Teks -- Roma 2:3 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Rm 2:3
Full Life: Rm 2:3 - SEDANGKAN ENGKAU SENDIRI MELAKUKANNYA JUGA.
Nas : Rom 2:3
Janganlah ada orang yang berusaha untuk mengarahkan orang lain agar
berbuat yang betul, sedangkan ia sendiri tidak membetulkan kelaku...
Nas : Rom 2:3
Janganlah ada orang yang berusaha untuk mengarahkan orang lain agar berbuat yang betul, sedangkan ia sendiri tidak membetulkan kelakuannya yang jahat. Ada gereja yang berusaha mendorong masyarakat kafir mengikuti peraturan alkitabiah, sedangkan pada saat yang sama mereka buta terhadap keduniawian dan kedursilaan di kalangan mereka sendiri (bd. Luk 6:42). Sebelum gereja berusaha untuk mempengaruhi dunia agar hidup lebih baik, seharusnya dirinya sendiri ditempatkan di bawah sinar ilahi dan memperbaiki dirinya sesuai dengannya.
Jerusalem -> Rm 1:18--3:20; Rm 2:1--3:20
Jerusalem: Rm 1:18--3:20 - -- Uraian mengenai Kebenaran Allah yang menyatakan diri melalui Injil, yang nanti akan dilanjutkan dalam Rom 3:21 dst, disusul suatu uraian tentang kebal...
Uraian mengenai Kebenaran Allah yang menyatakan diri melalui Injil, yang nanti akan dilanjutkan dalam Rom 3:21 dst, disusul suatu uraian tentang kebalikannya ialah: di luar Injil hanya "kemurkaan Allah" yang menampakkan diri, baik dalam dunia orang-orang kafir, Rom 1:18-32, maupun dalam bangsa Yahudi, Rom 2:1-3:10. Kemurkaan itu pertama-tama menyatakan dirinya dalam diperbanyaknya dosa manusia. Dalam penghakiman terakhir akan disingkapkan seluruhnya, Rom 2:6+; Mat 3:7+.
Jerusalem: Rm 2:1--3:20 - -- Sekarang Paulus berkata kepada orang Yahudi. Mula-mula, Rom 2:1-16, ia belum menyebutkan mereka, tetapi kemudian, Rom 2:17-3:20, ia berkata dengan ter...
Sekarang Paulus berkata kepada orang Yahudi. Mula-mula, Rom 2:1-16, ia belum menyebutkan mereka, tetapi kemudian, Rom 2:17-3:20, ia berkata dengan terus terang. Orang-orang Yahudi mau main hakim terhadap orang-orang lain, tetapi mereka sendiri tidak terluput, kalau berlaku seperti orang-orang lain itu, Rom 2:1-5,17-24. Hukum Taurat, Rom 2:12-13, sunat, Rom 2:25-29, dan Kitab Suci yang berharga, Rom 3:1-8, tidak membebaskan mereka dari sikap hati yang tepat. Baik orang Yahudi maupun orang kafir dapat dituntut di hadapan pengadilan Allah, Rom 2:6-11; dan kenyataannya kedua-duanya telah menjadi hamba dosa, Rom 3:9-20.
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Hagelberg: Rm 2:3 - -- 2:3 Dan engkau, hai manusia, engkau yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka, b...
Hagelberg: Rm 2:1--3:8 - -- b. Murka Allah Dinyatakan melawan Manusia yang Mengusahakan Kebenaran dari Hukum Taurat 2:1-3:8
Mungkin manusia dalam Adam kasar dan jahat, seperti ...
b. Murka Allah Dinyatakan melawan Manusia yang Mengusahakan Kebenaran dari Hukum Taurat 2:1-3:8
Mungkin manusia dalam Adam kasar dan jahat, seperti apa yang digambarkan dalam pasal 1:18-1:32, dan mungkin juga dia halus dan beradab seperti yang digambarkan dalam pasal 2:1-3:20, tetapi dia pasti harus menghadap murka Allah karena dia berada dalam aiwn/aion maut.
Siapa yang dibicarakan dalam pasal 2:1-16 agak sulit ditentukan. Beberapa penafsir84 berpikir bahwa orang Yunani yang beradab, yang memiliki kebudayaan dan moril yang tinggi, yang dimaksudkan di sini. Menurut mereka, baru dengan pasal 2:17 Paulus mulai membicarakan orang Yahudi.
Cranfield85 mencatat beberapa faktor yang mendukung pengertian dia, yaitu bahwa di sini Paulus sudah beralih dari orang Yunani untuk membicarakan orang Yahudi secara khusus. Antara lain, Cranfield mencatat bahwa:
i) Kata-kata Paulus mirip dengan Kebijaksanaan Salomo 11-15, sebuah karangan Yahudi yang menjadi bagian dari Apokripa.
ii) Tegasnya pasal 2:4 mengenai kesabaran Allah sesuai dengan sikap Paulus terhadap bangsa Israel.
iii) Pola di mana manusia dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu "Yahudi" dan "bukan Yahudi" (1:16, 2:9, 2:10, 3:9) sudah biasa untuk Paulus.
iv) Rasanya pasal 2:17 tidak disusun sebagai peralihan dari satu kelompok (bukan Yahudi) pada kelompok yang lain (Yahudi).
v) Sikap kesombongan terhadap orang bukan Yahudi sudah biasa untuk orang Yahudi, seperti nyata dalam pasal 2:18-20.
Orang Yahudi yang tidak percaya kepada Tuhan Yesus pasti mengaminkan dengan penuh semangat apa yang dikatakan mengenai orang bukan Yahudi di atas. Akan tetapi Paulus menjelaskan bahwa agama mereka tidak melindungi mereka dari murka, karena hidup keagamaan mereka masih ada dalam aiwn/aion lama sehingga harus dimurkai.
i. Dia yang Menghakimi dan Melakukan yang Sama Tidak akan Luput dari Hukuman 2:1-11
Menurut karangan mereka sendiri, orang Yahudi tidak merasa terancam oleh hukuman Allah, walaupun mereka rela mengaku bahwa mereka juga berdosa.86
Hagelberg: Rm 2:3 - -- 2:3 Dan engkau, hai manusia, engkau yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka, b...
Hagelberg: Rm 1:18--3:20 - -- 1. Murka Allah Dinyatakan melawan... 1:18-3:20
(aiwn/aion kematian)
Dalam bagian ini Paulus membuktikan bahwa murka dari Allah menimpa setiap orang ...
1. Murka Allah Dinyatakan melawan... 1:18-3:20
(aiwn/aion kematian)
Dalam bagian ini Paulus membuktikan bahwa murka dari Allah menimpa setiap orang yang tidak mencari kebenaran dan setiap orang yang mencari kebenaran berdasarkan Taurat.
Nygren67 menjelaskan bahwa bagi kita garis besar yang masuk akal adalah seperti berikut:
1. Kebenaran dari Manusia
a) kefasikan manusia
b) kebenaran manusia melalui Taurat
2. Kebenaran dari Allah
Tetapi garis besar tersebut bukanlah garis besar yang dipakai oleh Rasul Paulus. Oleh karena Paulus selalu berpikir secara theosentris, maka garis besar yang dia pakai adalah seperti yang berikut:
1. Murka Allah...
a) ...melawan kefasikan
b) ...melawan kebenaran manusia yang berdasarkan Taurat
2. Kebenaran Allah
Maka dalam bagian ini (1:18-3:20) Paulus menguraikan apa yang dapat diharapkan dari aiwn/aion kematian yang berada di dunia ini. Aiwn/aion Adam harus dimengerti lebih dahulu, kemudian baru aiwn/aion Kristus dapat dimengerti. Paulus menegaskan bahwa sikap Allah terhadap segala sesuatu dari aiwn/aion ini dapat diringkaskan dengan satu kata, yaitu murka. Dia mulai dengan menguraikan sikap Allah terhadap manusia yang tidak berusaha untuk menjadi benar.
Hagelberg: Rm 1:18--4:25 - -- A. Orang yang Dibenarkan karena Iman 1:18-4:25
Allah memurkai setiap orang, baik orang bukan Yahudi yang tidak benar, maupun orang Yahudi yang mengej...
A. Orang yang Dibenarkan karena Iman 1:18-4:25
Allah memurkai setiap orang, baik orang bukan Yahudi yang tidak benar, maupun orang Yahudi yang mengejar kebenaran dengan Taurat Musa. Yang dibenarkan hanyalah mereka yang percaya kepada Kristus.
Mulai di sini sampai dengan pasal 8 Paulus menguraikan tema yang dikemukakan di dalam pasal 1:16-17. Untuk menguraikan bagaimana kebenaran Allah dinyatakan dalam Injil yang menyelamatkan, dia harus lebih dahulu menyatakan bahwa murka Allah sedang dinyatakan atas dosa segala manusia. Dia harus membuktikan perlunya keselamatan itu. Kebenaran Allah adalah kebenaran yang satu-satunya, dan kebenaran itu hanya dinyatakan "dari iman kepada iman."
Di sini layak dicatat bahwa di dalam bagian ini bukanlah Paulus yang menghakimi angkatan itu, tetapi Injil Kristus yang menghakimi semua manusia. Bukan berarti angkatan itu lebih buruk dari pada angkatan-angkatan yang terdahulu, atau yang kemudian, tetapi mengingat kebenaran Allah semua manusia buruk.
Hagelberg: Rm 1:18--15:13 - -- II. Injil 1:18-15:13
Cranfield,65 setelah menyelidiki seluruh bagian ini, menyatakan bahwa Paulus "membiarkan Injil berbicara sendiri... untuk menen...
II. Injil 1:18-15:13
Cranfield,65 setelah menyelidiki seluruh bagian ini, menyatakan bahwa Paulus "membiarkan Injil berbicara sendiri... untuk menentukan bentuk dan isi bagian utama dari suratnya." Perkataan ini tepat. Paulus tidak menyusun bagian ini (1:18-15:13) untuk menangani suatu situasi tertentu di kota Roma, tetapi bagian ini terbentuk sesuai dengan suatu "akal intern" dari Injil Kristus sendiri. Bukan tidak ada pengaruh sama sekali dari situasi di Roma. Mungkin rencana Paulus untuk mengadakan perjalanan ke Spanyol mempengaruhi beberapa perincian dalam surat ini, tetapi secara keseluruhan, bentuk dan isi bagian ini, 1:18-15:13, ditentukan dari logisnya Injil Kristus saja.
Dalam bagian utama ini isi dan akibat kebenaran dari Allah bagi manusia diuraikan.66
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Rm 2:1-16
Matthew Henry: Rm 2:1-16 - Keadilan Pemerintahan Ilahi
Tujuan dua pasal pertama dari Surat Roma ini dapat disimpulkan dari pasal 3:9, “Di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani,...
- Tujuan dua pasal pertama dari Surat Roma ini dapat disimpulkan dari pasal 3:9, “Di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa.” Ini sudah kita buktikan pada orang bukan Yahudi (TB: orang Yunani) pada pasal pertama, dan sekarang dalam pasal ini dia membuktikannya pada orang Yahudi, seperti yang tampak pada ayat 17, ”kamu menyebut dirimu orang Yahudi.”
- I. Dia membuktikan secara umum bahwa orang Yahudi dan bukan Yahudi sederajat di hadapan pengadilan Allah (sampai ay. 11).
- II. Dia menunjukkan secara lebih terperinci dosa-dosa apa yang menjadi kesalahan orang Yahudi, meskipun mereka mengaku beragama dan menyombongkan diri dengan sia-sia (ay. 17 sampai selesai).
Keadilan Pemerintahan Ilahi (Roma 2:1-16)
- Dalam pasal sebelumnya Rasul Paulus telah menggambarkan bahwa keadaan dunia orang-orang bukan Yahudi sama buruk dan kelamnya seperti yang cenderung dikatakan oleh orang Yahudi. Dan sekarang, untuk menunjukkan bahwa keadaan orang Yahudi juga sangat buruk, dan dosa mereka dalam banyak hal lebih buruk, dia memulai penjelasannya di bagian pasal ini dengan menunjukkan bahwa Allah akan bertindak berdasarkan syarat-syarat keadilan yang setara terhadap orang Yahudi dan bukan Yahudi, dan bukan dengan memihak kepada orang Yahudi, seperti yang cenderung mereka pikirkan.
- I. Dia menyalahkan mereka karena suka menghakimi dan menyombongkan diri sendiri (ay. 1): Hai manusia, siapa pun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Karena dia menyampaikannya dengan ungkapan-ungkapan umum, peringatan itu bisa menjangkau banyak orang yang mau menjadi guru (Yak. 3:1), apa pun kebangsaan atau pengakuan iman mereka, yang menganggap diri mereka memiliki wewenang untuk menghakimi, mengatur, dan mengutuki orang lain. Namun dia menujukannya terutama kepada orang Yahudi, dan dia menggunakan tuduhan umum ini secara khusus untuk mereka (ay. 23), Engkau yang mengajar orang lain, tidakkah engkau mengajar dirimu sendiri? Bangsa Yahudi secara umum adalah bangsa yang bangga dengan diri sendiri. Mereka memandang bangsa-bangsa lain yang malang dengan sangat mencemooh dan merasa jijik, seolah-olah tidak layak ditempatkan bersama-sama dengan anjing-anjing penggembala mereka. Padahal, mereka sendiri sama buruknya dan sama tidak bermoralnya. Walaupun mereka bukan penyembah berhala seperti bangsa-bangsa lain, namun mereka mencemarkan agama (ay. 22). Karena itu, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Jika bangsa-bangsa lain, yang hanya mempunyai terang alam, tidak bebas dari kesalahan (1:20), terlebih lagi bangsa Yahudi, yang memiliki hukum Taurat, kehendak Allah yang diungkapkan itu, dan dengan demikian mendapatkan lebih banyak bantuan daripada bangsa-bangsa lain.
- II. Dia menegaskan bahwa keadilan pemerintahan ilahi tidak pernah berubah (ay. 2-3). Untuk memperjelas tuduhan, di sini dia menunjukkan betapa benarnya Allah yang berhubungan dengan kita itu, dan betapa adilnya Dia dalam tindakan-tindakan-Nya. Sudah biasa jika dalam menulis Rasul Paulus membuat penyimpangan jauh dari topik utama dengan menyebutkan suatu hal penting lain, seperti di sini mengenai keadilan Allah (ay. 2). Bahwa hukuman Allah berlangsung secara jujur, menurut aturan-aturan kekal tentang keadilan dan kesetaraan, menurut hati dan bukan menurut penampilan luar (1Sam. 16:7). Juga, menurut perbuatan-perbuatan dan bukan siapa orangnya. Ini adalah ajaran yang kita semua yakini, karena Dia bukanlah Allah jika tidak adil. Namun ini penting untuk dipertimbangkan, terutama oleh mereka yang mengutuki orang lain atas hal-hal yang juga merupakan kesalahan mereka sendiri. Sambil berbuat dosa dan terus melakukan perbuatan itu, mereka pikir bisa menyuap keadilan ilahi dengan berbicara keras menentang dosa dan meneriaki orang-orang lain yang bersalah, seolah-olah khotbah yang menentang dosa dapat menebus kesalahan mereka atas dosa tersebut. Namun perhatikanlah bagaimana Rasul Paulus menyampaikannya kepada hati nurani orang-orang berdosa (ay. 3): Adakah engkau sangka, hai manusia? Hai, manusia, ciptaan yang berakal budi, yang tidak mandiri, diciptakan oleh Allah, tunduk di bawah kekuasaan-Nya, dan bertanggung jawab kepada-Nya. Perkaranya begitu jelas sehingga kita dapat memberanikan diri untuk menuduh pikiran orang-orang berdosa itu: ”Dapatkah engkau berpikir bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah? Dapatkah Allah yang memeriksa hati diperdayai oleh kepura-puraan yang munafik, dan Hakim yang paling benar disuap dan ditolak seperti itu?” Orang-orang berdosa yang paling cerdik dan tampak meyakinkan, yang tingkah lakunya di hadapan manusia sangat penuh percaya diri, tidak dapat luput dari hukuman Allah, tidak dapat menghindarkan diri dari penghakiman dan hukuman.
- III. Dia menyusun tuduhan terhadap mereka (ay. 4-5) yang terdiri dari dua bagian:
- 1. Menganggap remeh kebaikan Tuhan (ay. 4), kekayaan kemurahan-Nya. Ini terutama dapat diterapkan pada orang Yahudi, yang mendapatkan tanda-tanda pertolongan ilahi secara khusus bagi mereka sendiri saja. Sarana merupakan kemurahan hati, dan semakin banyak kita berdosa terhadap terang, semakin banyak pula kita berdosa terhadap kasih. Pikiran-pikiran rendah dan jahat terhadap kebaikan ilahi merupakan dasar bagi perbuatan dosa. Dalam setiap dosa yang disengaja terdapat sebuah penghinaan dalam menanggapi kebaikan Allah. Dosa yang disengaja berarti menghina belas kasihan-Nya, terutama kebaikan kesabaran-Nya, pengendalian diri-Nya, dan kelapangan hati-Nya, dengan menjadikannya kesempatan untuk jauh lebih berani berbuat dosa (Pkh. 8:11). Tidakkah engkau tahu, artinya, tidakkah engkau pertimbangkan, tidakkah engkau tahu dan melakukannya, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tidak cukup jika kita hanya mengetahui bahwa kemurahan Allah menuntun kepada pertobatan, namun kita harus tahu juga bahwa kemurahan-Nya itu menuntun kita, yaitu engkau khususnya. Lihatlah di sini cara yang Allah pakai untuk membawa orang-orang berdosa kepada pertobatan. Dia menuntun mereka, bukan memaksa mereka seperti binatang, melainkan menuntun mereka sebagaimana mereka itu ciptaan yang berakal budi, dan membujuk mereka (Hos. 2:14). Kebaikanlah yang menuntun mereka, dengan ikatan-ikatan kasih (Hos. 11:4). Bandingkan dengan Yeremia 31:3. Pertimbangan atas kebaikan Allah, kebaikan umum-Nya untuk semua orang (kebaikan pemeliharaan-Nya, kesabaran-Nya, dan tawaran-tawaran-Nya), seharusnya dapat membawa kita semua kepada pertobatan. Dan alasan mengapa ada begitu banyak orang yang tetap tidak bertobat adalah karena mereka tidak tahu dan tidak mempertimbangkan hal ini.
- 2. Membangkitkan murka Allah (ay. 5). Yang membuat murka Allah memuncak adalah kekerasan hati yang tidak mau bertobat. Dan yang menghancurkan orang-orang berdosa adalah jika mereka berjalan menuruti hati yang seperti itu, dan dituntun olehnya. Berbuat dosa berarti berjalan sesuai isi hati, dan ketika hati itu keras dan tidak mau bertobat (menjadi keras karena kebiasaan lama, selain yang memang sifatnya demikian), betapa menyedihkan jalannya! Perbuatan yang membangkitkan kemarahan Allah itu diungkapkan dengan istilah menimbun murka. Orang yang terus berjalan di jalan dosa menimbun murka atas diri mereka sendiri. Timbunan menandakan kelimpahan. Inilah timbunan yang akan dipakai untuk selama-lamanya dan tidak kunjung habis. Tetapi walaupun begitu, orang-orang berdosa tetap menambah timbunannya seperti orang menimbun harta. Setiap dosa yang disengaja menambah angkanya, dan akan menggelorakan pembalasan. Ia semakin menambah cabang pada murka, seperti yang ditafsir sebagian orang (Yeh. 8:17), Sungguh, mereka berkelakuan tak senonoh di hadapan-Ku. Timbunan menandakan rahasia. Perbendaharaan atau gudang murka adalah hati Allah sendiri, yang di dalamnya murka itu terletak tersembunyi, seperti harta karun di dalam suatu tempat rahasia yang dimeteraikan. Lihatlah Ulangan 32:34; Ayub 14:17. Namun selain itu timbunan menandakan penyimpanan untuk kesempatan lebih lanjut, seperti perbendaharaan hujan batu disimpan untuk waktu pertempuran dan peperangan (Ayb. 38:22–23). Timbunan ini akan terbelah dan terbuka seperti mata air samudra raya yang dahsyat (Kej. 7:11). Murka Allah ditimbun untuk hari waktu mana murka, ketika murka itu dilepaskan secara besar-besaran, ditumpahkan dengan cawan-cawan yang penuh. Walaupun masa sekarang adalah masa untuk kesabaran dan kelapangan hati terhadap orang-orang berdosa, namun ada hari murka yang akan datang. Murka, dan tidak ada yang lain selain murka. Sesungguhnya, setiap hari bagi orang berdosa adalah hari murka, karena Allah murka setiap saat terhadap orang fasik (Mzm. 7:12, KJV: murka setiap hari), namun ada hari besar murka yang akan datang (Why. 6:17). Dan hari murka itu akan menjadi hari waktu mana hukuman Allah yang adil akan dinyatakan. Murka Allah tidak seperti murka kita yang panas dan membara. Tidak, kehangatan murka tidak ada pada-Nya (Yes. 27:4). Namun murka-Nya merupakan hukuman yang adil, kehendak-Nya untuk menghukum dosa, karena Dia membenci dosa yang bertentangan dengan sifat-Nya. Hukuman Allah yang adil ini sekarang sering tersembunyi dalam kemakmuran dan keberhasilan orang-orang berdosa, namun segera akan dinyatakan di hadapan seluruh dunia. Hal-hal yang sepertinya kacau balau ini akan dibereskan, dan langit akan memberitakan keadilan-Nya (Mzm. 50:6). Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya.
- IV. Dia menggambarkan ukuran-ukuran yang dipakai Allah dalam menjalankan penghakiman-Nya. Setelah menyebutkan penghakiman Allah yang adil dalam ayat 5, di sini dia menjelaskan penghakiman itu, dan keadilannya, dan menunjukkan apa yang bisa kita harapkan dari Allah, dan dengan hukum apa Dia akan menghakimi dunia. Keadilan dibagikan sama rata dengan menunjukkan ketidaksenangan dan memberikan anugerah berdasarkan perbuatan dan tanpa pandang bulu. Seperti itulah penghakiman Allah yang adil.
- 1. Dia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya (ay. 6), sebuah kebenaran yang sering disebutkan dalam Alkitab, untuk membuktikan bahwa Hakim seluruh bumi berlaku adil,
- (1) Dalam memberikan anugerah-Nya. Dan ini disebut dua kali di sini, dalam ayat 7 dan 10. Karena Dia senang menunjukkan kemurahan hati. Perhatikanlah,
- [1] Sasaran anugerah-Nya: Mereka yang dengan tekun, dan seterusnya. Dengan ayat ini kita dapat menguji bagian kita dalam anugerah ilahi, dan dari situ dapat dituntun ke jalan yang harus diambil supaya kita dapat memperoleh anugerah itu. Orang-orang yang akan diberi upah oleh Allah yang adil adalah,
- Pertama, orang-orang yang menetapkan tujuan yang benar untuk diri mereka sendiri, yang mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, yaitu, kemuliaan dan kehormatan karena diterima dalam ketidakbinasaan bersama Allah sekarang dan selama-lamanya. Ada sebuah keinginan kuat yang kudus yang mendasari semua pengalaman agama. Yaitu mencari kerajaan Allah, mengarahkan keinginan-keinginan dan tujuan-tujuan kita setinggi sorga, dan tidak mau menerima yang kurang dari itu. Pencarian ini menyiratkan kehilangan, rasa kehilangan itu, keinginan untuk memperolehnya kembali, dan pencarian dan usaha-usaha yang sesuai dengan keinginan-keinginan itu.
- Kedua, orang-orang yang, karena sudah menetapkan tujuan yang benar, setia pada jalan yang benar: Tekun berbuat baik.
- 1. Harus ada perbuatan baik, ay. 10. Tidak cukup jika hanya mengerti dengan baik, berbicara dengan baik, membuat pengakuan yang baik, dan menjanjikan yang baik, tetapi kita juga harus berbuat baik. Melakukan apa yang baik, bukan hanya maksudnya saja yang baik melainkan caranya pun harus baik. Kita harus melakukannya dengan baik.
- 2. Terus berbuat baik. Bukan karena dorongan perasaan sesaat saja, yang seperti awan di waktu pagi dan embun di saat subuh, melainkan kita harus berusaha keras sampai akhir. Ketekunan seperti inilah yang memenangkan mahkota.
- 3. Bersabar terus. Kesabaran ini bukan hanya berkaitan dengan lamanya pekerjaan, namun juga kesulitan-kesulitan, segala perlawanan, dan penderitaan-penderitaan yang kita hadapi dalam melakukannya. Orang-orang yang mau berbuat baik dan terus melakukannya harus memiliki kesabaran yang sangat besar.
- [2] Buah anugerah-Nya. Dia akan membalas orang-orang yang seperti itu dengan hidup kekal. Sorga adalah hidup, yaitu hidup yang kekal, dan ini adalah upah bagi mereka yang dengan sabar terus berbuat baik. Dan ini disebut (ay. 10) sebagai kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera. Orang-orang yang mencari kemuliaan dan kehormatan (ay. 7) akan mendapatkannya. Orang-orang yang mencari kemuliaan dan kehormatan yang sia-sia yang berasal dari dunia ini sering tidak mendapatkannya, dan kecewa, tetapi orang-orang yang mencari kemuliaan dan kehormatan kekal akan mendapatkannya, dan bukan hanya kemuliaan dan kehormatan, namun juga damai sejahtera. Kemuliaan dan kehormatan duniawi biasanya disertai dengan persoalan, tetapi kemuliaan dan kehormatan sorgawi disertai dengan damai sejahtera, yaitu damai sejahtera yang tidak terganggu dan kekal.
- (2) Dalam menunjukkan kemarahan-Nya (ay. 8-9). Perhatikanlah,
- [1] Sasaran ketidaksenangan-Nya. Secara umum yaitu orang-orang yang berbuat jahat, yang secara lebih khusus digambarkan sebagai orang yang mencari kepentingan sendiri (KJV: suka bertengkar), yang tidak taat kepada kebenaran. Suka bertengkar dengan Allah. Setiap dosa yang disengaja adalah perselisihan dengan Allah, berbantah dengan Pembentuk kita (Yes. 45:9), pertengkaran yang paling nekat. Roh Allah bergumul dengan orang-orang berdosa (Kej. 6:3, KJV), sedangkan orang-orang berdosa yang tidak bertobat berjuang melawan Roh Allah, memberontak melawan terang (Ayb. 24:13), memegang teguh ketidakjujuran, berjuang mempertahankan dosa sementara Roh Allah berjuang supaya mereka terlepas dari dosa itu. Yang suka bertengkar, yang tidak taat kepada kebenaran (KJV). Kebenaran agama bukan hanya untuk diketahui, namun juga untuk ditaati. Kebenaran itu mengarahkan, mengatur, dan memerintahkan. Kebenaran itu berkaitan dengan penerapannya. Ketidaktaatan pada kebenaran berarti pertengkaran melawan kebenaran itu. Melainkan taat kepada kelaliman, yaitu melakukan apa yang diminta oleh kelaliman. Orang-orang yang menolak menjadi hamba kebenaran akan segera menjadi hamba kelaliman.
- [2] Buah atau tanda ketidaksenangan Allah ini: Murka dan geram, penderitaan dan kesesakan. Semua ini adalah upah dosa. Murka dan geram adalah penyebabnya, sedangkan penderitaan dan kesesakan adalah akibat yang harus ada dan tidak dapat dihindari. Dan ini menimpa hidup (KJV: jiwa). Jiwa adalah bejana murka itu, sasaran penderitaan dan kesesakan itu. Dosa membuat jiwa layak menerima murka ini. Jiwa adalah apa yang ada di dalam atau pada manusia yang dapat langsung menerima murka ini, dan pengaruh atau dampak dari kesesakan yang diakibatkannya. Neraka adalah penderitaan dan kesesakan kekal, hasil murka dan geram. Ini adalah akibat dari menentang Allah, seperti menempatkan putri malu dan rumput di depan api yang membakar habis semua itu (Yes. 27:4). Orang-orang yang tidak mau tunduk pada tongkat kerajaan emas-Nya pasti akan ditundukkan dengan tongkat besi-Nya. Akan seperti itulah Allah menghakimi setiap orang menurut perbuatannya.
- 2. Allah tidak memandang bulu (ay. 11). Dia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, tetapi tidak berdasarkan hubungan atau keadaan lahiriah. Orang Yahudi dan bukan Yahudi sederajat di hadapan Allah. Ini adalah perkataan Petrus mengenai dirubuhkannya tembok pemisah untuk pertama kali (Kis. 10:34), bahwa Allah tidak memandang bulu. Dan dijelaskan pada kata-kata berikutnya, bahwa setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya. Allah tidak menyelamatkan orang karena hak istimewa lahiriah mereka, atau pengetahuan dan pengakuan mereka yang tidak berbuah tentang kebenaran, melainkan menurut keadaan dan watak mereka yang sesungguhnya. Dia membagikan ketidaksenangan-Nya dan anugerah-Nya baik kepada orang Yahudi maupun bukan Yahudi. Walaupun pertama-tama diberikan kepada orang Yahudi, yang memiliki hak istimewa lebih besar, dan membuat pengakuan iman yang lebih besar, namun diberikan juga kepada orang Yunani (KJV: bukan Yahudi). Walaupun orang bukan Yahudi tidak memiliki hak istimewa itu, namun hal ini tidak akan meloloskan mereka dari hukuman karena perbuatan jahat mereka, atau pun menghalangi mereka dari upah atas perbuatan baik mereka (lihat Kol. 3:11). Karena bukankah Hakim segenap bumi akan melakukan yang adil?
- V. Dia membuktikan keadilan tindakan-Nya kepada semua orang, ketika dia akan benar-benar datang untuk menghakimi mereka (ay. 12-16), dengan dasar ini, bahwa hukum yang dipakai Allah untuk menghakimi adalah hukum yang dimiliki manusia untuk ditaati. Tiga tingkat terang atau hikmat diungkapkan kepada anak-anak manusia:
- 1. Terang alam. Inilah yang dimiliki oleh orang bukan Yahudi, dan menurut terang ini mereka akan dihakimi: Semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat. Artinya, bangsa-bangsa lain yang tidak percaya, yang tidak memiliki tuntunan lain selain hati nurani, yang tidak memiliki alasan lain selain rahmat umum, dan yang tidak memiliki hukum Musa atau wahyu supernatural apa pun, tidak akan dimintai pertanggungan jawab atas pelanggaran terhadap hukum yang tidak mereka miliki, dan juga tidak ikut menanggung akibat dari dosa orang Yahudi terhadap hukum tertulis, dan tidak akan dihakimi berdasarkan hukum tersebut. Namun mereka akan dihakimi berdasarkan hukum alam, karena mereka berdosa terhadap hukum tersebut. Bukan hukum alam seperti yang ada di dalam hati mereka, yang rusak, bernoda, dan terbelenggu dalam ketidakjujuran, melainkan seperti dalam keadaan aslinya yang tidak bercacat yang dipelihara oleh Sang Hakim. Lebih lanjut untuk memperjelas hal ini (ay. 14-15), dalam sebuah sisipan, Rasul Paulus mengungkapkan bahwa terang alamlah yang diberikan kepada bangsa lain, dan bukan hukum tertulis. Dia sudah mengatakan (ay. 12) bahwa mereka telah berdosa tanpa hukum Taurat. Ini tampak seperti sebuah pertentangan, karena jika tidak ada hukum maka tidak ada pelanggaran. Tetapi, katanya, walaupun mereka tidak memiliki hukum tertulis (Mzm. 147:20), namun mereka memiliki sesuatu yang setara, bukan dengan tata upacaranya, melainkan dengan hukum moralnya. Mereka memiliki isi hukum Taurat (KJV: pekerjaan hukum Taurat). Yang dia maksudkan bukan pekerjaan yang diperintahkan oleh hukum Taurat, seolah-olah mereka dapat menghasilkan ketaatan yang sempurna, melainkan pekerjaan yang dilakukan oleh hukum Taurat. Pekerjaan hukum Taurat adalah menunjukkan apa yang harus kita lakukan, dan memeriksa apa yang telah kita lakukan. Nah,
- (1) Mereka memiliki sesuatu yang menunjukkan apa yang harus mereka lakukan dengan terang alam: dengan kekuatan dan kecenderungan pandangan dan prinsip alami mereka, mereka memahami perbedaan jelas dan jauh antara baik dan jahat. Mereka oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut hukum Taurat. Mereka memiliki rasa keadilan dan kesetaraan, kehormatan dan kemurnian, kasih dan kebaikan hati. Hikmat alam mengajar mereka untuk taat kepada orangtua, mengasihani orang yang sengsara, menjaga kedamaian dan ketenteraman masyarakat, dan melarang mereka membunuh, mencuri, berbohong, bersumpah palsu, dan sebagainya. Dengan demikian mereka menjadi hukum Taurat bagi diri mereka sendiri.
- (2) Mereka memiliki sesuatu yang memeriksa hal-hal yang telah mereka lakukan: Suara hati mereka turut bersaksi. mereka memiliki di dalam diri mereka sesuatu yang menyetujui dan memuji perbuatan baik dan menegur perbuatan salah mereka. Hati nurani adalah saksi, dan pada awal atau akhirnya akan memberi kesaksian, walaupun untuk sementara bisa disuap atau digertak. Hati nurani inilah, bukan ribuan saksi, yang memberi kesaksian tentang hal-hal yang paling rahasia. Dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela, menghakimi berdasarkan kesaksian hati nurani, dengan menerapkan hukum pada fakta. Hati nurani adalah pelita Tuhan yang tidak sungguh-sungguh padam, tidak, tidak di dunia bangsa-bangsa lain. Orang kafir pun telah bersaksi betapa baiknya hati nurani yang penuh penghiburan.
- Pikiran mereka saling menuduh atau saling membela, metaxy allēlōn, di antara mereka sendiri, atau satu sama lain. Terang dan hukum alam yang sama yang bersaksi melawan dosa mereka, dan bersaksi melawan dosa orang lain, saling menuduh dan membela. Vicissim, demikianlah sebagian orang membacanya, bergantian, tergantung apakah mereka taat atau melanggar hukum dan prinsip alam ini, hati nurani mereka membebaskan atau menyalahkan mereka. Semua ini jelas menunjukkan bahwa mereka memiliki sesuatu yang bagi mereka merupakan pengganti hukum, yang bisa saja mengatur mereka, dan yang akan menyalahkan mereka, karena mereka tidak terlalu menuruti tuntunan dan perintahnya. Dengan demikian orang bukan Yahudi yang bersalah tidak memiliki alasan. Allah adil dalam menghukum mereka. Mereka tidak bisa berdalih tidak tahu, dan oleh karena itu mungkin akan binasa jika mereka tidak memiliki dalih yang lain.
- 2. Terang hukum. Inilah yang dimiliki orang Yahudi, dan dengan hukum ini mereka akan dihakimi (ay. 12): Semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum Taurat. Mereka berdosa, bukan hanya dengan memiliki hukum, namun juga en nomo – di bawah hukum Taurat, di tengah begitu banyak hukum, di hadapan dan di dalam hikmat hukum yang begitu murni dan jelas, yang petunjuk-petunjuknya sangat lengkap dan terperinci, dan sanksi-sanksinya sangat memaksa dan kuat. Dosa seperti ini akan dihakimi oleh hukum Taurat. Hukuman mereka, seperti dosa mereka, akan jauh lebih besar karena mereka memiliki hukum Taurat. Pertama-tama orang Yahudi (ay. 9). Tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan. Demikianlah Musa mendakwa mereka (Yoh. 5:45), dan mereka menerima banyak pukulan dari dia karena mengetahui kehendak tuannya namun tidak melakukannya (Luk. 12:47). Orang Yahudi sangat membanggakan diri mereka dalam hal hukum Taurat. Namun, untuk menguatkan apa yang telah dia katakan, Rasul Paulus menunjukkan (ay. 13) bahwa walaupun mereka memiliki, mendengar, dan mengenal hukum Taurat, namun hal itu tidak akan membenarkan mereka, kecuali mereka melakukannya. Pemuka-pemuka agama Yahudi mendorong pengikut-pengikut mereka dengan penda pat bahwa semua orang Yahudi, betapapun buruknya hidup mereka, akan mendapatkan tempat di dunia yang akan datang. Hal inilah yang ditentang Rasul Paulus di sini. Memang mereka memiliki hak istimewa dengan memiliki hukum Taurat, namun bukan hak istimewa yang menyelamatkan, kecuali mereka hidup sesuai dengan hukum yang mereka miliki. Ini jelas tidak dilakukan oleh orang Yahudi, dan karena itu mereka membutuhkan kebenaran untuk dapat berdiri di hadapan Allah. Kita dapat menerapkan hal ini pada Injil: bukan mendengarkan Injil, melainkan melaksanakannya yang akan menyelamatkan kita (Yoh. 13:17; Yak. 1:22).
- 3. Terang Injil. Menurut terang ini, orang-orang yang telah menikmati Injil akan dihakimi (ay. 16): Sesuai dengan Injil yang kuberitakan. Ini bukan berarti ada kitab Injil kelima yang ditulis oleh Paulus, seperti yang dibayangkan sebagian orang, atau Injil yang ditulis oleh Lukas sebagai juru tulis Paulus (Euseb. Hist. lib 3, cap. 8), melainkan Injil secara umum. Disebut Injil yang diberitakan Paulus, karena dialah yang memberitakannya. Seberapa banyak pun orang yang berada di bawah ketetapan Injil, mereka itu semua akan dihakimi sesuai dengan ketetapan itu (Mrk. 16:16). Sebagian orang mengaitkan kata-kata itu, sesuai dengan Injil yang kuberitakan, dengan apa yang dia katakan tentang hari penghakiman: ”Akan datang hari penghakiman, seperti yang sering kuberitahukan kepadamu dalam khotbah-khotbahku, dan hari itu akan menjadi hari penghakiman terakhir bagi orang Yahudi dan bukan Yahudi.” Adalah baik bagi kita, jika kita mengetahui apa yang diungkapkan tentang hari itu.
- (1) Ada hari yang ditetapkan untuk penghakiman semua orang. Hari yang penting, hari besar, hari-Nya yang akan datang (Mzm. 37:13).
- (2) Penghakiman pada hari itu akan diserahkan ke dalam tangan Yesus Kristus. Allah akan menghakimi melalui Yesus Kristus (Kis. 17:31). Itu akan menjadi bagian dari upah-Nya karena telah bersedia merendahkan diri. Tidak ada yang lebih menakutkan bagi orang-orang berdosa, atau lebih menghibur bagi orang-orang kudus, daripada hal ini, bahwa Kristus-lah yang akan menjadi Hakim.
- (3) Semua yang tersembunyi dalam diri manusia akan dihakimi saat itu. Pelayanan-pelayanan yang tidak terlihat akan diberi upah, dosa-dosa tersembunyi akan dihukum, hal-hal yang rahasia akan dibuat menjadi terang benderang. Hari itu akan menjadi hari pengungkapan besar-besaran, ketika apa yang sekarang dilakukan di sudut-sudut akan diumumkan kepada seluruh dunia.
SH: Rm 2:1-16 - Hukuman Allah mulai dari kita. (Selasa, 12 Mei 1998) Hukuman Allah mulai dari kita.
Kebanyakan orang cenderung memperhatikan dan menghakimi kesalahan sesamanya daripada dirinya sendiri. Orang Yahudi dul...
Hukuman Allah mulai dari kita.
Kebanyakan orang cenderung memperhatikan dan menghakimi kesalahan sesamanya daripada dirinya sendiri. Orang Yahudi dulu demikian pun Kristen kini sering menganggap diri lebih baik dan lebih benar dari orang kafir, karena merasa memiliki dan mengetahui hukum-hukum Tuhan. Paulus dengan tegas menegur sikap munafik seperti itu (ayat 1). Tuhan Allah tidak kompromi dengan dosa dan kejahatan. Orang yang terus berkeras hati (siapa dan apa pun status mereka) dalam dosa sedang menimbun murka (ayat 5), tetapi yang berbuat baik akan beroleh kemuliaan, kehormatan, damai sejahtera (ayat 10).
Masa kesabaran Allah. Kalau sekarang Allah belum bertindak bukan berarti Ia tak berdaya. Allah bermurah hati dan sabar, karena ingin memberi kesempatan bagi manusia untuk bertobat, beroleh pengampunan-Nya. Tetapi janganlah dipakai untuk menabung murka Allah yang pada saatnya akan menimpa kita dengan dahsyat.Di saat penghakiman tak seorang pun bebas. Sesuai dengan norma-norma yang diberlakukan manusia, Allah akan menghakimi mereka. Orang Yahudi sesuai Taurat, orang yang percaya kepada Injil Kristus sesuai anugerah Allah di dalam Kristus, dan orang yang tidak mengenal Allah akan dihakimi seturut hati nurani mereka.
Doa: Selidiklah hatiku dalam-dalam, Ya Tuhan. Masuklah kuasa InjilMu memperbaruiku seutuhnya.
SH: Rm 2:1-16 - Penghakiman yang adil (Jumat, 26 Mei 2006) Penghakiman yang adil
Sangat mungkin ada orang yang membaca perikop terdahulu (1:18-32)
dan berkata bahwa itu bukan untuk dirinya. Paulus menuding...
Penghakiman yang adil
Sangat mungkin ada orang yang membaca perikop terdahulu (1:18-32) dan berkata bahwa itu bukan untuk dirinya. Paulus menuding orang semacam itu sebagai munafik. Paulus menegaskan bahwa penghakiman Allah tidak terelakkan bagi semua orang berdosa (2:1-3). Tidak ada gunanya membanding-bandingkan diri dengan orang lain karena di hadapan Tuhan tidak ada yang tersembunyi. Bagian ini mengingatkan kita bahwa kalau kita ditegur karena dosa-dosa kita, itu adalah kemurahan Allah yang menginginkan kita bertobat (ayat 4).
Penghakiman Allah bersifat adil. Orang yang mengeraskan hati tidak mau bertobat akan binasa oleh murka Allah (ayat 5, 8). Orang yang bertobat dan meninggalkan dosa, lalu tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan, dan ketidakbinasaan akan memperoleh hidup kekal (ayat 7). Tekun berbuat baik berarti hidup berpusatkan Allah. Mencari kemuliaan berarti menjaga kesucian yang sudah dianugerahkan Allah. Mencari kehormatan artinya hidup berkenan kepada-Nya. Mencari ketidakbinasaan artinya fokus pada hal-hal yang bernilai kekal. Mencari hal-hal itu bukan dimengerti sebagai usaha untuk memperoleh keselamatan, melainkan sebagai tanda seseorang sudah di dalam kebenaran dan dimerdekakan dari dosa.
Penghakiman Allah tidak membeda-bedakan. Seseorang dihukum bukan berdasarkan status keyahudiannya, memiliki Taurat atau tidak, tetapi berdasarkan disposisi hatinya di hadapan Allah (ayat 12-15). Allah mengetahui isi hati manusia, apakah terbuka kepada Kristus, atau mengeraskan hati untuk menolaknya (ayat 16).
Jangan terkecoh dengan penampilan kesalehan yang palsu. Bukti kita sudah memiliki kebenaran adalah hidup dalam kebenaran, peka terhadap dosa, dan tidak menghakimi orang lain.
Responsku: _________________________________________________
SH: Rm 2:1-16 - Penghakiman Allah (Rabu, 6 Mei 2009) Penghakiman Allah
Standar kekudusan Allah adalah standar tertinggi yang sulit dicapai
manusia. Alangkah beratnya bila manusia dihakimi berdasark...
Penghakiman Allah
Standar kekudusan Allah adalah standar tertinggi yang sulit dicapai manusia. Alangkah beratnya bila manusia dihakimi berdasarkan standar Allah. Namun tidak demikian.
Paulus mengatakan bahwa orang dihakimi berdasarkan ukuran yang dia buat sendiri (ayat 1). Mengapa demikian? Orang biasanya memandang diri sendiri benar dan senang menghakimi orang lain. Maka ukuran yang dipakai untuk menghakimi orang lain itulah yang akan dipakai Tuhan untuk menghakimi manusia. Orang juga dihakimi berdasarkan perbuatannya (ayat 5-10). Perbuatan seseorang menunjukkan imannya, maka atas dasar itulah dia dihakimi. Selain itu orang dihakimi berdasarkan penyataan Ilahi yang dia ketahui atau pahami (ayat 12). Misalnya orang Yahudi. Mereka memiliki Hukum Taurat. Maka mereka akan dihakimi berdasarkan Hukum Taurat. Sementara bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki Hukum Taurat tidak akan dihakimi berdasarkan Hukum tersebut. Dengan demikian tiap orang akan dihakimi secara adil.
Dalam menghakimi, Allah tidak pandang bulu (ayat 11). Ia tidak pernah menganakemaskan siapapun. Walau orang Yahudi merasa diri istimewa sebagai bangsa pilihan dan keturunan Abraham, mereka tidak bisa menuntut perlakuan istimewa dari Allah karena hal itu. Tidak ada seorang pun yang masuk surga hanya karena Abraham adalah bapaknya.
Penghakiman bukan hanya menyangkut hukuman bagi yang bersalah (ayat 8-9), tetapi juga imbalan bagi yang berbuat baik (ayat 7, 10). Kita memang diselamatkan bukan karena perbuatan baik, tetapi ketika kita menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada Allah, pasti kita akan berusaha menyenangkan Dia dengan melakukan apa yang menjadi kehendak-Nya.
Kita tidak bisa main-main dengan penghakiman Allah. Suatu saat waktunya akan tiba. Bila terasa begitu lama, bukan untuk membiarkan orang punya lebih banyak waktu untuk berbuat dosa melainkan agar orang punya kesempatan untuk bertobat. Orang yang mengeraskan hati dan tidak mau bertobat akan menuai murka Allah pada saatnya kelak.
SH: Rm 2:1-16 - Membius hati nurani (Jumat, 13 April 2012) Membius hati nurani
Adakah seorang manusia yang bisa lepas dari kejahatan-kejahatan yang kemarin kita baca dan pelajari? Adakah seorang manusia yang ...
Membius hati nurani
Adakah seorang manusia yang bisa lepas dari kejahatan-kejahatan yang kemarin kita baca dan pelajari? Adakah seorang manusia yang tidak pernah membius hati nurani dan sensitivitasnya terhadap dosa agar ia dapat lebih menikmati dosa itu, walaupun sebentar saja? Tidakkah kita semua, pada satu dan lain kesempatan, terjatuh ke dalam dosa dan mencoba memberikan argumen sebagai pembenaran atas dosa itu atau membekap suara hati nurani kita agar kita bisa lebih lama menikmati dosa itu?
Waktu kita membaca katalog dosa dalam bacaan kemarin kita teringat kepada orang-orang lain dan kita menuding mereka dengan berbagai dosa. Perikop hari ini menegur kita bahwa kita pun tidak lepas dari dosa-dosa yang tidak kalah parahnya. Saat kita menghakimi orang lain, tidakkah dalam diri kita juga ada keinginan hati yang menyimpang, hawa nafsu yang memalukan, pikiran yang terkutuk? Beranikah kita mengatakan di hadapan Allah bahwa hati, nafsu dan pikiran kita sungguh-sungguh kudus tak bercela di hadapan-Nya?
Paulus mengingatkan kita bahwa kecemaran itu bukan saja di luar sana, di tengah-tengah dunia, tetapi juga di sini, di dalam hati dan hidup kita. "Allah tidak memandang muka, " (11). Kepada setiap orang Allah mengenakan standar yang sama. Tidak ada alasan berdalih bahwa kita tidak tahu kehendak Allah sebab Allah sudah menyatakan kehendak-Nya melalui Kitab Suci dan hati nurani manusia (14-15). Kalau demikian, dapatkah hati nurani kita jadikan patokan kehendak Allah? Tergantung, apakah hati nurani itu dirawat untuk tetap peka terhadap kebenaran Allah. Kemarin kita sudah melihat bahwa ada orang-orang yang begitu keras berontak dari Allah sehingga Allah menyerahkan hati mereka kepada kebinasaan.
Selama kita hidup dalam pergaulan erat dengan Allah, hati nurani kita akan terus diasah tetap peka terhadap kebenaran Allah sehingga bisa dijadikan pegangan yang dipercaya dalam hidup. Semakin sering hati nurani itu dibius dan diabaikan, semakin tidak andal ia dalam membuat keputusan. Penghakiman itu akan datang maka jagalah hati Anda tetap bersih, sadar dan waspada.
SH: Rm 2:1-11 - Hukuman, Kebenaran, dan Perbuatan (Rabu, 12 Oktober 2016) Hukuman, Kebenaran, dan Perbuatan
Setelah menjelaskan hukuman Allah atas orang-orang berdosa (Rom. 1:18-32), kini Paulus melanjutkan penjelasannya da...
Hukuman, Kebenaran, dan Perbuatan
Setelah menjelaskan hukuman Allah atas orang-orang berdosa (Rom. 1:18-32), kini Paulus melanjutkan penjelasannya dari sudut pandang orang Yahudi.
Tampaknya, ada orang Yahudi (bukan Kristen) yang merasa dirinya aman dari hukuman Allah karena merasa terlindung oleh Hukum Taurat (lih. Rm. 2:9, 12-13). Terhadap orang-orang yang demikian, Paulus menegur dengan keras.
Paulus menegaskan bahwa hukuman Allah berlaku atas semua orang yang tidak percaya, baik non-Yahudi maupun Yahudi. Pertama, hukuman Allah diberikan berdasarkan kebenaran, bukan ketidakbenaran (1-2). Hal itu terlihat melalui frase "berlangsung secara jujur" (Ingg. based on truth). Pernyataan ini sangat kontras dengan perilaku dan kemunafikan orang-orang Yahudi yang menghakimi orang lain, padahal diri sendiri melakukan perbuatan dosa yang sama (1-3). Mereka berpikir bahwa dengan moralitas yang mereka miliki dapat meluputkannya dari penghakiman Allah (3). Mereka mengira dapat memanipulasi kemurahan Allah dengan kemunafikan (4-5).
Kedua, hukuman Allah diberikan berdasarkan perbuatan manusia (6). Sering kali ayat ini disalahpahami karena dianggap bertentangan dengan pengajaran Paulus di bagian lain tentang pembenaran hanya oleh iman. Persoalan utamanya bukan iman versus perbuatan, melainkan kebenaran versus kemunafikan.
Dalam menghakimi, Allah menilai berdasarkan perbuatan manusia untuk menentukan hukuman yang akan diberikan (9-10). Hal itu berlaku untuk semua orang, baik Yahudi maupun non-Yahudi yang tidak percaya Yesus, karena Allah tidak pandang bulu (11).
Adakah kita merasa ngeri tatkala mengingat masih ada orang-orang di sekitar kita yang belum percaya Tuhan? Adakah kita merasa gelisah saat menyadari akan seperti apa akhir hidup mereka? Jangan menunda-nunda! Beritakanlah Injil Yesus Kristus agar mereka yang belum percaya dapat mengenal Sang Juruselamat Agung kita. [MFS]
SH: Rm 2:1-16 - Aku Tidak Lebih Baik (Selasa, 21 Juni 2022) Aku Tidak Lebih Baik
Teguran di dalam perikop sebelumnya ditujukan kepada orang-orang non-Yahudi yang menolak Allah. Hal ini mungkin membuat orang-or...
Aku Tidak Lebih Baik
Teguran di dalam perikop sebelumnya ditujukan kepada orang-orang non-Yahudi yang menolak Allah. Hal ini mungkin membuat orang-orang Kristen Yahudi saat itu merasa bahwa teguran itu pantas, sebab orang non-Yahudi adalah orang kafir yang layak dihukum.
Tetapi, dalam perikop ini Paulus mengingatkan orang-orang Kristen Yahudi untuk tidak menghakimi mereka yang non-Yahudi sebab mereka juga hidup dalam dosa yang sama (1).
Paulus menegur mereka untuk tidak berpikir bahwa mereka aman dari hukuman Tuhan hanya karena mereka adalah umat pilihan. Mereka juga orang berdosa sama seperti orang bukan Yahudi.
Paulus juga mengingatkan bahwa Allah itu adil dan tidak memandang bulu (11). Mereka yang hidup di luar kehendak Allah akan mendapat hukuman sekalipun mereka adalah orang-orang Yahudi, bangsa pilihan Tuhan. Bahkan, hukuman yang mereka terima bisa jauh lebih berat karena mereka adalah bangsa pilihan yang telah menerima hukum Taurat. Karena itu, mereka punya tanggung jawab yang lebih besar untuk hidup seturut dengan kehendak Tuhan.
Pada kenyataannya, hidup mereka tidak demikian. Mungkin saja di luar mereka terlihat lebih saleh daripada orang-orang non-Yahudi. Tetapi, Tuhan melihat hati dan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi (16). Karena itu, tidak ada seorang pun yang lebih baik daripada yang lain, dan tidak ada seorang pun yang luput dari penghakiman Tuhan.
Peringatan ini juga berlaku bagi kita hari ini. Karena kita menjadi orang Kristen, bukan berarti kita lebih baik daripada mereka yang bukan Kristen. Kita sama berdosanya di hadapan Tuhan. Sekalipun kita terlihat baik di luar, tetapi Tuhan melihat sampai ke kedalaman hati kita.
Berhati-hatilah ketika kita mulai merasa diri lebih baik dan menghakimi orang lain. Ingatlah bahwa ketika kita menunjuk orang lain dengan satu jari, tiga jari yang lain mengarah ke diri kita sendiri. Oleh sebab itu, kita perlu wawas diri dengan senantiasa mengevaluasi hidup kita dan menjaga hati kita, agar hati kita tetap senada dengan hati Tuhan. Kiranya Tuhan menolong kita. [STG]
Utley -> Rm 2:1-11
Utley: Rm 2:1-11 - --NASKAH NASB (UPDATED): Rom 2:1-111 Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. S...
NASKAH NASB (UPDATED): Rom 2:1-11
1 Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama. 2 Tetapi kita tahu, bahwa hukuman Allah berlangsung secara jujur atas mereka yang berbuat demikian. 3 Dan engkau, hai manusia, engkau yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka, bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah? 4 Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? 5 Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan. 6 Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, 7 yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, 8 tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. 9 Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani, 10 tetapi kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani. 11 Sebab Allah tidak memandang bulu.
- NASB "siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah."
- NKJV "engkau tidak bebas dari salah, O manusia, siapapun engkau yang menghakimi"
- NRSV "engkau tidak bebas dari salah siapaun engkau, ketika engkau menghakimi orang lain"
- TEV "Engkau tidak bebas dari salah sama sekali, Siapapun engkau, Karena kemudian engkau menghakimi orang lain"
- JB "Jadi tak peduli siapa engkau, bila engkau menghakimi, engkau tidak bebas dari salah."
Hal ini secara hurufiah "tak ada pembelaan hukum" (lih. Rom 1:20) Hal ini ditempatkan pertama-tama dalam kalimat bahasa Yunani untuk memperbesar nilai kepentingannya. Ayat Rom 2:1-16 nampaknya untuk menghubungkan kedua pihak, baik kebenaran diri Orang-orang Yahudi legalistik dan Orang–orang moralis Yunani. Dengan menghakimi orang lain mereka mengutuki diri sendiri.
Rom 2:2 "kita tahu" KATA GANTI ini kemungkinan menunjuk kepada rekan-rekan yahudi walaupun ini bisa juga menunjuk kepada orang Kristen. Dalam ay.Rom 2:2-4, paulus kembali pada teknik umumnya yaitu bentuk tanya jawab, yang disebut diatribe yang adalah menyajian suatu kebenaran dengan melalui pandangan penentangnya. Hal ini digunakan juga oleh Habakuk, maleakhi, dan para rabi dan juga para filosof Yunani (seperti Socrates dan Stoics).
Frasa "kita ketahui bahwa" digunakan beberapa kali dalam kitab Roma (lih. Rom 2:2; 3:19; 7:14; 8:22,28). Paulus menganggap bahwa pendengarnya memiliki suatu tingkatan pengetahuan tertentu, tidak seperti orang-orang kafir immoral di pasal Rom 1.
□ "hukuman Allah" Alkitab sangat jelas mengenai kebenaran ini. Semua manusia akan mempertanggung-jawabkan kehidupannya dihadapan Allah (ay. Rom 2:5-9, Mat 25:31-46; Wahy 20:11-15). Bahkan Orang Kristen akan berdiri dihadapan Kristus (lih. Rom 14:10-12; 2Kor 5:10).
Rom 2:3 Bentuk tata bahasa dari pertanyaan retorik Paulus mengharapkan jawaban "tidak".
□ "apakah engkau sangka" Ini adalah KATA KERJA Yunani logizomai . Paulus sering memakainya. (Rom 2:3,26; 3:28; 4:3,4,5,6,8,9,10,11,22,23,24; 6:11; 8:18,36; 9:8; 14:14; Gal 3:6 dan sepuluh kali di I
and II Korintus dan dua kali di Filipi). Lihat catatan pada Rom 4:3; 8:18.
□ "Hai manusia" Ini cocok dengan istilah yang sama di ay. 1. Dalam Rom 9:20 ini menunjuk pada orang Yahudi.
Rom 2:4 Ini juga adalah suatu pertanyaan dalam bahasa Yunani.
□ "kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya" Manusia sering salah mengerti tentang anugerah, kemurahan, dan kesabaran Allah dan telah mengubahnya menjadi suatu kesempatan untuk berdosa bukannya untuk bertobat (lih. 2Pet 3:9).
Paulus sering menjabarkan sifat Allah sebagai "kekayaan" (lih. Rom 9:23; 11:33; Kol 1:27; Ef 1:7,18; 2:4,7; 3:8,16; Fili 4:19).
□ "menuntun engkau kepada pertobatan" Pertobatan adalah sangat menentukan bagi suatu hubungan perjanjian iman dengan Allah (lih. Mat 3:2; 4:17; Mr 1:15; 6:12; Luk 13:3,5; Kis 2:38; 3:16,19; 20:21). Istilah ini dalam bahasa Ibrani berarti suatu perubahan tindakan, sementara dalam bahasa Yunani berarti berubah pikiran. Pertobatan adalah kemauan untuk berubah dari keberadaan seseorang yang berpusat pada diri sendiri kepada suatu kehidupan yang diinformasikan dan diarahkan oleh Allah. Hal ini adalah panggilan untuk berbalik dari prioritas dan beban kehidupan. Pada dasarnya hal ini adalah suatu sikap yang baru, suatu pandangan dunia baru, tuan yang baru. Pertobatan adalah kehendak Allah bagi anak-anak Adam yang telah jatuh, yang diciptakan sesuai gambarNya. (Yeh 18:21,23,32 dan 2Pet 3:9)
Ayat-ayat PB yang mencerminkan dengan sangat baik istilah Yunani yang berbeda untuk pertobatan adalah 2Kor 7:8-12: (1) lupeō, "berduka" atau "kesedihan" di ay. Rom 2:8 (dua kali), 9 (tiga kali), 10 (dua kali), 11; (2)metamelomai , "menyesal" atau "penderitaan" di ay. Rom 2:8 (dua kali), 9; dan (3) metanoia , "pertobatan", atau "berubah pikiran" dalam ay.Rom 2:9,10. Kontrasnya adalah pertobatan palsu (metamelomai ) (lih. Yudas, Mat 27:3 dan Esau, Ibr 12:16-17) disbanding dengan pertobatan yang sungguh (metanoeō ).
Pertobatan yang sungguh secara teologis berkait dengan (1) khotbah Yesus mengenai syarat-syarat Perjanjian Baru (lih. Mat 4:17; Mr 1:15; Luk 13:3,5); (2) khotbah-khotbah kerasulan dalam Kisah Para Rasul (kerygma , lih. Kis 3:16,19; 20:21); (3) anugerah Allah yang tertinggi (lih.. Kis 5:31; 11:18 dan 2Tim 2:25); dan (4) kebinasaan (2Pet 3:9). Pertobatan bukanlah hal pilihan!
Rom 2:5-9 Ayat-ayat ini menjabarkan (1) kekeras-kepaan hati manusia yang jatuh dan (2) murka dan penghakiman Allah.
Rom 2:5. "kekerasan hati" Israel dijabarkan dengan cara yang sama ini dalam Kel 32:9; 33:3,5; 34:9; Ul 9:6,13,27.
□ "hati" Lihat Topik Khusus pada Rom 1:24
□ "pada hari … murka … Allah" Ini dinmkan "Hari Tuhan" dalam PL (lih. Yoel, Amos). Inilah konsep dari Hari Penghakiman, atau bagi orang percaya, Hari Kebangkitan. Manusia akan mempertanggung jawabkan kehidupan yang diberikan oleh Allah di hadapanNya. (lih. Mat 25:31-46; Wahy 20:11-15).
Catat bahwa adalah orang-orang berdosa itu sendiri ("engkau" dan "engkau sendiri") yang menumpuk kemurkaan. Allah hanya, pada suatu saat, mengijinkan murka yang tertimbun ini utuk menjadi nyata dan mengalir dengan derasnya.
Murka, seperti semua perkataan manusia untuk menjabarkan Allah, adalah hanya suatu analogi. (secara antropomorfikal) yang berlaku bagi Tuhan! Allah adalah abadi, kudus dan Roh. Manusia terbatas, berdosa, dan badani. Allah tidak marah secara emosional seperti dalam suatu amukan. Alkitab menampilkan Dia sebagai yang mengasihi orang berdosa dan menginginkan mereka untuk bertobat namun juga memiliki penolakan yang tetap terhadap pemberontakan manusia. Allah adalah pribadi; Ia menghadapi dosa secara pribadi dan kita juga secara pribadi bertanggung jawab atas dosa kita.
Satu lagi pemikiran tambahan tentang murka Allah. Dalam Alkitab kemurkaan ini pada saat ini (sementara, lih. Rom 1:24,26,28) dan pada akhir jaman (eskatologis, lih. Rom 2:5-8). Hari Tuhan (Hari Penghakiman) adalah satu cara dari para nabi PL memperingatkan Israel untuk bertobat pada saat ini sehingga hari depan mereka akan keberkatan, bukannya dihakimi (lih. Ul 27; 28). Para nabi PL sering mengambil krisis pada jamannya dan memproyeksikannya kepada hari terakhir mendatang.
Rom 2:6 Ini adalah kutipan dari Mazm 62:12. Adalah suatu prinsip universal bahwa manusia bertanggung jawab atas perbuatannya dan akan mempertanggung jawabkannya dihadapan Allah (lih. Ayub 34:11; Ams 24:12; Pengkh 12:14; Yer 17:10; 32:19; Mat 16:27; 25:31-46; Rom 2:6; 14:12; 1Kor 3:8; Gal 6:7-10; 2Tim 4:14; 1Pet 1:17; Wahy 2:23; 20:12; 22:12). Bahkanorang-orang percaya akan mempertanggung jawabkan kehidupan dan pelayanannya kepada Kristus (lih. 2Kor 5:10). Orang-orang percaya tidak diselamatkan oleh perbuatan namun diselamatkan untuk suatu tugas (lih. Ef 2:8-10 [khususnya Rom 2:14-26]; Yakobus and I Yohanes).
Rom 2:7 "kepada mereka yang" Ada suatu kontras antara orang yang dijelaskan dalam ay. Rom 2:7 dan mereka dalam ay. Rom 2:8 ("namun kepada mereka yang")
- NASB "hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan"
- NKJV "hidup kekal bagi mereka yang dengan sabar terus menerus berbuat baik mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan"
- NRSV "kepada mereka yang dengan sabar berbuat baik mencari kemuliaan dan hormat dan ketidakbinasaanm Ia akan memberikan hidup yang kekal"
- TEV "Beberapa orang selalu berbuat baik, dan mencari kemuliaan, hormat, dan ketidak binasaan; kepada mereka Allah akan memberikan hidup yang kekal"
- JB "Bagi mereka yang mencari ketenaran dan kehormatan dan ketidak binasaan dengan selalu berbuat baik aka nada hidup yang kekal"
Hal ini menunjuk kepada orang seperti Kornelius (lih. Kis 10:34-35). Bagian ini mungkin kedengaran seperti kebenaran perbuatan (memperoleh kebenaran melalui upaya manusia), namun hal ini akan berlawanan dengan tema utama kitab Roma. Ingat bahwa baik ay. Rom 2:1-16 atau ay. Rom 2:1-11 adalah satu paragraph. Point teologis dari keseluruhan hal ini adalah bahwa Allah tidak memandang muka (ay. Rom 2:11) dan bahwa sekua telah berdosa (ay. Rom 2:12). Jika orang hidup sesuai dengan pandangan yang telah mereka miliki (perwahyuan alam untuk orang bukan Yahudi, perwahyuan khusus bagi orang Yahudi, (lih. Rom 10:5) maka mereka akan menjadi benar dengan Allah. Bagaimanapun, ringkasan dari Rom 3:9-18,23 menunjukkan bahwa tak satupun pernah memilikinya, mereka bahkan mustahil untuk memilikinya! Sebuah kehidupan kudus yang diubahkan dari seorang percaya dipandang sebagai mengkonfirmasikan dan mem-validasi tangapan iman awalnya. Keidupan yang diubahkan adalah bukti dari berdiamnya Roh Allah (lih. ay10,13; Mat 7; Ef 2:8-10; Yak 2:14-26 and I Yohanes). Lihat Topik Khusus: Kebutuhan akan Ketekunan pada Rom 8:25.
□ "hidup kekal" Ini adalah frasa khas dari tulisan-tulisan Yohanes dan digunakan beberapa kali dalam Injil Sinoptik. Paulus nampaknya mengambil frasa ini dari dan 12:2 (lih. Tit 1:2; 3:7), dimana hal ini menyatakan kehidupan di jaman baru, hidup dalam persekutuan dengan Allah, hidup yang dibangkitkan. Ia menggunakannya pertama kali dalam Gal 6:8. Hal ini adalah tema umum dalam bagian doktrin dari kitab Roma (lih. Rom 2:7; 5:21; 6:22,23). Ini juga muncul beberapa kali dalam surat-surat pastoral (lih. 1Tim 1:16; Tit 1:2; 3:7).
- NASB "mereka yang berambisi mencari kepentingan sendiri"
- NKJV, NRSV "mereka yang mencari kepentingan sendiri"
- TEV "orang lain adalah mementingkan diri sendiri"
- NJB "mereka yang berdasar kecemburuan"
Istilah ini aslinya berarti "bekerja untuk direkrut" (lih. Tob. 2:11).
Louw and Nida, Kamus Bahasa Yunani-Inggris, vol 2, hal. 104, mendaftar dua kegunaan dari istilah ini.
- 1. "ambisi yang mementingkan diri sendiri". Menggunakan Rom 2:8 yang menyebutkan "ingin untuk lebih baik dari orang lain" yang cocok dengan konteks ini.
- 2. "permusuhan", menggunakan Fili 1:17 yang menyebutkan "persaingan" sebagai salah satu pilihan terjemahan (Lihat juga 2Kor 12:20; Gal 5:20; Fili 2:3; Yak 3:14,16)
□ "yang tidak taat kepada kebenaran" Istilah "kebenaran" (aletheia ) digunakan dalam pengertian Ibrani (emeth ) dari kejujuran dan kebisa-dipercayaan. Dalam konteks ini, kata ini berfokus di moral bukan intelektual. Lihat Topik Khusus: Kebenaran danlam Tulisan-tulisan Paulus pada Rom 1:18.
Rom 2:9 "setiap orang yang hidup" Paulus meggunakan istilah Yunani pas yang diterjemahkan sebagai "semua" atau "setiap" sedemikian seringnya dalam pasal-pasal pembukaan dari kitab Roma ini untuk menunjukkan pengaruh dari baik "kabar buruk" (ketersesatan manusia dan penghakiman Allah yang tidak memihak) dan "kabar baik" (Penawaran Allah akan keselamatan yang cuma-Cuma dan pengampunan sepenuh dalam Kristus kepada siapa yang bertobat dan percaya).
Konteks ini secara kuat menyatakan penghakiman universal dan konsekuensi-konsekuensi yang dihasilkannya. Kebenaran ini menuntut suatu kebangkitan baik orang benar dan orang jahat (lih. Dan 12:2; Yoh 5:28-29; Kis 24:15).
Jika ayat-ayat Rom 2:6-11 adalah suatu chiasma atau inverse, maka ay. Rom 2:8-9 adalah ayat kunci yang menyatakan penghukuman atau pembuat kejahatan.
Rom 2:9-10 "pertama-tama orang Yahudi" Ini diulangkan kembali untuk memberi tekanan. Orang Yahudi adalah yang diberi kesempatan pertama karena mereka memiliki perwahyuan dari Allah. (lih. Rom 1:16; Mat 10:6; 15:24; Yoh 4:22; Kis 3:26; 13:46), namun mereka juga yang pertama dalam penghakiman (lih. 9-11) karena mereka adalah memiliki wahyu Allah (lih. Rom 9:4-5).
- NASB NKJV "sebab Allah tidak memandang bulu"
- NRSV "Sebab Allah tidak menunjukkan adanya pemihakan"
- TEV "Karena Allah menghakimi setiap orang dengan tolok ukur yang sama"
- NJB "Tidak ada favoritisme dengan Allah"
Secara hurufiah ini adalah "mengangkat muka", yang adalah penggambaran dari system pengadilan PL (lih. Im 19:15; Ul 10:17; 2Taw 19:7; Kis 10:34; Gal 2:6; Ef 6:9; Kol 3:25; 1Pet 1:17). Apabila seorang hakim melihat kepada siapa ia mengadili maka besar kemungkinan terjadinya kecondongan. Oleh karena itu, ia tidak akan mengangkat muka dari orang yang berdiri dihadapannya.
Topik Teologia -> Rm 2:3
Topik Teologia: Rm 2:3 - -- Dosa
Dosa-dosa Terhadap Sesama
Dosa-dosa Kebencian
Menghakimi
Mat 7:1-5 Yoh 7:24 Yoh 8:7 Rom 2:1-3 Rom 14:2-5,10-13 1...
TFTWMS -> Rm 2:1-11
TFTWMS: Rm 2:1-11 - Orang-orang Yahudi Diekspos ORANG-ORANG YAHUDI DIEKSPOS (Roma 2:1-11)
1 Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dar...
ORANG-ORANG YAHUDI DIEKSPOS (Roma 2:1-11)
1 Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama. 2 Tetapi kita tahu, bahwa hukuman Allah berlangsung secara jujur atas mereka yang berbuat demikian. 3 Dan engkau, hai manusia, engkau yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka, bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah? 4 Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? 5 Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan. 6 Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, 7 yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, 8 tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. 9 Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani, 10 tetapi kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani. 11 Sebab Allah tidak memandang bulu.
Ayat 1. Kata pembuka pasal 2 (Karena itu) menunjukkan bahwa pasal 1 dan 2 terkait bersama. Pasal 1 diakhiri dengan puncak dosa bangsa-bangsa bukan Yahudi: Mereka "setuju" dengan orang-orang yang mempraktikkan dosa (1:32). Kebanyakan orang Yahudi tidak akan melakukan hal itu. Alih-alih secara terbuka memuji kemesuman, mereka akan lebih mungkin mengejeknya. Namun begitu, ini tidak membuat mereka tak bersalah. Paulus berkata bahwa bangsa-bangsa bukan Yahudi "tidak dapat berdalih" (1:20); sekarang, ia memberitahu hal yang sama kepada orang-orang Yahudi: Engkau sendiri tidak bebas dari salah. Kedua kelompok itu telah menempuh jalur rohani yang sama. Keduanya memiliki wahyu dari Allah (1:18-20; 2:15, 17, 20). Keduanya sudah tidak menaati kehendak Allah (1:21-31; 2:8, 23). Keduanya tahu bahwa ketidaktaatan patut mendapat hukuman (1:32; 2:2). Oleh karena itu, keduanya tidak punya dalih (1:20; 2:1).
Paulus mulai menggunakan bentuk sastra kuno yang disebut "dwi-pembicara," di mana seorang pembicara atau penulis memerintahkan pendengarnya dengan membiarkan mereka "mendengarkan" suatu "diskusi" antara dirinya dan lawan khayalan. Ungkapan siapapun juga engkau bisa lebih harfiah diterjemahkan "Hai manusia, setiap orang" (lihat KJV). "Manusia" ini yang juga disebut dalam ayat 3, adalah "lawan khayalan." Paulus.
Satu kekurangan orang-orang Yahudi adalah kecenderungan melakukan penghakiman yang keras (lihat Mat. 7:1-5). Paulus berkata bahwa setiap orang yang melakukan penghakiman adalah menghukum dirinya sendiri. Bentuk kata yang diterjemahkan "melakukan penghakiman" (kri÷nw, krinō) digunakan empat kali dalam ayat 1. Kata itu pada dasarnya berarti "membuat keputusan atau penilaian." Krinō tidak selalu digunakan dalam arti yang buruk (lihat Yoh. 7:24). Dalam kita menjalani kehidupan, perlu bagi kita untuk membuat penilaian dan keputusan. (Dalam Roma 14:5 kata yang diterjemahkan "salam" adalah krinō.) Namun begitu, penghakiman tertentu adalah salah. Dalam hal ini, Paulus mengecam penghakiman yang tidak konsisten. Ia berkata, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi [menghukum; NASB] dirimu sendiri. Kata "menghukum" adalah dari katakri÷nw (katakrinō), "bentuk" krinō "yang diperkuat."1
Ketika Paulus berkata, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama, tidak harus berarti yang ia maksudkan adalah bahwa orang-orang Yahudi bersalah atas dosa-dosa tertentu yang disebutkan dalam pasal 1. Mereka, bagaimanapun, bersalah atas jenis dosa yang sama. Orang yang memainkan seruling mungkin tidak memainkan semua gubahan musik yang orang lain telah mainkan, tapi ia telah memainkan semua nada yang sama. Paulus telah menuduh bangsa-bangsa bukan Yahudi melakukan penyembahan berhala (1:21-23, 25), kemesuman (1:24, 26, 27), dan kejahatan (1:28-32). Belakangan dalam pasal ini, ia menggunakan tiga kategori yang sama untuk menyatakan orang-orang Yahudi bersalah karena dosa (2:21, 22).
Ayat 2. Sebelumnya, Paulus mengatakan bahwa bangsa-bangsa bukan Yahudi tahu "tuntutan-tuntutan hukum Allah, yaitu bahwa setiap orang yang melakukan hal-hal demikian [berdosa], patut dihukum mati" (1:32). Di sini, ia berkata, Tetapi kita [orang-orang Yahudi] tahu, bahwa hukuman Allah berlangsung secara jujur atas mereka yang berbuat demikian. Paulus menggunakan ungkapan "kita tahu" ketika ia beranggapan bahwa sebagian besar, jika tidak semua, pembacanya akan setuju dengan pernyataannya. Alih-alih "berlangsung secara jujur," terjemahan yang lebih harfiah dari teks Yunaninya (kata ajlh÷qeian, kata alētheian) adalah "sesuai dengan kebenaran" (lihat KJV). Frasa ini kemungkinan besar mengacu kepada fakta bahwa penghakiman Allah akan adil. Orang-orang Yahudi menghakimi berdasarkan kebangsaan, tetapi Allah akan menghakimi berdasarkan kebenaran. Ia akan adil; Ia akan tidak pandang bulu. D. Stuart Briscoe mengingatkan kita bahwa kita bisa yakin untuk memperoleh pengadilan yang adil:
Bahwa pengadilan Allah berhubungan dengan kebenaran berarti pertama, Allah sendiri adalah benar dan oleh karena itu akan benar-benar tak berpihak, dan, kedua, bahwa buktinya akan nyata dan oleh karena itu tidak ada pemikiran tentang pengadilan yang salah.
. . . [Tidak seperti pengadilan manusia,] di pengadilan Allah tidak akan ada kesalahpahaman, tidak ada kekeliruan, tidak ada kegagalan keadilan, … dan tidak ada kesalahan—semuanya akan sesuai dengan kebenaran.2
Ayat 3. Paulus melanjutkan, Dan engkau, hai manusia, engkau yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka, bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah?" Kata yang diterjemahkan "manusia" (a¡nqrwpoß, anthropos) digunakan "pada umumnya, tentang 'seorang manusia.'"3Alkitab CJB menulis "manusia semata"; Alkitab NIRV menulis "hanya seorang manusia." Beberapa orang mengira Paulus sedang mempertentangkan penghakiman manusia yang bisa salah dengan penghakiman ilahi yang sempurna. Apakah itu benar atau tidak, jawaban bagi pertanyaan yang diajukan oleh rasul itu adalah jelas: Tidak ada yang akan luput dari hukuman Allah!
Banyak orang Yahudi berpikir mereka akan "luput dari hukuman Allah" karena mereka adalah "bangsa pilihan" Allah. Mereka berpikir, "Allah adalah hakim atas orang kafir, tetapi Ia adalah pelindung khusus orang Yahudi."4Para pemimpin orang Yahudi, berkata, "Bukankah TUHAN ada di tengah-tengah kita! Tidak akan datang malapetaka menimpa kita!" (Mik. 3:11). Ketika Yohanes Pembaptis bicara tentang penghakiman Allah, ia menasihati para pendengarnya, "Janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami!" (Mat. 3:9). Berikut ini adalah contoh sikap beberapa orang Yahudi, seperti yang diungkapkan oleh sumber-sumber Yahudi kuno, tidak terilham:
"Allah hanya mengasihi Israel dari semua bangsa di bumi."5
"Allah akan mengadili bangsa-bangsa bukan Yahudi dengan satu standar dan orang-orang Yahudi dengan standar yang lain."6
"Semua orang Israel akan memiliki bagian di dunia yang akan datang."7
"Abraham duduk di depan gerbang neraka, dan tidak mengizinkan orang Israel bersunat siapa saja masuk ke sana."8
Menurut Paulus, penalaran seperti itu salah. Menjadi orang Yahudi saja tidak berarti mereka akan "luput diri dari hukuman Allah." Mereka mungkin unggul secara moral atas bangsa-bangsa bukan Yahudi; namun demikian, mereka tetap pendosa yang butuh kasih karunia Allah.
Ayat 4. Paulus melangkah lebih jauh dengan tuduhannya: Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Ia mengingatkan orang-orang Yahudi tentang "kekayaan" (plouvtoß? ploutos) "kebaikan" Allah (crhsto÷thß, chrestotes) terhadap mereka. Dalam memenuhi bagian-Nya dari perjanjian-Nya dengan orang-orang Yahudi, Allah telah mencurahkan ke atas mereka berkat rohani dan materi.Pada saat yang sama, Ia telah toleran (ajnoch, anoche) dan sabar (makroqumi÷a, makrothumia) dengan kegagalan mereka untuk memenuhi bagian mereka dalam perjanjian itu.
Alih-alih dengan segera dan seketika menghukum orang-orang Yahudi atas dosa-dosa mereka, Allah telah memberi mereka waktu dan kesempatan, berharap kebaikan-Nya itu akan memimpin mereka kepada "pertobatan" (meta÷noia, metanoia). Sayangnya, mereka mengartikan kebaikan Allah sebagai tanda bahwa Ia telah mengabaikan dosa-dosa mereka karena mereka adalah umat perjanjian-Nya. Alih-alih menyesal, mereka malah semakin memberontak.
Ayat 5. Ketika orang-orang Yahudi menduga-duga kebaikan Allah, apakah konsekuensinya? Paulus memberitahu mereka, Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan. Istilah "kekerasan hati" (sklhro÷thß, sklērotēs) adalah lebih harfiah diterjemahkan "kekerasan" (lihat KJV). John MacArthur, Jr., mengarahkan perhatian kepada fakta bahwa ini adalah "kata yang darinya kita mendapatkan istilah medis sclerosis. Arteriosclerosis mengacu kepada pengerasan pembuluh darah."9"Penghakiman yang adil" diterjemahkan dari kata yang tidak biasa (dikaiokrisi÷a, dikaiokrisia) yang menggabungkan kata Yunani untuk "benar" dengan kata untuk "penghakiman." Hal apakah yang menantikan orang yang keras hati dan tidak mau bertobat? Paulus menggunakan gaya bahasa yang sangat jelas ketika ia mengatakan mereka "menimbun murka" untuk "hari kemurkaan." Kata yang diterjemahkan "menimbun" (qhsauri÷zw, thēsaurizō) biasanya dikaitkan dengan harta (lihat KJV ), yaitu, menyimpan harta untuk mengantisipasi kebutuhan masa depan. Dalam hal ini, bagaimanapun, apa yang sedang ditimbun untuk hari kemurkaan oleh mereka yang tidak mau bertobat adalah murka yang lebih banyak.
Ayat 6. Setelah bicara tentang "hukuman [penghakiman; NASB] Allah yang adil," Paulus berkata bahwa Allah akan membalas setiap orang menurut perbuatannya. Bentuk kata yang diterjemahkan "perbuatan" adalah jamak dari kata "kerja" (e¡rgon, ergon), istilah umum yang mengacu kepada apa saja yang dilakukan seseorang. Paulus sedang mengutip dari Perjanjian Lama, mungkin dari Mazmur 62:12. Amsal 24:12 mengatakan hal yang sama, tetapi dalam bentuk pertanyaan.
Bagian yang paling kontroversial dari teks ini adalah pernyataan Paulus bahwa penghakiman kita akan sesuai dengan "perbuatan" kita. Namun begitu, tidak ada satupun yang diajarkan di sini yang tidak diajarkan di tempat lain di dalam Alkitab (misalnya, lihat Yer. 32:19; Hos. 12:2), bahkan oleh Paulus sendiri (lihat 2 Kor. 5:10).
Bahwa kita akan dihakimi menurut perbuatan kita adalah tema yang mengalir melalui kedua perjanjian. Yesus berkata di dalam Perjanjian Baru bahwa, ketika Ia datang kembali, Ia akan "membalas setiap orang menurut perbuatannya" (Mat. 16:27). Paulus menulis, "Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat" (2 Kor. 5:10). Ketika menggambarkan adegan penghakiman, Yohanes menulis bahwa "orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu" (Why. 20:12). Seseorang berkata, "Perbuatan adalah seperti biji: Anda menanamnya sekarang, dan Anda memanennya nanti."
Ayat 7. Dalam ayat 7 dan 8, Paulus memperluas prinsip dasar 2:6. Dalam ayat 7, ia bicara tentang Allah menghakimi mereka yang perbuatannya baik: [Allah akan memberikan10] hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan. Jenis orang yang disebutkan di sini mencari tiga hal: "kemuliaan" (do÷xa, doxa), "kehormatan" (timh, timē), dan "ketidakbinasaan [kekekalan; NASB]" (ajfqarsi÷a, aphtharsia). Karena Paulus membedakan orang- orang seperti itu dengan mereka yang mencari kepentingan sendiri dalam ayat 8 (lihat NIV), maka yang ia maksudkan bukanlah orang-orang yang berusaha keras untuk memperoleh kemuliaan dan kehormatan pribadi, melainkan hubungan khusus dengan Allah.11Mereka ingin sekali melihat kemegahan ("kemuliaan") Allah; mereka menginginkan restu ("kehormatan") Allah; mereka menginginkan kehadiran ("kekekalan"; lihat Yoh. 17:3) Allah. Mereka punya pengertian apa yang benar-benar penting.
Orang-orang seperti itu tidak hanya berbuat baik; mereka bertekun dalam berbuat baik. Kata yang diterjemahkan "ketekunan" adalah kata majemuk (uJpomonh, hupomone) yang menggabungkan preposisi untuk "bawah" (uJpo, hupo) dengan kata untuk "tinggal" (me÷nw, menō).12Itu mengacu kepada kemampuan untuk tetap ("berdiri teguh") bahkan ketika di bawah tekanan. Kata ini dapat digunakan mengenai para prajurit yang, di tengah-tengah pertempuran sengit, … tidak cemas oleh pelbagai gempuran yang ia terima, tapi bertempur terus sampai akhir."13
Ayat 8. Paulus selanjutnya bicara tentang mereka yang perbuatannya jahat: Tetapi [Allah akan melepaskan] murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. Orang-orang pemberontak ini awalnya digambarkan sebagai "mencari kepentingan sendiri" Ungkapan ini diterjemahkan dari ejriqei÷a (eritheia), kata itu akhirnya mengacu kepada orang-orang "yang menistakan diri sendiri demi keuntungan.… Idenya adalah 'sikap egois yang hina', 'kehinaan' yang tidak bisa mengalihkan tatapannya kepada hal-hal yang lebih mulia."14Aristoteles menggunakan kata itu "untuk mencela para politisi yang mengejar jabatan demi keuntungan pribadi daripada kebaikan umum."15Karena jenis orang ini sering menggunakan cara apa saja untuk mencapai maksudnya, maka kata itu dapat juga diterjemahkan "perdebatan" (KJV) atau "pertikaian" (RSV). Orang-orang egois ini "tidak menaati kebenaran [seperti yang ditemukan dalam Firman Allah] tapi menaati kelaliman." Dalam terjemahannya, Alkitab Phillips menggambarkan mereka sebagai "orang-orang yang memberontak terhadap rencana hidup Allah dan menolak untuk mematuhi aturan-Nya"—orang-orang yang adalah "hamba kejahatan." "Upah" mereka akan berupa "murka dan geram." Kata-kata yang diterjemahkan "murka" (ojrgh, orgē) dan "geram" (qumo÷ß, thumos) keduanya adalah kata Yunani untuk "murka." Dua kata itu menggambarkan berbagai jenis kemarahan yang berbeda;16tetapi di sini, mereka digabungkan untuk memperkuat gambaran "murka [Allah] yang menyala-nyala" (NIRV) terhadap mereka yang tidak menyesali dosanya di akhir zaman.17"Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup" (Ibr. 10:31)! Dalam 2:7, 8, Paulus membedalan dua jenis orang. Tujuan mereka berbeda: Yang satu mencari Allah, sementara yang satu lagi mencari diri sendiri. Pekerjaan mereka berbeda: Yang satu berbuat baik, sementara yang satunya lagi berbuat jahat. Oleh karena itu, akhir hidup mereka akan berbeda: Yang satu akan menerima hidup yang kekal, sementara yang satunya lagi akan menerima "murka dan geram" Allah. Hanya ada dua kemungkinan; tidak ada jalan tengah.
Ayat 9. Dalam ayat 9 dan 10, Paulus mengulang (dalam susunan terbalik) pokok pikiran ayat 7 dan 8—dengan penambahan yang penting. Dalam ayat 9, ia bicara tentang nasib orang-orang yang berbuat jahat: Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat. Ayat 8 menyatakan bahwa murka Allah yang menyala-nyala ("murka" dan "geram") menunggu para pembuat kejahatan. Sekarang, ayat ini mengatakan bahwa ia akan menerima "penderitaan dan kesesakan." Kata yang diterjemahkan "penderitaan" (qlivyiß, thlipsis) pada dasarnya berarti "tekanan," tekanan yang "membebani roh."18"Kesesakan" diterjemahkan dari stenocwri÷a (stenochōria), yang berarti "tempat yang sempit." Kata majemuk ini terdiri dari steno÷ß (stenos, "sempit") dan cw÷ra (chōra, "tempat"). Itu ada hubungannya dengan tekanan yang timbul karena dikurung sedemikian rupa.19Di neraka, orang fasik akan secara kiasan berada di antara batu dan tempat yang keras.
Akan adakah pengecualian? Tidak. Paulus mengatakan bahwa hukuman ini akan "menimpa setiap orang hidup yang berbuat jahat." Paulus memperluas ajaran itu ke arah yang tidak disangka-sangka oleh orang Yahudi: pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani. Orang Yahudi telah diberikan hak-hak istimewa (lihat 2:17-20), tetapi hak-hak khusus meminta tanggung jawab khusus. Orang-orang Yahudi itu bukan hanya tidak "luput dari penghukuman Allah" (2:3), mereka juga akan berada "di baris pertama" di hadapan takhta Allah pada hari penghakiman!
Ayat 10. Setelah pokok pikiran ini, Paulus kembali kepada orang-orang yang berbuat baik: tetapi kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik. Dalam ayat ini, "damai sejahtera" (eijrh÷nh, eirēnē) mengacu kepada kedamaian dengan Allah dan manusia—kedamaian tertinggi dan lengkap yang hanya akan terwujud di sorga. Rasul itu menambahkan, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani.
Ayat 11. Sebab Allah tidak memandang bulu. "Memandang bulu" diterjemahkan dari kata majemuk (proswpolhmyi÷a, prosōpolēmpsia), yang menggabungkan istilah untuk "wajah" (pro÷swpon, prosopon) dengan kata untuk "menerima" (lamba÷nw, lambanō). Idenya adalah "menerima wajah seseorang"—yaitu, memperlakukan seseorang atas dasar tampilan lahiriah. Sebagai manusia, kita memang cenderung menerima atau menolak orang lain "atas dasar tampilan lahiriah." Selanjutnya, kita sering memandang bulu dalam penilaian kita, bersikap kasar terhadap beberapa orang dan bersikap lembut terhadap beberapa orang lainnya. Allah, bagaimanapun, tidak memandang bulu (lihat Ula. 10:17; 2 Taw. 19:7; Kisah 10:34, 35).
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Roma (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Kebenaran Allah telah Dinyatakan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 57
Latar Belakang
Surat Roma ini mer...
Penulis : Paulus
Tema : Kebenaran Allah telah Dinyatakan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 57
Latar Belakang
Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini diletakkan di depan ketiga belas suratnya yang lain. Paulus menulis surat ini dalam rangka pelayanan rasulinya kepada dunia bukan Yahudi. Bertentangan dengan tradisi gereja Katolik-Roma, jemaat di Roma tidak didirikan oleh Petrus atau rasul yang lain. Jemaat di Roma ini mungkin didirikan oleh orang dari Makedonia dan Asia yang bertobat di bawah pelayanan Paulus, mungkin juga oleh orang-orang Yahudi yang bertobat pada hari Pentakosta (Kis 2:10). Paulus tidak memandang Roma sebagai wilayah khusus dari rasul lain (Rom 15:20).
Di surat Roma Paulus meyakinkan orang percaya di Roma bahwa dia sudah berkali-kali merencanakan untuk memberitakan Injil kepada mereka, namun hingga saat itu kedatangannya masih dihalangi (Rom 1:13-15; Rom 15:22). Dia menegaskan kerinduan yang sungguh untuk mengunjungi mereka sehingga menyatakan rencananya untuk datang dengan segera (Rom 15:23-32).
Ketika menulis surat ini, menjelang akhir perjalanan misioner yang ketiga (bd. Rom 15:25-26; Kis 20:2-3; 1Kor 16:5-6), Paulus berada di Korintus di rumah Gayus (Rom 16:23; 1Kor 1:14). Sementara menulis surat ini melalui pembantunya Tertius (Rom 16:22), dia sedang merencanakan kembali keYerusalem untuk hari Pentakosta (Kis 20:16; sekitar musim semi tahun 57 atau 58) untuk menyampaikan secara pribadi persembahan dari gereja-gereja non-Yahudi kepada orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem (Rom 15:25-27). Segera setelah itu, Paulus mengharapkan dapat pergi ke Spanyol untuk menginjil dan mengunjungi gereja di Roma pada perjalanannya untuk memperoleh bantuan dari mereka bila makin ke barat (Rom 15:24,28).
Tujuan
Paulus menulis surat ini untuk mempersiapkan jalan bagi pelayanannya di Roma serta rencana pelayanan ke Spanyol. Tujuannya lipat dua.
- (1) Karena jemaat Roma rupanya mendengar kabar angin yang diputarbalikkan mengenai berita dan ajaran Paulus (mis. Rom 3:8; Rom 6:1-2,15), Paulus merasa perlu untuk menulis Injil yang telah diberitakannya selama dua puluh lima tahun.
- (2) Dia berusaha untuk memperbaiki beberapa persoalan yang terjadi di dalam gereja karena sikap salah orang Yahudi terhadap mereka yang bukan Yahudi (mis. Rom 2:1-29; Rom 3:1,9) dan orang bukan Yahudi terhadap orang Yahudi (mis. Rom 11:11-36).
Survai
Tema Surat Roma diketengahkan dalam Rom 1:16-17, yaitu bahwa di dalam Tuhan Yesus dinyatakan kebenaran Allah sebagai jawaban terhadap murka-Nya kepada dosa. Kemudian Paulus menguraikan kebenaran-kebenaran dasar dari Injil. Pertama, Paulus menekankan bahwa persoalan dosa dan kebutuhan manusia akan kebenaran adalah umum (Rom 1:18--3:20). Karena baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi berada di bawah dosa dan karena itu di bawah murka Allah, tidak ada seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah terlepas dari karunia kebenaran melalui iman kepada Yesus Kristus (Rom 3:21--4:25).
Setelah dibenarkan secara cuma-cuma oleh kasih karunia melalui iman dan setelah mendapatkan keyakinan akan keselamatan kita (pasal 5; Rom 5:1-21), karunia kebenaran Allah itu dinyatakan dalam kematian kita bagi dosa dengan Kristus (pasal 6; Rom 6:1-23), pembebasan kita dari pergumulan untuk mencapai kebenaran menurut hukum Taurat (pasal 7; Rom 7:1-26), pengangkatan kita sebagai anak-anak Allah dan hidup baru kita "melalui Roh" yang menuntun kita kepada kemuliaan (pasal 8; Rom 8:1-39). Allah sedang mengerjakan rencana penebusan-Nya kendatipun ketidakpercayaan Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36).
Akhirnya, Paulus menyatakan bahwa kehidupan yang diubah dalam Kristus mengakibatkan penerapan kebenaran dan kasih pada semua bidang kelakuan -- sosial, sipil, dan moral (pasal 12-14; Rom 12:1--14:23). Paulus mengakhiri Surat Roma dengan keterangan tentang rencananya pribadi (pasal 15; Rom 15:1-33) dan ucapan salam pribadi yang panjang, nasihat terakhir, dan sebuah kidung pujian (pasal 16; Rom 16:1-27).
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat Roma merupakan surat Paulus yang paling sistematis, surat teologis yang paling hebat dalam PB.
- (2) Paulus menulis dengan gaya tanya-jawab atau gaya diskusi (mis. Rom 3:1,4-6,9,31).
- (3) Paulus memakai PL secara luas sebagai kekuasaan alkitabiah dalam menyampaikan sifat sesungguhnya dari Injil.
- (4) Paulus menyampaikan "kebenaran Allah" sebagai inti penyataan Injil (Rom 1:16-17): Allah membereskan segala sesuatu di dalam dan melalui Yesus Kristus.
- (5) Paulus memusatkan perhatian kepada sifat rangkap dari dosa bersama dengan persediaan Allah di dalam Kristus untuk masing-masing aspek:
- (a) dosa sebagai pelanggaran pribadi (Rom 1:1--5:11), dan
- (b) prinsip "dosa" (Yun. _he hamartia_), yaitu kecenderungan bawaan yang alami untuk berbuat dosa yang tinggal dalam hati setiap orang sejak kejatuhan Adam (Rom 5:12--8:39).
- (6) Roma 8 (Rom 8:1-39) adalah uraian yang paling luas dalam Alkitab mengenai peranan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.
- (7) Surat Roma berisi pembahasan yang paling berbobot mengenai penolakan Kristus oleh orang Yahudi (terkecuali suatu golongan sisa), dan tentang rencana penebusan Allah yang bermula dari Israel dan akhirnya menuju kembali kepada Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36).
Full Life: Roma (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Rom 1:1-17)
I. Kebutuhan Mendesak Manusia Akan Kebenaran
(Rom 1:18-3:20)
A. Kebutuhan Or...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Rom 1:1-17) - I. Kebutuhan Mendesak Manusia Akan Kebenaran
(Rom 1:18-3:20) - A. Kebutuhan Orang Bukan Yahudi
(Rom 1:18-32) - B. Kebutuhan Orang Yahudi
(Rom 2:1-3:8) - C. Kebutuhan Semua Orang
(Rom 3:9-20) - II. Penyediaan Kebenaran yang Mulia oleh Allah
(Rom 3:21-5:21) - A. Pembenaran oleh Iman Diringkaskan
(Rom 3:21-31) - B. Pembenaran oleh Iman Digambarkan Dalam Abraham
(Rom 4:1-25) - C. Berkat dan Keyakinan yang Menyertai Pembenaran
(Rom 5:1-11) - D. Adam dan Kristus Dibandingkan
(Rom 5:12-21) - 1. Adam/Dosa/Penjatuhan Hukuman/Kematian
- 2. Kristus/Kasih Karunia/Pembenaran/Hidup
- III.Kebenaran Berkarya Melalui Iman
(Rom 6:1-8:39) - A. Kebebasan dari Perbudakan Dosa
(Rom 6:1-23) - 1. Mati Bersama Kristus terhadap Dosa
(Rom 6:1-14) - 2. Hidup Bersama Kristus sebagai Hamba Kebenaran
(Rom 6:15-23) - B. Kebebasan dari Pertentangan di Bawah Hukum Taurat
(Rom 7:1-25) - C. Kebebasan Melalui Hukum Roh Kehidupan
(Rom 8:1-39) - IV. Kebenaran oleh Iman Berkaitan dengan Israel
(Rom 9:1-11:36) - A. Persoalan Penolakan Israel
(Rom 9:1-10:21) - B. Kemenangan Rencana Allah
(Rom 11:1-36) - V. Penerapan Praktis dari Kebenaran oleh Iman
(Rom 12:1-15:13) - A. Orang Percaya dan Penyerahan Diri
(Rom 12:1-2) - B. Orang Percaya dan Masyarakat
(Rom 12:3-21) - C. Orang Percaya dan Pemerintah
(Rom 13:1-7) - D. Orang Percaya dan Hukum Kasih
(Rom 13:8-15:13) - Penutup
(Rom 15:14-16:27)
Matthew Henry: Roma (Pendahuluan Kitab)
Jika kita boleh membandingkan satu kitab dengan kitab lainnya dan meminta pendapat dari beberapa orang beriman dan saleh, akan disimpulk...
- Jika kita boleh membandingkan satu kitab dengan kitab lainnya dan meminta pendapat dari beberapa orang beriman dan saleh, akan disimpulkan bahwa mazmur-mazmur Daud di dalam Perjanjian Lama dan surat-surat penggembalaan Rasul Paulus di dalam Perjanjian Baru merupakan bintang-bintang yang paling terang, yang berbeda dari bintang-bintang lainnya di dalam kemuliaan. Kitab Suci secara keseluruhan memang merupakan surat penggembalaan dari sorga kepada dunia ini, tetapi di dalamnya ada penjelasan atas beberapa surat kerasulan tertentu. Di dalamnya terdapat lebih banyak surat-surat Paulus dibandingkan dengan surat rasul-rasul lainnya, sebab ia adalah rasul utama dari antara mereka. Ia bekerja lebih keras dibandingkan mereka semua. Tidak diragukan lagi, bakat alamiahnya sangat luar biasa. Pengertiannya akan suatu hal cepat dan tajam, ungkapan-ungkapannya lancar dan kaya. Ke mana pun ia pergi, kasih sayangnya sangat hangat dan bersemangat, dan keteguhan hatinya sangat tegas dan berani. Hal ini membuat ia menjadi seorang penganiaya yang sangat keras dan sengit sebelum ia bertobat. Namun ketika orang kuat yang bersenjata lengkap ini dilucuti, dan orang yang lebih kuat dari padanya datang menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan membagi-bagikan rampasannya dan menguduskan kecakapan-kecakapan ini, ia pun menjadi pemberita firman yang paling mahir dan bersemangat. Tidak ada yang lebih baik dari padanya untuk memenangkan jiwa, dan juga tidak ada yang lebih berhasil dari padanya. Empat belas surat penggembalaannya terdapat di dalam kanon Kitab Suci kita. Besar kemungkinan masih ada lebih banyak lagi surat yang ia tulis selama masa pelayanannya, yang mungkin cukup baik untuk mengajar, menegur, dan seterusnya tetapi karena surat-surat itu tidak diilhami oleh Allah, maka surat-surat tersebut tidak diterima sebagai kitab kanonik, dan juga tidak diturunkan kepada kita. Beberapa penulis kuno mengatakan bahwa ada enam pucuk surat ditulis oleh Paulus kepada Seneca (ahli filsafat dan negarawan Romawi abad pertama – pen.), dan delapan surat dari Seneca kepadanya [Sixt. Senens. Biblioth. Sanct. lib.2], dan yang masih ada sampai sekarang ini. Namun, sekali pandang saja tampaknya naskah-naskah itu tidak asli dan palsu.
- Surat penggembalaan kepada jemaat Roma ini ditempatkan sebagai surat yang pertama, bukan karena urutan waktu penulisannya yang lebih awal, melainkan karena keunggulannya yang tinggi. Surat ini adalah surat yang terpanjang dan terlengkap dibandingkan surat-surat penggembalaan lainnya, dan mungkin juga karena kewibawaan dari tempat yang menjadi tujuan surat ini ditulis. Dikatakan bahwa Krisostom, salah seorang bapa gereja, meminta supaya surat ini dibacakan untuknya dua kali dalam seminggu. Surat ini merupakan kumpulan dari beberapa bagian tulisan dari surat tersebut yang ditulis pada tahun 56 Masehi, dari kota Korintus, ketika Paulus tinggal di situ sebentar dalam perjalanannya menuju Troas (Kis. 20:5-6). Ia menitipkan surat ini kepada Febe, orang Romawi itu, seorang pelayan jemaat di Kengkrea (pasal 16), yang berada di wilayah Korintus. Di dalam surat itu ia menyebut Gayus sebagai tuan rumahnya, atau orang yang memberi tumpangan kepadanya (16:23). Gayus yang dimaksud adalah orang Korintus, berbeda dengan Gayus dari Derbe, yang disebut di dalam Kisah Para Rasul 20. Pada saat itu, Rasul Paulus sedang dalam perjalanan menuju Yerusalem dengan membawa uang yang akan diberikan kepada orang-orang kudus miskin yang ada di sana. Hal itu ia sebutkan di dalam Roma 15:26. Rahasia-rahasia besar perlu dibahas di dalam surat ini, seperti juga dalam tulisan-tulisan Rasul Paulus lainnya, karena banyak hal masih gelap dan sukar dipahami (2Ptr. 3:16). Cara penulisan surat ini (sama seperti beberapa surat penggembalaan lainnya) dapat diamati. Bagian terdepan berisikan pengajaran, yaitu di dalam sebelas pasal pertama. Bagian terakhir adalah bagian penerapan, yaitu di dalam lima pasal terakhir, yang memberitahukan tentang penghakiman dan cara memperbaiki hidup. Cara terbaik untuk memahami kebenaran-kebenaran yang dijelaskan di bagian awal adalah dengan menaati dan melakukan kewajiban-kewajiban yang diuraikan di bagian akhir. Sebab, barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan mengetahui pengajaran itu (Yoh. 7:17).
- I. Bagian pengajaran dari surat kerasulan itu mengajarkan kepada kita,
- 1. Mengenai jalan keselamatan,
- (1) Dasar keselamatan itu adalah pembenaran oleh Allah, dan bukan karena perbuatan manusia (pasal 1). Juga bukan karena melakukan hukum Taurat bangsa Yahudi (pasal 2-3), sebab baik orang Yahudi maupun bangsa-bangsa lain harus bertanggung jawab terhadap kutuk itu. Sebaliknya, keselamatan itu hanya diperoleh melalui iman di dalam Yesus Kristus (Roma 3:21 dan seterusnya; pasal 4).
- (2) Langkah-langkah menuju keselamatan ini adalah,
- 2. Mengenai orang-orang yang diselamatkan, seperti halnya mereka yang masuk menurut pilihan kasih karunia (pasal 9), bangsa-bangsa lain dan bangsa Yahudi (pasal 10-11). Dari sini tampak bahwa pokok yang ia bicarakan adalah kebenaran-kebenaran yang sebenarnya telah diketahui, seperti yang dikatakan oleh Rasul Petrus (2Ptr. 1:12). Dua hal yang menjadi batu sandungan bagi bangsa Yahudi, yaitu pembenaran oleh iman tanpa melakukan hukum Taurat, dan penerimaan bangsa-bangsa lain ke dalam jemaat. Itulah sebabnya Rasul Paulus berusaha menjelaskan dan membereskan kedua hal ini.
- II. Bagian penerapan yang mengikuti, yang di dalamnya kita temukan,
- 1. Beberapa nasihat umum yang cocok bagi semua orang Kristen (pasal 12).
- 2. Petunjuk-petunjuk bagaimana kita berperilaku sebagai anggota masyarakat yang beradab (pasal 13).
- 3. Aturan-aturan yang mengatur tingkah laku orang-orang Kristen satu sama lain, sebagai sesama anggota jemaat Kristen (pasal 14 dan pasal 15:1-14).
- III. Ketika mendekati bagian penutup, Rasul Paulus menjelaskan dasar-dasar tulisannya kepada mereka (15:14-16), memberikan penjelasan mengenai dirinya sendiri dan urusan-urusannya (ay. 17-21), berjanji untuk mengunjungi mereka (ay. 22-29), meminta dukungan doa mereka (ay. 30-32), mengirimkan salam khusus kepada banyak sahabat di sana (Roma 16:1-16), memperingatkan mereka terhadap orang-orang yang menimbulkan perpecahan (ay. 17-20), menambahkan salam dari sahabat-sahabat yang ada bersamanya (ay. 21-23), dan mengakhirinya dengan sebuah doa berkat dan pujian kepada Allah (ay. 24-27).
Jerusalem: Roma (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Roma (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT ROMA
KATA PENGANTAR
Menurut pendapat paling umum, surat kepada umat Roma ini ditulis oleh Paulus.
di Korintus pada awal...
SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT ROMA
KATA PENGANTAR
Menurut pendapat paling umum, surat kepada umat Roma ini ditulis oleh Paulus. di Korintus pada awal tahun 58, mendjelang berangkatnja ke Jerusalem, guna menjampaikan hasil pendermaan dari umat-umat di Achaja dan Masedonia, bagi orang-orang miskin didalam umat induk disitu. Ia bermaksud, segera sesudah penjerahan resmi derma-derma tersebut, pergi ke Barat pula dan meluaskan wilajah kerajanja sampai ke Spanjol. Pada perdjalanan ke Spanjol itu ia bermaksud singgah di Roma dan hal ini mendjadi alasan tertulisnja surat ini. Ia hendak memberitahukan niatnja itu dan memperkenalkan diri dan maksud kundjungannja terlebih dahulu, sebab ia masih agak asing bagi umat itu, belum pernah berhubungan denganja, ketjuali dengan beberapa tokoh, jang dahulu mendjadi pembantu, kawan atau muridnja dilain-lain tempat. Bdl. 16:3-16. Umat itu dewasa itu sudah sangat besar dan menurut perkataan Paulus sendiri dalam 1:8 semangat imannja terkenal "diseluruh dunia". Lagi pula kedudukan umat ini teristimewa penting sebagai umat ibu-kota seluruh kekaiseran Roma, pusat pemerintahan dan kebudajaan Romawi. Sudah sewadjarnja semua itu menarik minat seorang rasul seperti Paulus. dan sebab itu sudah lama menimbulkan kerinduan untuk berkenalan dengan umat itu. Malahan ia merasa bertugas terhadapnja djuga. Umat itu bagian terbesar terdiri dari orang Romawi asli bekas penjembah dewa-dewa, dan bukankah ia. chususnja bertugas sebagai rasul terhadap segala bangsa-bangsa "kafir"? Untuk itu ia ditetapkan langsung oleh Kristus sendiri (Kis. Ras. 9:15), dan dengan resmi pula oleh umat Antiochia atas ilham Roh Kudus (Kis. Ras. 13:2-3), dan achirnja oleh persetudjuan dengan "tiang-tiang agung" Geredja, ialah Petrus, Joanes dan Jakobus (Gal. 2:7-10). Oleh sebab itu ia tidak mau datang dengan tangan kosong, melainkan dengan kepenuhan berkat Kristus (15:29), dan sekedar membagikan iman mereka (1-11). Namun demikian ia tidak mau membangunkan. diatas dasar jang diletakkan oleh orang lain (15:20-22), artinja ia tidak mau tjampur- tangan dalam urusan-urusan umat. Dan memang dasar umat itu sudah teguh berdiri. Siapakah jang meletakkan dasar itu tidak terang. Ada hanja beberapa berita bersifat riwajat lisan jang sebagian amat kabur. Mungkin pangkal mula umat ialah orang-orang jang didalam Kis. Ras. 2.10 disebut "orang Jahudi dan proselit dari Roma", jang turut menjaksikan peristiwa Pentekosta di Jerusalem. Tetapi perkembangan pesat dan keteguhan iman membuktikan, bahwa pendiri dan pemimpin umat itu tentu seorang rasul unggul dan ada hal-hal dan berita-berita jang menundjuk kepada Petrus. Menurut berita-berita purba jang agak kabur, Petrus sudah bekerdja disitu waktu pemerintahan kaiser Klaudius antara. 42 dan 49, dan datang kesana langsung atau tak langsung, sesudah ,pergi kesuatu tempat lain" (Kis. Ras. 12:17). Memang diwaktu itu umat sudah besar, tentu terutama diantara orang Jahudi, jang golongannja di Roma dewasa itu beberapa ribu orang. Hal itu terkesan oleh berita Suetonius, periwajat hidup Klaudius, jang menulis, bahwa dimasa itu terdjadi suatu pergolakan diantara orang-orang Jahudi, disebabkan oleh seorang bernama Chrestos dan mengakibatkan Klaudius mengusir semua orang Jahudi dari Roma. Bdl. Kis. Ras. 18:2. Berita-berita bahwa Petrus kemudian bekerdja di Roma dan mati sebagai martir disitu tidak dapat disangkal kebenarannja. Diantaranja misalnja berita, bahwa Markus menulis Indjilnja di Roma, berdasarkan pengadjaran Petrus disitu dan atas permintaan orang Roma. la dinamakan djuru-bahasa Petrus.
Bahwa diwaktu Paulus menulis surat ini, dan datang, sebagai tahanan ke Roma, umat disitu besar dan teguh imanja, njata dibuktikan beberapa tahun kemudian, dalam pengedjaran Nero terhadap mereka. Penulis sedjarah Romawi, Tasitus, menulis, bahwa orang-orang jang disebut "Chrestiani", sedjumlah teramat besar (ingens multitudo) ditangkap dan disiksakan (dibunuh) sebengis-bengisnja oleh kaisar Nero, bukannja seolah-olah mereka bersalah, sebagaimana tertuduh, melainkan karena kebentjian rakjat terhadap mereka dan kekedjaman satu orang (Nero).
Paulus hendak mengundjungi umat Roma sebab bertugas sebagai rasul bagi bangsa-bangsa penjembah dewa-dewa. Demikian menurut 1:5-7. Dan dalam membatja surat ini kita memang mendapat kesan-kesan, bahwa surat ini chususnja ditudjukan kepada orang-orang bekas penjembah dewa-dewa. Tentu sadja ada segolongan bangsa Jahudi djuga dalam umat Roma, jang tidak diabaikan oleh Paulus. Tetapi kalau ia didalam surat, misalnja dalam bab 2, langsung menjapa orang Jahudi, hal itu bukan berarti, bahwa uraian bersangkutan chusus ditudjukan kepada mereka. Isinja sama penting bagi segala anggota umat. Metodos Paulus disini, memberi pengertian djelas dengan mempertahankan kebenaran Indjil dengan salah paham Jahudi. Dan kalau dalam pada itu menjapa orang Jahudi, itu dapat dan harus ditafsirkan sebagai akal suatu gajabahasa setperti terdapat dalam Rom. 7,7-25. Mengenai tudjuan surat untuk menjatakan niat mengundjungi umat dan memperkenalkan diri serta maksud kedatangannja, tentu sadja tjukup suatu surat pendek, jang misalnja meliputi isi 1:1-15 dan 15:22-29. Tetapi dalam kegiatan kerasulannja Paulus tidak dapat mentjukupkan diri dengan suatu berita pendek itu. Disini sudah ia tidak mau datang dengan tangan kosong. Dan sjukurlah bagi seluruh Geredja untuk segala abad, ia mendapat ilham dalam menulis surat ini untuk terdahulu memaparkan isi "Indjil"nja, jang akan dibitjarakan setjara lisan pada perkundjungannja. Kita sudah tahu apakah arti "Indjil"nja itu, jaitu Indjil Kristus dengan menondjolkan apa jang chususnja mendjadi kabar gembira bagi bangsa-bangsa bukan Jahudi, jaitu bahwa Kristus sebagai Penebus telah datang untuk menjelamatkan seluruh bangsa manusia, baik Jahudi, maupun bangsa-bangsa jang masih disebut "kafir". Paulus menerangkan djalan, sjarat-sjarat dan hakekat penjelamatan itu. Djalan pikiran Paulus dalam surat ini dalam garis-garis besarnja adalah seperti berikut:
Seluruh umat manusia, turunan Adam meringkuk dalam perhambaan kepada dosa. Dosa itu pada hakekatnja terletak dalam terputusnja hubungan tjinta dengan Allah dan disebut djuga "murka" Allah. Akibatnja keruntuhan achlak jang mengerikan dan achirnja kebinasaan abadi. Tak seorang manusiapun mampu membebaskan diri dari perhambaan itu, dan dari sendirinja mendekati Allah.
Dalam kerahimanNja Allah dari kekal sudah merentjanakan menjelamatkan manusia dari keadaan itu. PenjelenggaraanNja telah didjandjikanNja kepada Abraham dan para turunannja dan makin lama makin djelas disediakanNja didalam Perdjandjian Lama.
Rentjana dan djandji itu sudah dilaksanakan oleh dan dalam Kristus. Ia telah menebus dosa manusia dengan darahnja dan memperdamaikan bangsa manusia dengan Allah Pula.
Keadaan manusia tertebus dinamakan Paulus "dikaiosine", artinja kebenaran.Manusia 'jang "pertjaja akan Kristus", "dibenarkan" oleh Allah, artinja dosanja dihapus dan Allah memberinja suatu hidup baru, jang berwudjud mempunjai bagian dalam hidup Allah sendiri dan diangkat mendjadi anak Allah sedjati dan ahliwaris kemuliaanNja. Dengan setegas-tegasnja Paulus menekankan, bahwa kebenaran itu diberikan sebagai anugerah, melulu berdasarkan kerahiman Allah dan tjintaNja jang semata-mata bebas, Manusia sendiri tidak mampu memperolehnja dengan djasanja sendiri, seperti dengan mengamalkan hukum taurat menurut salah paham orang Jahudi. Jang dituntut dari si manusia, ialah hanja kepertjajaan akan Kristus. Mengenai pengertian "kepertjajaan" dalam bahasa Paulus, batjalah kata pendahuluan II, hal. 538 (tjetakan V 1968).
Dalam menekankan, bahwa pengamalan hukum taurat samasekali tidak diperhitungkan Allah dalam membedakan manusia, Paulus tiba Pula ditengah-tengah perdjuangan dengan salah paham orang Jahudi tersebut, jang sudah kita kenal dari suratnja kepada umat-umat di Galatia. Tetapi apa jang dipergunakan Paulus dengan semangat dalam surat itu, didalam surat ini diuraikannja dengan tenang dan lebih landjut dan mendalam.
Itu memberi pula kepadanja suatu kesempatan, untuk mendjelaskan pokok sikap kaum Jahudi, dan nasibnja jang diperhitungkan Allah dalam rentjana penjelenggaraannja. Achirnja mereka akan insjaf, sehingga djandji Allah kepada Abraham dan bangsa Jahudi umumnja, dapat ditepati oleh Allah bagi bangsa Israel dalam keseluruhannja. Mulai bab 12 Paulus memberi pengadjaran praktis, bagaimana umat harus hidup sesuai dengan martabat baru dalam kesusilaan sempurna chususnja dengan mengamalkan tjinta-kasih.
Hagelberg: Roma (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN
Pendahuluan
Keunikan Surat Roma
Surat Roma adalah satu-satunya surat yang ditulis oleh Paulus kepada jemaat yang belum dikenalnya. Oleh k...
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Keunikan Surat Roma
Surat Roma adalah satu-satunya surat yang ditulis oleh Paulus kepada jemaat yang belum dikenalnya. Oleh karena itu, Surat Roma tidak banyak dipengaruhi dengan situasi dan kondisi jemaat Roma, sehingga surat ini lebih bersifat obyektif. Sifat Injil Kristus diuraikan secara lengkap dan teratur.1
Kata-Kata Kunci dalam Surat Roma
Ada beberapa kata yang menonjol sebagai kata kunci untuk memahami Surat Roma secara tepat. Kata-kata yang berikut ini layak dipelajari:
aiwn/aion
"Sampai aiwn lepas aiwn" diterjemahkan "selama-lamanya," dan aiwn sendiri diterjemahkan "dunia," karena istilah ini mengandung unsur "zaman" dan juga "dunia."
Roma 1:25, 9:5, 11:36, 12:2, 16:27
aiwniov/aionios
"kekal," "abadi," "berabad-abad"
Roma 2:7, 5:21, 6:22, 6:23, 16:25, 16:26
dikaiov/dikaios
Istilah ini berarti "benar," atau "adil."
Roma 1:17, 2:13, 3:10, 3:26, 5:7, 5:19, dan 7:12.
dikaiosunh/dikaiosune
Istilah ini berarti "kebenaran," atau "keadilan."
Roma 1:17, 3:5, 3:21, 3:25, 3:26, 4:3, 4:5, 4:6, 4:9, 4:11, dst.
pisteuw/pisteuo
Roma 1:16, 3:2, 3:22, 4:3, 4:5, 4:11, 4:17, 4:18, 4:24, 6:8, 9:33, dst.
Kata kerja ini berarti "percaya."
pistiv/pistis
Roma 1:5, 1:8, 1:12, 1:17, 1:17, 3:3, 3:22, 3:25, 3:26, 3:27, 3:28, dst.
Istilah ini berarti "iman."2
Penulis Surat Roma
Memang pernah ada perdebatan mengenai identitas penulis Surat Roma. Sarjana liberal berusaha untuk meyakinkan pendapat mereka bahwa Paulus tidak menulis Surat Roma. Tetapi perdebatan tersebut sudah dapat diatasi, dan hampir semua mengakui Rasul Paulus sebagai penulis Surat Roma. Paulus disebut sebagai penulis di dalam pasal 1:1, dan banyak yang dikatakan oleh penulis surat ini cocok dengan apa yang dikatakan mengenai Rasul Paulus di dalam KPR dan surat-surat lain. Bandingkanlah Roma 15:25-27 dengan KPR 19:21, 20:1-5, 21:15-19, I Korintus 16:1-5, II Korintus 8:1-12, dan 9:1-5 mengenai perjalanan Paulus ke Yerusalem dengan persembahan dari Makedonia. Menurut Roma 11:1 dan Filipi 3:5 dia berasal dari suku Benyamin. Menurut Roma 16:3 dan KPR 18:2-3, 18-19 dia mengenal Priska dan Akwila. Menurut Roma 1:10-15, 15:22-32, dan KPR 19:21 Paulus rindu mengunjungi mereka di Roma. Kesamaan-kesamaan ini menjadi bukti yang kuat pada apa yang telah dinyatakan oleh Roma 1:1, yaitu bahwa Rasul Paulus adalah pengarang dari surat ini!
Penerima Surat Roma
Asal-usul dari jemaat pembaca pertama ini tidak diketahui dengan pasti. Mungkin jemaat pertama di Roma didirikan oleh "pendatang-pendatang dari Roma" yang percaya kepada Kristus di Bait Allah pada Hari Pentakosta (KPR 2:10), setelah mereka pulang ke Roma. Mungkin juga orang-orang yang diinjili oleh Pauluslah yang mendirikan jemaat-jemaat Roma. Paulus menyebut 24 orang di Roma, termasuk orang-orang yang memimpin jemaat di rumah mereka masing-masing.
Menurut tradisi Katolik, jemaat Roma didirikan oleh Petrus pada tahun 42. Tetapi menurut KPR 15, Petrus berada di Yerusalem pada waktu Sidang Yerusalem diadakan (tahun 49), dan menurut konteks itu setelah sidang itu dia menetap di Yerusalem. Juga, kalau seandainya Petrus berada di Roma, aneh sekali bahwa dia tidak disebut-sebut oleh Paulus, apa lagi kalau di dalam II Petrus 3:15 Petrus menyebut Paulus sebagai "saudara kita yang kekasih." Karena Petrus tidak disebut-sebut dalam surat-surat Paulus yang ditulis di Roma, adalah janggal, jikalau Petrus ada di Roma.
Dalam jemaat-jemaat di Roma ada orang Yahudi. Menurut KPR 18:2 Akwila, yang disebut dalam Roma 16:5, adalah orang Yahudi, dan menurut Roma 16:7 dan 11 Andronikus, Yunias, dan Herodion adalah "temanku sebangsa." Selain itu, kita tahu bahwa di Roma ada orang-orang Yahudi yang diusir dari Roma waktu "kaisar Klaudius memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma" (KPR 18:2). Rupanya orang-orang Yahudi sudah diperbolehkan untuk datang kembali sebelum Surat Roma ditulis. Kota Roma adalah ibu kota dari Kekaisaran Romawi, sehingga banyak orang dari seluruh daerah kekaisaran berminat untuk pindah ke sana.
Kalau diamati kelihatan bahwa Surat Roma dimaksudkan untuk orang Yahudi (2:17 dan 4:1) dan juga untuk orang yang bukan Yahudi (11:13 "Aku berkata kepada kamu, hai bangsa-bangsa bukan Yahudi"). Bahkan pasal-pasal 1:5-6, 1:13, 11:17-31, dan 15:14-16 memberi kesan bahwa banyak dari para pembacanya adalah orang bukan Yahudi. Cranfield3 menegaskan bahwapara pembacanya tidak bisa dikatakan mayoritas Yahudi, atau mayoritas bukan Yahudi. Singkatnya, ada banyak orang bukan Yahudi dan Yahudi di dalam jemaat-jemaat Kristen di Roma.
Tempat dan Tahun Penulisan Surat Roma
Dari Roma 15:25 kita tahu bahwa waktu surat ini ditulis, Paulus "sedang dalam perjalanan ke Yerusalem untuk mengantarkan bantuan kepada orang-orang kudus." Saat itu dia mau mengakhiri salah satu dari ketiga perjalanannya.
Dari Roma 15:23 kita tahu bahwa dia "tidak lagi mempunyai tempat kerja di daerah ini," dan dari pasal 15:19 kita mengerti bahwa maksudnya dengan "daerah ini" adalah "dari Yerusalem sampai ke Ilirikum." Ini berarti bahwa perjalanan yang diakhiri adalah perjalanan yang ketiga, karena sebelum perjalanannya yang ketiga dia tidak akan menyatakan bahwa pelayanannya sudah selesai.
Dalam Roma 16:1-2, "Aku meminta perhatianmu terhadap Febe, saudara kita yang melayani jemaat di Kengkrea... sebab ia sendiri telah memberikan bantuan kepada banyak orang, juga kepadaku sendiri" Surat Roma dikaitkan dengan "Kengkrea", yaitu pelabuhan sebelah barat dari kota Korintus.
Ada satu kaitan lagi dengan kota Korintus dalam pasal 16:23, di mana Gayus, "yang memberi tumpangan kepadaku," memberi salam kepada mereka di Roma. Mungkin Gayus ini adalah orang Korintus yang disebut di dalam I Korintus 1:14.
Menurut KPR 20:3 Paulus berada di tanah Yunani selama tiga bulan. Barangkali pada waktu itu dia di Korintus (ibu kota propinsi) atau Kengkrea, dan di situ dia menyusun Surat Roma.
Tahun penulisannya masih agak sulit ditentukan. Menurut Cranfield,4 surat ini pasti ditulis di antara akhir tahun 54 sampai awal tahun 59, dan kemungkinan besar di antara akhir tahun 55 sampai awal tahun 57.
Kesatuan Surat Roma
Beberapa naskah kuno dari Surat Roma tidak memuat pasal 15-16, dan beberapa bapa-bapa gereja tidak mengutip dari Roma 15-16. Juga, dalam beberapa naskah kuno, pujian yang mengakhiri Surat Roma, yaitu 16:25-27, diletakkan pada akhir pasal 14, atau pada akhir pasal 15, atau pada akhir pasal 14 dan pasal 16. Dua naskah tidak menyebut kata "Roma" di dalam 1:7 dan 1:15, sehingga kota Roma sama sekali tidak disebut di dalam dua naskah itu.
Walaupun hanya beberapa naskah yang memiliki perbedaan tersebut, tetapi perbedaan-perbedaan itu sempat menjadi bahan pemikiran dan dialog para sarjana. Mengapa terjadi demikian, sehingga ada naskah surat yang seolah-olah tidak dikirim ke Roma? Jawabannya banyak.
Ada sarjana yang berkata bahwa Paulus lebih dahulu menulis 1:1-14:23 sebagai surat edaran bagi jemaat-jemaat lain, kemudian menambahkan pasal 15-16 pada surat edaran itu.
Ada sarjana lain yang berkata bahwa Paulus lebih dahulu menulis 1:1-15:33 kepada jemaat-jemaat Roma, lalu setelah itu, dia mengirimkan surat itu dengan suatu tambahan (pasal 15-16) kepada jemaat lain.
Tetapi setelah Cranfield5 mempertimbangkan semua ini, dia mengambil kesimpulan bahwa seluruh surat ini, pasal 1 sampai dengan pasal 16, dikirim oleh Paulus kepada jemaat-jemaat Roma, dan perbedaan-perbedaan antara naskah muncul karena surat ini disalin di Roma, dan pasal 15 dan pasal 16 tidak selalu disalin karena dianggap ditujukan khusus untuk mereka di kota Roma.
Surat Roma memiliki kesatuan. Beberapa naskah kuno yang tidak lengkap tidak menyangkal kesatuan itu.
Maksud dan Tujuan Surat Roma
Maksud tujuan pertama dari Surat Roma sudah jelas dari pasal 15:22-25 di mana Paulus memberitahu kepada mereka bahwa dia mau mengunjungi mereka di Roma. 15:24 menceritakan satu maksud tujuan yang lain lagi. Dia mau mendapatkan pertolongan dari mereka. Dia mau melayani di Spanyol, dan dia berharap mereka akan memperlancar perjalanannya. Dia akan mencari dukungan bagi pelayanannya di sana. Pasal 15:30-32 menjelaskan bahwa dia juga minta dukungan doa mereka untuk perjalanannya ke Yerusalem, di mana dia akan menghadapi bahaya dari orang-orang Yahudi yang tidak percaya, dan di mana dia akan menyerahkan suatu persembahan.
Untuk memperoleh hasil yang telah disebut di atas, maka Rasul Paulus mau menguraikan Injil Kristus, karena dengan sungguh mengerti baik murka Allah yang mengancam manusia maupun kebenaran Allah yang dianugerahkan guna penyelamatan setiap orang yang percaya, mereka di Roma diharapkan menjadi terbeban untuk menolong dan mendukung Paulus serta ikut terlibat dengan kerinduan Paulus untuk menjangkau orang Spanyol dengan Injil Kristus.
Pola Berpikir Surat Roma6
Dalam Surat Roma Rasul Paulus menyatakan suatu pola berpikir yang penting bagi tafsiran surat ini. Bagi dia, eksistensi manusia dibagi dua. Ada dua aion/aion bagi manusia. Satu aion/aion yang dikepalai Adam, dan satu yang dikepalai Kristus. Orang yang tidak memiliki kebenaran Allah berada dalam aion/aion Adam di mana Maut berkuasa. Tetapi Kristus telah membawa aion/aion Kehidupan Kekal yang boleh dialami oleh setiap orang yang berada dalam Kristus. Perlu dimengerti juga bahwa istilah aion/aion itu lain daripada kata zaman. Aion/Aion Kehidupan sudah muncul, tetapi aion/aion Maut masih ada juga. Masa kini ada hubungan yang erat antara aion/aion Kristus dan Kerajaan Allah. Dua-duanya sudah ada, dan masih akan datang dengan segala kepenuhannya. Kerajaan Allah dilawan dengan kerajaan Iblis, dan aion/aion Kristus dilawan dengan aion/aion Adam. Baik aion/aion Kristus maupun Kerajaan Allah hanya dapat dialami oleh orang yang benar, yaitu orang yang memiliki kebenaran Kristus.
Pentingnya hal aion/aion baru dan aion/aion lama menjadi nyata kalau garis besar Surat Roma diselidiki. Hidup orang yang sudah dibenarkan karena iman adalah tema Surat Roma, sedangkan dua aion/aion tersebut di atas mewarnai kerangka Surat Roma.
Hagelberg: Roma (Garis Besar) GARIS BESAR
roma
I. Pendahuluan 1:1-1:17
A. Salam 1:1-1:7
B. Perkenalan 1:8-1:15
C. Tema Surat 1:16...
GARIS BESAR
roma
- I. Pendahuluan 1:1-1:17
- A. Salam 1:1-1:7
- B. Perkenalan 1:8-1:15
- C. Tema Surat 1:16-1:17
- II. Injil 1:18-15:13
- A. Orang yang Dibenarkan karena Iman 1:18-4:25
- 1. Murka Allah Dinyatakan melawan... 1:18-3:20 (aion/aion kematian)
- a. ...Manusia tanpa Kebenaran 1:18-1:32
- b. ...Manusia yang Mengusahakan Kebenaran dari Hukum Taurat 2:1-3:8
- c. ...Semua Manusia 3:9-20
- 2. Kebenaran Allah Dinyatakan 3:21-4:25 (aion/aion hidup)
- a. Kebenaran Allah Dinyatakan melalui Kristus 3:21-3:31
- b. Kebenaran Allah Disaksikan melalui Kehidupan Abraham 4:1-4:25
- B. Dia yang Dibenarkan karena Iman akan Hidup 5:1-8:39
- 1. Dia akan Hidup Bebas dari Murka 5:1-5:11
- a. Kita memiliki damai terhadap Allah 5:1-4
- b. Keadaan kita berdasarkan kasih Allah 5:5-8
- c. Kasih Allah meluputkan kita dari murkaNya 5:9-11
- 2. Dia akan Hidup Bebas dari Dosa 6:1-6:23
- a. Melalui Baptisan Rohani Kita Bebas dari Dosa 6:1-14
- b. Kita yang Dibebaskan, Menjadi Hamba Kebenaran 6:15-23
- 3. Dia akan Hidup Bebas dari Hukum Taurat 7:1-7:25
- a. Dalam Kristus Kita Mati Terhadap Hukum Taurat 7:1-6
- b. Hukum Taurat Dapat Membangkitkan Dosa 7:7-13
- c. Hukum Taurat Tidak Dapat Membangkitkan Yang Baik 7:14-25
- 4. Dia akan Hidup Bebas dari Maut 8:1-8:39
- a. Melalui Roh Allah Kita Dapat Mengenal Kristus dan Kuasa KebangkitanNya, Sehingga Kita Bebas 8:1-8:13
- b. Kita Dapat Mengenal Kristus dan Persekutuan dalam PenderitaanNya, Sehingga Kita Bebas 8:14-8:30
- c. Kesimpulan dari Pasal 5-8: Kita Dapat Menang dalam Kesusahan 8:31-8:39
- C. Pembenaran karena Iman tidak Meniadakan Janji Allah kepada Israel 9-11
- 1. Israel, yang Diberkati Allah, Merupakan Beban yang Berat bagi Paulus 9:1-5
- 2. Allah yang Berdaulat Telah Memberi Janji Hanya kepada Mereka yang Percaya 9:6-29
- 3. Israel Sendiri Bertanggung Jawab atas Penolakannya 9:30-10:21
- a. Ringkasan Bagian Ini: Batu Sandungan, Batu Sentuhan 9:30-33
- b. Israel Rajin tapi Keliru, karena tidak Mencari Kristus yang adalah Tujuan Hukum Taurat 10:1-4
- c. Melalui Iman, Kebenaran dan Pertolongan Dekat, Tidak Jauh Seperti Melalui Hukum Taurat 10:5-13
- d. Firman Iman Sudah Diberitakan kepada Israel, tapi Israel Melanggar dan Menyangkal 10:14-21
- 4. Israel Tidak Ditolak untuk Selama-lamanya 11:1-36
- D. Perilaku Orang yang Dibenarkan karena Iman 12:1-15:13
- 1. Penyesuaian pada Aion/Aion Baru 12:1-13:14
- a. Ringkasan dari pasal 5-8, 12:1-2
- b. Supaya Cita-Cita yang Layak Ditentukan 12:3-8
- c. Supaya mengasihi 12:9-21
- d. Supaya Tunduk pada Kuasa Pemerintah 13:1-7
- e. Sikap Kasih 13:8-10
- f. Waktunya Mendesak 13:11-14
- 2. Penerapan Khusus: yang Lemah dan yang Kuat 14:1-15:13
- a. Masalah yang Dihadapi: Tantangan bagi "yang Lemah" 14:1-12
- b. Tanggung Jawab bagi "yang Kuat" 14:13-23
- c. Kristus Sebagai Teladan 15:1-6
- d. Ringkasan: Yahudi dan Bukan Yahudi Sehati Sepikir Memuji Tuhan 15:7-12
- e. Berkat yang Meringkas Seluruh Surat Roma 15:13
- III. Penutup 15:14-16:27
- A. Paulus Menulis Surat Roma Karena Dia Rasul Kepada Bangsa-Bangsa Bukan Yahudi 15:14-21
- B. Rencana Paulus untuk Mengunjungi Mereka 15:22-33
- C. Salam kepada Individu dan Kelompok yang Tertentu 16:1-16
- D. Peringatan mengenai Orang yang Menimbulkan Perpecahan 16:17-20
- E. Salam dari Saudara-saudara Seiman 16:21-24
- F. Pujian 16:25-27
Hagelberg: Roma DAFTAR PUSTAKA
roma
Daftar Kepustakaan
Barclay, William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Roma, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, hak cipta 1983.
Bruce, F....
DAFTAR PUSTAKA
roma
Daftar Kepustakaan
Barclay, William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Roma, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, hak cipta 1983.
Bruce, F. F., The Epistle of Paul to the Romans, Tyndale New Testament Commentaries, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1963.
Cranfield, C.E.B., A Critical and Exegetical Commentary on The Epistle to the Romans, The International Critical Commentary, T. & T. Clark Limited, Edinburgh, 1975.
Dunn, James D. G., Word Biblical Commentary Volume 38A: Romans 1-8, Word Books, Dallas, hak cipta 1988.
Dunn, James D. G., Word Biblical Commentary Volume 38B: Romans 9-16, Word Books, Dallas, hak cipta 1988.
Hodge, Charles, Commentary on the Epistle to the Romans, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1886.
Hodges, Zane, Absolutely Free!, Academie Books, Zondervan Publishing House, Grand Rapids, 1989.
Hodges, Zane, catatan dari Surat Roma, tanpa tahun.
Hoehner, Harold, bahan kuliah dari 206 Eksegesis Roma, Dallas Theological Seminary, 1981.
Liddell, Henry George dan Scott, Robert, A Greek-English Lexicon, Oxford University Press, Oxford, edisi ke 9, 1940.
Moulton, James Hope dan Milligan, George, The Vocabulary of the Greek New Testament, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, hak cipta 1930.
Murray, John, The Epistle to the Romans, The New International Commentary on the New Testament, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, hak cipta 1959, edisi dalam satu jilid 1968.
Newell, William R., Romans Verse by Verse, Word Bible Publishers Inc., Iowa Falls, hak cipta 1938.
Nygren, Anders, Commentary on Romans, Fortress Press, Philadelphia, hak cipta 1949.
Wigram, George, The Englishman's Greek Concordance, London, 1844.
Witmer, John A. "Romans," dalam The Bible Knowledge Commentary. Wheaton: Victor Books, 1983.
Lyall, Francis, Slaves, Citizens, Sons, Zondervan Publishing House, Grand Rapids, 1984.
Lightfoot, John, A Commentary on the New Testament from the Talmud and Hebraica: Matthew- 1 Corinthians, vol. 4, Hendrickson Publishers, 1989.
Denny, James, "Saint Paul's Epistle to the Romans", dalam The Expositor's Greek Testament, 2, halaman 555-725. Robertson Nicoll, redaksi, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids.
Guthrie, Donald, New Testament Introduction, Intervarsity Press, Downers Grove, 1970.
Knox, John, dan Cragg, Gerald R., "The Epistle to the Romans", dalam The Interpreter's Bible, vol. 9, Abington-Cokesbury Press, New York, hak cipta 1954.
Stifler, James, The Epistle to the Romans, Moody Press, Chicago, hak cipta 1960.
TFTWMS: Roma (Pendahuluan Kitab) Akankah Kita Luput Dari Penghakiman? (Roma 2:3)
Pertanyaan dari Roma 2:3 masih relevan saat ini: "Adakah engkau sangka, bahwa engkau akan luput ...
Akankah Kita Luput Dari Penghakiman? (Roma 2:3)
Pertanyaan dari Roma 2:3 masih relevan saat ini: "Adakah engkau sangka, bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah?" Kadang-kadang orang yang bersalah luput dari penghakiman manusia. Kejahatan mereka mungkin tidak terdeteksi, atau mereka mungkin tidak tertangkap. Jika tertangkap, mereka mungkin mampu membayar pengacara mahal yang dapat membebaskan mereka oleh karena alasan-alasan teknis. Bahkan jika mereka dihukum, mereka mungkin dapat melarikan diri dari penjara. Tak satu pun dari kemungkinan ini berlaku bagi penghakiman ilahi. Tidak ada dosa yang tidak akan terdeteksi (Ibr. 4:13), dan tidak ada orang berdosa yang akan absen pada hari penghakiman (Why. 20:12). Tidak ada "celah" dalam Firman Allah (lihat Maz. 18:30) dan tidak ada yang bisa melarikan diri dari neraka, rumah penjara kekal bagi orang yang dihukum (Mrk. 9:44; Luk. 16:26).
Kadang-kadang tampaknya tidak banyak kepastian dalam hidup ini, tapi ini adalah pasti: Akan ada hari penghakiman, dan semua yang pernah hidup akan berada di sana. Saya akan berada di sana, dan begitu juga Anda. Penghakiman tidak bisa dihindari!
TFTWMS: Roma (Pendahuluan Kitab) Berita Buruk Lebih Dulu (Roma 1:18-3:20)
Pada suatu kesempatan, seseorang berkata kepada saya, "Saya punya berita baik dan berita buruk. Yang ma...
Berita Buruk Lebih Dulu (Roma 1:18-3:20)
Pada suatu kesempatan, seseorang berkata kepada saya, "Saya punya berita baik dan berita buruk. Yang mana yang Anda inginkan lebih dulu?" Paulus memiliki "berita baik" dan "berita buruk" bagi para pembacanya. Kabar baiknya adalah bahwa mereka bisa diselamatkan oleh kasih karunia melalui iman. Pertama, bagaimanapun, ia memberi mereka berita buruk: Tanpa Allah, mereka ditakdirkan untuk tenggelam lebih dalam dan lebih dalam ke dalam dosa, tanpa harapan penebusan. Kebenaran ini sangat penting sehingga ia menyita dua pasal lebih untuk membangun kebenaran itu (1:18-3:20).
Mengapakah Paulus tidak sekedar berkata, "Kita semua adalah orang berdosa," dan kemudian memberikan berita baik? Karena kebanyakan orang tidak menyadari bahwa mereka adalah orang-orang berdosa.
Kebanyakan orang merasa bahwa mereka, secara keseluruhan, adalah orang yang cukup layak. Mereka mungkin tidak sempurna, tapi mereka tidak melakukan kesalahan besar. Mereka tidak membunuh siapa saja atau merampok bank apa saja. Mereka tidak berselingkuh atau mengasari anak-anak mereka. Mereka jujur dan pekerja keras, dan mereka mencoba untuk menjadi tetangga yang baik. Karena mereka sadar tidak memiliki dosa yang benar-benar mendatangkan bencana, mereka mengira hubungan mereka dengan Allah pasti benar. Mereka tidak menyadari bahwa mereka mungkin telah memenuhi standar mereka sendiri, tetapi mereka belum memenuhi standar Allah.10
Bayangkanlah seseorang pergi ke dokter karena sakit kepala, mengharapkan untuk diberikan pil untuk meredakan rasa sakitnya. Sebaliknya, dokter memberitahu dia bahwa ia perlu dioperasi—dengan segera. Setelah orang itu pulih dari keterkejutannya, ia mungkin akan bersikeras agar dokter itu menjelaskan mengapa operasi diperlukan. Paulus ingin para pembacanya memahami bahwa "penyakit" rohani manusia begitu berat sehingga tidak ada obat "moralis" sederhana (seperti "menjalani kehidupan yang lebih baik" atau "melakukan pekerjaan yang lebih baik") akan menyembuhkan masalah itu. Tanpa "operasi radikal rohani" (kasih karunia Allah sebagaimana diungkapkan dalam Yesus), umat manusia berada di bawah hukuman.
TFTWMS: Roma (Pendahuluan Kitab) PASAL 2
BAGAIMANA TENTANG ORANG-ORANG YAHUDI?
Dalam pasal ini, Paulus mengalihkan perhatiannya kepada orang Yahudi untuk menunjukkan bahwa mereka, s...
PASAL 2
BAGAIMANA TENTANG ORANG-ORANG YAHUDI?
Dalam pasal ini, Paulus mengalihkan perhatiannya kepada orang Yahudi untuk menunjukkan bahwa mereka, seperti halnya orang bukan Yahudi, sesat dalam dosa mereka. Pasal 1 menceritakan murka Allah yang sedang dinyatakan terhadap orang-orang fasik (1:18), tapi pasal 2 menekankan murka yang akan datang (2:5)—"pada hari, bilamana Allah … akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus" (2:16).
Tidak sulit untuk membayangkan bahwa, ketika Paulus membahas keberdosaan dunia bukan Yahudi, orang-orang Yahudi dengan penuh semangat mengangguk-anggukkan kepala mereka tanda setuju: "Itu benar! Amin! Beritakanlah, saudara!" Betapa terkejut mereka pastinya ketika Paulus secara tiba-tiba mengarahkan lampu sorot dari orang bukan Yahudi kepada mereka: "Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama"(2:1).
Ada beberapa pertanyaan tentang apakah Paulus sedang menyapa orang-orang Yahudi di 2:1-16, atau apakah komentar khususnya tentang orang-orang Yahudi belum dimulai sampai ayat 17. Ayat 1 sampai 16 dapat diterapkan kepada siapa saja yang bergantung pada kejujuran moral untuk keselamatan mereka. Namun begitu, target utama Paulus dalam bagian pertama pasal 2 tampaknya sama seperti pada bagian akhir pasal itu—orang-orang Yahudi. Berikut adalah lima alasan untuk kesimpulan itu:
- 1. Tujuan pertama Paulus dalam isi suratnya adalah untuk menuduh bahwa "baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, … ada di bawah kuasa dosa" (3:9). Setelah menetapkan bahwa orang bukan Yahudi adalah pendosa, maka akan wajar bagi dia untuk selanjutnya mengalihkan perhatiannya kepada orang Yahudi—untuk menunjukkan bahwa mereka juga adalah pendosa.
- 2. Paulus menggunakan kata ganti orang ketiga ("mereka") pada bagian terakhir pasal 1. Dalam 2:1, ia beralih kepada orang kedua ("engkau/kamu"): "Karena itu … engkau sendiri tidak bebas dari salah." Ayat 17 melanjutkan pendekatan yang sama: "Kamu menyebut dirimu orang Yahudi." Sebutan "Yahudi" dalam ayat 17 tampaknya untuk mengidentifikasi kata "engkau" di ayat 1.
- 3. Dalam Roma 2:1-16, meski orang bukan Yahudi disebut, namun mereka itu digambarkan, bukan disapa. Mereka itu secara beragam disebut sebagai "orang Yunani" (2:9, 10), orang-orang "tanpa hukum Taurat" (2:12), dan "bangsa-bangsa lain" (2:14, 15). Namun begitu, mereka tidak pernah disapa dalam bentuk orang kedua ("engkau/ kamu").
- 4. Dalam 2:1, Paulus menuduh orang-orang yang ia sapa melakukan hal-hal yang mereka kecam. Dalam 2:21-23, Paulus memberi contoh spesifik tentang sikap plinplan—pada sisi orang Yahudi. Sekali lagi, tampaknya ada korelasi antara mereka yang disapa dalam 2:1-16 dan orang-orang Yahudi dalam 2:17-29.
- 5. Dosa-dosa dalam 2:1-16 tidak sepenuhnya dosa-dosa orang Yahudi, tapi itu adalah dosa-dosa yang dengannya orang-orang Yahudi dikenali. Orang Yahudi mudah menghakimi orang lain (2:1, 3; Mat. 7:1, 2). Mereka mengecam orang lain untuk dosa-dosa yang mereka sendiri lakukan (2:1, 3; Mat. 7:3-5). Mereka mengira bahwa mereka bisa luput dari hukuman Allah karena mereka adalah keturunan Abraham (2:3; Mat. 3:9). Mereka dituduh memiliki hati yang keras, tak mau bertobat (2:5; Mrk. 3:5).
Jika yang Paulus pikirkan sejak awal pasal 2 adalah orang-orang Yahudi, mengapa ia tidak mengidentifikasi mereka sampai ayat 17? Mungkin rasul itu menggunakan pendekatan yang sama yang Natan gunakan terhadap Raja Daud. Natan pertama-tama membangkitkan rasa keadilan Daud dan kemudian berkata, "Engkaulah orang itu!" (2 Sam. 12:1-7)
Komentar-komentar yang menyusul berasumsi bahwa yang secara khusus Paulus pikirkan dalam keseluruhan pasal itu adalah orang-orang Yahudi.
TFTWMS: Roma (Pendahuluan Kitab) PENERAPAN Roma 2(ROMA 2)
Lima ayat pertama Roma 2 menyatakan bahwa Allah akan menghakimi orang yang suka menghakimi (2:1-3) dan yang tidak menyesali ...
PENERAPAN Roma 2(ROMA 2)
Lima ayat pertama Roma 2 menyatakan bahwa Allah akan menghakimi orang yang suka menghakimi (2:1-3) dan yang tidak menyesali dosanya (2:4, 5). Dalam ayat-ayat berikutnya, Paulus menyatakan bahwa Tuhan akan menghakimi "setiap orang" (2:6), "setiap jiwa" (2:9; NASB), "semua orang" (2:10), baik orang Yahudi dan bukan Yahudi (2:10, 11). Ketika Yesus duduk di kursi pengadilan-Nya, "semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya" (Mat. 25:32; huruf miring ditambahkan). Orang mati, baik kecil maupun besar, akan berdiri di depan takhta itu, dan semua orang akan "dihakimi. . . menurut perbuatan mereka" (Why. 20:12, 13; lihat RSV).
Sebuah lagu lama, yang akrab bagi banyak orang, "There's a Great Day Coming," menyatakan, Ada hari besar yang akan datang, Hari besar akan datang, Hari besar akan datang tak lama lagi;
Ketika orang-orang kudus dan orang-orang berdosa dipisahkan kanan dan kiri, Siapkah Anda untuk kedatangan hari itu? Siapkah Anda? Siapkah Anda?
Siapkah Anda untuk hari penghakiman? Bait terakhir memiliki kata-kata yang bijaksana:
Ada hari menyedihkan yang akan datang, Hari menyedihkan akan datang, Ada hari menyedihkan yang akan datang tak lama lagi; Ketika orang berdosa akan mendengar azab-Nya, "Enyahlah, Aku tidak mengenal engkau,"
Siapkah Anda untuk kedatangan hari itu?69
Kita tidak tahu kapan hari itu akan datang (Mat. 24:36). Kita hanya tahu bahwa hari itu akan datang—dan hari itu sekarang ini lebih dekat daripada kemarin!
Penulis kitab Ibrani berkata, "Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi" (Ibr. 9:27). Paulus memberitahu para filsuf Atena bahwa Allah "telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya" (Kisah 17:31). Ia menulis bahwa "kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus" (2 Kor. 5:10). Sejarah bergerak tanpa henti menuju hari klimaks ketika keadilan akan ditegakkan dan semua kesalahan harus dikoreksi. Apakah Anda siap untuk hari itu?
TFTWMS: Roma (Pendahuluan Kitab) Orang Baik Secara Moral (Roma 2:1-3)
Paulus mengantisipasi respon dari para pembaca Yahudi: "Kami bersyukur tidak menjadi seperti para pendosa m...
Orang Baik Secara Moral (Roma 2:1-3)
Paulus mengantisipasi respon dari para pembaca Yahudi: "Kami bersyukur tidak menjadi seperti para pendosa mengerikan yang baru saja digambarkan! Tidak seperti orang-orang bukan Yahudi, kami memiliki standar hukum Taurat! Oleh karena itu kami secara moral unggul! "Kata-kata rasul itu, sebenarnya, menanggapi mereka yang mengira akan diselamatkan atas dasar menjadi" orang baik. "
Tidak semua pemberontakan terhadap Allah berbentuk pesta pora.… Ada bentuk kesesatan yang memiliki tampilan moral [yang baik]. Bentuk itu tidak terlihat seperti pemberontakan terhadap Allah sebab punya kepedulian terhadap moralitas. Namun demikian, hati yang gelap dan tidak mau bertobat dapat bersembunyi di balik tampilan luar yang bersih [lihat Mat. 23:25-28].70
Sangat mudah melihat dosa dalam kehidupan orang lain dan sangat sulit untuk melihatnya dalam diri sendiri! "Kita semua memiliki titik gelap ketika tiba pada dosa kita sendiri!"
Alkitab NLT menguraikan awal pasal 2 seperti ini: "Engkau mungkin berkata, 'betapa mengerikan orang-orang yang engkau sedang bicarakan!' Tapi engkau sama buruknya [dengan mereka]."
TFTWMS: Roma (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 W. E. Vine, Merrill F. Unger, and William White, Jr., Vine's Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (N...
Catatan Akhir:
- 1 W. E. Vine, Merrill F. Unger, and William White, Jr., Vine's Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1985), 119.
- 2 D. Stuart Briscoe, Romans, The Communicator's Commentary (Waco, Tex.: Word Books, 1982), 58.
- 3 Vine, 388.
- 4 Diadaptasi dari William Barclay, The Letter to the Romans, rev. ed., The Daily Study Bible (Philadelphia: Westminster Press, 1975), 41.
- 5 Dikutip dalam Barclay, 41.
- 6 Ibid.
- 7 Mishnah Sanhedrin 10.1.
- 8 Akedath Jizehak ; dikutip dalam Charles Hodge, Romans , The Crossway Classic Commentaries (Wheaton, Ill.: Crossway Books, 1993), 60.
- 9 John MacArthur, Jr., Romans 1-8, The MacArthur New Testament Commentary (Chicago: Moody Press, 1991), 120.
- 10 Ayat 7 dan 8 masing-masing memiliki "elipsis" di dalamnya. Ini berarti kata-kata itu harus dipasok untuk mengomplitkan pokok pikiran itu. Dalam kasus ini, gagasan bahwa "Allah akan membalaskan" dari ayat 6 harus dipasok dalam ayat 7 dan 8.
- 11 John R. W. Stott, The Message of Romans: God's Good News for the World, The Bible Speaks Today (Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press, 1994), 84.
- 12 Vine, 462.
- 13 Leon Morris, The Epistle to the Romans (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1988), 116.
- 14 F. Büchsel, "eritheía," in Theological Dictionary of the New Testament, ed. Gerhard Kittel and Gerhard Friedrich, trans. and abr. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1985), 256.
- 15 Douglas J. Moo, Romans, The NIV Application Commentary (Grand Rap-ids, Mich.: Zondervan Publishing House, 2000), 75.
- 16 Vine, 26.
- 17 Moo, 75.
- 18 Vine, 17.
- 19 19Ibid., 27.
- 20 C. K. Barrett, A Commentary on the Epistle to the Romans, Harper's New Testament Commentaries (N.p.: Harper & Row, 1957; reprint, Peabody, Mass.: Hendrickson Publishers, 1987), 51.
- 21 Dalam teks Yunani, tidak ada kata sandang pasti sebelum "hukum Taurat," tapi ada satu kata sandang pasti sebelum "hukum Taurat" berikutnya. Konteksnya menunjukkan bahwa keduanya mengacu kepada hukum Musa.
- 22 C. G. Wilke and Wilibald Grimm, A Greek-English Lexicon of the New Testament, trans. and rev. Joseph Henry Thayer (Edinburgh: T. & T. Clark, 1901; reprint, Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1977), 660.
- 23 Karena ada kesamaan dalam kata-kata, maka beberapa orang menyimpulkan bahwa Roma 2:14, 15 adalah penggenapan janji Tuhan dalam Yeremia 31:31-34. Beberapa dari kata-kata itu memang sama, tetapi yang ada di dalam pikiran Paulus adalah hukum "alami" bangsa-bangsa bukan Yahudi selama periode perjanjian (wasiat) lama, sementara nasa dalam Yeremia mengacu kepada "perjanjian baru" orang Kristen yang diungkapkan-perjanjian baru Yesus Kristus (lihat Ibr. 8:7-13).
- 24 The Analytical Greek Lexicon (London: Samuel Bagster & Sons, 1971), 213.
- 25 Vine, 122.
- 26 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick W. Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 967.
- 27 Morris, 128.
- 28 Alfred Tennyson, "Sea Dreams," The Works of Tennyson, ed. Hallam Tennyson (New York: Macmillan Co., 1923), 155. Tennyson (1809-1892) adalah penyair Inggris yang menonjol pada zamannya.
- 29 Dikutip dalam Bruce Barton, David Veerman, and Neil Wilson, Romans, Life Application Bible Commentary (Wheaton, Ill.: Tyndale House Publishers, 1992), 51.
- 30 Briscoe, 63-64.
- 31 Larry Deason, "The Righteousness of God": An In-depth Study of Romans, rev. ed. (Clifton Park, N.Y.: Life Communications, 1989), 81.
- 32 Vine, 71.
- 33 Morris, 131.
- 34 Lihat Vine, 328.
- 35 Morris, 132; Vine, 35. Kata itu diterjemahkan "merasa perlu" dalam 1:28.
- 36 Lihat Morris, 132; Vine, 214.
- 37 Lihat Jay Lockhart and David L. Roper, Ephesians and Philippians, Truth for Today Commentary (Searcy, Ark.: Resource Publications, 2009), 394-95.
- 38 Ibid., 443.
- 39 C. E. B. Cranfield, Romans: A Shorter Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1985), 55.
- 40 J. W. McGarvey and Philip Y. Pendleton, Thessalonians, Corinthians, Galatians and Romans, The Standard Bible Commentary (Cincinnati: Standard Publishing, n.d.), 314.
- 41 Diadaptasi dari Moses E. Lard, Commentary on Paul's Letter to Romans (Lexington, Ky.: N.p., 1875; reprint, Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., n.d.), 94.
- 42 Morris, 137; lihat Talmud Abodah Zarah 53b; Mishnah Abodah Zarah 4.5.
- 43 Josephus Antiquities 18.3.5.
- 44 Richard A. Batey, The Letter of Paul to the Romans, The Living Word Commentary (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1969), 41.
- 45 Hodge, 59-60.
- 46 Morris, 131.
- 47 John D. White, Sr., Class Notes, Romans, Tri-State School of Preaching and Biblical Studies, Evansville, Indiana (1988).
- 48 Banyak penulis juga menunjukkan bahwa sentimen itu adalah tentang Yehezkiel 36:20, 21.
- 49 F. F. Bruce, The Letter of Paul to the Romans, 2d ed., The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1985), 88.
- 50 Diadaptasi dari Stott, 92.
- 51 Lard, 95.
- 52 Rudyard Kipling, "The Disciple," Rudyard Kipling's Verse, def. ed. (Garden City, N.Y.: Doubleday and Co., 1940), 782. Kipling (1865-1936) adalah novelis, penulis cerpen, dan penyair Inggris yang terkenal.
- 53 Vine, 102.
- 54 Sunat sangat penting bagi orang Yahudi sehingga hal itu menjadi isu utama dalam gereja mula-mula. Beberapa orang Kristen Yahudi bersikeras bahwa bangsa-bangsa bukan Yahudi harus disunat (lihat Kisah 15:1).
- 55 Dikutip dalam Briscoe, 71; lihat Mishnah Sanhedrin 10.1.
- 56 Dikutip dalam Stott, 92.
- 57 Dikutip dalam MacArthur, 160.
- 58 Morris, 140, n. 151.
- 59 Vine, 340.
- 60 Morris, 140.
- 61 Vine, 133. Logizomai adalah kata kunci dalam pasal 4.
- 62 Stott, 93.
- 63 Diadaptasi dari Morris, 141.
- 64 The Analytical Greek Lexicon , 82.
- 65 McGarvey dan Pendleton, 316
- 66 Bentuk jamak krupto֧ ( kruptos ) diterjemahkan "segala sesuatu yang tersembunyi" dalam 2:16.
- 67 Belakangan di Roma, terutama dalam pasal 8, Paulus bicara tentang pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan orang Kristen; namun dalam pasal 2 ia bicara tentang Allah yang bekerja dalam hati orang-orang Yahudi.
- 68 Morris, 142.
- 69 Will L. Th ompson, "There's a Great Day Coming," Songs of the Church, comp. and ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.: Howard Publishers, 1977).
- 70 Disadur dari J. W. MacGorman, Layman's Bible Book Commentary, vol. 20, Romans, 1 Corinthians (Nashville: Broadman Press, 1980), 32.
- 71 Charles R. Swindoll, Coming to Terms with Sin: A Study of Romans 1 -5 (Anaheim, Calif.: Insight for Living, 1999), 31.
- 72 Jimmy Allen, Survey of Romans, 7th ed. (Searcy, Ark.: By the author, 1994), 44.
- 73 Stott, 83 -84.
- 74 Morris, 116.
- 75 J. D. Thomas, Romans, The Living Word (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1965), 19.
- 76 MacArthur, 128 (huruf miring ditambahkan).
- 77 Thomas, 19 (huruf miring ditambahkan).
- 78 Diadaptasi dari Briscoe, 56
- 79 Prentice Meador, Jr., pelajaran tanpa judul yang dikhotbahkan di gereja Kristus Prestoncrest, Dallas, Texas, nd, kaset.
- 80 Kata "hati nurani" tidak ditemukan dalam Roma 14 dan 15, tetapi konsep ini terdapat pada inti dari apa yang banyak Paulus katakan di sana (lihat 14:14, 23).
- 81 Banyak pernyataan dalam bagian ini diambil dari "Acts, 11," Truth for Today 17, no. 2 (July 1996): 29 -43.
- 82 The Interlinear Greek-English New Testament: The Nestle Greek Text with a New Literal English Translation by Alfred Marshall (London: Samuel Bagster & Sons, 1958), 580 (huruf miring ditambahkan).
- 83 Moo, 126.
- 84 Stott, 86.
- 85 Batey, 38.
- 86 Chris Bullard, "A Universe Reverse," pelajaran yang dikhotbahkan di gereja Kristus Overland Park, Overland Park, Kansas, 10 February 1991, kaset.
- 87 Thomas, 15.
- 88 "Menurut injil saya" bisa berarti bahwa kita akan dihakimi menurut kebenaran yang ditemukan dalam injil itu (lihat Yoh. 12:48), tapi di sini mungkin berarti bahwa kisah injil itu mencakup fakta bahwa kita akan dihakimi.
- 89 "Voltaire" (1694 -1778) adalah nama pena dari Franćois-Marie Arouet , seorang penulis Perancis yang terkenal.
- 90 Diadaptasi dari Moo, 80. Pernyataan ini juga telah dikaitkan kepada filsuf Jerman Heinrich Heine (1797 -1856).
- 91 Diadaptasi dari David F. Burgess, comp., Encyclopedia of Sermon Illustrations (St. Louis: Concordia Publishing House, 1988), 53.
- 92 Vine, 520.
- 93 Stott, 67.
- 94 John Fawcett, "The Precious Book Divine," Songs of Faith and Praise , comp. and ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.: Howard Publishing Co., 1994).
- 95 Lard, 97.
- 96 Banyak nas menunjukkan bahwa saat ini gereja adalah "Israel rohani." Dalam 1 Korintus 10:1, Paulus menulis kepada jemaat orang bukan Yahudi tentang orang-orang Yahudi di padang gurun dan menyebut mereka "nenek moyang kita" (huruf miring ditambahkan).
- 97 Thomas, 14.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2016 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Roma (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI ROMA
PENGANTAR
Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma ditulis untuk mempersiapkan mereka
terhadap kunjungannya kepada mere
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI ROMA
PENGANTAR
Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma ditulis untuk mempersiapkan mereka terhadap kunjungannya kepada mereka. Menurut rencana, Paulus akan bekerja sementara waktu di antara orang-orang Kristen di sana, kemudian dengan bantuan mereka, ia ingin pergi ke Spanyol. Paulus menulis surat ini untuk menjelaskan pengertiannya tentang agama Kristen dan tuntutan-tuntutannya yang praktis untuk kehidupan orang-orang Kristen.
Setelah menyampaikan salamnya kepada orang-orang dalam jemaat di Roma, dan memberitahukan kepada mereka tentang doanya bagi mereka, Paulus mengemukakan tema suratnya ini: "Dengan Kabar Baik itu Allah menunjukkan bagaimana caranya hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali; caranya ialah dengan percaya kepada Allah, dari mula sampai akhir" (Rom 1:17).
Setelah itu Paulus menguraikan temanya itu. Semua orang --baik Yahudi maupun bukan Yahudi -- perlu diperbaiki hubungannya dengan Allah, sebab semuanya sama-sama berada dalam kekuasaan dosa. Hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali kalau manusia percaya kepada Yesus Kristus. Kemudian Paulus menguraikan tentang hidup baru yang dialami oleh manusia kalau bersatu dengan Kristus. Hidup baru itu tumbuh karena adanya hubungan yang baru dengan Allah. Orang yang sudah percaya kepada Yesus, hidup damai dengan Allah, dan Roh Allah membebaskan dia dari kekuasaan dosa dan kematian. Dalam pasal 5-8 (Rom 5:1-8:39) Paulus menjelaskan juga tujuan Hukum-hukum Allah dan kuasa Roh Allah di dalam kehidupan orang percaya. Kemudian Paulus menjelaskan bahwa orang Yahudi dan bukan Yahudi termasuk dalam rencana Allah untuk umat manusia. Paulus menyimpulkan bahwa penolakan Yesus oleh orang Yahudi sudah termasuk dalam rencana Allah untuk menolong manusia berdasarkan rahmat-Nya melalui Yesus Kristus. Paulus yakin bahwa orang Yahudi tidak selalu akan menolak Yesus. Akhirnya Paulus menulis tentang bagaimana orang harus hidup sebagai orang Kristen, terutama sekali tentang caranya mempraktekkan kasih dalam hubungan dengan orang-orang lain. Untuk itu Paulus memilih pokok-pokok seperti berikut ini: melayani Allah, kewajiban orang Kristen terhadap negara dan sesama orang Kristen, dan berbagai-bagai persoalan yang menyangkut hati nurani. Paulus menutup suratnya ini dengan pesan-pesan pribadi dan puji-pujian kepada Allah.
Isi
- Pendahuluan dan tema
Roma 1:1-17 - Kebutuhan manusia akan keselamatan
Roma 1:18-3:20 - Jalan keselamatan dari Allah
Roma 3:21-4:25 - Hidup baru karena bersatu dengan Kristus
Roma 5:1-8:39 - Israel dalam rencana Allah
Roma 9:1-11:36 - Kelakuan Kristen
Roma 12:1-15:13 - Penutup dan salam pribadi
Roma 15:14-16:27
Ajaran: Roma (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran utama Kitab Roma dan yakin
bahwa manusia diselamatkan hanya oleh iman kepada Tuhan Yesus Kr
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran utama Kitab Roma dan yakin bahwa manusia diselamatkan hanya oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus (Rom 1:1).
Tahun : Sekitar tahun 58 sesudah Masehi, dari kota Korintus.
Penerima : Orang-orang Kristen di kota Roma (dan juga setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Roma terbagi atas 16 pasal. Dalam kitab ini Rasul Paulus menjelaskan tentang cara manusia yang berdosa diselamatkan, yaitu melalui iman saja kepada Tuhan Yesus. Dan juga tentang cara hidup orang-orang yang telah diselamatkan tersebut.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Roma
Pasal 1-11 (Rom 1:1-11:36).
Pengajaran tentang Injil merupakan kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap manusia
Pada bagian ini dijelaskan bahwa semua manusia telah berbuat dosa dan sudah tidak mengenal Allah. Karena itu manusia berdosa sudah berada dalam penghukuman Allah, yaitu kematian. Keselamatan dari kematian akibat dosa tidak dapat diperoleh melalui usaha manusia atau melalui melakukan Hukum Taurat. Keselamatan itu hanya dapat diperoleh dalam anugerah Allah yang ada pada Tuhan Yesus. Ini berarti keselamatan manusia hanya dapat diperoleh melalui iman kepada anugerah Allah yang ada di dalam Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Berdasarkan pasal Rom 1:21-25,28-31. Apakah yang dilakukan manusia di dunia?
- Bacalah pasal Rom 3:23; 6:23. _Tanyakan_: Berapa banyakkah manusia yang berdosa? Apakah akibat dari dosa?
- Bacalah pasal Rom 10:9-13. _Tanyakan_: Bagaimanakah caranya manusia diselamatkan?
Pasal 12-16 (Rom 12:1-16:27).
Pengajaran tentang kehidupan orang Kristen setiap hari
Pada bagian ini, dijelaskan bagaimana seharusnya kehidupan dari setiap orang yang sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat-Nya.
Pendalaman
- Bacalah pasal Rom 12:1-2. _Tanyakan_: Apakah ibadah orang Kristen yang sejati dan berkena di hadapan Allah?
- Bacalah pasal Rom 12:6-8. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap kehidupan seorang pelayan Firma Allah?
- Bacalah pasal Rom 12:9-21. _Tanyakan_: Bagaimanakah cara hidup orang percaya/Kristen dala masyarakat?
- Bacalah pasal Rom 13:1. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap orang Kristen terhadap pemerintah?
- Bacalah pasal Rom 15:1. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap orang Kristen terhadap orang yan lemah?
- Bacalah pasal Rom 16:17-18. _Tanyakan_: Apakah peringatan Rasul Paulus terhadap orang percaya?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Roma jelaslah bahwa Allah mengatakan bahwa semua orang telah berbuat dosa, dan mengalami penghukuman, yaitu kematian. Allah juga dengan tegas menyatakan bahwa semua usaha manusia untuk menyelamatkan diri dari kematian itu sia-sia. Allah menyatakan bahwa manusia memperoleh keselamatan hanya melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Roma?
- Mengapakah semua manusia berada dalam penghukuman Allah?
- Mengapakah orang Kristen perlu menguduskan diri?
- Bagaimanakah cara hidup orang Kristen?
Intisari: Roma (Pendahuluan Kitab) Inti InjilMENGAPA ROMA?Dalam Kisah para Rasul kita saksikan Paulus memulai gereja-gereja di tempat-tempat yang sekarang kita kenal sebagai Turki dan Y
Inti Injil
MENGAPA ROMA?
Dalam Kisah para Rasul kita saksikan Paulus memulai gereja-gereja di tempat-tempat yang sekarang kita kenal sebagai Turki dan Yunani. Tetapi, ia mempunyai suatu rencana jangka panjang untuk menginjili lebih jauh ke barat, yaitu ke Roma dan kemudian lebih jauh lagi. Namun demikian ada hal-hal lain yang perlu dikerjakan terlebih dahulu. Ia harus kembali ke Yerusalem untuk mengambil bantuan yang telah dikumpulkan oleh orang-orang Kristen bukan Yahudi bagi orang-orang miskin yang percaya di sana. Setelah itu ia dapat dengan leluasa mencurahkan perhatiannya ke ibu kota tersebut, dan setelah itu ia mengarahkan pandangannya ke Spanyol (15:22-29). Alasan Paulus ialah ia selalu ingin merintis daerah baru dan memberitakan Injil di tempat Injil belum pernah didengar. Ini sedikit menjelaskan mengapa surat ini ditulis - sebuah gereja sudah dibangun di Roma, karena itu Paulus tidak menganggap kunjungan ke Roma sebagai prioritas utama (15:18-21). Kita tidak tahu kapan gereja itu didirikan, tetapi jika kita melihat daftar para peziarah di Hari Pentakosta, kita akan melihat bahwa di antara mereka terdapat orang-orang Roma (Kis. 2: 10). Dari nama-nama pada akhir surat ini, rupa-rupanya Paulus sudah mengenal sejumlah besar anggota jemaat di sana (16:3-15), hal ini dapat dimengerti karena banyak jalan menuju Roma. Banyak orang melakukan perjalanan di daerah kekaisaran Roma terutama para pedagang, dan banyak dari mereka akhirnya menetap di ibu kota.
MENGAPA SURAT INI DITULIS?
Tampaknya Paulus sedang mempersiapkan kunjungannya dengan menjelaskan Injil bagi mereka. Mungkin ada orang yang mengritik ajarannya dan ia ingin meluruskan hal itu. Pada waktu yang bersamaan penulisan surat ke Roma merupakan kesempatan untuk menulis intisari kabar baik tentang Kristus secara lebih terinci dibandingkan dengan yang terdapat dalam kitab Perjanjian Baru yang lain. Surat Roma merupakan salah satu tulisan Paulus yang paling teratur, oleh karenanya surat ini telah menjadi buku sumber bagi orang Kristen sejak ia mendiktekannya kepada kawannya, Tertius, di Korintus sekitar tahun 57.
PAULUS DI ROMA.
Rencana Paulus tidak berjalan sesuai dengan apa yang diinginkannya. Kita tahu dari Kisah para Rasul bahwa ketika tiba di Yerusalem ia ditangkap, dan setelah beberapa saat di penjara, ia memohon, seperti lazimnya warga negara Romawi, supaya kasusnya dapat didengar oleh Kaisar. Oleh karena itu, ia dibawa ke Roma sebagai tawanan. Rupa-rupanya ia dibebaskan dan melanjutkan pekerjaan pelayanannya sebelum akhirnya dibunuh di Roma.
ORANG ROMAWI DAN GEREJA.
Ketika orang Kristen menemukan kembali surat-surat seperti surat Roma pada waktu Reformasi, hal ini mengubah gereja secara besar-besaran. Mereka menyadari bahwa mereka tidak dapat memperoleh keselamatan dari apa yang mereka lakukan. Allah telah melakukan keselamatan itu bagi mereka, dalam cara yang memungkinkan Ia dapat membenarkan orang-orang berdosa. Rahasianya tentu terdapat pada salib.
Pesan
1. Kita semua perlu dibenarkan di hadapan Allah (pasal 1-3)o Bagi orang bukan Yahudi, cukup banyak yang dapat diketahui tentang Dia
- dalam alam semesta. Rom 1:19-20
- dalam kenyataan kita sebagai ciptaan. Rom 2:14-15
o Untuk orang Yahudi, lebih dari cukup - dalam firman-Nya. Rom 2:12, 17-24;3:1-2
o Semua orang jatuh di dalam dosa. Rom 3:9-20, 23
o Tidak seorang pun
- boleh menghakimi orang lain. Rom 2:1-3
- boleh bermegah diri. Rom 3:27
- dapat berdalih. Rom 1:20; 2:1; 3:19
- dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Rom 3:20, 23
2. Allah melakukan semua itu (pasal 3-5)
o Kematian Kristus membayar semua hutang
- Ia mati menggantikan kita. Rom 3:24-25
- pada waktu kita masih berdosa. Rom 5:6-8
- kita dapat dibenarkan. Rom 3:24
o Abraham mempercayai firman Allah
- kita pun harus beriman. Rom 3:25; 4:16-25; 5:1
o Adam melakukan sesuatu yang berakibat pada kita sampai sekarang
- demikian pula apa yang dilakukan Kristus di kayu salib. Rom 5:12-19
3. Cara hidup yang berbeda (pasal 6-8)
o Masalahnya ialah sifat dosa manusia
- yang tidak dapat menjadi baik. Rom 7:18
- yang berseteru terhadap Allah. Rom 8:7
- yang tidak memperkenan Allah. Rom 8:8
o Kuasa datang dari Roh Kudus
- yang diam di dalam kita. Rom 8:9-11
- yang menimbulkan pertentangan. Rom 7:13-23
- yang menyediakan kemenangan. Rom 7:24-25
o Kita harus bekerja sama dengan Dia
- menolak dosa. Rom 6:13, 16, 19; 8:13
- menaati Kristus. Rom 6:13, 16-19, lihat Rom 12:1
o Kita bisa
- memperoleh kemenangan. Rom 6:14
- menerima kehidupan. Rom 8:11
- menjadi anak-anak Allah. Rom 8:14-17
- mengalami pertolongan-Nya. Rom 8:26-27
- menjadi seperti Kristus. Rom 8:28-30, lihat Rom 12:2
- merasa pasti bahwa kita adalah milikNya. Rom 8:31-39
4. Allah tahu apa yang sedang dilakukanNya (pasal 9-11)
o Allah tahu bagaimana mengendalikan umat-Nya
- terhadap orang Yahudi yang tidak taat sekalipun. Rom 9:1-33
- Ia mempunyai rencana induk. Rom 11:1-32
o Kita tetap harus memberikan tanggapan
- dalam iman yang taat. Rom 10:5-21
5. Kita diselamatkan bersama (pasal 12-1)
o Kita adalah anggota dari satu tubuh
- saling memiliki. Rom 12:3-8
- saling mengasihi. Rom 12:9-21; 13:8-10
- saling menerima. Rom 14:1-15:7
- saling menghayati gaya hidup yang baru. Rom 13:1-7, 11-14
Penerapan
1. Tawaran itu cuma-cuma(untuk dibenarkan di hadapan Allah)
o Karena keberadaan kita, itu harus terjadi
o Itu dapat terjadi karena Kristus telah
melakukannya
o Ini berarti
- kita tidak dapat memperolehnya sendiri
- kita harus menerimanya dengan iman
2. Kuasa itu ada
(untuk hidup sebagai orang Kristen)
o Oleh karena kita tidak mampu melakukannya sendiri
o Oleh karena Roh Kudus hidup di dalam kita
o Ini berarti
- membuang sifat-sifat dosa kita
- menaati Yesus Kristus
3. Persekutuan Itu milik kita
(bersama dengan sesama Kristen)
o Oleh karena kita saling memiliki
o Oleh karena kita sekarang tahu bagai
mana mengasihi
o Ini berarti
- kita harus menumbuhkan dan menghargainya
- kita tidak boleh menyalahgunakan atau memandang enteng persekutuan Kristen
Tema-tema Kunci
1. Anugerah.
Kebenaran yang berkali-kali ditanamkan ialah bahwa jika kita dapat menjadi Kristen, Allah yang harus melakukannya. Anugerah Allah itu diberikan dengan cuma-cuma, kita tidak dapat melakukan sendiri. Namun demikian, kita tidak boleh juga menganggap hal itu sepele. Telusurilah tema ini dalam seluruh surat Roma: Rom 1:7; 2:4; 3:24, 27; 4:16; 5:15, 17, 21; 6:1, 15; 11: 5-6.
2. Iman.
Kita mendapat anugerah cuma-cuma dari Allah oleh iman kepada Kristus. Pada saat yang sama, tidak berarti kita hanya semata-mata percaya tentang Dia, tetapi menerima firman Allah, menaati-Nya dan mengakui Kristus. Perhatikan bagaimana Paulus menekankan tentang iman dalam surat ini, dan juga bagaimana ia mendefinisikannya. Apakah iman kita cukup besar? 1:5 (lihat 15:18); Rom 1:16-17; 3:22, 26-31; 4:1-25; 5:1; 10:8-11; 10:17.
3. Pembebasan (atau Pembenaran).
Kata di atas diambil dari istilah yang ada dalam sidang pengadilan. Allah membebaskan - atau 'membenarkan' - pendosa, menyatakannya'benar', oleh karena apa yang telah Yesus lakukan sebagai penggantinya. Lihat bagaimana Paulus mengaitkan ini dalam kematian Kristus dan iman: Rom 1:17; 3:21-26; 4:1-25; 5:8-11, 15-21; 10:1-10.
4. Kebersamaan.
Perhatikan apa yang Paulus katakan bahwa kita semua berdosa dan kita diselamatkan bersama-sama. Ia menggunakan gambaran tentang tubuh ketika ia ingin menunjukkan bagaimana kita harus bekerja sama satu dengan yang lain. Walaupun hal-hal yang mengganggu dan memecah belah Kristen pada zaman Paulus berbeda dengan masa kini, apakah ia memberikan pedoman yang dapat kita terapkan saat ini? Khususnya lihat 14:1-15:7.
5. Allah adalah Raja.
Kita mendapat kesan yang jelas bahwa walaupun manusia tidak percaya, Allah tetap mengendalikan dunia, sebagaimana Ia mengatur kehidupan Kristen. Hal ini menjadi jaminan yang sangat berarti bagi mereka yang percaya, walaupun kita tidak dapat mengerti bagaimana Ia melakukannya. Bacalah seluruh pasal 9 dan 10 sekali lagi. Bagaimana keduanya saling mengisi?
Garis Besar Intisari: Roma (Pendahuluan Kitab) [1] 'MENGAPA SAYA MENULIS...' Rom 1:1-7
Rom 1:1-17Semua tentang Yesus Kristus
Rom 1:8-15Saya mempunyai sesuatu untuk dibagikan
Rom 1:16-17Berit
[1] 'MENGAPA SAYA MENULIS...' Rom 1:1-7
Rom 1:1-17 | Semua tentang Yesus Kristus |
Rom 1:8-15 | Saya mempunyai sesuatu untuk dibagikan |
Rom 1:16-17 | Berita secara ringkas |
[2] 'KITA SEMUA ADALAH ORANG BERDOSA' Rom 1:18-3:20
Rom 1:18-32 | Mereka yang tidak memiliki Alkitab |
Rom 2:1-11 | Menghakimi orang lain? |
Rom 2:12-16 | Allah akan menghakimi kita semua |
Rom 2:17-3:20 | Lebih baikkah orang Yahudi? |
[3] 'ALLAH MEMPUNYAI JALAN' Rom 3:21-5:21
Rom 3:21-26 | Apa yang dilakukan oleh salib |
Rom 3:27-31 | Siapa yang boleh bermegah? |
Rom 4:1-25 | Abraham percaya lebih dulu |
Rom 5:1-5 | Sukacita - walaupun dalam kesusahan |
Rom 5:6-11 | Ketika kita tidak berdaya |
Rom 5:12-21 | Kristus dan Adam |
[4] 'HIDUP BARU' Rom 6:1-8:39
Rom 6:1-14 | Dosa dapat dikalahkan |
Rom 6:15-23 | Pergantian pemilik |
Rom 7:1-6 | Pergantian pasangan |
Rom 7:7-25 | Peperangan dalam hati |
Rom 8:1-11 | Roh memberi hidup |
Rom 8:12-17 | Anak-anak Allah! |
Rom 8:18-25 | Dan banyak lagi yang lain |
Rom 8:26-27 | Doa |
Rom 8:28-30 | Tujuan |
Rom 8:31-39 | Apa lagi yang dapat saya katakan? |
[5] 'TETAPI BAGAIMANA HALNYA DENGAN ORANG YAHUDI?' Rom 9:1-11:36
Rom 9:1-5 | Hak-hak istimewa mereka |
Rom 9:6-33 | Maksud Allah |
Rom 10:1-21 | Iman menyelamatkan |
Rom 11:1-36 | Rencana yang aneh |
[6] 'HAYATILAH!' Rom 12:1-15:13
Rom 12:1-2 | Kehidupan yang dipersembahkan |
Rom 12:3-21 | Kehidupan di dalam satu tubuh |
Rom 13:1-7 | Hidup dalam masyarakat |
Rom 13:8-10 | Hidup dalam kasih |
Rom 13:11-14 | Bangun dan hiduplah! |
Rom 14:1-15:13 | Hidup bersama dengan sesama |
[7] 'RENCANA HARI DEPANKU' Rom 15:14-33
Rom 15:14-21 | Pelayanan saya |
Rom 15:22-33 | Ambisi saya |
[8] 'SANGAT BANYAK KAWAN DI ROMA' Rom 16:1-27
Allah memberkati kalian semuaBank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi