagian pertama. Dan ditudjukan pula kepada Israil. Ada beberapa ahli, jang hendak memindahkan firman2 itu kedjaman pemerintah Menasje (687-642), dan menurut pendapat mereka nabi itu membajangkan kembali masa lampau jakni keruntuhan keradjaan utara, untuk menambah kuatnja peringatan jang diberikannja. Tetapi tidak dapat dibuktikan dengan mudah, bahwa Micha masih tampil didjaman pemerintahan Menasje. Ini ditentang dengan tegasnja oleh djudul kitab. Karena kiranja lebih dapat diterima, bahwa antjaman2 itu memang sedjadjar dengan antjaman2 bagian pertama (Mik 1:2-3:12), djadi harus ditanggalkan pada waktu jang sama. Demikian djadinja ada dua kumpulan nubuat2 tersendiri, jang kemudian didjadikan satu kitab. Sisa dari bagian kedua kitab itu terdiri pelbagai petilan. Rakjat berbitjara kepada musuhnja dan mengakui kesalahannja, jang mendjadi sebab murka Allah, tetapi menjatakan pula harapannja akan hari depan (Mik 7:8-10). Kemudian nabi itu sendiri angkat bitjara dan mendjandjikan pembangunan kembali tembok2 Jerusjalem dan pulangnja kaum buangan (Mik 7:11-13). Bagian berikutnja adalah doa rakjat untuk kembali dan pemulihannja sendiri dan untuk perendahan musuhnja (Mik 7:14-17). Seluruhnja ditutup dengan seruan akan belaskasihan Allah dan kesetianNja kepada perdjandjian (Mik 7:18-20). Teks2 itu rupa2nja mengandaikan keruntuhan Jerusjalem dan pembuangan. Djadi sukarlah dikatakan berasal dari Mica\ha. Oleh karena itu kebanjakan ahli berpendapat, bahwa teks2 itu terdjadi didjaman pembuangan dan kemudian ditambahkan kepada kitab itu, agar seluruhnja djangan berachir dengan nubuat tentang eruntuhan, melainkan dengan perluasan lebih landjut dari harapan nabi itu (Mik 7:7).
Dengan itu dikemukakan persoalan mengenai keaselian kitab tsb. Ketjuali mengenai bagian terachir, jang sungguh tidak berasal dari nabi itu, dikemukakan persoalan jang sama djuga berkenaan dengan Mik 2:12-13. Tetapi dengan memindahkan ajat2tsb. ke Mik 4:7-9 tidak ada alasan jang kuat lagi untuk menjangkal keaseliannja. Djandji tsb. dapat djuga diartikan bukannja tentang Juda melainkan tentang Israil; dan karena nubuat2 keselamatan itu (fasal 4) (Mik 4) mengenai Juda, maka nubuat2 itu mendapat tempat lain jang kurang serasi. Teks kedua, jang keaseliannja disangsikan ialah Mik 4:1-3. Sebab ajat2 ini terdapat pula hampir2 menurut huruf pada Yes 2:2- 4. Djadi, siapakah jang menuliskannja? Mungkinkah Micha mengutipnja dari Jesaja atau djuga sebaliknja; kedua nabi itu mungkin mengambil teks tsb. dari sumber jang sama, jang tidak kita ketahui lagi; mungkun djuga para penjususn kitab Jesaja dan Micha telah menjisipkan sebuah teks, jang tidak ketahuan asalnja, kedalam kedua kumpulan itu. Sesungguhnja tidak ada argumen2 jang kuat, untuk menerima keterangan jang satu atau jang lain. Oleh karena itu djuga tidak dapat diputuskan tentang keaselian ajat2 tsb. Namun demikian, kebanjakan ahli berpendapat bahwa ajat2 tsb. tidak berasal dari Micha. Apa Mik 4:10b jang menjebutkan Babel sebagai tempat pembuangan bagi Jerusjalem, berasal dari Micha, masih diperbantahkan. Sebab didjaman Micha Babel belum meruoakan bahaja bagi Juda. Tetapi ahlu2 mengemukakan, bahwa tejs tsb. boleh djadi tidak mengenal keradjaan Babel, melaunkan mengenai Babel sebagai propinsi Asjur.
Nabi Micha dan nabi Jesaja beberapa waktu kemudian mendapatkan seorang pengganti dalam tugas kenabian mereka dalam diri SEFANJA. Dalam djudul kitabnja (Zef 1:1) diberikan silsilah jang agak pandjang, jang menjebutkan dia tjitjit dari seorang jang bernama Hizkia. Samasekali tidak pasti, bahwa Hixkia tsb. adalah radja Juda jang bernama demikian dan oleh karenanja tidak pasti djuga, bahwa nai tiu keturunan radja. Menurut djudul itu djuga Sefanja tampil dikeradjaan Juda dalam pemerintahan Josjijahu (640-609). Karena nabi itu melantjarkan kerjaman jang pedas terhadap keadaan keigamaan negerinja, jang diratjuni oleh kekafuran, maka tudak mungkinlah ia tampil sesudah pembaharuan Josjijahu, jang menumpas kekafuran itu. Djadi ia mengadakan kegiatannja selama radja itu masih belum dewasa, jaitu sebelum tahun 628. Maka kegiatannja dapat ditanggalkan dengan agak teliti antara tahun 640 dan 630, dan demikian ia mendjadi pendahulu langsung dari Jeremia.
Didjaman itu nabi tsb. mempunjai alasan penuh untuk mengetjam Juda, terutama Jerusjalem, karena negeri itu keadaannja menjedihkan dalam bidang politik dan keigamaan. Pada waktu itu kekuasaan Asjur mentjapai puntjaknja, untuk kemudian menurun dengan tjepatnja. Asarhadon (680-669) dan asubanupal (667-621) memaksakan kehendak mereka kepada Mesir dan meletakkan bebannja diatas pundak saingannja jang besar itu. Sedjak penjerbuan Sanherib (701) Juda mendjadi negeri takluk jang setia tetapi tak berarti. Walaupun Sanherib terpasa menghentikan pengepungan Jerusjalem, namun negeri djatuh kedfalam kepapaan jang hebat karena padjak berat dan karena terkudung wilajahnja. Pengganti2 Hizkia, jaitu Menasje (687-642) dan Amon (642-640) tidak dapat berbuat apa2 selain mendjadi hamba2 jang tunduk. Ketundukan mereka sampai begitu rupa, sehingga mereka setjara resmi memudja dewa2 bintang Asjur, hal mana didasarjab oyka atas abggapan bahwa dewa2 itu agaknja lebih kuasa daripada Jahwe. Hal itu menjebabkan synkretisme jang masih latent dan ketjenderunagan2 kafir muntjul lagi di-mana2.Para mangkkubumi Josjijahu jang kurang umur menempuh djalan jang sama. Kekuasaan Asjur sementara itu mulai surut. Sedjak tahun 653 Mesir berdaulaat lagi. Radja Babel, Sjammasj Sjumuhin memberontak dalam tahun 652 dan penindasan pemberontakan itu makan banjak waktu (652-648) dan lebih banjak tenaga. Disebelah timur orang Media dan Parsi mulai merongrong keradjaan dan daru utara bangsa Skutos mengadakan penjerbuan2. Dapatlah dikirakan, bahwa keruntuhannja tidak begitu djauh lagi. Dalam keadaan2 demikian itu bangsa2 jang ditaklukkan mulai menaruh harapan lagi dan mulai bergolak. Pula Juda dapat menghela nafas dengan lebih leluasa dan hal itu membangkitkan pembaharuan nasional serta keigamaan, chususnja didaerah pedalaman; kebangkitan itu mentjapai puntjaknja dalam pembaharuan2 jang dilantjaarkan oleh Josjijahu jang sudah dewasa.
Didalam situasi itu tampillah Sefanja. Didalam pergolakan pilitik jang ada di- mana2 itu ia hendak menjelamatkan bangsanja dan membawanja kekebesaran jang baru. Dosa adalah sebab-musababnja segala kepapaan, dan karena dosa2nja Juda akan terseret pula kedalam bentjana besar, jang sudah diambang pintu. Karena itu Sefanja memaklumkan dalam rangka bentjana sedunia itu (Zef 1:2-3,8; 3:8) "Hari Jahwe" jakni hari pengadilan atas Jerusjalem (Zef 1:4-13; 3:1-5). Hari pengadilan itu akan melingkupi segala bangsa, dan Asjur tidak terketjualikan (Zef 2:4-15). Kesemuanja itu harus mendjadi lem (Zef 3:6-8), untuk tidak sampai turut diadailiPengadilan itu harus mendjadi suatu proses pemurnian, baik kaum kafir (Zef 3:9-10) maupun bagi orang2 Juda (Zef 3:9-11); hanja suatu sisa jang ketjil dan hina- dina, para mursjid (Zef 3:12-13), orang2 pedalaman (Zef 2:3), akan diselamatkan, jaitu sisa sutji bagi masa depan (Zef 3:14- 20). Sefanja memandang sebagai dasar segala dosa, jang terutama berwujud dalam kekafiran jang dimasukkan dan dilindungi lapisan2 atasan itu, keangkuhan (Zef 3:1; 2:10,15) jang merupakan kebalikan dari keutamaan2 pokok: kerendahan hai, pasrah dengan penuh kepertjajaan kepada Jahwe dan iman akan Allah Israil (Zef 3:16-17). Karena itu orang angkuh, siapapun djua orangnja, entah bangsa kafir entah penduduk Jerusjalem, pastilah akan binasa, sedangkan orang jang renfah hati akan diselamatkan.
Kitab Sefanja tersusun agak sekematis atas empat bagian. Bagian pertama (Zef 1; 2-2:3) memuat suatu prakata, jang melukiskan bentjana kosmis (Zef 1:2-3), sedjumlah firman lawan para pendosa di Jerusjalem dengan gambaran hari Jahwe, jang dikuntji dengan seruan untuk bertobat (Zef 1:4-2:3). Dalam bagian kedua (Zef 2:4-13) dikumpulkan sedjumlah firman lawan bangsa2 kafir harus mendjadi peringatan bagi penduduk ibukota Juda Kitab ditutup, sebagaimana halnja dengan kitab Amos, Hosea, dan Joel, dengan nubuat keselamatan (Zef 3:9-20).
Kitab dalam bentuknja jang sekarang sudah pastilah tidak disusun oleh Sefanja sendiri. Tetapi para penjusun sungguh kembali kepada utjapan2 nabi itu, entah dituliskan oleh dia sendiri entah tidak. Berkat para penjusun ada beberapa tambahan ketjil2, seperti ketika pengantar jang pendek2 dalam Zef 1:1,8,10,12; 3:11-16 dan keterangan2 singkat dalam Zef 1:4,17; 3:8,10, jang mungkin berasal dari orang lain lagi. Tetapi kesangsian2 dikemukakan pula mengenai petilan2 jang lebih besar. Orang mau menjangkal, bahwa Zef 1:2-3; 2:8-11; 3:1-13 dan Zef 3:14-20 itu berasal dari Sefanja, djadi praktis separoh dari kitab itu. Tetapi argumen2 jang sikemukakan ternjata tidak kuat untuk membuktikan pendapat itu. Hanja mengenai Zef 2:11 dan Zef 3:9-10, jang bergantung dari Yes 2 dan Yes 40:1- 55:13, dan djuga Zef 3:18-20, jang mengandaikan pembuangan, kesangsian2 itu begitu rupa, sehingga sukarlah dapat diterima, bahwa ajat2 itu berasal Sefanja. Ajat2 tsb. djuga tidak dapat disesuaikan dengan apa jang dikatakan nabi itu tentang "sisa" jang diselamatkan dalam Zef 2:3 dan Zef 3:11-13. Dalam Zef 3:18-20 seluruh bangsa ambil bagian dalam keselamatan; dan Zef 3:19 djuga bergantung dari (Mik 4:6).
Djika Sefanja sudah melihat mendekatnja kebinasaan Asjur, maka NAHUM menjaksikan dengan mata kepala sendiri, setelah ia dalam kebanggaan nasionalnja meramalkan kedjatuhan Asjur jang sudah diambang pintu. Sebab nabi itu tampil antara tahun 663 dan 612. Ia menjindir perebutan Tebes (Nah 3:8-10) oleh Asurbanipal; dan keruntuhan Ninive (612) dinubuatkan begitu rupa, se-akan2 ia sendiri melihat itu terdjadi didepan matanja. Dengan itu Nahum djuga adalah semasa dengan Jeremia.
Sesudah kematian Asurbanipal (626), keradjaan Asjir menudju dengan tjepatnja ke keruntuhannja. Babel memperoleh kedaulatannja kembali dibawah pimpinan Nabopalasar (625-605) dan melawan Ninive dalam tahun 616-619. Mesir mentjoba selamatkan Asjur, musuhnja jang lama, tetapi sia2 sadja; sedangkan Babel mendapatkan sekutu dalam diri radja Media, Cyaxares. Dalam tahun 614 bangsa Media merebut kota Asjur disebelah selatan Ninive. Nabopalasar mengikat perdjandjian dengan mereka dan ber-sama2 mereka merebut dan membasmi Ninive dalam tahun 612. Keruntuhan metropol (kota-pusat) jang dibentji mendatangkan kegembiraan jang besar diantara bangsa2 jang tertindas dan menderita, jag tidak sadar, bahwa hal itu achirnja tidak banjak untungnja, karena Babel memandang semuanjan sebagai milik pusakanja jang sjah. Juda turut serta dalam kegembiraan itu. Didalam pemerintahan Josjijahu negeri itu praktis berdaulat lagi. Ketika Mesir datang menolibg Asjur, Josjijahu menentang hal itu; tetapi hal itu berachir dengan kekalahan di Megido (609) dan mangkatnja radja jang mursjid itu. Untuk sementara Mesir mengambilalih kekuasaan sampai Babel tjukup kuat untuk menjingkirkan musuh itu.
Nahum melantjarkan nubuatnja tepat ketika pasukan Babel dan Media madju ke Ninive dan sudah djelaslah, bahwa serangan itu tidak dapat ditanggulangi. Ada jang mau menganggap, bahwa nubuat itu adalah suatu telah sesudah terdadinja peristiwa, tetapi anggapan ini dapat ditolak dengan tjukup alasan. Sebagian besar dari kitab itu (Nah 1:12-13,14; 2:13,3,5-7; 1:9-10,11; 2:1,3; 3:1,3; 3:1-4,11,15) tiada maknanja lagi sesudah djatuhnja Ninive dan Nah 3:12-15a haruslah ditanggalkan sebelum tahun 615, ketika Babel dan Media sudah merebut sebagian besar dari negeri itu, sedangkan Ninive masih utuh. Tetapi bolehlah di terima, bahwa gambaran jang sangat konkrit dari keruntuhan Ninive (Nah 2:2,4-13; 3:2-11) itu kemudian dikerdjakan lagi oleh nabi itu menurut kenjataan. Tetapis aduran itu dilakukan pada nubuat jang njata. Djuga anggapan bahwa kitab itu memuat perajaan liturgis, sebangsa kebaktian sjukur sesudah djatuhnya Ninive, tidaklah dapat diterima. Kitab itu adalah kumpulan firman2 jang diutjapkan Nahum ketika keruntuhan Ninive tak terelakkan lagi. Bahwasannya Nah 1:9-14 mengenai radja Menasje, kiranja tidaklah mungkin.
Dalam nubuatnja Nahum menjimpang banjak dari nabi2 lainnya. Nabi2 lain itu melawan bukan hanja bangsa2 lain jang bermusuhan, jang keruntuhannja dinubuatkan mereka, tetapi sering djuga umat Allah itu sendiri, jang karena dosa2nja mendatangkan kebinasaan atas dirinja sendiri dan oleh karenanja harus didesak untuk bertobat. Dari kesemuanja itu sedikitpun tidak terdapat pada Nahum. Ia melulu melawan Ninive dan dengan sukatjita besar ia melihat kebinasaan adikara itu mendekat. Apa jang berbitjara padanja bukanlah kesadaran akan kesalahan sendiri, melainkan rasa keadilan jang terlanggar, jang tersinggung oleh penindas lalim begitu banjak bangsa. Hal itu tidak dapat dibiarkan oleh Jahwe jang adil. Nabi2 lainnja seperti Jeremia (Yer 50:21-32) dan Jesaja (Yes 10:5-19) mengenal hal itu djuga, tetapi dalam tulisan singkat, jang masih tersimpan dari Nahum, aspek tsb. terlalu ditandaskan, tanpa dikemukakannja pula segi jang lain. Berlebih2anlah mengatakan, bahwa Nahum itu melulu seorang nasionalis jang menaruh dendam. Tjelaannja terhadap Ninive sungguh beralasan keigamaan (Nah 1:2-8). Pada hakikatnja adalah Allah jang membimbing sedjarah; tidak membiarkan kedjahatan luput dari hukuman. Untuk memahami Nahum sepenuhnja, tidak bolehlah dilupakan, bahwa kaki langit pandangannja terbatas sampai dunia ini sadja dan bahwa ia belum dapat membanjangkan pembalasan diachirat. Iapun berpikir, setjara kolektif dan tidak mempersoalkan, bagaimana suatu bangsa seluruhnja, serta anggota2nja dapt dihukum karena kedjahatan beberapa orang, chususnja kedjahatan radja.
Kitab Nahum terdiri atas dua bagian besar. Bagian pertama (Nah 1:2-1:3), jang merupakan prakata bagi bagian pokok, terdiri atas sebuah mazmur menurut abjad (Nah 1:2-8), dalam mana keadilan pembalas dari Jahwe dilukiskan dengan gambaran2 jang lazim, sebagai tampilnja Jahwe untuk mengadili. Mazmur itu diikuti sedjumlah firman (Nah 1:9-2:1,3), jang setjara bergiliran mengenai Juda dan Asjur, dan dalam mana dipermaklumkan keruntuhan Ninive akan pelipur bagi umat Allah. Bagian kedua jang terutama (Nah 2:4-3:19) adalah suatu permakluman serta lukisan pembasmian Ninive.
Pada umumnja diterima, bahwa bagian terbesar dari kitab itu berasal dari Nahum sendiri. Hanja mengenai mazmur pengantar, jang luasnja ditentukan setjara berlainan, dikemukakan kesangsian2. Mazmur itu katanja sangat kurang gandingannja dengan kitab; dan memang hanja merupakan sekumpulan ungkapan dan gambaran, jang sudah lazim tanpa banja keaselian. Tambahan pula katanja sandjak2 menurut abdjad baru muntjul kemudian. Namun demikian ada banjak ahli, jang tidak menerima argumen2 tsbt. dan tetap membela keaselian mazmur itu. Sukarlah dalam persoalan ini memperoleh kepastian jang memadai.
Amat berlainanlah pendapat2 mengenai waktu tampilnja HABAKUK. Ini bergandingan dengan tafsir jang diberikan orang kepada kitab itu. Diluar kitab itu sendiri tidak ada petundjuk2 lebih landjut. Betul dalam Dan 14:33-39 disebutkan seorang nabi jang bernama Habakuk, jang hidup di djaman pembuangan, tetapi semua ahli sependapat, bahwa Habakuk tsb. tidak ada sangkut-pautnja dengan pengarang nubuat, jang tetap tersimpan dalam Perdjandjian Lama. Bagi mereka, jang berpendapat bahwa Habakuk berbitjara tentang orang2 Asjur dengan nama Chaldai, tampilnja Habakuk ditanggalkan sebelum tahun 621. Ahli2 lainnja berpendapat, bahwa dalam bagian pertama ia membajangkan radja Menasje, djadi ia tampil antara tahun 687-642. Ahli2 lainnja lagi mengirakan radja Jojakim (609- 598); dan lainnja pula berpendapat, bahwa dalam nama Chaldai itu bersenbunji orang2 Junaninja Iskandar Agung, sehingga Habakuk itu mendjadi nabi antara tahun 336-323. Tetapi pendapat jang paling beralasan ialah bahwasannja orang2 Chaldai itu memang adalah orang[2] Babel, sehingga Habakuk tampil pada permulaan pemerintahan Nebukadnezar, jang mulai mendjalankan kekuasaan Babel setjara efektif di Palestina, jaitu sebelum Jerusalem direbut (597), karena peristiwa tsb. tidak disinggung sedikitpun dalam kitab itu. Djadi Habakuk mendjadi nabi antara tahun 605-598.
Djadi nabi itu hidup pada waktu kegembiraan sedjenak atas terbasminja Ninive, jang dinjatakan Nahum dengan amat hangatnja itu, sudah lentjap. Sebab orang2 Babel bertingkah-laku sebagai pengganti2 Asjur. Nebukadnezar II mulai meluaskan kekuasaan jang sudah ditanamnja itu kearah Laut Tengah. Fare'o Mesir, jang hendak menolong Asjur, dipunahkan setjara definitif dalam pertempuran di Karkemisj (605). Dengan sendirinja Juda djatuh kedalam tangan si pemenang. Betul Nebukadnezar terpaksa kembali ke Babel, untuk menertibkan keadaan disana; tetapi apabila Jojakim, setelah tunduk tiga tahun lamanja, memberontak, bertindaklah Nebukadnezar pula. Mula2 dikiriminja pasukan pendudukan Babel jang diperkuat dengan balabantuan negeri2 takluk disekitarnnja [599], tetapi kemudian ia sendiri tampak dinegeri itu [598] dan merebut Jerusjalem [597]. Jojakim, jang mangkat waktu pengepungan, digantikan oleh Jojakin, jang harus menanggung akibat2 pemberontakan. bersama dengan bagian terbesar penduduk ia dibuang ke Babel dand igantikan sebagai radja oleh Sedekia. Habakuk menulis nubuatnja tepat pada permulaan aksi Nebukadnezar, sebelum ia sendiri muntjul tapi toh sudah mentjengkau Juda dalam kekuasaannja.
Kitab Habakuk, jang pastilah disusun oleh dia sendiri, adalah amat harmonis susunannja. Malahan susunannja begitu rupa, sehingga tiada dapatlah itu disusun oleh orang lain dengan berpegangan pada pengadjaran Habakuk. Bahkan boleh ditanjakan, apa ia pernah mengemukakannja setjara lisan. Kitab itu dimulai dengan dwitjakap antara nabi itu dengan Jahwe (Hab 1:2-2:4). Lalu berikutlah dalam bagian kedua (Hab 2:5-20) lima kutukan atas Babel. Bagian ketiga (Hab 3:1-15) adalah dia hangat nabi itu. Seluruhnja ditutup dengan pernjataan iman dan kepertjajaan, jang disokong oleh kepastian dari pihak Jahwe sendiri (Hab 3:16-19).
Struktur keseluruhan sangat teratur. Nabi itu berkelukesah tentang penindasan oleh Babel (Hab 1:2-4). Dalam bentuk nubuat Jahwe mendjawab, bahwa penindasan itu dikirim oleh Dia sendiri (Hab 1:5-11). habakuk lalu mengemukakan lagi persoalan bagaimana Jahwe dapat membiarkan kelaliman (Hab 1:12-17), jang dilakukan oleh pendosa dan pemudja berhala itu. Ia menunggu djawaban Jahwe (Hab 2:1) dan mendapat djandji, bahwa kelaliman itu akan dibalas pada waktunja (Hab 2:2-4). Dengan membentangkan djawaban itu lebih landjut nabi itu melontarkan kutuk2nja, jang merumuskan alasan hukuman itu dengan menjebutkan kedjahatan2 babel (Hab 2:4-18). Itu ditutup dengan sekali lagi menjatakan kepertjajaannja kepada Jahwe sambil menantikan tjampurtanganNja (Hab 2:19-20). Tjampurtangan itu dilukiskan dalam suatu lagu (Hab 3:2-15), jang merupakan pemantulan dari penglihatan jang diterimanja. Achirnja digambarkan kesan penglihatan itu bagi dirinja, jaitu mendjadi sumber sukatjita dan kepertjajaan (Hab 3:16-19).
Dalam kesemuanja itu djelaslah, persoalan mana sesungguhnja menggelisahkan nabi itu, jakni persoalan tentang jangdjahat. Djika nabi2 lainnja melihat penindasan oleh musuh sebagai hukuman atas dosa2,- gagasan mana diandaikan dalam Hab 1:5-11 tapi tidak pernah dinjatakan dengan djelasnja - maka Habakuk melihat segi lain dari jangdjahat. Israil pada hakikatnja kan lebih baik dari kaum kafir, karena pengetahuannja tentang Jahwe. Penindasan itu adalah kelalilam jang mendjerit kelangit dan bagaimana Allah masih dapat membiarkan hal itu. Itu kan: membalas kedjahatan dengan kedjahatan jang lebih besar. pemetjahan persoalan itu ialah: kedjahatan2 itupun akan dihukum kemudian si mursjid (Juda). Persoalan jang sama telah menggelisahkan tokoh2 lainnja, terutama dalam suasana individu, seperti jeremia, pengarang kitab Ijob dan si Pengchotbah disamping beberapa mazmur. Habakuk memperbitjangkan persoalan itu dalam tingkatan bangsa2 serta kaum2. Pemetjahan jang diberikannjapun tidaklah sepenuhnja memuaskan. Ini barulah demikian, bilamana kemudian wahju sudah memastikan adanja kehidupan terus dialam sana.
Tentang keaselian kitab tsb. tidak ada kesangsian2 lagi jang sungguh2. Keberatan2 lebih2 dikemukakan terhadap mazmur penutup (3). Bahwasanja djudulnja (Hab 3:1) dan ajat terachir (Hab 3:19) itu adalah tambahan seperti djuga tjatatan musikal "Selah" halnja, tidaklah dipungkiri oleh siapapun djuga. Tetapi hal itu hanja membuktikan, bahwa mazmur tsb. dipakai dalam liturgi, tetapi bukanlah bahwa mazmur tsb. tidak berasal dari Habakuk. Nabi itu kiranja menggunakan teks2 jang sudah ada dan menjesuaikannja dengan keadaan pada waktu itu, tetapi sungguh nabi itu sendirilah jang menjusun teks itu dan memuatnja dalam kitabnja. Sebab ini suatu kesatuan jang teramat kuat sususnannja, untuk begitu sadja dipungkiri keaselian sebagian daripadanja.
Kitab jang terketjil dari seluruh perdjandjian lama ialah OBADJA, tetapi bagi para ahli kitab itu bukanlah jang termudah. Tentang oknum nabi itu tidak diketahui sedikit djuapun, dan segala-galanja harus disimpulkan dari ke-21 ajat kitabnja itu. Se-kali2 tidak bolehlah ia dipersamakan dengan Obadja, jang didjaman Elia memberikan perlindungan kepada nabi2 Jahwe (2Ra 8:20-22).
Soal pertama ialah: Bilamana nabi itu tampil? Pendapat para ahli sangat
berlainan. Ada jang memandang dia, atau se-tidak2nja sebagian dari kitabnja itu,
sebagai jang pertama kesusasteraan nabi2. Kata mereka, ia tampil didjaman radja
Joram (lk. th. 847). Bagi ahli2 lainnja ia adalah kira2 nabi terachir, jang
tampil sesudah pembuangan sekitar th. 45. Kelompok ketiga berpendapat, bahwa ia
bekerdja didjaman pembuangan (sekitar th. 540). Walaupun sekarang kebanjakan
ahli berpendapat, bahwa kitab itu tertinggal sesudah pembuangan, namun pendapat
ketiga tadi kiranja adalah jang paling mungkin. Semua sependapat, bahwa Hab 10-14
memuat suatu sindiran atas tingkah-laku orang2 Edom pada waktu perombakan
Jerusjalem, jaitu menurut pendapat kebanjakan alhi peromabakan dalam th. 586.
Djadi,kitab itu pastilah ditulis sesudahnja. Ahli2 jang hendak menangagalkan
kitab itu sesudah pembuangan sekitar th. 450, berpendapat bahwa ajat 4-7
berkenaan dengan pengusiran orang2 dari wilajah sendiri. Menurut jang sedikit
sadja jang diketahui tentangnja, maka orang2 Arab memasuki negeri itu dan
mengusir orang2 Edom, jang ketika itu menetap di Palestina (Idumea). Sekitar th.
450 Edom dibasmi menurut Mal 1:3-4, meskipun Petra, ibukotanja, baru
diduduki dalam th. 312 oleh orang2 Arab. Katanja peristiwa itulah jang disindir
Obadja. Bagian kedua katanja mengandaikan kembalinja dari pembuangan, jaitu
ketika Juda sadjalah jang dikuasai orang2 Jahudi. Djuga bagian ini katanja harus
ditanggalkan sekitar th. 450. Tetapi semua argumen itu tidaklah mejakinkan.
Nubuat itu tidaklah kurang serasi didjalam pembuangan. Jeheskiel, nabi djalam
pembuangan, menjebutkan pula pelaksanaan hukuman atas Moab dan 'Amon oleh Arab,
dan dalam konteks itu disinggung pula Edom (
Kesulitan lain lebih bertjorak sastera. Per-tama2 kesamaan besar antara Oba 1-6 dengan Yer 49:7-14. Tetapi kesamaan itu dibarengi dengan perbedaan jang lain. Tambahan pula kitab Obadja tersusun dari ber-bagai2 unsur jang berlainan, jang sukarlah dituliskan atau diutjapkan aselinja oleh satu oknum sadja. Bagaimana sangkut-pautnja antara Jeremia dan Obadja, sukarlah ditentukan. Mungkin Jeremia bergantung daripada Obadja ataupun sebaliknja. Mungkin djuga kedua2nja bersumber pada naskah aseli jang sama. Inilah agaknja dugaan jang paling memuaskan. Djika memang demikian halnja, maka disinipun tidak usah dipersoalkan apa Yer 49:7-14 itu sungguh2 aseli.
Suatu hipotese, jang sungguhpun tidak memetjahkan segala kesulitan tapi toh dapat memetjahkan banjak kesulitan, ialah jang berikut; Seorang nabi, jang tampil di Juda sendiri dan bernama Obadja, masih segar ingatannja akan tingkah- laku jang ketji dari orang2 Edom pada waktu pengrusakan kota Jerusjalem. Dikenalnja pelbagai nubuta tentang hukuman, jang harus dirasakan Edom karena permusuhannja jang ber-abad2 lamanja itu. diketahuinja, bahwa Edom terantjam dan berada dalam kesukaran karena tekanan orang2 Arab. Dilihatnja pula orang2 Edom memasuki Juda sambil mendjarah-radjahnja. Lalu dikumpulkannja pelbagai pernjataan dalam bentuk nubuat-nubuat untuk menetapkan hati rakjat, karena firman2 tsb, sudah mulai dipenuhi, djadi suatu djaminan bahwa itu akan dilaksanakan lebih landjut. Dan pemenuhan itupun merupakan djaminan pula bagi kembalinja dari pembuangan dan bagi pemulihan. Maka nubuatnja lawan Edom dikuntjinja dengan djandji akan kembalinja dari pembuangan. Keruntuhan Edom tak lain dan tak bukan adalah suatu pendahuluan dan anak-bagian dari "Hari Jahwe" jang besar itu, jang akan membasmi semua bangsa jang memusuhinja; ini pengharapan jang sudah hidup pula di-tengah2 rakjat. Didalam penghukuman definitif dari Edom itu Israil akan ditugaskan untuk memainkan peranan aktif sebagai alat Jahwe, seperti kaum kafir memainkan peranan aktif dalam penghukuman sementara atas musuh tsb.
Pembagian kitab jang ketjil ini sangat kerangkanja. Bagian pertama (1-15) adalah antjaman lawan Edom karena tingkah-lakunja jang djahat terhadap Jerusjalem. Keangkuhannja dan kepertjajaannja kepada diri sendiri akan runtuh. Bagian ini sangat mengingatkan nubuat Nahum lawam Asjur. Bagian kedua (16-21) mengenai hari depan: jakni pengadilan atas bangsa2, dalam mana Edom djuga akan mendapat pembalasannja, dan penjelamatan dan pemulihan Juda, dengan mana keradjaan Allah akan didirikan setjara definitif.
pengadilan Obatja berpokok pada keadilan Allah; dengan itu ia termasuk dalam arus besar profetisme. Sebab senantiasa profetisme. Sebab senantiasa profetisme menandaskan keadilan tsb. Betul, kitab itu memberikan kesan kebentjian nasioalistis kepada musuh-tentang dosa2 bangsa itu sendiri tidak disinggung sedikit djuapun - jang hendak melakukan balas dendam seturut dalil: mata ganti mata, gigi ganti gigi. Tetapi ajat penutupnja jang pendek: "Keradjaan akan ada pada Jahwe", memberikan warna keigamaan kepada keseluruhanja. Bangsa2, chususnja Edom, bangsa sesaudara, tidaklah memberontak lawan sesuatu bangsa, melainkan lawan Jahwe sendiri serta keradjaanNja. Kepada Edom ('Esou) telah didjandjikan pesertaan dalam djandji (Kej 25:23), tetapi Edom sendiri menolak djandji itu dan membuat dirinja tidak patut terhadapnja. Siapa jang tidak mau termasuk kedalam keradjaan Jahwe serta umatNja, hanja dapat binasa sadja. Itulah makna tetap kitab jang terketjil dari Kitab Sutji Perdjandjian Lama.
Ketiga nabi ketjil berkutnja, jakni Hagai, Zakarja dan Maleachi, tampil didalam iklim jang sudah samasekali. Israil telah melintasi tungku pembuangan dan paling tidak sebagian telah pulang kenegeri nenek-mojang. Masjarakat baru harus dibangun kembali; dan dalam pembuangan kembali it djustru nabi2 tadi harus menunaikan tugasnja. Djaman pembuangan bagi Israil adalah waktu berpikir, menjesal, bertapa dan memurnikan diri. Keinsjafan telah berbuat dosa makin kuat. nabi2 djaman pembuangan, jakni bagian kedua kitab Jesaja dan Jeheskiel, meng- hidup2kan pengharapan akan pemulihan. Tetapi pengharapan itu telah mendapat tjorak jang lebih rohani. Banjak dari aspirasi nabionalnja telah dilepaskan oleh Israil; dan pemulhan itu tidak lagi terikat begitu mutlak pada pemulihan potilik. Pengharapan akan hari depan belum lagi dimurnikan selurunja, tapi langkah pertama kearah itu sudah diambil. Sesudah Cyrus menguasai Babel dalam tahun 539, ia memberikan idjin kepada orang2 Jahudi, jang menghendakinja, untuk pulang ketanahnja. Ini belum lagi kedaulatan nasional dan politik, tetapi Cyrus mengidjinkan mereka memelihara susunan nasionalnja sendiri, teranglah membangun itu kembali. Karena Israil itu senantiasa bangsa jang berkeigamaan dan karena kedaulatan politik sekarang tidak dituntut begitu mutlak lagi, maka perhatian terutama ditundjukan kepada pembangunan keigamaan, konkret dalam pemulihan ibadah lama didalam baitullah jang dibangun kembali. Kaum buangan jang per-tama2 pulang dibawah pimpinan Sjesjbasar, wakil keradjaan Parsi jang tampil sebagai Komisaris Tinggi, memulai dengan penuh kegiatan perajaan ibadah; dan dalam tahun 537 diletakkanlah pondamen baitullah jang baru. Tetapi karena pengaruh pelbagai faktor segera padamlah kegiatan bagi Jahwe dan dihentikan pekerdjaan pada baitullah itu. Kegiatan tsb. dinjalakan kembali dan pekerdjaan dimulai kembali berkat pengaruh Zerubabel, gubernur Parsi asal Jahudi dan keturunan radja, jang dalam usahanja didukung oleh nabi2 Hagai dan Zakarja.
Mengenai nabi HAGAI, kitabnja jang ketjil itu memberitahukan dengan tepatnja, bilamana ia menjampaikan (Hag 1:1; 2:10-20). Djadi, ia mulai tampil kedepan dalam bulan keenam, dalam tahun kedua pemerintahan radja Parsi Darios I, jaitu dalam bulan Agustus-September tahun 520 sebelum Masehi. Darios adalah pengganti kedua Cyrus, dalam pemerintahan siapa pembangunan baitulah dihentikan karena persekongkolan orang2 Sjomron, jang berhasil mempengaruhi pedjabat2 Parsi (Ezr 4:1-5). Rupa2nja dalam pemerintahan Darios ada kelompok baru orang buangan pulang dibawah pimpinan zerubabel dan imam Jesjua'. hagai (dan tak lama kemudian djuga Zakarja) mengadjak penduduk untuk mengerdjakan baitullah lagi. Ketawalah hati bertambah hebat, karena negeri itu baru sadja mengalami panen buruk dan lalunlinhtaspun tidak bagitu aman (Hag 1:6; 2:16-18; Zak 8:10). Keadaan sulit dikemukakan sebagai dalih untuk mengundurkan diri dari pembangunan baitullah, padahal orang tahu mengurus dirinja sendiri. Itulah tanda jang menjedihkan, tanda lunturnja semangat keigamaan. Dan itulah diketjam Hagai.
Kitab itu terdiri atas sedjumlah ketjil wedjangan2 nabi Hagai, jaitu: seruan untuk membangun kembali baitullah, dengan disebutkan pula hasil dari adjakan itu (Hag 1:1-14); chotbah pada permulaan pekerdjaan itu, dalam mana Hagai menundjuk akan kemuliaan baitullah itu kelak (Hag 1:15; 2:1-9); amanat didepan para imam waktu pembangunan baitullah, dalam mana kerdjasama bangsa Sjomron jang "nadjis" itu ditolak (Hag 2:10-14); djandji akan adanja panen jang ber-limpah2 lawan panen buruk dimana lampu, sebagai upah bagi kesediaan mereka pada pembangunan baitullah (Hag 2:15-19) (bagian ini oleh banjak ahli dipertalikan dengan Hag 2:1-14, jang sungguh ada pada tempatnja); djandji kepada Zerubabel (Hag 2:20-23).
Apa kitab jang ketil itu disusun oleh nabi itu sendiri, dapatlah disangsikan Kitab itu lebih berbentuk laporan historis tentang kegiatannja berkenaan dengan pembangunan baitullah, jang dituliskan oleh orang lain. Karena pentjatatan kesemuanja itu tiada artinja lagi sesudah baitullah selesai dibangun, mestilah itu dituliska kira2 waktunja dengan tampilannja nabi itu, untuk djuga setjara tulisan membangkitkan dan mengharapkan semangat. Tetapi ada pula ahli, jang mengukuhi bukan tanpa alasan, bahwa nabi itu sendiri telah menjusun kitabnja. Tetapi bangaimanapun, keaseliannja tidaklah disangsikan.
Arti Hagai ialah bahwasanja ia meletakkan pertalian antara umat Allah di djaman sebelum pembuangan dan umat Allah didjaman sesudah pembuangan "Sisa" jang tertinggal itu adalah landjutan jang sah dari umat Allah. Baitullah merupakan lambangnja, karena didalam baitullah itu hadirlah Allah nenek-mojang untuk melaksanakan perdjandjianNja, jang tidak diputuskan oleh dosa dan pembuangan, sebagaimana telah dinjatakan oleh Jeremia. Tokoh Zerubabel, keturunan Dawud, jang dipandang Hagai sebagai suatu perlambang al-Masih (Hag 2:22), mempertalikan pula djandji, jang diberikan kepada Dawud, dengan masa baru didalam sedjarah umat Allah itu. Baitullah, jang diselesaikan dengan dukungan Hagai, menjaksikan pemenuhan defisitif perdjandjian itu, jakni Jesus Kristus, hal mana telah difirasatkan nabi itu sendiri setjara samar2 (Hag 2:9).
ZAKARJA adalah semasa dengan Hagai. Ia memulai kegiatannja dua bulan sesudah Hagai menjampaikan amanatnja jang pertama (Zak 1:1)dan terus bekerdja paling tidak sampai tahun 518/517, mungkin lebih lama lagi. Zakarja bukanlah orang, jang disindir indjil Mateus (Mat 25:15). Menurut Neh 12, Ezr 5:1 dan Zak 1:1 ia termasuk kalangan dan keluarga imam. Dari itu dapat dimengertilah perhatian chususnja kepada baitullah dan ibadah. Bersama dengan Hagai ia mengusahakan diri bagi pemulihannja. penglihatan simbolisnja jang banjak tapi kabur dalam kitabnja, jang diterangkan oleh malaekat dan diuraikan dengan pandjang lebar, membuat kitab itu mendjadi sematjam kesusasteraan kenabian, jang mulai berkembang dalam pembuangan dan kemudian sangat meluas, jaitu apokalips, djenis kesusasteraan jang amat kabur. Dalam Kitab Sutji tjontohnja jang djaitu ialah Daniel dan kitab Wahju Johannes.
Kitab itu terdiri atas dua bagian besar. Bagian pertama (Zak 1-8) muat tiga nubuat, jang waktunja disampaikan, disebutkan dengan teliti. Nubuat jang pertama adalah andjuran untuk bertobat, mengingat pengalaman2 masa lampau (Zak 1:1-6). Berikutlah suatu seri penglihatan (Zak 1:7-6:8) dalam mana disisipkan beberapa hal lainnja (Zak 1:16-17; 2:10- 13; 3:8-10; 4:6-10) dan jang ditambahkan dengan tindakan kenabian (Zak 6:9- 14). Achirnja persoalan puasa (Zak 7:1-3; 8:18-19), dalam mana terdjalin sebuahchotbah tentang dosa2 Israil dimasa lampau dan tentang kedegilan mereka, jang mengakibatkan keruntuhan bangsa (Zak 7:4-14) dan beberapa nubuat tentang kebahagiaan masehi dihari depan (Zak 8:1- 23). Bagian kedua (Zak 9:1-17) seluruhnja memperbitjangkan hari depan itu. Nubuat jang pertama melukiskan kedatangan keradjaan Jahwe maupun pembasmian kekuatan2 musuh dan pemulihan Jerusjalem dengan kembalinja dari pembuangan. Nubuat jang kedua (Zak 11:4-17:13:7-9) memperbitjangkan setjara alegoris perihal gembala jang baik dan gembala jang djahat, jang menjiksa kawanan, karena kawanan itu telah menolak gembala jang baik. Nubuat jang ketiga dan terachir (Zak 12:1-14:21) melukiskan dua serangan musuh atas Jerusjalem dengan penjelamat, pemurnia dan pemulihan kota sutji itu, hukuman atas musuh kafir dan takluknja sisanja di Juda dan Jerusjalem jang sutji itu, tempat keradjaan Jahwe.
Kitab Zakarja adalah satu kitab jang paling kabur dan sulit dari Perdjandjian Lama. Para penafsir dihadapkan kepada sedjumlah persoalan, jang belum lagi terpetjahkan dengan tjara jang memuaskan samasekali. Kiranja akan terlalau pandjanglah dalam pendahuluan ini memperbintjangkan segala kesulitan itu dengan mengichtisarkan usaha banjak jang telah dilakukan untuk mentjapi pemetjahan. Agak mustahillah menjelidiki dan menguasai segala soal. Kami hanja mengutarakan beberapa kesulitan sadja. Persoalan pertama ialah: Siapakah jang menulis kitab ini? Semua penafsir kiranja sependapat, bahwa bagian pertama (Zak 1:8) berasal dari nabi Zakarja. Tetapi redaksinja jang aseli, boleh djadi oleh nabi itu sendiri, kemuliaan ditambahkan dengan ungkapan2 lain dari nabi itu. Walaupun masih ada djuga pelbagai ahli jang mengangap bagian kedua berasal dari nabi itu djuga, namun kebanjakan ahli sependapat, bahwa pasal 9-14(Zak 9-14) berasal dari nabi lain. Sebabnja ialah bahwa kedua bagian amat berbeda satu sama lain, baik mengenai bentuknja maupun isinja. Siapa gerangan pengarang bagian kedua itu, masih diperbantahkan dan sesungguhnja belum ada hipotese memuaskan. Pasal 12-14(Zak 12-14) menurut beberapa ahli berasal dari orang lain lagi, jakni jang dinamakan "Zakarja jang ketiga". Djuga tentang waktu tersusunnja bagian kedua itu, ahli2 tidak sama pendapatnja. Ada jang mengirakan- se-tidak2nja sebagian dari kitab Zakarja-dari tangan seorang nabi didjaman sebelum pembuangan. ahli2 lain menanggalkannja (sebagian daripadanja) djauh sesudah pembuangan, malahan sampai djalam Junaninja Iskandar Agung. Untuk menerangkan bagaimana Zak 9-14 digabungkan dengan kitab itu, dikemukakan pula banjak kemungkinan. Mungkinlah, demikian kata beberapa ahli pasal2 itu tadinja dan tidak disebutkan nama pengarangnja dan mungkin tertulis atas gulungan tersendiri. Zak 9-11; 12-14 dan Mal 1-3 sama anak djudulnja jaitu: amanat. Pasal2 dari pengarang2 jang tidak dikenal itu ditempatnja kedalam kitab2 sesudah tulisan2 nabi2 jang namanja dikenal. Sesudah ajat terachir (Mal 1-3) dihubungkan dengan orang tertentu, jaitu Maleachi, maka ajat2 jang terdahulu ditaruh dibawah nama nabi jang terachir, jakni Zakarja. Persoalan2 lain bergandingan dengantafsir ber-bagai2 nubuat. Dalam terdjemahan kami disana-sini kami tundjukkan beberapa kesulitan, tapi belum semuanja. Tak banjak gunanja menjebutkan semuanja disini. Hanjalah si pembatja diminta perhatiannja, bahwa dalam kitab ini ia berhadapan dengan teks2 jang sulit, jang maknanja jang sesungguhnja tidak djarang tak tertangkap djuga oleh para ahli sekalipun.
Seperti Hagai maka bagian pertama Zakarjapun merupakan adjaran kepada kaum buangan jang pulang untuk membangun kembali baitullah. Dengan baitullah itu datanglah keradjaan al-Masih. Dalam keradjaan itu ada dua tokoh jang sepadan jakni: Imam-agung Jesjua' dan keturunan Dawud Zerubabel. Sebagai sjarat bagi keradjaan al-Masih itu dikemukakan oleh Zakarja pembersihan dari dosa dan pertobatan susila. Dengan itu ia bersesuaian dengan nabi2 jang dahulu. Djuga kaum kafir akan ambil bagian dalam keradjaan al-Masih itu (Zak 2:13; 6:15; 8:20-23). Selaku imam Zakarja menitikberatkan tugas imam-agung. Djarak antara Allah dengan manusia bagi Zakarja adalah sedemikian rupa, hingga ia tidak lagi setjara langsung berkontak dengan Jahwe. Djika nabi2 dahulu menerima sabda setjara langsung dari Jahwe, maka Zakarja menerima penglihatan2 jang kabur, jang diterangkan oleh Malaekat. Karena ia tidak setjara langsung berhubungan dengan Jahwe, maka Zakarja suka memetik pendahulu2nja. Kurnia nubuat mulai padam.
Bagian kedua kitab itu merupakan kelengkapan dan malahan sebangsa koreksi atas bagian pertama. Sebab orang mengira, bahwa keradjaan al-Masih karena pembangunan baitullah itu sudah mendjadi kenjataan penuh dan bahwa kerdjaan tsb. diperintahkan oleh al-Masih jang bernama Zerubabel dalam persesuaian penuh dengan Jesjua', dengan keimaman. Nah, bagian kedua itu membawa pemandangan hari depan kedalam keradjaan al-Masih, jang oleh karenanja belum diwudjudkan oleh masjarakat Jahudi didjaman sesudah pembuangan, tetapi barula kelak mendjadi kenjataan jang penuh. Tokoh Zerubabel dan Jesjua' dalam bagian kedua itu tidak lagi memainkan peranan, dan pembangunan baitullah tidak. Dalam bagian kedua itu bangsa Jahudi memainkan peranan utama dan djuga radja perdamaian dihari depan, jang akan meradjai keradjaan Jahwe (Zak 9:9-10) Dosa akan lenjao dari tengah2 bangsa, tetapi djuga kurnia nubuat (Zak 13:1-6). Keradjaan tsb. kuat tjorak nasionalnja, walaupun disediakan tempat jang sederhana pula bagi kaum kafir, lebih sebagai hamba daripada sebagian warga jang penuh. Keradjaan tsb. adalah pemerintahan Jahwe atas dunia dan bangsa2.
Walaupun kitab Zakarja itu bukan jang terdalam dan terkaja isinja, namun dalam Perdjandjian Baru banjak dikutip. Zak 9:9 dikutip dalam Mat 26:31; Yoh 19:37 mengutip Zak 12:14 jang rupa2nja djuga disindir Wah 1:7. Pasal2 terachir kitab Wahju johannes diilhami dengan leluasanja oleh Zak 12:1-9 dan Zak 14:1-20.
Antara tampilnja Hagai dan Zakarja dengan hasilnja jang gemilang berupa selesainja pembangunan baitullah dalam tahun 515, dan oraganisasi masjarakat Jahudi oleh Esra-Nehemia (tahun 445) hendaklah ditempatkan kitab MALEACHI. Bahwa sedemikian rupa, hingga nabi tsb. lebih dekat pada Esra-Nehemia dari pada Zakarja. Ternjatalah ia seorang tokoh, jang telah mempersiapkan pembaharuan2 Esra-Nehemia, djika tidak turut-serta mengerdjakannja. Sebab iapun memerangi keadaan2 buruk jang sama seperti jang diperangi Esra-Nehemia. Masjarakat Jahudi, jang mendjadi bagian dari keradjaan Parsi, sesudah pembangunan baitullah mengorganisir dirinja disekitar ibadah jang dirajakan disana. Tetapi disanapun dimulai pula kemerosotannja. Para imam dan levita mulai melalaikan ibadah dan menjalahgunakannja untuk kepentingan diri sendiri (Mal 1:6-14). Rakjatpun melalaikan sumbangannja kepada ibadah jang berupa bagian sepersepuluh (Mal 3:8-10). Salah-adat lainnja jang hebat ialah banjak perkawinan orang2 Israil dengan wanita2 kafir (Mal 2:10-12), hal mana membahajakan kemurnian masjarakat. Imam2pun tidak terluput daripadanja. Bergandingan dengan perkawinan tjampuran ialah diputuskannja ikatan perkawinan dengan seenaknja sadja (Mal 2:13) dan wanitalah jang mendjadi korban. Itu bukan satu2nja kelaliman sosial. Lunturnja semangat umum itu agaknja bergantungan pula dengan kemasabodohan jang menulari orang2 jang terbaik sekalipun (Mal 2:17; 3:8-14). Keradjaan al-Masih, jang dinubuatkan para nabi, dengan hukumannja bagi para durdjana dan berkahnja bagi para musdjid, belum djuga datang dan oleh karena itu orang lalu melepaskan pengaharapan itu dan menjangsikan keadilan Allah.
Segala gedjala jang sehat itu ditentang kitab Maleachi. Ternjatalah nama tsb. adalah nama samaran dan diambil dari Mal 3:1 dimana disebutkan seorang "Utusan" !!(=Maleachi). Kata itu dianggap sebagai nama orang dan ditempatkan dalam djudul kitabg itu. Djadi tentang pribadi nabi itu tidak ketahuan sesuatu djua, bahkan namanjapun tidak.
Menginggat keadaan2 waktu ia tampil kedeoan, nabi tsb. adakah seorang pengandjur pertobatan dan perihal pengadjarannja lebih mirip nabi2 didjaman sebelum pembuangan daripada Zakarja dan Hagai. Orang2 Jahudi sendiri bersalah, bahwa djaman kebahagiaan itu tidak datang. Mereka melalaikan kewadjiban2 mereka terhadap Jahwe, chususnja kewadjiban beribadah. Dengan bertjampur baur dengan kaum kafir mereka berchianat kepada umat Jahwe dan dengan itu djuga kepada perdjandjian. Umat tsb. adalah umat bersaudara, karena Jahwe adalah Bapa mereka sekalian. Setiap kelaliman, jang dilakukan kepada orang sebangsa, oleh sebab itu adalah djuga kelaliman terhadapa Bapa mereka bersama. Chususnja pertjeraian merupakan kelaliman sedemikian, djustru karena perkawinan adalah suatu perdjadjian jang sutji. Terhadap kelaliman itu dan terhadap ketjabaran hati serta kesangsian mengenai kedjudjuran dan keadilan Jahwe maka nabi mempermaklumkan "Hari Jahwe", jaitu hari pengadilan atas para pendosa dan orang2 jang tidak bersesal hati, djuga hari penggandjaran bagi kaum mursjid. Anehnja, nabi tsb. tidak memberikan gambaran tentang kebahagiaan dihari depan itu dan tidak pula mempertimbangkan tentang al-Masih. Itu melulu mengenai pembalasan atas orang djahat dan orang baik dan mengenai kemenangan keadilan Allah. Djuga hukuman atas kaum kafir tidak diperbitjangkan, tetapi nabi melihat terdjadinja ibadah jang diperbaharui akan gantinja ibadah jang dilalaikan didjamannja (Zak 1:11). Itu mengenai ibadah jang universil, jang didalamnja orang2 kafirnja akan ambil bagian. Dalam hal pengharapan akan hari depan pada nabi tsb. hanja tinggallah unsur2 jang dapat diwudjudkan dalam bentuk apapun.
Kitab, jang sederhana bahasa dan gaja-bahasanja dan susunan dalam bentuk soal- djawab itu, terdiri atas enam bagian, jakni: pernjataan tjintakasih Jahwe kepada Israil (Mal 1:2-5), jang tidak ditanggapi oleh Israil. Para imam dituduh melalaikan kewadjibannja dan hukuman untuk itu dipermaklumkan (Mal 1:6-2:9). Perkawinan tjampuran dan pertjeraian dipersalahkan pada bangsa itu (Mal 2:10-16). Hari Jahwe akan datang menghukum dosa (Mal 2:17-3:5). Apabila rakjat menepati kewadjiban ibadahnja, maka bentjana kekeringan dan belalang akan dihentikan (Mal 3:6-18). Kemudian dipermaklumkan lagi hari Jahwe sebagai suatu pembalasan bagi mursjid (Mal 3:13- 21 Mal 3:13-4:3). Ajat penutup memperbintjangkan pula penepatan Taurat Musa (Mal 3:22 Mal 4:4) dan perihal seorang perintis hari Jahwe, jang akan memulihkan kerukunan ditengah rakjat guna menghindarkan keruntuhan negeri itu (Mal 3:23-24 Mal 4:5-6).
Tentang keaselian kitab itu tidak ada kesangsian jang sungguh2 berkenaan dengan keseluruhannja. Tanpa alasan tjukup pernahlah Mal 2:11-12 disangsikan keaseliannja; dengan alasan lebih besar tapi toh tidak menjakinkan seluruhnja djuga, Mal 1:11-14; dengan alasan banjak dan malahan mejakinkan disangsikanlah Mal 3:22-24 Mal 4:4-6, sehingga paling tidak ajat2 Mal 3:23-24 Mal 4:5-6 harus dipandang sebagai tambahan belakangan.
Tentang nabi JOEL tidak ketahuan sesuatupun namanja dan kitabnja jang agak
pendek. Daripadanja ternjatalah bahwa ia berasal dari Juda (
Djaman tampilan Joel hanja dapat disimpulkan dari kitabnja sadja. Karena itu ada
pendapat2 jang amat berlainan pada para ahli. Ada jang menamakan dia jang tertua
dari antara nabi2 pengarang, tetapi djuga jang termuda. Ahli2, jang menamakan
dia jang tertua, terutama mendasarkan pendapat mereka pada tempat kitab itu
dalam daftar kitab2 sutji, jaitu sesudah Hosea. Tetapi hal itu rupa2nja tidak
berdasarkan chronologi melainkan kesusasteraan belaka. Pada achir kitabnja Joel
mempermaklumkan pengadilan atas kaum kafir dan dengan itulah dimulai kitab Amos.
Djakni kita Amos dipandang dari segi kesusasteraan merupakan kelandjutan dari
kita Joel. Tetapi dewasa ini Joel umumnja digolongkan kedalam nabi-nabi didjalam
sesudah pembuangan. Dan ini dapat diterima sebagai pasti. Sebab ia mengenal
banjak dari antara pendahulu2nja, jang digunakannja. Bandingkan sadja:
Amo 1:2; Yoe 3:16; Amo 9:2; Yoe 3:18; Mik 4:10; Yoe 3:10; Yer 6:4; Yoe 3:9;
Nah 2:11; Yoe 2:6; Zef 1:14-15; Yoe 2:1-2; Yes 2:4; Yoe 3:10; Yeh 27:13; Yoe 3:4;
Yeh 29:2; Yoe 3:19; Mal 3:2; 4:5; Yoe 2:11; 3:4. Joel tidak mengenal radja,
sedangkan ia menjebutkan pelbagai lapisan rakjat (Yoe 2:13-14; 2:16).
Ia sendiri berseru kepada rakjat untuk melangsungkan liturgi tobat, hal mana
dahulu dilakukan oleh radja (1Ra 8:2; 2Ra 10:20;
Djelaslah kitab itu terdiri atas dua bagian besar. Dalam bagian pertama (Yoe 1-2) dilukiskan bentjana2 jang menimpa negeri itu jakni: belalang, kekeringan dan kelaparan. Mula2 daerah pedalaman jang tertimpa (Yoe 1:2-12) dan kemudian Jerusjalem (Yoe 2:1-11). Karena itu nabi berseru untuk melangsungkan liturgi tobat (Yoe 1:13-20; 2:12-17). Jahwe memberi djawaban dan nabi berdjandji, bahwa malapetaka itu akan berubah mendjadi berkah (Yoe 2:18-27). Bagian kedua (Yoe 3-4 Yoe 2:28-3:21) menggambarkan dari depan, "hari jahwe" atas kaum kafir akan hukuman dan atas Jerusjalem akan kebahagiaan (Yoe 4:1-8,9-21 Yoe 3:1-8,9-21). Hari Jahwe itu didahului sedjumlah gedjala untuk mempermaklumkannja (Yoe 3:1-5).
Orang mempersoalkan apa kedua bagian itu dituliskan oleh pengarang jang satu dan sama djua. Untuk menerima adanja dua pengarang jang berlainan, dikemukakan perbedaan jang rupa-rupanja tidak dapat didjembatani antara kedua bagian itu. Dalam bagian pertama diperbintjangkan peristiwa2 jang njata, jang mendjadi sebabnja ibadah harus dihentikan. Dalam bagian kedua diperbintjangkan perihal sesuatu dihari depan jang djauh, perihal perang dan pengadilan, sedangkan ibadah tidak di-singgung2 lagi. Banjak ahli, jang menerima adanja dua pengarang, perbendapat bahwa Yoe 1:15; 2:1,10,11 disisipkan oleh pengarang bagian kedua, ketika ia menjatuhkan karjanja sendiri dengan karja seorang pendahulu. Tapi pendapat jang sangat umum dan jang djuga paling tepat ialah bahwasanja seluruh kitab itu berasal dari pengarang jang sama. Antara bagian pertama dan kedua ada terlalu banjak kesamaan dan terlalu bergantung satu sama lain, untuk dapat dikata berasal dari kedua pengarang jang berlainan. Bagian kedua se-akan2 adalah pemindahan eschatologis dari bagian pertama.
Dalam bagian pertama memang kitab itu melukiskan bentjana belalang jang benar2 terdjadi, jang dibarengi dengan kekeringan dan kelaparan. Bahwa kesemuanja itu hanjalah "lambang" sadja "Hari Jahwe", kiranja tidak dapat diterima. Tetapi nabi memandang kedjadian-kedjadian itu sebagai perintis dari kedjadian2 besar pada achir djaman. hari pengadilan atas bangsa2 dan penjelamatan Israil. Bentjana belalang oleh nabi itu ditafsirkan sebagai pengadilan dari pihak Jahwe atas umatNja, hal mana dapat dielakkan dengan tapa dan doa. Tetapi pandangannja djauh lebih luas. Pengadilan tsb. bukanlah jang terachir dan definitif, melainkan lebih merupakan pendahuluan dan perlambang dari pengadilan terachir dan penjelamatan. Seperti belalang menjiksa umat, tetapi dihalaukan dengan tapa dan doa, sehingga berkah dan kemakmuran mendjadi mungkin lagi, demikianlah kelak kaum kafir akan menjerang Sion, tetapi akan dipunahkan oleh Jahwe. Sesudah itu akan tibalah masa kesedjahteraan dan kebahagiaan jang definitif bagi Sion.
Itupun adalah wedjangan Joel. Jahwe memimpin sedjarah dan menguasai peristiwa2, jang melajaniNja. Pengadilan Allah pastilah akan datang dan tidak dapat tidak akan menimpa musuh2 Sion, musuh2 Jahwe sendiri karena kedurdjanaan jang dilakukan mereka. Tetapi dalam pengadilan itu umat Jahwe akan dibenarkan dan akan diselamatkan sesudah pengubahan total oleh roh Jahwe, karena umat menjebut nama Jahwe dengan penuh kepertjajaan. Dalam kitab Joel kaum kafir tidak mendapat bagian dalam pentjurahan roh, tetapi ditolak seluruhnja. Bagi Perdjadjian Baru Joel adalah teramat penting karena ia melihat djauh sebelumnja pentjurahan roh Allah jang chas itu, pentjurahan mana mendjadi kenjataan jang tak terduga pada hari Pentekosta, dengan mana nubuat jang masih bertjorak partikularistis dari Joel dipenuhi dan sekaligus di tembusi setjara Perdjandjian Baru.
Kitab ketjil jang samasekali menjimpang dari kitab2 nabi ketjil lainnja ialah JONA. Sebab kitab ini tidak mengenai pengadjaran seorang nabi jang dikumpulkan dalam tulisannja, melainkan mengenai tjerita tentang seorang nabi jang bernama Jona. Dalam Perjandjian Lama memang ada nabi jang bernama demikian (1Ra 14:25), tetapi kitab tsb. pastilah tidak berasal dari tokoh itu. Memang si pengarang dengan Jonanja membanjangkan nabi itu. Apa kitab itu sungguh mengisahkan hal-ichwal nabi itu, akan ternjata kemudian.
Tjerita itu amat baik susunanja dan sungguh tegang. Babak pertama (Yun 1:1-2:3) mengisahkan tugas jang diberikan Jahwe kepada Jona untuk pergi mengadjar Ninive. Tugas itu dielakkan oleh nabi. Dilemparkan kedalam laut, acirnja Jona diselamatkan setjara adjaib. Bapak kedua (Yun 3-4) mengisahkan bagaimana nabi itu mau tak mau mesti menunaikan tugas, jang diulang lagi oleh Jahwe dan malahan dengan hasil jang mengagumkan. Prostes Jona terhadap tersajangnja Ninive, dengan djalan mukdjidjat pula ditolak. Demikianlah nabi itu mendapat hadjaran terasa. Antara kedua bagian terdapat sebuah mazmur sjukur (Yun 2:2-10), jang diletakkan dalam mulut nabi setelah ia diselamatkan setjara adjaib.
Dahulu orang berpendapat, bahwa kitab Jona itu sesungguhnja adalah sekumpulan beberapa tjerita jang berdiri sendiri2. Tetapi pendapat ini sekarang tidak diterima lagi. Tidaklah dapat dipungkiri, bahwa didalam kisah itu ada beberapa inkonsekwensi dan kedjanggalan2 lainja, tetapi kesemuanja itu tidaklah tjukup untuk meretakkankesatuan jang tegas itu. Itu hanja menundjukkan, bahwa si pentjerita tidak banjak menghiraukan hal2 tsb. karena dianggapnja tidak penting. Hanja tentang mazmurnja dapatlah dikatakan, bahwa mazmur itu adalah tambahan. Djika itu ditjoret, kisahnja tidak berubah sedikitpun. Si pendoa tidak berada didalam perut ikan, melainkan didalam pratala. Keadaan darurat jang dilukiskan dalam mazmur itu begitu tjoraknja, sehingga dapat diterapkan kepada apa sadja. Djadi bolehlah diterima, bahwa lagu tsb. kemudian disisipkan kedalam kisah itu dan agak disesuaikan dengan situasinja.
Persoalan jang lebih penting ialah jang berikut ini: Adakah peritiwa2 jang
dikisahkan sungguh2 terdjadi ataukah seluruhnja adalah tjerita chajalan dengan
isi adjaran tertentu? Tidaklah dapat dipungkiri, bahwa dahulu kisah itu dianggap
sebagai sedjarah benar. Dewasa ini masih djuga ada ahli, jang mengukuhi inti
historisnja. Orang suka mengemukakan indjil (Mat 12:39-42), dalam
mana Jesus menundjuk akan kisah tsb. Tetapi itu buka bukti bagi sifat
historisnja. Sabda Jesus hanja mengenai kisah itu sadja dan tidak mengatakan
sedikitpun tentang tjorak historisnja. Dewasa ini banjaklah dan malahan
kebanjakan ahli berpendapat, bahwa kisah itu adalah tjerita chajalan, sebangsa
parabel dalam indjil. Bahwasanja dalam kisah itu terdapat amat banjak mudjidjat,
pada dirinja, bukanlah bagi umat. Tetapi ada begitu banjak hal lainnja, jang
merupakan petundjuk2 jang tjukup untuk mengenai tjorak chas kitab itu. Banjaknja
mukdjidjat tidaklah sebanding dengan maksudnja, dan orang boleh bertanja:
mengapa disini mukdjidjat ini? Tentang pertobatan Ninive - dalam Kitab Sutji
selalu dipandang sebagai kota durdjana - dan malahan denga tjara jang begitu
adjaib, tidak ketahuan sedikitpun; dan hal ini sungguh aneh, mengingat setjara
psikologis dan wadjar tidak mungkinnja kenjataan itu, bahwasanja kota kafir
bertobat berkat pengadjaran seorang nabi Jahudi. Tambahan pula, apabila kitab
itu dibatja dengan pengetahuan jang besar tentang Kitab Sutji, maka ternjatalah,
bahwa si pengarang hampir selalu membajangkan sesuatu dari Perdjadjian Lama.
Pasal 3(Yun 3) kitab ini banjaklah kesamaannja dengan kitab Jeremia,
tidak hanja mengenai logatnja tapi djuga mengenai susunan kisah seluruhnja
(Yer 36). Tokoh Jona, jang mentjoba elakkan dari tugasnja dan oleh
karenannja "lari dari hadapan wadjah Jahwe" dan lalu terpaksa dilemparkan
kedalam laut oleh orang2 kafir jang mursjid, menundjukkan kesamaan jang tidak
ketjil, meskipun agak karikaturil, dengan Jeremia, nabi bagi kaum kafir, jang
djuga tegar hati tetapi kendati demikian toh harus tampil kedepan dan
diterdjunkan kedalam perigi oleh orang2 Jahudi jang djahat, jang hendak
melenjapkan dia. Thema tentang nabi jang ogah2an itu adalah bahan jang agak
banjak terdapat dalam Kitab Sutji. Musa memprotes (Kel 3:11), Bile'am
tidak mau memberikan berkah, tetapi dipaksa dengan keras; (
Gagasan atau adjaran tjerita itu ialah ini, bahwasanja si pengarang hendak menandaskan belaskasihan Jahwe bagi segala manusia, bagi segala pendosa, siapapun djua orangnja. Kaum kafir, bahkan jang paling djahat sekalipun, seperti orang2 Ninive terhadap orang2 Jahudi, tidaklah diketjualikan. Dalam pada itu ia mengetjam pandangan sempit jang laku pada orang2 Jahudi didjamannja, jakni: bahwasanja Jahwe hanja baik sadja bagi orang2 Jahudi, sedangkan orang2 kafir harus dibasmi semua. Jona adalah pendjelmaan dari mentalitas tsb., Jona jang sedih atas diberikannja belaskasihan kepada kaum kafir. Allah sendiri mengadjar dia tentang salah-pengertiannja, jang menjimpang sama-sekali dari pandangan Jahwe sendiri. Demikianlah si pengarang hendak mengadjak orang2 Jahudi untuk lebih menjesuaikan pandangan2 mereka dengan sifat Allahnja. Parabel tsb. tak djanggal pula dalam mulut Jesus, karena Iapun mengetjam sikap jang sedemikian itu pada orang2 semasanja. Gagasan penghargaan kepada kaum kafir itu dikemukakan si pengarang pula dengan mengatakan dalam tjeritanja bahwa orang2 kafir, seperti kelasi2 itu (Yun 1:4-6,10,13-14) sesungguhnja djauh lebih baik dan saleh daripada Jona sendiri.
Dengan tepatnja kita bileh bertanja, mengenai si pengarang djustru memiliki seorang nabi sebagai pengemban gagasan2 jang hendak diperanginja. Bagi seorang Jahudi jang beriman hal itu paling tidak djanggal rasanja. Mungkinlah dapat diterangkan sbb: Banjak nabi melantjarkan kutuk2 jang hebat lawan kaum kafir pada umumnja, dan pada chususnja kaum kafir jang mendjadi musuh seperti Ninive. Itu amat kuatnja pada beberapa nabi didjaman sesudah keruntuhan Jerusjalem. Namun demikian, pada hampir semua nabi sedikit banjak ada pula sebangsa tenggang-menenggang terhadap kaum kafir, jang dengan satu danlain tjara dapat djuga ambil bagian dalam keselamatan orang2 Jahudi. Tafsir jang laku didjaman pengarang kitab Jona melulu menitikberatkan kutuk2 itu, hal mana harus membenarkan sikap orang2 Jahudi. tafsir tsb., jang membuat nabi2 mendjadi karikatur, hendak diperangi si pengarang dengan mentjiptakan karikatur seorang nabi sebagai pendjelmaan tafsir tadi. Dengan itu ia sekaligus memberikan suatu koreksi jang amat berharga kepada nabi2, jang kadang2 memang agak berat sebelah itu, djustru dengan menjoroti segi lain dari pengadjaran mereka.
Melihat ketjenderungan kitab Jona itu dan gagasan2 jang hendak diperangi, maka tidak boleh tidak kitab itu ditulis diwaktu belakangan dan adalah salah satu kitab terachir dari Perdjandjian Lama. Orang tahu, bahwa masjarakat Jahudi sesudah pembuangan makin lama makin mementjilkan diri daripada kaum kafir dan makin lama mendjadi makin partikularistis, disertai dengan ketjenderunangan berat untuk mengetjualikan kaum kafir samasekali dari belaskasihan dan keselamatan dari pihak Allah. Didalam suasana tadi amat sangat serasilah kitab Jona itu sebagai protes. Bahasa kitab itupun adalah pula bahasa dari waktu belakangan. Karena itu Kitab tsb. dikarang didalam masa gagasan2 tsb. sudah mendjadi umum dan bahasa rakjat sudah mendapat banjak pengaruh bahasa Aram. Sebaliknja kitab itu pastilah sebelum tahun 200, sebab pada waktu itu Putera Sirah sudah mengenal kitab keduabelas nabi dalam mana termasuk pula kitab Jona.
Dilihat setjara demikian, maka kitab Jona mentjerminkan perkembangan terachir dari wahju Perdjandjian Lama. Dengan universalismenja serta penghagaannja kepada kaum kitab itu dekat pada Perdjadjian Baru, dekat pada Jesus, jang dalam hal- ichwal Jona telah melihat perlambang hal-ichwalNja sendiri, djustru untuk mendjamin keselamatan bagi kaum kafir.
Ende: Mikha (Pendahuluan Kitab) PENGANTAR KITAB PARA NABI
PENDAHULUAN
Kitab para nabi, jang terdjemahan Indonesianja kami sadjikan bersama ini, memuat
sedjumlah tulisan kenabian, jak...
PENGANTAR KITAB PARA NABI
PENDAHULUAN
Kitab para nabi, jang terdjemahan Indonesianja kami sadjikan bersama ini, memuat sedjumlah tulisan kenabian, jakni tudjuhbelas (Lagu ratap termasuk djenis sastera lain), jang merangkum djangka waktu antara l.k. 750 dan 200 seb. Mas. Tulisan2 itu mewakili suatu aliran kuat dalam agama Israil, jang sebelumnja sudah ber-abad2 lamanja berlangsung. Kitab2 nabi itu merupakan puntjak dan buah masak2 dari kurnia kenabian jang mengalami sedjarah dan perkembangannja sendiri sebelum menghasilkan buah2 jang terpelihara dalam kitab para nabi. Kurnia kenabian itu boleh dianggap sebagai kechasan agama Israil jang mentjapai kepenuhannja dalam diri Jesus Kristus.
Namun demikian kurnia tsb. boleh ditempatkan dilatarbelakang jang lebih luas dan melewati perbatasan bangsa Israil dan Perdjandjian Lama. Sebab beberapa gedjala jang diketemukan dalam keterangan2 Kitab Sutji tentang aliran kenabian terdapat pula pada bangsa2 tetangga Israil, jang serumpun dengannja; dengan perkataan lain: pada bangsa2 Semit pada umumnja (bangsa2 Semit ialah bangsa2 keturunan Sem menurut Kitab Sutji). Tidak disangkal, bahwa gedjala2 kenabianpun terdapat pada bangsa2 lain, akan tetapi kalau demikian, agak djarang2 saja ada. Tokoh2 besar dari agama lain, seperti Budha dan para Reshi Hindu tidak boleh dibandingkan dengan nabi2 Israil apalagi filsuf seperti Kon Fu Se atau Lao Tse. Sebaliknja pada bangsa2 jang mendiami negeri Kena'an sebelum Israil memasukinja dan pada bangsa2 disekitar Israil diketemukanlah gedjala2 jang mirip gedjala2 kenabian di Israil. Kitab Sutji sendiri mentjeritakan mengenai "nabi2 Baal dan nabi2 'Asjera", jang menjertai permaisuri Izebel jang berasal dari Fenesia (1Ra 18:19; bdk. 2Ra 10:19). Diluar Kitab Sutjipun ada berita tentang "nabi2" di Mesopotamia dan Palestina. Tjontoh jang paling djelas ialah Muhammad, orang jang berbangsa Arab, djadi berbangsa Semit, dan tokoh2 kenabian lain jang mendahuluinja di Arabia. Penjerupaan Muhammad dengan nabi2 Israil tentu sadja tidak terpungkiri.
Bukan maksud kami untuk begitu sadja menjamaratakan kurnia kenabian di Israil dengan gedjala2 jang serupa pada bangsa2 Semit jang lain. Namun demikian kiranja boleh diterima, bahwa kurnia ilahi jang chas itu mendapat tanah jang subur dalam watak bawaan bangsa2 Semit. Watak alamiah digunakan oleh Allah untuk maksud- tudjuanNja sendiri; bawaan itu diangkat serta dihaluskan oleh anugerah ilahi, jang dapat bertumpu pada sifat alamiah tanpa merusakkannja. Bangsa Israil seakan2 ditjiptakan oleh penjelenggaraan Allah sedemikian rupa sehinggga pada waktunja dapat dianugerahi kurnia kenabian jang chas. Itulah sebabnja maka orang tidak usah heran atau kaget, pabila diluar Israil pun terdapat gedjala2 jang segera mengingatkan kurnia kenabian Perdjandjian Lama. Kemiripan jang kelihatan tidak usah mengurangi sedikitpun keaselian kurnia kenabian di Israil. Dan untuk mempertahankan keistimewaan umat Allah tidak perlu orang menjangkal kesamaan jang njata. Kesamaan itu kan dibarengi dengan perbedaan asasi, meskipun perbedaan itu tak kelihatan sekalipun. Demikian misalnja orang boleh menerima, bahwa Muhammad melandjutkan, bahkan menjelesaikan serta menutup aliran kenabian bangsa2 Semit, tanpa menerima bahwa tokoh itu adalah landjutan dan penjelesaian kurnia kenabian Perdjandjian Lama. Bagi kita ini Jesus dari Nasaret adalah nabi terachir dari para utusan Allah kepada umatnja jang terpilih, jakni Israil. Nabi2 jang diketemukan dalam Perdjandjian Baru sama sekali lain tjorak dan tugasnja. Tapi tanpa keberatan sedikitpun Muhammad boleh dipandang sebagai penutup aliran kenabianalamiah jang terdapat pada bangsa2 Semit pada umumnja. Jang pertama terletak dibidang adikodrati jang bertumpu pada susunan alamiah, pada hal jang kedua adalah alamian belaka. Perbedaan njata antara kurnia kenabian sedjati di Israil dengan gedjala2 kenabian pada bangsa2 kafir disekelilingnja kiranja boleh diringkaskan sbb.: Kurnia kenabian bersifat etis, kesusilaan, oleh karena berasal dari Allah jang etis tjoraknja. Kurnia itupun menentang atau sekurang2nja mengatasi keinginan dan harapan nasional. Tetapi nabi kafir tidak mempunjai tjorak etis dan selalu berbatas kepentingan dan keinginan bangsanja sendiri. Muhammad tentu ada tjorak etis padanja djuga dan ia melampaui batas duku dan bangsanja. Tetapi tjorak itu pada Muhammad djauh kurang njata dari pada para nabi Israil.
Selandjutnja disini dibahas hanja kurnia kenabian jang merupakan kechasan dan keistimewaan umat Allah dari Perdjandjian Lama.
Tetapi perlu segera ditambahkan, bahwa kurnia kenabian itu merupakan suatu gedjala jang amat madjemuk dengan sedjarah dan perkembangannja sampai kepuntjak. Keterangan2 jang disadjikan Kitab Sutji sendiri djauh dari terang dari segala sudut dan seginja. Istilah "nabi" dan "bernubuat" ada pelbagai maknanja. Perkataan "nabi" sendiri (demikianpun bunjinja dalam bahasa Hibrani) tidak memberi banjak pendjelasan. Arti perkataan itu ialah: berseru, berbitjara, memaklumkan. Tetapi istilah itu tidak mengatakan sedikitpun tentang siapa jang berbitjara atau apa jang dikatakan. Memang Kitab Sutji sendiri memberikan suatu keterangan, jakni dalam kisah panggilan Musa (Kel 4:15-16; 17:1) Musa diutus Allah kepada Fare'o. Tetapi Musa menolak oleh karena tidak fasih lidah. Ia lalu diberi pembantu, jakni adiknja Harun, jang akan mendjadi djurubitjaranja. Ia adalah "mulut" Musa dan Musa mendjadi "Allah" Harun. Di depan Fare'o Musa mendjadi Allah dan Harun nabinja. Djadi "nabi" disini "djurubitjara Allah". Sudah barang tentu arti kata itu dengan tegas lagi ringkas menundjukkan tugas nabi2 besar jang tampil kedepan dalam kitab para nabi. Tetapi dalam Kitab Sutji sendiri istilah jang sama dipergunakan sehubungan dengan tokoh2 lain serta kegiatan mereka.
Kelompok2 orang ekstatisi jang memainkan peranannja dalam ibadah kadang2 disebut
"nabi" dan mereka "bernubuat dalam ekstasenja. Disekitas Sjemuel, jang melajani
tempat sutji di Sjilo (1Sa 2:18) terdapatlah "nabi2" jang
bersangkutan dengan tempat sutji (1Sa 10:5). Setjara buatan, jakni
dengan alat2 musik, mereka menimbulkan ekstase lalu "bernubuat" (mengigau).
Keadaan itu disertai pelbagai gedjala jang aneh (1Sa 10:11-13; 19:20-24)
Orang2 itu nampaknja madjenun (bdk. 2Ra 9:11), kerasukan roh Allah
(1Sa 19:20,23). Kemudian dalam sedjarah diketemukan pula kelompok2
"nabi" sehubungan dengan Elija (1Ra 18:4). Elisja'pun mempunjai
hubungan dengan "tjanterik2 nabi" (2Ra 2:3-18). Ungkapan "tjanterik
nabi" dalam bahasa Hibrani berbunji "putera2 (anak) nabi" dan artinja ialah
orang jang mendjadi anggota kumpulan atau kelompok tertentu, djadi anggota
kumpulan nabi2. Sudah barang tentu kelompok2 nabi2 itu melandjutkan nabi2 jang
ada disekeliling Sjemuel. Mereka tinggal ber-kelompok2, kadang2 ratusan orang
(1Ra 18:4; 2Ra 2:3,5,7) dan diam terpentjil dari pergaulan masjarakat
(2Ra 6:1-2), di sekitar tempat sutji, seperti Gilgal (
Sudah barang tentu nabi2 ekstatisi tsb. Mempunjai tjorak keigamaan jang njata dan bersangkutan dengan ibadah. Tetapi keterangan2 Kitab Sutji tidak mengidjinkan untuk menetapkan perasaan mana mereka pegang dalam ibadah. Adakah mereka dalam ekstasenja membawakan firman Allah dalam ibadah sebagai djawaban atas permohonan para pemudja atau peranan lain dipegangnja? Ada ahli jang berpendapat, bahwa salam ibadah Israil, dahulu dan kemudian, nabi2 memegang peranan tertentu, suatu djawatan tetap, disamping para imam. Orang2 itu menundjukkan beberapa mazmur (misalnja Maz 2:6; 110:2:4) tempat suatu firman Jahwe dibawakan. Katanja kalimat2 sedemikian itu diutjapkan oleh seorang nabi dalam ibadah. Selandjutnja dikatakan, bahwa beberapa nubuat jang terkumpul dalam kitab para nabi (misalnja Joel) berasal dari ibadah, sehingga nabi jang bersangkutan merupakan nabi ibadah pula. Akan tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan dan keterangan2 jang dapat dikumpulkan dari Perdjandjian Lama tidak tjukup untuk meneguhkan hipotese tsb. Maka dari itu harus dikatakan, bahwa kitapun tidak tahu peranan manakah dimainkan kelompok2 nabi dalam ibadah. Halnja tetap kabur sadja.
Disamping dan bersama dengan nabi2 tsb. kita menemukan dalam Kitab sutji
pelbagai tokoh lain jang diberi djulukan "nabi", namun amat berlainan dari para
ekstatisi tsb. dan djuga dari nabi2 besar jang tampil dalam kitab para nabi. Di
djamanpara Hakim ada nabiah Debora, jang menghakimi Israil (Hak 4:4).
Dalam Kitab itupun muntjul seorang nabi jang tak bernama (Hak 6:8).
Mungkin sekali nabi itu hanja akal kesusateraan sadja dengan mana pengarang
kitab mengemukakan pikirannja sendiri. Pada achir djaman para Hakim tampilah ke
depan tokoh besar nabi Sjemuel (1Sa 3:20; 9:9; 2Ta 35:18), jang
berhubungan dengan dan malah memimpin para ekstatisi (1Sa 19:20).
Tetapi terang sekali Sjemuel tidak termasuk kedalam kalangan orang2 itu.
Kemudian dari itu ber-kali2 nabi jang serupa diketemukan dalam Kitab Sutji,
seperti Ahia (1Ra 1:29-30; 14:2-3) Jehu (1Ra 16:7), Jona
(2Ra 14:24), nabiah Hulda (2Ra 22:14-15), Urijahu
(Yer 26:20), Sjemaia (2Ta 12:5-6), Ido (
Sudah barang tentu nabi2 jang sedemikian itu merupakan suatu djabatan dan lembaga tetap di Israil. Achirnja undangpun mengaturnja. Sebab dalam kitab Ulang tutur (Ula 18:15-22) sesungguhnja terdapatlah suatu undang mengenai nabi2. Undang itu kiranja mengatur keadaan jang sudah lama berlangsung dan sedikit banjak merosot, sehingga perlu diberi petundjuk untuk membedakan nabi2 sedjati dan nabi2 gadungan. Undang itupun menjatakan, bahwa lembaga kenabian itu di Israil memegang peranan, jang pada bangsa2 lain dimainkan oleh tukang sihir dan tukang tenung, jang di Israil dilarang (bdk. (Ima 19:26,31); 1Sa 28:7). Apabila rakjat memerlukan petundjuk2 ilahi dalam hidup se- hari2 mereka dapat menghadap nabi2 itu. Sebagaimana radja Babel, Ninive atau Mesir mempunjai tukang2 tenung jang tetap untuk diminta nasehat2nja dalam urusan negara, dalam perkara perang dan damai, demikianpun dalam istana radja Israil ada nabi2 Jahwe.
Pengarang 1Sa 9:9 mengatakan, bahwa orang jang dimasanja disebut
"nabi, dahulu, misalnja ada masa Sjemuel, dinamakan "pelihat". Makna keterangan
itu tidak amat djelas, tetapi jang berikut ini boleh diterima. Dahulu istilah
"nabi" adalah sebutan kelompok2 nabi ekstatis dalam ibadah, sebagaimana jang
dipaparkan diatas. Disamping nabi2 itu ada "pelihat2", perseorangan dan pribadi
untuk keperluan hidup se-hari2 (sebutan lain ialah: orang ilahi atau "pesuruh
Allah", (bdk. 1Ra 13:1) Kemudian orang2 inipun disebut "nabi". Dan
kiranja perkaranja bukan hanja perpindahan sebutan, tetapi djuga tjampuran
fungsi. Mula2 "nabi" dan "pelihat" berbeda satu sama lain, tetapi kemudian nabi2
itupun bertindak sebagai "pelihat". "Pelihat Sjemuel sudah berhubungan erat2
dengan para nabi dan Elisja'pun bergaul dengan "tjanterik2 nabi" pula.
Demikianpun terdjadilah kedua tugas jang mula2 berlainan itu lama kelamaan
melebur mendjadi satu sadja, sehingga istilah "nabi" melingkupi ke-dua2nja.
Menurut 2Ra 21:10 didjaman radja Menasje ada "nabi2" (djamak)
ditempat lain nabi2 disebut disamping para imam (
Dapat dimengerti pula, bahwa kedua fungsi tsb. melebur mendjadi satu. Sebab antara nabi2 ekstatisi dan nabi2 profesionil ada kesamaan djuga kendati perbedaan. Kedua2nja mempunjai hubungan chusus dan langsung dengan Allah. Ekstatisi dianggap kerasukan roh ilahi jang menampakkan diri dalam ekstase mereka. Pelihat2 itu berkat hubungannja dengan Allah mengenal hal2 tersembunji atau kedjadian dimasa depan. Dan pengetahuan adjaib itupun menjatakan pengaruh ilahi jang chusus. Maka dari itu masuk akal, bahwa semua orang dalam siapa pengaruh Allah menjatakan diri, entah dengan ekstase entah dengan pengetahuan adjaib, kemudian disebut "nabi" sadja.
Tetapi lembaga kenabian ekstatis-profesionil mengalami kemerosotan pula. Dalam hal ini kiranja pengaruh agama2 kafir memegang peranannja. Nabi2 Jahwe jang menjertai radja Israil (1Ra 22:5-28) pasti bukan nabi2 sedjati, melainkan pendjilat radja sadja, terutama pemimpin mereka Sidkia. Sudah dikatakan, bahwa nabi2 profesionil harus diberi upah untuk pernjataannja (bdk. 1Sa 9:7-10; 1Ra 14:3; 2Ra 5:15). Mudah sadja adat itu mendjadi alasan kemerosotan lembaga kenabian (bdk. 2Ra 5:20-24), oleh karena itu nabi2 itu terlalu mentjari keuntungan sendiri, atau sebagai pegawai radja terlalu tjondong untuk menjenangkan madjikannja sadja. Karenanja salam kitab para nabi atjap kali diketemukanlah "nabi palsi", jang merupakan lawan jang gigih utusan2 Jahwe jang sedjati. Jeremia harus menentang sekelompok nabi jang disebut namanja dan bekerdja diantara kaum buangan di Babel (Yer 29:21-23) dan dalam Bait Allah ia bergulat dengan seorang nabi jang bernama Hananja bin 'Azur (Yer 28:1-17). Dimasa radja Jojakim ia ditangkap oleh para imam dan nabi (Yer 26:7-15). Mereka itu disebut "pembohong" (Yer 6:13; 8:10), jang bernubuat hanja untuk makanannja melulu (Mik 3:11). Mereka pemabuk (Yes 28:7) dan pendjinah (Yer 29:23). Mereka sesungguhnja tidak diutus Jahwe (Yeh 13:6) dan meramalkan apa jang diinginkannja sendiri, rakjat serta radjanja (Yer 5:31; 6:14; 13; Yes 30:10). Dengan demikian mereka tidak mengusahakan pertobatan rakjat, melainkan membuat mereka tinggal di dalam kedurdjanaannja (Yer 23:14; Yeh 23:23). Nabi2 palsu itu sungguh suatu bentjana di Israil, sebab mereka menjesatkan rakjat dan merupakan antjaman untuk bangsa maupun agama Israil. Mungkin sekali bahwa tidak semua nabi itu mula2 buruk maksudnja dan barangkali mula2 mereka sungguh nabi Jahwe sedjati. Tetapi demi untuk keuntungan materiil dan hendak menjenangkan rakjat dan radja mereka kadang2 menjalahgunakan kurnianja atau tertipu oleh angan2nja sendiri dengan tidak membedakan apa jang datang dari Jahwe dan apa jang tjotjok dengan keinginan hatinja sendiri (bdk. Zak 13:2-6).
Kendati kemerosotan jang kadang2 menurunkan para nabi ekstatis-profesional itu,
mereka toh tjukup besar pengaruhnja akan jang baik dalam hidup keigamaan Israil.
Tidak ada banjak tjerita tentang pengaruh para ekstatisi. Tetapi setidak2nja
pada permulaan mereka nampak sebagai pembela agama Jahwe jang murni. Permaisuri
kafir Izebel mengejar serta membunuh mereka (bdk. 1Ra 18:4; 19:10,14).
Tetapi terutama nabi profesionil adalah djagoan agama Jahwe dan tatasusila. Nabi
Natan menegur radja Dawud karena berdjinah dan membunuh orang jang tak berdosa
(2Sa 12:1-5) dan mendukung radja itu untuk mendirikan pusat agama
jang baru (2Sa 7:1-17). Waktu Jerobe'am mulai dengan ibadah
tersendiri, maka seorang nabi menentang (1Ra 11:29-39), tetapi iapun
menegur radja itu oleh karena terlalu tjondong kepada kekafiran (
Djustru nabi2 profesionil, terutama jang disebut diatas, merupakan pendahuluan
sedjati dari nabi2 besar jang nubuat2nja terpelihara dalam Kitab Sutji.
Chususnja Elija amat mirip mereka. Namun demikian nabi2 besar itu ada tjoraknja
tersendiri, sehingga tidak boleh digolongkan kedalam lembaga kenabian tsb.
Perbedaanja bukan hanja, bahwa nabi2 jang dahulu tidak terpelihara nubuat2nja
dalam tulisan tersendiri, sedangkan para nabi2 jang terachir kurnia kenabian
dibarengi dengan kurnia untuk menulis, entah pada mereka sendiri entah pada
orang lain, sehingga utjapan2nja tersimpan dalam Kitab Sutji. Adakalanja orang
membedakan "nabi2 penulis" dan "nabi2 bukan penulis", perbedaan mana hanja
lahiriah belaka. Kelainan, sesungguhnja djauh lebih mendalam. Jang pertama
diantara nabi2 "penulis",jakni amos (Amo 7:14) membedakan diri dengan
"nabi2" (profesionil) dan "tjanterik2 nabi" (ekstatisi). Dan jang sama kiranja
boleh diterapkan pada semua nabi jang tampil dalam kitab para nabi. Mereka itu
bukan ekstatisi dan bukan pedjabat kenabian, melainkan charismatisi, jang
menerima panggilan chas dari pihak Allah dengan tugas tersendiri. Beberapa
diantaranja seperti Jesaja (Yes 6), Jeremia (Yer 1)
Jeheskiel (Yeh 2:1-10) Amos (Amo 7:14-15) mentjeritakan
panggilannja. apa jang dahulu kadang2 terdjadi dengan nabi2 profesionil, jang
diberi tugas chusus oleh Allah (bdk. 1Sa 3:1-14; 2Sa 7:4-6;
Tugas nabi charismatis pada umumnja ialah: Mendjadi djurubitjara Allah, suara Allah, pada umatnja untuk memperingatakan kepadanja tuntutan2 keigamaan dan tatasusila. Allah Israil kan pentjipta dan pendukung tatasusial dan Dialah Allah jang mahaesa, satu2nja Allah dan tidak menanggung persaingan dewata kafir. Para nabi diutus untuk memperingatkan kepada Israil akibat dan kesimpulan dari pilihannja dari pihak Allah, jang telah mengikat perdjandjian dengan bangsa ketjil ini.
Tetapi perdjandjiaan itu adalah suatu peristiwa dalam sedjarah dan terlaksana oleh sedjarah umat, jang diselenggarakan oleh Allah perdjandjian itu. Karenanja para nabi nampaknja terutama terutama sebagai penafsir sedjarah, sedjarah nasional Israil dan sedjarah internasional, sedjauh bersangkutan dengan sedjarah umat Allah. Sedjarah itu dihadapi para nabi dari segi keigamaan dan kesusilaan. Mereka betul2 sadar dan isxaf, bahwa dibelakang peristiwa2 kenegaraan tangan Allah sedang bekerja serta memimpin. Apa jang kelihatan oleh mata insani ada dasar dan latarbelakang ilahinja jang tak nampak. Para nabi menembusi permukaan untuk membuka dasar ilahinja itu. Sedjarah Israil jang insani adalah sedjarah keselamatan jang dikerdjakan Allah didalamnja. Allah sendirilah jang bertindak dan berbuat didalam peristiwa jang rupanja insani belaka, akan keselamatan umatNja, bahkan akan keselamatan umat manusia seluruhnja. Djustru segi itulah disingkapkan oleh sabda kenabian, sehingga para nabi menghubungkan satu sama lain pernjataan perbuatan dan pernjataan-sabda. Kedua itu lalu melebur mendjadi satu, sehingga peristiwa mendukung sabda kenabian dan sabda itu pada gilirannja membuka rahasia kedjadian. Peristiwa2 politik bagi para nabi mendjadi hukuman atau -atjap kali sekaligus - berkah ilahi; hukuman atas dosa umat atau dosa lawan umat, dan berkah perdjandjian jang mendapat wujud jang njata.
Karenanja para nabi bertumpu pada dan berakar dalam tradisi iman Israil. Sudah barang tentu mereka mendjulang tinggi diatas tingkatan jang umum dan merupakan puntjak didataran. Tetapi mereka tidak terpisah dari umat Allah dan tidak melangkah tersendiri2 sadja. Sebenarnja mereka termasuk kedalam tradisi iman Israil jang djuga dikembangkannja. Iman Israil mempunjai tjorak historis, artinja mengenai peristiwa dan kedjadian jang njata. Memang Israil pertjaja akan Tuhan, tetapi Allah Israil bukan gagasan niskala dan mudjarad, melainkan pribadi jang berbuat sesuatu dan menjatakan diri dengan perbuatan dalam sedjarah. Iman jang terpelihara dalam tradisi itulah jang diambil alih oleh para nabi. Dengan amat tepatnja mereka pernah disebut "suara kalbu Israil", suara rasa keigamaan dan kesusilaan. Lebih dari pada siapapun djua para nabi sadar dan insjaf akan seluruh isi dan segala akibat praktis dari iman Israil itu. Apa jang mereka terima dari leluhur diselami dan diresapkannja sedalam2nja. Dengan tadjam mereka melihat apa jang pernah dibuat dan terus dikerdjakan Allah dan djuga siapa Allah jang berbuat dan bertindak itu. Djustru berkat kehalusan kesadarannja itulah para nabi bukan hanja penjalur iman dan tradisi jang tidak berubah sedikitpun. Ditolong oleh terang Ilahi jang chas para nabi djuga mengembangkan dan memadjukan iman dan tradisi jang hidup. Tanpa meninggalkan apa sadja jang sedjati dari dahulukala, mereka sekaligus menambahkan sesuatu jang baru, landjutan tulen dari jang sudah2. Dengan demikian para nabi bukan hanja pembawa tradisi dan pemelihara iman jang bertumpu pada wahju ilahi, tetapi mereka djuga alat wahju jang baru betul. Tetapi jang baru langsung berkembang dari jang lama, jang dibawah penerangan ilahi dipikirkan dan lalu dipahami se-penuh2nja oleh para nabi.
Didalam arus besar tradisi iman Israil para nabi merupakan suatu aliran ketjil jang mendjadi tulang punggung tradisi umum itu. Sebab sesungguhnja para nabi bukanlah orang jang tersendiri2 sadja. Mereka melandjutkan satu sama lain serta mengembangkan satu sama lain. Jang kemudian bertumpu pada pendahulunja, bahkan ada kalanja dalam tjaranja kabar dibawakan mereka. Tidak demikian halnja, bahwa tiap2 nabi se-akan2 mulai kembali, melainkan kabar nabi jang dahulu diambil alih dan diteruskan oleh nabi jang baru. Dengan demikian para nabi mendjadi satu sungai jang terus mengalir didalam sedjarah Israil, sampai kurnia kenabian lenjap dari umat Allah.
Sebagai penafsir sedjarah adakalanja nabi Israil membitjarakan mengenai masa depan djuga. Memang seringkali nabi dianggap terutama sebagai peramal akan tetapi hanja dalam gabungan seluruh tugasnja hal sedemikian itu kadang2 terdjadi. Dajdi fungsi itu hanja segi tertentu dan bukanlah jang paling penting dari kurnia kenabian. Sebagai djurubitjara Allah nabi per-tama2 menembusi sedjarah aktuil jang sedang berlangsung dimasanja sendiri untuk menjingkapkan segi ilahinja. Tetapi sedjarah itu adalah sedjarah keselamatan dan nabi insaf bahwa keselamatan jang dikerdjakan Allah dalam sedjarah sekarang belum terlaksana, belum sampai djuga. Sebaliknja, keselamatan jang direntjanakan Allah dibahajakan oleh ketidaksetiaan umat. Namun demikian Allah tetap setia pada djandjinja dan karenanja selandjutnja Ia akan bertindak lagi untuk mengembalikan umat kedjalan jang lurus dengan hukuman jang menghasilkan pertobatan, supaja achirnja keselamatan ilahi itu terlaksana. Karenanja para nabi kerap kali berbitjara tentang bentjana2 jang akan ditimpakan Allah kepada umatnja. Bahkan orang mungkin mendapat kesan, bahwa nabi2 umumnja tjukup pessimis, chususnja jang terdahulu. Akan tetapi sebenarnja para nabi optimis, meskipun realis djuga. Mereka tidak menutup mata bagi keadaan jang njata, tetapi mereka mempunjai iman jang tak tergontjangkan akan Allah serta kesetiaanNja. Memang hukuman2 berat didjatuhkan atas Israil, teapi dengan maksud supaja bertobat dan allah lalu dapat melaksanakan rentjanaNja. Harapan itu tak pernah lenjap dari para nabi. Mereka jakin, bahwa setidak2nja sisa Israil akan bertobat lalu diselamatkan. Berdasarkan imannja nabi kadang2 mendapat intuisi tentang masa depan, masa keselamatan. Intuisi jang asasi itu kadang2 digambarkan nabi dengan menggunakan gagasan dan gambaran jang tidak diambil dari intuisi itu, melainkan dari apa jang diketahui nabi setjara lain dan jang sesuai dengan gagasan jang laku dilingkungannja.
Dalam hubungan itulah muntjul nubuat2 masehi. Para nabi adalah pembawa ulung dari harapan Israil jang kuno. Oleh karena sedjarah jang njata belum djuga memenuhi harapan itu atau hanja memenuhinja sebagian sadja, maka pandangan Israil terutama pandangan para nabinja melajang kemasa jang akan datang. Dengan kejakinan mutlak diharapkan turun tangan Allah jang terachir dalam sedjarah umatnja dan bagsa manusia seluruhnja. Entah Allah sendiri, entah seorang utusan Allah achirnja toh akan memenuhi seluruh harapan. Dalam intuisinja itu nabi sesungguhnja membawa suatu kabar bagi jang melampaui masanja sendiri dan karenanja tetap kabur bagi nabi sendiri pula. Ia tahu, bahwa sesuatu jang maha hebat akan terdjadi, tapi tidak tahu bagaimana dan apa jang terdjadi. Maka itu ia menggambarkan intuisinja dengan bahan jang diambil dari lingkungannja jang amat terbatas sambil bertumpu pada keadaan, kedjadian2 dan tokoh2 jang sedjamannja. Dari sebab itu dalam nubuat2 itu amat perlu dibedakan baik2 dua unsur, jakni intuisi asasi dan gambaran pembungkusnja. Kenjataan jang dinubuatkan dapat agak berlainan dari lukisan jang disadjikan nabi, meskipun tjotjok dan serasi dengan intuisi tsb. Nabi pasti tahu akan keselamatan jang terachir, jaitu keselamtan masehi, tetapi ia tidak tahu akan wudjud jang njata. Namun demikian wudjud itupun digambarkannja. Maka dari itu sama seklai tidak tjotjok dengan tjorak nubuat, djika kenjataan masehi melebihi gambaran kenabian. Intuisi asasi dipenuhi seluruhnja tapi gambaran diatasi, oleh sebab lukisan itu terikat pada masa dan lingkungan nabi dalam sedjarah. Itulah sebabnja maka gambaran jang disadjikan masing2 nabi dapat agak berlainan, sedemikian rupa sehingga tidak dapat disesuaikan satu sama lain. Tetapi kelainan itu tidak mengurangi sedikit djuapun kebenaran asasi jang adalah milik bersama para nabi. Perlulah orang ingat akan tjorak nubuat tsb. apabila Perdjandjian Baru menundjukkan kepada nubuat2 jang lama itu se-akan2 terpenuhi dalam diri Jesus dan karjaNja sungguh2 memenuhi intuisi asasi nabi setjara pari-purna, tetapi sekaligus menembusi dan djauh melampaui gambaran dalam mana intuisi itu dibungkus oleh mereka. Karena itulah nubuat2 Pendjandjian Lama sering kali tidak dapat dimengerti, kalau tidak bertolak dari kenjataan Perdjandjian Baru.
Apa jang dikatakan diatas menjatakan se-terang2nja, bahwa para nabi adalah tokoh keigamaan dan kesusilaan. Sebagai pendukung dan penjaga agama jang murni dan tatasusila jang sehat mereka diutus Allah kepada umatNja dan liwat umatNja kepada bangsa manusia seluruhnja. Dengan gigihnja mereka berdjuang, atjap kali hampir2 sendirian sadja, untuk membersihkan agama perdjandjian dari kemerosotan insani. Kerap kali agama Israil sungguh dirusakkan oleh pengaruh kekafiran. Sebenarnja nabi2 tidak djarang turun tangan dalam urusan kenegaraan, tapi maksud-tudjuannja selalu bersifat agamiah belaka. Politikkan seirng2 mengantjam kemurnian agama Jahwe dan hubungan2 diplomatik dengan negeri2 kafir tidak djarang menghantar dewa2 kafir masuk wilajah Jahwe, Allah Israil. Apabila nabi2 menjerang bangsa2 kafir serta mengantjam kepada keruntuhannja, maka bukanlah nasionalisme jang me-luap2 mendorong mereka, melainkan rasa keigamaannja. Bangsa2 itu entah menindas umat Allah entah membahajakan kemurnian agamanja. Dan tidak sedikit nabi toh membuka pintu keselamatan untuk kaum kafir djuga. Pelbagai nabi pun menentang kemerosotan sosial di Israil sendiri, penindasan dan pengisapan dari pihak golongan jang satu terhadap golongan jang lain. Tetapi dasar terachir dari ketjaman itu ialah agama para nabi. Semua orang Israil adalah umat Jahwe, anak Allah jang melindungi jang lemah. Semua sama sadja kedudukan dan haknja. Penindasan sosial achirnja merusakkan agama, hubungan Allah dengan seluruh umatNja. Para nabi tentu sadja tidak bermaksud merobohkan susunan masjarakat, sebagaimana jang dikehendaki Allah. Tetapi djandji2 jang termuat dalam perdjandjian jang diikat Jahwe dengan Israil, teruntukkan bagi semua. Dan tiada seorangpun boleh menghalangi djandji2 itu terlaksana untuk semua. Para nabi pun mempertahankan seluruh Taurat, oleh sebab merupakan pernjataan kehendak ilahi jang harus dilaksanakan manusia. Dahulu beberapa ahli pernah mempertentangkan Taurat Musa serta para imam jang adalah pendukung Taurat, dengan para nabi, se-akan2 mereka tidak peduli akan Taurat. Tetapi pandangan itu keliru sama sekali. Apabila nabi2 sampai mengetjam ibadah mendjadi formalisme belaka atau malahan tachajul sadja. Dalam agama Israil ibadah tanpa tatasusila tidak masuk akal, oleh karena agama itu etis karena Allahnjapun etis adanja. Adakalanja nabi2 berbentrokan dengan para iman, tetapi sebabnja ialah: imam2 itu melalalaikan tugasnja sebagai pendukung tatasusila. Pada dirinja djabatan keimanan dan kurnia kenabian tidak bertentangan satu sama lain, melainkan saling mendukung untuk mempertahankan kemurnian agama dan tatasusila jang bersangkutan. Nabi2 menentang iman2 gadungan seperti mereka melawan nabi2 palsu. Djasa jang terbesar para nabi di Israil ialah menginsafkan kepada bangsa itu, bahwa agama-ibadah dan tata-susila tak terpisahkan.
Sebagai djurubitjara Allah para nabi menjampaikan kabarnja sebagai sabda Allah sendiri. Mereka sendiri insaf, bahwa pesannja berasal dari Allah. Kesadaran itu nampak dalam rumus2 jang lazim dipakai, misalnja: Demikianlah Jahwe bersabda; sabda Jahwe disampaikan kepadaku; itulah firman Jahwe dll. Sabda Tuhan itu kadang2 se-olah2 dipaksakan kepada mereka (Amo 3:8), sehingga tidak dapat ditolak. Dengan sia2 sadja Jeremia berusaha melarikan diri (Yer 20:7-9); bdk. kisah nabi Jona'). Tetapi bagaimanapun djua para nabi sendiri jakin se- kuat2nja, bahwa mereka utusan Allah (bdk. Yes 6:8). Diri nabi sendiri seluruhnja mendjadi suatu "tanda", nubuat jang hidup (bdk. Hos 1-3; Yes 20:3; 8:18; Yer 16; Yeh 4:3; 12:6,11; 24; 24).
Dengan beberapa djalan sabda Jahwe dan kabar jang harus dibawakan dapat sampai kepada nabi. Adakalanja mereka mendapat penglihatan (Yes 6; Yeh 1:2,8; Zak 1-6; Amo 7:8: kemudian dalam apokaliptik djalan itu mendjadi djalan biasa sadja; bdk. Kitab Daniel), atau mimpi dimalam hari (Ula 13:6; Zak 1:8-9), ataupun mereka mendengar suatu suara (Yeh 1:28; 3:13; 10:5; Amo 9:1). Kadang2 mereka disergap oleh ilham ilahi (Yeh 8:1) dengan melihat barang sesuatu dari hidup se-hari2 jang mendapat makna luar biasa bagi nabi (bdk. Amo 8:1-3; Yer 1:11-12; 32:1-44; 18:1-4). Tetapi djalan jang lebih lazim ialah suatu ilham batin, dorongan untuk berbitjara. Atas dorongan dan penerangan ilahi mereka memikirkan imannja serta kedjadian2 jang njata, lalu mereka melihat kebenaran dan kesimpulan daripadanja. Allah mendorong mereka untuk merumuskan dan mengeluarkan buah pikirannja itu, jang menurut kejakinan nabi sendiri sungguh berasal dari Tuhan. Setiap nabi sedjati sadar dan insaf, bahwa ia hanja alat ditangan Allah, meski bukan alat mati sekalipun, sehingga apa jang dikatakan nabi sungguh dikatakan Allah sendiri.
Dalam hal membawakan kabarnja nabi dapat menempuh pelbagai djalan. Adakalanja
mereka menggunakan perbuatan lambang (Yes 20:3-4; Yer 27:19; 13),
jang merupakan kesukaan Jeheskiel jang chas (
Djadi nubuat2 jang dibawakan nabi setjara lisan kemudian terkumpul dan tersusun
dalam kitabnja, atjap kali oleh orang lain. Dalam menjusun bahannja para
penghimpun menuruti asas2 jang seringkali bukan asas seorang pengarang moderen.
Kadang2 mereka menghimpun bahan jang mengenai hal jang sama (misalnja nubuat
tentang bangsa2 kafir; Yes 13:1-23:18; Yer 46:1-51:64;
Kesemuanja itu mengakibatkan, bahwa kitab2 nabi tidaklah gampang dibatja. Tetapi mahapentinglah orang ingat akan tjaranja kitab itu terdjadi. Tiap bagian adalah sebuah "chotbah", lebih kurang pandjang (kadang2 beberapa ajat sadja) jang harus dimengerti sebagai suatu kesatuan tersendiri. Umumnja orang dapat membedakan empat unsur dalam kitab2 para nabi. Memang tidak semua unsur terdapat dalam semua kitab, tetapi dalam banjak kitab terutama jang lebih besar, diketemukan kembali. Unsur jang merupakan kechasan nabi ialah "firman Jahwe". Atjap kali nabi hanja mengutip sadja apa jang dikatakan Jahwe. Itu selalu ditundjuk dengan rumus: Demikianlah Jahwe bersabda... dan ditutup dengan rumus: Itulah sabda Jahwe. Karenanja bagian2 itu umumnja mudah dikenali. Firman Jahwe itu kadang2 pendek dan padat, kadang2 lebih pandjang. Disamping itu ada bagian dimana nabi sendiri berbitjara sebagai penchotbah untuk membentangkan pikirannja sebagaimana atas ilham Ilahi muntjul dan bergelora dalam hatinja. Isi chotbah itu bermatjam- ragam, antjaman, nasehat, petundjuk, adjaran dll. Dan ada djuga bagian dalam mana nabi sendiri menteritakan halihwal kehidupannja, baik batin maupun lahuir (Yes 6; Yer 1:4-6; 20:7-18; Hos 3). Adakalanja orang lain (penghimpun kitab?) mengisahkan hal-ihwal nabi (Amo 7:10-17); Hos 1:2-8; Yes 20:1-6; Yer 19:1-20:8; 26:1-24 dll.) Dalam bagian2 ini kerap kali dikutiplah firman Jahwe atau chotbah nabi. Achirnja ada bagian2 lain lagi dalam kitab para nabi, jang berupa lagu jang bermatjam-ragam. Ada lagu ratap, lagu edjekan, lagu pudji; ada doa dll. Adakalanja pelbagai djenis kesusteraan bertjampur-baur dan tidak gampang digolongkan.
Banjak bagian dan nubuat kitab para nabi berupa sandjak. Orang dapat melihat, bahwa pada umumnja persandjakkan itu lama-kelamaan berkurang. Nabi2 jang lebih dahulu menggunakan hanja gaja sastera itu, tetapi jang kemudian mulai memakai prosa djuga prosa se-mata2. Persandjakan Hibrani ada undang2 dan patokan2nja sendiri, jang belum diketahui seluruhnja. Namun demikian tidak dapat disangsikan para nabi umumnja suka akan djenis kesusasteraan itu, meskipun tidka selalu pasti apakah salah satu abgian berupa sandjak atau itu, meskipun tidak selalu pasti apakah salah satu bagian berupa sandjak atau prosa sadja. Penterdjemah kadang2 memilaih sajda entah jang satu entah jang lain. Daja puetis memang tidak sama pada semua nabi. Ada jang berbakat luhur dan ada jang berbakat rendah. Persandjakan itupun mengakibatkan, bahwa nubuat2 tidak selalu gampang dibatja. Tetapi umumnja boleh dikatakan, bahwa puesi agak sukar, sehingga para nabi Israil bukan suatu keektjualian. Maka itu perlu nubuat2 dibatja dan dipelajari dengan perhatian jang sewadjarnja. Lalu orang kiranja sampai menikmati puesi Hibrani djuga, kalaupun dalam terdjemahan memang banjak dari kekuatan aselinja hilang.
Kitab para nabi memang kitab dari Perdjandjian Lama, sehingga mungkin orang bertanja apakah gerangan gunanja bagi kita jang hidup didjaman perdjandjian baru. Sudah barang tentu kitab itupun mentjerminkan tahapan wahju ilahi tertentu sadja. Karenanja kitab para nabi, seperti Perdjandjian Lama seluruhnja, menundjuk kepada diri Jesus Kristus dan perdjandjian baru. Namun demikian perbuatan2 nubuat2 itu tidak hanja berguna sebagai persiapan sadja dan sebagai saksi penjelenggaraan ilahi adjaib jang memimpin sedjarah menudju kedjaman terakhir. Banjak adjaran para nabi terus berlaku dan dengan rupa jang sama tidak terdapat dalam Perdjandjian Baru jang selalu mengandaikan Perdjandjian Lama. Demikian misalnja tekanan atas Allah jang mahaesa, jang mahakuasa, mahaadil, jang memimpin seluruh sedjarajh umat manusia. Dalam kitab itu kitapun masih terus dapat menimba pengetahuan tentang Tuhan itu; nabi2 terus mengadjar bahwa iman tanpa amal sesungguhnja iman jang mati dan tak berguna. Iman para nabi adalah dasar iman kita. Para nabi merupakan pendorong suatu tradisi jang bergerak madju, dan tradisi itu kita butuhkan djuga. Tanpa mengetahui kitab para nabi orang tidak mengetahui Perdjandjian Lama dan tidak mengetahui imannja sendiri. Maka dari itu nubuat2 jang lama itu dapat terus hangat bagi kita, mungkin lebih hangat dari pada bagi umat Allah perdjandjian lama, oleh sebab kita dapat mengerti intisari kitab para nabi ialah nabi terachir lagi terbesar, jaitu Jesus Kristus jang dengan kabur dinubuatkan para nabi.
Baiklah kiranja kami sadjikan disini daftar para nabi bersama dengan djaman mereka tampil. \= AMOS l.k. 760-750 Hosea l.k 759-725 Micha 745-697 Jesaja 740-700 Sefanja 630-622 Jeremija 626-585 Habakuk 625-586 Nahum 614 Jeheskiel 597-580 Obadja 520 Hagai 520 Zakarja 520 Maleachi 520-480 (450-430) Joel 500? Baruch 200? Daniel 160 \+ Untuk hal2 terperintji lihatlah kata pendahuluan masing2 Alkitab.
BIS: Mikha (Pendahuluan Kitab) MIKHA
PENGANTAR
Nabi Mikha, yang hidup sezaman dengan Yesaya, berasal dari sebuah desa di
Yehuda, di kerajaan selatan. Ia sangat yakin bahwa Yehuda
MIKHA
PENGANTAR
Nabi Mikha, yang hidup sezaman dengan Yesaya, berasal dari sebuah desa di Yehuda, di kerajaan selatan. Ia sangat yakin bahwa Yehuda akan menghadapi bencana nasional seperti yang diumumkan oleh Amos tentang kerajaan utara. Mikha mengemukakan bahwa Allah pasti menghukum bangsa Yehuda juga karena mereka kejam dan tidak adil terhadap sesamanya. Tetapi dalam khotbah Mikha terdapat tanda-tanda yang lebih jelas dan terang tentang harapan untuk masa depan.
Bagian-bagian yang perlu diperhatikan dalam buku ini ialah: gambaran tentang kedamaian di seluruh dunia di bawah pimpinan Allah (Mi 4:1-4); ramalan tentang raja besar yang akan muncul dari keturunan Daud dan yang membawa kedamaian kepada bangsa Yehuda (Mi 5:2-4); dan, dalam satu ayat (Mi 6:8), ringkasan dari semua yang hendak dikatakan oleh nabi-nabi Israel, yaitu: "Yang dituntut TUHAN dari kita ialah supaya kita berlaku adil, selalu mengamalkan cinta kasih, dan dengan rendah hati hidup bersatu dengan Allah kita."
Isi
- Hukuman atas Israel dan Yehuda
Mi 1:1-3:12 - Pemulihan dan kedamaian
Mi 4:1-5:15 - Peringatan dan harapan
Mi 6:1-7:20
Ajaran: Mikha (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Mikha, iman anggota Jemaat dikuatkan, karena
mengetahui bahwa kedatangan Tuhan Yesus sudah dinubuatkan sejak
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Mikha, iman anggota Jemaat dikuatkan, karena mengetahui bahwa kedatangan Tuhan Yesus sudah dinubuatkan sejak dahulu kala, dan mengerti bahwa Allah setia dalam mengampuni umat-Nya yang mengakui dosanya.
Pendahuluan
Penulis : Nabi Mikha.
Isi Kitab: Kitab Mikha, terbagi atas 7 pasal. Di dalam Kitab ini kita dapat melihat hubungan kedaulatan Allah dengan hidup dan sejarah manusia.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Mikha
Pasal 1-3 (Mi 1:1-3:12).
Pemberitaan tentang hukuman atas Israel karena perbuatan dosanya
Pasal 1 (Mi 1:1-16) memuat perkataan Mikha terhadap Israel mengenai dosa-dosanya karena mencemarkan Yehuda dan Yerusalem. Nabi Mikha menekankan dosa penindasan yang disebabkan oleh orang-orang kaya yang malas. Uraian tentang dosa mereka terdapat dalam pasal 2-3 (Mi 2:1-3:12), yaitu bahwa orang-orang hanya melakukan pemerasan terhadap orang-orang miskin. Ini didukung oleh nabi-nabi palsu dan pemimpin- pemimpin bangsa.
Dalam pasal-pasal ini Nabi Mikha memberikan teguran dan ancaman bagi mereka itu.
Pendalaman
- Bacalah pasal Mi 1:5-7. Nabi Mikha mengecam dosa-dosa bangsa Israel.
- Bacalah pasal Mi 2:1-2,8-9; 3:2-3,9-12. Nabi Mikha menguraikan bentuk-bentuk perbuatan dos bangsa Israel. Apakah bentuk-bentuk dosa mereka?
Pasal 4-5 (Mi 4:1-5:15).
Pemberitaan tentang keselamatan di masa depan
Setelah nabi memberitahukan teguran dan hukuman bangsa itu dan semua orang yang berbuat jahat, maka ia menyampaikan berita tentang zaman kedamaian yang kekal bagi seluruh bangsa di dunia. Dalam nubuat Nabi Mikha, yang sangat penting adalah tentang tempat kelahiran sang Mesias, Tuhan kita Yesus Kristus (Mikha 5:1) yang pengharapannya sungguh tepat, yaitu di Betlehem.
Pendalaman
- Bacalah pasal Mi 4:1-5. Nabi Mikha menjelaskan tentang kedamaian yang kekal bag segala bangsa di masa mendatang. Apakah yang dibua orang dengan perlengkapan perangnya? (ayat 3; Mi 4:3). Dan apakah suasana yang dialami orang-orang pada waktu itu? (ayat 4; Mi 4:4).
- Bacalah pasal Mi 5:1. Nabi Mikha menubuatkan tentang kedatangan Yesus Kristus. Di manakah tempat kelahiran Yesus Kristus dala Perjanjian Baru? Apakah sama dengan yang dinubuatkan dalam Mikha 5:1?
Pasal 6-7 (Mi 6:1-7:20). Allah menuntut umat-Nya, karena kesalahan dan pelanggaran mereka Akibat dari ibadah mereka kepada Allah yang tidak dengan sepenuh hati, semuanya merupakan dosa bagi Tuhan, sehingga Tuhan menuntut kepada bangsa itu supaya berbuat adil, setia dan berjalan bersama Tuhan dengan rendah hati. Akhirnya Tuhan menyatakan kesetiaan-Nya dan rahmat-Nya kepada bangsa Israel sebagai bangsa pilihan Allah.
Pendalaman
- Bacalah pasal Mi 6:3-5; 7:2-6. Allah membuktikan kemerosotan hidup rohani bangs Israel. Sebutkanlah, bagaimana keadaan bangsa Israel?
- Bacalah pasal Mi 7:14-20. Doa memohon pengampunan kepada Allah. Apakah yan saudara lakukan ketika sadar, bahwa saudara berbuat salah?
II. Kesimpulan/penerapan
- Nubuat nabi Mikha tentang kedatangan Penebus tela digenapi. Dengan demikian Firman Allah itu benar da janji-janji Allah yang belum tergenapi pasti akan digenap pada waktunya.
- Allah sangat membenci ibadah yang hanya berdasarkan hal-hal lahiriah.
- Mikha yang berasal dari pedalaman membuktikan bahwa Alla mau dan bisa memakai orang yang tidak berpengalaman/berpendidika tinggi.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Mikha?
- Apakah isi Kitab Mikha?
- Pelajaran rohani apakah yang saudara terima setelah mempelajari Kita Mikha?
Intisari: Mikha (Pendahuluan Kitab) Berita tentang penghakiman dan harapan
WAKTU PENULISANPasal 1 ayat Mik 1:1 memberi batasan masa kerja Mikha sebagai seorang nabi. Pemerintahan Raja Y
Berita tentang penghakiman dan harapan
WAKTU PENULISAN
Pasal 1 ayat Mik 1:1 memberi batasan masa kerja Mikha sebagai seorang nabi. Pemerintahan Raja Yotam dimulai pada tahun 742 SM dan pemerintahan Hizkia berakhir dalam tahun 687 SM. Yeremia berbicara tentang nubuatan Mikha pada zaman pemerintahan Hizkia (Yer 26:18) dan mungkin pekerjaan kenabiannya dilaksanakan dalam tahun-tahun antara 725 SM dan 701 SM.
SITUASI
Mikha hidup di zaman krisis. Dua negeri adi kuasa, Mesir dan Asyur, sedang bertempur untuk memperebutkan supremasi dan negeri Mikha sendiri masih berada dalam keadaan cukup makmur -- sebagai peninggalan dari pemerintahan Raja Uzia yang cukup lama dan stabil (739 SM) Tetapi, tidak selamanya demikian. Dilihat dari sudut pandang keagamaan, Hizkia adalah seorang raja yang baik (2Raj 18:1-20:21), tetapi secara politis ia lemah. Di bawah pengaruh Mikha, ia memimpin gerakan pambaruan keagamaan, tetapi gerakannya tidak mengubah bangsanya. Negeri itu sudah rusak -- si kaya bertambah kaya dengan mempedayakan si miskin, para hakim akan memenangkan perkara mereka yang dapat membayar paling tinggi, dan bahkan para nabi dan imam menempatkan uang di atas Allah. Rakyatnya mengabaikan perintah-perintah Allah dan ilah-ilah ada di mana-mana, tetapi mereka masih berpendapat bahwa Allah akan melindungi mereka. Dalam tahun 722 SM kerajaan Israel bagian Utara dihancurkan. Hal ini seharusnya menjadi peringatan bagi Yehuda, tetapi sebaliknya mereka tetap mengikuti jalan yang salah itu.
PENULIS
Mikha berasal dari negeri Moresyet, sebuah kota kecil yang berbatasan dengan Filistin. Kota kecil itu merupakan lembah yang subur, dan berada pada jalur perdagangan. Sebagai seorang desa, Mikha mencurigai kota besar dan melihat bahwa kebobrokan Yehuda berakar pada kehidupan orang kota (Mik 1:5; 6:9). Didorong oleh kesadarannya yang amat kuat akan panggilan kenabiannya dan kuasa Tuhan dalam kehidupannya (Mik 3:8; 7:7), ia berani mempertahankan pendapatnya terhadap pendapat orang banyak.
KITAB INI
Kitab Mikha bukan merupakan sebuah pidato yang diucapkan sekaligus. Kitab itu merupakan kumpulan berbagai pesan. Ini berarti isinya dengan cepat melompat dari satu topik ke topik lainnya. Isi kitab silih berganti antara nubuatan dan hukuman yang dijatuhkan atas Yehuda karena dosa-dosa mereka, lengkap dengan gambaran yang jelas tentang dosa dan hukuman, serta nubuatan mengenai hari depan yang cerah setelah penghakiman.
Pesan
1. Allah itu kudus
Orang menipu diri mereka sendiri apabila mereka berpendapat bahwa mereka dapat meloloskan diri dari keegoisan, kekejaman dan kebobrokan mereka. Allah itu suci dan baik serta tidak dapat mengizinkan perbuatan yang salah. Semua dosa harus dan akan dihukum. Mik 1:25; 5:10-15
2. Allah itu adil
Tidak seperti para penguasa Israel, Allah tidak menerima suap. Baik orang kaya maupun yang berkuasa tidak akan mendapatkan perlakuan istimewa. Sebenarnya, Allah akan memberikan hukuman yang sesuai dengan kejahatan mereka. Mik 2:37; 3:4,9,12
3. Allah itu Penuntut
Ia tidak mengharapkan hanya janji di bibir saja dari umat-Nya, tetapi sikap dan kelakukan mereka, seluruh hidup mereka harus sesuai dengan apa yang mereka katakan. Mik 6:8
4. Allah memegang kendali
Kelihatannya seakan-akan dunia sudah tidak dapat dikendalikan lagi dan berada dalam keadaan kacau ballu, karena diambil alih oleh bangsa-bangsa yang tidak bertuhan. Tetapi, segala seuatu tidak selalu seperti apa yang diperkirakan. Ini adalah dunia Allah dan Ia bahkan berkuasa atas sejarah. Mik 4:8-13; 7:8-10
5. Allah memelihara
Allah telah dan selalu akan mengasihi umat-Nya. Mereka harus dihukum, tetapi serelah itu selalu ada harapan untuk masa depan. Akan selalu ada kehidpan baru yang penuh kemuliaan bagi semua orang yang sungguh-sunguh mengikut Allah. Mik 2:12,12; 6:3-5; 7:14,15
6. Allah prihatin terhadap seluruh dunia
Rencana-rencana Allah tidak hanya menyangkut bangsa Israel, tetapi juga seluruh bangsa. Kejahatan bangsa-bangsa akan dihukum, tetapi juga akan ada tempat bagi mereka di masa yang akan datang yang luar biasa. Mik 4:14; 7:16,17
7. Allah akan mengirimkan seorang Penebus
Setelah sekian lama, seseorang akan dilahirkan; ia akan membebaskan umat manusia dan menjadi seorang yang rendah hati, dari kota Betlehem, tetapi seseorang "yang asal-usulnya sudah ada sejak dahulu" Mik 5:2-6
Penerapan
Mikha mengajarkan kepada kita bahwa:
1. Ibadah yang suam-suam kuku tidak berguna
Ibadah dan gaya hidup harus saling berkaitan. Semua pengorbanan di dunia dan semua pertemuan ibadah tidak akan ada gunanya kecuali ada pengorbanan, kerendahan hati (Mik 6:8). Tidak mungkin kita mengatakan "Allah beserta saya" dan menuntut perlindungan-Nya jika kehidupan kita menunjukkan bahwa kita tidak sungguh-sungguh peduli akan apa yang Allah inginkan. (Mik 3:11)
2. Kehidupan bisnis juga penting
Allah memperhatikan bagaimana kita memperlakukan orang lain, dan Ia tidak menyukai alasan seperti "setiap orang melakukannya" atau "bisnis anda tidak akan maju tanpa ..." (Mik 2:15). Menginjak-injak orang lain mungkin dapat menolong Anda untuk menaiki tangga keberhasilan, tetapi hasilnya tidak akan seperti yang Anda harapkan. Kekayaan materi tidak selalu menjadi berkat yang besar (Mik 6:9-15).
3. Jawaban yang mudah tidak selalu benar
Kita tidak boleh hanya menginginkan jawaban yang kita ingin dengar. Jenis berita yang membawa kehangatan tidak selalu berasal dari sumber yang benar (Mik 2:11) Setiap pesan yang dianggap berasal dari Allah harus cocok dengan apa yang dikatakan dalam Alkitab tentang kasih dan keadilah Allah (Mik 3:5-8).
4. Sifat utusan Allah
Ia tahu bahwa Allah itu setia, meskipun keadaan di sekeliling dalam keadaaan kacau (Mik 7:7). Ia berbicara tentang kebenaran -- walaupun orang tidak ingin mendengarkannya (Mik 2:6). Ia menyadari akan adanya suatu kekuatan yang bukan berasal dari dirinya sendiri dan pesan-pesannya mencerminkan keadilan Allah (Mik 3:8).
Tema-tema Kunci
1. Penghakiman
Kejahatan yang dilakukan oleh bangsa Yehuda menyangkut semua aspek kehidupan mereka (Mik 2:1-11; 3:1-12; 6:9-16). Dari referensi di atas buatlah sebuah daftar tentang dosa-dosa mereka dan tindakan apa yang Allah katakan akan diambil-Nya untuk melawan mereka. Catatlah bagaimana hukuman itu cocok dengan kejahatan yang dilakukan, dan juga berapa banyak dari masalah-masalah yang tidak dapat ditolerir Allah pada waktu itu, yang masih menjadi masalah dewasa ini.
2. Penghakiman
Allah adalah Allah yang adil dan Ia mengharapkan dari umat-Nya. Buatlah sebuah daftar tentang hal-hal yang mengacu kepada keadilan dalam Mikha. Perhatikan bahwa semua itu harus dilihat dari sudut praktisnya dan bukan hanya merupakan konsep yang abstrak.
Mikha mempunyai pengharapan yang jelas untuk masa yang akan datang berdasarkan apa yang diketahuinya tentang Allah dan Firman-Nya. Lihatlah Mik 2:12; 4:4,6
Bacalah Mik 4:1-5:15. Bagaimana Mikha mermalkan hari depan dari:
o Yerusalem (Mik 4:1-3,8,13)?
o Bangsa yang tertinggal (Mik 2:12; 4:6,7,10; 5:7,8)?
o Semua bangsa (Mik 4:2-4)?
4. Pengampunan
Mikha berakhir dengan penggambaran mengenai pengampunan Allah yang penuh belas kasihan. Ayat-ayat ini dibacakan oleh bangsa Yahudi pada Hari Pertobatan, ketika mereka menyucikan diri dari dosa-dosa selama tahun yang telah lalu. Bacalah Mik 7:18-20. Apa yang dinyatakan dalam ayat-ayat ini tentang Allah? Apakah ada hal-hal pada permulaan yang menunjuk kepada akhir ajaran ini?
Garis Besar Intisari: Mikha (Pendahuluan Kitab) [1] MEMPERKENALKAN MIKHA Mik 1:1
[2] HUKUMAN ATAS IBU KOTA Mik 1:2-16
Mik 1:2-8Samaria akan dibumiratakan
Mik 1:9Yerusalem juga akan mengalami
[1] MEMPERKENALKAN MIKHA Mik 1:1
[2] HUKUMAN ATAS IBU KOTA Mik 1:2-16
Mik 1:2-8 | Samaria akan dibumiratakan |
Mik 1:9 | Yerusalem juga akan mengalami nasib yang sama |
Mik 1:10-16 | Bangsa Asyur bergerak menuju Yerusalem |
[3] MENGAPA ALLAH BEGITU MARAH? Mik 2:1-11
Mik 2:1,2 | Mereka merencanakan kejahatan dan menipu sesama |
Mik 2:3-5 | Karenanya, Allah akan mengambil apa yang menjadi milik mereka |
Mik 2:6,7 | Mikha tidak membesar-besarkan |
Mik 2:8,9 | Mereka menindas orang miskin |
Mik 2:10 | Karenanya, Allah akan mengusir mereka |
Mik 2:11 | Mereka tidak menghendaki kebenaran |
[4] SEKILAS PANDANGAN KE DEPAN Mik 2:12,13
Mik 2:12,13 | Harapan untuk masa depan |
[5] PARA PEMIMPINLAH YANG HARUS PALING DIPERSALAHKAN Mik 3:1-12
Mik 3:1-4 | Penjagal atau penggembala? |
Mik 3:5-8 | Para nabi semuanya menerima suap |
Mik 3:9-12 | Ibadah mereka semua pura-pura |
[6] MASA SEKARANG YANG KELABU -- HARI DEPAN YANG GEMILANG Mik 4:1-5
Mik 4:1 | Yerusalem: pusat dunia yang damai |
Mik 4:2-4 | Setiap bangsa akan datang untuk beribadah dan belajar |
Mik 4:5 | Marilah sekarang kita mulai melakukan kehendak Allah |
[7] HARI-HARI BESAR YANG AKAN DATANG Mik 4:6-5:15
Mik 4:6-8 | Kelemahan akan menjadi kekuatan |
Mik 4:9,10 | Kesedihan menjadi pembebasan |
Mik 4:11-13 | Yang ditaklukkan menjadi penakluk |
Mik 5:1-6 | Yang diperintah menjadi yang memerintah |
Mik 5:7-9 | Kelompok kecil yang selamat akan menjadi kelompok yang makmur |
Mik 5:10-15 | Korupsi akan dicabut |
[8] ALLAH MEMBAWA ISRAEL KE PENGADILAN Mik 6:1-16
Mik 6:1,2 | Sidang pengadilan itu adalah dunia ini |
Mik 6:3-5 | Pidato untuk penuntut -- Allah tidak melakukan hal-hal merugikan |
Mik 6:6,7 | Pembelaan -- kami sangat taat beribadah. Apalagi yang Allah kehendaki? |
Mik 6:8 | Allah selalu menginginkan hal yang sama -- keadilan, kebaikan dan kerendahan hati |
Mik 6:9-16 | Israel dicela |
[9] SYAIR SEDIH MIKHA Mik 7:1-7
Mik 7:1-4 | Mikha sedih melihat dosa-dosa umat; tidak ada seorang pun melakukan hal yang benar |
Mik 7:5,6 | Engkau tidak dapat mempercayai seorang pun -- bahkan keluargamu sendiri sekalipun |
Mik 7:7 | Tetapi, engkau masih dapat mempercayai Allah |
[10] MENYONGSONG MASA DEPAN Mik 7:8-20
Mik 7:8-10 | Waspadalah hai bangsa-bangsa! |
Mik 7:11-13 | Setiap orang akan datang ke Yerusalem |
Mik 7:14-17 | Allah, jadilah Gembala kami |
Mik 7:18-20 | Marilah kita akhiri dengan memuhi Allah |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi