Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Yak 2:12
Full Life: Yak 2:12 - BERKATALAH DAN BERLAKULAH.
Nas : Yak 2:12
Kita harus berbicara dan bertindak dari sudut pandangan orang yang
akan dihakimi oleh Allah dan "hukum yang memerdekakan", yaitu huk...
Nas : Yak 2:12
Kita harus berbicara dan bertindak dari sudut pandangan orang yang akan dihakimi oleh Allah dan "hukum yang memerdekakan", yaitu hukum dan kasih Allah yang dicurahkan ke dalam hati kita oleh Roh Allah. Allah akan menghukum semua orang yang pilih kasih karena sikap itu melanggar hukum kasih
(lihat cat. --> Yak 2:1;
[atau ref. Yak 2:1]
lihat art. PENGADILAN ORANG PERCAYA).
Ref. Silang FULL -> Yak 2:12
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Yak 2:8-13
Matthew Henry: Yak 2:8-13 - Hukum Kristen Hukum Kristen (2:8-13)
Rasul Yakobus, sesudah mengecam dosa orang-orang yang memandang muka, dan menyampaikan apa yang cukup untuk menyadarkan mere...
Hukum Kristen (2:8-13)
- Rasul Yakobus, sesudah mengecam dosa orang-orang yang memandang muka, dan menyampaikan apa yang cukup untuk menyadarkan mereka akan besarnya kejahatan ini, sekarang melanjutkan dengan menunjukkan bagaimana persoalan ini dapat diperbaiki. Merupakan pekerjaan sebuah pelayanan Injil, tidak hanya untuk menegur dan memperingatkan, tetapi juga untuk mengajar dan mengarahkan. Tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat (Kol. 1:28). Di sini,
- I. Kepada kita dijabarkan secara umum hukum yang dimaksudkan untuk menjadi pedoman kita dalam bersikap hormat kepada manusia. Akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri,” kamu berbuat baik (ay. 8). Supaya jangan ada orang yang mengira bahwa Yakobus membela orang miskin agar dapat melontarkan hinaan kepada orang kaya, sekarang ia membiarkan mereka tahu bahwa ia tidak bermaksud mendorong perilaku yang tidak pantas terhadap siapa saja. Mereka tidak boleh membenci ataupun bersikap kasar kepada orang kaya, sebagaimana mereka tidak boleh menghina orang miskin. Sebaliknya, sebagaimana firman mengajar kita untuk mengasihi sesama kita, entah kaya atau miskin, seperti diri kita sendiri, maka, untuk menghormati ketetapan ini dengan teguh, kita harus berbuat baik. Perhatikanlah di sini,
- 1. Ketetapan yang harus dijalani oleh orang Kristen ditetapkan di dalam firman: Tetapi jikalau tertulis dalam Kitab Suci, dst. Bukan orang besar, atau kekayaan duniawi, atau kebiasaan-kebiasaan yang bejat di kalangan orang-orang yang mengaku beriman itu sendiri, yang mesti menuntun kita, melainkan firman kebenaran.
- 2. Firman menyampaikan ini kepada kita sebagai hukum, supaya kita mengasihi sesama seperti diri kita sendiri. Hukum ini masih tetap berlaku sepenuhnya, dan justru dijunjung lebih tinggi dan lebih jauh oleh Kristus dan bukan membuatnya menjadi kurang penting bagi kita.
- 3. Hukum ini adalah sebuah hukum kerajaan, yang berasal dari Raja segala raja. Nilai dan kemuliaan dari hukum ini sendiri menjadikannya layak dihormati. Selain itu, keadaan di mana semua orang Kristen sekarang berada, yaitu suatu keadaan yang merdeka, dan bukan keadaan terbelenggu atau tertindas, menjadikan hukum ini, yang harus mereka pakai untuk mengatur semua tindakan mereka satu dengan yang lain, sebagai suatu hukum kerajaan.
- 4. Pelanggaran terhadap hukum kerajaan ini, dengan menjalankannya secara memihak, tidak akan membebaskan orang ketika diadili karena ketidakadilan yang dilakukannya. Tersirat di sini bahwa sebagian orang suka menyanjung orang kaya dan bersikap membeda-bedakan terhadap mereka, karena apabila mereka berada di dalam keadaan serupa, mereka akan mengharapkan penghormatan semacam itu bagi diri mereka sendiri. Atau, mereka barangkali beralasan bahwa mereka berbuat benar dalam menunjukkan hormat yang besar kepada orang-orang yang telah dibedakan oleh Allah begitu rupa melalui pemeliharaan-Nya dengan memberikan orang-orang itu kedudukan dan derajat yang tinggi di dunia ini. Karena itu, Rasul Yakobus membenarkan bahwa, sejauh kewajiban mereka untuk menjalankan perintah-perintah dalam loh batu yang kedua, mereka berbuat baik dengan memberi hormat kepada siapa hormat layak diberikan. Namun, sekalipun mereka menjalankan perintah ini, hal ini tidak akan menutupi dosa mereka dalam hal memandang muka, yang menjadi alasan mengapa mereka dikecam, karena,
- II. Hukum yang bersifat umum ini harus dipertimbangkan bersama-sama dengan sebuah hukum yang khusus, “Tetapi, jikalau kamu memandang muka, kamu berbuat dosa, dan oleh hukum itu menjadi nyata, bahwa kamu melakukan pelanggaran (ay. 9). Sekalipun hukum yang terutama mengatakan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri, dan tujuannya adalah untuk menunjukkan kepada mereka rasa hormat, yang juga cenderung akan kamu kehendaki bagi dirimu sendiri jika kamu berada di posisi mereka, namun ini tidak bisa menjadi alasan bagimu untuk berbuat baik atau mengecam kepada jemaat menurut keadaan lahiriah orang. Sebaliknya, di sini engkau harus memperhatikan sebuah hukum tertentu, yang telah diberikan oleh Allah bersama-sama dengan hukum lain yang juga diberikan-Nya kepadamu. Dan dengan hukum ini, engkau akan sepenuhnya dinyatakan bersalah atas dosa yang aku tuduhkan kepadamu.” Hukum ini ada di dalam 15, Janganlah kamu berbuat curang dalam peradilan; janganlah engkau membela orang kecil dengan tidak sewajarnya dan janganlah engkau terpengaruh oleh orang-orang besar, tetapi engkau harus mengadili orang sesamamu dengan kebenaran. Bukan itu saja, hukum kerajaan itu sendiri, jika dijelaskan dengan tepat, akan berguna untuk menyatakan kebersalahan mereka, karena hukum itu mengajar mereka untuk menempatkan diri baik pada kedudukan orang miskin maupun kedudukan orang kaya, sehingga bertindak secara adil terhadap yang satu seperti kepada yang lain. Dari sini, Yakobus melanjutkan, III. Dengan menunjukkan luasnya cakupan hukum ini, dan sejauh mana ketaatan harus diberikan terhadapnya. Mereka harus menjalankan hukum kerajaan, menghormati bagian yang satu seperti bagian yang lain, karena jika tidak demikian maka hukum itu tidak akan berguna bagi mereka, ketika mereka berusaha memakainya sebagai alasan bagi tindakan-tindakan tertentu. Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya (ay. 10). Ini bisa direnungkan,
- 1. Dengan merujuk pada perkara yang dibahas oleh Yakobus. Apakah engkau membela sikapmu yang menghormati orang kaya, karena engkau harus mengasihi sesamamu seperti dirimu sendiri? Maka jika demikian tunjukkanlah pula hormat yang sama dan sepantasnya kepada orang miskin, karena engkau harus mengasihi sesamamu seperti dirimu sendiri. Jika tidak, berarti pengabaianmu dalam hal yang satu akan mencemari usahamu dalam menaati hukum itu sepenuhnya. Barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, secara sengaja, secara terbuka, dan terus-menerus, dan ketika berbuat demikian mengira bahwa ia bisa dimaafkan dalam beberapa hal oleh karena ketaatannya dalam hal yang lain, ia bersalah terhadap seluruhnya. Artinya, ia dapat dikenai hukuman yang sama, oleh pernyataan hukum tersebut, seolah-seolah ia telah membuat pelanggaran terhadap hal yang dituduhkan kepadanya. Bukan berarti semua dosa itu sama, tetapi semuanya sama-sama menghina kekuasaan dari Sang Pemberi Hukum, dan dengan begitu terikat pada hukuman seperti yang telah diancamkan atas pelanggaran hukum tersebut. Ini menunjukkan kepada kita betapa sia-sianya jika kita menyangka bahwa perbuatan baik kita dapat menebus perbuatan kita yang buruk, dan jelas-jelas menghendaki kita untuk mencari penebusan yang lain.
- 2. Ini dilukiskan lebih jauh dengan mengemukakan sebuah persoalan yang berbeda dengan yang disampaikan sebelumnya (ay. 11). Sebab Ia yang mengatakan: “Jangan berzinah,” Ia mengatakan juga: “Jangan membunuh.” Jadi jika kamu tidak berzinah tetapi membunuh, maka kamu menjadi pelanggar hukum juga. Mungkin, ada orang yang sangat ketat dalam hal perzinahan, atau hal-hal yang cenderung mencemarkan daging, tetapi tidak cepat mengecam pembunuhan, atau hal-hal yang cenderung merusak kesehatan, mematahkan hati, dan membinasakan kehidupan orang lain. Orang yang lain luar biasa menjauhi pembunuhan, tetapi lebih memandang ringan perzinahan. Sementara itu, orang yang menganggap kekuasaan Sang Pemberi Hukum lebih penting daripada soal perintah akan melihat ada alasan yang sama untuk mengecam yang satu seperti yang lain. Maka, ketaatan bisa diterima ketika semuanya dilakukan dengan mata yang tertuju pada kehendak Allah, sedangkan ketidaktaatan harus dikecam, dalam hal apa pun juga, karena itu merupakan sebuah penghinaan terhadap kekuasaan Allah. Oleh karena itu, apabila kita mengabaikan satu hal, berarti kita menghina kekuasaan-Nya, yang memberikan hukum itu seluruhnya, dan dengan begitu kita bersalah terhadap hukum itu seluruhnya. Maka, jika kamu hanya berpegang pada hukum yang lama, kamu akan dihukum, karena terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat (Gal. 3:10).
- IV. Yakobus mengajarkan orang Kristen untuk mengatur dan menguasai diri mereka lebih lagi khususnya dengan hukum Kristus. Berkatalah dan berlakulah seperti orang-orang yang akan dihakimi oleh hukum yang memerdekakan orang (ay. 12). Ini akan mengajar kita, tidak hanya untuk berlaku adil dan tidak membeda-bedakan, tetapi juga penuh belas kasihan dan kemurahan terhadap orang miskin. Itu akan membebaskan kita sepenuhnya dari segala bentuk hormat yang jahat dan tidak sepantasnya kepada orang kaya. Perhatikanlah di sini,
- 1. Injil disebut sebagai sebuah hukum. Injil memenuhi segala persyaratan sebagai sebuah hukum, antara lain merupakan peraturan yang disertai dengan upah dan hukuman, menetapkan kewajiban sekaligus menyatakan penghiburan, dan Kristus menjadi raja yang memerintah kita sekaligus menjadi nabi yang mengajar kita, dan imam yang mempersembahkan korban dan bersyafaat bagi kita. Kita hidup di bawah hukum Kristus.
- 2. Injil adalah hukum yang memerdekakan orang. Injil adalah hukum yang tidak ada alasan bagi kita untuk mengeluhkannya sebagai suatu kuk atau beban. Sebab menurut Injil, melayani Allah adalah kebebasan yang sempurna. Dengan melayani Allah, kita terbebas dari segala bentuk perbudakan untuk memberi hormat, baik kepada manusia maupun kepada hal-hal yang berasal dari dunia ini.
- 3. Kita semua harus dihakimi oleh hukum yang memerdekakan ini. Keadaan kekal manusia akan ditentukan menurut Injil. Inilah kitab yang akan dibuka, ketika kita nanti berdiri di hadapan takhta pengadilan. Tidak akan ada kelegaan bagi mereka yang dinyatakan bersalah oleh Injil, begitu juga tidak akan ada tuduhan yang dapat dikenakan pada mereka yang dibenarkan oleh Injil.
- 4. Karena itu, kita perlu waspada agar kita sekarang berbicara dan berlaku sebagai orang yang akan segera dihakimi oleh hukum yang memerdekakan ini. Maksudnya, kita harus mengikuti semua ketetapan Injil, harus menyadari kewajiban-kewajiban Injil, harus memiliki karakter Injil, dan tingkah laku kita adalah tingkah laku Injil, sebab menurut peraturan inilah kita pasti akan dihakimi.
- 5. Pertimbangan bahwa kita akan dihakimi oleh Injil, sudah seharusnya membuat kita lebih berbelas kasihan lagi kepada orang miskin (ay. 13). Sebab penghakiman yang tak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan. Tetapi belas kasihan akan menang atas penghakiman. Perhatikanlah di sini,
- (1) Nasib yang pada akhirnya akan ditimpakan atas orang-orang berdosa yang tidak bertobat akan menjadi penghakiman yang tidak berbelas kasihan. Tidak akan ada campuran atau pengurangan pada cawan murka dan kengerian, ampas yang harus mereka minum.
- (2) Orang yang sekarang tidak berbelas kasihan tidak akan dikasihani pada hari yang besar itu. Namun, di sisi lain, kita bisa memperhatikan,
- (3) Bahwa akan ada orang-orang yang akan menjadi contoh kemenangan belas kasihan, karena dalam diri mereka belas kasihan menang atas penghakiman. Semua anak manusia, pada hari terakhir, akan menjadi benda-benda kemurkaan atau benda-benda belas kasihan. Semua orang harus merenungkan dalam golongan yang mana mereka akan ditemukan, dan marilah kita mengingat bahwa berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
SH: Yak 2:8-13 - Penuhi "Hukum Kerajaan" (Kamis, 2 Agustus 2007) Penuhi "Hukum Kerajaan"
Yakobus memberi peringatan kepada umat Tuhan agar tidak pilih-pilih
dalam menaati firman Tuhan. Seluruh hukum Tuhan haru...
Penuhi "Hukum Kerajaan"
Yakobus memberi peringatan kepada umat Tuhan agar tidak pilih-pilih dalam menaati firman Tuhan. Seluruh hukum Tuhan harus ditaati! Mengapa? Pertama, Yakobus menyebut hukum Tuhan sebagai hukum kerajaan (5 [Yun.: Basilikon]). Artinya hukum itu berasal dari Allah sebagai raja kehidupan, dan menjadi ciri dari orang yang terhisab dalam kerajaan-Nya. Melanggar hukum Tuhan, meski hanya satu, berarti menolak pemerintahan Allah dan menyangkali kewargaan dalam kerajaan-Nya. Kedua, meski tertulis dalam Alkitab, tetapi pada hakikatnya hukum tersebut adalah ucapan Allah sendiri. Yakobus menyetarakan Alkitab (8) dengan "Ia yang mengatakan" (11). Ketiga, meski berbeda isi dan cakupannya, hukum tersebut bersama-sama merupakan satu kesatuan. Orang yang menaati hukum "jangan berzina" tetapi melanggar hukum "jangan membunuh", terhitung telah melanggar hukum Allah. Dikaitkan dengan konteks bagian sebelumnya dalam ayat 8, pilih-pilih kasih bisa berujung pada melanggar hukum "jangan membunuh".
Jadi tidak boleh setengah-setengah dalam menerapkan hukum Allah. Harus ditaati sepenuhnya! Tidak boleh pilih-pilih, hukum mana yang mau dilakukan dan mana yang tidak. Kita juga diingatkan untuk memiliki alasan kuat saat menunjukkan kasih kepada sesama, yaitu karena kita telah mendapat belas kasih Allah. Belas kasih Allah juga yang menolong kita untuk menjangkau orang tanpa pilih kasih. Belas kasih Allah menggerakkan dinamika kita untuk mampu menyatakan kasih Allah bagi orang lain. Kita patut bertindak seakan-akan kita sedang diperhadapkan pada meja penghakiman.
Perilaku orang beriman harus selalu digerakkan oleh prinsip eskatologis. Maksudnya, sebagai orang yang telah diselamatkan oleh Yesus Kristus, kita harus hidup sebagai orang yang menjalani prinsip hukum kemerdekaan. Dalam hidup takut dan taat akan Allah kita memiliki keyakinan bahwa, kelak dalam pengadilan akhir, kita adalah warga-Nya yang Ia telah bersihkan dalam kebenaran.
SH: Yak 2:1-13 - Membedakan orang berdasarkan derajat adalah dosa (Selasa, 5 Juni 2001) Membedakan orang berdasarkan derajat adalah dosa
Orang yang
terpelajar, terhormat, dan terkenal senantiasa
mendapatkan perhatian dan kehormatan leb...
Membedakan orang berdasarkan derajat adalah dosa
Orang yang terpelajar, terhormat, dan terkenal senantiasa mendapatkan perhatian dan kehormatan lebih, dibandingkan orang-orang yang tidak memiliki kesempatan demikian. Sikap membedakan ini pun tidak jarang dijumpai di lingkungan gereja, yang lebih memberikan kesempatan dan penghormatan bagi yang kaya dan sebaliknya meremehkan, membatasi, bahkan menghalangi yang tidak kaya untuk mengekpresikan dirinya. Bagaimana kita meresponi hal ini?
Melalui bagian ini Yakobus memperingatkan penerima surat dan kita semua untuk tidak menilai orang berdasarkan penampilan fisik dan derajat sosial. Sikap ini jelas bertentangan dengan pernyataan bahwa Allah tidak membedakan siapa pun karena Ia melihat hati dan bukan penampilan lahiriah. Di samping itu sikap ini juga berarti bahwa kita sedang menempatkan diri lebih tinggi dan menduduki posisi hakim yang tidak adil bagi sesama kita (4), serta melanggar hukum kasih (9). Siapakah kita sehingga berhak menentukan kepada siapa hormat dinyatakan atau kepada siapa ketidakhormatan dinyatakan (2-3)? Demikiankah citra Kristen yang sesungguhnya?
Realita berbicara bahwa seringkali orang miskin lebih terbuka bagi Injil daripada orang kaya, karena banyak orang kaya lebih mengandalkan hidupnya pada kekayaan yang dimilikinya daripada kepada Tuhan (5). Namun tidak berarti bahwa orang kaya sulit menerima Injil, karena status sosial tidak menjadi penentu status manusia di hadapan Allah. Bersikap antipati dan mencurigai orang kaya juga tidak dapat dibenarkan. Jadi sesungguhnya surat ini ditulis dengan tujuan agar Kristen kembali kepada hukum kasih, sehingga memiliki sikap yang benar terhadap semua orang. Karena hukum kasih tercermin dalam setiap hukum yang diberikan Tuhan kepada umat- Nya. Tidak ada ukuran apa pun yang dapat menggeser hukum kasih.
Renungkan: Tempatkanlah harta pada porsi yang benar, sehingga tidak mempengaruhi kita dalam bersikap kepada orang lain. Kemudian taatilah hukum kasih dalam seluruh sikap dan perbuatan Anda, sehingga tidak membuat Anda membedakan siapa pun yang Anda temui. Inilah pengamalan iman kristen sejati yang memuliakan Tuhan dan membangun relasi kasih dengan sesama.
SH: Yak 2:1-13 - Ketidakmanusiawian Favoritisme (Minggu, 15 Agustus 2021) Ketidakmanusiawian Favoritisme
Kita sering mendengar pertanyaan sinis, "Emangnya, siapa kamu?" Di balik pertanyaan ini tersirat keinginan merendahkan...
Ketidakmanusiawian Favoritisme
Kita sering mendengar pertanyaan sinis, "Emangnya, siapa kamu?" Di balik pertanyaan ini tersirat keinginan merendahkan orang yang diajak bicara. Dari pertanyaan tersebut kita pun mendapatkan kenyataan bahwa dunia kita memperlakukan seseorang berdasarkan statusnya.
Demikian juga di dalam jemaat Yakobus, perlakuan terhadap saudara seiman yang kaya lebih spesial dibandingkan terhadap yang miskin (2-3). Perlakuan memandang muka disebut favoritisme, yaitu tindakan membedakan dalam hati dan menghakimi dengan pikiran jahat (4). Jadi, nilai seseorang bukan karena dia manusia, tetapi karena harta milik, penampilan, serta status ekonomi dan sosialnya. Ironisnya, hal itu terjadi di dalam komunitas Kristen yang memiliki perintah utama: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (8).
Yakobus dengan keras mengingatkan bahwa favoritisme adalah perbuatan dosa. Tidak berbeda dengan pengadilan Romawi pada masa itu yang kerap kali berpihak kepada orang-orang kaya dan berstatus tinggi. Banyak orang justru lebih menderita karena praktik favoritisme. Jemaat pun kemudian diminta untuk menaati hukum Allah. Ketaatan untuk tidak mempraktikkan favoritisme erat kaitannya dengan ketaatan terhadap seluruh hukum Allah, karena semua perintah Allah tidak terpisah-pisah, melainkan merupakan sebuah kesatuan.
Tuhan tidak menghendaki favoritisme di dalam komunitas Kristen. Dia menghendaki umat-Nya supaya memperlakukan setiap orang sebagai sesama manusia yang berharga. Memperlakukan seseorang berdasarkan kekayaan dan kepemilikan adalah tindakan merendahkan sesama, sebab nilai orang tersebut ditentukan berdasarkan benda-benda.
Kita bisa mengubah keadaan dengan mulai jujur melihat realitas diri dan komunitas kita. Apakah terjadi praktik favoritisme? Jika ada, kita bisa mulai berbagi bersama beberapa teman dan berupaya membangun komunitas sehat yang mempraktikkan kasih, bukan favoritisme.
Kiranya Tuhan memberi kita kesadaran dan kekuatan menghargai manusia. [JHN]
Galilah -> Yak 2:12-13
Galilah: Yak 2:12-13 - Penilaian Allah Yakobus 2:12-13 Sub Tema: Penilaian Allah
Berbicaralah dan berlakulah seperti orang-orang yang akan dihakimi oleh Hukum Kemerdekaan, sebab ada pengh...
Yakobus 2:12-13 Sub Tema: Penilaian Allah
Berbicaralah dan berlakulah seperti orang-orang yang akan dihakimi oleh Hukum Kemerdekaan, sebab ada penghakiman tanpa belas kasihan bagi orang yang tidak menunjukkan belas kasihan –Belas kasihan menang atas penghakiman!
ay. 12 Berbicaralah…berlakulah – Kata-kata ini adalah perintah yang bersifat terus menerus,134 yaitu mereka diperintahkan untuk hidup dalam kesadaran ini, sehingga semua perkataan mereka (1:26) dan kelakuan mereka (2:1-11) terpengaruh.
Akan– Biasanya kalau kata akan ada di teks, itu mencerminkan sifat Indikatif daripada kata kerja, tetapi di sini mencerminkan kata mello yang berarti akan. Sifatnya menyatakan bahwa mereka hidup sekarang135 dalam keadaan akan dinilai, fakta itu seharusnya selalu mempengaruhi masa kini mereka.
Dihakimi – Kata krino boleh berarti menilai, memeriksa, menghakimi, atau menghukum. Kata ini tidak selalu negatif. Bagi orang percaya, hukuman sudah ditanggung oleh Kristus, dan karena penilaian ini boleh menghasilkan nilai positif atau negatif, boleh diterjemahkan dinilai di ayat ini. Kita melihat hal ini di 1 Kor 3:10-15 di mana orang kehilangan upah karena tidak melayani sesuai Firman Tuhan. Lihat juga 2 Kor 5:10, 1 Pet 1:14-19.
Bisa membingungkan kalau membaca bahwa kita akan dinilai/dihakimi, apalagi kalau perbuatan kita yang disoroti! Ada tiga hal yang penting diingat kalau melihat ayat-ayat macam ini. (1) Kalau kita sudah percaya, dosa kita ditanggung satu kali untuk selama-lamanya oleh Kristus di kayu salib, sehingga kita tidak mungkin masuk neraka. (Rom 8:1, 33-39) (2) Ketika kita menjadi anak Allah, kita juga menjadi hamba-hambanya (Lihat bagian penerapan di Yak 1:1, juga 1 Kor 4:1-5, 6:19-20 dan 9:27136) dan pelayanan kita akan dinilai oleh Kristus, yang mati bagi kita. Bagi orang percaya, kita menerima atau kehilangan upah menurut kesetiaan kita dan kesiapan dibentuk oleh Firman Tuhan. (1 Kor 3:10-15) (3) Ada orang juga yang, walaupun dibesarkan di gereja, atau lama mendengar Firman Tuhan, mereka sebenarnya tidak pernah mengerti atau meresponi Injil. Jadi walaupun kita menganggap bahwa mereka percaya, kita lihat bahwa mereka sangat tertutup pada Firman Tuhan dan berani berdosa. Penghakiman bagi orang itu menyatakan bahwa mereka tidak pernah ditebus oleh darah Kristus, sehingga tidak ada belas kasihan. Dalam ayat-ayat yang bicara mengenai penghakiman, mereka dinilai menurut perbuatan mereka dan dibuang ke neraka. (Lihat Mat 7:21-23, 25:41-46, 1 Yoh 3:8-10) Hal ini akan diuraikan di bagian berikut yang bicara mengenai iman dan perbuatan.
ay. 13 Penghakiman tanpa belas kasihan – Bagian ini tidak mungkin diarahkan kepada orang yang percaya. Tetapi yang membedakan antara orang percaya dengan orang belum percaya di ayat ini adalah apakah mereka biasa menunjukkan belas kasihan kepada orang lain. Mereka tidak menjadi selamat karena berbelas kasihan, mereka menunjukkan belas kasihan karena sudah selamat. Roh Kudus diam di dalam mereka dan sedang mengubahkan hati mereka menjadi serupa dengan Kristus. (Lihat hal yang sama di Mat 5:7, 6:14-15, 7:1, 18:21-35, 25:31-46) Ada kiasan di sini dengan kata eleos (belas kasihan), yang muncul tiga kali dan memperingati bahwa orang yang tidak menunjukkan belas kasihan, tidak akan ditunjukkan belas kasihan-Nya.137 Klausa ini sangat mengerikan.
Menunjukkan – Kata poieo berarti berbuat,menunjukkan. Imbuhan dari kata ini bicara mengenai masa lalu secara umum.138 Secara umum, orang ini tidak menunjukkan belas kasihan. Belas kasihan ini dinyatakan melalui perbuatan.
Menang – Kata katakaukhaomai membawa arti menang, menaklukkan,atau bermegah, menunjukkan kemenangan yang mulia, tetapi juga rasa kemenangan yang orang nikmati.139 Sifat terus menerus140 menyatakan keadaan di masa kini.
Kalimat ini agak sulit dimengerti, karena tidak jelas apakah belas kasihan Allah yang dimaksudkan atau belas kasihan kita. Kalau belas kasihan Allah yang dimaksudkan, agak sulit dimengerti karena baru dikatakan bahwa penghakimannya tidak berbelas kasihan. Itu sebabnya ada banyak ahli yang menganggap bahwa orang yang biasanya menunjukkan belas kasihan, yaitu mengampuni sesama, mengangkat orang yang rendah, mengasihi orang berdosa, rasa sangat bersukacita dan mempunyai keyakinan penuh bahwa dia anak Allah – Dia tidak takut dihakimi. Hal ini yang menjadi konteks untuk bagian bawah, yang bicara mengenai iman yang dilihat dalam perbuatan orang.
- Walaupun kita, orang percaya, rasa sangat aman dalam kasih dan pengampunan Allah, tidak berarti kita tidak takut – Memang tidak takut ditolak (Rom 8:15, 1 Yoh 4:18), melainkan takut karena Siapa yang menilai kita! Apakah sadar akan hal ini? Lihat Fili 2:12-13, 2 Kor 7:1.
- Apakah ada orang yang saudara belum ampuni? Atau orang yang saudara tidak menghargai?
- Beri tantangan kepada mereka apakah mereka sudah mengerti dan menerima Injil. Tentu ada orang yang ragu-ragu karena kegagalan yang akan merasa diri belum selamat. Hiburlah mereka dengan fakta bahwa kalau mereka percaya Kristus, mereka pasti sudah selamat dan bahwa kepekaan pada dosa adalah tanda bahwa Roh Kudus bekerja dalam hati mereka. Mereka yang seharusnya takut adalah yang tidak peduli ketika berdosa terus.
- Boleh juga bicara mengenai pergumulan orang percaya dengan dosa.
- Penting untuk menegaskan bahwa keselamatan hanya melalui iman, bukan karena orang berbelas kasihan.
Yakobus 2:14-26 Tema: Iman dan Perbuatan
Topik Teologia -> Yak 2:12
Topik Teologia: Yak 2:12 - -- Umat Manusia Pada Umumnya
Manusia Diciptakan sebagai Makhluk Moral
Manusia Membuat Keputusan Moral
Existensi Keputusan Moral
...
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Manusia Diciptakan sebagai Makhluk Moral
- Manusia Membuat Keputusan Moral
- Existensi Keputusan Moral
- Kej 3:1-5 Kel 19:5 Ima 26:3-6,9-12,14-17 Ula 30:15-20 Yos 24:14-15 2Sa 24:12-13 1Ra 3:14 1Ra 18:21 Ayu 36:11-12 Maz 1:1-2 Maz 103:17-18 Maz 112:1 Ams 1:29-33 Ams 19:16 Ams 28:14 Yes 1:18-20 Yer 21:8-9 Yer 22:3-5 Yeh 33:14-16 Mat 5:19 Mat 5:44-45 Mat 6:14-15 Mat 6:24 Mat 7:1-2 Mar 3:35 Yoh 7:17 Yoh 14:15 Yak 2:10-13
- Dosa
- Dosa-dosa Terhadap Sesama
- Dosa-dosa Kebencian
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Tugas Terhadap Orang Lain Pada Umumnya atau Terhadap Orang Kristen
- Menyatakan Kemurahan Hati Kepada Sesama
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Yakobus (Pendahuluan Kitab) Penulis : Yakobus
Tema : Iman yang Berhasil Guna
Tanggal Penulisan: Tahun 45-49 M
Latar Belakang
Surat ini tergolong "surat-su...
Penulis : Yakobus
Tema : Iman yang Berhasil Guna
Tanggal Penulisan: Tahun 45-49 M
Latar Belakang
Surat ini tergolong "surat-surat umum" karena pada mulanya dialamatkan kepada suatu sidang pembaca yang lebih luas daripada jemaat lokal. Salam "kepada kedua belas suku di perantauan" (Yak 1:1), dan juga petunjuk-petunjuk lainnya (Yak 2:19,21) menunjukkan bahwa surat ini pada mulanya ditulis kepada orang Kristen Yahudi yang tinggal di luar Palestina. Mungkin para penerima surat ini termasuk orang-orang pertama yang bertobat di Jerusalem dan, setelah Stefanus mati syahid terserak oleh penganiayaan (Kis 8:1) sejauh Fenisia, Siprus, Antiokhia dan lebih jauh lagi (Kis 11:19). Hal ini menerangkan
- (1) mengapa pembukaan surat ini menekankan hal menanggung dengan sukacita pencobaan yang menguji iman dan menuntut ketabahan (Yak 1:2-12),
- (2) pengetahuan pribadi Yakobus tentang orang percaya yang "terserak" itu, dan
- (3) nada yang berwibawa dari surat ini. Sebagai pemimpin gereja di Yerusalem, Yakobus sedang menulis surat kepada domba-dombanya yang berserakan.
Terkenalnya pengarang ditunjukkan oleh cara ia menyebut dirinya, yaitu hanya "Yakobus" (Yak 1:1). Yakobus, saudara tiri Yesus dan pemimpin gereja di Yerusalem, pada umumnya dipandang sebagai penulis surat ini. Pidatonya dalam sidang di Yerusalem (Kis 15:13-21) dan gambaran mengenai dirinya di bagian lain dalam PB (mis. Kis 12:17; Kis 21:18; Gal 1:19; Gal 2:9,12; 1Kor 15:7) sangat cocok dengan apa yang diketahui mengenai penulis surat ini. Sangat mungkin Yakobus menulis surat ini pada dasawarsa 40-an. Tanggal yang agak dini untuk penulisan surat ini ditunjukkan oleh berbagai faktor, seperti kenyataan bahwa Yakobus menyebutkan istilah Yunani synagoge untuk menunjuk tempat pertemuan orang Kristen (Yak 2:2). Menurut keterangan sejarawan Yahudi, Yosefus, Yakobus, saudara tiri Tuhan mati syahid di Yerusalem tahun 62 M.
Tujuan
Yakobus menulis
- (1) untuk membangun semangat orang percaya Yahudi yang sedang menderita berbagai pencobaan yang menguji iman mereka,
- (2) untuk memperbaiki berbagai pengertian yang salah mengenai sifat iman yang menyelamatkan, dan
- (3) untuk menasihatkan dan membina pembacanya mengenai hasil-hasil praktis iman mereka dalam hidup yang benar dan perbuatan yang baik.
Survai
Surat ini membahas serangkaian pokok yang cukup beragam berkaitan dengan menjalankan kehidupan Kristen yang sejati. Yakobus mendorong orang percaya untuk menanggung pencobaan dengan sukacita dan menarik manfaat daripadanya (Yak 1:2-11); melawan godaan (Yak 1:12-18); menjadi pelaku Firman dan bukan hanya pendengar (Yak 1:19-27); serta menunjukkan iman yang aktif dan bukan pengakuan yang kosong (Yak 2:14-26). Yakobus dengan sungguh-sungguh mengingatkan tentang berdosanya lidah yang sukar dikendalikan (Yak 3:1-12; Yak 4:11-12), hikmat duniawi (Yak 3:13-16), kelakuan berdosa (Yak 4:1-10), kehidupan yang congkak (Yak 4:13-17) dan kekayaan yang mementingkan diri sendiri (Yak 5:1-6). Yakobus menutup dengan menekankan kesabaran, doa, dan memulihkan mereka yang sudah mundur (Yak 5:7-20).
Sepanjang kelima pasal ini, hubungan di antara iman yang benar dan kehidupan yang saleh ditekankan. Iman yang sejati adalah: - iman yang teruji (Yak 1:2-16), - aktif (Yak 1:19-27), - mengasihi sesama seperti dirinya sendiri (Yak 2:1-13), - menyatakan diri dalam perbuatan baik (Yak 2:14-26), - menguasai lidah dengan benar (Yak 3:1-12), - mencari hikmat Allah (Yak 3:13-18), - tunduk kepada Allah selaku hakim yang adil (Yak 4:1-12), - mempercayai Allah dalam kehidupan sehari-hari (Yak 4:13-17), - tidak mementingkan diri atau memuaskan keinginan sendiri (Yak 5:1-6), - sabar dalam penderitaan (Yak 5:7-12), dan - tekun dalam doa (Yak 5:13-20).
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini kemungkinan besar merupakan kitab PB yang pertama-tama ditulis.
- (2) Walaupun hanya dua kali menyebut nama Kristus, surat ini lebih banyak berisi kenangan akan ajaran Yesus, termasuk setidak-tidaknya 15 petunjuk kepada Khotbah di Bukit, lebih dari semua surat PB tergabung.
- (3) Dari 108 ayatnya, lebih daripada separuhnya adalah perintah.
- (4) Dalam banyak hal, surat ini merupakan Amsal PB karena
- (a) penuh dengan hikmat ilahi dan instruksi praktis untuk menjalankan kehidupan Kristen yang sejati dan
- (b) ditulis dengan gaya penulisan yang tegas dan tepat, dengan perintah yang singkat dan analogi yang hidup.
- (5) Yakobus adalah pengamat cermat tentang cara bekerjanya alam dan tabiat manusia berdosa. Dia sering kali menarik pelajaran dari alam untuk menyingkapkan tabiat manusia berdosa (mis. Yak 3:1-12).
- (6) Surat ini lebih menekankan hubungan di antara iman dengan perbuatan daripada kitab PB lainnya (khususnya: Yak 2:14-16).
- (7) Yakobus sering kali disebut sebagai Amos PB, karena dia dengan bersemangat membahas persoalan ketidakadilan dan ketidaksetaraan sosial.
Full Life: Yakobus (Garis Besar) Garis Besar
Salam Kristen
(Yak 1:1)
I. Menghadapi Pencobaan dan Menarik Manfaatnya
(Yak 1:2-18)
A. Menerimanya Se...
Garis Besar
- Salam Kristen
(Yak 1:1) - I. Menghadapi Pencobaan dan Menarik Manfaatnya
(Yak 1:2-18) - A. Menerimanya Sebagai Sarana Pertumbuhan
(Yak 1:2-4) - B. Memohon Hikmat untuk Mengatasinya
(Yak 1:5-8) - C. Bersukacita Dalam Tindakan Penyamarataannya
(Yak 1:9-12) - D. Mengetahui Bedanya Pengujian dan Pencobaan
(Yak 1:13-18) - II. Mendengarkan Firman Allah dan Melakukannya
(Yak 1:19-27) - III.Tidak Pilih Kasih dan Menunjukkannya
(Yak 2:1-13) - IV. Mengaku Beriman dan Membuktikannya
(Yak 2:14-26) - V. Menyadari Jebakan-Jebakan dan Mengelakkannya
(Yak 3:1-5:6) - A. Lidah yang Sukar Dikendalikan
(Yak 3:1-12) - B. Hikmat yang Tidak Rohani
(Yak 3:13-18) - C. Kelakuan Berdosa
(Yak 4:1-10) - D. Memfitnah Saudara Seiman
(Yak 4:11-12) - E. Hidup dengan Congkak
(Yak 4:13-17) - F. Kekayaan yang Mementingkan Diri Sendiri
(Yak 5:1-6) - VI. Kebajikan dan Kehidupan Kristen
(Yak 5:7-20) - A. Kesabaran dan Ketekunan
(Yak 5:7-11) - B. Kejujuran yang Polos
(Yak 5:12) - C. Doa Tak Berkeputusan untuk Orang Sakit
(Yak 5:13-18) - D. Memulihkan yang Terhilang
(Yak 5:19-20)
Matthew Henry: Yakobus (Pendahuluan Kitab)
Penulis surat ini bukan Yakobus anak Zebedeus, karena ia dihukum mati oleh Herodes (Kis. 12) sebelum Kekristenan cukup berhasil ditanamkan di antar...
- Penulis surat ini bukan Yakobus anak Zebedeus, karena ia dihukum mati oleh Herodes (Kis. 12) sebelum Kekristenan cukup berhasil ditanamkan di antara orang-orang Yahudi yang ada di perantauan, seperti yang tersirat di sini. Tetapi dia adalah Yakobus lain, anak Alfeus, yang merupakan saudara sepupu Kristus, dan salah seorang dari kedua belas rasul (Mat. 10:3). Ia disebut sebagai sokoguru jemaat (Gal. 2:9), dan surat ini adalah tulisannya tidak dapat dibantah, tanpa melonggarkan satu batu dasar dalam bangunan jemaat. Surat ini disebut sebagai surat umum, karena (seperti menurut sebagian orang) tidak ditujukan kepada seseorang atau jemaat tertentu, tetapi merupakan semacam surat yang kita sebut sebagai surat edaran. Sebagian orang lain lagi berpendapat bahwa surat itu disebut umum, atau am, untuk membedakannya dari surat-surat Ignatius, Barnabas, Polikarpus dan lain-lain yang dikenal orang pada zaman mula-mula, tetapi yang pada umumnya tidak diterima di dalam jemaat. Karena alasan itu, surat-surat tersebut tidak termasuk kanon Kitab Suci, seperti surat ini. Eusebius (sejarawan gereja abad ketiga – pen.) mengatakan bahwa surat ini “pada umumnya dibacakan di dalam jemaat-jemaat bersama surat-surat am yang lain” (Eccles. hlm. 53. Ed. Val. 1678). Yakobus, penulis kita, disebut orang benar, karena kesalehannya yang tinggi. Ia merupakan contoh terkemuka dari karunia-karunia yang ditekankannya kepada orang lain. Ia begitu sangat disegani karena keadilannya, kebersahajaannya, dan pengabdiannya sehingga Yosefus, seorang sejarawan Yahudi, mencatat sebagai salah satu penyebab kehancuran Yerusalem “bahwa Rasul Yakobus menjadi martir di sana.” Hal ini disebutkan dengan harapan bahwa kita akan memberikan perhatian lebih besar pada apa yang ditulis oleh orang yang begitu suci dan luhur ini. Waktu penulisan surat ini tidaklah pasti. Maksud dan tujuannya adalah untuk menegur orang-orang Kristen atas kemerosotan mereka yang besar baik dalam iman maupun perilaku, dan untuk mencegah penyebaran ajaran-ajaran yang menolak agama, yang mengancam kehancuran segala tindakan kesalehan. Juga menjadi niat khusus dari penulis surat ini untuk menggugah bangsa Yahudi supaya sadar akan kedahsyatan dan sudah mendekatnya penghakiman-penghakiman yang akan menimpa mereka. Serta untuk mendukung semua orang Kristen yang sungguh-sungguh di jalan kewajiban mereka, di bawah segala malapetaka dan penganiayaan yang mungkin akan mereka jumpai. Kebenaran-Kebenaran yang dipaparkan di sini sangatlah penting, dan perlu dijaga. Dan pedoman-pedoman untuk bertindak, seperti yang dinyatakan di sini, adalah sedemikian rupa sehingga harus dijalankan di zaman kita seperti juga di zaman-zaman sebelumnya.
Galilah: Yakobus (Garis Besar)
Bibliografi
Bird, Anthony. Practice Makes Perfect, Publishing with a mission, 2009.
Davids, P. H. The Epistle of James: a commentary on the Gree...
Bibliografi
Bird, Anthony. Practice Makes Perfect, Publishing with a mission, 2009.
Davids, P. H. The Epistle of James: a commentary on the Greek text, Grand Rapids, MI: Eerdmans. 1982.
Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000.
Kittel, G., Friedrich, G., & Bromiley, G. W. Theological Dictionary of the New Testament. Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans. 1985.
Loh, I.-J., & Hatton, H. A handbook on the Letter from James. New York: United Bible Societies. 1997.
Luther’s Works, Jil. 35, Word and Sacrament I (Philadelphia: Fortress, 1960)
MacArthur, John. The MacArthur Study Bible, Word, Nashville, 1997.
Moo, D. J. The letter of James. Pillar Commentary Series. Grand Rapids, MI; Leicester, England: Eerdmans; Apollos. 2000.
Moo, D. J. James: An Introduction and Commentary. (Tyndale) Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1985.
Newman Jr. Barclay M. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012.
Osborne, Grant. James, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton Illinois, 2008.
Richardson, Jr. Kurt A. New American Standard Commentary Jil 36, James, Broadman Press Nashville, Tennessee. 1997.
Robertson. A. T. Word Pictures of the New Testament, Broadman Press, Nashville, 1930.
Tasker, R. V. G. James, Tyndale New Testament Commentaries, IVP, Leicester. 1983.
Wenham, J. W. The Elements of New Testament Greek, Cambridge University Press, Cambridge. 1965.
Zodhiates, Spiros. Th.D. The Complete Word Study Dictionary New Testament, AMG, 1993.
Apendiks
Pentingnya Bahasa Yunani
Sebagai bahasa sumber dari Perjanjian Baru, Bahasa Yunani penting dimengerti bagi seseorang yang ingin menangani Firman Tuhan dengan baik. Tidak berarti kita harus menjadi mampu membaca bahasa ini, tetapi sangat membantu kalau kita mengerti arti kata-kata dan juga tata bahasa yang menentukan arti dari kalimat, paragraf dan wacana. Bahasa ini bukan bahasa ajaib, atau luar biasa – Itu hanya bahasa – Jadi kita tidak mencari pengetahuan yang tersembunyi, melainkan hanya pengertian akan fungsinya bahasa ini dalam kaitannya dengan terjemahan-terjemahan yang ada pada kita. Diusulkan supaya Anda jarang membacakan kata Yunani dalam khotbah/pengajaran, kecuali menolong pengertian orang.
Ejaan yang Digunakan di Tafsiran ini
Huruf-huruf Yunani tidak selalu ada yang mirip dalam Bahasa Indonesia, sehingga ejaan yang dipakai di tafsiran ini berfokus pada ucapan yang mirip, bukan pada kesempurnaan. Jadi huruf η dan ε menjadi e saja dan huruf ο dan ω menjadi o saja. Huruf χ dieja kh dan tafsiran ini mengikuti kebiasaan modern untuk mengeja υ sebagai y, seperti dalam kata hyper, kecuali dipakai bersama huruf vokal lain.
Istilah- istilah tata bahasa ini terdapat di Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru.301 Biasanya ada penjelasan singkat sesudah istilah disebut, tetapi kalau saudara mau melihat logika yang mendasarinya, lihatlah lagi penjelasan berikut.
Person/Orang
Bahasa Yunani adalah bahasa yang sangat spesifik tentang pembicara dan pendengar – Ada dijelaskan juga gender daripada orang.
Singular/Tunggal
- 1. Aku/Saya
- 2. Kau/Kamu/Anda
- 3. Dia
Plural/Jamak
- 1. Kita/Kami
- 2. Kalian
- 3. Mereka
Tens
Tens menyangkut waktu dan sifat daripada kegiatan/peristiwa.
Past/Masa Lalu – Ada empat macam yang biasanya dipakai:
Aoris = Masa lalu yang sederhana yang menekankan apa yang terjadi. Mis: Kemarin dia belajar.
Imperfek = Menjelaskan sesuatu yang terus-menerus, atau sedang terjadi di masa lalu. Mis: Kemarin, sementara dia sedang belajar…
Perfek (Sempurna) = Menjelaskan peristiwa yang sudah terjadi dan sudah selesai/berhasil dengan juga menyangkut apa akibat/dampak daripada peristiwa tersebut. Mis.: Dia sudah belajar (yaitu, sudah punya kualifikasi untuk melakukan pekerjaannya)
Pluperfek = Hampir sama dengan Perfek, tetapi akibat/dampak kurang pasti.
Present/Masa Kini = Sesuatu yang terus-menerus terjadi di masa kini. Mis: Dia sedang belajar.
Future/Masa Depan = Sesuatu yang terjadi di masa depan. Mis: Dia akan/mau belajar.
Suara
Suara Menjelaskan siapa/apa yang berlaku.
Aktif = Fokus ada pada pelaku. Mis: Saya mengasihi Yesus.
Pasif = Fokus ada pada penerima/penderita. Mis: Saya dikasihi oleh Yesus.
Medium = Suara ini mirip yang Aktif tetapi lebih menekankan kelakuan pelaku. Mis: Saya yang selalu mencuci piring!
Modus
Modus menjelaskan sifat daripada kata kerja.
Indikatif menyampaikan fakta-fakta dan apa yang akan terjadi. Mis: Saya akan makan.
Imperatif adalah perintah atau permintaan. Mis: Makan!
Subjunktif menyampaikan kemauan yang kemungkinan besar akan terjadi. Sering dipakai dengan kata hina(supaya) menyatakan tujuan. Mis: Saya memasak supaya kamu bisamakan.
Optatif (Jarang dipakai) sangat mirip Subjunktif tetapi lebih diragu-ragukan. Sering digunakan dalam pemberkatan. Mis: Saya berdoa, kiranya kamu bisa makan.
Infinitif adalah kata kerja yang bersifat seperti kata benda dan bicara secara umum saja. Mis: Makan, itu baik.
Partisip
Partisip adalah kata kerja yang bersifat kata sifat benda, yaitu nomor, gender dan kasus (tidak dijelaskan di sini) sama dengan subyeknya. Pada dasarnya Partisip adalah kata kerja dan bisa diterjemahkan demikian.
Artikel
Artikel tidak ada dalam Bahasa Indonesia, tetapi artinya mirip dengan ini/itu, di mana sesuatu yang tertentu dimaksudkan. Misalnya di Kis 2 disebut dua kali bahwa orang percaya memecahkan roti, tetapi yang di ayat 42 mempunyai artikel, yang menandai pemecahan roti yang tertentu (perjamuan kudus) dan yang di ayat 46, tanpa artikel, bicara secara umum saja (makan bersama di rumah). Ada banyak contoh lain, jadi hal ini cukup penting dimengerti.
Berikut ada beberapa kombinasi tens, modus, suara yang dipakai di Perjanjian Baru.
Present Aktif Indikatif
Mis: Dia sedang menulis surat.
Present Medium Indikatif
Mis: Dia yang menulis surat itu.
Present Aktif Partisip
Mis: Dia sedang menulis…
Present Pasif Indikatif
Mis: Surat itu sedang ditulis.
Present Aktif Subjunktif
Mis: Dia memberi kertas supaya kamu boleh menulis surat. (Menyangkut harapan)
Aoris Aktif Indikatif
Mis: Tadi dia menulis surat
Perfek Aktif Indikatif
Mis: Dia sudah menulis surat itu. (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Imperfek Aktif Indikatif
Mis: Kemarin, ketika dia sedang menulis surat…
Aoris Pasif Indikatif
Mis: Itu sudah ditulis
Perfek Pasif Indikatif
Mis: Ada tertulis… (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Present Aktif Imperatif
Mis: Tolong tuliskan terus surat-surat itu. (kebiasaan yang diharapkan)
Aoris Aktif Imperatif
Mis: Tulis surat itu! (Kegiatannya penting, atau urgen)
Footnote
1 1. Luther’s Works, Jil. 35, Word and Sacrament I (Philadelphia: Fortress, 1960), Hal. 395–397.
2 Grant Osborne, James, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton Illinois, 2008. Hal. 2387.
3 Aoris Imperatif.
4 Lihat contoh di Yak 2:1-7.
5 Contoh di 4:4, yang diterjemahkan “hai orang-orang yang tidak setia” oleh TB, secara literal berbunyi “Pezina!”
6 Loh, I.-J., & Hatton, H. A handbook on the Letter from James. New York: United Bible Societies. 1997. Hal 79.
7 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000, Jil 4, Hal. 406.
8 Friberg, Friberg, dan Miller. Jil 4, Hal. 188.
9 Aoris Medium Imperatif
10 A. T. Robertson. Word Pictures of the New Testament, Broadman Press, Nashville, 1930. Lihat penelitian di 1:2.
11 Kurt A. Richardson, Jr. New American Standard Commentary Jil 36, James, Broadman Press Nashville, Tennessee. 1997. Hal. 58.
12 Friberg, Friberg, dan Miller. Jil 4, Hal. 309.
13 Present Aktif Partisip.
14 Present Medium Indikatif.
15 Friberg, Friberg, dan Miller. Jil 4, Hal. 392.
16 Present Aktif Imperatif.
17 Present Aktif Subjunktif.
18 Loh dan Hatton, Hal. 14.
19 Present Pasif Indikatif.
20 Loh dan Hatton, Hal. 15.
21 Friberg, Friberg, dan Miller. Jil 4, Hal. 352.
22 Present Aktif Imperatif.
23 Present Aktif Partisip.
24 Ibid, Hal. 282.
25 Present Aktif Partisip.
26 Future Pasif Indikatif.
27 Present Aktif Imperative.
28 Present Medium Partisip.
29 Perfek Aktif Indikatif.
30 Moo, D. J. The letter of James. Grand Rapids, MI; Leicester, England: Eerdmans; Apollos. 2000. (Pillar) Hal. 62.
31 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 279.
32 Present Medium Imperatif.
33 Osborne, Hal. 2391.
34 Richardson, Hal. 68-69.
35 Robertson, penjelasan di 1:6.
36 Loh dan Hatton, Hal. 19-20.
37 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 374.
38 Present Medium Imperatif.
39 Richardson, Hal. 73.
40 Future Medium Indikatif.
41 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 323.
42 Ibid. Hal. 253.
43 Ibid. Hal. 252.
44 Present Aktif Indikatif.
45 Ibid, Hal. 119.
46 Ibid, Hal. 356.
47 John MacArthur, The MacArthur Study Bible, Word, Nashville, 1997. Hal. 1927.
48 Present Aktif Partisip.
49 Present Aktif Imperatif.
50 Present Aktif Indikatif.
51 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 164.
52 Tasker, R. V. G. James, Tyndale New Testament Commentaries, IVP, Leicester. 1983. Hal. 46.
53 Present Pasif Indikatif.
54 Robertson. Lihat penelitian di 1:14.
55 Richardson, Hal. 83.
56 Present Pasif Imperatif.
57 MacArthur, Hal. 1927.
58 Present Aktif Indikatif
59 Present Aktif Partisip.
60 Loh dan Hatton. Hal. 36.
61 Osborne, Hal. 2392.
62 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 93.
63 Aoris Pasif Partisip.
64 Ibid, Hal. 68.
65 Kasus Datif sering menyangkut obyek tidak langsung dan penggunaan di ayat 18 disebut sebagai instrumental, yaitu menyangkut sarana. Wenham, J. W. The Elements of New Testament Greek, Cambridge University Press, Cambridge. 1965. Hal. 46.
66 Lihat Moo, di tafsiran Pillar, Davids, di tafsiran NIGT dan Richardson di tafsiran NAC. Ketiga tafsiran ini sangat berbobot.
67 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 277.
68 Perfek Aktif Imperatif.
69 Present Aktif Imperatif.
70 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 171.
71 Present Medium Indikatif.
72 Moo (Pillar), Hal. 83-84.
73 Aoris Medium Partisip. Attendant Circumstance Participle.
74 Suara Medium.
75 Aoris Medium Imperatif.
76 THEOLOGICAL DICTIONARY OF THE NEW TESTAMENTedited by Gerhard Kittel and Gerhard Friedrich translated by Geoffrey W. Bromiley.William B. Eerdmans Publishing Company Grand Rapids. Lihat kata prautes
77 Present Pasif Partisip.
78 Present Medium Imperatif.
79 Present Medium Partisip.
80 Present Aktif Indikatif.
81 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 220.
82 Aoris Aktif Indikatif.
83 Davids, P. H. The Epistle of James: a commentary on the Greek text, Grand Rapids, MI: Eerdmans. 1982. Hal. 98.
84 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 283.
85 Imperfek Aktif Indikatif.
86 Aoris Medium Partisip.
87 Friberg, Friberg dan Miller. Hal. 199.
88 Present Aktif Partisip.
89 Present Aktif Partisip.
90 Ibid. Hal. 254.
91 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 166.
92 Present Aktif Infinitif.
93 Present Aktif Imperatif.
94 Moo, D. J. James: An Introduction and Commentary. (Tyndale) Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1985. Jil. 16, Hal. 91.
95 A. T. Robertson. Lihat penjelasan di 2:2.
96 Present Aktif Indikatif.
97 Richardson, Hal. 109.
98 Aoris Aktif Subjunktif.
99 Moo (Pillar), Hal. 103.
100 Loh dan Hatton, Hal. 61.
101 Ibid, Hal. 61-62.
102 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 343.
103 Ibid, Hal. 162.
104 Loh dan Hatton, Hal. 63.
105 Berdiribersifat Aoris Aktif Imperatif. Tegas!
106 Moo (Pillar), Hal. 103.
107 Davids, Hal. 110.
108 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 110.
109 Aoris Aktif Imperatif.
110 Aoris Medium Indikatif.
111 Aoris Medium Indikatif.
112 Present Aktif Partisip.
113 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 217.
114 Present Aktif Indikatif.
115 Present Aktif Indikatif.
116 Present Aktif Indikatif.
117 Loh dan Hatton. Hal. 71
118 Aoris Pasif Partisip.
119 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 377.
120 Present Aktif Indikatif.
121 Richardson, Hal. 119-120.
122 Present Aktif Indikatif.
123 Present Aktif Indikatif.
124 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 171.
125 Present Medium Indikatif.
126 Ibid, Hal. 142.
127 Present Pasif Partisip.
128 Aoris Aktif Subjunktif.
129 Ibid, Hal. 379.
130 Ibid, Hal. 338.
131 Perfek Aktif Indikatif.
132 Lihat penjelasan di Apendiks
133 Perfek Aktif Indikatif.
134 Present Aktif Imperatif.
135 Present Aktif Partisip.
136 Ditolak (TB), sebenarnya berarti diskualifikasidan menyangkut pelayanan, jadi dia tidak takut masuk neraka, melainkan takut didapati tidak melayani sesuai persyaratan, sehingga dia kehilangan upah.
137 Richardson, Hal. 125.
138 Aoris Aktif Partisip.
139 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 218.
140 Present Medium Indikatif.
141 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 289.
142 Present Aktif Subjunktif.
143 Present Aktif Subjunktif.
144 A. T. Robertson. Lihat penjelasan di 2:14.
145 Present Aktif Subjunktif.
146 Present Medium Imperatif.
147 Present Aktif Subjunktif.
148 Present Aktif Indikatif.
149 Future Aktif Indikatif.
150 Present Aktif Indikatif.
151 Aoris Aktif Imperatif.
152 Future Aktif Indikatif.
153 Moo (Pillar), Hal. 130.
154 Present Aktif Indikatif.
155 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 228.
156 Present Aktif Indikatif.
157 Osborne, Hal. 2394.
158 Present Aktif Indikatif.
159 Imperfek Aktif Indikatif.
160 Ibid, Hal. 2394-2395.
161 Present Aktif Indikatif.
162 Richardson, Hal. 143.
163 Present Medium Imperatif.
164 Robertson. Lihat penjelasan di 3:1.
165 Davids, Hal. 136.
166 Perfek Aktif Partisip.
167 Future Medium Indikatif.
168 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 255-256.
169 Present Aktif Indikatif.
170 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 260.
171 Tasker, Hal. 74-75.
172 Richardson, Hal. 153.
173 Present Aktif Partisip.
174 Present Aktif Partisip.
175 Ibid, Hal 153.
176 Present Pasif Partisip.
177 Moo (Pillar), Hal. 160.
178 Present Aktif Indikatif.
179 Robertson. Penjelasan di 3:11.
180 Robertson, Lihat 3:13.
181 Terjemahan-terjemahan tidak menggunakan istilah yang persis sama, tetapi di LXX memang kata-kata ini yang dipakai.
182 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 353.
183 Ibid, Hal. 167.
184 Aoris Aktif Imperatif.
185 Ibid, Hal. 105.
186 Loh dan Hatton, Hal. 121.
187 Moo, Hal. 170.
188 Present Aktif Indikatif.
189 Davids, Hal. 151.
190 Present Medium Imperatif.
191 Friberg, Friberg dan Miller. Hal. 218.
192 Ibid, Hal. 414.
193 Ibid, Hal. 40.
194 Loh dan Hatton, Hal. 126.
195 Friberg, Friberg dan Miller. Hal. 33.
196 Kittel, Hal. 243.
197 Friberg, Friberg dan Miller. Hal. 180.
198 Ibid, Hal. 215-216.
199 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 321.
200 MacArthur, Hal. 1932.
201 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 189.
202 Present Medium Partisip.
203 Ibid, Hal. 257.
204 Present Aktif Indikatif.
205 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 185.
206 Present Aktif Indikatif.
207 Richardson, Hal. 178.
208 Perfek Aktif Indikatif.
209 Moo (Pillar), Hal. 187.
210 Present Aktif Indikatif.
211 Present Pasif Indikatif.
212 Present Aktif Indikatif.
213 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 166.
214 Moo (Pillar), Hal. 190.
215 Present Aktif Indikatif.
216 Present Medium Indikatif.
217 Kata eleeo yang biasanya diterjemahkan rahmat/belas kasihan. Kharis menyangkut pemberian/anugerah/kasih karunia.
218 Lihat penjelasan di Apendiks
219 Aoris Pasif Imperatif.
220 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 56.
221 Aoris Aktif Imperatif.
222 Ibid, Hal. 398.
223 Future Medium Indikatif.
224 Aoris Aktif Imperatif.
225 Moo, Hal. 193.
226 Tasker, Hal. 93-94
227 Future Aktif Indikatif.
228 Richardson, Hal. 186.
229 Aoris Aktif Imperatif.
230 Aoris Pasif Imperatif.
231 Aoris Pasif Imperatif.
232 Future Aktif Indikatif.
233 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 219.
234 Ibid, Hal. 273.
235 Present Pasif Partisip.
236 Tasker, Hal. 101.
237 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 33-34.
238 Present Aktif Partisip.
239 Lihat penjelasan di Apendiks
240 Present Medium Indikatif.
241 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 42.
242 Present Aktif Indikatif.
243 Perfek Aktif Partisip.
244 Present Aktif Partisip.
245 Aoris Aktif Indikatif.
246 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 280.
247 Present Aktif Partisip.
248 Present Medium Partisip.
249 Loh dan Hatton, Hal. 166-167.
250 Lihat penjelasan di Apendiks
251 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 205.
252 Spiros Zodhiates, Th.D. The CompleteWord StudyDictionaryNew Testament, AMG, 1993. Lihat kata Idou.
253 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 71.
254 Lihat penjelasan di Apendiks
255 Perfek Aktif Indikatif.
256 Richardson, Hal. 211.
257 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 353.
258 Richardson, Hal. 212-213.
259 Robertson. Penjelasan di 5:6.
260 Present Medium Indikatif.
261 Aoris Aktif Imperatif.
262 Richardson, Hal. 218.
263 Present Medium Indikatif.
264 Present Aktif Partisip.
265 Robertson. Lihat penjelasan di 5:7.
266 Aoris Aktif Imperatif.
267 Perfek Aktif Indikatif.
268 Present Aktif Imperatif.
269 Perfek Aktif Indikatif.
270 Aoris Aktif Imperatif.
271 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 213.
272 Ibid, Hal. 252.
273 Ibid, Hal. 322.
274 Aliran pembahasan terdapat di: Anthony Bird, Practice Makes Perfect, Publishing with a mission, 2009. Hal 200.
275 Bird, Hal 202. Lihat juga Robertson, penjelasan di 5:12.
276 Present Aktif Imperatif.
277 Present Aktif Imperatif.
278 Present Aktif Indikatif.
279 Present Medium Imperatif.
280 Present Aktif Imperatif.
281 Osbourne, Hal. 2399.
282 Aoris Medium Imperatif.
283 Aoris Medium Imperatif.
284 Aoris Aktif Partisip.
285 Future Aktif Indikatif.
286 Future Aktif Indikatif.
287 Present Aktif Subjunktif.
288 Perfek Aktif Partisip.
289 Future Pasif Indikatif.
290 Present Medium Imperatif.
291 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 182.
292 Present Medium Imperatif.
293 Ibid, Hal. 201.
294 Aoris Pasif Subjunktif.
295 Present Medium Partisip.
296 Aoris Pasif Subjunktif.
297 Present Aktif Imperatif.
298 MacArthur, Hal. 1935.
299 Lihat penjelasan di Apendiks
300 Richardson, Hal. 198.
301 Barclay M. Newman Jr. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012. Hal. Ix-x.