Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Why 20:2
Full Life: Why 20:2 - NAGA ... MENGIKATNYA SERIBU TAHUN LAMANYA.
Nas : Wahy 20:2
Setelah kedatangan Kristus kembali dan peristiwa-peristiwa dari
pasal Wahy 19:1-21, Iblis akan diikat dan dipenjarakan selama serib...
Nas : Wahy 20:2
Setelah kedatangan Kristus kembali dan peristiwa-peristiwa dari pasal Wahy 19:1-21, Iblis akan diikat dan dipenjarakan selama seribu tahun, supaya ia tidak memperdaya bangsa-bangsa. Ini menunjukkan penghentian penuh dari pengaruhnya sepanjang masa ini. Setelah seribu tahun itu, ia akan dilepaskan untuk suatu masa yang singkat agar memperdaya mereka yang memberontak terhadap pemerintahan Allah (ayat Wahy 20:3,7-9). Pekerjaan yang sangat khas dari Iblis ialah menipu (lih. Kej 3:13; Mat 24:24; 2Tes 2:9-10).
Jerusalem: Why 20:2 - -- Setelah kedua binatang serta pasukannya dimusnahkan, tibalah giliran kepala mereka, yaitu si Naga
Setelah kedua binatang serta pasukannya dimusnahkan, tibalah giliran kepala mereka, yaitu si Naga
Jerusalem: Why 20:2 - seribu tahun lamanya Penghukuman terlaksana dalam dua tahap: Dahulu Iblis dibuat tidak berdaya selama seribu tahun; di waktu itu para martir memerintah, bdk Wah 12:7-12; l...
Penghukuman terlaksana dalam dua tahap: Dahulu Iblis dibuat tidak berdaya selama seribu tahun; di waktu itu para martir memerintah, bdk Wah 12:7-12; lalu, Wah 20:7-10, Iblis kembali memberontak, tetapi akhirnya hancur bersama dengan pasukannya yang bersenjata.
Ende -> Why 20:1-3
Ende: Why 20:1-3 - Naga masih bebas, tetapi kini ditangkap dan dikurung untuk "seribu tahun",
artinja dalam bahasa karangannja ini: untuk lama sekali. Ada jang menafsirkan
dj...
masih bebas, tetapi kini ditangkap dan dikurung untuk "seribu tahun", artinja dalam bahasa karangannja ini: untuk lama sekali. Ada jang menafsirkan djangka waktu itu sebagai mulai dengan kebangkitan Kristus dan berachir pada achir zaman.
Kalimat kedua dalam ajat ini, pada pertengahannja, jakni "mereka itu tidak menghormati" dapat diterdjemahkan djuga: "dan semua orang jang tidak menghormati dsl.". Kalau terdjemahan ini benar, dapat disimpulkan, bahwa bukan sadja para martir, tetapi semua orang beriman jang bertekun dalam perdjuangannja, sesudah meninggal segera "hidup kembali dan memerintah:, menduduki tachta-tachta (Wah 21:4), bersama dengan Kristus, selama seribu tahun itu. Itulah "kebangkitan pertama", sedangkan "kebangkitan umum" akan djadi pada achir zaman.
Ref. Silang FULL: Why 20:1 - dari sorga // anak kunci // jurang maut · dari sorga: Wahy 10:1; 18:1
· anak kunci: Wahy 1:18
· jurang maut: Luk 8:31; Luk 8:31
· dari sorga: Wahy 10:1; 18:1
· anak kunci: Wahy 1:18
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Hagelberg: Why 20:1 - -- 20:1 Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari surga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya
Pembukaan kalimat ini, Lal...
20:1 Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari surga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya
Pembukaan kalimat ini, Lalu aku melihat,623 dipakai untuk membuka pasal 19:11, 17, 19; 20:1, 4, 11, 12; dan 21:1. Maka, walaupun tidak ada catatan waktu dalam ayat ini, tetapi ada kesan bahwa penglihatan-penglihatan yang dilihatnya dalam pasal 19-21 terjadi secara berturut-turut. Kalau penafsir berkata bahwa pasal 20:1-3 akan terjadi, ataupun sedang terjadi, pada saat yang di luar urutan tadi, sebaiknya dia mendukung pemahaman tersebut dengan dukungan dari konteks ini.624
Menurut Morris,625 rantai besar itu pasti merupakan kiasan, karena roh tidak dapat ditahan dengan rantai, tetapi sebenarnya kita tidak mengerti banyak mengenai rantai malaikat, sehingga lebih baik kita tidak memberi komentar.
Jika dalam pasal 9:1-2 malaikat diberi anak kunci jurang maut untuk membuka lubang jurang maut, maka dalam nas ini jurang maut itu menjadi penjara bagi Iblis selama seribu tahun. Riwayat Iblis kemudian diteruskan dalam pasal 20:7-10.
Hagelberg: Why 20:1-3 - -- 9. Iblis Dikalahkan (20:1-3)
Apabila dalam pasal 19:11-21 penunggang kuda putih itu mengalahkan segala manusia yang melawan Dia, dalam bagian ini mala...
Hagelberg: Why 20:1 - -- 20:1 Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari surga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya
Pembukaan kalimat ini, Lal...
20:1 Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari surga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya
Pembukaan kalimat ini, Lalu aku melihat,623 dipakai untuk membuka pasal 19:11, 17, 19; 20:1, 4, 11, 12; dan 21:1. Maka, walaupun tidak ada catatan waktu dalam ayat ini, tetapi ada kesan bahwa penglihatan-penglihatan yang dilihatnya dalam pasal 19-21 terjadi secara berturut-turut. Kalau penafsir berkata bahwa pasal 20:1-3 akan terjadi, ataupun sedang terjadi, pada saat yang di luar urutan tadi, sebaiknya dia mendukung pemahaman tersebut dengan dukungan dari konteks ini.624
Menurut Morris,625 rantai besar itu pasti merupakan kiasan, karena roh tidak dapat ditahan dengan rantai, tetapi sebenarnya kita tidak mengerti banyak mengenai rantai malaikat, sehingga lebih baik kita tidak memberi komentar.
Jika dalam pasal 9:1-2 malaikat diberi anak kunci jurang maut untuk membuka lubang jurang maut, maka dalam nas ini jurang maut itu menjadi penjara bagi Iblis selama seribu tahun. Riwayat Iblis kemudian diteruskan dalam pasal 20:7-10.
Hagelberg: Why 6:1--20:3 - -- B. Masa Kesengsaraan (6:1-20:3)
Bentuk Bagian Ini
Bentuk bagian yang mengisahkan masa kesengsaraan ini menarik. Ada tujuh segel, tujuh sangkakala, dan...
B. Masa Kesengsaraan (6:1-20:3)
Bentuk Bagian Ini
Bentuk bagian yang mengisahkan masa kesengsaraan ini menarik. Ada tujuh segel, tujuh sangkakala, dan tujuh cawan. (Mungkinkah Mazmur 79:12, yang berkata, "Dan balikkanlah ke atas pangkuan tetangga kami tujuh kali lipat cela yang telah didatangkan kepada-Mu, ya Tuhan!" melatarbelakangi hukuman tujuh segel, tujuh sangkakala, dan tujuh cawan?) Segel, sangkakala, dan cawan ini merupakan kerangka atau garis besar dari bagian ini. Enam segel itu dibuka Tuhan, disertai hukuman atas bumi. Lalu segel yang ketujuh terdiri dari tujuh sangkakala.299 Keenam sangkakala pertama diceritakan, lalu yang ketujuh terdiri dari tujuh cawan. Struktur ini menekankan dahsyatnya hukuman atas "mereka yang diam di bumi". Segel yang ketujuh merupakan ketujuh sangkakala, dan sangkakala yang ketujuh merupakan ketujuh cawan.300 Jadi, sesudah "yang diam di bumi" mengalami hukuman-hukuman dahsyat yang mulai dari segel yang pertama sampai dengan segel yang keenam, mungkin mereka akan berpikir, "Tinggal hanya satu hukuman lagi, bukankah ada tujuh segel?" Tetapi mereka akan heran, sebab yang "satu" lagi itu terdiri dari tujuh hukuman lagi, yang ditandai dengan tujuh sangkakala. Lalu, sesudah hukuman-hukuman dari enam sangkakala, mungkin mereka akan berpikir, "Akhirnya, hanya satu hukuman lagi..." tetapi mereka akan heran, karena yang "satu" lagi itu terdiri dari tujuh hukuman lagi, yang disebut tujuh cawan.301
Struktur ini menekankan betapa dahsyatnya hukuman-hukuman itu. Selain itu, ternyata segel, sangkakala, dan cawan menjadi garis besar, kerangka, atau "rantai" kisah ini. Selain "rantai kisah" ini ada beberapa hal lain yang juga disisipkan. Setiap "tambahan" ini juga merupakan dorongan untuk ketujuh jemaat itu.
Bagian ini menceritakan "Masa Kesengsaraan", yang merupakan "minggu" yang ke-70 dalam Kitab Daniel pasal 9, suatu masa yang berkelanjutan tujuh tahun. Di antara nas-nas yang lain, Amos 5:18-20 menceritakan kesengsaraan yang akan dialami umat Israel pada masa itu.
Menurut tafsiran lain, keenam segel dalam Wahyu 6 melambangkan masa ini, "zaman gereja", yang penuh dengan peperangan dan penderitaan seperti dikatakan di dalam Markus 13:5-13 ("Semua itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru").
Tetapi paham tersebut agak sulit diterima, kalau kita membaca 6:8, "Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang ada di bumi." Jadi kalau segel yang keempat dibuka, paling tidak kira-kira satu milyar orang akan dibunuh. Itu bukan zaman sekarang. Alasan lain berkaitan dengan permintaan Tuhan Yesus, yang disebutkan dalam Wahyu 5 dan Mazmur 2:8. Seandainya enam segel itu menceritakan keadaan kita dalam "zaman gereja", artinya gulungan kitab itu sudah diminta Tuhan, dan segel itu sedang dibuka. Dengan demikian, menurut tafsiran tersebut, pembukaan enam segel menghabiskan waktu 2000 tahun, tetapi tujuh sangkakala dan tujuh cawan hanya makan waktu kurang dari tiga tahun. Ini tidak mustahil, tetapi agak aneh.
Lebih baik, sesuai dengan dahsyatnya pembukaan segel dan kepentingan pengambilan gulungan kitab, pengambilan gulungan kitab dianggap permulaan Masa Kesengsaraan, dan pembukaan segel dianggap sebagai sebagian dari hukuman Allah atas "yang diam di bumi" pada Masa Kesengsaraan. Hukuman yang dahsyat harus mendahului pendirian Kerajaan Allah di bumi, sangat jelas dalam Amos 5:18-20 dan Yesaya 2:12-21.
Isi Bagian Ini
Dari segi isi (bukan bentuk), bagian ini ada kesamaannya dengan Markus 13 (juga Matius 24 dan Lukas 21), saat Tuhan Yesus bernubuat mengenai akhir zaman. Beasley-Murray302 mencatat kesamaan-kesamaan tersebut sebagai berikut:
1. Perang-perang |
1. Perang-perang |
2. Perselisihan inter- nasional |
2. Perselisihan inter- nasional |
3. Gempa bumi |
3. Kelaparan |
4. Kelaparan |
4. Wabah/sampar |
5. Penganiayaan |
5. Penganiayaan |
6. Gerhana, bintang berjatuhan, goncangan kuasa-kuasa langit |
6. Gempa bumi, gerhana, bintang berjatuhan, pembesar bersembunyi di gua, langit menyusut |
Hagelberg: Why 4:1--22:21 - -- III. Bagian Ketiga: \"... apa yang akan terjadi sesudah ini...\" (4:1-22:21)
Dengan membandingkan Wahyu 1:19 ("Tuliskanlah... apa yang akan terjadi s...
III. Bagian Ketiga: \"... apa yang akan terjadi sesudah ini...\" (4:1-22:21)
Dengan membandingkan Wahyu 1:19 ("Tuliskanlah... apa yang akan terjadi sesudah ini") dan 4:1 ("Naiklah kemari dan Aku akan menunjuk kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini") kita mengetahui bahwa pasal 4 merupakan permulaan dari bagian ketiga. Bagian ketiga ini akan menceritakan "apa yang akan/harus terjadi sesudah" hal-hal mengenai ketujuh jemaat. Apa yang dibahas dalam pasal 1-3 sudah terjadi. Ketujuh jemaat itu sudah tidak ada lagi, sedangkan apa yang digambarkan dalam pasal 4-22 belum terjadi.
Fungsi bagian ini:
Memang Tuhan Yesus sudah menjanjikan pahala yang indah dan hebat kepada yang setia, kepada "barangsiapa yang menang", kepada "yang menuruti apa yang tertulis di dalam" Kitab Wahyu. Dalam bagian ketiga ini dibuktikan bahwa janji-janji itu bukan omong kosong, tetapi Dia mampu menggenapi janji-Nya, karena Dia akan mengalahkan musuh-Nya dan mendirikan Kerajaan-Nya. Juga, mereka yang menganiaya anggota jemaat Kristus akan dikalahkan oleh Raja atas segala raja, sehingga mereka yang dianiaya akan dihibur dan didorong untuk setia di dalam penganiayaan.
Struktur bagian ini:
Struktur bagian ini dapat dibagi ke dalam beberapa bagian, sebagai berikut:
Visi Takhta sebagai Pendahuluan, 4:1-5:14
Masa Kesengsaraan, 6:1-20:3
Kerajaan Seribu Tahun, 20:4-15
Yerusalem yang Baru, 21:1-22:5
Penjelasan Akhir dari Penglihatan, 22:6-17
Bagian Penutup dari Kitab, 22:18-21
Hagelberg: Why 20:2 - -- 20:2 ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya
Akhirnya Iblis tidak begitu penting. Dia tidak...
20:2 ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya
Akhirnya Iblis tidak begitu penting. Dia tidak ditangkap oleh Allah Bapa, dia tidak ditangkap oleh Anak Allah, tetapi dia ditangkap oleh seorang malaikat tanpa nama.626 Rupanya tidak ada perjuangan yang berat. Kita hanya membaca bahwa malaikat itu, yang tanpa nama, menangkap naga.
Sebutan naga mengingatkan pembaca pada pasal 12-13, sedangkan sebutan si ular tua itu mengingatkan pembaca pada Kejadian 3:1-15. Dalam satu ayat ini muncul keempat sebutan yang dipakai untuk menunjuk Iblis dalam Kitab Wahyu.
Masalah tafsiran istilah seribu tahun dan diikatnya Iblis banyak dibahas oleh para penafsir, yang rupanya masing-masing dipengaruhi oleh pandangan teologianya. Padahal jangan sampai suatu tafsiran bertolak dari teologia kita. Seharusnya teologia berakar dari tafsiran, dan bukan sebaliknya. Kalau istilah seribu tahun yang disebutkan enam kali dalam bagian ini, yaitu pasal 20:1-10, dibaca oleh orang tanpa praduga, maka dia akan berpikir bahwa nanti pada kedatangan Tuhan Yesus akan ada masa seribu tahun, dan orang-orang yang mati syahid bagi Kristus akan dibangkitkan dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus.
Ada penafsir, misalnya Ladd627, berkata bahwa akan ada masa panjang itu, tetapi mungkin angka seribu, yaitu sepuluh pangkat tiga, suatu angka yang sempurna, tidak perlu diartikan secara harfiah. Sebaiknya kita mengingat, bahwa Dia yang mengilhamkan visi dan perkataan Kitab Wahyu, adalah Dia yang menentukan panjangnya masa Kerajaan Mesias. Dibaca sebagai sastra, memang angka seribu sempurna, tetapi dibaca sebagai nubuatan yang menceritakan panjangnya Kerajaan Mesias, angka itu juga sempurna.
Dalam Yesaya 24:21-22 kita membaca, "Maka pada hari itu Tuhan akan menghukum tentara langit di langit dan raja-raja bumi di atas bumi. Mereka akan dikumpulkan bersama-sama, seperti tahanan dimasukkan dalam liang; mereka akan dimasukkan dalam penjara dan akan dihukum sesudah waktu yang lama."628
Tafsiran dari ungkapan ia mengikatnya juga berkaitan erat dengan masalah tafsiran masa seribu tahun. Jikalau ungkapan seribu tahun menunjuk pada zaman ini, dan tidak ada Kerajaan Seribu Tahun, seperti dikatakan oleh Morris,629 maka hal ini, saat Iblis diikat dan dilemparkan ke dalam jurang maut, yang kemudian disegel supaya Iblis "jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa", harus dijelaskan. Apakah dapat dikatakan bahwa zaman ini Iblis sudah diikat dengan rantai besar, di dalam jurang maut, yang disegel, sehingga ia tidak dapat menyesatkan bangsa-bangsa? Kalau kita dapat menjawab, "Ya", maka mungkin ada peluang untuk tafsiran bukan harfiah bagi masalah masa seribu tahun. Ternyata ada empat kata kerja yang dipakai untuk menegaskan bahwa Iblis tidak dapat menyesatkan manusia lagi. Iblis ditangkap, diikat, dilemparkan ke dalam jurang maut, dan jurang maut itu disegel. Sungguh jelas, yang dibicarakan dalam nas ini bukan hanya sekadar membatasi Iblis. Iblis sama sekali tidak dapat menyesatkan lagi.
Mounce630 menjelaskan bahwa nas yang berikut dipakai oleh orang yang mengatakan bahwa zaman ini Iblis diikat: Matius 12:29; Yohanes 12:31; dan Kolose 2:15. Sebaiknya ketiga ayat tersebut diselidiki, dan pertanyaan berikut dijawab: Apakah nas tersebut dapat disamakan dengan pernyataan bahwa Iblis diikat dan dilemparkan ke dalam jurang maut yang disegel supaya dia tidak dapat menyesatkan bangsa-bangsa? Penulis menjawab, "Tidak."
Sebaliknya Mounce631 juga menyebut beberapa nas yang menyatakan bahwa Iblis sangat aktif pada zaman ini, yaitu Kisah Para Rasul 5:3; 2 Korintus 4:3-4; 11:14; Efesus 2:2; 1 Tesalonika 2:18; 2 Timotius 2:26; dan 1 Petrus 5:8. Sebaiknya ayat-ayat tersebut juga diselidiki, dan pertanyaan berikut dijawab: Apakah aktivitas yang dicatat dalam ayat-ayat tersebut dapat dilaksanakan oleh Iblis pada waktu dia diikat dengan rantai, dan dilemparkan ke dalam jurang maut, yang kemudian disegel? Penulis menjawab, "Tidak." Kalau demikian, maka masa seribu tahun, yakni masa Iblis ada di dalam jurang maut, bukan merupakan kiasan yang menceritakan keadaan zaman ini. Masa seribu tahun itu akan dimulai pada waktu Tuhan Yesus kembali ke dunia ini.
Beasley-Murray632 membahas tentang Kerajaan Seribu Tahun. Dia menjelaskan bahwa pada dasarnya, Kerajaan Seribu Tahun berarti bahwa ada suatu masa di antara masa ini dan masa Surga Baru dan Bumi Baru, atau masa kekekalan. Pada masa itu Mesias akan memerintah di bumi ini. Perjanjian Lama tidak berkata ada Kerajaan Seribu Tahun, tetapi banyak nubuatan mengenai hari kiamat yang menceritakan pemerintahan Mesias di bumi ini, bahkan dengan pusatnya di Yerusalem. Lihatlah 2 Samuel 7:12-16; Mazmur 2:6-9; Yesaya 33:20; dan Zakharia 14:6-11. Selain konsep Kerajaan Allah di bumi, konsep Surga Baru dan Bumi Baru, seperti apa yang diilhamkan dalam Wahyu pasal 21, sudah tampak dalam Yesaya 65-66. Ternyata dalam sastra Yahudi yang di luar kanon Firman Tuhan, yaitu sastra yang tidak termasuk ilham Allah, konsep Kerajaan Mesias sungguh dikembangkan.633
Tetapi Yehezkiel 36-48 adalah nas yang paling erat berkaitan dengan Wahyu pasal 20:1-22:5. Dalam Yehezkiel pasal 36-37 Kerajaan Mesias diceritakan, dengan perumpamaan mengenai "kebangkitan" Israel, yang berarti bahwa Israel akan dikumpulkan di tanah Kanaan, dalam keadaan percaya. Pasal 38-39, terjadi "sesudah waktu yang lama sekali" (38:8). Kedua pasal tersebut menceritakan perang Gog dan Magog, yang disebutkan dalam Wahyu pasal 20:7-9. Rupanya dengan perang tersebut Kerajaan Seribu Tahun berakhir. Dalam Yehezkiel 40-48 diceritakan tentang Surga Baru dan Bumi Baru.634
Dalam pembahasan Kerajaan Seribu Tahun, masalah masa depan bangsa Israel di bumi ini harus dipertimbangkan. Dalam Kejadian pasal 12:1-3 Tuhan Allah mengadakan perjanjian dengan Abram: "Berfirmanlah Tuhan kepada Abram: 'Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.'" Dalam Kejadian pasal 35:11-12 perjanjian yang sama diteruskan kepada Yakub: "Lagi Firman Allah kepadanya: 'Akulah Allah Yang Mahakuasa. Beranakcuculah dan bertambah banyak; satu bangsa, bahkan sekumpulan bangsa-bangsa, akan terjadi dari padamu dan raja-raja akan berasal dari padamu. Dan negeri ini yang telah Kuberikan kepada Abraham dan kepada Ishak, akan Kuberikan kepadamu dan juga kepada keturunanmu.'"635
Sampai di situ semuanya cukup jelas. Di dalam Perjanjian Lama Tuhan Allah mengadakan perjanjian dengan Abraham dan keturunannya, sehingga mereka dijanjikan masa depan yang cerah dan indah. Nampaknya keturunan Abraham, Ishak, dan Yakub belum mengalami masa tersebut. Ada teolog yang berkata bahwa tempat dan hak umat Israel itu telah dialihkan kepada Gereja Kristus secara permanen, sehingga perjanjian Allah dengan Abraham digenapi secara lengkap melalui Jemaat Kristus. Mereka berkata bahwa tidak ada masa depan yang khusus, indah, dan cerah bagi keturunan Abraham, Ishak, dan Yakub. Untuk menanggapi pengertian tersebut sebaiknya Roma pasal 9-11 dibaca dengan saksama, karena dalam tiga pasal tersebut Rasul Paulus menegaskan bahwa sementara ini mereka ditolak sehingga ada "perdamaian bagi dunia" tetapi nanti akan tiba saat penerimaan mereka yang "mempunyai arti... hidup dari antara orang mati" (pasal 11:15). Demikianlah makna kiasan pohon zaitun dalam Roma pasal 11:17-24. Dalam Roma pasal 11:24 Paulus menulis, "Sebab jika kamu telah dipotong sebagai cabang dari pohon zaitun liar, dan bertentangan dengan keadaanmu itu kamu telah dicangkokkan pada pohon zaitun sejati, terlebih lagi mereka ini, yang menurut asal mereka akan dicangkokkan pada pohon zaitun mereka sendiri."
Dalam Roma pasal 11:25b-26 Paulus menulis secara terang-terangan, tanpa kiasan: "Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk. Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis: 'Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub.'"
Kapan janji "penerimaan mereka" itu akan digenapi? Kapan janji "seluruh Israel akan diselamatkan" itu akan digenapi? Justru pada zaman Kerajaan Seribu Tahun!
Hagelberg: Why 20:2 - -- 20:2 ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya
Akhirnya Iblis tidak begitu penting. Dia tidak...
20:2 ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya
Akhirnya Iblis tidak begitu penting. Dia tidak ditangkap oleh Allah Bapa, dia tidak ditangkap oleh Anak Allah, tetapi dia ditangkap oleh seorang malaikat tanpa nama.626 Rupanya tidak ada perjuangan yang berat. Kita hanya membaca bahwa malaikat itu, yang tanpa nama, menangkap naga.
Sebutan naga mengingatkan pembaca pada pasal 12-13, sedangkan sebutan si ular tua itu mengingatkan pembaca pada Kejadian 3:1-15. Dalam satu ayat ini muncul keempat sebutan yang dipakai untuk menunjuk Iblis dalam Kitab Wahyu.
Masalah tafsiran istilah seribu tahun dan diikatnya Iblis banyak dibahas oleh para penafsir, yang rupanya masing-masing dipengaruhi oleh pandangan teologianya. Padahal jangan sampai suatu tafsiran bertolak dari teologia kita. Seharusnya teologia berakar dari tafsiran, dan bukan sebaliknya. Kalau istilah seribu tahun yang disebutkan enam kali dalam bagian ini, yaitu pasal 20:1-10, dibaca oleh orang tanpa praduga, maka dia akan berpikir bahwa nanti pada kedatangan Tuhan Yesus akan ada masa seribu tahun, dan orang-orang yang mati syahid bagi Kristus akan dibangkitkan dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus.
Ada penafsir, misalnya Ladd627, berkata bahwa akan ada masa panjang itu, tetapi mungkin angka seribu, yaitu sepuluh pangkat tiga, suatu angka yang sempurna, tidak perlu diartikan secara harfiah. Sebaiknya kita mengingat, bahwa Dia yang mengilhamkan visi dan perkataan Kitab Wahyu, adalah Dia yang menentukan panjangnya masa Kerajaan Mesias. Dibaca sebagai sastra, memang angka seribu sempurna, tetapi dibaca sebagai nubuatan yang menceritakan panjangnya Kerajaan Mesias, angka itu juga sempurna.
Dalam Yesaya 24:21-22 kita membaca, "Maka pada hari itu Tuhan akan menghukum tentara langit di langit dan raja-raja bumi di atas bumi. Mereka akan dikumpulkan bersama-sama, seperti tahanan dimasukkan dalam liang; mereka akan dimasukkan dalam penjara dan akan dihukum sesudah waktu yang lama."628
Tafsiran dari ungkapan ia mengikatnya juga berkaitan erat dengan masalah tafsiran masa seribu tahun. Jikalau ungkapan seribu tahun menunjuk pada zaman ini, dan tidak ada Kerajaan Seribu Tahun, seperti dikatakan oleh Morris,629 maka hal ini, saat Iblis diikat dan dilemparkan ke dalam jurang maut, yang kemudian disegel supaya Iblis "jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa", harus dijelaskan. Apakah dapat dikatakan bahwa zaman ini Iblis sudah diikat dengan rantai besar, di dalam jurang maut, yang disegel, sehingga ia tidak dapat menyesatkan bangsa-bangsa? Kalau kita dapat menjawab, "Ya", maka mungkin ada peluang untuk tafsiran bukan harfiah bagi masalah masa seribu tahun. Ternyata ada empat kata kerja yang dipakai untuk menegaskan bahwa Iblis tidak dapat menyesatkan manusia lagi. Iblis ditangkap, diikat, dilemparkan ke dalam jurang maut, dan jurang maut itu disegel. Sungguh jelas, yang dibicarakan dalam nas ini bukan hanya sekadar membatasi Iblis. Iblis sama sekali tidak dapat menyesatkan lagi.
Mounce630 menjelaskan bahwa nas yang berikut dipakai oleh orang yang mengatakan bahwa zaman ini Iblis diikat: Matius 12:29; Yohanes 12:31; dan Kolose 2:15. Sebaiknya ketiga ayat tersebut diselidiki, dan pertanyaan berikut dijawab: Apakah nas tersebut dapat disamakan dengan pernyataan bahwa Iblis diikat dan dilemparkan ke dalam jurang maut yang disegel supaya dia tidak dapat menyesatkan bangsa-bangsa? Penulis menjawab, "Tidak."
Sebaliknya Mounce631 juga menyebut beberapa nas yang menyatakan bahwa Iblis sangat aktif pada zaman ini, yaitu Kisah Para Rasul 5:3; 2 Korintus 4:3-4; 11:14; Efesus 2:2; 1 Tesalonika 2:18; 2 Timotius 2:26; dan 1 Petrus 5:8. Sebaiknya ayat-ayat tersebut juga diselidiki, dan pertanyaan berikut dijawab: Apakah aktivitas yang dicatat dalam ayat-ayat tersebut dapat dilaksanakan oleh Iblis pada waktu dia diikat dengan rantai, dan dilemparkan ke dalam jurang maut, yang kemudian disegel? Penulis menjawab, "Tidak." Kalau demikian, maka masa seribu tahun, yakni masa Iblis ada di dalam jurang maut, bukan merupakan kiasan yang menceritakan keadaan zaman ini. Masa seribu tahun itu akan dimulai pada waktu Tuhan Yesus kembali ke dunia ini.
Beasley-Murray632 membahas tentang Kerajaan Seribu Tahun. Dia menjelaskan bahwa pada dasarnya, Kerajaan Seribu Tahun berarti bahwa ada suatu masa di antara masa ini dan masa Surga Baru dan Bumi Baru, atau masa kekekalan. Pada masa itu Mesias akan memerintah di bumi ini. Perjanjian Lama tidak berkata ada Kerajaan Seribu Tahun, tetapi banyak nubuatan mengenai hari kiamat yang menceritakan pemerintahan Mesias di bumi ini, bahkan dengan pusatnya di Yerusalem. Lihatlah 2 Samuel 7:12-16; Mazmur 2:6-9; Yesaya 33:20; dan Zakharia 14:6-11. Selain konsep Kerajaan Allah di bumi, konsep Surga Baru dan Bumi Baru, seperti apa yang diilhamkan dalam Wahyu pasal 21, sudah tampak dalam Yesaya 65-66. Ternyata dalam sastra Yahudi yang di luar kanon Firman Tuhan, yaitu sastra yang tidak termasuk ilham Allah, konsep Kerajaan Mesias sungguh dikembangkan.633
Tetapi Yehezkiel 36-48 adalah nas yang paling erat berkaitan dengan Wahyu pasal 20:1-22:5. Dalam Yehezkiel pasal 36-37 Kerajaan Mesias diceritakan, dengan perumpamaan mengenai "kebangkitan" Israel, yang berarti bahwa Israel akan dikumpulkan di tanah Kanaan, dalam keadaan percaya. Pasal 38-39, terjadi "sesudah waktu yang lama sekali" (38:8). Kedua pasal tersebut menceritakan perang Gog dan Magog, yang disebutkan dalam Wahyu pasal 20:7-9. Rupanya dengan perang tersebut Kerajaan Seribu Tahun berakhir. Dalam Yehezkiel 40-48 diceritakan tentang Surga Baru dan Bumi Baru.634
Dalam pembahasan Kerajaan Seribu Tahun, masalah masa depan bangsa Israel di bumi ini harus dipertimbangkan. Dalam Kejadian pasal 12:1-3 Tuhan Allah mengadakan perjanjian dengan Abram: "Berfirmanlah Tuhan kepada Abram: 'Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.'" Dalam Kejadian pasal 35:11-12 perjanjian yang sama diteruskan kepada Yakub: "Lagi Firman Allah kepadanya: 'Akulah Allah Yang Mahakuasa. Beranakcuculah dan bertambah banyak; satu bangsa, bahkan sekumpulan bangsa-bangsa, akan terjadi dari padamu dan raja-raja akan berasal dari padamu. Dan negeri ini yang telah Kuberikan kepada Abraham dan kepada Ishak, akan Kuberikan kepadamu dan juga kepada keturunanmu.'"635
Sampai di situ semuanya cukup jelas. Di dalam Perjanjian Lama Tuhan Allah mengadakan perjanjian dengan Abraham dan keturunannya, sehingga mereka dijanjikan masa depan yang cerah dan indah. Nampaknya keturunan Abraham, Ishak, dan Yakub belum mengalami masa tersebut. Ada teolog yang berkata bahwa tempat dan hak umat Israel itu telah dialihkan kepada Gereja Kristus secara permanen, sehingga perjanjian Allah dengan Abraham digenapi secara lengkap melalui Jemaat Kristus. Mereka berkata bahwa tidak ada masa depan yang khusus, indah, dan cerah bagi keturunan Abraham, Ishak, dan Yakub. Untuk menanggapi pengertian tersebut sebaiknya Roma pasal 9-11 dibaca dengan saksama, karena dalam tiga pasal tersebut Rasul Paulus menegaskan bahwa sementara ini mereka ditolak sehingga ada "perdamaian bagi dunia" tetapi nanti akan tiba saat penerimaan mereka yang "mempunyai arti... hidup dari antara orang mati" (pasal 11:15). Demikianlah makna kiasan pohon zaitun dalam Roma pasal 11:17-24. Dalam Roma pasal 11:24 Paulus menulis, "Sebab jika kamu telah dipotong sebagai cabang dari pohon zaitun liar, dan bertentangan dengan keadaanmu itu kamu telah dicangkokkan pada pohon zaitun sejati, terlebih lagi mereka ini, yang menurut asal mereka akan dicangkokkan pada pohon zaitun mereka sendiri."
Dalam Roma pasal 11:25b-26 Paulus menulis secara terang-terangan, tanpa kiasan: "Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk. Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis: 'Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub.'"
Kapan janji "penerimaan mereka" itu akan digenapi? Kapan janji "seluruh Israel akan diselamatkan" itu akan digenapi? Justru pada zaman Kerajaan Seribu Tahun!