Nadab

Dalam versi-versi Alkitab:

Gambar

Nadab: selebihnya..

Ibrani

Strongs #05070: bdn Nadab

5070 Nadab naw-dawb'

NADAB --> ABIHU. Lih. Kata/Topik 19633

Nadab

1. Anak sulung Harun (Kel 6:22). Dibunuh bersama dengan Abihu karena mempersembahkan api yang asing (Im 10:1-3; Bil 3:4).
2. Anak Yerobeam I; raja Israel (1Raj 15:25-32).

(nadav, 'bermurah hati', 'mulia, tinggi budi').

1. Putra sulung Harun (Bil 3:2). Hadir mencolok di Sinai (Kel 24:1) dan di kemudian hari menjadi imam (Kel 28:1). Dia melanggar hukum (Kel 30:9) dengan saudaranya, Abihu, mempersembahkan 'ukupan yg lain' kepada Allah, akibatnya mereka mati (Im 10:1-7; bnd Bil 26:61). 'Ukupan lain' mungkin bisa diartikan baik api, ataupun kemenyan yg dinyalakan di satu tempat, lain daripada mezbah (Im 16:12) atau kemenyan yg dipersembahkan pada waktu yg salah ('yg Dia tidak memerintahkannya'). Im 10:8, 9 mengacu pada kemungkinan bahwa kemabukan adalah suatu unsur dalam dosa Nadab.

2. Putra Samai, dari keluarga Yerahmeel, suku Yehuda (1 Taw 2:28).

3. Putra Gibeon, suku Benyamin (1 Taw 8:30).

4. Seorang raja Israel, pengganti ayahnya, Yerobeam I. Dia memerintah pada kr thn 915-914 sM, dia dibunuh dan diganti oleh Baesa sewaktu mengepung Gibeton (1 Raj 14:20; 15:25-28). THJ/AL/HAO

Nadab

Biodata:

• Nama: Nadab (Ibrani: נָדָב, artinya "murah hati" atau "sukarela")
• Ayah: Harun (Keluaran 6:23)
• Saudara: Abihu, Eleazar, Itamar (Keluaran 6:23)
• Paman: Musa (Keluaran 6:20)
• Status: Meninggal tanpa keturunan (Imamat 10:2)

Peristiwa Penting:

Nadab adalah anak sulung Harun dan keponakan Musa. Ia termasuk di antara orang-orang Israel yang keluar dari Mesir bersama Musa.

• Dipilih sebagai Imam: Nadab, bersama ayah dan saudara-saudaranya, dipilih dan ditahbiskan oleh Allah untuk melayani sebagai imam bagi bangsa Israel (Keluaran 28:1).
• Naik ke Gunung Sinai: Nadab termasuk di antara orang-orang terpilih yang naik ke Gunung Sinai bersama Musa untuk melihat kemuliaan Allah (Keluaran 24:1-2, 9-11).
• Dosa dan Kematian: Setelah Kemah Suci didirikan, Nadab dan Abihu mempersembahkan api asing di hadapan Tuhan, yang bukan diperintahkan kepada mereka. Akibatnya, api keluar dari hadapan Tuhan dan menghanguskan mereka, sehingga mereka mati di hadapan Tuhan (Imamat 10:1-2).

Ayat Alkitab Terkait:

• Keluaran 6:23: "Harun memperisteri Eliseba, anak perempuan Aminadab, saudara perempuan Nahason; dan perempuan itu melahirkan baginya Nadab, Abihu, Eleazar dan Itamar."
• Keluaran 24:1, 9-11: "Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Naiklah menghadap TUHAN, engkau dan Harun, Nadab dan Abihu serta tujuh puluh orang dari para tua-tua Israel dan sujudlah kamu menyembah dari jauh... Maka naiklah Musa dengan Harun, Nadab dan Abihu serta tujuh puluh orang dari para tua-tua Israel. Dan mereka melihat Allah Israel; kaki-Nya seperti lantai dari batu nilam dan seperti langit yang cemerlang karena kebersihannya. Tetapi kepada pemuka-pemuka orang Israel itu tidaklah diulurkan-Nya tangan-Nya; mereka memandang Allah, lalu makan dan minum."
• Imamat 10:1-2: "Tetapi anak-anak Harun, Nadab dan Abihu, masing-masing mengambil perbaraan yang berisi api, diletakkannya api dan kemenyan di atasnya, lalu mereka mempersembahkan api yang asing di hadapan TUHAN, yang tidak diperintahkan-Nya kepada mereka. Maka keluarlah api dari hadapan TUHAN dan menghanguskan mereka, sehingga matilah mereka di hadapan TUHAN."

Pelajaran dari Kehidupan Nadab:

Meskipun Nadab dipilih dan dipisahkan untuk melayani Tuhan, ia tetap tidak luput dari konsekuensi dosa. Kematiannya menjadi peringatan bagi kita bahwa:

• Ketaatan kepada Allah adalah hal yang terpenting. Allah menuntut ketaatan mutlak dari umat-Nya, dan Ia tidak akan mentolerir penyembahan yang tidak sesuai dengan perintah-Nya (Ulangan 12:32).
• Kekudusan adalah hal yang serius. Sebagai anak-anak Allah, kita dipanggil untuk hidup kudus dan memisahkan diri dari dosa (1 Petrus 1:15-16).
• Jangan menganggap remeh anugerah Allah. Nadab dan Abihu telah diberikan hak istimewa yang luar biasa untuk melayani sebagai imam, tetapi mereka menganggap remeh panggilan mereka dan tidak menghormati kekudusan Allah.

Meskipun kisah Nadab berakhir dengan tragis, kita dapat belajar dari kesalahannya dan berusaha untuk hidup dalam ketaatan, kekudusan, dan rasa syukur atas anugerah Allah.